Top Banner
KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL (STUDI KASUS DESA SEMANGAT KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO) SKRIPSI OLEH: RISKA VANESSA BR KARO 150308060 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71

KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

Oct 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI

EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL

(STUDI KASUS DESA SEMANGAT KECAMATAN MERDEKA

KABUPATEN KARO)

SKRIPSI

OLEH:

RISKA VANESSA BR KARO

150308060

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI

EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL (STUDI KASUS DESA SEMANGAT

KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO)

SKRIPSI

OLEH:

RISKA VANESSA BR KARO

150308060/KETEKNIKAN PERTANIAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

Panitia Penguji Skripsi

Nazif Ichwan, STP, M. Si

Dr.Ir. Edi Susanto, M.Si

Delima Lailan Sari Nasution, STP, M.Sc

Dr. Taufik Rizaldi, STP, MP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

i

ABSTRAK

RISKA VANESSA BR KARO: Kajian Beberapa Metode Perhitungan Nilai

Evapotranspirasi Potensial (Studi Kasus Desa Semangat Kecamatan Merdeka

Kabupaten Karo) dibimbing oleh NAZIF ICHWAN.

Air merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Hampir semua

aktivitas manusia memerlukan air. Maka, ketersediaan air menjadi isu yang

penting untuk dilakukannya observasi. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung

nilai besaran evapotranspirasi menggunakan beberapa metode pengukuran

evapotranspirasi pada daerah Desa semangat, Kecamatan Merdeka, Kabupaten

Karo. Penelitian ini menggunakan Metode Observasi, dengan melakukan

pengukuran suhu harian, kelembaban relatif, dan kecepatan angin. Selain itu,

penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari BMKG dan literatur,

antara lain, data penyinaran matahari dan radiasi.Berdasarkan hasil perhitungan

yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil rata-rata evapotranspirasi bulanan dari

tanggal 01 Mei-15 Agustus 2019 secara berturut-turut menggunakan metode

Blaney Criddle adalah 3,499 mm/hari, 3,413 mm/hari, 3,405 mm/hari, dan 3,578

mm/hari, dengan menggunakan metode Penman adalah 4,025 mm/hari, 4,054

mm/hari, 3,973 mm/hari dan 4,247 mm/hari dan menggunakan metode

Hargreaves adalah 5,529 mm/hari, 4,939 mm/hari, 5,455 mm/hari dan 4,990

mm/hari.

Kata Kunci : Evapotranspirasi, Metode Blaney Criddle, Metode Penman, Metode

Hargreaves

ABSTRACT

RISKA VANESSA BR KARO: Study of Several Methods in Determining

Potential Evapotranspiration (Studies Case of Semangat Village, Kecamatan

Merdeka, Kabupaten Karo). Supervised by NAZIF ICHWAN.

Water is one of the primary human needs. Almost all human activities

require water. So, water availability becomes an important issue for observation.

This study aims to calculate the value of the amount of evapotranspiration using

several methods of measuring evapotranspiration in the village of spirit, Merdeka

District, Karo Regency. This study uses the Observation Method, by measuring

daily temperature, relative humidity, and wind speed. In addition, this study uses

secondary data obtained from BMKG and literature, including data on solar

radiation and radiation. Based on the results of the calculations that have been

carried out, the average monthly evapotranspiration results from 01 May-15

August 2019 are consecutively obtained. also using the Blaney Criddle method

were 3,499 mm / day, 3,413 mm / day, 3,405 mm / day, and 3,578 mm / day, using

the Penman method were 4,025 mm / day, 4,054 mm / day, 3,973 mm / day and

4,247 mm / days and using the Hargreaves method were 5,529 mm / day, 4,939

mm / day, 5,455 mm / day and 4,990 mm / day. Keywords: Evapotranspiration,

Blaney Criddle Method, Penman Method, Hargreaves Method.

Key Words: Evapotranspiration, Blaney Criddle Method, Penman Method,

Hargreaves Method

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

ii

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumbul Karo pada tanggal 15 Januari 1996 dari

Bapak Jason Karo-Karo dan Ibu Ellia Martina Tarigan. Penulis merupakan anak

ke pertama dari tiga bersaudara. Tahun 2015 penulis lulus dari SMAN 5 Medan

dan di tahun yang sama penulis lulus di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara melalui jalur Ujian Tertuis (SBMPTN). Penulis memilih minat Teknik

Tanah dan Air (TTA), Program Studi Keteknikan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai Anggota Ikatan

Mahasiswa Keteknikan Pertanian (IMATETA) 2017/2018. Penulis melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pangaribuan Kabupaten Dairi bulan Juli

sampai Agustus 2018. Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di

PT Bakrie Sumatera Plantation di Kisaran pada Januari 2019.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

iii

iii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pemurah dan Lagi Maha

Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari draft ini adalah “Kajian Beberapa

Metode Perhitungan Nilai Evapotranspirasi Potensial (Studi Kasus Desa

Semangat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo)’’yang merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis yang selalu mendukung dan selalu memberikan motivasi

kepada penulis, terima kasih kepada Bapak Nazif Ichwan, STP, M.Si selaku

komisi pembimbing yang banyak membimbing dan memberikan berbagai

masukan, saran dan kritik berharga pada penulis sehingga draft ini dapat

diselesaikan dengan baik., kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program

Studi Keteknikan Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan draft ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada Universitas Sumatera Utara yang telah membiayai penelitian ini dengan

kontrak pelaksanaan Penelitian Talenta USU Tahun Anggaran 2019.

Penulis menyadari bahwa draft ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan pada masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga draft ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, September 2020

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

iv

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR SIMBOL ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................viii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ................................................................................................. 1

Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4

TINJAUAN PUSTAKA

Evapotranspirasi ............................................................................................... 6

Evapotranspirasi .......................................................................................... 5

Faktor Evapotranspirasi ............................................................................... 6

Laju Evapotranspirasi .................................................................................. 7

Metode Pengukuran Evapotranspirasi.............................................................. 8

Metode Penman ........................................................................................... 11

Rumus Penman ............................................................................................ 11

Metode Hargreaves...................................................................................... 12

Rumus Hargreaves ...................................................................................... 12

Metode Blaney Criddle ............................................................................... 12

Rumus Blaney Criddle ................................................................................ 12

Parameter Pengukuran ..................................................................................... 12

Kecepatan Angin ......................................................................................... 12

Suhu............................................................................................................. 14

Kelembaban Udara ...................................................................................... 15

Radiasi Matahari ......................................................................................... 17

Ketersediaan Air............................................................................................... 18

Kebutuhan Air .................................................................................................. 18

Ketahanan Air .................................................................................................. 18

Hubungan suhu,Tekanan dan Angin ................................................................ 20

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 21

Alat dan Bahan ................................................................................................ 21

Metode Penelitian............................................................................................. 21

Prosedur Penelitian........................................................................................... 22

Parameter Penelitian......................................................................................... 22

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Daerah Kabupaten Karo .................................................................... 24

Data Meteorologi ............................................................................................. 24

Perhitungan ETo .............................................................................................. 26

Metode Penman ........................................................................................... 27

Metode Blaney Criddle ................................................................................ 27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

v

Metode Hargreaves ...................................................................................... 28

Hubungan Temperatur dan Evapotranspirasi .................................................... 29

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ....................................................................................................... 35

Saran .................................................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

vi

DAFTAR SIMBOL

ETo Evapotranspirasi Potensial (mm/hari)

W Faktor pemberat yang berhubungan dengan temperatur

dan elevasi ketinggian daerah (0C)

Rn Rata-rata radiasi netto pada permukaan tanaman

(MJ/m2/hari).

f(u) Fungsi yang berhubungan dengan angin (m/s)

c Faktor penyesuaian untuk kondisi cuaca siang dan malam.

T Temperatur harian rata-rata pada ketinggian 2 m (oC)

u Kecepatan angin pada ketinggian 2 m (m/s)

ea Tekanan uap jenuh (kPa)

ed Tekanan uap aktual (kPa)

e0 Tekanan uap jenuh pada suhu (kPa)

Δ Kurva kemiringan tekanan uap (kPa/oC)

ϒ Konstanta psychrometric (kPa/oC)

P Persentase persamaan siang rata-rata/tahun

Rs Solar radiasi ekivalen (mm/hari)

N Lama penyinaran maksimal yang mungkin terjadi (jam)

n Lama penyinaran matahari (jam)

f(u) Fungsi angin (m/s)

f(ed) Fungsi tekanan uap aktual (kPa)

f(t) Fungsi suhu (0C)

RH Kelembaban udara harian (%)

Ls Posisi letak lintang selatan daerah

λ Panjang gelombang

v Kecepatan cahaya (m/s)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

vii

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Parameter metode Pengukuran .......................................................................... 11

2. Hubungan t dengan ea mbar, w, dan f(t) ........................................................... 20

3. Nilai ETo rata-rata bulanan Menggunakan Metode Penman ............................ 31

4. Nilai ETo rata-rata bulanan Menggunakan Metode Blaney Criddle ................ 32

5. Nilai ETo rata-rata bulanan Menggunakan Metode Hargreaves....................... 32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Flowchart penelitian ........................................................................................ 40

2. Data Kecepatan Angin (m/s) ............................................................................ 41

3. Data Lama Penyinaran Matahari (jam) ............................................................ 41

4. Tabel Hubungan antara Lama Penyinaran Matahari Potensial (N)

pada Setiap Bulan dengan Lintang .................................................................. 42

5. Hubungan t dengan ea mbar, w, dan f(t) .......................................................... 42

6. Tabel Nilai Faktor Penyesuaian (C) bulanan Rumus Penman Modifikasi ...... 42

7. Tabel Nilai n/N pada Bulan Mei, Juni, Juli dan Agustus(jam) ........................ 42

8. Tabel Nilai Radiasi Ekstrateristerial (Ra) ........................................................ 43

9. Evapotranspirasi potensial harian (ET˳) metode Penman ................................ 44

10. Nilai ETo rata-rata bulanan menggunakan Metode Penman ......................... 47

11. Tabel nilai ETo harian menggunakan Metode Hargreaves ............................ 48

12. Tabel Nilai ETo rata-rata bulanan menggunakan Metode Hargreaves .......... 51

13. Tabel Evapotranspirasi potensial (ET˳) metode Blanney-Criddle ................ 52

14. Tabel Nilai ETo rata-rata bulanan menggunakan Metode Blaney Criddle ..... 55

15. Gambar Anemometer .................................................................................... 56

16. Gambar Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban (Logger) ............................... 57

17. Gambar Termometer Air Raksa ..................................................................... 58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Peta Desa Semangat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo ............................ 24

2. Gambar Data pengukuran kecepatan angin dan temperatur ............................ 25

3. Gambar Data pengukuran kelembaban dan temperatur ................................... 26

4. Evapotranspirasi potensial (ET˳) metode Penman ........................................... 27

5. Evapotranspirasi potensial (ET˳) Metode Blaney Criddle ............................... 28

6. Evapotranspirasi potensial (ET˳) Metode Hargreaves ..................................... 29

7. Hubungan antara temperatur dan Evapotranspirasi potensial (ETo) ............... 29

8. Korelasi Antara Nilai Evapotranspirasi Acuan Metode Penman Dengan Metode

Blaney Criddle Dan Metode Hargreaves…………………………………….. 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

PENDAHULUAN

Latar belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Hampir semua

aktivitas manusia memerlukan air, baik untuk keperluan domestik, pertanian,

maupun perindustrian. Maka, ketersediaan air menjadi isu yang penting untuk

dilakukannya observasi. Water balance (neraca air) didefinisikan sebagai neraca

masukan dan keluaran air di suatu luasan tempat. Salah satu parameter iklim

penting dalam perhitungan neraca air yaitu evapotranspirasi (Hogstrom, 1967).

Evapotranspirasi sangat penting untuk kajian-kajian hidrometeorologi.

Untuk menduga besarnya evapotransprasi perhitungannya menggunakan data

cuaca yang tersedia di stasiun klimatologi. Informasi yang dibutuhkan sebagai

input model dalam perhitunan meliputi data suhu udara maksium dan minimum

harian, radiasi surya, kelembapan nisbi, dan kecepatan angin dimana data ini di

duga akan mengalami perubahan sebagai respon terhadap perubahan iklim

(Fibriana dkk, 2018).

Adapun tujuan dari melakukan konservasi sumber daya air adalah untuk

menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi

sumber daya air dengan melakukan kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber

air, pengawetan air, pengelolaan kualitas air, dan pengendalian pencemaran air

dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada

setiap wilayah sungai (Sihotang dkk, 2016)............................................................

Evapotranspirasi adalah komponen utama penggerak siklus hidrologi,

karena itu menduga laju evaporasi pada pengelolaan sumber daya air dan

peningkatan produksi pertanian. Tetapi, laju evapotranspirasi adalah unsur iklim

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

2

yang sulit diukur secara langsung karena beragamnya faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah

faktor cuaca seperti radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara dan

kecepatan angin; faktor tanaman seperti jenis tanaman, fase tumbuh, keragaman

dan kerapatan tanaman dan faktor pengelolaan dan kondisi lingkungan tanaman

seperti kondisi tanah, salinitas, kesuburan tanah, tingkat serangan hama dan

penyakit pada tanaman. Karena faktor-faktor itu saling berkaitan dan beragam

dalam sebaran ruang dan waktu, sulit menciptakan rumus persamaan yang

menduga evapotranspirasi dari berbagai tanaman pada kondisi yang berbeda; jadi

dikembangkan konsep evapotranspirasi standar (Temesken dkk, 2005).

