Top Banner
Kabupaten SUBANG Profil Nama Resmi :Kabupaten Subang Ibukota :Subang Provinsi :Jawa Barat Batas Wilayah :Utara: Laut Jawa Selatan: Kabupaten Bandung Barat: Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang Timur: Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu Luas Wilayah : 1.893,95 Km 2 Jumlah Penduduk : 1.616.415 Jiwa Wilayah Administras i : Kecamatan : 30, Kelurahan : 8, Desa : 245 Website :http://www.subang.go.id (Permendagri No.66 Tahun 2011)
19

Kabupaten SUBANG

Nov 19, 2015

Download

Documents

riswan

profil & data data kabupaten subang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Kabupaten SUBANG

ProfilNama Resmi:Kabupaten Subang

Ibukota:Subang

Provinsi:Jawa Barat

Batas Wilayah:Utara:Laut JawaSelatan:Kabupaten BandungBarat: Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten KarawangTimur:Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Indramayu

Luas Wilayah:1.893,95 Km2

Jumlah Penduduk:1.616.415 Jiwa

Wilayah Administrasi:Kecamatan : 30, Kelurahan : 8, Desa : 245

Website:http://www.subang.go.id(Permendagri No.66 Tahun 2011)

SejarahPrasejarah

Bukti adanya kelompok masyarakat pada masa prasejarah di wilayah Kabupaten Subang adalah ditemukannya kapak batu di daerah Bojongkeding (Binong), Pagaden, Ka-lijati, dan Dayeuhkolot (Sagalaherang). Temuan benda-benda prasejarah bercorak neolitikum ini menandakan bahwa saat itu di wilayah Kabupaten Subang sekarang sudah ada kelompok masyarakat yang hidup dari sektor pertanian dengan pola sangat sederhana. Selain itu, dalam periode prasejarah juga berkembang pula pola kebudayaan perunggu yang ditandai dengan penemuan situs di Kampung Engkel, Sagalaherang. :

Hindu

Pada saat berkembangnya corak kebudayaan Hindu, wilayah Kabupaten Subang menjadi bagian dari 3 kerajaan, yakni Tarumanagara, Galuh, dan Pajajaran. Selama berkuasanya 3 kerajaan tersebut, dari wilayah Kabupaten Subang diperkirakan sudah ada kontak-kontek dengan beberapa kerajaan maritim hingga di luar kawasan Nusantara. Peninggalan berupa pecahan-pecahan keramik asal Cina di Patenggeng (Kalijati) membuktikan bahwa selama abad ke-7 hingga abad ke-15 sudah terjalin kontak perdagangan dengan wilayah yang jauh. Sumber lain menyebutkan bahwa pada masa tersebut, wilayah Subang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Kesaksian Tome Pires seorang Portugis yang mengadakan perjalanan keliling Nusantara menyebutkan bahwa saat menelusuri pantai utara Jawa, kawasan sebelah timur Sungai Cimanuk hingga Banten adalah wilayah kerajaan Sunda.:

Islam

Masa datangnya pengaruh kebudayaan Islam di wilayah Subang tidak terlepas dari peran seorang tokoh ulama, Wangsa Goparana yang berasal dari Talaga, Majalengka. Sekitar tahun 1530, Wangsa Goparana membuka permukiman baru di Sagalaherang dan menyebarkan agama Islam ke berbagai pelosok Subang. :

Kolonialisme

Pasca runtuhnya kerajaan Pajajaran, wilayah Subang seperti halnya wilayah lain di P. Jawa, menjadi rebutan berbagai kekuatan. Tercatat kerajaan Banten, Mataram, Sumedanglarang, VOC, Inggris, dan Kerajaan Belanda berupaya menanamkan pengaruh di daerah yang cocok untuk dijadikan kawasan perkebunan serta strategis untuk menjangkau Batavia. Pada saat konflik Mataram-VOC, wilayah Kabupaten Subang, terutama di kawasan utara, dijadikan jalur logistik bagi pasukan Sultan Agung yang akan menyerang Batavia. Saat itulah terjadi percampuran budaya antara Jawa dengan Sunda, karena banyak tentara Sultan Agung yang urung kembali ke Mataram dan menetap di wilayah Subang. Tahun 1771, saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, di Subang, tepatnya di Pagaden, Pamanukan, dan Ciasem tercatat seorang bupati yang memerintah secara turun-temurun. Saat pemerintahan Sir Thomas Stamford Raffles (1811-1816) konsesi penguasaan lahan wilayah Subang diberikan kepada swasta Eropa. Tahun 1812 tercatat sebagai awal kepemilikan lahan oleh tuan-tuan tanah berlanjut dengan direbutnya pangkalan udara Kalijati. Direbutnya pangkalan ini menjadi catatan tersendiri bagi sejarah pemerintahan Hindia Belanda, karena tak lama kemudian terjadi kapitulasi dari tentara Hindia Belanda kepada tentara Jepang. Dengan demikian, Hindia Belanda di Nusantara serta merta jatuh ke tangan tentara pendudukan Jepang. Para pejuang pada masa pendudukan Belanda melanjutkan perjuangan melalui gerakan bawah tanah. Pada masa pendudukan Jepang ini Sukandi (guru Landschbouw), R. Kartawiguna, dan Sasmita ditangkap dan dibunuh tentara Jepang.:

