Top Banner
17

KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

Aug 07, 2015

Download

Documents

Hamim Sudarsono

Penelitian ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk: (1) membandingkan bobot larva, bobot kotoran dan panjang gerekan
penggerek batang tebu berkilat C. auricilius yang hidup pada varietas tebu RGM 90-599, RGM 00-
612, GM 21 dan GP 11; dan (2) menyelidiki kualitas indikator fitness dan kemampuan parasitasi
dari beberapa generasi Trichogramma chilonis hasil pembiakan laboratorium.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)
Page 2: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

PROSIDING Seminar Hasil Penelitian &

Pengabdian Kepada Masyarakat

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG OKTOBER 2011

Page 3: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

PROSIDING Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Oktober © 2011 Penyunting : Prof. Dr. Ir. Cipta Ginting, M.S. Prof. Dr. John Hendri, M.S. Penyunting pelaksana: Drs. Mardi Syahperi, M.M. A. Rahman, S.Sos. Sartini, S.H., M.H. Djoni, S.E. Esti Susilawati Sujoko M. Rifki Wawan Yulistyo, S.Kom. Ina Iryana S.S. Agus Effendi Distribusi: Elizonara

Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat : Oktober 2011 / penyunting, Admi Syarif

… [et al.].—Bandarlampung : Lembaga Penelitian Universitas Lampung, 2011.

ISBN : 978-979-8510-22-9

http://lemlit.unila.ac.id

Diterbitkan oleh : LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro no. 1 Gedungmeneng Bandarlampung 35145 Telp/Fax. (0721) 705173 ext. 138, 136, e-mail : [email protected]

Page 4: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

KATA PENGANTAR

uji Syukur kepada ALLAH SWT., yang telah melimpahkan Rahmat dan Nikmat-Nya kepada civitas akademika Universitas Lampung yang dapat mengenang hari jadinya yang ke-46 tahun di Tahun 2011. dalam rangka

mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Universitas Lampung menyelenggarakan Seminar Hasil-hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah dilaksanakan oleh para dosen, baik yang dilakukan dengan dana mandiri, maupun mereka mendapatkan bantuan hibah dari berbagai block grant Hasil-hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang diseminarkan pada tanggal 21 September 2011 berjumlah 66 makalah. Hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) serta mendukung pembangunan nasional. Terimakasih kami sampaikan kepada panitia seminar yang telah bekerja keras untuk mengumpulkan makalah dari para dosen di lingkungan Universitas Lampung dan peran serta aktif dosen dalam seminar. Demikian juga kami sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada dewan penyunting dan penyunting pelaksana yang dengan sepenuh hati mewujudkan terbitnya prosiding ini, serta kepada pihak-pihak yang telah memberikan kritik dan saran yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Bandarlampung, Oktober 2011 Ketua Lembaga Penelitian Universitas Lampung, Dr. Eng. Admi Syarif NIP 1967010311992031003

P

Page 5: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

DAFTAR ISI Kelompok I KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KARAKTERISTIK IKAN-IKAN DI PERAIRAN WAY TULANG BAWANG, KABUPATEN TULANG BAWANG Indra Gumay Yudha............................................................................ I-01 ANALISIS KINERJA PASAR BENIH JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG Suriaty Situmorang ............................................................................ I-12 KARAKTERISTIK PASIEN ULKUS GASTRODUODENAL DI LAMPUNG Muhartono....................................................................................... I-22 KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS) Hamim Sudarsono.............................................................................. I-33 Integrasi Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior) dan Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model) dalam Memprediksi Niat Petani Untuk Mengadopsi Teknologi Baru Budidaya Padi Muhammad Ibnu................................................................................ I-40 UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (BAJAH) KARSINOMA TIROID Rizki Hanriko, Muhartono .................................................................... I-55

KARAKTERISASI HAMA PEMAKAN DAUN MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA [SCHEFF.] BOERL. ) Agus M. Hariri dan Indriyati.................................................................. I-64 PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI NITROGEN DAN SUKROSA PADA KULTUR IN VITRO SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ.) Ardian dan E. Yuliadi .......................................................................... I-71 A COMPARATIVE LABORATORY EXPERIMENT OF COMBINED EFFECT OF EXTRACT ORANGE (Citrus nobilis Lour) AND CARROT (Daucus carota) TO THE WISTAR RATS (Rattus norvegikus L) PLASMA MELONDIALDEHID LEVEL BETWEEN 3, 5, AND 7 DAYS Khairun Nisa Berawi dan M. Masykur ...................................................... I-77

Page 6: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

KARAKTERISTIK RUSIP AKIBAT SUHU DAN LAMA PEMANASAN GULA AREN YANG BERBEDA (CHARACTERISTICS OF RUSIP DUE TO HEATING TEMPERATURE AND LONG OF DIFFERENT PALM SUGAR) Dyah Koesoemawardani,Susilawati, dan Novi Irawan...................................I-94

NILAI KESETARAAN ANTARA INTENSITAS PENGUSANGAN CEPAT (IPC) DAN PERIODE SIMPAN ALAMIAH (PSA) PADA BENIH KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Eko Pramono .................................................................................. I-107

EFEK ANTIFUNGI DAUN SIRIH HIJAU (Piper Bettle L) DAN DAUN SIRIH MERAH (Piper Crocatum) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICAN SECARA INVITRO Ety Apriliana................................................................................... I-116 PEMBERDAYAAN ANGGOTA KELOMPOK AGROINDUSTRI KERIPIK DALAM PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PTPN VII DI KELURAHAN SEGALAMIDER KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG Sumaryo Gs .................................................................................... I-122 MODEL TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH MENGGUNAKAN LUBANG ANGIN PADA PENGELOLAAN SISTEM AGROFORESTRI Rudi Hilmanto ................................................................................. I-131

PENGARUH KOSENTRASI Natrium hidroksida dan ENZIM SELULASe DALAM MENGHIDROLISIS TANDAN KOSOSNG KELAPA SAWIT MENJADI GULA REDUKSI SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI BIOETANOL Sutikno.......................................................................................... I-137 KAJIAN FORMULASI PEMBUATAN MIE BASAH TINTA CUMI Susilawati, Azhari Rangga, dan Dyah Koesoemawardhani. .......................... I-146 PREVALENSI PENGGUNAAN PEWARNA BERBAHAYA RHODAMIN B PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PEDAGANG JAJANAN DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 Reni Zuraida, Evi Kurniawaty, Shahab Sibuea, dan Lestari Puji Ayu .............. I-157

PENERAPAN KONSERVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS USAHA TANI KOPI DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT Fembriarti Erry Prasmatiwi ................................................................ I-167

PENAMPILAN AGRONOMI BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (SORGHUM BICOLOR L.) PADA TINGKAT PEMUPUKAN NITROGEN BERBEDA Herawati Hamim dan Sunyoto ............................................................. I-176 LOW LEVEL OF ISONIAZID CONCENTRATIONS IN ADULT TUBERCULOSIS PATIENTS WITH FAILURE CONVERSION AFTER INTENSTIVE PHASE TREATMENT Dwi Indria Anggraini ......................................................................... I-182

Page 7: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

SIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG JAGUNG NIKSTAMAL (PHYSICOCHEMICAL PROPERTIES OF NIXTAMALIZED CORN FLOUR) Siti Nurdjanah, Susilawati dan Sefanadia Putri ........................................I-189 UJI PATOGENISITAS TIGA ISOLAT BOTRYODIPLODIA THEOBROMAE PADA BATANG JERUK Tri Maryono ....................................................................................I-201 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR BALB/C Susianti, Rodiani, dan Khoirunnisa........................................................I-208 KONTAMINASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SAYURAN KUBIS DAN SELADA DI PASAR MODERN KOTA BANDAR LAMPUNG Betta Kurniawan ..............................................................................I-218 INDUKSI EMBRIO SOMATIK SECARA IN VITRO DENGAN BEBERAPA KONSENTRASI AGAR (BAHAN PEMADAT) PADA DUA KULTIVAR KACANG TANAH Akari Edy .......................................................................................I-224 STUDY ON THE STIMULATION OF SEED CORN GERMINATION AFTER AGING TREATMENTS BY GIBBERELLIN APPLICATION Muhammad Kamal ............................................................................I-231 PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KEGIATAN KEMITRAAN PENGGEMUKKAN SAPI POTONG ANTARA PT. GREAT GIANT LIVESTOCK COMPANY (GGLC) DAN PETERNAK SAPI PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Helvi Yanfika, Indah Listiana ...............................................................I-239 PERANAN KETUA KELOMPOK DALAM KEGIATAN PENGGEMUKKAN SAPI POTONG PADA KELOMPOK TANI BINAAN GGLC DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Indah Listiana..................................................................................I-252 ANALISIS KORELASI PERILAKU PERSONAL HYGIENE TERHADAP INFEKSI KECACINGAN (Studi Case Control) Fitria Saftarina dan Nurul Amaliyah ......................................................I-259 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DAN KETERATURAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU Nurul Islamy....................................................................................I-265 PENGGUNAAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK PADA SKRIP PACARAN MAHASISWA DI KOTA BANDAR LAMPUNG Roro Rukmi W P dan Suwaib Amiruddin .................................................I-272 PENGARUH KETERATURAN BEROLAH RAGA FUTSAL TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU (vo2 MAKS) TA Larasati, Khairunnisa, dan Shinta Gasenova ........................................I-280

Page 8: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

Kelompok II PEMETAAN KEPENTINGAN DAN POLITIK KEKUASAAN DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA BARU LAMPUNG Maulana Mukhlis ............................................................................. II-292 HUBUNGAN BIROKRASI DAN PASAR DALAM PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA PASCA ORDE BARU Syafarudin..................................................................................... II-308 EVALUASI KINETIKA DAN ISOTERM ADSORPSI ION PB(II), CD(II), DAN CU(II) PADA S.DUPLICATUM YANG DIIMOBILISASI POLIETILENAMINA-GLUTARALDEHID. Buhani ......................................................................................... II-317 ANALISIS SENSITIVITAS METODE LOMB DAN FFT DENGAN MENGGUNAKAN DATA SINTETIK Ahmad Zakaria ............................................................................... II-324 PENGARUH DIAMATER DAN MASSA ZEOLIT GRANULAR TERAKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MOBIL EFI Herry Wardono............................................................................... II-336 IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN GOLPUT PILWAKOT BANDAR LAMPUNG 2010 Robi Cahyadi Kurniawan ................................................................... II-342 RITUAL-RITUAL DALAM TRADISI NGUMO :STUDI TENTANG KEARIFAN LOKAL PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG PEPADUN UNTUK MEMELIHARA LINGKUNGAN ALAM Bartoven Vivit Nurdin ...................................................................... II-350 STUDI PENDAHULUAN METODA GAYA BERAT DI LAMPUNG BAGIAN TIMUR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP POTENSI MIGAS DI PROVINSI LAMPUNG Ahmad Zaenudin............................................................................. II-359 STUDI KELAYAKAN TEMPAT PENGELOLAAN AKHIR (TPA) SAMPAH REGIONAL KOTA Harmen, Arinal Hamni...................................................................... II-367 KEDAULATAN POLITIK NEGARA BANGSA (Kasus Ambalat dan Refleksi Sipadan dan Ligitan)

Arizka Warganegara......................................................................... II-377 TEKNIK CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL UNTUK DETEKSI WAJAH DENGAN EKPRESI BOHONG DALAM COMPRESSED DOMAIN Suhendro Yusuf I dan Dodi Setiawan .................................................... II-382 RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM PEMILAHAN PRODUK KEMASAN KOTAK TIGA DIMENSI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8 Emir Nasrullah, Agus Trisanto, dan Ali Ma’ruf......................................... II-391

Page 9: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

KARAKTERISASI PEROMBAKAN SUBSTRAT MULTI KARBON MENGGUNAKAN 2 REAKTOR SERI UPFLOW ANAEROBIC SLUDGE BLANKET (UASB) UNTUK PRODUKSI GAS METAN Panca Nugrahini F ........................................................................... II-402 STUDI ANALISIS ISI BERITA DAN OPINI SURAT KABAR LAMPUNG POST TENTANG KASUS PERDAGANGAN PEREMPUAN DAN ANAK KURUN WAKTU TAHUN 2010 Dwi Wahyu Handayani ...................................................................... II-411

ANALISIS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN GENDER DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Endry Fatimaningsih dan Ari Darmastuti................................................ II-419

ANALISIS SISTEM PEMILIHAN DPD RI TAHUN 2009 DAN ALTERNATIF DESAIN SISTEM PEMILIHAN DPD RI 2014 Syafarudin ..................................................................................... II-430 VARIASI SUHU SINTERING PADA SUHU KALSINASI 8000C DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR BI-2223 TANPA DOPING PB Suprihatin ..................................................................................... II-441 KAJIAN AKTIVITAS PENUKAR KATION DOWEX M-31 SEBAGAI KATALISATOR ESTERIFIKASI PALM FATTY ACID DISTILATE (PFAD) MENJADI BIODIESEL Heri Rustamaji dan Sufriadi Burhanuddin .............................................. II-446 ETNIS TIONGHOA DALAM PILKADA Robi Cahyadi Kurniawan.................................................................... II-452 PEMBANGKITAN SINYAL ULTRASONIK FREKUENSI TINGGI DAN TEGANGAN TINGGI UNTUK KARAKTERISTISASI BAHAN PADATAN DAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE OSILASI RESONANSI SECARA LANGSUNG PADA TRANDUSER PIEZOELEKTRIK Gurum Ahmad Fauzi......................................................................... II-460 PENENTUAN LAPISAN PROSPEK BATUBARA BERDASARKAN DATA LOGGING DAN DESKRIPSI GEOLOGI DI DAERAH “X” KALIMANTAN TENGAH Bagus S. Mulyatno, Suharno, Ujang Suardi, Mohammad Yuzariyadi............... II-469 PENGARUH SUHU PADA KONVERSI ZEOLIT ALAM LAMPUNG MENJADI KATALIS ZSM-5 Simparmin br Ginting dan Merry Yanti .................................................. II-475 EVALUASI MODEL KEBIJAKAN PELIBATAN MASYARAKAT PADA PELAKSANAAN PROGRAM PNPM MANDIRI DALAM UPAYA MEMBANGUN KEBERLANJUTAN PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN (STUDI DI KECAMATAN KEDONDONG, PESAWARAN) Maulana Mukhlis.............................................................................. II-481 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PINTU CERDAS BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Agus Trisanto dan Dedi Rustiawan ....................................................... II-493

Page 10: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

DELINEASI GEOLOGI DAN STRUKTUR DI BANDAR LAMPUNG HASIL PENCITRAAN MEDAN GRAVITASI Rustadi......................................................................................... II-504 ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN KOTA BANDAR LAMPUNG Dyah Indriana Kusumastuti ................................................................ II-510 PENATAAN PEMILUKADA DALAM PERSEPSI ELIT POLITIK KOTA BANDAR LAMPUNG Arizka Warganegara......................................................................... II-519 ANALISA LAJU KEAUSAN LAPISAN CHROME PADA BAJA KARBON RENDAH Zulhanif........................................................................................ II-531 LACTIC ACID FERMENTATION BY STREPTOCOCCUS BOVIS USING MEMBRANE BIOREACTOR Suripto Dwi Yuwono ........................................................................ II-540

INDEPEDENSI PEMBERIAN SUARA OLEH MAHASISWI PEMILIH PEMULA Ari Darmastuti................................................................................ II-545

Page 11: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

 Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat UNILA - 21 September 2011 

     

PROSIDING 

I ‐ 33ISBN 978–979‐8510‐22‐9 

KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

Hamim Sudarsono Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung Email: [email protected]

ABSTRAK

Penggerek batang tebu Chilo aurichilius Dudgeon dari famili Pyralidae (Lepidoptera) menyebabkan kerugian cukup penting pada perkebunan tebu. Alternatif terbaik untuk pengendalian penggerek batang ini dalam skala luas adalah dengan menggunakan varietas tebu resisten dan menggunakan musuh alami sebagai agensia hayati. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) membandingkan bobot larva, bobot kotoran dan panjang gerekan penggerek batang tebu berkilat C. auricilius yang hidup pada varietas tebu RGM 90-599, RGM 00-612, GM 21 dan GP 11; dan (2) menyelidiki kualitas indikator fitness dan kemampuan parasitasi dari beberapa generasi Trichogramma chilonis hasil pembiakan laboratorium. Hasil percobaan menunjukkan bahwa varietas GP 11 relatif lebih tahan terhadap serangan hama C. auricilius dibandingkan dengan varietas RGM 90-599 dan RGM 00-612. Data pada percobaan pengaruh generasi terhadap indikator kinerja biologis parasitoid T. chilonis memperlihatkan adanya tendensi penurunan kualitas pada koloni yang berasal dari generasi yang lebih lama dibiakkan di laboratorium. Kemampuan T. chilonis pada generasi F 9 dalam memarasit telur C. auricilius secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan generasi-generasi yang lebih awal. Walaupun indikator-indikator lain tidak secara tegas menunjukkan pola penurunannya, data percobaan memperlihatkan bahwa T. chilonis yang diperoleh dari alam (F 0) selalu mempunyai indikator yang lebih baik sebagai parasitoid. Kata Kuci: Chilo aurichilius, Trichogramma chilonis, varietas tebu, parasitoid, pembiakan

massal.

PENDAHULUAN

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pertanian telah mencanangkan target produksi gula nasional pada 2011 mencapai 3,8 juta ton. Target ini merupakan tantangan berat mengingat proyek revitalisasi industri gula nasional yang dimulai sejak tahun 2009 hingga kini belum berjalan dengan baik. Jika target produksi gula nasional ini benar-benar akan diwujudkan agar program Swasembada Gula Nasional 2014 tercapai maka berbagai faktor yang menurunkan produktivitas perkebunan tebu di Indonesia harus diminimalisir. Salah satu faktor penting yang berpotensi mengganggu produktivitas perkebunan tebu di Indonesia adalah serangan hama tanaman. Di antara jenis-jenis hama yang dominan, penggerek batang tebu berkilat (Chilo aurichilius) dari famili Pyralidae (ordo Lepidoptera), memerlukan perhatian khusus karena serangannya yang merugikan. Penggerek tebu ini dilaporkan menyebabkan kerugian cukup penting pada perkebunan tebu di Provinsi Lampung. Serangan penggerek batang tebu pada perkebunan tebu PT GMP, Lampung Tengah, dilaporkan mencapai 6,43%, sementara pada varietas rentan kerusakan dapat mencapai 19 % (Sunaryo, 2003). Karena perilaku biologi penggerek batang lebih banyak berada di dalam jaringan tanaman tebu, hama

Page 12: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

 Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat UNILA - 21 September 2011  

      

PROSIDING

I ‐ 34  ISBN 978–979‐8510‐22‐9

ini sulit dikendalikan secara kimiawi. Alternatif terbaik untuk pengendalian penggerek batang tebu dalam skala luas adalah dengan menggunakan varietas tebu resisten dan menggunakan musuh alami sebagai agensia hayati. Salah satu tahapan penting dari proses seleksi varietas tebu yang akan dikembangkan menjadi varietas tahan adalah penelitian tentang bagaimana karakter biologi dari hama penggerek batang tebu yang diberi makanan dengan varietas-varietas tertentu. Dari pengujian awal ini diharapkan dapat diketahui apakah ada jenis-jenis tebu yang mempunyai efek kurang baik terhadap beberapa aspek biologi dari hama target. Indikator awal yang dapat digunakan untuk melihat efek dari tanaman tebu terhadap hama penggerek batang antara lain adalah bobot larva, bobot kotoran, dan panjang lorong gerekan yang dihasilkan. Indikator-indikator ini relatif mudah untuk diamati dan diukur tetapi sekaligus cukup representatif untuk mengetahui apakah hama target menyukai tanaman inangnya. Dalam pelaksanaan pengendalian penggerek batang tebu, PT GMP telah mengembangkan unit khusus yang memroduksi Trichrogramma chilonis (Hymenoptera: Trichogrammatidae) secara massal untuk dimanfaatkan dalam program pengendalian hayati penggerek batang. Parasitoid ini paling banyak digunakan dalam pengendalian hayati (Waage & Ming, 1984), khususnya dengan metode pelepasan inundatif (Corrigan & Lange, 1994). Serangga Hymenoptera ini dilaporkan mampu memarasit 51,3% populasi telur penggerek batang tebu berkilat yang disurvei. Parasitoid T. chilonis telah dibiakkan secara massal dalam jangka panjang di Laboratorium PT GMP dengan menggunakan Corcyra cephalonica (Lepidoptera: Pyralidae) sebagai inang pengganti. Pembiakan secara massal berjangka panjang, selain memberikan keuntungan efisiensi biaya diduga juga mempunyai kelemahan. Pengembangbiakan T. chilonis secara in vitro selama bertahun-tahun dikhawatirkan memperlemah daya parasitasi T. chilonis terhadap penggerek batang tebu. Oleh karena itu, kemampuan parasitasi T. chilonis dari beberapa generasi hasil pembiakan di laboratorium perlu dievaluasi untuk memastikan seberapa efektif sebenarnya kinerja T. chilonis yang dilepas secara massal. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian yang terdiri atas dua percobaan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) membandingkan bobot larva, bobot kotoran dan panjang gerekan penggerek batang tebu berkilat C. auricilius yang hidup pada varietas tebu RGM 90-599, RGM 00-612, GM 21 (peka) dan GP 11 (tahan); dan (2) menyelidiki daya parasitasi dari beberapa generasi T. chilonis hasil pembiakan laboratorium. METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol Research and Development PT Gunung Madu Plantations (PT GMP), Gunung Batin, Lampung Tengah, pada bulan Februari hingga bulan April 2009. Metode Pelaksanaan Percobaan 1. Empat varietas tebu yang diuji dalam percobaan ini adalah varietas RGM 90-599, RGM 00-612, GM 21, dan GP 11 berumur tujuh bulan. Dari batang tebu ini dipilih ruas ke-3 dan 4 untuk digunakan sebagai pakan dari larva penggerek batang berkilat (C. auricilius) instar ke-3 (berumur sepuluh hari). Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan (varietas tebu) dan masing-masing perlakuan diulang lima kali. Larva C. auricilius yang digunakan dalam percobaan ini berasal dari media aseptik, yaitu sogolan tebu berumur tiga sampai empat bulan yang dipotong-potong 8-10 cm dan disusun sedemikian rupa dalam tabung erlenmayer 1000 ml. Kemudian pada bagian dasar tabung ini dimasukkan bagasse sebanyak 40 gram lalu diisi air sebanyak 100 ml (Gambar 1). Selanjutnya tabung

Page 13: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

 Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat UNILA - 21 September 2011 

     

PROSIDING 

I ‐ 35ISBN 978–979‐8510‐22‐9 

erlenmayer disumbat dengan kapas, ditutup dengan plastik dan diikat dengan benang, lalu disterilisasi dengan menggunakan autoclave selama 1,5 jam pada suhu 1210C dan tekanan 1 atm. Setelah disterilisasi, tabung erlenmayer berisi sogolan tebu dimasukkan ke dalam ruang steril yang disinari dengan lampu ultra violet dan disimpan selama 2-3 hari sebelum diinvestasikan dengan telur C. auricilius yang telah dipersiapkan oleh Laboratorium Biocontrol Research and Development PT Gunung Madu Plantations.  

 

Gambar 1. Media aseptik yang berisi larva C. auricilius (Foto: Madda Fiqan). Untuk setiap varietas yang diuji, seekor larva C. auricilius diletakkan ke dalam potongan ruas tebu dan selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas plastik yang telah diberi bagasse. Pada bagian dasar gelas diberi kertas saring yang berfungsi untuk menampung kotoran larva. Bagian atas gelas plastik ditutup dengan kain kasa. Empat hari setelah infestasi larva, dilakukan pengamatan dan pengukuran terhadap indikator percobaan, yaitu bobot larva, kotoran larva dan panjang gerekan larva. Penentuan bobot larva dilakukan dengan cara mengukur selisih dari bobot akhir larva dikurangi dengan bobot awalnya (satuan mg/larva) dengan menggunakan timbangan digital. Bobot kotoran larva uji diukur dengan mengumpulkan seluruh kotoran larva dengan menggunakan kuas, sedangkan pengukuran panjang gerekan menggunakan benang dan dilakukan dengan cara menempelkan benang dari ujung awal liang gerekan hingga ujung akhir liang gerekan larva. Rerata hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan perbandingan nilai tengah (Uji Duncan) pada taraf nyata 5%. Analisis data dilakukan dengan software SAS versi 6.03 (SAS Institute, 1988). Metode Pelaksanaan Percobaan 2. Percobaan kedua disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan (generasi T. chilonis generasi F0, F1, F3, F6, dan F9). Masing-masing perlakuan diulang lima kali. Koloni T. chilonis F0 diperoleh dari penetasan telur C. auricilius yang terparasit oleh T. chilonis dari lapang, sedangkan T.chilonis generasi F1, F3, F6, dan F9 diperoleh dari keturunan T. chilonis yang dikembangbiakkan di laboratorium dengan inang pengganti C. cephalonica. Untuk melekatkan telur C. auricilius pada daun tebu digunakan pias berukuran 1 X 3 cm (Gambar 2).   

Page 14: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

 Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat UNILA - 21 September 2011  

      

PROSIDING

I ‐ 36  ISBN 978–979‐8510‐22‐9

Gambar 2. Pias untuk melekatkan kelompok telur C. auricilius pada daun tebu (Foto: Yhapto Aris Tiyo).

Untuk percobaan ini, telur C. auricilius diperoleh dari pembiakan ngengat penggerek batang tebu berkilat di laboratorium. Ngengat hasil pembiakan tersebut dipilih jantan dan betinanya. Sebanyak 30 ngengat jantan dan 30 ngengat betina dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan yang diberi daun tebu segar sebagai media kopulasi dan meletakkan telur. Pada hari berikutnya daun tebu dikeluarkan dari wadah untuk mengambil telur-telur penggerek batang yang menempel pada daun tebu. Setelah daun tebu diambil, ngengat-ngengat tersebut dibiarkan berada dalam toples dan diisi daun tebu kembali untuk meletakkan telur hari kedua dan ketiga. Setelah tiga hari ngengat tersebut tidak lagi menghasilkan telur dan mati. Kelompok telur C. auricilius yang berisi 80 butir yang telah direkatkan pada pias dimasukkan ke dalam tabung reaksi (ukuran 10 cm x 1,5 cm) yang telah diolesi larutan madu 10 %. Serangga T. chilonis yang baru menetas dibiarkan selama lima jam untuk berkopulasi. Selanjutnya T. chilonis betina dipilih secara acak dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi telur C. auricilius sebagai inang dan tabung ditutup dengan kapas. Tabung-tabung reaksi tersebut diletakkan dalam ruang dengan suhu 28 C. Lima hari setelah perlakuan, telur inang dikuas untuk mengambil larva C. auricilius yang menetas. Penguasan atau pembersihan ini dilakukan hingga hari ke enam. Variabel yang diamati dalam percobaan ini adalah: persentase parasitasi, jumlah parasitoid yang keluar dari telur inang, parasitoid yang mati dalam inang, persentase kemunculan parasitoid, dan lama hidup parasitoid. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan No. 1

Varietas tebu Saccharum officinarum memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertambahan bobot larva C. auricilius. Larva C. auricilius yang diberi pakan tebu varietas GP 11 (tahan) memiliki selisih bobot 43.04 dan 31.84 mg. Pertambahan bobot larva ini lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat pada varietas RGM 90-599, RGM 00-612 dan GM 21. Secara umum hasil ini memperlihatkan bahwa varietas GP 11 relatif lebih tahan terhadap serangan hama C. auricilius. Varietas GM 21 menghasilkan perbedaan selisih bobot yang signifikan, yaitu 65.27 dan 46.37 mg. Hasil ini menunjukkan bahwa varietas GM 21 relatif rentan terhadap

Page 15: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

 Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat UNILA - 21 September 2011 

     

PROSIDING 

I ‐ 37ISBN 978–979‐8510‐22‐9 

serangan hama C. auricilius. Varietas RGM 90-599 dan RGM 00-612 bisa dinyatakan rentan terhadap hama C. auricilius namun pengaruhnya tidak sesignifikan varietas GM 21 (Tabel 1). Perbedaan ini kemungkinan disebabkan karena varietas GM 21 yang memiliki batang yang lebih lunak dan kandungan gula yang tinggi sehingga larva uji mendapatkan pasokan makanan yang dibutuhkan untuk mempermudah perkembangbiakannya. Tabel 1. Rerata selisih bobot (mg) larva C. auricilius pada perlakuan beberapa varietas tebu

Saccharum officinarum 4 hsa.  

Selisih bobot larva    (mg) 

Bobot kotoran larva (mg) 

Panjang gerekan larva (cm) Varietas 

Ruas‐3  Ruas‐4  Ruas‐3  Ruas‐4   Ruas‐3  Ruas‐4              RGM 90‐599  86.16 b  66.30 b  86.16 b  66.30 b   4.13 b  3.70 b RGM 00‐612  88.68 b  72.65 b  88.68 b  72.65 b   4.10 b  3.79 b GM 21   104.55 a  82.23 a   104.55 a  82.23 a   4.82 a  4.12 a GP 11   71.39 c  53.67 c  71.39 c  53.67 c   3.64 c  2.98 c 

F hitung  38.54**  28.95**  34.83**  17.95**   16.27**  37.20** Nilai P  0,0001  0,0001  0,0001  0,0001   0,0001  0,0001 

 

Keterangan: Rerata yang berada dalam satu kolom yang diikuti oleh tanda huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata.

Percobaan No. 2.

Data dari percobaan kedua memperlihatkan bahwa bobot kotoran yang lebih rendah tercatat pada batang varietas tebu GP 11. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium Biocontrol Research and Development PT GMP yang menunjukkan bahwa tebu varietas GP 11 memiliki batang yang lebih keras daripada varietas GM 21, RGM 90-599 dan RGM 00-612. Hasil ini selanjutnya diperkuat dengan hasil pengamatan panjang lorong gerekan pada tebu GP 11 yang secara statistik lebih pendek daripada gerekan pada batang tebu varietas GM 21, RGM 90-599 dan RGM 00-612. Gerekan larva uji terpanjang diperoleh pada varietas GM 21, yaitu 4.82 dan 4.12 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa ketahanan tebu varietas GM 21 relatif rentan terhadap serangan larva penggerek batang C. auricilius dibandingakan dengan varietas RGM 90-599 dan RGM 00-612 (Tabel 2). Data pada percobaan pengaruh generasi terhadap indikator kinerja biologis parasitoid T. chilonis memperlihatkan adanya tendensi penurunan kualitas pada koloni yang berasal dari generasi yang lebih lama dibiakkan di laboratorium. Kemampuan T. chilonis pada generasi F 9 dalam memarasit telur C. auricilius secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan generasi-generasi yang lebih awal. Walaupun indikator-indikator lain tidak secara tegas menunjukkan pola penurunannya, data percobaan memperlihatkan bahwa T. chilonis yang diperoleh dari alam (F 0) selalu mempunyai indikator yang lebih baik sebagai parasitoid. Kondisi ini secara umum telah disinyalir terjadi pada serangga parasitoid yang dipelihara secara terus menerus di dalam laboratorium. Salah satu sebab yang mengurangi kualitas kebugaran (fitness) dari parasitoid Trichogramma yang dibiakkan secara terus-menerus di laboratorium adalah adanya superparasitisme (Yadav et al., 2001). Dilaporkan juga bahwa lebih dari satu individu Trichogramma dapat hidup di dalam satu telur inang Lepidoptera (Klomp & Teerink, 1978).

Page 16: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

 Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat UNILA - 21 September 2011  

      

PROSIDING

I ‐ 38  ISBN 978–979‐8510‐22‐9

Lebih jauh superparasitisme diduga berpengaruh terhadap perkembangan parasitoid selanjutnya (Ahmad et al., 2002) yang juga menyebabkan bertambah panjangnya masa kemunculan beberapa jenis Trichogramma dari inangnya (Parra et al., 1988). 

 

Tabel 2. Perbedaan beberapa indikator fitness dan kemampuan parasitasi dari parasitoid T. chilonis yang berasal dari hasil biakan laboratorium generasi F0, F1, F3, F6, dan F9.

Generasi Parasitasi  

(%) 

Kemunculan parasitoid 

(%) 

Jumlah parasitoid yang keluar dari inang (ekor) 

Jumlah parasitoid mati dalam inang 

(ekor) 

Lama Hidup parasitoid  (hari) 

   F 0  71 a  97.5 a  56 a  2.4 ab  4 a 

   F 1  60.25 ab  96.1 ab  48.6 ab  1.2 b  3.3 b 

   F 3  58.5 ab  94.6 abc   47.8 ab  2.4 ab  2.76 c 

   F 6  46.75 bc  89.9 c  39.2 bc  4.4 a   2.98 bc  

   F 9  39.5 c  92.1 bc  32.2 c  2.8 ab  2.74c 

F hitung  4.56**  3.66*  3.60 *  2.32 tn  10.55** 

Keterangan: Rerata yang berada dalam satu kolom yang diikuti oleh tanda huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil-hasil percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa: (1) Secara umum varietas GP 11 relatif lebih tahan terhadap serangan hama C. auricilius.

Varietas RGM 90-599 dan RGM 00-612 dapat dinyatakan rentan terhadap hama C. auricilius namun pengaruhnya tidak sesignifikan varietas GM 21.

(2) Terdapat tendensi penurunan kualitas pada koloni yang berasal dari generasi yang lebih lama dibiakkan di laboratorium. Kemampuan T chilonis pada generasi F 9 dalam memarasit telur C. auricilius secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan generasi-generasi yang lebih awal. Walaupun indikator-indikator lain tidak secara tegas menunjukkan pola penurunannya, data percobaan memperlihatkan bahwa T. chilonis yang diperoleh dari alam (F 0) selalu mempunyai indikator yang lebih baik sebagai parasitoid.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada PT Gunung Madu Plantation yang telah memberikan bantuan dan fasilitas dalam pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus penulis sangat terbantu oleh kerjasama yang sangat baik dari Ir. Sunaryo dan Saefudin, S.P. dari Divisi Riset dan Pengembangan PT GMP. Penulis juga berterima kasih kepada Sdr. A. Madda Fiqan dan Sdr. Yhapto Aris Tiyo selaku mahasiswa semester akhir Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Unila yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini di lapangan maupun di laboratorium.

Page 17: KAJIAN BEBERAPA KARAKTERISTIK BIOLOGI PENGGEREK  BATANG TEBU BERKILAT CHILO AURICILIUS DAN  PARASITOIDNYA (TRICHOGRAMMA CHILONIS)

 Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat UNILA - 21 September 2011 

     

PROSIDING 

I ‐ 39ISBN 978–979‐8510‐22‐9 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M., M.J. Ahmad, R.K. Mishra, & S.K. Sheel 2002. Superparasitism by Trichogramma poliae in the eggs of Clostera cupreata (Lepidoptera: Notodontidae) and its effect on offspring. J. Tropical Forest Science, 14:61–70.

Corrigan, J.E. & J.E. Laing. 1994. Effects of the rearing host species and the host species

attacked on performance by Trichogramma minutum Riley (Hymenoptera: richogrammatidae) Biological Control, 23:755–760.

Doyon, J. & G. Boivin. 2005, The effect of development time on the fitness of female

Trichogramma evanescens. J Insect Sci. 2005; 5: 4. Published online 2005 March 16. Klomp, H. & B.J. Teerink. 1978. The elimination of supernumerary larvae of the gregarious

egg-parasitoid Trichogramma embryophagum (Hymenoptera: Trichogrammatidae) in eggs of the host Ephestia kuehniella (Lepidoptera: Pyralidae). Entomophaga, 23:153–159.

Parra, J.R.P., R.A. Zucchi, & N.S. Silveira. 1988. Perspectives of biological control using

Trichogramma and/or Trichogrammatoidea in the state of Sào Paulo (Brazil). In: Trichogramma and other egg parasites, 43. 527–540. INRA.

SAS Institute Inc. 1988. SAS/STAT User’s Guide. Release 6.03 Edition. Cary, NC. 1028 pp. Sunaryo. 2003. Mempelajari Serangan Hama Penggerek Batang di Lapang pada Berbagai Varietas

Tebu di Gunung Madu. Lampung Tengah. 4 hlm. Waage, J.K. & N.G.S. Ming. 1984. The reproductive strategy of a parasitic wasp I. Optimal

progeny and sex allocation in Trichogramma evanescens. J. of Animal Ecology, 53:401–415.

Yadav, R.C., S.P. Singh, S.K. Jalali, & N.S.Rao. 2001. Effect of host egg density on parasitism

and adult emergence in Trichogramma chilonis Ishii (Hymenoptera: Trichogrammatidae) in two systems. J. of Biological Control, 15:11–14.