-
3G7
LAPORAN HASIL PENELITIAN
(SUMBER DANA PROGRAM INSENTIF RISET KNRT TAHUN 2010)
KAJIAN TEKNIK REKLAMASI DAN JENIS TANAMAN
REVEGETASJ TERHADAP SIFA T FJSIK, KJMJA, DAN BIOLOGt
TANAH PADA LAHAN EKS-TAMBANG BATUBARA
Oleh:
Burhanuddin Adman, S.Hut
Wawan Gunawan, S.Hut, M.Si
Septina Asih Widuri, S.Si
BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN SAMBOJA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN
SAMBOJA, 2010
... .
-
_:MBAR PENGESAHAN
(SUMBER DANA PROGRAM INSENTIF RISET KNRT TAHUN 2010)
KAJIAN TEKNIK REKLAMASI DAN JENIS TANAMAN
REVEGETASJ TERHADAP SIFAT FISIK. KIMIA. DAN BIOLOGI
TANAH PAD A LAHAN EKS-TAMBANG BATUBARA
Samboja. November 201 0
D isetul~ ! d?,n disahkan oleh : Peneliti Utamal ~Ia Balai.
Koordinator.
Ir. Tjuk Sas~diJ M.Sc NIP 19611026 198'903 1 001
.. .
-
RINGKASAN
Kegiatan rehabilitasi lahan dilakukan untuk mengurangi dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem penambangan secara terbuka
yang umumnya dilakukan pada tlambang batubara. Teknik rekJamasi
yang dilakukan oleh beberapa perusanaan tambang sangat bervariasi ,
demikian juga dengan pemilihan jenis tanaman yang digunakan untuk
revegetasi . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pad a areal rehabilitasi
lahan bekas tambang batubara berdasarkan pemilihan jenis dan
teknV< revegetasinya. Pooelitian dilaksanakan mulai pad a bulan
Februari sid November 2010. Penelitian dilaksanakan di areal
rehabilitasi lahan bekas tambang pada beberapa perusahaan tambang
batubara yaitu PT. Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT. Tanito Harum
(TH) di Kalimantan Timur serta PT. Arutmin Indonesia (AI) di
Kalimantan Selatan. Pengamatan sifat fisik dan kimia tanah
dilakukan dengan mengambil sampell tanah sebanyak 2 kg dari
kedalaman 0-20 cm pad a masingmasing klasifikaSii lokasi, kemudian
dianalisa di Laboratorium Tanah. Pengamatan sifat biologi dilakukan
dengan mengamati secara langsung jenis tanaman yang tumbuh secara
alami di bawah tanaman rehabilitasi , serta kehadiran cacing
tanah.
Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan reklamasi hingga umur
tanaman 5-6 tahun belum rnenunjukkan peningkatan yang signifikan
terhadap kualitas sifat kimia tanah. Hal ini terlihat pada misalnya
kandungan Nitrogen dan C-Organik dalam tanah yang masih tergolong
rendah. Tingkat kemasaman tanah pada ketiga lokasi penefitian
termasuk kategori sangat masam sampai masam Tingkat kemasaman tanah
berkaitan erat dengan kelarutan AI dan Fe yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil analisis, nilai kelarutan AI
dan Fe di ketiga lokasi tergolong sedang hingga sangat tinggi.
Untuk meningkatkan pertlumbuhan tanaman diperlukan kondisi
kemasaman tanah yang mendekati netra\. Hasil analisis tanah juga
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata antara tingkat
kemasaman pada tanah sebelum direvegetasi dengan tanah yang sudah
direvegetasi hingga umur 5 tahun. Tingkat kemasaman tanah untuk
lokasi dengan jenis tanaman sengon, akasia maupun tanaman campuran
juga tidak menunjtJkkan perbedaan berarti. Ini menunjukkan bahwa
pemilihan jenis tanaman tidak berpengaruh terhadap perubahan
tingkat kemasaman tanah. Kandungan phospor umumnya tergolong sangat
rendah. Rendahnya jumlah phospor tersedia disebabkan oleh tingkat
kemasaman tanah yang tinggi. Nilai KTK pada lokasi revegetasi
sengon dan akasia lebih tinggi dibanding pada lokasi dengan
revegetasi jenis campuran. Secara umum, nilai KTK di seluruh lokasi
pengambilan sampel tergolong rendah hingga sedang. Secara umum,
jenis tanaman tidak memberikan banyak pengaruh terhadap peningkatan
kualitas tanah dalam jangka waldu 5 tahun. Peningkatan kualitas
tanah dapat terlihat setelah jangka waktu yang lebih lama. Hal ini
terlihat pada PT TH dengan tanaman sengon berumur 19 tahun
memperlihatkan kualitas tanah yang hampir mirip dengan tanah
sebelum ditambang.
Hasil peneBitian juga menunjukkan semakin lama waktu penanaman
terdapat kecenderungan jumlah jenis tumbuhan yang tumbuh secara
a/ami semakin bertambah. Jenis-jenis yang tumbuh umumnya merupakan
jenis-jenis yang umum terdapa.t pada hutan sekunder. Penyebaran
bibit tumbuhan tersebut diduga berasal dari hutan di sekitar areal
reklamasi, karena di sekitar areal tersebut masih terdapat areal
hutan yang umumnya merupakan hutan sekunder.
