Konferensi Nasional Teknik Sipil 12 Batam, 18-19 September 2018 ISBN: 978-602-60286-1-7 AR - 211 KAJIAN INDEKS KERENTANAN PESISIR DI PANTAI ANYER KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Ika Sari Damayanthi Sebayang 1 , Mawardi Amin 2 dan Carolina Masriani Sitompul 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, Jl. Meruya Selatan no. 1, Kembangan, Jakarta Email: [email protected]2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, Jl. Meruya Selatan no. 1, Kembangan, Jakarta 3 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, Jl. Meruya Selatan no. 1, Kembangan, Jakarta ABSTRAK Kerentanan pesisir merupakan suatu kondisi dimana adanya peningkatan proses kerusakan di wilayah pesisir yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas manusia dan faktor dari alam. Pada Pantai Anyer, panjang garis pantai yang ditinjau adalah sepanjang 1,42 km untuk mendapatkan nilai kerentanannya. Garis pantai dibagi setiap selnya menjadi 10 meter berdasarkan garis pantai pada tahun 2000-2014. Metode penelitian adalah mengumpulkan data hidro-oseanografi, menghitung indeks kerentanan pesisir (Coastal Vulnerability Index). Indeks kerentanan pesisir adalah metode ranking relatif berbasis skala indeks dari parameter fisik seperti gemorfologi, perubahan garis pantai, elevasi, kenaikan muka air laut, rerata pasang surut, tinggi gelombang. Hasil perhitungan CVI tersebut selanjutnya dikelompokkan dengan tingkat kerentanan tidak rentan, kurang rentan, sedang, rentan, sangat rentan dengan indeks skor 1-5. Pada hasil analisis kriteria kerentanan berdasarkan parameter geomorfologi masuk dalam kategori rentan dengan skor 4, perubahan garis pantai masuk dalam kategori rentan dengan skor 4, elevasi masuk dalam kategori sangat rentan dengan skor 5, kenaikan muka air laut masuk dalam kategori sedang dengan skor 3, tunggang pasang surut masuk dalam kategori kurang rentan dengan skor 2, tinggi gelombang masuk dalam kategori sangat rentan dengan skor 5. Berdasarkan analisis indeks kerentanan pesisir sebagai upaya penanggulangan abrasi diketahui bahwa tingkat kerentanan di Pantai Anyer di kategorikan ke dalam rentan, dengan indeks kerentanan pesisir sebesar 20 berdasarkan parameter fisik kerentanan pesisir. Parameter kerentanan pesisir yang mempengaruhi kerentanan di Pantai Anyer yang paling berpengaruh adalah parameter elevasi dan tinggi gelombang. Kata kunci: indeks kerentanan pesisir, gelombang, garis pantai, geomorfologi. 1. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa. Wilayah pantai ini merupakan daerah yang sangat intensif yang dimanfaatkan untuk kegiatan manusia, seperti sebagai kawasan pusat pemerintahan, pemukiman, industri, pelabuhan, pertambakan, pertanian, pertambangan, perikanan tangkap, pariwisata, dan sebagainya. Kebanyakan daerah atau kota yang berada di daerah pantai berkembang dengan baik dan maju. Sebagai contoh kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya berada di daerah pantai. Salah satu pantai yang cukup terkenal di daerah Banten Jawa Barat adalah Pantai Anyer yang sangat strategis untuk dikunjungi oleh banyak orang terutama masyarakat Jakarta. Pantai Anyer, merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang diandalkan oleh pemerintah daerah Propinsi Banten. Namun di samping perkembangan pariwisata bahari ini, petumbuhan industri di daerah ini juga cukup pesat. Di samping itu sub-sektor lain, seperti perikanan, baik tangkap maupun budidaya, juga tidak ketinggalan untuk dikembangkan. Sehingga bagaimana kondisi lingkungan sumberdaya alam, khususnya perairan yang ada selama ini. Secara ekologis, wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan yang memiliki dua macam batas yang ditinjau dari garis pantainya (coast line), yaitu batas yang sejajar dengan pantai (long shore) dan batas yang tegak lurus terhadap garis pantai (cross shore) (Dahuri et al., 2001). Wilayah pesisir tersebut akan mencakup semua wilayah yang kearah daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses yang berkaitan dengan laut seperti pasang surut dan industri air laut, dan wilayah ke arah laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi di daratan seperti sedimentsi dan aliran air tawar. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir di definisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan provinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.
12
Embed
KAJIAN INDEKS KERENTANAN PESISIR DI PANTAI ANYER …konteks.id/web/wp-content/uploads/2018/10/AR-25-330.pdfkenaikan muka air laut, rerata pasang surut, tinggi gelombang. Hasil perhitungan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Konferensi Nasional Teknik Sipil 12 Batam, 18-19 September 2018
ISBN: 978-602-60286-1-7 AR - 211
KAJIAN INDEKS KERENTANAN PESISIR DI PANTAI ANYER KABUPATEN SERANG
PROVINSI BANTEN
Ika Sari Damayanthi Sebayang1, Mawardi Amin2 dan Carolina Masriani Sitompul3
1Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, Jl. Meruya Selatan no. 1, Kembangan, Jakarta
Email: [email protected] 2Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, Jl. Meruya Selatan no. 1, Kembangan, Jakarta 3Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, Jl. Meruya Selatan no. 1, Kembangan, Jakarta
ABSTRAK
Kerentanan pesisir merupakan suatu kondisi dimana adanya peningkatan proses kerusakan di wilayah
pesisir yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas manusia dan faktor dari alam. Pada Pantai
Anyer, panjang garis pantai yang ditinjau adalah sepanjang 1,42 km untuk mendapatkan nilai
kerentanannya. Garis pantai dibagi setiap selnya menjadi 10 meter berdasarkan garis pantai pada tahun
2000-2014. Metode penelitian adalah mengumpulkan data hidro-oseanografi, menghitung indeks
kerentanan pesisir (Coastal Vulnerability Index). Indeks kerentanan pesisir adalah metode ranking
relatif berbasis skala indeks dari parameter fisik seperti gemorfologi, perubahan garis pantai, elevasi,
kenaikan muka air laut, rerata pasang surut, tinggi gelombang. Hasil perhitungan CVI tersebut
selanjutnya dikelompokkan dengan tingkat kerentanan tidak rentan, kurang rentan, sedang, rentan,
sangat rentan dengan indeks skor 1-5. Pada hasil analisis kriteria kerentanan berdasarkan parameter
geomorfologi masuk dalam kategori rentan dengan skor 4, perubahan garis pantai masuk dalam kategori
rentan dengan skor 4, elevasi masuk dalam kategori sangat rentan dengan skor 5, kenaikan muka air
laut masuk dalam kategori sedang dengan skor 3, tunggang pasang surut masuk dalam kategori kurang
rentan dengan skor 2, tinggi gelombang masuk dalam kategori sangat rentan dengan skor 5. Berdasarkan
analisis indeks kerentanan pesisir sebagai upaya penanggulangan abrasi diketahui bahwa tingkat
kerentanan di Pantai Anyer di kategorikan ke dalam rentan, dengan indeks kerentanan pesisir sebesar
20 berdasarkan parameter fisik kerentanan pesisir. Parameter kerentanan pesisir yang mempengaruhi
kerentanan di Pantai Anyer yang paling berpengaruh adalah parameter elevasi dan tinggi gelombang.
Kata kunci: indeks kerentanan pesisir, gelombang, garis pantai, geomorfologi.
1. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau
dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa. Wilayah pantai ini merupakan daerah yang sangat intensif yang
dimanfaatkan untuk kegiatan manusia, seperti sebagai kawasan pusat pemerintahan, pemukiman, industri, pelabuhan,
pertambakan, pertanian, pertambangan, perikanan tangkap, pariwisata, dan sebagainya. Kebanyakan daerah atau kota
yang berada di daerah pantai berkembang dengan baik dan maju. Sebagai contoh kota-kota besar seperti Jakarta,
Semarang, Surabaya berada di daerah pantai.
Salah satu pantai yang cukup terkenal di daerah Banten Jawa Barat adalah Pantai Anyer yang sangat strategis untuk
dikunjungi oleh banyak orang terutama masyarakat Jakarta. Pantai Anyer, merupakan salah satu daerah tujuan wisata
yang diandalkan oleh pemerintah daerah Propinsi Banten. Namun di samping perkembangan pariwisata bahari ini,
petumbuhan industri di daerah ini juga cukup pesat. Di samping itu sub-sektor lain, seperti perikanan, baik tangkap
maupun budidaya, juga tidak ketinggalan untuk dikembangkan. Sehingga bagaimana kondisi lingkungan sumberdaya
alam, khususnya perairan yang ada selama ini.
Secara ekologis, wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan yang memiliki dua
macam batas yang ditinjau dari garis pantainya (coast line), yaitu batas yang sejajar dengan pantai (long shore) dan
batas yang tegak lurus terhadap garis pantai (cross shore) (Dahuri et al., 2001). Wilayah pesisir tersebut akan
mencakup semua wilayah yang kearah daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses yang berkaitan dengan laut
seperti pasang surut dan industri air laut, dan wilayah ke arah laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses yang
terjadi di daratan seperti sedimentsi dan aliran air tawar. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir di
definisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke arah laut
12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan provinsi) untuk kabupaten/kota
dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.