Evapotranspirasi merupakan gabungan dari evaporasi dan transpirasi,

sehingga dipengaruhi oleh faktor iklim dan juga faktor fisiologis vegetasi. Selain

sebagai parameter untuk menghitung neraca air, informasi tentang

evapotranspirasi juga penting untuk memahami interaksi daratan-tumbuhan-

atmosfer. Evapotranspirasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu evapotranspirasi

potensial dan evapotranspirasi aktual. Evapotranspirasi potensial adalah

evapotranspirasi maksimal yang dapat terjadi pada kondisi cukup air dan semua

tanaman dianggap seragam yaitu rumput hijau setinggi 5 cm. Evapotranspirasi

potensial lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim seperti suhu, kelembapan, dan

radiasi matahari. Sedangkan Evapotranspirasi aktual lebih dipengaruhi oleh faktor

fisiologi tanaman dan unsur tanah. Nilai evapotranspirasi dapat ditentukan melalui

pengukuran langsung maupun perhitungan (Asdak, 2010).

Untuk mempermudah pengukurannya dapat digunakan alat pengukurnya

yang memiliki nilai dan akurasi yang dapat diterima dan digunakan sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

3

pedoman. Nilai-nilai tersebut dapat digunakan untuk menghitung nilai

evapotranspirasi potensial. Evapotranspirasi potensial adalah nilai yang

menggambarkan kebutuhan lingkungan, sekumpulan vegetasi atau kawasan

pertanian untuk melakukan evapotranspirasi. Evapotranspirasi potensial juga

menggambarkan energi yang didapatkan oleh kawasan tersebut dari matahari.

Perubahan iklim diantaranya ditandai dengan fenomena kenaikan suhu udara

dipermukaan bumi menyebabkan meningkatnya evapotranspirasi

(Supangat, 2016).

Data evapotranspirasi merupakan data penting dalam perencanaan

pengelolaan sumber daya air dan pengaturan waktu irigasi di suatu tempat.

Evapotranspirasi di definisikan sebagai perubahan wujud dari H₂ O cair menjadi

uap atau gas serta bergerak dari bidang penguap (permukaan tanah dan vegetasi)

ke atmosfir. Perhitungan evapotranspirasi dapat digunakan antara lain untuk

menentukan besarnya penggunaan air konsumtif untuk tanaman, analisis

ketersediaan air, kapasitas pompa untuk irigasi, air yang dialirkan melalui saluran

irigasi dan kapasitas waduk (Sihotang dkk, 2016).

Jika kita dapat mengetahui besarnya kebutuhan air irigasi maka kita dapat

memprediksi pada waktu tertentu, kapan ketersediaan air dapat memenuhi dan

tidak dapat memenuhi kebutuhan air irigasi sebesar yang dibutuhkan. Jika

ketersediaan tidak dapat memenuhi kebutuhan maka dapat dicari solusinya

bagaimana kebutuhan tersebut tetap harus dipenuhi. Kebutuhan air irigasi secara

keseluruhan perlu diketahui karena merupakan tahap penting yang diperlukan

dalam perencanaan dan pengelolaan sistem irigasi (Sihotang dkk, 2016)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

4

Berdasarkan hal-hal tersebut, kita harus melakukan suatu analisis

kebutuhan air, maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan

besarnya evapotranspirasi pada daerah studi dalam hal ini Daerah Desa Semangat

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Diharapkan nantinya penelitian ini dapat

bermanfaat sebagai bahan masukan dan kajian dalam penentuan kebijakan serta

untuk data dalam perancangan yang lebih lanjut pada instansi-instansi yang

terkait.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh nilai

evapotranspirasi potensial menggunakan beberapa metode pengukuran

evapotranspirasi pada daerah Desa semangat, Kecamatan Merdeka, Kabupaten

Karo.

Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang

merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Progaram Studi

Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai pengukuran evapotranspirasi dengan

beberapa metode.

3. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

5

TINJAUAN PUSTAKA

Evapotranspirasi

Iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh letak kondisi geografis dan letak

astronomis daerah tersebut. Daerah Indonesia terletak disekitar khatulistiwa,

yakni berada diantara 6° LU-11° LS. Dan berada diantara dua Benua yaitu, Benua

Asia dan Australia yang dicirikan dengan 2 musim, yaitu musim kemarau dan

musim penghujan. Beda suhu bulanan relatif kecil namun kelembaban udara

cendrung besar. Lama penyinaran matahari untuk daerah khatulistiwa adalah

sekitar 12 jam perhari. Radiasi gelombang pendek (Ra) di daerah khatulistiwa

adalah sekitar 15 mm/hari. Kelembaban relatif (RH) adalah perbandingan antara

tekanan uap air dengan uap air jenuh yang dinyatakan (%). Kecepatan angin rata-

rata di Indonesia berkisar antara 0,5-4,5m/dtk atau 2km/jam-15km/jam.

Kecerahan matahari bisa dinyatakan sebagai perbandingan atau rasio keawanan

(Montarcih, 2010).

Evaporasi merupakan proses berubahnya air menjadi uap dan uap air

bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara

(Sosrodarsono dan Takeda, 2003). Sedangkan transpirasi merupakan proses

keluarnya air dari tanaman akibat proses respirasi dan fotosintesisi. Jumlah dari

hasil kombinasi dua proses yang dimana kehilangan air dari permukaan tanah

yang disebut proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman yang disebut

proses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (Hillel, 1983).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ET adalah faktor cuaca seperti radiasi

matahari, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin; faktor tanaman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

6

seperti jenis tanaman, fase tumbuh, keragaman dan kerapatan tanaman dan faktor

pengelolaan dan kondisi lingkungan tanaman seperti kondisi tanah, salinitas,

kesuburan tanah, tingkat serangan hama dan penyakit pada tanaman. Karena

faktor-faktor itu saling berkaitan dan beragam dalam sebaran ruang dan waktu,

sulit menciptakan rumus persamaan yang menduga evapotranspirasi dari berbagai

tanaman pada kondisi yang berbeda; jadi dikembangkan konsep evapotranspirasi

standar (Temesken dkk, 2005).

Evapotranspirasi (ET) yang sering disebut sebagai kebutuhan air

konsumtif bagi tanaman di areal irigasi merupakan salah satu mata rantai proses

dalam siklus hidrologi yang dapat didefinisikan sebagai penguapan di semua

permukaan yang mengandung air dari seluruh permukaan air, permukaan tanah,

permukaan tanaman dan permukaan yang tertutup tanaman dan kembali lagi ke

atmosfer. Evapotranspirasi merupakan kombinasi proses kehilangan air dari suatu

lahan bertanam melalui evaporasi dan transpirasi. Evapotranspirasi merupakan

proses perubahan molekul air yang merupakan jumlah dari uap air permukaan

bumi, tanah dan vegetasi dan kembali lagi ke atmosfer (Loebis, 1993).

Evapotranspirasi didefinisikan sebagai salah satu mata rantai proses dalam

siklus hidrologi yang laju evapotranspirasi dari permukaan yang luas, kebutuhan

air konsumtif bagi tanaman di areal irigasi yang merupakan penguapan di semua

permukaan yang mengandung air dari seluruh permukaan air, permukaan tanah,

permukaan tanaman dan permukaan yang tertutup tanaman dan kembali lagi ke

atmosfer. Untuk menduga nilainya beberapa metode diturunkan berdasarkan

proses fisik yang mengatur laju evapotranspirasi, tetapi kebanyakan didasarkan

pada hasil empiris yang didasarkan pada hubungan statistik antara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

7

evapotranspirasi dan satu atau lebih variabel iklim. Pendekatan dengan metode

Penman juga mengalami beberapa perkembangan seperti metode Penman yang

dimodifikasi oleh Monteith dikenal sebagai metode Penman-Monteith,

pendekatan versi FAO 24, dan FAO 56 dan terakhir ada pendekatan Matt-

Shuttleworth (2009). (Allen, 1998; Doorenbos and Pruitt, 1977; Manik, 2012;

Monteith, 1965)

Laju evapotranspirasi dari suatu areal pertanaman dipengaruhi oleh

ketersediaan energi, defisit tekanan uap, kecepatan angin dan suhu udara,

sedangkan faktor vegetasi yang berpengaruh pada evapotranspirasi adalah ukuran

dari hantaran stomata/tajuk dan juga struktur karakteristik tajuk yang berpengaruh

pada hantaran aerodinamik. Evaporasi dapat dihitung dari suatu permukaan

dengan baik jika semua komponen yang mempengaruhi evapotranspirasi di

permukaan yang bersangkutan diketahui, yaitu radiasi neto (Rn), fluks bahang

terasa (H) dan fluks bahang tanah (G). Rn dan G yang dapat diukur secara

langsung dan mudah menggunakan alat. H dan LE dapat dihitung dengan

menggunakan metode Nisbah Bowen (Hidayati dkk, 2017).

Rosenberg dkk, (1983) juga menyatakan bahwa jumlah uap air yang

terdapat di atmosfer dipengaruhi oleh suhu dan juga dipengaruhi oleh kelembaban

relatif. Pada saat suhu yang sama dengan kelembaban relatif yang lebih rendah,

maka dimungkinkan terjadinya evapotranspirasi yang lebih besar.

Beberapa metode dalam mencari ETo yang sering digunakan adalah

seperti metode Blaney Criddle, Brutsaert dan Stricker (1979), Thornthwaite

(1948, 1951), Priestly-Taylor (1972), Hargreaves, Radiasi, evaporasi Panci

(Doorenbos and Pruitt, 1977), Morton (1983), Penman dan Penman-Monteith.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

8

Kendala utama dalam penggunaan metode perhitungan ETo di negara kita adalah

metode tersebut dirumuskan berdasarkan faktor meteorologi iklim di daerah sub

tropis yang kondisinya sangat berbeda di Indonesia (Runtunuwu, 2008).

Metode Pengukuran Evapotranspirasi

Martinez-Cab dan Cuenca (1992) menyatakan bahwa perlu dilakukannya

evaluasi terhadap evapotranspirasi secara kuantitatif untuk penyelesaian dan

mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan sumber-sumber alam

terkhususnya sumber daya air, termasuk di dalamnya studi keseimbangan

hidrologi, pengelolaan sumber daya air, pelestarian sumber daya air, pemanfatan

dan penyesuaian lingkungan. Selain itu, dengan diketahuinya pendugaan nilai

kebutuhan air tanaman yang lebih akurat terhadap jumlah air yang digunakan

dapat mempertinggi nilai efesiensi irigasi dan penjadwalan pemberian air irigasi,

yang baik sehingga dapat menyelesaikan masalah kekurangan air. Sedangkan

Wallace (1995) menyatakan bahwa evapotranspirasi merupakan faktor terbesar

dalam siklus hidrologi di lingkungan terrestrial yang berkaitan dengan tanah atau

permukaan tanah dan pendugaan yang akurat penting dalam memanajemen

sumber-sumber air, pembuangan air, irigasi dan pendugaan hasil tanaman dan

dalam mempelajari hubungan antara perubahan penggunaan lahan dan iklim.

McKenney dan Rosenberg (1993), mengelompokkan metode-metode ke

dalam tiga kategori, yaitu: (i) metode kombinasi, meliputi metode Penman,

Priestley-Taylor, dan Metode Penman-Monteith, (ii) metode-metode berdasarakan

suhu, meliputi Thornthwaite, metode Samani Hargreaves, dan Blaney-Criddle;

dan (iii) metode berdasarkan suhu dan radiasi, yaitu metode Jensen-Haise. Yin

dan Brooks (1992) juga menyatakan bahwa beberapa dari metode tersebut seperti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

9

metode Jensen-Haise dan Blaney-Criddle, dikembangkan untuk menduga

evapotranspirasi pada areal tanaman yang kondisi pengairannya baik serta

digunakan untuk pembuatan jadwal irigasi sehingga pemberian air lebih efesien

dan diharapkan tanaman dapat tumbuh secara optimal.

Untuk menduga evapotranspirasi tanaman, komponen yang terlebih dahulu

yang harus dihitung ialah nilai dari koefesien tanaman lalu menghitung nilai

evapotranspirasi potensial atau referen nilai yang menggambarkan kebutuhan

lingkungan, sekumpulan vegetasi, atau kawasan pertanian untuk melakukan,

dengan menggunakan nilai koefesien tanaman yang tepat diharapkan dapat

menggambarkan perbedaan musiman dan perbedaaan antar tanaman dalam

mengkonsumsi air tergantung dari jenis dan umur tanaman. Dari tujuh metode

yang ada, hanya metode Penman-Monteith yang dianggap mampu

menggambarkan evapotranspirasi aktual dan nilainya lebih akurat dibawah

kondisi kelengasan tanah yang terbatas karena faktor rumusnya menggunakan

faktor iklim yang lebih kompleks yang bervariasi tergantung dari temperatur,

lama penyinaran matahari, kelembaban relatif, dan kecepatan angin

(Baldocchi, 1995).

Rumus Penman-Monteith merupakan alat yang bermanfaat untuk

mendiagnosis faktor-faktor fisika dan biologi yang mengontrol evaporasi.Metode

Penman banyak direkomendasikan sebagai metode pengukuran evapotranspirasi

standar sedangkan metode yang lain dapat digunakan untuk daerah dengan iklim

tertentu. Metode Penman mengalami perkembangan dan modifikasi sehingga

metode Penman dapat digunakan untuk menduga evapotranspirasi pada

permukaan tanah yang ditanami vegetasi (Baldocchi, 1995).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

10

Perbedaan metode pendugaan evapotranspirasi terletak pada data ikim

yang digunakan sebagai masukan dan pada struktur perhitungannya. Pada metode

yang kompleks dibutuhkan data iklim yang banyak seperti suhu, radiasi surya,

kecepatan angin, kelembaban udara, letak lintang dan karakteristik vegetasi.

Metode yang paling sederhana hanya membutuhkan informasi suhu rata-rata

harian atau suhu Bulanan. Pada metode Thornthwaite dan Blaney-Criddle,

menggunakan data informasi suhu panjang hari, merupakan fungsi dari letak

lintang dan musim untuk menduga evapotranspirasi tanaman di bawah kondisi

pengairan yang baik (McKenney dan Rosenberg, 1993).

