Kaktus Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa ? Kaktus Ferocactus pilosus Klasifikasi ilmiah Keraja an: Plantae Divisi : Magnolioph yta Kelas: Magnoliops ida Ordo: Caryophyll ales Famili : Cactaceae Juss. Marga Lihat Taksonomi kaktus Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae .
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KaktusDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
?Kaktus
Ferocactus pilosus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: CactaceaeJuss.
Marga
Lihat Taksonomi kaktus
Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga
famili Cactaceae.
Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.[1] Kaktus biasa ditemukan di
daerah-daerah yang kering (gurun).[1] Kata jamak untuk kaktus adalah kakti.[2] Kaktus
memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam
Halaman ini terakhir diubah pada 16.34, 13 Februari 2013.
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan
mungkin berlaku. Lihat
Kaktus (diambil dari bahasa Yunani: Kaktos) adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae . Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yangkering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti . Kaktus memiliki daun yang berubah bentuk menjadi durisehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. (Wikipedia
Tumbuhan kaktus merupakan jenistumbuhan yang hidup di daerah kering atau kurang air.Oleh karena itu, kaktus memiliki batang yang banyakmengandung air. Air tersebut berguna untuk cadangandi musim kering. Di samping itu, bentuk daun kaktus pun kecil, seringkali berbentuk duri. Dengan bentukseperti itu, kaktus dapat mengurangi penguapan airdari dalam tubuh.
Banyak orang membudidayakan tanaman kaktus karena mudah dalam perawatan dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Kaktus merupakan tumbuhan asli Amerika. Kaktus itu ada bermacam-macam. Ada yang bentuknya seperti batu-batu kecil yang ukurannya tidak lebih dari 5 cm, misalnya Lithop, Titanopsis, Lapidaria, Penestraria, dan Gibbaeum. Ada pula kaktus-kaktus raksasa yang sering kita lihat di film-film koboi, seperti Cereus peruvianus.
Kaktus termasuk kelompok tanaman succulent yaitu tanaman yang banyak mengandung air di tubuhnya, sama seperti lidah buaya dan cocor bebek. Selama musim penghujan, batang kaktus akan membengkak karena terisi air, sementara saat kemarau batangnya perlahan-lahan menyusut. Bunga kaktus sangat menyolok dan cukup berbeda daripada bunga tanaman lain.
Jagoan bunga kaktus bisa Anda lihat pada Epiphyllum atau dikenal juga dengan nama kaktus anggrek. Bunga Epiphyllum sangat harum dan diameternya bisa mencapai 20 cm. Struktur khas dari tanaman kaktus adalah durinya. Duri kaktus bisa sangat pendek dan kecil sampai-sampai sulit teramati seperti pada Schlumbergera, atau sangat besar dan tajam seperti pada Echinocactus. Getah kaktus bening dan encer.
Orang Indian kuno sangat sering memanfaatkan getah kaktus sebagai obat tradisional. Penanaman kaktus sebagai tanaman hias dimulai oleh suku Aztec beratus-ratus tahun yang lalu. Di Indonesia pun kaktus tidak kalah saing dengan tanaman hias berbunga lainnya dan telah punya penggemar yang setia.
1.1.1 Sejarah dan MorfologiPenemuan tentang kaktus dipercayai telah dimulai lama sebelum
bangsa Eropa menemukan Dunia Baru. Namun, berbagai informasi mengenai tumbuhan tersebut hilang ketika terjadi penjajahan oleh Spanyol. Referensi pertama mengenai tanaman kaktus ditemukan pada abad ke-16 di dalam bab 16 dari buku Historia general y natural de las Indias (1535). Penulis buku tersebut, Hernandez de Oviedo y Valdez mendeskripsikan kaktus sebagai tanaman yang memiliki duri yang khas dan buah yang unik. Sebagian besar spesies kaktus berasal dari Amerika Utara, Selatan, dan Tengah. Genus kaktus pertama yang diimpor ke Eropa adalah Melocactus. Seorang botaniawan asal Swedia, Carl Linnaeus, memberikan nama kaktus yang diambil dari bahasa Yunani Κακτος kaktos. Dalam bahasa Yunani klasik, kata tersebut memiliki makna tanaman liar berduri.
