HASIL DAN PEMBAHASAN Erosi dan Produktivitas Tanah Pengaruh Tingkat Erosi terhadap Sifat-sifat Fisik dan Kimia Tanah Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa tingkat erosi tidak berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik dan kimia tanah, baik pada awal penelitian maupun setelah peneli- tian berlangsung 17 bulan (Tabel 3 dan Tabel Lampiran 2 s/d 49). Hal ini disebabkan karena pada awal penelitian, tanah pada setiap petak percobaan diolah dengan cang- kul lledalam 15-20 cm, menyebabkan berat isi, pori aerasi dan indeks stabilitas agregat tanah pada setiap tingkat erosi tidak berbeda. Demikian juga akibat pengolahan tanah terjadi pembalikan dan tercampumya tanah kipisan bawah dan tanah lapisan atas, me- nyebabkan kandungan C-arganik dan unsur-umw ham N, P dan K pada s&ap tingkat erosi tidak berbeda, Penyebab thlak bedxxbya sift-Sat fisik ban kimia tandh 8i tokasi penelitian sesuai hgan hasit ped&h Sadla (1984). G& dztn Smika (1983. Menurutnya pengokhan taRati &fain 20 an menjxhbkim +excampmy;a tanah lapisan atas dan tanah kpisaa sebbgga berat isi, pori acmsi, C-organk dan nitrogen pada lapisan tanah 0-15 cm tidak berbeda. Meskipun mars statistik tidak ada perbedaan yang nyata di antara keempat ti@at erosi pada setiap pengamatan, tetapi ada kecenderungan penurunan indeks stabiliias agregat, kadar C-organik, N dan P dengan semakin beratnya tingkat erosi. Keadaan seperti ini d a l m jangka panjang akan berpengaruh buruk terhadap produk- tivitas tanah, sehingga hasil tanaman akan mengalami penurunan. Setelah 17 bulan, adanya kesamaan sifat-sifat fisik dan kimia tanah pada keem- pat tingkat erosi disebabkan karena sifat-sifat tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah tidak terlalu berbeda (Tabel Lampiran 1). Akan tetapi Via sifat-sifat fisik dan kimia tanah pada setiap tingkat erosi pada pengamatan 17 bulan kemudian diban-
34
Embed
Kajian Metode Rehabilitasi Lahan Untuk Meningkatkan dan ... V... · an kadar C-organik tanah setelah f 7 buhn te jadi pada tingkat erosi 15 cm yang ber- ... menunjukkan bahwa hasil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HASIL DAN PEMBAHASAN
Erosi dan Produktivitas Tanah
Pengaruh Tingkat Erosi terhadap Sifat-sifat Fisik dan Kimia Tanah
Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa tingkat erosi tidak berpengaruh terhadap
beberapa sifat fisik dan kimia tanah, baik pada awal penelitian maupun setelah peneli-
tian berlangsung 17 bulan (Tabel 3 dan Tabel Lampiran 2 s/d 49). Hal ini disebabkan
karena pada awal penelitian, tanah pada setiap petak percobaan diolah dengan cang-
kul lledalam 15-20 cm, menyebabkan berat isi, pori aerasi dan indeks stabilitas agregat
tanah pada setiap tingkat erosi tidak berbeda. Demikian juga akibat pengolahan tanah
terjadi pembalikan dan tercampumya tanah kipisan bawah dan tanah lapisan atas, me-
nyebabkan kandungan C-arganik dan unsur-umw ham N, P dan K pada s&ap tingkat
erosi tidak berbeda, Penyebab thlak bedxxbya sift-Sat fisik ban kimia tandh 8i
tokasi penelitian sesuai h g a n hasit p e d & h Sadla (1984). G& dztn Smika
(1983. Menurutnya pengokhan taRati &fain 20 an menjxhbkim +excampmy;a
tanah lapisan atas dan tanah kpisaa sebbgga berat isi, pori acmsi, C-organk
dan nitrogen pada lapisan tanah 0-15 cm tidak berbeda.
Meskipun mars statistik tidak ada perbedaan yang nyata di antara keempat
ti@at erosi pada setiap pengamatan, tetapi ada kecenderungan penurunan indeks
stabiliias agregat, kadar C-organik, N dan P dengan semakin beratnya tingkat erosi.
