Top Banner
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kapal Jukung 4.1.1 Spesifikasi Teknis Kapal Jukung merupakan kapal yang dibangun dari satu potong kayu yang utuh. Kayu tersebut dibangun ruang dengan cara mengetam di bagian tengah kayu tersebut dengan arah memanjang. Dalam pembuatan kapal jukung memerlukan banyak bahan baku karena alat transportasi air ini terbuat dari satu pohon kayu yang mana masyarakat Ur Pulau umumnya menggunakan kayu katapa (Terminalia catapa) dan kayu pulai (Alstonia sp) sebagai bahan pembuatan kapal jukung. Semang adalah nama lokal yang umumnya digunakan oleh nelaya Ur Pulau dan nelayan di daerah Maluku secara keseluruhan pada kapal. Sehingga pada prinsipnya semang mempunyai fungsi sebagai alat penimbang kapal agar kapal tidak dengan mudah terbalik pada saat operasi penangkapan dan juga dalam melakukan kegiatan lainnya di laut. Kapal jukung yang menggunakan (katir) semang dengan maksud untuk menjaga stabilitas dari kapal tersebut sehingga kapal tidak oleng ke kiri dan ke kanan atau sehingga kapal tidak dengan mudah terbalik pada saat proses penangkapan. Pada mulanya kapal jukung yang digunakan saat itu masih menggunakan tenaga dayung (tenaga manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana saat itu daerah penangkapan masih berada di daerah pesisir. Dengan terjadinya pencemaran di laut akibat dari perkembangan teknologi sehingga saat ini nelayan setempat melakukan penangkapan sudah lebih jauh dari daerah pesisir. Kapal semang yaitu dimana semangnya dipasang pada sisi kiri dan kanan kapal. Konstruksi semang terdiri dari dua batang kayu semang. Sebagaimana umumnya kapal-kapal tradisional lainnya, pembangunan kapal semang dilakukan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun tanpa menggunakan gambar rencana ataupun berdasarkan perhitungan teknis yang selayaknya dalam pembangunan kapal
30

Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

Mar 07, 2019

Download

Documents

vodan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

41 41

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kapal Jukung

4.1.1 Spesifikasi Teknis

Kapal Jukung merupakan kapal yang dibangun dari satu potong kayu yang

utuh. Kayu tersebut dibangun ruang dengan cara mengetam di bagian tengah kayu

tersebut dengan arah memanjang. Dalam pembuatan kapal jukung memerlukan

banyak bahan baku karena alat transportasi air ini terbuat dari satu pohon kayu yang

mana masyarakat Ur Pulau umumnya menggunakan kayu katapa (Terminalia

catapa) dan kayu pulai (Alstonia sp) sebagai bahan pembuatan kapal jukung.

Semang adalah nama lokal yang umumnya digunakan oleh nelaya Ur Pulau dan

nelayan di daerah Maluku secara keseluruhan pada kapal. Sehingga pada prinsipnya

semang mempunyai fungsi sebagai alat penimbang kapal agar kapal tidak dengan

mudah terbalik pada saat operasi penangkapan dan juga dalam melakukan kegiatan

lainnya di laut.

Kapal jukung yang menggunakan (katir) semang dengan maksud untuk

menjaga stabilitas dari kapal tersebut sehingga kapal tidak oleng ke kiri dan ke kanan

atau sehingga kapal tidak dengan mudah terbalik pada saat proses penangkapan.

Pada mulanya kapal jukung yang digunakan saat itu masih menggunakan tenaga

dayung (tenaga manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak

kapal, dimana saat itu daerah penangkapan masih berada di daerah pesisir. Dengan

terjadinya pencemaran di laut akibat dari perkembangan teknologi sehingga saat ini

nelayan setempat melakukan penangkapan sudah lebih jauh dari daerah pesisir.

Kapal semang yaitu dimana semangnya dipasang pada sisi kiri dan kanan

kapal. Konstruksi semang terdiri dari dua batang kayu semang. Sebagaimana

umumnya kapal-kapal tradisional lainnya, pembangunan kapal semang dilakukan

berdasarkan pengalaman secara turun-temurun tanpa menggunakan gambar rencana

ataupun berdasarkan perhitungan teknis yang selayaknya dalam pembangunan kapal

Page 2: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

42 42

secara modern.

Pembanguanan sebuah kapal jukung yang menggunakan semang

membutuhkan waktu pembuatan yang berkisar antara dua minggu sampai satu bulan

dengan biaya pembuatan yang berkisar antara Rp 400.000,00 sampai dengan Rp

750.000,00, berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan Ur Pulau bahwa harga

biaya tersebut masih dapat terjangkau.

Kapal yang diteliti beroperasi operasi di perairan Ur Pulau Maluku

Tenggara. Dalam melakukan operasi penangkapan umunnya diawaki oleh satu

sampai lima orang nelayan dengan membawa alat penangkapan satu lebih. Alat

penangkapan tangkap yang dioperasikan bervariasi, pada umumnya jaring gill net

atau jaring insang. Selain itu juga menggunakan alat tangkap panjing ulur dan alat

pancing tunda. Hasil tangkapan yang diperoleh terdiri dari ikan demersal dan pelagis

yang disimpan tanpa menggunakan bahan pendingin.

Selain alat tangkap, setiap kapal harus memilki perlengkapan kapal yaitu

dua sampai tiga dayung, jangkar, ember, dan kerancang ikan. Kapal jukung yang

menggunakan semang dengan menggunakan motor poros panjang harus dilengkapi

dengan sebuah jerigen yang berkapasitas 5 liter bahan bakar minyak.

Kapal jukung yang tidak menggunakan (katir) semang stabilitas dari kapal

tersebut tidak terjaga sehingga kapal dengan mudah oleng ke kiri dan ke kanan atau

sehingga dengan mudah kapal terbalik pada saat proses penangkapan. Pada mulanya

kapal jukung yang digunakan saat itu masih menggunakan tenaga dayung (tenaga

manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana

saat itu daerah penangkapan masih berada di daerah pesisir. Dengan terjadinya

pencemaran di laut akibat dari perkembangan teknologi sehingga saat ini nelayan

setempat melakukan penangkapan sudah lebih jauh dari daerah pesisir.

Kapal jukung yang tidak menggunakan semang yaitu dimana tidak memasang

alat penimbang yang dipasang pada sisi kiri dan kanan kapal. Sebagaimana umumnya

kapal-kapal tradisional lainnya, pembangunan kapal yang tidak menggunakan semang

dilakukan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun tanpa menggunakan gambar

Page 3: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

43 43

rencana ataupun berdasarkan perhitungan teknis yang selayaknya dalam pembangunan

kapal secara modern.

Pembanguanan sebuah kapal jukung yang tidak menggunakan semang

membutuhkan waktu pembuatan yang berkisar antara dua minggu sampai satu bulan

dengan biaya pembuatan yang berkisar antara Rp 400.000,00 sampai dengan Rp

750.000,00, berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan Ur Pulau bahwa harga

biaya tersebut masih dapat terjangkau.

Kapal yang diteliti beroperasi di perairan Ur Pulau Maluku Tenggara. Dalam

melakukan operasi penangkapan umunnya diawaki oleh satu sampai lima orang

nelayan dengan membawa alat penangkapan satu lebih. Alat penangkapan tangkap

yang dioperasikan bervariasi, pada umumnya jaring gill net atau jaring insang. Selain

itu juga menggunakan alat tangkap panjing ulur dan alat pancing tunda. Hasil

tangkapan yang diperoleh terdiri dari ikan demersal dan pelagis yang disimpan tanpa

menggunakan bahan pendingin.

Selain alat tangkap, setiap kapal harus memilki perlengkapan kapal yaitu dua sampai

tiga dayung, jangkar, ember, dan kerancang ikan. Kapal jukung yang tidak

menggunakan semang dengan motor poros panjang harus dilengkapi dengan sebuah

jerigen yang berkapasitas 5 liter bahan bakar minyak.

4.1.2 Dimensi Utama Kapal

Keterbatasan dalam membangun kapal menyebabkan proses pembuatan kapal

tanpa memperhatikan prinsip-prinsp arsitek perkapalan. Pengrajian kapal tradisional

merupakan pengetahuan turun-temurun dan merupakan warisan dari para terdahulu,

walaupun demikian yang dibangun pada galangan tradisional namun nelayan lebih

memilih untuk memiliki armada penangkapan dengan harga yang mudah dijangkau.

Rasio dimensi utama kapal merupakan parameter sederhana untuk

menentukan ukuran kapal. Nilai dari dimensi utama kapal merupakan pendekatan

sederhana dan mudah untuk dapat menentukan ukuran kapal.

Karakteristik kapal termasuk kapal perikanan dapat dilihat berdasarkan nilai

rasio dimensi utama kapal. Rasio utama kapal yaitu Lpp/B, Lpp/D dan B/D. Kapal

Page 4: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

44

yang digunakan terdiri dari dua buah kapal tipe

oleh masyarakat nelayan

menggunakan semang dan tanpa semang. Semang adalah merupakan kayu

penimbang dimana konstruksin

sejajar pada sisi kanan dan kiri kapal.

terdiri dari dua buah kapal tipe jukung atau yang umumnya di kenal

oleh masyarakat nelayan Maluku dan Ur Pulau khususnya yang mana kapal tersebut

semang dan tanpa semang. Semang adalah merupakan kayu

penimbang dimana konstruksinya dibuat secara melintang pada badan kapal

pada sisi kanan dan kiri kapal.

Gambar 18 Pengukuran panjang kapal

Gambar 19 Pengukuran lebar kapal

Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

44

yang umumnya di kenal

mana kapal tersebut

semang dan tanpa semang. Semang adalah merupakan kayu

a melintang pada badan kapal dan

Page 5: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

45 45

Tabel 7 Ukuran utama kapal tipe jukung yang menggunakan semang

No LOA B D L/B L/D B/D (m) (m) (m) 10,20 0,97 0,56 10,51 18,21 1,73

Tabel 8 Ukuran utama kapal tipe jukung yang menggunakan semang

No LOA B D L/B L/D B/D (m) (m) (m) 10 0,78 0,60 12,82 16,66 1, 3

Hasil pengukuran lapang pada kapal jukung yang dipergunakan di Ur Pulau,

dimana nilai perbandingan tersebut diatas dapat diambil beberapa hal antara lain: nilai

L/B pada kapal yang menggunakan semang 10,51 m dan kapal tanpa menggunakan

semang 12,82 besar menunjukkan bahwa perahu/kapal tersebut ramping dan

berpengaruh terhadap kekuatan memanjang, untuk nilai L/D untuk kapal yang

menggunakan semang 18,21 m dan kapal tanpa menggunakan semang 16,66 m,

apabila semkin besar berpengaruh tinggi stabilitas kapal, nilai B/D pada kapal yang

menggunakan semang 1,73 m dan kapal tanpa menggunakan semang 1,3 m,

berpengaruh pada tinggi metacenter. Panjang semang dari kapal yang menggunakan

semang adalah 4,17 m, dan diameter semang adalah 12 cm.

4.2 Koefisien Bentuk Kapal

Koefisien bentuk kapal adalah koefisien yang menggambarkan keadaan dari

bentuk tubuh kapal. Nilai dari bentuk kapal khususnya koefisien blok yang

digunakan adalah nilainya 0,55 (Nomura & Yamazaki 1977).

4.3 Mesin Kapal Jukung

Mesin merupakan motor penggerak kapal/perahu penangkap ikan mempunyai

peran penting untuk operasi penangkapan ikan , dimana mesin dapat merubah tenaga

panas dalam bentuk tenaga mekanis. Berdasarkan prisip kerjanya maka mesin yang

digunakan pada kapal jukung adalah termasuk mesinr 4 langkah. Dimana bagian-

Page 6: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

46 46

bagian pokok dari mesin ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian

yang bergerak dan bagian tidak bergerak, yang termasuk bagian yang bergerak adalah

poros engkol, torak (pena torak, batang torak, cicin torak), roda gila, regulator, katup,

bagian yang tidak bergerak yaitu kotak engkol, blok silinder, tutup silinder, saringan

udara, saluran gas buang, tempat bahan bakar. Silinder merupakan ruang proses

pembakaran serta tempat bertumpu katup, blok selinder merupakan tempat dudukan

torak yang merupakan tempat proses perubahan tenaga panas hasil pembakaran yang

menghasilkan tenaga mekanik dimana proses turun-naiknya torak pada silinder.

Daya 6,5 HP Daya 5,5 HP

Gambar Gambar 21 Mesin kapal jukung 5,5 HP dan 6,5 HP

Torak merupakan pusat pergerakkan motor dilengkapi dengan pena torak,

batang torak, cicin torak yang mempunyai fungsi sebagai penahan kompresi

rembesan tenaga hasil pembakaran, mencegah masuknya minyak pelumas kedalam

ruang pembakaran, serta berfungsi untuk melumasi dinding luar selinder dengan

minyak pelumas sebagai bahan pendingin didalam ruang selinder. Pena torak dan

cincin torak bergerak berdasarkan turun-naiknya torak.

Batang torak merupakan penghubung antara poros engkol dan torak. Fungsi

poros engkol yaitu merubah gerak lurus torak menjadi gerak putar. Roda gigi atau

roda gaya berada diujung poros engkol yang berada dalam rumah gigi (gear box)

Page 7: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

47 47

yang mempunyai fungsi menstabilkan momen putar yang dihasilkan oleh poros

engkol sehingga menstabilkan kecepatan.

Poros penghubung merupakan penghubung antara poros engkol dan baling-

baling. menurut Sularso (1983) bahan poros yang dipakai untuk putaran tinggi

dengan beban berat umumnya terbuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang

sangat tahan terhadap keausan. Yang diantaranya adalah baja khrom nikel (JIS G

4102). Baling-baling dipasang pada poros baling-baling kapal dimana poros engkol)

dan mesin induk dapat terlihat pada Gambar 22.

Gambar 22 Posisi mesin induk, poros baling-baling, baling-baling

Sesuai hasil pengamatan lapang nelayan Ur Pulau dalam melakukan operasi

penangkapan ikan umumnya menggunakan tenaga penggrak kapal yaitu dengan

motor tempel. Ada dua jenis motor yang digunakan yaitu jenis marine engine dan

motor panjang. Motor tempel dengan poros panjang mengalami penambahan

komponen yang telah di modifikasikan dengan penambahan poros panjang yang

mana menghubungkan mesin dan baling-baling.

Daya mesin yang digunakan pada motor poros panjang ini yaitu 5,5 HP dan

6,5 HP. Untuk jenis marine engine adalah merupakan jenis motor yang

dirancangkhusus dilaut. Jenis mesin ini umumnya disebut dengan motor tempel,

Page 8: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

48 48

dimana daya mesin yang digunakan oleh nelayan berkisar antara 15 HP sampai

dengan 40 HP.

Pada prinsipnya mesin merek Honda dengan tipe GX 160 yang di gunakan

pada kapal jukung yang menggunakan semang dan kapal jukung yang tidak

menggunakan semang oleh nelayan Ur Pulau bukan merupakan mesin yang di

rancang khusus untuk digunakan di laut, namun mesin ini adalah merupakan mesin

serbaguna yang pada umumnya digunakan sebagai mesin pembangkit tenaga listrik,

mesin-mesin pertanian, mesin compressor, dan mesin parut buah kelapa. Mesin

Honda dengan tipe GX 160 apabila dipergunakan di laut maka harus menggunakan

suatu poros yang panjang agar dapat menghubungkan mesin utama dengan baling-

baling dimana mesin berada jauh dari permukaaan air laut. Kedudukan motor tempel

poros panjang baling-baling ditempatkan pada sisi kiri atau sisi kanan lambung kapal

pada bagian belakang kapal (buritan), sebagaiman terlihat pada gambar

4.4 Diskripsi Baling-baling

Ukuran baling-baling dibatasi oleh besarnya kapal, disamping itu juga dapat

ditentukan oleh pitch (P), diameter (D), dan jumlah, tebal dan luas daun (Soenarto,

1985). Menurut Suochotte (1975), menyatakan bahwa besarnya ukuran pitch akan

berpengaruh terhadap kecepatan kapal, semakin besar pitch semakin cepat kapal

bergerak maju, pitch dan kecepatan dapat dikendalikan.

5-6 6,5 5

Gambar 23 Baling-baling yang digunakan pada saat eksperimen

Page 9: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

49 49

Baling-baling assembly adalah tipe baling-baling yang digunakan pada

penelitian ini dimana tipe dari baling-baling ini adalah berdaun dua. Hal ini

memberikan keuntungan karena daun baling-baling dapat diganti apabila terjadi

kerusakan. Baling-baling assembly yang berdaun dua dengan ukuran/nomor 5-6, 6,5,

dan 5 yang digunakan dalam penelitian memiliki luasan daun baling-baling dimana

daun baling-baling ukuran/nomor 5-6 dengan luasnya baling-baling 70,75 cm2 yang

berdiameter 15,5 cm dengan sudut puntir 300, baling-baling ukuran/nomor 6,5

dengan luasnya baling-baling adalah 88,25 cm2 yang berdiameter 16,2 cm dengan

sudut puntir 330, untuk baling-baling ukuran/nomor 5 dengan luasnya daun baling-

baling 90,19 cm2, yang berdiameter 17,5 cm dengan pitch 350.

Dari masing-masing ukuran/nomor baling-baling miliki rpm yang tinggi pada

saat pengoperasian berlangsung yang digunakan oleh kapal yang berbeda dan pada

penggunaan ukuran poros baling-baling pada setiap eksperiment. Baling-baling

berukuran 5-6 pada kapal yang menggunakan semang dengan poros baling-baling

yang panjang memilki daya putar sebesar 500 rpm, baling-baling berukuran 6,5

memerlukan daya putar sebesar 450 rpm serta untuk baling-baling yang

berukuran/bernomor 5 memerlukan daya putar sebesar 430 rpm untuk memutarkan

baling-baling untuk kapal yang menggunakan semang. Pada kapal yang tidak

menggunakan semang baling-baling berukuran 5-6 pada kapal semang dengan

menggunakan poros baling-baling panjang memilki daya putar sebesar 355 rpm,

baling-baling berukuran 6,5 memerlukan daya putar sebesar 315 rpm serta untuk

baling-baling yang berukuran/bernomor 5 memerlukan daya putar sebesar 275 rpm

untuk memutarkan baling-baling untuk kapal yang tidak menggunakan semang.

Dari hasil penelitan menunjukkan bahwa jenis dan tipe baling-baling ini

sangat cocok digunakan oleh nelayan Ur Pulau, karena jenis dan tipe ini harganya

relatif murah dan mudah diperoleh dipasaran oleh nelayan setempat.

Menurut Djatmiko (1983), mengemukakan bahwa gaya dorong pada arah

jalannya kapal sebenarnya dihasilkan oleh gaya angkat yang bekerja pada daun

baling-baling saat bergerak di air akibat berputarnya daun baling-baling, secara

singkat dapat dikatakan bahwa baling-baling dikonstruksi sebagai sekrup pendorong

Page 10: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

50 50

dan sehubungan bentuk badan kapal, alat tersebut dipasang serendah mungkin pada

buritan kapal.

4.5 Kecepatan Kapal

Kecepatan kapal dibutuhkan dalam kegiatan pengoperasian yakni dalam

melalukan pengejaran terhadap gerombolan ikan dan juga pada saat kembali dengan

membawa hasil tangkapan agar hasil tangkapan selalu tetap berada dalam kondisi

segar (kecepatan waktu), waktu penangkapan dan waktu penanganan.

Setiap benda yang bergerak dan melakukan kerja berarti benda tersebut

memiliki tenaga atau daya, daya yang dimiliki oleh suatu kapal untuk dengan

kecepatan tertentu berasal dari mesin utama yang digunakan oleh kapal tersebut.

Kecepatan kapal terhadap daya mesin dan ukuran/nomor baling-baling pada kapal

yang menggunakan semang dan tanpa semang dengan ukuran poros baling-baling dan

baling-baling yang berbeda, sehingga kapal memperoleh kecepatan dengan rata-rata

total yang sesuai dengan berbagai perlakuan terlihat dalam Tabel 7, yang merupakan

hasil eksperiment dari kapal jukung dengan kecepatan rata-rata kapal terhadap daya

mesin, ukuran/nomor baling-baling dan ukuran poros baling-baling yang berbeda

pada kapal yang menggunakan semang dan tanpa semang.

Tabel 9 Kecepatan rata-rata untuk daya mesin dan ukuran baling-baling pada kapal yang menggunakan semang dengan ukuran/nomor poros baling-baling panjang dan pendek.

Kecepatan rata-rata (knot) DayaMesin Ukuran/nomor baling-baling (HP) Nomor 5-6 Nomor 6,5 Nomor 5

5,5 4,77 5,04 4,57Poros Panjang 6,5 5,05 5,30 4,88 5,5+6,5 5,79 6,20 5,77

5,5 4,96 5,22 5,11Poros Pendek 6,5 5,20 5,23 4,88 5,5+6,5 5,99 6,54 6,43

Page 11: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

51 51

Hasil perhitungan berdasarkan persamaan 1 untuk kecepatan pada daya mesin

5,5 HP, 6,5 HP dan 5,5 HP dan 6,5 HP pada kapal jukung yang menggunakan

semang dan yang tidak menggunaka semang, dan poros baling-baling yang berukuran

panjang dan pendek.

Gambar 24 Hubungan kecepatan maksimum kapal dengan daya mesin dan ukuran/nomor baling-baling pada kapal semang untuk poros baling-baling panjang

Tabel 9 dan Gambar 24 memperlihatkkan bahwa, kecepatan yang ditempuh

oleh kapal yang menggunakan semang dengan poros panjang pada daya mesin 5,5

HP adalah 0,28 knot/HP. Dalam proses kerja berlangsung pada daya 6,5 HP ke

kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP menghasilkan kecepatan sebesar 0,74 knot/HP,

hal ini menunjukkan bahwa adanya pertambahan kecepatan dan sebagai mana dapat

terlihat pada Lampiran 3. Kapal yang menggunakan semang pada poros panjang

dengan ukuran/nomor baling-baling 6,5 pada daya 5,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP

dan 6,5 HP pada saat pengoperasian berlangsung menghasilkan kecepatan sebesar

0,28 knot/HP.

Kapal yang menggunakan semang dengan poros panjang pada ukuran baling-

baling 6,5 dengan daya 5,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP saat

pengoperasian berlangsung menghasilkan kecepatan kapal yang ditempuh pada jarak

100 meter yaitu 0,05 knot/HP.

0

1

2

3

4

5

6

7

5.5 6.5 5,5 + 6,5

Kec

epat

an K

apal

Daya Mesin (HP)

Kapal Jukung Semang dengan Poros Panjang

Nomor 5-6

Nomor 6,5

Nomor 5

Page 12: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

52 52

Kapal semang dengan poros baling-baling panjang pada ukuran/nomor baling-

baling berukuran/nomor 6,5 pada daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP menghasilkan

kecepatan kapal 0,25 knot/HP. Daya mesin kapal 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP

dan 6,5 HP menghasilkan kecepatan kapal 0,16 knot/HP pada saat berlangsungya

proses kerja mesin.

Kapal yang menggunakan semang dengan poros baling-baling panjang dalam

ukuran/nomor baling-baling berukuran 5 pada daya mesin 5,5 HP ke daya mesin 6,5

HP menghasilkan kecepatan kapal 0,31 knot/HP, kombinasi anatara daya mesin

kapal antara 5,5 HP dan 6,5 HP menghasilkan kecepatan kapal 0,89 knot/HP, bila

dibandingkan dengan daya mesin kapal 6,5 HP ke kombinasi daya mesin 5,5 HP dan

6,5 HP dapat menghasilkan daya mesin kapal 5,5 HP 0,16 knot/HP pada saat

berlangsunya proses kerja mesin.

Hasil pengukuran pada kapal yang menggunakan semang menunjukkan

bahwa daya mesin kapal 5,5 HP menuju ke daya mesin kapal 6,5 HP pada setiap

ukuran/nomor baling-baling 5-6, 6,5, dan 5 dari kedua kombinasi daya mesin kapal

5,5 HP dan 6,5 HP maka dapat direkomendasikan pada ukuran/nomor 6,5 karena

ukuran/nomor ini memilki daya doorong yang tinggi. Kecepatan yang diperoleh

ukuran/nomor baling-baling ini adalah 6,20 knot/HP. Hasil ini menunjukkan bahwa

kecepatan yang dimilki oleh baling-baling berukuran/bernomor 6,5 lebih tingg dari

ukuran/nomor baling-baling 5-6 dan baling-baling ukuran/nomor 5 pada kapal jukung

yang menggunakan semang dengan poros panjang. Hal ini berdasarkan pendapat dari

Suzuki (1977) yang menyatakan bahwa apabila kecepatan melebihi kecepatan yang

diperlukan maka akan menyebabkan kapal tersebut tidak efisien. Penambahan daya

dorong (HP) lebih dari kecepatan kapal yang sesuai, tidak hanya menyebabkan mesin

yang dipergunakan besar dan berat, namun akan mengakibatkan konsumsi bahan

bakar lebih tinggi tanpa adanya suatu perubahan kecepatan yang berarti.

Gambar 24 memperlihatkan bahwa perbandingan antara kecepatan kapal (V)

terhadap daya mesin kapal dan ukuran/nomor baling-baling pada kapal yang

menggunakan semang dan memakai poros baling-baling yang panjang pada saat

kapal sedang melakukan olah gerak.

Page 13: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

53 53

Gambar 25 Hubungan kecepatan maksimum kapal dengan daya mesin dan ukuran/nomor baling-baling pada kapal yang menggunakan semang untuk poros baling-baling pendek.

Tabel 9 dan Gambar 25 memperlihatkan bahwa, kecepatan oleh kapal yang

menggunakan semang dengan poros pendek pada daya 5,5 HP dan ukuran/nomor

baling-baling 5-6 adalah 0,09 knot/HP. Sedangkan kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5

HP memperoleh kecepatan yang ditempuh yaitu 0,79 knot/HP. Hal ini menunjukan

bahwa adanya pertambahan kecepatan yaitu 0,09 knot/HP apabila dibandingkan

dengan daya 6,5 HP, dimana hal ini dapat terlihat pada Lampiran 3. Kecepatan yang

di peroleh dari kombinasi antara daya 5,5 HP menuju kombinasi anatara daya mesin

kapal antara 5,5 HP dan 6,5 HP yang menghasilkan kecepatan kapal 0,01 knot/HP

pertambahan daya mesin kapal 5,5 HP pada saat berlangsunya proses kerja mesin.

Pada daya 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP dengan poros pendek

pada ukuran/nomor baling-baling berukuran 6,5 dengan daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP

menghasilkan kecepatan kapal 1.31 knot/HP, hal ini mengalami pertambahan

kecepatan kapal dengan daya mesin kapal antara 5,5 HP ke daya mesin kapal 6,5 HP

memperoleh kecepatan kapal 0,01 knot/HP apabila dibandingkan dengan daya mesin

kapal 6,5 HP ke kombinasi anatara daya mesin kapal antara 5,5 HP dan 6,5 HP

0

1

2

3

4

5

6

7

5.5 6.5 5,5 + 6,5

Kec

epat

an K

apal

(kn

ot)

Daya Mesin (HP)

Kapal Jukung Semang dengan Poros Pendek

Nomor 5-6

Nomor 6,5

Nomor 5

Page 14: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

54 54

dapat menghasilkan penambahan daya mesin kapal 5,5 HP 0,24 knot/HP pada saat

berlangsunya proses kerja mesin.

Kapal yang menggunakan semang dengan poros pendek pada ukuran/nomor

baling-baling 5 dengan daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP menghasilkan kecepatan kapal

0,34 knot, untuk daya 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP menghasilkan

kecepatan kapal 1,32 knot/HP, hal tersebut mengalami pertambahan kecepatan kapal

dengan daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP memperoleh kecepatan kapal 0,34 knot/HP bila

dibandingkan dengan daya 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP dapat

menghasilkan kecepatan sebesar 0,24 knot/HP pada daya 5,5 HP saat proses kerja

mesin berlangsung.

Hasil pengukuran pada kapal yang menggunakan semang menunjukkan

bahwa daya mesin kapal 5,5 HP ke daya mesin kapal 6,5 HP pada ukuran/nomor

baling-baling 5-6, 6,5, dan 5 sehingga dapat merekomendasikan pada ukuran/nomor

baling-baling 6,5 karena dari hasil perhitungan ukuran/nomor baling-baling ini

mempunyai daya doorong yang tinggi dimana memiliki nilai kecepatan pada

kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP dengan menggunakan poros baling-baling pendek

6,54 knot/HP. Hasil ini menunjukkan bahwa kecepatan yang dimilki oleh baling-

baling ukuran/nomor 6,5 lebih tinggi dari ukuran/nomor baling-baling 5-6 dan baling-

baling ukuran/nomor 5 pada kapal jukung yang menggunakan semang dengan poros

baling-baling berukuran pendek. Menurut Mambo (2004) menyatakan bahwa

semakin besar daya mesin yang digunakan untuk setiap ukuran baling-baling

kecepatan air menuju baling-baling semakin besar pula. Sedangkan untuk putaran

baling-baling permenit (RPM), dimana semakin besar ukuran/nomor baling-baling

yang digunakan untuk setiap daya mesin jumlah putaran baling-baling semakin

berkurang.

Gambar 25 memperlihatkan perbandingan antara keceparan (V) terhadap daya

mesin kapal dan ukuran/nomor baling-baling pada kapalyang menggunakan semang

dan memakai poros baling-baling yang pendek pada saat kapal sedang melakukan

olah gerak.

Page 15: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

55 55

Hasil uji statistik pada Lampiran 4 menjelaskan bahwa untuk kapal yang

menggunakan katir (semang), ukuran baling-baling berpengaruh terhadap kecepatan

kapal yang menggunakan semang pada taraf nyata 5%.

Terlihat pada hasil output two way anova pada lampiran 3 analisis tukey

menjelaskan bahwa ukuran baling-baling 6.5 berbeda dengan 5-6 dan 5, namun

ukuran baling-baling 5-6 dan 5 dianggap sama. Dalam proses kerja berlangsun kedua

nomor ini sama-sama memberikan kecepatan tinggi, berdasarkan hasil uji statistik

menjelaskan bahwa baling-baling dengan ukuran/nomor 5-6 dan 5 secara nyata tidak

berbeda signifikan 5%. Interaksi kapal yang menggunakan semang berpengaruh

terhadap kecepatan pada taraf nayata 5%, berdasarkan hasil analisis tukey kecepatan

tertinggi yang dimiliki oleh kombinasi daya mesin antara 5,5 HP dan 6,5 HP dengan

poros yang pendek pada ukuran/nomor baling-baling 6,5.

Tabel 10 Kecepatan rata-rata untuk daya mesin dan ukuran baling-baling pada kapal yang tanpa menggunakan semang dengan ukuran/nomor poros baling-baling panjang dan pendek.

Kecepatan rata-rata (knot) DayaMesin Ukuran/nomor baling-baling (HP) Nomor 5-6 Nomor 6,5 Nomor 5

5,5 4,58 4,79 4,49Poros Panjang 6,5 5,07 5,19 4,94 5,5+6,5 5,61 5,86 5,36

5,5 4,73 4,87 4,54 Poros Pendek 6,5 5,11 5,31 4,70 5,5+6,5 5,78 6,39 6,04

Page 16: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

56 56

Gambar 26 Hubungan kecepatan maksimum kapal dengan daya mesin dan ukuran/nomor baling-baling pada kapal tanpa menggunakan semang untuk poros baling-baling panjang

Tabel 10 dan Gambar 26 memperlihatkkan bahwa, kecepatan yang di tempuh

oleh kapal yang tidak menggunakan semang dengan poros panjang dengan daya 5,5

HP ukuran/nomor pada ukuran/nomor baling-baling 5-6 menghasilkan kecepatan

sebesar 0,49 knot/HP, dan dari daya 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP

menghasilkan kecepatan yang di tempuh sebesar 0,67 knot/HP, dapat terlihat pada

Lampiran 3. Pertambahan kecepatan kapal pada daya pada kapal yang tanpa

menggunakan semang dengan poros panjang pada daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP

menghasikan kecepatan sebesar 0,49 knot/HP bila dibandingkan dengan daya 6,5 HP

ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP yang menghasilkan kecepatan kapal sebesar

0,12 knot/HP pertambahan daya terjadi pada daya 5,5 HP saat berlangsunya proses

kerja mesin.

Kapal yang tidak menggunakan semang dengan poros panjang pada

rukuran/nomor baling-baling 6,5 pada daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP menghasilkan

kecepatan kapal 0,4 knot/HP, untuk daya 6,5 HP ke kombinasi antara daya 5,5 HP

dan 6,5 HP menghasilkan kecepatan kapal sebesar 1,67 knot/HP. Apabila

dibandingkan dengan daya 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP

012345678

5.5 6.5 5,5 + 6,5

Kec

epat

an K

apal

(kn

ot)

Daya Mesin (HP)

Kapal Jukung Tanpa Semang dengan Poros Panjang

Nomor 5-6

Nomor 6,5

Nomor 5

Page 17: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

57 57

menghasilkan kecepatan 0,30 knot/HP, penambahan daya terjadi pada daya 5,5 HP

saat berlangsungnya proses kerja mesin.

Kapal tanpa menggunakan semang dengan poros panjang dalam dengan

ukuran/nomor baling-baling 5 dengan daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP menghasilkan

kecepatan kapal sebesar 0,45 knot/HP, untuk daya 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP

dan 6,5 HP menghasilkan kecepatan sebesar 0,42 knot/HP, hal tersebut mengalami

pertambahan kecepatan kapal pada daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP menghasilkan

kecepatan kapal sebesar 0,45 knot/HP bila dibandingkan dengan daya 6,5 HP ke

kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP dapat menghasilkan penambahan daya pada day

5,5 HP dengan menghasilkan kecepatan sebesar 0,07 knot/HP saat proses kerja

mesin berlangsung.

Hasil pengukuran pada kapal tanpa menggunakan semang dengan poros

panjang menunjukkan bahwa daya mesin 5,5 HP ke daya 6,5 HP pada ukuran/nomor

baling-baling 5-6, 6,5, dan 5 dari kedua kombinasi daya ini menunjukkan bahwa dari

hasil perhitungan ukuran/nomor baling-baling 6,5 memiliki kecepatan dan daya

dorong yang tinggi bila dibandingkan dengan ukuran/nomor 5-6 dan 5. Dengan

demikian maka dapat direkomendasikan bahwa ukuran/nomor baling-baling dengan

ukuran/nomor 6,5, dimana memiliki nilai kecepatan sebesar 6,86 knot/HP pada

kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP. Hasil ini menunjukkan bahwa kecepatan baling-

baling ukuran/nomor 6,5 lebih tinggi dari ukuran/nomor baling-baling 5-6 dan 5

pada kapal jukung yang menggunakan semang dengan poros baling-baling berukuran

pendek.

Gambar 26 memperlihatkan perbandingan antara keceparan (V) terhadap daya

mesin kapal dan ukuran/nomor baling-baling pada kapal tanpa semang dan

menggunakan poros baling-baling yang panjang pada saat kapal melakukan olah

gerak.

Page 18: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

58 58

Gambar 27 Hubungan kecepatan maksimum kapal dengan daya mesin dan ukuran/nomor baling-baling pada kapal tanpa menggunakan semang untuk poros baling-baling panjang

Tabel 10 dan Gambar 27 memperlihatkan bahwa, kecepatan yang di tempuh

oleh kapal tanpa menggunakan semang dengan poros pendek pada daya 5,5 HP pada

ukuran/nomor baling-baling 5-6 dari menghasilkan kecepatan kapal yang ditempu

adalah 0,38 knot/HP dalam proses kerja berlangsung pada daya 6,5 HP ke kombinasi

daya 5,5 HP dan 6,5 HP, dapat terlihat pada Lampiran 3, kecepatan yang ditempu

oleh kapal pada jarak 100 meter adalah 0,67 knot/HP, hal tersebut menunjukan bahwa

pertambahan kecepatan pada daya mesin dimana terlihat bahwa daya untuk kapal

tanpa menggunakan semang dengan poros pendek pada daya mesin kapal 5,5 HP ke

daya 6,5 HP memperoleh kecepatan kapal 0,38 knot/HP bila dibandingkan dengan

daya mesin kapal 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP yang menghasilkan

kecepatan kapal 0,12 knot/HP terhadap pertambahan daya mesin kapal 5,5 HP pada

saat berlangsunya proses kerja mesin.

Kapal tanpa menggunakan semang dengan poros pendek pada ukuran/nomor

baling-baling 6,5 dengan menggunakan daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP menghasilkan

kecepatan sebesar 0,44 knot/HP, untuk daya 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 dan 6,5

HP menghasilkan kecepatan kapal sebesar 1,08 knot/HP, hal tersebut mengalami

pertambahan kecepatan pada daya 5,5 HP ke daya 6,5 HP menghasilkan kecepatan

0

1

2

3

4

5

6

7

5.5 6.5 5,5 + 6,5

Kec

epat

an K

apal

(kn

ot)

Daya Mesin (HP)

Kapal Jukung Tanpa Semang dengan Poros Pendek

Nomor 5-6

Nomor 6,5

Nomor 5

Page 19: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

59 59

sebesar 0,44 knot/HP bila dibandingkan daya 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP dan

6,5 HP menghasilkan penambahan kecepatan sebesar 0,19 knot/HP pada daya 5,5 HP

terjadi pada saat berlangsunya proses kerja mesin.

Kapal tanpa menggunakan semang dengan poros pendek pada ukuran/nomor

baling-baling 5 dengan menggunakan daya mesin kapal 5,5 HP ke daya 6,5 HP

menghasilkan kecepatan kapal sebesar 0,16 knot/HP, untuk daya mesin kapal 6,5 HP

ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP menghasilkan kecepatan kapal sebesar 1,34

knot/HP. Saat proses kerja belangsung pertambahan kecepatan terjad pada daya 5,5

HP ke daya 6,5 HP menghasilkan kecepatan kapal sebesar 0,16 knot/HP, bila

dibandingkan dengan daya 6,5 HP ke kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP

menghasilkan penambahan kecepatan 0,24 knot/HP pada daya 5,5 HP 0,24 knot/HP.

Hasil pengukuran pada kapal tanpa semang pada poros pendek menunjukkan

bahwa daya mesin kapal 5,5 HP ke daya 6,5 HP pada ukuran/nomor baling-baling

antara nomor 5-6, 6,5, dan 5 dari kedua kombinasi daya ini pada setiap penggunaan

ukuran/nomor baling-baling yang digunakan yaitu nomor 5-6, 6,5, dan 5 ini dapat

direkomendasikan bahwa ukuran/nomor baling-baling yang sesuai pada daya mesin

5,5 HP dan 6,5 HP pada kapal semang dengan menggunakan poros panjang yaitu

baling-baling dengan ukuran/nomor 6,5 karena dari hasil perhitungan ukuran/nomor

baling-baling ini mempunyai daya dorong yang tinggi dimana memiliki nilai

kecepatan pada kombinasi daya 5,5 HP dan 6,5 HP dengan menggunakan poros

pendek menghasilkan kecepatan sebesar 6,39 knot/HP. Hasil ini menunjukkan bahwa

kecepatan yang dimiliki oleh baling-baling berukuran/bernomor 6,5 lebih tinggi dari

ukuran/nomor baling-baling 5-6 dan 5 pada kapal jukung tanpa semang dengan poros

pendek. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soenarto dan Funuhama (1985) yang

menyatakan bahwa kecepatan kapal yang lebih tinggi menghasilkan nilai efisiensi

baling-baling yang lebih tinggi pula. Tetapi kecepatan tertinggi kapal tidak

memberikan indikasi bahwa nilai efisiensi tertinggi terdapat pada kecepatan tersebut,

karena pada dasarnya nilai efesiensi baling-baling dapat dipengaruhi oleh tingkat

pembebanan yang diberikan pada baling-baling. . Menurut Mambo (2004)

menyatakan bahwa semakin besar daya mesin yang digunakan untuk setiap ukuran

Page 20: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

60 60

baling-baling kecepatan air menuju baling-baling semakin besar pula. Sedangkan

untuk putaran baling-baling permenit (RPM), dimana semakin besar ukuran/nomor

baling-baling yang digunakan untuk setiap daya mesin jumlah putaran baling-baling

semakin berkurang.

Gambar 27 memperlihatkan bahwa perbandingan antara keceparan kapal (V)

terhadap daya mesin kapal dan ukuran/nomor baling-baling pada kapal tanpa semang

dan menggunakan poros baling-baling yang pendek pada saat kapal melakukan olah

gerak untuk kapal.

Hasil uji statistik pada Lampiran 4 menjelaskan bahwa untuk kapal yang tidak

menggunakan katir (semang), ukuran baling-baling berpengaruh terhadap kecepatan

kapal yang menggunakan semang pada taraf nyata 5%.

Terlihat pada hasil output two way anova pada Lampiran 4 analisis tukey

menjelaskan bahwa ukuran baling-baling 6.5 berbeda dengan 5-6 dan 5, namun

ukuran baling-baling 5-6 dan 5 dianggap sama. Dalam proses kerja berlangsun kedua

nomor ini sama-sama memberikan kecepatan tinggi, berdasarkan hasil uji statistik

menjelaskan bahwa baling-baling dengan ukuran/nomor 5-6 dan 5 secara nyata tidak

berbeda signifikan 5%. Interaksi kapal yang tidak menggunakan semang berpengaruh

terhadap kecepatan pada taraf nayata 5%, berdasarkan hasil analisis tukey kecepatan

tertinggi yang dimiliki oleh kombinasi daya mesin antara 5,5 HP dan 6,5 HP dengan

poros yang pendek pada ukuran/nomor baling-baling 6,5.

4.6 Poros Dengan Beban Puntir dan Lentur

Apabila poros baling-baling bekerja secara normal, maka momen yang

dipindahkan oleh kopling mamberikan beban puntir dan lentur pada poros baling-

baling, hal tersebut mengakibatkan terjadinya variasi beban puntir dan lentur. Untuk

mengetahui besarnya beban puntir dan lentur yang terjadi pada poros baling-baling

maka dapat dihitung berdasarkan pendekatan-pendekatan teori sebagai berikut :

Page 21: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

61 61

4.6.1 Daya rencana

Daya rencana merupakan daya yang akan ditransmisikan melalui mesin induk

ke roda gigi antara, poros baling-baling dan baling-baling. Apabila poros bekerja

secara normal, maka momen yang dipindahkan oleh roda gigi memberikan beban

puntir pada poros. Hal ini terjadi akibat variasi momen puntir. Sebagaimana diketahui

ibahwa daya dan putaran mesin yang akan di transmisikan oleh poros baling-baling,

apabila P adalah daya nominal output yang diperoleh dari motor penggerak kapal

sehingga memakai faktor koreksi (fc) dengan demikian diperoleh persamaan 2.

Berdasarkan data ukuran pokok mesin, sehingga daya nominal (P) yang digunakan

adalah n1 5,5 HP, n2 6,5 HP, faktor koreksi fc dapat ditentukan berdasarkan harga

yang tertera pada Tabel 7 . Putaran maksimum pada masing-masing mesin adalah

650 rpm maka dipilih faktor koreksi fc sebesar 1,2 untuk daya maksimum yang

ditransmisikan (Sularso, 1983).

Pd = f c . P ( kg.mm)

Dimana : Pd = daya yang ditransmisikanfc = factor koreksiP = daya rata-rata yang diperlukan atau daya rencana

Tabel 11 Faktor-faktor koreksi daya yang ditransmisikan

Daya yang akan ditransmisikan fc

Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 - 2,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2 Daya normal 1,0 - 1,5

Hasil perhitungan berdasakan persamaan 2 untuk dapat mengetahui besarnya

daya rata-rata yang diperlukan atau daya rencana yang di peroleh untuk kedua kapal

dengan daya nominal mesin yang dipergunakan serta putaran maksimum dari daya

mesin yang ditransmisikan melalui pajang poros yang digunakan pada saat

eksperiment untuk poros dengan ukuran panjang 2,60 m dan 2,20 m memperoleh

Page 22: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

62 62

daya rencana pada daya 5,5 HP menghasilkan daya rencana 6,6 HP mendapat

penambahan daya adalah 1,1 HP, untuk daya 6,5 HP menghasilkan daya rencana 7,8

HP mendapat penambahan daya sebesar 1,3 HP dan untuk kombinasi dari kedua

daya 5,5 HP dan 6,5 HP menghasilkan daya rencana sebesar 14,4 HP mendapatkan

penambahan daya sebesar 2,4 HP dengan faktor koreksi yang dipakai adalah 1,2

sesuai dengan standar ASME.

4.6.2 Poros dengan momen puntir

Apabila poros baling-baling bekerja secara normal, maka akan timbul momen

puntir pada setiap poros baling-baling sesuai dengan ukuran panjang pada kapal yang

menggunakan semang dan kapal tanpa menggunakan semang berdasarkan persamaan

3 yang digunakan untuk menghitung momen puntir (Sularso, 1983) adalah sebagai

berikut :

T = 9,74 . 105 ,

kg.m

= 9,88 kg m

T = 9,74 . 105 , kg. m= 9,95 kg. m

T = 9,74 . 105 ,

kg. m

= 10,38 kg. m

Berdasarkan hasil perhitungan besarnya momen puntir yang terjadi pada poros

baling-baling kapal jukung terlihat pada hasil perhitungan berdasarkan landasan teori

yang dipergunakan, untuk setiap putaran poros yang ada pada masing-masing daya

untuk 5,5 HP dan 6,5 HP dan 5,5 HP dan 6,5 HP, sesuai hasil perhitungan daya

rencana masing-masing kapal sebagai penggerak untuk memutarkan poros baling-

baling dimana momen puntir yang diperoleh pada setiap ukuran poros baling-baling

berbeda berdasarkan persamaan 3, maka hasil perhitungan untuk daya rencan 6,6 HP

dengan putaran mesin 1800 rpm menghasilkan momen puntir sebesar 9,88 kg.m,

Page 23: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

63 63

untuk daya rencana 7,8 HP momen puntir yang diperoleh 9,95 kg.m, dan untuk daya

rencana yang dikombinasi 14,4 HP mendapatkan momen puntir sebesar 10,38 kg.m,

hasil perhitungan momen puntir berlaku pada kedua kapal yang digunakan. Pada

prinsipnya semakin panjangnya poros yang digunakan pada kapal maka akan semakin

besar pula kehilangan daya pada kapal sehingga kecepatan kapal berkurang.

4.6.3 Poros dengan momen lentur

Poros baling-baling pada saat mentransmisikan daya mendapatkan momen

lentur dimana momen yang bekerja pada poros umumnya adalah momen berulang,

dimana untuk mendapatkan hasil dari momen tersebut maka dihitung dengan

persamaan 4 (Sularso, 1983). Untuk mengetahui berapa besar nilai momen lentur

yang terjadi pada poros baling-baling yang panjang pada saat kapal sedang

melakukan pengoperasian adalah :

M = ( 16) + (260) = √256 + 67600 = √67856M = 260,4918 kg. mm ≈ 260,5 kg.mm

Untuk menyelesaikan perhitungan ini berdasarkan persamaan 4 untuk dapat

mengetahui berapa besar nilai momen lentur yang terjadi pada poros baling-baling

yang pendek pada saat pengoperasian kapal yaitu :

M = ( 16) + (220) = √256 + 48400 = √48656

= 220,581 kg mm ≈ 220,6 kg.mm

Hasil perhitungan ini memperlihatkan bahwa nilai momen lentur yang terjadi

pada masing-masing ukuran pokok poros baling-baling pada saat kapal dioperasikan

dengan menggunakan poros baling-baling dengan panjang 2,60 m dengan diameter

Page 24: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

64 64

poros baling-baling 16 mm, sehingga momen lentur yang dialami oleh poros baling-

baling tersebut adalah sebesar 260,491 kg.mm ≈ 260, 5 kg.mm, dan poros baling-

baling dengan ukuran panjang 2,20 m, dengan diameter 16 mm memperoleh momen

puntir sebesar 220, 581 kg.mm ≈ 220,6 kg.mm pada saat kapal melakukan

pengoperasian.

Dari hasil perhitungan momen lentur yang terjadi pada poros baling-baling

kapal jukung yang menggunakan katir (semang) dan kapal yang tidak menggunakan

semang maka pada diameter poros baling-baling serta panjang dan pendek poros

baling-baling, hasil perhitungan tersebut diatas memperlihatkan bahwa besarnya

momen lentur yang terjadi pada poros baling-baling akibat momen yang bekerja pada

poros terjadi secara berulang-ulang pada saat kapal melakukan pengoperasian.

Besarnya momen lentur yang terjadi pada kapal yang menggunakan semang

dan kapal yang tidak menggunakan semang secara berulang-ulang mengakibatkan

kapal mengalami kehilangan daya yang besar sehingga berpengaruh pada kecepatan

tempuh kapal dalam melakukan olah gerak kapal.

4.6.4 Sudut jatuh poros baling-baling pada kapal jukung

Berdasarkan hasil pengukuran lapang besaran panjang poros baling-baling

yang terendam sangat dipegaruhi oleh besaran sudut jatuh poros. Dapat dijelaskan

bahwa jarak baling-baling dari permukaan air dipengaruhi oleh besaran sudut jatuh

poros baling-baling yang terjadi. Panjangnya poros baling-baling 2,60 m dengan

sudut kemiringan poros baling-baling 30 ° yang berbeda pada masing-masing daya

diantaranya 5,5 HP, 6,5 HP serta kaliberasi antara daya 5,5 HP dan 6,5 HP. Untuk

poros baling-baling yang panjangnya 2,20 m dengan sudut kemiringan poros baling-

baling 40 ° yang berbeda pada masing-masing daya yang diantaranya 5,5 HP, 6,5 HP

serta kombinasi antara daya 5,5 HP dan 6,5 HP, sudut kemiringan yang terdapat pada

kapal semang dan kapal tanpa semang. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara

sudut jatuh poros baling-baling dengan jarak baling-baling ke permukaan air adalah

berbanding lurus (Finasari, 2004).

Page 25: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

65 65

4.6.5 Pengaruh kecepatan poros berdasarkan sudut jatuh poros baling-baling

Ukuran sudut poros baling-baling yang digunakan oleh nelayan berdasarkan

data dilapang, yaitu 30 ° dan 40 °. Ukuran sudut yang umumnya digunakan oleh

nelayan kapal jukung di Ur Pulau dan nelayan Maluku Tenggara adalah 30 ° dari

sejak kehadiran mesin katinting atau yang lebih dikenal dengan istilah motorisasi,

sedangkan sudut 40 ° selama itu nelayan belum menggunakan mesin katinting

dengan sudut tersebut belum dipakai oleh nelaya Ur Pulau pada umumnya dan

nelayan Maluku Tenggara pada khususnya. Tabel 12 dan Tabel 13 memperlihatkan

bahwa kecepatan kapal dapat dipengaruhi oleh variasi sudut jatuh poros baling-

baling.

Tabel 12 Perbandingan kecepatan kapal akibat sudut jatuh poros baling-baling yang dimiliki kapal yang menggunakan semang

Pada Tabel 12, menunjukkan bahwa kecepatan kapal yang diperoleh meiliki

hasil yang terbesar adalah pada sudut 40 ° dengan kecepatan 5,49 knot dan kecepatan

yang terkecil pada sudut jatuh poros baling-baling 30 ° dengan kecepatan yang

ditempuh 5,26 knot, dengan hasil yang ada maka dapat mencerminkan bahwa sudut

jatuh poros baling-baling berpengaruh terhadap kecepatan kapal yang dihasilkan oleh

daya mesin 5,5 HP, 6,5 HP dan daya yang kombinasi yaitu 5,5 HP dan 6,5 HP

berdasarkan hasil uji lapang. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa adanya

Kapal Kecepatan tiap sudut jatuh poros baling-baling (knot) semang 30 ° 40 ° 1 4,77 4,96

2 5,04 5,22 3 4,57 4,77 4 5,05 5,20 5 5,30 5,23 6 4,88 5,11 7 5,79 5,99 8 6,20 6,45 9 5,77 6, 43 Rata-rata 5.26 5.49

Page 26: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

66 66

perbedaan kecepatan antara sudut jatuh poros baling-baling yang disebabkan karena

adanya perbedaan ukuran panjang poros baling-baling, daya mesin dan ukuran/nomor

baling-baling yang berbeda menghasilkan daya dorong yang berbeda. Dengan

perbedaan sudut poros baling-baling maka pergerakan pitch baling-baling yang

berbeda menyebabkan adanya slip sehingga pitch semakin kecil.

Dalam pemilihan mesin seharusnya disesuaikan dengan kapal yang kita

miliki. Apabila data rata-rata kecepatan kapal tersebut dapat ditunjukkan pada gambar

grafik sebagaimana terlihat pada Gambar 31, dimana gambar tersebut menjelaskan

suatu hubungan antara sudut jatuh poros baling-baling dengan kecepatan kapal

jukung. Pada sumbu X memunjukkan bahwa banyaknya perlakuan yang dilakukan

pada masing-masing sudut jatuh poros baling-baling, sumbu Y merupakan nilai dari

kecepatan kapal untuk kapal semang.

Gambar 28 Hubungan kecepatan kapal jukung dengan sudut jatuh poros baling-baling pada kapalyang menggunakan semang

Berdasarkan hasil uji pada sudut 40 ° dengan kecepatan 5,49 knot pada kapal

jukung yang menggunakan semang yang berdimensi panjang total sebesar 10,20 m;

lebar 0,97 m; dalam 0,56 m. Daya mesin yang dipakai adalah 5,5 HP, 6,5 HP serta

daya yang dikombinasikan antara 5,5 HP dan 6,5 HP dengan panjang poros baling-

0

1

2

3

4

5

6

7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kec

epat

an k

apal

(kn

ot)

Perlakuan

Kapala yang menggunakan katir (semang)

30⁰

40⁰

Page 27: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

67 67

baling yang digunakan yaitu 2,60 m, untuk ukuran/nomor 5-6, berdiameter 15 m;

ukuran/nomor 6,5 berdiameter 0,16 m; serta ukuran/nomor 5 berdiameter 0,17 m dan

memilki jumlah daun sebanyak 2 buah.

Tabel 12 dan Gambar 28 diatas menjelaskan bahwa sudut jatuh yang

sebaiknya digunakan oleh nelayan kapal jukung yang menggunakan semang dalam

melakukan pengoperasian dengan sudut jatuh poros baling-baling 40 ° , karena

berdasarkan hasil perhitungan kecepatan yang diperoleh pada sudut kemiringan poros

baling-baling ini cukup tinggi. Kapal jukung milik nelayan Ur Pulau yang digunakan

sebagai unit eksperiment menggunakan sudut jatuh poros baling-baling 30 ° , ini

merupakan suatu kenyataan yang mana selama ini telah digunakan oleh nelayan kapal

jukung di Ur Pulau dimana hal ini sudah merupakan suatu kebiasaan nelayan kapal

jukung setempat dalam melakukan pengoperasian kapal. Menurut Firnasari (2004)

menyatakan bahwa ukuran sudut jatuh baling-baling 30 ° yang banyak digunakan

oleh nelayan dalam proses pengoperasian kapal berlangsung.

Dari hasil output two way pada Lampiran 4 menjelaskan bahwa tidak

terdapat perbedaan kecepatan antara sudut 30 ° dengan sudut 40 ° pada kapal

menggunakan semang, interaksi HP poros tidak berpengaruh terhadap kecepatan

kapal yang menggunakan semang, pada hasil output analisis tukey menunjukkan

bahwa semua jenis interaksi sama saja tidak ada yang berbeda signifikan HP tidak

berpengaruh terhadap kecepatan yang menggunakan semang dan dari ketiga jenis

daya mesin (HP) yang digunakan dianggap sama pada saat pengoperasian kapal

berlangsung . Ukuran baling-baling berpengaruh terhadap kecepatan kapal yang

menggunakan semang pada taraf nyata 5%. Ukuran baling-baling 6.5 berbeda dengan

5-6 dan 5. Tapi ukuran 5-6 dan 5 dianggap sama. Dimana masing-masing

ukuran/nomor baling-baling sama-sama memberikan kecepatan tinggi, interaksi pada

kapala yang menggunakan semang berpengaruh terhadap kecepatan kapal yang

menggunakan semang pada taraf nyata 5%, kecepatan tertinggi diberikan dari daya

5,5 HP dengan poros panjang dan pada ukuran/nomor baling-baling 6,5.

Page 28: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

68 68

Tabel 13 Perbandingan kecepatan kapal akibat sudut jatuh poros baling-baling yang dimiliki kapal tanpa menggunakan semang

Pada Tabel 13, menunjukkan bahwa kecepatan kapal yang diperoleh meiliki

hasil yang terbesar adalah pada sudut 40° dengan kecepatan 5,27 knot dan kecepatan

yang terkecil pada sudut jatuh poros baling-baling 30 ° dengan kecepatan yang

ditempu 5,10 knot, dengan hasil yang ada maka dapat mencerminkan bahwa sudut

jatuh poros baling-baling berpengaruh terhadap kecepatan kapal yang dihasilkan oleh

daya mesin 5,5 HP, 6,5 HP dan daya yang kaliberasi yaitu 5,5 HP dan 6,5 HP

berdasrkan hasil uji lapang. Hasil perhitungan menghasilkan perbedaan kecepatan

antara sudut jatuh poros baling-baling yang disebabkan karena perbedaan ukuran

panjang poros baling-baling, daya mesin dan ukuran/nomor baling-baling yang

berbeda menghasilkan daya dorong yang berbeda. Dengan perbedaan sudut poros

baling-baling maka pergerakan pitch baling-baling yang berbeda menyebabkan

adanya slip sehingga pitch semakin kecil.

Dalam pemilihan mesin seharusnya disesuaikan dengan kapal yang kita

miliki. Apabila data rata-rata kecepatan kapal tersebut dapat ditunjukkan pada gambar

grafik sebagaimana terlihat pada Gambar 34, dimana gambar tersebut menjelaskan

suatu hubungan antara sudut jatuh poros baling-baling dengan kecepatan kapal

jukung. Pada sumbu X memunjukkan bahwa banyaknya perlakuan yang dilakukan

pada masing-masing sudut jatuh poros baling-baling, sumbu Y merupakan nilai dari

Kapal tanpa Kecepatan tiap sudut jatuh poros baling-baling (knot) Semang 30 ° 40 ° 1 4,58 4,73

2 4,79 4,87 3 4,49 4,54 4 5,07 5,11 5 5,19 5,31 6 4,94 4,70 7 5,61 5,78 8 5,86 6,39 9 5,36 6,04 Rata-rata 5.10 5.27

Page 29: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

69 69

kecepatan kapal untuk kapal tanpa menggunakan semang.

Gambar 29 Hubungan kecepatan kapal jukung dengan sudut jatuh poros baling-balang pada kapal tanpa menggunakan semang

Berdasarkan hasil uji pada sudut 40° dengan kecepatan 5,27 knot pada kapal

jukung tanpa semang yang berdimensi utama yaitu dengan panjang total sebesar 10

m; lebar 0,94 m; dalam 0,54 m. Daya mesin yang dipakai adalah 5,5 HP, 6,5 HP serta

yang daya dikombinasikan antara 5,5 HP dan 6,5 HP dengan poros baling-baling

yang digunakan yaitu 2,20 m, untuk ukuran/nomor 5-6, berdiameter 15 m;

ukuran/nomor 6,5 berdiameter 0,16 m; serta ukuran/nomor 5 berdiameter 0,17 m dan

memilki jumlah daun sebanyak 2 buah.

Dari Tabel 13 dan Gambar 29 diatas menjelaskan bahwa sudut jatuh poros

yang sebaiknya digunakan oleh nelayan kapal jukung tanpa menggunakan semang

dalam melakukan pengoperasian kapal yaitu dengan sudut jatuh poros baling-baling

40 ° , karena berdasarkan hasil perhitungan kecepatan yang diperoleh pada sudut

kemiringan poros baling-baling ini cukup tinggi . Kapal jukung milik nelayan Ur

Pulau yang digunakan sebagai unit eksperiment menggunakan sudut jatuh poros

baling-baling 30 ° , ini merupakan suatu kenyataan yang mana selama ini telah

digunakan oleh nelayan kapal jukung di Ur Pulau dimana hal ini sudah merupakan

suatu kebiasaan nelayan kapal jukung setempat dalam melakukan pengoperasian

0

1

2

3

4

5

6

7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kec

epat

an k

apal

(k

not

)

Perlakuan

Kapal tanpa menggunakan katir (semang)

30⁰

40⁰

Page 30: Kajian Teknis Kecepatan Kapal Jukung Di UR Pulau Maluku ... · manusia) atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana ... Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal

70 70

kapal. Menurut Finarsari (2004) menyatakan bahwa ukuran sudut jatuh baling-baling

30 ° yang banyak digunakan oleh nelayan dalam proses pengoperasian kapal

berlangsung.

Dari hasil output two way anova pada Lampiran 4 menjelaskan bahwa tidak

terdapat perbedaan kecepatan antara sudut 30 ° dengan sudut 40 ° pada kapal tanpa

semang dan interaksi HP poros tidak berpengaruh terhadap kecepatan, semua jenis

interaksi sama saja tidak ada yang berbeda signifikan, daya mesin (HP) yang

digunakan tidak berpengaruh terhadap kecepatan kapal tanpa semang, dan dari ketiga

jenis daya mesin (HP) yang digunakan dianggap sama pada kapal yang tidak

menggunakan semang pada saat pengoperasian kapal berlangsung.