KAJIAN TEKNIS KONDISI JALAN ANGKUT PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI OPTIMAL DUMPTRUCK
KAJIAN TEKNIS KONDISI JALAN ANGKUT PRODUKSI UNTUKMENINGKATKAN
PRODUKSI OPTIMAL DUMPTRUCK PADA PT. INCO, TBK SOROAKO
SULAWESI-SELATAN
PROPOSAL TUGAS AKHIRDisusun sebagai salah satu syarat dalam
melaksanakan Tugas AkhirPada Jurusan Teknik PertambanganOleh :M.
BRATANATA WIBOWO03033120008UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS
TEKNIK2007
A. JUDULKAJIAN TEKNIS KONDISI JALAN ANGKUT PRODUKSI UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKSI OPTIMAL DUMPTRUCK PADA PT. INCO, Tbk SOROAKO
SULAWESI-SELATANB. LATAR BELAKANG MASALAHPT. INCO, Tbk merupakan
perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia dengan kapasitas
produksi kurang lebih sebesar 165 juta pounds nikel matte per tahun
dengan daerah penambangan bijih terbagi atas dua, yaitu Soroako
(West block) dan Petea (East block). Operasi penambangan bijih
nikel PT. INCO, Tbk digolongkan sebagai tambang terbuka. Adapun
aktivitas penambangan yang dikerjakan meliputi Pembersihan Lahan,
Pengupasan TanahPenutup,Penggalian,PemuatandanPengangkutandarifront
penambangan ke tempat stasiun penyaringan (screening).Dalam
melakukan aktivitas tersebut, tentunya tidak lepas dari berbagai
macam faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alat terdiri
dari faktor alam, faktor manusia serta faktor peralatan. Ketiga
faktor ini memiliki keterkaitan terhadap kondisi jalan angkut yang
meliputi unsur geometri jalan, radius superelevasi tikungan, grade/
kemiringan jalan, dan daya dukung tanah (kontruksi jalan &
perawatan jalan) serta fasilitas-fasilitas pendukung jalan
(rambu-rambu jalan, lampu penerangan, jalur pengelak, penirisan dan
gorong- gorong). Hal tersebut berpengaruh terhadap penentuan waktu
edar (cycle time) dumptruck yang dihasilkan, waktu edar kecil maka
produksi menjadi besar.Nilai keberhasilan pencapaian target
produksi sangat dipengaruhi oleh hauling system (sistem
pengangkutan). Dengan memperhatikan kondisi jalanangkut produksi
diharapkan mempertinggi nilai efisien kerja alat dan
tingkatkeamanan dari alat terutama dumptruck, sehingga target
produksi dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.C. TUJUAN
PENELITIANPenelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisa
proses pengangkutan yang dikerjakan oleh alat angkut dump truck.
Serta memperoleh informasi detail tentang kondisi jalan angkut
produksi yang terdiri dari geometri jalan, pembebanan jalan
maksimum dan waktu edar (cycle time) yang optimum dari dump truck
untuk mencapai target produksi, sehingga dapat meningkatkan
produksi pengangkutan dengan memperbaiki jalan angkut beserta
fasilitas-fasilitas pendukungnya sehingga kinerja target produksi
perusahaan dapat mencapai hasil yang maksimal.D. PERUMUSAN
MASALAHDalam penulisan ini masalah yang dihadapiadalah bagaimana
memperoleh jalan angkut produksi terdiri dari geometri jalan, grade
jalan maksimum dan pemeliharaanya yang efisien sehingga
transportasi dari alat angkut dapat bekerja seoptimal mungkin
sesuai dengan target yang diharapkan.E. PENYELESAIAN MASALAHDalam
melakukan penyelesaian masalah yang ada di lapangan,
digunakanpenggabunganantarateori-teori,metodeataudatayang
berhubungan dengan kasus yang ada dengan data yang diperoleh di
lapangan.Pendekatan Dasar Teori1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi alatProduksi dari alat berat dan alat angkut adalah
kemampuan yang paling optimum yang dapat dicapai oleh alat-alat
tersebut dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya
seperti faktor alam, faktor alat mekanis maupun faktor manusia.A.
Korelasi cycle time shovel - dump truckDalam Suatu system produksi
pada tambang terbuka yang menerapkan sistem shovel-dump truck
sebagai alat tambang utama. Kerja dump truck sebagai alat angkut
sangat berperan dalam pencapaian target produksi. Dapat juga
dikatakan, dump truck adalah komponen yang fleksibel, yang jumlah
dan kapasitasnya dapat disesuaikan dengan alat gali atau muat yang
melayaninya.Produktivitas dump truck dipengaruhi oleh waktu edar
dimana cycle time dump truck tergantung pada jumlah dump truck yang
dapat dilayani oleh satu buah shovel. Menurut Partanto, waktu edar
dump truck adalah terdiri dari 4 segmen besar, yaitu loading time
(waktu memuat), hauling time (waktu mengangkut), dumping time
(waktu pembongkaran) dan return time (waktu kembali). Menurut
peurifoy, waktu edar dumptruck terdiri dari 5 segmen, yaitu
ditambah dengan spoting at the shovel yang terdiri dari waktu
maneuver dump truck di daerah penggalian dan penimbunan serta waktu
tunggu dump truck sebelum diisi shovel.Sedangkan waktu edar shovel
terdiri dari fill dipper (waktu padasaat shovel mengisi bucket),
swing (waktu maneuver bucket untuk mengisi bak dump truck), dump
(waktu saat bucket menumpahkan galiannya ke bak dump truck), return
(waktu shovel kembali mengisi bucket) dan delay (waktu tunggu
shovel sebelum mengisi bak dumpruck). Shovel yang berfungsi sebagai
alat gali muat dalam kerjanya mengalami digging resistance, yaitu
tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian
tanah. Tahanan ini disebabkan oleh :1. Gesekan antara alat gali dan
tanah, dimana semakin besar kelembaban dan kekerasan butiran tanah
semakin besar pula gesekan yang terjadi.2. Kekerasan tanah yang
umumnya bersifat menahan masuknya alat gali ke dalam tanah.3.
Roughness (kekerasan) dan ukuran butiran tanah.4. Adanya adhesi
antara tanah dengan alat gali dan kohesi antara butiran-butiran
tanah itu sendiri.5. Berat jenis tanah. B. Rolling
resistanceRolling resistance (RR) yaitu tahanan gulir atau
gelinding merupakan tahanan roda yang menggelinding akibat adanya
gesekan antara roda dengan permukaan tanah yang arahnya selalu
melawan gerakan roda kendaraan, keadaan ini dapat dilihat pada
(Gambar 1) :WVRRGAMBAR 1ARAH TAHANAN GULIRBesarnya tahanan gulir
tergantung pada keadaan permukaan tanah yang dilewati (kekerasan
dan kehalusan), roda alat berat, dan berat kendaraan tersebut.
Secara teoritis tahanan gelinding dapatditentukan dengan persamaan
berikut :Dimana :
RR W r lb / ton 1)W=Berat kendaraan
R=Koefisien tahanan gelinding
Untuk menentukan harga tahanan gulir yang tepat bagi setiapmacam
jalan adalah sulit dilakukan, karena ukuran ban, tekanan ban dan
kecepatan gerak kendaraan pun sebenarnya dapat mempengaruhi tahanan
gelinding. Oleh karena itu cara untuk menyatakan tahanangelinding
dengan menggunakan persentase berat kendaraan dapatdilihat pada
Tabel A berikut :TABEL AANGKA RATA-RATA TAHANAN GELINDING PADA
BERBAGAI KONDISI JALANKondisi jalanRR untuk ban karet(lb/ton)
Jalan keras dan licin40
Jalan yang diaspal45-60
Jalan keras dengan permukaanterpelihara baik45-70
Jalan yang sedang diperbaiki dan terpelihara85-100
Jalan yang kurang terpelihara85-100
Jalan berlumpur dan tidak terpelihara165-210
Jalan berpasir dan berkerikil240-275
Jalan Berlumpur dan sangat lunak290-370
C. Grade Resistance (Tahanan kemiringan)Grade Resistance (GR)
adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak
kendaraan karena kemiringan jalur yang dilaluinya. Pengaruh
kemiringan terhadap harga GR adalah naik untuk kemiringan positif
(memperbesar tractive effort atau rimpull) dan menurun untuk
kemiringan negative (memperkecil rimpull). Besarnya GR tergantung
pada dua faktor, yaitu besarnya kemiringan jalan (%) dan berat
kendaraan itu sendiri (gross ton). Besarnya GR rata-rata dinyatakan
dalam 20 pounds (lbs) dari rimpul untuk tiap gross berat kendaran
beserta isinya pada setiap kemiringan 1%. Besarnya pengaruh
kemiringan terhadap tractive effort dapat dilihat pada TabelBTABEL
BKEMIRINGAN JALAN DAN TAHANAN
KEMIRINGANKemiringan(%)GR(lb/ton)Kemiringan(%)GR(lb/ton)
12012238.4
24013257.8
36014277.4
48015296.6
510020392.3
6119.825485.2
7139.830574.7
8159.235660.6
9179.240742.8
1019945820.8
1121850894.4
D. Coefficien of tractionCoefficien of traction (CT) adalah
suatu faktor yang menunjukan berapa bagian dari seluruh berat
kendaraan itu pada ban atau track yang dapat dipakai untuk menarik
atau mendorong kendaraan. Dengan kata lain CT adalah suatu faktor
dimana jumlah berat kendaraan pada ban atau track penggerak harus
dikalikan dengan permukaan jalan sebelum roda selip. Besarnya harga
CT tergantung pada :1. Keadaan ban atau track, yaitu keadaan dan
bentuk kembangan ban.2. Keadaan jalan (basah/ kering, keras/lunak,
bergelombang/ rata).3. Berat kendaraan yang diterima roda.Besarnya
harga CT untuk macam-macam keadaan jalan dapat dilihat pada Tabel
C. Harga CT adalah 1,0 untuk kondisi jalan kering dan keras.TABEL
CCOEFFICIENT OF TRACTION UNTUK BERBAGAI KONDISI JALANKondisi
JalanBan Karet (%)
Jalan kering dan keras80-100
Jalan tanah liat kering50-70
Jalan tanah liat basah40-50
Jalan berpasir basah dan berkerikil30-40
Jalan berpasir kering yang terpisah/ terpencar20-30
E. RimpulRimpull (RP)/ tractive pull/ tractive effort/ draw bar
pull adalah besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat
diberikan oleh mesin atau suatu alat kepada permukaan roda atau ban
penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan. Bila CT cukup
tinggi untuk menghindari selip, maka RP maksimum adalah fungsi dari
horse power (tenaga mesin) dan versnelling (gear ratio) antara
mesin dan roda-rodanya. Tetapi jika selip, maka RP maksimum akan
sama dengan besarnya tenaga pada roda penggerak dikalikan CT.
Besarnyaharga rimpull ini dapat dihitung dengan rumus berikut
:1)Rimpull(lb) HPkendaraan 375
EfisiensiMekanis(%)Kecepatan(mph)Apabila RP tiap segmen jalan
angkut diketahui, maka waktu tempuhalat angkut dapat dihitung
dengan rumus :Wangkut (menit)
Jarak ( feet)1)Kecepa tan(mph) 88F. Acceleration
(Percepatan)Percepatan adalah waktu yang diperlukan kendaraan untuk
mempercepat kendaraan dengan memakai kelebihan rimpull yang tidak
dipergunakan untuk menggerakan kendaraan pada jalur tertentu.
Lamanya waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan
tergantung dari berbagai faktor, yaitu :1. Berat kendaraan, semakin
berat kendaraan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mempercepat kendaraan.2. Kelebihan rimpull yang ada, semakin besar
rimpull yang berlebihan semakin cepat kendaraan itu dipercepat.3.
Gradeability (kemiringan jalan).G. Altitude of elevation
(Ketinggian daerah dar permukaan air laut) Perubahan kadar oksigen
dalam udara akan berpengaruh terhadaphorse power mesin dari suatu
alat yang beroperasi pada suatu daerah dengan ketinggian tertentu.
Makin tinggi suatu daerah kerja semakin berkurang persentase
oksigen, maka tenaga alat yang tersedia semakin berkurang (harus
dikoreksi) untuk kenaikan 1000 feet yang kedua. Besarnya penurunan
tenaga tergantung dari system pengipasan udara dari segi mesin alat
tersebut.H. Faktor effisiensiNilai keberhasilan suatu pekerjaan
sangat sulit ditentukan secara tepat, karena mencakup beberapa
faktor seperti faktor manusia, mesin dan kondisi kerja. Nilai
keberhasilan suatu pekerjaan dipengaruhi oleheffisiensi waktu,
effisiensi kerja atau kesediaan alat untuk dioperasikandan
effisiensi operator. I.Swell factor\
Swellfactor(factorpengembangan)materialmerupakan perbandingan
material dalam keadaan insitu (belum digali) dengan material dalam
keadaan loose (setelah digali). Besarnya swell factordihitung
dengan persamaan :Sweel
factor
VUndisturbed 100% 7 )VlloseSebaliknya, apabila material tersebut
dipindahkan dan dipadatkandengan compactor (alat pemadat) maka
volumenya akan berkurang, yang disebut dengan shrinkage factor
(faktor penyusutan) formulasinyayaitu :7 )Vcompacted Shrinkage
factor
Vloose
100%Apabila angka dari shrinkage tidak ada maka biasanya
dianggap samadengan percent swell, formulasinya yaitu :V7
)Percent
Swell loose 1 100% VundisturbedJ. Density of material (berat isi
material)Berat isi material yang akan digali, dimuat dan diangkut
olehalat-alat mekanis dapat mempengaruhi :1. Kecepatan kendaraan
dengan HP mesin yang dimilikinya.2. Kemampuan kendaraan untuk
mengatasi tahanan kemiringan dantahanan gilir dari jalur jalan yang
dilaluinya.3. Membatasi volume material yang dapat diangkut.2.
Produktivitas AlatUntuk memperkirakan produktivitas alat berat dan
alat angkut secara teoritis, harus dikalikan dengan faktor koreksi.
Sebaliknya untuk memperoleh kemampuan produksi alat secara nyata,
tidak dikalikan dengan faktor koreksi. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi kesalahan yang terjadi akibat faktor teknis seperti :
faktor effisiensi waktu, effisiensi kerja alat, dan effisiensi
operator. Untuk menghitung produktivitas beberapa alat berat dapat
digunakan persamaan :A. Produktivitas ExcavatorQn
A 60Ct
1 )
FkDimana :Q=Produktivitas alat gali-muat (LCM/jam)
A=Kapasitas bucket (m3)
Ct=Cycle time (menit)
Fk=Faktor koreksi
B. Produktivitas Dump truckDumptruck digunakanuntuk
mengangkutmaterial
hasil penambangan.Produktivitas
alatangkutdapatditungdengan persamaan :Dimana :
Qn
A 60Ct
1 )
FkQ=Produktivitas alat angkut (ton/jam)
A=Kapasitas vessel (ton)
Ct=Cycle time (menit)
Fk=Faktor koreksi
C. Produktivitas BulldozerBulldozer berfungsi sebagai alat bantu
untuk melakukan perataan material, penggalian material yang keras,
dan pengumpulan bijih nikel dan tanah sebelum dimuat oleh
excavator. Produktivitas bulldozer dapat dihitung dengan persamaan
:Kemampuan DozingKemampuan Ripping
Qdozing
A 60Ct
1)
FkQripping
P2 J 60Ct
1)
FkProduksi Total
Qtotal
QdozingQdozing
Qripping Qripping)A=Kapasitas blade (m3)
L=Lebar blade (m)
H=Tinggi blade (m)
P=Kedalaman penetrasi (m)
J=Jarak ripping (m)
Ct=Cycle time (menit)
Fk=Faktor koreksi
D. Produktivitas
CompactorCompactor(alatpemadat)berfungsisebagaialatuntuk memadatkan
jalan produksi, hal ini bertujuan untuk mengurangi besarnya surface
subsidance (penurunan tanah) yang tidak diinginkan.Produksi
compactor dapat dihitung dengan persamaan :Dimana :
Q V W H 1000N
1)
FkQ=Kemampuan compactor (m3/jam )
V=Kecepatan operasi rata-rata (km/ jam)
W=Lebar compactor (m)
H=Ketebalan lapisan (m)
N=Jumlah trip
Fk=Faktor koreksi
E. Produktivitas motor graderMotor grader digunakan untuk
berbagai jenis pekerjaan misalnyauntuk perawatan jalan, penggalian
parit dan penghampar batuan. Produktivitas motor grader dapat
dihitung dengan persamaan :Dimana :
Q V Le Lo
1000 Fk 1)Q=Kemampuan motor grader (m2/ jam)
V=Kecepatan rata-rata alat (km/ jam)
Le=Panjang blade efektif (m)
Lo=Lebar overlap (m)
Fk=Faktor koreksi
3. Perencanaan Geometri Jalan ProduksiPerencanaan geometri jalan
merupakan bagian dari perencanaan yang dititik beratkan pada
perencanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar
jalan yaitu memberikan pelayanan optimum pada arus lalu lintas yang
berperasi diatasnya. Karenanya tujuan dari perencanaan geometri
jalan adalah menghasilkan infrastruktur yang aman, effisiensi
pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat
penggunaan/ biaya pelaksanaan. Ruang bentuk dan ukuran jalan
dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pemakai jalan.A. Lebar jalan pada keadaan lurus.Penentuan lebar
jalan minimum untuk jalan lurus didasarkan pada rule of thumb yang
dikemukakan oleh AASHTO Manual Rural Highway Design (1990) yaitu
jumlah jalur kali lebar dump truckditambah setengah lebar dump
truck untuk tepi kiri, kanan jalan danjarak antara dua dump truck
yang sedang bersilangan (Gambar 2). Lebar jalan minimum yang
dipakai sebagai jalur ganda atau lebih padajalan lurus adalah
sebagai berikut :Lm n Wt n 1)( 12Dimana :
Wt 5)Lm=Lebar jalan minimum (m)
n=Jumlah jalur
Wt=Lebar alat angkut (m)
GAMBAR 2LEBAR JALAN PADA KEADAAN LURUSB. Lebar jalan pada
belokan (tikungan)Penentuan lebar jalan pada saat dump truck
membelok berbeda dengan keadaan jalan lurus, karena pada belokan
terjadi pelebaran jalan (Gambar 3) yang sangat tergantung dari
jari-jari tikungan dankecepatan rencana. Pelebaran jalan ini dapat
dihitung denganpersamaan :Dimana :
5)W n(U Fa Fb Z ) CC Z 0,5(U Fa Fb)W=Lebar jalan angkut pada
tikungan (m)
N=Jumlah jalur
Fa=Lebar juntai (over hang) depan (m)
Fb=Lebar juntai (over hang) belakang (m)
U=Lebar jejak roda (center to center tyre)(m)
C=Jarak antara dua dump truck yang akan bersimpangan (m)
Z=Jarak sisi luar dump trck ke tepi jalan (m)
GAMBAR 3LEBAR JALAN TIKUNGANC. Superelevasi (Kemiringan jalan
pada tikungan)Komponen berat kendaraan untuk mengimbangi gaya
sentrifugal diperoleh dengan membuat kemiringan melintang jalan.
Kemiringanmelintang jalan pada lengkungan horizontal yang bertujuan
untukmemperoleh komponen berat kendaraan guna mengimbangi gaya
sentrifugal biasanya disebut superelevasi. Semakin besar
superelevasi semakin besar pula komponen berat kendaraan yang
diperoleh.Superelevasi maksimum yang dapat dipergunakan pada suatu
jalan raya dibatasi oleh beberapa keadaan, seperti keadaan
cuaca,keadaan medan, keadaan lingkungan dan komposisi jenis
kendaraan.Rumus umum untuk superelevasi yaitu :V
181913,53(e
f) 4)(emaks
fmaks )
127 Rmin
atau
Dmaks maks maks
vDimana :emaks =Superelevasi maksimum pada tikungan jalan
(m)fmaks =Koefisien gesekan samping maksimum (Tabel 4)V=Kecepatan
rencana (km/ jam)Rmin =Radius lengkung minimum tikungan jalan (m)
Dmaks=Derajat lengkung maksimum tikungan jalan (0)Hubungan antara R
dan D berbanding terbalik, artinya semakin besar R, D semakin kecil
dan semakin tumpul lengkung horizontal
rencana,begitupunsebaliknya.Berdasarkanpertimbangan peningkatan
jalan di kemudian hari sebaiknya dihindari merencanakan system
alinyemen horizontal jalan menggunakan radius minimum yang
menghasilkan derajat lengkung tajam tersebut. Disamping sukar untuk
menyesuaikan diri dengan peningkatan jalan juga menimbulkan
rasatidak nyaman pada operator yang bergerak dengan kecepatan
lebihtinggi dari kecepatan rencana.TABEL DREKOMENDASI AASHTO UNTUK
KOEFISIEN GESEKAN SAMPINGKecepatan rencana(mph)20304050607080
Kecepatan rencana(km/ jam)3248648097113129
Koefisien0,170,160,150,140,120,10,08
D. Kemiringan jalan produksiGrade/ kemiringan jalan produksi
merupakan salah satu faktor penting yang harus diamati secara
detail dalam kajian teknis jalan produksi. Hal ini disebabkan
karena kemiringan jalan produksi berhubungan langsung dengan
kemampuan alat angkut, baik dalam mengatasi tanjakan maupun
melakukan pengereman. Berdasarkan kemiringan suatu jalan biasanya
dinyatakan dalam persentase, kemiringan 1 % adalah kemiringan
permukaan menanjak atau menurun 1 meter atau 1 feet secara vertical
dalam jarak horizontal 100meter atau 100 feet (Gambar 5). Grade
dihitung dengan persamaanberikut :Dimana :
Grade( )
h 100% 5)xh=Beda tinggi antara dua titik yang diukur (m)
x=Jarak datar antara dua titik yang diukur (m)
GAMBAR 4PERHITUNGAN KEMIRINGAN
JALANSecaraumumkemiringanjalanyangdapatataumasih diperbolehkan
untuk dilalui alat angkut berkisar antara 10% - 18%, tetapi
tanjakan yang baik adalah sekitar 9% atau 5,20. Kemiringanjalan
angkut tambang dapat disesuaikan dengan kemampuan alat-alatangkut
yang berdasarkan spesifikasi teknis mampu mengatasi tanjakan
sebesar 35% melewati jalan tersebut agar diperoleh efisiensi kerja
yang optimal.4. Kostruksi Perkerasan JalanSusunan lapis perkerasan
jalan angkut yang digunakan didalam dan diluar tambang adalah
menggunakanUn-Bound Method. Seluruh konstruksi perkerasan jalan
terdiri dari butiran-butiran lepas (tanpa adanya bahan pengikat
aspal/ semen) yang mempunyai sifat seperti lapisan pasiryaitu
meneruskan gaya tekan kesegala penjuru dengan sudut rata-rata
450terhadap garis vertical, sehingga penyebaran gaya tersebut
merupakan bentuk kerucut dengan sudut puncak 900.5.
Fasilitas-fasilitas Pendukung Jalan AngkutA. Rambu-rambu pada jalan
angkutUntuklebihmenjaminkeamanansehubungandengan dioperasikan suatu
jalan angkut produksi tambang, maka perlu kiranya dipasang
rambu-rambu sepanjang jalan angkut produksi tersebut terutama pada
tempat-tempat yang berbahaya dan juga bahaya terhadap :1. Pengemudi
dan kendaraan itu sendiri2. Hewan yang ada disekitar jalan angkut3.
Orang4. Kendaraan lain yang mungkin lewat jalan tersebut5. Tanda
adanya perempatan, pertigaan, persilangan dengan jalan umum
misalnya rel kereta api dan sebagainya.B. Lampu peneranganLampu
penerangan perlu dipasang apabila jalan angkut produksi tambang
akan digunakan pada malam hari. Pemasangan lampu penerangan ini
bisa dilakukan berdasarkan jarak maupun tingkat bahayanya,
Lampu-lampu penerangan tersebut dipasang antara lain pada
daerah-daerah seperti pada belokan (tikungan), perempatan/
pertigaan jalan angkut, jembatan dan tanjakan maupun turunan yang
cukup tajamC Jalur pengelak untuk menghindari kecelakaanUntuk
menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi karenaselip, rem blong
ataupun sebab lain maka alur jalan angkut tersebut perlu dibuat
jalur pengelak (runway precaution).D. Penirisan (Drainase) dan
gorong-gorong (culvert)Jalan angkut harus diberi penirisan ataupun
gorong-gorong, karena air yang mengalir pada permukaan (run of
water) dapat mempengaruhi keadaan permukaan jalan angkut seperti
menyebabkan becek, berlumpur atau licin. Ukuran system penirisan
tergantung pada besarnya curah hujan, luasnya daerah pengaruh
hujan, keadaan atau sifat fisik dan mekanik material dan tempat
membuang air. Penirisan di kiri kanan jalan angkut sebaiknya
dilengkapi dengan saluran penirisan dengan ukuran yang sesuai
dengan jumlah curah hujan.E. Perawatan dan pemeliharaan jalan
produksiPerawatan dan pemeliharaan jalan merupakan suatu pekerjaan
yangperlumendapatkanperhatiankhususuntukmenunjang kelancaran
produksi. Pada prinsipnya pemeliharaan jalan produksi yang selalu
ditekankan pada kondisi jalan tanah dan pemeliharaan saluran
drainase. Pemeliharaan jalan yang baik, tapi pemeliharaan drainase
yang kurang baik tidak akan berhasil. Hambatan yang sering timbul
saat operasi pengangkutan yaitu pada saat musim kemarau. Lapisan
permukaan jalan berubah menjadi debu yang sangat menganggu
kenyamanan dan kesehatan pekerja, sedangkan pada musim penghujan
debu tersebut menjadi lumpur yang mengenang danlicin. Kondisi
demikian menjadi faktor penghambat laju alat angkutkarena alat
angkut yang berjalan pada kondisi tersebut akan mengurangi
kecepatannya. Adapun ciri-ciri jalan angkut yang baik yaitu :1.