~ .
III
-
Jenis-jenis yang tumbuh secara alami inih, khususnya tipe pohon
, dapat digunakan sebagai tanaman revegetasi untuk mengganti
jenis-jenis akasia dan sengon yang merlUpakan jenis eksotik di
Kalimantan . Penggunakan jenis-jenis lokal diharapkan c!apat
mengarahkan suksesi alami hutan ke rona awal sebelum ditambang
Kehooiran cacing tanah (Lumbricus sp.) dapat dijadikan indikator
kesuburan dan pencemaran tanah (Ansyori, 2004). Pada areal
rekJamasi berumur 3 tahun umumnya sudah terdapat cacing tanah.
Cacing tanah ditemukan pada lapisan atas (kedalaman 0-10 em) di
lokasi yang sudah direvegetasi.
Kata Kunci : Sifat fisik, kimia dan biologi; rekJamasi; lahan
eks-tambang.
" .
IV
-
DAFTAR 151
LEMBAR PENGESAHAN.... .. ... ....... ........ ... ....... ....
..... ... ......... ........ ..... ... ......... ... ii
RINGKASAN .... ........ ........ .. ......... .... ... ... ..
... ........ ........ ... .. .... ... .. ........... ..... .......
... . iii
PRAKATA .... .. ... .. .. ......... .. ........ ... .. .. ....
.. ........ ... .... .... ....... ........ ..... .... ..... .....
..... ... v
i
DAFTAR lSI .... ... ..... .. ... ..... ......... .... .. .....
........ .... .. .......... .. .. ....... ... .......... ..........
... vi
BAB I PENDAHULUAN ............ ... ................
............................ ........ ........ ..... .. 1
1.1. Latar Belakang ... ..... ..... ... .... ... .............
............ ..... ........ .. ........ .. .... 1
1.2. Perumusan Masalah ........... ..... .......... .. ......
................... ................ 1
BAB II TINJAUANJ PUSTAKA .............. ...... ............. ...
................. ...... .......... ...... 2
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT....... ....... ....... .............
...... ................... ... ... ... .. 3
BAB IV METODOLOGI ................ ...... ...... ....... .. ....
............... ....... .. .... ...... .......... 3
4.1. Waktu dan Tempat.. ........ ............ .. ..... ...
.......... ........ .. ...... .... .......... 3
4.2. Alat dan Bahan.......... ....... ....... ....... ..........
.... ........ .. ..... .. ....... ..... .... 4
4.3. Metode Kerja..... ........ ..... ... ..... ..
................. ..... ...... .... .............. ....... 4
4.4. Analisils Data ...... .... ... .. ....... ... ...... ......
........ ............... .. .. .... ...... ...... . 4
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.... . .. ....... .................
....... ........ ..... .. .. ........... 4
5.1. Hasil... .. .... .............. .... ..... .. .......
............... ....... .. .... .. ... .. ... ........ ... ... ...
4
5.2. Pembahasan ... ........ ... ...... ......... .. .........
........... ... ........ .. .. ......... .. ..... 5
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.... ............ ....... .... ..
............ .... ...... ... ............ 6
DAFTAR PUSTAKA .. ........... .. ... .......... .......
.............. .......... .. ....... .. .. ...... ..... .. .....
6
, .
VI
-
BABI. PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakarlQ
Teknik penambangan batubara yang umum dilakukan di Kalimantan
adalah
teknik penambangan terbuka (open pit mining) dengan metoda
gali-isi kembali
(back filling methods) (Darmawan dan Irawan, 2009; Subandrio,
dkk, 2009).
Penggunaan teknilk ini mengakibatkan terjadinya pembukaan areal
bervegetasi
dan mempunyai kecenderungan untuk bertambah seiring dengan
bertambah
luasnya areal tambang.
Penggunaan teknik ini juga menyebabkan terjadinya lahan kritis
karena
hilangnya vegetasi penutup tanah, adanya tekanan berat dari
pukulan air hujan,
erosi, sentuhan langsung cahaya matahari dan terjadinya
pemadatan tanah akibat
aktifitas alat berat: (Mukhrawie dan Mulyadi, 1995 da/am
Iriansyah dan Susilo,
2009). Untuk menanggu1anw dampak yang ditimbulkan oleh adanya
kegiatan
penambangan dengan teknik penambangan terbuka, telah dilakukan
kegiatan
reklamasi dan rehabil itasi lahan bekas tambang untuk
memperbaiki kondisi areal
yang terbuka. Undang-undang pertambangan mineral dan batubara
mewajibkan
setiap pemegng IUP dan IUPK melakukan pengelolaan dan
pemantauan
lingkungan pertarmangan termasuk kegiatan reklamasi dan
pascatambang (UU
No. 4 Tahun 2009).. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan
memperbaiki atau
menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan
usaha
pertambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai
dengan
peruntukannya (Kepmen ESDM No. 1211.LlOOB/M.PEl1995).
