Page 1
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 181
ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN WAKAF TUNAI PRODUKTIF DI BANK WAKAF MIKRO SUMBER BAROKAH
DENANYAR JOMBANG
Heni Rosidah Abdur Rohman
Universitas Trunojoyo Madura
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya Bank Wakaf Mikro
Sumber Barokah Denanyar Jombang yang merupakan salah
satu dari 56 BWM di Indonesia. Sistem penyalurannya dengan
produktif, kepada masyarakat melalui program KUMPI
(Kelompok Usaha Masyarakat Sekitar Pesantren Indonesia).
Adanya sistem pengelolaan yang seperti itu, menjadikan Bank
Wakaf Mikro Sumber Barokah Denanyar menjadi salah satu
bank wakaf yang meraih peringkat 4 dari 56 BWM di seluruh
Indonesia, hal ini didukung dengan adanya manajemen yang
baik. Penulis menggunakan teori manajemen, wakaf, dan
wakaf produktif. Kemudian penulis menggunakan metodologi
penelitian deskiptif kualitatif dengan pengambilan lokasi di
Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah Denanyar Jombang,
pengambilan data primer dan sekunder serta alalisis data
kualitatif, uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber.
Berdasarkan penelitian Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah,
skema pendanaan yang ada disana sudah sesuai dengan
Undang-Undang No. 41 tahun 2004 pasal 43 tentang ke-
nadzir-an dalam mengelola dana. Pada analisis manajemen,
KAFFA: Jurnal Fakultas Keislaman ISSN (Print): XXXX
ISSN (Online): XXXX Vol. x, No. x (Desember 20xx), pp. 181-206
Page 2
182 Vol. 4, No. 2, September 2019
BWM Sumber Barokah sudah melakukan manajemen
pengelolaan sesuai dengan indikator teori empat P, yakni
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan. Hal ini dibuktikan dengan adanya program
pendampingan dan sistem tanggung renteng. Sehingga dapat
dikatakan bahwa manajemen yang dilakukan dalam
pengelolaan wakaf adalah sudah sesuai dengan SOP kegiatan
BWM dan sesuai dengan indikator teori, sehingga dapat
menjadi contoh serta acuan untuk Lembaga sejenis.
Kata Kunci : Manajemen, Wakaf Tunai Produktif
ABSTRACT
This research is motivated by the existence of the Bank Wakaf
Mikro of Sumber Barokah in Denanyar Jombang which is one
of fifty six BWM in Indonesia. The distribution system is
productive, to the community through the KUMPI (Community
Business Group Around the Indonesian Islamic Boarding
School) program. The existence of such a management system
makes the Bank Wakaf Mikro of Sumber Barokah become one
of the waqf banks that ranks four from fifty six BWM
throughout Indonesia, this is supported by the existence of
good management. The authors use management, waqf, and
waqf productive theories. Then the authors use a qualitative
descriptive research methodology by taking locations in the
Bank Wakaf Mikro of Sumber Barokah in Denanyar Jombang,
primary and secondary data collection and qualitative data
analysis, validity testing using triangulation of sources. Based
on the research Bank Wakaf Mikro of Sumber Barokah, the
Page 3
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 183
funding scheme there is in accordance with Law Number 41 of
2004 article 43 concerning nadzir in managing funds. In
management analysis, BWM Sumber Barokah has carried out
management according to the four “P” theoretical indicators,
namely planning, organizing, leadership and supervision. This
is evidenced by the existence of a mentoring program and joint
responsibility system. So it can be said that the management
carried out in the management of waqf is in accordance with
the SOP of BWM activities and in accordance with theoretical
indicators, so that it can be an example and reference for
similar institutions.
Keywords : Management, Cash Waqf Productive
PENDAHULUAN
Wakaf merupakan salah satu amal jariyah yang
memiliki peranan penting dalam bidang keagamaan sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Disamping itu, wakaf juga
merupakan salah satu pranata keagamaan yang mampu
untuk mensejahterakan umat apabila dikelola secara
professional sesuai dengan tujuan peruntukan wakaf. 1
Praktek wakaf sudah ada sejak zamannya Nabi Muhammad
SAW beserta para sahabatnya. Pada zaman itu pula wakaf
sudah mengalami perkembangan dan perubahan yang
1 Hujriman, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Yogyakarta : CV Budi Utama, 2018),5
Page 4
184 Vol. 4, No. 2, September 2019
dinamis dari segi jenis, manajemen pengelolaan bahkan
peruntukan wakaf tersebut.2
Berdasarkan data yang ada di masyarakat saat ini, pada
umumnya wakaf di Indonesia peruntukannya masihlah
terbatas, seperti untuk pembangunan masjid, sekolah,
yayasan sosial, pondok pesantren, makam,bahkan sangat
jarang sekali wakaf tersebut dikelola untuk diproduktifkan.
Apabila peruntukan pemanfaatan wakaf hanya untuk hal- hal
tersebut tanpa diimbangi dengan wakaf yang dikelola secara
produktif, maka kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat
yang diharapkan dari lembaga-lembaga wakaf, tidak juga
dapat terealisasi secara optimal. Karena institusi perwakafan
juga salah satu asset dari perekonomian nasional yang perlu
mendapatkan perhatian oleh pemerintah. 3 Perwakafan di
Indonesia pada dasarnya sudah diatur dalam Undang-Undang
yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
1977 tentang wakaf tanah milik , Kompilasi Hukum Islam dan
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf.4
Adanya perubahan paradigma tentang wakaf,
menjadikan wakaf sebagai salah satu lembaga islam yang
sangat penting dikelola secara professional produktif dalam
rangka kesejahteraan umat. Segala usaha dan upaya
dilakukan dengan dukungan pemerintah yang melahirkan
2 Zainut Tauhid, Wakaf Bisa AtasiKesenjangan Ekonomi, Artikel dalam
www.bwi.go.id/4066/2019/11/berita-wakaf, diakses pada 3 desember 2019 pukul 07.51 WIB. 3 Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, 5.
4 Hujriman, Hukum Perwakafan di Indonesia, 27.
Page 5
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 185
Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf membawa
perubahan besar dalam lingkup perwakafan. Salah satu yang
menonjol dalam pengembangan wakaf secara professional
adalah dengan munculnya gagasan wakaf tunai yang dianggap
mampu untuk memberdayakan wakaf ke arah yang lebih
baik.5
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’id mengatakan
“Undang- Undang perwakafan jelas mengamanatkan
pengelolaan yang memiliki manfaat ekonomi sekaligus dapat
berkontribusi bagi kepentingan dan kesejahteraan umum”.
Melihat potensi wakaf tunai di Indonesia mencapai Rp. 300
triliun lebih per tahun, namun lembaga wakaf MUI mencatat
yang berhasil terealisasi hanya sekitar Rp. 500 Miliyar per
tahun. Hal ini terjadi karena minimnya realisasi asset wakaf
karena banyaknya nadzir yang kurang memiliki pengetahuan
tentang wakaf produktif serta tata cara pengelolaan wakaf
secara modern.6
Dengan demikian, harta wakaf harus dikelola secara
produktif agar manfaat tersebut dapat dirasakan oleh
masyarakat secara umum, khususnya masyarakat yang
berlatarbelakang miskin, seperti membuka lapangan
pekerjaaan baru dan pengelolaan pelayanan sosial yang
meringankan beban ekonomi masyarakat. Oleh karena itu,
pengelolaan wakaf tunai perlu dilakukan. Untuk mencapai
pengelolaan yang baik, maka diperlukan model manajemen
5 Ibid., 82.
6 Zainut Tauhid, Wakaf Bisa Atasi Kesenjangan Ekonomi, Artikel diakses pada 3 desember
2019 pukul 07.51 WIB pada www.bwi.go.id/4066/2019/11/berita-wakaf.
Page 6
186 Vol. 4, No. 2, September 2019
yang baik. Fungsi manajemen secara umum terdiri dari
Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Pelaksanaan), Controlling (Pengawasan dan
pengendalian).
Dengan dikelola secara produktif dan professional, harta
wakaf yang berupa tanah maupun uang, diharapkan dapat
membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan
bahkan mewujudkan kesejahteraan atau maslahah umat.
Tujuan dari wakaf produktif sendiri adalah memberikan
pembinaan dan pelayanan terhadap sejumlah harta yang
diwakafkan untuk memperoleh manfaat. Sehingga para nadzir
diharuskan bukan saja meningkatkan kualitas penglolaan
dana wakaf, akan tetapi juga mengubah cara pandang
terhadap harta wakaf yang dikelola.
Di tengah permasalahan sosial masyarakat Indonesia
dan tuntutan akan kesejahteraan ekonomi pada saat ini,
keberadaan lembaga wakaf menjadi sangat penting dan juga
strategis. Program wakaf produktif yang saat ini sedang
berjalan pelaksanannya yaitu Bank Wakaf. Dalam tahapan
awal Bank Wakaf Mikro ini memiliki program yang bertujuan
sebagai pemberdayaan masyarakat melalui pendirian LKMS
(Lembaga Keuangan Mikro Syariah) disekitar Pondok
Pesantren. Lembaga ini diprakarsai oleh Lembaga Amil Zakat
Nasional Bank Syariah Mandiri (LAZNAS BSM), dibawah
naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pusat Inkubasi
Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). Pendirian Bank Wakaf Mikro ini
bersandar pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Kemudian
Page 7
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 187
berbadan hukum koperasi dan didirikan di sekitar Pondok
Pesantren.7
Bank Wakaf Mikro merupakan lembaga keuangan mikro
syariah yang menyediakan akses modal atau pembiayaan bagi
masyarakat kecil yang belum memiliki akses pada lembaga
keuangan formal. OJK telah memberikan izin pendirian BWM
oleh Presiden Jokowi sejak oktober 2017 hingga pada saat ini
tercatat ada 56 BWM di Indonesia. 8 Terfokus pada Bank
Wakaf Mikro Sumber Barokah Denanyar Jombang ini
merupakan salah satu dari 56 BWM di Indonesia. Program
pengelolaan yang ada pada BWM ini hanya mengelola dana
wakaf yang didapatkan dari penyaluran LAZNAS BSM. Jadi
untuk pengelolaannya hanya fokus pada penyaluran dana
wakaf produktif. Penyaluran dana BWM ini di dapat dari
saluran LAZNAS BSM sebesar Rp. 4.000.000.000,- dengan
alokasi 50% di salurkan untuk diproduktifkan dan 50% masih
dikelola oleh Bank untuk kebutuhan kegiatan serta
operasional Bank (Selain gaji). Sistem penyalurannya dengan
produktif kepada masyarakat melalui program KUMPI
(Kelompok Usaha Masyarakat Sekitar Pesantren Indonesia).
Setiap kelompok ada 15 orang dengan sistem tanggung
renteng, dimana dalam program ini dilakukan pembayaran
perkelompok, satu orang dibiayai minimal 1 juta dalam setiap
penyaluran. Untuk sistem pengangsurannya ini dilakukan
tiap minggu dengan mengadakan program HALMI (Halaqoh
7 Puguh Zainuri Manager BWM, wawancara, pada tanggal 10 November 2019.
8 Infografis BWM, Artikel diakses pada 3 Desember 2019 pukul 11.22 WIB dari
www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/infoterkini.
Page 8
188 Vol. 4, No. 2, September 2019
Mingguan). Kemudian untuk pembagian hasil dengan
lembaga, BWM hanya meminta sebesar 3% pertahun untuk
biaya operasional dan pelatihan yang didirikan atas izin
Otoritas Jasa keuangan dan bertujuan untuk pelatihan.9
Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah sudah berjalan
sejak oktober 2017 sampai sekarang. Program- program yang
dilakukan didessain dalam satu kategori, yaitu pemberdayaan
masyarakat melalui UMKM disekitar Pondok Pesantren
Mamba’ul Ma’arif. Dari penyaluran dana wakaf yang
dilakukan oleh LAZNAS BSM dan dikelola oleh BWM,
kemudian disalurkan kepada masyarakat melalui program
KUMPI. Bank Wakaf Mikro ini mampu menyerap 1013
nasabah, 34 jumlah KUMPI dengan rincian total dana wakaf
yang berputar sebanyak 1,51 Milyar. Dari data tersebut, BWM
Sumber Barokah mampu mendapatkan predikat kumulatif ke
4 dari 56 BWM di Indonesia yang baru dijalankan sekitar 3
tahun setelah didirikan. Sehingga mempengaruhi standar
operasional BWM yang baik dan mampu menghadirkan
banyak nasabah yang bisa terproduktifkan. Dengan hal ini
manajemen pengelolaan yang ada di BWM Sumber barokah
dapat dikatakan baik di bandingkan dengan Lembaga wakaf
yang sejenis.10
Manajemen wakaf merupakan proses dalam membuat
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan berbagai usaha dari nazhir, kemudian
menggunakan sumber daya organisasi yang baik untuk bisa
9 Puguh Zainuri Manager BWM, wawancara, pada tanggal 10 November 2019.
10 Manager BWM, wawancara, pada tanggal 10 November 2019.
Page 9
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 189
mencapai tujuan.11 Oleh karena itu, setiap pengelola wakaf
harus menggunakan keempat fungsi tersebut sehingga
hasilnya dapat menjadi kesatuan yang sistematikyang dapat
mewujudkan tujuan yang telah disusun.
METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan penelitian yang bersifat kualitatif
dan mengunakan sifat penelitian berupa deskriptif. Dalam
penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang analisis
manajemen wakaf produktif di Bank Wakaf Mikro Sumber
Barokah Denanyar Jombang yang terletak di dalam Pondok
Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang. Hasil
wawancara Bersama manager, supervisor dan nasabah
merupakan sumber data primer dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk sumber data sekunder berupa buku, jurnal,
skripsi, karya ilmiah, artikel, dokumen SOP dan beberapa
literatur lain yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai
wkaf tunai poduktif.
Peneliti menggunakan metode pengumpulan data
berupa wawancara semi struktur dengan pihak terkait,
dokumentasi yang di buktikan dengan foto dan dokumen
lainnya, dan observasi sebagai salah satu bukti penelitian
lapangan. Kemudian peneliti menggunakan Teknik analisis
data kualitatif dengan menggunakan metode analisis kritis
dan uji Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.
11
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta : Rajawali Pers, 2015), 74
Page 10
190 Vol. 4, No. 2, September 2019
HASIL DAN PEMBAHASAN
Skema Pendanaan Wakaf Tunai Produktif di Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah Denanyar Jombang Berikut adalah skema model yang ada di Bank Wakaf Mikro
secara standar operasional:
Booklet BWM 2019
Berdasarkan gambar tentang model bisnis Bank Wakaf
Mikro tersebut menjelaskan bahwasanya dana yang di kelola
oleh Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah Denanyar ini berasal
dari turunan dana LAZNAS-BSM pusat yang didapat dari
sumbangan para donatur di seluruh Indonesia dengan syarat
amanah dalam menjaga keutuhan dana sosial tersebut.
Sebelum itu, pihak LAZNAS juga memiliki kewenangan untuk
melakukan pendampingan usaha kepada Bank Wakaf Mikro.
Berdasarkan SOP yang tertulis dalam Booklet Bank
Wakaf Mikro, setiap BWM di seluruh Indonesia masing-masing
dapat mengelola dana sebesar +-4 Miliyar. Dana yang
diberikan ini bukan semata-mata untuk program
pemberdayaan masyarakat miskin, akan tetapi juga sebagai
modal usaha oleh BWM. Kemudian Bank Wakaf Mikro
menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pembiayaan non-
Page 11
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 191
deporit taking (aqd qard) atau selaras dengan tidak meminta
imbalan apapun dari nasabah, melainkan hanya 3% pertahun
untuk biaya operasional kantor BWM. Kemudian pembiayaan
tersebut disalurkn kepada nasabah dengan sistem tanggung
renteng tiap kelompok (terbentuk 15 orang dalam 1
kelompok). Setiap orang akan mendapatkan pembiayaan 1
hingga 3 juta dengan sistem pencairan 2-2-1 atau 6-6-1,
angsuran jatuh tempo tiap minggu dengan hitungan 20,30
sampai 40 minggu atau angsuran.
Dalam program ini, selain sebagai penyaluran dana juga
memiliki visi dan misi, yakni pemberdayaan masyarakat
miskin produksi sekitar pesantren. Sehingga sistem tanggung
renteng berupa KUMPI ini lah yang menjadi pembeda dengan
lembaga wakaf lainnya, karena selain mengajarkan untuk
berwirausaha juga diajarkan mengenai manajemen keuangan,
dan juga manajemen sosial berupa tanggung jawab kelompok.
Selain itu dari pihak BWM juga melakukan pendampingan
terhadap nasabah, mulai dari manajemen RT dan juga
Manajemen usaha, yang nantinya secara langsung akan
terlihat apakah sudah memenuhi tigkat nasabah berdaya atau
belum.
Program ini adalah program awal dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk dapat membumikan keuangan
berdasarkan nilai-nilai islam, termasuk halnya dana wakaf,
sehingga Bank Wakaf Mikro SB sendiri masih belum bisa
untuk melakukan fundraising dana wakaf. Dan seluruh
Page 12
192 Vol. 4, No. 2, September 2019
kebijakan masih mengikuti keputusan dari beberapa relasi,
seperti OJK, LAZNAS-BSM, dan juga PINKUB.12
Data diolah 2020
Berdasarkan gambar 1.5 dapat diuraikan dalam
beberapa poin penjabaran, sebagai berikut:
1. LAZNAS-BSM. LAZNAS-BSM disini berperan sebagai
pemasok modal utama pendirian Bank Wakaf Mikro
Sumber Barokah dan juga sebagai lembaga penjamin
keutuhan dana wakaf dan juga manajemen
pengelolaannya. Strategi pendanaan yang dilakukan oleh
LAZNAS adalah dengan membuka donasi kepada
masyarakat umum, yang kemudian dikalkulasikan dan
amanahkan kepada BWM Sumber Barokah bisa menjadi
dana yang produktif dan mampu mensejahterakan umat.
2. Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah. Bank Wakaf Mikro
Sumber Barokah disini sebagai lembaga pengelola dana
wakaf tunai produktif, dan juga sebagai lembaga penyalur
wakaf untuk diproduktifkan. Selain itu lembaga ini sebagai
lembaga pendampingan usaha nasabah secara langsung
terjun ke lapangan.
3. Program. Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah ini telah
menyusun beberapa program, sesuai dengan kebijakan
BWM pusat, akan tetapi di sini di berikan beberapa inovasi
pembiayaan agar dapat menarik perhatian masyarakat
miskin untuk membidik visi dan misi lembaga. Program-
program tersebut diantaranya adalah: 12
Puguh Zainuri, wawancara, pada tanggal 07 Januari 2020.
Page 13
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 193
a) Pengenalan BWM
i. Sosialisasi. Salah satu bentuk pengenalan lembaga
ini melalui sosialisasi kepada ibu-ibu sekitar pondok
pesantren, pendatangan langsung masyarakat
miskin sesuai pendataan survey desa, dan juga
sosialisasi kepada kelompok ibu-ibu PKK dan
kelompok lainnya.
ii. Pengajian. Pengajian disini adalah salah satu
kegiatan rutin yang ada di Pondok Pesantren
Mamba’ul Ma’arif sehingga ini menjadi salah satu
sasaran untuk memperkenalkan lembaga BWM
Sumber Barokah beserta program-programnya.
b) Pelatihan Wajib Kelompok
i. Pemahaman Program Dalam tahapan ini, adanya
kegiatan Pra PWK untuk upaya perekrutan kelompok
bagi nasabah baru, dimana disini bertujuan untuk
memahamkan alur dan sistem kerja Bank Wakaf
Mikro Sumber Barokah Denanyar Jombang.
ii. TOT nasabah. Kegiatan TOT ini disasarkan kepada
calon nasabah yang siap untuk mengikuti seleksi
nasabah dan dibentuk dalam sebuat kelompok
KUMPI. Dengan beberapa kriteria yang sudah
dijelaskan pada SOP perekrutan nasabah.
c) LKMS. Pembiayaan Produktif Pembiayaan produktif
yang dimaksud adalah pembiayaan berakad qard atau
non deposit taking atau pembiayaan tanpa agunan dan
berbunga rendah yakni 3% pertahun. Sistem yang
dipakai adalalah tanggung renteng berupa kelompok
Page 14
194 Vol. 4, No. 2, September 2019
KUMPI. Kelompok Usaha Masyaraka Sekitar Pesantren
Indonesia (KUMPI) merupakan sistem yang digunakan
untuk penyaluran dana wakaf produktif. Prosedurnya
dengan membentuk kelompok pembiayaan yang mampu
menjalankan usaha pribadinya dan juga mampu
memproduktifkan dana wakaf tersebut. Setiap kelompok
ada 15 orang dengan sistem pencairan 2-2-1 dan 6-6-2.
d) HALMI. Dalam kegiatan Halaqah Mingguan (HALMI) ini
bertujuan untuk perikraran nasabah, evaluasi, belajar
bagaimana manajemen rumah tangga, belajar
berevaluasi sekaligus survey serta pendampingan.
Selain itu juga dilakukan evaluasi usaha oleh pengelola
kepada nasabah dan pengangsuran pembiayaan yang
sudah dibagi menjadi 40 kali, 30 kali, dan 20 kali
angsuran di setiap HALMI.
4. Operasional. Biaya operasional yang dikeluarkan adalah
anggaran sosialisai, kegiatan besar seperti perekrutan awal
nasabah, dan operasional kantor. Dengan alokasi sebesar
50% dari hasil penghitungan bagi hasil rendah 3% dari
setiap nasabah. Kemudian untuk gaji karyawan disini
mengikuti prosedur yang ada dalam SOP LAZNAS.
Dari seluruh uraian di atas baik model bisnis BWM
pusat maupun skema pendanaan BWM Sumber Barokah
Denanyar Jombang, secara mekanisme pengelolaan nadzir
sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 41 Tahun 2004
pasal 43 yang ada di kajian teori, yang menyatakan
kesesuaian dengan prinsip syariah, dilakukan secara
produktif, adanya lembaga penjamin umum dan juga
Page 15
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 195
penjamin syariah, dan setiap keputusan di sesuaikan dengan
pusat atas pengawasan OJK dan lembaga pendukung tersebut
secara tertulis atau formal.
Analisis Manajemen Pengelolaan Wakaf Tunai Produktif di
Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah Denanyar Jombang
Manajemen Pengelolaan BWM Sumber Barokah
Data diolah 2020
Manajemen pengelolaan disini sangat dibutuhkan untuk
mengatur, mengawasi pengelolaan dana wakaf tunai produktif
dan juga untuk menjaga keutuhan dana wakaf tunai
produktif. Karena pada intinya dana wakaf itu tidak boleh
habis, sehingga sistem produktif inilah yang paling tepat
untuk pengelolaan wakaf tunai seseuai dengan UU no. 41
Tahun 2004 tentang pengelolaan wakaf oleh nadzir. Secara
umum, menurut teori manajemen itu terbagi menjadi dua
fungsi besar yakni fundraising dan landing. Dua komponen
tersebut sudah menjadi satu dalam hal pengelolaan. Terfokus
Page 16
196 Vol. 4, No. 2, September 2019
pada Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah Denanyar, dari dua
fungsi besar ini, yang paling mendasar adalah landing. Karena
BWM ini masih tahapan awal dalam membentuk kelompok
pemberdayaan berskala produktif, sehingga untuk fundraising
dana sendiri masih mengikuti dari LAZNAS pusat. Akan tetapi
untuk sistem strategi fundraising dalam hal program, BWM
SB menyusun program kerja untuk mengajak masyarakat
agar berdaya bersama dan membantu mengelola serta
memproduktifkan dana wakaf tunai. Berikut adalah analisis
manajemen pengelolaan di Bank Wakaf Sumber Barokah
Denanyar Jombang:
1. Perencanaan (at-Tahtit). Dari segi perencanaan, Bank
Wakaf Mikro Sumber Barokah melaksanakan penyusunan
SOP kegiatan,dimana pada SOP ini sudah ditentukan oleh
Lembaga penjamin (LAZNAS BSM dan OJK), sehingga BWM
SB hanya sebagai salah satu dari program kegiatan
penyaluran wakaf dan juga program pendampingan. SOP
ini mengatur alur kegiatan, alur pencairan, dan struktur
kegiatan yang akan jalankan untuk mendapatkan nasabah
yang mampu berpartisipasi dengan program pembiayaan
tersebut.13 Kemudian adanya penyusunan visi dan misi,14
hal ini ditujukan untuk kemajuan Lembaga kedepan, dari
pihak penjamin Lembaga memperbolehkan adanya
pengubahan strategi marketing untuk mendapatkan
nasabah, dengan tidak mengubah tujuan utama, yakni
pemberdayaan masyarakat miskin produktif sekitar Pondok
13
Lihat halaman 51-60. 14
Lihat halaman 48.
Page 17
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 197
Pesantren Mamba’ul Ma’arif. Kegiatan-Kegiatan di BWM
Sumber Barokah, kegiatan yang disusun didalamnya
adalah kegiatan yang mengandun makna pengajakan
masyarakat untuk mampu guyup bersama menjalankan
program kegiatan pemberdayaan ini. Selain itu juga ampu
memberikan andil dalam pengelolaan dan pemanfaatan
dana wakaf tunai produktif. Kemudian program
pembiayaan, pada program pembiayaan ini, BWM SB
menjalankan dengan program KUMPI dengan sistem
tangung renteng. Dengan adanya strategi penyaluran
inilah, dana wakaf dapat terpantau keutuhannya serta
tingkat pengambilan manfaatnya. Yang terakhir adalah
target pencapaian, seperti pencapaian jumlah nasabah,
pencapaian seberapa persen masyarakat miskin yang mulai
terproduktifkan dan juga membedah mindset nasabah
untuk mampu mengambil jalan yang baik untuk
manajemen sosial ekonomi.