Kondisi pemukaan jalan kasar dan rata2. Kemiringan permukaan jalan
4%, hal ini untuk mengantisipasi adanya genangan air pada waktu
hujan.3. Elevasi badan jalan harus lebih tinggi dari bahu jalan,
untuk menghindari masuknya air ke badan jalan.4. Saluran air
(selokan) harus lancar sesuai dengan debit dan kemiringan jalan.F.
METODOLOGI PENELITIANDi dalam melaksanakan permasalahan ini,
penulis menggabungkan antara teori dengan data-data lapangan.
Sehingga dari keduanya di dapat pendekatan penyelesaiaan masalah.
Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :1. Studi LiteraturStudi
literatur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, yang diperoleh dari :- Instansi yang terkait dalam
permasalahan- Perpustakaan- Brosur-brosur- Grafik, dan table-
Informasi-informasi yang terkait2. Penelitian di lapanganDalam
pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa
tahap, yaitu :- Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan
secara langsung terhadap proses yang terjadi dan mencari informasi
pendukung yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas.-
Menentukan lokasipengamatan dan mengambildata-datayang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah.-
Mencocokandenganperumusanmasalah,yangbertujuanagar penelitian yang
dilakukan tidak meluas. Data yang diambil dapat digunakan secara
efektif.3. Pengambilan DataDilakukan dengan cara :- Menentukan data
ukuran jalan dan membagi jalan kedalam beberapa segmen berdasarkan
beda elevasi.- Mangamati dan membandingkan kinerja dan produksi
alat berat dan alat angkut secara teoritis dan kenyataannya
dilapangan.- Mengamati perubahan kondisi jalan selama penelitian.-
Wawancara seperlunya.4. Keakuratan Akuisisi DataAkuisisi data ini
bertujuan untuk :- Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk
memudahkan analisa nantinya.-
Mengolahnilaikarakteristikdata-datayangmewakiliobyek pengamatan,
sehingga kerja menjadi effisien.5. Pengolahan DataPengolahan data
dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran.
Selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik-grafik atau rangkaian
perhitungan dalam penyelesaian masalah yang ada.6. Analisa hasil
pengelompokan dataDapat dilakukan secara kualitatif maupun
kuantitatif guna memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya
kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut dalam kegiatan
pembahasan.7. KesimpulanDiperoleh setelah dilakukan korelasi antara
hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan permasalahan yang
diteliti.G. JADWAL KEGIATAN PENELITIANPenelitian direncanakan akan
mulai dilaksanakan pada tanggal 14 Januari2008, dengan perincian
kegiatan yang akan dilakukan.NoWaktuMinggu
KegiatanIIIIIIIVVVIVIIVIII
12345Studi PustakaPengamatanPengambilan DataPengolahan
DataPembuatan Draft
DAFTAR PUSTAKA1. , 1994,Aplikasi dan Produksi Alat-alat Berat,
PT. United Tractors, Jakarta.2. Buchari, Erika, 1996, Design
Geometris Jalan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Sriwijaya.3. Hasan, NUr, 1986,Ilmu Ukur Tanah, Edisi Ketiga,
Penerbit Erlangga, Jakarta.4. Hartman, Howard.L, 1987,Introductory
Mining Engineering, A WilleyIntersciene Publication, John
Willey&Sons, New York.5. Projosumarto, Partanto,
1993,Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan TeknikPertambangan, Institut
Teknologi Bandung.6. Peele, Robert, 1941, Mining Engineering Hand
Book. John Willey&Sons, New York.
1)
Dimana :
Qdozing
=
Kemampuan dozing bulldozer (LCM/ jam)
Qripping
=
Kemampuan ripping bulldozer (LCM/ jam
Qtotal
=
Produksi total bulldozer
2