Nasionalisme

Tidak banyak catatan sejarah pergerakan pada awal abad ke-20 di Kabupaten Subang. Namun demikian, Setelah Kongres Sarekat Islam di bandung tahun 1916 di Subang berdiri cabang organisasi Sarekat Islam di Desa Pringkasap (Pabuaran) dan di Sukamandi (Ciasem). Selanjutnya, pada tahun 1928 berdiri Paguyuban Pasundan yang diketuai Darmodiharjo (karyawan kantor pos), dengan sekretarisnya Odeng Jayawisastra (karyawan P & T Lands). Tahun 1930, Odeng Jayawisastra dan rekan-rekannya mengadakan pemogokan di percetakan P & T Lands yang mengakibatkan aktivitas percetakan tersebut lumpuh untuk beberapa saat. Akibatnya Odeng Jayawisastra dipecat sebagai karyawan P & T Lands. Selanjutnya Odeng Jayawisastra dan Tohari mendirikan cabang Partai Nasional Indonesia yang berkedudukan di Subang. Sementara itu, Darmodiharjo tahun 1935 mendirikan cabang Nahdlatul Ulama yang diikuti oleh cabang Parindra dan Partindo di Subang. Saat Gabungan Politik Indonesia (GAPI) di Jakarta menuntut Indonesia berparlemen, di Bioskop Sukamandi digelar rapat akbar GAPI Cabang Subang untuk mengenukakan tuntutan serupa dengan GAPI Pusat.:

Jepang

Pendaratan tentara angkatan laut Jepang di pantai Eretan Timur tanggal 1 Maret 1942 berlanjut dengan direbutnya pangkalan udara Kalijati. Direbutnya pangkalan ini menjadi catatan tersendiri bagi sejarah pemerintahan Hindia Belanda, karena tak lama kemudian terjadi kapitulasi dari tentara Hindia Belanda kepada tentara Jepang. Dengan demikian, Hindia Belanda di Nusantara serta merta jatuh ke tangan tentara pendudukan Jepang. Para pejuang pada masa pendudukan Belanda melanjutkan perjuangan melalui gerakan bawah tanah. Pada masa pendudukan Jepang ini Sukandi (guru Landschbouw), R. Kartawiguna, dan Sasmita ditangkap dan dibunuh tentara Jepang.:

Merdeka

Proklamasi Kemerdekaan RI di Jakarta berimbas pada didirikannya berbagai badan perjuangan di Subang, antara lain Badan Keamanan Rakyat (BKR), API?Pesindo, Lasykar Uruh, dan lain-lain, banyak di antara anggota badan perjuangan ini yang kemudian menjadi anggota TNI. Saat tentara KNIL kembali menduduki Bandung, para pejuang di Subang menghadapinya melalui dua front, yakni front selatan (Lembang) dan front barat (Gunung Putri dan Bekasi). Tahun 1946, Karesidenan Jakarta berkedudukan di Subang. Pemilihan wilayah ini tentunya didasarkan atas pertimbangan strategi perjuangan. Residen pertama adalah Sewaka yang kemudian menjadi Gubernur Jawa Barat. Kemudian Kusnaeni menggantikannya. Bulan Desember 1946 diangkat Kosasih Purwanegara, tanpa pencabutan Kusnaeni dari jabatannya. Tak lama kemudian diangkat pula Mukmin sebagai wakil residen. Pada masa gerilya selama Agresi Militer Belanda I, residen tak pernah jauh meninggalkan Subang, sesuai dengan garis komando pusat. Bersama para pejuang, saat itu residen bermukim di daerah Songgom, Surian, dan Cimenteng. Tanggal 26 Oktober 1947 Residen Kosasih Purwanagara meninggalkan Subang dan pejabat Residen Mukmin yang meninggalkan Purwakarta tanggal 6 Februari 1948 tidak pernah mengirim berita ke wilayah perjuangannya. Hal ini mendorong diadakannya rapat pada tanggal 5 April 1948 di Cimanggu, Desa Cimenteng. Di bawah pimpinan Karlan, rapat memutuskan : 1.Wakil Residen Mukmin ditunjuk menjadi Residen yang berkedudukan di daerah gerilya Purwakarta. 2.Wilayah Karawang Timur menjadi Kabupaten Karawang Timur dengan bupati pertamanya Danta Gandawikarma. 3.Wilayah Karawang Barat menjadi Kabupaten Karawang Barat dengan bupati pertamanya Syafei. Wilayah Kabupaten Karawang Timur adalah wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta sekarang. Saat itu, kedua wilayah tersebut bernama Kabupaten Purwakarta dengan ibukotanya Subang. Penetapan nama Kabupaten Karawang Timur pada tanggal 5 April 1948 dijadikan momentum untuk kelahiran Kabupaten Subang yang kemudian ditetapkan melalui Keputusan DPRD No. : 01/SK/DPRD/1977.:

Kabupaten

Kabupaten Subang merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian utara. Sebagai daerah yang berdekatan dengan pusat-pusat pertumbuhan (Jakarta dan Bandung), Kabupaten Subang sangat strategis, khususnya untuk pengembangan sektor-sektor ekonomi. Sumber daya alam yang dimiliki secara geografis sangat lengkap mulai dari kawasan pegunungan di sebelah selatan, pedataran di bagian te-ngah dan pantai di bagian utara. Dengan keanekaragaman sumber daya alam dan dinamika sosial yang berkembang saat ini Kabupaten Subang sering kali di-sebut sebagai miniatur Jawa Barat?. Kabupaten Subang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Ta-hun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang. Pembentukan ini sangat terkait dengan perkembangan wilayah yang sejalan dengan sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Dalam implementasi pemerintahan daerah, Kabupaten Subang secara administratif terbagi atas 22 kecamatan yang terdiri atas 252 desa dan 8 kelurahan. Sudah sejak lama Kabupaten Subang sikenal sebagai salah satu penghasil padi terbesar di Jawa Barat, bahkan di tingkat nasional. Walaupun demikian, secara bertahap struktur ekonomi daerah ini bergerak dinamis melalui pengembangan sektor non pertanian, antara lain industri dan pariwisata. Dinamika ini berdampak pada komposisi penggunaan lahan yang didominasi lahan pertanian. Pelaksanaan pemerintahan di daerah sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah membuka berbagai peluang bagi pengembangan sektor-sektor produktif. Saat ini implementasi Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 telah menghasilkan berbagai kemajuan, tak hanya dari aspek ekonomi, tapi juga dalam hal pengembangan otonomi. Dari aspek kependudukan Kabupaten Subang bukanlah termasuk wilayah yang terlalu padat. Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Kabupaten Subang mencapai 1.245.166 jiwa. Pada tahun 2002, jumlah penduduk Kabupaten Subang menjadi 1.348.686 jiwa. Walaupun terdapat kenaikan, namun pertumbuhan penduduk pertahun dapat ditekan hingga 0,93% pada tahun 2000. Selama lima tahun terakhir rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Subang mencapai 4,0%, dengan angka pertumbuhan tertinggi pada tahun 2003 sebesar 7,71. Adapun pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Subang pada tahun 2003 mencapai Rp 4.213.000. Kebijaksanaan utama pembangunan di Kabupaten Subang hingga pencapaian visi lebih diarahkan pada perkembangan sumber daya manusia yang mengacu pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sektor pendidikan, kesehatan daya beli masyarakat dengan sektorsektor ekonomi makro diarahkan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan yang ditetapkan melalui Propeda. :

Visi

"Terwujudnya Kabupaten Subang sebagai Daerah Agribisnis, Pariwisata, Industri yang Berwawasan Lingkungan dan Religius serta Berbudaya melalui Pembangunan berbasis Gotong Royong pada tahun 2025"

TERWUJUDNYA SUBANG SEBAGAI KABUPATEN YANG BERBASIS GOTONG ROYONG

Misi

Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas ;Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan ;Mewujudkan Prasarana Wilayah yang berkualitas ;Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Asri dan Lestari ;Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

Tujuan PertamaMeningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan indikator Angka Harapan Hidup (AHH), yang mencapai 67,40 pada tahun 2003 menjadi.....

