KANDUNGAN PROTEIN DAN LAKTOSA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA PADA BERBAGAI PERIODE LAKTASI (Studi Kasus di Peternakan Bapak Setiono Heri Winarko, Yosodadi, Metro Timur) (Skripsi) Oleh CYNTHIA DAMAYANTI PUTRI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019
51
Embed
KANDUNGAN PROTEIN DAN LAKTOSA SUSU …digilib.unila.ac.id/59279/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN...2,80--3,93% telah memenuhi SNI (2,70%), sedangkan kandungan laktosa 4,07--4,23%. Disimpulkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KANDUNGAN PROTEIN DAN LAKTOSA SUSU KAMBING
PERANAKAN ETAWA PADA BERBAGAI PERIODE LAKTASI
(Studi Kasus di Peternakan Bapak Setiono Heri Winarko,
Yosodadi, Metro Timur)
(Skripsi)
Oleh
CYNTHIA DAMAYANTI PUTRI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
KANDUNGAN PROTEIN DAN LAKTOSA SUSU KAMBING
PERANAKAN ETAWA PADA BERBAGAI PERIODE LAKTASI (Studi
Kasus di Peternakan Bapak Setiono Heri Winarko,
Yosodadi, Metro Timur).
Oleh
Cynthia Damayanti Putri
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan protein dan laktosa susu
kambing PE pada berbagai periode laktasi di peternakan Bapak Setiono Heri
Winarko, Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Penelitian
ini merupakan studi kasus dan dilaksanakan pada April sampai dengan Mei 2019.
Sampel yang digunakan yaitu 9 ekor kambing PE yang sedang laktasi pada
periode laktasi ke-1 sampai laktasi ke-4. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif dan dibandingkan dengan standar yang
ditetapkan dalam SNI No. 01-3141-1998 dan literatur penelitian sebelumnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan protein susu kambing PE
2,80--3,93% telah memenuhi SNI (2,70%), sedangkan kandungan laktosa 4,07--
4,23%. Disimpulkan bahwa kandungan protein dan laktosa susu kambing PE di
peternakan milik Bapak Setiono Heri Winarko sudah memenuhi standar.
Kata Kunci : Kambing Peranakan Etawa, Susu kambing, Protein, Laktosa, Periode
laktasi
ABSTRACT
PROTEIN AND LACTOSE LEVEL OF ETTAWA CROSSBREED GOAT
MILK IN VARIOUS LACTATION PERIODS (A Case Study At Mr Setiono
Heri Winarko Farm, Yosodadi, Metro Timur)
by
Cynthia Damayanti Putri
The objective of this research was to evaluated protein and lactose levels of ettawa
crossbreed goat milk in various lactation periods at Mr Setiono Heri Winarko
farm, Yosodadi, East Metro, Metro City. This research is a case study and was
conducted on April to May 2019. The sample were used is 9 lactating PE goats in
lactation periods 1 to 4. The data obtained were analyzed with descriptive analysis
and than the data was compared with previous literature. The result of this
research is protein levels of PE goat milk was around 2.80--3.93% and already
passed the standard that specified in SNI (2,70%) while the lactose level of PE
goat milk is 4,07--4,23%. The conclusion of this research was protein and lactose
level of PE goat milk at Mr Heri Winarko farm alredy passed the standard.
Key word : Ettawa Crossbreed goat, Goat milk, Protein , Lactose , Lactation
periods
KANDUNGAN PROTEIN DAN LAKTOSA SUSU KAMBING
PERANAKAN ETAWA PADA BERBAGAI PERIODE LAKTASI
(Studi Kasus di Peternakan Bapak Setiono Heri Winarko,
Yosodadi, Metro Timur)
Oleh
CYNTHIA DAMAYANTI PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PETERNAKAN
pada
Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
MOTTO
Jangan biarkan kesulitan memenuhi pikiranmu dengan kekhawatiran
jenjang yang lebih tinggi dan dunia yang sebenarnya
Almamaterku
UNIVERSITAS
LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada 25 Desember 1997 dan merupakan putri pertama
dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Darmawansyah dan Ibu Alm.
Husnilayanti. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Pertiwi
Bandar Lampung pada 2002; Sekolah Dasar Negeri 2 Rawa Laut pada 2009;
Sekolah Menengah Pertama 1 Bandar Lampung pada 2012; Sekolah Menengah
Atas 2 Bandar Lampung pada 2015. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program
Studi Peternakan , Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung
pada tahun 2015 melalui seleksi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri.