Metode Sammani-Hargreaves menyertakan besaran radiasi yang

ditentukan oleh letak lintang dan waktu dalam setahun. Sedangkan metode

Penman, Penman-Monteith dan metode Priestley-Taylor, ketiganya sebagai

metode Kombinasi, karena mengkombinasikan komponen radiasi dan pemindahan

massa pada evapotranspirasi potensial. Perbedaaannya terletak pada cara

perhitungan elemen yang menunjukkan pengaruh pemindahan massa karena

Metode Penman menggunakan defisit tekanan uap (fungsi dari suhu dan tekanan

uap) dan fungsi empiris kecepatan angin (McKenney dan Rosenberg, 1993).

Menurut Schwab dkk, (1997) ada beberapa metode pengukuran

evapotranspirasi anatara lain, metode Penman, metode Blanney-Criddle, dan juga

metode Hargreaves. Selain metode-metode tersebut evapotranspirasi dapat

dihitung dengan metode Penman-Monteith. Tiap metode pengukuran

evapotranspirasi, faktor iklim yang diukur berbeda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

11

Tabel 1. Parameter metode Pengukuran

No Metode Suhu Kelembaban

Udara

Kecepatan

Angin

Penyinaran

Matahari

Radiasi

1 Penman

2 Blaney

Criddle

3 Hargreaves

1. Metode Penman

Menurut Penman (1948) evapotranspirasi dapat ditentukan dengan metode

berikut ini:

ETo = c [W x Rn + (1-w) x f(u) x (ea-ed). ....................................................... (5)

Dimana: ETo = evapotranspirasi acuan mm/hari.

W = faktor pemberat yang berhubungan dengan suhu

Rn = rata radiasi yang berkenaan pada evapotranspirasi

mm/hari

f(u) = fungsi yang berhubungan dengan angin

(ea-ed) = selisih antara tekanan kelembaban uap air pada suhu rata-

rata dan rata-rata tekanan uap air aktual di udara

C = faktor penyesuaian untuk kondisi cuaca siang dan malam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

12

2. Metode Hargreaves

Menurut Hargreaves (1982) evapotranspirasi dapat ditentukan dengan metode

berikut ini:

ETo= 0,000939 (Trata-rata + 17,8) Ra. ............................. (6)

Dimana: ETo = evapotranspirasi acuan mm/hari.

Trata-rata = Suhu rata-rata harian 0C

Tmax = Suhu Maksimum harian 0C

Tmin = Suhu Minimum harian 0C

R = Nilai Radiasi Ekstrateristerial

3. Metode Blanney-Criddle

Metode ini pada umumnya disarankan untuk diaplikasikan pada daerah

yang hanya mempunyai data temperatur saja Blanney dan Criddle (1962),

persamaan Blanney-Criddle sebagai berikut:

Eto =c [p (0,46T+8)] mm/hari.........................................................................(7)

Dimana: ETo = evapotranspirasi acuan (mm/hari)

T = temperatur rata-rata 0C selama bulan pengamatan

P = persentase persamaan siang rata-rata/tahun

c = faktor koreksi yang tergantung pada RHmin, lamanya

penyinaran matahari dan angin

Parameter pengukuran

a. Kecepatan angin

Angin adalah massa udara yang bergerak yang disebabkan oleh rotasi

bumi dan perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari

suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi) di sekitarnya yang bergerak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

13

dengan arah sejajar dengan permukaan bumi, yang dimaksud dengan massa udara

adalah udara dalam ukuran yang sangat besar dan mempunyai sifat fisik yang

seragam pada arah horiontal, sifat fisik itu adalah suhu dan kelembaban. Apabila

massa udara itu bergerak ke arah vertikal disebut dengan arus. Gerakan angin

umumnya disebabkan oleh perbedaan tekanan udara, angin berasal dari daerah

yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Seperti halnya kecepatan

aliran sungai yang besarnya kecepatan aliran itu ditentukan oleh kemiringan dasar

sungai, maka kecepatan angin ditentukan oleh besarnya kemiringan tekanan

udara, disamping faktor intensitas dan gerakan. Kecepatan angin umumnya

dinyatakan dalam satuan km/jam, m/det, knots (1 kn = 1,852 km/jam = 1,51

mil/jam = 0,514 m/detik, 1 km/jam = 0,621 mil/jam = 0,278 kn). Kecepatan

berpengaruh terhadap proses penguapan (evaporation) dan apabila udara lembab

melayang di udara terbawa oleh angin masuk ke dalam awan hujan maka akan

terjadi hujan (Nurhayati, 2016).

Kecepatan angin adalah perpindahan udara tiap satu-satuan waktu dengan

satuan meter/detik atau meter/menit. Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan

oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagai faktor

pendorong) dan resistensi medan yang dilaluinya (Lakitan, 1994). Kecepatan

angin berbanding lurus dengan tekanan udara. Sebagian besar anemometer ini

umumnya tidak dapat merekam kecepatan angin dibawah 1 sampai 2 mil/jam

karena ada faktor gesekan pada awal putaran (As Ari, 2011).

Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur

kecepatan angin dan untuk mengukur arah, anemometer merupakan salah satu

instrument yang sering digunakan oleh balai cuaca seperti Badan Metereologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

14

Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kata anemometer berasal dari Yunani yaitu

anemos yang berarti angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.

Pada saat tertiup angin, baling-baling atau mangkok yang terdapat pada

anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Makin besar kecepatan angin

meniup mangkok-mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya

piringan mangkok-mangkok. Dari jumlah putaran dalam satu detik maka dapat

diketahui kecepatan anginnya. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang

akan menghitung kecepatan angin (Saputra, 2015).

b. Suhu udara (Temperatur)

Suhu didefinisikan sebagai suatu energi yang didapat dari pergerakan

molekul-molekul dalam suatu benda. Suhu suatu benda merupakan suatu keadaan

dimana benda tersebut mempunyai kemampuan untuk memindahkan panas ke

benda lain atau menerima panas dari benda lain. Suhu juga disebut temperatur,

satuan internasional (SI) suhu adalah Kelvin (K) menurut International

Temperature Scale 1990 (ITS-90) standar acuan fisika suhu adalah titik tiga fasa

air (triple point of water) dengan nilai TTPW = 273,16 K (Andoni, 2015).

Alat untuk mengukur temperatur adalah termometer. Ada beberapa jenis

thermometer yang digunakan dewasa ini, namun dalam pengamatan meteorologi

dan klimatologi, umumnya digunakan termometer kaca (liquidin-glass

termometer) untuk peralatan konvensional dan termometer PT-100 untuk

peralatan-peralatan digital. Termometer kaca (liquid-in-glass thermometer)

umumnya menggunakan Air raksa (mercury) untuk pengukuran temperatur diatas

suhu freezing point (-38.3 °C) dan menggunakan alkohol untuk pengukuran yang

memiliki jangkauan ukur dibawah/sekitar freezing point (Putera, 2016).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

15

c. Kelembaban

Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara

atau atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer

karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun

dari air tanah. Kelembaban udara relatif memiliki pengertian sebagai nilai

perbandingan antara tekanan uap air yang ada pada saat pengukuran (e) dengan

nilai tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama (Andoni, 2015).

Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap air di udara pada

suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan

dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban

relatif akan semakin kecil. Kelembaban relatif paling besar adalah 100%. Pada

saat itu terjadi titik pengembunan, artinya pendinginan terus berlangsung dan

terjadilah kondensasi yaitu uap air menjadi titik air dan jika melampaui titik beku

terjadilah kristal es atau salju. Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air

didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap

tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut.Perhitungan kelembaban relatif ini

merupakan salah satu data yang dibutuhkan (selain suhu, curah hujan, dan

observasi visual terhadapvegetasi) (Santoso,2007).

Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung

pada beberapa faktor sebagai berikut:

a.Suhu

Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata –rata dari pergerakan

molekul-molekul.Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan

benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda-benda lain atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

16

menerima panas dari benda-benda lain tersebut. Suhu udara adalah derajat panas

dari aktifitas molekul dalam atmosfer.

b. Kuantitas dan kualitas penyinaran

Kualitas intensitas Lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai

pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya

mempengaruhi pembentukan klorofil,fotosintesis, fototropisme, dan

fotoperiodisme.

c. Pergerakan angin

Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih mempercepat

pegangkatan uap air menggempul diudara.

d. Tekanan udara

Tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakan angin.

e. Vegetasi

Semakin banyak vegetasi suatu daerah semakin mempengaruhi tingkat

kelembaban suatu daerah, mengingat tanaman termasuk salah satu penghasil uap

air melaui proses transpirasi.

f. Ketersediaan air di suatu tempat (air tanah)

(Santoso,2007).

Pengukuran kelembaban udara dapat dilakukan dengan cara :

- Manual

Yaitu dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering, yang

dipasang vertikal bersama-sama dengan termometer maksimum dan minimum,

rangkaian alat ini disebut psikrometer standar.

- Otomatis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

17

Data kelembaban udara direkam secara otomatis pada grafik

termohidrograf, bersama-sama dengan suhu udara. Pena bagian bawah mencatat

nilai kelembaban relatif, dinyatakan mulai dari 0-100% pada skala tegak,

sedangkan skala mendatar menunjukkan waktu dalam satu minggu (hari, tanggal,

jam, menit). Kelembaban relatif nilainya berkisar antara 0%-100%. Nilai 0%

berarti udara kering tanpa sedikitpun mengandung uap air, nilai 100% berarti

udara jenuh dengan uap air dan akan menjadi titik-titik air (Santoso, 2007).

d. Radiasi Matahari

Radiasi yang dipancarkan matahari diterima permukaan bumi sangat kecil,

tetapi bagi bumi, radiasi matahari merupakan energi utama proses-proses fisika

atmosfer. Lama penyinaran matahari dalam periode harian adalah variasi dari

bulan ke bulan berikutnya, hal ini juga banyak mempengaruhi intensitas total

radiasi matahari seperti yang diketahui bahwa radiasi matahari yang dipancarkan

adalah berbentuk energi, dan energi ini digunakan untuk memanaskan bumi, oleh

karena itu ukuran panas bumi merupakan ukuran besarnya energi matahari yang

diterima permukaan bumi (Tjasyono, 2004).

Radiasi matahari akan tergantung pada durasi atau lamanya penyinaran

matahari didefenisikan sebagai jumlah waktu (biasanya dalam satuan jam) radiasi

matahari langsung melebihi batas ambang yaitu 120 W/m². Intensitas penyinaran

matahari saat penyinaran langsung dalam satuan lux ialah 32.000 sampai 130.000

lux. Pengukuran durasi penyinaran matahari pada umumnya menggunakan

Campbell Stokes (Stokes Sphere) yaitu alat perekam penyinaran matahari berupa

bola kaca yang dirancang untuk memfokuskan sinar matahari ke kertas pias yang

dipasang di belakang bola kaca tersebut. Jumlah titik bakar dalam satuan jam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

18

memberikan gambaran nilai durasi penyinaran harian pada saat matahari bersinar

cerah. Kelemahan Campbell Stokes diantaranya adalah kertas pias pencatat nilai

durasi harus diganti setiap hari, resolusi data durasi penyinaran matahari dalam

satuan jam, hasil pengukuran masih dalam bentuk analog dan harus diolah secara

manual, serta data pengukuran yang didapatkan hanya durasi penyinaran,

sedangkan intensitas cahaya matahari tidak terukur (Sari dkk, 2015).

Ketersediaan Air

Dalam menganalisa ketersediaan air perlu diperhatikan kompone-

komponen yang mempengaruhinya, dimana komponen-komponen tersebut

melingkupi komponen air permukaan dan air tanah. Untuk menganalisa

ketersediaan air permukaan akan digunakan sebagai acuan adalah debit andalan

(dependable flow). Debit andalan adalah suatu besaran debit pada suatu titik

kontrol (titik tinjau) disuatu sungai dimana debit tersebut merupakan gabungan

antara limpasan langsung dan aliran dasar. Debit ini mencerminkan suatu angka

yang dapat diharapkan terjadi pada titik kontrol yang dikaitkan dengan waktu dan

nilai keandalan (Haridjaja dkk, 2013).

Kebutuhan Air

Besaran kebutuhan air antara suatu daerah dengan daerah lain akan

berbeda, hal ini sangat dipengaruhi oleh iklim, lingkungan hidup, penduduk dan

faktor-faktor lainnya. Penggunaan air juga berubah dari musim ke musim, hari ke

hari dan jam ke jam (Linsley dkk, 1996), dengan demikian dalam evaluasi akan

diperhitungkan kemungkinan penggunaan air. Kebutuhan air domestik dihitung

berdasarkan jumlah penduduk dan standar kebutuhan air di wilayah administratif

yang akan dilayani. Untuk menduga ketersediaan air didapatkan dari analisa curah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

19

hujan, ketersediaan air didapatkan dari debit Model Mock, Untuk proses simulasi

keseimbangan dan keandalan tampungan selama masa proyeksi (Montarcih, 2009)

Jumlah kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

menentukan besar kebutuhan air irigasi tersebut adalah sebagai berikut: Jenis

tanaman, cara memberikan air, jenis tanah yang digunakan, cara pengelolaan dan

pemeliharaan saluran, pengolahan tanah serta iklim dan keadaan cuaca.

Ketahanan Air (Water Security)

Menurut Khan (2014) ketahanan air atau water security adalah

kemampuan masyarakat, dan penduduk untuk menjaga akses pada jumlah air

yang mencukupi dan kualitas air yang dapat diterima untuk keberlanjutan

kesehatan manusia dan ekosistem pada suatu daerah tangkapan, dan menjamin

perlindungan kehidupan dan harta benda terhadap bencana terkait air yaitu banjir,

tanah longsor, penurunan tanah, dan kekeringan. Sedangkan menurut UN-Water

(2013) ketahanan air atau water security adalah Kemampuan masyarakat untuk

menjaga keberlanjutan dalam pemenuhan kebutuhan air, baik dalam jumlah yang

mencukupi serta mutu yang dapat diterima dan Pemenuhan kebutuhan air.

Pemenuhan kebutuhan air tersebut untuk menjaga keberlanjutan kehidupan,

kesejahteraan umat manusia, dan perkembangan sosial-ekonomi, menjamin

perlindungan atas pencemaran air dan bencana terkait air dan melestarikan

ekosistem dalam suasana damai dan kondisi politik yang stabil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

20

Hubungan Suhu,Tekanan dan Kecepatan Angin

Tabel 2. Hubungan t dengan ea mbar, w, dan f(t)

Suhu (0C) ea (mbar) W f(t)

20,0 23,40 0,682 14,50

20,2 23,90 0,684 14,55

20,4 23,38 0,686 14,60

20,6 23,12 0,688 14,65

20,8 23,87 0,691 14,70

21,0 24,18 0,693 14,75

21,2 24,65 0,695 14,80

21,4 34,81 0,697 14,85

21,6 24,06 0,698 14,90

21,8 24,73 0,702 14,94

22,0 26,16 0,704 15,02

22,2 26,27 0,706 15,04

Ket: ea mbar : tekanan (kPa), T : suhu harian (0C), W : Faktor koreksi temperatur

dan ketinggian, f(t) : Fungsi suhu (o) (Montarcih, 2009).

Tanpa adanya gerakan udara, udara yang kontak dengan permukaan

evaporasi akan segera jenuh dengan uap air. Dengan demikian, angin berfungsi

memindahkan udara yang telah jenuh tersebut, dan menggantikannya dengan

udara lain yang belum jenuh. Pada ketebalan sekitar 1 mm di atas permukaan

evaporasi gerakan molekul air bersifat difussi molukuler , akan tetapi di atas

lapisan tersebut digantikan oleh gerakan olak (difussi edi). Gerakan olak udara

sangat bervariasi karena erat hubungannnya dengan gradient kecepatan angin

terhadap ketinggian (Thom,1976).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Semangat, Kecamatan Merdeka

Kab.Karo pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2019.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah data harian

temperature, data harian kelembaban relative, data kecepatan angin, data radiasi

dan data penyinaran matahari.

Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anemometer,

thermometer data logger, dan kalkulator.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metode Observasi, dengan melakukan

pengukuran suhu harian, kelembaban relatif, dan kecepatan angin. Selain itu,

penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari BMKG dan literatur,

antara lain, data penyinaran matahari dan radiasi. Lalu menghitung

evapotranspirasi potensial menggunakan metode Penman, Blaney Criddle dan

Hargreaves.

Prosedur Penelitian

1. Menetapkan titik pengukuran.

2. Menyiapkan alat pengukuran parameter, yaitu Anemometer, Termometer Air

Raksa dan Termometer Data Logger.

3. Melakukan pengukuran parameter, yaitu kecepatan angin dengan menggunakan

anemometer, suhu, dan kelembaban udara menggunakan thermometer Data

Logger.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

22

4. Mengumpulkan data sekunder dari BMKG yaitu data nilai radiasi.

5. Menghitung Nilai Evapotranspirasi potensial dengan menggunakan beberapa

metode, yaitu Metode Penman, Blaney Criddle, dan Hargreaves.

Parameter Penelitian

1. Data Klimatologi

- Temperatur dan kelembaban relatif

Temperatur harian dan kelembaban relatif diukur secara otomatis dengan

menggunakan thermometer data logger dengan merk HOBO setiap 1 menit.

- Kecepatan angin

Kecepatan angin diukur dengan menggunakan alat Anemometer merek

Lutron AM-4201 dengan 3 kali pengulangan tiap pukul 08.00 , 12.00, dan 17.00

WIB.

- Data Radiasi Matahari

Data radiasi Matahari di dapatkan dari BMKG Medan.

2. Evapotranspirasi potensial metode Penman

Menurut Penman (1948) evapotranspirasi potensial dapat ditentukan

dengan metode berikut ini:

ETo = c [W x Rn + (1-W) x f(u) x (ea – ed) (8)

Dimana: ETo = Evapotranspirasi potensial mm/hari.

W = Faktor pemberat yang berhubungan dengan suhu

Rn = Rata radiasi yang berkenaan pada evapotranspirasi

mm/hari

f(u) = Fungsi yang berhubungan dengan angin

(ea-ed) = Selisih antara tekanan kelembaban uap air pada suhu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

23

rata-rata dan rata-rata tekanan uap air aktual di udara

c = Faktor penyesuaian untuk kondisi cuaca siang dan malam

3. Metode Hargreaves

Menurut Hargreaves (1982) evapotranspirasi potensial dapat ditentukan

dengan metode berikut ini:

ETo= 0,000939 (Trata-rata + 17,8) Ra……………………....(9)

Dimana: ETo = Evapotranspirasi potensial mm/hari.

Trata = Suhu rata-rata harian 0C

Tmax = Suhu Maksimum harian 0C

Tmin = Suhu Minimum harian 0C

Ra = Nilai Radiasi Ekstrateristerial

4. Metode Blanney-Criddle

Menurut Blanney dan Criddle (1962) evapotranspirasi potensial dapat

ditentukan dengan metode berikut ini:

ETo=c [p (0,46T+8)] mm/hari.......................................................................(10)

Dimana: ETo =Evapotranspirasi potensial (mm/hari)

T =Temperatur rata-rata 0C selama bulan pengamatn

P =Persentase persamaan siang rata-rata/tahun

C =Faktor koreksi yang tergantung pada RHmin, lamanya

penyinaran matahari dan angin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Daerah Desa Semangat

Kabupaten Karo Secara geografis Daerah Kabupaten Karo terletak antara

02050’ s/d 03

019’ LU dan 97

055’ s/d 98

038’ BT. Ditinjau dari kondisi

topografinya (hamparan wilayahnya), wilayah kabupaten karo terletak didataran

tinggi bukit barisan dengan elevasi terendah +140 m di atas permukaan laut (Paya

lah-lah Mardingding) dan yang tertinggi ialah +2.451 meter di atas permukaan

laut (Gunung Sinabung). Sebagaian besar (90%) wilayah Kabupaten Karo berada

pada ketinggian/elevasi +140 m s/d 1400 m di atas permukaan air laut. Elevasi

lahan terletak pada 1.455 mdpl (BPS, 2015).

Gambar 1. Peta Desa Semangat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

Desa Semangat merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Merdeka, Kabupaten Karo, provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Desa Semangat

berada di Jalan Udara dengan luas administrasi 2,87 km² dan tinggi wilayah diatas

permukaan laut 1.379 mdpl. Jenis komoditi tanaman yang ditanam adalah sayur-

sayuran dan berada dilahan terbuka. Pada Desa Semangat, irigasi tanaman kurang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

25

baik dan sumber air yang langka sehingga diharapkan dengan dilakukannya

penelitian ini dapat membantu para petani yang ada disana. Daerah ini banyak

terdapat tumbuhan sayur-mayur (BPS, 2017).

Data Klimatologi

Hasil dari pengukuran langsung data temperatur, kelembaban udara dan

kecepatan angin dan data radiasi matahari yang diperoleh dari BMKG, maka

dapat dilihat data (Gambar 2) dan radiasi matahari pada (Gambar 3).

Gambar 2. Data pengukuran kecepatan angin dan temperatur.

Dari grafik Gambar 2, maka diperoleh hubungan antara Kecepatan angin

dan temperatur, bahwa pada saat temperatur bernilai tinggi, maka kecepatan angin

rendah. Pada saat temperatur rendah, kecepatan angin tinggi. Hal ini disebabkan

banyaknya air yang terkandung pada atmosfer sehingga menyebabkan besarnya

perbedaan tekanan udara yang menyebabkan terjadinya angin. Karena, saat

kondisi suhu tinggi, tekanan juga tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Nurhayati (2016) bahwa gerakan angin umumnya disebabkan oleh perbedaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

26

tekanan udara, angin berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah

bertekanan rendah.

Gambar 3. Data pengukuran kelembaban dan temperatur.

Berdasarkan dari hasil penelitian, diperoleh hubungan antara Temperatur

dan Rh adalah bahwa saat nilai temperatur rendah, maka nilai Rh akan naik.

Sedangkan saat temperatur tinggi, kelembaban rendah. Hal ini disebabkan saat

temperatur tinggi, banyak kandungan air yang menguap.

Perhitungan Evapotranspirasi

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil

rata-rata evapotranspirasi bulanan dari tanggal 01 Mei-15 Agustus 2019 secara

berturut-turut menggunakan metode Blaney Criddle adalah 3,499 mm/hari, 3,413

mm/hari, 3,405 mm/hari, dan 3,578 mm/hari, dengan menggunakan metode

Penman adalah 4,025 mm/hari, 4,054 mm/hari, 3,973 mm/hari dan 4,247 mm/hari

dan menggunakan metode Hargreaves adalah 5,529 mm/hari, 4,939 mm/hari,

5,455 mm/hari dan 4,990mm/hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

27

1. Evapotranspirasi Potensial Metode Penman

Dari parameter pengukuran, maka didapatkan nilai Evapotranspirasi

potensial (ET˳) metode Penman (gambar 4).

Gambar 4. Evapotranspirasi potensial (ET˳) metode Penman

Menggunakan metode Penman, nilai evapotranspirasi harian tertinggi

terjadi pada tanggal 10/06/2019 yaitu sebesar 5,137 mm/hari. Nilai

evapotranspirasinya tinggi karena nilai Rn dan f(u) untuk Bulan Juni sebesar

0,909 dan 0,895 yang merupakan nilai tertinggi antara Bulan Mei sampai Bulan

Agustus. Selain dipengaruhi oleh faktor koreksi, nilai Eto juga dipengaruhi oleh

suhu, dimana nilai ETo akan meningkat jika suhu juga meningkat.

2. Evapotranspirasi Potensial Metode Blanney-Criddle

Metode ini biasa digunakan pada daerah yang hanya mempunyai data

temperatur saja. Dari parameter pengukuran, maka didapatkan nilai

Evapotranspirasi potensial (ET˳) metode Blanney-Criddle (gambar 5).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

28

Gambar 5. Evapotranspirasi potensial (ET˳) Metode Blaney Criddle

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data nilai ETo tertinggi

menggunakan metode Blaney Criddle terjadi pada tanggal 03/08/2019 yaitu

sebesar 3,784 mm/hari. Hal ini karena nilai suhu dan juga angka koreksi yang

tinggi sehingga nilai ETonya meningkat. Metode Blaney merupakan metode yang

paling sederhana dan mudah serta data yang dibutuhkan hanya data suhu harian.

Metode ini juga cocok digunakan untuk penjadwalan pengairan irigasi. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Yin dan Brooks (1992) yang menyatakan bahwa metode

Blaney Criddle merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk

menduga evapotranspirasi pada areal tanaman serta untuk pembuatan jadwal

irigasi sehingga pemberian air lebih efesien dan diharapkan tanaman dapat

tumbuh secara optimal.

3. Metode Hargreaves

Metode Hargreaves ini menggunakan letak lintang, data suhu dan radiasi

matahari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

29

Gambar 6. Evapotranspirasi potensial (ET˳) Metode Hargreaves

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh nilai ETo tertinggi pada

tanggal 03/08/2019 sebesar 6,808. Hal ini disebabkan karena nilai suhu dan nilai

koreksi bulanan yang tinggi. Metode Hargreaves ini membutuhkan data letak

lintang, suhu, dan data radiasi.

Gambar 7. Hubungan antara temperatur dan Evapotranspirasi potensial (ETo).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

30

Pada gambar 7, terlihat grafik hubungan antara Temperatur dan

Evapotranspirasi Potensial (ETo) yaitu saat suhu naik, maka nilai evapotranspirasi

potensial juga akan naik. Karena saat nilai suhu semakin tinggi, maka penguapan

juga semakin tinggi. Dari data diatas, nilai ETo tertinggi berbeda-beda. Hal ini

disebabkan dari komponen data pengukuran yang dibutuhkan dan faktor koreksi

tiap metode yang berbeda.

Gambar 8. Korelasi antara nilai evapotranspirasi acuan metode Penman dengan

Blaney Criddle dan Hargreaves

Gambar 8 menunjukkan bahwa nilai R2 (koefisien determinasi) hubungan

antara ETo metode Penman dengan blaney Cridlle sebesar 0.4696, sedang nilai R2

antara metode Penman dengan Hargreaves sebesar 0.4457, artinya jika dilihat dari

nilai R2 tersebut hubungan antara metode Penman dengan Blaney Cridlle lebih

baik.

Evapotranspirasi adalah banyaknya atau jumlah air yang menguap

kepermukaan yang berasal dari air permukaan, vegetasi dan air yang berada

disekitar areal lahan pertanian yang biasanya dinyatakan dalam satuan mm/hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

31

Adapun hal-hal yang mempengaruhi penguapan adalah radiasi, suhu, kecepatan

angin, dan kelembaban relatif (Rh). Hal ini sesuai dengan pernyataan Loebis

(1993) yang menyatakan bahwa evapotranspirasi merupakan salah satu rantai

proses dalam siklus hidrologi yang diartikan sebagai penguapan yang berada di

semua permukaan yang mengandung air dari seluruh permukaan air, tanaman dan

permukaan yang tertutup tanaman yang kembali ke atmosfer pada suatu lahan

pertanian.

Adapun laju evapotranspirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,

radiasi matahari, lama penyinaran, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin dan

tekanan udara. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hidayati dkk, (2017) yang

menyatakan bahwa laju evapotranspirasi dari suatu pertanaman tergantung pada

kecepatan angin, suhu udara, deficit tekanan uaop, ketersediaan energi, faktor

vegetasi yaitu hantaran stomata/tajuk dan struktur karakteristik tajuk tanaman

yang berpengaruh pada aerodinamik.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam

pengukuran evapotranspirasi yaitu metode Blaney-Criddle, Metode Penman dan

metode Hargreaves karena data untuk menghitung nilai evapotranspirasi

menggunakan data pengukuran harian dan metode tersebut juga sangat sering

digunakan.

Tabel 3. Nilai ETo rata-rata bulanan Menggunakan Metode Penman

Bulan C W Rn f(u) ea Ed ETo

Mei 0,900 0,739 0,787 0,880 30,482 21,858 4,025

Juni 0,900 0,725 0,909 0,895 28,568 20,755 4,054

Juli 0,900 0,724 0,870 0,868 28,125 19,458 3,973

Agustus 1,000 0,712 0,955 0,843 26,640 19,379 4,247

Ket: c : faktor Penyesuaian, W : faktor yang berhubungan dengan suhu dan

elevasi, Rn : net radiasi equivalen evaporasi (mm/hari), f(U) : fungsi

angin(mbar), ea : tekanan uap jenuh ( 0 C), ed : tekanan uap udara (mbar)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

32

Dari hasil penelitian menggunakan metode Penman, diperoleh nilai hasil

pengukuran tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 4,247 mm/hari. Hal

ini disebabkan karena faktor pengali angka koreksi bulanan yang tinggi dan juga

nilai hasil dari 1-W. Sedangkan nilai evapotranspirasi terendah terjadi pada bulan

Juli sebesar 3,973 mm/hari. Metode Penman merupakan metode yang sangat

akurat untuk pengukuran ETo dan untuk mengetahui kondisi kelengasan tanah

suatu areal tanaman.

Tabel 4. Nilai ETo rata-rata bulanan Menggunakan Metode Blaney Criddle

Bulan C T P K Eto

Mei 0,70 24,3971 0,26 0,46 3,499

Juni 0,70 23,3718 0,26 0,46 3,413

Juli 0,70 23,2772 0,26 0,46 3,405

Agustus 0,75 22,4926 0,26 0,46 3,578

Ket: T : temperatur rata-rata 0C selama bulan pengamatan, P : persentase

persamaan siang rata-rata/tahun, C: faktor koreksi yang tergantung pada

RHmin, lamanya penyinaran matahari dan angin

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh nilai ETo tertinggi terjadi

pada bulan Agustus sebesar 3,578 mm/hari dan nilai ETo terendah terjadi pada

bulan Juli sebesar 3,405. Untuk pengukuran menggunakan metode Blaney Criddle

ini sangat mudah dan data yang dibutuhkan juga sedikit. Tetapi, tingkat

keakuratannya masih rendah. Penggunaan metode ini baik untuk mengatur irigasi

dan pembuatan penjadwalan irigasi. Pada bulan Agustus, nilai koefesien koreksi

bulanannya merupakan yang tertinggi, yang menyebabkan nilai ETonya tinggi.

Tabel 5. Nilai ETo rata-rata bulanan Menggunakan Metode Hargreaves

Bulan Ls Tmin Tmax Trata-rata Ra Eto

Mei 3,075 16,740 32,054 24,397 35,714 5,529

Juni 3,075 16,546 30,198 23,372 34,670 4,939

Juli 3,075 15,098 31,456 23,277 35,026 5,455

Agustus 3,075 15,668 29,318 22,493 36,000 4,990

Ket: Trata-rata: Suhu rata-rata harian 0C, Tmax : Suhu Maksimum harian

0C,

Tmin : Suhu Minimum harian 0C, Ra : Nilai Radiasi Ekstrateristerial, dan

LS : Letak lintang suatu daerah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

33

Dari hasil penelitian yang dilakukan, nilai ETo tertinggi terjadi pada bulan

Mei, yaitu sebesar 5,529 mm/hari. Hal ini disebabkan karena nilai suhu dan nilai

radiasinya tinggi. Karena, ETo akan tinggi jika suhunya juga tinggi. Untuk

keakuratan data, metode ini lebih akurat dari pada metode Blaney Criddle.

Metode ini juga menggunakan data letak lintang suatu daerah.

Hubungan antara suhu, tekanan dan angin adalah berbanding terbalik. Jika

suhu tinggi, maka kandungan uap air pada atmosfer rendah. Namun sebaliknya,

jika suhu rendah maka kandungan air pada atmosfer tinggi. Hal ini menyebabkan

perbedaan tekanan udara yang tinggi. Sehingga menimbulkan udara yang

bergerak atau angin. Pada saat udara telah jenuh dengan uap air akibat

evapotranspirasi, udara yang telah jenuh akan dipindahkan oleh angin dan

menggantikannya dengan udara yang belum jenuh. Angin yang bergerak

merupakan perbedaan tekanan udara. Gerakan olak udara sangat bervariasi karena

erat hubungannnya dengan gradient kecepatan angin terhadap ketinggian. Hal ini

sesui dengan pernyataan Thom (1976) bahwa hubungan antara suhu, tekanan

udara dan kecepatan angin adalah jika suhu meningkat, maka tekanan udara

meningkat karna kandungan uap air udara juga meningkat. Hal ini menyebabkan

perbedaan tekanan yang menimbulkan angin.

Adapun kendala yang dihadapi saat melakukan penelitian adalah

terjadinya bencana alam yaitu erupsi gunung sinabung yang menyebabkan

susahnya melakukan penelitian dan akses menuju lokasi penelitian, dan juga saat

menghitung data terjadi kesalahan perhitungan sehingga hasilnya tidak valid.

Berdasarkan hasil penelitian, metode yang memiliki tingkat akurasi yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

34

tinggi adalah Metode Penman. Karena faktor pengukurannya yang mebutuhkan

faktor iklim seperti, Radiasi, Lama penyinaran matahari, suhu, kelembaban,

tekanan udara dan kecepatan angin. Hal ini sesuai dengan pernyataan Baldocchi

(1995) yang menyatakan bahwa metode Penman lebih mampu menggambarkan

ETo kelengasan tanah untuk mengetahui faktor-faktor yang memepengaruhi

evaporasi.

Metode pengukuran evapotranspirasi yang hanya menggunakan data Suhu

harian dapat menggunakan metode Blaney-Criddle karena faktor pengukurannya

dan mudah untuk diaplikasikan pada irigasi sederhana. Hal ini sesuai dengan

pernyataan McKenney dan Rosenberg (1993) yang menyatakan bahwa metode

Blaney-criddle hanya membutuhkan nilai suhu sebagai input yang diukur setiap

hari.

Adapun keuntungan dari mengetahui data ETo dari suatu areal tanaman

yaitu untuk mengetahui ketahanan air suatu areal sehingga kita dapat

memanfaatkan sumber daya air secara efesien karena pemberian air yang cukup

dengan kondisi daerah yang susah mendapatkan sumber air serta untuk pelestarian

sumber daya air. Hal ini sesuai dengan jurnal UN-Water (2013) ketahanan air atau

water security adalah usaha masyarakat dalam menjaga pemenuhan kebutuhan

air, baik dalam segi jumlah yang mencukupimaupun dalam segi mutu yang dapat

diterima dan Pemenuhan kebutuhan air untuk menjaga keberlanjutan kehidupan,

kesejahteraan umat manusia, dan perkembangan sosial-ekonomi, menjamin

perlindungan atas pencemaran air dan bencana terkait air dan melestarikan

ekosistem dalam suasana damai dan kondisi politik yang stabil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Nilai Evapotranspirasi potensial bulanan dari bulan Mei sampai dengan

Agustus dengan metode Penman berturut adalah 4,025 mm/hari, 4,054

mm/hari, 3,973 mm/hari dan 4,247 mm/hari.

2. Nilai Evapotranspirasi potensial bulanan dari bulan Mei sampai dengan

Agustus dengan metode Blaney-Criddle berturut adalah 3,499 mm/hari, 3,413

mm/hari, 3,405 mm/hari dan 3,578 mm/hari.

3. Nilai Evapotranspirasi potensial bulanan dari bulan Mei sampai dengan

Agustus dengan metode Hargreaves berturut adalah 5,529 mm/hari, 4,939

mm/hari, 5,455 mm/hari dan 4,990 mm/hari.

Saran

1. Perlu kajian lebih lanjut mengenai evapotraspirasi potensial dengan metode

Hargreaves

2. Perlu diukur dengan menggunakan alat pengukur kecepatan angin otomatis.

3. Adapun kendala yang dihadapi saat melakukan penelitian adalah terjadinya

bencana alam yaitu erupsi gunung sinabung yang menyebabkan susahnya

melakukan penelitian dan akses menuju lokasi penelitian, dan juga saat

menghitung data terjadi kesalahan perhitungan sehingga hasilnya tidak valid.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

36

DAFTAR PUSTAKA

Allen, R. G., R .S. Pereira, D. Raes, dan M. Smith, 1998. Crop

evapotranspiration- Guidelines for computing crop water-requirements -

FAO Irrigation and drainage paper 56. Food and Agriculture Organization

of the United Nations, Rome.

Andoni, S. S. D. 2015. Alat Pengukur Suhu,Kelembaban Dan Tekanan Udara

Digital. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta.|

As Ari. 2011. Rancang Bangun Anemometer Analog. Universitas Sam Ratulangi,

Manado. Jurnal Ilmiah Sains. 11: 20-24

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. UGM press. Yogyakarta

Baldocchi, D. 1995. A Comparative study of mass and energy exchange over a

closed C3 (wheat) and an open C4 (corn) canopy: I. the partitioning of

available energy into latent and sensible heat exchange. Agric. For.

Meteorol., 73:3-29

Blaney H.F., dan W. D. Criddle. 1962. Determining Consumptive Use and

Irrigation Water Requirements. U.S. Government Printing Office,

Washington D.C.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Karo Dalam Angka tahun 2015.

Karo. BPS Kabupaten Karo.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Karo Dalam Angka tahun 2017.

Karo. BPS Kabupaten Karo.

Fibriana, F., Ginting, Y.S., Ferdiansyah, E., dan Mubarak, S. 2018. Analisis Besar

atau Laju Evapotranspirasipada Daerah Terbuka. IPB. Bogor.

Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian. 2:130-137

Ginting. M. 2014. Rekayasa Irigasi Teori dan Perencanaan. USU Press, Medan.

Hargreaves, G. H. 1982. Estimation of potential evapotranspiration. Journal of

Irrigation and Drainage Division, Proceedings of the American Society of

Civil Engineers 108: 223-230

Haridjaja, O., D. P. T. Baskoro, dan M. Setianingsih, 2013. Perbedaan Nilai Kadar

Air Kapasitas Lapang Berdasarkan Metode Alhricks, Drainase Bebas, Dan Pressure Plate Pada Berbagai Tekstur Tanah Dan Hubungannya Dengan

Pertumbuhan Bunga Matahari (Helianthus annuus, L.). Bogor.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

37

Hidayati, R., Taolin, dan R., Budianto, B. 2017. Pendugaan Evapotranspirasi Padi

Sawah dengan Metode Nisbah Bowen. Fakultas Pertanian. Institut

Pertanian Bogor. Bogor

Hillel, D. 1983. Fundamental of soil Physic. Academic Press. New York. 476 pp.

Khan, S. 2014. Water Security: Responses to Lokal, Regional, and Global

Challenges with Special Reference to Asia-Pacific Region. Dalam APAN

37, Masterclass on Network-enabled Collaboration on Flood Mitigation

And Water Security. Bandung: UNESCO.

Lubis, J., Soewarno, dan Suprihadi, B., 1993. Hidrologi Sungai. Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Linsley, R. K. dan Joseph B. F. 1996. Teknik Sumber Daya Air. Jilid 2. Erlangga,

Jakarta.

Manik T. K. 2012. Evaluasi Metode Penman-Monteith Dalam Menduga Laju

Evapotranspirasi Standar (ET0) di Dataran Rendah Propinsi Lampung ,

Indonesia. JTEP Jurnal Keteknikan Pertanian 26: 121-128

Martinez-Cab and Cuenca, R. H. 1992. Influence of elevation on regional

evapotranspiration using multivariate geostatistics for variouse regim in

Oregon. J. of Hydrol., 136:353-380

McKenney, M. S. and N. J. Rosenberg. 1993. Sensitivity of some potential

evapotranspiration estimation methods to climate change. – Agricultural

and Forest Meteorology 64, 81-110.

Montarcih, L.2009. Hidrologi Teknik Sumber Daya Air-I. Malang: Citra

Malang.

Montarcih, L. 2010. Hidrologi Praktis. Penerbit Lubuk Agung. Bandung.

Nurhayati, 2016. Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap Evapotranspirasi

Berdasarkan MetodePenman Di Kebun Stroberi Purbalingga. Fakultas

Sains dan Teknologi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Pamungkas, M., Hafiddudin., Rohmah, Y. S. 2015. Perancangan dan Realisasi

Alat Pengukur Intensitas Cahaya. Fakultas Ilmu Terapan, Universitas

Telkom

Penman H.L. 1948. Natural Evaporation from Open Water, Bare Soil and Grass.

The Royal Society 193 : 120-146.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

38

Putera, A. P., Lumban Toruan, K. 2016. Rancang Bangun Alat Pengukur Suhu,

Kelembaban Dan Tekanan Udara Portable Berbasis Mikrokontroler

ATMEGA16. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta.

3 : 42-50

Rosenberg, N. J., Blad, B. L. dan Verma, S. H. 1983. Microclimete: The biolocal

Environment. 2 en Edn. John Welley and Sons. New York.

Runtunuwu, E., H. Syahbudin dan A. Pramudia. 2008. Validasi Model Pendugaan

Evapotranspirasi: Upaya Melengkapi Sistem Database Iklim Nasional.

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi. Bogor.

Santoso. 2007. Kelembaban Udara. Jakarta: Erlangga.