Berdasarkan teori perencanaan dalam perwakafan, ada
tiga hal yang mendasar termaktub di dalamnya, yaitu: 1)
Dari sisi proses, perencanaan merupakan proses dasar
yang digunakan untuk menetapkan tujuan pengelolaan
wakaf dan menentukan bagaimana tujuan tersebut dapat
direalisasi, menentukan sumber daya yang diperlukan,
menetapkan standar keberhasilan dalam pencapaian
tujuan. 2) dari sisi fungsi manajemen, perencanaan akan
memengaruhi atau memberikan wewenang pada nadzir
untuk menentukan rencana kegiatan organisasi. 3) dari
sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan
Page 18
198 Vol. 4, No. 2, September 2019
pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang
atau masa yang akan datang mengenai apa saja yang akan
dilakukan oleh nadzir, bagaimana melakukannya, kapan
dan siapa yang melakukannya.15
Berdasarkan hasil analisis kondisi lapangan,
perencanaan yang dilakukan oleh BWM, sudah memenuhi
standart SOP yang tertulis dalam booklet pengelolaan
wakaf tunai poduktif. Hal ini terlihat pada meningkatnya
jumlah nasabah sesuai dengan standart target yang
tertulis, dan juga output kegiatan yang banyak dirasakan
oleh masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya
pengelolaan pada sisi perencanaan Bank Wakaf Mikro
Sumber Barokah Denanyar Jombang ini sudah baik dan
sesuai teori yang berlaku, sehingga hal ini lah yang
membuat perkembangan BWM semakin meningkat,
didukung dengan naiknya kesejahteraan nasabah sekitar
BWM.
2. Pengorganisasian (al-Tanzim). Dari segi pengorganisasian di
Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah yaitu dengan adanya
strktur organisasi yang jelas, yakni, Lembaga Penjamin,
Lembaga Pengawas Umum, Lembaga Pengawas Syariah,
dan juga pengelola aktif program BWM SB. Dengan adanya
struktur seperti ini, tidak menjamin adanya kesesuaian job
desk yang sesuai kemampuan pengelola, oleh karena itu
pihak BWM SB memiliki jadwal tertentu untuk
melaksanakan kegiatan ke nadzir an, seperti TOT, dan
15
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 76.
Page 19
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 199
seminar pengetahuan mengenai pengelolaan wakaf
produktif.16
Dalam proses pengorganisasian wakaf, manajer wakaf
atau ketua nadzir mengalokasiakn sumber daya organisasi
sesuai dengan rencana yang sudah tersusun sebelumnya.
Dalam manajemen lembaga wakaf, pengorganisasian
berfungsi untuk merumuskan dan menetapkan tugas,
serta menentukan prosedur yang diperlukan. Kemudian,
menetapkan struktur organisasi dengan menunjukkan
adanya garis kewenangan dan tanggung jawab masing-
masing nadzir, kegiatan perekrutan nadzir, penyeleksian,
pelatihan, pengembangan sumber daya manusia, dan
kegiatan penempatan SDM pada posisi yang sesuai dengan
kemampuan masing- masing.17
Berdasarkan analisis kondisi pengorganisasian di BWM
Sumber Barokah, dalam pelaksanannya terlihat ada
beberapa kendala yang dialami seperti kurang tepat dalam
memilih supervisor, karena tugas dari supervisor sendiri
menjadi pelaksana utama kegiatan pendampingan kepada
nasabah. Sehingga hal ini memicu adanya nasabah yang
tidak jujur dengan kondisi ekonomi keluarga, dan tidak
sesuai dengan SOP BWM. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa manajemen pengelolaan yang ada di BWM dapat
dikatakan sesuai dengan teori, namun dari segi
pelaksanaan lapangannya ada beberapa teknis yang perlu
16
Puguh Zainuri, wawancara, pada tanggal 07 Januari 2020 17
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 79-80.
Page 20
200 Vol. 4, No. 2, September 2019
di perbaiki yakni pembagian job desk dan pengawasan
terhadap pegawai sendiri.
3. Kepemimpinan (al-Qiyadah). Dari segi kepemimpinan, BWM
SB menerapkan kegiatan rapat koordinasi yang rutin
untuk mengetahui tingkat kepemimpinan akan tanggung
jawab yang sudah diberikan oleh lembaga. Dalam hal ini,
rapat yang dilakukan adalah pembahasan mengenai
evaluasi dan program pendampingan. Dimana dua hal ini
menjadi point penting dalam pengembangan program
wakaf produktif.18
Berkaitan dengan wakaf, dalam fungsi atau tahapan
kepemimpinan, yang harus dilakukan adalah
mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada nadzir
yang di rekrut agar dapat bekerja secra efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan wakaf. Kemudian, memberikan
tugas sesuai pekerjaan dan kebijakan yang sudah
ditetapkan. 19 Dari sini secara analisis dapat dikatakan
bahwa proses pemimpinan, pembinaan dan pendampingan
disini sudah terwakili dengan sistem pendampingan terjun
langsung lapangan oleh pengelola terutama bagian
supervisor kepada nasabah. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui secara langsung kondisi nasabah. Dan juga
pengimplementasian sifat kepemimpinan terhadap nasabah
dengan system tanggung renteng tersebut. Sehingga dapat
dsimpulkan bahwa kondisi lapangan di BWM sudah sesuai
18
Puguh Zainuri, wawancara, pada tanggal 07 Januari 2020. 19
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 81.
Page 21
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 201
dengan teori dan SOP kegiatan LAZNAS BSM. Hal ini dapat
menjadi acuan manajemen pengelolaan yang baik menurut
prinsip islam.
4. Pengawasan (Al-Riqabah). Pada segi pengawasan yang di
lakukan di BWM adalah dengan adanya pelaporan
kegiatan, pelaporan jumlah nasabah, pelaporan keuangan,
dan juga kegiatan pendampingan dan evaluasi terhadap
usaha nasabah.
Pertama, dari segi pelaporan kegiatan, hal ini dikemas
dalam bentuk pelaporan dokumentasi yang berupa absensi,
foto, dan notulensi. Dimana nantinya pelaporan kegiatan ini
akan disatukan dalam sebuah dokumen pelaporan keiatan
akhir selama 3 bulan atau tahap pengangsuran nasabah telah
habis, kepada pihak LAZNAS dan OJK pada kegiatan
pendampingan nadzir.20
Kedua, dari segi pelaporan jumlah nasabah, hal ini
dilaporkan dalam bentuk pengaploudan berkas calon
nasabah, yang kemudian diverifikasi data melalui aplikasi
BWM MOBILE.21 Secara otomatis, nantinya jumlah dan nama-
nama nasabah serta kelompok KUMPI akan muncul pada
aplikasi, dan dapat dilihat oleh seluruh masyarakat mengenai
daftar nama nasabah yang sudah terverifikasi.
Ketiga, dari segi pelaporan keuangan, BWM SB
menggunakan pelaporan menggunakan dua acara, yakni buku
kas manual dan pengaploudan hasil buku kas kedalam
aplikasi BWM MOBILE. Namun pada segi pelaporan keuangan
20
Puguh Zainuri, wawancara, pada tanggal 07 Januari 2020. 21
Lihat Lampiran 9
Page 22
202 Vol. 4, No. 2, September 2019
ini, masih sangat terbatasi, dalam artian yang dapat
mengakses hanyalah pihak pengelola, penjamin, dan
pengawas kegiatan BWM.22
Keempat, dari segi pendampingan, disini ada 3 bentuk
pendampingan, yaitu evaluasi, pencairan, dan pengangsuran,
yang disatukan dalam satu kegiatan yaitu HALMI (Halaqah
Mingguan). Kegiatan ini akan lebih mempermudah pengelola
dalam melakukan pengawasan/pendampingan mengenai
fungsi dari wakaf tunai tersebut. Karena proses
pendampingan ini yang paling urgent, maka tugas supervisor
menjadi pendukung utama jalannya kegiatan yang sesuai
SOP. Pada kegiatan pendampingan, ada kendala yang paling
sering terjadi, yakni penggunaan dana jujuran nasabah
kepada supervisor ketika ada rapat mingguan. Sehingga
nasabah tersebut harus menerima resiko di blacklist dari
BWM SB.23
Berkaitan dengan manajemen wakaf, agar tidak terjadi
mismanagement ataupun penyalahgunaan harta wakaf, fungsi
control perlu berjalan dengan baik. Wakaf tunai yang tersebar
ke berbagai sector investasi dijumlahkan dan dibandingkan
dengan wakaf uang yang terkumpul. Apabila dana yang
terkumpul sama dengan jumlah dana yang tersebar dalam
berbagai sektor investasi berarti pengelolaan dana wakaf
sangat baik. Sebaliknya, bila dana yang terkumpul tidak sama
atau kurang dari jumlah dana yang tersebar pada sector
investasi maka manajemen wakaf tunai yang dilakukan
22
Puguh Zainuri, wawancara, pada tanggal 07 Januari 2020. 23
M. Syaifudin Zuhri, wawancara, pada tanggal 07 Januari 2020.
Page 23
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 203
menyimpang. Dari sinilah pentingnya adanya auditor yang
bertugas mengaudit wakaf pada lembaga pengelola wakaf
uang.24
Dari sini dapat terlihat bahwasanya BWM melakukan
pengawasan sesuai dengan prosedur manajemen pengelolaan
kewakafan. Namun dari segi lapangan, adanya kendala dalam
hal pendampingan, yaitu kurang adanya rasa tanggung
jawab oleh wakaf produktif. Hal ini terjadi karena
ketidakpahaman supervisor terhadap tugasnya dalam
pendampingan nasabah. Sehingga ada beberapa kriteria
recrutmen yang tidak sesuai dengan SOP yang ditentukan.
Maka dari itu, perlu adanya pengawasan lebih kepada pihak
supervisor oleh pengawas, agar pengelolaannya dapat
maksimal dan sesuai dengan tujuan.
Dari hasil analisis tahapan manajemen pengelolaan wakaf
tunai produktif di Bank Wakaf Mikro Sumber Barokah
Denanyar Jombang, dapat dilihat bahwa sistem pelaksanaan
manajemen dalam mengolah wakaf produktif ini sudah baik
dan sesuai dengan SOP LAZNAS BSM dan OJK, sehingga
kegiatan yang disusun dapat bejalan dan mampu
menghasilkan output yang baik kepada nasabah sekitar PP.
Mamba’ul Ma’arif. Namun dari segi, pelaksaannya ada kendala
dalam hal pendampingan kepada pihak nasabah, sehingga
perlu adanya rapat koordinasi antar pengelola dan juga TOT
kepada pihak lapangan, agar tidak terjadi hal-hal yang
melenceng dari SOP dan dapat berjalan dengan standart
kegiatan yang sebagaimana mestinya. 24
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif, 84-85.
Page 24
204 Vol. 4, No. 2, September 2019
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Bank Wakaf Mikro
Sumber Barokah Denanyar Jombang dalam melakukan
manajemen pengelolaan harta wakaf, pengelola BWM telah
melakukan pengelolan wakaf produktif agar berjalan dengan
baik dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Dalam
pengelolaannya berdasarkan hasisl analisis BWM
menggunakan indikator manajemen dengan melakukan
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengawasan, ini dilakukan dalam upaya pengelolaan dana
wakaf agar dapat produktif dan bermanfaat bagi masyarakat
atau nasabah BWM yang berada di sekitar PP. Mamba’ul
Ma’arif Denanyar Jombang. Adapun berdasarkan Undang-
Undang no 41 tahun 2004 pasal 43 tentang ke nadzir an BWM
SB sudah melakukan skema pelaksanaan pendanaan sesuai
dengan isi undang-undang tersebut dan sesuai dengan SOP
LAZNAS BSM. Sehingga dalam hal ini, manajemen
pengelolaan yang dilakukan Bank Wakaf Mikro Sumber
Barokah Denanyar Jombang, dapat dikatakan baik dan sudah
sesuai dengan indikator teori manajemen pengelolaan wakaf
produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdullah, Boedi dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian
Ekonomi Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2014.
Page 25
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 205
Alabij, Adijani Al, Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori
dan Praktik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Amin, A. Riawan, Menggagas Manajemen Syariah, Jakarta:
Salemba Empat, 2010.
Aziz, Abdul dan Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam
Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2010.
Bakry, Umar Suryadi, Metode Penelitian Hubungan
Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media
Group, 2007.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqih Wakaf, Jakarta: Dirjen
Bimas Islam Depag RI, 2006.
Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016.
Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Dasar Pengertian
dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Haq, Faishal, Hukum Perwakafan di Indonesia, Surabaya:
UINSA Press, 2014.
Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk
Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Hujriman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Yogyakarta: CV
Budi Utama, 2018.
Leksono, Sonny, Penelitian Kualitatif Ilmu Ekonomi, Depok:
PT Raja Grafindo Persada, 2013.
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana,2016.
Maloeng, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2016.
Page 26
206 Vol. 4, No. 2, September 2019
Musyaffa’, M. Yazid, Taisir Fathul Qarib, Kediri: Anfa’ Press,
2015.
Nawawi, Ismail, Manajemen Zakat dan Wakaf, Jakarta: VIV
Press, 2013.
Noor, Juliansyah, Penelitian Ilmu Manajemen Tinjauan
Filosofis dan Praktis, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam,
Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Rahman, Abdur, Manajemen Sumber Daya Insani, Malang:
Nusantara Global Press, 2019.
Ridhotullah, Subeki dan Muhammad Jauhar, Pengantar
Manajemen, Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2015.
Rozalinda, Ekonomi Islam, Depok: Rajawali Pers, 2017.
Sari, Elsi Kartika, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf,
Jakarta: PT Grasindo, 2007.
Sarinah dan Mardalena, Pengantar Manajemen, Yogyakarta:
CV Budi Utama, 2017.
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan RnD, Bandung: CV
Alfabeta, . 2016.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2015.
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2012.
Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Press,
2016.
Undang-Undang
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang wakaf.
Page 27
KAFFA : Jurnal Fakultas Keislaman 207
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan
pengembangan Harta Benda Wakaf.
Skripsi/Jurnal/Artikel
Artikel “Wakaf Produktif”, dalam
www.rumahwakaf.org/WakafProduktif/, diakses pada 3
Desember 2019.
Asy’ari, Hasan, “Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf
Produktif di Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Al- Yasini”, Skripsi, Jurusan Al- Akhwal Al-
Syakhsiyah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016.
Infografis BWM, Artikel dalam www.ojk.go.id/id, diakses
pada 3 Desember 2019
Oktriani, Linda,”Manajemen Wakaf Produktif di Masjid
Muhammadiyah Suprapto Bengkulu: Jurusan
Manajemen dan Wakaf, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2017.
Syakir, Ahmad ,”Wakaf Produktif”, Artikel diakses dalam
www.researchgate.net, 2016.
Tasripah, Hanifah, “Manajemen Wakaf Produktif (Studi
Kasus di Msjid Al-Muttaqin Kaliwungu Kendal)”, Skripsi,
Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang, 2017.
Tauhid, Zainut, “Wakaf Bisa Atasi Kesenjangan Ekonomi”,
Artikel pada www.bwi.go.id, diakses pada 3
desember 2019.
Page 28
208 Vol. 4, No. 2, September 2019