SasaranMenurunnya AKB pada tahun 2009 menjadi 42,12 / 1000 kelahiran anak.Menurunnya jumlah kasus kematian di masyarakat.Menurunnya jumlah penyakit sosial dimasyarakat.

Tujuan KeduaMeningkatkan indeks pendidikan yang terdiri dari Angka Melek Hurup (AMH) menjadi 94,51 % pada tahun 2009 dan rata-rata lamanya sekolah menjadi 7,34 pada tahun 2009.

SasaranMeningkatnya angka melanjutkan sekolah, SMP tahun 2009 sebesar 91,40 % dan SMU tahun 2009 sebesar 58,60 %.Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada tahun 2009, untuk SD sebesar 99,29 %, SMP sebesar 86,13 % SMU sebesar 44,62 % dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2009 untuk SD 95,70 %, SMP sebesar 74,50 % dan SMU sebesar 49,30 %.Meningkatnya jangkauan pelayanan pendidikan luar sekolah.

Tujuan KetigaMeningkatkan SDM yang berbudaya, produktif, mandiri dan berdaya saing.

SasaranMeningkatnya kemampuan SDM dalam bidang agribisnis.Meningkatnya kemampuan SDM dalam bidang industri, terutama usaha kecil dan menengah serta koperasi.Meningkatnya kemampuan SDM dalam bidang pariwisata.Meningkatnya kemampuan SDM dalam bidang pertambangan dan energi.Meningkatnya produktifitas tenaga kerja.Meningkatnya kesetaraan gender.Meningkatnya kreatifitas pemuda dan olah raga.

Tujuan KeempatMeningkatkan SDM yang berakhlak.

SasaranMeningkatkan SDM yang berakhlak.

Strategi Pembangunan Kabupaten Subang

Peningkatan kemampuan SDM untuk membentuk manusia yangCageur, Bageur, Bener, Pinter Tur Singer.

Pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan Potensi Sumber Daya Alam yang spesifik lokalita yang menjadi potensi unggulan daerah untuk kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan aparatur yang profesional dalam rangka pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.

Penciptaaan iklim usaha yang kondusif melalui debirokratisasi dan deregulasi.

Penegakan Supremasi hukum demi terjaminnya kepastian hukum bagi seluruh pelaku pembangunan.

Penguatan jaringan kemitraan dan Gotong Royong antar warga Subang dan stakeholder lainnya untuk meningkatkan kemampuan daerah.Arti Logo

Perisai Bersudut Lima: Menggambarkan makna keselamatan negara, bangsa, agama, masyarakat, dan agama.Pohon Beringin Bergelombang 17 Dengan Akar Tunjang Delapan: Menggambarkan aspek sejarah Kabupaten Subang (Kutawaringin);

bangsa yang berjiwa Pancasila dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945; pemerintahan sebagai pelindung rakyat; dan pelaksanaan pembangunan daerah bidang material maupun spiritual.Benteng Berkepala Lima Serta Benteng Bagian Bawah Berbata Empat dan Lima di Bawah Pohon Beringin: Menggambarkan Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang-undang Dasar 1945 yang berkaitan pula dengan makna pembangunan material dan spiritual.Bintang Kuning Bersudut Lima: Menggambarkan karakteristik masyarakat Kabupaten Subang yang selalu bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan mengangungkan agama.Benteng Pancasila?: Menggambarkan warga Kabupaten Subang yang senantiasa membentengi Pancasila sebagai landasan idiil negara dari pihak-pihak yang akan menyelewengkannya. Teks ini juga menggambarkan tekad masyarakat Kabupaten Subang untuk menjadikan Pancasila sebagai benteng mental dalam mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridoi Tuhan yang Maha Esa.Karya Utama Satya Negara?: Menggambarkan keutamaan karya untuk kepentingan negara, bangsa, dan agama.Kuning maspada pinggir perisai, pinggir pohon beringin, dan garis pinggir benteng, serta bintang : Menggambarkan keluhuran budi dan kebesaran jiwa.Hijau tuapada dasar perisai : Menggambarkan kesuburan tanah.Warna lain :Coklat: Menggambarkan kawasan pedataranHijau muda: Menggambarkan kawasan pegununganBiru: Menggambarkan kawasan pantai

Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha atau 6,34 % dari luas Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini terletak di antara 107 31' sampai dengan 107 54' Bujur Timur dan 6 11' sampai dengan 6 49' Lintang Selatan.