1.2. Perumusan lIIasalah
Tanah sebagai media tumbuh merupakan faktor yang penting
bagi
pertumbuhen tenetmen. Tenah menyedieken unsur hara, air den
OOere begi
tumbuh kembang tanaman. Kesuburan tanah sebagai media tumbuh
ditunjukkan
oleh sifat fisik, kimJa, dan btologi tanah. Adanya kegiatan
penambangan batubara
berpengaruh terhadap perubahan sffat fisiko kim ia, dan biologi
tanah.
Kegiatan rehabilnasi lahan bekas tambang batubara dilakukan
dengan
menanam jenis-jenis adaptif yang cepat h.rnbuh. Pada beberapa
perusahaan
tambang terdapat c-l6beiapa mekanisme yang berbeda dalam
melakukan
~ .
1
-
-ehabilitasi !ahan bek.as tambangnya .Jenis yang digunak.an
serta tek.nik.
penanaman juga berbeda antara perusahaan tambang yang satu
dengan
Penaaunaan ienis vana berbeda tentunvaoerusahaan tambang yang
lainnya. vv . J...., . JoJ . . .
akan berpengaruh ierhadap perubahan sifat fisik, kimia dan
biologi tanah.
Identifikansi karakteristik. !ahan per!u dilakuk.an untuk
mengetahui sejauh mana _____ ........... "'_1,_:1 ......._1,1 _____
: ,,_ ...1.-.._ ..... ____ .... l,...,_l,.... __ .... :.&_'"
.&:_:1, 1,:.-..: ___. ,_,._ L-..:_' __ :
1-'1::11~c:t1 UII ll::l\llIl\ I t::;1\1c:t1 I 1c:t,,1
ll::lllc:tUc:t1-' 1-'1::1 UUc:t1 Ic:tl I "IICll 11"11\, 1\1I11Ic:t
IIIClUI-'UII UIUIU~I
T
lahan bekas tambang batubara pasca reklamasi.
BAS!t T!NJAUAN PUSTAKJ~
Tek.nik. penambangan batubara yang umum dilakuk.an di Kalimantan
ada!ah
teknik penambangan terbuka (open pit mining) dengan metoda
gali-isi kembali
(back filling methods) (Darrnawan dan Irawan, 2009; Subandrio,
dkk, 2009).
Dampak yang ditimbulkan dari penambangan tersebut adalah lapisan
penutup
tanah yang sudan tidak ada k.arena topsoi! dan subsoi! dibalik.
dan digusur,
sedangkan bahan induk muncul di permukaan. Proses penggalian
pada lahan
bekas tambang batubara mengakibatkan terangkatnya bahan-bahan
sulfidik ke
permukaan sehingga menyebabkan teroksidasi, proses oksidasi
terhadap mineral
sulfida seperti pirirt, akan melepaskan asam-asam sulfat yang
berdampak pada
menurunnya pH tanah secara drastis. Nilai pH tanah yang masam
ini akan
mempengaruhi kesetimbangan hara dalam tanah (Rochani &
Damayanti, 1997).
Penggusuran tersebut menyebabkan hilangnya bahan organik
tanah
sehingga tanah m~:mjadi k.ritis. Tanah yang miskin akan bahan
organik kurang
mampu dalam mei:3yangga pupuk dan air, karena bahan organik
merupakan koloid
tanah yang berfurlgsi dalam pembentukan agregat mikro dan
komplek jerapan
koloid (Djajakirana, 2001).
Lahan kr iti s men)pakan lahan yang k.arena tidak sesuai
penggunaan dan
kemampuannya t~ah menga\ami atau dalam proses kerusakan fisik,
kimia dan
biologi yang akhimya membahayakan fungsi hidrologis; orologis;
produksi
dampak yang a i~ r:;. :..
-
- --
Undang-un
-
'.erhadap keanekaragaman vegetasi tumbuhan bawah dan
makroorganisme dalam
:anah. Pengkajian sitat fisik, kimia dan biologi tanah ini
mencakup perbandingan
sifat tanah sebelum dilakukan rehabilrtasi dan setelah dilakukan
rehabilitasi.
BAB IV, METODOLOGI
4,1, Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan mulai pada bulan Februari sId November
2010.
Penelitian dilaksanakan di areal rehabilitasi lahan bekas
tambang pada beberapa
perusahaan tambarlg batubara yaitu PT. Kaltim Prima Coal (KPC)
dan PT. Tanito
Harum (TH) di Kalimantan Timur serta PT. Arutmin Indonesia (AI)
di Kalimantan
Selatan. Analisa sampel tanah dilakukan di laboratorium Tanah
Universitas
Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, dan Laboratorium Tanah,
Tanamen
dan Air Balai Peneijtian Pertanian Lahan Rawa; Banjarbaru;
Kalimantan Se!atan.
4,2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah kantong plastik, cangkul, parang,
penggaris,
alat tulis dan kamera. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah
dari lokasi
areal rehabilitasi lahan bekas tambang batubara.