Keadaan seperti ini d a l m jangka panjang akan berpengaruh buruk terhadap produk-
tivitas tanah, sehingga hasil tanaman akan mengalami penurunan.
Setelah 17 bulan, adanya kesamaan sifat-sifat fisik dan kimia tanah pada keem-
pat tingkat erosi disebabkan karena sifat-sifat tanah lapisan atas dan tanah lapisan
bawah tidak terlalu berbeda (Tabel Lampiran 1). Akan tetapi Via sifat-sifat fisik dan
kimia tanah pada setiap tingkat erosi pada pengamatan 17 bulan kemudian diban-
Tabel 3. Pengaruh tingkat erosi terhadap sifat-sifar fisik dan kimia tanah, pada awal
penelitian dan setelah 17 bulan.
Tigkat erosi (cm)
tanah pengamatan 0 5 I0 15
Berat isi Awal 0.87a-c* 0.84b-d 0.84b-d 0.82cd
(@cm3) 17 bulan 0.87a-c 0.88ab 0.90a 0.90a
Pori aerasi Awal 17.29b-g 19.55a-f 19.06a-g 19.96ab (% volume) 17 bulan 2 1.85a 19.58a-e 19.94a-c 19.82ad
f
Stabilitas Awal %a S4a-c 51ad 48a-f %=%at 17 bulan 55ab 49a-c 48a-f 48a-f
C-organik Awal 2.78a 2.50a-c 2.47ac 2.07a-g 17 bulan 2.63ab 2.48ad 2.46a-f 2.06b-h
W-W- Awat 27t, 29ab 29ab 31a
mJ> 17 bdan 29ab ?la 312 3ia *
Untuk masing-masing sifat tanah, angka interaksi (tingkat erasi dan w&tu pen- gamatan) yang diikuti oleh huruf yang sama, tiddc berb& nyata pada taraf 5% menurut Uji Jarak Ganda Duncan.
dingkan dengan awal penelitian, temyata sletelah 17 bulan wad i peningkatan berat isi
dan P serta ptnurunan kadar C-organik tanah (Tabel 3).
Setelah 17 bulan, berat isi tanah pada tin'gkat erosi 10 dan 15 cm lebih tinggi
dibandingkan dengan awal penelitian pada tingkat erosi 5, 10 dan 15 cm. Perbedaan
berat isi tanah tersebut disebilbkan kmna pada tanah dengan tingkat erosi 10 dan 15
cm tejadi peningkatan laju erosi (Gambar 5). Akibatnya tanah pada Gngkat erosi 10
dm 15 cm Iebih cepaf meflmdat karerta ferjadinya ~~ buth.-bdrakhwjan yang
jatuh di atas permukaan tanah d m pengikisan tanah oleh &an pemrakaatr. Penurun-
an kadar C-organik tanah setelah f 7 buhn te jadi pada tingkat erosi 15 cm yang ber-
beda &ngan tingkat erosi 0 cm. Hal ini dibabkan karcnrr laju erosi pada tingkat
erosi 15 cm paling tinggi, sehingga lebih banyak kadar C-organik tanah yang hilang
terbawa erosi. Meningkatnya kandungan P-total pada semua tingkat erosi dibanding-
kan kngan awal penelitian, diduga akibat pengapuran yang mengakibatkan terbebas- #
nya unsur P dari kompleks Al-P, dan karena adanya tambahan P dari pemupkan
b Pengaruh Tingkat Erosi terhadap Pertumbuhan dan Haril Tanaman
. Tigkat erosi menghambat pertumbuhan tinggi tanaman dan menurunkan hasil
jagung, kecuali tinggi tanaman jagung MH 1993/1994 dan hasil kacang tanah MK
1994 (Tabel 4 dan 5, Tabel Lampiran 54 s/d 69). Tinggi tanaman dan hasil jagung
umumnya mulai berkurang secara nyata pada tingkat erosi 10 cm, kecudi hasil jagung
MH 1993/1994 pada tingkat erosi 15 cm (Tabel 4). Tinggi tanaman jagung MH 1993/
1994 dan hasil kacang tanah MK 1994 tidak dipengaruhi oleh perbedaan tingkat erosi.
Hal ini disebabkan icarena penelitian baru berlangsung 3 sarnpai 7 bulan, diduga sifat- 1
sifat fis* dan kimia tanah pada setiap tingkat erosi masih relatif seragam.
Hasil jagung pada Tabel 5 menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat erosi, ma-
kin besar penurunan hasiI dengan bentuk hubungan kuadratik (Garnbar 6). Penurun-
an hasil tersebut adatah 11-2296 pa& tingkat erosi 10 cm, dan 28-43s pada hgkat
Tabel 4. Pengmh tingkat erosi terhadap tinggi tanaman jagung dan kacang tanah.
Tingkat Jagung Kacang erosi tanah
MH 1993/1994 MH 1994J1995 MK 1995 MK 1994
* Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama, tidak krbeda nyata pada taraf 5% menurut uji BNJ.
37
Tabel 5. Pengaruh tingkat erosi terhadap hasil jagung pipilan kering dan polong
kacang tanah.
- -
Tigkat - - -
Jagung Kacang erosi tanah
* Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 5% rnenurut uji BNJ.
tin& @a tin- erosi lebih berat, dkekbkaa k m a peRin* iaju erosi. h j u
erosi-sernakinbesarpadaringkaterosi 10cmrtaa ~ n y a t a p a d g ~ e r o s i 15
c m ~ 5 ) . D a t a m ~ y a t l g ~ s i ~ g a r , j u m f a h b c s a r ~ - b m y a % u n s u r -
urrsnr ham yang ikut ~ ~ f , d i n g s 8 bia3.m- C+M& daa hara di &dm
tanah d n redah. Alcibatnya pmhmhban muman dm hasif jagung lmkmmg
dengan nyata.
Bekurangnya hasil jagung pada penelitian ini bekisar dari 0.05-0.07 ton/ha/cm
tanah tecerosi, lebih rendah dari hasil penelitian di Amerika Serikat. Penelitian ter-
sehut menunjukkan bahwa dengan &nik e m i buatan, hasil jagung pada Typic
Hapludults bekurang 0.15 ton/hakm tanah eererosi (Langdale et al., 1979). Pada
Typic Paleustalfs Nigeria, hasil jagung bericurahg 0.09-0.13 ton/ha/cm tanah tererosi
(Lal, 1985). Narnun penelitian tentang penurunan hasil &bat emsi alarni yang juga
dilakukan oleh La1 (1985) pada tanah yang sama yang lokasinya berdekatan dengan
penelitian erosi buatan, menunjukkan bahwa hasil jagung berkurang 0.26 ton/ha/m
tanah atau berkurang 16 kali lebih besar dari tanah yang te
Scitlah 21 bulan Tanpa 2.30b-h 0.27ab W - h 22c-j Pupuk kandang 2.622tb 0.26a-c 34b-e 34ab Mulsa jerami 2.69a 0.28a 3Sa-d 3Sa Mulsa Mucuna sp 2.54a-d 0.27ab 2%-g 23c-i
* Angka inkraksi (waktu pengamatan dan rehabilitasi lahan) dalarn kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Jarak Ganda Duncan.
Teknik rehabilitasi lahan dapat mengurangi laju erosi, sehingga mencegah
hilangnya bahan organik dan beberapa unsur hara tanah. Suwardjo dan Sofijah Abu-
jamin (1985) rnenyataican bahwa rehabilitasi lahan dengan mulsa sisa tanaman pada
Haplorthox Citayam dm Tropudults Pekalongan dapat rnempertahankan dan cende-
rung meningkakan bahan organik tanah setelah 1.5 tahun. Pada penelitian di Jasinga,
jurnlah bahan rehabilitasitasi lahan yang diberikan sampai pengamatan 21 bulan
Rata-tatit hasil jagung MH 1994/1995 dm MK 1995. * Angka i n t e w ~ (hgkat msi dm rehab- fzan) yang d ih t i okh h m f ysng
** sama, tidak berbeda nyata pada t a d 5% mearrntt Uji f;uaL. Gnda Duncan. An* rata-rata didam baris atau yang diikuti oleh huraf yang mma, tidak hxbdanyi~tapada tarafS%merwnttrjiBMfMf
Adanya peningkatan hasit jagung sqmfi riafarn Tabef If &mebut,
disebabkan karena pori semi dan pori air tersedia pada penampang tanah 10 cm
kratas masih cukup tinggi, serta kandungan C-organik, hara N, P dan K ergolong
sedang (Tabel Lampiran 1). Akan tetap bila tingkat erosi telah mencapai lebih dari 10
cm, cara ~habilitasi lahan menggunakan pupuk kandang atau mulsa Maw sp tidajc
mampu rneninglcatkan hasii jagung. Hal ini disebabkan k a n a beberapa sifat fisik dan
kimia tanah pada lapisan tanah l eb i dalam dari 10 cm, lebih buruk dan W h rendah
(Tabel Lampiran 1).
