KERANGKA ACUAN KERJA IDENTIFIKASI DAN INVENTARIASASI POTENSI
SUMBER DAYA ALAM MIGAS
KERANGKA ACUAN KERJAJASA KONSULTANDIPA No: Dinas Pertambangan
dan EnergiProvinsi Kepulauan RiauIDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI
SUMBER DAYA ALAM MIGAS
I. LATAR BELAKANGUmum Kontrak kerjasama yang dilakukan
kontraktor asing meliputi eksplorasi, eksploitasi bidang minyak dan
gas bumi selama ini menjadi kegiatan yang dilaksanakan di
pemerintahan pusat, balk disektor Direktorat Migas (Ditjen Migas)
maupun Satuan Kerja Khusus Migas (SKKMIGAS).Dengan perubahan
kewenangan dan diberlakukannya Undang-undang tentang Otonomi
Daerah, maka aparat dan dinas terkait di daerah menjadi memiliki
tanggung jawab untuk turut mengetahui prospek, mengelola bahkan
mengawasi pelaksanaan maupun bagi hasil pendapatan
pusat-daerah.Agar kinerja dan tugas yang diemban dinas terkait di
daerah bisa efektif serta mampu mengena pada sasaran secara
profesional, maka diperlukan data-data tentang potensi cadangan,
baik yang sudah diambil, yang tertinggal dan yang masih berupa
prospek untuk dikembangkan dengan keakuratan yang dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga akan mudah dan tepat dalam
mengambil langkah-langkah serta keputusan di tingkat daerah,
termasuk dalam memberi informasi kepada Pimpinan Daerah, DPRD dan
Stake Holder.Data-data tersebut selama ini tersebar di
masing-masing Perusahaan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dengan
berkoordinasi ke SKKMIGAS juga sebagian berada di Ditjen Migas,
oleh karena itu perlu adanya kegiatan untuk mengumpulkan dan
merekapitulasi serta menganalisa data-data tersebut secara
komprehensif, kemudian menyajikannya dalam bahasa yang mudah
dimengerti oleh para pengambil keputusan juga oleh masyarakat luas,
sehingga peran dinas terkait di daerah terlihat jelas di mata
publik sebagai pertanggungjawaban kewenangan yang dimiliki dinas
kepada masyarakat sebagai stoke holder yang sebenarnya.KhususMinyak
dan gas (MIGAS) merupakan salah satu sumberdaya alam yang tidak
terbarukan (non-renewable), terperangkap dalam batuan reservoar dan
terbentuk melalui proses geologi. Kegiatan usaha bidang migas
sendiri merupakan investasi yang mahal dan beresiko tinggi. Untuk
mengurangi resiko tersebut maka dalam kegiatan eksplorasi migas
perlu dilakukan sejumlah tahapan kegiatan dengan berbagai metode
dan teknologi, mulai dari yang paling dasar dan murah hingga mahal
supaya dapat memilah daerah yang masih potensial dan layak
dikembangkan lebih lanjut. Investasi dalam kegiatan MIGAS akan
berakibat pada penambahan volume dan jenis data, maka diperlukan
sistem pengelola data yang terintegrasi. Integrasi data cadangan
migas yang baik akan menimbulkan efisiensi baik dari segi biaya
ataupun waktu. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan alat
Bantu berfungsi untuk meningkatkan optimalisasi data yang berkaitan
dengan spasial atau koordinat geografis baik secara manual atau
otomatis dengan komputer (digital).Informasi manajemen data potensi
migas berbasis SIG akan membantu pemerintah daerah dalam
pengambilan keputusan kebijakan bidang migas di daerah dan juga
akan sangat membantu masyarakat dan investor bidang industri migas
beserta pendukungnya. Hasil SIG yang komunikatif, informatif dan
atraktif akan lebih bermanfaat dan mampu sebagai dasar semua pihak
mempercepat pelaksanaan tugasnya.Kegiatan termaksud mengelola data
untuk menghasilkan; Data migas daerah yang terintegrasi Manajemen
data lapangan migas yang komprehensif Optimalisasi data tiap
lapangan migas Efisiensi biaya dan waktu dalam perolehan
informasi.Dengan hasil ini diharapkan akan dapat membantu pengambil
keputusan dan pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan-keputusan
di sektor migas, juga akan memudahkan dan membantu investor dalam
investasinya, termasuk sinkronisasi pemanfaatan perairan di
permukaan laut. Secara umum ruang lingkup dalam kegiatan ini adalah
melakukan pegumpulan data sekunder serta penggunaan teknologi
Sistem Informasi untuk penyusunan Sistem Informasi Geografis dan
Manajemen Data Migas Kepulauan Riau. Teknologi SIG digunakan untuk
menjelaskan dan memaparkan aspek-aspek yang terkait secara langsung
dengan kegiatan eksplorasi dan produksi migas, identifikasi data
terkait data dasar kegiatan hulu migas.Metoda yang dipakai dalam
kegiatan ini menggunakan analisis data sekunder Hasil Laporan
Kegiatan Penemuan Cadangan MIGAS dalam kurun waktu terakhir.
Berdasarkan data dan informasi yang ada dilakukan inventarisasi dan
identifikasi. Pada tahap pemrosesan data (rektifikasi dan digitasi)
pemasukan data spasial dan data tabular semua coverage belum
diorganisasikan. Setelah semua informasi data spasial dilengkapi
dengan data tabularnya, maka semua data coverage diorganisasikan
secara tematik sebagai rangkaian layer serta diorganisasi secara
spasial dengan lembar peta. Setiap layer tematik ini diberi
koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). Sistem koordinat ini
memberikan proyeksi lokasi yang berguna untuk memastikan hubungan
yang diketahui diantara lokasi pada peta dengan lokasi sebenarnya
di bumi.Proses lain dalam pengelolaan database adalah penggabungan
peta yang bersebelahan, proses ini berguna untuk memperkecil volume
space atau ruang yang dipakai oleh coverage dan memberikan
informasi yang lebih terintegrasi.Pengembangan Basis Data
SpasialGuna menyusun SIG Manajemen Data Migas diperlukan suatu
sistem yang dapat menyimpan dan menampilkan data hasil pemetaan
berupa informasi lahan dan keterangannya. Informasi lahan sangat
penting dalam rencana pengelolaan kawasan serta dapat memberikan
penjelasan kepada pengguna tentang apa yang harus dilakukan
terhadap lahan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.SIG
merupakan salah satu bentuk dari teknologi informasi yang ada
sekarang ini untuk dimanfaatkan sebagai optimalisasi data potensi
migas Kepulauan Riau, Kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan
untuk menyusun basis data dan mengintegrasikan data spasial dengan
data atributnya, sehingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan
spasial maupun non spasial.
Tahap strategi dan perencanaan sistem, menggunakan pendekatan
soft-system development dan structured system development dengan
penekanan pada identifikasi masalah (sistem) dan perencanaan
sistem.Tahap analisis sistem, menggunakan pendekatan structured
system development dengan melakukan analisis kebutuhan informasi
yang akan menjadi prasyarat basis data yang akan dibangun dan
analisis fungsional dari sistem yang akan dilakukan otomatisasi
Penyimpanan Data FilePada tahapan perencanaan sistem yang dilakukan
disusun data file atau struktur file berdasarkan direktori, sub
direktori, dan layer/file. File direktori disusun berdasarkan
pengelompokan sesuai kebutuhan antara lain untuk Manajemen Data
Potensi Migas Kepulauan Riau. Direktori tersebut yaitu: blok,
lapangan migas, data dibawah permukaan laut dan daratan, dan data
pendukung lain (sejarah lapangan, produksi dan cadangan).
Masing-masing direktori dibagi menjadi sub-direktori. Hasil
inventarisasi antara lain mengumpulkan data lapangan minyak maupun
lapangan gas yang berada di daerah Kepulauan Riau. Dari hasil
pengumpulan data tersebut terdapat 15 Perusahaan yang telah
melakukan eksplorasi dan 4 Perusahaan yang telah melakukan
eksploitasi.File direktori disusun berdasarkan pengelompokan untuk
penghitungan strategi pengembangan migas. Direktori tersebut yaitu:
infrastruktur, fasilitas migas, ruang, dan lain-lain.I.1
Identifikasi dan Inventarisasi Potensi Migas Provinsi Kepulauan
RiauKepulauan Riau yang wilayah lautnya mencapai 98% menyimpan
banyak potensi migas, namun sebagai lintasan dunia, lautan di
Kepulauan Riau juga dimanfaatkan lintasan pelayaran. Kondisi
wilayah Provinsi yang Kepri didominasi oleh perairan laut. Total
wilayah Provinsi Kepri ini sekitar 425.214,6679 kilometer persegi.