4.3. Metode Kerja
1. Pelaksanaan kiegiatan penelitian dilakukan dengan melakukan
studi awal
terhadap teknik revegetasi yang dilakukan oleh perusahaan yang
telah
melakukan rehabilitasi lahan bekas tambang. Setelah itu
dilakukan
pengambilan sampel tanah berdasarkan jenis dan tahun penanaman.
Agar
sampel yang diambil seragam, tahun penanaman yang diambil mulai
dari
tahun 2005 sId 2010.
.2, Pengamatan sil at fisik dan kimia tanah dilakukan dengan
mengambil sampel
tanah sebanyak 2 kg dari kedalaman 0-20 em pada masing-masing
klasifikasi
lokasi. Tanah kemudian disimpan dalam kantong plastik dan
dianalisa di
laboratorium Tanah . Analisa sifat fisik tanah meliputi tekstur
tanah,
sedangkan anal isa srrat kimia tanah meliputi pH, C-Organik,
N-Total, P dan K
, .
4
-
Potensial, P terrsedia, Kation dapat tukar (K, Na, Ca, Mg),
Kemasaman dapat
tukar (AI dan Hp, KTK, Fe dan S04, serta pirit.
3. Pengamatan sitat biologi dilakukan dengan mengamati secara
langsung jenis
tanaman yang tumbuh secara alami di bawah tanaman rehabilitasi ,
serta
kehadiran cacirng tanah.
4.4. Analisis Data
Data yang dliperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan
tabel. Data
dibandingkan berdasarkan lokasi pengambilan data, jenis tanaman
revegetasi dan
tahun penanaman.
Kriteria pen uqaian sifat kimia tanah didasarkan pada tabel
berikut.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah (Staf Pusat
Penelitian Tanah, 1983 dalam Hardjowigeno, 1995)
Sifat Tanah Sangat Rendall
Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
C -Organik (%) < 1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 > 5,00
Nitrogen (%) < 0, 10 0, 10-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 > 0,75
CIN < 5 5 10 11 - 15 16 - 25 > 25 P20 S Rei (mgl100g) < 10
10 20 21 - 40 41 - 60 > 60 P20S Bray-1 (ppm) < 10 10- 15 16
25 26 - 35 > 35 P20 SOlsen (ppm) < 10 10 - 25 26 - 45 46 - 60
> 60 K20 HCl 25% (mg,71 OOg) < 10 10 - 20 21 - 40 41 - 60
> 60 KTK (meIlOOg) < 5 5 - 16 17 24 25 - 40 > 40 Susunan
Kation : K (meIlOOg) < 0,1 0,1-0,2 0,3-0,5 0,6-1,0 >1,0 Na
(me/100g) < 0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 >1,0 Mg (meIlOOg)
< 0,4 0,4-1 ,0 1,1-2 ,0 2,1-8,0 > 8,0 Ca (me/1 OOg) < 0,2
2 - 5 r 0
.,..1 V 11 - 20 > 20
Kejenuhan Basa (% < 20 20 - 35 36 - 50 51 - 70 > 70
Aluminium (%) < 10 10- 20 21 - 30 31 - 60 > 60
Sangat masam
...... - --lna:salll
Agak masam
,...T ... .... _. _ 1 l-,elral
Agak-
alkalis 4'I __ I! _ f\.1I~a II:S
pH H 2 0 < 4,5 4,5-5,5 5,6- 6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 > 8,5
~ .
5
-
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Pelaksanaan Reklamasi oleh PT. Kaltim Prima Coal, PT.
Tanito Harum dan PT. Arutmin Indonesia
Secara umum kegiatan reklamasi pada lahan bekas tambang batubara
di
ketiga peiUsahaan dilakukan dengan back filling metllode, yaitu
tanal! overburden
sisa penambangan diisi pada lubang-Iubang bekas tambang
sebelumnya hingga i
mencapai ketinggian yang telah ditentukan. Persiapan lahan
reklamasi diawali
dengan pengaturan bentuk lahan, yaitu menata daerah timbunan
membentuk
lereng dan memadatkan bagian tertentu agar permukaan lahan
menjadi stabil
serta pembuatan saluran drainase untuk mengatur aliran air dan
mengurangi
erosi.
Selanjutnya permukaan timbunan dilapisi dengan topsoil dengan
ketebalan r\ r= "" _ , ____ : 1 :_ : ...J : ____ I_L... ....1 __:
__ ...J _____ ~____ ;I ___ ..J:_; ______ L...._I ..
v,;; I III. I UfJ;:;rulf 1111 UlfJt:1 UIt:11 Udll I.A:IUdlIYdll
LUj.J;:iUII ydllY UI:='II I IfJdl I ;:;t:Ut:IUIII
kegiatan penambangan dilakukan. Topsoil sebaiknya segera
digunakan untuk
rehabilitasi karen a penyimpanan topsoil dapat menurunkan
kualitas tanah, tetapi
seringkali topsoil Iharus disimpan terlebih dahulu karena lahan
reklamasi yang
belum siap. Oleh sebab itu, terdapat prosedur yang diterapkan
perusahaan
tambang dalam penyimpanan topsail untuk mengurangi hilangnya
struktur tanah,
kandungan organik, aktivitas biologi, dan bank benih
(Spesifikasi Rehabilitasi,
2000). Prosedur yang dilakukan PT KPC antara lain menyimpan
topsoil di tempat
yang mempunyai permukaan yang kokoh dan drainase yang baik.