Penulis melaksanakan magang di PT. Superindo Utama Jaya pada 2018 di Kota
Metro, Provinsi Lampung . Pada 2018 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU)
di PT. Indo Prima Beef , Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung dan
penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukosari, Kecamatan
Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung. Penulis merupakan anggota
Himpunan Mahasiswa Peternakan (Himapet) tahun 2016/2017.
iii
SANWANCANA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa
halangan yang berarti. Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang
dilaksanakan pada April 2019 di Peternakan Kambing PE milik Bapak Hery,
Yosodadi, Metro Timur dan Laboratorium Polinela. Penulis melakukan penelitian
mengenai kandungan protein dan laktosa susu kambing PE pada berbagai periode
laktasi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si.--selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung--atas izin;
2. Ibu Sri Suharyati, S.Pt, M. P.--selaku Ketua Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung--atas persetujuan kepada penulis dalam
melaksanakan penelitian serta senantiasa memberikan dukungan, motivasi,
dan pemahaman;
3. Bapak Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M. S.---selaku Pembimbing Akademik penulis
Jurusan Peternakan--atas bimbingan, dukungan, dan nasihat kepada penulis;
4. Bapak Dr. Ir. Arif Qisthon, M. Si.--selaku Dosen Pembimbing Utama--yang
senantiasa memberikan waktu, dukungan, motivasi, dan pemahaman;
iv
5. Bapak Dr. Ir. Ali Husni, M. P.--selaku Dosen Pembimbing Anggota--yang
senantiasa memberikan waktu, dukungan, motivasi, dan pemahaman;
6. Ibu Dr. Ir. Sulastri, M. P.--selaku Dosen Penguji--yang senantiasa
memberikan waktu, dukungan, motivasi, dan pemahaman;
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Peternakan--yang telah memberikan
pembelajaran dan pemahaman yang berharga;
8. Bapak, Ibu, Adik, serta semua keluarga--atas do’a, dukungan, dan kasih
sayang yang selalu diberikan dengan tulus;
9. M. Ali Thasim dan Maria Puspita S.--selaku rekan satu tim penelitian;
10. Sahabatku Angga Saputra, Dani Al Fajri, Arif Gian P., Delsi Rusitaimi P.,--
yang selalu menghibur dan memberikan dukungan;
11. Sahabat-sahabat ku Adelia, Enwe, Aisyah, Claudia, Anasti, Regina, dan
Melsya--yang selalu menghibur dan memberi semangat;
12. Teman seperjuangan sekaligus keluarga besar Jurusan Peternakan angkatan
2015, terimakasih atas pertemanan dan dukungan selama perkuliahan sampai
saat ini, semoga sukses selalu bersama kita semua, Aamiin;
13. Kakanda dan Ayunda Angkatan 2013 dan 2014, serta adik-adik Angkatan
2016, 2017, dan 2018 Jurusan Peternakan-- yang telah memberikan semangat,
saran, dan motivasi;
14. Bapak Setiono Heri Winarko dan keluarga --yang sudah banyak membantu
saat berlangsungnya penelitian dan memberi pengetahuan yang bermanfaat;
15. Seluruh pihak yang ikut terlibat selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
v
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih banyak terdapat
kekurangan, akan tetapi penulis berharap skripsi sederhana ini dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Semoga seluruh bantuan yang telah
diberikan kepada penulis mendapat pahala dan ridho dari Allah SWT dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, Oktober 2019
Penulis,
Cynthia Damayanti P.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
SANWACANA .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
C. Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
D. Kerangka Penelitian ......................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
A. Kambing Peranakan Etawa (PE) ...................................................... 7
B. Susu Kambing .................................................................................. 8
C. Manajemen Pemeliharaan Kambing Perah ...................................... 10
D. Kandungan Gizi pada Susu Kambing .............................................. 12
E. Protein .............................................................................................. 14
F. Laktosa ............................................................................................. 16
G. Periode Laktasi ................................................................................. 18
H. Masa Laktasi ..................................................................................... 20
vii
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 23
A.Waktu dan Tempat ........................................................................... 23
B. Alat dan Bahan ................................................................................ 23
C. Metode Penelitian ............................................................................ 24
D. Peubah yang Diamati ...................................................................... 24
E. Prosedur Penelitian .......................................................................... 24
F. Analisis Data .................................................................................... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 28
A. Kadar Protein Susu Kambing PE .................................................... 28
B. Kadar Laktosa Susu Kambing PE ................................................... 32
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 36
A. Kesimpulan ..................................................................................... 36
B. Saran ................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 37
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kandungan kimia susu sapi dan kambing .......................................... 13
2. Standar kandungan susu Kambing ..................................................... 14
3. Kadar protein susu kambing PE di peternakan milik BapakSetiyono Heri Winarko, Yosodadi, Metro Timur .............................. 28
4. Kadar laktosa susu kambing PE di peternakan milik BapakSetiyono Heri Winarko, Yosodadi, Metro Timur.............................. 33
5. Data hasil analisa kadar protein (simplo) ........................................... 44
6. Data hasil analisa kadar laktosa (simplo) ........................................... 44
7. Data hasil analisa berat jenis susu (simplo)........................................ 44
8. Data hasil analisa kadar protein (duplo)............................................. 45
9. Data hasil analisa kadar laktosa (duplo)............................................. 45
10. Data hasil analisa berat jenis susu (duplo) ....................................... 45
11. Hasil analisa kadar air dan BK pakan .............................................. 46
12. Data pengamatan konsumsi kambing PE per hari............................ 46
13. Konsumsi BK asal silase daun singkong.......................................... 46
14. Konsumsi BK asal konsentrat .......................................................... 47
15. Konsumsi BK asal ampas tahu......................................................... 47
ix
16. Total konsumsi BK ransum keseluruhan.......................................... 48
17. Imbangan pakan hijauan dan konsentrat .......................................... 48
18. Kuesioner untuk peternak................................................................. 50
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kambing PE ....................................................................................... 7
2. Struktur kimia laktosa susu ................................................................ 17
3. Kurva hubungan produksi susu dengan komposisi lemak danprotein ................................................................................................ 21
4. Kadar protein susu kambing PE di peternakan milik BapakSetiyono Heri Winarko, Yosodadi, Metro Timur.............................. 29
5. Kadar laktosa susu kambing PE di peternakan milik BapakSetiyono Heri Winarko, Yosodadi, Metro Timur.............................. 34
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susu adalah cairan berwarna putih, yang diperoleh dari pemerahan sapi atau
hewan yang menyusui lainnya, yang dapat diminum atau digunakan sebagai bahan
pangan yang sehat, tanpa dikurangi komponen-komponennya (Hadiwiyoto,1994).
Hewan ternak penghasil susu adalah sapi, kambing, domba, dan kerbau. Susu
kambing merupakan susu yang berasal dari jenis kambing perah. Dari beberapa
jenis kambing yang dijadikan sebagai kambing perah, kebanyakan yang dipelihara
di Indonesia adalah bangsa Peranakan Etawa (PE). Susu yang dihasilkan kambing
PE mempunyai komposisi yang lebih kaya dari susu kambing bangsa lain serta
tidak berbau menyengat dan tidak berbau amis, serta susu kambing dimanfaatkan
sebagai asupan gizi alternatif bagi anak yang alergi terhadap susu sapi.
Kambing PE merupakan kambing dwiguna (penghasil daging dan susu).
Umumnya kambing PE dipelihara sebagai tipe perah, namun kambing PE yang
sudah tua atau afkir dan rata-rata produksi susu sudah sangat rendah maka
kambing tersebut dijadikan kambing pedaging. Kambing PE merupakan kambing
perah yang umum dipelihara di Indonesia karena iklim di Indonesia cocok untuk
pemeliharaan kambing PE.
2
Manfaat susu kambing sangat banyak salah satunya air susu kambing tidak
memiliki faktor lactose intolerance, yaitu kelainan yang disebabkan kepekaan alat
pencernaan pada susu sapi, sehingga yang sensitif terhadap laktosa susu sapi dapat
mengkonsumsi susu kambing agar tidak terjadi diare (Fidatama, 2012). Menurut
Noor (2002), susu kambing mengandung laktosa yang lebih rendah dibandingkan
dengan susu sapi sehingga susu kambing cocok bagi penderinta lactose
intolerance. Kelebihan susu kambing diantaranya adalah susunan protein yang
sangat halus sehingga aman dikonsumsi bayi karena mudah dicerna, baik untuk
penderita gangguan pencernaan, terapi penyakit TBC, membantu memulihkan
kondisi orang yang baru sembuh dari sakit, dan mampu mengontrol kadar
kolestrol (Moeljanto dan Wiryanta, 2002).
Kandungan nutrisi pada susu kambing yaitu Bahan Kering (BK) 13,00%, protein
3,70%, lemak 4,00%, laktosa 4,45%, dan mineral 0,85% sedangkan kandungan
susu sapi yaitu BK 12,83%, protein 3,50%, lemak 3,80%, laktosa 4,90%, dan
mineral 0,73% (Saleh, 2004). Dalam penelitian ini, kandungan kimia susu yang
diteliti adalah kandungan protein dan laktosa. Hal tersebut dikarenakan protein
memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh, serta
dapat mendukung aktifitas fisik seperti olahraga.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang
kadar kimia susu kambing PE pada periode laktasi yang berbeda, hal ini
disebabkan tingginya populasi kambing PE di Lampung namun sedikitnya
informasi yang tersedia.
3
B. Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kandungan protein dan
laktosa pada susu kambing PE berbagai periode laktasi di peternakan Bapak
Setiono Heri Winarko, Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur, Kota
Metro.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi kepada
masyarakat tentang kadar protein dan laktosa susu segar kambing PE di
peternakan Bapak Setiono Heri Winarko, Kelurahan Yosodadi, Kecamatan
Metro Timur, Kota Metro supaya peternak dapat memperbaiki manajemen
pemeliharaan supaya kualitas susu menjadi lebih baik.
D. Kerangka Penelitian
Susu kambing adalah produk minuman fungsional dimana orang tidak sekedar
mengonsumsinya sebagai minuman biasa tetapi karena khasiat yang terkandung
dalam susu kambing tersebut. Protein hewani merupakan zat makanan yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan
protein hewani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup
manusia. Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan
asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan
yang istimewa bagi manusia karena kelezatan dan komposisinya yang ideal selain
itu susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan
4
yang terkandung di dalam susu mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh
(Ressang dan Nasution, 1982).
Susu kambing mempunyai kelebihan, salah satunya baik dikonsumsi untuk
penderita lactose intolerance. Lactose intolerance merupakan suatu keadaan tidak
adanya atau tidak cukupnya jumlah enzim laktase di dalam tubuh seseorang.
Enzim laktase adalah enzim yang bertugas untuk menguraikan gula laktosa
menjadi gula-gula yang lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa. Laktosa
bersifat sebagai disakarida, sedangkan glukosa dan galaktosa merupakan
monosakarida yang dapat dicerna dan diserap oleh usus untuk proses
metabolisme. Ketiadaan enzim laktase inilah yang menyebabkan terjadinya gejala
diare, murus-murus, atau mual beberapa saat setelah minum susu (Widodo, 2002).
Komposisi air susu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bangsa ternak,
keturunan (hereditas), bulan laktasi, umur ternak, peradangan pada ambing, pakan
ternak, lingkungan, dan prosedur pemerahan susu. Lebih kentalnya susu
dibandingkan air adalah karena banyaknya bahan kering yang terdapat di
dalamnya seperti lemak, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral (Saleh, 2004).
Protein dari susu kambing memiliki keistimewaan, yaitu lebih mudah dicerna
(Jenness, 1980). Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien,
yang berbeda dengan bahan makronutrien lainnya (karbohidrat dan lemak).
Protein berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber
energi, sehingga protein dapat digunakan sebagai sumber energi. Menurut
Zurriyati dkk. (2011), kandungan protein susu kambing PE sebesar 4,29%.
5
Prihatminingsih dkk. (2017) melaporkan bahwa konsumsi protein pakan
berpengaruh terhadap produksi, kadar protein, dan laktosa susu.
Ratya dkk. (2017) melaporkan bahwa kadar protein dan laktosa susu kambing PE
pada peternakan pertama sebesar 3,9% dan 3,8%; jumlah tersebut lebih tinggi
dibandingkan susu yang diperoleh dari peternakan ke-2 dan ke-3, kandungan
protein dan laktosa pada peternakan kedua dan ketiga 3,8% dan 3,7%. Perbedaan
kadar komposisi susu tersebut disebabkan oleh perbedaan pakan yang dikonsumsi
ternak. Menurut penelitian Rosartio dkk. (2015), kambing PE yang dipelihara di
Kulon Progo (dataran tinggi) menghasilkan produksi susu 501,71 g/ekor/hari dan
kadar protein 4,41% sedangkan kambing yang dipelihara di Bantul (dataran
rendah) menghasilkan produksi susu 419,71 g/ekor/hari dan kadar protein 3,97%,
hal tersebut disebabkan ternak yang dipelihara di dataran tinggi mempunyai rerata
konsumsi protein kasar, serat kasar, TDN berturut-turut lebih tinggi yaitu sebesar
14,26 g/kg BB; 14,26 g/kg BB, dan 0,06 g/kg BB sedangkan di lokasi Bantul
9) Tapi sebelum labu destilasi diisi dengan bahan-bahan tersebut, membuat
penampung yang terdiri dari Erlenmeyer yang berisi HCl 0,1 N sebanyak
25 ml dan 4--5 tetes Indikator PP 1%;
10) Melakukan destilasi hingga tetesan destilat tidak bersifat basa ;
11) Mentitrasi menggunakan NaOH 0,1 N terstandardisasi hingga berubah
warna menjadi merah jambu muda;
12) Mencatat volume titrasi (A ml);
13) Membuat blanko pengujian dengan mengulangi prosedur No.9 s/d 11,
yang berarti mengganti larutan L1 menjadi 25 ml aquades. (Titrasi blanko
(B ml)) (Gambar 10);
14)Menghitung Kadar Protein sampel uji menggunakan rumus :
N% = (B ml – A ml) x N. NaOH x 14,008 x 100Sampel mg
26
Protein % = %N x Faktor koreksi
Keterangan :
N. NaOH = 0,1024
Faktor koreksi = 6,38
E.2. Uji Kandungan Laktosa
1) memasukkan 25 ml ke dalam labu ukur 50 ml dan menambahkan reagensia
ZnSO4 dan homogenkan;
2) menambahkan 5 ml larutan NaOH ( 93 g NaOH diencerkan menjadi 3 l =
0,75 N) lalu kocok, kemudian mengencerkan sampai tanda dengan
aquades;
3) mendiamkan larutan selama ±10 menit untuk mengendapkan semua
protein, kemudia menyaring dengan kertas saring (lebih cepat
menggunakan vacuum) ;
4) menghitung volume filtrat secara teoritis, dengan mengurangkan volume
protein yang mengendap (dari kadar protein susu dan berat jenis protein
1,25) dan volume lemak (dari kadar lemak dan berat jenis lemak 0,9) dari
volume mula-mula 50 ml;
5) mengambil 5 ml filtrat yang jernih, lalu memasukkan ke dalam Erlenmeyer
250 ml kemudian ditutup;
6) menambahkan 20 ml aquades dan 20 ml larutan KI (10 g KI + 90 ml
aquades = larutan KI 10%)
7) menambahkan 50 ml larutan Chloramine-T;
8) menutup erlenmeyer lalu homogenkan , kemudian didiamkan selam 90
menit lalu menambahkan 10 ml larutan 2 N HCl;
27
9) titrasi larutan dengan larutan 0,1 N Na2S2O3 sampai berwarna kuning
pucat;
10) menambahkan indikator larutan pati, dan melanjutkan titrasi sampai
berwarna abu-abu ;
11) membuat larutan blanko dengan mengganti 25 ml susu dengan 25 ml
aquades;
12) menghitung laktosa dalam filtrat (g/100 ml filtrat) dari rumus :
A = (Tb - Ts) x N x 0,171 x 1005
A = g laktosa/ 100 ml filtrat Tb = titrasi blanko
Ts = titrasi contoh N = normalitas Na2S2O3
(Sudarmadji dkk., 1989)
F. Analisis Data
Data yang diperoleh disusun dalam bentuk tabel dan dihitung rata-rata per periode
laktasi. Data tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan
dengan standar yang ditetapkan dalam SNI serta hasil penelitian sebelumnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kadar protein susu kambing pada berbagai periode laktasi di peternakan milik
Bapak Setiyono Heri Winarko, Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur,
Kota Metro mencapai 2,80--3,93% yang telah memenuhi standar yang ditetapkan
dalam SNI (2,70%) dan diperoleh kadar laktosa yang juga cukup tinggi yang
mencapai 4,07--4,23%.
B. Saran
Berdasarkan penelitian di peternakan milik Bapak Setiyono Heri Winarko,
Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro dapat dilakukan
penelitian lanjutan tentang pengaruh konsumsi pakan terhadap kandungan protein
dan laktosa susu kambing PE pada berbagai periode laktasi.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, R. T. M., Y, Suryani, dan I, Hernaman. 2015. Peningkatan nutrisi limbahproduksi bioetanol dari singkong melalui fermentasi oleh konsorsiumSaccharomyces cereviseae dan Trichoderma viride. Jurnal Sainteks. Vol. 08(2): 1--15.
Anderson, R. R. 1985. Lactation. The IOWA State University Press. Ames.
Arifin, A, A., Y. Oktaviana, R. R. S. Wihansah, M. Yusuf., Rifkhan, J. K. Negara,dan A. K. Sio. 2016. Kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi susu kambingpada waktu pemerahan yang berbeda di Peternakan Cangkurawok,Balumbang Jaya, Bogor. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi HasilPeternakan. Vol. 04 (2): 291--295.
Apdini, T. A. P. 2011. Pemanfaatan Pellet Indigofera sp. Pada Kambing PerahPeranakan Etawah Dan Saanen (Studi Kasus Peternakan Bangun KarsoFarm). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Indonesia.
Asminaya, N. S. 2007. Penggunaan Ransum Komplit Berbasis Sampah SayuranPasar untuk Produksi dan Komposisi Susu Kambing Perah. Tesis. ProgramPascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Atabany, A. 2001. Studi Kasus Produktivitas Kambing Peranakan Etawa danKambing Saanen pada Perternakan Kambing Perah barokah dan PT. TaurusDairy Farm. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Atabany, A. 2002. Strategi Pemberian Pakan Induk Kambing Sedang Laktasi dariSudut Neraca Energi. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program PascaSarjana IPB. Bogor.
Badan Standarisasi Nasional. Susu Segar. 1998. SNI 01-3141-1998. Jakarta.
Budiana, N. S. dan D. Susanto. 2005. Susu Kambing. Penebar Swadaya. Jakarta.
Christi, R. F. dan T. Rohayati. 2017. Kadar protein, laktosa, dan bahan keringtanpa lemak susu kambing Peranakan Ettawa yang diberi konsentratterfermentasi. Jurnal Ilmu Peternakan. Vol 01 (2): 19--27.
Chuzaemi, S. dan Hartutik. 1988. Ilmu Makanan Ternak Khusus Ruminansia.Universitas Brawijaya. Malang.
38
Devendra, C. dan M, Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. InstitutPertanian Bogor Press. Bogor.
Fidatama, D. S. 2012. Pemanfaatan Susu Kambing (Capra Aegagrus) dan SusuKedelai (Glycine Max) pada Keju Tradisional Khas Indonesia Berkadar ProteinTinggi. Naskah Publikasi. FKIP UMS. Surakarta.
Hadiwiyoto, S. 1994. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty.Yogyakarta.
Jaelani, U. 1999. Penampilan kambing dara yang diberi konsentrat mengandungbungkil biji kapuk. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Jansson, T., C. M. Rahr, S. U. Kroemer, E. Nina,N. Steffen, L. L. Bach, R. Colin,S. Anja, A. Henrik, dan B. H. Christine. 2014. Lactose-hydrolyzed milk ismore prone to chemical changes during storage than conventional Ultra-High-Temperature (UHT) Milk. J. Agric. Food Chem. Vol.62 (31):7886--7896.
Jennes, R. 1980. Composition and characteristic of goat milk: Review1968--1979. J. Dairy Sci. Vol. 6 (3): 1605--1630.
Kaleka, N dan N. K. Haryadi. 2013. Kambing Perah. Arcita. Solo.
Kusnadi, U. dan B. R. Prawiradiputra. 1985. Kedelai: Kedelai untuk MakananTernak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Mardalena. 2008. Pengaruh waktu pemerahan dan tingkat laktasi terhadap kualitassusu sapi perah Peranakan Fries Holstein. Jurnal Ilmiah Ilmu-IlmuPeternakan. Vol 11(3) : 107--111.
Moeljanto, R. D. dan B. Wiryanta. 2002. Khasiat dan Manfaat Susu Kambing:Susu Terbaik dari Hewan Ruminansia. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Murtidjo, B, A. 1993. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah.Kanisius. Yogyakarta.
Nafiu, L. O., W. Kurniawan, P. N. Kusuma, dan M. Akramullah. 2017.Produktivitas dan Kualitas Susu Berdasarkan Bangsa dan Paritas Kambingdi Kabupaten Kolaka. Seminar Nasional Peternakan. UniversitasHasanuddin. Makassar.