Secara administratif, Kabupaten Subang terbagi atas 253 desa dan kelurahan yang tergabung dalam 22 kecamatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Wilayah Kerja Camat, jumlah kecamatan bertambah menjadi 30 kecamatan.

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Subang adalah di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, di sebelah barat dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang, di sebelah timur dengan Kabupaten Sumedang dan Indramayu dan Laut Jawa yang menjadi batas di sebelah utara

Berdasarkan tofografinya, wilayah kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona, yaitu :

Daerah Pegunungan (Subang bagian selatan)

Daerah ini memiliki katinggian antara 500-1500 m dpl dengan luas 41.035,09 hektar atau 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Sagalaherang, Serangpanjang,sebagian besar Kecamatan Jalancagak dan sebagian besar Kecamatan Tanjungsiang.

Daerah Berbukit dan Dataran (Subang bagian tengah)

Daerah dengan ketinggian antara 50 500 m dpl dengan luas wilayah 71.502,16 hektar atau 34,85 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi wilayah Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy, sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum dan Pagaden Barat.

Daerah Dataran Rendah (Subang bagian utara)

Dengan ketinggian antara 0-50 m dpl dengan luas 92.639,7 hektar atau 45,15 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Pagaden, Cipunagara, Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya Pamanukan, Sukasari, Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan, sebagian Pagaden Barat.Tingkat kemiringan dan Iklim Dilihat dari tingkat kemiringan lahan, sekitar 80.80 % wilayah Kabupaten memiliki tingkat kemiringan 0 - 17, 10.64 % dengan tingkat kemiringan 18 - 45 sedangkan sisanya (8.56 % memiliki kemiringan di atas 45

Secara umum wilayah Kabupaten Subang beriklim tropis, dalam tahun 2005 curah hujan rata-rata pertahun 2.352 mm dengan jumlah hari hujan 100 hari. Dengan iklim yang demikian, serta ditunjang oleh adanya lahan yang subur dan banyaknya aliran sungai, menjadikan sebagian besar luas tanah Kabupaten Subang digunakan untuk pertanian.Salah satu modal pembangunan, selain sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah jumlah penduduk dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam pembangunan yang dibutuhkan adalah SDM yang secara kuantitas mencukupi dan secara kualitas dapat diandalkan atau dengan kata lain SDM yang siap pakai.

Berdasarkan data statistik Subang Dalam Angka, penduduk kabupaten Subang tahun 2010 berjumlah 1.477.483, dengan komposisi 746.148 orang laki-laki dan 731.335 perempuan, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 714 jiwa per km2. Adapun untuk tingkat kecamatan, Kecamatan Subang merupakan daerah dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu 2.229 jiwa per km2, sedangkan Kecamatan Legonkulon merupakan daerah yang paling rendah tingkat kepadatannya, yaitu 298 jiwa per km2.

Nilai BudayaSENI DAN BUDAYA

Doger Kontrak

Doger kontrak merupakan kesenian rakyat Subang mulai tumbuh kembang sebelum perang kemerdekaan (1945), bermula pada saat perusahan perkebunan The P&T Lands yang saat itu dikuasai oleh pemerintahan Belanda mengijinkan pertunjukan doger...

Gembyung

Gembyung adalah ensambel musik yang terdiri dari beberapa waditra terbang dengan tarompet yang merupakan jenis kesenian bernafaskan Islam...

Mapag Dewi Sri

Sama halnya dengan Ruwatan Bumi yaitu upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat di desa Cibeusi Jalan Cagak, sebagai perwujudan rasa syukur para petani kepada Tuhan YME...

Nadran

Nadran merupakan upacara adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat pesisir laut di desa Blanakan Kabupaten Subang. Upacara Nadran telah dilaksanakan oleh masyarakat desa Blanakan semenjak tahun 1950...

Ruwatan Bumi

Ruwatan bumi adalah salah satu upacara adat masyarakat agraris yang sampai saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Subang, tepatnya di kampung Banceuy Wangunharja...

Sisingaan

Keseniaan Sisingaan merupakan salah satu kesenian daerah yang sampai sekarang masih berkembang dengan baik di daerah Subang, bahkan kesenian ini sudah terkenal sampai ke manca negara...

Toleat

Toleat merupakan salah satu jenis musik tiup (Aerophone) khas daerah Subang. Toleat biasa dimainkan oleh penggembala di daerah pantura sambil menunggu gembalaanya...

\Struktur organisasi

PRINSIP DAN STRATEGIDalam rangka mendukung pencapaian Sasaran Prioritas Pembangunan Nasional serta Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014, upaya dan langkah strategik utama adalah "Menjaga dan memperkuat stabilitas penyelenggaraan sistem politik dalam negeri dan sistem pemerintahan dalam negeri". Stabilitas politik dalam negeri dan pemerintahan dalam negeri adalah parameter pokok kebijakan Kementerian Dalam Negeri yang dilaksanakan secara berkesinambungan sejak periode RPJMN pertama tahun 2004-2009 dalam kerangka RPJPN Tahun 2005-2025.Sejalan dengan itu, dalam kerangka pencapaian target pembangunan 2010-2014, terdapat prioritas-prioritas khusus yang secara langsung mendukung Program 5 (lima) Tahun (P5T), baik yang secara eksplisit telah termuat dalam RPJMN 2010-2014 maupun yang secara langsung menjadi bagian penugasan kepada Menteri Dalam Negeri. Untuk mewujudkan hal tersebut, digunakan pendekatan berupa prinsip-prinsip:1. Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yaitu dengan memperkuat penyelenggaraan pemerintahan daerah guna meningkatkan pelayanan dan hasil-hasil pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat;2. Pembangunan berkelanjutan, yaitu keseluruhan proses pembangunan yang dilakukan saling berkaitan antara kegiatan sebelumya dengan rencana selanjutnya atau antara kegiatan yang satu dengan kegiatan lainnya dalam suatu rangkaian tahapan yang saling terintegrasi;3. Tata kepemerintahan yang baik, yaitu menerapkan tata pengelolaan yang baik(good governance)guna membentuk birokrasi yang lebih profesional dan berkinerja tinggi yang didukung dengan langkah-Iangkah reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

Strategi pencapaian program tersebut dilaksanakan dalam koridor kebijakan strategik yang merupakan kebijakan prioritas Kementerian Dalam Negeri tahun 2010-2014, yang meliputi:1. Menjaga persatuan dan kesatuan serta rnelanjutkan pengembangan sistem politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat, yang didukung oleh situasi dan kondisi yang kondusif.2. Mendorong pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintahan yang desentralistik.

3. Mendorong pembangunan daerah yang berkesinambungan, serta meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan pembangunan secara partisipatif.

4. Mendorong penyelenggaraan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik dan penerapan reformasi birokrasi.Profil Pimpinan

Gamawan Fauzi (lahir di Solok, Sumatera Barat, 9 November 1957; umur 55 tahun) adalah Menteri Dalam Negeri Indonesia sejak 22 Oktober 2009. Sebelumnya ia menjabat sebagai Gubernur Sumatra Barat sejak 15 Agustus 2005 hingga 22 Oktober 2009. Lulusan Fakultas Hukum dan Magister Manajemen Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat ini adalah penerima Bung Hatta Award atas keberhasilannya memerangi korupsi pada saat menjadi bupati Solok. Bpk. Gamawan Fauzi yang terkenal dengan good, clean, eficien goovernance ini telah memiliki 2 orang putri dan satu orang putra buah perkawinanya dengan Ny. Vita Gamawan Fauzi .Riwayat Pendidikan- Doctor Honoris Causa dari Universitas Negeri Padang (UNP) 2011 di Bidang Manajemen Pendidikan Kebijakan Publik- Strata 2-Magister Manajemen (MM) di Universitas Negeri Padang (UNP)- Strata 1-Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas Andalas (UNAND)- SMA Negeri 1 PadangRiwayat Pekerjaan- Mentri Dalam Negeri Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-sekarang)- Gubernur Sumatera Barat (2005-2009)- Bupati Solok (1995-2000), (2000-2005)- KaBiro Humas Pemprov Sumatera Barat- Sekretaris Pribadi Gubernur Sumatera Barat