7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan kota, jalan-jalan utamanya telah mengubah lahan pertanian di sepanjang jalan menjadi lahan terbangun, salah satunya adalah perumahan. Munculnya perumahan-perumahan tersebut akan menambah jumlah pergerakan yang dapat mengganggu arus lalu lintas menerus yang kemudian dapat menurunkan tingkat pelayanan jalan. Penurunan tingkat layanan tersebut berlangsung pada macetnya lalu lintas jalan, terutama pada saat jam puncak pagi maupun sore. Adanya bangkitan pergerakan penghuni perumahan dapat mengganggu arus lalu lintas menerus yang kemudian dapat berpengaruh pada tingkat pelayanan jalan utama di perkotaan. Untuk itu perlu dikaji bagaimana kontribusi pergerakan penghuni perumahan terhadap pelayanan jalan utama di perkotaan. (Yahya, 2007) Jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang merupakan sebuah proyek jalan layang ini dibangun untuk mengatasi dan mengurangi kemacetan yang ada pada wilayah Jakarta, jalan layang tersebut dibangun dari daerah Kampung Melayu sampai dengan Tanah Abang. Obyek penelitian tersebut yaitu pada paket Mas Mansyur, yang berukuran panjangnya mencapai 0, 75 km, tinggi maksimum 18,77 m, tinggi minimum 12,65 m, dan lebarnya mencapai 20 m.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan kota, jalan-jalan
utamanya telah mengubah lahan pertanian di sepanjang jalan menjadi lahan
terbangun, salah satunya adalah perumahan. Munculnya perumahan-perumahan
tersebut akan menambah jumlah pergerakan yang dapat mengganggu arus lalu lintas
menerus yang kemudian dapat menurunkan tingkat pelayanan jalan. Penurunan
tingkat layanan tersebut berlangsung pada macetnya lalu lintas jalan, terutama pada
saat jam puncak pagi maupun sore. Adanya bangkitan pergerakan penghuni
perumahan dapat mengganggu arus lalu lintas menerus yang kemudian dapat
berpengaruh pada tingkat pelayanan jalan utama di perkotaan. Untuk itu perlu dikaji
bagaimana kontribusi pergerakan penghuni perumahan terhadap pelayanan jalan
utama di perkotaan. (Yahya, 2007)
Jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang merupakan sebuah
proyek jalan layang ini dibangun untuk mengatasi dan mengurangi kemacetan yang
ada pada wilayah Jakarta, jalan layang tersebut dibangun dari daerah Kampung
Melayu sampai dengan Tanah Abang. Obyek penelitian tersebut yaitu pada paket
Mas Mansyur, yang berukuran panjangnya mencapai 0, 75 km, tinggi maksimum
18,77 m, tinggi minimum 12,65 m, dan lebarnya mencapai 20 m.
8
Gambar 2.1 Peta Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu-Tanah Abang
Gambar 2.2 Design Jalan Layang Non Tol Paket Mas Mansyur
Jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang Terdiri dari 3 paket, yaitu
paket Mas Mansyur yang berada pada Jalan KH. Mas Mansyur yang terletak pada
daerah Tanah abang sampai dengan jalan Satrio, kemudian paket Satrio yang berada
pada jalan Satrio sampai dengan jalan Casablanca, dan yang terakhir paket
Casablanca yang berada pada jalan Casablanca sampai dengan daerah Kampung
Melayu.
9
2.2 Ladasan Teori
Proyek pembangunan, terutama pembangunan jalan layang non tol merupakan
bukan suatu hal yang baru, apa yang berubah dan merupan hal yang baru ialah
dimensi dari proyek tersebut, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas. Sejalan
dengan perubahan tersebut timbulah persaingan yang ketat, hal ini mendorong para
pengusaha mencari dan menggunakan cara-cara pengelolaan, metode serta teknik
yang baik, sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien.
Metode konstruksi balance cantilever adalah metode pembangunan jembatan
jalan layang non tol dimana dengan memanfaatkan efek kantilever seimbangnya
maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung berat sendirinya tanpa bantuan
sokongan lain (perancah/falsework). Metode ini dilakukan dari atas struktur sehingga
tidak diperlukan sokongan di bawahnya yang mungkin dapat mengganggu aktivitas
di bawah jembatan. Metode balanced cantilever dapat dilakukan secara cor setempat
(cast in situ) atau secara segmen pracetak (precast segmental). (Liono, 2009)
Konsep utamanya adalah struktur jembatan dibangun dengan pertama kali
membangun struktur-struktur kantilever seimbang. Kantilever yang pertama dibuat
adalah kantilever ”N”, dan seterusnya dibangun kantilever ”N+1”, kantilever ”N+2”,
kantilever ”N+3” dan kantilever ”N+i”. (Liono, 2009)
Gambar 2.3 Metode konstruksi balanced cantilever
10
2.2.1 Box Girder
Box girder merupakan salah satu dari segment jembatan layang. Box girder
merupakan suatu bentuk perkembangan dari girder. Girder itu sendiri adalah struktur jembatan yang
menghubungkan antara struktur bawah dan sebagai penyangga plat diatasnya. Perbedaan girder dan
box girder terletak pada bentuk dan fungsi. Girder adalah balok diantara dua penyangga (pier atau
abutment) pada jembatan Atau fly over. Umumnya merupakan balok I, tetapi juga bisa berbentuk
box, atau bentuk lainnya. Girder adalah elemen konstruksi jembatan yang sangat penting, karena
dilihat dari fungsinya yaitu untuk menahan beban konstruksi yang ada diatasnya yaitu plat lantai dan
menghubungkan antara pile-pile jembatan. (Fadhilah, Fitriani, & Astuti, 2011)
Jalan layang non tol kampung Melayu-Tanah Abang tersebut menggunakan
box girder. Box girder adalah jembatan di mana balok utama terdiri dari balok-balok
dalam bentuk kotak berongga. Box girder tersebut merupakan beton yang biasanya
terdiri dari beton pratekan, baja struktural, atau komposit baja dan beton bertulang.
Bemtuk dari box girder ini biasanya berbentuk empat persegi panjang atau trapesium
dalam penampang. Box girder biasanya digunakan untuk jalan layang, jalan raya dan
juga untuk monorail.
Pengangkutan box girder untuk disambungkan ke pier (kolom jalan layang)
diperlukannya alat berat untuk mengangkatnya. Sebelumnya alat berat telah
ditentukan pemilihannya supaya alat berat yang digunakan bisa menjadi efektif
dalam penggunaannya. Alat berat yang ditentukan dalam pengangkutan box girder
dan juga material lainnya pada proyek ini yaitu, menggunakan mobile crane beroda
rantai, dan laucher gantry.
11
Gambar 2.4 Box Girder
Gambar 2.5 Box Girder yang Terpasang pada Pier
2.2.2 Alat Berat
Alat Berat atau heavy equipment, adalah alat bantu yang di gunakan oleh
manusia untuk mengerjakan pekerjaan yang berat/susah untuk di kerjakan dengan
tenaga manusia/membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan yang berat. Misal
untuk membuat sebuah danau, jalan layang, gedung bertingkat tinggi, jembatan, dan
sebagainya, manusia sangat memerlukan alat berat untuk membantu proses
pengerjaannya.
Penggunaan alat-alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian biaya
Box Girder
Pier
12
repair yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan type dan jumlah
peralatan, sebaiknya kita fahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya.
Selain Faktor ini biasanya pihak executive di sebuah perusahaan alat berat,
sangat memikirkan mengenai spare part dan kecepatan dalam perbaikan unit untuk
mereduce down time unit saat sedang rusak. Namun hal - hal seperti ini biasanya di
pikirkan sejak awal oleh si pembeli dan si penyuply saat investasi unit di awal.
