Policy BriefPuslitbang Kependudukan - BKKBN 1 Seri I No.6/Pusdu-BKKBN/Desember 2011 Policy BriefPusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan - BKKBN KAJIAN PROFIL PENDUDUK REMAJA (10-24 THN) : Ada apa denga n Remaja?Ringkasan EksekutifJ umlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, 26,67 persen diantaranya adalah remaja. Besarnya penduduk remaja akan berpengaruh pada pembangunan dari aspek sosial, ekonomi maupun demografi baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Penduduk remaja (10-24 tahun) perlu mendapat perhatian serius karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja, mereka sangat berisiko terhadap masalah-masalah kesehatan reproduksi yaitu perilaku seksual pranikah, Napzah dan HIV/AIDS. Mengingat pentingnya penduduk usia remaja maka perlu dikaji dari berbagai aspek, seperti kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sekolah, status kawin, daerah tempat tinggal, akses terhadap lapangan pekerjaan, dan pengetahuan kesehatan reproduksi. Kajian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik demografi, sosial- ekonomi, pengetahuan sikap dan perilaku kesehatan reproduksi penduduk remaja (usia 10-24 tahun). Sumber data yang digunakan adalah Sensus Penduduk (SP) tahun 2010, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Remaja (SDKI-R) tahun 2007. Hasil kajian menunjukkan bahwa masih terdapat 2,5 persen penduduk usia 7-15 tahun yang tidak/belum pernah sekolah, sedangkan yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi 6,01 persen. Jika dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan, 6,33 persen penduduk remaja (7-12 tahun) tidak atau belum pernah sekolah dan 31,57 persen tidak atau belum tamat SD. Dari 23.902.077 jiwa penduduk kelompok umur 19-24 tahun hanya 0,66 persen tamat Diploma IV/Perguruan T inggi. Sebagian penduduk remaja baik laki-laki maupun perempuan pada semua kelompok umur mampu membaca dan menulis huruflatin yaitu masing masing 49,35 dan 48,19 persen. Persentase buta huruf penduduk remaja laki-laki dua kali (0,8 persen) lebih besardibandingkan penduduk remaja perempuan (0,44 persen). T emuan lain dari kajian tersebut adalah 55 dari 100 remaja kelompok umur 10-14 tahun ternyata ada yang sudah kawin, 1 dari 100 remaja umur 10 – 14 tahun pernah melahirkan hidup antara 1-2 anak, serta 10 dari 1000 remaja umur 10 – 14 berstatus cerai hidup. Perkawinan di usia muda ini akan memberikan sumbangan terhadap tingginya kelahiran. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, Jumlah angkatan kerja sebanyak 172.070.339 jiwa, 66,06 persen diantaranya adalah remaja usia 15-24 tahun, jumlah tersebut menunjukkan bahwa penduduk remaja cukup besar yang termasuk dalam angkatan kerja yang perlu ditingkatkan kualitasnya agar dapat bener-benar sebagai aset pembangunan yang potensial. Diantara penduduk remaja 15-24 tahun tersebut, hanya 7 persen yang bekerja dan mencari pekerjaan, selebihnya (93 persen) bukan angkatan kerja (seperti masih sekolah, telah menikah). Menurut SDKI-R tahun 2007, pengetahuan remaja umur 15-24 tahun tentang kesehatan reproduksi masih rendah, 21 persen remaja perempuan tidak mengetahui sama sekali perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki saat pubertas. Pengetahuan remaja tentang masa subur relatif masih rendah. Hanya 29 persen wanita dan 32 persen pria memberi jawaban yang benar bahwa seorang perempuan mempunyai kesempatan besar menjadi hamil pada pertengahan siklus periode haid. Sebesar 14 persen baik remaja perempuan maupun remaja laki-laki yang mengetahui dengan benar mengenai anemia karena hemoglobin rendah. Pengertian anemia lainnya yang paling sering disebut adalah kurang darah (remaja perempuan 77 persen dan remaja pria 63 persen). Remaja yang belum menikah umur 15-24 tahun yang mendengarkan pesan dari radio tentang penundaan usia kawin sebesar 12,9 persen, informasi tentang HIV/AIDS sebesar 40,8 persen, informasi tentang kondom sebesar 29,6 persen, pencegahan kehamilan sebesar23,4 persen, dan Infeksi menular Seksual (IMS) sebesar 18,4 persen.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7/27/2019 Kajian Profil Penduduk Remaja (10 - 24 Tahun)
Policy Brief Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan - BKKBN
KAJIAN PROFIL PENDUDUK REMAJA
(10-24 THN) :Ada apa dengan Remaja?
Ringkasan Eksekutif
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, 26,67 persen diantaranya adalah remaja. Besarnya penduduk
remaja akan berpengaruh pada pembangunan dari aspek sosial, ekonomi maupun demografi baik saat ini maupun di masa
yang akan datang. Penduduk remaja (10-24 tahun) perlu mendapat perhatian serius karena remaja termasuk dalam usia
sekolah dan usia kerja, mereka sangat berisiko terhadap masalah-masalah kesehatan reproduksi yaitu perilaku seksual pranikah,
Napzah dan HIV/AIDS. Mengingat pentingnya penduduk usia remaja maka perlu dikaji dari berbagai aspek, seperti kelompok
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sekolah, status kawin, daerah tempat tinggal, akses terhadap lapangan pekerjaan,
dan pengetahuan kesehatan reproduksi. Kajian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik demografi, sosial-
ekonomi, pengetahuan sikap dan perilaku kesehatan reproduksi penduduk remaja (usia 10-24 tahun). Sumber data yang digunakan
adalah Sensus Penduduk (SP) tahun 2010, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, dan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia Remaja (SDKI-R) tahun 2007.
Hasil kajian menunjukkan bahwa masih terdapat 2,5 persen penduduk usia 7-15 tahun yang tidak/belum pernah sekolah,
sedangkan yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi 6,01 persen. Jika dilihat dari pendidikan tertinggi
yang ditamatkan, 6,33 persen penduduk remaja (7-12 tahun) tidak atau belum pernah sekolah dan 31,57 persen tidak atau belum
tamat SD. Dari 23.902.077 jiwa penduduk kelompok umur 19-24 tahun hanya 0,66 persen tamat Diploma IV/Perguruan Tinggi.
Sebagian penduduk remaja baik laki-laki maupun perempuan pada semua kelompok umur mampu membaca dan menulis huruf
latin yaitu masing masing 49,35 dan 48,19 persen. Persentase buta huruf penduduk remaja laki-laki dua kali (0,8 persen) lebih besar
dibandingkan penduduk remaja perempuan (0,44 persen). Temuan lain dari kajian tersebut adalah 55 dari 100 remaja kelompok
umur 10-14 tahun ternyata ada yang sudah kawin, 1 dari 100 remaja umur 10 – 14 tahun pernah melahirkan hidup antara 1-2 anak,
serta 10 dari 1000 remaja umur 10 – 14 berstatus cerai hidup. Perkawinan di usia muda ini akan memberikan sumbangan terhadap
tingginya kelahiran.
Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, Jumlah angkatan kerja sebanyak 172.070.339 jiwa, 66,06 persen diantaranya adalah
remaja usia 15-24 tahun, jumlah tersebut menunjukkan bahwa penduduk remaja cukup besar yang termasuk dalam angkatankerja yang perlu ditingkatkan kualitasnya agar dapat bener-benar sebagai aset pembangunan yang potensial. Diantara penduduk
remaja 15-24 tahun tersebut, hanya 7 persen yang bekerja dan mencari pekerjaan, selebihnya (93 persen) bukan angkatan kerja
(seperti masih sekolah, telah menikah).
Menurut SDKI-R tahun 2007, pengetahuan remaja umur 15-24 tahun tentang kesehatan reproduksi masih rendah, 21 persen
remaja perempuan tidak mengetahui sama sekali perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki saat pubertas. Pengetahuan remaja
tentang masa subur relatif masih rendah. Hanya 29 persen wanita dan 32 persen pria memberi jawaban yang benar bahwa seorang
perempuan mempunyai kesempatan besar menjadi hamil pada pertengahan siklus periode haid. Sebesar 14 persen baik remaja
perempuan maupun remaja laki-laki yang mengetahui dengan benar mengenai anemia karena hemoglobin rendah. Pengertian
anemia lainnya yang paling sering disebut adalah kurang darah (remaja perempuan 77 persen dan remaja pria 63 persen). Remaja
yang belum menikah umur 15-24 tahun yang mendengarkan pesan dari radio tentang penundaan usia kawin sebesar 12,9 persen,
informasi tentang HIV/AIDS sebesar 40,8 persen, informasi tentang kondom sebesar 29,6 persen, pencegahan kehamilan sebesar
23,4 persen, dan Infeksi menular Seksual (IMS) sebesar 18,4 persen.
7/27/2019 Kajian Profil Penduduk Remaja (10 - 24 Tahun)