Saputra, R. E. 2015. Sistem Monitoring Pengukuran Kecepatan Angin Pada Alat

Prototype Anemometer. Universitas Maritim Raja Ali Haji.Tanjungpinang

Sari, M. B., Yulkifli., Zulhendri. 2015. Sistem Pengukuran Intensitas dan Durasi

Penyinaran Matahari Realtime PC berbasis LDR dan Motor Stepper.

Universitas Negeri Padang. Padang

Schwab G. O., D. D. Fangmaeier., W. J. Elliot., dan R.K. Frevert. 1997. Teknik

Konservasi Tanah dan Air. Universitas Sriwijaya, Palembang.

Sihotang, I. V., Sudarmadji., Purnama, S. dan M. Baiquini. 2016. Model

Konservasi Sumberdaya Air Sebagai Upaya Mempertahankan

Keberlanjutan Air Di Sub Das Aek Silang. Yogyakarta. Jurnal SPATIAL

Wahana Komunikasi Dan Informasi Geografi. 15 : 1-6.

Sosrodarsono, S. dan K. Takeda. 2003. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya

Paramita. Jakarta.

Suhartanto, E., Harisuseno, D., dan Asmara, E. N. F. 2017. Analisa Metode

Perhitungan Evaporasi Potensial Di Karangploso, Kabupaten Malang,

Jawa Timur. Universitas Brawijaya.Malang

Supangat ,A. B. 2016. Analisis Perubahan Nilai Pendugaan Evapotranspirasi

Potensial Akibat Perubahan Iklim Di Kawasan Hutan Tanaman

Eucalyptuspellita. Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2016 Upaya

Pengurangan Risiko Bencana Terkait Perubahan Iklim. Balai Penelitian

dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS. Surakarta

Temesken, B., S. Eching, B. Davidoff and K. Frame. 2005. Comparison of Some

Reference Evapotranspiration Equations for California. Journal of

Irrigation and Drainage Engineering. 131:73-84

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

39

Thom, A. S. 1976. Momentum, mass and heat exchange of plant communities. In

J. L. monteith (Editor), Vegetation and Atmosphere. Vol. I. Acad. Press.

New York. Pp. 57-109.

Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB

UN-Water. (2013). Water Security & the Global Water Agenda (A UN-Water

Analytical Brief). Diperoleh dari http://www.unwater.org/app/uploads/

2017/05/analytical_brief_oct2013_web.pdf

Wallace, J. S. 1995. Calculating evaporation: resistance to factors. Agric. For.

Meteorol., 73:353-366.

Yin, Z. Y. and Brook, G. A., 1992. Evapotranspiration in the okefenokee swamp

watershed ; a compartion of temperature-based and water balance

methods. Jurnal of Hydrol., 131:293-312.

Yosananto, Y. 2006. Studi Analisa Pemilihan Metode Terbaik untuk Perhitungan

Evapotranspirasi di Stasiun Meteorologi Malang. Jurnal Intek.Makassar.

1:59-67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

40

LAMPIRAN

Lampiran 1. Flowchart penelitian

-Temperatur

-Kelembaban udara

-Kecepatan Angin

-Metode Penman,

-Metode Blaney Criddle

-Metode Hargreaves.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

41

Lampiran 2. Data Kecepatan Angin (m/s)

TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

2013 1,4 1,5 1,3 1,4 1,4 1,6 1,4 1,3 1,4 1,3 1,4 1,5

2014 1,8 1,6 1,7 1,4 1,3 1,6 1,7 1,4 1,4 1,3 1,4 1,5

2015 1,6 1,6 1,4 1,4 1,2 1,2 1,5 1,4 1,4 1,2 1,2 1,4

2016 2,0 3,2 3,6 3,6 4,4 2,8 1,6 1,2 2,1 1,8 3,2 3,0

2017 1,7 1,7 1,4 1,4 1,3 1,3 1,6 1,3 1,2 1,5 1,5 1,3

2018 1,07 1,1 1,23 0,9 0,94 1,1 1,48 1,65 1,5 1,39 1,27 1,42

2019 1,48 1,2 1,03 1,13 0,97 1,03 1,1 0,94 0,97 0,94 0,9 1,16

Rata-rata 1,58 1,70 1,38 1,29 1,28 1,28 1,36 1,26 1,32 1,25 1,30 1,44

Lampiran 3. Data Lama Penyinaran Matahari (jam)

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2013 3,60 3,28 5,36 3,76 5,28 5,76 4,64 3,92 3,44 3,20 3,36 2,64

2014 3,04 5,60 4,64 4,96 3,52 5,28 4,96 3,04 2,40 2,72 2,00 2,56

2015 3,84 4,48 3,52 2,64 3,92 5,04 3,84 3,76 2,32 2,64 2,64 3,44

2016 4,48 3,68 4,80 4,16 3,52 4,88 5,04 4,64 4,80 2,80 1,84 3,12

2017 3,12 4,00 4,24 4,32 3,28 5,68 5,12 4,40 3,68 4,56 2,48 2,88

2018 2,57 4,7 4,57 4,08 3,23 4,94 5,41 5,7 3,44 3,46 3,0 3,81

2019 4,25 5,0 5,23 5,32 3,77 4,44 3,94 4,51 3,35 3,11 3,33 2,7

Rata 3,56 4,39 4,62 4,18 379 5,15 4,71 4,28 3,35 3,21 2,66 3,02

Lampiran 4. Tabel Hubungan antara Lama Penyinaran Matahari Potensial (N)

pada Setiap Bulan dengan Lintang Utara Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Selatan Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

50 8,5 10,1 11,8 13,8 15,4 16,3 15,9 14,5 12,7 10,8 9,1 8,1

48 8,8 10,2 11,8 13,6 15,2 16,0 15,6 14,3 12,6 10,9 9,3 8,3

46 9,1 10,4 11,9 13,5 14,9 15,7 15,4 14,2 12,6 10,9 9,5 8,7

44 9,3 10,5 11,9 13,4 14,7 15,4 15,2 14,0 12,6 11,0 9,7 8,9

42 9,4 10,6 11,9 13,4 14,6 15,2 14,9 13,9 12,6 11,1 9,8 9,1

40 9,6 10,7 11,9 13,3 14,4 15,0 14,7 13,7 12,5 11,2 10,0 9,3

35 10,1 11,0 11,9 13,3 14,0 14,5 14,3 13,5 12,4 11,3 10,3 9,8

30 10,4 11,1 12,0 12,9 13,6 14,0 13,9 13,2 12,4 11,5 10,6 10,2

25 10,7 11,3 12,0 12,7 13,3 13,7 13,5 13,0 12,3 11,6 10,9 10,6

20 11,0 11,5 12,0 12,6 13,1 13,3 13,2 12,8 12,3 11,7 11,2 10,9

15 11,3 11,6 12,0 12,5 12,8 13,0 12,9 12,6 12,2 11,8 11,4 11,2

10 11,6 11,8 12,0 12,3 12,6 12,7 12,6 12,4 12,1 11,8 11,6 11,5

5 11,8 11,9 12,0 12,2 12,3 12,4 12,3 12,3 12,1 12,0 11,9 11,8

0 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

42

Lampiran 5. Hubungan t dengan ea mbar, w, dan f(t)

Suhu (0C) ea mbar W f(t)

20,0 23,40 0,682 14,50

20,2 23,90 0,684 14,55

20,4 23,38 0,686 14,60

20,6 23,12 0,688 14,65

20,8 23,87 0,691 14,70

21,0 24,18 0,693 14,75

21,2 24,65 0,695 14,80

21,4 34,81 0,697 14,85

21,6 24,06 0,698 14,90

21,8 24,73 0,702 14,94

22,0 26,16 0,704 15,02

22,2 26,27 0,706 15,04

Ket: ea mbar : tekanan (kPa), T : suhu harian (0C), W : Faktor koreksi temperatur

dan ketinggian, f(t) : Fungsi suhu (o)

*sumber : (Limantara dan Montarcih, 2010)

Lampiran 6. Tabel Nilai Faktor Penyesuaian (C) bulanan Rumus Penman

Modifikasi

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun

C 1,10 1,10 1,10 0,90 0,90 0,90

Bulan Jul Ags Sep Okt Nov Des

C 0,90 1,00 1,10 1,10 1,10 1,10

Ket : C = Faktor peyesuaian bulanan

*sumber : (Limantara, 2010)

Lampiran 7. Tabel Nilai n/N pada Bulan Mei, Juni, Juli dan Agustus (jam)

Bulan n N n/N

Mei 3,77 12,21 0,309

Juni 4,44 12,26 0,362

Juli 3,94 12,21 0,323

Agustus 4,51 12,21 0,369

Ket : n = Lama Penyinaran aktual (Jam) N = Lama Penyinaran maksimum yang

mungkin terjadi (Jam)

*sumber : (BPS, 2015)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

43

Lampiran 8. Tabel Nilai Radiasi Ekstrateristerial (Ra)

Utara

Lat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

50 3,8 6,1 9,4 12,7 15,8 17,1 16,4 14,1 10,9 7,4 4,5 3,2

48 4,3 6,6 9,8 13,0 15,9 17,2 16,5 14,3 11,2 7,8 5,0 3,7

46 4,9 7,1 10,2 13,3 16,0 17,2 16,6 14,5 11,5 9,3 5,5 4,3

44 5,3 7,6 10,6 13,7 16,1 17,2 16,6 14,7 11,9 8,7 6,0 4,7

42 5,9 8,1 11,0 14,0 16,2 17,3 16,7 15,0 12,2 9,1 6,5 5,2

40 6,4 8,6 11,4 14,3 16,4 17,3 16,7 15,2 12,5 9,6 7,0 5,7

38 6,9 9,0 11,8 14,5 16,4 17,2 16,7 15,3 12,8 10,0 7,5 6,1

36 7,4 9,4 12,1 14,7 16,4 1,2 16,7 15,4 13,1 10,6 8,0 6,6

34 7,9 9,8 12,4 14,8 16,5 17,1 16,8 15,5 13,4 10,8 8,5 7,2

32 8,3 10,2 12,8 15,0 16,5 17,0 16,8 15,6 13,6 11,2 9,0 7,8

30 8,8 10,7 13,1 15,2 16,5 17,0 16,8 15,7 13,9 11,6 9,5 8,3

28 9,3 11,1 13,4 15,3 16,5 16,8 16,7 15,7 14,1 12,0 9,9 8,8

26 9,8 11,5 13,7 15,3 16,4 16,7 16,6 15,7 14,3 12,3 10,3 9,3

24 10,2 11,9 13,9 15,4 16,4 16,6 16,5 15,8 14,5 12,6 10,7 9,7

22 10,7 12,3 14,2 15,5 16,3 16,4 16,4 15,8 14,6 13,0 11,1 10,2

20 11,2 12,7 14,4 15,6 16,3 16,4 16,3 15,9 14,8 13,3 11,6 10,7

18 11,6 13,0 14,6 15,6 16,1 16,1 16,1 15,8 14,9 13,6 12,0 11,1

16 12,0 13,3 14,7 15,6 16,0 15,9 15,9 15,7 15,0 13,9 12,4 11,6

14 12,4 13,6 14,9 15,7 15,8 15,7 15,7 15,7 15,1 14,1 12,8 12,0

12 12,8 13,9 15,1 15,7 15,7 15,5 15,5 15,2 15,2 14,4 13,3 12,5

10 13,2 14,2 15,3 15,7 15,5 15,3 15,3 15,5 15,3 14,7 13,6 12,9

8 13,6 14,5 15,3 15,6 15,3 15,4 15,1 15,4 15,3 14,8 13,9 13,3

6 13,9 14,8 15,4 15,4 15,1 15,2 14,9 15,2 15,3 15,0 14,2 13,7

4 14,3 15,0 15,5 15,5 14,9 15,1 14,6 15,1 15,3 15,1 14,5 14,1

2 14,7 15,3 15,6 15,3 14,6 14,9 14,3 14,9 15,3 15,3 14,8 14,4

0 15,0 15,5 15,7 15,3 14,4 14,8 14,1 14,8 15,3 15,4 15,1 14,8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

44

Lampiran 9. Evapotranspirasi potensial harian (ET˳) metode Penman.

NO Tanggal C W Rn f(u) 1-W ea

(mbar)

Ed ETo

1 01/05/2019 0,90 0,710 0,800 0,970 0,290 26,540 20,533 3,654

2 02/05/2019 0,90 0,744 0,777 0,737 0,256 31,504 22,385 3,837

3 03/05/2019 0,90 0,757 0,745 0,970 0,243 34,024 24,102 4,476

4 04/05/2019 0,90 0,745 0,785 0,970 0,255 31,688 22,137 4,413

5 05/05/2019 0,90 0,737 0,761 0,737 0,263 30,273 22,683 3,599

6 06/05/2019 0,90 0,731 0,782 0,737 0,269 28,943 21,729 3,520

7 07/05/2019 0,90 0,737 0,796 0,970 0,263 30,273 21,405 4,280

8 08/05/2019 0,90 0,740 0,773 0,970 0,260 30,766 22,383 4,180

9 09/05/2019 0,90 0,745 0,766 0,970 0,255 31,688 22,859 4,270

10 10/05/2019 0,90 0,748 0,746 0,737 0,252 32,266 23,720 3,762

11 11/05/2019 0,90 0,747 0,787 0,737 0,253 32,073 22,144 3,958

12 12/05/2019 0,90 0,738 0,817 0,737 0,262 30,427 20,717 3,917

13 13/05/2019 0,90 0,743 0,789 0,737 0,257 31,319 21,901 3,879

14 14/05/2019 0,90 0,738 0,792 0,737 0,262 30,427 21,591 3,787

15 15/05/2019 0,90 0,738 0,749 0,737 0,262 30,427 23,169 3,551

16 16/05/2019 0,90 0,755 0,762 0,737 0,245 33,617 23,383 4,010

17 17/05/2019 0,90 0,739 0,814 0,737 0,261 30,581 20,852 3,920

18 18/05/2019 0,90 0,712 0,891 0,970 0,288 26,400 17,590 4,273

19 19/05/2019 0,90 0,800 0,787 0,970 0,200 32,266 22,214 4,261

20 20/05/2019 0,90 0,752 0,791 0,737 0,248 33,037 22,208 4,090

21 21/05/2019 0,90 0,754 0,770 0,737 0,246 33,424 23,051 4,028

22 22/05/2019 0,90 0,742 0,799 0,737 0,258 31,135 21,516 3,907

23 23/05/2019 0,90 0,736 0,787 0,970 0,264 29,959 21,697 4,153

24 24/05/2019 0,90 0,723 0,778 0,503 0,277 28,100 21,620 3,018

25 25/05/2019 0,90 0,750 0,756 0,970 0,250 32,651 23,398 4,352

26 26/05/2019 0,90 0,747 0,808 0,737 0,253 32,073 21,400 4,064

27 27/05/2019 0,90 0,750 0,760 0,737 0,250 32,651 23,256 3,886

28 28/05/2019 0,90 0,705 0,803 0,737 0,295 26,215 20,364 3,254

29 29/05/2019 0,90 0,713 0,802 0,970 0,287 26,420 20,711 3,573

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

45

30 30/05/2019 0,90 0,734 0,791 0,737 0,266 29,364 21,509 3,623

31 31/05/2019 0,90 0,694 0,817 0,737 0,306 24,415 19,360 3,078

32 01/06/2019 0,90 0,732 0,891 0,737 0,268 29,083 21,441 3,746

33 02/06/2019 0,90 0,739 0,901 0,970 0,261 30,581 21,377 4,507

34 03/06/2019 0,90 0,736 0,856 0,737 0,264 29,959 22,699 3,708

35 04/06/2019 0,90 0,739 0,870 0,737 0,261 30,581 22,386 3,856

36 05/06/2019 0,90 0,705 0,874 0,737 0,295 26,215 21,387 3,231

37 06/06/2019 0,90 0,682 0,878 0,737 0,318 23,400 20,224 2,852

38 07/06/2019 0,90 0,733 0,910 0,737 0,267 29,224 20,873 3,854

39 08/06/2019 0,90 0,744 0,900 0,737 0,256 31,688 21,676 4,132

40 09/06/2019 0,90 0,741 0,862 0,737 0,259 30,950 22,732 3,865

41 10/06/2019 0,90 0,748 0,878 1,203 0,252 32,266 22,493 5,137

42 11/06/2019 0,90 0,730 0,893 0,970 0,270 28,802 21,313 4,143

43 12/06/2019 0,90 0,754 0,858 0,970 0,246 33,424 23,391 4,669

44 13/06/2019 0,90 0,742 0,890 0,970 0,258 31,135 21,842 4,526

45 14/06/2019 0,90 0,713 0,924 0,970 0,287 26,420 20,095 3,861

46 15/06/2019 0,90 0,706 0,920 0,737 0,294 26,270 19,924 3,486

47 16/06/2019 0,90 0,723 0,932 0,737 0,277 28,100 19,868 3,824

48 17/06/2019 0,90 0,739 0,893 0,767 0,261 30,581 21,650 4,027

49 18/06/2019 0,90 0,730 0,918 0,664 0,270 28,802 20,515 3,694

50 19/06/2019 0,90 0,752 0,893 0,837 0,248 33,037 22,182 4,502

51 20/06/2019 0,90 0,735 0,889 0,996 0,265 29,645 21,585 4,317

52 21/06/2019 0,90 0,710 0,913 1,287 0,290 26,135 20,297 4,234

53 22/06/2019 0,90 0,704 0,906 1,131 0,296 26,160 20,335 4,008

54 23/06/2019 0,90 0,707 0,927 0,921 0,293 26,291 19,742 3,838

55 24/06/2019 0,90 0,685 0,890 0,947 0,315 23,640 19,959 3,172

56 25/06/2019 0,90 0,707 0,938 0,909 0,293 26,291 19,409 3,888

57 26/06/2019 0,90 0,705 0,950 1,072 0,295 26,160 18,953 4,270

58 27/06/2019 0,90 0,726 0,998 1,103 0,274 28,240 17,896 5,079

59 28/06/2019 0,90 0,727 0,935 1,091 0,273 28,381 19,807 4,626

60 29/06/2019 0,90 0,710 0,985 0,830 0,290 26,355 18,095 3,998

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

46

61 30/06/2019 0,90 0,733 0,988 0,881 0,267 29,224 18,488 4,579

62 01/07/2019 0,90 0,700 0,946 0,923 0,300 24,395 16,289 3,972

63 02/07/2019 0,90 0,728 0,922 0,660 0,272 28,521 17,750 3,824

64 03/07/2019 0,90 0,729 0,858 0,765 0,271 28,662 19,893 3,781

65 04/07/2019 0,90 0,713 0,905 0,713 0,287 26,420 18,140 3,566

66 05/07/2019 0,90 0,697 0,943 0,788 0,303 24,810 16,232 3,785

67 06/07/2019 0,90 0,729 0,880 0,744 0,271 28,662 19,171 3,848

68 07/07/2019 0,90 0,713 0,886 0,716 0,287 26,420 18,747 3,475

69 08/07/2019 0,90 0,735 0,841 0,858 0,265 29,645 20,683 4,019

70 09/07/2019 0,90 0,730 0,839 0,849 0,270 28,802 20,591 3,861

71 10/07/2019 0,90 0,735 0,854 0,984 0,265 29,645 20,257 4,378

72 11/07/2019 0,90 0,727 0,845 0,977 0,273 28,381 20,283 4,094

73 12/07/2019 0,90 0,723 0,843 0,979 0,277 28,100 20,269 4,048

74 13/07/2019 0,90 0,732 0,857 0,858 0,268 29,083 20,069 4,025

75 14/07/2019 0,90 0,742 0,829 0,790 0,258 31,135 21,406 4,010

76 15/07/2019 0,90 0,729 0,854 0,858 0,271 28,662 20,031 3,956

77 16/07/2019 0,90 0,728 0,842 0,884 0,272 28,521 20,421 3,909

78 17/07/2019 0,90 0,711 0,874 0,811 0,289 26,376 19,067 3,602

79 18/07/2019 0,90 0,732 0,839 0,811 0,268 29,083 20,688 3,819

80 19/07/2019 0,90 0,742 0,801 0,804 0,258 31,135 22,361 3,888

81 20/07/2019 0,90 0,726 0,828 0,797 0,274 28,240 20,819 3,621

82 21/07/2019 0,90 0,690 0,829 0,867 0,311 23,495 19,704 2,933

83 22/07/2019 0,90 0,746 0,858 0,993 0,254 31,881 20,564 4,784

84 23/07/2019 0,90 0,712 0,871 1,175 0,288 26,400 19,207 4,257

85 24/07/2019 0,90 0,731 0,873 1,124 0,269 28,943 19,489 4,713

86 25/07/2019 0,90 0,734 0,863 0,856 0,266 29,364 19,910 4,098

87 26/07/2019 0,90 0,734 0,826 0,874 0,266 29,364 21,174 3,909

88 27/07/2019 0,90 0,709 0,893 0,884 0,291 26,334 18,363 3,879

89 28/07/2019 0,90 0,735 0,888 0,898 0,265 29,645 19,092 4,402

90 29/07/2019 0,90 0,712 0,930 0,933 0,288 26,400 17,288 4,216

91 30/07/2019 0,90 0,731 0,909 0,872 0,269 28,943 18,282 4,359

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

47

Bulan C W Rn (1-W) F(u) ea Ed Eto

Mei 0,900 0,739 0,787 0,261 0,812 30,482 21,858 3,889

Juni 0,900 0,725 0,909 0,275 0,895 28,568 20,755 4,054

Juli 0,900 0,724 0,870 0,276 0,868 28,125 19,458 3,973

Agustus 1,000 0,712 0,955 0,288 0,843 26,640 19,379 4,247

Lampiran 10. Tabel . Nilai ETo rata-rata bulanan menggunakan Metode Penman

92 31/07/2019 0,90 0,712 0,941 0,872 0,288 26,400 16,954 4,139

93 01/08/2019 1,00 0,706 0,951 0,879 0,294 26,270 19,397 4,273

94 02/08/2019 1,00 0,712 0,984 0,802 0,288 26,400 18,647 4,284

95 03/08/2019 1,00 0,743 0,954 0,846 0,257 31,319 20,321 5,066

96 04/08/2019 1,00 0,693 0,981 0,835 0,307 24,180 17,921 4,007

97 05/08/2019 1,00 0,723 0,974 0,853 0,277 28,100 19,026 4,701

98 06/08/2019 1,00 0,711 0,978 0,898 0,289 26,376 18,775 4,466

99 07/08/2019 1,00 0,712 1,030 0,905 0,288 26,400 17,297 4,819

100 08/08/2019 1,00 0,733 0,971 0,776 0,267 29,224 19,439 4,637

101 09/08/2019 1,00 0,734 0,935 0,737 0,266 29,364 20,559 4,375

102 10/08/2019 1,00 0,698 0,916 0,970 0,302 24,060 20,171 3,632

103 11/08/2019 1,00 0,700 0,934 0,970 0,300 24,395 19,689 3,854

104 12/08/2019 1,00 0,710 0,941 0,737 0,290 26,355 19,864 3,913

105 13/08/2019 1,00 0,697 0,952 0,970 0,303 24,810 18,977 4,165

106 14/08/2019 1,00 0,731 0,932 0,737 0,269 28,943 20,545 4,302

107 15/08/2019 1,00 0,678 0,896 0,737 0,322 23,400 20,062 3,207

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

48

Lampiran 11. Tabel nilai ETo harian menggunakan Metode Hargreaves

Ls1 3,31667

Ls2 2,83333

Ls rata 3,075

Tanggal Julian

day

Suhu

Min

(°C)

Suhu

Maks

(°C)

Suhu

Rata-rata

(°C)

Ra = 37.6 dr

[ωs sin (φ)

sin (δ) + cos

(φ) cos (δ)

sin (ωs)]

ET0 = 0.000939

*(Trata-rata + 17.8)

)

