Top Banner
KAJIAN CITRA PERUSAHAAN MELALUI KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BANK “X” BOGOR INDRA JATMIKO H24087024 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
56

Kajian Citra CSR Di Bogor

Oct 23, 2015

Download

Documents

andrytrk
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kajian Citra CSR Di Bogor

KAJIAN CITRA PERUSAHAAN MELALUI KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BANK “X”

BOGOR

INDRA JATMIKO

H24087024

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Kajian Citra CSR Di Bogor

RINGKASAN

INDRA JATMIKO. H24087024. Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate Social Responsibility Pada Bank “X” Bogor. Di bawah bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin sering terdengar dan terlihat aktivitasnya di layar kaca. Banyak perusahaan (terutama perusahaan besar) yang mengiklankan aktivitas kegiatan CSR-nya dengan tujuan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah untuk meningkatkan citra perusahaan. Bank “X” memiliki program CSR yang berfokus pada bidang sosial dan pendidikan. Melalui program Mega Peduli, bantuan sosial selalu disalurkan setiap tahunnya baik pada kantor pusat maupun masing-masing kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Lain halnya dengan program Mega Berbagi. Program CSR yang berbentuk produk tabungan ini, mengajak masyarakat untuk ikut langsung berbagi kepada para generasi penerus bangsa dalam meningkatkan taraf hidup berkependidikannya dengan menyisihkan 1 persen dari bunga tabungan setiap bulannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi program CSR Bank “X” serta melihat dimensi citra manakah yang paling berpengaruh dalam meningkatkan citra Bank “X” melalui kegiatan CSR dengan melihat dari respon nasabah Kota Bogor. Dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengambilan data, 35 orang responden terpilih untuk menjadi sampel penelitian. Hasilnya nanti dapat melihat faktor dimensi mana yang paling berpengaruh serta yang paling tidak berpengaruh terhadap peningkatan citra Bank “X”. Hasil identifikasi program didapatkan bahwa program CSR Bank “X” termasuk dalam kategori aktivitas CSR Cause Related Marketing (Mega Berbagi) dan Corporate Philanthropy (Mega Peduli). Benefit yang didapatkan dari kegiatan CSR dalam kategori tersebut adalah meningkatkan reputasi perusahaan, memperkuat bisnis, membantu penyelesaian masalah sosial lokal, menarik nasabah baru, meningkatkan penjualan produk dan membangun identitas merk yang positif. Sedangkan berdasarkan hasil analisis faktor didapatkan bahwa dimensi Successful memiliki pengaruh terbesar terhadap citra Bank “X” (90,4%) dan dimensi Dynamic memiliki pengaruh terkecil (67,2%) adapun dimensi Business Wise, Character, Cooperative dan Withdrawn masiing-masing memiliki pengaruh sebesar 89,1 persen, 89 persen, 73,2 persen dan 70,4 persen.

Page 3: Kajian Citra CSR Di Bogor

KAJIAN CITRA PERUSAHAAN MELALUI KEGIATAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA BANK “X”

BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

INDRA JATMIKO

H24087024

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 4: Kajian Citra CSR Di Bogor

Judul : Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate Social

Responsibility Pada Bank “X” Bogor

Nama : Indra Jatmiko

NIM : H24087024

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Dr.Ir.Abdul Kohar Irwanto, M.Sc)

NIP 194912101978031002

Mengetahui

Ketua Departemen,

(Dr.Ir.Jono M. Munandar, M.Sc)

NIP 196101231986011002

Tanggal Lulus :

Page 5: Kajian Citra CSR Di Bogor

RIWAYAT HIDUP

Terlahir sebagai putra ketiga dari pasangan H.Soegeng Santoso,

SH., MM dan Hj.K.Sukaesih Wijayanti pada tanggal 22 Januari 1987,

penulis mengawali pendidikannya di Surabaya sebelum pada akhirnya di

tahun 2000 melanjutkannya ke Bogor. Sebelum berstatus sebagai

mahasiswa Departemen Manajemen FEM IPB, penulis terlebih dahulu

menempuh pendidikan pada program Diploma III Pendidikan Ahli

Administrasi Perusahaan (PAAP) di Fakultas Ekonomi Universitas

Padjadjaran pada jurusan perpajakan (2005-2008).

Semasa hidupnya, penulis telah mengikuti berbagai macam

kegiatan dan mendapat berbagai penghargaan. Diantaranya meraih juara I

drum band se-Jabodetabek bersama tim dari SLTPN I Bogor (2000-2002).

Terpilih menjadi atlet kontingen Kota Bogor dan meraih medali perunggu

kelas D putra pada cabang olahraga pencak silat pada POPDA 2004. Dan

sebagai semifinalis lomba debat pajak pada event Tax Goes To Campus

2006.

Dalam kegiatan keorganisasian, penulis telah memulainya semasa

aktif berkuliah di Unpad sebagai Menteri Penalaran Ilmiah BEM PAAP

FE-UNPAD (2006-2007) dan Wakil Presiden BEM PAAP FE-UNPAD

(2007-2008). Kemudian penulis terpilih sebagai ketua pada Gerombolan

Penulis Kreatif yang terbentuk di Yogyakarta pada tahun 2009 dan telah

mempublikasikan satu karya berjudul Indulgensia Bunda diterbitkan oleh

penerbit Juxtapose Yogyakarta pada awal tahun 2010.

Penulis pernah bekerja sebagai staf Akunting & Pajak pada PT.

Sadikun Niagamas Raya (2008-2009), tenaga lepas pada ILNA Training

Center (2009) dan staf pada PT. BPRS Al-Salaam (2010). Kini penulis

sedang menulis sebuah novel dan menjadi penulis lepas pada salah satu

media online di Bandung.

Page 6: Kajian Citra CSR Di Bogor

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, kepada keluarga serta

sahabatnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan

Corporate Social Responsbility Pada Bank ‘X’ Bogor” yang diajukan sebagai

salah satu syarat untuk menempuh Ujian Sidang dan meraih gelar Sarjana

Ekonomi (SE) pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini memaparkan tentang kegiatan tanggung jawab sosial yang

dilakukan oleh Bank “X” dengan melihat kategori kegiatannya serta melihat

faktor-faktor citra yang dipengaruhinya. Kegiatan CSR yang merupakan salah

satu pilar kemajuan sebuah perusahaan memerlukan perencanaan dan penerapan

yang sangat baik agar nasabah maupun masyarakat secara luas mampu

menangkap isi pesan yang disampaikan melalui kegiatan CSR. Berdasarkan hasil

penelitian terbukti bahwa faktor-faktor pembentuk citra perusahaan dipengaruhi

oleh kegiatan CSR.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari

itu, penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran-saran maupun kritik yang

membangun untuk memperbaikinya.

Bogor, Januari 2011

Penulis

Page 7: Kajian Citra CSR Di Bogor

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara

moril maupun materiil. Oleh karenanya penulis ingin mengucapkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc sebagai dosen pembimbing

yang telah meluangkan segenap waktu dan tenaganya dalam

memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada

penulis.

2. Ibu Hj.Ir.Mimin Aminah, MM dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut.,

MM selaku dosen penguji yang telah banyak membantu dan memberi

masukan-masukan.

3. Mas Hino yang memberi banyak masukan dan koreksi terhadap skripsi

ini.

4. Mbak Risma selaku salah satu staf Bank Mega KC Bogor yang

bersedia memberikan bantuan dan kemudahan informasi selama

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Gatot Aries Munandar dan Mas Yova Andre dari Corporate

Secretary Division Bank Mega Pusat yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk berbagi informasi untuk kelancaran skripsi ini.

6. Rekan-rekan eksman 5 yang telah mengawali pendidikan ini bersama-

sama.