Simpanan
topsoil untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun tidak lebih tinggi
dari 2 meter. PT AI
juga menyimpan topsoil dalam gundukan dengan tinggi maksimal 3
meter dan
ditanami tanaman penutup tanah.
Setelah penghamparan topsoil, kemudian dilakukan revegetasi.
Revegetasi umumlnya segera dilakukan untuk meningkatkan
penutupan tanah
untuk mengendalikan erosi dan pada akhirnya mengembalikan bahan
organik dan
kesuburan tanah (Koch dan Bradshaw dalam Setyawan et all,
2008).
PT TH meiakukan revegetasi dengan penanaman jenis cepat
tumbuh,
oemeliharaan oemuoukan. dan oenvulaman Sedanokan oada PT KPC dan
1- _ . .. _ .- . - _ .. - -- " ' ) r _ _- 1- - -- ~-- '" I _. _ . .
. 1- - ' " J - .. _. - . --- . _. - - --- -. ' '';;' - - -' ' ' 1-
- . - - . - - -- - - - -" .
PT AI sebelum penanaman jenis cepat tumbuh, terlebih dahulu
dilakukan
penyebaran tanaman penutup (cover crop) . Jenis tanaman penutup
yang
digunakan di PT KPC dan PT AI antaia lain Pueraria javanica,
Sesbania
6
'" .
-
grandiflora, dan Caliandra. Penyebaran benih tanaman penutup
dilakukan secara
manual maupun hydroseeding.
Jenis-jenis yang ditanam umumnya jenis perintis lokal dan yang
adaptif
dengan kondisi lahan bekas tambang. Selain itu juga dipilih
jenis tanaman buah
buahan atau tanaman bernilai ekonomis lainnya. Penanaman jenis
perintis
dilakukan pada awal tahun pananaman, satalah 2-3 tahun dilakukan
pananaman
tanaman sisipan menggunakan jenis-jenis lokal dan tanaman buah.
Setelati
terbentuk kanopi . dapat disisipkan jenis tanaman dipterokarpa.
Lokasi
pangambilan sampel tanah di PT KPC adalah lokasi yang ditanam
dangan janis
lokal , non lokal dan buah-buahan, sedangkan lokasi di PT AI dan
PT TH adalah
lokasi monokultur.
Kagiatan yang dilakukan satelah penanaman adalah
pemaliharaan,
pemupukan dan penyulaman. Kegiatan tersebut hanya dilakukan
setiap 3 bulan
sekali pada tahun pertama setelah penanaman. Sedangkan pada
tahun kedua
dilakukan sesuai kebutuhan.
5.2. Hasil Pengamatan Sifat Fisik dan Kimia Tanah
Hasil ana lisa sampel tanah dari ketiga perusahaan tambang
disajikan pada
Tabel 2, 3 dan 4.
Tabel2. Hasil Analisa tanah asal PT KPC.
Jenis Tanaman Utama dan Tahun Tanam ~ ~ . ~ ~ -..c:::. ..c
..c:::. ..c ..c:::. ..cParameter -.:.t: If)ro COro r- ro w ro .:.t:
1f)J 1- J g ~ o 0 o 0 o 0 o 0 mro o ro o.D CD J o .D coll mJ o c o
c o c o c o 0 l::;.D oE o.D OE g E o.D c c N ~ N ~ N ~ N ~ o c C E
N(J) oE N (J) o E o ~ a... a... a... a... N~ o (J) N(J) N (J) N
(J):::.::: a... a... :::':::--1 --1 --1 --1 --1 --1
pH H70 3.84 4.39 4.14 4.50 4.17 4.05 3.94 5.03 4.05 . 4.25 4.17
3.85 ea.... 0.35 1.19 0.62 0.78 0.4.4 0.39 0.15 1.70 0.74 0.76 0.62
0.37 Mg.... 0.38 1.28 1.60 1.28 0.64 0.55 0.19 2.14 1.51 1.33 1.42
0.56
Cation Na+ O~08 0,11 0,10 0.10 0.08 0,02 0,10 0,08 0,04 0.06
0,05 0,10 Exchange K+ on eq.l 0.17 0.31 0.28 0.12 0.16 0. 19 0.15
0.37 0.32 0.13 0.26 0.25(Nh40-Ac)
KTK 1IOO iJ
6.82 4.39 6.11 3.46 4.24 4.91 7.00 4.88 6.77 3.53 4.77 5.11pH.?
All
-
Tabel3. Hasil Analisa tanah asal PT. Tanito Harum.