2.2.3 Perencanaan Kebutuhan Alat Berat
Perencanaan alat adalah usaha yang dilakukan untuk
menghitung/memperkirakan kebutuhan alat, baik jenis, kapasitas, maupun jumlah
yang diperlukan perusahaan, untuk mendukung pelaksanaan proyek yang telah
direncanakan dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) maupun rencana
jangka panjang perusahaan (RJPP). (Wilopo, 2009)
Perencanaan kebutuhan alat dilakukan bertahap, dimulai dari perencanaan di
tingkat unit usaha, kemudian kebutuhan seluruh unit usaha digabung, dan seterlah
dikaji, atau bila perlu dikoreksi di tingkat kantor pusat, menjadi kebutuhan alat
perusahaan yang dituangkan dalam RKAP tahun yang akan datang. (Wilopo, 2009)
Dalam merencanakan kebutuhan alat harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut
(Wilopo, 2009):
• Jenis, volume, dan waktu pelaksanaan pekerjaan.
• Tuntutan mutu pekerjaan / rencana mutu.
• Metode konstruksi.
• Ketersediaan alat.
• Rencana biaya.
13
Perencanaan detail meliputi jenis, kapasitas, dan jumlah alat, dilakukan pada
saat proyek akan dimulai, di mana pada tahap ini sudah dipertimbangkan metode
konstruksi pekerjaan yang sudah disempurnakan.
2.2.4 Gantry
Gantry adalah alat berat yang terletak diatas struktur jalan layang. Fungsi dari
alat tersebut adalah untuk mengangkut benda-benda yang sangat berat yaitu seperti
box girder pada proyek jalan layang. Launching gantry memiliki bagian yang
bernama winch, winch tersebut yang memiliki fungsi untuk mengangkut beban berat
tersebut. Winch dapat bergerak naik-turun, kanan-kiri, dan depan-belakang.
Launching gantry salah satu dari berbagai jenis girder launchers. Pelaksanaan
erection girder dilaksanakan diatas jembatan. Girder diluncurkan dari span satu
menuju span yang dituju menggunakan trolley yang bergerak diatas re1
longitudinal, setelah girder sampai pada posisi launching gantry, lalu launching
gantry yang membawa balok girder tersebut bergerak secara transversal menuju
bearing pad dimana balok tersebut akan diletakkan, setelah pekerjaan erection
girder pada satu span tersebut selesai lalu gantry bergerak maju. (kristijanto &
Supani, 2007)
Gambar 2.6 Launching Gantry
14
a. Dimensi Gantry
Ukuran dimensi dari gantry yang berada di jalan layang non tol Kampung
Melayu-Tanah Abang khususnya pada paket Mas Mansyur yaitu:
Tabel 2.1 Karakteristik Dimensi Gantry
Tinggi launcher 8650 mmpanjang truss girder 8330 mmhook stroke 25000 mmdrum support 2250 mmtransversal winch displacement ± 500 mmrails cylinders stroke 400 mmrear leg cylinders stroke 1200 mmketinggian main beam 4000 mmwinch wheels F 220 mmunder rollers wheels F 220 mmtransversal rails winch interaxe 5700 mmsliding longitudinal sliding whells interface 800-1500-800 mmsevice cranes max stroke 25 mfront leg cylinders stroke 1000 mmspreader cylinders stroke 400/450 mmwinch sliding speed 7,5 m/min
karakteristik dimensi gantry
b. Berat Structur Gantry
Alat berat gantry merupakan alat yang mempunyai dimensi yang cukup
besar dan memiliki berat yang besar pula. Ukuran berat gantry yaitu:
Tabel 2.2 Berat Structur Gantry
Structure Weight Summary daNMain girder 130000Front head 8550Rear head 8550Lifting winch 19945Lifting spreader 2405Front and rear leg 1800Rollers 14550Rail 37200Total ≅ 223000 ≅ 223000 ≅ 223000 ≅ 223000
15
2.2.5 Crane
Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi adalah
crane. Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan,
memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang
diinginkan. Beberapa tipe crane yang umum dipakai adalah:
a. Truck Crane
Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lainnya
tanpa bantuan dari alat pengangkutan. Akan tetapi bagian dari crane tetap
harus dibongkar untuk mempermudah perpindahan. Seperti halnya crawler
crane, truck crane ini dapat berputar 360º. Untuk menjaga keseimbangan
alat, truck crane memiliki kaki. Di dalam pengoperasiannya kaki tersebut
harus dipasangkan dan roda diangkat dari tanah sehingga keselamatan
pengoperasian dengan boom yang panjang akan terjaga.
Gambar 2.7 Truck Crane
b. Crane untuk Lokasi Terbatas
Crane tipe ini diletakan di atas dua buah as tempat kedua as ban bergerak
secara simultan. Dengan kelebihan ini maka crane jenis ini dapat bergerak
dengan leluasa. Alat penggerak crane jenis ini adalah roda yang sangat
16
besar yang dapat meningkatkan kemampuan alat dalam bergerak dilapangan
dan dapat bergerak di jalan raya dengan kecepatan maksimum 30 mph.
Letak ruang operator crane biasanya pada bagian-bagian deck yang dapat
berputar.
c. Tower Crane
Tower crane adalah salah satu peralatan utama yang digunakan dalam
pembangunan gedung-gedung bertingkat. Simulasi tower crane adalah alat
yang efektif dalam pemodelan operasi konstruksi yang rumit seperti
mengangkat beban-beban yang berat. (Hasan & Al-Hussein, 2010)
Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak
yang terbatas. Tipe crane ini dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri
yaitu crane yang dapat berdiri bebas (free standing crane), crane diatas rel
(rail mounted crane), crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower
crane) dan crane panjat (climbing crane).
Gambar 2.8 Tower Crane
17
d. Mobile Crane
Mobile crane adalah suatu alat pengangkat yang bersifat dinamis,
maksudnya bahwa alat pengangkat ini dapat berpindah-pindah tempat, pada
saat sedang melakukan pengangkatan beban. Mobile crane dapat berpindah-
pindah dikarenakan memiliki roda penggerak, roda penggerak Mobile crane
memiliki dua jenis yaitu, jenis rantai dan jenis roda yang terbuat dari karet
seperti yang banyak digunakan pada automobil lainnya. Jenis crane ini
banyak digunakan pada medan yang rata dan relative keras.
• Mobile Crane beroda karet
Mobile crane beroda karet juga terdapat boom yang disangga oleh
struktur utamanya (super structure flat form) dapat berupa rangka
(lattice) dari baja dengan alat kendali kabel dan hidrolis. Sebagai
penggerak utamanya bisa menggunakan mesin disel, bensin atau motor
listrik, sedangkan untuk pengendalian hidrolis dipergunakan motor yang
terpisah dari prime mover nya. (Suryadharma & Wigroho, 1998)
Umumnya mobile crane beroda karet dilengkapi dengan kabel baja
tunggal sebagai alat pengangkatnya, yang terbentang dari titik boom
hingga bagian bawah dan bisa berupa hook, tong, bucket, dan sebagainya.
Mobile crane dilengkapi dengan sekering beban terbesar. Jarak
beban/kemiringan lengan berdasar atas 75% - 85% beban yang
Data-data dimensi umum untuk jenis mobile crane beroda rantai yaitu:
22
Tabel 2.4 Dimensi Umum Mobile Crane BerodaRantai
Height to top of gantry (lowered) 10’ 11” (3.32 m)Width of upper machine with operator’s cab 10’ 6” (3.20 m)Radius of rear end (counterweight) 14’ 4” (4.38 m)Counterweight ground clearance 3’ 8” (1.12 m)Center of rotation to boom foot pin 3’ 7” (1.10 m)Height from ground to boom foot pin 5’ 10” (1.77 m)Height over gantry (raised) 20’ 4” (6.20 m)Overall length of crawler 20’ 8” (6.30 m)Center to center of tumblers 17’ 10” (5.44 m)Overall width of crawlers 16’ 10” (5.14 m)Shoe width 36” (0.91 m)Ground clearance of carbody 15” (0.39 m)
GENERAL DIMENSIONS
3) Working Speed
Data kecepatan kerja mobile crane beroda rantai yaitu: