KAJIAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN LIMA SPESIES DARI FAMILI CUCURBITACEAE DENGAN METODE FRAP DAN DPPH TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung oleh AGUNG DARMAWATI NIM : 20712033 (Program Studi Farmasi) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014
66
Embed
KAJIAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN LIMA SPESIES · PDF filePenyusunan laporan penelitian ini dapat diselesaikan bukan semata-mata karena kemampuan ... (KLT), dilakukan uji kapasitas antioksidan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KAJIAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN LIMA SPESIES
DARI FAMILI CUCURBITACEAE
DENGAN METODE FRAP DAN DPPH
TESIS
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari
Institut Teknologi Bandung
oleh
AGUNG DARMAWATI
NIM : 20712033
(Program Studi Farmasi)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014
ii
KAJIAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN LIMA SPESIES
DARI FAMILI CUCURBITACEAE
DENGAN METODE FRAP DAN DPPH
oleh
Agung Darmawati
NIM : 20712033
(Program Studi Farmasi)
Institut Teknologi Bandung
Menyetujui
Tim Pembimbing
Maret 2014
Pembimbing Utama
(Dr. Irda Fidrianny, Apt)
Pembimbing Serta
(Prof. Dr. Sukrasno, Apt)
iii
ABSTRAK
KAJIAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN LIMA SPESIES
DARI FAMILI CUCURBITACEAE DENGAN METODE FRAP DAN DPPH
oleh
Agung Darmawati
NIM : 20712033
(Program Studi Farmasi)
Latar belakang dan tujuan: Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Cucurbitaceae merupakan sumber antioksidan alami yang banyak tumbuh di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kapasitas antioksidan ekstrak daun mentimun (CS), labu siam (SE), oyong (LA), labu kuning (CM), paria (MC) menggunakan metode pengujian antioksidan FRAP dan DPPH serta korelasi antara fenol total, flavonoid total dan karotenoid total terhadap kapasitas FRAP dan peredaman DPPH. Metode: Ekstraksi secara sinambung dengan tiga pelarut berbeda kepolaran (n-heksana, etil asetat dan etanol, sehingga diperoleh ekstrak n-heksana CS1, SE1, LA1, CM1, MC1; ekstrak etil asetat CS2, SE2, LA2, CM2, MC2 dan ekstrak etanol CS3, SE3, LA3, CM3, MC3. Setiap ekstrak dipantau secara kromatografi lapis tipis (KLT), dilakukan uji kapasitas antioksidan dengan metode FRAP, DPPH, EC50 kapasitas FRAP, IC50 peredaman radikal DPPH, penetapan fenol total, flavonoid total, karotenoid total serta korelasinya dengan kapasitas FRAP dan peredaman DPPH. Hasil: SE2 (ekstrak etil asetat daun labu siam) memiliki EC50
kapasitas FRAP terendah yaitu 759 ppm. LA3 (ekstrak etanol daun oyong) memiliki IC50 peredaman DPPH terendah yaitu 73 ppm. SE2 memiliki fenol total tertinggi (4,01g GAE/100g), MC1 memiliki flavonoid total tertinggi (14,37 g QE/100g) dan karotenoid total tertinggi (19,53g BET/100g). Fenol total sampel SE mempuyai korelasi positif, tinggi dan bermakna terhadap kapasitas FRAP dan peredaman DPPH. Kesimpulan: Metode uji FRAP dan DPPH memberikan hasil yang linier untuk pengukuran aktivitas antioksidan pada ekstrak daun labu siam. Kapasitas FRAP dan aktivitas peredaman DPPH dalam ekstrak daun labu siam dapat diperkirakan secara tidak langsung dengan penentuan fenol total. Senyawa golongan fenol pada daun labu siam merupakan kontributor utama dalam kapasitas FRAP dan peredaman DPPH
Kata kunci: Antioksidan, Cucurbitaceae, FRAP, DPPH
iv
ABSTRACT
Background and objectives: Antioxidants are substances that can prevent oxidation. Cucurbitaceae is a source of natural antioxidants that abundant in Indonesia. The purpose of this study was to test the antioxidant capacities of leaves extracts of cucumber (CS), chayote (SE), sponge gourd (LA), pumpkin (CM), bitter melon (MC) using FRAP and DPPH methods and their correlation with total phenol, total flavonoids and carotenoids. Methods: Extraction by Soxhlet using three different polarities solvents (n-hexane, ethyl acetate, ethanol), so there are CS1, SE1, LA1, CM1, MC1 n-hexane extracts; CS2, SE2, LA2, CM2, MC2 ethyl acetate extracts and CS3, SE3, LA3, CM3, MC3 ethanolic extracts. Each extracts was observed by thin-layer chromatography (TLC), antioxidant capacity by FRAP, DPPH methods, EC50 of FRAP capacity and IC50 DPPH scavenging activity, determination of total phenol, total flavonoids, total carotenoids and their correlation with FRAP and DPPH capacity. Results: SE2 (ethyl acetat extract of chayote leaves) had lowest EC50 FRAP capacity (759 ppm). LA3 (ethanolic extract of sponge gourd leaves) had lowest IC50 DPPH scavenging activity (73 ppm). SE2 contained the highest total phenolic (4.01 g GAE/100 g), MC1 (n-hexane extract of bitter melon leaves) had highest flavonoid content (14.37 g QE/100 g) and highest carotenoid (19.53 g BET/100 g). Total phenol of SE had positively high correlation with FRAP and DPPH. Conclusion: FRAP capacity of SE leaves extract linier with DPPH scavenging activity. FRAP capacity and DPPH scavenging activity of SE leaves extract can be estimated indirectly by total phenol. Phenolic compounds in chayote leaves were the major contributor in FRAP capacity and DPPH scavenging activity Keyword: Antioxidants, Cucurbitaceae, FRAP, DPPH
v
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada
pada pengarang dengan mengikuti aturan HAKI yang berlaku di Institut Teknologi
Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau
peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan
kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Dekan
Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
vi
Dipersembahkan kepada
Akhmed G. Sjahadat,
Abrisam Al Agha Sjahadat,
Hadwan Arkan Tsani Sjahadat
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrohim,
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas rahmat dan petunjukNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Kajian Antioksidan
Ekstrak Daun Lima Spesies Cucurbitaceae dengan Metode FRAP dan DPPH”. Tujuan
penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister pada
Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung.
Penyusunan laporan penelitian ini dapat diselesaikan bukan semata-mata karena
kemampuan penulis secara pribadi tetapi tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
dukungan dari semua pihak yang terlibat, oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu memberikan doa dan motivasi;
2. Suami terkasih yang memberikan cinta, dukungan dan pengertian tidak terbatas;
3. Dr. Irda Fidrianny, Apt dan Prof. Dr. Sukrasno, Apt sebagai pembimbing yang telah
meluangkan waktu memberikan arahan, pengetahuan selama proses penelitian dan
penyusunan laporan penelitian;
4. Prof. Dr. Asep Gana Suganda, Apt sebagai dosen wali yang telah memberikan
bimbingan akademik;
5. Prof. Dr. Komar Ruslan Wirasutisna, Apt sebagai penanggungjawab laboratorium
kimia bahan alam yang telah memberikan fasilitas demi kelancaran penelitian;
6. Kepala Badan POM RI yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan dan menyediakan alokasi dana pendidikan;
7. Kepala Balai POM di Palu yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan;
8. Para pendidik dan staf Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung yang telah
membantu dan mendukung demi kelancaran penyelenggaraan pendidikan;
viii
9. Rekan-rekan program studi Magister opsi Biologi Farmasi yang telah berbagi ilmu
serta pengalaman.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini belum sempurna, untuk itu secara
terbuka penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak. Semoga Allah membalas
setiap kebaikan dengan RahmatNya.
Bandung, Maret 2014
Penulis
ABSTRAK
KAJIAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN LIMA SPESIES
DARI FAMILI CUCURBITACEAE DENGAN METODE FRAP DAN DPPH
oleh
Agung Darmawati
NIM : 20712033
(Program Studi Farmasi)
Latar belakang dan tujuan: Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah terjadinya oksidasi. Cucurbitaceae merupakan sumber antioksidan alami yang banyak tumbuh di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kapasitas antioksidan ekstrak daun mentimun (CS), labu siam (SE), oyong (LA), labu kuning (CM), paria (MC) menggunakan metode pengujian antioksidan FRAP dan DPPH serta korelasi antara fenol total, flavonoid total dan karotenoid total terhadap kapasitas FRAP dan peredaman DPPH. Metode: Ekstraksi secara sinambung dengan tiga pelarut berbeda kepolaran (n-heksana, etil asetat dan etanol, sehingga diperoleh ekstrak n-heksana CS1, SE1, LA1, CM1, MC1; ekstrak etil asetat CS2, SE2, LA2, CM2, MC2 dan ekstrak etanol CS3, SE3, LA3, CM3, MC3. Setiap ekstrak dipantau secara kromatografi lapis tipis (KLT), dilakukan uji kapasitas antioksidan dengan metode FRAP, DPPH, EC50 kapasitas FRAP, IC50 peredaman radikal DPPH, penetapan fenol total, flavonoid total, karotenoid total serta korelasinya dengan kapasitas FRAP dan peredaman DPPH. Hasil: SE2 (ekstrak etil asetat daun labu siam) memiliki EC50
kapasitas FRAP terendah yaitu 759 ppm. LA3 (ekstrak etanol daun oyong) memiliki IC50 peredaman DPPH terendah yaitu 73 ppm. SE2 memiliki fenol total tertinggi (4,01g GAE/100g), MC1 memiliki flavonoid total tertinggi (14,37 g QE/100g) dan karotenoid total tertinggi (19,53g BET/100g). Fenol total sampel SE mempuyai korelasi positif, tinggi dan bermakna terhadap kapasitas FRAP dan peredaman DPPH. Kesimpulan: Metode uji FRAP dan DPPH memberikan hasil yang linier untuk pengukuran aktivitas antioksidan pada ekstrak daun labu siam. Kapasitas FRAP dan aktivitas peredaman DPPH dalam ekstrak daun labu siam dapat diperkirakan secara tidak langsung dengan penentuan fenol total. Senyawa golongan fenol pada daun labu siam merupakan kontributor utama dalam kapasitas FRAP dan peredaman DPPH
Kata kunci: Antioksidan, Cucurbitaceae, FRAP, DPPH
ABSTRACT
Background and objectives: Antioxidants are substances that can prevent oxidation. Cucurbitaceae is a source of natural antioxidants that abundant in Indonesia. The purpose of this study was to test the antioxidant capacities of leaves extracts of cucumber (CS), chayote (SE), sponge gourd (LA), pumpkin (CM), bitter melon (MC) using FRAP and DPPH methods and their correlation with total phenol, total flavonoids and carotenoids. Methods: Extraction by Soxhlet using three different polarities solvents (n-hexane, ethyl acetate, ethanol), so there are CS1, SE1, LA1, CM1, MC1 n-hexane extracts; CS2, SE2, LA2, CM2, MC2 ethyl acetate extracts and CS3, SE3, LA3, CM3, MC3 ethanolic extracts. Each extracts was observed by thin-layer chromatography (TLC), antioxidant capacity by FRAP, DPPH methods, EC50 of FRAP capacity and IC50 DPPH scavenging activity, determination of total phenol, total flavonoids, total carotenoids and their correlation with FRAP and DPPH capacity. Results: SE2 (ethyl acetat extract of chayote leaves) had lowest EC50 FRAP capacity (759 ppm). LA3 (ethanolic extract of sponge gourd leaves) had lowest IC50 DPPH scavenging activity (73 ppm). SE2 contained the highest total phenolic (4.01 g GAE/100 g), MC1 (n-hexane extract of bitter melon leaves) had highest flavonoid content (14.37 g QE/100 g) and highest carotenoid (19.53 g BET/100 g). Total phenol of SE had positively high correlation with FRAP and DPPH. Conclusion: FRAP capacity of SE leaves extract linier with DPPH scavenging activity. FRAP capacity and DPPH scavenging activity of SE leaves extract can be estimated indirectly by total phenol. Phenolic compounds in chayote leaves were the major contributor in FRAP capacity and DPPH scavenging activity Keyword: Antioxidants, Cucurbitaceae, FRAP, DPPH
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
ABSTRACT ................................................................................................................ iv
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS .......................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ............................................................ xiv
BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 1
Keterangan: a-e = huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p<0,05)
Hasil penentuan fenol, flavonoid dan karotenoid total pada ekstrak etanol daun
Cucurbitaceae menunjukkan bahwa fenol total tertinggi ditunjukkan oleh sampel LA3
36
(2,88%), flavonoid total tertinggi ditunjukkan oleh sampel SE3 (5,42%) dan karotenoid
total tertinggi ditunjukkan oleh sampel SE3 (0,60%). Berdasarkan data kadar fenol,
flavonoid dan karotenoid total secara statistik ANOVA satu arah dengan metode LSD
(Least Significant Difference), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada
fenol, flavonoid dan karotenoid total antar sampel CS3, SE3, LA3, CM3, MC3
(p<0,05).
V.6 Korelasi Fenol Total, Flavonoid Total dan Karotenoid Total Terhadap
Aktivitas Peredaman DPPH dan FRAP
Untuk mengetahui korelasi antara flavonoid total, fenol total dan karotenoid total dalam
ekstrak daun Cucurbitaceae terhadap kapasitas FRAP dan peredaman radikal DPPH,
maka dilakukan uji statistik menggunakan metode Pearson. Hasil uji statistik dapat
dilihat pada Tabel V.12.
Tabel V.12. Koefisien Korelasi Pearson Fenol, Flavonoid dan Karotenoid pada Ekstrak Daun Cucurbitaceae terhadap kapasitas FRAP dan aktivitas peredaman DPPH.
Fenol Total Flavonoid Total
Karotenoid Total
DPPH CS DPPH SE DPPH LA DPPH CM DPPH MC
FRAP CS 0,490ns -0,362ns -0,838** -0,683*
FRAP SE 0,982** 0,286ns -0,561ns 0,931**
FRAP LA 0,320ns 0,764* 0,236ns -0,104ns
FRAP CM -0,475ns -0,946** -0,943** -0,954**
FRAP MC 0,806** 0,895** 0,994** -0,868**
DPPH CS 0,283ns 0,910** 0,196ns
DPPH SE 0,875** -0,062ns -0,815**
DPPH LA 0,888** -0,734* -0,991**
DPPH CM 0,255ns 0,860** 0,996**
DPPH MC -0,972** -0,977** -0,873**
Keterangan: ns = tidak signifikan * = signifikan pada p<0,05
** = signifikan pada p<0,01
37
Pada Tabel V.12 dapat dilihat bahwa pada ekstrak daun mentimun tidak terdapat
korelasi antara kapasitas FRAP dengan fenol total dan flavonoid total, tetapi memiliki
korelasi negatif bermakna dengan karotenoid total (r = -0,838, p<0,01) dan peredaman
DPPH (r = -0,683, p<0,01). Semakin tinggi karotenoid total, semakin rendah kapasitas
FRAP maupun aktivitas peredaman DPPH. Diduga bahwa senyawa yang berperan
dalam aktivitas FRAP pada ekstrak daun mentimun merupakan karotenoid dengan
jumlah ikatan rangkap terkonjugasi kurang dari 10. Hal ini sejalan dengan penelitian
Muller, et al (2011) bahwa aktivitas karotenoid asiklik dalam mereduksi besi signifikan
apabila karotenoid memiliki minimal 10 ikatan rangkap terkonjugasi. Peredaman DPPH
ekstrak daun mentimun memiliki korelasi positif bermakna dengan flavonoid total (r =
0,910, p<0,01). Semakin tinggi flavonoid total dalam ekstrak daun mentimun maka
akan semakin tinggi peredaman DPPH. Dengan demikian senyawa yang berperan dalam
peredaman DPPH pada ekstrak daun mentimun merupakan senyawa golongan
flavonoid. Diduga senyawa flavonoid tersebut merupakan flavonoid yang tidak
memiliki gugus hidroksi pada cincin A maupun cincin B karena tidak memiliki korelasi
dengan fenol total. Hal ini sejalan dengan penelitian Souri, et al (2008) bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara aktivitas antioksidan dengan fenol total pada ekstrak
biji mentimun.
Pada ekstrak daun labu siam memiliki korelasi tinggi, positif, bermakna antara kapasitas
FRAP dengan fenol total (r = 0,982, p<0,01) dan aktivitas peredaman DPPH (r = 0,875,
p<0,01) tetapi tidak memiliki korelasi dengan flavonoid total dan karotenoid total.
Aktivitas peredaman DPPH ekstrak daun labu siam memiliki korelasi tinggi, positif,
bermakna dengan fenol total (r = 0,875, p<0,01) dan mempunyai korelasi tinggi,
negatif, bermakna dengan karotenoid total (r = -0,815, p<0,01) tetapi tidak memiliki
korelasi dengan flavonoid total. Dengan demikian semakin tinggi karotenoid total dalam
ekstrak daun labu siam, semakin rendah peredaman DPPH. Berdasarkan data tersebut,
diduga bahwa senyawa yang berperan dalam aktivitas peredaman FRAP dan DPPH
ekstrak daun labu siam merupakan senyawa golongan fenol.
38
Pada ekstrak daun oyong kapasitas FRAP memiliki korelasi positif, tinggi, bermakna
dengan flavonoid total (r = 0,764, p<0,05) tetapi tidak memiliki korelasi dengan fenol
total, karotenoid total dan aktivitas peredaman DPPH. Aktivitas peredaman DPPH
memiliki korelasi tinggi, positif, bermakna dengan fenol total (r = 0,888, p<0,01) tetapi
memiliki korelasi negatif, bermakna dengan flavonoid total (r = -0,734, p<0,05) dan
karotenoid total (r = -0,991, p<0,01). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa yang
berperan dalam kapasitas FRAP ekstrak daun oyong merupakan senyawa golongan
flavonoid, sedangkan yang berperan dalam peredaman DPPH merupakan senyawa
golongan fenol. Hal ini sejalan dengan penelitian Neraraj, et al (2012) bahwa aktivitas
peredaman DPPH pada ekstrak Luffa diduga karena ekstrak mengandung senyawa yang
mampu mendonorkan hidrogen pada radikal bebas, dimana pendonor hidrogen ini
merupakan senyawa fenol.
Sampel labu siam dan oyong, FRAP tidak mempunyai korelasi dengan karotenoid total.
Efektivitas karotenoid dalam mereduksi besi dipengaruhi oleh jumlah ikatan rangkap
terkonjugasi dan substituen yang terikat.
Pada ekstrak daun labu kuning kapasitas FRAP tidak memiliki korelasi dengan fenol
total tetapi memiliki korelasi negatif, tinggi, bermakna dengan flavonoid total (r = -
0,946, p<0,01), karotenoid total (r = -0,943, p<0,01), dan peredaman DPPH (r = -0,954,
p<0,01). Peredaman DPPH memiliki korelasi positif, tinggi, bermakna dengan
flavonoid total (r = 0,860, p<0.01) dan karotenoid total (r = 0,996, p<0,01). Diduga
senyawa yang berperan dalam peredaman DPPH ekstrak daun labu kuning merupakan
senyawa golongan flavonoid dan senyawa golongan karotenoid.
Pada ekstrak daun paria kapasitas FRAP memiliki korelasi positif, tinggi, bermakna
dengan fenol total (r = 0,806, p<0.01), flavonoid total (r = 0,895, p<0.01), dan
karotenoid total (r = 0,994 p<0.01), tetapi memiliki korelasi negatif dengan peredaman
DPPH (r = -0,868 p<0.01). Korelasi positif antara kapasitas FRAP dengan fenol total
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amira, et al (2013) bahwa ekstrak air
daun paria memiliki aktivitas antioksidan FRAP (38,92±2,05)%, total fenol
39
(23,30±0,10)% dan berdasarkan uji statistik memiliki korelasi (r = 0,999). Berdasarkan
data tersebut diduga yang berperan dalam aktivitas FRAP ekstrak daun paria adalah
senyawa golongan fenol, golongan flavonoid dan golongan karotenoid. Peredaman
DPPH mempunyai korelasi negatif, tinggi, bermakna dengan fenol total (r = -0,973
p<0,01), flavonoid total (r = -0,977 p<0,01), dan karotenoid total (r = -0,873 p<0,01).
Fenol total sampel ekstrak daun labu siam dan paria mempunyai korelasi positif, tinggi,
bermakna dengan kapasitas FRAP sedangkan sampel ekstrak daun mentimun dan oyong
mempunyai korelasi positif, tinggi, bermakna dengan aktivitas peredaman DPPH.
Flavonoid total sampel ekstrak daun oyong dan paria mempunyai korelasi positif,
tinggi, bermakna dengan kapasitas FRAP sedangkan sampel ekstrak daun mentimun
dan labu kuning mempunyai korelasi positif, tinggi, bermakna dengan aktivitas
peredaman DPPH.
Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan dipengaruhi oleh struktur katekol pada
cincin B, dan memiliki ikatan rangkap antara C2 dan C3 yang terkonjugasi dengan
karbonil pada cincin C, sehingga memungkinkan terjadinya delokalisasi elektron dari
radikal fenoksil ke inti flavonoid. Adanya 3-hidroksi dan ikatan rangkap antara C2 dan
C3 meningkatkan stabilisasi resonansi untuk delokalisasi elektron, sehingga aktivitas
antioksidan meningkat (Adekunle et al, 2012).
Karotenoid total sampel ekstrak daun paria mempunyai korelasi positif, tinggi,
bermakna dengan kapasitas FRAP sedangkan sampel ekstrak daun labu kuning
mempunyai korelasi positif, tinggi, bermakna dengan aktivitas peredaman DPPH.
Untuk karotenoid asiklik aktivitas dalam mereduksi besi akan signifikan apabila
karotenoid minimal memiliki 10 ikatan rangkap terkonjugasi serta memiliki substituen
berupa gugus hidroksil disekitar ikatan rangkap terkonjugasi (Muller, et al, 2011).
40
Bab VI Kesimpulan dan Saran
VI.1 Kesimpulan
Hasil uji aktivitas antioksidan beberapa ekstrak daun Cucurbitaceae menunjukkan
bahwa daun mentimun (CS), labu siam (SE), oyong (LA), labu kuning (CM), dan
paria (MC) mempunyai aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan tertinggi dengan
metode FRAP (4.54 %) adalah ekstrak etil asetat daun labu siam (SE2) dengan
EC50 795 ppm, metode DPPH (41.46 %) adalah ekstrak etanol daun oyong (LA3)
dengan IC50 73 ppm. Metode uji FRAP dan DPPH memberikan hasil yang linier
untuk pengukuran aktivitas antioksidan pada ekstrak daun labu siam (SE). Kapasitas
FRAP dan aktivitas peredaman DPPH ekstrak daun labu siam (SE) dapat
diperkirakan secara tidak langsung dengan penentuan fenol total. Senyawa fenol
sampel labu siam (SE) merupakan kontributor utama dalam kapasitas FRAP dan
peredaman DPPH
VI.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian menggunakan metode pengujian antioksidan yang lain
karena metode pengujian yang berbeda memberikan hasil berbeda pula. Kapasitas
antioksidan sampel daun labu siam mempunyai korelasi linier antara metode FRAP
dengan DPPH sehingga perlu dilakukan fraksinasi dan uji kuantitatif aktivitas
antioksidan terhadap fraksi.
41
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, R.M. (2009) : Isolasi Flavonol dari Daun Paria, Tesis, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung.
Determination of Free Phenolic Acid, Flavonoid Content and Antioxidant Capacity of Ethanolic Extracts Obtained From Leaves of Mistleoe (Tapinanthus globiferus), Asian J Pharm Clin Res, 5(3), 36-41.
Amira, K., Aminah, A., dan Zuhair, A. (2013) : Evaluation of Bitter Melon
(Momordica charantia) Extract Administration in the Antioxidant and Free Radical Scavenging Activities in Plasma and Lliver in Male Rats, Int Food Res J, 20, 319 -323.
pare-momordica charantia-l/akses 12-2-2013. Anonimb (2011) : Quality Control Methods for Herbal Materials, World Health
Organization, 11, 29, 31, 33. Arbianti, R., Utami, T.S., Kurmana, A., Sinaga, A. (2007) : Comparison of
Antioxidant Activity and total Phenolic Contents of Dillenia Indica Leaves Extract Obtained using Various Techniques, Proceeding of 14th Regional Symposium on Chemical Engineering, Jakarta, 1-5.
Aziz, A.B.A., dan Kalek, H.H.A. (2011) : Antimicrobial Proteins and Oil Seeds
From Pumpkin (Cucurbita Moschata), Nature and Science, 9(3), 105-119.
Melon) Inhibits Primary Human Adipocyte Differentiation by Modulating Adipogenic Genes, BioMed.
Nishaa, A.S., Vishnupriya, M., Sasikumar, J.M., Hephzibah, P., Christabel., dan
Gopalkrishnan, V.K. (2012) : Antioxidant Activity of Ethanolic Extract of Maranta arundinacea L Tuberous Rhizomes, Asian J Pharm and Cli Res, 5(4), 85-88.
Noubarani, M., Hoseini, S., Darvishi, S., Mostafavi, E. (2010) : Evaluation of
Cucurbita Moschata Effect on Experimental Full-Thickness Wound Healing in Rat, Res PharmSci, 7(5).
45
Novellina, Y. (2007): Isolasi Lignan dari Biji Cucurbita pepo L, Skripsi, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung.
Ochse, J.J. (1931) : Vegetables of The Dutch East Indies (English Edition of
Indische Groenten), Printed and Edited by Archipel Drukkerij Buitenzorg-Java, 194-199.
Ogata, Y. (1995) : Medicinal Herb Index in Indonesia (second edition), Eisai,
Jakarta, 49-51 Olayede (2012) : Determination of Antioxidant Potential of Momordica Foetida
Leaf Extract on Tissue Homogenates, Sci J of Med and Clin Trial, 225 Patel, S., Patel, T., Parmer, K., Patel, B., dan Patel, P. (2011) : Evaluation of
Antioxidant Activity, Phenolic and Flavonoid Contents of Momordica charantia Linn Fruit, J Adv Res in Pharm and Biol, 1(2), 120 -129.
Patil, et al. (2011) : Toxicological Studies of Momordica Charantia Linn Seed
Extract in Male Mice, Int.j.Morphol, 29(4), 1212-1218. Pourmorad, F., Hosseinimehr, S.J., Shahabimajd, N. (2006) : Antioxidant
Activity, Phenol and Flavanoid Content of Some Selected Iranian Medicinal Plants, Afr J Bio, 5(11), 1142-1145.
Prior, RL., Wu, XL., dan Schaich, K. (2005) : Standardized Methods for the
Determination of Antioxidant Capacity and Phenolics in Foods and Dietary Supplements, J. Agric. Food Chem, 53, 4290-4302.
Reyes, M.E.C., Gildemacher, B.H., Jansen, G.J (1994) : Momordica L. In
Siemonsma, J.S and Piluek (Eds) Plant Resources of South East Asia No.8, Vegetables, Prosea Foundation, Bogor, Indonesia, 206-210
Riyenni (2008) : Isolasi Suatu Senyawa Antioksidan dari Daun Labu Siam
(Sechium edule Jacq. Swartz), Skripsi, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung.
Rosmalena; Idris, R. (2008) : Peran Buah Labu Siam ( Sechium edule swartz
chayote) Sebagai Sayuran, dapat Mencegah Penyakit Jantung Koroner, Stroke, Diabetes Melitus, Hipertensi, Hiperkolesterol, Arteriosklerosis dan Kanker, Temu Ilmiah Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke IX, Jakarta.
Saha, P., Mazumder, U.K., Haldar, P.K., Bala, A., Kar, B., Naskar, S. (2011) :
Evaluation Of Hepatoprotective Activity of Cucurbita Maxima Aerial Parts, J of Herb Med and Toxc, 5(1), 17-22.
46
Saha, P., Mazumder, U.K., Haldar, P.K., Bala, A., Kar, B., Naskar, S. (2011) : Antidiabetic Activity of Cucurbita Maxima Aerial Parts, Res J of Medi Plant, 5(5), 577-586.
Saha, P., Mazumder, U.K., Haldar, P.K., Bala, A., Kar, B., Naskar, S. (2011) :
Anticancer Activity of Methanolic Extract of Cucurbita Maxima against Ehrlich as cite Carcinoma, Int.J.Res.Pharm.Sci, 2(1), 52-59
Sarandan (2010) : The Hipoglicemic Effect of Momordica Charantia Linn in
Normal and Alloxan Induced Diabetic Rabbits, An Sci and Biotech, 43(1).