Cara Merawat Tanaman Kaktus Tiba di kediaman calon majikan Heidipun mengalamai dehidrasi. Bak Heidi dalam dongeng anak terkenal di Swiss, kaktus juga kerap mendapat perlakuan salah. Hobiis senang meletakkan anggota famili Cactaceae di teras atau di dalam ruangan selama berbulan-bulan tanpa pernah dikeluarkan. lMusababnya, 'Banyak orang menganggap kaktus butuh kondisi teduh karena banyak dibudidayakan di dataran tinggi,' ujar Pramana Abdul Gani, pemilik nurseri di Depok, Jawa Barat. Bagi mereka dataran tinggi identik dengan suasana teduh. Makanya kaktus diletakkan di tempat ternaungi. Padahal seperti julukannya, tanaman gurun, kaktus justru butuh diperlakukan seperti kondisi di tempat asli. Di gurun, tanaman dibanjiri sinar matahari sepanjang hari. Alhasil, karena salah perlakuan banyak hobiis berkeluh-kesah. Merawat kaktus itu sulit. Baru beberapa hari dibeli dari pameran atau nurseri, tahu-tahu membusuk dan mati. Media Penting 'Kaktus diproduksi di dataran tinggi karena pertumbuhan di sana lebih cepat ketimbang di dataran rendah,' kata Pramana. Di dataran tinggi perbedaan suhu siang dan malam yang ekstrim - dibutuhkan kaktus supaya tumbuh pesat - mudah dimodifikasi. Para pekebun menanam kaktus di dalam rumah plastik. Dengan cara itu suhu siang hari bisa mencapai di atas 35oC, karena panas matahari terperangkap di dalam rumah plastik. Malam hari, suhu sangat dingin di bawah 22oC. Mirip kondisi gurun. Menurut Dr Susiani Purbaningsih DEA dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, perbedaan suhu siang dan malam yang lebar memicu pembungaan kaktus. Produksi biji untuk perbanyakan pun melimpah. Beda suhu itu juga merangsang kaktus memproduksi banyak anakan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Cara Merawat Tanaman Kaktus
Tiba di kediaman calon majikan Heidipun mengalamai dehidrasi. Bak Heidi dalam dongeng
anak terkenal di Swiss, kaktus juga kerap mendapat perlakuan salah. Hobiis senang
meletakkan anggota famili Cactaceae di teras atau di dalam ruangan selama berbulan-bulan
tanpa pernah dikeluarkan. lMusababnya, 'Banyak orang menganggap kaktus butuh kondisi
teduh karena banyak dibudidayakan di dataran tinggi,' ujar Pramana Abdul Gani, pemilik
nurseri di Depok, Jawa Barat.
Bagi mereka dataran tinggi identik dengan suasana teduh. Makanya kaktus diletakkan di
tempat ternaungi. Padahal seperti julukannya, tanaman gurun, kaktus justru butuh
diperlakukan seperti kondisi di tempat asli. Di gurun, tanaman dibanjiri sinar matahari
sepanjang hari. Alhasil, karena salah perlakuan banyak hobiis berkeluh-kesah. Merawat
kaktus itu sulit. Baru beberapa hari dibeli dari pameran atau nurseri, tahu-tahu membusuk dan
mati.
Media Penting
'Kaktus diproduksi di dataran tinggi karena pertumbuhan di sana lebih cepat ketimbang di
dataran rendah,' kata Pramana. Di dataran tinggi perbedaan suhu siang dan malam yang
ekstrim - dibutuhkan kaktus supaya tumbuh pesat - mudah dimodifikasi. Para pekebun
menanam kaktus di dalam rumah plastik. Dengan cara itu suhu siang hari bisa mencapai di
atas 35oC, karena panas matahari terperangkap di dalam rumah plastik. Malam hari, suhu
sangat dingin di bawah 22oC. Mirip kondisi gurun.