Dimana sekitar 1,93 persen atau sekitar 8.209,6085 kilometer
perseginya berupa daratan, yang terdiri dari 2406 pulau besar dan
kecil, baik yang berpenghuni dan belum berpenghuni, bernama dan
tidak bernama. Sisanya sekitar 417.005,0594 kilometer persegi atau
sekitar 98,07% dari luas wilayah merupakan bentangan lautan.
Sebagian dari wilayah perairan laut yang menyimpan berbagai potensi
sumberdaya tersebut adalah Selat Malaka-Singapura-Phillip yang
berada di ALKI I-A karena merupakan salah satu simpul jalur
pelayaran internasional yang sangat ramai. Selat
Malaka-Singapura-Phillip, ALKI I-A dan perairan di sekitarnya
merupakan area yang memiliki comparative advantage yang tinggi
karena posisi geografisnya, bukan sekedar dari kekayaan sumberdaya
fisik lautnya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk jangka panjang.
Kegiatan pelayaran melewati Selat Malaka-Singapura-Phillip yang
sudah berlangsung begitu lama ternyata juga menyimpan pengalaman
buruk bagi pelaku-pelaku kegiatan pelayaran dengan tenggelamnya
kapal-kapal akibat tabrakan antar kapal, antara kapal dengan unsur
alam dan gangguan perompakan. Pengalaman buruk tersebut menjadi
keprihatinan dunia karena menyangkut mobilitas barang kebutuhan
hidup manusia di berbagai belahan dunia yaitu Amerika-Eropa-Afrika
dan Asia Pasifik-Australia. Hingga saat ini, penanganan masalah
keamanan dan keselamatan pelayaran di kawasan tersebut selalu
ditanggapi dan ditindaklanjuti secara serius oleh masyarakat dunia.
Berbagai pihak yang berkepentingan dengan keamanan dan keselamatan
pelayaran di kawasan tersebut telah berusaha dengan berbagai cara
ikut andil dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Sudah selayaknya
Indonesia sebagai salah satu negara yang wilayah administrasinya
mencakup kawasan tersebut ikut berperanserta secara aktif menangani
permasalahan di kawasan tersebut. Selain untuk kegiatan
pelayaran-kepelabuhanan, Kawasan Selat Malaka-Singapura-Phillip
juga dimanfaatkan untuk jalur kabel laut untuk komunikasi
internasional. Sangat dimungkinkan terjadinya konflik antara
kegiatan pelayaran-kepelabuhanan dengan peletakan kabel laut untuk
komunikasi. Untuk itu, diperlukan pengawasan dan manajemen yang
memadai agar masing-masing kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
Selain untuk menciptakan iklim pelayaran yang kondusif di Perairan
Indonesia, jasa pelayaran dan kepelabuhanan juga prospektif untuk
berperanserta menyumbang pengembangan perekonomian wilayah. Dalam
kaitan dengan kegiatan pelayaran, selain Selat
Malaka-Singapura-Phillip yang merupakan simpul transportasi dunia,
Provinsi Kepulauan Riau juga dilalui oleh ALKI I-A yang dilewati
oleh kapal internasional dengan pulau terdekat adalah Bunguran
Natuna. Dengan akan dikembangkannya KAPET NATUNA, maka pelabuhan di
Bunguran/Selat Lampa perlu dipersiapkan untuk kepelabuhanan
bergabung dengan aktivitas pelayaran internasional. Selain itu,
jalur pelayaran internasional ALKI I-A dari gugus pulau sekitar
Karimun-Barelang-Bintan hingga gugus pulau Bunguran juga dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan penunjang pelayaran yang dapat
meningkatkan pengembangan ekonomi wilayah.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa ada berbagai peluang bisnis
terkait dengan kegiatan pelayaran dan kepelabuhanan yang dapat
dilakukan di Selat Malaka-Singapura-Phillip dan perairan di
sekitarnya serta di sekitar ALKI I-A sebagai bagian dari
pengelolaan wilayah perairan Provinsi Kepulauan Riau. Bisnis yang
terkait dengan kegiatan pelayaran dan kepelabuhanan tersebut perlu
dikelola sedemikian rupa agar mendatangkan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi peningkatan perekonomian wilayah, yang tujuan
lebih jauhnya terutama untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
Kepulauan Riau. Saat ini, Pemerintah, termasuk di dalamnya adalah
Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, telah membuat berbagai
rencana sektoral dan rencana spasial di Wilayah Kepulauan Riau,
terutama di perairan sekitar Selat Malaka-Singapura-Phillip. Untuk
melengkapi acuan dalam mengelola ruang laut dipermukaan maka Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan
kegiatan identifikasi dan inventarisasi kembali potensi migas di
Kepulauan Riau dalam upaya sinkronisasi dengan perencanaan spasial
di permukaan laut. Sehingga dengan adanya dokumen ini kedepan,
dapat dihidari tumpang tindih dan terjadinya konflik kepentingan
dalam penggunaan sumber daya laut di Kepulauan Riau.II. MAKSUD DAN
TUJUAN DAN SASARANII.1 Umum Melakukan identifikasi sumber daya alam
minyak dan gas bumi dan data infrastruktur migas (pipa bawah laut
untuk gas, anjungan, FSO, FPSO dan lainnya, pada daerah penghasil
wilayah kerja Provinsi Kepulauan Riau, balk potensi jumlah
cadangan, produksi kumulatif yang sudah diambil, cadangan yang
tertinggal, maupun cadangan yang tersisa yang masih memiliki
prospek, dan data perusahaan migas, kemudian hasil rekapitulasi dan
kajiannya dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan dinas
terkait di tingkat daerah serta sebagai pertanggungjawaban publik
kepada DPRD dan masyarakat sebagai Stake Holder.Sasaran pelaksanaan
kegiatan identifikasi sumber daya alam minyak dan gas bumi adalah
tersedianya data dan informasi mengenai cadangan migas dalam
cakupan wilayah survey yang memiliki migas.Sedangkan tujuan
khususnya adalah:1. Teridentifikasinya dan terinventiarsir nya data
potensi minyak dan gas yang diperkirakan bersinggungan dengan
pemanfaatan perairan laut Kepulauan Riau dengan sektor lainnya;2.
Sinkronisasi perencanaan pemanfaatan perarian laut bidang migas
dengan sektor-sektor lainnya.3. Menyediakan Decission Support
System (DSS) bagi pimpinan daerah dalam menyusun startegy
pemanfaatan perairan Kepulauan Riau4. Tersedianya sarana SIG
(sistem informasi geografis) Pertambangan dan EnergiII.2 Outcome:1.
Terpadunya perencanaan multi sektor dengan pemanfaatan perairan
laut yang tetap mampu menjaga keberlangsungan pada bidang minyak
dan gas.2. Teridentifikasi nilai ekonomi minyak dan gas dimasa yang
akan datang yang bersanding dengan kegiatan pamanfaatan periairan
lainnya.
II.3 Sasaran:1. Tercapainya keadaan yang harmonis antara upaya
peningkatan PAD Kepulauan Riau di sektor pertambangan dan energi
khususnya Minyak dan Gas dengan sektor lainnya.2. Tersusunnya
eksekutif information system potensi Minyak dan Gas dalam SIG.III.
Keluaran Dan HasilKeluaran dari kegiatan identifikasi dan
inventarisasi potensi SDA MiGAS ini adalah: Mapping potensi dan
identifikasi potensi Migas di Kepulauan Riau yang dapat bersinergy
dengan kepentingan pemanfaatan perairan Kepulauan Riau secara
terintegrasi. Inventarisasi MIGAS yang berujung pada pengelolaan
semaksimal bersama sama dengan kegiatan lain di wilayah perairan
Kepulauan Riau sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Hasil yang
diharapkan dalam kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi
yang cukup bagi pemerintah daerah dalam mengambil keputusan
strategis dalam pemanfaatan perarian laut secara bijaksana dan
harmonis. IV. Metode PelaksanaanMetodologi tahapan pelaksanaan
studi yang digunakan meliputi tahap identifikasi masalah dan
inventarisasi kebutuhan hasil akhir pekerjaan berupa tersedianya
data dan informasi tentang MIGAS di Kepulauan Riau dalam format SIG
(Sistem Infoemasi Geografis), survey dan pengumpulan data
sekunder/primer, pengolahan data, identifikasi masalah MIGAS,
identifikasi kegiatan pemanfaatan perairan di permukaan laut,
analisis data, sinkronisasi, strategi penyusunan data dan informasi
hasil identifikasi dan inventarisasi, layout SIG, Pengembangan
Tematik dan installasi ke Server milik Dinas Pertambangan Energi
Provinsi Kepulauan Riau.IV.1 Data Yang Digunakana) Pengumpulan data
dan studi literaturData yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah;
Data Infrastruktur Migas (pipa, anjungan, FSO, FPSO dll) Data
Survey Seismic (Sekunder) Data Survey Non-Seismic Data cadangan
yang sudah tersertifikasi Data Pemboran Eksplorasi Dokumen POD
(Plan Of Development) Metode Produksi Data produksi Data lifting
Data, DBH Migas, Prakiraan Produksi dan Lifting 5 tahun ke
depanData-data tersebut dapat diperoleh dalam bentuk Soft Copy
maupun Hard File (hard Copy) dari Ditjen Migas yang dibantu oleh
SKKMIGAS.IV.2 Rekapitulasi, Pengkajian dan AnalisisSetelah seluruh
data terkumpul, maka harus dilakukan pekerjaan, antara lain:
Rekapitulasi dan kompilasi data Pengelompokan dan Pengkajian
terhadap data-data yang diperoleh dari KKKS dan SKKMIGAS
Perhitungan kembali serta akumulasi seluruh data minyak dan gas
bumi dari berbagai lapangan menjadi satu kesatuan Menyeleksi dan
memprediksi data produksi minyak dan gas bumi yang sudah terambil.
Meramal dengan menggunakan software yang ada tentang potensi
cadangan minyak dan gas bumi di masa datang 5 tahun ke depan.
Catatan: Estimasi cadangan reservoir dan peramalan produksi yang
akan datang adalah bagian penting daripada proses evaluasi pada
industri minyak dan gas bumi, tapi pekerjaan tersebut bukanlah hal
yang mudah untuk dilakukan dan membutuhkan suatu ketelitian. Kedua
masalah tersebut kemungkinan dapat diselesaikan dengan
metode-metode perhitungan yang ada (misalnya: Material Balance,
decline curve dan Simulasi Reservoir). Metode material balance dan
simulasi resevoir kemungkinan tidak dapat dilakukan dikarenakan
beberapa data yang dibutuhkan tidak tersedia, perhitungan dibatasi
oleh waktu yang ada atau adanya kebutuhan yang mendesak terhadap
informasi yang diinginkan. Untuk itu dibutuhkan suatu metode yang
dapat digunakan dengan cepat tanpa mengabaikan keakuratan atau
kualitas dari output yang dihasilkan, dimana metode tersebut adalah
Decline Curve.Decline Curve (analisa kurva penurunan produksi)
adalah salah satu metode untuk melakukan peramalan produksi yang
akan datang dimana konsep dasarnya adalah trend atau pola produksi
dimasa lampu diperkirakan akan terjadi juga dimasa yang akan
datang. Decline curve adalah metode yang paling umum digunakan
dalam peramalan produksi karena mempunyai beberapa
kelebihan-kelebihan disamping beberapa kelemahannya. Kemudahan
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, kemudahan untuk memplot
data, hasilnya berbasiskan waktu dan kemudahan untuk melakukan
analisa adalah kelebihan-kelebihan dari decline curve. Adapun
kelemahannya adalah dibutuhkan paling sedikitnya enam bulan data
sejarah produksi (lebih baik minimal 2 tahun), dan tidak dapat
digunakan untuk perubahan metode produksi.V. Tenaga Ahli Dan Tenaga
PendukungDalam pelaksanaan survei ini, kualifikasi tenaga ahli yang
diperlukan harus sesuai dengan lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan, dengan kualifikasi minimal yang harus terpenuhi
sebagai berikut :1. Project Leader (1 orang)Adalah Petroleum
Enginer (S2) Disyaratkan Magister Teknik (S2) Perminyakan lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau swasta (status sudah
terakreditasi) dengan pengalaman kerja minimal 7 (tujuh) tahun
memiliki sertifkasi dari lembaga yang berwenang.2. Tenaga
Ahli-Petroleum Engineer (1 orang)Disyaratkan Sarjana (S1) Jurusan
Ahli Perminyakan lulusan Universitas/Peguruan Tinggi negeri atau
swasta (status sudah terakreditasi) dengan pengalaman kerja minimal
6 tahun dibidang jasa konsultan, memiliki sertifikasi dari lembaga
yang berwenang- Ahli Geologi (1 orang) Disyaratkan Sarjana (S1)
Jurusan Geologi/Perminyakan lulusan Universitas/Peguruan Tinggi
negeri atau swasta (status sudah terakreditasi) dengan pengalaman
kerja minimal 4 (empat) tahun dibidang jasa konsultan serta
memiliki sertifikasi.- Ahli Pemetaan dan GIS/SIG (1 orang)
Pendidikan Sarjana Geografi/SIG/Kartografi (S1) sesuai dengan
keahliannya dengan pengalaman sejenis dalam membuat SIG multi
tematik dan integrasi jaringan setidaknya 5 (lima) tahun memiliki
sertifikat sesuai bidang tugasnya.3. Kelompok Tenaga Pendukung1.)
Sekretaris (1 0rang) Administrasi dan Keuangan (1 orang)Pengalaman
dibidangnya masing-masing 3 (tiga) tahun dengan pendidikan Sarjana
Muda/Sarjana/D42.) Operator komputer (2 orang) yang terdiri dari
Drafter Pemetaan/Geospasial (1 orang) Pendidikan D4/S1 Lebih
diutamakan dari praktisi SIG dengan latar belakang pendidikan
komputer atau geografi dengan sertifikat yang sesuai mampu bekerja
pada multi platform dan operating system pengalaman setidaknya 5
(lima) tahun. Operator Komputer (1 orang)Pendidikan D4/S1 Lebih
diutamakan dari praktisi SIG dengan latar belakang pendidikan
komputer atau geografi dengan sertifikat yang sesuai, mampu bekerja
pada multi platform dan operating system pengalaman setidaknya 5
(lima) tahun.VI. Lingkup Pekerjaan1. Pekerjaan Persiapan (Studi
literatur dan Kick Off Meeting)2. Pendataan (Data Primer dan
Sekunder)3. Rencana Kegiatan dalam bentuk Laporan Pendahuluan4.
Survei Lokasi dan Konsultasi ke Instansi Terkait (mobilisasi tenaga
ahli, teknisi dan peta dasar MIGAS)5. Pengolahan Data Lapangan dan
Analisa Data6. Penyusunan Laporan Antara7. Penyusunan Draft Laporan
Final dan Uji Coba SIG8. Laporan Final serta Hasil jadi GIS yang
ter-install di Server Dinas
VII. Jangka Waktu PelaksanaanKegiatan ini dilaksanakan selama
150 (seratus lima puluh) Hari kalender sejak dilakukan perjanjian
kerjasama.
VIII. Biaya PelaksanaanBiaya Pelaksanaan kegiatan ini adalah
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau
murni Tahun Anggaran 2014 dengan pagu anggaran sebesar Rp.
380.000.000,- (Tiga Ratus Delapan Puluh Juta Rupiah)IX. Organisasi
Pelaksana dan Dukungan Pemberi Kerja1. Nama organisasi yang
menyelenggarakan/melaksanakan kegiatan ini adalah Dinas
Pertambangan dan Energi Bidang Minyak dan Gas Provinsi Kepulauan
Riau 2. NAMA PPK :
................................................3. NAMA PPTK:
.....................................................Pemberi kerja
akan memberikan dukungan data sekunder dan primer yang dimiliki
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik dalam hard copy
maupun soft copy. Serta dukungan surat menyurat yang diperlukan ke
instansi terkait disertai dengan pendampingan yang diperlukan
kepada konsultan dalam melaksanakan konsultasi dengan Instansi
terkait.X. Kemajuan Pekerjaan/PelaporanHasil dari kegiatan ini
adalah berupa laporan konsultan yang terdiri dari :a) Laporan Tahap
Pendahuluan/Rencana KerjaLaporan ini merupakan laporan yang harus
:-Dipaparkan/didiskusikan pada hari ke25 (dua puluh lima) sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani-Disetujui dan
telah di ACC oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) untuk
diserahkan pada hari ke-27 (dua puluh tujuh) dilengkapi berita
acara presentasi sebanyak 10 (Sepuluh) buku termasuk 2 (dua) buku
asli.Laporan ini berisi tentang penjelasan rinci yang meliputi : -
Gambaran umum keadaan penambangan minyak dan gas lepas pantai di
Kepulauan Riau-Metodologi kerja yang digunakan-Organisasi Tim
Konsultan-Data-data awal Migas-Analisa dan penilaian awal
pengelolaan pemanfaatan perarairan di sektor terkait lainnya yang
berdampak pada sektor MIGAS di Kepulauan Riau-Komposisi dan
penugasan Tenaga Ahli.b)Laporan AntaraLaporan ini merupakan laporan
yang harus :-Dipaparkan/Presentasikan pada hari ke 60 (enam puluh)
sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani-Disetujui
dan telah di ACC oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK)
untuk diserahkan pada hari ke-65 (enam puluh lima) sejak Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani.-Diserahkan pada hari
ke 70 (tujuh puluh) Laporan yang telah di ACC oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sejak Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) ditanda tangani sebanyak 10 (Sepuluh) buku termasuk 2 (dua)
buku asli.Laporan ini antara lain berisi tentang penjelasan rinci
yang meliputi :- Analisa sementara tentang keadaan Minyak dan Gas
di Kepulauan Riau khususnya yang terkena dampak kegiatan
pemanfaatan perairan di permukaan laut.-Kompilasi data dari hasil
survey terhadap data sekunder dan primer terbatas, yang berisi
tentang halhal yang berhubungan dengan MIGAS dan keadaan
pemanfaatan perairan di permukaan laut.-Draft strategi dan rencana
penyusunan data dan informasi dalam bentuk SIG Bidang
MIGAS.c)Laporan Draft FinalLaporan ini merupakan laporan yang harus
:-Dipaparkan/Presentasikan pada hari ke 110 (seratus sepuluh) sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani-Disetujui dan
telah di ACC oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) untuk
diserahkan pada hari ke-115 (seratus lima belas) sejak Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani.-Diserahkan pada hari
ke 120 (seratus dua puluh) Laporan yang telah di ACC oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sejak Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) ditanda tangani sebanyak 10 (Sepuluh) buku termasuk 2 (dua)
buku asli.Laporan ini berisi tentang penjelasan rinci yang meliputi
:- Draft Resume dan Rekap tentang keadaan MIGAS di Kepulauan Riau
dan konsep akhir penyajian data dan informasi GIS Migas.-Analisa
data dari hasil survey data sekunder dan primer, berisi tentang
halhal yang diusulkan/diputuskan sebagai data dan informasi yang
akan ditampilkan kedalam SIG dan Tematiknya. -Draft Final strategi
dan hasil penyusunan dalam bentuk rekomendasi - Lay Out Aprroval
Pemetaan SIG dalam tematik khusus MIGAS.-Uji Coba Integrasi ke
Sistem Utama Dinas d) Laporan FinalLaporan ini merupakan laporan
yang harus :-Dipaparkan/Presentasikan pada hari ke 140 (seratus
empat puluh) hari sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
ditandatangani-Disetujui dan telah di ACC oleh pejabat pelaksana
teknis kegiatan (PPTK) untuk diserahkan pada hari ke-1 (seratus
lima belas) hari sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda
tangani.-Diserahkan pada hari ke 145 (seratus empat puluh lima)
hari, Laporan yang telah di ACC oleh Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda
tangani sebanyak 10 (Sepuluh) buku termasuk 2 (dua) buku
asli.Laporan ini antara lain berisi tentang penjelasan rinci yang
meliputi :- Resume dan Rekap Akhir tentang keadaan MIGAS di
Kepulauan Riau dan konsep akhir penyajian data dan informasi GIS
Migas.-Analisa akhir dari hasil survey data sekunder dan primer,
berisi tentang halhal yang merupakan keputusan bersama terhadap
data dan informasi yang akan ditampilkan kedalam SIG dan
Tematiknya. -Strategi dan rekomendasi - Lay Out Aprroval Pemetaan
SIG dalam tematik khusus MIGAS.-Integrasi ke Sistem Utama SIG di
Dinas Pertambangan dan Engeri Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau.
Tanjungpinang, Februari 2014KEPALA DINAS PERTAMBANGAN DAN
ENERGIPROVINSI KEPULAUAN RIAU
IR. RACHMINUDIN, MScPembina Utama Muda NIP. xxxxxxxxxxxxxxxx
Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau