PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KAK1.1 LATAR BELAKANGPesatnya
pembangunan perkotaan yang tidak memperhatikan keberlanjutan
lingkungan menghasilkan berbagai permasalahan yang cukup rumit
untuk diatasi. Tingkat pencemaran udara, air, dan tanah yang
tinggi; kemacetan; terjadinya banjir; kemiskinan; maupun menurunnya
produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia
untuk interaksi sosial; menghasilkan penurunan kualitas lingkungan
hidup perkotaan. Selain itu, isu climate change atau perubahan
iklim, seperti kenaikan muka air laut, kenaikan temperatur, maupun
peningkatan frekuensi dan volume banjir yang juga diakibatkan oleh
aktivitas manusia, merupakan ancaman global terhadap
keberlangsungan kehidupan perkotaan dan wilayah sekitarnya.Penataan
Ruang sebagai matra spasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan.
Selaras dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan
perkotaan yang mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan
buatan. Untuk menindaklanjuti rencana tata ruang yang telah
disepakati maka diselenggarakan kegiatan Penataan Bangunan dan
Lingkungan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan ruang dan
menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas
serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Penting
kiranya untuk merencanakan dan merancang kawasan yang berpijak pada
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Hal ini diwujudkan
dengan keberadaan kota hijau, yang merupakan kota ramah lingkungan
dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien sumberdaya air dan
energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu,
menjamin kesehatan lingkungan, dan mensinergikan lingkungan alami
dan buatan. Kota hijau juga merupakan kota yang melakukan adaptasi
dan mitigasi terhadap perubahan iklim.Dengan demikian, konsep kota
hijau (kota berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan
tidak mengorbankan aset kota, melainkan terus menerus memupuk semua
kelompok aset meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya
alam, lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Konsep Kota
Hijau memuat beberapa komponen penting yang berkontribusi terhadap
peningkatan kualitas fisik perkotaan, diantaranya area hijau atau
ruang terbuka hijau (green open space), sesuai dengan apa yang
tercantum dalam ruang lingkup kerangka acuan kerja ini. Perencanaan
dan perancangan green open space mendukung rencana penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) dengan luas minimal sebesar
30% dari luas wilayah kota, yaitu 20% RTH publik dan 10% RTH
privat, yang sebelumnya telah digariskan dalam UU Penataan
Ruang.Dengan demikian tujuan penyelenggaraan green open space
diharapkan dapat menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan
air, menyeimbangkan keberadaan lingkungan alam dan lingkungan
binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat, serta
meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana
pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan
bersih. Peranan green open space yang sangat menonjol antara lain
adalah fungsi ekologis, fungsi sosial budaya, fungsi planologis,
fungsi ekonomi dan fungsi estetika. Fungsi utama RTH terkait dengan
aspek ekologis, yaitu selain sebagai paru-paru kota, pengatur iklim
mikro, produsen oksigen, dan penyedia habitat satwa, juga sebagai
penyerap polutan berupa karbon (carbon sequestration) yang
diperoleh dari media udara, air dan tanah. Fungsi lain adalah
sosial budaya yang merupakan media komunikasi warga kota; sekaligus
sebagai tempat rekreasi; wadah dan objek pendidikan, penelitian,
dan pelatihan alam. Oleh karena itu, ruang terbuka hijau harus
memiliki aksesibilitas yang baik untuk semua orang, termasuk
aksesibilitas bagi kaum berkebutuhan khusus. Fungsi lain adalah
aspek estetika/arsitektural yang dapat meningkatkan kenyamanan,
memperindah lingkungan kota, serta menstimulasi kreativitas dan
produktivitas warga kota.Agar keberadaan ruang terbuka di Kawasan
Perkotaan Ampana dapat berfungsi secara efektif baik secara
ekologis maupun secara planologis, pengembangan ruang terbuka hijau
tersebut sebaiknya dilakukan secara hirarkhis dan terpadu dengan
sistem struktur ruang yang ada di perkotaan. Dengan demikian
keberadaannya bukan sekedar menjadi elemen pelengkap dalam
perencanaan suatu kota semata, melainkan lebih merupakan (sebagai)
pembentuk struktur ruang kota. Oleh karenanya perlu dilakukan
penyusunan dokumen desain kawasan sebagai produk dari kegiatan
penataan bangunan dan lingkungan dan sekaligus turunan dari RTRW,
RDTR, dan RTBL, selain sebagai pemenuhan aspek legal-formal, yaitu
sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan
dan lingkungan pada kawasan terpilih, juga merupakan dokumen
panduan/pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan
bangunan dan lingkungan kawasan terpilih. Hal ini perlu dilakukan
agar memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan
yang berkelanjutan dengan meliputi pemenuhan persyaratan tata
bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas hidup masyarakat
melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan
pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi
lingkungan.
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN PEKERJAANA. MaksudKonsultan
memahami bahwa maksud adanya pekerjaan ini merupakan acuan bagi
para pihak/pelaksana dalam melaksanakan kegiatan penyusunan desain
kawasan di Kawasan Perkotaan Ampana. Hal ini tentunya terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi serta mengawal proses
terkait penyelenggaraan konstruksi implementasi pengembangan ruang
terbuka hijau.
B. TujuanTujuan kegiatan adalah terarahnya penyelenggaraan
penataan bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan sesuai
dengan Peraturan Walikota/Bupati tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan Kawasan Perkotaan Ampana Kecamatan Ampana Kota tahun
2014. Dengan demikian keberadaannya dapat mendorong terwujudnya
peningkatan kualitas dan kuantitas ruang terbuka yang sesuai dengan
karakteristik fisik maupun nonfisik Kawasan Perkotaan Ampana.
C. SasaranSasaran pekerjaan penyusunan perencanaan dan desain
Kawasan Perkotaan Ampana sebagaimana yang tercantum dalam KAK
adalah sebagai berikut:1. Tersusunnya Dokumen Desain Kawasan sesuai
dengan Peraturan Walikota/Bupati tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan di lokasi yang telah ditentukan, yang dapat digunakan
sebagai panduan dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan
lingkungan di kawasan tersebut;2. Tersusunnya Dokumen Detail
Engineering Design (DED) pada kawasan perencanaan untuk pelaksanaan
kegiatan fisik stimulan sesuai dengan rencana investasi yang
ditetapkan dalam dokumen Desain Kawasan; dan3. Tersusunnya Naskah
Surat Keputusan Walikota/Bupati tentang penetapan Dokumen Desain
Kawasan pada kawasan perencanaan sebagai produk pengaturan yang
legal di kawasan tersebut.Konsultan berpendapat bahwa agar tujuan
pekerjaan dapat tercapai secara ideal, maka diperlukan penyusunan
sasaran pekerjaan yang secara lebih detail sehingga lebih dapat
mendeskripsikan target apa saja yang hendak dicapai dalam jangka
waktu tertentu. Adapun sasaran pekerjaan yang diusulkan konsultan
sebagai berikut:1. Tersusunnya Dokumen Desain Kawasan yang
mencakup: Teridentifikasinya potensi dan permasalahan dari
lokasi-lokasi prioritas dalam dokumen RTBL. Penetapan lokasi
penataan dan revitalisasi kawasan terpilih melalui metode scoring
yang akan disusun desain kawasannya serta telah disetujui melalui
SKPD/dinas teknis terkait di lingkup pemerintah kabupaten/kota.
Tersusunnya analisis tapak dan kawasan terpilih di Kawasan
Perkotaan Ampana Terumuskannya konsep desain kawasan terpilih di
Kawasan Perkotaan Ampana Terumuskannya rancangan ruang terbuka yang
meliputi area hijau, pedestrian way/jalur pedestrian dan street
furniture di kawasan terpilih di Kawasan Perkotaan Ampana. 2.
Tersusunnya Dokumen Detail Engineering Design (DED) pada kawasan
perencanaan yang mencakup Gambar Rencana Teknis (Gambar Rancangan,
Detail Rancangan dan Gambar Konstruksi), Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis (Spesifikasi Teknis), dan Estimate Enginer
(EE) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB). 3. Tersusunnya Naskah Surat
Keputusan Walikota/Bupati tentang penetapan Dokumen Desain Kawasan
pada kawasan perencanaan terpilih.
1.3 LANDASAN HUKUMPenyusunan Desain Kawasan didasarkan pada
kebijakan/perundang-undangan terkait yang dijabarkan sebagai
berikut:1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 2) Undang-Undang Republik
Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya; 3) Undang-Undang
Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;4) Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan
Ruang; 5) Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan
Gedung; 6) Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997
tentang Lingkungan Hidup; 7) Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah; 8) Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 10)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;11) Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; 12) Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan; 13) Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; 14) Peraturan Menteri PU
Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan; 15) SNI
03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan; 16) Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor
01/SE/DC/2009 tentang Modul Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan; 17) Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada Kabupaten/Walikota tempat
lokasi studi; dan 18) Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah
tentang Bangunan Gedung pada Kabupaten/Walikota tempat lokasi
studi.
1.4 STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN Keluaran yang diharapkan dalam
pekerjaan ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel B1-1. Tahapan
Pelaksanaan, Kegiatan, dan Keluaran PekerjaanTAHAPAN
PELAKSANAANKEGIATANKELUARAN
1. Tahap Persiapan Penjelasan lingkup tugas konsultan penyusunan
Desain Kawasan; Penjelasan tahapan kegiatan yang harus
dilaksanakan; Penjelasan deliniasi kawasan studi dan lokasi
prioritas; Penyampaian Dokumen RTBL di kawasan yang sama yang dapat
dijadikan acuan studi; Jadwal penyampaian dan pembahasan laporan;
Perkenalan Tim Tenaga Ahli dari pihak Penyedia Jasa; dan Penjelasan
sistem koordinasi antara penyedia jasa konsultansi dengan tim
teknis yang terdiri dari unsur pemerintah pusat, pemerintah
provinsi/ daerah, SNVT PBL NTT dan pemerintah kabupaten/ kota
Membuat rencana kerja (penjadwalan alokasi waktu, SDM dan
peralatan). Melakukan pembahasan Laporan Pendahuluan Laporan
Pendahuluan, diserahkan selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sejak
SPMK dikeluarkan
2. Tahap Survey Melakukan survey lokasi kegiatan. Melakukan
koordinasi dengan pihak terkait di lokasi kegiatan (stakeholder).
Melakukan penyelidikan tanah, mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan untuk kegiatan perancangan sesuai kebutuhan. Melakukan
pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan pembangunan,
kondisi landsekap, kondisi topografi dan keteknikan lainnya yang
berpengaruh terhadap penyusunan DED untuk pelaksanaan fisik
Melakukan FGD
Laporan Antara, diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
kalender sejak SPMK dikeluarkan.
3. Tahap Analisis Analisa potensi dan permasalahan dari
lokasi-lokasi teridentifikasi dalam dokumen RTBL. Scoring dari
lokasi-lokasi tersebut di atas, serta menetapkan lokasi prioritas
penataan dan revitalisasi kawasan yang akan disusun Desain
Kawasannya. Menetapkan delineasi kawasan perencanaan (disetujui
SKPD/ dinas teknis terkait di lingkup pemerintah kabupaten/ kota).
Melakukan analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan
Analisis element, ornamen, dan vegetasi lokal
3. Tahap Pengembangan Konsep Membuat konsep Desain Kawasan
Membuat konsep-konsep rancangan detil dengan melibatkan masukan dan
pendapat seluruh stakeholder Melakukan pra-rancangan arsitektur
bangunan dan lingkungan untuk pembangunan yang akan disepakati
dengan pihak-pihak terkait. Melakukan klarifikasi terhadap
pra-rancangan penghijauan dan tata ruang luar. Melakukan
perhitungan dan gambar pra-rancangan struktur. Melakukan
perhitungan dan gambar pra-rancangan sistem mekanikal dan
elektrikal. Menyusun garis besar persyaratan teknis/RKS (out line
spesification) Menyusun perkiraan biaya pembangunan (preliminary
cost estimate) Menyusun kebutuhan gambar kerja lengkap yang akan
dikerjakan meliputi : Gambar dan detail arsitektur, gambar dan
detail struktur, gambar dan detail utilitas, gambar dan detail
elemen kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan terkait lainnya
Menyusun spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra-
Rancangan yang sudah ada. Melakukan penyelenggaraan pembahasan dan
konsultasi kepada seluruh stakeholder terkait dengan kegiatan untuk
dibahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama proses
perancangan. Melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk
penyusunan Advis Planning dan blok Plan tapak untuk proses
pengurusan IMB (jika diperlukan). Melakukan pembahasan Laporan
Antara
4. Tahap Pengembangan Desain Penyempurnaan Desain Kawasan.
Pengembangan rancangan dan detail arsitektur bangunan dan
lingkungan. Rancangan dan detail struktur, beserta uraian konsep
dan perhitungannya. Rancangan dan detail penghijauan dan tata
bangunan serta ruang luar bangunan. Rancangan dan detail utilitas
bangunan dan lingkungan, mekanikal elektrikal, beserta uraian
konsep dan perhitungan kontruksi. Menyusun perhitungan biaya
pembangunan lengkap dengan bill of quantity (BQ) dan harga satuan
pekerjaan (berdasarkan HSBGN setempat). Uraian penggunaan bahan
bangunan (spesifikasi secara garis besar) Penyusunan gambar
pelaksanaan termasuk rancangan detail (dokumen pelelangan).
Menyusun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Melakukan
presentasi/ekspose di lokasi kegiatan. Laporan Draft Final,
diserahkan selambat- lambatnya 5 (lima) bulan sejak SPMK
dikeluarkan.
5. Tahap Finalisasi Desain Melakukan finalisasi Desain Kawasan
Melakukan legalisasi Desain Kawasan melalui Surat Keputusan
Bupati/WalikotaLaporan Akhir, diserahkan selambat- lambatnya 6
(enam) bulan sejak SPMK dikeluarkan.
Produk akhir yang diharapkan dari kegiatan ini sebagaimana yang
dipahami konsultan adalah sebagai berikut:1) Laporan Pendahuluan
sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format A4; 2) Laporan Antara
sebanyak sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format A4; 3) Laporan
Draft Akhir sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format A4;4) Laporan
Akhir sebanyak10 (sepuluh) eksemplar dalam format A4;5) Dokumen
Perencanaan Konstruksi (DED, RAB, AHSP dan Spesifikasi Teknis)
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A3;6) Standing banner;
dan 7) CD Dokumentasi sebanyak 5 (lima) keping.
1.5 RUANG LINGKUPUntuk penyempurnaan tujuan dan sasaran
pekerjaan, diperlukan pemahaman mengenai ruang lingkup studi, yang
mencakup lingkup wilayah studi dan ruang lingkup pekerjaan.
Informasi mengenai ruang lingkup dapat dilihat di bawah ini.
A.Ruang Lingkup WilayahLingkup wilayah studi adalah kawasan
terpilih di Kawasan Perkotaan Ampana. Sebelum pelaksanaan
perancangan konstruksi, para stakeholder terkait harus menentukan
lokasi strategis dan signifikan dalam rangka peningkatan kawasan
perkotaan Ampana melalui metode scoring. Adapun syarat penentuan
lokasi yang dinilai antara lain adalah: Merupakan kawasan yang
diprioritaskan dalam dokumen RTBL Status lahan milik PEMDA
Kemudahan aksesibilitas Kedekatan dengan pusat kegiatan masyarakat
kota Digunakan untuk publik
B.Ruang Lingkup PekerjaanRuang lingkup pekerjaan sebagaimana
dipahami oleh konsultan terbagi ke dalam beberapa tahapan, antara
lain:1. Kegiatan perencanaan, meliputi: Pemilihan kawasan
perencanaan yang disepakati stakeholder melalui metode scoring
Identifikasi dan analisis tapak dalam kawasan terpilih Pengembangan
konsep awal terkait ruang terbuka, meliputi area hijau, pedestrian
ways, dan street furniture.2.Kegiatan pekerjaan pra rancangan,
meliputi; Gambar pra-rancangan ruang terbuka yang meliputi:
siteplan, tampak, potongan, dan jaringan utilitas (M/E) Garis besar
persyaratan teknis (outline specification) Perkiraan biaya
pembangunan (preliminary cost estimate)3. Kegiatan pekerjaan
pengembangan rancangan, meliputi: Gambar rancangan lansekap dan
elemen pendukungnya, yaitu: siteplan, denah, tampak, potongan,
gambar detail, dan jaringan utilitas Gambar rancangan utilitas
(M/E) beserta konsepnya Penyusunan perhitungan biaya pembangunan
lengkap dengan Bill of Quantity dan harga satuan pekerjaan Uraian
penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar)
Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail untuk
dokumen pelelangan.4. Kegiatan pekerjaan dokumen lelang, meliputi:
Petunjuk pelelangan. Persyaratan teknis. Gambar rancangan detail
arsitektur lansekap. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Rincian volume
pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi
(Engineering Estimate)1.6PERSONIL/TENAGA AHLIPelaksanaan kegiatan
Penyusunan Perencanaan dan Desain Kawasan Perkotaan Ampana
memerlukan personil yang sesuai dengan bidang keahliannya. Personil
yang diperlukan mencakup tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan
tenaga pendukung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.Tabel B1-2. Personil yang dibutuhkanPERSONILKUALIFIKASI
A. TENAGA AHLI
1. Ketua Tim (Ahli Urban Design)Mempunyai latar belakang
pendidikan jenjang S2 bidang Urban Design atau Arsitektur, serta
memiliki pengalaman profesional di bidangnya 5 (lima) tahun. Tenaga
ahli diharapkan memiliki sertifikasi keahlian yang dikeluarkan oleh
asosiasi yang disahkan LPJK.
2. Ahli ArsitekturMempunyai latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 Bidang Arsitektur, serta memiliki
pengalaman profesional di bidang Arsitektur sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun. Tenaga ahli diharapkan memiliki sertifikasi keahlian
yang dikeluarkan oleh asosiasi yang disahkan LPJK.
3. Ahli SipilMempunyai latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Teknik Sipil, serta memiliki
pengalaman profesional di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun dengan memiliki sertifikasi keahlian yang dikeluarkan oleh
asosiasi yang disahkan LPJK
4. Ahli Arsitektur LansekapMempunyai latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 Bidang Arsitektur Lansekap, serta
memiliki pengalaman profesional di bidang Arsitektur
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. Tenaga ahli diharapkan memiliki
sertifikasi keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi yang disahkan
LPJK.
5. Ahli Teknik LingkunganMempunyai latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Teknik Lingkungan, serta
memeliki pengalaman profesional di bidangnya sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun dengan dengan memiliki sertifikasi keahlian yang
dikeluarkan oleh asosiasi yang disahkan LPJK.
ASISTEN TENAGA AHLI
1. Asisten Bidang Survey/SurveyorMemiliki jenjang pendidikan S1
Teknik Arsitektur atau Teknik Sipil. Berpengalaman profesional
minimal 1 (satu) tahun.
2. Asisten EstimatorMemiliki jenjang pendidikan S1 Teknik
Arsitektur atau Teknik Sipil. Berpengalaman profesional minimal 1
(satu) tahun.
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG
1.7 KURUN WAKTU PENCAPAIAN/JADWAL PEKERJAANKonsultan memahami
bahwa jadwal pekerjaan Penyusunan Perencanaan dan Desain Kawasan
Perkotaan Ampana ini diselenggarakan selama 6 (enam) bulan atau 180
(seratus delapan puluh) hari. Oleh karena itu, pekerjaan harus
dilaksanakan dengan seefektif dan seefisien mungkin agar dapat
mencapai tujuan dan sasaran pekerjaan yang telah ditetapkan. Adapun
penjabaran kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel B1-3. Jadwal PekerjaanTahapan Kegiatan Bulan ke-1Bulan
ke-2Bulan ke-3Bulan ke-4Bulan ke-5Bulan ke-6
1. Persiapan pekerjaan
2. Pengumpulan data primer dan sekunder
3. Identifikasi dan analisis
4. Pengembangan konsep desain awal
5. Kegiatan pra rancangan
6. Kegiatan pengembangan rancangan
7. Penyusunan dokumen lelang
Untuk lebih jelasnya, jadwal pekerjaan secara lebih terperinci
dapat dilihat pada B3 mengenai Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.
1.8BIAYA PELAKSANAAN KEGIATANBiaya pelaksanaan kegiatan
Penyusunan Perencanaan dan Desain Kawasan Perkotaan Ampana
mempunyai nilai Rp.485.000.000 (Empat ratus delapan puluh lima juta
rupiah) yang dianggarkan dari APDB Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2015.
B-1
2. APRESIASI DAN INOVASI2.1. KONSEP KOTA HIJAUKota hijau adalah
kota yang ramah lingkungan yang dibangun berdasarkan keseimbangan
antara dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, serta dimensi tata
kelolanya, termasuk kepemimpinan dan kelembagaan kota yang
mantap.Ada 8 (delapan) atribut Kota Hijau yang dikembangkan khusus
untuk Indonesia. Ke-delapan atribut Kota Hijau tersebut adalah
sebagai berikut:
Gambar di samping menunjukkan keterkaitan satu sama lain dari
kedelapan atribut kota hijau. Misalnya, air buangan yang dihasilkan
sebagai limbah dari rumah tangga atau dari suatu bangunan/gedung
dapat diolah kembali menjadi air bersih, sehingga terjadilah
efisiensi pemanfaatan air. Demikian pula sampah yang dihasilkan
dari suatu kota, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sumber
energi baik itu untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PTLS)
maupun biogas untuk memenuhi kebutuhan energi suatu kawasan/kota
maupun gedung.
Apa itu Green Planning and Design ?Green Planning and Design
dapat diartikan sebagai suatu perencanaan dan perancangan
wilayah/kota/kawasan yang memperhatikan kapasitas daya dukung
lingkungan, efisiensi dalam pengalokasian sumberdaya dan ruang,
mengutamakan keseimbangan lingkungan alami dan terbangun dalam
rangka mewujudkan kualitas ruang wilayah/kota/kawasan yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Apa itu Green Open Space ?Green open space, diartikan sebagai
Ruang Terbuka Hijau, merupakan area memanjang/ jalur dan atau
mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam.Green open space, adalah bagian dari ruang-ruang terbuka
suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan
vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung
dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota
tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan
wilayah perkotaan.
Apa itu Green Building ?Kontribusi jumlah carbon yang dilepaskan
ke udara terbesar adalah berasal dari aktifitas rumah
tangga/perumahan. (Lestari suryandari, 2011). Green building adalah
suatu langkah yang harus dilakukan dari seluruh aktifitas gedung,
rumah dan bangunan lainnya untuk menghindari meningkatnya gas rumah
kaca di atmosfir, serta penghematan sumber daya alam demi
keberlanjutan lingkungan.
Apakah itu Green Waste ?Green Waste adalah upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mencegah terjadinya
masalah yang disebabkan oleh adanya sampah atau limbah.Upaya yang
dimaksudkan diatas meliputi Pengurangan (Reduce), Pemanfaatan
kembali (Re-Use) dan Daur Ulang (Re-Cycle) yang dikenal sebagai
pedekatan 3R.Green waste pada pedoman ini dibatasi pada penanganan
sampah berkelanjutan, sedangkan penanganan limbah lainnya, telah
diatur dalam SOP khusus yang spesifik sesuai jenis dan kandungan
limbahnya, tidak dibahas secara mendalam dalam pedoman ini.
Apa itu Green Transportation?Green Transportation diartikan
sebagai suatu usaha pembangunan dan pengembangan sistem
transportasi yang berprinsip pada pengurangan dampak negatif
terhadap lingkungan, efisiensi penggunaan bahan bakar, dan
berorientasi pada manusia yang meliputi pengembangan jalur-jalur
khusus pejalan kaki dan sepeda, pengembangan angkutan umum massal
yang memanfaatkan energi alternatif terbarukan yang bebas polusi
dan ramah lingkungan, serta mempromosikan gaya hidup sehat dalam
bertransportasi.
Apa itu Green Water ?Green water dapat didefinisikan sebagai
suatu konsep untuk menyediakan kemungkinan penyerapan air dan
mengurangi puncak limpasan, sehingga tercapai efisiensi pemanfaatan
sumberdaya air. Konsep green water dilakukan untuk meminimalkan
efek yang terjadi pada lingkungan dan memaksimalkan efisiensi
penggunaan sumberdaya yang ada, dimana pada akhirnya dapat
menghemat uang yang dikeluarkan.Selain green water, terdapat pula
blue water yaitu air yang tersimpan dalam aquifer, danau, dan
bendungan. Green water dan blue water saling melengkapi dalam
proses aliran air, dimana blue water mengalir ke sungai dan di
dalam lapisan aquifer sedangkan green water diuapkan kembali ke
atmosfer. Apa itu Green Energy ?Green Energy merupakan energi yang
dihasilkan dari sumber-sumber yang ramah lingkungan atau
menimbulkan dampak negatif yang sedikit bagi ekosistem lingkungan
(http://risnotes.com). Konsep green energy ini merupakan upaya
pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan).
Konsep green energy ini berkembang karena adanya dampak negatif
yang luar biasa akibat dari penggunaan energi fosil.
Apa itu Green Community ?Green community dapat diartikan sebagai
sebuah komunitas/kelompok warga yang peduli terhadap masalah
lingkungan dan sosial budaya. Komunitas hijau tumbuh disebabkan
oleh semakin meningkatnya tingkat kepedulian dan kesadaran bahwa
tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan alam bukan semata
berada di tangan pemerintah dan institusi besar, namun juga
terletak pada individu dan komunitas masyarakat.Hunian yang hijau,
nyaman, lestari dan membahagiakan adalah impian bersama, dan dengan
kerjasama yang harmonis hunian itu terwujud. Berawal dari kesadaran
tersebut dan dipicu oleh terbatasnya ruang hijau, saat ini telah
lahir begitu banyak komunitas hijau sebagai wadah untuk menampung
ide dan menghimpun potensi warga serta melakukan aksi nyata demi
terwujudnya kota hijau, kota yang ramah lingkungan.