Menurut Dr Susiani Purbaningsih DEA dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, perbedaan suhu siang dan malam yang lebar
memicu pembungaan kaktus. Produksi biji untuk perbanyakan pun melimpah. Beda suhu itu
juga merangsang kaktus memproduksi banyak anakan.
Ketika kaktus hasil budidaya di dataran tinggi itu dibawa ke dataran rendah, seperti Jakarta,
tentu perlu ada penyesuaian. Salah satunya media. Tak ada komposisi standar media kaktus.
'Yang penting kering dan porous,' ujar Pramana. Media tanam yang dipakai pekebun di
dataran tinggi belum tentu cocok untuk dataran rendah.
Di Depok, Pramana menggunakan campuran pasir malang, sekam bakar, dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1/2. Untuk meningkatkan pH dan porositas ia menambahkan zeolit 5
- 10% dari volume media. Sementara Linda, hobiis di Surabaya, Jawa Timur, memilih media
sekam bakar, pasir malang, pupuk kandang, dan kompos. Komposisinya 1:5:2,5:1. Linda juga
menambahkan 1 bagian pasir halus di permukaan media.
Tunggu 3 hari
Bila media sudah tepat, faktor berikutnya cahaya. Di alam, kaktus tumbuh tersiram sinar
matahari langsung. Artinya cahaya penuh mutlak dibutuhkan kaktus untuk tumbuh. Itu
berlaku di dataran rendah maupun tinggi. Bila kaktus dipajang di dalam ruangan, jemurlah
seminggu sekali. Berbarengan dengan itu siram media hingga basah. Biarkan kaktus
bermandi matahari selama 3 - 4 hari atau tergantung keringnya media. Setelah itu barulah
kaktus dipakai menghias ruangan lagi.
Menurut Pami Hernadi, pekebun sukulen dan kaktus selama 32 tahun, di dataran rendah yang
panas, frekuensi penyiraman 3 hari sekali. Di dataran tinggi cukup seminggu sekali. Sebagai
patokan lihat media. Jika hari ini kering, maka 3 hari kemudian baru disiram. Untuk kaktus
yang ditanam dalam pot besar - diameter di atas 12 cm - harus lebih hati-hati. Meski
permukaan media kering, kadang-kadang di bagian bawah masih basah. Penyiraman cukup 2
- 3 minggu sekali.
Agar penampilan prima, sebaiknya kaktus diletakkan di bawah plastik UV. Tujuannya
menghindari air berlebih dari hujan. Kadar air tinggi mengakibatkan kelembapan di sekitar
kaktus tinggi. Akibatnya kaktus mudah busuk. Bila telanjur busuk, bersihkan dan cuci semua
bagian yang rusak, lalu olesi fungisida dan keringkan selama 1 - 2 minggu. Barulah kaktus
ditanam kembali.
Menurut Pramana, kaktus tanaman yang irit hara. Pertumbuhan dan perkembangannya cukup
dipasok dari pupuk kandang atau kompos yang dicampur pada media tanam. Pemberiannya 6
- 12 bulan sekali sembari mengganti media. Pemberian pupuk sintetis kimia memang
memacu tanaman cepat tumbuh, tapi akibatnya kulit pecah-pecah. Itu karena elastisitas kulit
tak mampu menahan laju pertumbuhan sel jaringan batang yang terlalu cepat.
Kalaupun mau, cukup berikan pupuk lambat urai seperti Osmocote, Multicode, atau Decastar
sebagai tambahan nutrisi. Dengan begitu kaktus tumbuh subur dan kematian akibat salah
perawatan pun dapat dihindari.
Budidaya Kaktus
Budidaya Kaktus
Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae.
Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-
daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki akar
yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang
diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki daun yang berubah
bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu,
kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.
Asal tanaman kaktus adalah Amerika terutama di kawasan Mexico, Texas, Arizona (AS),
Argentina, Bolivia, Peru dan Brazil.
Peralatan yg perlu disiapkan:
- Pisau tajam, sarung tangan, karet gelang, dan garden sprayer
- alkohol 70% untuk mensterilkan pisau. Batang bawah (understeam) dalam pot, dan induk
batang atas (entres) yang beranak/tunas banyak, larutan fungisida pencegah busuk batang
Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman kaktus antara lain : berada pada ketinggian 1200 mdpl, suhu udara
berkisar antara 160-340C. Untuk perkecambahan biji (benih), membutuhkan suhu antara 260-
350C. Khusus untuk kaktus hibrida hasil penempelan, dapat tumbuh di daerah pegunungan
kaktus akan mengecil atau malah sama sekali tidak keluar daun. Perakarannya menyempit
dan batang dijadikan tempat penyimpanan air,” tutur Joesi yang sejak sekolah dasar sudah
tertarik pada kaktus.
Saat berada di daerah yang bersuhu panas dan tanah gersang, kaktus beradaptasi dengan cara
membentuk kulit tubuh yang tebal dan berlapis lilin. Tak ketinggalan, tumbuh bulu-bulu
halus atau duri-duri yang tajam. Fungsinya jelas, mengurangi pengeluaran air dari tubuh.
Dalam hal penyebaran, burung pemakan buah kaktus dianggap berjasa menebarkan benih ke
segala tempat di belahan dunia. Walau begitu, manusia tetap diakui sebagai faktor utama
dalam menyebarluaskan tanaman berkeping dua ini. Peran itu bisa dilihat ketika mereka
melakukan perpindahan tempat, kaktus tak pernah tertinggal dalam daftar bawaan.
Contoh paling gampang, proses penyebaran kaktus di negeri sendiri. Di Indonesia, kaktus
masuk lewat tangan-tangan pemerintahan jajahan Belanda. Bule-bule asal negeri kincir angin
itu yang pertama kali dan membudidayakan bibit kaktus.
JENIS KAKTUS
Lebih dari 2000 jenis kaktus ada di belahan bumi. Dari 100 an marga, kaktus dikelompokan
menjadi 3 suku: Preskioidea, Opuntodeae dan Cereoidea. Jenis Preskioidea biasanya
mempunyai daun dan berduri. Bentuknya bisa berupa pohon semak hingga tinggi 10 meter.
Karakteristik opuntodeae lain lagi, kelompok ini memiliki batang beruas. Bentuknya bulat
telur, pipih, memanjang atau berupa semak. Adakalanya berdaun namun mudah gugur.
Opuntodeae juga memiliki areole yang berduri. Jenis terakhir, Cereoidea paling banyak
dijumpai. Bentuk batangnya beragam dan sekulen (banyak mengandung air). Sebagian jenis
ada yang menyerupai silinder, beruas, bulat, bahkan memanjang. Jenis ini tidak memiliki
daun dan areolenya ditumbuhi aneka bentuk duri.
PEMBIBITAN
Kaktus bisa dikembang-biakkan dengan berbagai cara. Sebagian orang meperbanyak dengan
biji. Walaupun sedikit rumit, cara ini masih tetap dilakukan. Pertama biji kaktus harus
dikeringkan, direndam dalam air hangat baru disebar dalam media semai yang biasanya
berupa pasir halus, batu bata tumbuk dan tanah kompos. Setelah kaktus berumur setahun dan
mempunyai panjang 4-5 cm, kaktus sudah bisa dipindahkan ke media tanam.
Cara yang paling mudah memperbanyak kaktus dengan setek batang. Jika dilakukan dengan
cara yang benar, steak paling rendah risiko kegagalannya. Pilih batang kaktus yang tidak
terlalu tua atau muda. Potong dengan pisau tajam sepanjang 6 cm. Biarkan 7 - 10 hari di
tempat yang sejuk agar luka mengering. Proses berikutnya tinggal menanam di media tanam.