*Ra

Ls

01/05/2019 121 3,075 17,870 27,216 22,543 36,499 4,227

02/05/2019 122 3,075 16,323 33,504 24,914 36,446 6,059

03/05/2019 123 3,075 17,632 34,792 26,212 36,392 6,230

04/05/2019 124 3,075 15,870 34,211 25,041 36,337 6,260

05/05/2019 125 3,075 17,037 31,441 24,239 36,283 5,436

06/05/2019 126 3,075 16,514 30,653 23,584 36,229 5,294

07/05/2019 127 3,075 15,918 32,466 24,192 36,174 5,802

08/05/2019 128 3,075 16,895 32,132 24,514 36,120 5,602

09/05/2019 129 3,075 17,489 32,492 24,991 36,065 5,613

10/05/2019 130 3,075 17,823 32,699 25,261 36,011 5,616

11/05/2019 131 3,075 17,371 33,009 25,190 35,957 5,740

12/05/2019 132 3,075 16,228 32,337 24,283 35,903 5,694

13/05/2019 133 3,075 16,466 33,061 24,764 35,850 5,837

14/05/2019 134 3,075 16,561 32,003 24,282 35,797 5,558

15/05/2019 135 3,075 18,001 30,578 24,290 35,744 5,010

16/05/2019 136 3,075 16,942 34,978 25,960 35,692 6,228

17/05/2019 137 3,075 16,680 32,157 24,419 35,640 5,558

18/05/2019 138 3,075 13,380 32,209 22,795 35,590 5,887

19/05/2019 139 3,075 16,633 33,948 25,291 35,539 5,984

20/05/2019 140 3,075 16,442 34,898 25,670 35,490 6,223

21/05/2019 141 3,075 16,418 35,404 25,911 35,441 6,338

22/05/2019 142 3,075 16,132 33,269 24,701 35,393 5,847

23/05/2019 143 3,075 16,442 31,747 24,095 35,346 5,440

24/05/2019 144 3,075 16,680 29,346 23,013 35,300 4,815

25/05/2019 145 3,075 18,179 32,906 25,543 35,255 5,506

26/05/2019 146 3,075 16,418 33,896 25,157 35,211 5,938

27/05/2019 147 3,075 17,489 33,504 25,497 35,168 5,722

28/05/2019 148 3,075 16,347 27,807 22,077 35,127 4,453

29/05/2019 149 3,075 17,763 28,001 22,882 35,086 4,289

30/05/2019 150 3,075 17,252 30,527 23,890 35,047 4,999

31/05/2019 151 3,075 15,751 26,481 21,116 35,009 4,191

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

49

01/06/2019 152 3,075 15,655 31,773 23,714 34,972 5,473

02/06/2019 153 3,075 16,299 32,544 24,422 34,937 5,583

03/06/2019 154 3,075 18,203 29,998 24,101 34,903 4,716

04/06/2019 155 3,075 17,014 31,747 24,381 34,870 5,301

05/06/2019 156 3,075 17,180 27,069 22,125 34,839 4,107

06/06/2019 157 3,075 16,466 23,597 20,032 34,809 3,302

07/06/2019 158 3,075 15,989 31,568 23,779 34,781 5,360

08/06/2019 159 3,075 15,369 34,554 24,962 34,755 6,112

09/06/2019 160 3,075 17,085 32,080 24,583 34,730 5,352

10/06/2019 161 3,075 17,656 33,009 25,333 34,706 5,508

11/06/2019 162 3,075 15,870 31,110 23,490 34,685 5,250

12/06/2019 163 3,075 18,203 33,556 25,880 34,664 5,571

13/06/2019 164 3,075 17,799 31,619 24,709 34,646 5,141

14/06/2019 165 3,075 17,573 28,182 22,878 34,629 4,308

15/06/2019 166 3,075 16,251 28,054 22,153 34,614 4,461

16/06/2019 167 3,075 15,655 30,275 22,965 34,601 5,064

17/06/2019 168 3,075 17,347 31,390 24,369 34,589 5,132

18/06/2019 169 3,075 16,895 30,123 23,509 34,579 4,878

19/06/2019 170 3,075 16,966 34,501 25,734 34,571 5,918

20/06/2019 171 3,075 15,512 32,389 23,951 34,564 5,567

21/06/2019 172 3,075 16,704 28,499 22,602 34,559 4,503

22/06/2019 173 3,075 16,347 27,560 21,954 34,556 4,319

23/06/2019 174 3,075 15,870 28,698 22,284 34,555 4,658

24/06/2019 175 3,075 16,514 24,079 20,297 34,556 3,400

25/06/2019 176 3,075 16,204 28,301 22,253 34,558 4,520

26/06/2019 177 3,075 16,966 27,152 22,059 34,562 4,128

27/06/2019 178 3,075 15,536 30,628 23,082 34,567 5,155

28/06/2019 179 3,075 16,180 30,224 23,202 34,575 4,989

29/06/2019 180 3,075 15,631 29,571 22,601 34,584 4,898

30/06/2019 181 3,075 15,440 32,080 23,760 34,595 5,507

01/07/2019 182 3,075 13,476 29,973 21,725 34,607 5,217

02/07/2019 183 3,075 13,813 32,802 23,308 34,621 5,823

03/07/2019 184 3,075 15,321 31,466 23,394 34,637 5,383

04/07/2019 185 3,075 14,915 30,856 22,886 34,654 5,286

05/07/2019 186 3,075 14,029 28,698 21,364 34,673 4,884

06/07/2019 187 3,075 14,172 32,647 23,410 34,694 5,770

07/07/2019 188 3,075 14,436 31,339 22,888 34,716 5,453

08/07/2019 189 3,075 15,751 32,209 23,980 34,740 5,529

09/07/2019 190 3,075 16,561 30,375 23,468 34,765 5,007

10/07/2019 191 3,075 15,751 32,234 23,993 34,791 5,543

11/07/2019 192 3,075 15,154 31,211 23,183 34,819 5,369

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

50

12/07/2019 193 3,075 14,388 31,568 22,978 34,848 5,531

13/07/2019 194 3,075 15,393 32,003 23,698 34,879 5,539

14/07/2019 195 3,075 15,918 33,451 24,685 34,911 5,832

15/07/2019 196 3,075 16,394 30,325 23,360 34,944 5,041

16/07/2019 197 3,075 15,560 30,983 23,272 34,979 5,298

17/07/2019 198 3,075 14,460 30,983 22,722 35,015 5,416

18/07/2019 199 3,075 15,798 31,568 23,683 35,051 5,422

19/07/2019 200 3,075 17,656 31,696 24,676 35,089 5,244

20/07/2019 201 3,075 16,633 29,596 23,115 35,128 4,859

21/07/2019 202 3,075 16,144 25,355 20,750 35,168 3,864

22/07/2019 203 3,075 16,299 33,948 25,124 35,209 5,962

23/07/2019 204 3,075 16,180 29,346 22,763 35,251 4,872

24/07/2019 205 3,075 14,675 32,518 23,597 35,294 5,795

25/07/2019 206 3,075 14,795 33,061 23,928 35,338 5,918

26/07/2019 207 3,075 15,679 32,183 23,931 35,382 5,632

27/07/2019 208 3,075 14,125 30,881 22,503 35,427 5,488

28/07/2019 209 3,075 14,556 33,530 24,043 35,472 6,071

29/07/2019 210 3,075 13,139 32,440 22,790 35,519 5,947

30/07/2019 211 3,075 14,101 33,087 23,594 35,565 6,023

31/07/2019 212 3,075 12,778 32,802 22,790 35,613 6,074

01/08/2019 213 3,075 16,466 27,980 22,223 35,660 4,548

02/08/2019 214 3,075 15,679 29,897 22,788 35,708 5,132

03/08/2019 215 3,075 13,476 36,129 24,803 35,757 6,808

04/08/2019 216 3,075 16,251 25,847 21,049 35,805 4,046

05/08/2019 217 3,075 14,795 31,237 23,016 35,854 5,572

06/08/2019 218 3,075 16,132 29,221 22,677 35,903 4,937

07/08/2019 219 3,075 14,244 31,262 22,753 35,952 5,648

08/08/2019 220 3,075 13,236 34,448 23,842 36,001 6,483

09/08/2019 221 3,075 16,204 31,517 23,861 36,049 5,518

10/08/2019 222 3,075 17,585 25,458 21,522 36,098 3,740

11/08/2019 223 3,075 17,418 25,944 21,681 36,147 3,913

12/08/2019 224 3,075 16,251 28,947 22,599 36,195 4,892

13/08/2019 225 3,075 15,798 26,995 21,397 36,243 4,464

14/08/2019 226 3,075 15,870 31,262 23,566 36,291 5,530

15/08/2019 227 3,075 15,608 23,621 19,615 36,338 3,614

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

51

Bulan Ls Tmin Tmax Trata-rata Ra Eto

Mei 3,075 16,740 32,054 24,397 35,714 5,529

Juni 3,075 16,546 30,198 23,372 34,670 4,939

Juli 3,075 15,098 31,456 23,277 35,026 5,455

Agustus 3,075 15,668 29,318 22,493 36,000 4,990

Lampiran 12. Tabel Nilai ETo rata-rata bulanan menggunakan Metode

Hargreaves

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

52

Lampiran 13. Tabel nilai ETo metode Blanney-Criddle

NO Tanggal T C P K ET°

(mm/hari)

1 01/05/2019 22,54 0,70 0,26 0,46 3,343

2 02/05/2019 24,91 0,70 0,26 0,46 3,542

3 03/05/2019 26,21 0,70 0,26 0,46 3,650

4 04/05/2019 25,04 0,70 0,26 0,46 3,552

5 05/05/2019 24,24 0,70 0,26 0,46 3,485

6 06/05/2019 23,58 0,70 0,26 0,46 3,430

7 07/05/2019 24,19 0,70 0,26 0,46 3,481

8 08/05/2019 24,51 0,70 0,26 0,46 3,508

9 09/05/2019 24,99 0,70 0,26 0,46 3,548

10 10/05/2019 25,26 0,70 0,26 0,46 3,571

11 11/05/2019 25,19 0,70 0,26 0,46 3,565

12 12/05/2019 24,28 0,70 0,26 0,46 3,489

13 13/05/2019 24,76 0,70 0,26 0,46 3,529

14 14/05/2019 24,28 0,70 0,26 0,46 3,489

15 15/05/2019 24,29 0,70 0,26 0,46 3,490

16 16/05/2019 25,96 0,70 0,26 0,46 3,629

17 17/05/2019 24,42 0,70 0,26 0,46 3,500

18 18/05/2019 22,79 0,70 0,26 0,46 3,364

19 19/05/2019 25,29 0,70 0,26 0,46 3,573

20 20/05/2019 25,67 0,70 0,26 0,46 3,605

21 21/05/2019 25,91 0,70 0,26 0,46 3,625

22 22/05/2019 24,70 0,70 0,26 0,46 3,524

23 23/05/2019 24,09 0,70 0,26 0,46 3,473

24 24/05/2019 23,01 0,70 0,26 0,46 3,383

25 25/05/2019 25,54 0,70 0,26 0,46 3,594

26 26/05/2019 25,16 0,70 0,26 0,46 3,562

27 27/05/2019 25,50 0,70 0,26 0,46 3,591

28 28/05/2019 22,08 0,70 0,26 0,46 3,304

29 29/05/2019 22,88 0,70 0,26 0,46 3,372

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

53

30 30/05/2019 23,89 0,70 0,26 0,46 3,456

31 31/05/2019 21,12 0,70 0,26 0,46 3,224

32 01/06/2019 23,71 0,70 0,26 0,46 3,441

33 02/06/2019 24,42 0,70 0,26 0,46 3,501

34 03/06/2019 24,10 0,70 0,26 0,46 3,474

35 04/06/2019 24,38 0,70 0,26 0,46 3,497

36 05/06/2019 22,12 0,70 0,26 0,46 3,308

37 06/06/2019 20,03 0,70 0,26 0,46 3,133

38 07/06/2019 23,78 0,70 0,26 0,46 3,447

39 08/06/2019 24,96 0,70 0,26 0,46 3,546

40 09/06/2019 24,58 0,70 0,26 0,46 3,514

41 10/06/2019 25,33 0,70 0,26 0,46 3,577

42 11/06/2019 23,49 0,70 0,26 0,46 3,423

43 12/06/2019 25,88 0,70 0,26 0,46 3,623

44 13/06/2019 24,71 0,70 0,26 0,46 3,525

45 14/06/2019 22,88 0,70 0,26 0,46 3,371

46 15/06/2019 22,15 0,70 0,26 0,46 3,311

47 16/06/2019 22,97 0,70 0,26 0,46 3,379

48 17/06/2019 24,37 0,70 0,26 0,46 3,496

49 18/06/2019 23,51 0,70 0,26 0,46 3,424

50 19/06/2019 25,73 0,70 0,26 0,46 3,610

51 20/06/2019 23,95 0,70 0,26 0,46 3,461

52 21/06/2019 22,60 0,70 0,26 0,46 3,348

53 22/06/2019 21,95 0,70 0,26 0,46 3,294

54 23/06/2019 22,28 0,70 0,26 0,46 3,322

55 24/06/2019 20,30 0,70 0,26 0,46 3,155

56 25/06/2019 22,25 0,70 0,26 0,46 3,319

57 26/06/2019 22,06 0,70 0,26 0,46 3,303

58 27/06/2019 23,08 0,70 0,26 0,46 3,388

59 28/06/2019 23,20 0,70 0,26 0,46 3,398

60 29/06/2019 22,60 0,70 0,26 0,46 3,348

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

54

61 30/06/2019 23,76 0,70 0,26 0,46 3,445

62 01/07/2019 21,72 0,70 0,26 0,46 3,275

63 02/07/2019 23,31 0,70 0,26 0,46 3,407

64 03/07/2019 23,39 0,70 0,26 0,46 3,415

65 04/07/2019 22,89 0,70 0,26 0,46 3,372

66 05/07/2019 21,36 0,70 0,26 0,46 3,245

67 06/07/2019 23,41 0,70 0,26 0,46 3,416

68 07/07/2019 22,89 0,70 0,26 0,46 3,372

69 08/07/2019 23,98 0,70 0,26 0,46 3,464

70 09/07/2019 23,47 0,70 0,26 0,46 3,421

71 10/07/2019 23,99 0,70 0,26 0,46 3,465

72 11/07/2019 23,18 0,70 0,26 0,46 3,397

73 12/07/2019 22,98 0,70 0,26 0,46 3,380

74 13/07/2019 23,70 0,70 0,26 0,46 3,440

75 14/07/2019 24,68 0,70 0,26 0,46 3,523

76 15/07/2019 23,36 0,70 0,26 0,46 3,412

77 16/07/2019 23,27 0,70 0,26 0,46 3,404

78 17/07/2019 22,72 0,70 0,26 0,46 3,358

79 18/07/2019 23,68 0,70 0,26 0,46 3,439

80 19/07/2019 24,68 0,70 0,26 0,46 3,522

81 20/07/2019 23,11 0,70 0,26 0,46 3,391

82 21/07/2019 20,75 0,70 0,26 0,46 3,193

83 22/07/2019 25,12 0,70 0,26 0,46 3,559

84 23/07/2019 22,76 0,70 0,26 0,46 3,362

85 24/07/2019 23,60 0,70 0,26 0,46 3,431

86 25/07/2019 23,93 0,70 0,26 0,46 3,459

87 26/07/2019 23,93 0,70 0,26 0,46 3,460

88 27/07/2019 22,50 0,70 0,26 0,46 3,340

89 28/07/2019 24,04 0,70 0,26 0,46 3,469

90 29/07/2019 22,79 0,70 0,26 0,46 3,364

91 30/07/2019 23,59 0,70 0,26 0,46 3,431

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

55

92 31/07/2019 22,79 0,70 0,26 0,46 3,364

93 01/08/2019 22,22 0,75 0,26 0,46 3,553

94 02/08/2019 22,79 0,75 0,26 0,46 3,604

95 03/08/2019 24,80 0,75 0,26 0,46 3,785

96 04/08/2019 21,05 0,75 0,26 0,46 3,448

97 05/08/2019 23,02 0,75 0,26 0,46 3,625

98 06/08/2019 22,68 0,75 0,26 0,46 3,594

99 07/08/2019 22,75 0,75 0,26 0,46 3,601

100 08/08/2019 23,84 0,75 0,26 0,46 3,699

101 09/08/2019 23,86 0,75 0,26 0,46 3,700

102 10/08/2019 21,52 0,75 0,26 0,46 3,490

103 11/08/2019 21,68 0,75 0,26 0,46 3,505

104 12/08/2019 22,60 0,75 0,26 0,46 3,587

105 13/08/2019 21,40 0,75 0,26 0,46 3,479

106 14/08/2019 23,57 0,75 0,26 0,46 3,674

107 15/08/2019 19,61 0,75 0,26 0,46 3,319

Bulan C T P K Eto

Mei 0,70 24,3971 0,26 0,46 3,499

Juni 0,70 23,3718 0,26 0,46 3,413

Juli 0,70 23,2772 0,26 0,46 3,405

Agustus 0,75 22,4926 0,26 0,46 3,578

Lampiran 14. Tabel Nilai ETo rata-rata bulanan menggunakan Metode Blaney

Criddle

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

56

Lampiran Gambar

Lampiran 15. Gambar Anemometer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

57

Lampiran 16. Gambar Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban (logger)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: KAJIAN BEBERAPA METODE PERHITUNGAN NILAI …

58

Lampiran 17. Gambar Termometer Air Raksa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA