Top Banner
Kamis, 25 Maret 2010 TES SEBAGAI ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR 1. Definisi Tes Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno “testumartinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok (http://www.fajar.co.id). Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau spikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Zainul dan Nasoetion, 1993). Dari pengertian tersebut, maka setiap tes menuntut keharusan adanya respon dari subyek (orang yang dites) yang dapat disimpulkan sebagai suatu trait yang dimiliki oleh subyek yang sedang dicari informasinya. Dilihat dari wujud fisik, tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas yang harus dikerjakan yang nantinya akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban tertentu terhadap pertanyaan-pertanyaanatau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut (Azwar, 1996). Tes sebagai alat penilaian dapat diartikan sebagai pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk
44

Kamis, 25 Maret 2010

Mar 27, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kamis, 25 Maret 2010

Kamis, 25 Maret 2010TES SEBAGAI ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. Definisi Tes

Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno “testum”

artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah

serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan,

atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok

(http://www.fajar.co.id). Tes dapat didefinisikan sebagai suatu

pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan

untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan

atau spikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut

mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Zainul dan

Nasoetion, 1993). Dari pengertian tersebut, maka setiap tes

menuntut keharusan adanya respon dari subyek (orang yang dites)

yang dapat disimpulkan sebagai suatu trait yang dimiliki oleh

subyek yang sedang dicari informasinya. Dilihat dari wujud fisik,

tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau

tugas yang harus dikerjakan yang nantinya akan memberikan

informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban

tertentu terhadap pertanyaan-pertanyaanatau cara dan hasil subjek

dalam melakukan tugas-tugas tersebut (Azwar, 1996).

Tes sebagai alat penilaian dapat diartikan sebagai

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat

jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk

Page 2: Kamis, 25 Maret 2010

tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes

tindakan). Pada umumnya tes digunakan untuk mengukur dan menilai

hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang

berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 1989). Berdasarkan beberapa

pengertian tes maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai

tes yaitu sebagai berikut (Azwar, 1996).

1. Tes adalah prosedur yang sistematik, maksudnya item-item

dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, prosedur

administrasi tes dan pemberian angka terhadap hasilnya harus

jelas dan dispesifikasi secara terperinci, dan setiap orang

yang mengambil tes harus mendapat item-item yang sama dalam

kondisi yang sebanding.

2. Tes berisi sampel prilaku, meksudnya seluruh item dalam tes

tidak akan mencakup seluruh materi isi yang mungkin

ditanyakan sehingga harus dipilih beberapa item yang akan

ditanyakan, dan kelayakan suatu tes tergantung pada sejumlah

item-item dalam tes tersebut yang mewakili secara

representatif kawasan prilaku yang diukur.

3. Tes mengukur prilaku, item-item dalam tes hendaknya

menunjukan apa yang diketahui atau apa yang dipelajari

subjek dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan atau

mengerjakan tugas-tugas di dalam tes tersebut.

Page 3: Kamis, 25 Maret 2010

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes

merupakan alat ukur yang berbentuk pertanyaan atau latihan,

dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada seseorang

atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk pertanyaan,

maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan

dan kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur

berupa latihan, maka tes harus dapat mengungkap keterampilan dan

bakat seseorang atau sekelompok orang.

Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga

dapat digunakan secara meluas untuk mengukur dan membandingkan

keadaan psikis atau tingkah laku individu. Dengan demikian

berarti sudah dapat dipastikan akan mampu memberikan informasi

yang tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur baik

berupa psikis maupun tingkah lakunya, sekaligus dapat

membandingkan antara seseorang dengan orang lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara atau alat

untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau

sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku

atau prestasi siswa tersebut. Prestasi atau tingkah laku tersebut

dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan intruksional

pembelajaran atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi

yang telah diberikan dalam proses pembelajaran, dan dapat pula

menunjukkan kedudukan siswa yang bersangkutan dalam kelompoknya.

2. Fungsi Tes

Page 4: Kamis, 25 Maret 2010

Dalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi

hasil belajar, tes minimal mempunyai dua fungsi, yaitu:

a). Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat

materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan

tertentu.

b). Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam

kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan

pembelajaran tertentu.

Fungsi (a) lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan

program pembelajaran, sedang fungsi (b) lebih dititikberatkan

untuk mengukur keberhasilan belajar masing-masing individu

peserta tes.

3. Dasar-dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar

Dasar-dasar penyusunan tes hasil belajar adalah sebagai

berikut:

a. Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang

dipelajari dalam proses belajar mengajar sesuai dengan

tujuan instruksional yang tercantum di dalam kurikulum

yang berlaku.

b. Tes hasil belajar disusun sedemikian rupa sehingga benar-

benar mewakili bahan yang telah dipelajari.

Page 5: Kamis, 25 Maret 2010

c. Pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan

aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan.

d. Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan tujuan

penggunaan tes itu sendiri, karena tes dapat disusun untuk

keperluan pre tes dan post tes, masteri tes, tes

diagnostik, tes prestasi, tes formatif, dan sumatif.

e. Tes hasil belajar disesuaikan dengan pendekatan pengukuran

yang dianut apakah mengacu pada kelompok (norm reference,

standar relatif) ataukah mengacu pada patokan tertentu

(creterion reference, standar mutlak).

f. Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar.

4. Ciri-ciri Tes yang Baik

Tes yang baik adalah tes yang dapat mengukur hasil belajar

siswa dengan tepat. Untuk dapat menghasilkan tes yang seperti itu

maka tes tersebut harus dibuat melalui perencanaan yang baik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan tes

yang baik adalah (http://pustaka.ut.ac.id/learning.php):

1. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin diukur.

2. Pilih pokok bahasan dan sub-pokok bahasan yang relevan untuk

mencapai tujuan tersebut.

3. Tentukan proses berpikir yang ingin diukur.

Page 6: Kamis, 25 Maret 2010

4. Tentukan jenis tes yang tepat digunakan untuk mengukur

tujuan pembelajaran tersebut.

5. Tentukan tingkat kesukaran butir soal yang akan dibuat.

Selain itu, sebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat

pengukur harus memenuhi kriteria, yaitu memiliki validitas,

reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis

(http://www.fajar.co.id).

a. Validitas

Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat

pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara

tepat. Demikian pula dalam alat-alat evaluasi. Suatu tes dapat

dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes itu tersebut

betul-betul dapat mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar

mengukur daya ingatan atau kemampuan bahasa saja misalnya.

Untuk lebih mendukung memahami pengertian tersebut

selanjutnya akan diuraikan beberapa macam kriteria validitas,

yaitu:

(1) Content validity (validitas isi)

Pengujian jenis validitas ini dilakukan secara logis dan

rasional karena itu disebut juga rational validity atau logical validity.

Batasan content validity ini menggambarkan sejauhmana tes mampu

mengukur materi pelajaran yang telah diberikan secara

representatif dan sejauh mana pula tes dapat mengukur sampel

Page 7: Kamis, 25 Maret 2010

yang representatif dari perubahan-perubahan perilaku yang

diharapkan terjadi pada diri siswa. Dengan demikian suatu tes

hasil belajar disebut memiliki validitas tinggi secara content,

bila tes tersebut sudah dapat mengukur sampel yang

representatif dari materi pelajaran (subject matter) yang

diberikan, dan perubahan-perubahan perilaku (behavioral changes)

yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Misalnya apabila kita

ingin memberikan tes bahasa inggris untuk kelas II, maka item-

itemnya harus diambil dari bahan pelajaran kelas II. Kalau

diambilnya dari kelas III maka tes itu tidak valid lagi.

(2) Predictive validity (validitas ramalan)

Validitas ramalan artinya ketepatan (kejituan) suatu alat

pengukur ditunjau dari kemampuan tes tersebut untuk meramalkan

prestasi yang dicapainya kemudian. Suatu tes hasil belajar

dapat dikatakan mempunyai validitas ramlan yang tinggi,

apabila hasil yang dicapai siswa dalam tes tersebut betul-

betul meramalkan sukses tidaknya siswa tersebut dakam

pelajaran-pelajaran yang akan datang. Cara yang digunakan

untuk mengukur tinggi rendahnya validitas ramalan ialah dengan

mencari korelasi antara nilai-nilsi yang dicapai oleh anak-

anak dalam tes tersebut dengan nilai-nilai yang dicapai

kemudian.

(3) Concurent validity (Validitas bandingan)

Kejituan suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap

kecakapan yang telah dimiliki saat kini secara riil. Cara yang

Page 8: Kamis, 25 Maret 2010

digunakan untuk menilai validitas bandingan ialah dengan jalan

mengkorelasikan hasil-hasil yang dicapai dalam tes tersebut

dengan hasil-hasil yang dicapai dalam tes yang sejenis yang

telah diketahui mempunyai validitas yang tinggi (misalnya tes

standar).

(4) Construct Validity (validitas konstruk/susunan teori)

Yaitu ketepatan suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut.

Misalnya kalau kita ingin memberikan tes kecakapan ilmu pasti,

kita harus membuat soal yang ringkas dan jelas yang benar-

benar akan mengukur kecakapan ilmu pasti, bukan mengukur

kemampuan bahasa karena soal itu ditulis secara berkepanjangan

dengan bahasa yang sulit dimengerti.

b. Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliable yang berarti dapat

dipercaya. Reliabilitas suatu tes menunjukan atau merupakan

sederajat ketetapan, keterandalan atau kemantapan (the level of

consistency) tes yang bersangkutan dalam mendapatkan data (skor)

yang dicapai seseorang, apabila tes tersebut diberikan kepadanya

pada kesempatan (waktu) yang berbeda., atau dengan tes yang

pararel (eukivalen) pada waktu yang sama. Atau dengan kata lain

sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut

menunjukan ketetapan, keajegan, atau konsisten. Artinya, jika

kepada para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang

berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan

(ranking) yang sama dalam kelompoknya. Contoh:

Page 9: Kamis, 25 Maret 2010

Waktu tes

Nama siswa

Pengetes

an

pertama

Pengetes

an

Kedua

Ranking

Andi 6 7 3.a

Budi 5.5 6.6 4

Cici 8 9 1

Didi 5 6 5

Evi 6 7 3.b

Fifi 7 8 2

Ada beberapa cara untuk mencari reliabilitas suatu tes,

antara lain :

(1) Teknik Berulang

Tehnik ini adalah dengan memberikan tes tersebut kepada

sekelompok anak-anak dalam dua kesempatan yang berlainan.

misalnya suatu tes diberikan pada kepada group A. selang 3

hari atau seminggu tes tes tersebut diberikan lagi kepada

group A dengan syarat-syarat tertentu.

(2) Teknik Bentuk Paralel

Teknik ini dipergunakan dua buah tes yang sejenis (tetapi

tidak identik), mengenai isinya; proses mental yang diukur,

tingkat kesukaran jumlah item dan aspek-aspek lain.

(3) Teknik belah dua

Page 10: Kamis, 25 Maret 2010

Ada dua prosedur yang dapat digunakan dalam tes belah dua ini

yaitu:

Prosedur ganjil-genap, artinya seluruh item yang bernomor

ganjil dikumpulkan menjadi satu kelompok dan yang bernomor

genap menjadi kelompok yang lain.

Prosedur secara random, misalnya dengan jalan lotre, atau

dengan jalan menggunakan tabel bilangan random.

c. Objektivitas

Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam

melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang

mempengaruhi. Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila

dikaitkan dengan reliabilitas maka obyektivitas menekankan

ketetapan pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas menekankan

ketetapan dalam hasil tes. Ada dua faktor yang mempengaruhi

subjektivitas dari sesuatu tes yaitu bentuk tes dan penilaian.

d. Praktikabilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi

apabila tes itu bersifat praktis, mudah untuk

pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang:

1). Mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan

yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk

Page 11: Kamis, 25 Maret 2010

mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh

siswa.

2). Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan

kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk soal yang

obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika

dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.

3). Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga

dapat diberikan/ diawali oleh orang lain

e. Ekonomis

Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes

tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga

yang banyak dan waktu yang lama, baik untuk memproduksinya

maupun untuk melaksanakan dan mengolah hasilnya.

Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tes tersebut,

sewajarnya dapat dihasilkan alat tes (soal-soal) yang berkualitas

yang memenuhi syarat-syarat dibawah ini:

1). Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai

dengan tujuan

2). Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang

diinginkan

3). Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik

yang betul-betul belajar dengan rajin

Page 12: Kamis, 25 Maret 2010

4). Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda), harus ada

patokan, tugas ditulis konkret. Apa yang harus diminta harus

dijawab berapa lengkap

5). Representatif, soal mewakili materi ajar secara

keseluruhan

6). Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili,

dan yang tidak penting tidak selalu perlu.

5. Jenis-Jenis Tes

Tes dapat dikelompokkan menurut tujuan dan bentuknya,

sebagai berikut:

5.1 Tes Menurut Tujuannya

Dari segi tujuannya dalam bidang pendidikan

(http://www.fajar.co.id), tes dapat dibagi menjadi:

5.1.1 Tes Kecepatan (Speed Test)

Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam

hal kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat

spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata

pelajaan yang telah dipelajarinya. Waktu yang disediakan untuk

menjawab atau menyelesaikan seluruh materi tes ini relatif

singkat dibandingkan dengan tes lainnya, sebab yang lebih

diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes

itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat dan tepat

Page 13: Kamis, 25 Maret 2010

penyelesaiannya. Tes yang termasuk kategori tes kecepatan

misalnya tes intelegensi, dan tes ketrampilan bongkar pasang

suatu alat.

5.1.2 Tes Kemampuan (Power Test)

Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam

mengungkapkan kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan

tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan.

Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun

psikomotorik. Soal-soal biasanya relatif sukar menyangkut

berbagai konsep dan pemecahan masalah dan menuntut peserta tes

untuk mencurahkan segala kemampuannya baik analisis, sintesis

dan evaluasi.

5.1.3 Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah

diperoleh dalam suatu kegiatan. Tes Hasil Belajar (THB), baik

itu tes harian (formatif) maupun tes akhir semester (sumatif)

bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu.

Makalah ini akan lebih banyak memberikan penekanan pada tes

hasil belajar ini.

5.1.4 Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)

Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan adalah

tes untuk mengetahui kondisi awal testi sebelum pembelajaran

Page 14: Kamis, 25 Maret 2010

dan kondisi akhir testi setelah pembelajaran. Untuk mengetahui

kondisi awal testi digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi

digunakan post-tes.

5.1.5 Tes Diagnostik (Diagnostic Test)

Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mendiagnosis

atau mengidentifikasi kesukaran-kesukaran dalam belajar,

mendeteksi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesukaran

belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesukaran atau

kesulitan belajar tersebut.

5.1.6 Tes Formatif

Tes formatif adalah penggunaan tes hasil belajar untuk

mengetahui sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai

oleh siswa dalam suatu program pembelajaran tertentu.

5.1.7 Tes Sumatif

Istilah sumatif berasal dari kata “sum” yang berarti jumlah.

Dengan demikian tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk

mengetahui penguasaan siswa dalam sekumpulan materi pelajaran

(pokok bahasan) yang telah dipelajari.

5.2 Tes Menurut Bentuknya

Dilihat dari bentuknya tes dibedakan menjadi tes uraian dan

tes objektif

Page 15: Kamis, 25 Maret 2010

5.2.1 Tes Uraian

a. Pengertian tes uraian.

Tes uraian (essay examination) merupakan alat penilaian hasil

belajar paling tua. Tes uraian ini secara umum adalah pertanyaan

yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,

menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan

bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan

menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri (Sudjana, 1989). Dalam

hal ini tes menunutut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan

gagasannya melalui bahasa tulisan. Namun demikian, sejak tahun

1960-an bentuk tes tersebut banyak ditinggalkan orang karena

munculnya bentuk tes objektif. Sampai saat ini tes objektif

sangat populer dan digunakan oleh hampir semua guru mulai tingkat

SD sampai perguruan tinggi. Ditengah maraknya pengguanaan tes

objektif, ada semacam kecendrungan dari pendidik untuk kembali

menggunakan bentuk tes uraian sebagai alat penilaian hasil

belajar. Hal ini disebabkan karena adanya gejala menurunnya hasil

belajar atau kualitas pendidikan, lemahnya para siswa (peserta

didik) dalam menggunakan sebagai bahasa tulisan sebagai akibat

dari penggunaan tes objektif, kurangnya daya analisis dari

siswa/peserta didik karena terbiasa menggunakan dengan tes

objektif yang memungkinkan siswa main tebak jawaban saat

mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan. Kasus seperti ini

sering kita jumpai terutama dalam perguruan tinggi. Penggunaan

tes uraian kembali khususnya di tingkat perguruan tinggi,

Page 16: Kamis, 25 Maret 2010

diharapkan dapat meningkatkan kembali kualitas pendidikan,

khususnya di perguruan tinggi.

Ada beberapa kelebihan atau keunggulan dari tes uraian,

diantaranya:

(1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek

kognitif tingkat tinggi.

(2) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan

maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan

kaidah-kaidah bahasa.

(3) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran,

yakni berpikir logis, analitis, dan sistematis.

(4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem

solving).

(5) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya

sehingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat

secara langsung melihat proses berpikir siswa.

Selain mempunyai kelebihan, tes uraian juga mempunyai

kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

(1) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak

mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan,

tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan

semua hal melalui sejumlah pertanyaan.

Page 17: Kamis, 25 Maret 2010

(2) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam halmenanyakan,

dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara

memeriksanya.

(3) Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang

terbatas, pemeriksannya memerlukan waktu lama sehingga

tidak praktis bagi kelas dengan jumlah siswa yang

banyak.

b. Jenis-jenis tes uraian

1. Uraian bebas (free essay)

Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung

dari pandangan siswa itu sendiri, karena isi pertanyaan dari tes

uraian bebas bersifat umum.

Contoh pertanyaan untuk uraian bebas:

Coba Anda jelaskan yang dimaksud dengan arus listrik?

Bagaimanakah caranya untuk memperbesar gaya Lorent?

Dilihat dari karakteristiknya, pertanyan bentuk uraian bebas

ini tepat digunakan apabila bertujuan khusus:

a. Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah

sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya.

Page 18: Kamis, 25 Maret 2010

b. Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya

beranekaragam sehingga tidak ada satupun jawaban yang

pasti.

c. Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu

persoalan dari berbagai segi atau dimensinya.

Kelemahan dari tes uraian bebas ini adalah sukar menilainya

karena jawaban siswa bisa bervariasi, sulit dalam menentukan

kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru

sebagai penilainya.

2. Uraian terbatas dan uraian berstruktur.

Dalam tes uraian terbatas, pertanyaan lebih diarahkan ke

dalam hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan

tersebut bisa dari segi: ruang lingkupnya, sudut pandang

menjawabnya, dan indikator-indikatornya. Contoh pertanyaan uraian

terbatas:

1. Sebutkan lima macam alat yang menggunakan eleltromagnet?

2. Mengapa sumber tegangan seperti baterai dan aki dapat

menghasilkan energi listrik?

Sedikitnya materi yang ditanyakan untuk satu waktu ujian

dapat diatasi dengan tidak menggunakan tes uraian terbuka tetapi

menggunakan tes uraian terbatas. Penggunaan tes uraian terbatas

ini sekaligus akan dapat mengurangi unsur subjektivitas dalam

Page 19: Kamis, 25 Maret 2010

pemeriksaan karena dengan tes uraian terbatas maka jawaban siswa

sudah lebih terarah pada apa yang dikehendaki oleh penulis butir

soal.

Selain bentuk tes uraian bebas dan uraian terbatas, juga

terdapat bentuk tes uraian berstruktur. Soal berstruktur

dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal

esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawban singkat

sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Dalam soal-soal

berstruktur terdapat unsur-unsur: pengantar soal, seperangkat

data, dan serangkaian sub-soal. Berikut ini terdapat daftar nilai

ujian Fisika kelas tiga SMA. Nilai-nilai tersebut telah diurutkan

dari nilai tertinggi sampai nilai terendah disertai dengan

keterangan beberapa jumlah siswa yang telah mencapainya, baik

untuk setiap nilai maupun secara komulatif.

Nilai Jumlah

siswa

Kumulatif

39 2 238 2 135 2 332 1 230 1 227 2 324 2 1

Dari data di atas,

Page 20: Kamis, 25 Maret 2010

a. Hitunglah berapa rata-rata dan berapa median.

b. Hitunglah berapa orang siswa yang nilainya termasuk ke dalam

kelompok 27-32, 35-39.

c. Hitunglah pula berapa simpangan bakunya.

Bentuk soal berstruktur dapat digunakan untuk mengukur semua

aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Tingkat kesulitan dari soal dapat

ditentukan sedemikian rupa dari soal yang mudah menuju soal yang

sukar. Kelemahan yang mungkin terdapat dalan soal uaraian

berstruktur tersebut adalah bidang yang diujikan menjadi terbatas

dan kurang praktis sebab satu permasalahan harus dirumuskan dalam

pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.

c. Menyusun soal bentuk uraian

Tes uraian hendaknya digunakan untuk mengukur hasil belajar

yang kurang tepat atau tidak dapat diukur dengan tes objektif.

Jangan gunakan tes uraian hanya untuk mengukur proses berpikir

rendah tetapi gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar

yang kompleks. Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam menghasilkan, mengorganisasi, dan

mengekspresikan ide, mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai

bidang, membuat desain eksperimen, mengevaluasi manfaat suatu

ide, dan sebagainya. Sedangkan tes uraian terbatas tepat

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan

hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori,

memberikan alasan yang relevan, merumuskan hipotesis, membuat

Page 21: Kamis, 25 Maret 2010

kesimpulan yang tepat, menjelaskan suatu prosedur, dan

sebagainya. Supaya diperoleh soal-soal bentuk uraian yang

dikatakan memadai sebagai alat penilaian hasil belajar hendaknya

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut (Sudjana, 1989).

i. Dari segi isi yang diukur

Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara

jelas abilitasnya, misalnya pemahaman konsep, aplikasi

suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan aspek

kognitif lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan diungkap

maka soal atau pertanyaan yang dibuat hendaknya

mengungkapkan kemampuan siswa dalam abilitas tertentu.

Kemudian pilihlah materi yang sesuai dengan kurikulum atau

silabusnya, pilihlah materi yang menjadi inti persoalan

dan menjadi dasar untuk penguasaan materi lainnya sehingga

tidak semua materi perlu ditanyakan. Dengan demikian, bila

siswa telah memahami konsep dari materi tersebut maka

secara tidak langsung siswa akan memahami aspek-aspek lain

yang berkaitan dengan materi tersebut.

ii. Dari segi bahasa

Menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah

dimengerti makna yang terkandung dalam tiap pertanyaan.

Bahasanya sederhana, singkat dan jelas apa yang menjadi

inti pertanyaan.

Page 22: Kamis, 25 Maret 2010

iii. Dari segi teknis penyajian soal

Soal-soal (pertanyaan) yang dibuat hendaknya tidak

diulang terhadap materi yang sama walaupun abilitasnya

berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih

komprehensif daripada segi lingkup materi. Perlu juga

diperhatikan masalah waktu yang diperlukan dalam

mengerjakan soal atau pertanyaan sehingga tidak ada

kelebihan soal atau kekurangan soal dalam waktu yang

tersedia. Kemudian masalah pembobotan nilai haruslah

berbeda untuk soal yang tergolong mudah memiliki bobot

nilai yang rendah sedangkan untuk soal yang tergolong

sulit yang memerlukan pemikiran lebih maka diberikan bobot

nilai yang lebih tinggi.

iv. Dari segi jawaban

Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaiknya telah

ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokok

dari jawaban pertanyan tersebut. Dan tentukanlah skor

maksimal bila pertanyaan dijawab benar dan skor minimal

bila pertanyaan dijawab salah atau kurang lengkap.

Dalam pelaksanaannya, sifat dari tes uraian adalah lebih

mengutamakan kepada kekuatan (power tests) bukan kecepatan (speed

tests), maka dalam pelaksanaan tes uraian perlu memperhatikan

sebagai berikut.

Page 23: Kamis, 25 Maret 2010

1) Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan

soal-soal atau pertanyaan dalam tes tersebut.

2) Memungkinkan siswa untuk mengerjakan soal-soal yang

termudah terlebih dahulu tanpa memperhatikan urutan dari

nomor soal.

3) Mengawasi pengerjaan soal-soal sehingga siswa tidak dapat

bekerja sama dalam mengerjakan soal-soal atau pertanyaan

dalam tes.

4) Memungkinkan sewaktu-waktu memberi siswa untuk membuka

buku dalam mengerjakan soal-soal dalam tes (open book tests).

5) Setelah semua siswa selesai mengerjakan dan jawaban

dikumpul, sebaiknya guru menjelaskan jawaban setiap soal

sehingga para siswa mengetahuinya sebagai bahan dan untuk

memperkaya pemahaman mereka mengenai bahan atau materi

pelajaran.

Selain itu juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menulis tes uraian adalah (http://pustaka.ut.ac.id/learning.php):

1. Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-

kisi) yang ada.

2. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang

kurang tepat atau tidak dapat diukur dengan tes objektif.

Page 24: Kamis, 25 Maret 2010

3. Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang

dapat ditanyakan dalam satu waktu ujian.

4. Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya

sekedar menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata tanya

seperti: jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan,

analisislah, kelompokkanlah, formulasikan, dan lain

sebagainya. Hindarkan penggunaan kata tanya seperti

sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya hanya

meminta siswa untuk menyebutkan fakta saja.

5. Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak

menimbulkan salah tafsir.

6. Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam

waktu yang telah ditentukan.

7. Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih

oleh siswa.

8. Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada

setiap butir soal.

d. Pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes uraian

Ada dua cara dalam memeriksa jawaban soal uraian. Cara

pertama ialah diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal,

kemudian diberi skor. Cara kedua ialah diperiksa nomor demi nomor

untuk setiap siswa, maksudnya diperiksa terlebih dahulu nomor

Page 25: Kamis, 25 Maret 2010

satu untuk semua siswa kemudian diberi skor, kemudian soal nomor

dua dan seterusnya. Kemudian dalam penskoran dapat digunakan

berbagai bentuk, misalnya skala 1-4, skala 1-10, atau 1-100.

namun skala yang lebih umum digunakan adalah skala 1-4 atau 1-10,

sehingga guru tidak langsung memberi nilai nol (0) untuk jawaban

yang salah.

Setelah menulis butir soal, diwajibkan untuk membuat pedoman

penskoran sebagai berikut ( http://pustaka.ut.ac.id/learning.php).

1. Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada

jawaban lain maka jawaban tersebut harus ditulis.

2. Tandai butir, kata kunci atau konsep penting yang harus

muncul pada jawaban tersebut.

3. Adakah butir, kata kunci atau konsep yang lebih penting dari

yang lain?

4. Beri skor pada setiap butir, kata kunci, atau konsep yang

harus muncul pada jawaban tersebut.

5. Butir, kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat

diberi skor lebih dari yang lain.

Dalam menilai kebenaran jawaban soal-soal bentuk uraian

dipertimbangkan beberapa aspek, di antaranya kebenaran isi sesuai

dengan kaidah-kaidah meteri yang ditanyakan, sistematika atau

urutan logis dari kerangka berpikirnya yang dilihat dari

penyajian gagasan jawaban, dan bahasa yang digunakan dalam

mengekspresikan buah pikirannya. Sistem penilaian yang digunakan

dalam soal-soal uraian pada dasrnya sama dengan sistem penilaian

Page 26: Kamis, 25 Maret 2010

soal bentuk lainnya, yaitu dapat menggunakan penilaian acuan

norma dan atau penilaian acuan patokan (Sudjana, 1989).

Setelah mengkaji hakikat dari soal bentuk uraian yang baik

yang berkenaan dengan keunggulan maupun kelemahan, kiranya cukup

bijaksana apabila bentuk tes ini digunakan di semua tingkat

pendidikan agar kualitas pendidikan nasional lebih meningkat

lagi. Kemampuan yang diungkap melalui tes uraian tidak hanya

mencakup berpikir logis tetapi juga kemampuan berbahasa para

siswa. Dimensi-dimensi tes uraian lebih luas dan bisa mencakup

semua aspek kognitif secara seimbang di samping membiasakan para

siswa belajar penuh pemahaman dan mempersiapkan diri secara

matang manakala menghadapi ulangan dan ujian-ujian yang diberikan

di sekolah.

5.2.2 Tes Objektif

a. Pengertian tes objektif

Tes objektif adalah tes yang berisi kemungkinan jawaban yang

harus dipilih oleh peserta tes. Kemungkinan jawaban telah dipasok

oleh pengkonstruksi butir soal. Peserta hanya harus memilih

jawaban dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Dengan

demikian pemeriksaan atau pensekoran jawaban peserta tes

sepenuhnya dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa (Zainul

dan Nasoetion, 1993). Agar tes objektif yang akan ditulis tidak

melenceng dari materi yang telah diajarkan selarna proses

pernbelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-

Page 27: Kamis, 25 Maret 2010

kisi. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi pedoman bagi penulis

dalam menulis setiap butir soal. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:

1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan

sampel materi harus diupayakan serepresentatif mungkin.

2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis

tes yang akan digunakan apakah akan menggunakan tes

pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya

harus diperhitungkan terutarna terkait dengan materi,

jumlah butir soal, dan waktu tes yang disediakan.

3. Jenjang kemampuan berpikir yang akan diujikan. Jenjang

kemampuan berpikir yang ditanyakan harus sesuai dengan

jenjang kemampuan berpikir yang dilatihkan selama proses

pernbelajaran.

4. Sebaran tingkat kesukaran. Penentuan sebaran tingkat

kesukaran butir soal sebenarnya tergantung pada

interpretasi skor yang akan digunakan. Jika akan

digunakan pendekatan penilaian acuan kriteria maka

sebaran tingkat kesukaran butir soal tidak perlu

dipikirkan tetapi jika akan digunakan pendekatan

penilaian acuan norma maka sebaran tingkat butir soal

harus diperhatikan,

Page 28: Kamis, 25 Maret 2010

5. Waktu ujian yang disediakan. Waktu ini akan membatasi

jumlah butir soal yang akan ditanyakan.

6. Jumlah butir soal. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan

tergantung pada waktu ujian yang disediakan.

b. Jenis-jenis tes objektif

Secara umum ada empat tipe tes objektif, yaitu: benar salah (true-

false), menjodohkan (matching), tipe jawaban singkat, dan pilihan

ganda (multiple choice).

1) Tes objektif tipe benar -salah (true-false)

Tes objektif benar salah adalah tes yang terdiri dari

pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban yaitu

menyatkan pernyataan tersebut benar atau salah, atau keharusan

memilih satu dari dua alternatif jawaban lainnya (Zainul dan

Nasoetion, 1993). Alternatif jawaban yang dimaksud dapat berupa

benar salah atau setuju tidak setuju, baik tidak baik, atau cara

lain asalkan alternatif itu mutual eksklusif.

Kelebihan dari tes objektif benar salah adalah sebagai berikut:

a. Mudah dikonstruksi, maksudnya adalah bahwa untuk menulis

satu tes benar salah hanya diperlukan satu pernyataan,

dimana pernyataan tersebut harus berkaitan dengan tes

tersebut.

Page 29: Kamis, 25 Maret 2010

b. Perangkat soal dapat mewakili seluruh perangkat pokok

bahasan, ini merupakan kekuatan utama dari tes tipe benar

salah.

c. Mudah dalam pensekoran, karena hanya ada dua alternatif

jawaban, maka setiap butir soal (tes) hanya mempunyai dua

alternatif skor, yaitu satu untuk yang mengerjakannya

secara benar dan nol untuk yang menjawab salah.

d. Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasilbelajar

langsung terutama yang berkenaan dengan ingatan. Tes tipe

benar salah mengukur kemampuan dasar hasil belajar, yaitu

dapat membedakan kenyatan diri yang bukan kenyataan atau

dari suatu yang benar dari yang salah.

Adapun kelemahan dari tes objektif tipe benar salah adalah sebagai berikut:

a. Mendorong peserta tes (siswa) untuk menebak jawaban,

karena probabilitas menjawab benar adalah 50 % maka tipe

tes ini seakan mendorong para peserta tes untuk menebak

jawaban walaupun mereka tidak mengetahui jawaban yang

benar.

b. Terlalu menekankan pada ingatan, karena tes tipe ini

memaksa penulis tes untuk menguji hasil belajar langsung

yang berbentuk ingatan. Kelemahan ini lebih diperburuk

jika guru atau pendidik mengkonstruksi tes yang mengambil

langsung pernyataan dari buku ajar yang digunakan.

Page 30: Kamis, 25 Maret 2010

c. Meminta respon peseta didik yang berbentuk penilaian

absolut. Dalam kenyataannya hasil belajar itu bukanlah

sesuatu kebenaran absolut tanpa kondisi, misalnya:

1. B-S : ½ = 0,5

2. B-S : matahari terbit kemarin

3. B-S : Indonesia terdiri dari 27 provinsi.

Butir soal nomor 1 sulit dinyatakan sebagai kebenaran

absolut. Butir soal nomor 2 seakan-akan merupakan

kebenaran absolut. Tetapi coba kita amati apakah benar

matahari terbit di seluruh permukaan bumi kemarin. Butir

soal nomor 3 juga seakan-akan merupakan kebenaran mutlak,

tetapi bukankah pada tahun 1945 indonesia tidak terdiri

dari 27 provinsi.

Kaidah penulisan bentuk soal benar-salah, yaitu:

a. hindarkan penyataan yang mengandung kata kadang-kadang,

selalu, umumnya, sering kali, tidak ada, tidak pernah, dan

sejenisnya,

b. hindarkan pengambilan kalimat langsung dari buku

pelajaran,

c. hindarkan pernyataan yang merupakan suatu pendapat yang

masih bisa diperdebatkan kebenarannya,

Page 31: Kamis, 25 Maret 2010

d. hindarkan penggunaan pernyataan negatif ganda,

e. usahakan agar kalimat untuk setiap soal tidak terlalu

panjang, dan

f. susunlah pernyataan-pernyataan benar-salah secara acak.

2) Tes objektif tipe menjodohkan (matching)

Dalam bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok

pernyataan yang paralel dan berada dalam satu kesatuan. Kelompok

sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus

dicari jawabannya. Dalam bentuk sederhana, jumlah soal sama

dengan jumlah jawabannya, namun sebaiknya jumlah jawaban yang

disediakan agar dibuat lebih banyak daripada soalnya, karena hal

ini dapat mengurangi kemungkinan siswa menjawab betul dengan

hanya menebak.

Contoh:

Jodohkanlah setaip jawaban yang ada di kelompok B untuk

memperoleh definisi atau pengertian yang tepat dari kelompok A.

Kelompok A Kelompok B1. Arus Listrik

2. Kuat Arus Listrik

3. Sakelar

a. Alat listrik yang

digunakan untuk

menghubungkan atau

memutuskan arus listrik

pada suatu rangkaian

Page 32: Kamis, 25 Maret 2010

listrik.

b. Aliran partikel-

partikel yang bermuatan

positif di dalam suatu

penghantar.

c. Banyaknya muatan

listrik yang mengalir

pada suatu rangkaian

tiap sekon (detik).

Bentuk soal menjodohkan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:

a. penilaiannya dapat dilakukan dengan cepat dan objektif,

b. tepat digunakan untuk mengukur kemampuan bagaimana

mengidentifikasi antaar dua hal yang berhubungan, dan

c. dapat mengukur ruang lingkup pokok bahasan atau subpokok

bahasan yang lebih luas.

Kelemahan dari bentuk soal menjodohkan, yaitu

a. hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta

dan hafalan,

b. sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang

mengukur hal-hal yang berhubungan.

Kaidah dan contoh penulisan bentuk soal menjodohkan, yaitu:

Page 33: Kamis, 25 Maret 2010

a. hendaknya materi yang diajukan berasal dari hal yang sama,

sehingga persoalan yang ditanyakan bersifat homogen,

b. usahakan agar pertanyaan dan jawaban mudah dimengerti,

c. jumlah jawabannya hendaknya lebih banyak dari jumlah soal,

d. gunakan simbol yang berlainan untuk pertanyaan dan

jawaban, dan

e. susunlah soal menjodohkan dalam satu halaman yang sama.

3) Bentuk soal jawaban singkat

Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki

jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan

jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah. Dalam bentuk

soal jawaban singkat terdapat dua bentuk, yaitu bentuk pertanyaan

langsung dan bentuk pertanyaan tidak lengkap.

Contoh:

- Berapakah kecepatan sebuah mobil jika jarak yang ditempuh

mobil tersebut dalam waktu 1,5 jam adalah 80 km?

- Percepatan sebuah mobil jika massa mobil adalah 600 kg dan

mobil bergerak dengan pengaruh gaya sebesar 20 N

adalah..........

Selain itu, tes bentuk soal jawaban singkat juga cocok untuk

mengukur pengetahuan yang berhubungan dengan istilah terminologi,

Page 34: Kamis, 25 Maret 2010

fakta, prinsip, metode, prosedur, dan penafsiran data yang

sederhana. Berikut ini merupakan contoh dalam fisika, yaitu:

- Pengetahuan tentang istilah:

Perubahan kedudukan atau posisi suatu benda karena adanya

perubahan waktu disebut .......... (perpindahan).

- Pengetahuan tentang fakta:

Apa yang mempengaruhi suatu benda jika dijatuhkan selalu

menuju pusat bumi? (gaya gravitasi bumi).

- Pengetahuan tentang prinsip:

Jika benda I mengerjakan gaya pada benda II, maka benda

II juga mengerjakan gaya pada benda I, apakah kedua benda

tersebut memiliki gaya yang besarnya sama? (kedua benda

memiliki gaya yang besarnya sama, tetapi berlawanan

arah).

- Pengetahuan tentang metode atau prosedur:

Alat apakah yang digunakan untuk mengukur massa suatu

benda? (neraca Ohaus).

- Pengetahuan tentang data yang sederhana:

Jika sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan tinggi

sebesar 80 km/jam, kemudian sepeda motor tersebut

Page 35: Kamis, 25 Maret 2010

mengerem dan akhirnya berhenti, keadaan apakah yang

dialami motor tersebut saat itu? (perlambatan).

Bentuk soal jawaban singkat mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:

a. menyusun soalnya relatif mudah,

b. kecil kemungkinan siswa memberi jawaban dengan cara

menebak,

c. menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan dan tepat, dan

d. hasil penilaiannya cukup objektif.

Kelemahan dari bentuk soal jawaban singkat, yaitu:

a. kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih

tinggi,

b. memerlukan waktu yang agak lama untuk menilainya

sekalipun tidak selama bentuk uraian, dan

c. dapat menyulitkan pemeriksaan apabila jawaban siswa

membingungkan pemeriksa.

Selain itu, terdapat pula kaidah dan contoh penulisan bentuk

soal jawaban singkat, yaitu:

a. jangan mengambil atau menggunakan pernyataan yang langsung

diambil dari buku,

Page 36: Kamis, 25 Maret 2010

b. pernyataan hendaknya mengandung hanya satu kemungkinan

jawaban yang dapat diterima.

Contoh:

- kurang baik : besarnya kuat arus adalah ........

- baik : besarnya kuat arus pada rangkaian adalah ........

4) Pilihan ganda (multiple choice)

Soal dalam bentul pilihan ganda adalah bentuk tes yang

mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari

strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:

- Stem : pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan

yang akan dinayatakan

- Option : sejumlah pilihan atau alternatif jawaban

- Kunci : jawaban yang paling benar atau paling tepat

- Distractor : jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban.

Apabila dilihat konstruksinya maka tes pilihan ganda terdiri

dari dua hal pokok yaitu stem atau pokok soal dengan 4 atau 5

alternatif jawaban. Satu di antara alternatif jawaban tersebut

adalah kunci jawaban. Alternatif jawaban selain kunci disebut

dengan pengecoh (distractor). Semakin banyak alternatif jawaban

yang ada (misalnya 5) maka probabilitas menebaknya akan semakin

kecil. Ada lima ragam tes pilihan ganda yang sering digunakan

Page 37: Kamis, 25 Maret 2010

yaitu: melengkapi pilihan (ragam A), hubungan antar hal (ragam

B), analisis kasus (ragam C), ganda kompleks (ragam D), dan

membaca diagram, table, atau grafik (ragam E)

(http://pustaka.ut.ac.id/learning.php).

Contoh:

Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah …….

a. panjang, kuat arus, dan kecepatan

b. intensitas cahaya, berat, dan waktu

c. jumlah zat, suhu, dan massa

d. percepatan, kuat arus, dan gaya

e. panjang, berat, dan intensitas cahaya

Bentuk soal pilihan ganda mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:

a. hasil tes dapat diolah dengan cepat dan mempunyai

ketetapan hasil pemeriksaan yang tinggi,

b. dalam satu kali ujian dapat menanyakan banyak materi yang

telah diajarkan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian

validitas isi tes dapat dipertanggungjawabkan, dan

c. jika dikonstruksi dengan baik tes objektif dapat mengukur

semua jenjang proses berpikir dari yang sederhana

(ingatan) sampai dengan yang kompleks (evaluasi).

Page 38: Kamis, 25 Maret 2010

Sedangkan kelemahan dari bentuk soal pilihan ganda, yaitu:

a. tes yang dibuat cenderung mengukur proses berpikir rendah

kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi,

dan

b. jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu butir

soal mereka dapat menjawab dengan cara menebak,

c. menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama

Kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara terus

berlatih untuk menulis tes objektif yang baik, sehingga penulis

benar-benar terampil dalam menulis terutama untuk menulis tes

objektif yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi

dari hanya sekedar ingatan.

Selain itu, terdapat pula beberapa hal harus diperhatikan

dalam menulis tes pilihan ganda agar diperoleh kualitas tes yang

baik yaitu:

1. inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan

dengan jelas pada pokok soal,

2. hindari pengulangan kata yang sama pada pokok soal,

3. hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok

soal,

Page 39: Kamis, 25 Maret 2010

4. alternatif jawaban yang dibuat harus logis, homogen, dan

pengecoh menarik untuk dipilih,

5. dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke

arah jawaban yang benar,

6. setiap butir soal hanya mempunyai satu jawaban yang benar,

7. hindari penggunaan ungkapan negatif pada pokok soal,

8. hindari altematif-jawaban yang berbunyi semua jawaban

benar atau semua jawaban salah,

9. jika alternatif jawaban berbentuk angka, urutkan mulai

dari yang besar atau yang kecil,

10. hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis pada pokok

soal, dan

11. upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak

tergantung soal yang lain.

5.2.3 Perbedaan dan persamaan tes uraian dan tes objektif

Jika dibandingkan antara tes uraian dan tes objektif

terdapat beberapa perbedaan dan persamaan (Zainul dan Nasoetion,

1993).

Perbandingan antara tes objektif dengan tes uraian

Kriteria Tes objektif Tes uraian

Page 40: Kamis, 25 Maret 2010

Taksonomi yangdiukur

Jumlah sampel

Menyusunpertanyaan

Pengolahan

Faktor-faktoryang menggangguhasilpengolahan.

Baik untukmengukurpengetahuaningatan,pemahaman,aplikasi, dananalisa. Kurangtepat untukmengukur sintesadan evaluasi.paling baik

Dapat mengukurlebih banyaksampel pertanyaansehingga benar-benar mewakilimateri yangdiajarkan.

Menyusunpertanyaan yangbaik sulitdilakukan danmemakan waktuyang banyak.

Pengolahanobjektif,sederhana, danketepatannya(reliabilitas)tinggi.

Hasil kemampuanmahasiswa dapatterganggu olehkemampuan membacadan menerka.

Kurang baikuntuk mengukuringatan, baikuntuk mengukurpemahaman,aplikasi anlisa,paling baikuntuk mengukursintesa danevaluasi.

Hanya dapatmenanyakanbeberapapertanyansehingga kurangmewakili materiyang diajarkandigunakan cukupsingkat.

Menyususnpertanyaan yangbaik sulittetapi lebihmudahdibandingkanpertanyanobjektif, waktuyang digunakancukup singkat.

Pengolahansangatsubjektif, sukardan ketepatannya(reliabilitas)rendah.

Hasil kemampuan

Page 41: Kamis, 25 Maret 2010

Mendorongmahasiswa untuklebih banyakmengingat,membuatinterpretasi danmenganalisa ideorang lain.

Penyelesaian tesoleh mahasiswadan pengolahantes oleh dosenmemerlukan waktusingkat.

mahasiswa dapatterganggu olehkemampuanmenulis danmendongengapabilapenguasaan bahanrendah.

Mendorongmahasiswa untukmengorganisasikan, menghubungkandan menyatkanide semdirisecara tertulis.

Penyelesaian tesoleh mahasiswadan pengolahantes oleh dosenmemerlukan waktuyang cukupbanyak.

DAFTAR PUSTAKA

Anzwar, Saifuddin. 1987. Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nasoetion, Noehi. Suryanto Judu dan Adi. 2000. Hakikat tes,

pengukuran dan penilaian. http://pustaka.ut.ac.id/learning.php.

Diakses hari Jumat tanggal 18 April 2008.

Page 42: Kamis, 25 Maret 2010

Zainul, Asmawi dan Noehi Nasoetion. 1993. Penilaian hasil belajar.

Jakarta: PAU-PPAI.

---------. 2005. Ujian nasional: penilaian atau evaluasi?.

http://www.fajar.co.id. Diakses hari Jumat tanggal 18 April

2008.

Diposkan oleh SULUH PENDIDIKAN di 19.25

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

SULUH PENDIDIKAN di kolam ne...

ibu sayang

Page 43: Kamis, 25 Maret 2010

ibu dan adik

Arsip Blog Agu 11 (2) Jul 09 (1) Jun 28 (1) Jun 13 (2) Mei 05 (1) Apr 18 (2) Apr 14 (1) Mar 26 (2) Mar 25 (3) Mei 09 (2) Jan 24 (1) Des 05 (3) Des 01 (1)

Mengenai Saya

SULUH PENDIDIKAN Lihat profil lengkapku

Pengikut

Page 44: Kamis, 25 Maret 2010

Amazon MP3 Clips

Daily Calendar