Perlu diperhatikan, untuk jenis kaktus bulat atau beruas, pemotongan sebaiknya dilakukan
tepat pada bagian ruasnya. Bekas potongan pada tanaman induk biasanya akan tumbuh tunas
baru yang siap menjadi bibit setek baru.
Menyambung kaktus/grafting semakin diminati. Teknik ini mempunyai kelebihan, selain
diperoleh bibit tanaman baru, grifting juga menciptakan dua jenis tanaman dari due kaktus
yang berbeda sehingga mempercantik penampilan.
Pertama, siapkan batang induk/batang bawah, jenis cereus spachianus atau opuntia ficus
indica bisa digunakan karena kuat perakarannya. Proses sambung kaktus harus cepat
dilakukan sebelum bekas potongan mengering agar menempel sempurna.
Ada banyak cara sambung kaktus, namun metode sambung rata dan sambung serong paling
banyak dilakukan. Prosesnya hampir sama, potong rata atau serong batang induk dan batang
atas dari jenis yang berbeda. Cara cepat tempelkan dan perkuat dengan tali atau benang.
Sambung kaktus terlihat berhasil jika terjadi pertumbuhan pada batang atas dan tali pengikat
bisa dilepas.
PERAWATAN
Tanaman dari keluarga Cactaceae ini memang unik. Biasa tumbuh subur di lahan tandus dan
kekurangan air. Usianya juga bisa mencapai puluhan tahun, namun bisa mati dalam sekejap
jika salah perawatan.
Singkatnya, menanam dan merawat kaktus perlu ketelatenan karena tanaman ini sangat
rentan terhadap penyakit. Umumnya kaktus menyukai media yang porus (tidak mengikat air).
Gunakan pasir halus, pupuk kandang, tepung tulang dan sekam dengan perbandingan
20:40:10:30. Setelah diaduk rata, media ini dikukus atau di sangrai agar mikroorganisme
pembusuk mati.
Batang kaktus dilapisi jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan, kondisi ini
menjadikan kaktus mampu menyimpan air dan tahan kekeringan.
Meski begitu, kaktus tetap perlu air untuk bertahan hidup. Penyiraman sebaiknya dilakukan 3
minggu sekali atau 1 bulan sekali, raba media tanam, jika sudah kering berarti kaktus harus
disiram. Perlu diingat, air harus ber-pH normal, tidak mengandung garam atau asam yang
dapat menyebabkan kebusukan.
Kaktus sangat suka bermandi cahaya matahari langsung, jika Anda menaruh kaktus di dalam
rumah, keluarkan setiap 1 minggu sekali dan letakkan di tempat yang terkena matahari
langsung selama 2-3 minggu. Kaktus juga pantang kena air hujan berlebihan.
Agar kaktus tampil prima perlu dilakukan pemupukan 4 bulan sekali. Beri pupuk tulang atau
pupuk ikan dengan P dan Ca tinggi. Jangan memberi pupuk urea yang dapat mengakibatkan
kebusukan.
Bila kaktus sudah terlalu besar atau sebaliknya lambat pertumbuhannya lakukan
pemangkasan akar atau ganti medianya.
Hama kaktus umumnya cendawan jenis phytophthora infestans, kutu wol (dactylopius
tomentosus), kutu lilin (Pseudococcus Longispinus), tungau dan keong tanah. Lakukan
pencegahan dengan penyemprotan fungisida, bakterisida secara berkala.
Air Murni Terbaik Berada Di Tanaman Kaktus Berdurihttp://tipspetani.blogspot.com/2011/01/air-murni-terbaik-berada-di-tanaman.html
Peneliti University of South Florida menemukan air murni terbaik ada di pir kaktus berduri. Penghuni gurun ini sangat efektif dalam memindahkan sedimen dan bakteri dari air kotor, dan berita baiknya tumbuhan ini bisa hidup di seluruh dunia.
Penelitian ini bukan yang pertama mendapati kemampuan tumbuhan kaktus itu. Komunitas Meksiko pada abad 19 menggunakan kaktus sebagai perangkat untuk memurnikan air. Lapisan getah yang tebal pada kaktus yang menyimpan air, adalah bagian yang bertanggung jawab untuk memurnikan air tersebut.
Peneliti kemudian menyarikan getah dan menambahkannya ke dalam air yang kotor karena sedimen dan bakteri. Getah mengakibatkan sedimen dan bakteri bergabung, kemudian mengendap di bagian bawah dan memisahkan 98 % bakteri di dalam air.
Peneliti melihat komunitas di negara berkembang menggunakan kaktus di kehidupan sehari-hari mereka. Mereka biasa merebus sepotong kaktus untuk mendapatkan getah kemudian menambahkan getah tersebut ke dalam air, sama seperti yang dilakukan para peneliti.
Namun, masih ada rintangan yang harus diatasi. Sumber daya yang perlu dipersiapkan untuk
Malang benar nasib Heidi. Gadis yang biasa hidup di pegunungan bersalju itu dipaksa mengenakan berlapis-lapis gaun di Frankfurt yang lebih panas. Pantas keringat segera berleleran di sekujur tubuh. Tiba di kediaman calon majikan, Heidi pun mengalami dehidrasi.
Bak Heidi dalam dongeng anak terkenal di Swiss, kaktus juga kerap mendapat perlakuan salah. Hobiis senang meletakkan anggota famili Cactaceae itu di teras atau di dalam ruangan selama berbulan-bulan tanpa pernah dikeluarkan. Musababnya, “Banyak orang menganggap kaktus butuh kondisi teduh karena banyak dibudidayakan di dataran tinggi,” ujar Pramana Abdul Gani, pemilik nurseri di Depok, Jawa Barat.
Bagi mereka dataran tinggi identik dengan suasana teduh. Makanya kaktus diletakkan di tempat ternaungi. Padahal seperti julukannya, tanaman gurun, kaktus justru butuh dibanjiri sinar matahari sepanjang hari. Alhasil, karena salah perlakuan banyak hobiis berkeluh-kesah. Merawat kaktus itu sulit. Baru beberapa hari dibeli dari pameran atau nurseri, tahu-tahu membusuk dan mati.
Rumah plastik
“Kaktus diproduksi di dataran tinggi karena pertumbuhan di sana lebih cepat ketimbang di dataran rendah,” kata Pramana. Di dataran tinggi perbedaan suhu siang dan malam yang ekstrem—dibutuhkan kaktus supaya tumbuh cepat—mudah dimodifikasi. Para pekebun menanam kaktus dalam rumah plastik. Sebut saja Pami Hernadi di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Ia membangun beberapa rumah tanam dengan konstruksi kayu berbentuk segitiga memanjang. Seluruh permukaan luar dilapisi plastik UV dari atas hingga bawah.
Sebagai jalan masuk, dibuat pintu di salah satu sisi. Tinggi rumah sekitar 2 m dan lebar terluar 2 m. Di bagian dalam tampak deretan kaktus yang ditanam langsung di tanah.Dengan cara itu suhu siang hari mencapai 55—60°C, karena panas matahari terperangkap di dalam rumah plastik. Malam hari, suhu sangat dingin di bawah 22°C.
Perbedaan suhu siang dan malam sekitar 30°C. Mirip kondisi gurun. Apalagi penyiraman makin jarang dilakukan. Bisa 1—2 minggu sekali, tergantung kondisi. “Kalau benar-benar kering baru disiram,” kata Pami. Alhasil yang susah berbunga pun jadi terpicu. Contohnya Astrophytum sp bisa berbunga cepat. Padahal ukurannya baru 1/3 dari ukuran dewasa yang siap berbunga.
Menurut Dr Susiani Purbaningsih DEA dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, perbedaan suhu siang dan malam yang lebar memicu pembungaan kaktus. Produksi biji untuk perbanyakan pun melimpah. Beda suhu itu juga merangsang kaktus memproduksi banyak anakan.
Selain itu, pertumbuhan kaktus pun lebih cepat. Buktinya ada kaktus yang mengalami pertambahan diameter batang 100% hanya dalam waktu kurang dari 1 tahun. Padahal, sebelumnya Pami harus menunggu selama 9 tahun untuk mencapai ukuran separuhnya. Namun, tak semua jenis bisa dimasukkan dalam ruangan “oven” itu. Yang bisa adalah macrophora, ferrocactus, echinocactus, noctocactus, dan astrophytum.
Media penting
Nah, ketika kaktus hasil budidaya di dataran tinggi itu dibawa ke dataran rendah, seperti Jakarta, tentu perlu ada penyesuaian. Salah satunya media. Tak ada komposisi standar media kaktus. “Yang penting kering dan porous,” ujar Pramana. Media tanam yang dipakai pekebun di dataran tinggi belum tentu cocok untuk dataran rendah.
Di Depok, Pramana menggunakan campuran pasir malang, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1/2. Untuk meningkatkan pH dan porositas ia menambahkan zeolit 5—10% dari volume media. Sementara Linda, hobiis di Surabaya, Jawa Timur, memilih media sekam bakar, pasir malang, pupuk kandang, dan kompos. Komposisinya 1:5:2,5:1. Linda juga menambahkan 1 bagian pasir halus di permukaan media.
Untuk kaktus yang ditanam dalam terarium sebaiknya menggunakan media tanam yang dimodifikasi. Anie Kristiani di Kalimalang, Jakarta Timur, menggunakan campuran media arang kayu, moss, kompos, dan zeolit. Dalam wadah kaca, pecahan arang kayu seukuran dadu diletakkan di lapisan paling bawah. Tujuannya untuk menyerap kelebihan air sehingga air tak menggenang meski wadah tak berlubang.
Moss diletakkan rata setebal 1 cm di atas arang. Media yang berasal dari lumut yang dikeringkan itu berfungsi menyimpan air yang diperlukan tanaman. Tekstur moss yang lembut gampang dicengkeram akar sehingga perakaran stabil.
Berikutnya kompos setebal perakaran tanaman dibenamkan berbarengan dengan penanaman kaktus di terarium. Kompos yang baik harus steril.
Sebelum dipakai, kompos disiram air panas lalu dikeringkan. Sterilisasi juga bisa dilakukan dengan menyangrai 15 menit menggunakan api kecil. Tujuannya untuk membunuh patogen penyebab penyakit. Lapisan paling atas diberi zeolit agar terarium terlihat bersih dan cantik. Zeolit juga mengandung sedikit unsur hara mikro yang diperlukan tanaman. “Ia juga berperan sebagai indikator kekeringan media. Saat basah warnanya kehijauan. Jika warnanya putih keabu-abuan tandanya media kering dan butuh disiram,” kata Anie.
Tunggu 3 hari Bila media sudah tepat, faktor berikutnya cahaya. Di alam, kaktus tumbuh tersiram matahari langsung. Artinya cahaya penuh mutlak dibutuhkan kaktus untuk tumbuh. Itu berlaku di dataran rendah maupun tinggi. Bila kaktus dipajang di dalam ruangan, jemurlah seminggu sekali. Berbarengan dengan itu siram media hingga basah. Biarkan kaktus bermandi matahari selama 3—4 hari atau tergantung keringnya media. Setelah itu barulah kaktus dipakai menghias ruangan lagi.
Untuk terarium cukup dikeluarkan sebulan sekali dari ruangan dan letakkan di tempat yang mendapat sinar matahari cukup selama seminggu. Yang disebut terakhir tak perlu dilakukan jika terarium diletakkan di dekat jendela yang mendapat sinar matahari. Contohnya terarium berumur 4 tahun di kediaman Anie. Terarium itu terkena sinar matahari yang leluasa masuk melalui 3 jendela yang mengelilingi ruang 4 m x 4 m. Penyiraman kaktus di terarium idealnya seminggu sekali. Caranya dengan menyemprotkan air ke dinding terarium sehingga tak merusak tatanan.
Menurut Pami, pekebun sukulen dan kaktus selama 32 tahun, di dataran rendah yang panas, frekuensi penyiraman 3 hari sekali. Di dataran tinggi cukup seminggu sekali. Sebagai patokan lihat media. Jika hari ini kering, maka 3 hari kemudian baru disiram. Untuk kaktus yang ditanam dalam pot besar—diameter di atas 12 cm—harus lebih hatihati. Meski permukaan media kering, kadangkadang di bagian bawah masih basah. Penyiraman cukup 2—3 minggu sekali.
Irit hara
Menurut Pramana, kaktus tanaman yang irit hara. Pertumbuhan dan perkembangannya cukup dipasok dari pupuk kandang atau kompos yang dicampur pada media tanam. Pemberiannya 6—12 bulan sekali sembari mengganti media. Pemberian pupuk sintetis kimia memang memacu tanaman cepat tumbuh, tapi akibatnya kulit pecah-pecah. Itu karena elastisitas kulit tak mampu menahan laju pertumbuhan sel jaringan batang yang terlalu cepat.
Kalaupun mau, cukup berikan pupuk lambat urai seperti Osmocot, Multicode, atau Decastar sebagai tambahan nutrisi. Untuk kaktus yang ditanam dalam terarium pemupukan cukup sekali dalam 8 bulan. Pilihlah pupuk cair yang mengandung unsur natrium, fosfat, dan kalium yang seimbang. Dosisnya rendah, hanya setengah dosis anjuran.
Nah, agar kaktus tahan lama dalam terarium sebaiknya pilih jenis yang tepat. Menurut Anie, kaktus sambungan rentan mati dibanding kaktus bukan sambungan. “Kaktus sambungan hanya tahan 8 bulan. Batang bawahnya mudah busuk,” katanya. Menurut Erminus Temmy Hernadhi, pemain kaktus di Bandung, batang bawah kaktus yang baik mestinya dari Hylocereus undatus alias buah naga daging putih dan pereskia.
Dari pengalaman Anie, kaktus yang tahan lama dalam terarium antara lain cereus, ariocarpus, rebutia, trichocereus, ferocactus, gymnocalycium, echinopsis, dan mammilaria. Kaktus tak berduri seperti Astrophytum myriostigma dan Astrophytum asterias pun bisa tahan lama asal bukan hasil sambungan. Dengan perawatan tepat, kaktus tumbuh subur dan kematian akibat salah perawatan pun dapat dihindari. (Rosy Nur Apriyanti).
Kaktus Bisa Menjadi Salah Satu Penghasil Listrik Alternatif
Tanaman yang tersedia di alam masih menawarkan teknologi yang bisa ditiru manusia. Salah satunya adalah kaktus. Tanaman yang hidup di tanah gurun dan gersang dengan banyak duri di tiap batangnya menjadi pusat penelitian para peneliti di Centre de Recherche Paul Pascal (CNRS).
Para peneliti pada awalnya mengembangkan sel biofuel yang bisa menghasilkan energi dengan memanfaatkan dua produk fotosintesis yaitu gula dan oksigen. Kemudian sel biofuel tersebut dimasukkan ke dalam tanaman kaktus dan mengukur energi yang dihasilkannya mencapai 9 watt setiap satu sentimeter persegi.
Dengan mengamati aktivitas sel biofuel, para ilmuwan bisa melihat proses fotosintesis dan mengikuti perubahan glukosa di dalam tanaman. Mereka bahkan bisa mengamati perubahan arus listrik yang dihasilkan sel biofuel naik atau turun sesuai dengan mati nyalanya lampu meja di dalam ruang riset.
Inovasi tersebut membuka jalan mengetahui proses fotosintesa bekerja tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan teknologi yang bisa mengubah energi surya menjadi listrik dengan bantuan tanaman.