Struktur dan Mekanisme Sistem Pencernaan pada Manusia Stela Angelia Dj Babua 102014180 / A4 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida wacana Jl. Arjuna Utara No.06, Jakarta Barat Pendahuluan Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia. Tetapi dalam kasus ini hanya membahas saluran pencernaan dari usus halus – usus besar (kolon) Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu. Makanan yang kurang bergizi dan waktu makan yang tidak teratur 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Struktur dan Mekanisme Sistem Pencernaan pada Manusia
Stela Angelia Dj Babua
102014180 / A4
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida wacana
Jl. Arjuna Utara No.06, Jakarta Barat
Pendahuluan
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah
menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di
dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara
lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ
tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut
menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks
menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia. Tetapi
dalam kasus ini hanya membahas saluran pencernaan dari usus halus – usus besar (kolon)
Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu. Makanan yang kurang
bergizi dan waktu makan yang tidak teratur dapat menyebabkan kesehatan tergganggu. Agar
kita dapat memilih makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka perlu pengetahuan tentang,
cara pengolahannya , dan penyajiannya. Jumlah zat makanan yang kita makan tidak sama,
tergantung kebutuhan tubuh. Dalam makalah ini akan di bahas tentang struktur makro miko
usus halus dan kolon, mekanisme pencernaan, proses pencernaan, dan defekasi.
A. Struktur Anatomi Usus Halus , Kolon (Usus Besar)
Usus Halus
Duodenum atau juga disebut dengan usus 12 jari merupakan usus yg berbentuk seperti
huruf C yg menghubungkan antara gaster dengan jejunum. Duodenum melengkung di sekitar
1
caput pancreas. Duodenum merupakan bagian terminal/ muara dr system apparatus biliaris dr
hepar maupun dr pancreas. Selain itu duodenum juga merupakan batas akhir dr saluran cerna
atas. Dimana saluran cerna dipisahkan menjadi di saluran cerna atas dan bawah oleh adanya
lig. Treitz (m. suspensorium duodeni) yg terletak pd flexura duodenojejunales yg merupakan
batas antara duodenum dan jejunum. 1
Gambar 1. Struktur Anatomi Duodenum.5
Di dalam lumen duodenum terdapat lekukan2 kecil yg disebut dg plica sircularis.
Duodenum terletak di cavum abdomen pd regio epigastrium dan umbilikalis. Duodenum
memiliki penggantung yg disebut dg mesoduodenum. Duodenum terdiri atas beberapa bagian :
Pars superior duodeni
Bagian ini bermula dr pylorus dan berjalan ke sisi kanan vertebrae lumbal I dan terletak
di linea transylorica. Bagian ini terletak setinggi Vertebrae Lumbal I, dan memiliki
defekasi memicu sfingter ani internus (otot polos) melemas dan rekum serta kolon sigmoid
berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter ani eksternus (otot rangka) juga melemas maka terjadi
defekasi. Karena otot rangka, sfingter ani eksternus berada di bawah kontrol volunter, jika
keadaan tidak memungkinkan untuk defekasi maka akan terjadi pengencangan sfingter ani
eksternus secara segaja.8
15
Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang semula teregang secara perlahan melemas,
dan keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong
lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali meregangkan rektum serta memicu refleks
defekasi. Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang
melibatkan kontraksi otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara
bersamaan.8
Gambar 7. Mekanisme Defekasi.8
Sekresi Usus Besar
Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperlukan
karena pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari
laruan mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari
cederamekanis dan kimiawi. Mukus mempermudah feses bergerak, sementara NaHCO3
menetralkan asam iritan yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal.
Pencernaan Usus Besar
Dalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim pencernaan.
Bakteri kolon mampu mencerna sebagain selulosa namun untuk kepentingan metabolisme
mereka sendiri.
Penyerapan Usus Besar
Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Cl-
mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara osmotis. Kolon
16
menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui
penyerapan garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat.
Tinja atau feses merupakan hasil akhir dari sistem pencernaan. Dimana feses terdiri dari
100gr H2O, 50gr bahan padat meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah kecil garam, dan
residu makanan yang tidak diserap. Selain mengeluarkan feses, terdapat pula gas yang turut
dikeluarkan yang disebut flatus.
Penutup
Sistem pencernaan adalah salah satu sistem yang sangat penting bagi tubuh manusia.
Jika salah satu proses sistem pencernaan terganggu, maka aka nada sebagian kecil yang
menjadi kebutuhan tubuh kita tidak terpenuhi karena tidak diserab atau tidak dapat diambil
oleh tubuh kita. Jika sistem pencernaan mengalami gangguan maka tubuh kita dapat
mengalami kekurangan nutrisi yang menjadi kebutuhan bagi tubuh kita.
Daftar Pustaka
1. Wibowo S Daniel. Anatomi tubuh manusia. Jakarta : Grasindo; 2005. P.56-
82.
2. Dewajanthi A.M. Salim D. Mexcorry E. Rumiati F. Winata H. Kindangen K. et al.
Bahan kuliah blok 9 digestive system-1. [Bab 4: Sistem digestive 1] Jakarta:
UKRIDA;2014. P.30-5.
3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.
4. Schuenke M. Atlas of anatomy: latin nomenclature. 2nd Ed. New York: Thieme; 2009.
5. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002. Lauralee S.
6. Human physiology from cells to system. Belmont: Thomson brooks/cole; 2007. P.57-
82.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.
8. Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.9. Michal P. Turski. Kynurenic Acid in the Digestive System—New Facts, New
Challenges International Journal of Tryptophan Research; 2013. Vol. 33. No. 6, p. 47-55