KAMPUNG DUKUH DAN ADAT ISTIADATNYA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KABUPATEN GARUT LAPORAN PERJALANAN YULIA ESTMIRAR TANJOV AMP.001.JAGABAYA LAKSONO MUHAMMAD REZA AMP.002.JAGABAYA MUHAMMAD FAJAR SHIDIQ A. AMP.003 JAGABAYA LUGINA GILANG PERTIWI AMP.005.JAGABAYA ARIE PATRIA UTAMA AMP.008.JAGABAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PARIMANTA JATINANGOR 2011
78
Embed
KAMPUNG DUKUH DAN ADAT ISTIADATNYA SEBAGAI · PDF fileotonom , mereka mengatur sistem kehidupannya (hukum, politik, ekonomi dan ... bukan dibentuk oleh kekuatan lain, misalnya: kesatuan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KAMPUNG DUKUH DAN ADAT ISTIADATNYA
SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA
DI KABUPATEN GARUT
LAPORAN PERJALANAN
YULIA ESTMIRAR TANJOV AMP.001.JAGABAYA
LAKSONO MUHAMMAD REZA AMP.002.JAGABAYA
MUHAMMAD FAJAR SHIDIQ A. AMP.003 JAGABAYA
LUGINA GILANG PERTIWI AMP.005.JAGABAYA
ARIE PATRIA UTAMA AMP.008.JAGABAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PARIMANTA
JATINANGOR
2011
KAMPUNG DUKUH DAN ADAT ISTIADATNYA
SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA
DI KABUPATEN GARUT
LAPORAN PERJALANAN Diajukkan Sebagai Syarat Untuk Pengambilan Nomor Anggota PARIMANTA
YULIA ESTMIRAR TANJOV AMP.001.JAGABAYA
LAKSONO MUHAMMAD REZA AMP.002.JAGABAYA
MUHAMMAD FAJAR SHIDIQ A. AMP.003 JAGABAYA
LUGINA GILANG PERTIWI AMP.005.JAGABAYA
ARIE PATRIA UTAMA AMP.008.JAGABAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PARIMANTA
JATINANGOR
2011
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Kampung Dukuh dan Adat Istiadatnya Sebagai Daya Tarik
Wisata Budaya di Kabupaten Garut
Penulis :
YULIA ESTMIRAR TANJOV AMP.001.JAGABAYA
LAKSONO MUHAMMAD REZA AMP.002.JAGABAYA
MUHAMMAD FAJAR SHIDIQ A. AMP.003 JAGABAYA
LUGINA GILANG PERTIWI AMP.005.JAGABAYA
ARIE PATRIA UTAMA AMP.008.JAGABAYA
Jatinangor, September 2011
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua,
Yuyu Diana
P.00.16 JALATUNDA
Ketua Dewan Pengurus III
PARIMANTA
Yogi Prayoga
P.00.11 JALATUNDA
Anggota,
Perdana Putra Kelana
P.00.15 JALATUNDA
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya bagi Allah SWT atas segala rahmat dan kasih
sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan perjalanan yang
berjudul “Kampung Dukuh dan Adat Istiadatnya Sebagai Daya Tarik Wisata
Budaya di Kabupaten Garut”. Laporan perjalanan ini dibuat sebagai syarat
untuk pengambilan nomor anggota PARIMANTA.
Laporan perjalanan ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada
yang terhormat :
1. Yuyu Diana selaku pembimbing pertama yang telah membimbing dari
persiapan hingga selesainya Laporan Perjalanan ini.
2. Perdana Putra Kelana selaku pembimbing kedua yang telah membimbing
dari persiapan hingga selesainya Laporan Perjalanan ini.
3. Yogi Prayoga selaku Ketua Dewan Pengurus III yang telah memberikan
dukungannya dari awal sampai selesainya Laporan Perjalanan ini.
4. Riono Ramdani selaku penelaah pertama
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan Laporan
Perjalanan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun dapat menjadi
masukan berarti bagi penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Perjalanan ini dapat menjadi
acuan yang benar bagi penulis.
Jatinangor, September 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ i
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ viii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
4 Menu Makanan Harian dan Kebutuhan Air ................................57
5 Jadwal Pembagian Kerja Perhari ................................................................59
6 Pertolongan Pertama ................................................................60
7 Daftar Perlengkapan Medik................................................................62
8 Anggaran Dana ................................................................ 63
9 Foto Kegiatan ................................................................ 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman suku bangsa yang unik
dan adat istiadat yang beragam di setiap daerahnya, telah menjadikan Indonesia
kaya dengan nilai kulturnya. Indonesia memiliki etnis yang beranekaragam
tentunya akan menghasilkan sebuah tatanan kemasyarakatan yang heterogen.
Keberagaman etnis tersebut dapat melahirkan sebuah tatanan masyarakat yang
dinamis dan integratif atau sebaliknya akan berpotensi menimbulkan konflik
apabila tidak dikelola secara bijaksana (Melalatoa, 2002).
Pada dasarnya budaya-budaya daerah yang hidup di Indonesia dibangun
oleh tiga dasar yang dominan yaitu, nilai religius, nilai solidaritas dan nilai
estetika (Abdullah, 2006). Suku bangsa yang sangat beragam dapat dipermudah
proses penyesuaian dan pembauran budayanya yang didukung oleh ketiga
kesamaan nilai tersebut. Selain tiga hal tersebut, setiap masyarakat juga memiliki
rumusan adat istiadat yang isinya disusun berdasarkan hasil interaksi dan
interpretasi masyarakat setempat sehingga memiliki ciri khas yang spesifik
(traits), maka adat istiadat tersebut sering disebut sebagai suatu kearifan lokal
(Koentjaraningrat, 2002).
Kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal
dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Kearifan lokal
dapat menjadi alat yang mampu menyikapi masalah keanekaragaman budaya yang
terdapat di suatu kawasan. Nilai-nilai budaya yang mereka dukung dijadikan
pedoman untuk bergaul dengan lingkungan masyarakat yang beragam. Dengan
kearifan lokal, masyarakat di suatu daerah dapat menjaga lingkungan hidup
mereka agar kelestarian dan kekayaan alam ini tetap terjaga (Akhmar dan
Syarifudin, 2007).
Kampung Dukuh di Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut,
Jawa Barat, merupakan kampung adat yang masih mempertahankan nilai-nilai
2
budaya dasar yang dimiliki dan diyakini oleh masyarakat Kampung Dukuh
ditengah-tengah kemajuan peradaban disekitarnya. Kearifan lokal yang dianut
oleh masyarakat disana justru menjadi pelajaran bagi masyarakat modern karena
masyarakat Kampung Dukuh ini sangat teguh dalam memegang adat dan tradisi
leluhurnya. Pada kehidupan sehari-harinya masyarakat Kampung Dukuh
menerapkan pola hidup sederhana dan jauh dari kemewahan seperti yang
diwariskan oleh leluhurnya dari generasi ke generasi.
Kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Dukuh
menjadikan mereka lebih arif dalam mengelola dan menjaga sumberdaya alam
yang ada. Berbeda dengan masyarakat modern yang hidup dalam kemewahan dan
tidak mementingkan kelestarian sumberdaya alam yang ada.
Sebagai salah satu kampung adat di daerah Garut Selatan, keberadaan
Kampung Dukuh ini penting untuk dijaga dan dilestarikan agar tetap berada
dalam adat istiadat yang diwariskan oleh lelurhurnya selama ini. Budaya dan
kearifan lokal yang dimiliki Kampung Dukuh, bisa dijadikan pelajaran oleh kita
semua untuk tetap menjaga alam ini dan menjunjung tinggi budaya yang dimiliki
oleh setiap daerah.
Kampung Dukuh juga dapat dijadikan daya tarik pariwisata dan sebagai
upaya pengembangan objek wisata budaya di daerah Garut Selatan melalui adat
istiadat yang dilandasi oleh budaya religi yang kuat serta kebudayaan Sunda
Priangan yang mencerminkan jati diri dari masyarakat Jawa Barat.
1.2. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sejauh mana masyarakat
Kampung Adat Dukuh mempertahankan adat istiadat yang dianutnya serta
menggali kebiasaan-kebiasaan masyarakat Kampung Dukuh yang meliputi sosial,
budaya dan agama yang dapat dijadikan sebagai daya tarik pariwisata.
1.3. Tujuan Perjalanan
Tujuan dari perjalanan kali ini adalah :
Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Kampung Adat Dukuh
3
Untuk mengetahui adat istiadat masyarakat Kampung Adat Dukuh
Untuk mengetahui daya tarik Kampung Adat Dukuh sebagai upaya
pengembangan objek wisata Kabupaten Garut.
1.4. Manfaat Perjalanan
Sebagai sumber informasi kepada masyarakat luas bahwa masih terdapat
kampung adat di sekitar Garut Selatan yang mempunyai ciri khas yang sangat
unik dan perlu dilestarikan serta dijaga keaslian budayanya agar ciri khas dari
Kampung Dukuh ini dapat terjaga, sehingga potensi pariwisata budaya dari
Kampung Dukuh dapat menjadi salah satu daya tarik pariwisata budaya di Kota
Garut.
1.5. Pendekatan Masalah
Kampung Dukuh merupakan satu kesatuan yang mengelompok, terdiri
atas beberapa puluh rumah. Secara administratif, Kampung Dukuh terdiri atas 3
wilayah pemukiman yaitu RT 01, RT 02 dan RT 03. RT 01 merupakan wilayah
pemukiman Dukuh Tonggoh yang kental dengan nuansa ketentuan-ketentuan adat
istiadat yang mengikat penduduknya. Wilayah Dukuh Tonggoh ini biasa disebut
dengan sebutan Dukuh Dalam.
RT. 02 merupakan wilayah pemukiman Dukuh Landeuh, yang berada di
luar batas pagar areal Karomah Syekh Abdul Jalil, tepatnya yaitu dibawah pagar
pembatas bambu yang mengelilingi Dukuh Tonggoh.Wilayah Dukuh Landeuh ini
biasa disebut dengan sebutan Dukuh Luar.
RT. 03 ialah pemukiman warga yang terletak di Bangkelung, yang dahulu
secara administratif menyatu dengan Dukuh Landeuh. Pemisahan ini bertujuan
untuk mempermudah proses administratif yang disebabkan adanya pertambahan
jumlah penduduk.
Menurut Sucipto (2000) dewasa ini, terdapat kecenderungan memudarnya
nilai-nilai budaya dalam beberapa segi kehidupan masyarakat Sunda. Masyarakat
Sunda merupakan masyarakat dinamis yang cenderung mengalami perubahan
dalam aspek-aspek kehidupannya. Keaadaan masyarakat Sunda terutama generasi
4
mudanya yang semakin berkurang pengetahuannya akan kebudayaannya sendiri
sehingga menimbulkan kekhawatiran di masa yang akan datang adat istiadat
Sunda di suatu wilayah lambat laun akan terlupakan.
Oleh karena itu, salah satu usaha yang dilakukan masyarakat Kampung
Dukuh dalam menjaga ketentuan-ketentuan adat dan tradisinya yaitu dengan
membakukan ketentuan-ketentuan adat serta tradisi secara turun-temurun selain
itu dengan menjaga ketentuan-ketentuan adat tersebut, Kampung Dukuh ini dapat
dikembangkan menjadi salah satu objek wisata budaya di Kabupaten Garut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Lokasi Kampung Dukuh
Secara administratif, Kampung Dukuh termasuk dalam kawasan desa
Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Jarak
Kampung Dukuh dari pusat pemerintahan Desa Ciroyom sekitar 3 Km, dari
Kecamatan Cikelet sekitar 10 Km dan dari pusat Pemerintahan Daerah Tingkat
II Garut sekitar 100 Km serta sekitar 160 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat,
Bandung (Kurniawan, 2001).
Kampung Dukuh merupakan desa dengan suasana alam dan tradisi
yang dilandasi budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh
mempunyai pandangan hidup yang didasarkan pada Mazhab Imam Syafe‟i.
