KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT KELUARGA DI KAMPUNG BABAKAN-CENGAL DESA KARACAK KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR TRIDHA ARISTANTIA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT KELUARGA
DI KAMPUNG BABAKAN-CENGAL DESA KARACAK
KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR
TRIDHA ARISTANTIA
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
KAJIAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT KELUARGA
DI KAMPUNG BABAKAN-CENGAL DESA KARACAK
KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN BOGOR
TRIDHA ARISTANTIA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
RINGKASAN
TRIDHA ARISTANTIA. Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Keluarga di
Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten
Bogor. Dibimbing oleh ERVIZAL A.M ZUHUD dan AGUS HIKMAT.
Tumbuhan obat merupakan alternatif bahan obat bagi pemenuhan kesehatan
berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Masyarakat Kampung Babakan-
Cengal telah lama memanfaatkan tumbuhan obat yang terdapat di sekitar
lingkungan rumahnya dalam mengobati penyakit yang dideritanya. Pemanfaatan
tumbuhan berkhasiat obat yang telah dilakukan oleh masyarakat tersebut harus
dilestarikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji: (1) Potensi tumbuhan
obat di Kampung Babakan-Cengal yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan
kesehatan keluarga secara mandiri, dan (2) Pengetahuan, pemanfaatan, dan
kegiatan budidaya tumbuhan obat keluarga (TOGA) di Kampung Babakan-Cengal
sebagai sarana pengobatan dan pemeliharaan kesehatan keluarga.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2011 di Kampung
Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Metode yang digunakan adalah studi pustaka, survei potensi tumbuhan obat
keluarga (TOGA), dan wawancara. Pemilihan responden dilakukan menggunakan
teknik snowball dengan jumlah responden 30 orang. Sedangkan survei potensi
tumbuhan obat dilakukan secara sensus. Analisis data dilakukan secara kuantitatif
dan kualitatif yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
TOGA di Kampung Babakan-Cengal teridentifikasi sebanyak 88 spesies
dari 41 famili. Zingiberaceae adalah famili yang paling banyak ditemukan yaitu
sebanyak 9 spesies. Herba merupakan habitus tertinggi sebanyak 36 spesies.
Bagian tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal yang digunakan untuk
pengobatan terdiri atas 15 macam bagian, daun merupakan bagian tumbuhan yang
paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu sebanyak 52 spesies.
Tumbuhan obat keluarga paling banyak dijumpai di pekarangan, yaitu sebanyak
50 spesies. Kelompok penyakit yang paling banyak dapat diobati oleh tumbuhan
obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal adalah penyakit saluran pencernaan,
sebanyak 64 spesies. Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal
terhadap tumbuhan obat masih cukup tinggi. Sebanyak 60% masyarakat yang
menjadi responden masih membuat obat sendiri secara tradisional dari tumbuhan
obat yang ada di sekitar lingkungan rumah mereka untuk menyembuhkan
penyakit yang mereka derita. Kegiatan budidaya terhadap tumbuhan obat sebagai
bagian dari konsevasi juga menjadi salah satu kegiatan beberapa masyarakat
Kampung Babakan Cengal. Kegiatan budidaya dianggap efektif oleh beberapa
masyarakat, karena dengan membudidayakan tumbuhan obat keluarga dapat
melestarikan dan memudahkan masyarakat dalam pemanfaatannya. Kesimpulan
dari penelitian ini bahwa banyak spesies TOGA yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat Kampung Babakan-Cengal, dengan tingkat pengetahuan terhadap
TOGA cukup tinggi. Kajian budidaya TOGA cukup efektif untuk konservasi
berbagai spesies TOGA.
Kata kunci: Potensi, Tumbuhan obat, Wawancara, Habitus, Konservasi.
SUMMARY
TRIDHA ARISTANTIA. Study of Medicinal Plants Utilization in Babakan-
Cengal Kampong Karacak Village Leuwiliang Sub-district, Bogor Regency.
Under Supervision of ERVIZAL A.M ZUHUD and AGUS HIKMAT.
Medicinal plants are alternative medicine used for treating various illnesses
by a variety of community in Indonesia. In treating illnesses Babakan-Cengal
villagers have long used medicinal plants found in the surrounding neighborhood.
The use of medicinal plants by the community should be conserved. The
Objectives of the research are to look for information about: (1) the potential of
the medicine plants in Babakan-Cengal village that can be developed to improve
the health of the family, and (2) the knowledge, the usages and the cultivation of
family medicined plants in Babakan-Cengal village to treat illnesses and to keep
the families health.
The research was conducted from July to August 2011 in the village of
Kampung Babakan-Cengal Karacak Leuwiliang Sub-District, Bogor Regency.
The method used were literature study, a survey of potential medicinal plant
families (TOGA), and interview. Selection of respondents were conducted to 30
respondents, choice were determined using snowball sampling technique. while
the potential of medicinal plants survey conducted in the census. Quantitative and
qualitative analysis were used to analysis the data, which were descriptive
analysis.
There were as many as 88 species of medical plants from 41 families
identified in Kampung Babakan-Cengal. Family Zingiberaceae was most
commonly found as many as 9 species. Herbs was the most habitus and consist of
36 species. The was 15 parts of medicinal plants used to treat illnesses, and leaves
of 52 species were mostly used. Most of the medicinal plants grow in the yard and
consist of 64 species can be use to cure the digestion illnesses. Knowledge
community Babakan Cengal village of medicinal plants is still high. As many as
60% of respondents still make their own traditional medicines from medicinal
plants that exist in their home environment to cure illnesses they suffered.
Cultivation of medicinal plants as part of conservation is also one of several
community activities-Cengal Babakan village, farming activities are considered
effective by some people, because the cultivation of medicinal plants families can
preserve and facilitate the public in its use. The conclusion of this study that many
species that can be utilized by TOGA Village community-Cengal Babakan, with
the level of knowledge of the TOGA quite high. Cultivation activities was
effective for the conservation of various species of TOGA.
Keywords: Potential, Medicinal plants, Interview, Habitus, Conservation.
iii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kajian
Pemanfaatan Tumbuhan Obat Keluarga di Kampung Babakan-Cengal Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan
bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2012
Tridha Aristantia
NIM E34070049
i
i
Judul Skripsi : Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat (TOGA) di Kampung
Babakan-Cengal Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor
Nama : Tridha Aristantia
NIM : E34070049
Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS
NIP. 195906181985031003
Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F
NIP. 196209181989031002
Mengetahui,
Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS
NIP. 195809151984031003
Tanggal Lulus :
i
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 adalah
pemanfaatan tumbuhan obat keluarga (TOGA) dengan judul Kajian Pemanfaatan
Tumbuhan Obat Keluarga di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Skripsi ini membahas mengenai potensi tumbuhan obat keluarga yang
terdapat di Kampung Babakan-Cengal, pengetahuan masyarakat Kampung
Babakan-Cengal mengenai tumbuhan obat serta kegiatan budidaya tumbuhan
obat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
semata karena keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi perbaikan dalam
penulisan selanjutnya.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis,
pembaca maupun bagi semua pihak yang berkepentingan terutama bagi
masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang
Bogor.
Bogor, Agustus 2012
Penulis
ii
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 8
Oktober 1989 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara
pasangan Sutrisna dan Lidya Herawati. Jenjang pendidikan
formal yang telah dilalui penulis adalah TK Kemala
Bhayangkari 4 Bogor pada tahun 1994-1995, SD Negeri
Purbasari 1 Bogor pada tahun 1995-2001, SMP Negeri 2
Ciomas pada tahun 2001-2004, SMA Negeri 2 Bogor pada
tahun 2004-2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima sebagai
mahasiswa Mayor Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE),
Fakultas Kehutanan IPB dengan mengambil program supporting course.
Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) pada
periode kepengurusan 2008-2010. Di HIMAKOVA penulis tergabung menjadi
anggota Kelompok Pemerhati Flora “Rafflesia” (KPF) dan anggota Biro
Kewirausahaan HIMAKOVA pada periode yang sama.
Praktek Lapang Kehutanan yang pernah diikuti oleh penulis adalah
kegiatan RAFFLESIA di Cagar Alam Rawa Danau, Banten pada tahun 2009;
Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di BKPH Kamojang dan BKPH
Sancang Barat pada tahun 2009; Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan
Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi pada tahun 2010; serta Praktek
Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara
pada tahun 2011. Dalam rangka menyelesaikan studi di Jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB, penulis menyusun
skripsi dengan judul Kajian Pemanfaatan Tumbuhan Obat Keluarga di
Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan
Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc.F.
iii
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahirrahmanirrahim,
Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada:
1. Dosen pembimbing Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Dr. Ir. Agus
Hikmat, M.Sc.F atas semua nasehat, bimbingan dan bantuannya dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak atas bantuan dan
kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian di lapangan.
3. Bapak dan Ibu Dosen Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, wawasan, pengajaran dan bimbingan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan di IPB.
4. Seluruh Staf Tata Usaha Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, atas bantuannya selama kuliah dan penyelesaian skripsi.
5. Dr. Ir. Sudarsono Soedomo, MS sebagai dosen penguji yang telah menguji
dan memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Resti Meilani, S.Hut, M.Si sebagai Ketua sidang yang telah menguji dan
memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
7. Ir. Edhi Sandra, M.Si sebagai moderator pada saat seminar hasil penelitian.
8. Heni Apriyanti, Muhrina Anggun Sari Hasibuan, Asih Ratnasih. Novitasari,
Neneng Hasanah, Rafina, Diena Nurul Fatimah atas persahabatan,
kebersamaan, kekeluargaan, dukungan, dan bantuan selama kuliah,
penelitian dan penyusunan skripsi sampai selesai.
9. Kawan, sahabat dan saudara seperjuangan di Lab. Konservasi Tumbuhan
Depertemen KSHE atas bantuan, kerjasama, motivasi, saran dan
kebersamaan dengan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Keluarga besar KSHE 44 (Helarctos malayanus 44) atas kebersamaan,
dukungan, kekeluargaan, pengalaman, dan ilmu pengetahuan yang dilalui
bersama-sama.
iv
iv
11. Teristimewa Kedua orang tua penulis (Ibu Lidya Herawati dan Bapak
Sutrisna), Riandika Fajar Pratama, dan Trisya Fahriannisa yang telah
memberikan limpahan kasih sayang, doa, motivasi serta dukungan moril dan
material sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.
Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah,
penelitian dan penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi dan bantuannya.
v
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ....................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Obat ............................................................................ 3
2.2 Pengetahuan Tradisional dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat ... 4
2.3 Pelayanan Kesehatan .................................................................... 5
2.4 Tumbuahan Obat Keluarga (TOGA) ............................................ 5
2.5 Pekarangan ................................................................................... 6
2.6 Masyarakat Desa .......................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 9
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................. 9
3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan ...................................................... 9
3.4 Metode Penelitian .......................................................................... 10
3.4.1 Tahapan penelitian .............................................................. 10
3.4.2 Metode pengumpulan data .................................................. 11
3.4.3 Analisis data ....................................................................... 12
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas Kawasan .............................................................. 14
4.2 Topografi, Iklim, dan Tanah ......................................................... 15
4.3 Kondisi Demografi, Sosial dan Ekonomi ...................................... 15
4.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan .................................................. 16
vi
vi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden ................................................................ 17
5.1.1 Umur responden ................................................................... 17
5.1.2 Tingkat pendidikan............................................................... 17
5.1.3 Mata pencaharian responden ................................................ 18
5.1.4 Pendapatan responden .......................................................... 19
5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Obat Kampung Babakan Cengal,
Desa Karacak ............................................................................... 19
5.2.1 Keanekaagaman tumbuhan obat berdasarkan famili............ 20
5.2.2 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan habitus ........ 22
5.2.3 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan bagian yang
digunakan ............................................................................. 23
5.2.4 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat .. 24
5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok
Penyakit ............................................................................... 25
5.2.6 Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat ..................... 28
5.3 Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat 29
5.4 Budidaya Tumbuhan Obat ............................................................. 35
5.5 Sintesis Pengembangan Tumbuhan Obat Keluarga ...................... 37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 41
6.2 Saran ............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 42
LAMPIRAN ................................................................................................ 47
vii
vii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Jenis dan metode pengumpulan data ....................................................... 9
2. Pemanfaatan lahan/penggunaan lahan di Desa Karacak ......................... 15
3. Mata pencaharian masyarakat Desa Karacak .......................................... 15
4. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Karacak ....................................... 16
5. Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Karacak .................................. 16
6. Karakteristik kelas umur responden ..................................................... 17
7. Mata pencaharian responden ...................... .......................................... 18
8. Pendapatan total responden ............................................ ........................ 19
9. Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat ........................................ 28
10. Tindakan masyarakat Kampung Babakan-Cengal ketika sakit .............. 30
11. Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung
Babakan-Cengal, Desa Karacak ............................................................. 31
viii
viii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Denah lokasi penelitian ........................................................................... 14
2. Tingkat pendidikan responden ................................................................ 18
3. Jumlah tumbuhan obat di setiap RT ....................................................... 20
4. Jumlah 10 family tumbuhan obat terbanyak di Kampung Babakan-Cengal 21
5. Tumbuhan obat anggota Zingibeaceae: A) Kapulaga (Amomum
compactum) B) Buah kapulaga ............................................................... 22
6. Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan habitus ............... 22
7. Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan bagian yang
digunakan .......... ............... ................. .................................................... 23
8. Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat....................... 25
9. Kelompok penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang digunakan
di Kampung Babakan-Cengal ................................ ................................ 26
10. Daun kentut (Paederia scandes (Lour.) Merr.) ...................................... 27
11. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) ....................................... 27
12. Pulutan ( Urena lobata Linn) ....................... ........................................ 28
13. Ramuan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit lemah syahwat, darah
Tinggi, ginjal, panas, dan lain-lain .......................................................... 34
14. Contoh simplisia...................................................................................... 34
15. Status budidaya tumbuhan obat ........ ............ ......................................... 35
16. Strategi pengembangan TOGA ............................................................... 37
ix
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Rekapitulasi karakteristik responden penelitian di Kampung Babakan
-Cengal .................................................................................................... 48
2. Famili tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal ............................... 49
3. Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat ............................................ 51
4. Frekuensi perjumpaan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal ...... 74
5. Tipe habitat tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal ...................... 82
6. Kelompok penyakit dan jumlah jenis tumbuhan obat yang digunakan
di Kampung Babakan-Cengal ....................................... ........................... 85
7. Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat
pada responden Kampung Babakan-Cengal ............................................ 87
8. Panduan kuisioner masyarakat Kampung Babakan-Cengal ................... 91
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan obat merupakan alternatif bahan obat bagi pemenuhan kesehatan
berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan
obat ini telah diwariskan secara turun temurun sebagai budaya bangsa dan perlu
terus ditingkatkan, karena berbagai masalah penyakit dapat diobati dengan
memanfaatkan tumbuhan yang ada. Tumbuhan-tumbuhan tersebut dapat ditemui
di hutan, kebun, sawah, atau bahkan di sekitar rumah atau pekarangan.
Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku obat cenderung mengalami
peningkatan dengan adanya isu back to nature atau kembali ke alam. Selain
murah dan mudah didapat, obat tradisional yang berasal dari tumbuhan pun
memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya jika
dibandingkan obat-obatan kimia (obat modern). Hal ini disebabkan efek dari obat
tradisonal bersifat alamiah, tidak sekeras efek dari obat kimia.
Kampung Babakan-Cengal merupakan salah satu kampung yang terdapat di
Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Dalam mengobati
penyakit yang dideritanya masyarakat Kampung Babakan-Cengal telah lama
memanfaatkan tumbuhan obat yang terdapat di sekitar lingkungan rumah mereka.
Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat yang telah dilakukan oleh masyarakat
tersebut harus dilestarikan.
Sehubungan dengan hal tersebut untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan
obat oleh masyarakat Babakan-Cengal maka diperlukan studi mengenai kajian
pemanfaatan tumbuhan obat keluarga (TOGA) di Kampung Babakan-Cengal
Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pemanfaatan tumbuhan
obat oleh masyarakat diharapkan dapat memberikan pengaruh positif dan
menumbuhkan motivasi kembali kepada masyarakat untuk menanam dan
mengembangkan tumbuhan obat di pekarangan, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kemandirian dalam pengobatan dan pemeliharaan kesehatan
keluarga atau masyarakat.
2
2
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji:
1. Potensi tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal yang bisa dikembangkan
untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara mandiri.
2. Pengetahuan, pemanfaatan, dan kegiatan konservasi tumbuhan obat oleh
masyarakat Kampung Babakan-Cengal sebagai sarana pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan keluarga.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan
masukan dalam pengembangan tumbuhan obat keluarga (TOGA) melalui peran
serta masyarakat untuk kemandirian masyarakat dalam bidang obat-obatan di
Kampung Babakan-Cengal.
3
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat adalah semua spesies tumbuhan baik yang sudah ataupun
belum dibudidayakan yang dapat digunakan sebagai tumbuhan obat (Hamid et al.
1991). Tumbuhan obat juga merupakan salah satu komponen penting dalam
pengobatan tradisional yang telah digunakan sejak lama dan memberikan dampak
farmakologi. Pengobatan tradisional secara langsung atau tidak langsung
mempunyai kaitan dengan upaya pelestarian pemanfaatan sumberdaya alam
hayati, khususnya tumbuhan obat (Aliadi et al. 1990).
Zuhud dan Haryanto (1994) mengelompokan tumbuhan berkhasiat obat
sebagai berikut:
a. Tumbuhan obat tradisional, merupakan spesies yang diketahui atau dipercaya
masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku
obat tradisional.
b. Tumbuhan obat modern, merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah
telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat,
dan penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan secara medis.
c. Tumbuhan obat potensial, merupakan spesies tumbuhan yang diduga
mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif obat, tetapi belum
dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat dan
penggunaannya secara tradisional belum diketahui.
Tumbuhan obat terdiri dari beberapa macam habitus. Habitus berbagai
spesies tumbuhan adalah sebagai berikut (Tjitrosoepomo 1988):
a. Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki suatu batang
yang jelas dan bercabang jauh dari permukaan.
b. Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar dan bercabang
dekat dengan permukaan, biasanya kurang dari 5-6 meter.
c. Herba adalah tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair.
d. Liana adalah tumbuhan berkayu dengan batang menjulur/memanjat pada
tumbuhan lain.
4
4
e. Semak adalah tumbuhan tidak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-
cabang dekat permukaan tanah atau di dalam tanah.
2.2 Pengetahuan Tradisional dalam Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Pemanfaatan tumbuhan obat adalah memanfaatkan berbagai spesies
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita dan mempunyai khasiat untuk
bahan pengobatan secara tradisional (Soewito 1989). Dalam pemanfaatan dan
penggunaan tumbuhan berkhasiat obat ini, perlu diketahui secara pasti tata cara
pengkomposisiannya dalam memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat untuk
mengatasi berbagai jenis penyakit secara efektif (Wijayakusuma 2000).
Pengetahuan tradisional atau pengetahuan lokal sering diistilahkan dengan
sebutan kearifan tradisional. Kearifan tradisional adalah semua bentuk
pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau
etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas
ekologis (Keraf 2006).
Kearifan tradisional menyangkut pengetahuan, pemahaman adat dan
kebiasaan tentang manusia, alam, dan bagaimana relasi diantara semua penghuni
komunitas ekologis harus dibangun. Keraf (2006) menyebutkan bahwa:
a. Kearifan tradisional adalah milik komunitas bukan individu.
b. Kearifan tradisional lebih bersifat holistik karena menyangkut pengetahuan
dan pemahaman tentang seluruh kehidupan dengan segala relasinya di alam
semesta.
c. Berdasarkan kearifan tradisional, masyarakat juga memahami semua
aktivitasnya sebagai aktivitas moral.
Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat secara tradisi merupakan
salah satu bagian dari kebudayaan suku bangsa itu sendiri, yang mana melibatkan
hubungan antara manusia dengan lingkungan yang ditentukan oleh kebudayaan
setempat sebagai pengetahuan yang diyakini serta menjadi sistem nilai.
Pengobatan tradisional merupakan salah satu pengetahuan tradisional masyarakat
yaitu semua upaya pengobatan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran
berdasarkan pengetahuan yang berakar pada tradisi tertentu dan dilakukan secara
5
5
turun temurun, selain itu juga telah teruji memberikan sumbangsihnya terhadap
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) (Rahayu 2006).
2.3 Pelayanan Kesehatan
Masyarakat tetap memerlukan pengobatan tradisional. Dalam suatu sistem
pelayanan terdapat folk sector dan popular sector (kalangan tradisi) seperti tabib,
dukun, penjual jamu gendong, akupunktur dan sebagainya yang menggunakan
cara dan metode pengobatan di luar standarisasi profesional sektor atau paradigma
kedokteran (Deryanti 2010). Menurut Siswanto (2000) hendaknya terdapat
kemitraan antara folk sector dengan profesional sektor untuk mencapai tujuan
normatif sistem pelayanan kesehatan.
Kelompok-kelompok masyarakat memiliki bentuk perawatan kesehatan
yang berbeda-beda (Kalangie 1994 diacu dalam Suciati 2004). Perilaku kesehatan
seseorang pun berbeda-beda dipengaruhi oleh pengetahuan, kepercayaan, nilai
dan norma dalam lingkup sosialnya, berkenaan pula dengan etiologi, terapi dan
spesies penyakit yang dideritanya.
Departemen Kesehatan (1995) membagi pengobatan tradisional menjadi 4
kelompok yaitu:
a. Pengobatan tradisional yang menggunakan ramuan obat tradisional, seperti
shinse, tabib, battra ramuan, dan jamu gendong.
b. Pengobatan tradisional yang menggunakan keterampilan, seperti akupunturis,
battra patah tulang, battra pijat urut, dan sebagainya.
c. Pengobatan tradisional berdasarkan agama dan kebatinan, seperti kyai.
d. Pengobatan tradisional bersifat magis, seperti paranormal, dukun anti teluh,
dan sebagainya.
