SEMINAR NASIONAL Pembiakan Sapi di Indonesia, Tugas Siapa? Tinjauan Kritis Pembangunan Sapi Potong Berkelanjutan Indolivestock, Jakarta 5 Juli 2018 ”Kajian Sosial Ekonomi Pola Pembiakan Sapi Potong” Rochadi Tawaf, Ketua II PB ISPI Fakultas Peternakan Unpad
26
Embed
”Kajian Sosial Ekonomi - ainionline.org pb-ispi.org_ISPI... · 5 PBP (Bln) < waktu pinjamanDiatas 10 tahun Intervensi (saran kebijakan): 1. Kebijakan rasio kandang 2. Bea masuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SEMINAR NASIONAL Pembiakan Sapi di Indonesia, Tugas Siapa?
Tinjauan Kritis Pembangunan Sapi Potong BerkelanjutanIndolivestock, Jakarta 5 Juli 2018
”Kajian Sosial Ekonomi
Pola Pembiakan Sapi Potong”
Rochadi Tawaf, Ketua II PB ISPIFakultas Peternakan Unpad
Distribusi Sapi Potong di Indonesia
Berdasarkan Koridor Ekonomi
Pulau Jawa
7,5 juta (50,68 %)
Sumatera
2,7 juta (18,38 %)
Bali dan Nusatenggara
2,1 juta (14,18 %)
Sulawesi
1,8 juta (12,08%)
Kalimantan
437,4 ribu (2,95 %)
Maluku dan Papua
258,1 ribu (1,74 %)
Courtecy Kementan-BPS 2011
BANTEN, DKI JKT DAN
JABAR sebagai
sentrakonsumen
daging sapinasional
SUMBER : Tawaf, 2013
Kebutuhan dan Ketersediaan daging sapi tahun 2017 dan prognosa 2018
Keterangan :• Realisasi atas dasar laporan importir** Realisasi atas laporan Bulog*** Prognosa Usulan untuk pembahasan BKP dan ditetapkan oleh rakortas kemenko**** Usulan penugasan sampai bulan Juni 2018Sumber. Ditjen PKH 2018
Sumber : Gapuspindo 2018
1. Kurang jantan2. Permintaan khusus3. Harga betina lbh
murah4. Lemah penegakkan
hukum5. Betina dijual belikan
di RPH6. Rata an betina
produktif yang dipotong 31,08 %
Halaman 12
DESAIN ASPIRATIF MODEL KEMITRAAN INDUSTRI PERBIBITAN SAPI POTONG
1 IRR (%) IRR > Bunga (12%) << Bunga IRR > Bunga Bank
(5%)
2 Net B/C Net B/C >1 << 1 Net B/C > 1
3 Gross B/C Gross B/C > 1 << 1 Gross B/C > 1
4 NPV NPV > positif NPV minus NPV>0
5 PBP (Bln) < waktu pinjaman Diatas 10 tahun < waktu pinjaman
Intervensi (saran kebijakan):1. Kebijakan rasio kandang2. Bea masuk 0 %3. Indukan hasil DN
dimitrakan4. Subsidi bunga5. Grace periode 2 tahun6. Revitalisasi kebijakan rasio
Tidak ada intervensikebijakanSebelum berlakunyapermentan 59/2016 jo2/2017Usaha Kondusif
Diberlakukannyakebiajakan rasioimpor indukan (1:5)Usaha tidakkondusif, hargatetap tinggi, impordaging india
• Pola Kemitraan Ke-1 :. Dimana sapi dara bunting diperoleh dari perusahaan feedlot, yang dipelihara oleh peternak rakyat dengan pembinaan teknologi dan pasar oleh perusahaan feedlot. Pada analisis tahapan ini, peternak rakyat menjual hasil produksinya berupa sapi pedet lepas sapih dan indukannya.
• Pola Kemitraan ke-2 : yaitu peternak rakyat sebagai peternak mitra, memelihara sejak sapi dara bunting yang diperoleh dari perusahaan feedlot sampai dengan anakan yang dihasilkan dipelihara sebagai sapi bakalan. Hasil produksi dari pemeliharaan pada tahap ini adalah sapi bakalan dan indukan. Perlakuannya mulai dari pemeliharaan indukan bunting sampai melahirkan anak (pedet), kemudian pemeliharaan Induk dan anak menyusui, penyapihan pedet untuk kemudian melakukan pembesaran (rearing) sampai menjadi sapi bakalan (jantan) dan atau dara/calon induk (betina) pada umur 18 bulan.
• Pola kemitraan ke-3 : yaitu peternak rakyat sebagai peternak mitra, memelihara sapi sejak sapi dara bunting yang diperoleh dari perusahaan feedlot sampai dengan melakukan penggemukkan pada skala peternakan rakyat. Hasil produksi dari tahapan ini adalah berupa sapi siap potong.
Sumber : Fapet UGM, 2017
Sumber : Fapet UGM, 2017
Sumber : Fapet UGM, 2017
Sumber : Fapet UGM, 2017
Analisis Usahaternak Pola Kemitraan ke -1….. Plasma
Kriteria
Proses Produksi
Anak Betina - Lepas Sapih Anak Jantan - Lepas Sapih
Per Ekor 100 ekor Per Ekor 100 ekor
HPP (Rp/ Kg) 40.300,55 - 40.300,55 -
HPP + Ongkos (Rp/Kg) 40.992,22 - 40.992,22 -
HPP Stl Kematian 5% 43.149,70 - 43.149,70 -
L/R (Rp/ Kg) 3.516,97 26.377.247,60 10.183,63 76.377.247,60
• Pola pembiakan yang dilakukan secara intensiftidak fisibel, idealnya dilakukan secara ekstensif(pola sapi sawit)
• Pola kemitraan ke-1 dan pola ke-3 relatifmenguntungkan bagi peternak rakyat, pola inidapat direkomendasikan bagi keberlanjutankemitraan dengan menggunakan sapi impor.
• Pola kemitraan ke-2 tidak fisibel karenamerugikan bagi peternak rakyat. Pola ini tidakdirekomedasikan bagi kemitraan denganpeternakan rakyat