Top Banner
i; , KAPASITAS ANTIOKSIDAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN NILAI TOTAL PENOL EKSTRAK SAYURAN INDIGENOUS DINY AGUSTINI SANDRASARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
99

Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Mar 02, 2019

Download

Documents

phamdan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

i; , KAPASITAS ANTIOKSIDAN DAN HUBUNGANNYA

DENGAN NILAI TOTAL PENOL EKSTRAK SAYURAN INDIGENOUS

DINY AGUSTINI SANDRASARI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2008

Page 2: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kapasitas Antioksidan dan

Hubungannya dengan Nilai Total Fenol Ekstrak Sayuran Indigenous adalah karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau d i i t i p dari

karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebut

dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, September 2008

Diny Agustini Sandrasari F 251 040021

Page 3: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

This present study was carried out to evaluate antioxidant capacity and its relationship with total phenolic content of indigenous vegetables extracts.

The antioxidant capacity of indigenous vegetables extract was evaluated by four different methods @PPH and ABTS, radical scavenging activity; reducing power and TBA, inhibition of peroxide formation). Total phenolic conteilts were determined using spectrophotometric technique, based on the Folin-Ciocalteau reagent and calculated as gallic acid equivalents, GAEIg dw. Total phenolic cohtent ranged frbm 42.24 - 141.10 pg GAEImg extract.

Alinier positive relationship existed between total phenolic content and DPPH and ABTS scavenging activity (r = 0.9431 and r = 0.9702 respectively), between total phenolic content and reducing power (r = 0.8659), beween reducing power and DPPH and ABTS (r = 0.8992 and 0.9033 respectively), also between total phenolic content and inhibition of peroxide formation (r = 0.8395).

Key word : Total phenolic, antioxidant capacity, indigenous vegetables extract

Page 4: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

DINY AGUSTINI SANDRASARI. Kapasitas Antioksidan dan Hubungannya dengan Nilai Total Fenol Ekstrak Sayuran Indigenous. Dibimbing oleh HANNY WIJAYA dan NURI A N D A R W A N .

Hasil pengujian epidemiologi menunjukkan bahwa mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang banyak mengandung senyawa fenol dapat menurunkan resiko terkena penyakit jantung dan kanker. Hal ini dikarenakan, senyawa fenolik yang banyak terdapat dalam tumbuhan dapat berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikd bebas dalam oksidasi lipid. Salah satu jenis sayuran yang dapat berfmgsi sebagai antioksidan adalah sayuran indigenous. Sayuran indigenous merupakan sayuran yang banyak mengandung senyawa fenolik berupa flavonoid. Batari (2007) menunjukkan bahwa sayuran indigenous meilgandung senyawa flavonoid yang berupa flavonol dan flavone.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas antioksidan ekstrak sayuran indigenous dan rnelakukan analisis data mengenai hubungan antam nilai total fen01 ekstrak antioksidan sayuran indigenous dengan kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger, kemampuan mereduksi dan pengharnbat oksidasi lipid lanjut. Sayuran indigenous yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kenikir, beluntas, mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kedondong cina, bunga kecombrang dan krokot. Pembuatan ekstrak antioksidan dari sayuran ini dilakukan dengan menggunakan pelarut metanol. Data hasil penelitian yang menyatakan hubungan antara nilai total fenol dan kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger, dan kemampuan mereduksi serta hubungan antara kemampuan mereduksi dan kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger d i t u n g menggunakan persamaan regresi linier dan dinyatakan sebagai koefisien korelasi. Persen penghambatan oksidasi lipid lanjut didapat dari rata-rata nilai malonaldehid (MDA) yang terbentuk dibagi dengan rata-rata MDA tiap perlakuan yang terbentuk dikalikan 100%.

Hai l analisis mengenai hubungan nilai total fen01 dengan kapasitas antioksidan menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai total fenol berpengamh terhadap aktivitas antioksidan sayuran indigenous. Semakin tinggi nilai total fenol ekstrak sayuran indigenous diketahui semakin mampu menghambat perkembangan radikal bebas maupun oksidasi lipid lanjut.

Page 5: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2008. Hak Cipta dilindungr Undang-Undang.

I . Dilarang mengut@ sebagian atau seluruh k q a tulis ini tanpa mencantzcmkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan katya ilmiah, penyusunan laporan, pemrlisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Peizgutipan tidak inerugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dun memperbanyak sebagian atau seluruh kava tulis

dalam bentuk apapun fanpa izin IPB.

Page 6: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

KAPASITAS ANTIOKSIDAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN NILAI TOTAL FENOL EKSTRAK

SAYURAN INDIGENOUS

DINY AGUSTINI SANDRASARI

Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Ilmu Pangan

SEICOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2008

Page 7: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Judul Tesis : Kapasitas Antioksidan dan Hubungannya dengan Nilai Total Fen01 Ekstrak Sayuran Indigenous.

Nama : Diny Agustini Sandrasari

NRP : F 251040021

Disetujui

Komisi Pembimbing

Ketua

Diketahui

d /

Dr. Ir. N ~ a n u u l a n . MS /mz3Jta

Ketua Program Studi Ilmu Pangan

&W Dr. Ir. Ratih Dewanti-Hariyadi, MSC

Tanggal Ujian : 22 September 2008 Tanggal Lulus : 1 9 JAK 2009

Page 8: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

PRAKATA

Bismillahirrohmanirrohim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis yang bejudul Kapasitas Antioksidan dan Hubungamya dengan Nilai Total Fenol Ekstrak Sayuran Indigenuus, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Sains pada Program Studi Ilmu Pangan, Sekolah Pascasacja, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah memberi dorongan baik dorongan moril maupun materiil. Ucapan khusus penulis sampaikan kepada Prof Dr. Ir. Hamy Wijaya, M.Ag selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Ir. Nuri Andanvulan, MS selaku anggota komisi pembimbing yang disela-sela kesibukannya masih dapat meluangkan waktu untuk memberi bimbingari arahan dan dorongan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf di Laboratoriuin Kimia SEAFAST dan Laboratorium Kimia Pusat Studi Biofarmaka (F'ak Raffi, mbak Nunu, dan mbak Ina) atas segala bantuannya selama penulis melakukan penelitian ini. Kepada suami tercinta Iman Prihana, SE dan anak-anak (Traditia Rizky Janatiar dan Helmibhimo Rahmandia Fauzan) tercinta atas dukungan cinta kasih, semangat, materiil dan segala perhatiannya. Orang tua (Mamah, Bapak, dan kedua Mertuaku) atas dorongan moril dan materiil serta semangat kepada penulis. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf di Fakultas Teknologi Industri PertaNan UNversitas Sahid Jakarta yang telah membantu dan mendorong penulis hingga selesainya tesis ini

Page 9: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

RIWAYAT HIDUP

Penulis didahirkan di Jakarta pada tanggal 3 Agustus 1970. Penulis adalah anak ke tiga dari empat bersaudara pasangan Eddy Sukirman dan Murniati.

Pada tahun 1983 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri 03 Pagi Cibubur. Tahun 1986 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 49 Jakarta dan lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 39 Jakarta pada tahun 1989. Pada Tahun 1989, penulis diterima di Akademi Kimia Analis (AKA) Bogor dan lulus pada tahun 1992. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Program Studi Teknologi Pangan Universitas Sahid Jakarta dan lulus pada tahun 1996. Dengan berbekal ilmu dari AKA-Bogor, pada tahun 1993 penulis diterima bekerja sebagai laboran di Laboratorium Kimia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan Lingiwngan, Departemen Kesehatan hingga awal tahun 1997.

Penulis memulai karir sebagai asisten dosen di Fakultas Teknik Universitas Sahid Jakarta pada awal tahun 1997 hingga tahun 2000. Kemudian pada tahu11 2000 penulis diangkat sebagai dosen tetap di Fakultas Teknologi Industri Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Univesitas Sahid Jakarta hingga sekarang.

Page 10: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR ISI.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. I

. . . DAFTAR TABEL.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 111

DAFTAR GAMBAR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. iv

DAFTAR LAMPIRAN.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... v

PENDAHULUAN

Latar Belakang. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 Tujuan Penelltlan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . .. .. 3 . . Hipotesis Penelltian.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 3

TINJAUAN PUSTAKA . . . . Oksidasi Llpid.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 5 kntioksidan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 Sayuran Indigenous.. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . 19 Senyawa Fenolik.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

METODOLOGI Telnpat dan Waktu.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24 Bahan dan Alat.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 24 Metode Peneht~an.. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 25 Pengainatan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 29 Analisis Data.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 35

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia Ekstrak Antioksidan Sayuran Indigenous 39

Ekstraksi Komponen Antioksidan.. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 39 Rendemen dan Bahan Kering Ekstrak.. . ... . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 40

Analisis Data Hubu~lgan Nilai Total Fenol Ekstrak Antioksidan dengan . . Kapasitas Antloksidan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . ... 42

Analisis Total Fenol dan Kapasitas Antioksidan Sayurail Indigenous 42 Hubungan Nilai Total Fenol dengan Kapasitas Antioksidan Sebagai Radikal Scavenger.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 48 Hubungan Nilai Total Fenol dengan Kemampuan Mereduksi.. . . . . ... 52 Hubungan Nilai Total Fenol dengan Kapasitas Antioksidan Sebagai Penghambat Oksidasi Lipid Lanjut.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 53 Ilubungan Kemampuan Mereduksi dengan Kapasitas Antioksidan Sebagai Radikal Scaveizger.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 55 Hubungan Ke~nampuan Mereduksi dengan Nilai Total Flavonol dan Nilai Total Flavone.. . ... . . . . . . ... ...... .. . .. .. . ... . . . . ... .. .. . . .. . ... . .. ..... 5 8

Page 11: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

SIMPULAN DAN SARAN Simpillan ......................................................................... 60 Saran .............................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan flavon pada sayuran Indigenous ................... .... ....................................................................... 20

Tabel 2 Bentuk substitusi dari flavonoid yang mempunyai aktivitas antiradikal 23

Tabel 3 Hasil pengamatan karakterisasi sifat fisik dan kimia ekstralc antioksidan . . Sayuran znd~genous.. ............................................................. 4 1

Tabel 4 Nilai total fenol, flavonol, flavonol dan flavon, dan kapasitas antioksidan Ekstrak sayuran indigenozrs.. .................................................... 43

Page 13: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 . Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Ganbar 9 Gambar 10 . Gambarl 1

Gambar 12 . Gambar 1'3 . Gambar 14 . Gambar 15

Gambar 16

Gambar 17 Gambar IS Gambar 19

Gambar 20

Gambar 21

Gambar 22

Gambar 23

Gambar 24 .

Reaksi autooksidasi lipid ................................................ .............................................................. S t d m r Trolox

Reaksi penghambatan antioksidan primer terhadap radikal lipida Antioksidan bertindak sebagai prooksidan pada konsentrasi tinggi

.................................... Mekanisme reaksi elektron transfer Reaksi antara DPPH dan antioksidan .................................. Mekanisme realtsi radikal ABTS ....................................... Struktur kompleks MDA-TBA ......................................... Sbulctur beberapa senyawa flavonoid .................................... . . Struktur flavonoid dengan aktivitas antiradikal yang tmgg .................. Bentuk substitusi senyawa flavonoid yang terdapat pada sayuran

.................................................................. Indigenous Bagan alir pe~nbuatan bubuk sayuran indigenozrs ........................... Bagan alir proses ekstraksi komponen antioksidan ......................... Hasil pengukuran pembentukan hidroperoltsida asam linoleat ...... Grafik hubungan nilai total fenol dengan kapasitas antioksidan menggunakan radikal bebas DPPH .................................... Grafik Hubungan Nilai Total Fen01 dengan Icapasitas Antioksidan Menggunakan Radikal Bebas DPPH dan ABTS ...................... Reaksi scrivenging DPPH' oleh flavonoid ...................................... . . Reaksi radikal ABTS dengan ant~oks~dan ........ .. ......................... Grafik bubungan nilai total fen01 dengan ke~nampua~l mereduksi ...

Grafik hubungan antara nilai total fenol dengan ke Penghambatan Pembentukan MDA ....................................................... 54 Grafik hubungan kemampuan mereduksi dengan kapasitas antioksidan menggunakan radikal DPPH ............................. 56 Grafik llubungan kemampuan mereduksi dengall kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger ................................. 57 Grafik hubungan kemampuan mereduksi dengan nilai total flavonol (a) dan nilai total flavonol dan flavon (b) ................. .. .................. 59 Hasil oksidasi radikal bebas DPPH oleh quercetin ....................... 59

Page 14: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1

Lampiran 2 Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 11 Lampiran 12

Lampiran 13

Lampiran 15 Lampiran 16

Larnpiran 17

Lampiran 18

Lampiran 19

Lampiran 20

Rekapitulasi hasil pengukuran kadar air sayuran segar, kadar air bubuk kering, rendemen dan kadar bahan kering. .. .. . ..... Hasil pengukuran kadar air berbagai jellis sayuran indigenous Hasil pengukuran kadar air bubuk kering berbagai sayuran Indigenous.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil pengukuran kadar bahan kering ekstrak sayuran . . rndrgelzous . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil pengukuran rendemen ekstrak sayuran indigenous.. . . . . . Hasil pengukuran nilai total fenol ekstrak sayuran indigenous Kurva standar asam galat. .. .. . ... ........ ..... ..... . ..... ........... Hasil pengukuran kemampuan mereduksi elcstrak sayuran Indigenot~~. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil pengulturan kapasitas antioksidan ekstrak sayuran Indigenous menggunakan radikal DPPH.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. Hasil pengukuran kapasitas antioksidan ekstrak sayuran I~idigenotts menggunakan radikal ABTS.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil pengukuran kapasitas antioksidan metode FTC.. . . . . . .. . Masil pengukuran kapasitas antioksidan ekstrak sayuran Iiidigenotrs metode TBA.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... Grafik hubungan nilai total fenol dan kapasitas antioksidan meilggunakan radikal DPPH.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Grafik hubungan nilai total fenol dan kapasitas antioksidan Sebagai radikal scavenger.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Grafik hubungan nilai total fen01 dan kemampuan mereduksi Grafik hubungan nilai total fen01 d m kemampuan penghanlbatan oksidasi lipid lanjut.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... Grafik hubungan kemampuan mereduksi dan kapasitas antioksidan menggunakan radikal DPPH.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Grafik hubungan kemampuan mereduksi dan kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger.. . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . .. Grafik hubungan kemampuan mereduksi dengan nilai total flavonol dan flavon ...... ... . .. .. . ...... ...... .. . .. ... ..... ..... . ..... Hasil pengujian identifikasildeterminasi sayuran indigenous.. .

Page 15: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

PEND AHULUAN

La tar Wakang

Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molelrul

tersebut menjadi tidak stabil dan selalu bermaha malgambil elektron dari moleM

atau sel lain.. Radikal bebas dianggap berbahaya karena bersifat tidak stabil dan

menjadi sangat reaktif dalam upaya mendapatkan pasangan elektronnya sehingga

menyebabkan terbentuknya radilcal baru. Pembentukan radikal baru ini @at

meninbulkan kemsakan berbagai komponen sel dalam tubuh seped DNA, dan juga

dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid me~pakan reaksi

yang tqadi antara radikal bebas dengan asam lemak tidak jenuh ganda yang

menyusun membran sel sehingga terbenhk radikal lipid peroksida (Anonim,

2008a).

Salah satu mekanisme untuk mengatasi radikal bebas adalah melalui

antioksidasi. Unhk menjalankan mekanisme tersebut diperlukan antioksidan

Aniioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menghambat tejadinya proses

ohidasi dengan cara menghambat terjadinya reaksi oksidasi pada tahap inisiasi atau

propagasi (Velioglu et al. 1998). Terdapat dua katagori antioksidan yaitu antioksidan

alami dan antioksidan sintetik Antioksidan alami dapat bempa senyawa fenolik

(tokoferol, flavonoids, dan asam fenolat), senyawa nitrogen (alkaloids, turunan

Irlorofil, asam amino dan amina), atau karotenoid seperti asam askorbat (Apak et al.

2007).

Flavonoid memili ikatan difenilpropana yang diketahui dapat berfmgsi

sebagai antimutagenik dan anfikarsiogenik. Selain itu, senya\va ini juga mempunyai

sifat sebagai antioksidan, antiperadangan, antialergi dan dapat menghambat oksidasi

LDL (Low Density Lipoprotein). Eklund et al. (2005) mengataka bahwa senyawa

flavonoid yang banyak terdapat dalam antioksidan alami mempunyai pen@

biologis yang kuat hususnya sebagai antialergi, antibakten, antivirus, anti-

inflammatori, dan antihombotik Beberapa penelitian tentang &ivitas antiohidan

dari senyawra flavonoid telah dilaporkan dan dikatakan bahwa s t d w r dari senyatva

flavonoid berkontribusi terhadap A-tivitasnya (Apak et al. 2007). Akdivitas stmktur

Page 16: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

dari flavonoid sangat bergantung pada jumlah dan lokasi gugus fenolik -OH yang

berperan dalam menetralkan radikal bebas. Terdapat tiga strubkr yang

memungkmkan aktivitas scavenging radikal dari flavonoid adalah adanya 3,4-

dihidroksil misalnya o-dihidroksil (stnk-tur katekol) pada cinch B, berperan sebagai

donor elektron dan menjadi target radikal. Struktur 3-OH dari cinch C juga

menguntungkan untuk aktivitas antioksidan flavonoid. Konjugasi ikatan rangkap

pada C2-C3 dengan gugus 4-keto, berperan untuk delokalisasi elektron dari cinch B,

meningkatkan kapasitas scavenging radial. Selain ini adanya gugus 3-OH dan 5-

OH dalam kombinasi dengan fungsi Ckarboni! dan &an rangkap C2-C3

menaikkan ak-tivitas scavenging radikal (Amic et 01.2002).

Sayuran indigenous merupakan sayuran lokal yang sudah lama dikonsumsi

oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jawa Barat yang diietahui memiliki

khasiat tertentu dan sangat potensial untuk dikernbangkan sebagai pangan yang

bemilai tinggi. ~ a y k a n ini seringkali digunakan sebagai obat-obatan maupun jamu-

jamuan karena mengandung senyawa fitokimia yang beriungsi sebagai antioksidan

yang sangat menguntungkan bagi kesehatan (Exarchou el al. 2002). Diketahui pula

bahwa sayuran ini mempunyai potensi yang sangat baik untuk menjaga kesehatan

dan melindungi dari penyakit jantung koroner dan kanker. Efek antiohidatif dari

sayuran ini terutama disebabkan oleh kandungan senyawa fenoliknya.

Sayuran ir~digenous seperti kenikir, beluntas, mangkokan, ginseng, antanan,

pohpohan, kah& kedondong cina, kemangi: bunga kewmbrang dan lcrokot

merupakan sayuran yang diketahui mengandung senyawa fenol yang berupa

golongan flavonoid. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007)

menunjukkan bahwa sayuran indigenous sebagaimana disebutkan di atas

mengandung senyawa flavonoid yang berupa flavonol (quercetiq miricetin dan

kaempferol) dan flavone (luteolin dan epigenin). Flavonol dan flavone merupakan

flavonoid penting yang terdapat dalam tanaman sebab senyawa tersebut diketahui

mernpunyai aktivitas antioksidan dan bersifat sebagai scavenging radikal bebas.

Kedua senyawa tersebut dibedaitan berdasarkan jumlah dan bentuk substitusi dari

gugus hidroksilnya

Metode pengujian terhadap aktivitas antioksidan yang berasal dari ekstrak

sayran yang berisi senyaxra phenolik telah banyak dikembangkan. Metode

Page 17: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

pengujian ini dikelompokkan dalam dua kategori yaitu berdasarkan elektron transfer

(ET) dan transfer atom hidrogen (HAT). Pengujian berdasarkan transfer atom

hidrogen dilakukan untuk men@ jumlah atom hidrogen yang dilepaskan pada

reaksi radikal berantai. Lebii jauh dikatakan bah~va HAT me~pakan reaksi

kompetisi antara antioksidan dan substrat membentuk radikal peroksil melalui

dekomposisi senyawa azo. Metode ini meliputi penghambatan dari reaksi lipid lanjut

yang dapat diuji dengan metode TBA Sedangkan pengujian berdasarkan ET

dilakukan untuk mengukur kapasitas antioksidan dalam mereduksi oksidan Pada

reaksi ini tejadi perubahan wama dirnana tingkat pembahan wama berhubungan

dengan konsentrasi antioksidan yang terdapat dalam sampel. Metode pengujian ini

meliputi pengujian total fenol dengan reagen Folin Ciocalteau (FCR), radikal ABTS,

dan DPPH serta kemampuan mereduksi (Apak et 01.2007).

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa meskipun telah banyak

penelitian mengenai ak4vitas antioksidan pada berbagai tanamq tetapi belum ada

penelitian mengenai hubungan antara nilai total fenol dari suatu flavoncid

khususnya yang berasal dari sayuran indigenous dan kemampuan senyawa tersebut

sebagai radikal scavenger, kemampuan mereduksi d m penghambat tejadinya

oksidasi lipid lanjut.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas antioksidan

ekstrak sayuran indigenous dan melakukan analisis data mengenai hubungan antara

nilai total fenol ekstrak antioksidan sayuran indigenous dengan kapasitas

antioksidan sebagai radikal scavenger, kemampuan mereduksi dan penghambat

oksidasi lipid lanjut

Hipotesis

Sayuran indigenous merupakan sayuran yang mengandung senyawa

fenolik berupa flavonoid yaitu flavonol dan flavon yang dapat berperan sebagai

antioksidan. Akivitas strukur dari flavonoid sangat bergantung pada jumlah dan

Page 18: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

lokasi gugus fenolik -OH yang berperan dalam menetralkan radikal bebas.

Kemampuan flavonoid dalam menekan perkembangan radikal bebas tersebut

berkaitan erat dengan kemampuannya dalam mendonorkan elektronnya.

Berdasarkan uraian diatas maka:

Semakin tinggi nilai total fen01 rnaka semakin tinggi kemampuan antioksidan

dalam mendonorkan elektromya sehingga semakin tinggi kemampuannya

dalam menekan perkembangan radikal bebas, semakin meningkat

kemampuan mereduksi, dan semakin meningkat kemampuannya dalam

menghambat oksidasi lipid lanjut.

Semakin tinggi kernampuan mereduksi suatu antioksidan maka semakin

besar kapasitas antioksidan dalam menekan perkembangan radikal bebas.

Semakin tinggi nilai total flavonol dan flavon suatu antioksidan maka

semakin tinggi kemampuan mereduksinya

Page 19: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

TINJAUAN PUSTAKA

Oksidasi Lipid

Lipid mempakan biomolekul yang paling rentan terhadap oksidasi

terutama asam-asam lemak tak jenuh. Tingkat ketidak jenuhan, jumlah dan ikatan

rangkap suatu asam lemak berhubungan langsung dengan kerentanan terhadap

oksidasi. Oksidasi pada lipid sering disebut sebagai autooksidasi karena reaksi

dapat terjadi walaupun tanpa ada zat pengoksidasi. Oksidasi lipid biasanya

berlangsung melalui proses pembentukan radikal bebas yang terdiri dari tiga

proses dasar yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi (Buck, 1991).

Inisiasi :

RH h R ' + B'

ROOH+ Mn+ RO' + M("+"' +OH

ROOK+ M("'* -----, ROO' + M"+ + H+ 2 ROOH --+ ROO' + RO' + HzO

Propagasi :

R' + 0 2 -----+ ROO'

ROO' + RH ----a- ROOH + R'

RO' + RH -----+ ROH + R'

Terminasi :

R' + R' ----+ RR

R' + ROO' ----+ ROOR

ROO' + ROO' ---+ ROOR + 0 2

Gambar 1 Reaksi autooksidasi lipid (Kochhar, 1990)

RH, R', RO', ROO', ROOH dan M bertumt-turut merupakan simbol untuk

asam lemak tidak jenuh atau ester dengan atom H pada atom karhon alilik, radikal

alkil, radikal alkoksi, radikal peroksi, hidroperoksida dan logam transisi (Kochhar,

1990).

Page 20: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Pa& tahap awal reaksi terjadi pelepasan hidrogen dari asam lemak tidak

jenuh secara homolitik sehingga terbentuk radikal alkil yang terjadi karena adanya

inisiator (panas, oksigen aktif, logam atau cahaya). Reaksi oksidasi lipid juga

dapat diinisiasi oleh beberapa faktor seperti molekul H202, ROOH, '02.

Tahap propagasi dimulai dengan penambahan molekul oksigen pada

radikal alkil. Pada keadaan normal radikal alkil cepat bereaksi dengan oksigen

membentuk radikal peroksi dimana radikal peroksi ini bereaksi lebih lanjut

dengan asam lemak tidak jenuh membentuk hidroperoksida dengan radial alkil,

kemudian radikal alkil yang terbentuk bereaksi dengan oksigen. Dengan demikian

reaksi autoksidasi adalah reaksi berantai radikal bebas(Gutteridge, 1995).

Laju reaksi antara r a d i l alkil dengan oksigen berlangsung cepat, maka

kebanyakan radikal bebas berbentuk radikal peroksi. Akibatnya, reaksi terminasi

utama biasanya melibatkan 2 radikal peroksi. Laju oksidasi meningkat dengan

meningkatnya jumlah ikatan rangkap pada asam Iemak, sebagai contoh, asam

lioleat (18:2) dioksidasi 10 kali lebii cepat daripada asam oleat (18:l) dan asam

linoleat (18:3) dioksidasi 20-30 kali lebih cepat daripada asam oleat.

Hidroperoksida dapat terbentuk pada berbagai posisi dimana ikatan rangkap

berada, sebagai contoh pada asam oleat terdapat 4 hidroperoksida yang dibedakan

atas posisi peroksida yaitu dapat pada posisi 8, 9, 10 atau 11. Semakin banyak

ikatan rangkap asam lemak, maka semakin banyak pula kemungkinan posisi

hidroperoksida yang terbentuk. Hal ini berarti akan semakin banyak jenis produk

degradasi asam lemak yang bersangkutan. Hidroperoksida asam lemak tak jenuh

yang terbentuk karena oksidasi sangat tidak stabil dan dengan mudah terdegradasi

membentuk berbagai senyawa volatil dan nonvolatil. Dekomposisi hidroperoksida

melibatkan pemutusan gugus -0OH sehingga terbentuk radikal alkoksi dan

radikal hidroksi. Radikal alkoksi kemudian mengalami pemutusan beta pada rantai

C-C sehingga terbentuk aldehid dan radikal alkil atau vinil. Berbagai komponen

dihasilkan dari degradasi lipid diantaranya hidrokarbon, aldehid, keton, asam

karboksilat. alkohol dan heterosiklik (Buck, 1991).

Page 21: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Antioksidan

Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat mencegah kerusakan pada

makanan yang mengandung lemak. Adanya antioksidan dalam lemak akan

mengurangi kecepatan proses oksidasi. Secara umum, antioksidan didefinisikan

sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlarnbat atau mencegah terjadinya

proses oksidasi lipida. Dalarn arti k h m q antioksidan adalah zat yang dapat menunda

atau mencegah teijadinya reaksi autooksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipida

@dash et d. 2006).

Berdasarkan fimgsinya, antioksidan dikelompokkan menjadi antioksidan

primer d m antioksidan sekmder. Antioksidan primer (antioksidan pemecah rantai)

yaitu antioksidan yang dapat bereaksi dengan radikal lipida lalu mengubahnya

kebentuk yang lebii stabil. Lebii jauh dijelaskan bahwa suatu molekul antioksidan

dapat disebut sebagai antioksidan piimei (AH), jika dapat mendonorkan atom

hidrogennya secara cepat ke radikal lipida (RO') dan radial turunan antioksidan

tersebut (A*) lebih stabil dibandingkan radikal lipida atau mengubahnya ke bentuk

lebii stabil (Gordor, 1990).

Gordon (1990) mendefinisikan bahwa antioksidan sekunder mempakan

antioksidan pencegah yaitu suatu senyawa yang dapat memperlambat laju reaksi

autooksidasi lipida. Antioksidan ini bekeja dengan berbagai mekanisme seperti

mengikat ion metal, menangkap oksigen, memecah hidroperoksida ke bentuk-

bentuk non radikal, menyerap radiasi ultra violet atau mendeaktifkan singlet

oksigen.

Berdasarkan sumber asalnya, antioksidan dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Antioksidan sintetik

adalah antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia. Sedangkan

antioksidan alami adalah antioksidan hasil ekstraksi bahan alami (Ardiansyah,

2008).

Antioksidan sintetik yang penggunaannya luas dan teeebar diselumh dunia

antara lain adalah Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), Tert-

Page 22: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

ButiI Hidroksi Quinon (TBHQ, Propil Galaf dan Tokoferol. Antioksidan tokoferol

merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintetis untuk tujuan

komersial (Buck, 1991).

BHA memiliki kemampuan antioksidan yang baik pada lemak hewan

dalam system makanan panggang, namun relatif tidak efekti pada minyak

tanaman. BHA bersifat sangat larut dalam lemak dan tidak larut dalam air,

berbentuk padat putih, dan dijual dalam bentuk tablet atau serpih bersifat volatile

sehingga berguna ke material pengemas (Buck, 1991).

Menurut Sherwin (1990) antioksidan sintetik BHT memiliki sifat serupa

BHA sehingga antioksian ini dapat memberikan efek sinergis bila dimanfaatkan

bersama dengan BHA, berbentuk kristal putih, dan digunakan secara luas karena

harganya yang relatif murah.

Propil galat merupakan kristal putih yang mempunyai karakteristik sensitif

terhadap panas dan terdekomposisi pada titik cair 14S°C, dapat membentuk

kompleks warna dengan ion metal sehingga kemampuan antioksidamya rendah.

Antioksidan ini memberikan efek sinergis dengan BHA dan BHT (Buck, 1991).

TBHQ merupakan antioksidan paling efektif untuk lemak dan minyak

khususnya minyak tanaman karena memiliki kamampuan antioksidan yang baik

pada penggorengan dan kurang baik pada pembakaran. TBHQ yang

dikombinasiican dengan BHA akan memiliki kemampuan antioksidn yang baik pada

pemanwgan. Tokoferol merupakan antioksidan alami yang dapat ditemukan hampir

disetiap minyak tanaman tetapi saat ini telah diproduksi secara kimia. Tokoferol

memiliki karakteristik berwama kuning terang, larut dalam lipida karena

mempunyai rantai C yang panjang. Pengaruh nutrisi secara lengkap dari tokoferol

belum diketahui tetapi a-tokoferol dikenal sebagai sumber vitamin E. Di dalam

jaringan hidup, aktivitas antioksidan tokoferol cenderung a->f3->x->6-tokoferol,

tetapi dalam makanan aktivitas tokoferol terbalik 6-%->f3->a-tokoferol (Belitz

dan Grosch, 1987). Sedangkan menurut Sherwin (1990) urutan tersebut kadang

bervariasi tergantung pada substrat dan kondisi lain seperti suhu.

Trolox atau Trolox-C (asam 6-hidroksi-2,5,7,8-tetrameti1 kruman-2-

karboksilat) merupakan antioksidan sintetik. Secara struktur, trolox sempa dengan a-

tokoferol kecuali penamtian rantai samping hidrokarbon dengan gugus COOH.

Page 23: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Trolox me~pZ+kan padatan tidak b e m a , dan tidak berasa. Trolox stabil pada suhu

22-45'~ (Madhavi et ~2.1996).

Gambar 2 Struktur Trolox (Madhavi et ~1.1996).

Trolox mempunyai aktivitas antioksidan 2 sampai 4 kaii lebii besar daripada

BHA dan BHT dalam minyak tumbuhan dan lemak hewan. Disamping itu trolox juga

dilaporkan bersifat lebih aktif dibandigkan dengan a-tokoferol, propil galat secta

askorbil palmitat (Madhavi et al. 1996).

Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari (a) senyawa

antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan, (b) senyawa

antioksidan yang t e h t u k dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan, (c) senyawa

antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditamhhkm ke makanan sebagai M a n

pangan . Menurut Pratt dan Hudson (1992), kebanyakan senyawa antioksidan yang

diisolasi dari sumber alami adalah berasal dari tumbuhan. Isolasi antioksidan alami

telah dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian

yang dapat diiakan. Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian tanaman seperti

pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biuji dan serbuk sari.

Menurut Apak et al. (2007) senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya

adalah senyawa fenolik atau polifenolii yang dapat berupa golongan flavonoid,

turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik polifungsional.

Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol,

isoflavon, katekin, flavanon dan kalkon. Sementara turunan asam sinamat meliputi

asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat dan lain-lain. Senyawa antioksidan

alami polifenolik ini adalah multifungsional dan dapat bereaksi sebagai (a)

Page 24: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

pereduksi, @) penangkap radial bebas, (c) pengkelat logam, (d) peredam

terbentuknya singlet oksigen (Javanmardi et al. 2003)

Menurut Ivkukham (1988), kira-kira 2% dari seluruh k a b n yang dii~to~ntesis

oleh tumbuhan diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang behitan erat dengannya,

sehingga flavonoid melupakan salah satu golongan fenol alam terbesar. Lebi lanjut

disebutkan bahwa sebenamya flavonoid terdapat ddam semua tumbuhan hijau, sehingga

@lab ditemukan pula p& setiap telaah ekstmk tumbuhan. Ditulii oleh Pratt dan

Hudson (1992), kebanyakan golongan dari 5avonoid dan senyawa yang behitan erat

dengannya memiliki sifatsifaf antioksidan baik di &lam lipida cair maupun dalam

makanan berlipida,

Berdasarkan mekanisme kejanya, antioksidan memiliii dua fungsi. Fungsi

pertama adalah sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang

nempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer.

Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogennya secara cepat ke radikal lipida

(R', ROO') atau mengubahnya ke bentuk yang lebih stabil, sementara turunan

radikal antioksidan (A') tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding mdikal

lipida. Fungsi kedua melupakan hngsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat

laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai

autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk yang lebih stabil (Gordon,

1990).

Penambahan antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada

lipida dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak.

Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi

maupun propagasi (Gambar 3). Radikal-radikal antioksidan (A') yang terbentuk

pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat

bereaksi dengan molekul lipida lain membentuk m d i i l lipida baru. Menurut Apak et

al. (2007), mekanisme pemutusan rantai dapat terjadi dengan cara :

Page 25: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Tahap inisiasi: L* + AH - LH + A

Radikal lipida

Tahap Propagasi: LO* + AH - LQH + A

LOO' + AH -----+ LOOH + A

Gambar 3. Reaksi penghambatan antioksidan primer terhadap radikal lipida (Apak et al. 2007)

Konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju

oksidasi. Pada konsentrasi tinggi, aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap

bahkan antioksidan tersebut lenyap menjadi prooksidan (Gambar 4). Pengaruh

jumlah konsentrasi pada laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan,

kondisi dan sampel yang diujikan.

AH + 0 2 - A' + HOUAH + ROOH

I

Gambar 4 Antioksidan bertindak sebagai prooksidan pada konsentrasi tinggi (Gordon, 1990).

Pratt dan Hudson (1992) berpendapat bahwa penghambatan oksidasi lipida

oleh antioksidan melalui lebih dari satu mekanisme tergantung pada kondisi reaksi

dan sistem makanan. Ada empat kemungkinan mekanisme penghambatan

tersebut, yaitu (a) pemberian hidrogen, @) pemberian elektron, (c) penambahan

lipida pada cincin aromatik antioksidan, (d) pembentukan kompleks antara lipida

dan cincin aromatik antioksidan. Studi lebih lanjut mengamati bahwa ketika atom

hidrogen labil pada' suatu antioksidan tertentu diganti dengan deuterium,

antioksidan tersebut menjadi tidak efektif. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme

penghambatan dengan pemberian hidrogen lebih baik dibandig pemberian

elektron. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pemberian hidrogen atau elektron

mempakan mekanisme. utama, sementara pembentukan kompleks antara

antioksidan dengan rantai lipida adalah reaksi sekunder.

Page 26: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Antioksidan sekunder merupakan senyawa yang menghambat laju reaksi

autooksidasi lipid melalui mehisme yang berbeda dari antioksidan primer. Antioksidan

sekunder seperti asam sitrat, asam askorbat, clan estemya, sering ditambahkan pada

lemak dan minyak sebagai kombiiasi dengan antioksidan primer. Kombi i i tersebut

dapat memberi efek sinergis sehiigga menambah keefektifan kerja antioksidan

primer. Antioksidan sekunder ini beke j a dengan satu atau lebih mekanisme berikut

(a) memberikan suasana asam pada medium (sistem makanan), (b) meregenemi

antioksidan utama, (c) mengkelat atau mendeak t i i kontaminan prooksidan, (d)

menangkap oksigen, (e) mengikat singlet oksigen dan mengubahnya ke bentuk

triplet oksigen (Godon, 1990).

Antioksidan sebaiknya ditambahkan ke lipida seawal mungkin untuk

menghasilkan efek maksimum. Menurut Coppen (1983), antioksidan hanya akan

benar-benar efektif bila ditambahkan seawal mungkin selama periode induksi, yaitu

suatu periode pada awal oksidasi lipida te jadi d i a n a oksidasi masih lmjalan secara

lambat dengan laju kecepatan semgam.

Faktor-Faktor yang Mempengamhi Aktivitas Antioksidan

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap oksidasi lipid juga

mempengaruhi aktivitas antioksidan seperti s~lbstrat lipid, faktor fisik serta

keadaan fisiko kimia sistem lipid. Disamping itu, aktivitas antioksidan juga sangat

dipengaruhi oleh faktor lain seperti struktur dan konsentrasi antioksidan.

Pada umumnya yang tergolong sebagai antioksidan primer adalah

senyawa-senyawa fenolik. Walaupun sebenamya senyawa fen01 tidak bersifat

sebagai antioksidan, tetapi terdapatnya substituen atau gugus pada posisi orto dan

para dapat meningkatkan densitas elektron pada gugus hidroksil melalui efek

induktif. Peningkatan densitas elektron pada OH akan menurunkan energi ikat

oksigen-hidrogen sehingga berakibat pada meningkatnya reaktivitas terhadap

radikal bebas alkil (Gordon, 1990; Maslarova, 2001). Disamping pengaruh

induktif, faktor sterik dan elektronik serta adanya ikatzn hidrogen juga

mempengaruhi kekuatan ikatan atom hidrogen pada antioksidan (A-H).

Page 27: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Aktivitas antioksidan secara mum dipengaruhi oleh konsentrasi dan shuktur

kimia dari 5avonoid Tiga sk&m yang berpengaruh terfiadap aktivitas antioksidan

adalah : (1) struktur odihidroksi (btekol) pada cinch B, berperan sebagai donor elektron

dan menjadi target radiil. Struktur 3-0H dari cinch C juga menguntungkan untuk

aktivitas antioksidan 5avonoid; (2) Konjugasi ikatan rangkap pada C2C3 dengan gugus

4ket0, berperan untuk delokalisasi elektron dari cinch B, menin- kapasitas

scavenging radikal; (3) adanya gugus 3-OH dan 5-OH dalam kombinasi dengan h g s i 4-

karb.mil dan ikatan rangkap C2C3 menaikkan aktivitas scavenging radikal (Amic et al.

2003).

Metode Pengujian AMivitas Antiohidan

Berdasarkan reaksi kimia yang terjadi, metode pengujian aktivitas

antioksidan dapat dibagi dalam dua katagori yaitu: (I) berdasarkan transfer atom

hidrogen (hydrogen atom fransrfer, HAT) dan (2) berdasarkan transfer elektron

(electron tranfer, ET). Pengujian dengan metode HAT didasarkan pada reaksi

kinetik, dan melibatkan reaksi kompetisi dimana antioksidan dan substrat bersaing

membentuk radikal peroksil yang dihasilkan melalui dekomposisi senyawa azo

(Huang et al. 2005). HAT digunakan untuk mengukur kemampuan antioksidan

dalam menghambat radikal bebas (radikal peroksil) oleh donor atom hidrogen.

Mekanisme HAT dari antioksidan yaitu atom hidrogen yang berasal dari phenol

(Ar-OH) ditransfer pada radikal ROO, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

ROO' + AWArOH ------+ ROOH + A- 1 ArO'

Radikal ariloksi (ArO') dibentuk dari reaksi antioksidan phenol dengan peroksil

radikal yang distabilisasi dengan resonansi. Oksidan dan antioksidan bereaksi

dengan ROO', aktivitas antioksidan dapat diukur dari kompetisi kinetik dengan

cara mengukur penghilangan wama oksidan karena kahadiran antioksidan (Huang

et al. 2005).

Sedangkan metode ET didasarkan pada reaksi redoks. Metode ini

digunakan untuk mengukur kapasitas antioksidan yang ditandai dengan perubahzn

Page 28: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

wama pada saat reaksi reduksi terjadi. Mekanisme reaksi elektron transfer

sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 5.

RQQ' + AWArQkl RQQ' + AH+ I&Q@

A H C I A ~ O P + H20 - A-/ArO' + ~ 3 0 '

ROQ' + H3Q' - ROQH + H2Q

Gambar 5 Mekanisme reaksi elektron transfer (Ou et al. 2002)

Pada metode ET, reaksi berjalan lebih lambat dibandiigkan dengan

metode HAT dan reaksi dipengaruhi oleh jenis pelarut dan kondisi pH. Metode ini

merupakan metode yang sangat popuier. Termasuk dalam metode ini adalah

pengukuran total fenol menggunakan reagen Folin-Ciccalteau (FCR),

TEACIABTS, DPPH dan reducing power. Dalam reaksinya, metode ini

dipengaruhi oleh dua komponen yaitu antioksidan dan oksidan. Dasar dari reaksi

ini adalah reaksi transfer elektron. Oksidan yang memperoleh elektron dari

antioksidan akan mengalami pembahan wama. Tingkat pembahan wama

sebanding dengan konsentrasi antioksidan. Titik akhir reaksi dicapai ketika

perubahan wama sudah tidak terjadi lagi. Perubahan nilai absorbansi diplot

terhadap konsentrasi antioksidan yang digambarkan pada kurva linier. Slope kurva

menunjukkan kapasitas reduksi dari antioksidan, yang diekspresikan sebagai

Polox equivalen (TE) atau gaNic acid equivalent (GAE) untuk pengujian total

fenol (Huang et al. 2005).

1. Metode Pengujian DPPH (2,2-diphenyl-I-picrylhidracyr)

DPPH adalah salah satu radikal bebas yang secara komersial tersedia

dalam bentuk radikal nitrogen dan mempunyai penghambatan maksimum pada

panjang gelombang 515 nm. Pada saat reduksi, wama larutan akan menghilang

dan selanjutnya dapat diukur dengan menggunakan spektrofotometer. Huang et al.

(2005) melaporkan bahwa DPPH merupakan metode pengujian yang didasarkan

pada elektron transfer (ET).

Page 29: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Aktivitas antioksidan dapat diukur dengan menggunakan metode

penangkapan radikal bebas stabil DPPH (2,2-diphenyl-I-picrylhidracyl). DPPH

adalah suatu radial bebas stabil yang dapat bereaksi dengan radikal lain

membentuk suatu senyawa stabil. Selain itu DPPH juga dapat bereaksi dengan

atom hidrogen @erasal dari suatu antioksidan) membentuk DPPH tereduksi @PP

Hidrazin) yang stabil (Molyneux, 2004). Prinsip pengujian aktivitas antioksidan

dengan metode ini adalah mengukur daya peredaman sampel (ekstrak sayuran

indigenous) terhadap radial bebas DPPH. DPPH akan bereaksi dengan atom

hidrogen dari senyawa peredam radikal bebas membentuk DPP Hidrazin yang

lebih stabil. Senyawa peredam radikal bebas yang bereaksi dengan DPPH akan

menjadi radial baru yang stabil atau senyawa bukan radikal. Aktivitas

antioksidan dinyatakan dengan persentase penghambatan (inhibisi) yang diperoleh

dari nilai absorbansi blanko dikurangi absorbansi sample (Singh et al. 2002).

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan suatu ekstrak tumbuhan, metode

DPPH adalah metode yang cepat, mudah, dan sensitive. Reaksi peredaman

(scnvenging) antara radikal DPPH dan flavonoid dapat ditulis sebagai berikut :

DPPH ...-

Gambar 6 Reaksi antara DPPH dan antioksidan (Prakash et al. 2008)

Antioksidan bereaksi dengan DPPH' yang menstabilkan radikal bebas dan

mereduksi DPPH. Sebagai konsekuensinya penyerapan radikal DPPH* menurun

ke bentuk DPPH-H. Derajat diskolorasi menunjukkan potensi peredaman radikal

bebas dari substansi antioksidan atau ekstrak dengan memberikan hidrogen.

DPPH yang bereaksi dengan antioksidan akan mengalami perubahan warna dari

ungu ke kuning, intensitas warna tergantung kemampuan dari antioksidan

(Molineux et al. 2004).

Sebaliknya peredam radikal bebas yang kehilangan H' akan menjadi

radikal baru yang reaktif. Banyak senyawa yang mampu meredam radikal bebas,

Page 30: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

tetapi suatu senyawa dapat digunakan sebagai peredam radikal bebas yang

bermanfaat jika setelah bereaksi dengan radikal bebas akan menghasilkan radikal

baru yang stabil atau senyawa bukan radikal. Pada radial bebas stabilitasnya

dapat disebabkan oleh pengaruh resonansi, halangan ruang maupun besamya

molekul (Apak et al. 2007).

2. Metode Pengujian TEAUABTS

Metode TEACIABTS pertama kali dikembangkan oleh Miller dan Rice-

Evans pada tahun 1993 dan saat ini telah banyak mengalami perkembangan. Re et

al. mengembangkan pengujian radikal kation ABTS menggunakan persulfat dari

2,2'-azinobis(3-ethylbenzothiazole-6-sulfoic acid) (ABTs'.) sebagai oksidan.

Metode TEAC dikembangkan dalam tiga periode, TEAC I (ABTs' dihasilkan

secara enzimatik dengan metmioglobin dan hidrogen peroksidase), TEAC I1

(radikal dihasilkan dengan fiitrasi menggunakan MnOz sebagai oksidan) dan

TEAC 111 (dengan KzSaOs sebagai oksidan). Dari ketiga metode tersebut, metode

TEACIABTS mempunyai kelebihan dibanding yang lainnya yaitu pengujian

sederhana, mudah diulang. dan yang paling penting adalah fleksibel dan dapat

diynakan untuk mengukur aktivitas antioksidan yang bersifat hidrophilik maupun

lipophilik dalam ekstrak makanan dan cairan (Apak et al. 2007).

Metode TEAC/ABTS merdpakan metode pengujian untuk mengukur

jumlah radikal yang dapat ditangkal oleh antioksidan yang dikenal dengan

kapasitas antioksidan (Lien et al. 1999). Senyawa yang biasa digunakan untuk

pengujian metode TEAC adalah trolox. Trolox bereaksi sangat cepat dengan

AJ3TS', hanya dalam beberapa detik reaksi berjalan sempuma. Cara terbaru yang

dikembangkan pada metode ini adalah dengan menambahkan larutan ABTS

radikal (ABTS') kedalam antioksidan dan setelah stabil diukur dengan

menggunakan spektrofotometer (Berg van den et al. 1999). Penurunan

konsentrasi ABTS' dinyatakan sebagai konsentrasi antioksidan, ekivalen dengan

trolox dan dinyatakan sebagai nilai TEAC dari antioksidan.

Namun demikian, terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua metode

tersebut dalam ha1 kemampuannya menangkal radikal bebas. Metode ABTS' lebih

baik dibandingkan dengan metode DPPH'. Hal ini disebabkan karena metode

Page 31: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

ABTS' dapat dioperasikan pada range pH yang besar, mudah, murah, berkorelasi

terhadap aktivitas antioksidan dalam system biologis dan ' lebih cepat

dibandingkan dengan metode DPPH (Arts et al. 2004).

Prinsip pengujian dengan metode ini adalah mengukur daya peredaman

antioksidan terhadap radikal bebas ABTS. Sebagai pembandig digunakan standar

Trolox, dan hasil pengujian dinyatakan sebagai Trolox Ekivalen. Radikal kation

ABTs" akan bereaksi dengan atom hidrogen dari senyawa peredam radikal bebas

dan menjadi ABTS yang lebih stabil. Senyawa peredam radikal bebas yang

bereaksi dengan ABTs+ akan menjadi mdikal baru yang stabil atau senyawa

bukan radikal.

Gambar 7 Mekanisme reaksi radikal ABTS (Huang et al. 2005)

3. Metode Pengujian TBA

Efektivitas suatu antioksidan baik sintetik maupun alami dapat diukur

dengan menentukan stabilitas oksidatif lipid. Penentuan stabilitas oksidatif lipid

dapat dibagi menjadi dua yaitu pembahan primer dan perubahan sekunder.

Pembahan primer pada umumnya diukur dengan memonitor (1) hilangnya asam-

asam lemak tidak jenuh, (2) oxygen uptake, (3) biIangan peroksida, (4) bilangan

diena terkonjugasi. Perubahan sekunder mengukur secara kuantitatif pembentukan

(1) senyawa karbonil, (2) malonaldehid serta hidrokarbon (Shahidi dan

Wanasundara, 1997).

Hidroperoksida asam linoleat (LOOH) merupakan salah satu produk

primer oksidasi asam linoleat yang mampu mengoksidasi Fez+ menjadi ~ e ~ + .

Reaksi oksidasi yang dikemukakan oleh Fenton di dalam Mathew (2000) adalah

sebagai berikut:

Page 32: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Pada metode FTC ini, reaksi antara ~ e ~ + hasil oksidasi FeClz oleh

hidroperoksida dengan SCN menghasilkan senyawa kompleks benvarna merah

Fe[Fe(SCN)6] dengan serapan maksimum pada panjang gelombang 500 nm.

2 ~ e ' + + 6 SCN ----) Fe[Fe(SCN)6]

Absorbansi dari kompleks berwama merah tersebut berbanding lums

dengan konsentrasi hidroperoksida asam linoleat yang terbentuk. Oleh karena itu

dilakukan pengukuran absorbansi setiap 24 jam hingga tercapai absorbansi

maksimum.

Beberapa faktor yang mempengaruhi autooksidasi asam linoleat adalah

panas, pH, cahaya, oksigen, ion logam katalitk dan radikal lipid itu sendiri

(Buck, 1991). Pada sistem ini, asam linoleat ditempatkan pada botol gelap

bertutup kemudian diinkubasi selama 6 hari pada suhu 40°C. Inkubasi sampel

dikondisikan sedemikian mpa sehingga hanya panas, oksigen, pH dan radikal lipid

yang mempengaruhi oksidasi asam linoleat.

Pada tahap awal oksidasi asam linoleat (fase lag) akan terbentuk

hidroperoksida. Selanjutnya diikuti tahap propagasi dimana kadar hidroperoksida

terus meningkat dan mencapai nilai maksimum pada hari ke-5. Kemudian disusul

dengan tahap terminasi dimana hidroperoksida akan mengalami dekomposisi

membentuk malonaldehid.

Menurut Chen (1998) nilai absorbansi pada hari ke-0 hams dibawah 0.3,

karena jika absorbansinya lebih dari 0.3 menunjukkan asam linoleat telah msak

(teroksidasi). Waktu selama absorbansi masih di bawah 0.3 dinyatakan sebagai

periode induksi dari autooksidasi lipida Periode induksi juga menunjukkan

lamanya tahap inisiasi berlangsung.

Peroksidasi lipid akan menghasilkan produk akhir berupa senyawa

malonaldehid (MDA), yaitu senyawa aldehida berkarbon tiga yang reaktif dengan

berat molekul yang rendah yang mempakan hasil aktivitas peroksidase pada asam

Page 33: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

lemak tak jenuh rantai panjang. Peroksidasi lipid mudah tejadi pada asam lemak

berantai panjang dengan lebii dari satu ikatan rangkap seperti linoleat, linolenat,

dan arakidonat (Murray et al. 2003).

Gambar 8 Struktur kompleks MDA-TBA (Anonim, 2008b)

Senyawa MDA yang dihasilkan dari peroksidasi lipid tersebut dapat

diukur dengan metode TBA (Thiobarbituric Acid), karena MDA dapat bereaksi

dengan TBA membentuk produk berwarna yang dapat diukur pada panjang

gelombang 532 nm. Pada penelitian ini, MDA akan bereaksi dengan TBA

menghasilkan kompleks MDA-TBA yang dapat dilihat pada Gambar 8 dengan

menghasilkan warna merah muda (pink) dengan serapan maksimum pada panjang

gelombang 532 nm (Behbahani et al. 2007)

Sayuran Itzdrgetww

Sayuran indigenous adalah spesies sayuran asli Indonesia yang berasal dari

daerah tertentu, termasuk spesies pendatang dari daerah atau wilayah lain yang

telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah Indonesia. Sayuran lokal di

Indonesia ini memiliki potensi yang cukup baik dalam kontribusi terhadap

kandungan flavonoidnya.

Jenis sayuran indigenous yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat khususnya masyarakat daerah

Jawa Barat. Sayuran tersebut antara lain adalah kenikir, beluntas, mangkokan.

bunga kecombrang, kemangi, katuk, kedondong cina, antanan, pohpohan, daun

ginseng dan krokot. Bagian dari sayuran ini yang digunakan dalam penelitian

adalah bagian yang biasa dikonsurnsi yaitu dapat berupa batang, daun, bunga

ataupun seluruh bagian dari sayuran tersebut.

Page 34: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Batari (2007) teiah melakukan penelitian terhadap kandungan senyawa

flavonoid yang terdapat dalam sayuran indigenous (beluntas, kenikir, mangkokan,

kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kedondong cina, bunga kecombrang

dan krokot). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sayuran indigenous yang

diuji mengandung senyawa flavonoid. Komponen flavonoid yang diperoleh

berupa senyawa flavonol dan flavon. Perbedaan yang paling utama antara flavonol

dan flavon yaitu pada flavonol terdapat gugus hidroksil pada C3. Kedua senyawa

ini banyak terdapat pada daun dan bagian luar dari tanaman, dan hanya sedikit

sekali ditemukan pada bagian tanaman yang berada di bawah permukaan tanah

(Hertog et al. 1992). Robinson (1995) menambahkan bahwa flavonol dan flavon

merupakan dua dari jenis flavonoid yang paling banyak ditemukan pada sayur-

sayuran.

Flavonol terdiri dari quercetin, yang umumnya merupakan komponen

terbanyak dalam tanaman, miricetin dan kaempferol. Sedangkan flavon terdiri

atas apigenin dan luteolin. Kandungan flavonoid yang terdapat dalam sayuran

indigenous sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan flavon pada sayuran

Sumber : Batari (2007)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007) menunjukkan bahwa

tidak semua sayuran yang diuji mengandung kelima komponen flavonoid

sebagaimana disebutkan di atas, namun diperoleh hasil bahwa semua sampel

Page 35: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

mengandung senyawa quercetin. Senyawa quercetin merupakan golongan

flavonol yang paling banyak terdapat dalam tanaman dan mempakan senyawa

paling aktif dibanding senyawa f~avonol laimya (Fuhrman dan Aviram, 2002).

Polifenol yang banyak terdapat dalam tanaman adalah senyawa hidroksil

aromatik, yang biasa ditemukan dalam sayuran, buah-buahan dan sumber

makanan lain. Senyawa tersebut merupakan komponen penting dalam diet

makanan. Polifenol memiliki struktur kimia yang sangat baik dalam aktivitas

scavenging radikal dan menunjukkan aktivitas antioksidasi yang lebih efektif

secara in vitro dibandingkan dengan asam askorbat dan a-tokoferol. Aktivitas

antioksidasi dari polifenol ini ditandai dengan aktivitas yang relatif tinggi sebagai

donor hidrogen atau elektron dan kemampuan dari turunan radikal polifenol untuk

menstabilkan dan memindahkan elektron yang tidak berpasangan (fungsi

pemutusan rantai) juga kemampuan untuk mengkelat transisi iogam (Apak et al.

2007)

Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar.

Golongan flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat

pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospennae. Flavonoid

mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat tajam, sebagian besar

merupakan pigmen benvarna kuning, dapat larut dalam air dan pelarut organik,

mudah temrai pada temperatur tinggi. Flavonoid merupakan persenyawaan

glukosida yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon.Golongan flavonoid

dapat digambarkan sebagai deret senyawa C6-C3-C6 artinya kerangka karbonnya

terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena tersubtitusi) disambungkan oleh rantai

alifatik ketiga karbon. Flavonoid mempunyai struktur bervariasi yang menunjukkan

perbedaan tipe, misalnya flavonol, flavon, isoflavon dan flavonone sebagaimana

ditunjukkan pada Gambar 9.

Aktivitas ~ t ~ k t u r dari flavonoid sangat bergantung pada jumlah dan lokasi

gugus fenolik 4 H yang berperan dalam menetralkan radikal bebas. Terdapat tiga

struktur yang memungkinkan aktivitas scavenging radikal dari flavonoid yaitu

Page 36: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

adanya 3,4dihidroksil misalnya o-diidroksil (s ldctu~ katekol) pada cincin B,

berperan sebagai donor elektron dan menjadi target radikal. Strukhu 3 0 H dari cinch

C j u g menguntungkan untuk aktivitas antioksidan flavonoid. Konjugasi ikatan rangkap

pada C2C3 dengan gugus 4ket0, berpemn untuk delokal i i elektmn dari cincin B,

meningkatkan kapdltas s w e r g h g mdikal. Selain itu adanya gugus 3-OH dan 5 0 H

dalam k d i i dengan h g s i 4kahn i l dan ikatan rangkap CZC3 menaikkan aktivitas

swengingradikal. (Amic et d 2002).

Flavonol Isoflavon

Flavon Flavonone

Gambar 9. Struktur beberapa senyawa flavonoid (Apak et al. 2207)

Aktivitas flavonoid sebagai antioksidan terutama ditentukan oleh posisi dan

tingkat hidroksilasinya. Gugus o-dihidroksi dalam cincin B berkontribusi terhadap

aktivitas antioksidan. Struktur p-quinol pada cincin B mernberikan aktivitas yang

lebih besar dibandingkan dengan struktur o-quinol. Sernentara konfigurasi meta

tidak memiliki efek terhadap aktivitas antioksidan. Semua flavonoid dengan

konfigurasi 3', 4'-dihidroksilasi memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Amic et 01.

2002). Struktur flavonoid dengan aktivitas yang tinggi ditunjukkan pada Gambar 10.

Sedangkan bentuk substitusi flavonoid yang terdapat pada sayuran indigenous yang

diketahui mernpunyai aktivitas antiradikal sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2

dan Gambar 1 1.

Page 37: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

..@ I 5:'-. O H '

.. 7~ 't!o

- ; l . I - -c- 1 OK

OH .. ,

Galnbar 10. Struktur flavonoid dengan aktivitas antiradikal yang tinggi Gambar yang diligkari merniliki aktivitas antiradikal bebas (Amic et al. 2002)

Quercetin

Tabel 2 Bentuk substitusi dari flavonoid yang melnpunyai aktivitas antiradikal

Kaempferol

Myricetin ,.s-;P"

I 11 "0 ...<.....& ,_.. 4 ...I 2 222,22 ..

.+ , R ! . , i

,_,> ._., OH :: ov, 4

No

1

2

3

4

5

Luteolin Apigenin

Sumber : Amic et al. (2003)

Gambar 11 . Bentuk substitusi senpawa flavonoid yang terdapat pada sayuran indigenozrs (Amic et al., 2003)

Senyawa

Quercetin

Miricetin

Kaempferol

Luteolin

Apigenin

R8

H

H

H

H

H

R3-

OH

OH

H

OH

H

R r

H

H

H

H

H

R33

OH

OH

OH

OH

OH

R7

OH

OH

OH

OH

OH

R3

OH

OH

OH

H

H

Rs

OH

OH

OH

OH

OH

Rp

H

OH

H

H

H

CZ=C~

+ +

+ + +

Page 38: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

METODOLOGI

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia SEAFAST,

Laboratorium Kimia Pusat Studi BIOFARMAKA, Institut Pertanian Bogor

dan Laboratorium Kimia Universitas Sahid Jakarta. Penelitian berlangsung

mulai bulan Agustus sampai dengan Maret 2008.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan

untuk membuat ekstrak sayuran, bahan untuk membuat lamtan standar dan

bahan-bahan untuk analisa. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan

ekstrak sayuran indigenous adalah dam kemangi (Ocimum americanum L),

daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr), daun mangkokan (Nothopanax

scutellarius (Burm.f.) Merr), daun kenikir (Cosmos caudatus H.B.K.), daun

beluntas (Pluchea indica (L)Less), daun pohpohan (Pilea melastonzides

(Poir.) BI), daun antanan (Centella asiatica (L) Urb), daun ginseng (Talinum

friangulare (Jacq.) Willd.), bunga kecombrang (Etlingera elatior (Jack)

R.M.Sm), daun dan batang krokot (Portulaca oleracea L) dan daun

kedondong cina (Polyscias pinnata) yang diperoleh dari pasar lokal yang

berada di daerah Bogor, metanol. Bahan-bahan dalam pembuatan larutan

standar adalah standar asam galat da l trolox (6-hydroxy-2,5,7,8-

tetramethylchrornan-2-carboxylic acid). Sedangkan bahan-bahan yang

digunakan untuk analisa meliputi metanol, etanol, reagent Folii-ciocalteau,

Na2C03, DPPH (1.1-diphenil -2-picyhidrazil), buffer asetat, reagent ABTS

(2.2'-Azino-bis (3-ethyl-benzhiazoline-6-sulfonic acid), asam linoleat, buffer

phosphate pH 7, FeC12, K3Fe(CN),j, ammonium tiosianat, trichloroacetic acid,

thiobarbituric acid.

Page 39: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Alat-ala? yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat untuk

ekstraksi, alat untuk membuat larutan standar dan alat untuk analisa. Alat

untuk membuat ekstrak sayuran terdiri dari freeze dryer, freezer, neraca

analitik, blender kering, labu takar, erlenmeyer, gelas ukur, kertas saring

Whatman 41, shaker, water bath, vaccumfilter, rotavapor, pipet Mohr, pipet

tetes dan pisau. AIat-alat untuk msmbuat larutan standar adalah labu takar,

gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet tetes, dan spatula. Sedangkan

alat-alat yang digunakan untuk analisis terdiri dari spectrofotometer, dan

tabung reaksi.

Metode Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam dua tahap dengan rincian sebagai berikut:

Tahap Persiapan Sampel

Tahapan ini dimulai dengan mengidentifikasi/determinasi sayuran

indigenous. Pengidentifikasian sayuran ini dilakukan di Herbarium

Bogoriense, bidang botani, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor (Lampiran

20). Pembuatan bubuk sayuran indigenous, ekstraksi komponen antioksidan,

dan karakterisasi sifat fisik dan kimia ekstrak sayuran indigenous.

Karakterisasi sifat fisik ekstrak antioksidan sayuran indigenous yang diamati

meliputi pengamatan terhadap warna ekstrak dan penghitungan rendemen..

Sedangkan karakterisasi sifat kimia yang diamati meliputi analisa kadar air

sayuran segar, kadar air bubuk kering, kadar bahan kering ekstrak, dan total

fen01 ekstrak antioksidan sayuran indigenous.

Pembuatan Bubuk Sayuran

Sayuran indigenous yang digunakan adalah daun kemangi (Ocimum

americanum L), daun katuk (Sauropus androg~nus (L) Men), daun

mangkokan (Nothopanax scutellarius (Burm.f.) Merr), daun kenikir (Cosmos

caudatus H.B.K.), daun beluntas (Pluchea indica Less), daun pohpohan

Page 40: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

(Pilea melastornoides (Poir.) Bl), dam antanan (Centella asiatica), daun

ginseng (Talinurn triangulare (Jacq.) Willd), bunga kecombrang (Etlingera

elatior (Jack) R.M.Srn), daun dan batang krokot (Portulaca oleracea) dan

dam kedondong cina (Polyscias pinnata). Bagian tanaman yang digunakan

dalam penelitian ini adalah bagian daun yang masih muda (lima pucuk

pertama). Bagian tanaman krokot yang digunakan adalah batang dan

daunnya, tanaman antanan yang digunakan adalah seluruh bagiannya,

sedangkan bunga kecombrang yang digunakan adalah bunga kec0rnbrar.g

yang telah mekar. Pernilihan bagian-bagian tersebut didasarkan pada bagian

yang biasa diionsumsi oleh masyarakat.

Sayuran-sayuran indigenous tersebut yang diperoleh dari pasar lokal

yang berada di daerah Bogor, pertama-tarna disiangi untuk diambil bagian

yang akan diteliti, dicuci sarnpai bersih kemudian ditiriskan. Setelah itu

sayuran dibekukan dalam freezer selama satu malam untuk memudahkan

proses pengeringan vakum. Sayuran yang sudah beku tersebut selanjutnya

dikering bekukan dengan alat freeze dryer selama 48 jam. Proses

pengeringan dengan cara dibekukan ini mernpunyai kelebihan yaitu dapat

mencegah kerusakan atau kehilangan komponen aktif dari sayuran tersebut.

Pengeringan ini dirnaksudkan untuk menurunkan kandungan air dari sayuran

indigenous sehingga dapat menurunkan efisiensi ekstraksi yang akan

dilakukan.

Setelah dilakukan proses pengeringan beku, sayuran tersebut

dihancurkan dengan cara diblender, kernudian diayak dengan ayakan

berukuran 30 mesh, agar diperoleh bubuk sayuran dengan tingkat kehalusan

yang tinggi. Selanjutnya sampel yang berupa bubuk sayuran disimpan cialam

freezer. Bagan alir persiapan sampel dapat dilihat pada Garnbar 12.

Page 41: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Sayuran indigenous

I Penyiangan dan pencucian

Pengeringan Beku (Freeze dryer, 48 jam)

Penghancuran sayuran kering

Gambar 12. Bagan alir pembuatan bubuk sayuran indigenous

Ekstraksi Komponen Antioksidan

Tujuan dari tahap ini adalah mengekstrak komponen-komponen

antioksidan yang tedapat dalam sayuran tersebut. Ekstraksi dilakukan

dengan menggunakan metode Harnrnersshcmidt dan Pratt (1978). Ekstraksi

dimulai dengan menimbang bubuk sayuran indigenous kering sebaxiyak 6

@am (bk) lalu diekstraksi dengan 100 ml metanol menggunakan penggoyang

(shaker) selama 3 jam. Sebanyak 70 ml metanol kemudian ditambahkan

dengan campuran dipanaskan dalam penangas air pada suhu 60°C selama 1

jam. Hasil ekstraksi disaring dengan penyaring vakum menggunakan kertas

saring Whatman 42. Residu dicuci dengan 100 ml metanol panas dan

disaring kembali dengan penyaring vakum. Hasil ekstraksi dan residu

dicampur lalu dipekatkan dengan menggunakan rotavapor pada suhu 40°C

Page 42: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

dengan tekanan rendah (13.5 kgf/cm2). Ekstrak yang diperoleh selanjutnya

ditempatkan pada veal-veal dan disimpan dalam freezer. Bagan alir proses

ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 13.

I Bubuk Sayuran Ind.qenous I

Ekstraksi dengan Metanol (Hammerschmidt dan Pratt, 1978) .

I Penyaringan I I f

Pencucian dengan Metanol

4 Penghilangan Metanol I

Ekstrak Antioksidan

Gambar 13. Bagan alir proses ekstraksi komponen antioksidan

Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia Ekstrak Antioksidan Sayuran

Indigettous

Pengujian karakterisasi ekstrak antioksidan sayuran indigenous

meliputi sifat fisik dan k i i ia ekstrak. Pengamatan terhadap sifat fisik ekstrak

terdiri dari pengamatan terhadap warna dan rendemen ekstrak. Sedangkan

pengamatan terhadap sifat kimia ekstrak terdiri dari analisis kadar air, kadar

bahan kering ekstrak dan penentuan nilai total fenol.

Page 43: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Tahap Pengujian Kapasitas Antioksidan

Pengujian kapasitas anfioksidan ekstrak sayuran indigenous t e r d i

dari pengujian kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger dengan

menggunakan metode DPPH dan ABTS, kapasitas mereduksi menggunakan

metode ferisianida dan pengujian kapasitas antioksidan sebagai penghambat

oksidasi lipid lanjut.

Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan terhadap ekstrak antioksidan sayuran

indigenous adalah sebagai berikut:

Karakterisasi Sifat Fisik Ekstrak Antioksidan Sayuran indigenous

Warna Ekstrak

Pengamatan terhadap warna ekstrak dilakukan dengan mengamati

warna yang terbentuk setelah proses ekstraksi.

Rendemen Ekstrak

Penghitungan terhadap rendemen ekstrak dilakukan untuk mengetahui

berapa banyak bahan baku yang dibutuNcan untuk mendapatkan sejumlah

tertentu ekstrak sayurannya. Rendemen ekstrak d i t u n g dengan cara

menirnbang ekstrak yang diperoleh dibagi dengan bobot awal sayuran segar

dikurang bobot kering sayuran segar.

W e b m k Rendemen Ekstrak (% bb) = x 100%

W awal - W nwal kering

Keterangan: W rl;sbal; = bobot ekstrak yang diperoleh (g) w a ~ a ~ = bobot awal sampel yang akan diekstrak (g) W , , = bobot awal sampel yang akan diekstrak x k.a sampel

Page 44: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Karakterisasi Sifat Kimia Ekstrak Antiohidan Sayuran Indigenous

Karakterisasi sifat kimia yang diamati meliputi analisa kadar air

(dilakukan terhadap sampel sayuran segar dan bubuk sayuran), analisa

kadar bahan kering ekstrak dan nilai total fen01 ekstrak sayuran indigenous.

Kadar Air (AOAC, 1984)

Penetapan kadar air merupakan cara untuk mengukur banyaknya air

yang terdapat di dalam suatu bahan pangan. Analisis kadar air dilakukan

terhadap sampel sayuran segar (awal) dan pada sampel bubuk sayuran

kering (setelah fieeze drying). Penentuan kadar air ini dilakukan dengan

menggunakan metode pengeringan dengan oven biasa. Prinsip dari metode

ini adalah air dikeluarkan dari sampel dengan cara menguapkan air yang

terdapat dalam bahan pangan.

Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 103OC selama

15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan dilakukan penirnbangan

untuk mengetahui bobot kosong daricawan aluminium tersebut. Sampel

ditimbang sebanyak 5 g kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103°C

kemudian didinginkan dalam desikator lalu dilakukan penimbangan.

Penimbangan dilakukan hingga diperoleh bobot tetap.

W-(W1-W2) Kadar air (%) = x 100%

W

Keterangan : W = bobot contoh sebelum diieringkan (g) WI = bobot (contoh + cawan) sesudah dikeringkan (g) w2 = bobot cawan kosong (g)

Kadar Bahan Kering Ekstrak

Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui berat komponen

kering dari ekstrak per 100 mg ekstrak. Prosedur yang dilakukan adalah

menyiapkan cawan porselen bersih, bebas lemak dan kotoran. Cawan

dikeringkan dalam oven sampai kering lalu didinginkan dalam desikator, lalu

Page 45: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

ditimbang. Sampel ekstrak diambil sebanyak 2.5 mg lalu dikeringkan dalam

oven pada suhu 4OvC selama kurang lebii 6 jam. Pengeringan dilakukan pada

suhu 40°C dimaksudkan agar komponen-komponen volatile yang terdapat

dalam ekstrak tidak ikut teruapkan. Ekstrak kering kemudian diieluarkan dari

oven dan didinginkan lalu ditimbang hingga diperoleh bobot tetap.

- (W1- W2) Kadar bahan kering (YO) - x 100%

W I I

Keterangan : W = bobot contoh sebelum d i i e ~ g k a n (mg) W, = bobot {mntoh + cawan) sesudah diieringkan {ntg) W2 = bobot cawan kosong (mg)

Nilai Total Fen01 Ekstrak

Pengukuran nilai total fenol pada tahap ini bertujuan untuk

mengetahui kandungan fenol yang terdapat dalam ekstrak sampel, dan

selanjutnya nilai ini digunakan sebagai standar atau dasar penggunaan bahan

baku tersebut dalam pengujian kapasitas antioksidan dari masing-masing

sampel.

Total fenol ekstrak diukur dengan reagent Folin-Ciocalteau

menggunakan metode Javanmardi et al. (2003) dengan sedii t modifikasi.

Prosedur pengukuran dilakukan dengan cara menimbang sampel sebanyak

lebih kurang 5 mg untuk masing-masing sampel lalu ditambahkan 0.5 ml

metanol, 2.5 ml aquadest, dan 2.5 ml reagent Folin-Ciocalteau 50%.

Campuran didiamkan selama 5 menit kemudian ditambahkan 2 ml NazCO3

7.5% dan divorteks lalu d i i i b a s i selama 15 menit pada suhu 45OC.

Absorbansi kesemua sampel diukur pada panjang gelombang 765 nm dengan

menggunakan spektrofotometer. Hasil pengukuran diekspresikan sebagai mg

ekuivalen asam galat per gram berat kering sampel (mg GAE/g bk).

Standar yang digunakan dalam penentuan nilai total fenol ekstrak

adalah asam ga!at. Standar asam galat dibuat dengan variasi konsentrasi

antara 50 - 250 m a .

Page 46: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Tahap Pengujian Kapasitas antioksidan Ekstrak Sayuran Indigenous

Tahapan ini meliputi pengujian kapasitas antioksidan sebagai radikal

scavenger yang diuji dengan menggunakan metode DPPH dan ABTS,

kapasitas mereduksi yang diuji dengan metode ferisianida. Hasii pengujian

ketiga metode tersebut dinyatakan sebagai TEAC (Trolox Equivalent

Antioxydant Capacity). Selain itu pengujian kapasitas antioksidan juga

dilakukan terhadap antioksidan sebagai penghambat oksidasi lipid lanjut yang

diuji dengan metode TBA.

Pengujian Kapasitas Antioksidan Sebagai Radical Scavenger Menggunakan Metode DPPH

Pengujian kapasitas antioksidan diukur dengan menggunakan metode

Payet et 01. (2005). Ekstrak sampel dibuat dalam konsentrasi 100 ppm

berdasarkan nilai total fen01 untuk masing-masing sampel. Sebanyak 5 ml

dari 0.1 mM larutan DPPH dalam metanol ditambahkan ke dalam masing-

masing sampel kemudian dikocok hingga homogen. Selanjutnya sampel

disimpan pada suhu 27OC selama 20 menit. Kontrol disiapkan tanpa

penambahan ekstrak sampel dan metanol digunakan sebagai koreksi.

Absorbansi sampel diukur pada panjang gelombang 517 nm. Kapasitas

antioksidan diekspresikan sebagai persen inhibisi (penghambatan) dan

dihitung dengan menggunakan rumus :

Abs kontro~ - Abs sampel

Penghambatan (YO) = x 100 Abs liontro~

Nilai perhitungan persen penghambatan dinyatakan pula dalam TEAC dengan

cara :

TEAClDPPH = x [Trolox] % penghambatan Trolox

Page 47: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Pengujian Kapasitas Antioksidan sebagai Radikal Scavenger dengan metode TEACIABTS"

Nilai total kapasitas antioksidan (TAA) diestimasikan sebagai Trolox

Equivalent Antioxidant Capacity (TEAC) assay menggunakan metode Lee et

al. (2006). Pengujian didasarkan pada kemampuan dari masing-masing

substansi untuk membentuk kation radikal ABTs* yang dibandingkan dengan

standar (Trolox). Kation radikal disiapkan dengan mencampurkan 7 mM

larutan stok ABTS dengan 2.45 mM potassium persulfat (111, v/v) dan

dibiarkan bercampur selama 4 - 8 jam hingga reaksi bejalan sempurna

yang ditandai dengan absorbansi yang stabil. Larutan BTS" dilarutkan

dengan etanol hingga absorbansinya mencapai 0.700 F 0.05 pada panjang

gelombang 734 nm. Pengukuran dilakukan dengan mengambil 0.9 ml dari

larutan ABTS'+ dan 0.1 ml ekstrak sampel yang dilarutka dalam metanol.

Campuran dikocok selama 45 detik dan segera dilakukan pengukuran untuk

mengetahui absorbansinya pada panjang gelombang 734 nm setelah 1 menit.

Standar yang digunakan dalam penentuan nilai total fen01 ekstrak

adalah trolox. Standar trolox dibuat dengan variasi konsentrasi antara 0-0.5

PM

Pengujian Kapasitas antioksidan Sebagai Kapasitas Mereduksi Menggunakan Metode Ferisianida

Pengujian kemampuan mereduksi dilakukan dengan menggunakan

metode Duh et al. (2004). Sebanyak 0-500 mg/mL ekstrak dalam buffer

phosphate (2.5 mL., 0.2 M, pH 6.6) ditambahkan potassium ferisianat (2.5

mL., 10 mgIrnL) lalu campuran diinkubasi pada suhu 50°C selama 20 menit.

TCA (2.5 mL., 100 mg/mL) ditambahkan ke dalam campuran lalu disentrifuge

Page 48: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

selama 10 menit. Sebanyak 2.5 mL supematan dicampurkan dengan 2.5 mL

air destilasi clan feri klorida (0.5 mL., 10 m a ) . Kemudian diukur

absorbansinya diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang

700 nm. Semakin tinggi absorbansi meagindiiasikan kemampuan mereduksi

yang semakin baik.

Kemampuan mereduksi dinyatakan dalam TEAC dengan cara

membagi absorbansi kontrol dengan absorbansi sampel. Hasil penghitungan

perbandigan tersebut selanjutnya dikonversikan dengan hasil penghitungan

kemampuan mereduksi dari standar trolox dengan cara membaginya dengan

nilai reduksi trolox.

Pengujian Kapasitas antioksidan Sebagai Penghambat Oksidasi Lipid Lanjut Menggunakan Metode TBA (Aqil et aL 2006)

Sebelum pengukuran potensi antioksidan dari ekstrak sayIran

indigenous dilakukan pengukuran hidroperoksida sebagai produk primer

asam linoleat yang teroksidasi dengan metode FTC.

Metode yang digunakan sebagaimana dijelaskan dalam Aqil et al,

(2006). Campuran yang terdiri dari 4 mg ekstrak sampel dalam 4 ml etanol

absolut, 4.1 ml asam linoleat dalam etanol 2.52%, 8 ml buffer phosphate @H

7) 0.05 M dan 3.9 ml air diletakkan dalam vial yang ditutup rapat dan

disimpan dalam oven dengan suhu 40°C. Sebanyak 0.1 ml dari campuran

tersebut ditambahkan dengan etanol 75%, 0.1 ml ammonium tiocianat 30%

dan 0.1 ml fero klorida 0.02 M dalam 3.5% HC1. Absorbansi warna merah

diukur pada panjang gelombang 500 nm setiap 24 jam sampai 1 hari setelah

absorbansi kontrol mencapai nilai tertinggi. Trolox digunakan sebagai

standar positif dan kontrol tanpa sampel sebagai kontrol negatif.

Pengujian tahap selanjutnya adalah pengujian terhadap daya hambat

oksidasi lipid lanjut menggunkan metode TBA. Metode yang digunakan

sebagaimana dijelaskan dalam Aqil et al. (2006). Sebanyak 2 ml asam

trikloroasetat dan 2 ml 0.67% asam thiobarbiturat ditambahakan ke dalam 1

Page 49: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

ml sampel yang telah disiapkan pada metode FTC. Campuran diletakkan

dalam air mendidih dan setelah dingin disentrifus pada 3000 rpm selama 20

menit. Absorbansi supematan diukur pada panjang gelombang 532 nm.

Kapasitas antioksidan didasarkan pada absorbansi hari terakhir dari metode

FTC. Untuk pembuatan kurva standar dengan cara yang sarna digunakan

larutan 1.1.3.3-tetra metoksi propane (TMP) dengan konsentrasi 0.5 - 3.0

PM.

Nilai kapasitas antioksidan ditentukan berdasarkan kemampuan

ekstrak antioksidan untuk menahan laju pembentukan MDA (malonaldehid).

Oleh karena itu aktivitas dihitung sebagai persen inhibisi dengan rumus :

Penghambatan 1%) = x 100%

Analisis Data

Analisis Data mengenai Hubungan Nilai Total Fenol dan Kapasitas Antioksidan sebagai Radikal Scavenger.

Analisis data hasil penelitian untuk mengetahui adanya hubungan

antara nilai total fen01 dengan kapasitas antioksidan sebagai radikal

scavenger digunakan analisis regresi linier dan dinyatakan sebagai koefisien

korelasi (r). Analisis data dilakukan terhadap kapasitas antioksidan yang

dinyatakan dalam % penghambatan (Yoinhibisi) radikal bebas DPPH dan

kapasitas antioksidan yang dinyatakan dalam TEAC (radikal bebas DPPH

dan radikal bebas ABTS). Sedangkan untuk melihat sejauh mana perbedaan

Page 50: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

kemampuan antioksidan dalam menghambat perkembangan radial bebas

DPPH dan ABTS dilakukan uji analisis variansi pada a = 0.05.

Hasil analisis dinyatakan mempunyai korelasi yang positif apabila

hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 artinya

lebih dari 80% nilai total fenol berpengaruh terhadap kapasitas antioksidan

sebagai radikal scavenger.

Analisis Data mengenai Hubungan Nilai Total Fenol dan Kemampuan Mereduksi

Analisis data hasil penelitian untuk mengetahui adanya hubungan

antara nilai total fenol dan kemampuan mereduksi dari suatu antioksidan

digunakan analisis regresi linier dan dinyatakan sebagai koefisien korelasi

(r). Hasil analisis dinyatakan mempunyai korelasi yang positif apabila

hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 aainya

lebih dari 80% nilai total fenol berpengaruh terhadap kemampuan mereduksi

dari suatu antioksidan.

Analisis Data mengenai Hubungan Nilai Total Fenol dan Kapasitas Antioksidan sebagai Penghambat Oksidasi Lipid Lanjut

Nilai persentase penghambatan oksidasi lipid lanjut diukur

berdasarkan jumlah malonaldehid (MDA) yang terbentuk yang didapat

dari rata-rata MDA linoleat yang terbentuk (MDA kontrol) dikurangi

dengan rata-rata MDA tiap perlakuan yang terbentuk dibagi dengan MDA

kontrol dan dikali 100%.

Untuk mengetahui adanya hubungan antara nilai total fenol dari

suatu antioksidan dengan kemampuan antioksidan dalam menghambat

tejadiiya oksidasi lipid lanjut digunakan analisis regresi linier sederhana

dan dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r).

Hasil analisis dinyatakan mempunyai korelasi yang positif apabila

hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 artinya

Page 51: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

lebih dari 80% nilai total fenol berpengaruh terhadap kemampuan

antioksidan dalam menghambat terjadinya oksidasi lipid lanjut.

Analisis Data mengenai Hubungan Kemampuan Mereduksi dan Kapasitas Antioksidan sebagai Radikal Scavenger

Analisis data hasil penelitian untuk mengetahui adanya hubungan

antara kemampuan mereduksi dengan kapasitas antioksidan sebagai radikal

scavenger digunakan analisis regresi l i ~ e r dan dinyatakan sebagai koefisien

korelasi (r). Analisis data dilakukan terhadap kapasitas antioksidan yang

dinyatakan dalam % penghambatan (%inhibisi) radikal bebas DPPH dan

kapasitas antioksidan yang diiyatakan dalam TEAC (radial bebas DPPH

dan radikal bebas ABTS). Sedangkan untuk melihat sejauh mana perbedaan

kemampuan antioksidan dalam mereduksi radikal bebas DPPH dan ABTS

dilakukan uji analisis variansi pada a = 0.05.

Hasil analisis diiyatakan mempunyai korelasi yang positif apabila

hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 artinya

lebih dari 80% nilai total fenol berpengaruh terhadap kapasitas antioksidan

sebagai radikal scavenger.

Analisis Data mengenai Hubungan Kemsmpuan Mereduksi dan Nilai Total Flavonol dan Flavon

Data untuk nilai total flavonol dan flavon adalah data sekunder yang

diperoleh dari hasil penelitian Batari (2007). Analisis data mengenai

hubungan antara kemampuan mereduksi dengan nilai total flavonol dan

flavon dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan flavonol dan flavon dalam

mereduksi senyawa lain. Pengolahan data untuk menganalisis hubungan ini

dilakukan dengan membuang 2 (dua) buah data pencilan yaitu Nlai total

flavonol (kaempferol) dari daun katuk (138.14 mg/100 g) dan daun antanan

(8.57 mg/100 g). Hal ini dikarenakan nilai kaempferol yang terlalu tinggi

Page 52: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

dapat menghalangi pelepasan hidrogen dari antioksidan sehingga akan

menuninkan aktivitas antioksidannya.

Untuk mengetahui adanya hubungan antara kemampuan mereduksi

dari suatu antioksidan dengan kapasitas antioksidan digunakan analisis

regresi l i e 1 sederhana dan diiyatakan sebagai koefisien korelasi (I).

Hasil analisis dinyatakan rnempunyai korelasi yang positif apabila

hasil perhitungan menghasilkan nilai koefisien korelasi ( r ) > 0.8 artinya

lebih dari 80% kemampuan mereduksi antioksidan dipengaruhi oleh nilai

total flavonol dan flavon.

Page 53: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia Ekstrak Antioksidan Sayuran indigenous

Ekstraksi Komponen Antioksidan

Proses ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan ekstrak sayurm indigenous

(kenikir, beluntas, mangkokan, kemangi, katuk, kedondong cina, pohpohan,

ginseng, antanan, dan bunga kecombrang) yang mengandung komponen aktif

yang dapat bekerja sebagai antioksidan. Metode yang digunakan pada proses

ekstraksi sayuran indigenous adalah metode ekstraksi dengan menggunakan

pelarut organik yaitu metanol. Sayuran indigenous yang digunakan adalah sayutan

segar dengan kandungan air sebagaimana disajikan pada Lampiran 1. Berdasarkan

data teeebut dapat diketahui bahwa kadar air sayuran indigenous segar berkisar

antara 81.31% - 90.84 % berat basah. Kadar air tertinggi diiiliki oleh daun

ginseng (90.84%) dan kadar air terendah adalah daun mangkokan (81.31%).

Sayuran tersebut sebelum diekstrak, dikeringkan terlebih dahulu dengan

menggunakan alat pengering beku Vreeze dryer) selama 48 jam. Pengeringan

dengan cara ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada senyawa

metabolit sekunder khususnya senyawa flavonoid. Setelah proses pengeringan

beku, kesemua sayuran yang diteliti dihancurkan dengan cam diblender, kemudian

diayak dengan ayakan ukuran 30 mesh, agar diperoleh serbukfbubuk sayuran

dengan kehalusan yang tinggi. Adapun tujuan pembuatan bubuk sayuran ini

adalah untuk memperkecil dan menyeragamkan ukuran partikelnya agar

mempermudah kontak antara bahan dan pelarutnya, sehingga ekstraksi dapat

berlangsung dengan baik. Bubuk kering sayuran yang diperoleh selanjutnya

ditentukan kadar aimya sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan

hasil analisis kadar air pada bubuk kering diketahui bahwa kadar air sampel

sayuran kering berkisar antara 7.31% - 10.33%.

Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi sayuran indigenous adalah

pelarut polar metanol. Menurut Larson (1988), senyawa antioksidan di dalam

tanaman tingkat tinggi selain berupa protein, senyawa bernitrogen, karotenoid,

vitamin C adalah senyawa fenolik. Senyawa fenolik yang berhngsi sebagai

Page 54: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

antioksidan primer dalam tanaman bersifat polar. Pada penelitian ini diasumsikan

bahwa komponen aktif antioksidan yang terkandung dalam sayuran indigenous

adalah senyawa fenolik karena antioksidan yang paling umum terdapat pada

tanaman adalah kelompok senyawa fenolik (Pratt, 1992). Menurut Hougton clan

Raman (1998) komponen fenolik yang umumnya terdapat dalam tanaman berada

dalam bentuk fenol bebas dan glikosidik. Senyawa fenolik cenderung relatif polar

karena banyak mengandung gugus OH dan larut dalam pelarut metanol. Oleh

karena itu, metanol dipilih sebagai pelarut dalam penelitian ini. Dari beberapa

hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak polar antioksidan menghasilkan aktivitas

tertinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Velioglu et al. (1998) menyatakan

bahwa ekstrak buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian dengan menggunakan

pelarut metanol menunjukkan kapasitas antioksidan yang sangat h a t .

Pada penelitian ini proses ekstraksi dilakukan berdasarkan prinsip

kelarutan yaitu pelamt polar akan melamtkan senyawa polar, dan sebaliknya.

Flavonoid-o-glikosida memiliki molekul gula dimana molekul gula diketahui

memiliki gugus hidroksil sehingga akan mudah larut dalam pelarut dengan

kepolaran tinggi. Semakin banyak gugus monosakarida yang berikatan dengan

senyawa flavonoid (ikatan glikosida) maka akan lebih bersifat polar. Hal ini

disebabkan karena semakin bertambahnya gugus hidroksil.

Hasil ekstraksi daun kenikir dan beluntas memberikan wama hijau tua,

ekstrak daun mangkokan, kemangi, pohpohan, antanan, katuk, ginseng,

kedondong cina, dan krokot benvama hijau, sedangkan ekstrak bunga

kecombrang benvama merah kecoklatan. Semakin pekat wama yang dihasilkan

mengindikasikan semakin banyaknya komponen antioksidan yang terekstrak.

Hasil ekstraksi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Rendernen dan Bahan Kering Ekstrak

Penghitungan rendemen sampel dimaksudkan untuk mengetahui

banyaknya komponen antioksidan yang terekstrak dibandingkan dengan jumlah

sampel yang digunakan. Selain rendemen, perlu dihitung pula kadar bahan kering

ekstrak. Pengukuran kadar bahan kering ekstrak ini dilakukan dengan cara

mengambil sejumlah ekstrak yang dimiliki dalam ukuran berat. Kemudian ekstrak

tersebut ditempatkan pada cawan porselen yang bersih, dan bebas lemak, kering

Page 55: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

oven serta sudah diketahui beratnya. Selanjutnya diiasukkan ke dalam oven dan

dibiarkan hingga kering pada suhu 40°C. Penggunaan suhu 40°C dimaksudkan

untuk mencegah terjadinya perubahan kimia yang tidak diinginkan pada sampel.

Suhu ini relatif aman serta mencegah terjadinya kerusakan pada senyawa

metabolit sekunder tertentu, khususnya senyawa flavonoid. Flavonoid merupakan

golongan senyawa fen01 yang memiliki sistem aromatik terkonjugasi. Sistem

aromatik terkonjugasi ini mudah rusak pada suhu tinggi. Selain itu, beberapa

golongan fenolik memiliki ikatan glikosida dengan molekul gula. Ikatan glikosida

ini akan mudah rusak dan putus pada suhu tinggi. Hasil penghitungan kadar bahan

kering ekstrak sayuran indigenous sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3 dan

Lampiran 4.

Dari hasil penghitungan rendemen ekstrak diketahui bahwa rendemen

terbesar dihasilkan dari ekstrak daun katuk sedangkan rendemen terendah adalah

dari bunga kecombrang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007)

diketahui bahwa daun katuk mempunyai kandungan flavonoid yang terdiri dari

senyawa flavone dan flavonol sebesar 142.64 mg/100 g sample segar. Kandungan

flavonoid yang dimiliki oleh daun katuk mempunyai nilai tertinggi jika

dibandingkan dengan sayuran indigenous yang lain yang diujikan pada penelitian

ini. Sedangkan bunga kecombrang mempunyai kandungan flavonoid sebesar 1.18

mg/100 g sample segar. Kandungan flavonoid yang terdapat pada bunga

kecombrang merupakan nilai kedua terendah setelah krokot. Tingginya

Tabel 3. Hasil pengamatan karakterisasi sifat fisik dan kimia ekstrak antioksidan sayuran indigenous

Jenis Ekstrak

Beluntas Kenikir Mangkokan Kemangi Pohpohan Katuk Antanan Ginseng Kedondong C i a Bunga Kecombrang Kmkot

Warna Ekstrak

Hijau Tua Hijau Tua

Hujau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau

M m h Kecoklatan Hijau

Kadar Bahan

Kering (% b k)

93.68 f 1.04 98.43 + 1.12 94.35 i 0.95 98.37 + 1.19 98.29% 1.38 98.83 i 0 . 5 6 91.17i0.70 98.17 + 0.91 95.83 + 3.05 94.60 + 3.06 93.60 0.04

Rendemen (%) Sampel Segar

1.90+0.03 2.29 f.O.11 3.35 0.1 1 1.38i0.08 1.12 i 0 . 0 4 4 . 8 8 i 0.15 2.58k0.15 1.57 2 0.03 2.95 + 0.13 0.91 + 0.13 2.26 f 0.09

Sampel Bubuk

21.59+ 1.36 26.07+ 1.99 30.07 if: 0.73 18.18 f 0.47 15.04 f 0.47 38.39 i 0.92 34 .06 i 1.75 26.92 & 1.50 33.63 + 2.80 14.04 2 1.38 31.22 + 0.33

Page 56: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

kandungan flavonoid dari katuk inilah ymg menyebabkan daun katuk mempunyai

rendemen tertinggi.

Hasil perhitungan kadar bahan kering ekstrak antioksidan diketahui bahwa

daun katuk menghasilkan kadar bahan kering ekstrak tertinggi yaitu sebesar 98.84

mg/100g ekstrak jika dibandiigkan ekstrak antioksidan yang lainnya. Sedangkan

ekstrak bahan kering terendah dimiliki oleh antanan yaitu sebesar 91.89 mg/100 g

ekstrak. Tingginyz kandungan bahan kering ekstrak pada daun katuk berkaitan

dengan tingginya kandungan senyawa flavonoid yang dirniliki oleh daun katuk

yaitu sebesar 142.64 mg/100 g sample segar.

Analisis Data Hubungan Nilai Total Fenol Ekstrak Antioksidan dengan

Kapasitas Antioksidan

Analisis Total Fenol dan Kapasitas Antioksidan Sayuran Indigenous

Penentuan total fenol pada setiap ekstrak dilakukan untuk menentukan

kadar senyawa fenol yang terdapat dalam setiap ekstrak. Flavonoid mempakan

golongan senyawa fenol terbesar yang terdapat di alam, sehingga penentuan total

fenol bertujuan untuk mengetahui kadar fenol yang terdapat dalam setiap ekstrak.

Kandungan senyawa fenolik pada ekstrak sayuran indigenous di uji

dengan menggunakan reagen Folin - Ciocalteu dan pengukuran dilakukan pada

panjang gelombang 760 nm. Hasil yang diperoleh dinyatakan sebagai ekivalen

asam galat (GAE). Asam galat merupakan standar untuk mengukur sampel pada

makanan atau minuman yang diperkirakan mengandung senyawa fenol. Pengujian

ini dilakukan karena senyawa fenolik berkontribusi langsung terhadap kapasitas

antioksidan. Nilai absorbansi yang temkur menyatakan intensitas senyawa fenol

yang terdapat pada sampel. Semakin besar nilai absorbansi yang dihasilkan maka

kandungan senyawa fenol pada ekstrak sayuran tersebut semakin tinggi.

Folin : Mo (VI) bx,i,,) + e- (dari AH) --+ Mo(V) (tinr)

;L = 760 nm

Page 57: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan
Page 58: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Tabel 4 dan Lampiran 9 menunju'xkan bahwa kapasitas antioksidan ekstrak dam

beluntas (86.65%) > ekstrak daun kenikii (84.13%) > ekstrak bunga kecombrang

(32.13%) > ekstrak antanan (27.29%) > ekstrak daun kemangi (213.72%) > ekstrak

daun pohpohan (21.51%) > ekstrak krokot (21.18%) > ekstrak daun mangkokan

(19.54%) > ekstrak daun ginseng (16.90%) > ekstrak daun kedondong cina

(9.55%) 2 ekstrak daun katuk (7.1 1%).

Secara spesifik dikatakan bahwa suatu senyawa dikatakan mempunyai

aktivitas antioksidan sangat kuat jika mampu menghambat perkembangan radial

bebas lebih dari 80%, dikatakan sedang jika mampu menghambat sebesar 50-80%,

dan dikatakan lemah jika mempunyai kemampuan penghambatan kurang dari

50%. Berdasarkan data pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa ekstrak daun beluntas

dan ekstrak daun kenikir mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat h a t , ha1

ini ditunjukkan dengan kemampuannya menghambat perkembangan radikal bebas

lebih dari 80%. Sedangkan ekstrak sample lainnya mempunyai aktivitas dibawah

50% yang berarti mempunyai aktivitas antioksidan yang lemah. Tingginya

kemampuan antioksidan pada ekstrak daun beluntas dan kenikir disebabkan

karena terdapatnya senyawa quercetin dalam eksttak tersebut sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel 1. Quercetin merupakan golongan flavonol yang paling banyak

terdapat dalam tanaman dan merupakan komponen yang paling aktif dan paling

kuat dibanding senyawa yang laimya (Fuhnnan dan Aviram, 2002).

Berdasarkan data pada Tabel 4 dan Lampiran 9 dapat dilihat bahwa

kapasitas antioksidan yang dinyatakan dalam TEAC diketahui bahwa nilai

terendah yaitu sebesar 45.08 pmol trolox ekivalen dengan penghambatan radikal

DPPH sebesar 7.11% ditunjukkan pada ekstrak daun katuk dan nilai tertinggi

yaitu sebesar 1195.14 pmol trolox ekivalen dengan penghambatan DPPH sebesar

86.65% ditunjukkan pada eksttak daun beluntas. Ekstrak daun beluntas pada

konsentrasi 100 ppm mampu menghambat oksidasi DPPH sebesar 86.65 %, nilai

tersebut ekivalen dengan 0.84 pmol trolox. Sedangkan pada konsentrasi yang

sama untuk ekstrak daun katuk menunjukkan rendahnya aktivitas antioksidan

yaitu hanya sebesar 7.1 1%, nilai ini ekivalen dengan 0.07 pmol trolox.

Hasil yang sama juga ditunjukkan pada kapasitas antioksidan yang

dinyatakan sebagai nilai TEAC (Tabel 4, Lampiran 9 dan 10). Kapasitas

antioksidan ekstrak daun beiuntas mempunyai nilai TEAC tertinggi baik yang

Page 59: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

diuji dengan radikal DPPH (1195.14 p o l TEACImg ekstrak) maupun dengan

radial ABTS (46.42 pnol TEAC/mg ekstrak) kemudian diikuti oleh ekstrak daun

keniku dengan nilai TEACtDPPH sebesar 902.66 p o l TEACImg ekstrak dan

nilai TEACIABTS sebesar 37.99 p o l TEACImg ekstrak. Sedangkan kapasitas

antioksidan dengan nilai TEAC terendah ditunjukkan pada ekstrak krokot yaitu

sebesar 79.40 p o l TEACImg ekstrak yang diuji dengan radikal bebas DPPH dan

sebesar 7.59 p o l TEACImg ekstrak yang diuji dengan radikal bebas ABTS.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007) sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa daun beluntas mengandung senyawa

flavonoid miricetin (0.88 mgI100 g sample segar), quercetin (5.46 mgI100 g

sample segar) dan kaempferol (0.19 mhf100 g sample segar). Sedangkan daun

kenikir mengandung quercetin (54.56 mgI100 g sample segar) d m kaempferoi

(0.79 mg1100 g sample segar). Berdasarkan kandungan flavonoid tersebut dapat

dijelsskan bahwa kandungan quercetin daun kenikii Iebih tinggi dibandingkan

quercetin pada daun beluntas namun daun kenikir mempunyai kandungan

kaempferol yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaempferol pada daun

beluntas. Struktur yang memungkinkan aktivitas scavenging radikal dari flavonoid

adalah adanya 3,4-hidroksil pada cincin B yang berperan sebagai donor elektron

dan menjadi target radikal. Orto-dihidroksilasi dari cincin B berkontribusi

terhadap aktivitas antioksidan. Struktur para quinol pada cincin B memberikan

aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan orto quinol. Sementara konfigurasi meta

tidak memiliki efek terhadap aktivitas antioksidan (Pratt, 1992). Senyawa

kaempferol tidak memiliki gugus 3,4-hidroksil pada cincin B, oleh karena itu

adanya kandungan kaempferol dapat menyebabkan penurunan aktivitas

a n t i o k ~ i d ~ .

Pada pengujian kemampuan mereduksi (reducing power) diperoleh hasil

bahwa ekstrak daun kenikir mempunyai kemampuan mereduksi yang paling

tinggi, diikuti oleh ekstrak daun beluntas, pohpohan, antanan, kemangi, katuk,

bunga kecombrang, kedondong cina, ginseng, dan krokot. Tingginya kemampuan

mereduksi dari ekstrak daun kenikir disebabkan adanya kandungan quercetin pada

ekstrak tersebut.

Page 60: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Pengujian kapasitas antioksidan yang lain dari sayliran indigenous

ditunjukkan dari kemampuannya menghambat proses oksidasi lipid lanjut.

Hidroperoksida asam linoleat (LOOH) merupakan salah satu produk

primer oksidasi asam linoleat yang mampu mengoksidasi Fez+ menjadi Fe3'.

Reaksi oksidasi yang dikemukakan oleh Fenton di dalam Mathews (2000) adalah

sebagai berikut:

LOOH + ~e'+ + 2 K + L(0Hfi + Fe3+

Pada pengujian ini, reaksi antara Fe3+ hasil oksidasi FeClz oleh

hidroperoksida dengan SCN menghasilkan senyawa kompleks benvarna merah

FeFe(SCN)6] dengan serapan maksimum pada panjang gelombang 500 nm.

2 Fe3+ + 6 SCN --+ Fepe(SCN)6]

Absorbansi dari kompleks berwarna merah tersebut berbanding lurus

dengan konsentrasi malonaldehid yang terbena.. Oleh karena itu dilakukan

pengukuran absorbansi setiap 24 jam hingga tercapai absorbansi maksimum. Hasil

analisis ini sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 14 dan Lampiran 11.

Beberapa faktor yang mempengamhi autooksidasi asam linoleat adalah

panas, pH, cahaya, oksigen, ion logam katalitik, dan radikal lipid itu sendiri

(Buck, 1991). Pada sistem ini, asam linoleat ditempatkan pada botol gelap

bertutup kemudian diinkubasi selama 6 hari pada suhu 40°C. Inkubasi sampel

dikondisikan sedemikian rupa sehingga hanya panas, oksigen, pH dan radikal lipid

yang mempengaruhi oksidasi asam linoleat.

Pada tahap awal oksidasi asam linoleat (fase lag) akan terbentuk

hidroperoksida. Selanjutnya diikuti tahap propagasi dimana kadar hidroperoksida

terus meningkat dan mencapai nilai maksimum pada hari ke-5. Kemudian disusul

dengan tahap terminasi dimana hidroperoksida akan mengalami dekomposisi

membentuk malonaldehid.

Menumt Chen (1996) nilai absorbansi pada hari ke-0 hams dibawah 0.3,

karena jika absorbansinya lebih dari 0.3 menunjukkan asam linoleat telah rusak

(teroksidasi). Waktu selama absorbansi masih di bawah 0.3 dinyatakan sebagai

periode induksi dari autooksidasi lipida Periode induksi juga menunjukkan

lamanya tahap inisiasi berlangsung.

Page 61: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Penambahan ekstrak sayuran indigenous dilakukan seawal mungkii untuk

menghasilkan efek maksimum. Antioksidan hanya akan benar-benar efektif bila

ditambahkan seawal mungkin selama periode induksi, yaitu suasana periode awal

oksidasi asam linoleat terjadi dimana oksidasi masih berjalan secara lambat

dengan kecepatan seragam (Shriftfar et al., 2003).

Pengukuran konsentrasi malonaldehid (MDA) dilakukan pada hari ke-6

dengan harapan semua hidroperoksida yang terbentuk sebagai hasil oksidasi asam

linoleat sudah mengalami dekomposisi menjadi MDA. Potensi antioksidan dari

ekstrak sayuran indigenous dapat diketahui melalui perbandingan absorbansi.

Nilai absorbansi menggambarkan konsentrasi MDA. Nilai absorbansi berbanding

lums dengan konsentrasi MDA dan berbanding terbalik dengan potensi

antioksidasi. Nilai absorbansi yang rendah menunjukkan potensi antioksidan yang

tinggi. Hal ini berarti bahwa ekstrak sample mampu menghambat proses oksidasi.

Menurut Kikuzaki dan Nakatani (1993), intensitas warna yang terbentuk

menunjukkan potensi antioksidasi. Semakin pudar warna merah yang terbentuk

berarti semakin baik potensi antioksidasi yang dimiliki oleh sample tersebut.

Asam linoleat tanpa penambahan ekstrak (kontrol) memiliki intensitas

wama yang paling tinggi dibandingkan sample dengan penambahan ekstrak

sayuran indigenous. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 14.

+Blank0

1.5

5 'r Belunta~

+Mangkakan

t Kemangi 3 0.5 : pohpohan

' -Kat"k 0 1 2 3 4 5 6 -.,--. Antanan

Waktu lnkutasi (hixi) Ginwng

Gambar 14. Hasil pengukuran pembentukan hidroperoksida asam linoleat

Berdasarkan data pada Tabel 4 dan Lampiran 11 diketahui bahwa ekstrak

daun kenikir mempunyai kemampuan menghambat oksidasi lipid lanjut yang

paling tinggi, diikuti oleh ekstrak daun beluntas, kedondong cina, bunga

Page 62: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

kecombrang, mangkokan, pohpohan, ginseng, kemangi, krokot, antanan dan yang

paling rendah adalah ekstrak daun katuk.

Hubungan Nilai Total Fenol dengan Kapasitas Antioksidan Sebagai Radikal

Scavenger

Analisis data mengenai hubungan antara nilai total fenol dengan kapasitas

antioksidan sebagai radikal scavenger menggunakan radial DPPH dan ABTS

yang dinyatakan dalam % inhibisi clan TEAC menunjukkan adanya korelasi yang

positif. Untuk mengetahui sejauh mana kecenderungan nilai total fenol dalam

mempengaruhi kapasitas antioksidan selanjutnya dilakukan analisis regresi linier

yang hasilnya sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 15, sedangkan hubungan

nilai total fenol dengan kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger yang

dinyatakan dalam TEAC dapat dilihat pada Gambar 16.

Hasil analisis regresi linier sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 15

terlihat bahwa terdapat hubungan antara nilai total fenol dan kapasitas antioksidan

dengan nilai koefisien korelasi sebesar I= 0.8998. Hal ini berarti 89.98% kapasitas

antioksidan yang dinyatakan sebagai ekstrak sayuran indigenous dipengaruhi oleh

adanya senyawa fenol. Senyawa fenol sebagai antioksidan &an bereaksi dengan

radikal DPPH melalui mekanisme donasi atom hidrogen yang menyebabkan

terjadinya peluruhan wama dari ungu menjadi kuning yang diukur pada panjang

gelombang 5 12 nm.

0 50 100 150

Nilai Total Fenol (ug GAOmg ekslrak)

Gambar 15 Grafik hubungan nilai total fenol dengan kapasitas antioksidan menggunakan radikal bebas DPPH

Page 63: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Sedangkan hasil analisis regresi linier yang dimyatakan sebagai TEAC

menunjukkan bahwa hubungan antara nilai total fenol dan kapasitas antioksidan

dari sayuran indigenous mempunyai koefisien korelasi yaitu sebesar ~ 0 . 9 4 3 1

@PPH) dan ~ 0 . 9 7 0 2 (ABTS). Hal ini berarti bahwa 94.3 1% (DPPH) dan 97.02%

(ABTS) kapasitas antioksidan ekstrak sayuran indigenous dipengaruhi oleh

adanya senyawa fenol. Semakin tinggi nilai total fenol senyawa antioksidan maka

akan menghasikan kapasitas antioksidan yang semakin tinggi. Tingginya potensi

senyawa fenol dalam meredam radikal bebas disebabkan oleh kemampuan ekstrak

sayuran indigenous sebagai antioksidan dalam mendonasi atom hidrogen

(Yildirim et al. 2001).

0 50 100 150

Nil& Total Faa l (ug GAElmg ckstrak)

Gambar 16 Grafik Hubungan Nilai Total Fenol dengan Kapasitas Antioksidan Menggunakan Radikal Bebas DPPH dan ABTS

Berdasarkan persamaan regresi linier yang diperoleh, diketahui bahwa

kedua metode pengujian tersebut mempunyai nilai slope yang lebih besar dari 0

(slope > 0). Hal ini berarti bahwa kapasitas antioksidan (Y) tergantung pada nilai

total fenol (X). Perhitungan matematis memperlihatkan bahwa kapasitas

antioksidan sebagai radikal scavenger yang diuji dengan metode DPPH

mempunyai nilai slope yang lebih tinggi yaitu 12.373 dibandingkan dengan

metode AE3TS yaitu 0.4056. Nilai slope yang lebih tinggi menunjukkan bahwa

ekstrak antioksidan dinilai kurang mampu meredam radikal bebas DPPH

dibandingkan dengan radikal bebas ABTS untuk membentuk senyawa yang lebih

Page 64: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

stabil. Pada Gambar 16 terliat bahvra keinampuan ekstrak daun beluntas dalam

menghambat perkembangan radikal bebas DPPH setara dengan 1195.14 pmol

trolox/mg ekstrak. Nilai ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan kemampuan

ekstrak daun beluntas dalam menghambat perkembangan radikal ABTS yaitu

setara dengan 46.42 jmol trolox/mg ekstrak. Untuk melihat sejauh mana nilai

slope berpengaruh terhadap kemampuan meredam radikal bebas dilakukan

analisis varian pada a = 0.05. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai slope

untuk kedua persamaan regresi diatas berpengamh terhadap besar kecilnya

kapasitas antioksidan. Wang et al. (1998) mengatakan bahwa suatu senyawa yang

mempunyai aktivitas penghambatan terhadap radikal bebas ABTS tidak

menunjukkan kemampuan penghambatan terhadap radikal DPPH, dan Arts et al.

(2004) menemukan bahwa suatu senyawa yang mampu menghambat radikal

ABTS akan mempunyai kapzsitas antioksidan yang lebih tinggi.

Berdasarkan persamaan regresi linier pada Gambar 15 dan 16 diketahui

bahwa kapasitas antioksidan sangat dipengamhi oleh konsentrasi senyawa

phenolik yang terdapat dalam senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidasi dari

polifenol ini ditandai dengan aktivitas reaktif yang tinggi sebagai donor hydrogen

atau elektron dan kemampuan dari turunan radikal polifenol untuk menstabilkan

dan memindahkan elektron yang tidak berpasangan (fungsi pemutusan rantai).

Fungsi antioksidan flavonoid sebagai scavenger radikal bebas adalah

dengan memberikan atom hidrogen pada radikal. Kapasitas antioksidan dari

flavonoid berhubungan dengan stmktur flavonoid. Secara umum, aktivitas

scavenging radikal flavonoid tergantung pada stmktur molekuler dan bentuk

substitusi dari gugus hidroksil. Aktivitas stmktur (structure-activity relationship)

dari flavonoid penting diketahui yaitu jumlah dan lokasi gugus OH yang berperan

dalam menetralkan radikal bebas. Struktur yang memungkinkan aktivitas

scavenging radikal dari flavonoid adalah adanya 3,4-dihidroksil misalnya o-

dihidroksil (stmktur katekol) pada cincin B, berperan sebagai donor elektron dan

menjadi taiget radikal. Struktur 3-OH dari cincin C juga menguntungkan untuk

kapasitas antioksidan flavonoid. Konjugasi ikatan rangkap pada C2-C3 dengan 4-

keto, berperan untuk delokalisasi elektron cincin B, meningkatkan kapasitas

scavenging radikal. Juga adanya gugus 3-OH dan 5-OH dalam kombinasi dengan

fungsi 4-karbonil dan ikatan rangkap C2-C3 menaikkan aktivitas scavenging

Page 65: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

radikal. Dengan tidak adanya struktur o-dihidroksil pada cincin B, substituen

hidroksil pada katekol pada cincin A dapat dikompensasikan dan menaikkan

kemampuan aktivitas antiradikal dari flavonoid (Amic et 01. 2002). Mekanisme

penghambatan senyawa flavonoid terhadap radikal bebas DPPH dan ABTS

sebagaimana dapat dilihat pada Gainbar 17 dan 18.

"N: + F:OH - + FIO'

\ Ph Ph

NO2 NO2 Aavonoid

DPPH' (PUP!=) Aavonoid OPPHH ( y e l h l phmxyl mdld

Gambar 17 Reaksi scavenging DPPH' oleh flavonoid (Amic e l nl. 2002)

Gambar 18 Reaksi radikal ABTS dengan antioksidan (Huang et nl. 2005)

Kapasitas antioksidan pada sayuran indigenous disebabkan oleh

adanya kandungan senyawa flavonoid khususnya quercetin. Senyawa

quercetin merupakan golongan flavonol yang paling banyak terdapat dalam

tanaman dan rnerupakan senyawa yang paling aktif dibanding senyawa

lainnya dari golongan flavonol. Senyawa quercetin mempunyai lima gugus

hidroksil sehingga aktivitas pengharnbatannya lebih kuat dibandingkan dengan

flavonoid lainnya yang rnempunyai gugus hidroksil lebih sedikit dari

quercetin. Hasil oksidasi radikal bebas oleh flavonol inenghasilkan produk

antara o-quinon pada cincin B (Brown et 01. 1998).

Page 66: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Hubungan Nilai Total Fenol dengan Kemampuan Mereiluksi Antioksidan

Kemampuan mereduk,i merupakan salah satu indikator yang

digunakan untuk mengetahui potensi kapasitas antioksidan (Meir et al., 1995).

Pada pengujian ini, keberadaan antioksidan dalam sampel akan mereduksi

Fe3+/ferisianida komplek menjadi ion Fe2+. Pembentukan Fez+ dapat dilihat

dengan menguhvr warna biru Prussian pada 700 nm. Ptrningkatan absorbansi

mengindikasikan adanya peningkatan kemampuan mereduksi. Persamaan

reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Prussian Blue : F ~ ( c N ) ~ ~ - + ArOH ---+ F ~ ( c N ) ~ + ArO + H+

F ~ ( c N ) ~ ~ - + Fe3+ + K+ + KFe[Fe(CN)6]

L, = 700 nrn

Hasil analisis data mengenai hubungan antara nilai total fenol dengan

kemampuan mereduksi antioksidan menunjukkan adanya korelasi yang positif.

Untuk mengetahui sejauh mana kecenderungan nilai total fenol masing-

masing ekstrak pada pengujian kemampuan mereduksi antioksidan dilakukan

analisis regresi linier yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 19. Hasil

analisis regresi linier menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara nilai total

fenol dengan kemampuan mereduksi antioksidan yang ditunjukkan dengan

nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.8659. Hal ini berarti bahwa 86.59%

kemampuan mereduksi antioksidan dipengaruhi oleh nilai total fenol yang

terkandung dalam ekstrak sayuran indigenous. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Yildirim et al. (2005) menyatakan bahwa semakin tinggi nilai

total fenol ekstrak maka kemampuan mereduksi atau kapasitas mereduksi akan

semakin meningkat. Kemampuan mereduksi suatu senyawa berhubungan

dengan kemampuan senyawa tersebut untuk melepaskan elektron. Lebih jauh

dikatakan bahwa kemampuan mereduksi merupakan indikator yang potensial

untuk menyatakan aktivitas antioksidan.

Page 67: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

2 0.W -1 0 50 100 150

Total Fenol (uglmg ebtcak)

Gambar 19 Grafk hubungan nilai total fenol dengan kemampuan mereduksi

Menumt Lucarini el a1 (2002), jumlah, jenis serta lokasi substituen dari

senyawa fenolik sangat berpengamh tzrhadap kekuatan ikatan A-H pada fenol.

Terdapatnya substituen/gugus pada posisi orto dan para pada senyawa fenolik

dapat meningkatkan densitas elektron pada gugus hidroksii melalui efek induktif.

Peningkatan densitas elekeon pada OH akan Inenu~tIkan energi ikat oksigen-

hidrogen sehingga berakibat pada meningkatnya reaktivitas senyawa tersebut.

Disamping itu, gugus hidroksi yang terdapat pada senyawa fenolik berperan

dalarn menumnkan energi disosiasi ikatan senyawa fenol. Oleh karena itu adanya

substituen-substituen tersebut menghasilkan senyawa dengan rendah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007) menunjukkan bahwa

senyawa flavonoid yang banyak terdapat pada sayuran indigenous adalah

quercetin. Quercetin mempunyai lima gugus hidroksil yang dapat beperan dalam

menumnkan energi disosiasi ikatan. Semakin rendah nilai suatu senyawa maka

akan semakin reaktif.

Hubungan Nilai Total Fenol dengan Kapasitas Antioksidan sebagai Penghambat Oksidasi Lipid Lanjut

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa ekstrak sayuran indigenous

mempunyai daya penghambatan pembentukan malonaldehid (MDA) yang cukup

tinggi. Tingginya daya penghambatan pembentukan malonaldehid (MDA) ini

menegaskan bahwa sayuran indigenous mampu menghambat oksidasi asam

linoleat. Hubungan antara nilai total fenol dari ekstrak sayuran indigenous dengan

Page 68: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

kapasitas antioksidan sebagai penghambatan oksidasi lipid lanjut menunjukkan

adanya korelasi yang positif. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan antara nilai

total fenol dengan daya penghambatan pembentukan MDA menggunakan metode

TBA. Untuk mengetahui sejauh mana nilai total fenol dalam menghambat

pembentukan malonaldehid selanjutnya dilakukan analisis regresi linier yang

hasilnya sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 20.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier antara nilai total fenol dan daya

penghambatan pembentukan MDA dapat diketahui bahwa terdapat hubungan

yang positif antara nilai total fenol dengan daya penghambatan pembentuka MDA

yang ditandai dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.8395. Hal ini berarti

bahwa 83.95% daya penghambatan pembentukan MDA dari suatu antioksidan

dipengamhi oleh nilai total fenolnya.

O.W 50.W 1W.W 150.00

Total Fenol (ug GAEImg ekstrak)

Gambar 20 Grafik hubungan antara nilai total fenol dengan ke Penghambatan Pembentukan MDA

Hasil pengujian daya penghambatan pembentukan MDA sebagaimana

pada Tabel 4 dan Lampiran 12 dapat diketahui bahwa ekstrak daun kenikir

mempunyai daya hambat yang paling tinggi terhadap pembentukan malonaldehid

diikuti oleh ekstrak beluntas, mangkokan, trolox, pohpohan, ginseng, kedondong

cina, kemangi, bunga kecombrang, krokot, antanan dan yang paling rendah adalah

ekstrak daun katuk. Tingginya daya penghambatan pada pembentukan MDA oleh

ekstrak kenikir disebabkan adanya senyawa quercetin sebesar 51.28 mg/100g

sampel segar daun kenikir (Tabel 1).

Page 69: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Dari hasil pengujian daya hambat pembeatukan malonaldehid pada

oksidasi asam lemak, diduga bahwa sayuran indigenous mempakan antioksidan

primer yang mampu memutuskan rantai radikal-radikal peroksil menghasilkan

senyawa yang lebih stabil. Hal h i sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Hudson (1990) yang menyatakan bahwa senyawa fenol terutama flavonoid

mempakan antioksidan primer yang mampu bereaksi dengan radikal-radikal

peroksil menghasilkan produk-produk yang lebih stabil.

Pada reaksi oksidasi lipid, antioksidan primer atau pemutus rantai,

menangkap radikal bebas lipid (radial peroksil, ROO') sehingga menghambat

tahap propagasi dalam reaksi oksidasi lipid (Maslarova, 2001). Reaksi antara

antioksidan fenolik hindered (terintangi) dan radikal lipid menghasilkan

pembentukan radikal fenoksil. Radikal fenoksil distabilkan oleh delokalisasi

elektron dalam cinch aromatik serta oleh gugus alkil pada posisi orto (Rajalaksmi

dan Narasimhan, 1996). Stabilitas radikal fenoksil juga dapat mereduksi laju

propagasi reaksi berantai karena tahap propagasi dari radikal antioksidan

berlangsung lambat dibandingkan dengan radikal lipid. Menurut Gordon (1990)

efektivitas antioksidan senyawa fenolik tergantung pada konsentrasinya. Pada

konsentrasi yang tinggi, antioksidan fenolik dapat bersifat prooksidan. Hal

tersebut disebabkan keterlibatan dalam menginisiasi reaksi oksidasi.

Mekanisme lain dari aktivitas antioksidasi substansi fenolik adalah

kemampuan dari flavonoid untuk mencegah peroksidasi dengan memodifikasi

pengemasan lipid dan penurunan fiuiditas membran. Perubahan ini dapat

menghambat difusi radikal bebas dan memutuskan reaksi peroksidasi. Penelitian

akhir-akhir ini menunjukkan bahwa substansi fenolik terlibat dalam scavenging

hidrogen peroksida di dalam slel tumbuhan (Blokhina et al. 2003).

Hubungan Kemampuan Mereduksi dengan Kapasitas antioksidan sebagai Radikal Scavenger

Hubungan kemampuan mereduksi ekstrak sayuran indigenous dengan

kapasitas antioksidan sebagai radikal scavenger menunjukkan adanya korelasi

yang positif. Untuk melihat sejauh mana kecenderungan kemampuan mereduksi

tnasing-masing ekstrak antioksidan dalam mempengaruhi kapasitas antioksidan

Page 70: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

di!akukan analisis regresi yang hasilnya dapat diiihat pada Gambar 21 dan

Gambar 22. Pada Gambar 20 terlihat bahwa hasil analisis regresi linier

menunjukkan b a h ~ d korelasi antara kemampuan mereduksi dan kapasitas

antioksidan dari sayuran indigenozrs yang diuji dengan menggunakan radikal

DPPH mempunyai mempunayi koefisien korelasi (r) sebesar 0.8943.

0- -v

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00

Kmampuan Mercduksi (mM TEAC)

Gambar 21 Grafik hubungan kemampuan mereduksi dengan kapasitas antioksidan menggunakan radika! DPPH

Sedangkan pada Gambar 22 terlihat bahwa hasil analisis regresi linier

mengenai hubungan kemampuan mereduksi dan kapasitas antioksidan sebagai

radikal scavenger yang dinyatakan sebagai TEAC (DPPH dan ABTS)

mempunyai koefisien korelasi yaitu 1-0.8992 (DPPH) dan r0.9033 (ABTS). Hal

ini berarti bahwa 89.92% @PPH) dan 90.33% (ABTS) kapasitas antioksidan

ekstrak sayuran indigenous sebagai radikal scavenger dipengaruhi oleh

kemampuan antioksidan tersebut dalam mereduksi ion menjadi ion ~e" .

Berdasarkan persamaan regresi linier yang diperoleh, diketahui bahwa

kedua metode pengujian tersebut mempunyai nilai slope yang lebih besar dari 0

(slope z 0). Hal ini berarti bahwa kapasitas antioksidan (Y) tergantung pada

kemampuan mereduksi senyawa antioksidan tersebut (X).

Page 71: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

1400 5 y = 1035.4~ - 27359 - 1200 j m

1000 : in r - 0 U 800 , .-

I 2 5 600 i . = 33 142r + 0.26Si in 3 400 1 .- in rn 1 = 0 9033

200 :

z 0.00 0.50 1.00 1 5 0

Kemampuan mereduksi (mM TEAC)

,.. . .. . . .~ .. -~

I * TEACIOPPH kS T E A C I A B ~ -.--. -. .. .. -~ .. -~~ ~

Ga~nbar 22 Grafik hubungan kemampuan mereduksi dengan kapasitas antioksidan sebagai radikal sca~lenger.

Perhitungall mateinatis memperlihatkan bahwa kapasitas antioksidan

sebagai radikal scavenger yang diuji de~igan rnetode DPPH mempunyai nilai slope

yang lebih besar (1035.4) dibandingkan dengan metode ABTS (33.135). Nilai

slope yang lebih besar menunjukkan bahwa ekstrak antioksidan dinilai kurang

mampu mereduksi radikal bebas DPPH dibandingkan dengan radikal bebas ABTS

untuk membentuk senyawa yang lebih stabil. Untuk rnelihat sejauh lnana nilai

slope itu berpengaruh terhadap kemampuan mereduksi dari suatu antioksidan

maka dilakukan analisis varian pada a = 0.05. Hasil perhitungan lnenunjukkan

bahwa nilai slope untuk kedua persamaan regresi diatas berpengaruh terhadap

besar kecilnya kapasitas antioksidan.

Metode ABTS' lebih baik dibandingkan dengan metode DPPH', ha1 ini

disebabkan karena metode ABTS' dapat dioperasikan pada range pH yang besar,

dan berkorelasi terhadap aktivitas antioksidan dalam system biologis serta lebih

cepat dibandingkan dengan metode DPPH (Arts et al. 2004).

Semakin kuat kemampuan mereduksi suatu senyawa antioksidan maka

kapasitas antioksidannya akan semakin tinggi atau dengan kata lain sernakin

mudah antioksidan mereduksi ion ~ e ~ ' menjadi ion ~e~~ maka semakin besar

kapasitas antioksidannya.

Dari hasil pengujian terhadap kemampuan mereduksi dan kapasitas

antioksidan, diduga bahwa sayuran indigenous merupakan antioksidan primer

Page 72: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

yang mampu mentransfer elektronnya menghasilkan senyawa yang lebih stabil.

Suatu molekul dapat berfungsi sebagai antioksidan primer bila dapat

mentranferkan elektronnya dengan cepat pada radikal dan radikal antioksidan

yang dihasilkan bersifat lebih stabil. Adanya gugus alkil pada posisi 2,4,6 pada

molekul fenol, dapat meningkatkan densitas elektron pada gugus hidroksil melalui

efek induktif. Dengan demikian reaktifitas senyawa fenolik terhadap radikal akan

meningkat. (Gordon, 1990).

Hubungan Kemampuan Mereduksi dengan Nilai Total Flavonol dan Nilai Total Flavon

Nilai total flavonol dan juga nilai total flavonol dan flavon yang digunakan

dalam analisis data untuk mengetahui hubungan antara kema~npuan mereduksi

dengan nilai total flavonol dan juga nilai total flavonol dan flavon menggunakan

data sekunder hasil penelitian Batari (2007) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel

4. Pada Tabel 4 terlihat bahwa nilai total flavonol pada daun katuk (142.64

mg1100 g sampel segar) dan pada daun antanan (21.01 mgI100 g sampel segar).

Nilai ini jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai total flavonol daun lainnya.

Oleh karena itu pada analisis ini kedua nilai tersebut

Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi pang positif antara

ke~nanipuan mereduksi dengan nilai total flavonol dan juga dengan nilai total

flavonol dan flavon. Untuk mengetahui sejauh mana kecenderungan nilai total

flavonol dan juga nilai total flavonol dan flavon dari masing-masing ekstrak pada

pengujian kema~npuan mereduksi antioksidan dilakukan analisis regresi linier

yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 23. Hasil analisis regresi linier

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan mereduksi dengan

nilai total flavonol (23a) dan juga nilai total flavonol dan flavon (23b) yang

menghasilkan koefisien korelasi sebesar masing-masing r = 0.8096 dan r =

0.8092. ha1 ini berarti bahwa 80.96 % dan 80.92% ke~nampuan mereduksi

antioksidan dipengaruhi oleh nilai total flavonol dan juga nilai total flavonol dan

flavon yang terkandung dalam ekstrak. Aktivitas antioksidan dari flavonol dan

flavon ditandai dengan aktivitas reaktif yang tinggi sebagai donor hidrogen atau

elektron dan juga kemampuannya untuk menstabilkan serta memindahkan

elektron yang tidak berpasangan. Aktivitas antioksidan dari flavonol dan flavon

Page 73: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

berhubungan dengan struktur molekuler dan bentuk substitusi dari gugus

hidroksilnya (Amic et al. 2002).

Kernampma M d u k s i (mM TEAC) Kcrnamptmn Mcredukai (mM TEAC)

Gambar 23 Grafik hubungan kemampuan mereduksi dengan nilai total flavonol (a) dan nilai total flavonol dan flavon (b)

Kapasitas antioksidan pada sayuran indigenous disebabkan oleh

adanya kandungan senyawa flavonoid yaitu flavonol (quercetin, kaempferol

dan miricetin) dan flavon (apigenin dan luteolin). Reaksi oksidasi senyawa

flavonol dapat dilihat pada Gambar 24.

R = OH, quercetin; R = H, kaempferol.

Gambar 24. Hasil oksidasi radikal bebas DPPH oleh quercetin (Brown et al. 1998)

Page 74: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ekstrak sayuran indigenotts

merupakan antioksidan yang dapat berfungsi sebagai radial scavenger,

mempunyai kemampuan mereduksi dan dapat menghambat terjadinya oksidasi

lipid lanjut.

Berdasarkan hasil analisis data mengenai hubungan nilai total fenol

dengan aktivitas antioksidan ekstrak sayuran indigenous dapat diketahui bahwa

nilai total fenol secara keseluruhan berpengaruh terhadap kapasitas antioksidan

ekstrak sayuran indigenous. Semakin tinggi nilai total fenol ekstak antioksidan

maka semakin tinggi kemampuannya sebagai radikal scavenger, semakin tinggi

kemampuan mered~ksinya dan semakii tinggi kemampuannya dalam

menghambat terjadinya oksidasi lipid lanjut.

Semakin tinggi kemampuan mereduksi dari suatu antioksidan maka

semakin tinggi kapasitas antioksidannya yang ditandai dengan semakin tinggi

kemampuannya dalam menekan perkembangan radikal bebas.

Kemampuan mereduksi dari suatu antioksidan dipengamhi oleh

kandungan flavonol dan flavon yang terdapat pada ekstrak antioksidan tersehut.

Saran

Disarankan untuk melakukan uji lanjut kapasitas antioksidan secara in vivo

untuk mengetahui efektivitas ekstrak antioksidan sayuran indigenous dalam

menekan perkembangan radikal bebas.

Page 75: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Adesegun S.A., Fajana A., Orabueze C. I, Coker H.A.B. 2007. Evaluation of Antioxidant Properties of Phaulopsis fascipala C.B.C.I. (Acanthaceae). Original Article. CAM Advance Access published October 4 : 1 - 5

Amif. m a n . , Amif. DavidoviC D., Beglo., Trinajstif.. 2003. Structure-Radikal Scavenging Activity Relationships of Flavonoids. Original Scientific Paper. Croatia Chemica Acta CCACAA. 76 (1). 55-51.

Andarwulan N., Wijaya C. H, Cahyono D. 1996. Aktivitas Antioksidan dari Daun Si (Piper betle L). Buletin Teknologi dan Indus6i Pangan. Vol W. No 1 : 29

Anonim. 2008a. Free Radical Introduction. www.exnt.net. Diakses tanggal 22 September 2008.

Anonim 2008b. Thiobivbiic Acid Reactive Subslances httD://www.eenprice.com. Diakses pada tanggal 24 Juni 2008.

Ardiansyah. 2005. Daun Beluntas sebagai Bahan Antioksidan dan Antibakteri Alami. Tesis. Sekolah Pascasarjana InstiM Pertanian Bogor. Bogor.

Ardiamyah. 2007. Antioksidan dan Pemmnyil bagi Kesehatan.litto://~\?\~v.bcri~i~tel;com &el Iptek. Diakses pada tanggal 23 September 2008.

Apak R, Guqlh K., Demirata B., by&k, Celik S. E., Bektapgu B., Berker K. I., &$kt, 2007. Compamtive Evaluation of Various Total Antioxidant Capacity Assays Applied to Phenolic Compounds with the CUPRAC Assay. Review. Moleczdes. 12, 1496-1547

Aqil F., Ahmad I., Mehmood 2.2006. Antioxidant and Free Radical Scavenging Propenies of Twelve Tradidonally Used Indian Medicinal Plants. Turk JBiol, 30 : 177-1 83

Arts J.TJ. Mariken., Dalliga S. J., Voss Peter H., Haenn RM.M Guido., Bast A. 2003. A Critical Appraisal of The Use of The Antioxidant Capacity WAC) Assay in Defining Optimal Antioxidant Structures. Food Chemistry. 80 : 409 - 414

Arts J.TJ. Mariken., Dallinga S. J., Voss Peter H., Haenn R.MM Guido., Bast A. 2004. A New Approach to Assess The Total Antioxidant Capacity Using The TEAC Assay. FoodChemistry, 88 : 567 - 570

Aulf A. 1976. Techniques and Experiments for Organic Chemistry. Holbrook Press. Inc. Boston. USA.

A z i , A. H., N. M. Ni., Ruslawati and T. Swee Tee. 1999. Extraction and Characterization of Antioxidant from Cocoa by Product. J. Food Ckm. 64. 199-202

Batari R. 2007. Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran Indigenous Jawa Bamt. Slaipsi. Fakultas Teicnologi Industri Pertanian Bogor. Bogor

Page 76: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Behbahani M., A. M. Ali., R. Muse., N.B. Mohd. 2007. Antioxidant and Anti-inflamatory Activities of Leaves of Baningtonia racemosa. J. MedPlanf Res. 96-102

Belitz, H. D. dan W. Grosch. 1987. Food Chemistry. Springer Verlag. Berlin.

Berg van den R., Haenen R.M.M Guido., Berg van den H., Bast A. 1999. Applivability of an Improved Trolox Equivalent Antioxidant Capacity (TEAC) Assay for Evaluation of Antioxidant Capacity Measurements of Mixtures. Food Chem. 66:511 -517

Blokhina O., Virolainen E., Fagrstedt K.V. 2003. Antioxidants, oxidative damage and oxygen deprivation stress : a review. Annals of Botany. 9 1 : 179-1 94

Brown, E.J., Hicham Kodrt., Robert C., Hidert and Catherine A,, Rice Evan. 1998. Structural Dependence of Flavonoid Interactions with Cu2+ ions : Implications for Their Antioxidant Properties. Biochem J 330 : 1 173 - 11 78

Buck, D. F. 1991. Antioxidants. Di dalam J . Smith, editor. Food Additive User's Handbook. Blackie Academic & Professional. Glasgo\v-UK.

Chang H. Y., Y. L. Ho., M. J. Sheu., Y. H. Lin., M. C. Tseng., S. H. Wu., G. J. Huang and Y. S. Chang. 2007. Antioxidant and Free Radical Scavenging Activities of Phellinus merrillii Extracts. Botanical Studies. 48: 407-41 7

Chen H. M., K. Muramoto., F.; Yamauchi., K. Nokihara. 1996. Antioxidant Activity of Designed Peptides Based on The Antioxidative Peptide Isolated from Digest of a Soybean Protein. J. Agric. Food Chent. 44 : 2619-2623

Chipault, J. K., E. R. Mizuno., J. M. Hawkins dan W. 0 . Lunberg. 1952. The Antioxidant Properties of Natural Spices. Di dalam M. S. Peterson (ed). Food Research. Vol. 17. The Gerrard Press Champaign. Illinois.

Chidamabaramurthy K. N., Jayaprakasha G.K., Singh R.P. 2002. Antioxidant Activity of Pomegranate Peel Extract In Vivo Models. J. Agric Food Chenz. 50 : 4791 - 4795.

Coppen, P. P. 1983. The Use of Antioxidants. Di dalam J. C. Alien dan R. J. Hamilton, editor. Rancidity in Foods. Applied Science Publishers. London.

Cuppett, S., M. Schnef and C. Hall. 1997. Natural Antioxidant Are They Reality? Di Dalam: Shahidi, F. (ed). Natural Antioxidant. Hal. 12-24. AOCS Press Champaign. Illinois.

Duh, P. D., Yen, G. C., Yen, W. J., Wang, B. S., dan Chang, L. W. 2004. Effects of Puerh Tea of Oxidative Damage and Nitric Oxide Scavenging. J. Agric. Food. Chem. 52,8169-8176.

Ebrahimzadeh M.A., Pourmorad F., Hafezi S. 2008. Antioxidant Activity of Iranian Corn Silk. Turk JBiol. 32 : 43 - 49

Eklund P. C., Langvik K. O., Warna J. P., Salmi T. O., Wilfor and Rainer E. S. 2005. Chemical Studies on Antioxidant Mechanism and Free Radical Scavenging Properties of Lignans. Org. Bion~ol. Chenz. 3 : 3336 - 3347

Page 77: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Exarchou V., Nenadis N., Tsimidoi M., Gerothanassis I. P., Troganis A & Boskou D. 2002. Antioxidant Activities and Phenolic Composition of Extract from Greek Oregano, Greek Sage, and Summer Savory. JAgric Food Chem. 50(19) : 5294 - 5299

Frank-I. E. N.. S. W. Huane.. J. Konnerdan J. B. German. 1994. Interfacial Phenomena in he Evaluation of Antioxidant: Bulk Oils vs Emulsion. J. Agric. Food Chem. 42. 1052-1059.

Fuhnnan B dan M. Aviram. 2002. Polyphenols and Flavonoids Protect LDL against Atherogenic Modification. Di dalam: Cadenas, E dan L. Packer (Eds). Handbook of Antioxidants. 2"d Edition. Revised and Expanded. Marcell Dekker. Inc. New York.

Gordon, M. H. 1990. The Mechanism of Antioxidants Action in Vitro. Di dalarn B. J. F Hudson, editor. Food Antioxidants. Elsevier Applied Science. London.

Gutteridge B. 1995. Lipid Peroxidatin and Antioxidant a . Biomarkers of Tissue Damage. J. Clin. Chem 41 (12): 1819-1821

Haliwell, B. 1990. How to Characterize a Biological Antioxidants. Free Radicals Research Communication. 9. 1-32.

Hamilton, R. J. 1983. The Chemistry of Rancidity in Foods. Di dalam J. C. Alien dan R. J. Hamilton, editor. Rancidity in foods. Applied Science Publishers. London.

Hammerschmidt, P.A. and D.E. Pratt. 1978. Phenolic Antioxidant of Dried Soybean./ FoodSci. 43 : 556-559

Hardborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, penerjemah. Terbitan ke-2. Penerbit ITB. Bandung.

Heldman, D. R., dan R. P. Singh. 1981. Food Process Engineering. Ed ke-2. AVI Publishing Company Inc. Westport-Connecticut.

Hertog, M. G. L., Sweetnam, P. M., Fehily, A. M., Elwood, P. C., dan Krornbout, D. 1997. Antioxidant flavonols and Ischaemic Heart Disease in a Welth Population of Men. The carphily study. Anierican JournaIofclinicalNiitrition. 65. 1489-1494.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Yayasan Sarana Wana. Jakarta.

Hougton, P. J. dan A. Roman. 1998. Laboratory Handbook for the Fmctionation of Natural Extracts. Chapman and Hall. London.

Huang, S.W., E.N. Fmnkel, K. Schwarz, and J.B. German. 1996. Antioxidant Activity of Carnosic Acid and Methyl Carnosate in Bulk Oils and Oil-in-water Emulsions. J. A@c. Food Chem. 44 : 295 1-2956

Huang D., Ou B., and Prior R. 1.2005. The Chemistry Behind Antioxidant Capacity Assays. Reviews. J. Agric. Food Chem. 53 : 1841-1 856

Javanmardi, J., Stushnoff, C., Locke, E., dan Vivanco, J. M. 2003. Antioxidant Activity and Total Phenolic Content of Iranian Ocimunt Accessions. J. Food Chent. 83 : 547-550

Page 78: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Kahkonen, M. P., Hopia, A. I., Vuorela, H. J., Rauha, J. P., Pihlaja, K., Kujala, T. S., dan Heinonen, M. 1999. Antioxidant Activity of Plant Extracts Containing Phenolic Compounds. J. Agric. Food. Chen~. 47 (lo), 3954-3962.

Kai M, Vanselow, KH., Lippemeier S. Hintze R., Ruser A and Peter H. 2007. Determination of DPPH Radical axidation Caused by Methanolic Extracts of Some Microalgal Species by Linear Regression Analysis of Spectrophotometric Measurements. Full Research Papcr. Sensors, 7, 2080- 2095

Kochhar, S. P. dan B. Resell. 1990. Detection, Estimation, and Evaluation of Antioxidants in Food System. Di dalam B. J. F Hudson, editor. Food Antioxidants. Elsevier Applied Science. London.

Kikugawa, A,, K. A. Kurchi., T. Kurugi. 1990. Chemistry and Implication of Degradation of Phenolic Antioxidant. Hal. 65-98. Elseiver Applied Science.New York.

Kulkami, A. P., Aradhya, S. M., Divakar, S., (2004). Isolation and Identification of Radical Scavenging Antioxidant - Punicalagin from Pith and Carpellary Membrane of Pomegranate Fruit. J. Food Chem. 87.55 1-557.

Larson, R. A. 1988. The Antioxidant of Higher Plants. Phitochemistry. 27 : 969-978

Lee, Byong W., Lee, Jin H., Gal, S. W., Moon, Y. H., dan Park K. H. 2006. Selective ABTS Radical-Scavenging Activity of Prenylated Flavonoids from Cudrania trictispidata. Biosci Biotechnol. Bioche?~?. 70 (2), 427-432.

Loliger, J. 1983. Natural Antioxidant. Di Dalam : Alien, J . C. dan R.J. Hamilton (ed). Rancidity in Foods. Hal. 89-108. Applied Science Publisher. London.

Lucarini, M., V. Mugnaini., G. F. Pedulli. 2002. Bond Dissociation Enthalpies of Polyphenol: The Importance of Cooperative Effect. J. Org. Chenl. 67.928-93 1

Madhavi, D.L., R.S.Singh., P.R. Kulkami. 1996. Technical Aspects of Food Antioxidants, di dala~n Food Antioxidant, Technological, Toxicological and Health Perspective. Madhavi, D.L., S.S. Deshpande and Salunkhe (editor). Maxwell Dekker. Inc. New York. 65.

Markham, K. R. 1975. Isolation Techniques for Flavonoids. Di dalam: J. B. Harborne, T. J., Mabry, dan H. Mabry. Editor. Part 2. The flavonoids. Academic Press. New York.

Markham, K. R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, penejemah. Penerbit ITB. Bandung.

Maslarova. Y. 2001. Inhibiting Oxidation di dalam Antioxidant in Food. Pokorny et al. (editor). CRC Press. New York.

Mathews, C.K. & Van Holde, K.E. 2000. Biochemistry 3rded. Benjamin/Cummings. California.

Meir S., Kanner J., Akiri B., Philoshop-Haddas S. 1995. Determination and Involvement of Aqueous Reducing Compound in Oxidative Defense System of Various Senescing Leaves. J. Food Chen~. 43 : 1813 - 181 9

Page 79: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Molyneux P, 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, Songklanakarin J. Sci. Technol., 26(2): 21 1-9.

Murray R. K., D. K. Granner., P.A. Mayes., V. W. Rodwell. 2003. Harper's Illustrated Biochemistry 21" edition. Lange Medical Books. McGraw-dill.

Nakatani, N. 1992. Natural Antioxidants from Spices. Di dalaln M. T. Huang., C. T. Ho dan C. Y. Lee, editor. Phenolic Compounds in Food and Their Effects on Health 11. American Chemical Society. Washington X.

Namiki, M. (1990). Antioxidant/antimutagens in foods. CRC Critical Reviews in Food 33 Science andNutrition. 29.273-300

Naufalin R. 2005. Kajian Sifat Antimikroba Ekstrak Bunga Kecombrang Terhadap Berbagai Mikroba Pathogen dan Perusak Pangan. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

011 B., D. Huang., M. Hampsch-Woodill., J. A. Flanagan., E. K. Deemer. 2002. Analysis of Antioxidant Activities of Common Vegetables Employing Oxygen Radical Absorbance Capacity (ORAC) and Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) Assay: Comparative Study. J. Agric. Food Chenz. 50, 3122- 3 128.

Payet B., Cheong Sing A.S., Smadja J. 2005. Assesment of Antioxidant Activity of Cane Brown Sugars by ABTS and DPPH Radical Scavenging Assays : Determination of Their Polyphenolic and Volatile Constituents. J. Agric. Food Chenz. 53 : 10074 - 10079

Pekkarinen, S. S., H. Stockmann., I<. Schwarz., I. M. Heinonen dan A. I. Hopin. 1999. Antioxidant Activity of Calnosic Acid and Portioning of Phenolic Acid in Bulk and Emulsified Methyl Linoleat. J. Agric. Food Chen7.47:3036-3043

Pmkash A,, Rigelhof F., & Miller. Antioxidant Activity. Medalion Laboratories. Analytical Progress. w\w.medallionlabs.com. Diakses pada tanggal I6 Maret 2008.

Pntt. D. E., & Hudson, B. J. F. 1992. Natural Antioxidant not Exploited Commercially. In B. J. F Hudson (Ed). Foodmlioxidanlr. 171 - 192 p. London : Elseiver Applied Science.

Rice-Evans, C.a., Miller, N.J., & Paganga, G. 1996. Shucture-Antioxidant Activity Relationship of Flavonoids and Phenolic Acids. Free Radical Biology m d Medicine, 20,933-956

Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung,

Singh, R. P., Murthy, C. K. N., and Jayaprakasha, G. K. 2002. Studies on the Antioxidant Activity of Pomegranate (Punica grmahmz) Peel and Seede Exhacts Using in Vitro Models.J. Agric. FoodChem, 50,81-86

Sherwin, E.R. 1990. Antioxidant di dalam Food Additives. Branen el al. (editor). Marcell Dekker. Inc. New York. 144-149.

Shrififar F., Yassa N., Shafiee A. 2003. Antioxidant Activity of Otosiegia persica (Labiatae) and its constituents. Iranian Journal of Pharmacezllical Research 235-239

Page 80: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Shahidi, F., Wanasundara. 1998. Methods of Measuring Oxidative Rancidity in Fats and Oils di dalam : Food Lipids Chemistry, Nutrition. C.C. Akoh and D. B. Min (editor). Marcel; Dekker Inc. New York. 377-396.

Soedibyo, M. 1998. Alam Sumber Kesehatan, Manfaat dan Kegunaan. Balai Pustaka. Jakarta

Shui, G. L. P Leong dan S. P. Wong. 2005. Rapid Screening and Characterization of Antioxidant of Cosmos caudatus Using Liquid Chromatography Coupled with Mass Spectrometry. htto://www.scien~edirect~co~~i. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2007.

Triguspita, . A. Subarnas dan Supriyatna. 2000. Efek Analgetik dan Penapisan Fitokimia Ekstrak Metanol Daun I<ayu Putih, Kecubung, Mangkokan, Pohpohan dan Turi dengan Metode Geliat pada Mencit. Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XVII. Bandung 28-30 Maret 2000.

Velioglu, Y. S., Mazza, G., Gao, L dan Oomah, B. D. 1998. Antioxidant Activity and Total Phenolics in Selecteds Fruits, Vegetables, and Grain Products. J. Agric. Food. Cheni, 46, 41 13-41 17.

Yildirim, A,, Kara, A. 2001. A Determination of Antioxidant and Antimicrobial activities of Runtex crispus L. extracts. J. Agric. Food Chem. 49 : 4083-4089.

Zin M. Z., Hamid A.A., Osman A. 2002. Antioxidative Activity of Extracts from Mengkudu (Morinda citrifolia L) Root, fruit and leaf. Food Chemistry. 78, 227 -231

Page 81: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan
Page 82: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

b l L + 18568

18568

98L68

9LL88

$0'1 1 + 09LP8

09Lb8

086E8

OPS58

86'L + 6LZSf

6L'ZSP

PI'LPb

Eb8SP

C06 + 5 [SOL

SISOL

ESI IL

LL869

55.6 + OLL6E

OLL6E

SPtOP

S606E

11'51 +9P166

9P166

LL086

t.1 ZOO1

59's + OZ'OI P

OZ'OIP

6LZIP

ZYLOP

LOO + E66S

C668

8668

88'68

ZLO + S f 6 8

SP68

9C68

ES68

9CO+ 16'18

1618

ZL18

60'58

b l O + 8 S L 8

8SL8

89L8

8PL8

6CO + 066L

006L

81 08

E9'6L

E 1'0 + P8'06

P8'06

iL '06

16'06

t1'0+OP08

Of08

05'08

05'08

8SOZ'O

9LOZ'O

ZLEZ'O

ZLEZ'O

9L9EO

9L9EO

ES950

PSLZ'O

Z81PO

1EZbO

218 1 0

PI61 0

886E0

E96EO

o l e l - u i ~ ' ~

Z

I

DlB1-CIBX

Z

I

cru-eroa

5

I

e l u - e ~ e ~

Z

I

OICI-DIC~

Z

I

o l e ~ - o r c ~

Z

I

elU-9el l

Z

I

PESOZ

90SO'Z

Z6Z2Z

Z99Z'Z

EIIO'Z

SZSO'Z

ESlZ

86615

9601.2

ZLLOZ

ZCZOZ

S601Z

SPOZ

L l l O Z

loqolg

Suuqma3a>

o u ! ~ B u o p u o p ~ ~

se~unls

ucuwu'$

B u a r u ! ~

Page 83: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Lampiran 3 Hasil pengukuran kadar air bubuk kering berbagai sayuran indigenous

Katuk

Ginseng

Atllonon

Blunlas

Kedoodong Cinv

2

Ram-mta

I

2

Raw-rata

I

2

Ratl-iata

--- I

2

RBW-rats

I

2

Ram-rata

I

2

Ratl-rata

I

2.0394

1.0058

1.0095

2 0 l 0 9

2.0058

20071

2.0095

2.0323

2.0247

2.0008

2.0996

2.0433

2

Ram-mtn

2.0167

2.0433

2.0167

Krokot

1.8562

0.9420

0.9431

1.8170

1.8260

1.8201

1.8109

1.8344

1.8208

1.7954

1.8860

1.8402

I

2

Ram-rala

1.8168

1.8566

IS529

8.98

8.81

8.81 + 0.25

6.34

6.58

6.46

6.46 + 0.17

9.64

8.96

9.30

9.30 + 0.48

9.32

9.88

9.60

9.60 i 0 . 4

9.74

10.07

9.90

9.90 + 0.24

10.27

10.17

10.22

10.22 + 0.07

9.94

9.87

9.66

9.66 + 0.30

6.77

7.04

6.91

6.91 +0.19

10.67

9.85

10.26

10.26 + 0.58

10.27

10.97

10.62

10.62 + 0.49

10.79

1 1.20

10.99

11 0 3 + 0.29

I 1.44

11.33

1 1.38

11.38 + 0.08

11.04

9.91

9.93

9.93 + 0.02

914

8.12

8.63

8.65 + 0.72

11.00

1 1.02

11.02 + 0.02

10.06

8.84

9.45

9.45 +0.86

Page 84: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Lampiran 4. Hasil pengukuran kadar bahan kering ekstrak sayuran Indigenous

Antanan

Balunrar

Ginseng

Krnikir

Kedondong Cina

Kecombrang

Krokot

Raru-rala

I

2

Rnta-rat3

I

2

Ratn-rat8

I

2

Rala-raia

I

2

Rata-rala

I

2

Reta-rato

I

2

Rata-rata

I

2

Rata-rata

1.92

1.93

2.58

2.54

2.52

2.42

2.51

2.41

2.37

2.48

2.38

2.47

2.49

2.51

2.08

2.1 1

2.6

2 6

2.55

2.48

2.65

2.58

2.52

2.53

2.56

2.55

2.65

2.67

98.46

98.84

98.84 + 0.54

92.3 I

9 1.47

91.89

91.89+0.59

99.23

97.69

98.46

98.46 + 109

98.82

97.58

98.20

98.20 + 0 88

94.72

93.41

94.06

94.06 + 0.92

94.05

98.02

96.04

96.04 + 2 81

92.97

96.86

94.92

94.92 + 2.75

93.96

94.01

93.98

93.98 + 0.03

98.43

98.83

98.83 + 0.56

91.67

90.67

91.17

91.17+0.70

99.22

97.64

98.43

98.43 + 1.12

98.81

97.52

98.17

98.17 + 0.91

94.42

92.95

93.68

93.68 + 1.04

93.67

97.98

95.83

95.83 + 3.05

92.44

96.76

94.60

94.60 + 3.06

93.57

93.63

93.60

93.60 + 0.04

Page 85: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Lampiran 5. Hasil pengukuran rendemen ekstrak sayuran indigenoirs

Sample

Mangkokao

Kenikii

Kernvngi

Pohpohan

Karuk

Ginseng

Anranail

Beluntas

Kedondong Cina

Kecombrang

Krok~t

Ulangan

1

2

Rara-mra

I

2

Rala-mta

I

2

Ram-nta

I

2

Ram-mta

I

2

Rata-mta

I

2

Rala-rata

I

2

Rata-mta

I

2

Rala-mta

I

2

Rat-nta

I

2

Rata-ratu

I

2

Rata-nta

'I\'. A w a l

(g)

6.0160

6.0500

6.0030

6.0070

6.0060

6.0010

6.0010

6.0030

6.00.10

6.0030

6.0020

6.01 10

6.0030

6.0100

6.0060

6.0040

6.0080

6.0120

6.0100

6.0060

6.0170

6.0120

\\'. Eks t rak

(8) 1.6458

1.7146

1.3729

1.5293

0.9759

1.0113

0.8064

0.8399

2.1953

2.1 165

1.5179

1.4152

1.9218

1.7778

1.1182

1.2179

1.9198

1.7107

0.8616

0.7558

1.7198

1.7117

K a d a r A i r Bubuk

(% bb) 7.45

Rendemen (% Bk)

(a) 29.56

7.34

7.27

7.34

8.97

8.99

8 64

8.98

6.34

6.58

9.64

8 96

9.32

9.88

9.74

10.07

10.27

I 0 I 0

9.94

9.91

9.14

8.12

30.59

30.07

30.07 + 0.73

24.66

27.48

26.07

26.07 + 1.99

17.85

18.52

1818

18.18+0.47

14.71

15.37

15.04

15.04 + 0.47

39.04

37.74

38.39

38.39 + 0.92

27.99

25.86

26.92

26.92 + 1.50

35.30

32.82

34.06

34.06 + 1.75 20.63

22.56

21.59

21.59 + 1.36

35.61

31.65

33.63

33.63 + 2.80

15.92

13.97

14.94

14.94 + 1.38

31.46

30.99

31.22

31.22 + 0.33

Page 86: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Lampiran 6 Hasil pengukuran nilai total fenol ekstrak sayuran indigenous

Sample

Mangkokan I' I

2

Ulangan

(me) 5.6 5.4 5.4 5.5

Ruta-rata

W. Awal

5 5 5 5

FP

(ml) 0.5 0.5 0.5 0.5

Vol. sample

0.553 0.552 0.546 0.573

Abrorbansi

(mglml) 122.31 122.10 133.89 139.76

Kons. Sample (mg GAElmg ekstrsk bb)

54.60 56.53 61.99 63.53 59.16

Total Fenol (mg GAElmg cktrak

b k) 58.29 60.35 65.70 67.33 62.92

Tofnl Fenat

Page 87: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

[Galic acid] ( m g l ~ )

0.173 0.382 0.622

200 0.824 1.087

300 1.318

100 200 300

Kons. Galic Acid (mglL)

0 0 100 200 300 400

j Kons. Galic A c ~ d (mglL)

Page 88: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Lampiran 8 Hasil pengukuran kemampuan mereduksi sayuran indigenous

0

1W

2W

Ksnikir

0.045

0.512

0.617

18 (5.5

Bslunlsr

0.045

0.387

0.591

13 133

M q k o W n

OW5

O.1m

0.227

5.044

Ksmwi

0 . W

0.170

0.273

6.067

Pohpohan

0.045

0.168

0.284

6.311

Katuk

0 . W

0.153

0.243

5.4W

Anlanan

0.045

0.165

0.284

6.311

Ginsew

OM5

0.116

0.21

4.567

KWandoopCina

0.045

a115

0.204

4.535

-np

0.045

o.tie

0.216

4.844

m o t

OM5

z~cs 0.194

4.311

Tmlox - 0.045

a::: 0.59

13.111

Page 89: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

75 Lampiran 9 Hasi! pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak sayuran indigenous metode DPPH

Page 90: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan
Page 91: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan
Page 92: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

78 Lampiran 12 Hasil pengukuran kapasitas antioksidan berbagai jenis sayuran indigenous

sebagai penghambat oksidasi lipid

j 0 1

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 1

j Konsentrasi TMP (mM)

Konsentrasi (uM) 0.50 I .OO 1.50 2.00 2.50 3.00

% Inhibisi = . [MDA Blanko] - [MDA sar x 100 % [MDA Blanko]

Rata-rata

0.013 0.033 0.050 0.080 0.094 0.124

Absorbansi I

0.012 0.035 0.049 0.078 0.095 0.128

2 0.014 0.03 1 0.05 1 0.08 1 0.092 0.12

Page 93: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

i OL / 08 i i 06 I OOC

Hdda leX!PEJ uey~un8Zuaru uepysyoype sq!sedey uep louaj [el01 !el!u ua8unqnq y g e q £1 uel!dure?

. 81'12 EI'ZE 85'6 6'9 1

6Z'LZ I I 'L IS'IZ ZL'9Z PS'6 1 CI'bS 89.98

!s!q!~! % Hdda

bZ'ZP SS'P9 9'95 SL'LS SP'ZL 9C69 58'0L 95'16 26'29 ES'6 I I I ' IbI

(~lsya ~"JIZVD Zn) louaj [ e l o ~

l0YOJ)l

Bue~qruo3a)l ' g eu!3 3uopuopa)l

S u a s u ! ~ ueueluv 3me)l

ueqodyod !Buema)l

ueyoyBuen J!T!Ua)l se$un[aa

[adrues ye~ i sya

Page 94: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

(ye~lsya 8 ~ 1 1 3 ~ 9 Zn) louad I ~ I O J . !el!N

0s 1 00 1 0s 0

; 00'0 E T3

ZOL6 '0 = 1 i- 00.0OZ % j E: : OO'OOP >

m a 00'009 F =.

? "k I 00-008 8 g

!

! , 000001 2 j 8S'EYY - X E L E ' Z I = .( * / - oo'ooz1 5

G I 00.0OPL :

6S'L P6'E 1 S8'11 S6'ZC PSP1 ~ s . 0 1 6 t'P1 SL.81 6LZ1 66LE ZP'9P

( w a 6wlown) SIBV

OP'6L LS'E6 1 PL-SP 1Z'E6

98'ZLL 8 0 ' s ~ S6'9EC 9P'6ZZ Z1'801 99'Z06 PL'S611

(Jlsya 6wlown) Hdda

PZ'ZP 8S.P9 9'9S 8L'LG SP'ZL 9 ~ 6 9 SS'OL 9S.16 26.19

ES'6 1 t 1'1P1

( ~ w i a 6 ~ ~ 1 3 ~ 9 6n) 10~34 lelol

JOY OJY 6ue~qwo3ay '8 eu!3 6uopuopan

Guasu!~ ueueluv

m e n uey0dq0d !6uewan

ueyoy6ueyy j!~!ua>l

selunlag

ladlues ye~lsy3

Page 95: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

8 l Lampiran 15 Grafik hubungan nilai total fenol dengan kemampuan mereduksi

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Nilai Total Fenol (ug GAEIrng eltstrak) I

- ~ . ,. ~ - . . i

Ekstrak sampel

Beluntas Kenikir

Maogkokan Kemangi Pohpohan

Katuk Antanan Ginseng

Kedondong Cina B. Kecombrang

Krokot

Total fenol (ug GAElmg ekstr)

141.1 119.53 62.92 91.56 70.85 69.36 72.48 57.78 56.6

64.58 42.24

Kemampuan mereduksi

1 .OO 1.38 0.38 0.46 0.48 0.4 1 0.48 0.33 0.35 0.37 0.33

Page 96: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

82

Lampiran 16 Grafik hubungan nilai total fenol dan kemampuan penghambatan oksidasi lipid lanjut

! 0 20 40 60 80 100 I20 140 160

I Nilai Total Fenol (ug GAEImg ekstrak) !

Ekshak sampel

- Beluntas Kenikir

Mangkokan Keinangi Pohpohan Ginseng

Kedondong Cina B. Kecombrang

Krokot

Total fenol (ug GAEImg ekstrak)

141.1 119.53 62.92 91.56 70.85 57.78 56.6

64.58 42.24

Penghambatan Pembentukan MDA (%)

98.55 98.15 97.70 97.04 97.26 97.13 97.06 96.55 96.02

Page 97: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

83 Lampiran 17 Grafik hubungan kemampurtn mereduksi dengan kapasitaq antioksidan

menggunakan radikal DPPH

Ekstrak sampel

Beluntas Kenikir

Mangkokan Kemangi Pohpohan

Katuk Antanan Ginseng

Kedondong Cina B. Kecombrang

Krokot

DPPH % inhibisi

86.65 84.13 19.54 26.72 21.51 7.1 1

27.29 16.9 9.55 32.13 21.18

Kemampuan mereduksi

1 .OO 1.38 0.38 0.46 0.48 0.41 0.48 0.33 0.35 0.37 0.33

Page 98: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

Lampiran 20 Hasil pengujian identifikasildeterminasi sayuran indigenous

Page 99: Kapasitas antioksidan dan hubungannya dengan nilai total ... · koefisien korelasi. ... katya ilmiah, penyusunan laporan, ... Tabel 1 Nilai total fenol dan kandungan flavonol dan

LEMBAGA lbMU PENGETAHUAN INDONESIA ( Indonesian Institute of Sciences )

PUSAT PENELlTlAN BlOLOGl ( Research Center for Biology )

JI Raya Jakarta - Bogor Krn 46 C~b~nong 16911, Indonesia P.0 Box 25 Ctb~nong Telp (021) 87907636 - 87907604 Fax 87907612

Cibinong, 24 November 2008 Nomor :10~o/1~~.1.02/1f.8/2008 Lampiran I _ Perihal : Hasil identifikasi/deteminasi Tumbuhan

Kewada Yth. ~ & . / ~ b u / ~ d r ( i ) . Diny Agustini S.S.,ST. Mhs.IPB

Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan hasil identifikasildeterminasi tumbuhan

yang Saudara kirimkan ke "Herbarium Bogoriense", Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIP1 Bogor, adalah sebagai berikut :

Suku No.

2

Daun Kernangi

Daun Ginseng

( ( Daun Mangkokan ( Nothopanax scutellarius (Burm.f.) Merr. Araliaceae

Demikian, semoga berguna bagi Saudara.

No. Kol.

Daun Kenikir

~ a u n ~ o l ~ p o h a n

Daun Katuk I Sauropos androgynus (L.) Merr.

Kembang Onje ( Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.

Kep2lk;~idang _ _ .- _. . . Botani Pusat PCneIitian Biologi-LIPI,

> .

Jenis

Ocimum americanum L.

Talinum triangulare (Jacq.) Willd.

Euphorbiaceae

Zingiberaceae

AC

' Dr. Eko ~ai-'&o Waluio, APU NIP: , ,:. . .32&0?130 ,.

. . , -,

Cosmos caudatus H.B.K.

Pilea melastomoides (Poir.) B1.

Lamiaceae

Portulacaceae

Asteraceae

Urticaceae