Saat ini pengobatan tradisional adalah pelengkap dalam menangani masalah
kesehatan.
2.4 Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA)
Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) adalah tumbuhan obat yang ada di
lingkungan tempat tinggal masyarakat yang dimanfaatkan sebagai obat untuk
mengobati penyakit yang diderita masyarakat (Deryanti 2010). Menurut Wakidi
6
6
(2003) TOGA ialah Tanaman Obat Keluarga, dahulu disebut sebagai “Apotik
Hidup”, dalam pekarangan atau halaman rumah ditanam beberapa tanaman obat
yang digunakan secara empirik oleh masyarakat untuk mengatasi penyakit atau
keluhan-keluhan yang dideritanya. Beberapa tanaman obat telah dibuktikan efek
farmakologinya pada hewan coba dan beberapa tanaman telah dilakukan uji klinik
tahap awal.
Dalam kondisi tertentu TOGA dapat pula dibuat dengan memanfaatkan pot,
atau benda-benda lain yang dapat dan cocok untuk menumbuhkan tumbuhan yang
berkhasiat obat. Spesies-spesies TOGA yang ditanam harus memiliki kriteria atau
pernyataan sebagai berikut (Deryanti 2010):
a. Tumbuhan tersebut sudah terdapat di daerah pemukiman yang bersangkutan.
b. Tumbuhan mudah dikembangbiakan, tidak perlu cara penanaman khusus dan
tidak memerlukan cara pemeliharaan yang rumit.
c. Dapat dipergunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk sumber makanan,
bumbu dapur, kayu bakar, bahan kerajinan tangan dan sebagainya.
d. Dapat diolah menjadi simplisia dengan cara sederhana.
e. Tumbuhan sudah terancam kepunahannya.
2.5 Pekarangan
Pekarangan adalah taman rumah tradisional yang besifat pribadi yang
merupakan sistem terintegrasi dengan hubungan yang erat antara manusia,
tanaman dan hewan (Arifin et al 2009). Pekarangan juga merupakan ruang
terbuka yang sering dimanfaatkan untuk acara kekerabatan dan kegiatan sosial.
Pekarangan mempunyai fungsi yaitu agroforestri, konservasi sumberdaya alam
yang bersifat genetika, tanah dan air, produksi pertanian, serta hubungan sosial
budaya di area pedesaan. Karakteristik dan struktur pekarangan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya masyarakat setempat,
sifat ekologis tanaman dan jenis hewan.
Salah satu manfaat pekarangan pedesaan adalah sebagai apotik hidup atau
apotik hijau. Tumbuhan yang ditanam adalah tumbuhan obat yang dimanfaatkan
sebagai sarana pengobatan dan usaha menjaga kesehatan keluarga. Usaha
7
7
memberdayakan sistem pekarangan sebagai sumberdaya sudah lama menjadi
bagian integrasi dalam usaha tani terpadu masyarakat pedesaan (Wahab 1998).
Fungsi lahan pekarangan yang paling dirasakan manfaatnya adalah
produksi, baik secara subsisten maupun komersial (Karyono 1985 diacu dalam
Bahro 1991). Kedua fungsi tersebut sukar dipisahkan karena berfungsi subsisten
tetapi pada saat lain akan berfungsi komersial. Fungsi komersial ditunjukkan oleh
produksi yang berlebih, atau sengaja dijual untuk dapat membeli komoditi pangan
yang lebih banyak walaupun kualitasnya lebih rendah.
2.6 Masyarakat Desa
Masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan (Soekanto 1982). Struktur masyarakat terdiri dari
beberapa unsur yaitu manusia yang hidup bersama, berkumpul dalam waktu yang
cukup lama sehingga terjadi sistem komunikasi dan timbul peraturan yang
mengatur hubungan manusia dengan kelompok tersebut sadar bahwa mereka
merupakan suatu kesatuan dan satu sistem hidup bersama sehingga menimbulkan
kebudayaan (Soekanto 1982).
Masyarakat digolongkan menjadi dua yaitu masyarakat desa dan masyarakat
kota. Masyarakat desa adalah kelompok khusus dari orang-orang yang tinggal
dalam wilayah tertentu, memiliki kebudayaan dan gaya hidup yang sama, sudah
sebagai suatu kesatuan dan dapat bertindak secara kolektif dalam usaha mereka
mencapai tujuan (Soekanto 1982). Sistem kehidupan masyarakat desa biasanya
berkelompok, atas dasar sistem berkeluarga.
Masyarakat desa di Indonesia dapat dipandang sebagai suatu bentuk
masyarakat yang ekonomis terbelakang dan yang harus dikembangkan dengan
berbagai cara (Sajogyo & Sajogyo P 2005). Ciri-ciri kehidupan masyarakat desa
itu salah satunya yaitu selalu menerapkan sistem tolong menolong, aktivitas-
aktivitas tolong menolong itu hidup dalam berbagai macam bentuk masyarakat
desa di Indonesia. Disamping adat istiadat tolong menolong antara warga desa
dalam berbagai macam lapangan aktivitas-aktivitas sosial, baik yang berdasarkan
hubungan tetangga, ataupun hubungan kekerabatan atau lain-lain hubungan yang
8
8
berdasarkan efisiensi dan sifat praktis, ada pula aktivitas-aktivitas bekerjasama
yang lain yang secara populer biasanya juga disebut gotong royong
Dasar-dasar dari aktivitas tolong menolong dan gotong royong sebagai suatu
gejala sosial dalam masyarakat desa pertanian telah beberapa kali dianalisa oleh
ahli-ahli ilmu sosial. Selain tolong menolong dan gotong royong, musyawarah
pun merupakan salah satu gejala sosial yang ada pada masyarakat pedesaan,
artinya yaitu bahwa keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat tidak
berdasarkan suatu mayoritas yang menganut suatu pendirian tertentu melainkan
seluruh rapat seolah-olah menjadi suatu badan (Sajogyo & Sajogyo P 2005).
Kehidupan masyarakat tradisional adalah kehidupan yang harmoni dengan
alam sekitar, sedangkan masyarakat modern dibentuk oleh jalan pikiran yang
menyatakan bahwa manusia mempunyai hak untuk memanipulasi dan mengubah
alam meskipun dewasa ini masyarakat modern telah meningkat kepeduliannya
terhadap lingkungan dan alam sekitar (Kusumaatmadja 1995).
9
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai dengan Agustus
2011 yang berlokasi di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Kecamatan
Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kamera, kuisioner, alat tulis,
dan tally sheet. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tumbuhan yang ada di
sekitar lingkungan Kampung Babakan-Cengal, serta dokumen atau laporan yang
telah dilakukan oleh semua instansi yang terkait dengan penelitian ini.
3.3 Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan adalah spesies tumbuhan obat, habitus, bagian
yang digunakan, khasiat, tipologi habitat, status budidaya, frekuensi perjumpaan,
dan karakteristik responden. Sedangkan data umum berupa kondisi umum lokasi
dan masyarakat. Jenis data yang dikumpulkan dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data
No Jenis data Aspek yang dikaji Sumber Data Metode
1. Kondisi umum
kampung Babakan-
Cengal
1. Letak dan luas
2. Topografi, iklim dan
tanah
3. Kondisi demografi
penduduk, sosial-
ekonomi masyarakat
kampung Babakan-
Cengal
4. Keadaan sarana dan
prasarana untuk
kesehatan
Buku monografi
Desa Cikaracak
Studi
pustaka
2 Potensi tumbuhan obat
keluarga (TOGA) di
Kampung Babakan-
Cengal
Tumbuhan obat : Nama
spesies, ilmiah, famili,
habitus, bagian yang
digunakan, khasiat,
tipologi habitat, status
budidaya, dan frekuensi
perjumpaan
Lingkungan
Kampung
Babakan-Cengal
Observasi
dan survei
lapang dan
studi pustaka
10
10
Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data (lanjutan) No Jenis data Aspek yang dikaji Sumber Data Metode
3 Pengetahuan dan
pemanfaatan
tumbuhan obat
keluarga (TOGA)
oleh masyarakat
1. Karakteristik
masyarakat/responden
2. Spesies tumbuhan obat
yang dikenali dan
dimanfaatkan
3. Pengetahuan kegunaan
spesies tumbuhan obat
yang dimanfaatkan.
4. Spesies tumbuhan
yang dibudidayakan di
lahan milik.
5. Bentuk pemanfaatan
tumbuhan obat.
6. Sumber tumbuhan obat
yang dikonsumsi oleh
masyarakat (hasil
budidaya, dari hutan,
beli).
7. Penyakit yang pernah
dan sering diderita
8. Cara pengobatan
(herbal, beli di
warung, meramu
sendiri)
9. Menu makanan sehari-
hari
Masyarakat
/responden
Wawancara
dan
pengamatan
lapang
3.4 Metode Penelitian
3.4.1 Tahapan penelitian
Tahapan penelitian Potensi Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) dilakukan
secara bertahap, yaitu sebagai berikut:
Tahap I : Mengumpulkan data dan informasi melalui studi literatur, laporan
penyakit masyarakat, internet, dokumen-dokumen yang ada di
puskesmas, kantor desa dan kecamatan.
Tahap II : Survei lapangan dengan melakukan wawancara dengan masyarakat
di Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak.
Tahap III : Survei potensi tumbuhan obat yang ada di Kampung Babakan-
Cengal, Desa Karacak.
Tahap IV : Pengolahan dan analisis data terhadap semua data dan informasi.
11
11
3.4.2 Metode pengumpulan data
3.4.2.1 Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan pada saat sebelum berangkat ke lokasi penelitian
dan setelah pulang dari lokasi penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
dan mendapatkan informasi dasar mengenai kondisi umum mencakup fisik, biotik
kependudukan dan budaya masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan
merekapitulasi data-data terbaru dari seluruh sumber literatur yang ada. Data-data
tersebut juga dijadikan acuan atau panduan untuk melengkapi data hasil
pengamatan di lapangan. Selain itu juga dilakukan permintaan izin pada setiap
instansi yang terkait dengan penelitian ini.
3.4.2.2 Survei potensi tumbuhan obat keluarga (TOGA)
Survei potensi tumbuhan obat keluarga (TOGA) dilakukan di halaman
rumah-rumah warga dan daerah sekitarnya seperti sawah, kebun, sekitar sungai
yang ada di Kampung Babakan-Cengal. Pengamatan potensi dilakukan dengan
cara mengidentifikasi TOGA secara sensus, kemudian memisahkannya untuk
setiap Rukun Tetangga (RT), sehingga akan terlihat tempat mana yang memiliki
potensi TOGA yang terbanyak.
3.4.2.3 Wawancara
Wawancara dilakukan secara semi terstruktur dengan menggunakan
kuesioner. Adapun maksud dari semi terstruktur ini adalah kuesioner disajikan
dalam bentuk pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pemilihan responden
diperoleh dengan menggunakan teknik snowball dengan jumlah responden
dibatasi sampai 30 orang. Responden pertama yang dipilih adalah key person atau
tokoh kunci di kampung tersebut, penentuan responden berikutnya berdasarkan
informasi responden sebelumnya.
3.4.2.4 Identifikasi spesies tumbuhan obat keluarga (TOGA)
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui nama ilmiah spesies tumbuhan
obat hasil pengamatan lapang. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Konservasi
Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Buku
yang digunakan untuk mengidentifikasi tumbuhan obat yaitu Heyne jilid I-IV
(1987), Syukur H, Hernani (2002) dan Muhlisah F (1999).
12
12
3.4.3 Analisis data
3.4.3.1 Karakteristik masyarakat
Data umum karakteristik masyarakat disusun dan dikelompokkan kedalam
lima karakteristik umum yaitu: (1) umur, (2) pendidikan, (3) jenis kelamin, (4)
mata pencaharian, dan (5) pendapatan.
3.4.3.2 Potensi tumbuhan obat keluarga (TOGA)
Data potensi TOGA hasil identifikasi disusun dan dikelompokkan
berdasarkan (1) spesies dan famili, (2) tipologi hábitat, (3) frekuensi perjumpaan,
(4) klasifikasi berdasarkan kelompok penyakit, (5) klasifikasi berdasarkan bagian
yang digunakan, (6) klasifikasi berdasarkan habitus (perawakan). Data penyakit
masyarakat diperlukan untuk mengetahui potensi tumbuhan obat yang akan
dikembangkan. Data penyakit didapat dari hasil wawancara dengan responden.
3.4.3.3 Persentase tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat
Tipe habitat dari tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi pekarangan rumah,
kebun, pinggir jalan, sawah, saluran irigasi (selokan), lahan kering, sungai, dan
lain-lain. Untuk menghitung presentase tumbuhan obat berdasarkan habitat
digunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑖𝑝𝑒 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
= 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑖𝑝𝑒 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑎𝑡 × 100%
3.4.3.4 Persentase tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan
Pemanfaatan bagian tumbuhan baik itu daun, batang, kulit, buah, bunga, dan
akar juga dihitung persentasenya. Persentase bagian yang dimanfaatkan dihitung
untuk mengetahui berapa besarnya suatu bagian tumbuhan dimanfaatkan terhadap
seluruh bagian tumbuhan yang dimanfaatkan. Untuk menghitungnya digunakan
rumus:
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 = 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛× 100%
13
13
3.4.3.5 Persentase tumbuhan obat berdasarkan habitus
Habitus dari tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi pohon, semak, perdu
liana dan herba. Persentase habitus merupakan telaah tentang besarnya suatu jenis
habitus digunakan terhadap seluruh habitus yang ada. Untuk menghitungnya
digunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑢𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 = 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑡𝑢𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠× 100%
3.4.3.6 Persentase tumbuhan obat berdasarkan status budidaya
Klasifikasi tumbuhan obat berdasarkan status budidayanya dibagi menjadi
dua kelompok yaitu tumbuhan obat yang dibudidaya masyarakat dan tumbuhan
obat yang tidak dibudidaya masyarakat atau liar. Untuk menghitung presentase
tumbuhan obat berdasarkan status budidaya digunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑏𝑢𝑑𝑖𝑑𝑎𝑦𝑎 = 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝑏𝑢𝑑𝑖𝑑𝑎𝑦𝑎
𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠× 100%
3.4.3.7 Analisis pemanfaatan TOGA oleh masyarakat
Data hasil wawancara dengan masyarakat tentang tumbuhan obat keluarga
diolah dan dikelompokkan ke dalam: (1) karakteristik masyarakat, (2) jenis
penyakit yang pernah diderita oleh masyarakat, (3) spesies tumbuhan obat yang
diketahui dan dimanfaatkan untuk mengobati penyakit, (4) bagian tumbuhan yang
digunakan untuk mengobati penyakit, (5) cara penggunaan tumbuhan obat.
14
14
BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas Kawasan
Desa Karacak adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor. Desa Karacak memiliki luasan sekitar 710,023 ha dan masih
didominasi dengan lahan pertanian baik lahan sawah maupun kering (ladang atau
kebun). Desa Karacak terdiri dari 10 RW (Rukun Warga) dan 43 RT (Rukun
Tetangga).
Jarak Desa Karacak ke Pusat Kota Bogor (Terminal Bus Baranangsiang)
relatif jauh yaitu sekitar 42 km. Desa Karacak berbatasan langsung dengan:
Sebelah Utara : Desa Barengkok
Sebelah Timur : Desa Situ Udik
Sebelah Selatan : Desa Karyasari
Sebelah Barat : Desa Cibeber I
Gambar 1 Denah lokasi penelitian.
Sumber : Google Map
15
15
4.2 Topografi, Iklim dan Tanah
Topografi Desa Karacak berupa areal persawahan dan tanah darat yang
terletak pada ketinggian 5000 mdpl. Suhu udara rata-rata di Desa Karacak sekitar
370C dengan curah hujan 4683 mm pertahun. Lahan dan tanah di Desa Karacak
dimanfaatkan atau digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya untuk
pemukiman, pertanian, perikanan (kolam/empang), bangunan umum, jalan,
lapangan, makam, dan lain-lain (Tabel 2).
Tabel 2 Pemanfaatan lahan/penggunaan lahan di Desa Karacak
No Pemanfaatan Lahan Luas (ha)
1. Pemukiman 36,236
2. Pertanian
- Sawah
- Ladang/Tegal
- Perkebunan
210,714
139,510
270,510
3. Perikanan (Kolam/empang) 31,053
4. Bangunan umum, jalan, lapangan, makam, dan lain-lain 22,0
Jumlah 710,023
Sumber : Desa Karacak (2010)
4.3 Kondisi Demografi, Sosial dan Ekonomi
Kondisi demografi, sosial, ekonomi meliputi jumlah penduduk, mata
pencaharian, tingkat pendidikan dan agama. Jumlah penduduk Desa Karacak
berdasarkan monografi Desa Karacak tahun 2010 yaitu sebanyak 10.862 jiwa
dengan Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2855 KK.
Mata pencaharian masyarakat Desa Karacak cukup beragam, diantaranya
petani, buruh tani, pegawai swasta, PNS, pedagang selebihnya montir dan
pengraji. Sebagian besar masyarakat Desa Karacak bermata pencaharian sebagai
petani, yaitu sebanyak 55,9% (Tabel 3).
Tabel 3 Mata pencaharian masyarakat Desa Karacak
No Mata Pencaharian Persentase (%)
1. Petani 55,9
2. Buruh Tani 33,5
3. Pegawai Swasta 0,12
4. PNS 4,8
5. Pedagang 2,8
6. Pengrajin 0,18
7. Peternak 0,24
8. Pembantu Rumah Tangga 2,1
9. Dukun 0,24
10. Pengacara 0,12
Jumlah 100
Sumber : Desa Karacak (2010)
16
16
Sedangkan untuk tingkat pendidikan masyarakat Desa Karacak ada yang
hanya lulusan SD, SMP, SMA, dan adapula yang mencapai perguruan tinggi.
Sebagian besar dari masyarakat Desa Karacak hanya tamatan SMA yaitu
sebanyak 41,8%, namun dari 41,8% masyarakat yang bersekolah ditingkatan
SMA hanya 17,7% masyarakat yang berhasil lulus SMA sedangkan sisanya
sebanyak 24,1% masyarakat tidak lulus SMA (Tabel 4).
Tabel 4 Tingkat pendidikan masyarakat Desa Karacak
No Tingkat Pendidikan Presentase (%)
1. SD
- Lulus
- Tidak Lulus
22,1
4,7
2. SMP
- Lulus
- Tidak Lulus
17,0
12,3
3. SMA
- Lulus
- Tidak Lulus
17,7
24,1
4. Perguruan Tinggi 2,1
Jumlah 100
Sumber : Desa Karacak (2010)
4.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Dalam upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat, ketersediaan sarana
kesehatan sangatlah perlu. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sangat
mempengaruhi aspek pelayanan kesehatan. Sarana yang tersedia di Kampung
Babakan-Cengal diantaranya dokter umum, dukun bersalin terlatih, dukun
pengobatan alternatif dan dokter praktek, sedangkan prasarana yang tersedia
diantaranya puskesmas pembantu dan posyandu (Tabel 5).
Tabel 5 Sarana dan pasarana kesehatan di Desa Karacak
No Sarana Jumlah
1. Dokter Umum 1
2. Dukun Bersalin Terlatih 4
3. Dukun Pengobatan Alternatif 6
4. Dokter Praktek 1
Prasarana
1. Puskesmas Pembantu 1
2. Posyandu 10
Sumber : Desa Karacak 2010
17
17
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
5.1.1 Umur responden
Wawancara dilakukan terhadap 30 orang di Kampung Babakan-Cengal
Desa Karacak Bogor. Karakteristik masyarakat yang menjadi responden
wawancara terdiri dari laki-laki dan perempuan yang dikelompokan berdasarkan
kelas umur sebagaimana tersaji pada Tabel 6.
Tabel 6 Karakteristik kelas umur responden No Kelompok umur (tahun) Jumlah responden Persentase (%)
1. 16-25 2 6,7
2. 26-35 8 26,7
3. 36-45 9 30
4. 46-55 3 10
5. 56-65 6 20
6. > 66 2 6,7
Jumlah 30 100
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak secara
keseluruhan memiliki kelompok umur antara 36-45 tahun, yaitu sebanyak 9
responden (30%). Hal ini menunjukan bahwa kelompok umur responden masih
termasuk dalam usia produktif (usia kerja). Semakin tua usia semakin menurun
produktifitasnya.
5.1.2 Tingkat pendidikan responden
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tingkat pendidikan responden
adalah pendidikan terakhir yang pernah atau telah ditempuh oleh masyarakat
Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor yang menjadi responden.
Sebagian besar masyarakat yang menjadi responden di Kampung Babakan-Cengal
Desa Karacak Bogor hanya tamatan sekolah dasar (SD), namun ada pula sebagian
responden yang tamatan SLTP dan SMA/SMK/STM (Gambar 2).
18
18
Gambar 2 Tingkat pendidikan responden.
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa responden dengan latar belakang
pendidikan tamatan SD memiliki jumlah terbanyak, yaitu sebesar 22 responden
(73,33%). Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menunjang
kualitas manusia. Menurut Alikodra (1985) diacu dalam Rosmiati (2010) latar
belakang pendidikan yang rendah dari masyarakat merupakan salah satu faktor
penting terjadinya interaksi dalam masyarakat sekitar dengan sumberdaya yang
terdapat di alam, karena latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap pola
pikir dan pola hidup seseorang. Hal ini akan berpengaruh pula pada pandangan
dan pengetahuan responden mengenai tumbuhan obat dan kesehatan keluarga.