Peranan pupuk kandang dalam rneningkatkan hasil jagung pada tingkat erosi
yang lebih berat belum sebaik mulsa jerami padi. Hal ini disebabkan karena sebagian
dari pupuk kandang yang diberikan hanyut terbawa aliran permukaan, terlebih lagi
r r YAD : T v R e h & S b s i X-X YFI? : PL1C)tfk- A- A YRZ : Mulsa Jerami * Yw : Mdsa Mucuna sp.
0 0 0 5 10 15
Tingkat erosi (cm)
Garnbar 9. Pengaruh rehabilitasi lahan dan tingkat erosi terhadap hasil jagung.
penempatan pupuk kandang tersebut hanya disebarkan di atas permukaan tanah. Dari
penelitian ini, pupuk kandang hanya mampu meningkadcan hasil jagung 17.7 dan
11.5% berturut-turut pada tingkat erosi 10 dan 15 cm. Demikian juga mulsa Mucum
sp belum mampu meningkatkan hasil jagung pada tingkat erosi yang lebih berat,
karena sifat-sifat fisik dan kirnia tanah pada lapisan tanah dibawahnya lebih bur&
(Tabel Lampiran 1). Disamping itu laju erosi pada perlakuan mulsa Mucum sp masih
cukup besar (Gambar 7), sehingga turut berperan memperburuk tingkat kesuburan
tanah. Akan tetapi bila cara rehabilitasi lahan dengan pupuk kandang dan mulsa
Mucuna sp dibandingkan dengan tanpa rehabiihsi pada tingkat erosi 10 cm, peranan
icedua cara rehabilitasi lahan tersebut masih nyata meningkatkan hasil jagung.
Penin&atan hasil tersebut adalah 56.6-65.396 untuk pupuk kandang clan 64.7% untuk
mulsa MUUIUI sp.
S e m y a pada mnah yang d k h d x h s . d e n g m n u I s a ~ p a d i , -
~ y a ~ - s i f s t t f i * d a l l ~ t a r i a f r ~ d i c ~ ~ i n i ~ ~
muka jerami padi &pat c n e n - m m t y a but%-bdr hajm di -per-
~ t a n a h , ~ g g a j o ~ t a n a B 9 . a n g . b e r e r o s i b a s ~ ~ s a n g a c t k d . O I e h
sebab itu muEsa jerami padi masih nyitta ~~ hasif Zagung sam@
trosi I 0 cm (30.9%) dan cukup baik pada tingkat erosi 15 cm (21%). yaitu hasii
jagung masih lebih tinggi dari cara rehabilitasi lainnya. Penyebab lain meningkatnya
hasil jagung adalah karena muisa jerami padi dapat mempertahankan kelembaban
tanah dm merangsang aictivitas fauna tanah, sehingga tanah tetap gembur, dan &ir-
nya texipta kondisi iingkungm tumbuh tanaman rang baiic.
DItinjau dari segi efektivitas peningkatart hasil, penggunaan mulsa jcrami padi
merupakan cam rehabilitasi lahan krbaik, karena mampu meningkatkan hasil jagung
walaupun tingkat erosi sudah berat. Namun demikian ketersediaan jerarni padi ter-
sebut merupakan kendala karena hams didatangitan dari areal persawahan. Disamping
itu bila jerarni padi dari areal persawahan diangkut untuk keperluan mulsa pada lahan
kering, dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lahan sawah tersebut, terutama
bagi daerah-daerah yang biasa menggunakan jerami padi sebagai pupuk organik. Oleh
sebab itu, penggunaan Mucuna sp merupakan alternatif lain cara rehabilitasi lahan,
karena kemampuannya dalam mencegah erosi dan meningkatkan hasil jagung sesung-
guhnya tidak terlalu berbeda dengan mulsa jerami pdi . Disamping itu benih Mucuna
sp mudah diperoleh, harga murah, memerlukan sedikit pemeliharaan d m meng-
hasikan bahan hijau banyak. Hanya saja efeittivitits mulsa tersebut pada tingkat erosi
yang lebih berat perlu dikaji lebih lanjut, karena peningkatan hasil jagung tersebut
masih lebih rendah dari mulsa jerami padi dan p'upuk kandang (Gambar 10).
Dari hasil kajian pada Tabel 11 dan Gambar 9 tersebut, ternyata meskipun ter-
jadi kenailcan hasil jagung, peningkatannya senantiasa berkurang dengan semakin
/ J / Tanpa P. hndang Jerami padi Mucuna
Rehabilltael Lahan
Gambar 10. Pengaruh rehabilitasi lahan terhadap hasil jagung pada setiap tingSrat
erosi.
beratnya tingkat erosi. Hal ini disebabkan karena jumlah masing-masing bahan reha-
bilitasi lahan yang digunakan adalah sama untuk tingkat erosi yang berbeda. Padahal
pada tingkat erosi 10 cm atau lebih berat, sifat-sifat fisik clan kimia tanahnya lebii
rendah dan lebih buruk ffabel Lampiran I), sehingga kemampuan bahan-bahan
rehabilitasi lahan tersebut dalam meningkatkan hasil jagung menjadi berkurang.
Rehabilitasi lahan dengan mulsa sisa-sisa tanaman d i h q k a n rnempunyai pe-
ngaruh residu yang lama, agar sifat-sifat fisik dan kimia tanahnya tetap erpelihara
dengan baik, sehingga hasil tanaman yang diharapkan tetap tinggi. Oleh sebab itu
penggunaan sisa-sisa tanaman sebagai bahan nhabilitasi hams diberikan seem (er-
atur, yaitu setiap musim atau setiap tahun, dan bahan rehabilitasi lahan tersebut
sebaiirnya d ihas i lh sendii dari Man usahatani. Pada Gambar 11, terlihat bahwa
~ b b i d ' i lsthan dengan pupuk kandang, mulsa jerami pa& dm m u h Mwunu sp
saqai- &gW cdosi 10 cm dapat memper2aWa~ ha& j;t%tmg &ri musim ke
n z u s h + - p ~ a t e t ~ P e r m n m a n ~ ~ ~ &
~ a h a ~ t ; t s i ~ m a f i - h n r e n i m t w f k a n e b o i , m t s k i p u a ~ ~ l o o c i t .
WabBitasi Labn dan Hara yamg ffrkng
KehiIangan Hara
Muisa )erami padi menghasilican konsentrasi Aimen paling rendah, eetapi kon-
s e m i C-organik, hara N dan K dalam sedimen tersebut paling besar. (Tabel 12 dan
Tabel Lampiran 78 s/d 87). Meskipun secara statistik mulsa jerami padi tidak nyata
meningkakan ham P ddarn sedimen, tetapi konsentrasi hara tersebut paling tinggi
dibandingkan dengan cara rehabilitasi lahan lainnya.
Mulsa jerami padi yang disebarkan di atas permukaan tanah dan disusun
memotong lereng sangat efektif rnenghambat laju aliran permukaan dan tanah yang
tererosi, sehingga hanya partikel-partikel tanah halus yang terbawa aliran permukaan.
Tingkat er0si 0 cm
C----, ,----- 'I -- - P 3 0 Q - - .- Tingkat erosi 10 Cm
XI., -.-*-x -.-. -..-..- X
Tingkat erosi 5 crn 4 r A
4r Tingkat erosi 15 cm
Gambar 11. Pengaruh ~habilitasi lahan dan tingkat erosi terhadap hasil jagung,
selama 3 musim tanam.
Partikei-partikel tanah yang kbih Casar tersangkut dan mengendap di atas pennuicaan
tanah di bagian atas (belakang) mulsa jerami. Paqike l -pee l tanah haius tersebut
terdiri dari liat dan koioid yang banyak mengahng unsur-unsur hara tanah, sehingga
hara yang terangkut dalam sedimen tersebut semakin besar, meskipun konsentrasi
sedimen yang terangkut paling rendah. Penelitian Sinukaban (1990) menunjukkan
bahwa rnulsa jerami padi 3.8 ton/ha dapat mengurangi konsentrasi sedimen dalam
aliran permukaan, tetapi konsentrasi hara dalam sedirnen tersebut meningkat.