Page 8: Kajian Citra CSR Di Bogor

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP …………………………………………………... iii KATA PENGANTAR …………………………………………… iv UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………………......... v DAFTAR ISI …………………………………………………. vi DAFTAR TABEL …………………………………………………. viii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………. ix DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……………………………………………….. 1 1.2. Rumusan Masalah…...…………………………..…................. 3 1.3. Tujuan Penelitian…………………......…................................. 3 1.4 . Kegunaan Penelitian………………………….………………. 3 1.5 . Ruang Lingkup Penelitian……........…………..……………… 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank…………………………………………………………... 5 2.2. Stakeholders…………………………………………………………. 5 2.2.1 Pengertian Stakeholders...................................................... 5 2.2.2 Kategori Stakeholders.....................……………………… 6 2.3. Corporate Social Responsibility………………………………… 7 2.3.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)………... 7 2.3.2 Dasar Hukum CSR Corporate Social Responsibility

(CSR)................................................................................... 8 2.3.3 Kategori Aktivitas Corporate Social Responsibility

(CSR)......…………………................................................. 8 2.3.4 Konsep Penerapan Corporate Social Responsibility

(CSR)................................................................................... 10 2.4. Citra Perusahaan……………………………………................. 12 2.5. Penelitian Terdahulu Yang Relevan…………………………... 14

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran.................................................................. 16 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 18 3.3. Pengumpulan Data.................................................................... 18 3.4. Analisis Deskriptif.................................................................... 20 3.5. Skala Likert……....................................................................... 20 3.6. Analisis Faktor……………………………………………….. 21 IV. HASIL & PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Bank “X”....................................................... 23 4.1.1 Sejarah Singkat Bank “X”...................................................... 23 4.1.2 Visi, Misi, Nilai dan Strategi Bank “X”................................. 24 4.2. Program CSR Bank “X”............................................................. 25 4.3. Adaptasi Program CSR Bank “X” Cabang Bogor..................... 27

Page 9: Kajian Citra CSR Di Bogor

4.5. Alokasi Dana CSR Bank “X”………………………………... 28 4.6. Karakteristik Responden………………………….................... 30 4.7. Identifikasi kegiatan CSR bank “X”…………………………. 36 4.8. Persepsi Responden Terhadap Citra Bank “X”……………..... 38 4.9. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Citra Bank “X” 39 4.10. Implikasi Manajerial…………………………………………. 37

KESIMPULAN & SARAN 1. Kesimpulan………………………………………………………. 39 2. Saran………………………………………………….................... 40

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 41

TERMINOLOGI …………………………………………………….. 43

LAMPIRAN …………………………………………………….. 45

Page 10: Kajian Citra CSR Di Bogor

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana……………… 1 2 Jenis kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana……… 2 3 Kategori aktivitas CSR…………………………………………………. 8 4 Skor penilaian skala likert……………………………………………... 21 5 Rekapitulasi anggaran dana CSR 2006-2010…………………………… 33 6 Kategori dan benefit program CSR Bank “X”………………………….. 38 7 Posisi skor dimensi citra Bank “X”..…………………………………… 36

Page 11: Kajian Citra CSR Di Bogor

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Hubungan antara CSR & pengembangan masyarakat……………… 10 2 Triple Bottom Liner dalam CSR…………………………………… 12 3 Kerangka pemikiran penelitian……………………………………. 17 4 Sebaran jenis kelamin responden………………………………….. 34 5 Sebaran tingkat pendidikan responden……………………………. 35 6 Sebaran profesi/ pekerjaan responden…………………………….. 35 7 Sebaran tingkat penghasilan responden……………………………. 36 8 Urutan dimensi citra yang berpengaruh……………………………… 41

Page 12: Kajian Citra CSR Di Bogor

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1 Struktur organisasi perusahaan…………………………………….. 46 2 Kuesioner penelitian…………………………………………………. 47 3 Rekap hasil responsi responden……………………………………… 51 4 Hasil uji validitas……………………………………………………. 52 5 Hasil uji reliabilitas………………………………………………….. 55 6 Hasil uji chi-square…………………………………………………. 56 7 Hasil analisa faktor………………………………………………… 60

Page 13: Kajian Citra CSR Di Bogor

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan sebutan

Corporate Social Responsibility (CSR) semakin sering terdengar dan terlihat

aktivitasnya di layar kaca. Banyak perusahaan (terutama perusahaan besar)

yang mengiklankan aktivitas kegiatan CSR-nya dengan tujuan yang berbeda-

beda. Perusahaan seperti Unilever, Bank Mandiri dan Golden Missisipi (Aqua)

adalah salah satu contoh perusahaan besar yang mempublikasikan kegiatan

CSR-nya kepada masyarakat luas melalui media-media, baik itu media massa

maupun media elektronik.

Dengan dikukuhkannya UU no.40 tahun 2007, kedudukan CSR

sebagai salah satu kewajiban perusahaan semakin kuat. Meskipun baru pada

tahun 2007 CSR memiliki kedudukan atas dasar hukum, namun kegiatan dan

aktivitas CSR telah dilakukan lama oleh sebagian perusahaan di Indonesia.

Dalam jurnal Suharto (2006) disampaikan bahwa telah berlangsung sebanyak

279 kegiatan CSR dengan jumlah dana Rp 115,3 M selama tahun 2004.

Informasi tersebut di dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Maka

dimungkinkan terjadi peningkatan kegiatan CSR di Indonesia seiring dengan

telah ditetapkannya legalitas kegiatan CSR bagi perusahaan-perusahaan di

Indonesia.

Tabel 1. Kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana No Model Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (Rupiah) 1 Langsung 113 (40,5%) 14,2 Miliar 2 Yayasan Perusahaan 20 (7,2%) 20,7 Miliar 3 Bermitra dengan Lembaga Sosial 114 (51,6%) 79 Miliar 4 Konsorsium 2 (0,7%) 1,5 Miliar Jumlah Total 279 115,3 Miliar Sumber: Saidi dan Abidin dalam Suharto (2006)

Page 14: Kajian Citra CSR Di Bogor

Tabel 2. Jenis kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana No Jenis/ Sektor Kegiatan Jumlah Kegiatan JumlahDana(Rupiah) 1 Pelayanan Sosial 95 (34,1%) 38 Miliar 2 Pendidikan dan Penelitian 71 (25,4%) 66,8 Miliar 3 Kesehatan 46 (16,4%) 4,4 Miliar 4 Kedaruratan (emergency) 30 (10,8%) 2,9 Miliar 5 Lingkungan 15 (5,4%) 395 Juta 6 Ekonomi Produktif 10 (3,6%) 640 Juta 7 Seni, Olah Raga, Pariwisata 7 (2,5%) 1 Miliar 8 Pembangunan Prasarana dan

Perumahan 5 (1,8%) 1,3 Miliar

Jumlah Total 279 115,3 Miliar Sumber: Saidi dan Abidin dalam Suharto (2006)

Sebagai salah satu bank swasta nasional, Bank “X” terus berkembang

dan berkomitmen untuk maju dalam melayani nasabahnya. Hal ini dibuktikan

dengan motto yang diangkat yaitu “We Love Our Customer” dan dengan

ditetapkannya tanggal 4 September sebagai “Service Day”, Bank “X” sangat

ingin melayani dan memuaskan para nasabahnya. Selain itu Bank “X” juga

terpilih untuk kedelapan kalinya memperoleh Wealth Added Creator Award di

tahun 2010. Acara yang diselenggarakan oleh Majalah SWA bersama Stern

Stewart & Co tersebut diberikan kepada perusahaan publik yang berkinerja

baik di Indonesia dengan penilaian yang bersumber pada kekayaan perusahaan

untuk para shareholder (pemegang saham) perusahaan.

Bank “X” juga melakukan kegiatan CSR sejak tahun 1996. Kegiatan

tersebut dilakukan dengan cara membagi-bagikan sembako kepada kaum

dhuafa disekitar lingkungan perusahaan di seluruh Indonesia. Kegiatan

tersebut dilakukan secara kontinu hingga kini. Pada tahun 2008 Bank “X”

menambahkan program CSR-nya dengan nama program Mega Peduli, dimana

program Mega Peduli ini difokuskan untuk pengembangan pendidikan di

seluruh Indonesia. Program ini dilakukan dengan cara melakukan perbaikan,

pembangunan dan penambahan fasilitas sekolah-sekolah yang ada di

Indonesia yang berada di daerah-daerah pedalaman.

Beberapa hal yang dilakukan Bank “X” tersebut merupakan beberapa

aspek dalam membentuk citra perusahaan menurut sumber News of Perhumas

(2004). Dimana aspek berfokus pada pelanggan, kemampuann finansial dan

kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satunya. Adapun aspek-

Page 15: Kajian Citra CSR Di Bogor

aspek secara keseluruhan antara lain:

1. Kemampuan finansial 2. Mutu produk dan pelayanan 3. Fokus pada pelanggan 4. Keunggulan dan kepekaan SDM 5. Reliabilitas 6. Inovasi 7. Tanggung jawab lingkungan 8. Tanggung jawab sosial 9. Penegakan Good Corporate Governance (GCG)

Dengan perkembangan kondisi tersebut maka judul penelitian yang

diangkat adalah “Kajian Citra Perusahaan Melalui Kegiatan Corporate

Social Responsibility Pada Bank ‘X’ Bogor” untuk diajukan sebagai tema

skripsi kali ini. Adapun lokasi penelitian yaitu di Bank “X” Kantor Cabang

Kota Bogor.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat pada penelitian kali ini ada 2

(dua) rumusan. Kedua rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Termasuk dalam kategori manakah kegiatan CSR Bank “X”?

2. Faktor-faktor manakah yang paling utama dalam mencitrakan Bank

“X” melalui kegiatan CSR?

1.3. Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kategori kegiatan CSR Bank “X”.

2. Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh pada pencitraan Bank

“X” melalui kegiatan CSR.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil

penelitian ini adalah agar pihak Bank “X” dapat mengetahui faktor manakah

yang mempengaruhi citra Bank “X” melalui kegiatan CSR.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Page 16: Kajian Citra CSR Di Bogor

Pada penelitian kali ini, penulis membatasi ruang lingkup

penelitiannya. Yaitu sebatas pada penganalisaan kategori kegiatan CSR Bank

“X” serta faktor yang mempengaruhi citra Bank “X” melalui kegiatan non-

bisnis yaitu CSR.

Page 17: Kajian Citra CSR Di Bogor

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank

Dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998,

pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sedangkan definisi secara teknis dapat ditemukan pada Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI

Nomor 792 Tahun 1990. Pengertian bank menurut Standar Akuntansi

Keuangan (1999) adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara

keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak

yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi

memperlancar lalu lintas pembayaran. Sedangkan pengertian bank pada SK

Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 adalah suatu badan yang

kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran

dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.

Sehingga dari beberapa definisi berbagai sumber tersebut, dapat

disimpulkan definisi bank secara umum yaitu sebuah badan yang berfungsi

untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat.

Bank berfungsi sebagai penyalur dan penghimpun atau sebagai pihak kedua.

2.2. Stakeholders

2.2.1 Pengertian Stakeholders

Menurut Prasetijo, et.al (2004) Stakeholders adalah anggota

komuniti, atau kelompok individu, masyarakat (tidak semua) yang

berasal dari wilayah korporat tersebut berdiri, wilayah negara dan bisa

juga negara lain (global) yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya

suatu korporat. Stakeholders menurut kamus Oxford dalam Prasetijo,

et.al (2004) memiliki pengertian seseorang atau organisasi yang

mempunyai bagian dan kepentingan pada bentuk korporat atau

Page 18: Kajian Citra CSR Di Bogor

korporat. Dalam Solihin (2008) Stakeholders atau pemangku

kepentingan sebagai orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi

atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi

perusahaan.

Sehingga dapat disimpulkan pengertian Stakeholders adalah

pihak-pihak yang dalam hal ini yaitu pegawai, manajemen, supplier,

pemerintah dan masyarakat sekitar lingkungan perusahaan yang

memiliki kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Stakeholder tidak dapat terlepas dari kegiatan berbisnis, karena akan

terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.2.2 Kategori Stakeholders

Jones (1995) mengklasifikasikan Stakeholders menjadi 2 (dua)

kategori, yaitu inside stakeholders dan outside stakeholders.

a) Inside Stakeholders, terdiri dari orang-orang yang memiliki

kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta

berada di dalam organisasi perusahaan. Yang termasuk ke dalam

inside stakeholders adalah pemegang saham (stockholders), para

manajer (managers), dan karyawan (employees).

b) Outside Stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak

(constituencies) yang bukan pemilik perusahaan, bukan pemimpin

perusahaan dan bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki

kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan

serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Yang termasuk ke

dalam kategori outside stakeholders adalah pelanggan (customers),

pemasok (suppliers), pemerintah (government), masyarakat lokal

(local communities) dan masyarakat secara umum (general public).

Dari kedua kategori tersebut dapat diketahui mengenai peran

pada masing-masing kategori stakeholders terhadap program CSR

perusahaan. Pada kategori Inside Stakeholders, orang-orang yang

termasuk dalam kategori tersebut memiliki peran dalam rangka

merumuskan serta menjalankan program CSR perusahaan. Sedangkan

orang-orang yang termasuk pada kategori Outside Stakeholders

Page 19: Kajian Citra CSR Di Bogor

memiliki peran sebagai pendukung ataupun sebagai objek dari

program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan.

2.3. Corporate Social Responsibility

2.3.1 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)

Schermerhorn dalam Suharto (2007) menyebutkan bahwa

definisi tanggung jawab sosial adalah Suatu kepedulian organisasi

bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam

melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.

Lawrence, et.al dalam Kartini (2008) mendefinisikannya sebagai CSR

means that a corporation should be held accountable for any of its

action that affect people, their communities and their environment.

Kotler dan Lee dalam Solihin (2008) memiliki definisi yang

berbeda terhadap CSR, yaitu Corporate Social Responsibility is a

commitment to improve community well being through discretionary

business practices and contribution of corporate resources.

Sedangkan World Business Council for Sustainable Development

dalam Suharto (2008) CSR adalah komitmen berkesinambungan dari

kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi

pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan

karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas

pada umumnya.

Pada rancangan (draft) ISO 26000 yang akan mengatur

mengenai CSR dalam Suharto (2008) Corporate Social Responsibility

adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak

dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat

dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan

dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan

kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku

kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma

perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara

menyeluruh (draft 3).

Page 20: Kajian Citra CSR Di Bogor

2.3.2 Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam Pasal 74 ayat 1 UU Republik Indonesia No.40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas disebutkan bahwa “PT yang

menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber

daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan”.

Sedangkan dalam Pasal 15 (b) UU Republik Indonesia No.25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal menyatakan bahwa “Setiap penanam

modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan.”

2.3.3 Kategori Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)

Berdasarkan sumber dari Kotler dan Lee (2005) menyebutkan

bahwa terdapat 6 (enam) kategori aktivitas CSR, yaitu:

Tabel 3. Kategori aktivitas CSR

No Kategori CSR Definisi Contoh 1 Cause Promotions Perusahaan menyediakan dana

atau sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu.

Perusahaan DELL mensponsori pengumpulan komputer bekas untuk di donasikan kepada organisasi non-profit dan organisasi publik

2 Cause-Related Marketing

Perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk.

Perusahaan DELL memberi 10% dari produk baru yang dipilihnya ketika tiga produk bekasnya dipergunakan kembali

Page 21: Kajian Citra CSR Di Bogor

Lanjutan Tabel 1.

No Kategori CSR Definisi Contoh 3 Corporate Social

Marketing Perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

McDonald menyelenggarakan imunisasi gratis untuk anak-anak

4 Corporate Phylanthropy

Perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu.

Bank “X” Cabang Bogor memberikan sembako untuk pantri wredha

5 Community Volunteering

Perusahaan mendukung serta mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran, atau para pemegang franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat

McDonald memberikan makanan kepada para profesional dan sukarelawan pada musibah 9/11

6 Social Responsible Business Practice

Perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memeliharalingkungan hidup.

McDonald menggunakan material berbahan daur ulang pada pengemasannya

Sumber: Kotler dan Lee, 2005

Dari keenam kategori aktivitas CSR tersebut, dapat disimpulkan

bahwa inti atau output yang dihasilkan dari program CSR salah

satunya adalah sebagai wadah atau sarana untuk mengembangkan

masyarakat. Kesimpulan tersebut sesuai seperti yang disampaikan

oleh Suharto (2007) dalam Gambar 1 dibawah ini.

Page 22: Kajian Citra CSR Di Bogor

Gambar1. Hubungan antara CSR & pengembangan masyarakat (Suharto, 2007)

2.3.4 Konsep Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam Suharto (2005) dikatakan bahwa munculnya konsep CSR

didorong oleh terjadinya kecenderungan pada masyarakat industri

yang kemudian disingkat sebagai fenomena DEAF (Dehumanisasi,

Equalisasi, Aquariumisasi dan Feminisasi) :

1) Dehumanisasi industri

Efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri

telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi

kalangan buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di

sekitar perusahaan. “Merger mania” dan perampingan perusahaan

telah menimbulkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja dan

pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah

melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.

2) Equalisasi hak-hak publik.

Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta

pertanggungjawaban perusahaan atas berbagai masalah sosial yang

seringkali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran

ini semakin menuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan

bukan saja dalam proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya

Page 23: Kajian Citra CSR Di Bogor

dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai dampak sosial

yang ditimbulkannya.

3) Aquariumisasi dunia industri.

Dunia kerja kini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah

akuarium. Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan

cenderung mengabaikan hukum, prinsip etis dan filantropis tidak

akan mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus,

masyarakat menuntut agar perusahaan seperti ini ditutup.

4) Feminisasi dunia kerja.

Semakin banyaknya wanita yang bekerja, semakin menuntut

penyesuaian perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal

organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan,

keselamatan dan kesehatan kerja, melainkan pula terhadap

timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan

remaja, akibat berkurangnya atau hilangnya kehadiran ibu-ibu di

rumah dan tentunya di lingkungan masyarakat.

Dari akar permasalahan yang menjadi pemicu munculnya CSR,

maka diperlukan solusi berupa kerangka upaya pemecahan masalah

tersebut. Maka Tanggung jawab sosial atau Corporate Social

Responsibility dalam Suharto (2007) diteorikan sebagai bentuk

kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal

dengan istilah Triple Bottom Lines atau 3P, yaitu:

1) Profit

Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan

ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan

berkembang.

2) People

Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan

manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR,

seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan,

pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas

Page 24: Kajian Citra CSR Di Bogor

ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang

berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.

3) Plannet

Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan

keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada

prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup,

penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman,

pengembangan pariwisata (ekoturisme).

Gambar 2. Triple bottom lines dalam CSR (Suharto, 2007)

2.4. Citra Perusahaan

Definisi Citra menurut Jefkins (2003) adalah kesan seseorang atau

individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan

pengalaman yang dimilikinya. Selanjutnya, menurut Rakhmat (2000), citra

merupakan kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian

seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan.

Dalam jurnal Roslina (2010) dikatakan bahwa citra perusahaan adalah

persepsi eksternal stakeholders. Sedangkan dalam News of Perhumas (2004)

disebutkan bahwa terdapat beberapa aspek dalam membentuk citra dan

reputasi perusahaan, antara lain:

1. Kemampuan finansial.

2. Mutu produk dan pelayanan.

3. Fokus pada pelanggan.

4. Keunggulan dan kepekaan SDM.

5. Reliability.

Page 25: Kajian Citra CSR Di Bogor

6. Inovasi.

7. Tanggung jawab lingkungan.

8. Tanggung jawab sosial.

9. Penegakan Good Corporate Governance (GCG)

Namun dalam upaya pengukurannya, Spector dalam Picton &

Broderick (2001) menemukan enam faktor utama yang dapat mengukur

dimensi utama para calon responden yang mereka gunakan dalam

mengekspresikan citra dari suatu organisasi. Keenam faktor utama tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Dynamic : pioneering, attention-getting, active, goal oriented

Bahwa sebuah organisasi atau perusahaan haruslah dinamis :

pelopor, menarik perhatian, aktif dan berorientasi pada tujuan.

2. Cooperative : friendly, well-liked, eager to please good relations

Sebuah organisasi harus mampu bekerja sama : ramah, disukai,

membuat senang orang lain dan memiliki hubungan baik dengan

orang lain.

3. Business : wise, smart, persuade, well-organized

Organisasi harus memiliki karakter bisnis : bijak, cerdas, persuasif,

terorganisir dengan baik.

4. Character : ethical, reputable, respectable

Sebuah organisasi yang baik, harus memiliki karakter yang baik

pula seperti : etis, reputasi baik dan terhormat

5. Successful : financial performance, self-confidence

Ciri yang dimiliki organisasi sukses adalah kinerja keuangan yang

baik dan percaya diri

6. Withdrawn : aloof, secretive, cautious

Organisasi pun harus mampu menahan diri : ketat, menjaga rahasia

dan berhati-hati.

Dengan demikian, maka parameter atau pengukuran citra perusahaan

dapat dilakukan, melalui keenam faktor temuan Spector ini yang akan

dikonversi melalui instrument penelitian, yaitu kuesioner. Parameter citra

Page 26: Kajian Citra CSR Di Bogor

ini kemudian akan dikonversi dengan menggunakan skala agar dapat diukur

melalui angka. Skala yang digunakan adalah Skala Likert.

2.5. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Seravina (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Loyalitas

Nasabah Tabungan Britama (Studi Kasus Pada Nasabah PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Bogor)”. Penelitian tersebut dilakukan

untuk mengetahui sejauh mana peranan program CSR terkait dengan

loyalitas nasabah, khususnya pada nasabah tabungan britama. Penelitian

eksplanatori ini menjelaskan kaitan atau hubungan antar variabel dalam

penelitian melalui pengujian hipotesa. Untuk mempermudah dalam

menjabarkan hasil penelitiannya, penulis menggunakan alat analisis

deskriptif. Serta analisis rank spearman dalam menganalisa hubungan yang

terjadi antara program CSR terhadap loyalitas nasabah. Hal tersebut

dilakukan agar dapat diketahui pengaruh sikap nasabah tabungan britama

terkait dengan program CSR yang mengakibatkan seberapa jauh tingkat

loyalitas yang terjadi yang dalam pengolahannya menggunakan analisis

regresi linear sederhana. Dari hasil penelitiannya tersebut, menunjukkan

bahwa terdapat 96 persen responden yang memberikan tanggapan positif

terhadap pelaksanaan CSR BRI.

Prasetya (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Pengaruh Corporate Social Responsibility ‘Lifebuoy Berbagi Sehat’

Terhadap Loyalitas Konsumen dan Citra Perusahaan Unilever Indonesia

(Studi Kasus di Kota Bogor)” mendapatkan kesimpulan bahwa Brand

Awareness produk Lifebuoy di kota Bogor mencapai 100 persen aware

dengan posisi Top of Mind 61 persen, Brand Recall 33 persen dan Brand

Recognition 6 persen. Sementara efektifitas iklan televisi CSR “Lifebuoy

Berbagi Sehat” melalui perhitungan CRI adalah sebesar 76,99 persen.

Kemudian terdapat hubungan positif yang kuat antara kegiatan CSR

dengan loyalitas konsumennya (39,2%) serta positif lemah dengan citra

perusahaan (16,1%).

Page 27: Kajian Citra CSR Di Bogor

Panggabean (2009) dengan judul penelitian “Pengaruh Kegiatan

Filantropi Perusahaan Terhadap Citra Medco (Studi Kajian Bidang

Pendidikan)” menghasilkan bahwa terdapat pengaruh positif antara

kegiatan filantropi terhadap citra Medco. Hasil ini didapatkan setelah

mengkorelasikan dan meregresikan antara kegiatan filantropi Medco

dengan teori citra yang telah dilakukan survey lapangan.

Page 28: Kajian Citra CSR Di Bogor

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Visi dan misi suatu perusahaan disusun dengan fungsi sebagai

pedoman dan landasan dalam melaksanakan kegiatan operasional

perusahaan agar menjadi lebih beraturan dan tepat menuju sasaran. Seperti

Bank “X” yang memiliki visi dan misi yang dirumuskan untuk menjadi

landasan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Penelitian ini memulai kerangka pemikirannya pada visi dan misi

Bank “X”. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang menjadi

tujuan jangka pendek, menengah dan panjang dari Bank “X”. Selanjutnya

mengetahui program-program CSR yang disiapkan oleh Bank “X” kepada

para Stakeholders-nya.

Program CSR yang baik adalah program yang memiliki tujuan untuk

membantu dan membangun masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.

Penganalisaan citra nasabah Bank “X” Cabang Bogor terhadap program

CSR Bank “X” dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para

responden yang terpilih menjadi sampel. Pemilihan ini dilakukan sengaja

secara acak (Simple Random Sampling) agar semua nasabah memiliki

kesempatan yang sama.

Penilaian responden dinilai secara deskriptif. Penilaian atau pengujian

deskriptif ini dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai karakteristik

responden yang merupakan sampel dari populasi nasabah Bank “X” Cabang

Bogor serta melakukan uji Chi Square untuk melihat apakah masing-masing

karakteristik responden tersebut memiliki pengaruh terhadap jawaban yang

diberikan. Selanjutnya mengidentifikasikan kegiatan CSR Bank “X”.

Identifikasi ini dilakukan untuk melihat termasuk dalam kategori apakah

kegiatan CSR yang dilakukan oleh Bank “X” tersebut. Kemudian

menganalisa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk citra

Bank “X” melalui kegiatan CSR.

Pada akhir dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan serta implikasi

manajerialnya yang dimaksudkan untuk menyimpulkan hasil kegiatan

Page 29: Kajian Citra CSR Di Bogor

penelitian serta beberapa masukan kepada pihak Bank “X” atas kegiatan

CSR yang dijalankannya agar lebih baik lagi dalam upaya untuk

meningkatkan citra perusahaannya melalui kegiatan CSR. Untuk lebih jelas

isi dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka pemikiran berikut

(Gambar 3).

Gambar 3. Kerangka pemikiran tahapan penelitian

VISI DAN MISI BANK “X”

FAKTOR YANG PALING

MEMPENGARUHI CITRA BANK “X”

ANALISIS DESKRIPTIF

PROGRAM CSR BANK “X”

FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

CITRA

ANALISIS FAKTOR CITRA MELALUI

KEGIATAN CSR

PERSEPSI RESPONDEN

TERHADAP CSR BANK

“X”

1. Dynamic 2. Cooperative 3. Business 4. Character 5. Successful 6. Withdrawn

KARAKTERISTIK

RESPONDEN

KUESIONER

PT. BANK “X”, Tbk

Page 30: Kajian Citra CSR Di Bogor

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank “X” Cabang Bogor. Lama penelitian

ini dilakukan dalam tiga (3) bulan, terhitung sejak bulan Agustus hingga

Oktober 2010.

3.3. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan

sekunder. Dimana data primer diperoleh melalui survey langsung dengan

metode wawancara dan penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari studi literatur, pustaka, laporan institusi pendidikan dan

melalui media internet.

Sampel yang diambil adalah dari populasi nasabah Bank “X” Kota

Bogor. Dan jumlah sampel minimal yang diambil menurut Setiadi (2003)

adalah 30 orang. Namun pada penelitian ini, jumlah sampel yang diambil

adalah 96 orang dengan mengacu pada hasil dari metode pengambilan

sampel Slovin.

…………………………………………………...(1)

n = 96,2 ~ 96 orang

Dimana:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = tingkat kelonggaran 10%

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability

sampling, yaitu suatu sampel yang ditarik sedemikian rupa dimana suatu

elemen (unsur) individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan

pribadi, tetapi tergantung kepada aplikasi kemungkinan (Nazir, 2005).

Dengan metode pengambilan sampel secara acak (Simple Random

Page 31: Kajian Citra CSR Di Bogor

Sampling).

Salah satu syarat kuesioner yang baik sebelum disebarkan menurut

Umar (2003) adalah dilakukan dua pengujian, yaitu uji validitas dan uji

reliabilitas. Uji validitas berguna untuk mengukur sejauh mana alat

pengukur atau skor yang diperoleh dapat mengukur hasil observasi yang

hendak diukur. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.

2. Melakukan uji coba pengukuran kepada sejumlah responden.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan

dan pernyataan dengan skor total. Nilai korelasi ini dapat diketahui

dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment, yaitu:

......................................(2)

Dimana: X = Skor untuk masing-masing pertanyaan

Y = Skor total

N = Jumlah responden, (orang)

Tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian reliabilitas. Fungsi dari

uji reliabilitas ini untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau diandalkan. Indeks reliabilitas pada penelitian ini

menggunakan teknik Cronbach dengan menggunakan koefisien alpha (α).

................................................................(3)

Dimana:

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pertanyaan atau jumlah pertanyaan, (buah)

σt2 = Varian total

Page 32: Kajian Citra CSR Di Bogor

∑σb2 = Jumlah butir pertanyaan atau pernyataan, (buah)

Dengan rumus sebagai berikut:

...............................................................................(4)

Dimana:

n = Jumlah responden, (orang) X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir

pertanyaan)

3.4. Analisis Deskriptif

Fungsi dari analisis deskriptif itu sendiri adalah untuk memberikan

gambaran umum tentang data yang diperoleh. Kemudian gambaran umum

ini dapat digunakan untuk menjadi acuan dalam melihat karakteristik data

yang diperoleh.

Karakteristik nasabah dijabarkan dengan menggunakan analisis ini.

Dimana data tersebut diperoleh dari penyebaran kuesioner. Kemudian

jawaban yang sama akan dikelompokkan dan akan disajikan dalam bentuk

diagram atau tabel. Karakteristik pada penelitian ini dilihat berdasarkan

jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, jumlah

penghasilan dan domisili.

3.5. Skala Likert

Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai persepsi responden

pada kuesioner dalam penelitian kali ini adalah Skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang

terhadap variabel penelitian yang telah dijabarkan dalm item-item

pertanyaan. Jawaban pada setiap item pertanyaan yang menggunakan Skala

Likert merupakan gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif

(Sugiyono, 2004).

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan lima (5) skala, yang

dimana pada masing-masing skala diberi bobot sesuai dengan tingkat

skalanya. Kemudian bobot ini akan dihitung untuk mendapatkan skor atas

Page 33: Kajian Citra CSR Di Bogor

jawaban para responden. Sedangkan rincian bobot dan skala yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Bobot nilai = 5 Sangat Setuju (SS) Bobot nilai = 4 Setuju (S)

Bobot nilai = 3 Netral (N) Bobot nilai = 2 Tidak Setuju (TS)

Bobot nilai = 1 Sangat Tidak Setuju (STS)

Kemudian membuat tabulasi skor yang nanti akan diperoleh dari

jawaban responden. Dengan menggunakan rumus rentang kriteria (Umar,

2003), yaitu:

Rentang Skala (RS) = …………………………..(5)

Dimana m adalah jumlah alternatif jawaban pada masing-masing

item. Sehingga akan di dapatkan rentang skala

(RS=) = = 0,8

Maka skala penilaiannya adalah:

Tabel 4. Skor penilaian skala likert

Skor Penilaian

1,00 – 1,80 Sangat Buruk

1,80 – 2,60 Buruk

2,60 – 3,40 Cukup Baik

3,40 – 4,20 Baik

4,20 – 5,00 Sangat Baik

Sumber: Umar (2003), Diolah Oktober 2010

3.6. Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan analisis statistic yang bertujuan untuk

mengidentifikasi, mengelompokkan, dan meringkas faktor-faktor yang

merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu.

Pengujian dengan menggunakan analisis faktor dapat menggunakan data

Page 34: Kajian Citra CSR Di Bogor

yang berasal dari data primer maupun data sekunder. Analisis faktor yang

berasal dari data primer didapat melalui sebuah kuesioner (angket) yang

bertujuan untuk mengkuantitatifkan data dengan menggunakan skala likert

serta menggunakan rata-rata pembobotan tersebut sebagai data statistik

yang diolah.

Analisis faktor dengan data sekunder bisa menggunakan data yang

diperoleh dari hasil dokumentasi. Namun dalam hal ini dimensi data yang

digunakan harus disesuaikan dengan definisi suatu variabel atau fenomena

yang akan diukur. (B.A Nugroho, 2005)

Page 35: Kajian Citra CSR Di Bogor

IV. HASIL & PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Bank “X”

4.1.1 Sejarah Singkat Bank “X”

Sejarah Bank “X” berawal dari sebuah usaha milik keluarga

bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 dan

berkedudukan di Surabaya. Selanjutnya pada tahun 1992 berubah

nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat

ke Jakarta.

Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada tahun

1996 diambil alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global Investindo

dan PT. Para Rekan Investama). Untuk lebih meningkatkan citra PT.

Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo dengan

tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat,

akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut.

Dan pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank

menjadi PT. Bank “X”.

Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada

tahun yang sama PT. Bank “X” melaksanakan Initial Public Offering

dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian sebagian saham PT.

Bank “X” dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT.

Bank “X” Tbk. Pada saat krisis ekonomi, Bank “X” mencuat sebagai

salah satu bank yang tidak terpengaruh oleh krisis dan tumbuh terus

tanpa bantuan pemerintah bersama-sama dengan Citibank, Deutche

Bank dan HSBC.

Dengan semboyan "Mega Tujuan Anda" Bank “X” tumbuh

dengan pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan ternama

yang mampu disejajarkan dengan bank-bank terkemuka di Asia

Pasifik dan telah mendapatkan berbagai penghargaan dan prestasi baik

di tingkat nasional, regional maupun internasional. Dalam upaya

mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT.

Page 36: Kajian Citra CSR Di Bogor

Bank “X” Tbk. berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan

kehati-hatian dengan struktur permodalan yang kuat serta produk dan

fasilitas perbankan terkini.

4.1.2 Visi, Misi, Nilai dan Strategi Bank “X”

Manajemen Bank “X” percaya bahwa keberhasilan organisasi

sangat bergantung kepada seberapa kuat seluruh jajarannya

mempedomani Visi, Misi dan Nilai-nilai ideal yang tumbuh dari

dalam organisasinya. Nilai-nilai yang telah terbukti berkali-kali

menopang kinerja dan mempersembahkan karya yang dapat dinikmati

bersama oleh para stakeholdernya.

Adapun visi dari Bank “X” adalah “Menjadi Kebanggaan

Bangsa”. Sedangkan Misi dari Bank “X” adalah “Menciptakan

hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah melalui

pelayanan jasa keuangan dan kemampuan kinerja organisasi terbaik

untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham”.

Sedangkan nilai-nilai positif yang disematkan oleh Bank “X”

kepada para karyawannya ada 5 (lima), yaitu:

1. Kewirausahaan

2. Etika

3. Kerjasama

4. Dinamis

5. Komitmen.

Dalam mengembangkan usahanya, Bank “X” memiliki strategi-

strategi primer yang digunakan sebagai landasan tata laksananya

dalam pencapaian tujuan. Adapun tiga strategi yang diterapkannya,

yaitu:

1. Tumbuh dengan hasil optimal, resiko minimal dan patuh

terhadap ketentuan yang berlaku

2. Menyelaraskan sumber daya manusia dan organisasi untuk

tujuan perusahaan

3. Kepuasan untuk nasabah dan masyarakat.

Page 37: Kajian Citra CSR Di Bogor

4.2. Program CSR Bank “X”

Filosofi yang mendasari program-program CSR di Bank “X”

mencakup lebih dari memberikan kembali kepada masyarakat. Tanggung

jawab sosial yang diselenggarakan Bank “X” bertujuan untuk mewujudkan

hubungan yang harmonis dengan alam sekitar, tepatnya komunitas dan

lingkungan, dengan mencapai keuntungan bagi semua pihak yang

berkesinambungan hingga generasi selanjutnya.

Beberapa program yang telah dilaksanakan selama tahun 2009

adalah:

1. Program Mega Peduli

Program ini merupakan tahunan yang memberikan santunan

kepada kaum dhuafa. Program yang telah berlangsung sejak tahun

1996 ini, Bank “X” berbagi kebahagiaan kepada kaum dhuafa dan

masyarakat kurang mampu di sekitar kantor, dengan membagikan

paket sembako. Kegiatan ini dilakukan setiap tahunnya dalam rangka

menyambut hari raya idul fitri, dan kegiatan ini dilakukan, mulai

Kantor Pusat hingga Kantor Cabang yang tersebar di seluruh

nusantara. Kegiatan ini bertujuan meringankan beban saudara-saudara

kita yang kurang beruntung serta sebagai bentuk kesadaran diri akan

pentingnya untuk berbagi kebahagiaan terutama di saat-saat tertentu

seperti perayaan keagamaan.

Melalui santunan tersebut, diharapkan pula dapat

menumbuhkan rasa kepedulian sosial di antara para karyawan

terutama terhadap orang-orang yang kekurangan seperti kaum jompo,

yatim piatu, tuna wisma, orang cacat, dan lain sebagainya. Kegiatan

ini merupakan program rutin yang diselenggarakan setiap tahun dan

mendapat apresiasi yang sangat luar biasa dari masyarakat.

2. Program Mega Berbagi

Sejak tahun 2008 Bank “X” memberi bantuan untuk membantu

dalam pengembangan pendidikann salah satunya yaitu bantuan untuk

membangun kembali beberapa sekolah yang rusak akibat gempa bumi

di tasikmalaya dan Pengalengan, jawa Barat. Melalui tabungan Mega

Page 38: Kajian Citra CSR Di Bogor

Berbagi yang merupakan produk simpanan Bank “X”, kami bersama

nasabah bahu-membahu melakukan kegiatan sosial. tabungan Mega

Berbagi memang dipersiapkan untuk mengakomodir keinginan

nasabah yang mempunyai niat dan memiliki kepedulian sosial.

Dengan memiliki tabungan Mega Berbagi, nasabah tanpa terasa telah

mendonasikan 1 persen dari pendapatan bunga tabungannya, dan

Bank “X” akan menambahkan sejumlah nominal yang terkumpul

untuk bantuan perbaikan sarana pendidikan di indonesia.

Salah satu bentuk perwujudan dari program ini adalah bantuan

pembangunan sarana pendidikan yang rusak akibat korban gempa

bumi berkekuatan 7,3 skala richter di Jawa Barat yang terjadi pada

tanggal 2 September 2009 dan merusak bangunan - bangunan serta

infrastruktur di Tasikmalaya dan Pangalengan. Sebagai bentuk

partisipasi dalam menolong korban dan memperbaiki sarana

pendidikan, seperti gedung 1 sekolah, Bank “X” melalui Mega

Berbagi menyumbangkan dana untuk membangun kembali 3 sekolah

yang rusak akibat gempa bumi di Tasikmalaya dan Pengalengan.

Ketiga Sekolah Dasar tersebut adalah SD negeri Sukamanah Citere-

Pangalengan, SD negeri Sidamukti-Pengalengan dan SD negeri

Cigalontang - Tasikmalaya.

3. Program Ayo Ke Bank

Sebagai manifestasi dari pilar ke-enam arsitektur Perbankan

indonesia oleh Bank indonesia, yang menetapkan bahwa bank-bank

bertanggungjawab untuk mendidik masyarakat dasar-dasar

perbankan, Bank “X” mengundang murid-murid dan menerima

permohonan dari beberapa sekolah untuk mengunjungi kantor Bank

untuk melihat dan mempelajari kegiatan operasional suatu bank. topik

yang dibahas adalah “AYO ke Bank” suatu kampanye nasional yang

bertujuan untuk:

1. Membangun masyarakat yang bank minded.

2. Mengubah sikap masyarakat dan pemahaman atas produk dan

Page 39: Kajian Citra CSR Di Bogor

layananperbankan.

3. Meningkatkan kehati-hatian dalam bertransaksi.

Bank “X” mendapat tanggapan yang positif terhadap program

tersebut dari para siswa. Kedepannya, Bank “X” berencana untuk

menuangkan upaya lebih terhadap pendidikan, sesuai dengan misinya

dan membantu mengembangkan masyarakat.

4.3. Adaptasi Program CSR Bank “X” Cabang Bogor

Seperti yang telah di paparkan pada sub bab 4.2 perihal Program

Corporate Social Responsibility Bank “X”, bahwasannya kegiatan sejenis

tersebut dilakukan oleh kantor pusat hingga kantor cabang yang berada di

seluruh penjuru Indonesia dengan aturan dimana Bank “X” Pusat-lah yang

menentukan kegiatan dan mengatur pembiayaannya, sedangkan masing-

masing cabang hanya mengimplementasikannya yang kemudian membuat

laporan untuk diteruskan kepada kantor pusat sebagai bentuk pertanggung

jawabannya.

Demikian pula dengan Bank “X” Cabang Bogor dengan melakukan

hal yang sama, yaitu mengimplementasikan program CSR yang telah

ditetapkan oleh kantor pusat. Berdasarkan dengan aturan yang ditetapkan

oleh Bank “X”, bahwa yang memiliki kewenangan dalam perumusan dan

pengambilan keputusan program-program CSR apa saja yang akan

dilaksanakan atau dilakukan oleh Bank “X” pusat dan cabang adalah Bank

“X” kantor pusat Jakarta. Demikian pula dengan pengalokasian dana

kegiatannya. Kantor pusat-lah yang memiliki kewenangan dalam

pengalokasian dana kegiatan CSR baik itu untuk pusat atau untuk masing-

masing kantor cabang.

Bank “X” Cabang Bogor telah melakukan kegiatan tanggung jawab

sosial perusahaannya selama beberapa tahun belakang ini. Sejak tahun 2007,

Bank “X” Cabang Bogor secara rutin memberikan bantuan berupa sembako

kepada Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha Bogor yang berlokasi di

Jalan R.Aria Suriawinata (Pulo Empang) Kelurahan Paledang, Kecamatan

Bogor Tengah, Kota Bogor.

Page 40: Kajian Citra CSR Di Bogor

Dengan memberikan sembako yang berisikan beras, tepung terigu,

minyak goreng, kue kering, mie instan dan lain sebagainya, diharapkan

cukup membantu para lansia yang menetap di Panti Sosial Tresna Werdha

yang terdapat sekitar 60 orang lansia yang ada disana. Para lansia tersebut

tidak hanya menetap, tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan seperti

pengajian rutin, olah raga senam dan lain sebagainya.

Sekalipun telah dikelola oleh Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas

Sosial, namun Panti Sosial Tresna Werdha ini masih perlu banyak perhatian

dan dukungan baik berupa dukungan moral maupun materiil seperti yang

tengah dilakukan oleh Bank “X” Cabang Bogor. Hal inilah yang kemudian

menjadi harapan agar kedepannya semakin banyak perusahaan yang

concern untuk membantu di bidang sosial.

4.4. Alokasi Dana CSR Bank “X”

Dalam rangka menyelenggarakan kegiatannya, Bank “X” melakukan

penganggaran biaya secara matang. Hal ini dilakukan agar dana yang

dialokasikan untuk kegiatan CSR tidak berlebih atau dengan kata lain tidak

efektif sehingga terjadi pemborosan.

Dana yang dialokasikan untuk masing-masing program berbeda,

dikatakan bahwa untuk program Mega Peduli yang telah dilakukan selama

kurang lebih 14 tahun, dana yang dialokasikan untuk 3 tahun terakhir adalah

Rp 5.000.000,- untuk masing-masing cabang di seluruh Indonesia serta

untuk 40 divisi di kantor pusat Jakarta. Sehingga untuk program Mega

Peduli alokasi dana yang dikeluarkan setiap tahunnya kurang lebih Rp

1.450.000.000,-. Adapun gambaran perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Rp 5.000.000,- X 250 Cabang = Rp 1.250.000.000,-

b. Rp 5.000.000,- X 40 Divisi = Rp 200.000.000,-

c. Total = Rp 1.450.000.000,-

Sedangkan untuk program Mega Berbagi, seperti yang telah

dijabarkan, bahwa program ini adalah program yang berbentuk produk

tabungan dengan mengajak para nasabah untuk turut serta membantu

mengembangkan pendidikan di Indonesia. Hanya dengan menyisihkan

1persen dari bunga tabungan maka nasabah telah membantu pembangunan

Page 41: Kajian Citra CSR Di Bogor

pendidikan di Indonesia.

Sejak peluncurannya di tahun 2008 hingga kini, program Mega

Berbagi telah membangun sekolah di Pengalengan (2 sekolah) dan

Tasikmalaya (satu sekolah) yang keduanya berada di wilayah Jawa Barat.

Total biaya yang telah terkumpul dari para nasabah tabungan Mega Berbagi

kurang lebih Rp 2,1 Miliar dan kemudian ditambahkan dengan nominal

yang sama. Sehingga pembangunan ketiga sekolah tersebut menghabiskan

dana kurang lebih Rp 5 Miliar. Dalam rencana yang akan datang Bank “X”

yang terus concern untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia

berencana untuk membangun sekolah di wilayah-wilayah tertinggal yang

ada di Indonesia.

Tabel 5. Rekapitulasi anggaran dana CSR 2006-2010

Program Tahun Alokasi Dana

Mega Peduli 2006 Rp 1.160.000.000

2007 Rp 1.160.000.000

2008 Rp 1.450.000.000

2009 Rp 1.450.000.000

2010 Rp 1.450.000.000

Mega Berbagi 2009 Rp 5.000.000.000

Sumber: Corporate Secretary Division (COSD), Bank “X” Pusat 2010

Page 42: Kajian Citra CSR Di Bogor

4.5. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan perihal jenis kelamin

responden, di dapat bahwa pada penelitian ini responden berjenis kelamin

laki-laki berjumlah 22 orang (63%) dan responden berjenis kelamin

perempuan berjumlah 13 orang (37%). Dengan komposisi jumlah tersebut

di dapat bahwa perbedaan jenis kelamin responden tidak memiliki

perbedaan sikap terhadap persepsi atas citra Bank “X”. Karena nilai X2

hitung < X2 tabel, yaitu 1,876 < 5,991 (hasil uji Chi Square).

Gambar 4. Sebaran jenis kelamin responden

Pada sebaran tingkat pendidikan responden, berdasarkan hasil uji

Chi Square didapat bahwa tidak terdapat perbedaan sikap antara tingkat

pendidikan terhadap persepsi atas citra Bank “X” dengan nilai X2 hitung <

X2 tabel (1,597 < 5,991) pada komposisi tingkat pendidikan perguruan

tinggi 28 orang (80%) dan SMA 7 orang (20%).

Page 43: Kajian Citra CSR Di Bogor

Gambar 5. Sebaran tingkat pendidikan responden

Selanjutnya pada sebaran profesi atau pekerjaan responden, dengan

komposisi sebagai pelajar/ mahasiswa 9 orang (26%), pegawai negeri sipil

(PNS) 3 orang (8%), pegawai swasta 18 orang (51%), ibu rumah tangga 3

orang (9%) dan wiraswasta 2 orang (6%). hasil yang didapatkan

berdasarkan uji Chi Square bahwa nilai X2 hitung < X2 tabel (5,746 <

15,507), yang artinya tidak ada perbedaan sikap antara profesi/ pekerjaan

responden dengan persepsi atas citra Bank “X”.

Gambar 6. Sebaran profesi/ pekerjaan responden

Hasil uji Chi Square pada sebaran tingkat penghasilan responden

didapat nilai X2 hitung 2,623 dan nilai X2 tabel 9,487 yang artinya adalah

X2 hitung < X2 tabel. Sehingga tidak ada perbedaan sikap responden

Page 44: Kajian Citra CSR Di Bogor

terhadap persepsi atas citra Bank “X” berdasarkan tingkat penghasilan.

Gambar 7. Sebaran tingkat penghasilan responden

4.6. Identifikasi Kegiatan CSR Bank “X”

Kegiatan CSR Bank “X” yang telah dilakukan sejak tahun 1996

yaitu program Mega Peduli. Program ini dilakukan dengan cara

membagikan paket sembako kepada kaum dhuafa dan masyarakat kurang

mampu di sekitar kantor, baik kantor pusat maupun kantor cabang seluruh

Indonesia.

Dalam teori kategori aktivitas CSR, program Mega Peduli

termasuk dalam kategori Corporate Phylanthropy, yaitu perusahaan hanya

memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan

masyarakat tertentu. Akibat dari kegiatan ini, Bank “X” mendapatkan

benefit yang menurut Kotler dan Lee (2005) adalah sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan reputasi Bank “X”, khususnya dimata para

penerima sumbangan yaitu kaum dhuafa.

2. Kegiatan ini dapat memperkuat bisnis Bank “X” di masa depan

melalui penciptaan citra yang baik dimata publik.

3. Memberi dampak dalam menyelesaikan masalah sosial dalam

komunitas lokal. Dalam hal ini, program Mega Peduli membantu

menyelesaikan permasalahan pendanaan bagi panti-panti sosial serta

kaum dhuafa.

Page 45: Kajian Citra CSR Di Bogor

Kegiatan CSR Bank “X” yang lain adalah Mega Berbagi. Program

ini berlangsung sejak tahun 2008 dengan sasaran yaitu untuk membantu

dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Program yang dananya di

dapatkan dengan cara membuka tabungan di Bank “X” yang setiap 1

persen dari bunga tabungan setiap bulan diterima oleh nasabah, kemudian

dana yang telah terkumpul akan ditambah dengan nominal yang sama oleh

pihak Bank “X” sebelum disalurkan ke sekolah-sekolah yang

membutuhkan di seluruh Indonesia.

Program Mega Berbagi ini termasuk dalam kategori Cause Related

Marketing, yaitu perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan

persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial

berdasarkan besarnya penjualan produk. Akibat dari aktivitas ini, Bank

“X” mendapat beberapa benefit yang menurut Kotler dan Lee (2005)

adalah sebagai berikut:

1. Karena program CSR Mega Berbagi berbentuk tabungan, maka Bank

“X” dapat menarik nasabah baru. Seperti yang telah diketahui bahwa

sejak peluncurannya di tahun 2008, tabungan Mega Berbagi terus

mengalami peningkatan jumlah nasabah salah satu contoh untuk

wilayah Jawa Tengah pada tahun 2008 terdapat 942 nasabah dan pada

tahun 2009 meningkat menjadi 2794.

2. Karena dapat menarik nasabah baru, maka aktivitas CSR Mega

Berbagi dapat meningkatkan penjualan produk perusahaan, yaitu

produk tabungan Mega Berbagi.

3. Program ini dapat membangun identitas merk yang positif dimata

nasabah.

Page 46: Kajian Citra CSR Di Bogor

Tabel 6. Kategori dan benefit program CSR Bank “X” No Program Kategori CSR Benefit bagi Bank “X”

1 Mega Peduli Corporate Philanthropy Meningkatkan reputasi

Memperkuat bisnis di masa depan

Membantu penyelesaian masalah sosial lokal

2 Mega Berbagi Cause Related Marketing Menarik nasabah baru

Meningkatkan penjualan produk

Membangun identitas merk yang positif

4.7. Persepsi Responden Terhadap Citra Bank “X”

Pada penilaian responden terhadap citra Bank “X” yang dibangun

melalui pelaksanaan program CSR didapatkan hasil bahwa sebagai besar

responden menilai baik atas citra yang dibangun melaui program CSR

tersebut. Nilai tersebut didapatkan setelah masing-masing responden

melakukan penilaian atas masing-masing dimensi citra. Berikut adalah

rekapitulasi penilaian responden pada masing-masing dimensi citra Bank

“X” yang dibangun melalui pelaksanaan program CSR.

Tabel 7. Posisi skor dimensi citra Bank “X” Dimensi Citra Skor Rataan Kategori

Dynamic 4,66 Sangat Baik Cooperative 3,65 Baik Business 3,68 Baik Character 3,67 Baik Successful 3,51 Baik

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa rentang penilaian responden pada

masing-masing dimensi citra yaitu antara 3,51 – 4,66 dimana pada rentang

nilai tersebut berada pada kategori cukup baik hingga sangat baik.

Kemudian pada penilaian secara keseluruhan di dapatkan skor 3,83 yang

Page 47: Kajian Citra CSR Di Bogor

artinya responden menilai citra yang dibangun oleh Bank “X” melalui

program CSR sudah baik.

4.8. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Citra Bank “X”

Pada Dimensi Dynamic: pioneering, attention-getting, active,

goal oriented mampu menjelaskan variasi sebesar 49,16 persen. Faktor

goal-oriented tidak termasuk dalam faktor yang mendukung dimensi

ini karena memiliki nilai komponen kurang dari 50 persen atau hanya

sebesar 43,7 persen. Faktor yang mendukung pada dimensi ini bila

diurutkan yaitu:

1. Attention-getting (81%)

2. Active (79,8%)

3. Pioneering (69,4%)

Pada dimensi Cooperative: friendly, well-liked, eager to please

good relations mampu menjelaskan variase sebesar 64,4 persen. Faktor

yang mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:

1. Eager to please good relations (90,27%)

2. Well-liked (82,58%)

3. Friendly (65,96%)

Pada dimensi Business Wise: Smart, persuade, well-organized

mampu menjelaskan variase sebesar 87,32 persen. Faktor yang

mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:

1. Persuade (95,03%)

2. Well-Organized (94,63%)

3. Smart (90,61%)

Pada dimensi Character: ethical, reputable, respectable

mampu menjelaskan variasi sebesar 83,45 persen. Faktor yang

mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:

1. Reputable (93,16%)

2. Respectable (91,31%)

3. Ethic (89,54%)

Page 48: Kajian Citra CSR Di Bogor

Pada dimensi Successful: financial performance, sel-confidence

mampu menjelaskan variasi sebesar 77,09 persen. Faktor yang

mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:

1. Self-confiedence 2 (91,98%)

2. Self-confiedence (87,78%)

3. Financial performance (83,42%).

Pada dimensi Withdrawn: aloof, secretive, caoutious mampu

menjelaskan variasi sebesar 43,04 persen. Faktor secretive tidak

termasuk dalam faktor yang mendukung dimensi ini karena memiliki

nilai komponen kurang dari 50 persen atau hanya sebesar 4,06 persen.

Faktor yang mendukung pada dimensi ini bila diurutkan yaitu:

1. Cautious (81,16%)

2. Aloof (79,41%)

Dari keenam dimensi (dynamic, cooperative, business,

character, successful dan withdrawn), setelah dilakukan analisis faktor

maka mampu menjelaskan variasi sebesar 64,745 persen. Bila

diurutkan, maka urutan dimensi yang paling mendukung adalah

sebagai berikut:

1. Successful (90,4%)

2. Business Wise (89,1%)

3. Character (89%)

4. Cooperative (73,2%)

5. Withdrwan (70,4%).

6. Dynamic (67,2%)

Page 49: Kajian Citra CSR Di Bogor

Gambar 8. Urutan dimensi citra yang berpengaruh

4.9. Implikasi Manajerial

Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dijabarkan pada sub bab

sebelumnya, maka dapat dibuat implikasi manajerial kepada Bank “X”

yang nantinya dapat dijadikan rekomendasi. Adapun implikasi manajerial

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dynamic

Pihak manajemen Bank “X” harus kembali memperjelas

tujuan CSR yang dilakukan oleh perusahaan karena tujuan

menjadi dasar utama perumusan program kegiatan CSR dan

kegiatan CSR yang baik adalah CSR yang memiliki tujuan

serta bersifat membangun masyarakat dan lingkungan sekitar

perusahaan secara berkesinambungan.

2. Cooperative

Perusahaan agar lebih meningkatkan hubungan baik kepada

sasaran program CSR, sehingga hubungan yang terjalin tidak

hanya sebatas hubungan antara pemberi dan penerima.

3. Business Wise

Pada dimensi ini, diharapkan perusahaan dapat

mempertahankan kondisi yang ada, lebih baik lagi bila

meningkatkannya.

Page 50: Kajian Citra CSR Di Bogor

4. Character

Dalam melaksanakan kegiatan CSR, dari segi karakter etis

dari perusahaan sebaiknya lebih ditingkatkan lagi. Agar dapat

membentuk citra organisasi yang baik dimata masyarakat.

5. Successful

Performa keuangan yang baik menjadi salah satu unsur

dalam kegiatan CSR. Karena dengan baiknya performa

keuangan, maka laba perusahaan pun akan semakin meningkat.

Dengan demikian, alokasi dana yang digunakan dalam program

CSR pun dapat ditingkatkan pula.

6. Withdrawn

Karena hasil analisa menunjukkan bahwa faktor-faktor

pada dimensi withdrawn tidak memiliki pengaruh yang cukup

terhadap citra perusahaan (43,04% < 50%), maka perlu

perhatian khusus. Pada faktor secretive yang tidak termasuk

faktor yang mampu mendukung dimensi Withdrawn karena

hanya memiliki nilai komponen sebesar 4,06 persen maka

faktor ini dapat dihiraukan atau dihilangkan.

Page 51: Kajian Citra CSR Di Bogor

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama tiga (3) bulan

sejak bulan Agustus hingga Oktober 2010. Maka dapat diambil beberapa

buah kesimpulan.

a. Program CSR Bank “X” termasuk dalam dua kategori, yaitu kategori

Corporate Philanthropy untuk program Mega Peduli dan Cause

Related Marketing untuk program Mega Berbagi. Pada masing-masing

kategori tersebut member benefit bagi Bank “X” diantaranya adalah

meningkatkan reputasi, memperkuat bisnis dimasa depan, membantu

penyelesaian masalah sosial lokal, menarik nasabah baru,

meningkatkan penjualan produk dan membangun identitas merk yang

positif.

b. Berdasarkan hasil analisis faktor pada dimensi citra Bank “X”, di dapat

bahwa dimensi Successful memiliki pengaruh tertinggi terhadap citra

Bank “X” sebesar 90,24 persen sedangkan dimensi Dynamic memiliki

pengaruh terkecil terhadap citra sebesar 66,76 persen. Selanjutnya

pada dimensi Business Wise, Character dan Cooperative masing-

masing secara berurutan memiliki tingkat pengaruh sebesar 89,08

persen, 88,93 persen dan 73,85 persen.

Page 52: Kajian Citra CSR Di Bogor

2. Saran

Adapun saran-saran yang sekiranya dapat memberi masukan

kepada pihak Bank Mega adalah sebagai berikut:

a. Pihak manajemen Bank “X” harus kembali memperjelas tujuan CSR

yang dilakukan oleh perusahaan karena tujuan menjadi dasar utama

perumusan program kegiatan CSR dan kegiatan CSR yang baik adalah

CSR yang memiliki tujuan serta bersifat membangun masyarakat dan

lingkungan sekitar perusahaan secara berkesinambungan.

b. Menambahkan program kegiatan CSR yang mampu mengembangkan

dan memandirikan masyarakat lokal di lingkungan sekitar perusahaan

secara berkelanjutan.

Page 53: Kajian Citra CSR Di Bogor

DAFTAR PUSTAKA

Jalal. 2009. Kesalahpahaman Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Harian Tempo, 15 Januari 2009.

Jefkins, F. 2003. Public Relation. Erlangga. Jakarta. Kartini, D. 2008. Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep

Sustainable Management dan Implementasi di Indonesia. Refika Aditama. Bandung.

Kotler, P, N. Lee.2005. Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons Inc. New Jersey

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. News of PERHUMAS. 2004. CSR dan Citra Corporate.

http://www.perhumas.or.id/ [5 September 2010] Nugroho, B.A. 2005. Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Penerbit

ANDI. Yogyakarta.

Panggabean, M.F. 2009. Pengaruh Kegiatan Filantropi Perusahaan Terhadap Citra Medco (Studi Kajian Bidang Pendidikan). Skripsi pada Jurusan .Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. Depok.

Picton, D, A. Broderick. 2001. Integrated Marketing Communications.

LexisNexis. Canada. Prasetijo, Budimanta, Rudito. 2004. Corporate Social Responsibility: Jawaban

Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta. Prasetya, F.E. 2010. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility “Lifebuoy

Berbagi Sehat” Terhadap Loyalitas Konsumen dan Citra Perusahaan Unilever Indonesia (Studi Kasus di Kota Bogor).Skripsi pada Program Penyelenggaraan Khusus Manajemen. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rakhmat, J. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Rosdakarya. Bandung Roslina. 2010. Citra Merek: Dimensi, Proses Pengembangan serta

Pengukurannya. Dalam Jurnal Bisnis & Manajemen vol.6 no.3, Mei 2010. Seravina, M. 2008. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Britama (Studi Kasus Pada Nasabah PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Bogor).

Page 54: Kajian Citra CSR Di Bogor

Skripsi pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.

Siregar, C.N. 2007. Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility Pada Masyarakat Indonesia. Dalam Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 tahun 6, Desember 2007.

Solihin, I. 2008. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability.

Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Affabeta. Bandung. Suharto, E. 2006. Tanggung Jawab Sosial dan Comdev. Jurnal. 2006 Suharto, E. 2007. Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri. Refika Aditama. Bandung. Suharto, E. 2008. Menggagas Standar Audit Program CSR. Jurnal. 2008 Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia. Jakarta. Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal http://bankmega.com/corsec/ [4 September 2010] http://id.wikipedia.org/wiki/ http://vivanews.com [3 Februari 2009]

Page 55: Kajian Citra CSR Di Bogor

TERMINOLOGI

CSR Corporate Social Responsibility atau tanggung

jawab sosial perusahaan muncul pertama kali

atas konsep atau gagasan dari Socrates “I am not

an Athenian or a Greek, but a citizen of the

world, so i have to take care to my environment”

(www.findarticles.com)

Data Sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam

penelitian dengan menggunakan parameter

tertentu yang telah ditentukan.

Degree of Freedom (Df) Derajat ketergantungan banyaknya observasi (n)

dan banyak variabel independen. Df digunakan

untuk menentukan nilai kritis.

Hipotesis Sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau

pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dsb)

meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan.

ISO 26000 Muncul atas gagasan Vice President ISO Zina

Patir. ISO 26000 akan mengatur mengenai tata

kelola organisasi, hak asasi manusia,

ketenagakerjaan, lingkungan, praktik operasi

yang adil, isu konsumen dan pengembangan

masyarakat.

Para Group (CT Corporation) Group yang dibangun oleh Chairul Tandjung

sejak tahun 1987 ini bermula dari sebuah usaha

sepatu ekspor yang bermodalkan uang sebesar

Rp 150 juta yang dipinjam dari Bank Exim.

Kemudian Mengakuisisi Mega Bank menjadi

Bank Mega kemudian mendirikan Trans TV

serta membeli sebagian saham TV7 untuk

Page 56: Kajian Citra CSR Di Bogor

menjadi Trans7.

Populasi Suatu kelompok atau kumpulan subjek atau

objek yang akan dikenai generalisasi hasil

penelitian.

Stakeholders Para pemangku kepentingan perusahaan baik

dari internal perusahaan seperti pegawai,

pemegang saham, direksi hingga dari pihak luar

(eksternal) perusahaan seperti warga masyarakat

sekitar lingkungan perusahaan, suplier, dan lain

sebagainya.