5.1.3 Mata pencaharian responden
Mata pencaharian masyarakat Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak
Bogor yang menjadi responden terdiri dari petani, wiraswasta yang merupakan
gabungan dari pedagang, buruh, dan pengrajin, dukun/tabib serta ada pula
beberapa responden tidak bekerja yang kebanyakan ibu rumah tangga (Tabel 7).
Tabel 7 Mata pencaharian responden No Mata pencaharian Jumlah responden Persentase (%)
1. Petani 12 40
2. Wiraswasta 6 20
3. Ibu rumah tangga 10 33,33
4. Dukun/tabib 2 6,67
Jumlah 30 100
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
bermata pencaharian sebagai seorang petani, yaitu sebesar 12 orang responden
(40%). Hal ini dikarenakan bagi sebagian besar masyarakat Kampung Babakan-
SD
73%
SLTP
17%
SMA/SMK
10%
Tingkat Pendidikan responden
19
19
Cengal Desa Karacak Bogor bertani merupakan kebutuhan hidup. Dari 30
responden tersebut, dua diantaranya juga berprofesi sebagai dukun/tabib yang
dipercaya oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal memiliki kemampuan
untuk mengobati orang sakit.
5.1.4 Pendapatan responden
Pendapatan responden merupakan rata-rata pendapatan keseluruhan dari
mata pencahariannya selama sebulan. Pendapatan seluruh responden berkisar
antara Rp.500.000,00 sampai Rp.2.500.000,00 (Tabel 8).
Tabel 8 Pendapatan total responden
No Pendapatan responden (Rp/Bulan) Jumlah
responden Persentase (%)
1. 500.000-1.000.000 19 63,33
2. 1.000.001-1.500.000 6 20
3. 1.500.001-2.000.000 3 10
4. 2.000.001-2.500.000 2 6,67
Jumlah 30 100
Pada Tabel 8 terlihat bahwa rata-rata pendapatan responden Kampung
Babakan-Cengal, Desa Karacak Bogor yaitu berkisar Rp.500.000,00 -
Rp.1.000.000,00. Pendapatan tersebut sebagian besar didapat oleh masyarakat
Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak dari hasil bertaninya. Selain
mengandalkan hasil panen dari sawah, masyarakat pun sebagian besar
mengandalkan hasil panen dari tanaman yang memiliki nilai jual tinggi seperti
kapulaga.
5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Obat Kampung Babakan-Cengal, Desa
Karacak
Berdasarkan pengamatan lapang ditemukan 88 spesies tumbuhan obat dari
41 famili yang tersebar di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak. Tumbuhan
obat tersebut ditemukan di setiap Rukun Tetangga (RT) yaitu RT 01, RT 02 dan
RT 03. Jumlah seluruh spesies RT 01 yaitu sebanyak 53 spesies, RT 02 yaitu
sebanyak 74 spesies, dan RT 03 yaitu sebanyak 54 spesies. Dari setiap RT
terdapat spesies tumbuhan yang sama dengan RT lainnya, untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Gambar 3.
20
20
Gambar 3 Jumlah tumbuhan obat di setiap RT.
Rukun Tetangga (RT) yang memiliki jumlah spesies terbanyak yaitu RT
02, hal ini dikarenakan masih banyaknya kebun di RT 02 dan masih banyaknya
masyarakat RT 02 yang membudidaya dan memelihara tumbuhan obat di
pekarangan rumahnya. Daftar potensi tumbuhan obat yang terdapat di Kampung
Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor secara rinci disajikan pada Lampiran 3.
5.2.1 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan famili
Berdasarkan kelompok familinya, spesies tumbuhan obat keluarga yang ada
di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak dikelompokan ke dalam 41 famili.
Dari semua spesies tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal, spesies yang
paling mendominasi adalah spesies dari famili Zingiberaceae sebanyak 9 spesies
(10,23%), kemudian Asteraceae dan Solanaceae sebanyak 6 spesies (6,82%)
(Gambar 4). Hal tersebut menunjukan bahwa famili Zingiberaceae, Asteraceae,
dan Solanaceae memiliki keanekaragaman spesies tertinggi dibandingkan dengan
famili lainnya.
RT 01
4 spesies
RT 03
7 spesies
RT 02
23 spesies
7 spesies 3 spesies
5 spesies
39 spesies
21
21
Gambar 4 Jumlah 10 famili tumbuhan obat terbanyak di Kampung Babakan-
Cengal.
Banyaknya spesies dari famili Zingiberaceae seperti jahe (Zingiber
officinale), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), kapulaga
((Amomum cardamomum), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), temulawak
(Curcuma xanthorrhiza), pacing (Costus speciosus), dan temukunci
(Boesenbergia pandurata) selain dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat tapi
juga dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan rempah-rempah, selain itu
spesies ini juga paling mudah dibudidayakan karena tidak memerlukan perawatan
dan pemeliharaan khusus, cara pengolahannya pun secara umum sudah diketahui
masyarakat. Sehingga masyarakat banyak menanam tumbuhan dari famili
Zingiberaceae di kebun maupun pekarangan rumah mereka. Contoh tumbuhan
dari famili Zingiberaceae yang ditanam masyarakat di pekarangan maupun kebun
disajikan pada Gambar 5.
9
6
6
5
5
4
3
3
2
2
0 2 4 6 8 10
Zingiberaceae
Asteraceae
Solanaceae
Myrtaceae
Euphorbiaceae
Rubiaceae
Liliaceae
Poaceae
Lamiaceae
Acanthaceae
22
22
(A) (B)
Gambar 5 Tumbuhan obat anggota Zingiberaceae: A) Kapulaga (Amomum
cardamomum) B) Buah kapulaga.
Selain itu famili Asteraceae juga banyak ditemukan di kampung Babakan-
Cengal, famili Asteraceae banyak tersebar di pinggir jalan, kebun, maupun sawah.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pudjowati (2006) bahwa famili Asteraceae
merupakan spesies tumbuhan yang mudah untuk dipelihara dan tersebar di
berbagai daerah, serta tumbuh liar di halaman, kebun dan tepi jalan.
5.2.2 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan habitus
Berdasarkan habitusnya, tumbuhan obat keluarga yang ditemukan di
Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak terdiri atas 5 macam habitus, yaitu
pohon, perdu, herba, semak, dan liana (Gambar 6).
Gambar 6 Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan habitus.
Gambar 6 menunjukan bahwa jumlah habitus tumbuhan yang mendominasi
adalah herba, yaitu sebanyak 36 spesies (40,91%), kemudian perdu sebanyak 18
spesies (20.45%), pohon sebanyak 16 spesies (18,18%), semak sebanyak 17
spesies (19,32%), dan liana sebanyak 1 spesies (1,14%). Banyaknya habitus herba
di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak dikarenakan herba merupakan
tumbuhan yang sering dijumpai dan banyak terdapat di lingkungan masyarakat,
16
18
36
17
1
0 10 20 30 40
Pohon
Perdu
Herba
Semak
Liana
Jumlah spesies
Hab
itus
23
23
pada umumnya tumbuhan berhabitus herba juga merupakan tumbuhan hasil
budidaya, selain itu penanaman dan perawatannya pun tidak sulit. Selain herba,
tumbuhan berhabitus perdu juga banyak dijumpai di Kampung Babakan-Cengal,
hal ini dikarenakan kondisi lingkungan masyarakat sekitar yang mendukung,
dimana hampir di setiap pekarangan atau kebun banyak ditanami perdu yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Adanya keanekaragaman bentuk hidup tumbuhan di Kampung Babakan-Cengal
menunjukan kealamian dan mendukung kelestarian plasma nutfah sumberdaya
yang terkandung didalamnya.
5.2.3 Keanekaragaman tumbuhan obat keluarga berdasarkan bagian yang
digunakan
Bagian dari tumbuhan mempunyai peranan masing-masing dalam
menyembuhkan penyakit, ada spesies tertentu yang seluruh bagiannya dapat
digunakan, namun ada juga yang hanya bagian tertentu yang dapat
menyembuhkan. Bagian tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal Desa
Karacak yang digunakan untuk pengobatan terdiri atas 15 macam bagian, yaitu
daun, akar, buah, kulit batang, batang, biji, seluruh bagian tumbuhan (herba),
bunga, tunas, kulit buah, bonggol, umbi, rimpang dan tangkai (Gambar 7).
Gambar 7 Jumlah spesies tumbuhan obat keluarga berdasarkan bagian yang
digunakan.
4626
19
9
410
16
8
1
3
1
39
11
0 20 40 60
Daun
Akar
buah
Kulit batang
Batang
Biji
Seluruh bagian tumbuhan
Bunga
Tunas
Kulit buah
Bonggol
Umbi
Rimpang
Bokol bunga
Tangkai
jumlah spesies
Bag
ian y
ang d
igunak
an
24
24
Penggunaan bagian tumbuhan obat keluarga untuk setiap spesies tumbuhan
tidak sama, ada yang hanya menggunakan bagian tertentu saja seperti daun,
batang, rimpang dan lain lain tapi adapula yang menggunakan seluruh bagian
tumbuhan (herba), hal ini dikarenakan kandungan zat-zat pada tiap bagian
tumbuhan berbeda sehingga manfaatnya pun berbeda. Pada Gambar 7 dapat
dilihat bahwa daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat, yaitu sebanyak 52 spesies (30,77%). Menurut
Zuhud dan Haryanto (1994) pemanfaatan daun, buah, cabang, dan ranting sebagai
bahan mentah dalam pengobatan tradisional tidak menimbulkan gangguan yang
serius terhadap kehidupan tumbuhan, tetapi bila akar, kulit kayu atau seluruh
bagian yang digunakan maka hal tersebut sudah merupakan ancaman bagi
keberadaan spesies tersebut. Menurut Fakhrozi (2009) daun memiliki regenerasi
yang tinggi untuk kembali bertunas dan tidak memberi pengaruh yang besar
terhadap pertumbuhan suatu tumbuhan meskipun daun merupakan tempat
fotosintesis.
Selain daun, bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
yaitu akar sebanyak 26 spesies ( 15,38%). Pemanfaatan bagian tumbuhan secara
terus menerus terutama pada bagian akar dan batang akan berdampak terhadap
keberadaan spesies tumbuhan tersebut, karena akar dan batang merupakan bagian
yang paling penting bagi tumbuhan untuk bertahan hidup. Untuk menjaga
kelestarian suatu spesies tumbuhan obat maka pemanfaatan tumbuhan obat
tersebut harus diimbangi dengan adanya upaya budidaya atau perbanyakan
tumbuhan-tumbuhan obat tersebut.
5.2.4 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat
Berdasarkan tipologi habitat potensi tumbuhan obat di Kampung Babakan-
Cengal Desa Karacak dikelompokan ke dalam 5 tipologi habitat yaitu pekarangan,
kebun, pinggir jalan, pinggir sungai dan sawah. Sebagaimana tersaji pada Gambar
8.
25
25
Gambar 8 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat.
Berdasarkan pengelompokan tipologi habitat, tumbuhan obat keluarga
paling banyak dijumpai di pekarangan, yaitu sebanyak 50 spesies (43,1%).
Sedangkan kebun hanya ditemukan 33 spesies (28,45%), pinggir jalan sebanyak
19 spesies (16,38%), pinggir sungai sebanyak 8 spesies (6,9%), dan sawah
sebanyak 6 spesies (5,17%). Spesies tumbuhan obat yang terdapat di pekarangan
dan juga kebun sebagian besar merupakan spesies yang sering dimanfaatkan
masyarakat. Banyaknya tumbuhan obat yang dijumpai di pekarangan rumah
maupun di kebun milik masyarakat menunjukan bahwa masih adanya minat
masyarakat untuk membudidayakan tumbuhan obat keluarga. Beberapa contoh
tumbuhan obat yang terdapat di pekarangan diantaranya alpukat (Persea
gratissima), bratawali (Tinospora crispa), Cengkeh (Syzygium aromaticum), daun
sendok (Plantago major), jambu biji (Psidium guajava), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), kumis kucing (Orthosiphon stamineus), kacapiring (Gardenia
augusta), lidah buaya (Aloe vera), mangkokan (Nothopanax scutellarium),
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), pacar air (Impatiens balsamina).
5.2.5 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit
Potensi tumbuhan obat keluarga di Kampung Babakan-Cengal dibagi ke
dalam 13 kelompok penyakit dan macam penyakitnya didasarkan Nawaningrum
(2004). Kelompok penyakit yang paling banyak dapat diobati oleh tumbuhan obat
keluarga di Kampung Babakan-Cengal adalah penyakit saluran pencernaan,
sebanyak 64 spesies. Spesies tumbuhan yang dapat menyembuhkan penyakit
saluran pencernaan banyak ditemukan karena beberapa masyarakat banyak
menanam spesies tumbuhan tersebut baik dipekarangan maupun dikebun untuk
50
33
19
8
6
0 10 20 30 40 50 60
Pekarangan
Kebun
Pinggir jalan
Pinggir sungai
Sawah
26
26
mengobati penyakit dideritanya. Banyaknya tumbuhan obat yang dapat
menyembuhkan penyakit saluran pencernaan itu sesuai dengan penyakit yang
banyak diderita oleh masyarakat Kampung Babakan-Cengal, yaitu penyakit
gangguan pencernaan. Salah satu penyakit pencernaan yang banyak diderita
masyarakat adalah maag. Penyakit maag banyak diderita masyarakat kampung
Babakan-Cengal karena kurang teraturnya pola makan masyarakat. Spesies lain
yang banyak ditemukan di Kampung Babakan-Cengal yaitu spesies tumbuhan
yang dapat menyembuhkan penyakit saluran pembuangan sebanyak 50 spesies.
Klasifikasi kelompok penyakit terbanyak yang bisa diobati berdasarkan jumlah
spesies tumbuhan obat terbanyak disajikan dalam Gambar 9 dan secara rinci
disajikan pada Lampiran 6.
Gambar 9 Kelompok penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang
digunakan di Kampung Babakan-Cengal.
Salah satu spesies yang dapat meyembuhkan penyakit saluran pencernaan
disajikan pada Gambar 10 sedangkan contoh spesies yang dapat menyembuhkan
penyakit saluran pembuangan disajikan pada Gambar 11.
64
50
42
38
27
34
41
37
25
20
21
17
6
48
0 10 20 30 40 50 60 70
Penyakit saluran pencernaan
Penyakit saluran pembuangan
Penyakit kulit
Penyakit saluran pernapasan
Penyakit mulut
Penyakit jantung dan pembuluh/peredaran …
Penyakit kepala, demam, dan influenza
Penyakit tulang, otot, sendi dan saraf
Penyakit khusus wanita
Perawatan kehamilan dan persalinan
Pengobatan luka, gigitan ular
Penyakit ginjal, hati
Penyakit mata
Penyakit lainnya
Jumlah spesies
27
27
Gambar 10 Daun kentut Gambar 11 Kumis kucing
(Paederia scandens). (Orthosiphon stamineus).
Pada umumnya setiap spesies tumbuhan obat mempunyai kegunaan untuk
menyembuhkan lebih dari satu macam penyakit atau kelompok penyakit, namun
ada juga beberapa spesies yang berkhasiat hanya untuk satu macam penyakit atau
kelompok penyakit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
tumbuhan untuk digunakan sebagai obat, yaitu bagian tumbuhan, cara pemanenan,
cara pengolahan, dan aturan pemakaian (dosis) (Arafah 2005). Bagian dari
tumbuhan mempunyai peranan masing-masing dalam menyembuhkan penyakit,
ada spesies yang seluruh bagiannya dapat digunakan untuk menyembuhkan suatu
penyakit, namun adapula yang hanya bagian tertentu yang dapat menyembuhkan
penyakit. Cara pengolahan yang tepat berpengaruh terhadap keefektifan
penggunaan tumbuhan mengobati penyakit. Cara pemanenan perlu diperhatikan
agar mendapatkan bagian yang bermanfaat dalam keadaan baik atau tidak rusak.
Beberapa spesies yang mempunyai banyak kegunaan untuk obat diantaranya
alpukat (Persea gratissima), bawang putih (Allium sativum), daun kentut
(Paederia scandens), kencur (Kaemferia galanga), keladi tikus (Typhonium
divaricatum), lidah mertua (Sansivieria trifasciata), meniran (Phylanthus
urinaria), pulutan (Urena lobata), pepaya (Carica papaya), pisang (Musa
paradisiaca), pegagan (Centella asiatica), sembung (Blumea balsamifera), sirih
(Piper betle), sengugu (Clerodendron serrature), selasih (Ocimum basilicum),
takokak (Solanum torvum) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Spesies-
spesies tumbuhan obat tersebut potensial sebagai bahan obat karena selain banyak
berkhasiat untuk bermacam-macam penyakit, tapi juga hampir seluruh bagiannya
28
28
dapat digunakan untuk menyembuhkan suatu penyakit. Contoh spesies tumbuhan
yang banyak berkhasiat untuk obat disajikan pada Gambar 12.
Gambar 12 Pulutan (Urena lobata).
Pulutan (Urena lobata) merupakan tumbuhan liar dari family Marvaceae
yang mempunyai khasiat sebagai obat. Pulutan (Urena lobata) ini merupakan
salah satu tumbuhan obat yang memiliki banyak khasiat diantaranya akar
digunakan untuk menyembuhkan penyakit Panas, influenza, radang tonsil,
malaria, rematik, keputihan, kencing keruh, disentri, diare, gangguan pencernaan,
bengkak, muntah darah, kesukaran melahirkan, gondok, bisul, luka berdarah,
tulang patah (frakture), payudara bengka dan gigitan ular sedangkan batangnya
digunakan untuk menyembuhkan penyakit bisul, luka berdarah, gigitan ular dan
bengkak (Hariana 2007). Menurut Hariana (2010) pulutan (Urena lobata)
mengandung bahan kimia seperti zat lendir pada batang dan 13-14% lemak pada
biji. Tumbuhan ini mempunyai rasa manis, tawar dan bersifat sejuk. Bagian yang
sering digunakan adalah akar dan seluruh bagian tumbuhan (herba).
5.2.6 Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat
Potensi tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak
berdasarkan frekuensi perjumpaan disajikan pada Tabel 9 dan secara rinci
disajikan pada Lampiran 4.
29
29
Tabel 9 Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat keluarga
No Klasifikasi Nama Tumbuhan Obat 𝐬𝐩𝐞𝐬𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐎 Persentase (%)
1. Jarang (1 RT) Bratawali, bawang
putih,cengkeh, daun dewa,
dadap, daun sendok, daun
kentut, jawer kotok, jambu
biji, jarak pagar, jamblang,
jotang, keji beling,
34 38,64
2. Sering (2-3 RT) Alpukat, alang-alang,
beluntas, bandotan, belimbing
manis, bawang merah, cabai
rawit, ciplukan, cabai merah,
harendong, jahe, jeruk nipis,
kumis kucing,
54 61,36
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 88 spesies tumbuhan obat ada
sebanyak 54 spesies (61,36%) yang sering ditemukan, spesies tersebut ditemukan
di 2-3 RT yang terdapat di Kampung Babakan-Cengal, sedangkan sisanya
sebanyak 34 spesies (38,64%) merupakan spesies yang jarang ditemukan, spesies-
spesies tumbuhan obat tersebut hanya ditemukan di 1 RT saja. Spesies-spesies
yang sering ditemukan sebagian besar merupakan spesies tumbuhan yang sering
digunakan oleh masyarakat baik sebagai obat maupun bumbu dapur.
5.3 Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat
Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal terhadap tumbuhan
obat masih tinggi, hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat Kampung
Babakan-Cengal yang masih menggunakan tumbuhan obat yang ada di sekitarnya
untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Pengetahuan masyarakat Kampung
Babakan-Cengal mengenai tumbuhan obat diperoleh secara turun menurun.
Dalam penggunaan tumbuhan obat masyarakat Kampung Babakan-Cengal yang
menjadi reponden sebanyak 60% menyatakan bahwa tumbuhan obat berkhasiat
manjur dalam menyembuhkan suatu penyakit. Pandangan masyarakat terhadap
tumbuhan obat keluarga pun positif hampir keseluruhan responden yang
diwawancara berpendapat bahwa penggunaan tumbuhan obat lebih manjur dan
tidak menimbulkan efek samping yang besar, aman dikonsumsi, murah dan
mudah diperoleh, lebih praktis karna tidak perlu beli hanya tinggal mengambil di
sekitar lingkungan rumahnya, dan sangat berguna untuk penanggulangan dini
penyakit yang diderita. Ringannya efek samping dari tumbuhan obat dikarenakan
30
30
tubuh manusia relatif lebih gampang menerima obat dari bahan tumbuh-tumbuhan
dibandingkan dengan obat kimiawi (Muhlisah 1999). Namun tidak semua
masyarakat yang menjadi responden menggunakan tumbuhan obat keluarga
sebagai pengobatan dan pemeliharaan kesehatan, ada 40% masyarakat yang
menjadi responden menyatakan bahwa penggunaan tumbuhan obat kurang manjur
untuk menyembuhkan penyakit karena efek dan khasiat tumbuhan obat belum
dirasakan, sehingga beberapa masyarakat tersebut lebih memilih menggunakan
obat-obatan modern dengan alasan lebih cepat efek dan khasiatnya dirasakan,
lebih praktis, tidak repot harus meramu seperti obat tradisonal, dan sudah jelas
dosisnya. Tindakan berobat yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Babakan-
Cengal yang menjadi responden disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10 Tindakan masyarakat Kampung Babakan-Cengal ketika sakit No Tindakan pengobatan Jumlah responden Persentase (%)
1. Membuat obat sendiri secara tradisional dari
tumbuhan obat di sekitar (meramu sendiri) 18 60
2. Membeli obat warung 9 30
3. Berobat ke puskesmas/klinik/dokter 3 10
Jumlah 30 100
Sebanyak 60% masyarakat yang menjadi responden masih membuat obat
sendiri secara tradisional dari tumbuhan obat yang ada di sekitar lingkungan
rumah mereka seperti pekarangan, kebun, pinggir jalan, dan pinggir sungai untuk
menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Masyarakat dengan usia berkisar
antara 60-70 tahun paling sering menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati
penyakit yang dideritanya, mereka lebih percaya bahwa dengan menggunakan
tumbuhan obat penyakit yang mereka derita bisa cepat sembuh dan tidak ada efek
sampingnya. Beberapa responden juga menyatakan bahwa pemeliharan dan
pengobatan alami menggunakan tumbuhan obat sudah biasa dilakukan untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit yang tergolong ringan seperti pusing, pegal-
pegal, maag, batuk, sakit gigi dan penyakit ringan lainnya. Untuk penyakit yang
tergolong berat biasanya masyarakat menggunakan tumbuhan obat untuk
pengobatan awal sebelum pergi ke puskesmas atau dokter. Disamping
penggunaan obat tradisional sebanyak 30% masyarakat Kampung Babakan-
Cengal yang menjadi responden masih menggunakan obat warung dalam
mengobati penyakit yang dideritanya. Berdasarkan hasil wawancara ada 15
31
31
penyakit yang pernah dan sering diderita oleh masyarakat yang menjadi
responden, sebagian besar dai 15 penyakit tersebut diobati menggunakan obat
tradisional. Penyakit yang pernah dan sering diderita oleh masyarakat yang
menjadi responden yang sering diobati dengan tumbuhan obat disajikan pada
Tabel 11 dan secara rinci disajikan pada Lampiran 7.
Tabel 11 Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung
Babakan-Cengal, Desa Karacak
Kelompok
penyakit Nama penyakit
Tumbuhan obat
yang sering
digunakan
Ramuan
Jumlah
responden yang
menyatakan
manjur
Gangguan sistem
atau saluran
pernapasan
Batuk - Akar alang-
alang
Rebus akar
alang-alang yang
masih segar kira-
kira 30-60 g, lalu
minum airnya
1
- Jeruk nipis 1 buah jeruk
nipis diperas
untuk diambil
airnya,lalu airnya
diminum secara
teratur 1 kali
sehari
3
Paru-paru - Ciplukan 9-15 gr seluruh
bagian tunbuhan
direbus dengan 3
gelas air lalu
diminum airnya
1
Asma - Sidaguri 6 gr akar sidagori
dipotong tipis,
ditambah gula,
lalu direbus,
disaring
kemudian
diminum airnya
2
Penyakit jantung
dan peredaran
darah
Tekanan darah
tinggi
(hipertensi)
- Kumis kucing
- Daun sendok
Rebus seluruh
bagian kumis
kucing, 3-4
lembar daun
sendok, rumput
lidah ular dan
minum airnya
2
Penyakit kepala,
demam, dan
influenza
Sakit kepala - Alpukat 3 lembar daun
alpukat direbus,
diminum airnya
10
Demam - Kumis kucing 6 gr akar kumis
kucing direbus
lalu disaring dan
diminum airnya
2
Penyakit mulut Sakit gigi - Putri malu Segenggam putri
malu direbus lalu
airnya dikumur
5
32
32
Tabel 11 Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung
Babakan-Cengal, Desa Karacak (lanjutan)
Kelompok
penyakit Nama penyakit
Tumbuhan obat
yang sering
digunakan
Ramuan
Jumlah
responden yang
menyatakan
manjur
Sariawan - Jambu biji 2-3 lembar daun
dan kulit
batangnya
direbus,
diminum airnya
2
- Sirih
1-2 lembar sirih
dikunyah lalu
dibiarkan
sebentar didalam
mulut
4
Penyakit saluran
pembuangan
Diabetes militus
(kencing manis)
- Kacapiring 12 lembar daun
kacapiring
direbus dengan 2
gelas air lalu
diminum airnya
1
Penyakit saluran
pencernaan
Diare - Jambu biji 5 lembar daun
jambu biji
direbus dengan
1,5 liter air lalu
diminum
4
Maag - Bandotan Segenggam
bandotan
direbus lalu
diminum airnya
13
Penyakit otot,
tulang, sendi dan
saraf
Rematik - Jahe 1-2 rimpang jahe
dihaluskan lalu
dicampur cuka
kemudian
dioleskan
6
Sakit pinggang - Sidaguri 5 akar sidaguri
direbus lalu
diminum airnya
4
Pegal-pegal - Jahe 1-2 rimpang jahe
dihaluskan lalu
dioles
3
Kesemutan - Salam
- Sidaguri
- Jahe
2-3 lembar daun
salam dicampur
dengan daun
sidaguri, dan
jahe direbus lalu
airnya diminum
1
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa penyakit yang banyak dan sering diderita
oleh masyarakat yang menjadi responden adalah penyakit maag dan sakit kepala,
masing-masing sebanyak 13 responden dan 10 responden. Terdapat 9 spesies
tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit
33
33
maag dan 1 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan masyarakat untuk
mengobati sakit kepala. Masing-masing spesies tumbuhan obat yang digunakan
oleh masyarakat tersebut mengalami proses pengolahan yang berbeda, tergantung
dari jenis dan penyakit yang diobati. Tabel 11 juga membuktikan jika penyakit
bisa disembuhkan dengan tumbuhan obat dan kemandirian masyarakat dapat
dilakukan.
Dari 9 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan masyarakat untuk
menyembuhkan penyakit maag, bandotan (Ageratum conyzoides) merupakan
tumbuhan obat yang paling banyak digunakan dan paling dianggap manjur oleh
masyarakat atau responden Kampung Babakan-Cengal. Bandotan (Ageratum
conyzoides) merupakan tumbuhan dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini
merupakan herba dengan ketinggian 30-80 cm dan mempunyai daya adaptasi
yang tinggi sehingga mudah tumbuh dimana-mana dan sering menjadi gulma
yang merugikan petani, namun dibalik itu bandotan (Ageratum conyzoides) dapat
digunakan juga sebagai obat, pestisida dan herbisida bahkan untuk pupuk dapat
meningkatkan hasil produksi tanaman (Sukamto 2007).
Selain penyakit-penyakit yang tercantum pada Tabel 11, biasanya
masyarakat yang berusia lanjut sering menderita penyakit lemah syahwat.
Penyakit lemah syahwat tersebut biasanya diobati dengan menggunakan ramuan
dari berbagai macam spesies tumbuhan obat yaitu satu batang kayu manis, tiga
biji cengkeh, tiga sampai empat lembar daun sirsak, daun kumis kucing, satu buah
kapulaga, bagian ujung alang-alang, akar pepaya, akar buah aren, meniran, dan
akar pinang. Cara penggunaan semua spesies tersebut yaitu semua spesies tersebut
direbus kemudian diambil airnya dan diminum. Selain untuk mengobati lemah
syahwat, menurut salah satu responden ramuan ini juga dapat digunakan untuk
mengobati berbagai macam jenis penyakit seperti darah tinggi, ginjal, panas, dan
lain-lain. Gambar ramuan disajikan pada Gambar 13.
34
34
Gambar 13 Ramuan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit lemah syahwat,
darah tinggi, ginjal, panas dan lain-lain.
Pemanfaatan tumbuhan obat tidak hanya terbatas pada bagian tumbuhan
yang masih segar, beberapa masyarakat juga menyimpannya dalam bentuk
kering/simplisia. Salah satu simplisia yang disimpan oleh beberapa masyarakat
yaitu simplisia yang berasal dari campuran spesies-spesies tumbuhan seperti
kencur, jahe, temu kunci, lempuyang, temulawak dan temugiri. Simplisia tersebut
biasanya digunakan masyarakat untuk wanita yang baru saja melahirkan. Cara
penggunaan simplisia yaitu simplisia dicampur dengan beberapa spesies
tumbuhan obat yang masih segar seperti meniran, jawer kotok, jamblang, rane dan
sidagori yang sudah ditumbuk kemudian campuran tersebut ditumbuk kembali
lalu hasil tumbukannya dimakan. Gambar simplisia di sajikan pada Gambar 14.
Gambar 14 Contoh simplisia.
35
35
5.4 Budidaya Tumbuhan Obat
Budidaya tumbuhan adalah mengelola pertumbuhan tumbuhan dari mulai
tanam hingga panen serta memenuhi persyaratan tumbuh tanaman yang dikelola
tersebut (MTIC 2002). Budidaya merupakan salah satu upaya penting dalam
menjaga kelestarian manfaat dari suatu spesies tumbuhan obat, dengan demikian
spesies tumbuhan obat yang dibudidayakan dan banyak dimanfaatkan akan tetap
terjaga kelestariannya. Kegiatan budidaya terhadap tumbuhan obat juga menjadi
salah satu kegiatan beberapa masyarakat Kampung Babakan Cengal. Kegiatan
budidaya dianggap efektif oleh beberapa masyarakat, karena menurut mereka
dengan membudidayakan tumbuhan obat keluarga dapat melestarikan dan
memudahkan masyarakat dalam pemanfaatannya. Masyarakat biasanya
membudidayakan tumbuhan-tumbuhan obat tersebut di pekarangan rumah
maupun kebun milik mereka.
Tumbuhan obat yang berada di Kampung Babakan-Cengal berdasarkan
status budidaya dibagi kedalam 2 klasifikasi yaitu tumbuhan obat yang dibudidaya
dan tumbuhan obat yang belum dibudidaya atau liar. Tumbuhan yang dibudidaya
oleh masyarakat merupakan tumbuhan yang sering digunakan. Lahan pekarangan
dan kebun menjadi tempat yang digunakan masyarakat untuk membudidayakan
tumbuhan obat. Di Kampung Babakan-Cengal tumbuhan obat liar paling banyak
ditemukan yaitu sebanyak 57,95% dan sisanya sebanyak 42,05% adalah
tumbuhan obat yang dibudidayakan (Gambar 15).
Gambar 15 Status budidaya tumbuhan obat.
Tumbuhan obat yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat Kampung
Babakan-Cengal Desa karacak yaitu tumbuhan obat yang juga bermanfaat sebagai
penghasil bumbu dapur dan penghasil buah-buahan, seperti kapulaga (Amomum
Budidaya
42,05%Liar;
57,95%
36
36
cardamomum), kencur (Kaempferia galanga), jahe (Zingiber officinale), kunyit
(Curcuma domestica), bawang merah (Allium cepa), bawang putih (Allium
sativum), alpukat (Persea gratissima), cabai rawit (Capsicum frutescens), cabai
merah (Capsicum annum), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), pepaya (Carica
papaya), pisang (Musa Paradisiaca), dan lain-lain. Dari semua tumbuhan obat
yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat, kapulaga (Amomum cardamomum)
merupakan tumbuhan obat yang paling banyak dibudidayakan. Beberapa
masyarakat membudidayakan kapulaga tersebut di kebun milik mereka, hal ini
sesuai dengan penyataan Syukur dan Hernani (2002) bahwa lokasi yang baik
untuk penanaman kapulaga antara lain di bawah tegakan hutan atau di tempat
terbuka.
Kapulaga (Amomum cardamomum) banyak dibudidayakan masyarakat
karena selain memiliki banyak manfaat, kapulaga (Amomum cardamomum) juga
mempunyai nilai ekonomis tinggi dan berprospek cerah, selain itu pemeliharaan
tumbuhan ini tidak sulit. Menurut Santoso (1989) salah satu keunggulan lain dari
budidaya kapulaga (Amomum cardamomum) adalah siklus hidup tumbuhan yang
panjang dan dalam setahun dapat dipanen berulang kali. Kapulaga (Amomum
cardamomum) dengan sistem tanam tumpangsari pada populasi 1.400 tanaman
per hektar, akan mampu berproduksi sekitar 2,8 sampai dengan 3 ton buah basah
per tahun. Kapulaga (Amomum cardamomum) sudah mampu berproduksi pada
umur 1,5 tahun setelah tanam dengan bibit anakan yang baik hari. Waktu panen
kapulaga (Amomum cardamomum) di Kampung Babakan-Cengal yaitu setiap 40
hari sekali, hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso (1989) bahwa waktu panen
kapulaga (Amomum cardamomum) dapat dilakukan setiap 35-45 hari sekali.
Masyarakat Kampung Babakan-Cengal biasanya memanfaatkan biji
kapulaga untuk dikeringkan lalu dimanfaatkan sebagai rempah dan obat serta
memanfaatkan buah kapulaga untuk diambil minyak atsirinya yang kemudian bisa
digunakan sebagai penyedap atau pengharum makanan. Minyak atsiri tersebut
terdiri dari senyawa sineol, terpen dan terpinol (Syukur dan Hernani 2002). Selain
dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, biji yang sudah dikeringkan dan minyak
atsiri dari ekstrak buah kapulaga pun biasanya dijual oleh masyarakat untuk
37
37
memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat biasanya menjual biji kapulaga
kering ke pedagang dengan harga Rp 20.000,- per kg.
Dalam perdagangan internasional, kapulaga (Amomum cardamomum)
dikenal dengan nama false cardamon. Menurut Indo (1989) ekspor kapulaga
(Amomum cardamomum) dari Indonesia hanya dari buah kapulaga. Ekspor
kapulaga (Amomum cardamomum) di Indonesia umumnya ke Singapura dan Cina.
5.5 Sintesis Pengembangan Tumbuhan Obat Keluarga
Dalam pengembangan TOGA dibutuhkan stimulus atau dorongan untuk
membentuk sikap dan prilaku pro konservasi. Sikap dan prilaku pro konservasi ini
diwujudkan dalam 3 kelompok stimulus AMAR (Alamiah, Manfaat, dan Rela).
Ketiga stimulus AMAR digunakan dalam pemilihan spesies TOGA yang akan
menjadi unggulan dalam pengembangan TOGA di Kampung Babakan-Cengal
yang diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan dan budidaya oleh masyarakat
(Gambar 16).
Gambar 16 Strategi pengembangan TOGA.
(Sumber : Modifikasi Zuhud 2007)
1. Stimulus Alamiah
Stimulus alamiah merupakan stimulus yang dipahami oleh masyarakat
tentang bagaimana sifat-sifat alamiah dari tumbuhan dan lingkungan yang ada
disekitarnya. Sebagian besar masyarakat Kampung Babakan-Cengal sudah bisa
membedakan sifat-sifat ekologis tumbuhan, hal tersebut terlihat dari tumbuhan
yang tedapat dilingkungan sekitar. Lahan pekarangan dimanfaatkan masyarakat
untuk ditanami tumbuhan berukuran kecil, tumbuhan tersebut ditanam langsung
Stimulus
Alamiah
Stimulus
Manfaat Prilaku Sikap
Stimulus
Rela
Stimulus
Alamiah
38
38
dipekarangan atau melalui pot-pot plastik sebagai media tempat tumbuhnya.
Tumbuhan yang terdapat di pekarangan rata-rata tumbuhan yang dapat digunakan
juga untuk keperluan bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabai
rawit, cabai merah, jeruk nipis, kencur, dan lain-lain. Sedangkan tumbuhan yang
berukuran besar, masyarakat menanamnya dilahan perkebunan.
2. Stimulus manfaat
Stimulus manfaat merupakan dorongan yang paling diminati masyarakat.
Hal ini dikarenakan masyarakat merasakan langsung manfaat dari tumbuhan
tersebut. Selain manfaat kesehatan yang menjadi manfaat utama dari TOGA untuk
masyarakat, TOGA juga memiliki nilai ekonomi. Tumbuhan obat yang memiliki
nilai manfaat ekonomi tinggi diantaranya kapulaga, pisang, alpukat, kelapa, dan
cengkeh. Sedangkan tumbuhan obat yang memiliki nilai manfaat tinggi yaitu
tumbuhan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit
yang dideritanya.
3. Stimulus rela
Stimulus rela adalah stimulus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebaikan,
terutama ganjaran dari sang pencipta alam, nilai spiritual, nilai agama yang
universal, pahala, kebahagiaan, kearifan, budaya dan tradisional, kepuasan batin,
dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kerelaan dalam melakukan sesuatu
(Zuhud 2007). Stimulus rela merupakan stimulus utama dan paling mendasar
yang memiliki nilai paling tinggi. Stimulus rela didorong juga dengan adanya
kepastian akses dalam pemanfaatan TOGA bagi masyarakat. Stimulus kerelaan ini
sudah terbangun pada masyarakat Kampung Babakan-Cengal karena masyarakat
sudah memiliki lahan sendiri sehingga masyarakat memiliki kepastian akses
dalam pemanfaatan tumbuhan obat yang mereka tanam sendiri.
Berdasarkan strategi pengembangan TOGA, TOGA yang merupakan
potensi Kampung Babakan-Cengal (stimulus alamiah), memiliki nilai manfaat
yang penting (stimulus manfaat), dan sudah dibudidayakan dan digunakan
(stimulus rela) yang harus menjadi prioritas dalam pengembangan dan budidaya
diantaranya kapulaga (Amomum cardamomum), jeruk nipis (Citrus aurantifolia),
jahe (Zingiber officinale), alpukat (Persea gratissima), jambu biji (Psidium
guajava), kunyit (Curcuma domestica), bawang merah (Allium cepa).
39
39
Selain tiga stimulus itu dimiliki oleh masyarakat, partisipasi aktif seluruh
elemen masyarakat, sistem pembangunan yang terencana dan terintegrasi
memungkinkan pencapaian tujuan pengembangan tumbuhan obat secara
maksimal. Keterlibatan antar insitusi seperti dinas kesehatan, pendidikan,
kehutanan, pertanian, dan perguruan tinggi sangat diperlukan. Dalam konteks
implementasi praktis, masyarakat dapat mengembangkan spesies tumbuhan obat
dengan membudidayakan tumbuhan obat keluarga (TOGA) secara mandiri dan
memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam
pengobatan keluarga.
Program yang dapat membantu masyarakat dalam upaya pengembangan
tumbuhan obat agar potensi yang ada bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin yaitu
dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Penyuluhan mengenai pengenalan spesies tumbuhan obat keluarga (TOGA)
serta memberikan pelatihan tumbuhan obat. Pelatihan tumbuhan obat yang
diberikan meliputi pengenalan tumbuhan obat dan pemanfaatannya, membahas
beberapa kasus penyakit dan cara pengobatannya, dan memberikan pelatihan
(demo) cara meracik ramuan tumbuhan obat yang sederhana (skala rumah
tangga)
2. Pembinaan kader TOGA yang nantinya dapat menjadi wadah informasi bagi
masyarakat lainnya untuk berbagi wawasan dan keterampilan yang
berhubungan dengan TOGA.
3. Kunjungan kader TOGA ke kebun percontohan tumbuhan obat yang sudah
maju. Mengenal spesies tumbuhan obat dengan buku panduan didampingi oleh
para pemandu yang berpengalaman di bidangnya. Program kunjungan
tumbuhan obat adalah melihat, memetik, dan belajar menanam aneka
tumbuhan obat pada lahan pekarangan, yang diharapkan masyarakat akan
termotivasi untuk mengembangkan TOGA di pekarangan maupun kebun yang
nantinya selain kesehatan masyarakat meningkat, masyarakat juga dapat
memperoleh nilai ekonomi dari usahanya.
4. Sosialisasi mengenai TOGA melalui pembuatan poster atau iklan-iklan
layanan masyarakat yang berkaitan dengan TOGA dan pemeliharaan kesehatan
40
40
secara alami serta memberikan buku lengkap tentang tumbuhan obat yang
berkhasiat agar dapat dipelajari.
5. Diskusi masalah kesehatan dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan
masyarakat. Selain memberikan solusi kesehatan, dengan adanya diskusi ini
pengetahuan masyarakat bertambah dalam hal tindakan yang harus dilakukan
sebelum mereka sakit (preventif).
Dalam pengembangan nilai ekonomi, pengembangan tumbuhan obat yang
dipilih untuk diterapkan di masyarakat adalah pengembangan tumbuhan obat yang
sederhana. Fokus pengembangan tumbuhan obat dengan skala home industry
diharapkan dapat dilakukan dan berkelanjutan, yang akhirnya dari kegiatan ini
dapat memberikan manfaat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
masyarakat sekitar dan berdampak pada kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Program yang akan dilaksanakan diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap program menjadi lebih tinggi.
41
41
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Masyarakat Kampung Babakan-Cengal telah menggunakan tumbuhan obat
secara turun temurun untuk mengobati berbagai macam penyakit, sehingga
tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal potensial dikembangkan
untuk kemandirian masyarakat. Teridentifikasi sebanyak 88 spesies
tumbuhan obat, dimana Zingiberaceae merupakan famili tertinggi
sebanyak 9 spesies dan herba merupakan habitus tertinggi sebanyak 34
spesies yang ditemukan di kampung tesebut. Tumbuhan obat tersebut
paling banyak ditemukan di pekarangan rumah masyarakat.
2. Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal terhadap tumbuhan
obat cukup tinggi. Pengetahuan tersebut diperoleh secara turun menurun.
Kegiatan konservasi berupa budidaya tumbuhan obat masih dilakukan oleh
beberapa masyarakat, tumbuhan yang dibudidayakan sebagian besar
tumbuhan obat yang juga bermanfaat sebagai penghasil bumbu dapur dan
penghasil buah-buahan. Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat
tidak hanya terbatas pada bagian tumbuhan yang masih segar tapi juga
dalam bentuk kering/simplisia.
6.2 Saran
1. Diperlukan media seperti buku, kegiatan pendampingan, serta pembinaan
secara terus menerus untuk lebih meningkatkan dan menyambungkan
pengetahuan masyarakat terkini mengenai tumbuhan obat. Masyarakat
diharapkan tetap mempertahankan pemanfaatan tumbuhan obat untuk
mengobati penyakit dan memelihara kesehatannya.
2. Perlu pengembangan tumbuhan obat keluarga (TOGA) dengan jenis
kapulaga, jeruk nipis, jahe, alpukat, jambu biji, kunyit, bawang merah
melalui pembudidayaan dan pemanfaatan oleh masyarakat di kampung
Babakan-Cengal Desa Karacak Bogor secara sistematis dan berkelanjutan,
sehingga juga dapat menjadi sumber mata pencaharian baru bagi
masyarakat.
42
42
DAFTAR PUSTAKA
Aliadi A, Sangat H, Roemantyo. 1990. Kaitan pengobatan tradisional dengan
pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat. Di dalam: Zuhud EAM, editor.
Pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat dari hutan tropis Indonesia.
Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB -
Yayasan Pembinaan Suaka Alam dan Margasatwa Indonesia.
Arafah D.2005. Studi potensi tumbuhan berguna di kawasan Taman Nasional Bali
Bara [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan
Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Arifin HS, A Munandar, NHS Arifin dan Kaswanto. 2009. Pemanfaatan
Pekarangan di Pedesaan. Seri II. Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Bahro E. 1991. Keragaan pemanfaatan pekarangan ditinjau dari produktivitas dan
pemenuhan gizi keluarga [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Damayanti EK. 1999. Kajian tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit
penting pada berbagai etnis di Indonesia [skripsi]. Bogor: Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
Deryanti T. 2010. Konservasi tumbuhan obat keluarga (TOGA) untuk kesehatan
masyarakat secara mandiri (studi kasus di Kampung Carangpulang,
Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor) [Skripsi]. Bogor: Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
[DepKes] Departemen Kesehatan. 1990. Petunjuk dan Panduan Taman Obat
Keluarga (TOGA). Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan.
[DepKes] Departemen Kesehatan. 1995. Taman Obat Keluarga. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Fahrozi I. 2009. Etnobotani masyarakat suku melayu tradisional di sekitar Taman
Nasional Bukit Tiga Puluh [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor.
Hamid A, Hadad EA, Rostiana O. 1991. Upaya pelestarian tanaman obat di
BALITTRO. Di dalam: Zuhud EAM, editor. Pelestarian pemanfaatan
tumbuhan obat dari hutan tropis Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB - Yayasan Pembinaan Suaka
Alam dan Margasatwa Indonesia.
43
43
Hariana A. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiat Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya.
Vol 1 No 3. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Hariana A. 2010. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Hendrian, Hadiah JT. 1999. Koleksi Tumbuhan Obat Kebun Raya Bogor. Bogor:
UPT Balai Pengembangan Kebun Raya - LIPI
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesis Jilid I-IV (terjemahan Badan
Litbang Kehutanan Jakarta) Cetakkan Pertama. Jakarta: Balai Penenlitian
dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan.
Indo ABDM. 1989. Kapulaga : Budidaya, Pengelolaan dan Pemasaran. Jakarta:
Penebar Swadaya
Jannah RN. 2010. Uju efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L)
sebagai pestisida nabati terhadap pengendalian hama tanaman sawi
(Brassica juncea L) [skripsi]. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Katno PS. 2010. Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat
tradisional [Skripsi]. Jogyakarta: Fakultas Farmasi. Universitas Gajah
Mada.
Khasanah U. 2003. Etnobotani suku rubiaceae di Kecamatan Karangploso
Kabupaten Malang [Skripsi]. Malang: Jurusan Biologi fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Islam Indonesia
Sudan Malang.
Keraf AS. 2006. Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Kuntorini EM. 2005. Botani ekonomi suku zingiberaceae sebagai obat tradisional
oleh masyarakat di Kotamadya Banjarbaru. Biosciantiae 2 (1) : 25-36.
Kusumaatmadja S. 1995. Sumbangan Kearifan Tradisional Terhadap Upaya
Pelestarian Lingkungan Hidup: Sebuah Pengantar. Jurnal: Kebudayaan,
Kearifan Tradisional, dan Pelestarian Lingkungan. Centre for Strategic
and international Studies: Jakarta.
Kristina NN, Syahid SF. 2007. Induksi dan regenersi kalus keladi tikus (Typonium
flageliforme.Lodd.) secara in vitro. Jurnal Littri 13 (4) : 142-146.
Malik A, Soediro I, Padmawinata K, Yulinah E. 1993. Pemeriksaan kandungan
kimia dan aktivitas daun Terminalia cattapa Linn. Dan daun Pluchea
indica Less. [Tesis]. Bandung: Sekolah farmasi. Institut Teknologi
Bandung.
44
44
Muhlisah F. 1999. Taman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya.
[MTIC] Martha Tilaar Innovation Center. 2002. Budidaya Secara Organik
Tanaman Obat Rimpang. Jakarta: Penebar Swadaya
Nawangningrum D, Widodo S, Suparta IM, Holil M. 2004. Kajian terhadap
naskah kuna nusantara koleksi Fakultas Ilmu Pengetahuan budaya
Universitas Indonesia : penyakit dan pengobatan ramuan tradisional.
Makara, Sosial Humaniora 8 (2) : 45-53.
Nugraha RB. 2010. Inventarisasi potensi tumbuhan di Taman Hutan Raya Inten
Dewata, Sumedang, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor.
Oktaviana LM. 2008. Pemanfaatan tradisional tumbuhan obat oleh masyarakat di
sekitar Kawasan cagar Alam Gunung Tilu, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor:
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Pudjowati P. 2006. Pengenalan ragam tanaman lansekap Asteraceae (Compositae)
[Laporan]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana Departemen Arsitektur Lansekap
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rahayu. 2006. Pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional oleh masyarakat
lokal di Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara. Biodiversitas 7 : 245-250.
Rosmiati S. 2010. Pengembangan tumbuhan obat keluarga melalui peran serta
masyarakat (studi kasus di Kampung Gunung Leutik Desa Benteng,
Kecamatan Ciampea Bogor) [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor.
Sajogyo, Sajogyo P. 2005. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan Jilid 1.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Santoso HB. 1989. Kapulaga. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Siswanto. 2000. Opsi kebijakan Medikalisasi Pengobatan Tradisional vs
Pemberdayaan pengobatan Tradisional. Di dalam: Prosiding Makalah
Bebas Poster. Simposium Penelitian Bahan Obat. Kongres Nasional Obat
Tradisional Indonesia. Surabaya.
Suciati R. 2004. Perencanaan program konservasi tumbuhan obat di Taman Hutan
Kampus Leuwikopo Kampus IPB Darmaga [skripsi]. Bogor: Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
45
45
Sukamto. 2007. Babadotan (Ageratum conyzoides) tanaman multi fungsi yang
menjadi inang potensial virus tanaman. Wata puslitbangbun 13 (3) : 915-
922.
Soekanto S. 1987. Sosiologi: Suatu Pengantar Edisi Baru Ketiga. Jakarta: CV.
Rajawali.
Soewito DS. 1989. Jaga Raga (Memanfaatkan Khasiat Flora). Jakarta: Stella
Mars.
Syukur H, Hernani. 2002. Budidaya Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Tjitrosoepomo G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tukiman. 2004. Pemanfaatan tumbuhan obat keluarga (TOGA) untuk kesehatan
keluarga. Sumatera : Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. http://library.usu.ac.id.
(28 Mei 2011).
Utami S, Asmaliyah. 2011. Potensi pemanfaatan tumbuhan di Kabupaten
Lampung Barat dan Kabupaten Tanggamus, Provinsi lampung. Palembang:
Balai Penelitian Kehutanan Palembang.
Wakidi. 2003. Pemasyarakatan tanaman obat keluarga “TOGA” untuk
mendukung penggunaan sendiri “self medication”. Sumatera: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera utara. http://repository.usu.ac.id. (28 Mei
2011).
Wahab H. 1998. Kajian fungsi pekarangan pedesaan dalam hubungannya dengan
konsentrasi sumberdaya pekarangan petani, Kelurahan sendangtirto,
Sleman. Yogyakarta: Universitas gajah Mada. http://etd.ugm.ac.id. ( 28 Mei
2011)
Wijayakusuma MH. 2000. Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia. Jakarta:
Prestasi insan Indonesia.
Wijayakusuma MH. 2002. Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia. Edisi revisi.
Jakarta: Pustaka
Zuhud EAM. 1994. Hutan tropika Indonesia sebagai sumber keanekaragaman
plasma nutfah tumbuhan obat. Di dalam: Zuhud EAM, editor. Pelestarian
pemanfaatan tumbuhan obat dari hutan tropis Indonesia. Bogor: Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB - Yayasan
Pembinaan Suaka Alam dan Margasatwa Indonesia.
46
46
Zuhud EAM, Haryanto. 1994. Pelestarian pemanfaatan keanekaragaman
tumbuhan obat hutan tropika Indonesia. Kerjasama Jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN).
Bogor.
Zuhud EAM. 2007. Tri-Stimulus AMAR Pro-Konservasi. Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Bogor.
Zuhud EAM. 2007. Sikap masyarakat dan ko kedawung (Parkianservasi: suatu
analisis Parkia timoriana (DC) Merr.) sebagai stimulus tumbuhan obat bagi
masyarakat, kasus di Taman Nasional Meru Betiri [Tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
47
47
LAMPIRAN
48
48
Lampiran 1 Rekapitulasi karakteristik responden penelitian di Kampung Babakan-Cengal Desa Karacak
No Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Karakteristik
Jumlah Keluarga Pendapatan (Rp.../Bulan)
1. Bohim L 67 STM Wiraswasta 5 1.500.000
2. Tiah P 60 SD pedagang jamu 8 1.100.000
3. Aan P 22 SD Ibu rumah tangga 3 800.000
4. Eneng P 34 SD Tani 3 600.000
5. Neni P 46 SD Tani 4 600.000
6. Yuyun P 40 SD Tani 5 600.000
7. Arti P 50 SD Ibu rumah tangga 6 2.000.000
8. Tini P 30 SD Ibu rumah tangga 3 500.000
9. Enung P 60 SD Warung 5 1.400.000
10. Enong P 53 SD Tani 7 600.000
11. Titi P 37 SD Ibu rumah tangga 5 650.000
12. Ujang L 42 SLTP Wiraswasta 4 2.500.000
13. Idis L 40 SD Tani 6 600.000
14. Oyan P 35 SD Ibu rumah tangga 5 550.000
15. Karsih P 60 SD Tani 7 750.000
16. Karni P 30 SD Ibu rumah tangga 4 1.200.000
17. Atin P 26 SD Ibu rumah tangga 3 800.000
18. Sahaya P 70 SD Tani 8 600.000
19. Ani P 60 SD Tani 5 650.000
20. Tuti P 33 SD Ibu rumah tangga 4 900.000
21. Riska P 40 SLTP Tani 4 780.000
22. Uun P 30 SD Warung 4 1.800.000
23. Ros P 40 SD Tani 5 900.000
24. Anah P 60 SD Tani 7 600.000
25. Jaenap P 35 SD Ibu rumah tangga 5 500.000
26. Ana P 24 SD Ibu rumah tangga 3 1.200.000
27. Barnas L 40 SLTP Buruh bangunan 4 1.100.000
28. Ili L 54 SLTP Dukun/tabib 6 1.650.000
29. Ewin L 37 SMK wiraswasta 4 2.500.000
30. Anto L 44 SLTP Tani 5 700.000
49
49
Lampiran 2 Famili tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal
No Family Nama spesies
1. Acanthaceae 1. Keji beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl.)
2. Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f) Ness)
2. Agavaceae 1. Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain.)
3. Anacardiaceae 1. Kedongdong (Spondias dulcis L.)
4. Annonaceae 1. Sirsak (Annona muricata L.)
5. Amaranthaceae 1. Bayam (Amaranthus tricolor L.)
6. Araliaceae 1. Mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.)
7 Apiaceae 1. Pegagan (Centella asiatica (L.), Urb.)
8. Arecaceae
1. Pinang (Areca catechu L.)
2. Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss)
3. Keladi tikus (Typhonium divaricatum (L). Dence.)
9. Asteraceae
1. Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.)
2. Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
3. Daun dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.)
4. Jotang (Acmella paniculata (Wall. ex DC.)
R.K.Jansen)
5. Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.)
6. Tapak liman (Elephantopus scaber L.)
10. Balsaminaceae 1. Pacar air (Impatiens balsamina L.)
11. Bromeliaceae 1. Nanas merah (Ananas Bracteatus (Lindl.) Schult. &
Schult.f)
12. Caricaceae 1. Pepaya (Carica papaya L.)
13. Combretaceae 1. Ketapang (Terminalia catappa Roxb)
14. Cyperaceae 1. Teki (Cyperus rotundus L.)
15. Euphorbiaceae
1. Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
2. Katuk (Sauropus androginus (L.) Merr)
3. Meniran (Phylanthus urinaria L.)
4. Puring (Codiaeum variegatum (L.) BL)
5. Sambang darah (Excoecaria cochinchinensis Lour.)
16. Fabaceae
1. Dadap (Erythrina variegate L.)
2. Kaliandra (Calliandra haematocephala Hassk)
3. Putri malu (Mimosa pudica L.)
17. Labiateae 1. Jawer kotok (Coleus deutellariodes (L.)Benth)
18. Lamiaceae 1. Selasih (Ocimum basilicum L.)
2. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth )
19. Lauraceae 1. Alpukat (Persea gratissima Gaertn.)
2. Kayu manis (Cinnamomum burmani (nees) Bl.)
20. Lithraceae 1. Delima (Punica granatum L.)
21. Liliaceae
1. Bawang merah (Allium cepa L.)
2. Bawang putih (Allium sativum L.)
3. Lidah buaya (Aloe vera L.)
4. Suji (Pleomale angustifolia N.E Brown)
22. Malvaceae 1. Pulutan (Urena lobata L.)
23. 2. Sidaguri (Sida rhombifolia L.)
24. Melastomataceae 1. Harendong (senggani) (Melastoma candidum D. Don)
25. Menispermaceae 1. Bratawali (Tinospora crispa Miers. Hook. F.
&Thems.)
26. Moraceae 1. Sukun (Artocarpus communis Forst.)
50
50
Lampiran 2 Famili tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal (lanjutan)
No Famili Nama spesies
27. Musaceae 1. Pisang (Musa Paradisiaca L.)
28. Myrtaceae
1. Cengkeh (Syzygium aromaticum, (L.) Merr.)
2. Jambu biji (Psidium guajava L.)
3. Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels.)
4. Salam (Syzygium polyanthum Wight Walp)
5. Jambu air (Syzygium aqueum Burm F)
29. Nyctaginaceae 1. Kembang pukul empat (Mirabilis jalava L.)
30. Oleaceae 1. Melati (Jasminum sambac (L.).Ait)
31. Oxalidaceae 1. Calingcing (Oxalis barrelieri L.)
2. Belimbing manis (Averhoa carambola L.)
32. Palmaceae 1. Kelapa (Cocos nucifera, L.)
33. Piperaceae 1. Sirih (Piper betle L.)
34. Plantaginaceae 1. Daun sendok (Plantago major L.)
35. Poaceae
1. Alang-alang (Imperata cylindrica (L.)Beauv.)
2. Padi (Oryza sativa L.)
3. Serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.)
36. Portulacaceae 1. Som jawa (Talinum paniculatum (Jacq. Gaertn))
37. Rubiaceae
1. Soka (Ixora coccinea L.)
2. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
3. Kacapiring (Gardenia augusta Merr.)
4. Daun kentut (Paederia scandens (Lour.) Merr.)
38. Rutaceae 1. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia(Christm&Panz)
Swingle)
39. Salaginellaceae 1. Rane (Selaginella unsinata (Desv.) Spring.)
40. Solanaceae
1. Leunca (Solanum ningrum L.)
2. Takokak (Solanum torvum Sw.)
3. Tomat (Gycopersicum esculentum Mill.)
4. Ciplukan (Physalis peruviana L.)
5. Cabai merah (Capsicum annum L.)
6. Cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
41. Thymelaeaceae 1. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.]
Boerl.)
42. Verbenaceae 1. Sengugu (Clerodendron serrature (L.) Spr.)
2. Tembelekan (Lantana camara L.)
43. Zingibeaceae
1. Jahe (Zingiber officinale Rosc)
2. Kunyit (Curcuma domestica Val.)
3. Kapulaga (Amomum cardamomum Soland ex
Maton,)
4. Kunyit hitam (Curcuma caesia Roxb.)
5. Kencur (Kaempferia galanga L.)
6. Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.)
7. Pacing (Costus speciosus (Koenig) J.E.Smith)
8. Temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.)
Schlechter.)
9. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
51
51
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat Kandungan
Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
1. Alpukat (Persea
gratissima Gaertn.)
Daging
buah
Sariawan, kulit muka
kering (Fauzi 2008)
- Saponin, alkaloida, dan
flavonoida (Fauzi 2008)
Pohon
Daun Kencing batu, hipertensi,
sakit kepala, nyeri
lambung, nyeri saraf,
haid tidak teratur,
bengkak saluran
pernafasan (Katno &
Pramono 2010)
Hipertensi, sakit
kepala, sakit pinggang
Biji Sakit gigi, bengkak,
diabetes militus (Fauzi
2008)
Sakit gigi
2. Alang-alang (Imperata
cylindrica (L.)Beauv)
Akar Peluruh air seni, demam,
hepatitis, kencing nanah,
infeksi ginjal , maag
(Heyne 1987)
Batuk, maag, ginjal Arundoin, femanol,
isoarborinol, silindrin,
simiarenol, kompesterol,
stigmasterol, β-sitosterol
(heyne 1987 )
Semak
3. Beluntas (Pluchea indica
(L.) Less.)
Daun Menghilangkan bau
badan, gangguan
pencernaan,
panas/demam, peluruh
keringat, rematik, sakit
pinggang, TBC, sudah
melahirkan (Fauzi 2008)
Luka Alkaloid, minyak atsiri (Fauzi
2008)
Semak
4. Bandotan (Ageratum
conyzoides L.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Demam, maag, malaria,
sakit tenggorokan, diare,
disentri, menyembuhkan
luka, perut kembung ,
gatal (Sukamto 2007)
Diare, maag Asam amino, minyak atsiri
kumarin, ageratochromene,
friederlin, β-sitostenol, stig-
masterol, tanin, sulful,
potassium chlorida
(Dalimartha 2005)
Herba
52
52
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
5. Belimbing manis
(Averhoa carambola L.)
Bunga Batuk, sariawan - batang : Saponin, tanin,
glucosida, calsium oksalat,
ssulffur, asam format,
peroksidase
Daun : tanin, sulfur, asam
format, peroksidase, calsium
oksalat, kalium sitrat (Fauzi
2008)
Pohon
Daun Sakit perut, gondongan,
rematik
-
Buah Batuk rejan, gusi
berdarah, sariawan, sakit
gigi, jerawat, panu,
hipertensi, kelumpuhan,
radang rektum,
memperbaiki pencernaan
(Fauzi 2008)
Hipertensi, batuk
kering
6. Bratawali (Tinospora
crispa Miers. Hook. F.
&Thems.)
Batang Kudis, demam, peluruh
air seni, rematik (Fauzi
2008)
Rematik Alkaloid, damar lunak, pati,
glikosida, pikroretosid, zat
pahit pikroretin, harsa,
berbarin dan palmatin (Fauzi
2008)
Liana
Daun Kencing manis, luka
(Fauzi 2008)
-
7. Bawang merah ( Allium
cepa L.)
Umbi
Demam pada anak, perut,
kembung, masuk angin,
disentri, hipertensi,
diabetes, kutu air,
bisul/luka, payudara
bengkak/mastitis,
melancarkan air seni
pada anak disertai
demam (Fauzi 2008)
Masuk angin Minyak atsiri, sikloaliin,
metilaliin, dihidroaliin,
flavonglikosida, kuersetin,
saponin, peptida, fitohormon,
vitamin dan zat pati (Fauzi
2008)
Herba
53
53
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat Kandungan Habitus
Umum Pengetahuan
masyarakat
8. Bawang putih (Allium
sativum L)
Umbi Hipertensi, sakit kepala,
flu, disentri, batuk rejan
dan bronchitis, borok,
luka kena benda tajam
dan berkarat, cacingan,
nyeri haid, migran, perut
kembung, bisul yang
baru tumbuh, maag,
asma, batuk, masuk
angin, ambeien,
cantengan, asma, digigit
serangga beracun (Fauzi
2008)
Perut kembung, bisul Protein, lemak, vitamin B1,
vitamin c, kalori, posfor,
kalsium, air, zat aktif awcin,
awn, enzim alinase,
gernanium, sativine, sinistrine,
selenium, scordininnicotinic
acid (Fauzi 2008)
Herba
9. Bayam (Amaranthus
tricolor L.)
Daun Gagal ginjal,
membersihkan darah
sehabis melahirkan,
kurang darah,
memperkuat akar rambut
(Fauzi 2008)
Menguatkan badan Protein, lemak, karbohidrat,
kalium, zat besi, amarantin,
rutin, purin dan vitamin A, B,
dan C (Fauzi 2008)
Herba
Akar Disentri (Fauzi 2008) -
10. Cabai rawit (Capsicum
frutescens L.) Akar Kaki dan tangan lemas
(lumpuh) (Fauzi 2008) - Kapsaisin, Kapsantin,
karotenoid, alkaloid asiri,
resin, minyak menguap,
vitamin A dan C (Fauzi
2008)
Semak
Daun Sakit perut (Fauzi 2008) -
Buah Rematik (Fauzi 2008) -
11. Cengkeh (Syzygium
aromaticum, (L.) Merr.)
Bunga Kolera dan menambah
denyut jantung(Fauzi
2008)
- Minyak atsiri, eugenol, asam
oleanolat, asam gelatolat,
fenilin, karyofilin, resin, dan
gom (Fauzi 2008)
Pohon
Biji Menghitamkan alis mata,
campak(Fauzi 2008)
Lemah syahwat, panas,
menguatkan gigi
54
54
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
12. Ciplukan (Physalis
peruviana L.)
Akar Obat cacing dan
penurun demam (Heyne
1987)
Maag Herba : Fisalin B, Fisalin D,
Fisalin F, Withangulatin A
Akar : alkaloid
Daun : glikosida flavonoid
(luteolin) (Hariana 2007)
Semak
Daun patah tulang, busung air,
bisul, borok, penguat
jantung, keseleodan
kencing nanah (Heyne
1987)
-
Seluruh
bagian
tumbuhan
Diabetes, sakit perut
(Heyne 1987)
Batuk, paru-paru, sakit
pinggang
13. Cabai merah (Capsicum
annum L.)
Buah Rematik, sariawan, sakit
gigi, influensa dan
meningkatkan nafsu
makan (Fauzi 2008)
- kapsaisin,dihidrokapsaisin,vita
min (A, C),damar, zat warna
kapsantin,
karoten,kapsarubin,zeasantin,k
riptosantin,clan lutein selain
itu juga mengandung mineral,
seperti zat
besi,kalium,kalsium,fosfor,
dan niasin (Fauzi 2008)
Perdu
Daun Mempermudah
persalinan (Fauzi 2008)
-
14. Calingcing (Oxalis
barrelieri
L.)
Daun Sakit perut (diare),
sariawan, peluruh haid
(Wijayakusuma 2002)
- Asam oksalat (Wijayakusuma
2002)
Herba
Seluruh
bagian
tumbuhan
Luka, koreng, gigitan
serangga, biang keringat,
eczema, luka bakar,
bisul, radang mulut,
menghilangkan bau
mulut, pendarahan,
kencing batu
(Wijayakusuma 2002)
-
55
55
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
15. Daun dewa (Gynura
segetum (Lour.) Merr.)
Daun Panas, menghentikan
pendarahan,
menghilangkan racun,
kanker, hipertensi,
kencing manis (Hendrian
& Hadiah 1999)
Panas Minyak atsiri, saponin,
flavonoida(Hendrian &
Hadiah 1999)
Semak
16. Dadap (Erythrina
variegate L.) Daun Demam, pelancar ASI,
mencegah keguguran,
nifas, pendarahan bagian
dalam, sakit perut (Utami
& Asmaliyah 2011)
Panas dalam, demam Alkaloid, eritradina, eritrina,
eritramina, hipaforina, dan
erisovina (Utami & Asmaliyah
2011)
Pohon
Kulit
batang
Batuk, sariawan (Utami
& Asmaliyah 2011)
-
17. Daun sendok (Plantago
major L.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Melancarkan kencing,
kencing berdarah,
disentri, batuk darah
(Fauzi 2008)
Hipertensi Plantagin, aukubin, asam
ursolik, Beta-si- tosterol, n
hentriakontan, dan
plantagluside yang terdiri dari
methyl D galakturonat, D-
galaktosa, L-arabinosa dan L-
rhammosa.Juga rnengandung
tanin, kalium dan vitamin (B1,
C, A) (Fauzi 2008)
Herba
Daun Mimisan (Fauzi 2008) -
18. Daun kentut (Paederia
scandens (Lour.) Merr.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Radang usus, Bronkhitis,
rematik, tulang patah,
keseleo, kejang, perut
kembung, sakit kuning
(hepatitis), disentri,
batuk, keracunan,
kencing tidak lancar,
luka benturan (Fauzi
2008)
Hepatitis, rematik,
keseleo
Asperuloside (Fauzi 2008) Herba
56
56
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
19. Delima (Punica
granatum
L.)
Kulit akar Cacingan, batuk, diare - Kulit buah : alkaloid
pelletierene, granatin, betulic
acid, ursolic acid,
isoquercitrin, elligatanin,
resin, triterpenoid, kalsium
oksalat, dan pati. Kulit akar
dan kulit kayu : 20%
elligatanin dan 0,5--1%
senyawa alkaloid
Daun : alkaloid, tanin,
kalsium oksalat, lemak, sulfur,
peroksidase. Jus buah
mengandung asam sitrat, asam
malat, glukosa, fruktosa,
maltosa, vitamin (A, C),
mineral (kalsium, fosfor, zat
besi, magnesium, natrium, dan
kalium), dan tanin
Herba
Bunga Radang gusi,
pendarahan, bronkhitis
-
Daging
buah
menurunkan berat badan,
cacingan, sariawan,
tenggorokan sakit, suara
parau, hipertensi, sering
kencing, rematik, perut
kembung
-
Biji pereda demam,
antitoksik, meredakan
batuk
-
Kulit buah perdarahan (hemostatis),
peluruh cacing usus
(vermifuga), antidiare,
dan antivirus.
-
20. Harendong (Melastoma
malabathricum Auct. non
L.; M. atfine G. Don.)
Daun Keputihan, disentri
basiler, sariawan, diare,
bisul, batuk (Utami &
Asmaliyah 2011)
- saponin, tlavonoida dan tanin
(Utami & Asmaliyah 2011)
Perdu
Akar Menetralkan racun,
kejang, ayan (Utami &
Asmaliyah 2011)
-
Biji Pendarahan rahim
(Utami & Asmaliyah
2011)
-
57
57
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
21. Jahe (Zingiber officinale
Rosc)
Rimpang Rematik, luka, eksim,
kesemutan, penambah
napsu makan,
memperbaiki pencernaan
(Kuntorini 2005)
Rematik, pegal-pegal,
kesemutan
Minyak atsiri zingiberena
(zingirona), zingiberol,
bisabolena, kurkumen,
gingerol, filandrena, dan resin
pahit (Kuntorini 2005)
Herba
22. Jawer kotok (Coleus
deutellariodes (L.)Benth)
Daun Wasir, terlambat haid,
keputihan, demam,
diebetes millitus,
sembelit, gangguan
pencernaan, cacingan
(Dalimartha 2005)
Luka dalam Minyak atsiri, fenol, tanin,
lemak, phytosterol, lasium
oksalat, dan peptic subtances
(Dalimartha 2005)
Herba
Akar Perut mulas, diare
(Dalimartha 2005)
-
23. Jambu biji (Psidium
guajava L.)
Buah Diabetes militus (Fauzi
2008)
- Tanin, minyak atsiri, asam
ursolat, asam psidiolat, asam
kratogolat, asam oleanolat,
asam guajaverin dan vitamin.
Kandungan buah jambu biji
(100 gr) - Kalori 49 kal -
Vitamin A 25 SI - Vitamin B1
0,02 mg - Vitamin C 87 mg -
Kalsium 14 mg - Hidrat Arang
12,2 gram - Fosfor 28 mg -
Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg -
Lemak 0,3 gram - Air 86 gram
(Fauzi 2008)
Perdu
Daun Maag, diare, mencret,
masuk angin, kencing
berlebihan, prolapsisani,
sariawan, sakit kulit, luka
(Fauzi 2008)
Sariawan, diare
24. Jarak pagar (Jatropha
curcas L.)
Daun Eksim, rematik
(Hendrian & Hadiah
1999)
- α amirin, kompesterol, β, 7 α-
diol, stigmetarol, β-sitoaterol,
iso-viteksin, 7-keto-betasterol
dan HCN (Hendrian & Hadiah
1999)
Perdu
58
58
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
25. Jamblang (Syzygium
cumini (L.) Skeels.)
Biji Diabetes melitus, diare,
disentri, kembung, nyeri
lambung, keram perut,
keracunan strychnine,
pembesaran limpa
(Hariana 2007)
- minyak asiri, fenol
(methylxanthoxylin), alkaloid
(jambosine), asam organik,
triterpenoid, resin yang
berwarna merah tua
mengandung asam elagat dan
tanin (Hariana 2007)
Pohon
Kulit
batang
Diabetes militus, diare,
sariawan (Hariana 2007)
-
Buah Batuk kronis, asma, nyeri
lambung (Hariana 2007)
-
26. Jotang (Acmella
paniculata (Wall. ex DC.)
R.K.Jansen)
Bunga Sariawan, sakit gigi - Glukosa, vitamin C Herba
27. Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia
(Christm&Panz) Swingle)
Buah
Batuk, penurun panas,
pegal linu, menambah
nafsu makan, difteri,
jerawat, pusing kepala,
melangsingkan, influenza
(Muhlisah 1999)
Batuk, jerawat Limonen, linalin asetat, geranil
asetat, asam sitrat, vitamin C,
kalium, fosfor, vitamin B1, zat
besi, fellandren, dan sitral
(Muhlisah 1999)
Perdu
28. Jambu air (Eugenia
aquea Burm)
Kulit
batang
Sariawan (Heyne 1987) - Glukosa, vitamin C (heyne
1987)
Pohon
29. Kumis kucing
(Orthosiphon stamineus
Benth)
Daun Rematik, darah tinggi
(hipertensi), demam,
infeksi saluran kencing
(Dalimartha 2005)
Hipertensi, demam Orthosiphon glikosida, zat
samak, minyak atsiri, minyak
lemak, saponin, sapofonin,
garam kalium, myoinositol
(Dalimartha 2005)
Herba
59
59
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
30. Keji beling
(Stachytarpheta
mutabilis, Vahl.)
Daun Tumor, lever, ambeien,
diabetes militus, maag
(Utami & Asmaliyah
2011)
- Mengandung unsur-unsur
mineral seperti kalium,
natrium, kalsium dan
beberapa unsur lainnya
(Utami & Asmaliyah 2011)
Semak
31. Kunyit (Curcuma
domestica Val.)
Rimpang Diabetes melitus, usus
buntu, disentri,
keputihan, nyeri haid,
mempelancar asi, haid
tidak lancar,
rematik,encok, maag
(Hendrian & Hadiah
1999)
Diare, maag, sakit gigi,
penambah nafsu makan
kurkuminoid yang terdiri
dari kurkumin,
desmetoksikumin dan
bisdesmetoksikurkumin
(Hendrian & hadiah 1999)
Herba
32. Kapulaga (Amomum
cardamomum Soland ex
Maton,)
Buah Batuk, radang lambung,
bau mulut, radang sendi,
sulit bernapas, gatal
tenggorokan (Kuntorina
2005)
Hipertensi, ginjal, panas minyak atsiri, sineol,
terpineol, borneol, protein,
gula, lemak, silikat,
betakamfer, sebinena,
mirkena, mirtenal, karvona,
terpinil asetat, dan kersik
(Kuntorina 2005)
Herba
Biji Tenggorakan gatal
(Kuntorina 2005)
-
Daun dan
Batang
lemah syahwat
(Kuntorina 2005)
-
33. Kedongdong (Lannea
grandis Engl.)
Kulit
batang,
buah
Mencret, sariawan,
kencing batu 9Heyne
1987)
Melancarkan air kencing,
kencing batu
saponin, flavonoida dan
tanin (Heyne 1987)
Pohon
60
60
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat Kandungan Habitus
Umum Pengetahuan
masyarakat
34.
Kelapa (Cocos nucifera,
L.)
Buah Keracunan, panas dalam,
panas, demam berdarah,
kencing batu,
mengurangi sakit waktu
haid, influenza, cacingan,
uban, ketombe
(Wijayakusuma 2002)
Keracunan Tanin atau antidotum (anti
racun), asam askorbat atau
vitamin C, protein, lemak,
hidrat arang, kalsium atau
potassium, zat besi, fosfor
dan gula yang terdiri dari
glukosa, fruktosa dan
sukrosa (Wijayakusuma
2002)
Pohon
Daun Morbili/campak
(Wijayakusuma 2002) -
35. Kluwih (Artocarpus
altilis (Park.) Fsb.)
Bunga Sakit gigi, sakit kulit
(Kadri 2010) - Flavonoid, stilben, 2-
arilbenzo furanterplenirasi
(Kadri 2010)
Pohon
Daun Sakit gigi, sakit kulit
(Kadri 2010) -
36. Kunyit hitam (Curcuma
caesia Roxb.)
Rimpang Sakit perut, asma,
penyakit kulit,
menambah selera makan
(Kuntorina 2005)
- kurkuminoid yang terdiri
dari kurkumin,
desmetoksikumin dan
bisdesmetoksikurkumin
(Hendrian & hadiah 1999)
Herba
37. Kacapiring (Gardenia
augusta Merr.)
Daun Diabetes militus,
sariawan, demam, sukar
buang air besar (Utami &
Asmaliyah 2011)
Diabetes militus Linalol dan styrolyl (Utami
& Asmaliyah 2011)
Perdu
61
61
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat Kandungan Habitus
Umum Pengetahuan
masyarakat
38. Kayu manis
(Cinnamomum burmani
(nees))
Kulit kayu Mencret, kejang perut,
maag, asam urat,
hipertensi (Syukur &
Hernani 2002)
Lemah syahwat, panas,
hipertensi, ginjal
Minyak atsiri, tanin, damar,
dan lendir (Syukur &
Hernani 2002)
Pohon
39. Kencur (Kaempferia
galanga L.)
Rimpang Radang lambung, radang
anak telinga, influenza
pada bayi, masuk angin,
sakit kepala, batuk,
menghilangkan darah
kotor, diare,
memperlancar haid, mata
pegal, keseleo, lelah
(Kuntorina 2005)
- Pati (4,14 %), mineral
(13,73 %), dan minyak atsiri
(0,02 %) berupa sineol, asam
metil kanil dan penta
dekaan, asam cinnamic,
ethyl aster, asam sinamic,
borneol, kamphene,
paraeumarin, asam anisic,
alkaloid dan gom (Kuntorina
2005)
Herba
40. Kaliandra (Calliandra
haematocephala Hassk)
Daun Luka baru (Heyne 1987) - Protein, tanin (Heyne 1987) Perdu
41. Katuk (Sauropus
androginus (L) Merr)
Daun Frambusia, sembelit,
borok, mempelancar ASI
(Heyne 1987)
- Energi 59 kal, protein 6,4 g,
lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9
g, serat 1,5 g, abu 1,7 g,
kalsium 233 mg, fosfor 98
mg, besi 3,5 mg, karoten
10020 mcg (vitamin A), B,
dan C 164 mg, serta air 81 g
(Hariana 2007)
Semak
62
62
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat Kandungan Habitus
Umum Pengetahuan
masyarakat
42. Keladi tikus Typhonium
divaricatum (L). Dence.
Seluruh
bagian
tumbuhan
Borok, luka, koreng,
kanker payudara, paru-
paru, usus besar, rectum,
lever, prostat, ginjal,
leher rahim,tenggorokan,
tulang, leukemia,
menetralisir racun
narkoba (Kristina &
Syahid 2007)
- Alkaloid, saponin, steroid
dan glikosida (Kristina &
Syahid 2007)
Herba
43. Ketapang (Terminalia
catappa Roxb)
Kulit
batang
Peluruh keringat,
melancarkan ASI (Heyne
1987)
- Alkaloid, flavonoid,
saponin, tanin, kuinon,
steroid dan triterpenoid
(Malik et al 2007)
Pohon
Daun Lepra, kudis, rematik,
disentri, sariawan, diare,
sakit kepala, gatal-gatal,
iritasi kulit
(Wijayakusuma 2002)
-
Biji Radang rongga perut
(Heyne 1987)
-
44. Kembang pukul empat
(Mirabilis jalava L.)
Akar Radang sendi, bisul
(Heyne 1987)
- Akar mengandung
betaxanthins. Buah
mengandung zat tepung,
lemak (4,3%), zat asam
lemak (24,4%), zat asam
minyak (46,9%) (Heyne
1987)
Herba
Daun Bisul (Heyne 1987) -
Buah Jerawat (Heyne 1987) -
45 Lempuyang wangi
(Zingiber aromaticum
Val.)
Rimpang Maag, penambah nafsu
makan, pembersih darah,
masuk angin, anemia
(Muhlisah 1999)
Diare, maag, penambah
nafsu makan
Limonen dan Zerumbon
(Muhlisah 1999)
Herba
63
63
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat Kandungan Habitus
Umum Pengetahuan
masyarakat
46. Lidah buaya (Aloe vera
L.)
Daun Penyubur rambut, rambut
rontok, luka bakar, bisul,
kencing darah, wasir
(Muhlisah 1999)
Penyubur rambut, rambut
rontok
Aloin, isobarboloin,
barbaloin, aloe-emodin,
aloenin, aloesin (Muhlisah
1999)
Herba
Bunga siphylis (Muhlisah 1999) -
47. Lidah mertua
(Sansevieria trifasciata
Prain.)
Daun Menangani sick building
syndrome, menyuburkan
rambut, mengobati
diabetes, wasir, hingga
kanker ganas (Hariana
2007)
- Tanin, glucogallin, gallic
acid, ellagic acid, corilagin,
terchebin, chebulagic,
acid,chebulinic acid, -3,6-
digalloylglucose, mucid
acid, phyllembic acid, dan
emblicol (Hariana 2007)
Herba
48. Leunca (Solanum
ningrum L.)
Buah Herves, borok (Hariana
2007)
- Glikosida alkaloid solanin,
zat samak, minyak lemak,
kalsium, zat besi, vitamin A
dan C (Hariana 2007)
Semak
Daun Menurunkan tekanan
darah, melancarkan air
seni (Hariana 2007)
Menurunkan tekanan
darah
49. Mangkokan (Nothopanax
scutellarium Merr.)
Daun Radang payudara, luka,
sukar kencing, rambut
rontok (Hariana 2007)
- kalsium-oksalat,
peroksidase, amygdalin,
fosfor, besi, lemak, protein,
serta vitamin A, B1, dan C
(Hariana 2007)
Perdu
Akar Pembengkakan dan
melancarkan pengeluaran
ASI (Hariana 2007)
-
64
64
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat Kandungan Habitus
Umum Pengetahuan
masyarakat
50. Mengkudu (Morinda
citrifolia L.)
Buah Hipertensi, sakit kuning,
demam, influenza, batuk,
sakit perut (Heyne 1987)
Hipertensi Morinda diol, morindone,
morindin, damnacanthal,
metil asetil, asam kapril dan
sorandiyio (Hariana 2007)
Pohon
51. Mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa [Scheff.]
Boerl.)
Daun Psoriaris, eksim, gatal-
gatal (Utami &
Asmaliyah 2011)
- Metil, asetilester dari kapron
danasam-kapril,morindadiol,
dan soranyidiol (Utami &
Asmaliyah 2011)
Perdu
Kulit buah Disentri (Utami &
Asmaliyah 2011)
-
Buah Hipertensi, anti alergi,
menurunkan kadar gula
darah, menurunkan asam
urat(Utami & Asmaliyah
2011)
Lemah syahwat
52. Meniran (Phylanthus
urinaria L.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Lever, bengkak, infeksi
saluran kencing, kencing
batu, kencing nanah,
diare, radang usus,
radang mata meah,
hepatitis, lever, sariawan,
rabun senja (Dalimartha
2005)
Panas, ginjal, hipertensi Hipofilantin, kalium, damar,
tanin (Dalimartha 2005)
Herba
Batang Lever, malaria, ayan,
demam, batuk, disentri,
luka koreng, luka bakar,
jerawat (Dalimartha
2005)
Maag
65
65
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
Akar Haid berlebihan
(Dalimartha 2005)
Sakit perut
Daun Lever, malaria, ayan,
batuk, haid berlebihan
(Dalimartha 2005)
-
53. Melati (Jasminum sambac
(L).Ait) Daun Bengkak, penguat
rambut, mempercepat
tumbuh rambut, produksi
ASI berlebihan
(Muhlisah 1999)
- Asam format, asam asetat,
linolool, asam salicylat,
benzyl lonalool ester,
methyl linalool ester, benzyl
alkohol, indol, methyl
anthranilate, sesquiterpene,
sesquiterpenalcohol, phytol,
isophytal, phytyalacetate,
hexenyl benzoat, methyl
palmitate, methyl linoletate,
gerenyl-linoloal, jasmone
(Muhlisah 1999)
Semak
Bunga Bengkak, Mata merah,
produksi ASI berlebihan
(Muhlisah 1999)
-
Akar Insomnia (Muhlisah
1999)
-
54. Nanas merah (Ananas
Bracteatus (Lindl.)
Schult. & Schult.f)
Buah Kencing batu (Heyne
1987)
Kencing batu Saponin, alkaloida dan
flavonoida
Herba
66
66
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
55. Pacar air (Impatiens
balsamina L.)
Biji Pendarahan,meningkatkan fungsi
pencernaan, mempunyai efek
melunakkan massa yang keras
(tumor), antikanker, peluruh
haid, dan mempermudah
persalinan (Utami & Asmaliyah
2011)
- Bunga : Anthocyanins,
cyanidin, delphinidin,
pelargonidin, malvidin,
kaempherol, quercetin.
Akar :Cyanidin mono-
glycoside (Utami &
Asmaliyah 2011)
Herba
Akar Anti radang, peluruh haid, leher
terasa kaku, reumatik, dan sakit
pinggang (Utami & Asmaliyah
2011)
-
Daun penghilang nyeri dan anti radang
(Utami & Asmaliyah 2011)
-
Bunga peluruh haid, abortivum, dan
menghancurkan bekuan darah
(Utami & Asmaliyah 2011)
-
56. Pulutan (Urena lobata
L.)
Akar Panas ,influenza, radang
tonsil,malaria,rematik,Keputihan,
kencing keruh,disentri, diare,
gangguan pencernaan, bengkak,
muntah darah , kesukaran
melahirkan, gondok ,bisul, luka
berdarah, tulang patah (frakture),
payudara bengka , gigitan ular
(hariana 2007)
Ambeien Batang dan daun : zat
lendir,
biji : 13 -14%, lemak
(hariana 2010)
Semak
Seluruh
bagian
tumbuhan
bisul, luka berdarah, gigitan ular,
bengkak (hariana 2007)
-
67
67
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
57. Pisang (Musa
Paradisiaca L.)
Tunas Kanker perut, pendarahan
usus besar, pendarahan
rahim (Utami &
Asmaliyah 2011)
- Vitamin A, B1, C , lemak ,
mineral (Kalium, chlor,
natrium, magnesium, posfor )
,Karbohidrat , dextrose, air,
sucrose , levulose, zat putih
telut , zat tepung (Utami &
Asmaliyah 2011)
Herba
Buah Lever, ambeien, diare
(Utami & Asmaliyah
2011)
Diare
Batang Mencegah pendarahan
setelah melahirkan,
merapatkan vagina (Utami
& Asmaliyah 2011)
-
Kulit buah Sariawan usus, telinga
bengkak (Utami &
Asmaliyah 2011)
-
Bonggol Cacar air, tenggorokan
bengkak, disentri, amandel
(Utami & Asmaliyah
2011)
-
68
68
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
58. Pepaya (Carica papaya
L.)
Daun Batu ginjal, hipertensi,
malaria, keputihan,
malnutrisi, sakit perut
waktu haid (Muhlisah
1999)
Diare, hipertensi Daun: enzym papain,
alkaloid karpaino, pseudo-
karpaina, glikosid, karposid
dan saponin, sakarosa,
dekstrosa, dan levulosa.
Buah: Beta karotena, pectin,
d-galaktosa, I-arabinosa,
papain, papayotimin papain,
dan fitokinase.
Biji: glucoside cacirin dan
karpain.
Getah: papain, kemokapain,
lisosim, lipase, glutamin, dan
siklotransferase (Muhlisah
1999)
Herba
Akar Hipertensi, rematik,
gangguan saluran kencing
(Muhlisah 1999)
Hipertensi, panas, ginjal
Buah Melancarkan ASI, rematik,
haid berlebihan,
melancarkan pencernaan
(Muhlisah 1999)
-
59. Putri malu (Mimosa
pudica L.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Penenang, peluruh dahak,
peluruh kencing, batuk,
demam, anti radang
(Dalimartha 2005)
Sakit gigi Tanin, mimosin,asam
pipekolinat (Dalimartha
2005)
Semak
Daun Insomnia (Dalimartha
2005)
-
Akar Bronkhitis, batuk, rematik
(Dalimartha 2005)
-
69
69
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
60. Pinang (Areca catechu
L.)
Biji Cacingan,perut kembung,
bengkak, rasa penuh di
dada, luka, batuk
berdahak, diare, terlambat
haid, keputihan, beri-beri,
malaria (Utami &
Asmaliyah 2011)
- 0,3-0,6% alkaloid, seperti
Arekolin (C8 H13 NO2),
arekolidine, arekain,
guvakolin, guvasine dan
isoguvasine, red tanin 15%,
lemak 14% (palmitic, oleic,
stearic, caproic, caprylic,
lauric, myristic acid), kanji
dan resin (Utami &
Asmaliyah 2011)
Pohon
Daun Tidak napsu makan., sakit
pinggang (Utami &
Asmaliyah 2011)
Lemah syahwat
61. Pegagan (Centella
asiatica (L), Urb.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Hepatitis, campak, demam,
sakit tenggorokan,
bronkhitis, infeksi dan batu
saluran kencing, mata
merah, wasir, keracunan,
muntah darah, Batuk
darah, mimisan, cacingan,
lepra (Dalimartha 2005)
Batuk, maag Asiaticoside, thankuniside,
isothankuniside,
madecassoside, brahmoside,
brahminoside, brahmic acid,
madasiatic acid, meso-
inositol, centellose,
carotenoids, garam-garam
mineral seperti garam
kalium, natrium, magnesium,
kalsium, besi, vellarine, zat
samak (Dalimartha 2005)
Herba
62. Pacing (Costus speciosus
(Koenig) J.E.Smith)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Luka gigitan ular, luka
gigitan serangga, disentri
(Kuntorina 2005)
- Daun : saponin, flavanoida,
dan tanin. Batang juga
mengandung saponin,
flavonoida, dan tanin
Bunga : saponin, flavonoida,
dan senyawa- senyawa
polifenol
Herba
70
70
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
Daun Radang selaput lendir
mata, menyuburkan
rambut (Kuntorina 2005)
- Biji dan rimpang : diosgenin
(sapogenin steroid),
tigogenin, diosin, grasillin,
sitosterol, metiltriakontan, 8-
hidroksitriakontan-25-on, 5-
alfa -stigmast-9(11)-en-3-
beta-ol-24-
hidroksitriakontan-26-on,
dan 24-
hidroksihentriakontan-27-on
(Kuntorina 2005)
Batang Demam, disentri
(Kuntorina 2005)
-
63. Puring (Codiaeum
variegatum (L) BL)
Daun Sakit perut pada anak,
sukar berkeringat,
menghangatkan perut
(Heyne 1987)
- Tanin (Heyne 1987) Perdu
Akar Perut mulas, sembelit,
kejang lambung, penyakit
saluran kencing (Heyne
1987)
-
Batang Sifilis (Heyne 1987) -
Tangkai Cacingan, nafsu makan
berkurang (Heyne 1987)
-
64. Padi (Oryza sativa L.) Biji Demam, diare, gondongan,
rematik, keseleo, radang
payudara, radang kulit, dan
bisul (Heyne 1987)
- karbohidrat, dextrin,
arabanoxylan, xylan, phytin,
glutelin, enzim (phytase,
lypase, diastase), dan vitamin
B (Heyne 1987)
Herba
71
71
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
Akar Keringat berlebiban,
berkeringat spontan, dan
filariasis (heyne 1987)
-
65. Rane (Selaginella
unsinata (Desv.) Spring.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Pembersih darah haid,
eksim (Heyne 1987)
Maag, sehabis
melahirkan
Saponin dan tanin (Heyne
1987)
Herba
66. Sirsak (Annona muricata
L. )
Buah Ambeien, sakit kandung
air seni, mencret (Hariana
2007)
- 65 kalori, protein 1 gram,
lemak 0,3 gram, hidrat arang
16,3 gram, kalsium 14
miligram, fosfor 27
miligram, besi 0,6 miligram,
vitamin A 10 SI, vitamin B,
0,07 miligram, vitamin C 20
miligram dan zat air 81,7
persen, tanin, fitosterol, ca-
oksalat clan alakaloid
murisine (Jannah 2010)
Pohon
Daun Sakit pinggang, bisul,
kanker (Hariana 2007)
Masuk angin, kanker,
panas, hipertensi
67. Sambiloto (Andrographis
paniculata ( Burm.f)
Ness)
Daun Tipus, demam, TBC, batuk
rejan, kencing nanah, sakit
kulit (Muhlisah 1999)
- laktone : deoxy-
andrographolide, 14-deoxy-
11, neoandrographolide, 12-
didehydroandrographolide,
dan homoandrograpolide.
Flavonoid :alkane, ketone,
dan aldehyde (Muhlisah
1999)
Herba
72
72
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
68. Sidaguri (Sida
rhombifolia L.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Influenza, demam, radang
amandel (tonsilitis), difteri,
TBC kelenjar
(scrofuloderma), radang
usus (enteritis), disentri,
sakit kuning (jaundice),
malaria, batu saluran
kencing, sakit lambung,
wasir berdarah, muntah
darah, terlambat haid, dan
cacingan (Dalimartha
2005)
Maag, kesemutan Daun : alkaloid, kalsium
oksalat, tannin, asam amino,
dan minyak atsiri. Batang :
kalsium oksalat dan tannin
Akar : alkaloid, dan steroid
(Dalimartha 2005)
Herba
Akar Influenza, sesak napas
(asma bronkhiale),disentri,
sakit kuning, rematik gout,
sakit gigi,sariawan,digigit
serangga berbisa, susah
buang air besar (sembelit),
terlambat haid, dan bisul
yang tak kunjung sembuh
(Dalimartha 2005)
Asma, sakit pinggang,
rematik
Bunga Luka gigitan serangga
(Dalimartha 2005)
-
69. Sembung (Blumea
balsamifera (L.) DC.)
Daun Luka pukul, gigitan ular
berbisa, bisul, gatal,gatal,
koreng, kejang perut,
masuk angin (Hendrian &
Hadiah 1999)
Sakit pinggang, sehabis
melahirkan
Minyak atsiri, kamfer, cineol,
dimetil eter (Hendrian &
Hadiah 1999)
Perdu
73
73
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No. Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
Akar Menambah selera makan,
menguatkan lambung,
kolera, malaria,demam
menahun (Hendrian &
Hadiah 1999)
-
70. Sirih (Piper betle L.) Daun Sakit mata, eksim, bau
mulut, kulit gatal,
menghilangkan jerawat,
pendarahan gusi, mimisan,
bronkhitis, batuk,
sariawan, luka, keputihan,
sakit jantung, sifilis,
alergi/biduren, diare, sakit
gigi (Muhlisah 1999)
Batuk, sariawan Minyak asiri,hidroksivacikol,
kavicol, kavibetol,
allypyrokatekol, karvakrol,
eugenol, eugenol methyl eter,
p-cymene, cineole,
caryophyllene, cadinene,
estragol, terpenena,
sesquiterpena, fenil propana,
tanin, diastase, gula, pati
(Muhlisah 1999)
Semak
71. Sengugu (Clerodendron
serrature (L.) Spr.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Menjernihkan suara, batuk,
sesak napas (asma),memar,
rematik, bronkhitis, tulang
patah (faktur), bisul, perut
busung, cacingan, malaria,
tenaga setelah melahirkan,;
digigit ular
(Wijayakusuma 2002)
- Daun : kalium, sedikit
natrium, alkaloid, dan
flavonoid flavon.
Kulit batang : triterpenoid,
asam oleanolat, asam
queretaroat, dan asam
serratogenat.
kulit akar : glikosida fenol,
manitol, dan sitosterol
(Wijayakusuma 2002)
Perdu
74
74
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
72. Salak (Salacca zalacca
(Gaertn.) Voss)
Buah Diare (Heyne 1987) - Kalsium, tanin, saponin, dan
flavonoida (Heyne 1987)
Perdu
Daun
muda
(baros)
Panas (Heyne 1987) Panas
73. Suji (Pleomele
angustifolia N.E Brown)
Daun Beri-beri (Heyne 1987) Batuk Saponin dan folifenol (Heyne
1987)
Perdu
Akar Kencing nanah (Heyne
1987)
-
74. Sambang darah/ daun
remek daging
(Excoecaria
cochinchinensis Lour.)
Daun Disentri, menghentikan
pendarahan kettika haid
dan melahirkan (Hendrian
& Hadiah 1999)
- Asam behemat, triterpenoid,
eksokarol, silosterol
(Hendrian & Hadiah 1999)
Perdu
75. Serai (Cymbopogon
nardus (L.) Rendle.)
Daun Batuk, nyeri atau ngilu,
peluruh angin perut,
penambah nafsu makan,
pengobatan pasca
persalinan, penurun panas
dan pereda kejang
(Muhlisah 1999)
Nafsu makan Minyak asiri, geraniol,
citronnelal, eugenol-metil
eter, sitrat, dipenten, eugenol,
kadinen, kadinol, lononen
(Muhlisah 1999)
Semak
Batang Pegal-pegal (Muhlisah
1999)
-
Akar Peluruh air seni, peluruh
keringat, peluruh dahak /
obat batuk, bahan untuk
kumur, dan penghangat
badan (Muhlisah 1999)
-
75
75
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
76. Selasih (Ocimum
basilicum L.)
Daun peluruh kentut, pelururh
haid, peluruh ASI, obat
demam, obat sariawan,
obat mual (Muhlisah 1999)
- 0simen, pinen. terpin hidrat,
sineol, metil kavikol, linalol,
anetol, eugenol, timol,
kamfer (Muhlisah 1999)
Semak
Biji Obat pereda, pelembut
kulit, peluruh air seni,
peluruh keringat, pencahar
(Muhlisah 1999)
-
77. Sukun (Artocarpus
communis Forst.)
Buah Sakit kuning (Heyne 1987) - Saponin, polifenol, asam
hidrosianat, asetilcolin,
tanin, riboflavin, phenol
(Ramadhana 2009)
Pohon
Bunga Sakit gigi (Heyne 1987) -
Daun Hipertensi, asma,
sariawan, infeksi kulit,
pembengkakan limfa
(Heyne 1987)
-
78. Salam (Syzygium
polyanthum Wight Walp)
Daun Mencret, memperbaiki
pencernaan, lemah
lambung, kesemutan
(Dalimartha 2005)
Kesemutan Minyak asiri, tanin,
flavonoid (Dalimartha 2005)
Pohon
79. Soka (Ixora coccinea L.) Kulit
batang
Luka baru (Hariana 2007) - Saponin, flavonoida, dan
tannin (Khasanah 2003)
Perdu
Akar Luka baru (hariana 2007) -
80. Som jawa (Talinum
paniculatum
(Jacq. Gaertn))
Akar Lemah syahwat, banyak
berkeringat, pusing,batuk,
TBC, paru-paru lemah,
nyeri lambung,diare,datang
haid tidak teratur,
keputihan, dan ASI sedikit
(Wijayakusuma 2002)
- Saponin, flavonoida, dan
tanin (Wijayakusuma 2007)
Herba
76
76
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
81. Rambutan (Nephelium
lappaceum L.)
Kulit buah Disentri, demam (Heyne
1987)
- Buah : karbohidrat, protein,
lemak, fosfor, besi, kalsium,
dan vitamin C.
Kulit buah : tanin dan
saponin.
Biji : lemak dan polifenol.
Daun : tanin dan saponin.
Kulit batang : tanin, saponin,
flavonoida, pectic
substances, dan zat besi
(Dalimartha 2005)
Pohon
Kulit
batang
Sariawan (Heyne 1987) -
Daun Diare, menghitamkan
rambut (Heyne 1987)
-
Akar Demam (Heyne 1987) -
Biji Diabetes militus (Heyne
1987)
-
82. Tomat (Gycopersicum
esculentum Mill.)
Buah Wasir, Hiperensi, mata
merah, memar, usus buntu,
lever, jerawat, demam,
radang gusi, gusi berdarah,
sariawan, kurang darah,
meningkatkan nafsu
makan (Wijayakusuma
2002)
- Alkaloid solanin,saponin,
asam folat, asam malat,
asam sitrat, bioflavonoid ,
protein, lemak, gula
(glukosa, fruktosa), adenin,
trigonelin, kholin, tomatin,
mineral ,vitamin (B1, B2,
B6, C, E, likopen, niasin),
(Wijayakusuma 2002)
H
83. Takokak (Solanum
torvum Sw.) Daun Bisul, jantung berdebar,
liver, keropos tulang, sakit
pinggang, jantung berdebar
(Wijayakusuma 2002)
- Chlorogenin, sisalogenone,
torvogenin, vitamin A,
solasonin , neo –
chlorogenine, panicolugenin,
(Wijayakusuma 2002)
Perdu
77
77
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
Buah Wasir, ambeien, asam urat
tinggi, influensa,
melancarkan pencernaan,
pembengkakan,
penetralisir racun (Utami
& Asmaliyah 2011)
Sakit kuning
Akar Panas dalam, sakit
lambung, tidak datang
haid, batuk kronis (Utami
& Asmaliyah 2011)
-
84. Temu kunci
(Boesenbergia pandurata
(Roxb.) Schlechter.)
Rimpang Sariawan, sukar kencing,
perut kembung, kurap,
cacing gelang (Kuntorina
2005)
Batuk, sariawan Minyak asiri (sineol, kamfer,
d-borneol, d-pinen,
sesquiterpene, zingiberen,
kurkumin, zedoarin) dan pati
(Kuntorina 2005)
Herba
85. Tembelekan (Lantana
camara L.)
Daun Batuk, luka, peluruh air
seni, bengkak (Hariana
2007)
- Lantadene A (0,31-0,68%),
lantadene B (0,2%),
lantanolic acid, lantic acid,
humulene (mengandung
minyak menguap 0,16 -
0,2%), Beta-caryophyllene,
gamma-terpidene, alpha-
pinene, p-cymene (Hariana
2007)
Herba
78
78
Lampiran 3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan manfaat (lanjutan)
No Nama Tumbuhan
Bagian
yang
digunakan
Manfaat
Kandungan Habitus Umum
Pengetahuan
masyarakat
86. Tapak liman
(Elephantopus scaber L.)
Seluruh
bagian
tumbuhan
Disenteri, diare, gigitan
ular, demam, lemah
sahwan (Hariana 2007)
Lemah syahwat Daun: Epifriedelinol, lupeol,
stiqmasterol, triacontan-1-ol,
dotria-contan-1-ol, lupeol
acetate, deoxyelephantopin,
isodeoxyelephantopin,
Bunga: Luteolin-7-glucoside
(Hariana 2007)
Herba
87. Temu lawak (Curcuma
xanthorrhiza, Roxb.)
Rimpang Obat kejang, jerawat,
mencret, kurang nafsu
makan, kurang darah,
cacar air, cacingan, air
susu kurang, sembelit,
kencing darah, radang
ginjal, maag (Dalimartha
2005)
Maag Fraksi pati, kurkunoid,
minyak asiri (Dalimartha
2005)
Semak
88. Teki (Cyperus rotundus
L.)
Rimpang memperlancar menstruasi ,
mengurangi rasa sakit pada
waktu haid, penyakit-
penyakit kewanitaan, obat
sakit perut, obat pencuci
anti keringat (Dalimartha
2005)
- saponin, flavonoid,
terpenoid dan minyak atsiri
(Dalimartha 2005)
Herba
79
79
Lampiran 4 Frekuensi perjumpaan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal
No. Nama spesies Frekuensi
perjumpaan
Frekuensi
Status
budidaya RT
1
RT
2
RT
3
1. Alpukat (Persea gratissima Gaertn.) 3 v v v B
2. Alang-alang (Imperata cylindrica
(L.)Beauv.)
3 v v v L
3. Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) 3 v v v L
4. Bandotan (Ageratum conyzoides L.) 3 v v v L
5. Belimbing manis (Averhoa carambola) 2 v v B
6. Bratawali (Tinospora crispa Miers.
Hook. F. &Thems.)
1 v L
7. Bawang merah (Allium cepa L.) 2 v v B
8. Bawang putih (Allium sativum L.) 1 v B
9. Bayam (Amaranthus tricolor L.) 1 v L
10. Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) 3 v v v B
11. Cengkeh (Syzygium aromaticum, (L.)
Merr.)
1 v B
12. Ciplukan (Physalis peruviana L.) 2 v v L
13. Cabai merah (Capsicum annum L.) 3 v v v B
14. Calingcing (Oxalis barrelieri L.) 3 v v v L
15. Daun dewa (Gynura segetum (Lour.)
Merr.)
1 v L
16. Dadap (Erythrina variegate L.) 1 v L
17. Daun sendok (Plantago major L.) 1 v L
18. Daun kentut (Paederia scandens (Lour.)
Merr.)
1 v L
19 Delima (Punica granatum L.) 1 v L
20. Harendong (senggani) (Melastoma
candidum D. Don)
3 v v v L
21. Jahe (Zingiber officinale Rosc) 2 v v B
22. Jawer kotok (Coleus deutellariodes
(L.)Benth)
1 v L
23. Jambu biji (Psidium guajava L.) 1 v B
24. Jarak pagar (Jatropha curcas L.) 1 v B
25. Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels.) 1 v L
26. Jotang (Acmella paniculata (Wall. ex
DC.) R.K.Jansen) 1 v L
27. Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia(Christm&Panz) Swingle)
3 v v v B
28 Jambu air (Syzygium aqueum Burm F) 3 v v v B
29. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus
Benth )
2 v v B
30. Keji beling (Stachytarpheta mutabilis,
Vahl.)
1 v L
31. Kunyit (Curcuma domestica Val.) 2 v v B
80
80
Lampiran 4 Frekuensi perjumpaan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal
(lanjutan)
No. Nama Spesies Frekuensi
perjumpaan
Frekuensi
Status
Budidaya RT
1
RT
2
RT
3
32. Kapulaga (Amomum cardamomum
Soland ex Maton,)
3 v v v B
33. Kedongdong (Spondias dulcis L.) 1 v B
34. Kelapa (Cocos nucifera, L.) 3 v v v L
35. kluwih (Artocarpus altilis (Park.) Fsb.) 1 v L
36. Kunyit hitam (Curcuma caesia Roxb) 3 v v v B
37. Kacapiring (Gardenia augusta Merr.) 1 v L
38. Kayu manis (Cinnamomum burmani
(Nees) Bl.)
1 v B
39. Kencur (Kaempferia galanga L.) 3 v v v B
40. Kaliandra (Calliandra
haematocephala Hassk)
3 v v v L
41. Katuk (Sauropus androginus (L.) Merr) 2 v v B
42. Keladi tikus (Typhonium divaricatum
(L.). Dence.)
3 v v v L
43. Ketapang (Terminalia
catappa Roxb)
1 v L
44. Kembang pukul empat
(Mirabilis jalava L.)
3 v v v L
45. Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum
Val.)
1 v B
46.
.
Lidah buaya (Aloe vera L.) 3 v v v B
47. Lidah mertua (Sansevieria trifasciata
Prain.)
3 v v v B
48. Leunca (Solanum ningrum
L.)
3 v v v L
49. Mangkokan (Nothopanax scutellarium
Merr.)