Bila merujuk pada sejarah, kaktus telah tumbuh sekitar 100 juta tahun lalu. Dulu kaktus punya bentuk tubuh yang tinggi. Lalu sekitar 60 juta tahun kemudian, kaktus dinyatakan punah. Ini terjadi akibat letusan gunung berapi yang ikut menenggelamkan Benua Amerika, yang notabene tempatnya bertumbuh. Usai kegiatan vulkanik gunung berapi itu berhenti, kaktus kembali tumbuh.
1.1.2 Syarat TumbuhSyarat tumbuh tanaman kaktus antara lain : berada pada
ketinggian 1200 mdpl, suhu udara berkisar antara 160-340C. Untuk
perkecambahan biji (benih), membutuhkan suhu antara 260-350C. Khusus
untuk kaktus hibrida hasil penempelan, dapat tumbuh di daerah
pegunungan bersuhu 160-240C. Dapat pula hidup di dataran rendah bersuhu
panas, tetapi menyebabkan warna batang cenderung kusam. Kelembaban
udara (rH) berkisar antara 30%-90%. Curah hujan rendah, 60 mm/bulan.
Intensitas penyinaran 50-80%.
1.1.3 Teknik BudidayaTanaman kaktus dapat diperbanyak dengan menggunakan dua cara, antara lain :
1. Perbanyakan Generatif
Kaktus dapat diperbanyak dengan menggunakan biji yang telah diseleksi terlebih
dahulu.
2. Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan vegetatif kaktus dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:
a. Stek batang atau cabang
Perbanyakan ini bertujuan untuk memproduksi batang bawah.
b. Anakan
Jenis kaktus yang dapat diperbanyak dengan cara ini adalah kaktus yang
Prinsip penyambungan adalah menggabungkan dua jenis kaktus untuk
memperoleh tanaman baru yang berkualitas baik dan memiliki harga jual
yang tinggi.
Adapun metode penyambungan yang dilakukan antara lain:
- Metode sambung rata (Flat Grafting)
- Metode sambungan celah atau belah (Split Garafting)
- Metode sambungan serong (Side Grafting)
1.1.4 Pengendalian Hama dan Penyakit Secara umum, musuh kaktus bisa dibagi menjadi dua golongan besar,
yaitu hama dan penyakit. Yang disebut hama adalah gangguan terhadap tanaman kaktus yang ditimbulkan oleh hewan. Adapun penyakit adalah gangguan terhadap kaktus yang timbul karena penyebab selain hewan (misalnya jamur, bakteri, dan virus).
1. Hama
Hama Tungau
Gejala: Seluruh permukaan tanaman kaktus berubah menjadi coklat akibat matinya jaringan klorofil.
Pengendalian: Tungau dapat dikendalikan secara mekanik atau kimia. Secara mekanik, gosok batang kaktus memakai cotton bud atau sikat gigi yang sudah dicelup larutan sabun (terdiri dari 1 sendok makan detergen atau sabun colek yang dilarutkan dengan 5 liter air). Adapun secara kimia, tungau dikendalikan dengan menyemprot Omite 570 EC dengan dosis 1-2 gram/liter air. Jika serangan sudah terlalu parah, sebaiknya bagian kaktus yang terinfeksi dibuang.
Kutu Putih (mealy bug)
Gejala: Kaktus terlihat kotor karena terselubung semacam selaput seperti kapas kehitaman.Pengendalian: Sikatlah bagian yang terserang dengan sikat gigi atau kuas. Jika ingin menanganinya secara kimia, semprotkan Basudin dengan dosis 2 ml/liter air, tiap 10 hari sekali sampai serangan kutu hilang.
Kutu Batok
Gejala: Kutu batok ini menyerang kaktus dengan cara mengisap cairan dalam tanaman sehingga kaktus berubah menjadi kekuningan (seperti daun yang layu) dan akhirnya mati.
Pengendalian: Jika serangan sudah parah, sebaiknya kaktus dibuang saja sebelum menular ke kaktus lain. Namun, jika serangan masih dini, rendam kaktus dalam larutan sabun (1 sendok makan detergen atau sabun colek dalam 5 liter air) selama 15 menit.
Kutu Sisik
Gejala: Permukaan batang kaktus terlihat kotor atau kusam, dan lama-lama pertumbuhannya makin merana. Kutu sisik juga dapat mengundang kedatangan semut sehingga kaktus dikerubungi semut.
Pengendalian: Secara mekanik, kutu sisik dapat dikendalikan dengan cara membersihkan permukaan kulit batang kaktus menggunakan sikat halus atau kuas. Pengendalian secara kimia, semprotkan Decis 2,5 EC dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan.
Gejala: Bagian yang terserang menjadi lemah karena cairan tanaman diserap oleh sang kutu. Lama kelamaan, ruas-ruas batang menjadi layu dan berguguran.Pengendalian: Sama seperti pengendalian kutu sisik.
Cacing
Gejala: Bagian yang diserang oleh cacing adalah akar kaktus. Akibatnya, akar menjadi rusak dan tak dapat berfungsi. Akhirnya, tanaman akan mati.
Pengendalian: Sebelum menanam, sebaiknya bagian akar kaktus disterilkan lebih dulu dengan alkohol 70 persen. Atau bisa juga dengan mencampurkan Furadan dalam media tanam.
Bekicot atau Keong
Gejala: Tunas-tunas kaktus menjadi rusak dan bentuknya tak beraturan. Kadang-kadang pada serangan yang lanjut, kaktus bisa membusuk.
Pengendalian: Tangkap bekicot/keong lalu dibuang atau dibakar. Kemudian lakukan pembersihan terhadap lingkungan sekitar kaktus.
Semut
Gejala: Akar dan tunas muda rusak karena biasanya semut hidup di dalam tanah atau di bawah perakaran kaktus.
Pengendalian: Singkirkan dulu semutnya dengan menjemur kaktus di bawah terik matahari. Kemudian, lakukan pembersihan terhadap lingkungan sekitar kaktus. Kecoa tanah
Gejala: Terjadi kerusakan pada bagian akar kaktus sehingga akibat yang terlihat pertumbuhan kaktus terhambat bahkan sampai mati. Kecoa biasanya "terselip" pada pupuk kandang.
Pengendalian: Ganti media tanam kaktus dengan bahan yang sudah disterilkan lebih dahulu.
Tikus rumah
Gejala: Hama yang satu ini gemar melahap buah kaktus yang masak atau menggerogoti batang kaktus (pada golongan yang tidak berduri seperti Gymnocalycium).Pengendalian: Memasang perangkap tikus di sekitar lokasi kaktus dan membersihkan lingkungan di sekitar kaktus dari sampah-sampah tempat tikus bersarang. 2. Penyakit
Busuk Pangkal Batang
Gejala: Busuk pangkal batang disebabkan oleh jamur. Batang terinfeksi menjadi busuk dan berwarna coklat tua. Di sekitarnya muncul bulu-bulu berwarna putih yang merupakan miselium jamur.
Pengendalian: Pilihlah bibit yang benar-benar sehat dan berkondisi prima. Jika menyiram, usahakan air jatuh langsung pada media tanam dan tidak terkena kaktusnya. Tanaman yang sudah parah, sebaiknya dibuang saja. Jika masih dini, semprot dengan Benlate T20 KIP dengan dosis 1 -2 gr/ liter air.
Busuk Bakteri
Gejala: Tanaman yang terinfeksi bakteri Pseudomonas Sp. menjadi layu, kusam, dan mengandung lendir berwarna putih kotor. Tanaman kemudian membusuk perlahan-lahan dan akhirnya mati.
Pengendalian: Buang bagian tanaman yang terinfeksi dan jauhkan dari tanaman kaktus lain yang sehat. Untuk mencegah serangan penyakit ini, media tanam yang digunakan sebaiknya disterilkan lebih dulu.
Penyakit Tepung
Gejala: Penyakit ini disebabkan oleh jamur. Kaktus yang terserang, permukaan batangnya akan ditutupi lapisan putih kelabu yang jika disentuh akan terasa bertepung. Jika serangannya cukup berat, pada batang akan muncul bercak-bercak kecoklatan.Pengendalian: Taburkan tepung belerang secukupnya pada permukaan batang kaktus yang sakit.
Layu Fusarium
Gejala: Batang yang terserang penyakit ini akan berwarna suram dan menjadi layu. Pada serangan yang berat, batang akan membusuk dan berwarna kecoklatan. Jika batang diiris, akan terlihat bentuk seperti cincin berwarna coklat tepat di bawah kulit batang.
Pengendalian: Semprotkan Benlate T20 KIP dengan dosis 1-2 gr/ liter air. Tanaman yang sakit sebaiknya dijauhkan dari tanaman yang sehat.
Diposkan oleh aku rina di 3/11/2011 12:34:00 PM
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae.
Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.[1] Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun).[1] Kata jamak untuk kaktus adalahkakti.[2] Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. [1] Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya.[1] Kaktus juga memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun.{[3] Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.[3]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah 2 Habitat 3 Morfologi 4 Hama dan penyakit 5 Kegunaan kaktus bagi
manusia 6 Konservasi kaktus 7 Referensi 8 Pranala Luar
SejarahPenemuan tentang kaktus dipercayai telah dimulai lama sebelum bangsa Eropa menemukan Dunia Baru. [4]Namun, berbagai informasi mengenai tumbuhan tersebut hilang ketika terjadi penjajahan oleh Spanyol. [4]Referensi pertama mengenai tanaman kaktus ditemukan pada abad ke-16 di dalam bab 16 dari buku Historia general y natural de las Indias (1535). [4] Penulis buku tersebut, Hernandez de Oviedo y Valdez mendeskripsikan kaktus sebagai tanaman yang memiliki duri yang khas dan buah yang unik.[4] Sebagian besar spesies kaktus berasal dari Amerika Utara, Selatan, dan Tengah. [4] Genuskaktus pertama yang diimpor ke Eropa adalah Melocactus. [4] Seorang botaniawan asal Swedia, Carl Linnaeus, memberikan nama kaktus yang diambil dari bahasa Yunani Κακτος kaktos.[4] Dalam bahasa Yunani klasik, kata tersebut memiliki makna tanaman liar berduri.[4]
HabitatHanya seperempat dari keseluruhan total spesies kaktus yang hidup di daerah gurun.[5] Sisanya hidup pada daerah semi-gurun, padang rumput kering,hutan meranggas, atau padang rumput.[5] Umumnya, tumbuhan ini hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis.[5]
MorfologiKaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya.[5] Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi.[5] Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu.[5] Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik.[5] Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari).[5] Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam.[5] Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap herbivora.[5] Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga[5].
Kaktus dengan duri yang panjang serta tajam.
Hama dan penyakitPenyakit yang umumnya menyerang kaktus disebabkan oleh bakteri dan cendawan.[6] Infeksi akibat bakteri dan cendawan dapat menyebar dengan cepat sehingga perlu dilakukan pembuangan bagian yang terinfeksi kemudian dilakukan pencangkokan. [6] Hama yang sering menyerang kaktus adalah tungau(Tetranychus urticae) dan kutu yang menghisap cairan kaktus.[6] Kerusakan bagian tertentu dari kaktus juga dapat disebabkan terbakarnya jaringan akibat sinar matahari.[6] Apabila kaktus yang biasa diletakkan di tempat teduh secara tiba-tiba dipindahkan ke lokasi yang terkena sinar matahari secara langsung maka akan timbul perubahan warna menjadi putih atau coklat pada bagian yang terekspos oleh sinar matahari.[6]
Kegunaan kaktus bagi manusiaBerbagai jenis kaktus telah lama dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya adalah Opuntia [7] . Spesies ini banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang mudanya.[7] Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai yang disebut queso de tuna[7] Sementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal sebagai nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-manis. Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kosmetik, dan obat-obatan.[8] Dulunya, spesies kaktus Carnegiea gigantean dimanfaatkan sebagai bahan dasartepung untuk pembuatan roti.[5] Namun tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung dari jagung.[5] Bagian akar dariEchinocactus platycanthus juga diolah dalam cairan gula untuk dijadikan permen.[5] Bagian akar berkayu ataupun pembuluh vaskular yang mengandunglignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar.[5]
Dewasa ini, berbagai spesies kaktus terancam punah karena adanya perusakan habitat alaminya dan eksplorasi berlebihan yang dilakukan manusia.[9]Dulunya, kaktus diimpor dalam jumlah besar ke Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Jepang karena termasuk komoditi yang menguntungkan.[9] Namun, perdagangan kaktus tersebut mulai dihentikan sebelum Perang Dunia II.[9] Saat ini, kaktus termasuk di dalam daftar Apendiks I dan II Convention on Internasional Trade in Endangered Species (CITES) yang memberikan proteksi kepada tanaman ini.[9] CITES juga menggalakkan usaha propagasi buatan untuk melestarikan kaktus.[9] Tanaman hasil propagasi atau perbanyakan buatan merupakan tanaman yang berasal dari biji, propagula, maupun stek yang ditanam pada lingkungan terkontrol.[9] Beberapa negara juga melarang dengan keras perdagangan kaktus, terutama ke luar negeri. [9] Beberapa usahakonservasi kaktus pun telah dilakukan, di antaranya adalah pelestarian ex situ di dalam tanaman botani.
Dengan proses penyambungan bentuk unik seperti ini bukan hal aneh lagi.
AKARTA – Unik, khas dan tidak neko-neko soal perawatannya. Pertama lihat, ditanggung langsung jatuh hati. Maaf, ini bukan jargon iklan, tapi begitulah gambaran keunggulan kaktus sebagai tanaman hias.Berkat faktor unggul itu pula kaktus banyak digemari para pehobi tanaman. Entah itu sebagai penambah semarak ruang hijau di rumah, atau penyegar beragam acara di tempat-tempat macam hotel berbintang. Dari situ, terkuak sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan.
”Tri Listiyarini, seorang penggemar kaktus, mengaku terpikat karena tiga hal tadi. Bentuk yang unik dan khas dalam penampilan, membuat dirinya merasa perlu bergaul dengan kaktus. ”Keunikan kaktus ada pada bentuk yang beraneka macam. Ada yang berbulu seperti sikat, batang totol-totol, silinder dan masih banyak lagi.”Bentuk yang unik itu bisa dilihat dari beragamnya jenis kaktus. Kaktus misalnya bisa dibedakan berdasar tempat asalnya, ragam bentuk dan golongan duri. Biasanya, penggemar kaktus mencari jenis yang populer, seperti kaktus totol (Opuntia microdasys cristata), kaktus sinterklas (Opuntia vestita cristata), kaktus peniti (Mammillaria bocasana), kaktus spiral (Mammillaria tolimensis), kaktus uban (Cephalocereus senilis), kaktus pagoda (Gymnocalycium hossei) dan lainnya.
Dari jenis yang ada, para pehobi tak lantas puas begitu saja. Mereka coba melakukan penggabungan di antaranya demi mendapat bentuk dan silangan yang baru nan langka (abnormal). Cara ini lazim disebut dengan penyambungan atau grafting. ”Teknik grafting ini ada lima cara. Pertama, flat grafting (sambung rata). Lalu cleft grafting (sambung celah), side grafting (sambung samping), stab grafting (sambung tusuk) dan terakhir, seedling grafting (sambung tunas),” papar Tri yang kali pertama berkenalan dengan kaktus ketika masih di SMA.
Gampangnya perawatan juga menjadi faktor pendukung kepopuleran kaktus. Menurut Ir. Joesi Endah, seorang pehobi kaktus yang juga konsultan pertanian, untuk merawat kaktus nggak ada yang harus dipusingkan. Taruh saja pot berisi kaktus pada sudut ruangan yang sesuai dengan syarat hidupnya, misalnya cahaya matahari, suhu, kelembapan udara dan sirkulasi udara yang cukup baik.
Untuk penyiraman tak perlu terlalu sering. Sebab, kaktus dikenal dengan tanaman sukulen, mampu menyimpan air pada batangnya. Cukup disiram saat pot terlihat kering. Demikian saran Tri maupun Joesi. Jika cuaca kering, penyiraman bisa dilakukan dua atau tiga kali seminggu. Bila kondisi basah atau dingin, siramlah dengan frekuensi dua kali dalam sebulan. Mereka juga mengingatkan, media yang masih terlalu basah sebaiknya jangan disiram. Kaktus bisa menjadi busuk akibat kelebihan air.
Banyaknya penggemar kaktus di Indonesia tak urung membuka peluang usaha di antara pehobi tanaman. Terbukti antara 1985 – 1988, bisnis kaktus mengalami booming. Namun sayang seperti kata Joesi, bisnis itu hanya berusia seumur jagung karena oversupply di pasaran. ”Persediaan terlalu banyak, harga jadi turun. Akhirnya orang jadi jenuh main di kaktus. Ya bubarlah bisnis kaktus ini.”Kini, dengan beragam cara mereka yang masih bertahan berupaya menjaga agar bisnis kaktus tak kembali terpuruk. Caranya, membuat kaktus menjadi elemen dari hiasan interior dan ekterior, macam terarium atau paludarium.
Salah satu contoh bentuk sambungan (grafting) pada tumbuhan kaktus. Penggabungan sengaja dilakukan demi mendapat bentuk dan silangan yang baru nan langka (abnormal).
Tumbuhan Berduri
Kaktus berasal dari kata Yunani kaktos. Artinya, tanaman berduri. Adalah Linneaus, ahli botani yang membuat klasifikasi tanaman, yang memasukkan kaktus ke dalam kelompok tumbuhan berduri atau Cactaceae.Bila merujuk pada sejarah, kaktus telah tumbuh sekitar 100 juta tahun lalu. Dulu kaktus punya bentuk tubuh yang tinggi. Lalu sekitar 60 juta tahun kemudian, kaktus dinyatakan punah. Ini terjadi akibat letusan gunung berapi yang ikut menenggelamkan Benua Amerika, yang notabene tempatnya bertumbuh.
Usai kegiatan vulkanik gunung berapi itu berhenti, kaktus kembali tumbuh. Namun kaktus generasi ”anyar” ini tumbuh dengan bentuk yang lebih pendek dari moyangnya tadi. Kaktus bentuk pendek itulah yang sering kita jumpai pada masa kini.
Umumnya, kaktus datang dari dataran tandus seperti Amerika Selatan dan Meksiko. Daerah-daerah itu punya curah hujan rendah dengan frekuensi yang tak tentu. Perubahan suhu yang ada pun sangat ekstrem. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kaktus itu berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, Kanada Utara sampai ke Kepulauan Galapagos, di Pasifik dan Kepulauan tropis di India Timur dan Karibia.Wilayah hidup kaktus amat beragam. Dari daerah pantai yang mengarah ke laut, hutan belantara sampai ke gunung berbalut es macam Pegunungan Andes. Jadi, bukan hal aneh bila bertemu kaktus pada ketinggian 3000 – 4000 m dpl.
Dari kenyataan tadi, bisa dibilang kaktus termasuk tanaman yang mampu bertahan di segala medan. Kaktus mudah melakukan penyesuaian dan bentuk-bentuk adaptasi pada tubuhnya. ”Contoh adaptasi ini bisa dilihat dengan jelas. Bila kondisi alamnya tidak sesuai, ukuran daun kaktus akan mengecil atau malah sama sekali tidak keluar daun. Perakarannya menyempit dan batang dijadikan tempat penyimpanan air,” tutur Joesi yang sejak sekolah dasar sudah tertarik pada kaktus.
Saat berada di daerah yang bersuhu panas dan tanah gersang, kaktus beradaptasi dengan cara membentuk kulit tubuh yang tebal dan berlapis lilin. Tak ketinggalan, tumbuh bulu-bulu halus atau duri-duri yang tajam. Fungsinya jelas, mengurangi pengeluaran air dari tubuh.
Dalam hal penyebaran, burung pemakan buah kaktus dianggap berjasa menebarkan benih ke segala tempat di belahan dunia. Walau begitu, manusia tetap diakui sebagai faktor utama dalam menyebarluaskan tanaman berkeping dua ini. Peran itu bisa dilihat ketika mereka melakukan perpindahan tempat, kaktus tak pernah tertinggal dalam daftar bawaan.
Contoh paling gampang, proses penyebaran kaktus di negeri sendiri. Di Indonesia, kaktus masuk lewat tangan-tangan pemerintahan jajahan Belanda. Bule-bule asal negeri kincir angin itu yang pertama kali dan membudidayakan bibit kaktus. ”Saat pemerintahan Belanda, kaktus menyebar ke berbagai daerah (di Nusantara),” kata Joesi.
Kebiasaan membawa-bawa kaktus ke tempat baru juga dilakukan Joesi. ”Karena ayah saya sering berpindah tugas, kaktus koleksi keluarga sering ikut dibawa.Tapi karena terlalu banyak, ada juga yang sengaja ditinggal,” katanya.
Erwin (35), salah seorang pehobi kaktus tampak asyik merawat beberapa koleksinya. Belakangan, ia mencoba terjun dalam bisnis tanaman berduri ini.