BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Interaksi Sosial Gillian and Gillian(Pandji Anoraga dkk 1954:21) mengemukakan bahwa interaksi sosial merupakan hubugan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antaraorang-orang perorangan,antara kelompok- kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan skelompok manusia. Apabila dua orang bertemu,interaksi sosial di mulai,pada saat itu mereka saling menegur,berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau saling menukar tanda-tanda,interaksi sosial telah terjadi,karena masing- masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syarat orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat,minyak wangi, dan sebagainya. Kesemuanya itu menimbulkankesan dalam pikiran seseorang,yang kemudian menentukkan tindakan apa yang akan dilakukannya. 2.2 Syarat-syarat Interaksi Sosial Soekanto dkk ( Pandji Anoraga dkk 1974:22 )” menjelaskan bahwa suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu Adanya kontak sosial adanya komunikasi”. Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama- sama) dan tango (yang artinya menyentuh).Jadi artinya harfiah adalah bersama- sama menyentu.Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan 6
32
Embed
KAJIAN TEORITIS - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/1107/5/2013-2-87201-231409073-bab2-10012014014908.pdfkerja sama. Kerja sama disini di maksudkan sebagai suatu usaha bersama antara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Interaksi Sosial
Gillian and Gillian(Pandji Anoraga dkk 1954:21) mengemukakan bahwainteraksi sosial merupakan hubugan-hubungan sosial yang dinamis, yangmenyangkut hubungan antaraorang-orang perorangan,antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan skelompokmanusia. Apabila dua orang bertemu,interaksi sosial di mulai,pada saat itumereka saling menegur,berjabat tangan, saling berbicara atau bahkanberkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi
sosial.Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara
atau saling menukar tanda-tanda,interaksi sosial telah terjadi,karena masing-
masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan
dalam perasaan maupun syarat orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan
oleh misalnya bau keringat,minyak wangi, dan sebagainya. Kesemuanya itu
menimbulkankesan dalam pikiran seseorang,yang kemudian menentukkan
tindakan apa yang akan dilakukannya.
2.2 Syarat-syarat Interaksi Sosial
Soekanto dkk ( Pandji Anoraga dkk 1974:22 )” menjelaskan bahwa suatu
interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat,
yaitu Adanya kontak sosial adanya komunikasi”.
Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama-
sama) dan tango (yang artinya menyentuh).Jadi artinya harfiah adalah bersama-
sama menyentu.Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan
6
badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan
badaniah,karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak -pihak lain
tanpa menyentuhnya melalui komunikasi seperti dengan perkembangan teknologi
dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui
telefon,telegraf,radio,surat-surat dan seterusnya,yang tidak memerlukan suatu
hubungan badaniyah.
Kontak Sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk :
1. Antara orang perorangan, misalnyaapabilaanak kecil mempelajari kebiasaan-
kebiasaan dalam keluarganya.Proses demikian terjadi melalui “socialization”
yaitu suatu proses,diamana anggota masyarakat yang baru mempelajari
norma-norma dan kebudayaan masyarakat dmna dia menjadi anggota.
2. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau
sebaliknya,misalnya apabila seseoarang merasakan bahwa tindakan-
tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu
partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan
ideologi dan programnya.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan
partai politik ketiga didalam pemilihan umum.Atau apabila dua buah
perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan
raya,jembatan dan seterusnya disuatu wilayah yang baru dibuka.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi
apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka,
seperti misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan,saling senyum dan
seterusnya.Sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara.Suatu
kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung.Pada yang pertama,pihak
ketiga bersikap pasif sedangkan pada hal yang terakhir pihak ketiga sebagai
perantara mempunyai perananyang aktif dalam kontak tersebut.Hubungan-
hubungan yang sekunder tersebut,dapat dilakukan melalui alat-alat misalnya
telefon,telegrap,radio dan seterusnya. .
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi social
merupakan hubungan timbale balik antara sesame manusia, dapat diartikan bahwa
dalam suatu golongan atau daerah terjadi kontak social, maka terjadilah proses
interaksi sosial yang memiliki makna dari interaksi tersebut.