Jenis Tanaman Utama dan TahunTanam 0) - e
-
Sampel tanah Hasil anal isis di atas menunjukkan pelaksanaan
reklamasi
hingga umUi tanaman 5-6 tahun belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan
terhadap kualitas sifat kimia tanah. Hal ini terlihat pada
misalnya kandungan
Nitrogen dan C-Organik dalam tanah yang masih tergolong rendah.
Nitrogen dan
C-organik merupakan sumber hara tanaman sekaligus berperan dalam
perbaikan
sifat fisik tanah. Ketersediaan bahan organik berhubungan dengan
ketersedia~n r
serasah di bawah tegakan. Bahan organik banyak ditemukan pada
lapisan atas
dibanding pad a lapisan bawah (Iebih dari 10 cm). Sesuai dengan
pengamatan di
PT KPC, bahan organik semakin bertambah sebanding dengan umur
revegetasi.
Semakin tua umur revegetasi, semakin banyak produksi seiasah
sehingga bahan
organik semakin banyak. Namun demikian, ketersedian bahan
organik juga terkait
dengan laju deko~osisi. untuk meningkatkan ketersediaan bahan
organik, dapat
dipilih jenis tanaman yang memiliki laju dekomposisi serasah
yang tinggi.
Tingket keme~emen teneh pede ketige loke~i penelitien terme~uk
ketegori
sangat masam sam,Oai masam (Hardjowigeno; 1995) Pada umumnya;
batuan di
ban yak tambang secara alami mengandung sulfida yang dapat
beroksidasi dan
menimbulkan asam ketika bertemu oksigen dan air. Produksi asam
dalam ... :..-1.-.. .___ h_' __ L-..- .......... 1.. .....&_
.....& ___ ... .....J:I, __ .....&_I;I, __ ...J _____
,_1,_:1, ___ :I:h _____ a .... , ,_
lIlllUUI Idll UdlUdl1 LJlCI ;:'UIlIUd UdfJdl UII\CIIUdlll\dl I
UCI I~dll lC1\11I1\ fJClllllllldl1 fJCIIUlUfJ.
Prinsip penutupan tersebut antara lain menutup lapisan batuan
yang berpotensi
menimbulkan asam (PAF) dengan lapisan batuan yang tidak
berpotensi
menimbulkan asam (NAF). Di atas lapisan batuan NAF tersebut
kemudian
dihamparkan subs-oil yaitu lapisan tanah yang mengandung sedikit
bahan organik
setelah itu dihamparkan topsoil.
Tingkat kemasaman tanah berkaitan erat dengan kelarutan AI dan
Fe yang
dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Sanchez, 1976).
Berdasarkan hasil
analisis, nilai kelarutan AI dan Fe di ketiga lokasi terg%ng
sedang hingga sangat
tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman diperlukan
kondisi kemasaman
tanah yang mendelkati netral. Hasil analisis tanah juga
menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang nyata antara tingkat kemasaman pada tanah sebelum
,.J; .._,,___,,"_,..; .....1 _____ " ___ h .,___ ,... .. .....J_h
....J: .._.,___ ,,_ .... ; 10-.,: ____ ...- .... c:. '_h.. _ "'; __
1,_" UII CVC~Cld;:'1 UCI I~dli I ldl Idl I Ydl I~ ;:'UUdl I UII
CVC~Cld;:'1 I III I~~d UIIIUI :..J ldl lUI I. I II 1~l\dl
kemasaman tanah untuk lokasi dengan jenis tanaman sengon, akasia
maupun
tanaman campuran juga tidak menunjukkan perbedaan berarti. Ini
menunjukkan
.. .
9
-
Q rar,4 p.'=-G.efCT1Se~ :1: -
Sacr::t:a-:::-~ &~ -~-~.;. :
6..;.:- _-
-
Tahurm Fauna KondisiJenis Tumbuhan bawahJenis tanaman No. Lokasi
ReveQetesi
Lumbricus sp Cover crop menutup (KO)
Ficussp )Centrosema pubescens Bendi/i 20073 Pheretima sppomoeasp
tanah
Macaranga tanarius fScleria sp Macaranga gigantea
Sedikit berbatu Semut Ketebalan topsoil 2 belalangIsolanumsp
amtoro em Tertutup alang-alang
Pulai ~eleria sp semutJohar ~elastoma sp20084 Belut
dan eovererop, Ketebalan topsoil 2
f(emiri k:;. pubeseens Maearanga ~Iang-alang
em, \/itex pinnata Ipanieum Ficus sp 'Piper aduneum Lahan
terbuk", Kedaung ~cfena sp
semutBelut Inpit 5 2009 topsoil oelum :
Maearanga sp ~rachiaria sp terbentuk Eugenia sp ~Iang-alang
Ie. pubescens Batuan, tanpa topsoil, -20106 Pit J -lanah bagian
alas: gembur, semakin ke bawah serna kin liat
Tabel6. Hasil PelT1lgamatan vegetasi alami di PT. Tanito Harum.
