“KAPASITAS PARU-PARU SEBELUM DAN SESUDAH BEROLAHRAGA” DI S U S U N OLEH: NAMA : NIM : 1006104020108 KELAS : REGULER 3 PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
“KAPASITAS PARU-PARU SEBELUM DAN SESUDAH
BEROLAHRAGA”
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA :
NIM : 1006104020108
KELAS : REGULER 3
PENJASKESREK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Kapasitas Paru-Paru Sebelum
dan Sesudah Berolahraga” dapat diselesaikan. Shalawat beriring salam semoga
dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang
istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat.
Penyusunan makalah ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas Matakuliah
Permainan Bulutangkis. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun sehingga kekurangan tersebut tidak terjadi lagi
dan dapat memperbaiki kualitas penulisan di masa yang akan datang.
Banda Aceh, 31 Mei 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. iDAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 11.1................................................................................................Latar Belakang
............................................................................................................ 11.2..............................................................................................Rumusan Masalah
............................................................................................................ 21.3............................................................................................Tujuan dan Manfaat
............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 42.1.............................................................................................Paru-Paru Manusia
............................................................................................................ 42.2...................................................................................Faal Paru-Paru dalam Olahraga
............................................................................................................ 42.3.............................................................................................Ventilasi Paru-Paru
............................................................................................................ 72.4..............................................................................................Volume Paru-Paru
............................................................................................................ 72.5.....................................................................................Kapasitas Paru-Paru Manusia
............................................................................................................ 82.6...........................................................Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru
............................................................................................................ 92.7...........................................................................Daya Tahan Jantung dan Pembuluh Darah
............................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP...................................................................................... 153.1...................................................................................................Kesimpulan
..........................................................................................................153.2........................................................................................................Saran
..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan
bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga sebagai ilmu amalan
(Applied Science) merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Definisi ilmu
kedokteran olahraga menurut A. Venerando (1975) adalah “Aplikasi ilmu
kedokteran pada olahraga dan aktivitas fisik umumnya, agar didapat keuntungan
segi preventif dan kemungkinan terapoetis dari berolahraga untuk
mempertahankan keadaan sehat dan menghindari setiap keadaan yang
berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan latihan fisik”.
Usaha memaksimalkan kerja paru menjadi penting demi mencegah
gangguan organ pernapasan ini serta menghindari kemungkinan komplikasi
penyakit. Untuk memasok kebutuhan oksigen bagi tubuh, idealnya kita menghirup
udara bersih. Selanjutnya udara bersih itu pun hanya akan bermanfaat maksimal
jika paru-paru berfungsi dengan baik. Di samping itu banyak faktor yang
membuat fungsi paru mengalami penurunan dan tidak bisa lagi bekerja secara
optimal. Paru-paru adalah salah satu organ vital yang bertugas memasok oksigen
(O2) ke setiap sel tubuh supaya terus hidup dan menjalankan fungsinya dengan
baik. Paru juga bertanggung jawab dalam pengeluaran zat karbondioksida (CO2)
dari dalam tubuh. Seandainya fungsi paru mengalami penurunan atau gangguan,
bisa dibayangkan, seluruh sistem kerja tubuh pun akan terpengaruh.
"Jika fungsi paru-paru baik, otomatis pasokan oksigen ke dalam darah
yang mengalir ke seluruh tubuh juga berjalan baik. Oksigen sendiri merupakan
bahan bakar bagi terjadinya proses di dalam sel. Artinya, kalau selnya segar
karena pasokan oksigen tercukupi dan bagus akan membentuk sistem kerja tubuh
yang baik pula,’’ tutur Dr. Pradjnaparamita, Sp.P. FCCP&FCCM, dokter spesialis
paru dari Bagian Pulmonologi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta.
Fungsi paru dapat diukur dengan menggunakan spirometri. Cara
sederhana, yakni meniup balon, juga bisa dilakukan untuk mengetahui
1
kemampuan paru-paru kita. Bila anda masih mampu untuk meniup balon hingga
mengembang dalam sekali tiup, berarti paru-paru anda masih baik.
Hal lain yang juga bisa dipakai sebagai indikasi adalah menguji apakah
kita cepat lelah dan tidak mampu melakukan aktivitas dalam kondisi sehat,
sementara hal yang sama bisa dilakukan orang lain seusia kita. "Misalnya kita
sama-sama lari dengan kecepatan sedang sepanjang 200 meter di lintasan datar,"
katanya. Apabila kita merasa lelah, berarti telah mengalami penurunan fungsi
paru.
Latihan dapat meningkatkan fungsi kerja pulmonary, terbukti dari
kenyataannya bahwa atlit memiliki volume paru-paru yang lebih banyak
dibanding bukan atlit pada saat beristirahat dan berolahraga (berlatih).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut diatas,bahwa kapasitas paru-paru sebelum dan
sesudah berolahraga maka permasalahan dalam penelitian ini dapat penulis
rumuskan:
Pengertian paru-paru pada manusia
Faal paru-paru pada manusia
Ventilasi paru-paru
Volume paru-paru
Kapasitas paru-paru
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru
Daya tahan jantung dan pembuluh darah
2
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
1.3.1 Tujuan Penulisan
Bertitik tolak dari permasalahan yang akan di bahas, maka tujuan
dari penulisan ini dapat dirinci sebagai berikut :
Menjelaskan tentang faal paru-paru manusia dan pengaruhnya
pada aktivitas olahraga.
Memberikan pengetahuan tentang kapasitas vital paru maupun
volume serta faktor-faktor yang berkaitan dengan hal tersebut.
1.3.2 Manfaat Penulisan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan untuk pembaca agar
menambah pengetahuan dan menjadi acuan atas bahasan Kapasitas Paru
Sebelum dan Sesudah Berolahraga.
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1 Paru-Paru Manusia
Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma
adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Pau-
paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan
memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-
paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Selaput paru-paru
terdiri dari dua lapis. Selaput paru-paru membungkus alveolus-alveolus. Jumlah
alveolus kurang lebih 300 juta buah. Luas permukaan seluruh alveolus
diperkirakan 100 kali dari luas permuklaan tubuh manusia.
Volume udara di dalam paru-paru orang dewasa lebih kurang 5 liter.
Kemampuan paru-paru menampung udara diebut dengan daya tampung paru-paru
atau kapasitas paru-paru. Volume udara yang dipernapaskan oleh tubuh
tergantung besar kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Pada
pernapasan biasa orang dewasa udara yang keluar dan masuk paru-paru sebanyak
0,5 liter. Udara sebanyak ini disebut udara pernapasan atau udara tidal.
Apabila kita menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan napas
sekuat-kuatnya, volume yang dan ke luar lebih kurang sebanyak 3,5-4 liter.
Volume udara ini disebut kapasitas vital paru-paru. Sebanyak 1-1,5 liter udara
tetap tinggal di paru-paru walaupun kita telah menghembuskan napas sekuat-
kuatnya. Volume udara ini disebut udara residu.
2.2 Faal Paru Dalam Olahraga
Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik.
Gangguan faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga. Sebaliknya,
latihan fisik yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru.
Faal paru masuk dalam pembahasan Fisiologi olahraga, sebagai salah satu
disiplin kedokteran berusaha untuk mempelajari efek latihan terhadap tubuh,
mempelajari bagaimana efisiensi tubuh manusia dapat diperbaiki dengan latihan,
mempelajari metoda yang paling sesuai untuk menilai 13 perbedaan parameter
4
fisik dan fisiologis dan mempelajari bermacam-macam tes yang cocok untuk
mengukur keadaan kesegaran jasmani. Berdasarkan tipe dan intensitas performa
latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada
panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi
sedikit perubahan pada kekuatan intramuskular.
2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan
intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi sedikit perubahan panjang
otot dan pergerakan sendi. Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya
menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen.
Daya tahan kardiorespirasi, yaitu kesanggupan jantung, paru dan
pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan
untuk mengambil oksigen dan mendistribusikan ke jaringan yang aktif untuk
metabolisme tubuh, dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis, antara lain:
2.2.1 Keturunan/genetik
Dari penelitian diketahui bahwa 93,4% VO2 max ditentukan oleh
faktor genetik. Hal ini dapat dirubah dengan melakukan latihan yang
optimal.
2.2.2 Usia
Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-anak dan
mencapai puncaknya pada usia 20 – 30 tahun dan mencapai puncaknya
pada usia 19 – 21 tahun. Sesudah usia ini daya tahan kardiorespirasi akan
menurun. Penurunan ini terjadi karena paru, jantung dan pembuluh darah
mulai menurun fungsinya. Kecuraman penurunan dapat dikurangi dengan
melakukan olahraga aerobik secara teratur.
2.2.3 Jenis kelamin
Sampai usia pubertas, daya tahan kardiorespirasi antara anak
perempuan dan laki-laki tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai
pada wanita lebih rendah 15 – 25% dari pria. Perbedaan ini antara lain
disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan
5
tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan kapasitas
paru.
2.2.4 Aktivitas fisik
Daya tahan kardiorespirasi ana menurun 17 – 27% bila seseorang
beristirahat di tempat tidur selama 3 minggu. Jenis latihan juga
mempengaruhi. Orang yang melakukan olahraga lari jarak jauh, daya
tahan kardorespirasinya meningkat lebih tinggi dibandingkan orang yang
berolahraga senam atau anggar.
Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi
otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada
saat istirahat. Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih
relative sama besar, tetapi orang yang berlatih bernapas lebih lambat dan
lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk kerja
otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah oksigen
sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya.
Pada orang yang dilatih selama beberapa bulan terjadi perbaikan
pengaturan pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar
asam laktat darah, yang seimbang dengan pengurangan penggunaan
oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik akan mempengaruhi organ
sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan kapasitas kerja
maksimum yang dicapai lebih besar. Faktor yang paling penting dalam
perbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah
kesanggupan untuk meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga
jumlah darah yang mengalir di paru lebih banyak, dan darah yang
berikatan dengan oksigen per unit waktu juga akan meningkat.
Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
oksigen. Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau usia tua
terutama disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding
dada. Hal ini menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nila forced
expiratory volume, serta meningkatkan volume residual paru.
6
2.3 Ventilasi Paru-paru
Ventilasi adalah perpindahan udara masuk dan keluar alveolar paru-paru.
Perubahan pada ventilasi diatur secara kimia dan stimulus neurogenik. Selama
berlatih atau berolahraga ventilasi paru-paru dapat mencapai 15 sampai 30 kali
dibanding saat istirahat. Selama berlatih ventilasi dijadikan alat pendeteksi untuk
peningkatan rata-rata metabolisme anaerobik pada atlet. Ventilasi terdiri dari fase
yaitu Inspirasi ( Inhalation ) dan Ekspirasi ( Exhalation ). Inspirasi merupakan
fase di mana udara masuk ke dalam paru-paru dan sebaliknya pada Ekspirasi
merupakan fase pada saat udara keluar dari paru-paru.
Adapun juga masalah yang membahas tentang Ventilasi Per Menit
(Minute Ventilation) adalah jumlah udara yang per menit,dengan cara
penghitungan volume tidal (liter) dikalikan dengan frekuensi respirasi (jumlah
nafas per menit). Dijelaskan juga pebedaan selama istirahat dan berolahraga
antara lain :
Ventilasi pada saat istirahat bervariasi antara setiap orangnya dengan
jumlah antara 4 sampai 15 liter. Variasi jumlah ini dipengaruhi oleh
ukuran tubuh antara laki-laki dan perempuan. Dan juga tipikal jumlah
antara volume tidal dan frekuensi respirasi bervariasi antara 400
sampai 600 ml untuk volume tidal dan 10 sampai 25 kali untuk
frekuensi respirasi.
Ventilasi berolahraga (berlatih) lebih membahas secara kompleks yaitu
pembahasan terhadap perhitungan konsumsi oksigen produksi
karbondioksida per menit dengan acuan dari kerja otot.
2.4 Volume paru-paru
Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
2.4.1. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi
pada setiap kali pernapasan normal. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata orang
dewasa.
2.4.2. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang
diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.
7
2.4.3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan
normal besarnya ± 1100ml.
2.4.4. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam
paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml.
2.5 Kapasitas paru-paru manusia
Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan
dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
2.5.1 Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan
inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat
dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan
paru sampai jumlah maksimum.
2.5.2 Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan
inspirasi + volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya
udara yang tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal.
2.5.3 Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume
tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan
jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih
dahulu mengisi paru secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya
sebanyak-banyaknya.
2.5.4 Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu.
Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan
sebesar mungkin dengan inspirasi paksa.
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25% lebih kecil
daripada
pria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang
yang bertubuh kecil dan astenis.
Serta tambahan pustaka mengenai kapasitas paru-paru bahwa volume
paru-paru manusia bisa mencapai 4.500 cc, disebut kapasitas total. Volume vital
untuk pernafasan sekitar 3.500 cc, sisanya 1.000 cc merupakan udara residu/sisa
8
yang selalu mengisi paru-paru. Dalam keadaan normal, udara yang dipergunakan
untuk pernafasan sekitar 500 cc, biasa juga disebut kapasitas tidal. Penghitungan
kapasitas pada saat respirasi dalam 1 menit dan di waktu beristirahat adalah antara
4 sampai 15 liter. Dan pada saat latihan dapat mencapai maksimal 150 liter.
Cara pengukuran volume dan kapasitas paru-paru. Volume udara diukur
dengan spirometer. Jarum penunjuk ditempatkan pada titik nol, bisa juga 1000
untuk memudahkan pembacaan, jika pada 1000, hasil pembacaan akan dikurangi
1000. Untuk mengukur volume tidal (VT) dilakukan inhalasi normal, kemudian
diinhalasikan kedalam spirometer dengan normal. Untuk mengukur Volume
ekspirasi cadangan (VEC) setelah ekshalasi normal, dilakukan ekshalasi lagi
secara total kedalam spirometer. Untuk mengukur kapasitas vital (KV) dilakukan
inhalasi total kemudian ekhalasi total kedalam spirometer, setiap prosedur
diulangi tiga kali. Volume inspirasi cadangan dihitung dengan persamaan :VIC =
KV – (VT+VEC).
2.6 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru
2.6.1 Usia
Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung sebanyak
± 5 liter. Waktu ekspirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal ± 3 liter udara.
Pada waktu bernafas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2600 cc (2,5
liter) jumlah pernafasan. Dalam keadaan normal:
Orang Dewasa : 16-18 kali per menit
Anak-anak : 24 kali per menit
Bayi kira-kira : 30 kali per menit
Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa pada orang dewasa jumlah
pernafasannya antara 16-18 kali per menit, pada anak-anak sekitar 24 kali per
menit sedangkan pada bayi kira-kira 30 kali per menit. Walaupun pada
pernapasan pada orang dewasa lebih sedikit daripada anak-anak dan bayi,
akan tetapi kapasitas vital paru orang dewasa lebih besar dibandingkan dengan
anak-anak dan bayi. Dalam keadaan tertentu keadaan tersebut akan berubah
9
misalnya akibat dari suatu penyakit, pernafasan bisa bertambah cepat dan
sebaliknya.
Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur.
Semakin tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi
penurunan fungsi paru.
2.6.2 Jenis Kelamin
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25
persen lebih kecil daripada pria. Menurut Jan Tambayong “ Kapasitas vital
pria 4.8 liter dan wanita 3,1 liter , yang artinya bahwa pria memiliki kapasitas
vital paru lebih besar daripada wanita.
2.6.3 Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok dapat menimbulkan gangguan paru berupa bronchitis
dan emfisema. Pada kedua keadaan ini terjadi penurunan fungsi paru
dibandingkan dengan yang tidak menderita penyakit tersebut. Selain itu
pecandu rokok sering menderita penyakit batuk kronis, kepala pusing, perut
mual, sukar tidur dan lain-lain. Kalau gejala-gejala diatas tidak segera diatasi
maka gejala yang lebih buruk lagi akan terjadi, seperti semakin sulit untuk
bernapas, kecepatan pernapasan bertambah, kapasitas vital berkurang, dan
lain-lain.
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa
membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak. Pada saluran
pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru terjadi
peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan
anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan klinisnya. Hal ini
menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruktif paru menahun.
Menurut Joko Suyono Inhalasi asap tembakau baik primer maupun
sekunder dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan pada orang dewasa.
Asap rokok mengiritasi paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok
10
lebih merendahkan kapasitas vital peru dibandingkan beberapa bahaya
kesehatan akibat kerja.
2.6.4 Kebiasaan Olahraga
Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik, gangguan
faal paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga, sebaliknya latihan fisik
yang teratur atau olahraga dapat meningkatkan faal paru. Seseorang yang aktif
dalam latihan fisik akan mempunyai kapasitas erobik yang lebih besar dan
kebugaran yang lebih tinggi.
Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang
melakukan olahraga. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-
paru sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru
dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kapasitas vital pada seorang
atlet lebih besar daripada orang yang tidak pernah berolahraga.
2.6.5 Status Gizi
Status Gizi seseorang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru. Orang
kurus panjang biasanya kapasitasnya lebih dari orang gemuk pendek. Masalah
kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-
penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena
itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan.
Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal atau normal.
Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai
under weight atau kekurusan, dan berat badan yang berada di atas batas
maksimum dinyatakan sebagai over weight atau kegemukan. Orang-orang
yang berada di bawah ukuran berat normal mempunyai resiko terhadap
penyakit infeksi, sementara yang berada di atas ukuran normal mempunyai
resiko tinggi terhadap penyakit degeneratif.
2.6.6 Riwayat Penyakit Paru
11
Kapasitas vital paru akan berkurang pada penyakit paru-paru, pada
penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan kelemahan otot
paru-paru. Penyakit yang dapat mempengaruhi kapasitas paru, meliputi:
Emfisema paru kronik
Merupakan kelainan paru dengan patofisiologi berupa infeksi
kronik, kelebihan mucus, dan edema pada epitel bronchiolis yang
mengakibatkan terjadinya obstriktif dan destruktif paru yang kompleks
sebagi akibat mengkonsumsi rokok.
Pneumonia
Pneumonia ini mengakibatkan dua kelainan utama paru yaitu
penurunan luas permukaan membran pernafasan dan menurunnya
resiko ventilasi perfusi. Kedua efek ini mengakibatkan menurunnya
kapasitas paru.
Atelektasi
Atelektasi berarti alveoli paru mengempis atau kolaps. Akibatnya
terjadi penyumbatan pada alveoli sehingga tahanan aliran darah
meningkat dan terjadi penekanan dan pelipatan pembuluh darah
sehingga volume paru berkurang.
Asma
Pada penderita asma akan terjadi penurunan kecepatan ekspirasi
dan volume inspirasi.
Tuberkulosis
Pada penderita tuberculosis stadium lanjut, banyak timbul daerah
fibrosis di seluruh paru dan mengurangi jumlah paru fungsional,
sehingga mengurangi kapasitas paru.
2.6.7 Pemakaian APD (Pernafasan)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga
kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi
bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidaklah secara sempurna dapat
melindungi tubuh tenaga kerja, tetapi akan dapat mengurangi tingkat
keparahan yang mungkin terjadi.
12
Pelindung pernafasan adalah alat yang penting, mengingat 90% kasus
keracunan sebagai akibat masuknya bahan-bahan kimia beracun atau korosi
lewat saluran pernafasan. Alat pelindung pernafasan memberikan
perlindungan terhadap sumber bahaya di udara tempat kerja seperti:
pencemaran udara oleh gas (uap), pencemaran oleh partikel (debu, asap,
fumes), kekurangan O2.
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,
peralatan dan lingkungan kerja sangat perlu diutamakan. Namun kadang-
kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya,
sehingga digunakan alat-alat pelindung diri. Alat-alat demikian harus
memenuhi persyaratan:
Nyaman dipakai
Tidak mengganggu kerja
Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya
Alat pelindung pernafasan dapat berupa masker untuk melindungi debu
atau partikel-pertikel yang lebih besar yang masuk ke dalam pernafasan, dapat
terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.
2.7 Daya Tahan Jantung dan Pembuluh Darah
Pada waktu aktivitas fisik diperlukan tambahan oksigen dan nutrisi yang
adekuat. Agar tambahan oksigen dan nutrisi dapat terpenuhi diperlukan aliran
darah yang cukup. Sebagai reaksi terhadap gerakan dan kerja terjadi perubahan
pengambilan oksigen oleh tubuh yang melibatkan penambahan fungsi paru-paru
dan curah jantung serta peningkatan jumlah oksigen yang diambil oleh jaringan.
Kemampuan kerja yang terkuat dibatasi oleh jumlah maksimal O2 yang dapat
dihantarkan dari paru-paru ke otot.
Jumlah pengambilan O2 yang maksimal ini disebut VO2 max atau
kapasitas aerobik yang digunakan sebagai parameter untuk menentukan
kebugaran jasmani. VO2 max erat hubungannya dengan sistem transportasi
oksigen.
13
Kenaikan VO2 max disebabkan oleh kenaikan isi sekuncup serta
bertambahnya densitas kapiler otot rangka yang cenderung meningkatkan
ekstraksi oksigen dari darah oleh otot rangka. Dari penelitian Budhy Adriskanda,
Faisal Yunus dan Budiman Setiawan tahun 1997, diketahui bahwa nilai VO2 max
pada pria Indonesia dengan menggunakan alat ergonometer sepeda dengan teknik
pengukuran Astrand sebesar 39,4 ml/KgBB/menint, sedangkan pada pria
Indonesia yang terlatih sebesar 50,8 ml/KgBB/menit. VO2 max tertinggi dijumpai
pada atlet-atlet yang berkompetisi dan berlatih dengan latihan-latihan endurance.
BAB III
PENUTUP
14
3.1 KESIMPULAN
Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan
bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga sebagai ilmu amalan
(Applied Science) merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Berdasarkan
tipe dan intensitas performa latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar,
yaitu:
1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada
panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi
sedikit perubahan
pada kekuatan intramuskular.
2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan
intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi sedikit perubahan panjang
otot dan pergerakan sendi. Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya
menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen.
Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma
adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Pau-
paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru kanan
memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.
Volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi
pada setiap kali pernapasan normal. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata
orang dewasa.
Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang
diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.
Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada
keadaan normal besarnya ± 1100ml.
Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam
paru-paru setelah ekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml.
15
Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan
dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan
inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup
seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai
jumlah maksimum.
Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi +
volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang tersisa
dalam paru pada akhir eskpirasi normal.
Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal
+ volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah udara
maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru
secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.
Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu.
Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar
mungkin dengan inspirasi paksa.
3.2 SARAN
Dengan pengetahuan tentang kapsitas paru-paru pada manusia dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan hal tersebut, maka ada baiknya untuk menjaga
maupun memperbaiki kebiasaan pada kehidupan agar menjadi lebih baik. Salah
satu contohnya yaitu telah diuaraikan di atas bahwa olahraga sangat
mempengaruhi kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
16
Anjani, Atmi P.M. 2003. Hubungan Kadar Debu Pupuk, Masa Kerja, dan
Pemakaian APD (masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru.
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1126. 10 Mei
2009.
Fox, L. Edward. Bowers, Richard W. Foss, Merle L. 1988. The Phisiologycal
Basis of Physical Education and Athletics. Fourth Edition. New York :
W.B Saunders Company.
GloriaNet. 2008. Paru-Paru Sehat Napas pun Lega.
http://www.glorianet.org/arsip/b4401.html. 10 Mei 2009
Lamb, David R. 1984. Phisiology of Exercise ( Responses & Adaptations).
Second Edition. New York : Macmillan Publishing Company.
Madina, Deasy S. 2007. Nilai Kapasitas Paru dan Hubungannya Dengan
Karakteristik Fisik Pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga. (online).
(http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/
NILAI%20 KAPASITAS%20VITAL%20PARU.PDF. Diakses tanggal 10
Mei 2009).
Reza, S. 2008. Berapa Kapasitas Paru Kita?.(online).
(http://id.answers.yahoo.com/ question/index?
qid=20071121062954AAzCYR1. Diakses tanggal 10 Mei 2009).
Saputra, Adrian. 2008. Alat Pernapasan Manusia. (online).
(http://andriansaputra.multiply.com/ journal/ item/20. Diakses tanggal 10
Mei 2009).
Suharto. 1978. Peningkatan Kondisi Fisik. Cermin Dunia Kedokteran No 12. 5-7.
Trisnawati, Hanida. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kapasitas
Vital Paru Tukang Ojek di Alun-Alun Ungaran Kabupaten Semarang
Bulan Maret 2007. (online). (http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/ skripsi/
index/assoc/ HASHb7c9.dir/ doc.pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2009).
Widodo. 2008. Kemarahan Perburuk Kondisi Paru-Paru. (online).
(http://www.tribunbatam.co.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=16697&Itemid=1041. Diakses
tanggal 10 Mei 2009).
17
Widodo, Wahyu Eko. 2009. Volume dan Kapasitas Respirasi. (online).
(http://farmasi07itb.wordpress.com/ 2009/04/24/ sistem-respirasi/. Diakses
tanggal 10 Mei 2009).
18