2.3 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Soelaeman Soemardi dkk (Pandji Anoraga dkk1964:26) mengemukakanbahwa bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama(cooperation),persaingan (competation)dan bahkan dapat juga berbentukpertentangan atau pertikaian (conflict).Suatu pertikaian itu mendapatkansuatu penyelesaian.Mungkin penyelasaiantersebut hanya dapat diterimauntuk sementara waktu,selesainya pertikaian tersebut dinamakan akomodasi( accomodation ) dan ini artinya bahwa kedua pihak belum puassepenuhnya.Suatu keadaan dapat dianggap sebagai salah satu bentuk darikeempat interaksi sosial. Keempat bentuk pokok dari interaksi sosialtersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas,dalam arti bahwa interaksiitu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan sertamemuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.Akantetapi ada baiknya untuk menelaah proses interaksi-interaksi tersebutdidalam kelangsungannya.
Gillin and Gillin(Soerjono Soekanto 2007:64) mengadakan penggolongan
yang lebih luas lagi.Menurut mereka,ada dua macam proses sosial yang timbul
sebagai akibat adanya interaksi sosial,yaitu :
1. Proses yang asosiatif ( processes of association ) yang terbagi kedalam tiga
bentuk khusus lagi,yakni :
A. Kerja sama (cooperation)
Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang
pokok. Sebaliknya, sosiolog lain menganggap bahwa kerja samalah yang
merupakan proses utama. Golongan yang terakhir tersebut memahamkan kerja
sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sosial atas
dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan pada
kerja sama. Kerja sama disini di maksudkan sebagai suatu usaha bersama antara
orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama.
Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpaipada
semua kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian
dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau kelompok-
kelompok kekerabatan. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang
dapat di gerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran
bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-
group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar
yang mengancam atau ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetian
yang secara tradisional atau institusional telah tertanam di dalam kelompok,
dalam diri seorang atau segolongan orang. Kerja sama dapat bersifat agresif
apabila kelompok dalam jangka waktu yang lama mengalami kekecewaan
sebagai akibat perasaan tidak puas karena keinginan-keinginan pokoknya tak
dapat terpenuhi karena adanya rintangan-rintangan yang bersumber dari luar
kelompok itu. Keadaan tersebut dapat menjadi lebih tajam lagi apabila kelompok
demikian merasa tersinggung atau di rugikan sistem kepercayaan atau dalam
salah satu bidang sensitif dalam kebudayaan. Betapa pentingnya fungsi kerja
sama.
Charles H. Cooley (Soerjono Soekanto 2007:66) mengemukakan bahwaKerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyaikepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaanmempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadapdiri sendiriuntuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanyakepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakanfakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat,kebudayaan itulah yang
mengarahkan dan mendorong terjadi kerja sama. Lain halnya dengan keadaan
yang di jumpai pada masyarakat indonesia umumnya. Di kalangan masyarakat
indonesia di kenal bentuk kerja sama tradisional dengan nama gotong-royong.
Dalam teori-teori sosiologi akan dapat di jumpai beberapa bentuk kerja sama
yang biasa di beri nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih
lanjut di bedakan lagi dengan: kerja sama spontan (spontaneous cooperation),
kerja sama langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual
cooperation) dan kerja sama tradisional (traditional cooperation). Kerja sama
spontan adalah kerja sama yang serta merta. Kerja sama langsung merupakan
hasil dari perintah atasan atau penguasa, sedangkan kerja sama kontrak
merupakan kerja sama atas dasar tertentu,dan kerja sama tradisional merupakan
bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Biasanya juga di bedakan antara gotong-royong dengan tolong-menolong.
Gotong royong di gambarkan dengan istilah “gugur gunung” (bahasa jawa) dan
tolong menolong adalah “sambat sinambat”. Keduanya merupakan unsur-unsur
kerukunan. Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada masyarakat di mana
bentuk kerja sama merupakan unsur sistem nilai-nilai sosialnya sering kali di
jumpai keadaan-keadaan di mana warga-warga masyarakat tersebut tidak
mempunyai inisiatif ataupun daya kreasi karena orang perorangan terlalu
mengandalkan pada bantuan dari rekan-rekannya. Kerja sama sebagai salah satu
bentuk interaksi sosial merupakan gejala universal yang ada pada masyarakat di
mana pun juga, walaupun secara tidak sadar kerja sama tadi mungkin timbul
terutama di dalam keadaan-keadaan dimana kelompok tersebut mengalami
ancaman dari luar.
Ada lima bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut.
1. Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong
2. Bergaining , yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya gonjangan dalam
stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan
yang stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut
kemungkinan mempunyai struktur yang tidaksama antar satu dengan
lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.
5. Joint venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu,
misalnya, pengeboran minyak, pertambangan batu bara, perfiAlman,
perhotelan, dan seterusnya.
B. Akomodasi (Accomodation)
Istilah akomodasi di pergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjukkan
pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang
menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium)
dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia
dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku
di dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-
usaha manusia untuk merendahkan suatu pertentangan yaitu usha-usaha untuk
mencapai kestabilan.
Gillin dan Gillin(Soerjono Soekanto 2007:69) mengemukakan bahwaakomodasi adalah suatu pengertian yang di gunakan oleh para sosiologuntuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosialyangsama artinya dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan olehahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses dimana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya. Denganpengertian tersebut di maksudkan sebagai suatu proses dimana orangperorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mulabertentangan, saling mengadakan penyesuain diri untuk mengatasiketegangan-ketegangan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu carauntuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawansehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang
dihadapinya, yaitu .
Untuk mengurang pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-
kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi disini
bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut,
agar mengahsilkan suatu pola yang baru.
Mecegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
temporer.
Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok
sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis
dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal
sistem berkasta.
Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah,
misalnya lewat perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti luas.
C.Bentuk –bentuk Akomodasi
Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk yaitu
sebagai berikut.
Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh
karena adanya paksaan. Coercion merupakan bentuk akomodasi, dimana
salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan
dengan pihak lawan. . Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik (yaitu
secara langsung), maupun secara psikologis (yaitu secara tidak langsung).
Misalnya perubudakan adalah suatu coercion, dimana interaksi sosialnya di
dasarka pada penguasaan majikan atas budak-budaknya. Budak dianggap
sama sekali tidak mempunyai hak-hak apa pun juga. Pada negara-negara
totaliter, coercion juga di jalankan, ketika suatu kelompok minoritas yang
berada di dalam masyarakat memegang kekuasaan. Hal ini sama sekali
tidak berarti bahwa dengan coercoin tak akan dapat di capai hasil-hasil
yang baik bagi masyarakat.
Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang
terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk dapat melaksanakan
compromise adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan
memahi keadaan pihak lainnya dan begitu pula sebaliknya. Misalnya traktat
antara beberapa negara akomodasi antara beberapa partai politik karena
sadar bahwa masing-masing memiliki kekuatan sama dalam suatu
pemilihan umum dan seterusnya.
Arbitration merupaka suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-
pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan di
selesaikan oleh pihak ketiga yang di pilih oleh kedua belah pihak atau oleh
suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi daripihak-pihak yang
bertentangan, sperti terlihat dalam penyelesaian masalah perselisihan
perburuhan, misalnya.
Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation di undanglah
pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Pihak ketiga
tersebut tugas utamanya adalah untuk mengusahakan suatu penyelesaian
secara damai. Kedudukan pihak ketiga hanyalah penasehatbelaka. Dia tidak
mempunyai wewenag untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian
perselisihan tersebut.
Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan
dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan
bersama. Conciliation bersiafat lebih lunak dari pada coercion dan membuka
kesempatan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengadakan
asimilasi. Suatu contoh dari conciliation adalah adanya panitia-panitia tetap
di indonesia yang khusus bertugas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
perburuhan, dimana duduk wakil-wakil perusahaan, wakil-wakil buruh,
wakil-wakil departemen tenaga kerja dan seterusnya khusus bertugas
menyelesaikan persoalan-persoalan jam kerja, upah, hari-hari libur dan lain
sebagainya.
Toleration juga sering di namakan tolerant-participation.Ini merupakan
suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Kadang-
kadang toleration timbul secara tidak sadar dan tanpa di rencanakan karena
adanya watak ornag perorangan atau kelompok-kelompok manusia untuk
sedapat mungkin menghidari diri dari suatu perselisihan.
Stalemate merupakan suatu akomodasi, dimana pihak-pihak yang
bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada
suatu titik terentu dalam melakukan pertentangannya. Hal ini di sebabkan
karena nagi kedua belah pihak sudah tidak ada kemungkinan lagi baik untuk
maju maupun untuk mundur. Stalemate teresbut, misalnya, terjadi antara
amerika serikat dengan rusia di bidang nuklir.
Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
Bermacam-macam bentuk akomodasi seperti di uraikan di atas dan telah
banyak ketegangan-ketegangan yang teratasi, masih saja ada unsur-unsur
pertentangan laten yang belum dapat di atasi secara sempurna.
Bagaimanapun juga akomodasi tetap perlu, apalagi dalam keadaan dunia
dewasa ini yang penuh ketegangan. Selama orang perorangan atau kelompok-
kelompok manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yangtidak bisa di
selaraskan antara satu dengan lainnya, akomodasi tetap di perlukan.
D. Hasil –hasil AkomodasI
Secara panjang lebar Gillin dan Gillin menguraikan hasil-hasil suatu proses
akomodasi dengan mengambil contoh-contoh dari sejarah. Antara lain hasil-
hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Akomodasi, dan integrasi masyarakat
Masyarakat dan integrasi masyarakat telah berbuat
banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten
yang akan melahirkan pertentangan baru. Ketika orang-orang Normandia
melakukan inggris pada 1066, mereka telah memaksakan suatu kebudayaan baru
terhadap masyarakat taklukannya. Bahasa, sistem feodalisme, hukum, dan
sterusnya di ubah dan di ganti. Dalam proses tersebut terjadi perkawinan
campuran dan banyak orang inggris yang mendapat kedudukan baru yang tinggi.
Keadaan tersebut mengurangi jarak sosial antara penjajah dengan yang di jajah.
Selain itu, akomodasi juga menahan keinginan-keinginan untuk bersaing yang
hanya akan membuang biaya dan tenaga saja.
a. Menekan oposisi
Sering kali suatu persaingan di laksanakan demi keuntungan suatu
kelompok tertentu (misalnya golongan produsen) dan kerugian pihak lain
(misalnya golongan konsumen). Akomodasi antara golongan produsen yang
mula-mula bersaing akan dapat menyebabkan turunnya harga, karena barang-
barang dan jasa lebih mudah sampai kepada kosumen.
b. Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
Hal ini tampak dengan jelas apabila dua orang, misalnya bersaing untuk
menduduki jabatan pimpinan suatu partai politik. Di dalam kampanye
pemilihan, persaingan dilakukan dengan sengit, tetapi salah satu terpilih,
biasanya yang kalah di ajak untuk bekerja sama dengan keutuhan dan integrasi
partai poltik yang bersangkutan.
c. Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaaan
baru atau keadaan yang berubah.
d. Perubahan-perubahan dalam kedudukan
Sebetulnya akomodasi menimbulakn penetapan baru terhadap kedudukan
peran perorangan dan kelompok-kelompok manusia. Pertentangan telah
menyebabkan kedudukan tersebut goyah dan akomodasi akan mengukuhkan
kembali kedudukan-kedudukan tersebut.
e. Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi
Dengan adanya asimilasi, para pihak sering mengenal dan dengan
timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk saling mendekati.
Keadaan demikian mungkin saja terjadi pada masyarakat-masyarakat
berkasta seperti india.
Akomodasi di pergunakan dalam dua arti, sebagai berikut:
1. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya
suatu keseimbangan (equilibrium) dan interaksi antara individu dan
kelompok sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat.
2. Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses. Sebagai suatu proses,
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk pada suatu
pertentangan yaitu usaha-uasaha untuk mencapai kestabilan.
3. Tujuan akomodasi untuk mengurangi pertentangan antar individu atau
kelompok untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu
agar terjadi kerja sama.
4. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut dan di tandai dengan
adanya usaha-usaha mengurang perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi
usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses
mental dengan memerhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan
bersama. Apabila orang-orang melakukan asimilasi ke dalam suatu
kelompok manusia atau masyarakat, dan tidak lagi membedakan dirinya
dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan bahwa mereka di anggap
sebagai orang asing. Dalam proses asimilasi, mereka mengidetifikasi
dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok.
Apabila dua kelompok manusia mengadakan asimilasi, batas-batas antara
kelompok-kelompok tadi akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu
kelompok. Secara singkat, proses asimilasi di tandai dengan pengembangan
sikap-sikap yang sama, dan bersifat emosional dengan tujuan untuk mencapai
kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan
tindakan.
1. Prosesyang disosiatif (processes of dissociation) yang mencakup :
a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat di artikan sebagai
suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang
bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu
masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Persaingan mempunyai dua tipe umum,yakni yang bersifat pribadi
dan tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi, orang perorangan, atau
individu secara langsung bersaing untuk, misalnya memperoleh kedudukan
tertentu di dalam suatu organisasi. Tipe ini juga dinamakan rivalry.
Di dalam persaingan yang tidak bersifat pribadi, yang langsung bersaing
adalah kelompok. Persaingan misalnya dapat terjadi antara dua perubahan besar
yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Tipe- tipe tersebut di atas mengahsilkan beberapa bentuk persaingan, yaitu
sebagai berikut.
1. Persaingan ekonomi
Persaingan di bidang ekonomi timbul karena terbatas persediaan apabila di
bandingkan dengan jumlah kosumen. Dalam teori klasik, persaingan bsertujuan
untuk menagatur produksi dan distribusi. Persaingan merupakan salah satu cara
untuk memilih produsen-produsen yang baik. Bagi masyarkat sebagai
keseluruhan, hal demikian di anggap menguntungkan karena produsen yang
terbaik akan memenagkan persaingannya dengan cara memproduksi barang dan
jasa yang lebih baik dengan harga yang rendah.
2. Persaingan kebudayaan
Persaingan dalam bidang kebudayaan dapat pula menyangkut misalnya,
persaingan di bidang keagamaan, lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan,
dan seterunya.
3. Persaingan kedudukan dan peranan
Di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompokterdapat keinginan-
keingian untuk di akui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai
kedudukan serta peranan yang terpandang. Keinginan tersebut dapat terarah
pada suatu persamaan derajat dengan kedudukan serta peranan pihak lain, atau
bahkan lebih tinggi dari itu.
4. Persaingan ras
Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan.
Perbedaan ras, baik karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak
rambut dan sebagainya, hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap
atas perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan. Hal ini di sebabkan karena ciri-ciri
badaniah lebih mudah terlihat di banding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
b. Kontravensi (contravention)
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang
berada antar persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama
di tandai oleh gejala-gejala adanya ketidak pastian mengenai diri seseorang atau
suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, Skebencian, atau
keraguan-raguan terhadap kepribadian seseorang. Atau perasaan tersebut dapat
pula berkembang terhadap kemungkinan, kegunaan, keharusan atau penilain
terhadap suatu usul, buah pikiran, keperccayaan, doktrin, atau rencana yang di
kemukakan orang perorangan atau kelompok manusia lain.
Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-
orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap
tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai
menjadi pertentangan atau pertikain.
1. Tipe-tipe kontravensi
Von Waise dan Becker, terdapat tiga tipe umum kontrvensi, yaitu kontravensi
generasi masyarakat, kontrvensi yang menyangkut seks, dan kontrvensi
parlementer. Kontravensi seksuual terutama menyangkut hubungan suami
dengan istri dalam keluarga. Nilai-nilai masyarakat dewasa ini pada umunya
juga di indonesia berkecenderungan untuk menempatkan suami dan istri pada
kedudukan dan peran yang sejajar. Sedangkan kontrvensi parlementer
berkaitan dengan hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan
manoritas dalam masyarakat, baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam
lembaga-lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dan seterusnya.Ada pula
beberapa tipe kontravensi yang sebenarnya terletak di antara kontarvensi dan
pertentangan atau pertikaian. Tipe-tipe tersebut di masukkan dalam kategori
kontravensi, karena umumnya tidak menggunakan ancaman atau kekerasan.
Tipe-tipe tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Kontravensi antara masyarakat setempat
Kontravensi antar masyarakat setempat, (community), mempunyai dua
bentuk, yaitu kontravensi antara masyarakat-masyarakat setempat yang berlainan
dan kontravensi antara golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat .
2. Antagonisme keagamaan
3. Kontravensi Intelektual
Kontravensi intelektual, misalnya sikap meninggikan diri dari mereka yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi, terhadap mereka yang kurang
beruntung dalam bidang pendidikan.
4. Oposisi moral
Hal ini berhubungan erat dengan latar belakang kebudayaan, biasanya
yang sudah mapan, yang menimbulkan prasangka terhadap taraf kebudayaan
tertentu lain, termasuk di dalamnya sistem nilai yang menyangkut bidang moral.
2. Pertentangan (pertikaian atau Conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-
perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan,
pola-pola peri laku, dan seterusnya denagn pihak lain. Ciri tersebut dapat
mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau
pertikaian.
Sistematika yang lain pernah pula dikemukakan oleh Kimball Young;
menurutdia bentuk- bentuk proses sosial adalah :
1. Oposisi yang mencakup persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
2. Kerja sama yang mengahasilkan akomodasi.
3. Differentiation’ yang merupakan suatu proses dimana orang perorangan
didalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
berbeda dengan orang-orang lain atas dasar perbedaan usia, seks dan
pekerjaan “Differentiation ” tersebut mengasilkan sistem berlapis-lapis
dalam mastarakat.
Berdasarkan pendapat di atas maka bentuk-bentuk interaksi social
merupakan suatu kerja sama, persaingan, dan bahkan dapat juga berbentuk
pertentangan atau pertikaian. Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatau
penyelesaian, mungkin penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk
sementara waktu yang dinamakan akomodasi. Dan ini berarti bahwa kedua belah
pihak belum tentu puas sepenuhnya.
2.4 Faktor – faktor pendorong interaksi sosial
Gillin dan Gillin(Pandj Anoraga dkk 1995:27) Kelangsungan interaksi
sosial ini merupakan dalam bentuk yang sederhana,dan merupakan proses yang
kompleks,tetapi padanya dapat kita beda-bedakan beberapa faktor yang
mendasarinya,secara tunggal maupun bergabung,ialah :
mengenai cara-cara seorang anak belajar norma-norma sosial dari orang
tuanya.Kesadaran akan norma-norma itu dapat juga dapat diperolehnya secara
identifikasi dengan orang tuanya.Identifikasi itu berarti kecenderungan atau
keinginan dalam diri anak untuk menjadi sama seperti ayahnya atau samaseperti
ibunya.Jadi identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi
identikdengan orang lain.
Proses identifikasi pertama-tama berlangsung secara tak sadar (secara dengan
sendirinya), kedua secara irasional yakni berdsarkan persaan-perasaan atau
kecenderungan-kecenderungan dirinyayang tidak diperhitungkannya secara
rasional,dan ketiga identifikasi mempunyai kegunaan untuk melengkapi sistem
norma-norma, cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah laku orang yang
mengindentifikasi itu.
Identifikasi dilakukan orang kepada orang lain yang dianggapnya ideal dalam
suatu segi untuk memperoleh sistem norma-norma, sikap dan nilai-nilainya yang
dianggap ideal,dan yang masih banyak kekurangan bagi dirinya.
4. Faktor simpati
Simpati dapatdirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu
terhadap oarng lain.Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan
berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Timbulnya
simpati itu meruapakan proses yang sadar bagi diri manusia yang merasa simpati
terhadap orang lain.
Gejala identifikasi itusebenarnya sudah berdekatan dengan simpati.Tetapi
dalam hal simpati yang timbal balik itu akan dihasilkan suatu hubungan kerja
sama,dimana orang yang satu ingin lebih menegerti orang lain. Sedangkan dalam
hal identifikasi,terdapat suatu hubungan dimana yang satu menghormati dan
menjujung tinggi yang lain dan ingin belajar dari padanya,karena yang lain itu
dianggapnya sebagai yang ideal.Jadi pada simpati dorongan utama adalah ingin
mengerti dan ingin kerja sama dengan orang lain, sedangkan pada identifikasi
dorongan utamanyaadalah inginmengikuti jejaknya,ingin mencontoh dan ingin
belajar dari orang lain yang dianggapnya ideal.Hubungan simpati menghendaki
hubungan kerja sama antaradua orang atau lebih manusia yang setaraf.Hubungan
identifikasi hanya mengendaki bahwa orang yang satu ingin menjadi seperti
orang yang lain dalam sifat-sifatnya yang dikaguminya.Simpati bermaksudkerja
sama,identifikasi bermaksud belajar.
Simpati hanya dapat berkembang dalam suatu relasi kerja sama antara dua
orang atau lebih,yang menjamin terhadapnya saling pengertian.Dengan adanya
simpati itu dapatlah diperoleh saling pengertian yang mendalam dan tidak dapat
dicapai tanpa adanya simpati,dan pada pihak lain simpati menyebabkan
terjadinya relasi kerja sama dimana kedua pihak lebih memperdalam saling
pengertiannya.Jadi faktorsimpati dan hubungannya kerja sama yang erat
itu,saling melengkapi yang satu dengan yang lain.
Berdasarkan pendapat di atasmakainteraksi sosial merupakan hubungan-
hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individudengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka
tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatuinteraksi
atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang
berlangsung sepanjang hidupnya didalam masyarakat. Proses sosial diartikan
sebagai cara-cara berhubungan yangdapat dilihat jika individu dan kelompok-
kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan
sosial.
2.5 Pengertian Ekonomi
Ari Sudarman (1992:1) mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah salahsatu cabang ilmu sosial yang menaruh perhatian pada masalah bagaimanaseharusnya memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya untukmemuaskan kebutuhan manusia yang beraneka ragam.Dalam bukuliteratur ilmu ekonomi yang buku (standard),ilmu ekonomi didefinisikansebagai suatu studi mengenai bagaimana seharusnya manusia ataumasyarakat menentukkan pilihannya,baik dengan atau tanpa menggunakanuang dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya dan yangmempunyai alternatif pengguanaan untuk menghasilkan barang serta
kemudian mendistribusikan baik untuk keperluan sekarang atau masa yangakan datang diantara anggota-anggota masyarakat.
Sumber daya atau sering disebut juga dengan faktor produksi merupakan
peralatan yang tersedia yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda untuk
memenuhi kebutuhan manusia.Sebagian besar sumber daya adalah terbatas
jumlahnya, dalam arti relatif di bandingkan dengankeinginan jumlah benda yang
akan di hasilkan.
Ekonomi dibagi dalam dua cabang utama:mikroekonomi dan
makroekonomi.Mikroekonomi menangani perilaku satuan-satuan ekonomi
individual.Satuan-satuan ini mencakup kosumen,pekerja atau buruh,para
penanam modal, pemilik tanah, perusahaan bisnis sintinya,setiap individu atau
entitas yang memainkan peranan dalam berfungsinya perekonomian kita.
Mikroekonomi menjelaskan cara dan alasan dan satuan-satuan ini membuat