T"h....n TQnQm RQtJ,rlQmQQjJJ~iQ TQ"QmQn
.c Iii c ~ I ~ I 15 QI~ c I ~III .>< III 8l ~ 0f 0 g>
2>0 Q ,..., 0) ci = -' E
C) G Q; N ~ N ~ ~ ~(j) u !"! N N Z III III III C (/)iii III C
(/)0E E u.. Ql '" '" '" '"
~ 0 iii .!!1 ~ iii g, iii "iii ",0 iii III '" 0) iii N Z ;z
s:=.... Pohon )(
mangium 19 Gmelinasp. Gmelina Pohon x 20 Lamttoro I-'ohon x 21
Commonlena Bun!lliai TB x x
nudiflora 22 Clidemia hirta Harendong bulu Melastomataeeae TB x
x x x 23 Lito TB x x 24 Rull1\Pu! Poaeeae TB x x 25 Gleiehenia
ResGlHnipaku andam Fern x x
microphylla
11
""" .
-
Tahun Tanam ReklamasilJenis Tanaman
.26 Macaranga Maheng daun besar Euphorbiaceae Pohon x x x
Igigantea
27 NQrl9an/~awitanJ TB )( rendlenganllentahi
28 RUl111Put Poaceae TB x x " 29 Lantana I ermibeiekan
Verbenaceae 18 x x x Xc
camara 30 Musa PisCing hutan Musaceae x x
borneensis 31 Trema Ang!]llrung Pohon x x
ctiental/s 32 Ficus sp, BerilTllgin Moraceae Pohon x 33
Etlingera Peti1tiiltepus Zingiberaceae TB x
sofaris 34 Mangifera Mangga Anacardiaceae Pohon x
indica 35 Lumbricus sp Caciing tanah x x x x x
Jumlah Jenis 16 14 10 12 11 10 10 6 8
Tabel7, Hasil Pengamatan flora dan fauna alami di PT. Arutmin
Indonesia. Tahun Tanam Reklamasi/Jenis Tanaman
e ro e 0 co ' iii e e
I ro g OJ t.[) 8 0 ro 0 OJ 0 e 0 ..>0:: OJ 0 OJOJ 0 (I) 0 0 0
l" e 0 ee N (f)t.[) N N N (1)00 N (1)0i ~ No, Nama IImiah Nama
Lokal ,m olSg ,ll1 ro e do (f)o ,ll1 (f)..-'" 'Vi 0 CO roC>
roOQ; (/) ,~ N (/) OJ ON 'iiiN (/) 'iiiNro ro ro e ro ~ ..>0::
(/) ..>0:: ..>0:: (I) OJ ro ..>0:: ro ro (f) e ..>0::
..>0:: ..>0::
-
Dari ketiga tabel diatas menunjukkan semakin lama waktu
penanaman
teidapat kecenden.mgan jumlah jenis tumbuhan yang tumbuh secaia
alami
semakin bertambah. Jenis-jenis yang tumbuh umumnya merupakan
jenis-jenis
yang umum terdapat pada hutan sekunder. Penyebaran bibit
tumbuhan tersebut
diduga berasal dari hutan di sekitar areal reklamasi, karena di
sekitar areal
tersebut masih terdapat areal hutan yang umumnya merupakan hutan
sekunder. (
Jenis-jenis yang tumbuh secara alami inih, khususnya tipe pohon,
dapat
digunakan sebaga1 tanaman revegetasi untuk mengganti jenis-jenis
akasia dan
sengon yang merlUlpakan jenis eksotik di Kalimantan. Penggunakan
jenis-jenis I~I,~I ....I:h~~~~I,~~ ...Il_~~. ~~~_~~~hl,~~ ~ .I,~~~:
~I~~: h .~~ I,~ ~~~~ ~~I ~~h~I ..~ IUl\dl Uilidl df..ll\dll
Udf..ldl 1III::IIydi dlll\dli ;:'UI\;:'I::;:'I dldlill IIUldl1
1\1:: I Ulld dVVdl ;:'I::UI::IUIII
ditambang.
Kehadiran ,cacing tanah (Lumbricus sp.) dapat dijadikan
indikator
kesuburan dan pencemaran tanah (Ansyori, 2004). Pada areal
reklamasi berumur
3 tahun umumnya sudah terdapat caeing tanah. Caeing tanah
ditemukan pada
lapisan atas (kedaJaman 0-10 em) di lokasi yang sudah
direvegetasL .Adanya
cacing tanah menandakan bahwa iklim mikro di tempat tersebut
sudah mengalami
perbaikan. Perbaiikan iklim mikro antara lain disebabkan oleh
pertumbuhan
tanaman revegetasi dan kehadiran jenis-jenis alami. Dekomposisi
serasah
tanaman revegetasi dan tumbuhan yang menginvasi akan menopang
kelembaban
relatif udara dan kelembaban tanah dan siklus unsur hara.
Sehingga perbaikan
iklim mikro diduga berperan terhadap peningkatan aktivitas dan
keragaman fauna
tanah. Kehadiran cacing tanah ini diharapkan dapat membantu
perbaikan kualitas
sifat kimia tanah.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Tanah di lokasi reklamasi memiliki tingkat kemasaman yang tinggi
dan
kandungan karbon, nitrogen, phospor, dan KTK yang rendah.
Peningkatan
kualitas tanah bekas tam bang batubara meningkat sejalan dengan
pertambahan
umur revegetasi. Keragaman dan aktivitas fauna tanah semakin
meningkat
sebanding jumlah Ibahan organik dan umur revegetasi.
Mengingat kondisi tanah yang masam dan rendahnya kandungan
bahan
organik.; diperlukan pengayaan ba.han organik untuk memperbaiki
kualitas tanah,
Diperlukan peneliHan lebih lanjut untuk melihat perubahan sifat
fisik, kimia, dan
... .
13
-
biologi tanah bekas tambang batubara pada interval umur
revegetasi yang lebih
panjang untuk menrgetahui sejauh mana upaya revegetasi yang
diterapkan telah
berhasil mengembalikan kualitas tanah bekas tambang.
BAB VII. DAFTAR PUSTAKA
Adisoemarto, S. 2004. dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi ke-6.
Terjemahan dari Fundamental of Soil Science. Erlangga. Jakarta.
Ansyori. 2004. Patensi Cacing Tanah Sebagai Alternatif
Bioindikator Pertanian Berkelanjutan. Makalah pribadi Pengantar
Falsafah Sains. IPB. Bogor.
Darmawan, A, dan M. A Jrawan. 2009. Reklamasi Lahan Bekas
Tambang Batubara PT Berau Coal , Kaltim. Prosiding Workshop IPTEK
D".... ""la.........+a.... w, ,+........ 11./1,,1 .... 1, , i D"h
.... hili+ ....... 1 I ah........ 0,,1/""5 T ......... h ........
,... .- vi Iyvl Illall I I I IUlOI I IlIlvlOIUI I 'vi 10UI no;:, L
I 01 I UVr>.O I OIIIUOII~ Batubara. Balai Besar Penelitian
Dipterokarpa. Samarinda.
Djajakirana, G. 2001. Kerusakan Tanah Sebagai Dampak Pembangunan
Pertanian. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Ginoga, K. dan N. Masripatin. 2009. Potensi Perdagangan Karbon
pada Lahan Bekas Tambang. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan
Hutan Melalui Rehabilitas5 Lahan Bekas Tambang Batubara. Balai
Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Penerbit
Akademika. Pressindo. Jakarta. Hal. 126.
Hartono, S., Sukresno, S. A Cahyono, E. Priyanto dan Gunarti.
2004. Pengembangan Teknik Rehabilitasi Lahan Pantai Berpasir Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Prosiding Ekspose
BP2TPDAS-IBB Surakarta. Kebumen, 3 Agustus 2004. BP2TPDAS-IBB.
Surakarta.
Iriansyah, M . Dan A. Susilo. 2009. Kesesuaian Jenis
Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batubara di PT. Kitadin, embalut,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim. Prosiding Workshop IPTEK
Penyelamatan Hutan Melaiul Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang
Batubara. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda.
Kepmen ESDM No. 1211.Ll008/M.PE/1995 tentang Pencegahan de
Penanggullangan Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan.
Kepmen Hutbun Nomor. 146/Kpts-1I/2004 tentang Pedoman RekJarasl
ae~ as Tambang dalam Kawasan Hutan.
Perrow, M. R. and A . J. Davy. 2002. Handbook of Ecological
Restoratjon. Vc;..;- e Principles of Restoration. Cambridge
University Press. Cambridge.
Rachmanadi , D. 2009. Upaya Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Batubara di Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Bersama
Hasil-hasil Penelitian 3 UPT Litbarng Dephut Kalimantan. Badan
Peneltian dan Pengembangan Kehutanan. Samarinda.
, .
14
-
Rachmawaty. 20Qf2 . Restorasi Lahan Bekas Tambang Berdasarkan
Kaidah Ekologi. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
http://library .usu.ac.id/download/fp/hutan-rahmawatyS.pdf. Diakses
tanggal16 Februari 2010.
Rochani , S. dan R.. Damayanti. 1997. Acid Main Drainage:
General overview and strategis to control impacts. Indonesian
Mining J. 3 (2): 36 - 42.
Sanchez, P.A, 1976. Properties and Management of Soils in
Tropics. John Wiley and Sons. inc. New York.
Subandrio, A. , Suk~rman dan R. T. Tambunan. (2009). PeJaksanaan
RekJama"si di PT Adam Indonesia. Prosiding Workshop IPTEK
Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang
Batubara. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda.
Suprapto, S. J. 2008. Tinjauan Reklamasi Lahan Bekas Tambang dan
Aspek Konservasi Bahan Galian.
http://W.NW.dim.esdm.go.id/index.php?option= com
content&view=article&id= 609<emid=S28. Diakses
tanggal 16 Februari 2010.
UU NO. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara.
.., .
http://W.NW.dim.esdm.go.id/index.php?optionhttp://library.usu.ac.id/download/fp/hutan-rahmawatyS.pdf