Landasan budaya tersebut berpengaruh pada adat istiadat masyarakat Kampung
Dukuh dan juga pada bentukan fisik desa tersebut yang tidak menggunakan
dinding dari tembok, atap dari genteng serta jendela dari kaca. Hal ini menjadi
salah satu aturan yang dilatarbelakangi alasan bahwa hal yang berbau
kemewahan akan mengakibatkan suasana hidup bermasyarakat menjadi tidak
harmonis. Di kampung ini tidak diperkenankan adanya listrik dan barang-
barang elektronik lainnya yang dipercaya selain mendatangkan manfaat juga
mendatangkan kemudaratan yang tinggi pula. Alat makan yang dianjurkan
terbuat dari pepohonan seperti layaknya bangunan, misalnya bambu batok
kelapa dan kayu lainnya. Material tersebut dipercaya lebih memberikan
manfaat ekonomis dan kesehatan karena bahan tersebut tidak mudah hancur
atau pecah dan dapat menyerap kotoran.
Pola budaya juga berpengaruh pada aspek non fisik seperti ritual
budaya, diantaranya Ngahaturan Tuang. Ngahaturan tuang adalah kegiatan
yang dilakukan masyarakat Kampung Dukuh atau pengunjung yang berasal
dari luar apabila mereka memiliki keinginan-keinginan tertentu seperti
kelancaran usaha, perkawinan, jodoh, dengan cara memberikan banan makanan
seperti garam, telur ayam, kelapa, kambing dan lain- lain sesuai kemampuan
6
Nyanggakeun. Nyangggakeun merupakan suatu kegiatan penyerahan sebagian
hasil pertanian kepada kuncen untuk diberkahi. Masyarakat tidak
diperbolehkan memakan hasil panen sebelum melakukan kegiatan
nyanggakeun.
2.2. Masyarakat Adat
Masyarakat adat merupakan suatu kesatuan masyarakat yang bersifat
otonom, mereka mengatur sistem kehidupannya (hukum, politik, ekonomi dan
sebagainya). Selain itu masyarakat adat memiliki sifat otohton yaitu suatu
kesatuan masyarakat adat yang lahirataudibentuk oleh masyarakat itu sendiri,
bukan dibentuk oleh kekuatan lain, misalnya: kesatuan desa dengan
LKMDnya. Kehidupan komunitas-komunitas masyarakat adat kini tidak
sepenuhnya otonom dan terlepas dari proses perintegrasian ke dalam kesatuan
organisasi kehidupan negara bangsa yang berskala besar dan berformat
nasional (Wignjosoebroto, 1999).
Menurut Simarmata (2005) „indigenous peoples’, didefinisikan sebagai
kelompok masyarakat atau suku bangsa yang memiliki kelanjutan hubungan
sejarah antara masa sebelum invasi dengan masa sesudah invasi yang
berkembang diwilayah mereka, sehingga mereka menganggap bahwa mereka
berbeda dengan kelompok masyarakat lain atau bagian dari masyarakat yang
lebih luas.
2.3. Sunda dan Keislaman
Menurut Sumardjo (2003) mengatakan, bahwa hubungan manusia
dengan Tuhan pada masyarakat sunda, sudah nampak sejak zaman purba. Bila
saat itu masyarakat belum mempunyai teologi yang lengkap dengan pemikiran
reflektif tentang ketuhanan, karena sikap mereka terhadap yang Illahi tumbuh
dari pengalaman hidup dengan hari-hari gembira dari hari-hari sedih, serta
didalam hatinya merasa adanya suatu Zat Ghaib yang menaungi hal ikhwal
manusia. Maka pada zaman berikutnya, masyarakat mempunyai pengetahuan
tentang ketuhanan secara lengkap, dengan datangnya agama Hindu, Budha,
Kristen dan Islam (Adimihardja. DKK, 1987).
7
Dalam konteks ini istilah Sunda, juga dikaitkan secara erat dengan
pengertian kebudayaan. Kebudayaan Sunda, yaitu kebudayaan yang hidup,
tumbuh dan berkembang dikalangan orang Sunda yang pada umumnya
berdomisili di tanah Sunda dan memiliki serta ciri-ciri khas tersendiri yang
membedakannya dari kebudayaan-kebudayaan lain. Disamping itu,
masyarakat sunda juga memiliki sejumlah budaya lain yang khas, seperti:
kesopanan (Handap Asor), rendah hati terhadap sesama, penghormatan kepada
orang tua, serta menyaingi orang yang lebih kecil (hormat kanu luhur, nyaah
kanu leutik), membantu orang lain yang membutuhkan dan yang dalam
kesusahan (nulung ka nu butuh nalang ka nu susah) dan lain sebagainya
(Kahmad, 2008).
Menurut Ekadjati (1995), menyatakan bahwa orang Sunda adalah
seseorang yang mengaku dirinya orang Sunda dan diakui oleh orang lain
bahwa ia orang Sunda. Orang lain itu bisa orang-orang Sunda sendiri dan bisa
juga orang-orang yang bukan orang Sunda. Di dalam definisi tersebut tercakup
kriteria berdasarkan keturunan (hubungan darah) dan berdasarkan sosial
budaya sekaligus. Menurut kriteria pertama, seseorang atau sekelompok orang
bisa disebut Sunda jika orang tuanya baik dari pihak ayah atau ibu ataupun
keduanya adalah orang Sunda, dimanapun dia berada atau dibesarkan. Menurut
kriteria kedua, orang Sunda adalah orang atau sekelompok orang yang
dibesarkan dalam lingkungan sosial budaya Sunda dan dalam hidupnya
menghayati serta menjalankan norma-norma dan nilai-nilai budaya Sunda
(Ekadjati, 1995).
Secara umum, masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, sering dikenal
dengan masyarakat yang memiliki budaya religius. Agama Islam dapat
diterima oleh orang Sunda, karena karakter agama Islam sendiri tidak jauh
berbeda dengan karakter budaya Sunda yang ada pada waktu itu. Sedikitnya
ada dua hal yang menyebabkan agama Islam mudah dianut oleh orang Sunda.
Yang pertama, ajaran Islam itu sendiri yang sederhana, mudah diterima oleh
kebudayaan Sunda yang juga sederhana. Ajaran tentang akidah, ibadah
terutama akhlak dari agama Islam sangat sesuai dengan jiwa orang Sunda yang
8
dinamis dan feminis. Yang kedua, kebudayaan asal yang menjadi „bungkus‟
agama Islam merupakan bagian dari kebudayaan Sunda yang terwujud secara
tidak sadar menjadi identitas mereka (Kahmad, 2008).
Penerimaan terhadap Islam tidak berarti harus mengorbankan semua
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Selanjutnya Muhammad Khudori
Biek dalam bukunya Tarikh At Tasyri‟ Al Islam (Sejarah Penetapan Hukum
Islam). Menurut Muhfid (2006) bahwa dalam penerapan hukum Islam itu ada 3
asas, yaitu :
a) tidak menyulitkan
b) sedikit pembebasan (taklif)
c) hukum ditetapkan secara bertahap.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Dukuh, berpegang
teguh pada nilai-nilai kebudayaan Sunda dan berpegang teguh pada agamanya,
yaitu agama Islam dengan ajaran Tasawuf. Budaya Sunda ini dibawa oleh para
leluhurnya yang menurut keyakinan Kuncen maupun para Sesepuh serta tokoh
Kampung Dukuh berasal dari salah satu kerajaan di wilayah Sunda, yaitu
Kerajaan Galuh.
2.4. Agama dan Kepercayaan
Masyarakat Kampung Dukuh seluruhnya menganut agama Islam,
dengan berpedoman pada mahzab (aliran) Imam Syafe‟i, serta ajaran tasawuf
Syekh Abdul Jalil yang merupakan ajaran Sufisme (orang-orang penganut
Tasawuf). Dalam ajaran Tasawufnya, Syekh Abdul Jalil menganjurkan untuk
hidup sederhana dan tidak semata-mata mengejar kesenangan duniawi. Dengan
kata lain prioritas untuk kehidupannya adalah kehidupan di akhirat kelak.
Sehingga ibadah adalah hal yang sangat utama untuk dilakukan. Dalam hal ini
umumnya mereka mengatakan, selalu melantunkan lafadz “Laillahaillallah”
dalam setiap keadaan apapun, sebagai suatu cara dalam mengingat dan
mendekatkan diri pada kekerabatan Allah SWT.
Sesuai dengan agamanya, masyarakat Kampung Dukuh meyakini
keberadaan Allah SWT sebagai suatu kekuasaan tunggal, dengan Nabi
9
Muhammad SAW sebagai makhluk yang sangat dimuliakannya, serta tokoh-
tokoh atau orang-orang yang dianggap keramat juga banyak dikenal oleh
masyarakat Kampung Dukuh. Tokoh-tokoh atau orang-orang yang dianggap
keramat ini adalah Syekh Abdul Jalil (Eyang Wali) yaitu orang yang diyakini
masyarakat sebagai seorang waliyulloh dan merupakan orang yang pertama
mendirikan Kampung Dukuh. Ditambah para tokoh atau orang yang telah
berjasa membangun dan menyebarkan agama Islam di Kampung Dukuh
(keturunan Habib dan keturunan Kuncen). Keseluruh tokoh tersebut
dimakamkan dalam suatu Karomah Syekh Abdul Jalil. Dengan demikian tidak
mengherankan apabila areal hutan tersebut dianggap suci atau sakral, sekaligus
dianggap sebagai pusat dari lahirnya berbagai macam kegiatan yang
terakulturasikan dari nilai-nilai agama Islam dengan ajaran Tasawuf dan
kepeercayaan yang berlaku, hingga terdapat berbagai macam ketentuan khusus
untuk memasukinya. Jika ada yang melanggar, diyakini akan membawa
musibah bagi yang melakukan dan juga berpengaruh pada masyarakat
Kampung Dukuh secara keseluruhan.
Wujud dari menyatunya kedua kepercayaan tersebut, tampak dalam
berbagai macam ritual dan kegiatan serta adat tradisi, berikut ini merupakan
ritual yang rutin dilakukan oleh masyarakat Kampung Dukuh dan dikenal oleh
masyarakat luas :
Ritual ziarah (Jaroh) ke makam Syekh Abdul Jalil dan tokoh-tokoh
dianggap keramat, yang berada di Karomah Syekh Abdul Jalil.
Tilo Waktos yaitu ritual yang hanya dilakukan oleh kuncen yaitu
membawa makanan ke dalam Bumi Alit atau bumi Lebet untuk tawasul.
Kuncen membawa sebagian makanan ke Bumi Alit lalu berdoa, dilakukan pada
hari raya 1 Syawal, 10 Rayagung, 12 Maulid, dan 10 Muharam.
Manuja adalah Penyerahan bahan makanan dari hasil bumi kepada
Kuncen untuk diberkahi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha untuk maksud
perayaan Mares. Kebiasaan menyerahkan hasil bumi yang dimiliki kepada
aparat pemerintah seperti Lurah dan Camat.
10
Cebor Opat Puluh adalah Mandi dengan empat puluh kali siraman
dengan air dari pancuran dan dicampur dengan air khusus yang telah diberi
doa-doa pada jamban umum.
Terbang Sejak merupakan suatu pertunjukkan pada saat perayaan
seperti khitanan, dan pernikahan, ditampilkan pertunjukkan debus. Selain hal
tersebut, terdapat beberapa hari besar di Kampung Dukuh seperti 1 Syawal, 10
Rayagung, 12 Maulid, dan 10 Muharam. Hari-hari penting lainnya adalah,
Sabtu (pelaksanaan ziarah), Rebo Welasan (hari terakhir bulan Sapar dimana
semua sumber air, yang digunakan masyarakat diberi jimat sebagai penolak
bala, dan biasanya diwajibkan mandi), 14 Maulud (tanggal ini dipercaya
sebagai hari baik untuk menguji dan mencari ilmu kepada guru dengan
melakukan cebor opat puluh.
Hal tersebut yang menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun
wisatawan asing berdatangan ke Kampung Dukuh ini, yang pada umumnya
mempunyai maksud hendak berziarah atau Jaroh. Selain itu ada pula maksud
lain, misalnya: kunjungan wisata budaya, penelitian perorangan atai kelompok
dan lain sebagainya.
2.5. Mitos
Mitos adalah sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah
tertentu pada sekelompok orang (Peurseun, 2001). Dalam perkembangannya,
mitos itu sendiri tidak begitu saja hadir dalam kehidupan suatu masyarakat,
tanpa adanya fungsi bagi umat manusia yang meyakininya. Peurseun (2001)
mengemukakan bahwa fungsi mitos ada tiga, yaitu menyadarkan manusia
bahwa ada kekuatan-kekuatan ghaib, memberikan jaminan bagi kehidupan dan
sebagai perantara antara manusia dengan daya-daya kekuatan alam.
2.6. Religi
Dari segi bahasa, religi berasal dari bahasa Inggris religion yang
mempunyai arti menambatkan. Namun ada suatu kerancuan dalam
mengartikannya. Di Indonesia sendiri, terdapat kecenderungan untuk
membedakan antara kata agama, religi dan sistem kepercayaan. Agama
11
digunakan untuk menyebut agama-agama resmi yang diakui pemerintah.
Sedangkan religi sendiri pengertiannya lebih netral (Koenjtaraningrat, 1990),
penggunaan kata religi lebih sepadan untuk menyebut sistem-sistem yang
belum diakui secara resmi. Kepercayaan dianggapnya sebagai komponen
kedua dalam tiap agama maupun religi dengan demikian religi dapat diberi
definisi sebagai semua gagasan yang berkaitan dengan kenyataan yang tidak
dapat ditentukan secara empiris dan semua gagasan tentang perbuatan yang
bersifat dugaan semacam itu, dianggap secara benar (Baal, 1987).
2.7. Pariwisata
Menurut Sihite (2000), pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan diri suatu
tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu
perencanaan dan dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan yang beraneka
ragam.
Pariwisata merupakan sumber pendapatan devisa terbesar negara.
Seluruh dunia saat ini berusaha mempromosikan sumber daya alamnya demi
menarik kedatangan wisatawan, begitu pula dengan Indonesia yang tidak mau
ketinggalan dalam mempublikasikan dan mempromosikan keindahan-
keindahan alamnya yang menjadi daya tarik pariwisata. Tahun 1985, Indonesia
berada pada rangking ke-26 dari urutan negara-negara yang paling banyak
dikunjungi oleh wisatawan. Kemudian pada tahun 1993, Indonesia mengalami
kemajuan di bidang kepariwisataan dan akhirnya menempati rangking ke-22
sebagai destinasi kunjungan wisatawan dunia (Aryanto, 2003).
2.8. Jenis Wisata
Untuk kepentingan pemasaran kegiatan, wisata dibagi kedalam berbagai
jenis, pembagian ini didasarkan pada motif utama seseorang dalam
merencanakan kegiatan wisata. Bagi pengelola objek wisata pemahaman
mengenai jenis wisata ini akan membantu dalam usaha menarik wisatawan
yang sesuai dengan produk wisata yang dihasilkan. Jenis wisata berkembang
12
sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Jika pada tahap awal
perkembangan pariwisata jenis wisata yang disukai adalah wisata bahari, olah
raga dan berbagai jenis wisata untuk kesenangan maka kemudian lahir wisata
jenis- jenis lain (Sedyawati, 1981).
2.9. Wisata Budaya
Jenis wisata ini merupakan daya tarik bagi wiasatawan asing untuk
berkunjung ke Indonesia. Wisata budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas
dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan
mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempatan lain, untuk mempelajari
keadaan masyarakat, kebiasaan hidup dan adat istiadat mereka (Ceppy, 2009).
Unsur budaya dalam hubungan pariwisata, bukan hanya berfungsi
sebagai modal dasar bagi objek wisata, akan tetapi juga berfungsi sebagai
pendorong perkembangan bagi kebudayaan itu sendiri (Ceppy, 2009). Hasil
penyelidikan PATA (Pacific Asia Travel Association) pada tahun 1961, yang
menyatakan bahwa kunjungan orang asing (Amerika) ke Asia Tenggara
(termasuk Indonesia) adalah karena mereka tertarik akan masyarakatnya, adat
istiadat dan cara hidupnya (53%), kesenian, bangunan, dan candi-candi kuno
(24%), berbagai macam kebudayaan (24%) dari data tersebut terlihat jelas
bahwa kebudayaan dapat menstimulus para wisatawan yang berkunjung ke
tempat wisata. Dan karena itu meletakkan budaya sebagai tourist object yang
pertama dan diprioritaskan perkembangannya sekiranya adalah suatu penilaian
yang tepat.
13
BAB III
METODE PERJALANAN
3.1. Tempat dan Waktu Pengambilan Data
Lokasi Penelitian dilakukan di Kampung Dukuh yang terletak di Desa
Ciroyom, Kecamatan. Cikelet, Kabupaten. Garut, Propinsi Jawa Barat.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2011 sampai
tanggal 14 Agustus 2011. Pengambilan data Primer dilakukan tanggal 12 Agustus
2011 sampai tanggal 13 Agustus 2011.
3.2. Kegiatan Harian
Tabel 1. Kegiatan Harian
No Tanggal dan waktu Kegiatan KeteranganKamis, 11 Agustus 2011
1 08.00-11.00 Kumpul dan Packing akhir di sekretariat Parimanta Sekretariat Parimanta
2 11.00-11.15 Perjalanan ke Dangdeur Angkutan umum3 11.15-13.00 Perjalanan ke garut Bus umum4 13.00-17.30 Perjalanan ke Kampung Dukuh Elf sewaan5 17.30-18.00 Sosialisasi dengan Kuncen Rumah kuncen6 18.00-19.00 Isoma Rumah Kuncen7 19.00-20.00 Sholat tarawih Masjid
8 20.00-20.45 Pelaporan Sosialisai dengan pengunjung dan Kuncen Rumah kuncen
9 20.45-21.00 Evaluasi dan briefing Rumah Kuncen10 21.00-03.00 Istirahat Rumah Kuncen
Sabtu, 13 Agustus 2011
1 03.00-04.30 Sahur dan sholat Rumah Pak Azis dan masjid
2 04.30-05.00 Sosialisasi di Madrasah Madrasah3 05.00-06.00 Istirahat Rumah Pak Azis4 06.00-09.00 Prepare dan briefing Rumah Pak Azis5 09.00-12.00 Pengambilan data Dukuh luar dan dalam
6 12.00-13.00 Isoma Rumah Pak Yayan dan Masjid
7 13.00-15.30 Pengambilan data Dukuh Luar dan dalam8 15.30-18.00 Istirahat Rumah Pak Azis dan
Masjid9 18.00-19.00 Isoma 10 19.00-20.00 Sholat tarawih Masjid11 20.00-20.30 Pelaporan dan input data Rumah Pak Yayan 12 21.00-21.00 Evaluasi dam briefing Rumah Pak Yayan13 21.00-03.00 Istirahat Rumah Pak Azis
14
3.3. Prosedur Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, analisis data yang akan dikumpulkan oleh Anggota
Muda (AM) menggunakan pergolahan data secara deskriptif. Menurut Patton
dalam Moleong (2001), analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
Pengolahan data terlebih dahulu dideskripsikan baik dari data primer maupun
sekunder, untuk kemudian diklasifikasikan, diverifikasikan, diinterpetasi dan
dianalisis sehingga dikumpulkan suatu kesimpulan. Data primer yang akan
dikumpulkan, terkumpul langsung dari objek penelitian dengan menggunakan
instrumen penelitian, antara lain pengamatan terlibat (participant observation)
dan wawancara mendalam. Data primer yang dikumpulkan bersifat kualitatif,
diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang sedang terjadi secara luas dan
mendalam. Data sekunder yang akan dikumpulkan oleh AM didapat dari data
yang sudah dikumpulkan dalam bentuk hasil laporan penelitian selain itu dibantu
pula oleh dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian.
Minggu 14 Agustus 2011
1 03.00-04.30 Sahur dan Sholat Rumah Pak Azis dan Masjid
2 04.30-06.00 Istirahat Rumah Pak Azis3 06.00-10.00 Packing dan briefing Rumah Pak Azis
4 10.00-11.00 Izin pamit Rumah Pak Azis dan Kuncen
5 11.00-13.00 Menunggu elf Kampung dukuh 6 13.00-18.30 Perjalanan ke Garut Naik elf (sewa)7 18.30-19.30 Isoma Garut8 19.30-21.00 Menunggu bus Garut9 21.00-22.30 Perjalanan ke dangdeur Naik bus antar kota
10 22.30-22.50 Perjalanan dan tiba di Sekre Parimanta
Naik angkutan umum (sewa)
11 22.50-23.00 Briefing dan evaluasi Sekre Parimanta
15
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Pengamatan Terlibat (Participant Observation)
Pengamatan Terlibat (Participant Observation) merupakan pengamatan
yang melibatkan AM dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan objek yang
diamati atau digunakan sebagai sumber penelitian (Sudikan, 2001). Artinya dalam
hal tertentu AM terlibat langsung dengan objek yang diamati, seperti melakukan
Jaroh ke makam Karomah Syeh Abdul Jalil bersama para tamu yang berziarah.
2. Wawancaran Mendalam (In Depth Interview)
Agar lebih terfokus maka wawancara dilakukan secara mendalam.
Wawancara mendalam rmasuk kedalam jenis wawancara yang tidak terstruktur
(unstructured interview). Dalam wawancara jenis ini, peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara secara sistematis untuk pengumpulan datanya.
Wawancara mendalam bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai
sejarah perkembangan Syekh Abdul Jalil dari dahulu hingga saat ini. Baik itu
yang berkaitan dengan asal muasal Kampung Dukuh, ketentuan-ketentuan adat
serta tradisi, pelaksanaan ritual serta kegiatan adat dan tradisi, dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Kampung Dukuh maupun para tamu yang datang ke
Kampung Dukuh.
3. Studi Kepustakaan
Studi pustaka digunakan untuk melengkapi dan menambah bahan-bahan
penelitian, terutama yang berhubungan dengan data-data yang diinginkan baik
berupa hasil penelitian, buku-buku dan laporan majalah yang berhubungan dengan
permasalahan yang sedang diteliti. Selanjutnya dilakukan kajian terhadap
literatur- literatur tersebut, sebagai sumber rujukan yang dianggap dapat
membantu penelitian analisis.
16
3.5. Prosedur Perjalanan
1. Struktur Organisasi
Organisasi tim merupakan salah satu upaya perencanaan agar perjalanan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Didalamnya dilakukan pembagian
tugas serta tanggung jawab. Selain itu dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing terdapat hubungan komando dan koordinasi yang dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur Organisasi
Keterangan :
Garis Komando
Garis Koordinasi
Ketua Dewan Pengurus PARIMANTAYogi Prayoga
Ketua PerjalananLaksono Muhammad Reza
SekretarisLugina Gilang Pertiwi Operasi
Muhammad Fajar Shisiq A.
DokumentasiYulia Estmirar Tanjov
LogistikMuhammad Fajar Shidiq A.
MedikArie Patria Utama
TransportasiArie Patria Utama
BendaharaYulia Estmirar Tanjov
17
2. Uraian Tugas
Ketua Perjalanan
1. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan kepada organisasi dan
keseluruhan anggota PARIMANTA serta institusi Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran.
2. Bertanggung jawab atas persiapan dan administrasi sebelum medan
operasi.
3. Memegang penuh segala keputusan dalam medan operasi.
4. Menjalankan, mengatur dan memantau koordinasi antar bidang
selama medan operasi.
5. Menjaga semangat tim perjalanan selama medan operasi.
Operasi
1. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan di lapangan.
2. Berhak mengambil keputusan selama medan operasi yang diketahui
oleh Ketua Perjalanan atau paling tidak diketahui sedikitnya dua orang
anggota.
3. Berkoordinasi dengan bidang logistik, medik, transportasi dan
dokumentasi selama kegiatan lapangan.
Sekretaris
1. Membuat dan mempersiapkan kelengkapan-kelengkapan administratif
yang berhubungan dengan medan operasi.
2. Mengumpulkan semua draft-draft hasil kegiatan lapangan untuk
kepentingan arsip dan laporan.
Bendahara
1. Membuat perencanaan anggaran biaya yang dibutuhkan selama medan
operasi berlangsung hingga selesai.
2. Mengatur keluar masuknya keuangan selama medan operasi.
18
Logistik
1. Membuat perencanaan kebutuhan perbekalan dan perlengkapan
lapangan selama medan operasi.
2. Menjaga dan mengkordinir kelengkapan semua perbekalan selama
medan operasi.
Medik
1. Mempersiapkan semua perlengkapan medik dan mengetahui atas
semua kondisi timnya selama medan operasi.
2. Memeriksa kesehatan tim perjalanan maupun pembimbing selama
medan operasi.
3. Mengambil tindakan pertama medis pada anggota tim ataupun
pembimbing apabila diperlukan.
Transportasi
1. Mengatur jalur transportasi selama medan operasi.
2. Mengkordinir sarana transportasi tim dan pembimbing selama medan
operasi (dari mulai keberangkatan hingga kembali ke sekretariat
PARIMANTA).
Dokumentasi
1. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang dilakukan oleh tim dan
yang ada di medan operasi.
2. Mendokumentasikan jalur perjalanan dsb yang berhubungan dengan
teknis selama medan operasi.
3. Jalur Transportasi
Dalam perjalanan ini akan digunakan jasa transportasi seperti bis dan
angkutan umum untuk sampai ke tempat penelitian maupun untuk kembali dari
tempat penelitian sampai ke sekretariat PARIMANTA (Lampiran 1).
19
4. Jalur Komunikasi
Jalur Komunikasi merupakan bentuk Komunikasi Pelaporan tim kepada
basecamp (sekre PARIMANTA) pada waktu yang telah ditentukan setiap harinya
yang bertujuan untuk melaporkan progress kegiatan perjalanan dan kondisi tim.
Skema rencana komunikasi pelaporan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Keterangan : 1-5 (Jalur Pergi) Sedangkan 5-9 (Jalur Pulang)
Gambar 2. Skema Komunikasi Pelaporan
Komunikasi pelaporan seluruh kegiatan operasi yang tim lakukan setiap
harinya selama di lapangan, rencananya akan dilaporkan secara menyeluruh
kepada sekretariat PARIMANTA pada saat malam hari, tepatnya pada :
Waktu : Pukul 20.00 WIB
Pelapor : Laksono M. Reza (Ketua Tim)
Dengan menggunakan alat komunikasi berupa :
Handphone : Nokia E72
No. Telepon : 085279304693
Komunikasi pelaporan tersebut akan dilakukan kepada sekretariat
PARIMANTA, yaitu:
No. Telepon Ketua DP PARIMANTA ( Yogi Prayoga ) : 085721861523
PARIMANTADangdeur1,9
Terminal Guntur Garut
2,8
Pameungpeuk3,7
Cikelet4,6
Kampung Dukuh
5
20
5. Perlengkapan
Kebutuhan perlengkapan dibagi menjadi dua bagian yaitu perlengkapan
regu dan perlengkapan pribadi. Pengadaan perlengkapan pribadi disediakan oleh
masing-masing anggota tim (Lampiran 2). Sedangkan pengadaan perlengkapan
regu dilakukan oleh bidang logistik (Lampiran 3).
6. Perbekalan
A. Angka Kecukupan Energi
Perbekalan mencakup masalah kebutuhan energi yang diperlukan selama
operasi. Berikut angka kecukupan energi perkegiatan dapat dilihat pada tabel
berikut.
B. Daftar Perbekalan
Makanan
Kebutuhan makanan yang digunakan selama medan operasi untuk
memberikan energi pada saat kegiatan berlangsung (Lampiran 4).
Kebutuhan Air
Kebutuhan air selama operasi baik untuk minum, masak, dan lain
sebagainya tercantum dalam tabel kebutuhan air untuk memperkirakan kapasitas
air yang tersedia dan yang akan terpakai (Lampiran 4).
C. Distribusi Beban
Setelah menghitung total berat perlengkapan dan perbekalan yang
dibutuhkan pada saat medan operasi, maka disusunlah rencana distribusi beban.
Dengan tujuan agar beban setiap anggota tim sama rata.
7. Pembagian Kerja Harian
Setiap anggota tim telah memiliki tugasnya masing-masing yang dibagi
secara merata dalam jadwal pembagian kerja harian (Lampiran 5).
21
8. Emergency Rescue Prosedure (ERP)
Kemungkinan terjadinya kecelakaan yang tidak diharapkan pada saat
operasi berlangsung bisa terjadi. Untuk memperkecil akibat dari kemungkinan
terjadinya kecelakaan yang timbul, maka disusunlah ERP dengan rencana
evakuasi dan pertolongan pertama (PP) pada kemungkinan yang terjadi
dilapangan yaitu:
Evakuasi
Evakuasi adalah upaya pemindahan korban dari lokasi kejadian yang
berbahaya ke tempat yang memadai untuk diberi pertolongan atau untuk
ditindaklanjuti dengan kondisinya guna kelangsungan hidupnya. Skema evakuasi
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Rencana EvakuasiRoute Evakuasi
Sekre PARIMANTA – DangdeurUPT Unpad
RSHS
Dangdeur – Terminal Guntur Garut
RSHS
RSU. Dr. Selamet Garut
Puskesmas Terdekat dari Lokasi
Kejadian
Terminal Guntur Garut – Cikelet
RSU. Dr. Selamet Garut
Puskesmas Cikajang
Pusesmas Cikelet
Cikelet – Kampung Dukuh Puskesmas Cikelet
Kampung Dukuh – Cikelet Puskesmas Cikelet
Cikelet – Terminal Guntur Garut
RSU. Dr. Selamet Garut
Puskesmas Cikajang
Pusesmas Cikelet
Terminal Guntur Garut – Dangdeur
RSU. Dr. Selamet Garut
Puskesmas Terdekat dari Lokasi
Kejadian
RSHS
Dangdeur – Sekre PARIMANTAUPT Unpad
RSHS
22
Pertolongan Pertama (PP)
Pertolongan Pertama yang lebih dikenal sebagai Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K) adalah usaha-usaha untuk menangani korban sesegera
mungkin di tempat kejadian sebelum tenaga medis mengambil alih penanganan
(Lampiran 6).
Selain pengetahuan mengenai Pertolongan Pertama, pengetahuan
mengenai peralatan medis juga merupakan hal yang penting diketahui sebagai
penunjang dalam pelaksanaan pertolongan pertama (Lampiran 7).
9. Anggaran Dana
Rencana anggaran biaya dibuat untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan
selama dilakukannya perjalana, mengatur pengeluaran uang selama perjalanan dan
supaya tidak terjadi pengeluaran yang berlebihan (Lampiran 8).
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Kampung Dukuh
1. Asal-usul nama kampung dukuh
Menurut Kuncen, asal-usul nama Kampung Dukuh berhubungan
dengan sejarahnya yang berasal ketika Syekh Abdul Jalil disuruh kembali ke
tanah Jawa oleh sang gurunya yang berasal dari Mekkah. Syekh Abdul Jalil
adalah keturunan dari Eyang Prabu Siliwangi, Eyang Prabu Siliwangi ini
adalah keturunan kerajaan Galuh, Sunda. Ketika Syekh Abdul Jalil
diperintahkan kembali ke tanah Jawa, beliau menolak karena beliau ingin
meninggal di tanah Mekkah dan dimandikan dengan air Mekkah. Lalu sang
guru menyuruh Syekh Abdul Jalil membawa tanah dan air Mekkah dan
mencari tempat di tanah jawa sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Syekh Abdul Jalil kemudian mencari tempat yang cocok untuk beliau,
kemudian beliau pergi menuju Kampung Tonjong di Nagara Pameungpeuk,
Kabupaten Garut. Di tempat ini beliau bermunajat selama satu tahun, akhirnya
ditempat tersebut beliau menerima wangsit yang ditunggu-tunggu tepatnya
pada tanggal 12 mulud malam jumat tahun Alif. Syekh Abdul Jalil melihat
cahaya sebesar pohon aren yang muncul dari dalam tanah menuju ke langit.
Cahaya tersebut merupakan petunjuk akan sebuah tempat terbaik bagi Syekh
Abdul Jalil. Tempat tersebut yaitu yang sekarang menjadi Kampung Adat
Dukuh. Syekh Abdul Jalil kemudian mengikuti tempat berakhirnya cahaya
tersebut, ditempat tersebut terdapat seorang nenek dan kakek yang bernama aki
Chandra dan nini Chandra. Kedua orang ini berasal dari wilayah Cidamar,
Cianjur Selatan.
Dahulu Kampung Dukuh bernama padukuhan yang artinya sama
dengan padepokan, padepokan ialah tempat yang baik. Itulah kampung dukuh
menurut Mama Uluk dan dipercayai oleh masyarakat Kampung Adat Dukuh.
Kata Dukuh berarti calik atau duduk, berasal dari Padukuhan yang
merupakan tempat bermukim atau dengan kata lain tempat yang baik untuk
24
bermunajat, mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun ada pula
tokoh ataupun warga Dukuh yang mengartikan Dukuh sama dengan kata tukuh
yaitu patuh dalam menjaga dan menjalankan tradisi adat, matuh yaitu teguh
kanu ketentuan-ketentuan, serta kukuh yaitu kuat.
2 Orang Kampung Adat Dukuh Saat Ini
Asal usul masyarakat Kampug Adat Dukuh saat ini tidak ada yang
mengetahuinya secara pasti. Namun menurut kepercayaan kuncen, masyarakat
Kampung Adat Dukuh sekarang adalah keturunan dari Eyang Dukuh yang
merupakan kuncen pertama Kampung Adat Dukuh. Eyang Dukuh ini menurut
mereka adalah pengikut pertama Syekh Abdul Jalil.
Dahulu sekitar tahun 1980-an pada saat jabatan kuncen dipegang oleh
Mama Bani (kuncen ke-13), Kampung Dukuh kedatangan tamu dari pencak
silat Jawa Barat yang menceritakan bahwa orang Dukuh berasal dari keturunan
pengikut Syekh Abdul Jalil. Pada saat peristiwa pengejaran yang dilakukan
Kiansantang terhadap Prabu Siliwangi yang mengalami kekalahan di Hutan
Sancang, beliau menjadi harimau tetapi sebelum menjadi harimau beliau
berkata “silahkan ambil harta dan sebagainya, tetapi pengikut saya yang
berjumlah 30 – 40 orang jangan dibunuh”. Akhirnya pengikut Prabu Siliwangi
tersebut berpencar kearah barat dan timur. Sebagian sampai di Cibeo yang
sekarang menjadi Kampung Adat Baduy, sebagian yang ke arah timur sampai
ke Kaliyoso, Jawa Tengah sebagaian lagi ke Dukuh yang telah ada Syekh
Abdul Jalil dengan ajaran Islamnya. Orang-orang yag datang ke Dukuh
menjadi pengikut Syekh Abdul Jalil hingga tutup usianya. Sehingga yang
disebut keturunan Dukuh yang sekarang itu adalah dari pengikut Syekh Abdul
Jalil yang berasal dari Pengikut Prabu Siliwangi.
Cerita ini dipercayai oleh masyarakat Kampung Adat Dukuh dan
menjadi cerita suci yang secara turu temurun diberikan dari generasi ke
generasi berikutnya masyarakat Kampung Dukuh.
25
4.2. Agama dan Kepercayaan
Masyarakat Kampung Adat Dukuh seluruhnya menganut agama islam,
dengan berpatokan pada mahzab (aliran) Imam Syafe‟i serta ajaran tasawuf
Syekh Abdul Jalil yang merupakan ajaran pada Sufisme. Dalam ajaran
Tasawufnya, Syekh Abdul Jalil menganjurkan untuk hidup sederhana dan tidak
semata mengejar kesenangan duniawi. Dengan kata lain prioritas utama
kehidupannya adalah kehidupan di akhirat nanti. Sehingga ibadah adalah hal
yang sangat utama dilakukan.
Dalam kesehariannya masyarakat Kampung Adat Dukuh (terutama
kaum laki- laki) selalu berusaha melaksanakan ibadah sholat wajib secara
berjama‟ah. Mereka percaya bahwa ibadah yang dilakukan secara bersama-
sama mempunyai manfaat yang sangat banyak. Selain mendapat pahala yang
berlipat ganda juga dapat saling bertukar informasi di mesjid tentang hal
apapun yang terjadi sehingga dapat mempererat tali silaturahmi antara satu
dengan yang lainnya. Untuk kaum perempuannya, mereka melaksanakan
ibadah sholat wajib di rumah masing-masing. Sebelum terjadi kebakaran pada
tahun 2006, di Kampung Adat Dukuh khususnya Kampung Adat Dukuh
Dalam terdapat dua buah bangunan mesjid, yaitu mesjid laki- laki dan mesjid
perempuan. Namum sekarang hanya ada mesjid laki- laki dan sebuah madrasah
yang setiap pagi, sore dan malam selalu dipenuhi oleh anak-anak dari
masyarakat Kampung Adat Dukuh yang belajar ilmu agama, orang disana
menyebutnya dengan ngaos atau mengaji.
Sebelum melaksanakan ibadah sholat wajib berjama‟ah di mesjid,
selalu ditandai dengan bunyi kohkol atau kentongan dan bedug sebanyak empat
kali yamg sering kali dilakukan oleh pemuda atau sesepuh Dukuh, dengan
urutan sebagai berikut :
1. Bunyi pertama mempunyai ciri yaitu, bunyi kohkol berkali-kali secara
berurutan dan di akhiri dengan satu kali bunyi bedug kemudian
berkumandang adzan.
2. Bunyi kedua mempunyai ciri yaitu, bunyi kohkol berkali-kali secara
berurutan dan di akhiri dengan satu kali bunyi kohkol. Hal ini
26
dimaksudkan untuk lebih mengingatkan masyarakat bahwa telah masuk
shalat dan segera meninggalkan kegiatan serta bergegas menuju mesjid.
Biasanya jeda antara kohkol pertama dan kedua berkisar antara 10
sampai 30 menit, tergantung pada waktu datangnya shalat. Pada shalat
Dzuhur, Ashar dan Isya dengan waktu jeda paling lama yaitu 30 menit,
dimana merupakan waktu beraktivitas utama masyarakat. pada jam- jam
tersebut biasanya masyarakat memiliki waktu luang yang lebih sedikit
dari waktu kerja, sehingga pemukul kohkol akan sedikit melambatkan
waktu untuk membunyikan kentongan yang ketiga. Sedangkan pada
shalat Shubuh dan Magrib dengan waktu jeda paling lama 15 menit
merupakan waktu istirahat, karena masyarakat telah lebih awal berada
di mesjid.
3. Bunyi ketiga mempunyai ciri yaitu, bunyi kohkol berkali-kali secara
berurutan dan di akhiri dengan dua kali bunyi kohkol, yang berarti
masyarakat segera menghentikan aktivitasnya lalu menyucikan diri dan
bergegas ke mesjid karena waktu shalat berjama‟ah akan segera
dimulai. Jeda waktu dengan kohkol kedua bekisar antara 10 sampai 15
menit.
4. Bunyi keempat mempunyai ciri yaitu, bunyi kohkol berkali-kali secara
berurutan dan di akhiri dengan tiga kali bunyi kohkol, mengisyaratkan
shalat berjama‟ah dimulai setelah bunyi kohkol. Jeda waktu dengan
kohkol ketiga berkisar antara 5 sampai 15 menit.
Dalam setiap pelaksanaan shalat wajib berjama‟ah yang dilakukan di
mesjid terutama masjid yang berada di Dukuh dalam, kuncen selalu bertindak
sebagai imam maupun khotib.
Pada saat dilaksanakan ibadah sholat jum‟at, ada kebiasaan yang
dilakukan oleh warga Dukuh dan para tamu yang datang yaitu, membawa air
karomah (air dari areal Karomah Syekh Abdul Jalil) yang dimasukan kedalam
botol plastik air mineral lalu disimpan di sebelah mimba. Kegiatan ini di
percaya karena dalam satu minggu itu hari yang paling baik untuk membawa
27
berkah dan untuk mendapatkan khasiat dari air Karomah Syekh Abdul Jalil
serta untuk memanjatkan doa agar dikabulkan Allah SWT adalah hari jumat.
Pada bulan suci Ramadhan sealalu dilakukan shalat tarawih berjama‟ah.
Biasanya sholat tarawih dilakukan sebanyak 23 rakaat dan diakhir dengan
sujud tasbih serta do‟a bersama hingga membacakan niat untuk berpuasa di
keesokan harinya. Dalam pelaksanaan sholat tarawih tidak dilakukan khutbah,
setelah selasai shalat dan berdoa, para jama‟ah berkumpul dan hanya
memperhatikan kuncen membaca Al-quran sebanyak satu juz atau lebih
disetiap malam sehingga dalam waktu satu bulan, Al-quran tersebut khatam
(tamat) dalam pembacaannya.
Sesuai dengan agamanya, masyarakat Kampung Adat Dukuh meyakini
keberadaan Allah SWT sebagai suatu kekuasaan tunggal dengan Nabi
Muhammad SAW sebagai makhluk yang sangat di muliakannya serta tokoh-
tokoh atau orang-orang yang dianggap keramat juga dikenal oleh masyarakat
Kampung Adat Dukuh. Tokoh-tokoh yang dianggap keramat ini adalah Syekh
Abdul Jalil yaitu orang yang diyakini masyarakat sebaga seorang waliyulloh
dan merupakan orang yang pertama mendirikan Kampung Adat Dukuh dan
orang yang telah berjasa membangun dan menyebarkan agama islam di
Kampung Adat Dukuh. Semua tokoh tersebut dimakamkan dalam suatu
Karomah Syekh Abdul Jalil.
Makam tersebut dianggap sakral atau suci sekaligus dianggap sebagai
pusat lahirnya berbagai macam kegiatan yang terakulturasikan dari nilai-nilai
agama islam dengan ajaran Tasawuf dan kepercayaan yang berlaku hingga
terdapat berbagai macam ketentuan khusus untuk memasukinya. Jika ada yang
melanggar diyakini akan membawa musibah bagi yang melakukan dan juga
berpengaruh pada masyarakat Kampung Adat Dukuh secara keseluruhan.
Wujud dari menyatunya kedua kepercayaan tersebut, tampak dalam
berbagai macam ritual dan kegiatan adat serta tradisi dengan salah satu ritual
yang dikenal oleh masyarakat luas adalah ziarah atau jaroh ke makam Syekh
Abdul Jalil dan tokoh-tokoh yang dianggap keramat yang berada di Karomah
Syekh Abdul Jalil. Hal ini pula yang menyebabkan masyarakat luar
28
berdatangan untuk berziarah. Selain itu ada maksud tertentu, misalnya
kunjungan wisata budaya, wisata religi dan penelitian perorangan atau
kelompok dan lain sebagainya.
Masyarakat Kampung Adat Dukuh mempunyai hari suci yaitu hari
jumat yang sekaligus dianggap sebagai hari besar islam, serta hari sabtu yaitu
waktu dilaksanakannya ritual jaroh ke makam Karomah Syekh Abdul Jalil.
Selain jaroh ada juga hari-hari besar yang biasa dirayakan atau
diperingati oleh masyarakat Kampung Adat Dukuh, diantaranya :
Tiga puluh Rewah
Masyarakat Kampung Adat Dukuh biasanya pada hari ini secara
bergiliran menemui kuncen untuk memohon doa agar diberi kekuatan serta
keselamatan lahir dan batin dalam melaksanakan puasa pada bulan suci
Ramadhan selama satu bulan penuh.
Dua belas Mulud
Dua belas mulud atau sering disebut lebaran mulud merupakan hari
dimana umat muslim memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW. Dua
belas mulud ini diperingati masyarakat Kampung Adat Dukuh dengan
memasak makanan yang nantinya akan dimakan secara bersamaan setelah
prosesi muludan selesai dilaksanakan. Prosesi muludan ini tidak diikuti oleh
masyarakat dukuh saja tetapi banyak juga para tamu yang sengaja datang
hanya untuk mengetahui prosesi muludan di Kampung Adat Dukuh. Para tamu
yang datang biasanya membawa makanan berupa beras, rempah-rempah, mie,
telor, daging ayam, dan sebagainya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Makanan tersebut diberikan kepada kuncen untuk diberkahi atau biasa disebut
manaja. Setelah diterima dan dikumpulkan di rumah kuncen, kemudian bahan
makanan tersebut dimasak oleh istri kuncen dan dibantu oleh para istri warga
Kampung Dukuh.
Para pemuda Kampung Dukuh biasanya membantu membuat kontrang
dan kojong, yaitu semacam piring makan yang digunakan untuk menyimpan
makanan-makanan. Sedangkan para tamu biasanya bercerita dengan kuncen
29
mengenai sejarah ataupun keadaan Kampung Dukuh sendiri yang diungkapkan
kuncen.
Pada malam hari tanggal 11 mulud tepatnya setelah sholat isya, para
tokoh dan sesepuh Dukuh, warga dan para tamu mendengarkan pembacaan
riwayat Nabi Muhammad SAW dari semenjak lahir hingga wafat, yang
dipadukan dengan lantunan suara rebana dengan diiringi oleh bait-bait
shalawat nabi dan doa-doa pujian bagi kekuasaan Allah SWT. Proses
pembacaan tersebut dilakukan di dalam mesjid hingga waktu subuh tiba. Para
pemudanya biasanya menabuh rebana, mereka melakukannya dengan senang
hati dan di dasari doronagan batin serta keikhlasan hatinya. Sedangkan yang
membacakan riwayat Nabi Muhammad SAW adalah orang-orang tertentu ,
mengingat pembacaanya memiliki intonasi bunyi sendiri. Biasanya yang
membacakan adalah para tokoh Dukuh.
Pagi harinya tanggal 12 mulud, sekitar pukul 07.00 WIB setelah
terdengar isyarat panggilan berupa suara kohkol atau bedug yang berasal dari
mesjid kemudian para laki- laki kampung Dukuh beserta para tamu laki- laki
masuk kedalam masjid dengan membawa barang-barang yang mereka bawa
seperti, benda-benda pusaka, padi, air, dan minyak wangi yang berfungsi untuk
membersihkan benda pusaka. Barang – barang yang telah dibawa kemudian
disatukan dalam satu tempat seperti tampan atau nyiru.
Para laki- laki yang telah berkumpul di mesjid kemudian dipersilahkan
mengambil segenggam nasi dalam bakul yang dibagikan oleh seseorang secara
berkeliling. Nasi ini biasa disebut cangkararuk mulud. Setelah semua
mengambil nasi, kuncen dan wakil kuncen mulai memimpin doa dan para
jama‟ah yang berada di dalam mesjid cukup memperhatikan saja. Setelah
selasai memanjatka doa, kuncen akan mengatakan “kobulan” atau kabulkan
maka nasi yang telah diambil tersebut kemudian serentak dikepalkan dan
dimasukan kedalam tampan atau nyiru yang berisi benda-benda pusaka dan
minyak wangi. Selanjutnya benda-benda pusaka tersebut dibersihkan
menggunakan air dan minyak wangi yang berada didalam tampan tersebut, lalu
dilanjutkan dengan doa yang dipimpin kuncen
30
Setelah prosesi muludan selasai makanan yang telah dimasak akan
dibagikan beserta wadahnya (Kontrang dan kojong). Makanan ini ada yang
dimakan langsung ada juga yang membawanya ke rumah masing-masing. Nasi
yang telah dikepalkan tadi kemudian dimasukan kedalam tempat beras yang
ada di rumah masing-masing yang dimaksudkan agar membawa berkah bagi
siapa saja yang memakannya.
Empat belas Mulud
Empat belas mulud yaitu hari yang sangat istimewa untuk menguji ilmu
dan mencari ilmu. Di kampung Dukuh, persiapan ritual empat belas mulud
telah di lakukan semenjak tanggal sembilan mulud. Beragam orang tumpah
ruah pada hajatan ini dari golongan menengah ke bawah hingga golongan
menengah ke atas, tampak menyatu dan berbaur satu dengan yang lainnya.
Mereka berasal dari desa-desa di sekitar Kampung Dukuh, Garut, Bandung,
Jakarta, Bekasi, Palembang, Medan, Banjarmasin, Makassar, Jawa Timur,
Jawa Tengah, dan kota-kota lainnya.
Masyarakat Kampung Dukuh bahu membahu dalam mempersiapkan
segala kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, seperti: adanya
pemasangan tenda-tenda (terpal) di depan halaman rumah-rumah warga,
membuat masakan makanan sebagai hidangan bagi para tamu, dan lain
sebagainya.. Menurut pengakuan banyak tamu yang datang, hal ini dikarenakan
oleh adanya ritual cebor opat puluh, kegiatan berguru atau menambah ilmu
kepada orang-orang yang dianggap memiliki kemampuan lebih, serta
dibagikannya Cai Karomah Syekh Abdul Jalil atau air Karomah Syekh Abdul
Jalil yang dipercayai bahwa keberkahan yang dipancarkannya melebihi dari
waktu-waktu yang lain.
Umumnya para tamu yang datang, akan langsung menuju ke rumah
Kuncen di Dukuh Tonggoh. Kemudian diterima Kuncen dan mengutarakan
maksud serta tujuannya untuk mengikuti ritual empat belas mulud. Karena
banyaknya tamu yang datang dan tidak memungkinkan untuk berada di rumah
Kuncen, maka Kuncen menugaskan para Ketua RT hingga tokoh dan Sesepuh
31
Dukuh, untuk mengatur keberadaan tempat tinggal sementara. Biasanya para
tamu dititpkan di rumah-rumah warga di Kampung Dukuh secara keseluruhan,
jika ada yang tidak tertampung mereka biasanya tinggal “ditenda-tenda
darurat” yang telah disediakan.
Mereka yang datang selalu membawa tempat air (Kele), dengan
beragam jenisnya. Air dalam Kele inni nantinya dibawah kerumah masing-
masing, untuk dicampurkan ataupun disiramkan pada sumber air yang biasa
dipakai untuk keperluan sehari-hari. Seperti disarmakan pada sumur-sumur air,
dicampurkan pada tempat air minum (galon atau teko) dan lain sebagainya.
Prosesi upacara empat belas mulud, dilakukan setelah salat isya atau
sekitar pukul 20.00 WIB. Para tamu semuanya berkumpul dirumah Kuncen
untuk mendengarkan pidato tentang tata cara pelaksanaan ritual empat belas
mulud, sejarah Kampung Dukuh baik yang tertulis maupun tersurat dalam
kata-kata secara turun temurun, dari sejak berdiri hingga perkembanganya saat
ini. Sesudah pidato dari Kuncen dilanjutukan oleh Sesepuh dukuh.
Setelah selesai acara pidato tersebut, dilanjutkan dengan penyerahan
kele masing-masing orang kepada Lawang (wakil Kuncen), untuk kemudian
disimpan dibelakang Bumi alit, tepatnya di pagar yang memgelilingi Bumi alit
tersebut. Mereka yang hendak mengikuti ritual empat belas mulud beranjak
menuju ke Jamban Umum (pancuran air Karomah syekh Abdul Jalil) yang
berada di sebalah timur Bumi alit. Disini dilaksanakan ritual Cebor opat puluh.
Kegiatan mandi ini dibagi kedalm empat ruangan jamban, dua ruangan untuk
laki- laki dan dua ruangan untuk perempuan. Pada Cebor opat puluh yang
pertama dilakukan oleh Kuncen, selanjutnya ditruskan oleh Lawang.
Pelaksanaan Cebor opat puluh ini dipimpin oleh lawang atau wakil kuncen.
Prosesi mandi besar diawali oleh Lawang atau wakil kuncen yang
duduk diatas pancuran dan mengatur aliran air, dengan mengucapkan doa-doa.
Setelah berdoa Lawang atau wakil Kuncen memberi aba-aba atau isyarat
dengan ucapan „Cuuur...”. Prosesi ini dilaksanakan terus menerus secara
bergantian, selama semalam suntuk, hingga berakhir sekitar pukul 03.00 WIB.
32
Bagi mereka yang telah selesai melakukan Cebor opat puluh sebagian besar
menunggu acara Ngabungbang, diteras rumah Kuncen.
Setelah semua selesai melakukan Cebor opat puluh. Lawang/wakil
Kuncen mengisi kele-kele yang telah disimpan dibelakang Bumi alit. Air yang
diisikan telah terlebih dahulu diberi doa-doa. Semua kele dimasukkan kedalam
Bumi alit. Kuncen dan Wakil Kuncen memasuki Bumi alit dengan membawa
benda-benda pusaka adat, Kampung Dukuh. Setelah itu dilanjutkan dengabn
pembersihan benda-benda pusaka Adat Kampung Dukuh, seperti Keris pusaka
atau biasa disebut Silember serta benda-benda pusaka lainnya.
Prosesi ritual 14 Mulud pun berakhir, ditandai dengan keluarnya
Kuncen dan Wakil kuncen dari dalam Bumi alit. Semua kele kemudian
dikeluarkan lalu disandarkan ke pagar yang mengelilingi Bumi alit. Biasanya
orang-orang yang mengikuti ritual ini, menandai kele yang dibawanya dengan
ciri-ciri khusus. Ada yang langsung di ambil, ada pula yang menyimpannya
sementara dipagar tersebut untuk diambil pada pagi harinya.
Pada pagi harinya, perlahan situasi permukiman kampung Dukuh yang
ramai semenjak siang hari pada tanggal tiga belas mulud, berubah menjadi
sunyi. Satu persatu dari tamu berpamitan untuk pulang ketempat asalnya
masing-masing. Adapun yang tinggal menetap sementara waktu untuk
melakukan ritual Jaroh pada hari sabtunya. Mereka yang berpamitan biasanya
akan nyecep ataau meberikan sejumlah uang dan barang kepada penduduk,
sesuai dengan tempat tinggal yang telah ditentukan.
Sepuluh Muharram
Hari besar islam ini diperingati untuk memperingati wafatnya cucu
Nabi Muhammad SAW yaitu Syaidini Husein bin Ali bin Abi Thalib yang
gugur saat berperang membela agama.
Masyarakat Kampung Adat Dukuh memperingati sepuluh muharram ini
dengan ditandai pembuatan makanan dan sholat sunnat berjama‟ah sebanyak
dua rakaat. Makanan yang dibuat berupa nasi tumpeng yang dibuat oleh istri
kuncen dan dibantu oleh istri- istri masyarakat Dukuh. Nasi tumpeng tersebut di
33
simpan dalam wadah kojong (sejenir tampan berukuran 1 meter) yang
dikelilingi oleh beberapa makanan seperti, telur, daging ayam, lalaban, sambal
dan lain- lain. Nasi tumpeng yang dibuat berukuran sekitar 40 X 40 cm. Selain
membuat tumpeng, bubur merah dan bubur putih menjadi sajian yang khas
pada saat acara sepuluh muharram. Makanan yang telah dibuat akan dimakan
secara bersamaan setelah selesai sholat sunnat.makanan tersebut disajikan di
dalam mesjid atau di rumah kuncen. Biasanya para warga berkumpul di rumah
kuncen selanjutnya diadakan doa bersama dan di akhiri pembacaan Al-quran
dan As-syuro. Setelah pembacaan doa dan membaca Al-quran acara
dilanjutkan dengan menyantap makanan atau tumpeng yang telah tersedia.
Dua Puluh Tujuh Rajab
Dua puluh tujuh rajab adalah peringatan isro mi‟raj bagi umat muslim.
Is„ro adalah perjalanan nabi Muhammad SAW di waktu malam dari masjid Al-
Haram di Makkah ke masjid Al-aqsa di Palestina. Sedangkan Mi‟raj adalah
perjalanan naik ke langit hingga langit ke tujuh lalu berhadapan dengan Allah
SWT di Sidratul Muntaha dan Baitul Ma‟mur untuk selanjutnya Nabi
Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari
semalam. Pada hari ini masyarakat Kampung Adat Dukuh memperingatinya
dengan mengadakan selamatan.
Selamatan yang diadakan masyarakat Dukuh dihadiri oleh warga
Kampung Adat Dukuh dan warga di luar Kampung Adat Dukuh yang berada
disekitar Kampung Dukuh serta yang berasal dari kota-kota besar seperti,
Bandung, Jakarta dan lain- lain.
Pelaksanaan prosesi Selamatan hampir sama dengan kegiatan lain.
Namun disini hanya diisi oleh kegiatan pembacaan ayat suci Al-quran dan
ceramah yang dilakukan di mesjid dan dipimpin oleh kuncen. Ceramah yang
disampaikan biasanya berisi mengenai makna dari is‟ro dan mi‟raj itu sendiri.
Kegiatan ini diakhiri dengan makan bersama di dalam mesjid.
34
Satu Syawal
Perayaan 1 Syawal di Kampung Dukuh biasa dirayakan dengan
membuat makanan ringan dan berat, membersihkan rumah dan lingkungan
sekitar rumah, dan penyerahan Zakat fitra kepada ketua RT masing-masing.
Pada sore harinya menjelang 1 Syawal para warga saling bergotong
royong membersihkan lingkungan sekitar dan mesjid yang akan digunakan
sebagai tempat melaksanakan sholat ied, setelah sebelumnya berbondong-
bondong berkuncung kerumah kuncen untuk menyerahkan sebagian bahan
makanan dan hasil tanaman yang dimiliki untuk diberkahi atau manaja. Namun
hal tersebut saat ini hanya dilakukan oleh beberapa warga adat Dukuh.
Pada sore harinya setelah sholat magrib, gema takbir mulai
berkumandang para warga menyambutnya dengan gembira. Setalah sholat isya
kuncen dan beberapa tokoh kampung Dukuh berkumpul di belakang mesjid
untuk membicarakan perihal teknis pelaksanaan sholat ied esok harinya.
Para ibu rumah tangga mempersiapkan makanan dan pakaian anggota
keluarganya untuk dikenakan saat sholat ied. Khusus dirumah kuncen, istri
kuncen membuat tumpeng yang dibantu warga untuk dinikmati bersama
sesudah shalat ied. Tumpeng dan makanan lainnya yang dibuat di rumah
kuncen bahan makanannya berasal dari warga dukuh secara keseluruhan.
Pelaksanaan sholat ied di kampung dukuh tidak jauh berbeda dengan
yang biasa kita laksanakan. Sholat ied di Kampung Dukuh dilaksanakan
dengan cara dibagi dua karena keterbatasan tempat yang dimiliki. Pelaksanaan
sholat ied dibagi dua yaitu di masjid Kampung Dukuh dan masjid wilayah
Bangkelung. Imam di masjid Kampung dukuh yaitu kuncen sedangkan di
masjid Bangkelung adalah sesepuh yang dituakan.
Setelah melaksanakan sholat ied, masyarakat berkumpul dan saling
bermaaf-maafan satu sama lainnya. Hal ini dimaksudkan agar hati kembali
suci, bersih dari dosa-dosa yang dilakukan selama satu tahun kebelakang.
Setelah bermaaf-maafan kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi rumah
kuncen untuk menikmati nasi tumpeng, kemudian mengunjungi rumah sanak
saudara dan tetangga untuk bersilaturahmi.
35
Sepuluh Rayagung
Sepuluh Rayaagung atau dikenal dengan dengan Hari raya Idul Adha.
Pada hari ini disunatkan bagi umat Islam yang telah mampu untuk berqur‟ban.
Sperti berqur‟ban hewan Sapi, Kambing, Domba.
Biasanya mereka yang berqur‟ban tidak hanya dari masyarakat yang
berada di Kampung Dukuh, tetapi juga dari para tamu yang berasal dari kota-
kota besar, yang telah mempunyai penghasilan lebih. Seperti : Bandung,
Jakarta, Bekasi, Semarang dan lain sebagainya. Prosesi pemotongan hewan
dilakukan oleh Kuncen dan dibantu oleh beberapa warga. Biasanya dilakukan
disebelah rumah Kuncen. Daging hewan qur‟ban yang telah disembelih
dibagikan secara merata keseluruh warga Dukuh, dan sebgian lagi dimasak
oleh istri Kuncen bersama warga untuk kemudian disajikan sebagai hidangan
pada acara makan bersama dirumah Kuncen. Dan ada juga yang dibagikan-
bagikan kepada warga secara merata.
4.3 Kehidupan Sosial Masyarakat Kampung Adat Dukuh
Masyarakat Kampung Adat Dukuh sebagai masyarakat atau orang
sunda asli yang memiliki ciri masyarakatnya saling tolong menolong dan
memiliki rasa persaudaraan antar warganya. Rasa tolong menolong dan
persaudaraan tersebut dapat terlihat dari kehidupan mereka sehari-hari, seperti
melekukan gotong royong dalam berbagai kegiatan yang menyangkut
masyarakat maupun individu masing-masing.
Sikap gotong royong tersebut mereka pegang dan jalankan didasarkan
pada rasa persaudaraan atau kekeluargaan yang kuat diantara para warga dan
adanya landasan agama serta kepercayaan-kepercayaan yang dipercayai oleh
masyarakat Kampung Adat Dukuh. Rasa tolong menolong tersebut diwujudkan
dalam bentuk keeratan hubungan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya,
maupun dengan para tamu yang datang.
Rasa tolong menolong tersebut tercermin dari jamuan kepada tamu
yang datang dan tidak membeda-bedakan tamu, seperti pada bulan ramadhan
36
tamu yang datang dipersilahkan untuk berbuka puasa bersama dengan kuncen
atau mamak ulu dan semua kebutuhan tamu.
Walaupun demikian dalam hal baik ini, tetap memakai adat sopan
santun yang berlaku. Dengan demikian dalam kehidupan sosial masyarakat
Kampung Adat Dukuh rasa persatuan dan kesatuan ditekankan pada rasa
kebersamaan yang diwujudkan dengan saling membantu, saling mengingatkan
dan saling memberi tahu antara satu warga dengan warga lainnya serta warga
dengan para tamu, dalam berbagai hal yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar Kampung Adat Dukuh maupun dunia luar. Selain itu para kaum muda
di Kampung Adat Dukuh menghormati dan menghargai kepada orang-orang
yang lebih tua, karena orang-orang yang lebih tua ini dianggap sebagai orang
yang telah berjasa dalam membimbing dalam aspek kehidupan sehari-hari
masyarakat Kampung Adat Dukuh secara umum, baik yang menyangkut
kehidupan duniawi maupun bekal untuk kehidupan akhirat nanti.
Pemukiman di Kampung Adat Dukuh merupakan satu kesatuan
pemukiman yang mengelompok, tersdiri dari beberapa puluh rumah. Letak
antar rumah hampir berdekatan sehingga jalanan di wilayah Kampung Adat
Dukuh hanya merupakan jalan setapak yang terdiri dari batu-batu kali yang
tersusun rapi.
Secara administratif Kampung Adat Dukuh terdiri atas tiga wilayah
pemukiman yaitu RT 01, 02, dan 03. RT 01 merupakan wilayah pemukiman
Dukuh Tonggoh yang kental dengan nuansa ketentuan-ketentuan adat yang
mengikat penduduknya, karena tanah di wilayah ini juga termasuk ke dalam
tanah larangan adat, artinya setiap orang yang bertempat timnggal di dukuh
tonggoh wajib patuh dan tunduk akan ketentuan-ketentuan adat dan tradisi
yang ada. Seluruh wilayah Dukuh Tomggoh dikelilingi oleh pagar sebagai
penandanya. Pemukiman di Dukuh Tonggoh terdiri atas 42 rumah yang terdiri
dari 39 bangunan rumah, 1 buah masjid laki- laki, 1 biuah madrasah dan 1
bangunan yang dikenal dengan Bumi Alit yang dipercaya merupakan rumah
peninggalan Aki dan Nini Chandra dan biasa digunakan untuk kegiatan
37
menyepi dan bertafakur. Rata-rata bangunan di Dukuh Tonggoh berukuran
sekitar 7x6 meter dan bangunan terbesar adalah ruma Kuncen, yaitu sekitar
12x10 meter. Seluruh warga di Dukuh Tonggoh tiak memiliki MCK pribadii
seperti halnya di Dukuh Landeuh dan Bangkelung.
RT 02 merupakan wilayah pemukiman Dukuh Landeuh, yang berada
diluar batas pagar areal Karomah Syekh Abdul Jalil, tepatnya yaitu berada
dibawah pagar pembatas bambu yang mengelilingi Dukuh Tonggoh. Sehingga
sedikit longgar dengan ketentuan-ketentuan adat yang ada di Dukuh Tonggoh.
Warga di Dukuh Landeuh sebagian besar adalah orang yang tidak dapat
mendirikan rumahnya di Dukuh Tonggoh yang disebabkan oleh tidak adanya
lahan kosong untuk membangun rumah. Di wilayah Dukuh Landeuh ini
terdapat 25 rumah, 6 MCK umum dan 17 MCK pribadi 7 buah sumur dan 6
buah kolam ikan.
RT 03 ialah pemukiman warga yang terletak di Bangkelang, yang
dahulu secara administratif menyatu dengan Dukuh Landeuh, Pemisahan ini
bertujuan untuk mempermudah proses administratif yang disebabkan adanya
pertambahan jumlah pendukuk. Di wilayah Dukuh Bangkelung ini terdapat 44
buah rumah, 8 MCK umum dan 32 MCK pribadi, 4 buah sumur serta 7 buah
kolam ikan
Bangunan rumah di Kampung Adat Dukuh memanjang dari arah barat
ke timur menyesuaikan dengan struktur tanah yang bertingkat- tingkat, dengan
bentuk, arah dan bahan bangunan yang terlihat seragam antara satu dengan
yang lainnya. Dengan posisi rumah yang demikian, maka letak pintu rumah
akan selalu menghadap ke barat atau ke timur ataupun kedua-duanya. Sehingga
tidak mengherankan jika pintu depan atau belakang antar rumah saling
berhadapan. Hal ini tampak dari rumah-rumah Kampung Adat Dukuh dalam
kecuali rumah kuncen, Haji farid, bumi alit dan jamban umum yang
menghadap ke selatan, dikarenakan letak rumah yang sangat dekat dengan
areal KaromahSyekh Abdul Jalil dan letak bangunan yang saling berdekatan.
Bahan bangunan yang dipakai oleh masyarakat Kampung Adat Dukuh
relatif sama, yaitu atap terbuat dari injuk atau eurih serta beberapa ada yang
38
telah menggunakan genteng, dindingnya terbuat dari bilik sedangkan lantainya
terbuat dari palupuh, namun ada pula yang menggunakan kayu atau papan.
Pada bagian jendela dilarang memakai kaca, walaupun beberapa juga ada yang
menggunakannya.
Luas rumah di Kampung Adat Dukuh berbeda-beda sesuai dengan
kondisi keuangan yang dimiliki masing-masing rumah tangga. Keadaan di
dalam rumah tampak dari jumlah ruangan yang secara umum terdiri atas 4
hingga 5 ruangan dan terbagi menjadi 1 ruangan yang terletak di depan pintu
masuk yang berfungsi sebagai ruang tamu, 1 ruang dibelakang rumah untuk
dapur, 2 atau 3 kamar yang kebanyakan terletak bersebelahan dengan ruang
tamu.
4.4 Kebudayaan Masyarakat Kampung Adat Dukuh
1 Ritual serta Kegiatan Adat Istiadat
Masyarakat Kampung Adat Dukuh jika dilihat dari latar belakang suku
bangsanya adalah bersuku bangsa Sunda yang di dalamnya terdapat hubungan
keterkaitan antara kepercayaan yang dianut dengan agama islam yang
dianutnya akan memunculkan adanya ritual-ritual.
Ritual-ritual yang dilakukan masyarakat Kampung Adat Dukuh
berkiblat pada keberadaan Karomah Syekh Abdul Jalil yang dianggap suci dan
sakral. Ritual ini telah ada dari nenek moyang masyarakat Kampung Dukuh
dan diwariskan secara turun temurun.
Menurut kuncen dalam perjalanan ritual-ritual tersebut banyak yang
telah mengalami perubahan dan pelaksanaannya. Hal ini disesuaikan dengan
ketentuan Al-Quran dan Hadist sesuai dengan ajaran Islam dan syariah Nabi
Muhammad SAW.
Semua hal yang berkaitan dengan ritual tersebut telah melalui proses
perundingan bersama dan disepakati oleh bersama. Namun semua keputusan
berada pada kuncen selaku pemangku adat, karena kuncen diangkap pembina
atau pemimpin adat istiadat dan tradisi di Kampung Adat Dukuh. Ritual-ritual
yang ada di Kampung Adat Dukuh adalah sebagai berikut :
39
Ngahaturan Tuang
Ngahaturan tuang adalah kegiatan memberikan sebagian bahan
makanan mentah dengan maksud dan tujuan tertentu dan diberi doa serta
memohon berkah dari Syekh Abdul Jalil. Hal ini dilakukan oleh kuncen
sendiri, setelah diberi doa makanan tersebut dimasak dirumah kuncen oleh istri
kuncen serta para warga yang berada di rumah kuncen dengan catatan tidak
boleh dalam keadaan haid harus bersih dari hadast besar dan kecil serta tidak
boleh melangkahinya. Selanjutnya makanan yang telah dimasak dan di doakan
tersebut dibawa ke bumi alit dan setelah itu diperuntukan untuk para tamu dan
sebagian dibagikan kepada warga Dukuh secara keseluruhan.
Hal ini juga yang kami alami pada saat kami baru tiba di Kampung
Adat Dukuh. Kami langsung dijamu dengan berbagai hidangan yang telah
disediakan oleh istri kuncen.
Bahan makanan yang menjadi syarat untuk ngahaturan tuang ini tidak
ditentukan jumlahnya, dilakukan sesuai dengan kemampuan orang yang
mempunyai hajat.
Tilu Waktos
Tilo waktos yaitu ritual yang dilakukan oleh kuncen seorang diri
dengan membawa makanan masak kedalam Bumi Alit untuk munjung
(memohon berkah). Di dalam bumi alit, kuncen memanjatkan doa kepada
Allah SWT setelah didoakan makanan tersebut dibawa kerumah kuncen untuk
dimakan secara bersama-sama sebagian dibagikan kepada warga Dukuh.
Ritual ini dilakukan sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah
SWT yang telah memberikan kelimpahan makanan, melalui Karomah Syekh
Abdul Jalil. Makanan yang disertakan dalam ritual munjung ini beragam, tetapi
yang paling utama dan harus ada adalah nasi dan lauk pauk seperti telur.
Ritual tilu waktos ini dilakukan enam kali dalam seminggu yaitu, senin
sore, selasa pagi, kamis malam, jumat pagi dan sabtu sore. Selain pada waktu-
waktu tersebut, kegiatan ini juga dilaksanakan pada saat hari-hari besar
Dangdeur menuju Jatinangor menggunakan angkutan kota jurusan
Majalaya – Gede Bage. (@ Rp. 2.000,-) estimasi waktu ± 15 menit.
55
Lampiran 2. Perlengkapan Perorangan
NAMA
BARANG JML KETBERAT
TOTAL
NAMA
BARANGJML KET
BERAT
TOTAL
PERLENGKAPAN JALAN
Cariel 1 Bh Tsd 2250 g Slayer 1 Bh Tsd 10 g
Baju Lapangan 1 Bh Tsd 450 g Pisau Pinggang 1 Bh Tsd 175 g
Celana Lapangan 1 Bh Tsd 700 g Ikat Pinggang 1 Bh Tsd 15 g
Sepatu 1 Bh Tsd 1250 g Senter 1 Bh Tsd 100 g
Kaos Kaki 2 Psg Tsd 25 g Rain Coat 1 Bh Tsd 700 g
Topi 1 Bh Tsd 25 g Ponco 1Bh Tsd 700 g
Sandal 1 Psg Tsd 700 g Syal 1 Bh Tsd 10 g
PARIMANTA 1 Bh Tsd 10 g Pakaian Ganti 1Stel Tsd 500 g
PERLENGKAPAN TIDUR PERLENGKAPAN MCK
Matras 1 Bh Tsd 275 g Sabun 1 Bh Tsd 175 g
Sleeping Bag 1 Bh Tsd 1400 g Pasta Gigi 1 Bh Tsd 70 g
Pakaian Tidur 1 Bh Tsd 300 g Sikat Gigi 1 Bh Tsd 50 g
Kaos Tangan 1 Bh Tsd 50 g Sampo 4 Bh Tsd 200 g
Kaos Kaki 1 Bh Tsd 50 g Handuk Kecil 1 Bh Tsd 125 g
Balaclava/Kupluk 1 Bh Tsd 50 g
BARANG TAMBAHAN
Trash Bag 1 Bh Tsd 10 g
Obat-Obatan
Pribadi 1 Set Tsd 100 g
Alat Shalat 1 Set Tsd 50 g
Baterai Cadangan 4 Bh Tsd 50 g
Berat Total Perlengkapan Perorangan = 10575 g
56
Lampiran 3. Perlengkapan Regu
NAMA BARANG JUMLAH SUMBER KETERANGANBERAT
Satuan
(gram)
Total
(gram)
PERLENGKAPAN NAVIGASI
Peta Topografi 2 LembarDirektorat Geologi
BandungTersedia 75 150
Kompas 2 Buah Parimanta Tersedia 50 100
Protaktor 2 Buah Parimanta Tersedia 2,5 5
Alat Tulis 1 Set Regu Tersedia 128 128
Golok Tebas 1 Buah Parimanta Tersedia 350 350
PERLENGKAPAN BIVAK
Tenda 2 Buah Parimanta Tersedia 3000 3000
Fly Sheet 2 Buah Parimanta Tersedia 500 500
Tali Rafia 1 Gulung Regu Membeli 50 50
PERLENGKAPAN MASAK
Trangia 1 Buah Parimanta Tersedia 925 925
Kompor Spirtus 1 Buah Parimanta Tersedia 200 200
Spirtus 3 Botol Regu Membeli 1000 9000
Korek Api 2 Film Regu Membeli 10 20
Kompor Butterfly 1 Buah Parimanta Tersedia 200 200
Gas 2 Buah Regu Membeli 220 440
Korek Gas 2 Buah Regu Membeli 10 20
Pisau 1 Buah Regu Tersedia 50 150
Piring 6 Buah Regu Tersedia 25 150
Gelas 6 Buah Regu Tersedia 20 120
Sendok 6 Buah Regu Tersedia 10 60
Lap Makan 1 Buah Regu Tersedia 50 50
Kompan 5 L 2 Buah Regu Tersedia 250 750
Canebo 1 Buah Regu Tersedia 50 50
PERLENGKAPAN DOKUMENTASI
Kamera Digital 2 Buah Regu Tersedia 250 500
Laptop 1 Buah Regu Tersedia 750 750
Alat Tulis 1 Set Regu Tersedia 160 160
PERLENGKAPAN TAMBAHAN
Lampu ufo 1 Buah Regu Tersedia 100 100
Lilin 1 Bks Regu Membeli 150 150
Trashbag 2 Buah Regu Membeli 10 20
Baterai Cadangan 8 Buah Regu Membeli 12,5 100
Berat Total Perlengkapan Beregu 22268
57
Lampiran 4. Menu Makanan Harian dan Kebutuhan Air
Hari Nama
Ber
at
(gr)
Bahan
Bakar
(L)
Air (L)
Pribadi Regu
H1
(Malam)
Nasi 100
0,5 1,5
0,8
Nugget 70
AbonSapi 69 0,4
Minuman Segar 76
Agar-agar 20
45 0,2
Jumlah 0,5 1,5 1,4
H2
(Pagi)
Nasi 100
0,5 1,5
0,8
Omelet 70
Tumis Buncis Tahu 62
Susu 10 0,5
Teh Manis 30
Jumlah 0,5 1,5 1,5
H2
(Malam)
Nasi 100
0,5 1,5
0,8
Nugget 70
TempeKering 70
The manis 12 0,2
Sayur Sop 30
76
Jumlah 0,5 1,5 1
H3
(Pagi)
Nasi 100
0,5 1,5
0,8
Kentang Kering 83
Sosis 70
Tumis Labu 76
Sereal 30 0,2
20
Jumlah 0,5 1,5 1
H3
(Malam)
Nasi 100
0,5 1,5
Telur 69 0,4
Tempe
Tumis Sawi Tahu 70
Kerupuk 100
Agar-agar 10 0,5
The Manis 12 0,2
Jumlah 0,5 1,5 1,1
58
Lampiran 4. Menu Makanan Harian dan Kebutuhan Air (Lanjutan)
Hari NamaBerat
(gr)
Bahan
Bakar
(L)
Air (L)
Pribadi Regu
H4
(Pagi)
Nasi 100
0,5 1,5
0,8
Sarden 83
Kerupuk 82
Telur 10 0,5
Susu 76
Sereal 12 0,2
Jumlah 0,5 1,5 1,5
59
Lampiran 5. Jadwal Pembagian Kerja Per Hari
Hari / TugasPasang / Memberskan
TendaMemasak Mencuci Piring
H1 Malam Upin dan P.K Fajar dan Yulia Jalak dan Lugi
H2 Pagi Jalak dan Upin Lugi dan P.K Fajar dan P.K
H3 Pagi P.K dan Lugi Fajar dan Jalak Yulia dan Upin
H4 Pagi Fajar dan Yulia Lugi dan Upin P.K dan Jalak
63
60
Lampiran 6. Pertolongan Pertama
(pada kemungkinan yang terjadi di lapangan)
NoKemungkinan
TerjadiPenanggulangan Kegiatan
1 Mabuk darat
- Memberikan minuman segar
- Memberikan minyak angin
- Memberikan Antimo
Perjalanan darat
2 Pusing
- Istirahatkan
- Memberikan minuman hangat
- Memberikan Obat Sakit Kepala
- Perjalanan darat
- Long March
3 Luka Bakar- Kompres dingin
- Pemberian salep untuk luka bakarMemasak
4 Kram
- RICE
Rest : Istirahatkan
Immobilisation : Melemaskan bagian
yang kram, sedikit pijatan
Compress : Air dingin
Elevation
- Long March
- Istirahat
- Evaluasi
- Tidur
- Observasi
- Perjalanan darat
6Keseleo /
Memar- RICE
- Long March
- Observasi
7 Heat Stroke
- Pindahkan ke tempat teduh
- Mengompres korban khususnya pada
bagian tengkuk. Dinginkan kulit korban
dengan mengunakan air dan kain
- Di beri cukup air minum
- Diberi Obat Pusing/demam
- Long March
- Observasi
8 Luka Sayat
- Mencuci bagian yang luka
- Pembersihan luka dengan antiseptic
- Menutup bagian luka dengan
plester/perban
- Long March
- Observasi
- Masak
9 Dehidrasi
- Pindahkan ketempat teduh
- Diistirahatkan
- Diberi minum secukupnya
(+ pocary atau oralit)
- Long March
- Observasi
10 Pingsan
- Pindahkan ketempat teduh
- Melonggarkan ikatan- ikatan
- Penilaian dini (respon kesadaran)
- Pengecekan Nadi dan Nafas
- Menjaga kesadaran
- Memberikan minuman manis jika
korban sudah sadar
- Long March
- Observasi
- Istirahat (Lelah)
- Tidur (Hipotermia)
- Evaluasi
11 Kram Perut
- Korban diistirahatkan
- Mengontrol Nadi dan Nafas korban
- Compress panas
- Long March
12 Patah tulang- Pembidaian
- Istirahatkan
- Long March
- Observasi
61
Lampiran 6. Pertolongan Pertama (Lanjutan)
NoKemungkinan
TerjadiPenanggulangan Kegiatan
13 Mimisan
Istirahatkan (duduk)
Tunggu sampai pendarahan berhenti
korban di minta bernafas melalui mulut
Bersihkan darah mimisan tersebut
Long March
Observasi
14 Anemia
Amankan korban ke tempat yang teduh
Berikan minuman manis atau obat
penambah darah jika korban sadar
Long March
Observasi
15 Digigit Ular
Memperlambat aliran darah dengan
pembalutan
Memberikan air putih sebanyak-banyaknya
Pemberian Mefinal Untuk penghilang rasa
sakit atau Parasetamol untuk demam
Long March
Observasi
Istirahat
Tidur
Evaluasi
Masak
16 Diare
Memberikan air hangat untuk diminum
Mengompres perut dengan air panas
Memberikan Norit/ New Diatabs/ Oralit
Long March
Observasi
Istirahat
Tidur
Evaluasi
17 Keracunan
Memberikan air putih atau susu (dengan
dosis banyak)
Memberikan Norit
Long March
Observasi
Istirahat
Tidur
Evaluasi
18 Asma
Evakuasi ke tempat teduh dan cukup udara
Melonggarkan bagian dari pakaian yang
mengikat
Memberi ruang yang cukup udara
Memberikan Oxican untuk bantuan awal
Long March
Observasi
Istirahat
Tidur
Evaluasi
19 Maag
Diistirahatkan dengan posisi berbaring
Compress panas
Diberi Obat maag, selang beberapa waktu
kemudian diberi makanan ringan yang
lembut
Long March
Observasi
Istirahat
Tidur
Evaluasi
Masak
62
Lampiran 7. Daftar Perlengkapan Medik
No Penanganan Nama Obat Banyaknya Keterangan
1 Luka
Betadine cair 1 botol Tersedia
Kassa Gulung 5 gulung Membeli
Kassa Steril 1 kotak Membeli
Plester Langsung 1 pak Membeli
Plester Gulung Biasa 1 gulung Tersedia
Rivanol 1 botol Tersedia
2 Asma Oxycan 1 botol Membeli
3 AlergiCTM 2 strip Tersedia
Lotion anti Nyamuk 1 botol Tersedia
4 Diare Diapet 4 strip Tersedia
5 Keseleo/Kram/Memar
Counterpain 1 buah Tersedia
Balsem 1 buah Tersedia
Dekker/Pembalut Tekan 1 gulung Tersedia
Salonplast 1 pack Tersedia
6 Maag Promag 1 strip Tersedia
7 Pusing/Demam/Pegel
Minyak Kayu Putih 1 botol Tersedia
Biogesic 1 strip Membeli
Tolak Angin 10 Strip Membeli
8 Batuk Komix 5 Sachet Membeli
9 Penambah Darah Sangobion 10 Tablet Membeli
10 Luka Bakar Bioplacenton 1 buah Tersedia
11 Penghilang Rasa Sakit Mefinal 4 Tablet Membeli
12 Penawar Racun Norit 1 tube Membeli
13 Obat Tetes Mata Visine 1 tube Tersedia
14 Obat Anti Mabuk Antimo 2 strip Membeli
15 Elektrolit Oralit 5 sachet Membeli
16 Peralatan Medik Saputangan 1 buah Tersedia
Pinset 1 buah Tersedia
Cotton Bud 1 bungkus Tersedia
Tusuk Gigi 1 bungkus Tersedia
Gunting Kuku 1 buah Tersedia
Gunting Kecil 1 buah Tersedia
Sarung Tangan Karet 1 pasang Tersedia
Mitela 4 lembar Tersedia
Kapas 1 gulung Tersedia
Tissue 1 bungkus Tersedia
63
Lampiran 8. Anggaran Dana
A. Logistik
Batre 12 biji Rp 15.000 Trash bag 2x Rp 2.000 Rp 4.000 Korek api 2x Rp 500 Rp 1.000 Tali rapia 1 gulung Rp 2.000 Spirtus 3 liter Rp 24.000 Lilin 6 Batang Rp 4.000 Gas 2x Rp 11.000 Rp 22.000
Total Rp 71.500
B. Konsumsi
Telor 1Kilogram Rp 16.000 Mie Instan 5 x Rp 1000 Rp 5.000 Kerupuk ¼ Kilogram Rp 3.000 Tempe 1 Bungkus Rp 3.000 Tahu 10 biji Rp 5.000 Sayur (sop) 1 Bungkus Rp 5.000 Buncis 1 Bungkus Rp 2.000 Sawi 1 Bungkus Rp 2.000 Labu Rp 3.000 Nuget Rp 23.000 Sosis 1 Bungkus Rp 11.000 Abon 2 Bungkus Rp 14.000 Sarden 3 Kaleng Rp 18.000 Tempe kering Rp 10.000 Kentang kering Rp 10.000 Saus 1 Botol Rp 6.000 Kecap 1 Botol Rp 6.000 Masako 6 Bungkus Rp 3.000 Garam 1 bungkus Rp 1.500 Bawang Putih + Bawang Merah Rp 5.000 Cabe Merah Rp 3.000 Tomat Rp 2.000 Minyak Goreng ½ Liter Rp 10.000 Agar-agar 4 Bungkus Rp 6.000 Teh 3 Bungkus Rp 5.000 Gula Putih ½ Kilogram Rp 4.000 Susu Cair Rp 7.000 Minuman Segar 6 Bungkus Rp 6.000
Total Rp 206.500
64
C. Transportasi
Rp 70.000 x 6 Rp 420.000
Total Rp 420.000
Total Keseluruhan Rp 698.000
65
Lampiran 9. Foto Kegiatan
Foto 1. Saat tiba di Kampung Dukuh
Foto 2. Kampung Dukuh Dalam Foto 3. Warga Dukuh Luar