Noor, R. R. 2002. Khasiat Susu dan Daging Kambing. Kompas. Jakarta.
Nugroho, K., A. Anang, dan H. Indrijani. 2015. Perbandingan model kurvaproduksi susu pada periode laktasi 1 dan 2 sapi Friesian Holsteinberdasarkan catatan harian. Jurnal Ilmu Ternak. Vol.05 (01):30--35.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan Cetakan PertamaPenerbit UP. Jakarta.
39
Prihatminingsih, G. E., A. Purnomoadi, dan D. W. Harjanti. Hubungan antarakonsumsi protein dengan produksi, protein, dan laktosa susu kambingPeranakan Ettawa. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol.25 (2): 20--27.
Purba, H. J. 2008. Gangguan Reproduksi Sapi Perah di PT Greenfield Indonesia,Malang. Laporan Praktik Kerja Lapangan. Direktorat Program DiplomaInstitut Pertanian Bogor. Bogor.
Qisthon, A dan A. Husni.2007. Produksi Ternak Perah. Universitas Lampung.Lampung.
Rachman, R. 2009. Susu Kambing sebagai Alternatif Penolong Bayi Alergi SusuSapi. Makalah Tugas Akhir. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Ratya, N., E. Taufik., dan I. I. Arief. 2017. Karakteristik kimia, fisik, danmikrobiologis susu Kambing Peranakan Etawa di Bogor. Jurnal IlmuProduksi dan Teknologi Hasil Peternakan. Vol. 05 (1): 1--4.
Rashid, M. 2008. Goats and their Nutrition. Manitoba Agriculture. Food andRural Initiatives. Langston University. USA.
Resnawati, H. 2010. Kualitas Susu pada Berbagai Pengolahan dan Penyimpanan.Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah menuju Perdagangan Bebas.Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Ressang, A. A., dan A. M. Nasution. 1982. Pedoman Mata Pelajaran IlmuKesehatan Susu (Milk Hygiene) Edisi 2. Fakultas Kedokteran Hewan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rosartio, R., Y. Suranindyah, S. Bintara., dan Ismaya. Produksi dan komposisisusu kambing Peranakan Ettawa di dataran tinggi dan dataran rendahDaerah Istimewa Yogyakarta. Buletin Peternakan. Vol. 39 (3): 180--188.
Saleh, E. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. USU. SumateraUtara.
Sanjaya, A. W., D. W. Lukman., H. Latif., M. Sudarwanto, R. R. Soejoedono, danT. Punawarman. 2012. Penuntun Praktikum Higiene Pangan Asal Hewan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Santosa K. A., K. Dwiyanto, dan T. Toharmat. 2009. Profil Usaha PeternakanSapi Perah di Indonesia. Lipi Press. Jakarta.
Sari, M. I. 2007. Struktur Protein. Universitas Muhammadiyah Semarang.Semarang.
Schmidt, G. H., L. D. Van Vleeck., dan M. F. Hutjens. 1988. Principles of DairyScience.Zed Practise Hall. Englewood Cliff. New Jersey.
40
Setiawan, J., R. R. A. Maheswari, dan B. P. Purwanto. 2013. Sifat fisik dan kimia,jumlah sel somatik dan kualitas mikrobiologis susu Kambing PeranakanEtawa. Acta Veterinaria Indonesiana. Vol 01 (1):32--43.
Sidik, R. 2003. Estimasi Kebutuhan Net Energi Laktasi Sapi Perah Produktif yangdiberi Pakan Komplit Vetunair. Media Kedokteran Hewan. Vol.19 (3):135 --138.
Sinduredjo, S. 2006. Pedoman Pemeliharaan Kambing Perah. Balai Pustaka.Jakarta.
Sinuhaji, A. B. 2006. Intoleransi Laktosa. Majalah Kedokteran NusantaraVol. 39(4): 424--429.
Siregar, S. B. 2001. Peningkatan kemampuan berproduksi susu sapi perah laktasimelalui perbaikan pakan dan frekuensi pemberiannya. JITV. Vol. 06(2):76--82.
Smith, J. B. dan S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan DanPenggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta.
Soeharsono. 2008. Laktasi Produksi dan Peranan Air Susu Bagi KehidupanManusia. Widya Padjadjaran. Bandung.
Subhagiana, I. W. 1998. Keadaan Konsentrasi Progesteron dan Estradiol SelamaKebuntingan, Bobot Lahir dan Jumlah Anak pada Kambing PeranakanEtawa Pada Tingkat Produksi Susu yang Berbeda. Tesis Magister Sains.Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan danPertanian. Edisi Ketiga. Liberty. Yogyakarta.
Sudono, A., F. Rosdiana dan S. Budi 2003.Beternak Sapi Perah. PT.AgromediaPustaka. Jakarta.
Sunarlim, R., B. Triyantini, Setiadi, dan H. Setiyanto. 1992. UpayaMempopulerkan dan Meningkatkan Penerimaan Susu Kambing dan Domba.Prosiding Sarasehan Usaha Ternak Domba dan Kambing Menyongsong EraPJPTII. ISPI dan PDHF. Bogor.
Susilorini, T. E. dan M. E. Sawitri. 2007. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya.Jakarta.
Sutama, I. K. 2007. Pengembangan Kambing Perah: Suatu Alternatif PeningkatanProduksi Susu Dan Kualitas Konsumsi Gizi Keluarga di Pedesaan. SeminarNasional Hari Pangan Sedunia XXVII. Balai Penelitian Ternak Bogor.Bogor.
41
Syarief, M. Z. dan R. M. Sumoprastowo. 1990. Ternak Perah. Edisi Ketiga. CV.Yasaguna. Jakarta.
Thai Agricultural Standard. 2008. TAS 606-2008: Raw Goat Milk.National Bureau of Agricultural Commodity and Food Standards.Ministry of Agriculture and Cooperatives. Thailand.
Tiesnamurti, B., I. Inounu, Subandriyo dan H. Martono. 2003. Kapasitasproduksi susu domba Priangan peridi: II. kurva laktasi. Jurnal IlmuTernak dan Veteriner. Vol.08 (1): 17--25.
Tyler, H. dan M. E. Ensminger. 2006. Dairy Cattle Science. Edisi Keempat. TheInterstate Printers and Publisher, Inc. Danville.
Utari, F. D., B. W. H. E. Prasetiyono, dan A. Muktiani. 2012. Kualitas susukambing perah Peranakan Ettawa yang diberi suplementasi proteinterproteksi dalam wafer pakan komplit berbasis limbah agroindustri. Anim.Agric. J. Vol. 01(1): 426 --447.
Widodo, W. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu. Pusat PengembanganBioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Wikantadi, B. 1977. Biologi Laktasi. Fakultas Peternakan Universitas GadjahMada. Yogyakarta.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wulandari, D. C., Nurdiana, dan Y. Rahmi. 2016. Identifikasi kesempurnaanproses pasteurisasi ditinjau dari total bakteri serta kandungan protein danlaktosa pada susu pasteurisasi kemasan produksi pabrik dan rumah tangga dikota batu. Majalah Kesehatan FKUB. Vol. 03(3). 144--151.
Zahraddeen, D., I. S. R. Bustwat, S. T. Mbap. 2007. Evaluation of some factorsaffecting milk composition of indigenous goats in Nigeria. LivestockResearch for Rural Development. Vol. 19(11): 1-9.
Zaidemarmo, N., A. Husni, dan Sulastri. 2016. Kualitas kimia susu kambingPeranakan Etawa pada berbagai periode laktasi di desa sungai langkaKecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Jurnal IlmiahPeternakan Terpadu Vol. 04(4): 307--312.
Zain, W. N. H. 2013. Kualitas susu kambing segar di Peternakan Umban Sari danAlam Raya Kota Pekan Baru. Jurnal Peternakan. Vol. 10(1): 24--30.
Zakaria, F. 2012 .Pengaruh Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) danDaun Katuk (Sauropus Androgynus L.Merr) pada Ransum KambingPeranakan Etawah (PE) Laktasi terhadap Kuantitas dan Kualitas Susu.Disertasi.Pascasarjana. IPB. Bogor.
42
Zeng, S. S., E. N. Escobar, dan T. Popham. 1997. Daily variations in somatic cellcount, composition, and production of Alpine goat milk.Small RuminantResearch.Vol. 26(3): 253--260.
Zurriyati Y., R. R. Noor, dan R. R. A. Maheswari. 2011. Analisis molekulergenotipe kappa kasein (κ-kasein) dan komposisi susu kambing PeranakanEtawah, Saanen, dan Persilangannya. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner.Vol.16(1) : 61--70.