Tabel 12. Pengaruh rehabilitasi lahan terhadap konsentrasi sedirnen dan unsur-
a Data MT 1994/1995, deugan TSL Typic Haplohumdts Jasinga 15 toWtahun matre1 Lampirran 94). T- emsi pxkdaiim tanpa rehabilitasi Man. B k y a ~ r ~ t t a s i f a h a n d i ~ e f ~ ~ i t a s p e n ~ ~
ngan pupak k d a n g mmpunyai d a a t bersih IVC @&g rencfta slkdmHm
Muktivitas lahan &an =pat berkurang bila tidak dilakukan pencegahan erosi
dan/amu rehabilitasi, terutama pada lahan-iahan pertanian yang berlereng. Niai
kcrusakan lahan yang krjadi adalah biaya atau ongkos yang harus ditinggung karena . kemunduran atau degradasi Iahannya. Wntuk rnenghitung biaya degradasi Typic
Haplohumults Jasinga didasarkan pada beberapa asurnsi, diantaranya (1) kemunduran
atau penurunan hasil tanaman adalah dari lahan tanpa perlakuan rehabilitasi, (2) erosi
rnerupakan penyebab utarna kemunduran hasil, (3) data erosi didasarkan pada laju
Tabel 17. Analisis biaya (cost) dan manfaat (benefit) cara rehabilitasi lahan dengan
pupuk kandang, mulsa jerami padi dan muisa Mucuna sp.
Komponen Pupuk kandang Mulsa --
Mulsa
jerami padi Mucuna sp
a Biaya (rehabilitasi dan produksi) setiap cara rehabilitasi lahan dikurangi biaya prodksi tanpa rehabilitasi lahan (Tabel Lampiran 96). Manfaat kotor setiap can nhabifitasi lahan dikurangi manfaat k o u ~ tanpa rehabztasi lahan (Tabel Lampian 96).
l i iemdan tanah ~~t did- bengm rmdd persarrmaa hasiI d;Ki Czrt.rbar 9,
sehingga dengan harga jagung pipiian Rp. 6OO.-!kg, selisih atau penuntnatl ha61 ber-
=but merupaican biaya kenisakan lahan.
Atas dasar asumsi tersebut d m perhitungan biaya w a n tingkat bunga 15%
per tahun, maka totai nilai kerusakan lahan saat ini adalah Rp. 291 7 I m a nabel 18).
Mulyadi dan Soepraptohardjo (1975) memperLinlran dari 47.5 juta hadtanah Podsolilc
Me& Kuning, 3.5 juta ha diantaranya nkmpunyai kerniringan kreng kurang dari
15% dan sesuai untuk budidaya tanaman pangan, serta berada di luar kawasan hutan.
Oleh sebab itu, bila 10% saja dari luas lahan tersebut dengan kondisi agroekologi
serupa Bengan lokasi penelitian akan diusahakan untuk pertanaman jagung tanpa
upaya pencegahan erosi dan rehabilitasi lahan, maka total nilai kerusakan lahan yang
&an terjadi adalah Rp. 102.10 milyar rupiah atau rata-rata 11.34 milyar rupiahkahun.
Selain nilai kerusakan lahan secara ekonomis tersebut, &bat lain dari erosi
adalah terjadinya peningkatan beban sedimen dalam aliran permukaan, sehingga
menurunkan kualitas air dan mengurangi daya tampung dan umur danau/waduk,
karena terjadinya sedimentasi (pengendapan) dari tanah yang tererosi. Disamping itu,
&bat banyaknya tanah yang tererosi, banyak juga unsur-unsur hara tanah yang ikut
terangkut dan masuk ke dalam sungai dan waduk/danau. Hal ini dapat rnenyebabkan
terjadinya eutrdikasi dan tumbuhnya gulma air lainnya dengan subur, sehingga dapat
mempercepat penyempitan luas waduk atau danau.
Dari penelitian ini diketahui bahwa cdra rehabilitasi lahan dapat memper-
tahaniran sifat-sifat fisik dan kimia tanah, serta rneningkadcan hasil jagung. Akan
-pi peningkatan hasil jagung tersebut setiap tahunnya mengalami penurunan, mes-
kipun jurniahnya sangat kecil (Gambar 11). Hal ini disebabkan karena ke tiga cara
e i I i t a s i laban y a g d i t e q h n mas& menirnbdim crosi wabugun judahnya
W, kecoati ju& pda ?ads yang bire=#ii dengan jtrami padi
beEada &€xiwait TSL flabel lf52.
N i I a i k t r n s a k a n t a n a h ~ L 5 m y s u t g & & a b S ~ ~ p u p u k ~ g ,
dan Rp. 900 000.- terjadi ddam waknr 54,500 dm 56 tahun (Tabel 18). Akan tetapi
bila nilai kemsakan lahan ketiga cam rehabilitasi tersebut dibandingkan dengan nilai
k&n tanah tanpa rehabilitasi lahan ddam waktu yang sama (9 tahun), niiai
kNSakan ketiga cara rehabiiitasi lahan sangat kecil. Biaya kerusakan lahan yang
direhabilitasi dengan mulsa jerami padi adalah Rp. 3 385.-jha atau hanya 1.2% dari
biaya krusakan lahan tanpa rehabilitasi. Demkian juga biaya kerusakan hhan yang
dkhabilitasi dengan pupuk kandang d m mulsa Mucuna sp relatif kecil dibandinglcan
dengan biaya kerusakan tanpa rehabilitasi, yaitu masing-masing 12.4 dan 9.2%. Atas
dasar nilai kerusakan lahan tersebut, ketiga cara rehabilitasi lahan masih mempunyai
nilai ekonomis yang baik. Akan tetapi karena cara rehabilitasi lahan dengan pupuk
Tabel 18. Biaya kerusakan lahan pada tanah tanpa rehabilitasi dan rehabilitasi de-
ngan pupuk kandang, mulsa jerami padi dan mulsa Mucuna sp.
Komponen
- -
Rehabilitasi lahan
Tanpa Pupuk Mulsa Mulsa kandang jerami Mucrcna sp
-
Laju erosi (cdtahun) 1.67 0.28 0.03 0.27
Waktu kehilangan tanah 9 54 SO0 56
mencapai 15 cm, (tahun) I
Hasii jagung ( t~n /ha )~
- tabun awal - tahun kc-9 - tahnn ke-t
-
a DiWuag trerdasarkan model persamaan hasit pada Gambar 9, dengan laju msi masing-masing cara rehabilitasi l h n . Selisih hasil jagung tahun awal dan tahun ke-t <w;drtu yang dibutuhkan untulr men- capai erosi 15 cm) dikalikan harga jagung Rp. 600.-/kg.
C Discount factor iS%/tahun.
kandang memedukan biaya pengadaan pupuk yang cukup ksar dan diperlukan dalam
j udah banyak, maica cara ~ehabilitasi iahan dengan mulsa jerami padi dan muka
Mucuna sp addah yang paling rnenguntungkan, Disamping itu biaya kerusakan lahan
&bat rehabilitasi dengan mulsa jerami padi dan mulsa Mucuna sp tidak kbih dari
10% bila dibandingkan dengan biaya kerusakan lahan tanpa adanya usaha rehabilitasi.
Meskipun cara rehabilitasi lahan dapat mengendalikan erosi cukup baik dengan
biaya pengendalian erosi dan biaya kerusakan Iahan yang rendah, tetapi keterkaitan
k d u a macam biaya tersebut belum dapat diungkapkan. Hal ini disebabkan karena
belum diketahui berapa lama teknik rehabilitasi lahan tersebut dapat mempertahankan
produktivitas tanah.
Keberhasilan teknik rehabilitasi lahan dengan pupuk kandang, mulsa jerami
padi clan mulsa Mucuna sp dalarn rnengendalikan erosi dan meningkadran prod&-
tivitas lahan memberikan manfaat atau keuntungan lain terhadap kualitas lingkungan.
Akibat jumlah erosi yang sangat kecil, dipexkidcan hampir tidak ada sedimen yang
masuk kedalarn sungai, waduk dan danau, sehingga kualitas air sungai, waduk dan
danau tersebut tetap terpelihara dengan baik. Asamping itu kualitas air irigasi yang
sumber airnya berasal dari waduk atau danau tersebut meningkat, sehingga dapat
meningkadcan produktivitas lahan-iahan pertanian di daerah hilir.
Dari kasii peRelitiau ini jnga d a h aetrthui W w a rehabilitasi lahan de~gw
mulsa jerami pufi dan muka 1M- sp mampu mengurangi jumiah hara yang
hiIang. Dengaf, deraikian jumfak Ram yang mast& ke dalam sung&, waduk dan diman
sangat Jreeii, sehingga wad& dan danau tedebut akan taixbas chui &anhbya