2 v v L
50. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) 2 v v B
51. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa
[Scheff.] Boerl.)
1 v L
52. Meniran (Phylanthus urinaria L.) 1 v L
53. Melati (Jasminum sambac (L.).Ait) 3 v v v L
54. Nanas merah (Ananas Bracteatus (Lindl.)
Schult. & Schult.f)
1 v L
55. Pacar air (Impatiens balsamina L.) 3 v v v L
56. Pulutan (Urena lobata L.) 3 v v v L
57. Pisang (Musa Paradisiaca L.) 3 v v v B
58. Pepaya (Carica papaya L.) 3 v v v B
59. Putri malu (Mimosa pudica L.) 3 v v v L
60. Pinang (Areca catechu L.) 1 v L
61. Pegagan (Centella asiatica (L.), Urb.) 2 v v L
62. Pacing (Costus speciosus (Koenig)
J.E.Smith)
1 v L
63. Puring (Codiaeum variegatum (L.) BL) 3 v v v B
64. Padi (Oryza sativa L.) 3 v v v L
65. Rane (Selaginella unsinata (Desv.)
Spring.)
3 v v v L
81
81
Lampiran 4 Frekuensi perjumpaan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal
(lanjutan)
No. Nama Spesies Frekuensi
perjumpaan
Frekuensi
Status
Budidaya RT
01
RT
02
RT
03
66. Sirsak (Annona muricata L. ) 1 v B
67. Sambiloto (Andrographis paniculata
( Burm.f) Ness)
1 v L
68. Sidaguri (Sida rhombifolia L.) 3 v v v L
69. Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.) 3 v v v L
70. Sirih (Piper betle L.) 3 v v v B
71. Sengugu (Clerodendron serrature (L.)
Spr.)
2 v v L
72. Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) 1 v L
73. Suji (Pleomale angustifolia N.E Brown) 1 v B
74. Sambang darah (Excoecaria
cochinchinensis Lour.)
1 v L
75. Serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle.) 3 v v v B
76. Selasih (Ocimum basilicum L.) 1 v L
77. Sukun (Artocarpus
communis Forst.)
2 v v L
78. Salam (Syzygium polyanthum Wight Walp) 2 v v B
79 Soka (Ixora coccinea L.) 3 v v v L
80. Som jawa (Talinum
paniculatum
(Jacq. Gaertn))
2 v v L
81. Rambutan (Nephelium
lappaceum L.)
1 v B
82. Tomat (Gycopersicum esculentum Mill.) 3 v v v B
83. Takokak (Solanum torvum Sw.) 1 v L
84. Temu kunci (Boesenbergia pandurata
(Roxb.) Schlechter.)
2 v v B
85. Tembelekan (Lantana camara L.) 3 v v v L
86. Tapak liman (Elephantopus scaber L.) 3 v v v L
87. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza,
Roxb.)
3 v v v B
88. Teki (Cyperus rotundus L.) 3 v v v L
82
82
Lampiran 5 Tipe habitat tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal
No. Nama spesies
Tipe Habitat
PR Kbn PJS PS SW
1. Alpukat (Persea gratissima Gaertn.) v
2. Alang-alang (Imperata cylindrica
(L.)Beauv.)
v v v
3. Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) v
4. Bandotan (Ageratum conyzoides L.) v v v v
5. Belimbing manis (Averhoa carambola L.) v
6. Bratawali (Tinospora crispa Miers. Hook.
F. &Thems.)
v
7. Bawang merah (Allium cepa L.) v
8. Bawang putih (Allium sativum L.) v
9. Bayam (Amaranthus tricolor L.) v
10. Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) v
11. Cengkeh (Syzygium aromaticum, (L.)
Merr.)
v
12. Ciplukan (Physalis peruviana L.) v
13. Cabai merah (Capsicum annum L.) v v
14. Calingcing (Oxalis barrelieri L.) v v
15. Daun dewa (Gynura segetum (Lour.)
Merr.)
v
16. Dadap (Erythrina variegate L.) v
17. daun sendok (Plantago major L.) v
18. Daun kentut (Paederia scandens (Lour.)
Merr.)
v
19. Delima (Punica granatum L.) v
20. Harendong (senggani) (Melastoma
candidum D. Don)
v v
21. Jahe (Zingiber officinale Rosc) v v
22. Jawer kotok (Coleus deutellariodes
(L.)Benth)
v
23. Jambu biji (Psidium guajava L.) v
24. Jarak pagar (Jatropha curcas L.) v
25. Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels.) v
26. Jotang (Acmella paniculata (Wall. ex DC.)
R.K.Jansen) v
27. Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia(Christm&Panz) Swingle)
v
28. Jambu air (Syzygium aqueum Burm F) v v
29. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus
Benth )
v
30. Keji beling (Stachytarpheta mutabilis,
Vahl.)
v
31. Kunyit (Curcuma domestica Val.) v v
32. Kapulaga (Amomum cardamomum Soland
ex Maton,)
v
33. Kedongdong (Lannea grandis Engl.) v
83
83
Lampiran 5 Tipe habitat tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal (lanjutan)
No. Nama Spesies
Tipe Habitat
PR Kbn PJS PS SW
34. Kelapa (Cocos nucifera, L.) v v
35. kluwih (Artocarpus altilis (Park.) Fsb.) v
36. Kunyit hitam (Curcuma caesia Roxb.) v
37. Kacapiring (Gardenia augusta Merr.) v
38. Kayu manis (Cinnamomum burmani (nees)
Bl.)
v
39. Kencur (Kaempferia galanga L.) v
40. Kaliandra (Calliandra
haematocephala Hassk)
v
41. Katuk (Sauropus androginus (L.) Merr) v v
42. Keladi tikus (Typhonium divaricatum (L.).
Dence.)
v v
43. Ketapang (Terminalia
catappa Roxb)
v
44. Kembang pukul empat
(Mirabilis jalava L.)
v
45. Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum
Val.)
v
46. Lidah buaya (Aloe vera L.) v
47. Lidah mertua (Sansevieria trifasciata
Prain.)
v
48. Leunca (Solanum ningrum
L.)
v
49. Mangkokan (Nothopanax scutellarium
Merr.)
v
50. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) v
51. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa
[Scheff.] Boerl.)
v
52. Meniran (Phylanthus urinaria L.) v
53 Melati (Jasminum sambac (L.).Ait) v
54. Nanas merah (Ananas Bracteatus (Lindl.)
Schult. & Schult.f)
v
55. Pacar air (Impatiens balsamina L.) v
56. Pulutan (Urena lobata L.) v
57. Pisang (Musa Paradisiaca L.) v
58. Pepaya (Carica papaya L.) v
59. Putri malu (Mimosa pudica L.) v v v
60. Pinang (Areca catechu L.) v
61. Pegagan (Centella asiatica (L.), Urb.) v
62. Pacing (Costus speciosus (Koenig)
J.E.Smith)
v v v
63. Puring (Codiaeum variegatum (L.) BL) v v
64. Padi (Oryza sativa L.) v
65. Rane (Selaginella unsinata (Desv.)
Spring.)
v v
66. Sirsak (Annona muricata L. ) v
67. Sambiloto (Andrographis paniculata
(Burm.f) Ness)
v
68. Sidaguri (Sida rhombifolia L.) v
84
84
Lampiran 5 Tipe habitat tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal (lanjutan)
No. Nama Spesies
Tipe Habitat
PR Kbn PJS PS SW
69. Sembung (Blumea balsamifera (L.)
DC.)
v
70. Sirih (Piper betle L.) v
71. Sengugu (Clerodendron serrature
(L.) Spr.)
v
72. Salak (Salacca zalacca (Gaertn.)
Voss)
v
73. Suji (Pleomale angustifolia N.E
Brown)
v
74. Sambang darah (Excoecaria
cochinchinensis Lour.)
v
75. Serai (Cymbopogon nardus (L.)
Rendle.)
v
76. Selasih (Ocimum basilicum L.) v
77. Sukun (Artocarpus
communis Forst.)
v v
78. Salam (Syzygium polyanthum Wight
Walp)
v v v
79. Soka (Ixora coccinea L.) v
80. Som jawa (Talinum
paniculatum
(Jacq. Gaertn))
v v
81. Rambutan (Nephelium
lappaceum L.)
v
82. Tomat (Gycopersicum esculentum
Mill.)
v
83. Takokak (Solanum torvum Sw.) v
84. Temu kunci (Boesenbergia
pandurata (Roxb.) Schlechter.)
v
85. Tembelekan (Lantana camara L.) v v
86. Tapak liman (Elephantopus scaber
L.)
v
87. Temu lawak (Curcuma
xanthorrhiza, Roxb.)
v
88. Teki (Cyperus rotundus L.) v v
85
85
Lampiran 6 Kelompok penyakit dan jumlah spesies tumbuhan obat yang digunakan di
Kampung Babakan-Cengal (Nawangningrum 2004)
No Kelompok penyakit Macam penyakit 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔 𝑻𝑶
1. Penyakit saluran pencernaan Maag, usus buntu, masuk angin,
gangguan pencernaan, diare, disentri,
perut kembung, memperbaiki
pencernaan, typus, nyeri lambung,
perut busung, mencret, sakit perut,
pencahar, disentri basiler, berak
darah, radang usus, keram perut,
radang lambung, peluruh
kentut/angin perut,, radang usus ,
kolera, radang rektum, cacingan
64
2. Penyakit saluran pembuangan Infeksi saluran kencing, sakit
kandungan air seni, peluruh keringat,
ambeien, diabetes militus (kencing
manis), sukar kencing, kencing
nanah, kencing batu, peluruh air seni,
wasir, prolapsani (beser), wasir
darah, gangguan saluran kencing,
kencing tidak lancar, sukar buang air
besar, infeksi saluran kencing,
kencing sedikit, sembelit, sulit
berkeringat, kencing darah, keringat
berlebihan
50
3. Penyakit kulit eksim, sakit kulit, bisul, gatal,
koreng, jerawat, campak (morbili),
borok, psoriasis, cacar air, herpes,
kudis, panu, kutu air, lepra,
frambusia, radang kulit, kulit kering
42
4. Penyakit saluran pernapasan TBC, sakit tenggorokan, batuk rejan,
saluran napas membengkak, radang
tenggorokan, bronkhitis, batuk, sesak
napas (asma), paru-paru, batuk darah,
batuk kronis, batuk berdahak, diftera,
mimisan, gondongan, radang saluran
pernapasan
38
5. Penyakit mulut Sariawan, bau mulut, sakit gigi,
pendarahan gusi, gusi berdarah
27
6. Penyakit jantung dan
pembuluh/peredaran darah
hipertensi (tekanan darah tinggi),
hematoma, sakit jantung, radang
dinding pembuluh darah,
tromboangitis (pembekuan), jantung
berdebar-debar, melancarkan
peredaran darah, menghilangkan
darah kotor, leukimia, pembersih
darah, pendarahan, anemia, malaria,
demam berdarah, darah rendah
34
7. Penyakit kepala, demam, dan
influenza
demam,panas, influenza, sakit kepala,
migran, panas dalam
41
8. Penyakit tulang, otot, sendi dan
saraf
rematik, sakit pinggang, encok,
tulang patah, sakit tulang, lumpuh,
keropos tulang, asam urat, keseleo,
pegal linu, kesemutan, kejang
37
86
86
Lampiran 6 Kelompok penyakit dan jumlah jenis tumbuhan obat yang digunakan di
Kampung Babakan-Cengal (lanjutan)
No Kelompok penyakit Macam penyakit 𝒔𝒑𝒆𝒔𝒊𝒆𝒔 𝑻𝑶
9. Penyakit khusus wanita Keputihan, radang payudara, nyeri
haid, haid tidak lancar, haid tidak
teratur, peluruh haid, pelancar haid,
haid berlebihan, pendarahan rahim,
tidak datang haid, menghentikan
pendarahan haid, pendarahan rahim,
terlambat haid, kanker payudara,
sakit leher rahim, pembersih darah
haid
25
10. Perawatan kehamilan dan
persalinan
pengobatan sesudah melahirkan,
mempelancar ASI, sukar melahirkan,
memperbanyak air susu, tenaga
setelah melahirkan, kekurangan ASI,
menghentikan pendarah ketika
melahirkan, mempermudah
persalinan, pemacu ASI,
melancarkan darah setelah
melahirkan, ASI berlebihan.
Keguguran
20
11. Pengobatan luka, gigitan ular Luka, luka berdarah, luka pukul, luka
memar, luka benturan, luka bakar,
luka gigitan serangga, gigitan ular,
penutup luka
21
12. Penyakit ginjal, hati Lever, batu ginjal, hepatitis, ginjal
akut, radang ginjal, gagal ginjal
17
13. Penyakit mata Radang selaput lendir mata, mata
merah, sakit mata
6
14. Penyakit lainnya Menghilangkan racun, rambut
rontok, bengkak, menambah napsu
makan, tumor,menghilangkan bau
badan,kanker, suara parau, muntah
darah, anti radang, penghilang nyeri,
antiseptik, kejang, cacingan, sakit
mata, sifilis, alergi, menjernihkan
suara, keracunan, menghitamkan alis
mata, ayan, katarak, malnutrisi,
antikanker, insomnia, muntah darah,
radang anak telinga, mata pegal,
panghangat tubuh, cantengan,
melangsingkan, kurang gizi,
penyubur rambut, radang mata,
kekurangan vitamin C, lamah
syahwan, menghitamkan rambut
48
87
87
Lampiran 7 Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat
pada responden Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak
Kelompok
penyakit
Nama
penyakit
Tumbuhan obat
yang sering
digunakan
Cara
penggunaan
Jumlah responden
yang menyatakan
manjur
Gangguan
sistem atau
saluran
pernapasan
Batuk - Akar putri
malu
Sebanyak 10-15
gr akar putri malu
direbus lalu
diminum airnya
1
- Akar alang-
alang
Rebus akar alang-
alang yang masih
segar kira-kira 30-
60 g, lalu minum
airnya
1
- Pegagan Segenggam penuh
pegagan segar
dilumat, diperas,
ditambah air dan
gulalalu diminum.
1
- Ciplukan 9-15 gr seluruh
bagian ciplukan
direbus dengan 4
gelas air, lalu
diminum
1
- Daun sirih 4-5 lembar direbus
dan diminum
airnya
1
- Jeruk nipis 1 buah jeruk nipis
diperis untuk
diambil airnya,lalu
airnya diminum
secara teratur 1
kali sehari selama
3
Paru-paru - Ciplukan 9-15 gr seluruh
bagian ciplukan
direbus dengan 3
gelas air, lalu
diminum
1
Asma - Sidaguri 6 gr akar sidagori
dipotong tipis,
ditambah gula,
lalu direbus,
disaring kemudian
diminum airnya
2
- Kunyit hitam 1-2 buah Rimpang
kunyit hitam
direbus kemudian
airnya diminum
2
Penyakit
jantung dan
peredaran
darah
Tekanan
darah tinggi
(hipertensi)
- Kumis kucing
- Daun sendok
Rebus seluruh
bagian kumis
kucing, daun
sendok dan
rumput lidah ular
lalu saring dan
minum airnya
2
88
88
Lampiran 7 Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat pada
responden Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak (lanjutan)
Kelompok
penyakit
Nama
penyakit
Tumbuhan
obat yang
sering
digunakan
Cara
penggunaan
Jumlah responden
yang menyatakan
manjur
- Buah
belimbing
1 atau 2 buah
belimbing diperas,
lalu diminum air
perasannya
2
Penyakit
kepala,
demam, dan
influenza
Sakit kepala - Alpukat 3 lembar daun
alpukat direbus
lalu diminum
airnya
10
Demam - Kumis
kucing
6 gr akar kumis
kucing direbus
lalu disaring dan
diminum airnya
2
Penyakit
mulut
Sakit gigi - Putri malu Segenggam putri
malu direbus lalu
airnya dikumur
5
- Alpukat 3-5 biji alpukat
ditumbuk hingga
menjadi bubuk
lalu bubuk biji
tersebut
ditempelkan pada
gigi yang
berlubang
3
Sariawan - Saga 3-5 lembar daun
saga dicampur
dengan dadap lalu
diremas, diambil
airnya lalu
diminum
2
- Jambu biji 1-2 lembar daun
dan kulit
batangnya direbus
lalu diminum
airnya
2
- Sirih
1-2 lembar sirih
dikunyah lalu
dibiarkan sebentar
didalam mulut
4
- Temu kunci 1-2 lembar
temukunci
dikunyah lalu
dibiarkan sebentar
didalam mulut
2
Penyakit
saluran
pembuangan
Diabetes
militus
(kencing
manis)
- Kacapiring 12 lembar daun
kacapiring
direbus dengan 2
gelas air lalu
diminum airnya
1
89
89
Lampiran 7 Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat pada
responden Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak (lanjutan)
Kelompok
penyakit
Nama
penyakit
Tumbuhan
obat yang
sering
digunakan
Cara
penggunaan
Jumlah responden
yang menyatakan
manjur
Penyakit
saluran
pencernaan
Diare - Kunyit
- Bandotan
2-3 buah kunyit
diparut, diambil
airnya, dicampur
dengan air dari
bandotan yang
telah diremas
kemudian
diminum
1
- Lempuyang
- Daun pepaya
Lempuyang
diparut,dicampur
dengan daun
pepaya, diperas,
diseduh, dan
ditambah kuning
telur ayam
kampung lalu
dimium
2
- Jambu biji 5 lembar daun
jambu biji
direbus dengan
1,5 liter air lalu
diminum
4
Maag - Pegagan
- Meniran
- Ciplukan
3 lembar daun
pegagan
dicampur
dengan akar
ciplukan serta
daun dan batang
meniran lalu
direbus dan
diminum airnya
3
- Bandotan Segenggam
bandotan
direbus lalu
diminum airnya
13
- Jambu biji 8 lembar daun
jambu biji yang
masih segar
direbus dengan
1,5 liter air, lalu
diminum
6
- Temu lawak
- Meniran
- Alang-alang
- Kunyit
temulawak
dicampur
dengan meniran,
alang-alang dan
kunyit direbus
lalu diminum
airnya
2
90
90
Lampiran 7 Penyakit umum masyarakat yang sering diobati dengan tumbuhan obat pada
responden Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak (lanjutan)
Kelompok
penyakit
Nama
penyakit
Tumbuhan
obat yang
sering
digunakan
Cara
penggunaan
Jumlah responden
yang menyatakan
manjur
Penyakit otot,
tulang, sendi
dan saraf
Rematik - Jahe 1-2 rimpang jahe
dihaluskan lalu
dicampur cuka
kemudian
dioleskan
6
- Sidaguri Seluruh bagian
tumbuhan
sidagori di rebus
lalu diminum
airnya
3
Sakit
pinggang
- Daun
sembung
Daun sembung
dicuci lalu
dipotong-potong,
direbus dan
diminum airnya
3
- Ciplukan
- Daun
alpukat
Seluruh bagian
ciplukan dijemur,
dicampur dengan
daun alpukat,
direbus, dan
diminum airnya
3
- Sidaguri 5 akar sidaguri
direbus lalu
diminum airnya
4
Pegal-pegal - Jahe 1-2 rimpang jahe
dihaluskan lalu
dioles
3
Kesemutan - Salam
- Sidaguri
- Jahe
3 lembar daun
salam dicampur
dengan daun
sidaguri, dan jahe
direbus lalu
airnya diminum
1
91
91
Lampiran 8 Panduan kuisioner masyarakat Kampung Babakan-Cengal
1. Data Pribadi
Nama :
Umur :
JenisKelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
2. Apakah saudara tahu bahwa ada jenis tumbuhan baik yang ada dihutan maupun
dipekarangan yang dapat dipakai untuk obat?
a. mengetahui b. Kurang tahu c. Tidak tahu
3. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, pertama kali tahu dari siapa?
a. Turun temurun b. Tetangga/ dukun c. Informasi media
4. Apakah saudara pernah menggunakan tumbuhan obat untuk pengobatan dan
memelihara kesehatan?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
5. Saudara memperoleh tumbuhan obat dari mana?
a. Hutan b. Pekarangan c. kebun d.
lainnya.........
6. Apakah saudara membuat ramuan obat sendiri?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
7. Biasanya dalam memakai obat trdisional, menurut saudara bagaimana khasiat
obat tersebut?
a. Sangat manjur b. Kurang manjur c. Tidak manjur
8. Jenis penyakit apa saja yang sering diderita masyarakat dan jenis tumbuhan obat
apa saja yang sering digunakan?
9. Jika tidak menggunakan tumbuhan obat, apakah saudara juga menggunakan jasa
medis atau obat yang dikemas pabrik dan dijual secara umum?
a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya
10. Jika ya, apakah karena dengan menggunakan jasa medis atau obat yang dijual
secara umum lebih praktis?
a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya
92
92
11. Untuk menghindari kerusakan/ kepunahan jenis tumbuhan obat, bila dianjurkan
budidaya tanaman obat apakah saudara berkeinginan untuk
membudidayakannya?
a. Ya b. Tidak tahu c. Tidak
12. Apakah saat sekarang saudara membudidayakan tumbuhan obat?
a. Ya b. Tidak tahu
13. Jika iya, tumbuhan apa yang anda budidaya?..................
14. Apakah ada tumbuhan obat yang digunakan untuk upacara adat? (Ya/ Tidak). Jika
ada sebutkan jenisnya…………………………….
15. Masyarakat desa sini kalau sakit berobat kemana?
a. Dukun/ tabib c. Beli obat warung
b. Puskesmas d. ………………..
16. Jenis tumbuhan obat manakah yang sering digunakan dalam pengobatan dan
memelihara kesehatan? Alasan…………………….
17. Bagaimana pendapat anda mengenai tumbuhan obat keluarga (TOGA)
?................
79