Top Banner
_w. PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA KOTA TERPADU (P3KT) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH , , , ........ -._ ._, ... , " , I , , , - . "- '- ' -' " LHOKNGA DARUL IMARAH LAMBARO JANTHO PROGRAM JANGKA MENENGAH 1989/1990 - 1993/1994 .. . PEMERINT AH DAERAH TINGKA T 11 KABUPATEN ACEH BESAR
106

KABUPATEN ACEH BESAR

May 04, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KABUPATEN ACEH BESAR

_w. PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA KOTA TERPADU (P3KT) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

, ,

, ........ -._._, ... , "

, I ,

, ,

• • • •

• • • - . "- '- ' -'"

• • • • • • •

LHOKNGA • DARUL IMARAH •

LAMBARO • JANTHO •

PROGRAM JANGKA MENENGAH 1989/1990 - 1993/1994

.. .

PEMERINT AH DAERAH TINGKA T 11

KABUPATEN ACEH BESAR

Page 2: KABUPATEN ACEH BESAR

It-. fW«gJ L- /r< J])

~~ I N~ :t.

PROGRAM PEMBANGUNAN PRA SA RANA KOTA TERPADU (P3KT) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

. ' I

! ,, ''''. I \. L ...... • ", I , .

.... . ', .... ...... - -...... I

, I' •• -_ . ~ .. .... ~:-. -- - -,

.......... t ,.,

'. • I ./

\ \ ........... I

.)--- - - '- _._ .~.-/ ,

l· - · ... · ... · _·_· -, , I ,

,

,

, ...... .. ,,, .. ' I •

\ . ... '- .f.

• . ;.

. . "~,, .

, "

, '. ' . • • , • •

, . _.- ....... .,. • \

• • •

• •

LHOKNGA • DARUL IMARAH •

LAMBARO • JANTHO •

PROGR~GKA MENENGAH 1989 I 90 - 1993 J 1994

1 r

t

h

PEMERINT AH DAERAH TINGKA T 11

KABUPATEN ACEH BESAR

Page 3: KABUPATEN ACEH BESAR

RINGKASAN

PENDAHULUAN

Program Jangka Menengah (PJM) Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) ada 1 ah program yang di susun berdasarkan kebutuhan nyata dan berdasarkan kemampuan me 1 aksanakannya. L i ngkup prasarana kot a yang dip rog ramkan te rbatas pada program penyediaan air bersih, perbaikan drainase, sanitasi, persampahan, jalan kota dan jembatan.

Penyusunan PJM P3KT Kabupaten Aceh Besar re 1 at i f sederhana karena kota-kota yang d i pil i h ada 1 ah kota-kota kec il . Kendati sederhana, upaya yang dilakukan tanpa mengurangi unsur keterpaduan dalam pelaksanaannya nanti .

Kota-kota yang dipilih yaitu :

a. Lhoknga, jumlah penduduk (1987) : 4.635 jiwa, laju pertumbuhan : 2,8% pertahun, luas kota : 18,25 ha

b. Darul lmarah, jumlah penduduk (1987) pertumbuhan : 8,6% pertahun, luas kota

7.538 jiwa, 305 ha

c. Lambaro, jumlah penduduk (1987) 5.381 jiwa, pertumbuhan : 2,09% pertahun, luas kota : 2.503 ha

d. Jantho, jumlah penduduk (1987) : +/- 2.000 jiwa, luas kot a : 700 ha.

LHOKNGA

Perkembangan Kota

laju

1 aju

Dengan laju 2,8% pertahun, proyeksi penduduk pada tahun 1994 adalah 5.623 Jlwa. Perkembangan penduduk masih terkonsentrasi pada sekitar kantor kecamatan dan daya dukung lingkungan kota masih besar. Sementara ini Rencana lnduk Kota belum dimiliki.

Potens i perkembangan Lhoknga antat-a 1 a i n i ndustri semen Anda 1 as, banyak objek wi sata, topografi bergelombang dengan kemiringan < 15%, dan tidak jauh dari Banda Aceh.

Kebutuhan Program

a. Air Bersih

Prasarana a ir bersih merupakan masalah utama bagi masyarakat Lhoknga. Sumur dangkal, yang biasa digunakan masyarakat setempat, dimusim kemarau kering. Walaupun ada upaya mengalirkan mata air dari sumber di Lampuuk, yang jaraknya 3 km, tekanannya sangat rendah. Pembangunan instalasi ai r bersih dan termasuk distribusi serta pemasangan sambu ngan rumah (sr) pernah di 1 akukan, tetapi gagal.

Jumlah sambungan rumah yang sudah terpasang adalah 180 sr dan 1 kran umum yang terdiri atas 10 kran. Oalan jangka menengah diperlukan pembangunan kembali instalasi air bersih, penambahan sambungan rumah 140 sr dan 1 unit kran umum.

b. Ot· ainase

Lhoknga ada 1 ah daerah bebas banj ir. Sek i tar 50% sal uran dt-ainase t-usak. Pembangunan drainase diutamakan pada pusat kegiatan kota.

c. Sanitasi

Di Lhoknga hanya ada 1 MCK dan berfungsi dengan baik. Oleh karena masih banyak masyarakat yang menggunakan sungai (krueng Raba) untuk buang air besar, masih banyak diperlukan pembangunan MeK. Dalam jangka menengah diperlukan 17 unit MCK lagi.

d. Persampahan

Wa 1 aupun daya dukung 1 i ngkungan mas i h besar, penanganan sampah diperlukan khususnya bagi · pusat kegiatan kot a (sekitar kantor kecamatan). Sedangkan kawasan di luar pusat kegiatan masih dimungkinkan menggunakan cara tradisional.

Untuk mengorganisasikan penanganan sampah dalam jangka menengah mendatang, kecuali diperlukan organisasi dari prakarsa masyarakat, dibutuhkan penyediaan 3 sepeda­gerobak dan cadangan 4 sepeda gerobak untuk penggantian. Selain itu diperlukan penetapan resmi Tempat pembuangan Akhir yang men~nuhi syarat.

e. Jalan dan Jembatan Kota

Panjang jalan di kawasan kota 18,75 km dan umumnya kondisinya baik dan beraspal. Namun ada sebagian yang mulai rusak dan lobang-lobang. Jenis program yang diperlukan adalah perawatan dan sebagian kecil peningkatan.

Page 4: KABUPATEN ACEH BESAR

Progt-am Pembiayaan

Dalam Juta

Sektor Total 90/91 91/92 92/93 93/ 9 4 94/95 --------------------------------------------------- ---------

Air Bersih 751,7 104,5 335,0 102,6 138,0 25,4

Drainase 241,8 46,6 40,8 53,9 53,9 46,6

Sanitasi 51 ,0 9,0 9,0 9,0 9,0 15,0

Persampahan 1 1 , 1 2,7 2, 1 2, 1 2,1 2,1

Jalan Kota 720,0 120,0 120,0 160,0 160,0 160,0

DARUL IMARAH

Perkembangan Kota

Di Darul Imarah banyak tumbuh perumahan baru dan terletak berbatasan dengan kot a Banda Aceh. Perkembangan kota Darul Imarah karena pengaruh Banda Aceh. Dengan laju 8,6% pertahun, dan diperkirakan masih banyak tumbuh perumahan baru, pada tahun 1994 di proyeksi kan juml ah penduduk 13.481 jiwa.

Arah perkembangan fisiknya tidak menentu tergantung pada perumahan baru yang akan dibangun. Namun di daerah sekitar perbatasan (jembatan Keutapang) pertumbuhannya pesat dan akan terjadi kemacetan. Rencana jalan Ring-road akan semakin memacu perkembangan kota i ni. Sementara Rencana Induk Kota belum dimiliki.

Kebutuhan Program

a. Air Bersih

Sebagian, yaitu di Perumnas, telah mendapat pelayanan air bersih dari PDAM Banda Aceh. Di perumahan baru lainnya, yang terletak agak tinggi, belum dapat pelayanan PDAM yang disebabkan oleh kurangnya tekanan gravitasi.

Walaupun di Darul Imarah terdapat Mata Air (Mata Ie), dengan debit 15 l/detik, tetapi kurang layak dibudidayakan. Dalam jangka menengah dibutuhkan penambahan tekanan (booster), penambahan 560 sr, dan 3 unit kran.

Secara umum kondisi drainase baik, tetapi jika hujan de r a s masih ditemui genangan-genangan air. Oleh kar e nanya perbaikan drainase diarahkan untuk mengalirkan genangan­genangan air ke sungai terdekat.

c. Sanitasi

Kebutuhan MeK terutama bagi masyarakat lama. Dal a m jangka menengah diperkirakan diperlukan 13 MeK.

d. Persampahan

Untuk penanganan persampahan, daerah kot a dibagi 3 kawasan yaitu Kawasan Pasar, Kawasan Perumnas, Kawawan Punie Raya, dan Kawaswan Meusara Agung. Oleh karena keempat kawasan saling terpisah, diperlukan sistem dipo transfet- dan sebuah truk. Selain itu dalam jangka menengah juga diperlukan 14 sepeda-gerobak. Untuk penggantian diperlukan 25 sepeda-gerobak.

e. Jalan dan Jembatan Kota

Panjang jalan di daerah kota adalah 27,75 km dan umumnya kondisinya baik terutama di daerah perumahan baru. Jenis program untuk jalan yaitu perawatan dan peningkatan jalan.

Program pembiayaan

Dalam Juta -- - ---------------------------------------------------------

Sektor Total 90/91 91/92 92/93 93/94 94/95 ------------------------------------------------------------

Air Bersih 335,75 29,34 61,34 122,53 57,78 64,77

Drainase 98,0 16,3 16,3 16,3 16,3 33,8

Sanitasi 39,0 6,0 6,0 9,0 9,0 9,0

Persampahan 138,34 14,50 14,50 10,26 58,26 12,66

Jalan Kota 1.496,5 325,5 324,5 297,5 351,5 198,5

------------------------------------------------------------

Page 5: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMBARO

Perkembangan Kota

Letak Lambaro tidak jauh dari Banda Aceh dan sering berfungsi sebagai transit penumpang dan barang dagangan dari kecamatan­kecamatan Aceh Besar menuju Banda Aceh. Perkembangannya relatif lambat sebab topografinya cekung dan basah. Hanya bagian tertentu saja yang memenuhi syarat untuk pemukiman. Diperkirakan Lambaro akan berkembang pesat aebab akan dilewati jalan Ring-road dan adanya kebijaksanaan menjadikan Lambaro se bag a i kot a sate 1 it. Kemungk i nan 1 aj u pertumbuhan lebih dari 2,09%. Jika dianggap pola perkembangannya sama dengan Darul Imarah, maka proyeksi penduduk pada tahun 1994 diperkirakan 9. 587 jiwa. Sedangkan arah perkembangan kota di perk irakan maa i h terpusat pada sek i tar pasar. Sementara Rencana Induk Kota belum dimiliki.

Kebutuhan Program

a. Air Bersih

Sampai dengan sekarang Lambaro belum dilayani air bersih. Oleh karena Lambaro dekat dengan instalasi pengolahan PDAM Banda Aceh, program air bersih akan dilayani oleh PDAM Banda Aceh.

b. Drainase

Lambaro belum terdapat jaringan drainase. Drainase yang ada sifatnya alam. Dalam jangka menengah perlu dibangun jaringan drainase sistem tertutup untuk daerah sekitar mesj i d dan s i stem terbuka untuk daerah pertokoan, Untuk sistem tertutup diperlengkapi dengan beberapa manhole.

c. Sanitasi

Menyongsong perkembangan kota yang pesat, persiapan penyediaan MCK terutama bagi berpenghas i 1 an rendah. Dal am j angka menengah sekitar 30 MCK.

d. Persampahan

diperlukan penduduk

diperlukan

Penanganan sampah di Lambaro dibagi 2 yaitu melalui organisasi masyarakat serta penyediaan prasarana dan penanganan secara tradisional. Yang memerlukan organisasi adalah kawasan di sekitar pasar sedangkan yang tradisional untuk kawasan di luar pasar. Dalam jangka menengah diperlukan 3 sepeda-gerobak dan 4 sepeda gerobak untuk penggantian. Selain itu perlu ditetapkan Tempat Pembuangan Akhir yang memenuhi syarat.

e. Jalan d:=1n_ Jembatan Kota

Panjang jalan di Lamba ro adalah 17.875 km tetapi 13,775 km statuanya jalan provirai. Jadi yang diprogramkan hanya sepanjang 7,750 km saja. Lingkup program ada yang bersifat perawatan dan ada yang peningkatan.

Program pembiavaan

Dalam Juta ----------------------------------------~-------------------

Sektor Total 90/91 91/92 92/93 93/94 94/95 ----------------------------------------------------------- -

Air Bersih 657,1 142,9 139,3 124, 1 124, 1 126,7

Drainase 53,7 8,0 10,1 10,9 11 ,6 13, 1

Sanitasi 81,0 12,0 12,0 12,0 21,0 24,0

Persampahan 11 ,34 1 ,8 2,16 3,06 2,16 2,16

Jalan Kota 738,0 0,0 324,0 270,0 144,0 0,0

------------------------------------------------------------

JANTHO

Perkembangan Kota

Jantho adalah ibu kota kabupaten dan sebuah kot a baru. Sampai dengan sekarang penduduknya masih berkisar 2.000 jiwa dan perkembangan penduduknya sangat lambat. Sampai dengan tahun 1994 maksimum jumlah penduduk sekitar 6.000 jiwa saja. Oleh karenanya diperkirakan tidak ada perkembangan baru sampai 5 tahun mendatang. Jantflo telah memiliki Rencana Induk Kota.

Kebutuhan Program

a. Air Bersih

Sebagai kota baru Jantho telah dilengkapi dengan instalasi penjernihan yang mempunyai debit 10 l/detik yang bekerja selama 12 jam. Jumlah sambungan rumah ada 750 sr. Dengan jumlah penduduk sekitar 2.000 jiwa, pelayanan air bersih termasuk oversuppl y. Untuk jangka menengah ada kemungki nan perl u penambahan sambungan rumah. Jen is program hanya perawatan saja.

Page 6: KABUPATEN ACEH BESAR

b. Dt'ainaS8

Sistem drainasedi Jantho relatif baik dan berfungsi. Tetapi ada beberapa segmen yang memerlukan perbaikan terutama di depan kantor Bappeda.

c . Sanitasi

Sebagai kota baru hampir setiap rumah sudah dilengkapi dengan WC. Jadi kata Jantho tida\<. memerlukan program sanitasi.

d. Persampahan

Sebagai kot a bar u yang tertata baik dengan jalan-jalan yang bagus, sistem pengumpulan sampah dapat dilakukan oleh sebuah truk dan kemudian langsung dibuang di Tempat Pembuangan Sampah yang ditentukan.

e. Jalan dan Jembatan Kota

panj ang ja 1 an sek i tar 30,7 km dengan kond i s i yang mas i h baik. Oleh karena diperkirakan 5 tahun mendatang tidak banyak terjadi perkembangan fisik, mak a program jalan hanya perawatan saja.

Program pembiayaan

Dalam Juta ------------------------------------------------------------

Sektor Total 90/91 91/92 92/93 93/94 94/95 ------------------------------------------------------------

Air Bersih 468,0 95,0 93,0 94,0 93,0 94,0

Drainase 184,6 34,0 34,0 34,0 44,4 38,2

Sanitasi 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Persampahan 55,8 47,16 2,16 2,16 2,16 2,16

Jalan Kota 133,03 10,23 30,70 30,70 30,70 30,70

------------------------------------------------------------

KEUANGAN DAERAH

PAD masih perlu dikembangkan untuk masa yang akan datang. Hal ini terlihat dalam APBD báhwa PAD meningkat dari 6% menjadi B%. Walaupun perkembangan ini relatif keci 1 tetapi cukup berarti dan sekaligus menunjukkan itikad Pemda untuk semakin mengefektifkan peranan retribusi. kurangnya potensi retribusi karena sangat sedikitnya masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Dengan upaya pengembangan kota di masa yang akan datang, di hat-apkan PAD semak in meni ngkat.

Posisi PAD jika dibandingkan dengan Bantuan Pemerintah di atasnya adalah 1,5% dari bantuan dan dari pemda Tk I adalah 16% terhadap tota 1 penerimaan . Sumbangan Retri busi Cengkeh (SRCl yang dulu pernah menjadi primadona telah merosot bersama dengan turunnya harga cengkeh.

Upaya selanjutnya adalah bagaimana memperbesar penerimaan pembangunan dengan upaya memperbesar PAD dan memperketat pengeluaran rutin agar didapat kapasitas penerimaan yang berarti pula meningkatkan kemampuan meminjam .

INSTITUSI

Dalam pelaksanaan ada 4 instansi yang memegang peranan kunci dalam P3KT yaitu Dinas Peklerjaan Umum, Bappeda, Bagian Keuangan, dan BPAM. Hal ini tidak berarti instansi lain tidak penting dan tidak terl ibat, tetapi keempat instansi inilah yang akan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan P3KT.

Yang juga penting dalam pelaksanaan P3KT adalah kerja sama dengan Pemda Kota Madia Banda Aceh dalam strategi pengembangan kot a untuk P3KT maupun di masa yang akan datang.

Page 7: KABUPATEN ACEH BESAR

i

KATA PENGMHAR

A5salamua ll al k um

In; disusun ,ja(l haSl l ,. - - - -~. -= r I ~

5ama allta/-a Pemda Ti!)gka t Ir Kab~pat etl Acef~ P3KT Tingkat I, dall konsultan TP Q'Sullivan Konsultan - PT Lellggoge!l i .

Besar Tiff! ,... - •... - -! '= r-. ! ! ! ':::-

- PT Hasfal-m Dia r1

Bet-beda dengan PJfv1 untur..·. r.ota Banda .A.ceh ya ng 1 en9~· ap ,jan cukup ,- in ..:. !, PJt"Î untur.-. I--:ota-kota di Aceh Besar jaut-I let·'; !-! sedel-hana "".at-ena ukuran kata yang di pl-ogl-amkan ada 1 ah kota ­kota kec i 1 ,jengan stTul--:tur- tata ruang dan pol a per-r.-.emban gan yang masih sederhana .

Selanjut l~ia a dalah bagaimsI1 8 memantapk an pe laksallaatl da r1 program-program yang diusulkan ini melalui pemantapall pembiayaan dan pembinaan staffing Peme l-intah Oaerah Tingk at 11 Kabupaten Aceh Besar sendiri dan bantuan dar-i Pemer-int E!h Oaerah T ingka t I jika diperlukan. Yang j uga penting dal am pelaksanaan ada l ah kei-ja sama dengan Pemel-intah Oae,-ah Tingkat 11 ' .ota Madia Banda Acefl khususn ya untuk kata yang berbatasan dengannya .

Semoga semua upaya ini bermanfaat bagi pembinaan perkembangan kata dan masyarakat khususnya . Amin . Wassalam.

Banda Ac e h, Medio AgUStU5 1989

Penyusun

Page 8: KABUPATEN ACEH BESAR

i i

DAFT A.R lS1

KATA PENGANTAR .. ... ........ .. ......................... ... . DAFTAR ISI ... .. ......... .. .. .. ..... ... . _. .. . .. . .. .. . . ... . . ii DAFTAR TABEL .. ... . . . . ... . ... .... .. .. . ................ iV OAFTAR PETA ......... _....... ... .. .. . . ..... . ....... . . .. ... V

BAB PENDAHULUAN ......... . ............. . ....... ... .

1.1 Latar belakang P3KT ...... ..... .. . . ... . ......... . 1 . 2 Tuj uan dan Manfaat .. ... ......... . .......... . ... . 1.3 Proses Tekn is Penyusunan PJM ...... . .. .... ... . 1.4 Profi 1 Daet-ah Kab . Aceh Besat- ..... .. ...... . . . . .

1 .4.1 Batas Administrasi .. . .. . ... ..... .. . ... . . 1 .4.1 Keadaan Fi s ik ...................... .. .. . 1 . 4.1 Kependudukan dan Ketenagakerjaan . .... .. . .

1 .5 pemi 1 i han ~.ota- kota . .. ..... . ... ... ....... ..... . .

2 3

4 4 5

BAB 2. KOT A LHOKNGA ..... . .. ... . . ............. .. . .. .. .. . 7

2.1 Ket-angka Perkembangan Kota ...... . ............... 7 2.1.1 Wila yah Administrasi dan Keadaan Fis ik Dasar 7 2.1.2 Analisis Kependudukan ... .... .... ..... . . ... 7 2.1.3 Ana 1 i sis Perkembangan ~.ota .......... .. .. .. 7

2.2 Analisis Kebutuhan Pt-asat-ana ... . ...... . ......... 7 2 . 2 . 1 A i t- Be t- s Hl ........ ....... .. . . .. . . . . . .. . .. . 7 2 . 2 . 2 Dt-ainase ..... ..... ... . ..... ..... ... . ... .. . 9 2.2 . 3 San i tas i .. .. . . .. ........ . . ... .... .... .. . . . 9 2.2 .4 Persampahan .... .... ....... .. .. . .. ... . .... . 9 2.2.5 Jalan dan Jembatan Kota .. ... . ... . ...... ... 11

BAB 3. KOT A DARUL IMARAH ........ ..... ... ... .... . ...... . 15

3 .1 Kerangka Perkembangan Kota .... .. _.. ..... .. .. .... 15 3.1. 1 Wilayah Administrasi dan Keadaan Fisik Dasar 15 3.1.2 Analisis Kependudukan .. .. . .... . . . .... ... . . 15 3 .1. 3 Analisis Per kembangan Kota .. .. ... .. .. . .. .. 15

3.2 Analisis Kebutuhan Prasarana ..... . . . ... .. . ..... . 16 3.2.1 Air Bersih . ............ ...... ...... . ...... 16 3.2 . 2 Drainase ..... ..... . ...... . ... . .. ... .. ..... 20 3 . 2 . 3 San i tas i ..... . ........ . ...... .... ..... .. .. 20 3.2.4 Persampahan . . .... . .. . ............... . . . ... 20 3.2.5 Jalan dan Jembatan Kota ..... . .. ........... 23

BAB 4. KOT A LAMBARO .... . .. ......... .. _ . ......... . . . ... . 26

4 . 1 Kerangka Perkembangan Kata.. ... . ...... ... .. . .... 26 4.1.1 Wilayah Adm i nistrasi dan Keadaan Fisik Dasar 2G 4.1 . 2 Analisis Kependudukan . .... .... ..... ... .... 26 4 . 1 . 3 Analisis Perkembangan Kota ... . .. .. .. . . .. . . 26

Page 9: KABUPATEN ACEH BESAR

4 .2 Analisis Kebutuhan Prasarana . . . ... .. .......... . . 26 LAM PI RAN A pemilihan Ko t a- kota P3KT . ....... . . .. . . ... . 74 4.2. 1 A i r Bers i h . ... .. .. .. . . .... .. . ......... . .. . 26 4 .2 .2 Drainase . . ..... . ........ .... ... .... . . . ... . 29 LAMPIRAN B-1 : E s tim~si Biaya Kons tr uksi Air Bersih 4 . 2.3 San i tas i .. .. . ... . . . . ... .. ........ . . . . . .. . . 29 Lhokn ga .. .. ... ... .... .. . .. .. . .. .. . . . ..... . 75 4.2.4 Persampahan . . ...... .. ..... .... . ..... . .. . . . 29 4. 2 .5 Jalan dan Jembatan Kota . . ..... .. ... .. .... . 29 LAMPIRAN B-2: Estimasi Biaya Konstruks i Air Bers i h

Darul Imarah ...... . .... ... . .. .... . .. . .. . . . 76 BAB 5. KOT A JANTHO 33

LAMPIRAN B-3: Estimasi Biaya Konstruks i Air Bers ih 5.1 Kerangka Perkembangan Kota . .. . ..... ... ... . . . . . . . 33 Lambaro ......... . ... . . ... . ... .. . ... .... .. . 77

5 . 1.1 Wilayah Administrasi dan Keadaan Fisik Dasar 33 33 LAMPIRAN B-4: 33

5.1.2 Analisis Kependudukan ........... .. ....... . 5.1.3 Analisis Perkembangan Kota .... .. .. . .. . ... .

Estimasi Biaya Konstruksi Air Bersih Jantho ................. . .......... .. .. . .. . 79

5.2 Analisis Kebutuhan Prasarana ........ .. ......... . 34 5 . 2 . 1 Air Bersih . . .. ...... ......... ... .. . ...... . 34 LAMPIRAN C-1 : Estimasi Biaya Konstruksi Drainase 5 . 2.2 Drainase .... .. . ... .. ..... .. ... ... ... . . .. . . 34 Lhoknga . ..... . .................. . . . .. .. .. . 80 5 . 2 . 3 San i tas i ... ..... .. .. ... . ....... . ..... . .. . . 34

34 LAMPIRAN C-2: 34

5.2.4 Persampahan .. .. .. ... ...... . .... . ..... . . .. . 5.2.5 Jalan dan Jembatan Kota .. .. ......... ..... .

Estimasi Biaya Konstruksi Darul Imarah 81

LAMPIRAN C-3: Estimasi Biaya Konstruksi Drainase BAB 6 ANALISIS KEUANGAN DAN INSTITUSI ........ . ....... . 38 Lambaro ............ . . ... ......... . .. . .... . 82

38 LAMPIRAN C-4: 49

6 . 1 Analisis Keuangan Tk . 11 Aceh Besar ... .. . ..... . . 6.2 Usaha Peningkatan PAD dan PBB .... . .... . . .. .

Estimasi Biaya Konstruksi Dra i nase J antho ...... . ..... .. . . ............ ... ... . . 84

6.3 Kapasitas Pinjaman Dati 11 Aceh Besar ... .. . 55 55 LAMPIRAN D 56

6.4 Sumber Dana Inves"tasi Prasarana Kota . . . . .. . 6.5 Analisis Institusi ..... . . . ...... .. ... .... . .

PJM Sanitasi: Volume Program . .. . ..... . ... . 86

LAMPIRAN E 58

PJM Persampahan: Volume Program . ... . ... . . . 87 BAB 7 PERUMUSAN PJM

LAMPIRAN F 58

PJM Jalan Kota: Volume Program . . . . . .. .... . 87 7.1 Kebijakan Pengembangan Prasarana Perkotaan . 7 . 2 Proyek Yang Diusulkan (Teknis) . . .. . . .. .. . . . 58

7.2.1 Air Bersih .. . .... . . .... . .. ..... .... . 59 7.2.2 Drainase ....... . . .. .......... ... .. . . 59 7 . 2 . 3 San i tas i .. . .. . ... . .. . .. ... ... ... . ... . 60 7.2.4 Persampahan . ............. . . .... . ... . 60 7.2 . 5 Ja 1 an Kota .. .. . . . ........ . . .... . .. . . 61

7.3 proyek Yang Diusulkan (Biaya) .... .. ..... . . . 62 7 . 4 Pendanaan Proyek ...... . ......... . . .... .... . 67 7.5 Program Kelembagaan dan Keuangan Daerah ... . 73

i i i

Page 10: KABUPATEN ACEH BESAR

DAFTAR TABEL Tabe l 7.6.8 PJM Drainase Lambaro 64

Ha 1. Tabel '7.6.9 PJM Drainase Jantho .. .... ... .... ...... . 64

Tabel 7 . 6.10: PJM Drainase Aceh Besar . ...... .. ....... . 64 Tabel 1 . 1 Luas Jumlah Desa/ Kelurahan dan

Klasifikasi Desa .. . . ................. . . 3 T abe 1 7 . 6 . 1 1 : PJM Sanitasi Aceh Besar 64

Tabel 1 .2 Nama-nama Ibu Kota Kecamatan .......... . 4 Tabel 7.6.12: PJM Persampahan Lhoknga 64

Tabel 1.3 Desa/Kelurahan yang Masuk Wila yah ..... . 5 Tabel 7.6 . 13: PJM Persampahan Darul Imarah .......... . 64

Tabe 1 3.1 Kebutuhan Sepeda-Gerobak, Truk dan Tabel 7 . 6.14: PJM Persampahan Lambaro ............... . 65 Di po Transfer ......................... . 20

Tabel 7 . 6.15: PJM Persampahan Jantho ................. 65 Tabel 6 . 1 Penerimaan APBD Dati 11 Aceh Besar . . ... 51

Tabel 7.6.16: PJM Persampahan Aceh Besar ..... . ....... 65 Tabel 6.2 Pengeluaran APBD Dati 11 Aceh Besar .... 52

Tabel 7.6.17: PJM Jalan Kota Lhoknga ................. 65 Tabel 6.3 Pajak Daerah Dati 11 Aceh Besar . ...... . 53

Tabel 7.6.18: PJM Jalan Kota Darul Imarah ....... ;. . .. 65 Tabel 6.4 Retribusi Dari 11 Aceh Besar 53

Tabel 7.6.19: PJM Jalan Kota Lambaro . ........ . ....... 65 Tabel 6.5 Penerimaan IPEDA/PBB Dari 11

Aceh Besar .... .............. . ......... . 54 Tabel 7.6.20: PJM Jalan Kota Jantho ................. . 66

Tabel 6.6 Proyeksi Penerimaan PBB Dati 11 Tabel 7.6.21: PJM Jalan Kota Aceg Besar ............. . 66 Aceh Besar .. ... .......... ~ . . .......... . 54

Tabel 7.6.22: Investasi Seluruh Sektor-Aceh Besar .... 66 Tabel 6.7 Kapasitas Meminjam Dati 11 Aceh Besar .. 55

Tabel 7.6.23: O&M Seluruh Sektor-Aceh Besar 66 Tabel 7. 1 Keperluan Program Air Bersih 59

Tabel 7.6.24: Replacement Seluruh Sektor-Aceh Besar.. 66 Tabel 7.2 Keperluan Prasarana Drainase 59

Tabel 7.7.1 : Summary Project Cost Jantho+ Tabel 7.3 Keperluan Prasarana Sanitasi 60 Daru 1 Imarah ................... .. ..... . 67

Tabel 7.4 Keperluan Prasarana Persampahan ....... . 60 Tabel 7 . 7.2 Summary Operating & Maintenance Cost Jantho + Darul Imarah .. . .............. . 68

Tabel 7.5 Keperluan Prasarana Jalan ....... . .. . .. . 61 Tabe 1 7. 7 . 3 Summary Project Cost Lhoknga+Lambaro 68

Tabel 7.6 . 1 PJM Air Minum Lhoknga .... . .... . ...... . . 62 Tabel 7.7.4 Summary Operating & Maintenance Cost

Tabel 7.6.2 PJM Air Minum Darul Imarah .. .......... . 62 Lhoknga+Lambaro ............. . ..... .. .. . 69

Tabel 7.6.3 PJM Air Minum Lambaro ................. . 62 Tabel 7. 7.5 Summary Project Cost Aceh Besar 69

Tabel 7.6.4 PJM Air Minum Jantho .......... . . . ..... . 62 Tabel 7.7 . 6 Summary Operating & Maintenance Cost Aceh Besa r ................ .... ... . .... . 70

Tabel 7.6.5 PJM A ir Mi num Aceh Besar . ............. . 63 Tabel 7.7.7 Source Of Funding Jantho+Darul Imarah .. 70

Tabel 7.6.6 PJM Drainase Lhoknga .................. . 63 Tabel 7.7.8 Source Of Funding (Procentage)

Tabel 7.6 . 7 PJM Drainase Darul Imarah .. ..... ...... . 63 Jantho+Oarul Imarah ....... . ..... . .. . .. . 71

iV

Page 11: KABUPATEN ACEH BESAR

DAFTAR PETA Tabel 7.7.9: Souree Of Funding Lhoknga+Lambaro .. . . .. 71

Tabel 7.7.10: Sou ree Of Funding Aeeh Besar ... . .. .. .. . 72 Hal.

Tabel 7.7.11: Sou ree Of Funding (Procentage) Peta 1.1: Orientasi Kabupaten Aeeh Besar ............... . 3

Aeeh Besar ......... . ........ ... ....... . 72 Peta 1.2: Sebaran Kota-kota ............................ 6

Peta 2 . 1: Daerah Terbangun Dan Arah Perkembangannya Kota Lhoknga .......... .... ................... 8

Peta 2.2: Kebutuhan Program Air Bersih Kota Lhoknga .... 10

Peta 2.3: Kebutuhan Program Drainase Kota Lhoknga ...... 11

Peta 2.4: Konstruksi Jalan Kota Lhoknga ................ 12

Peta 2.5: Kebutuhan Program Jalan Kota Lhoknga ......... 13

Peta 3.1 : Daerah Terbangun Dan Arah Perkembangannya Kata Daru 1 Imarah ............................ 1 7

Peta 3.2: Lokasi Hata Air dan Supply Line .............. 18

Peta 3.3: Kebutuhan Program Air Bersih Kota Darul Imarah ................................. 19

Peta 3.4: Kebutuhan Program Drainase Kota Darul Imarah ........... . ..................... 21

Peta 3.5: Kawasan Program Persampahan Kota Daru 1 Imarah ................................. 22

Peta 3.6: Konstruksi Jalan Kota Darul Imarah 24

Peta 3.7: Kebutuhan Program Jalan Kota Darul Imarah 25

Peta 4.1: Daerah Terbangun dan Arah Perkembangannya Kota Lambaro ................................. 27

Peta 4.2: Kebutuhan Program Air Bersih Kota Lambaro .... 28

Peta 4.3: Kebutuhan Program Drainase Kota Lambaro ...... 30

Peta 4.4: Konstruksi Jalan Kota Lambaro . . .............. 31

Peta 4.5: Kebutuhan Program Jalan Kota Lambaro ......... 32

Pet a 5.1: Kebutuhan Program Air Bersih Kota Jantho ..... 35

Peta 5.2: Kebutuhan Program Drainase Kota Jantho ....... 36

Peta 2.4: Konstruksi Jalan Kota Jantho ................. 37

v

Page 12: KABUPATEN ACEH BESAR

BAS I

Page 13: KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang P3KT

Ada kecenderungan beberapa ibu kot a kecamatan tumbuh menjadi kota-kota keci 1. Pertumbuhan i ni sebaga i ak i bat kemaj uan sektor-sektor kegiatan baik sektor pertanian maupun sektor nonpertanian. Beberapa ibu kota kecamatan yang tumbuh menjadi kot a umumnya mempunyai potensi di sektor pertanian dan berinteraksi kuat dengan kot a di dekatnya.

Pertumbuhan kota-kota kecamatan perlu dibina dan diarahkan. Pembinaan dan pengarahan ini akan dapat mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan dapat pula mendorong pertumbuhan kotanya sendiri seimbang dengan pertumbuhan kota-kota sekitarnya. Di pihak lain, seringkali pertumbuhan kot a kecamatan terhambat oleh kemampuan penyediaan prasarana. Hal ini dapat dimengerti sebab Pemerintah Daerah Tingkat 11 Kabupaten umumnya lebih cenderung berorientasi pada pengembangan pertanian sec ara sektoral daripada sektor perkotaan.

Penyediaan prasarana perkotaan menjadi sangat penting, tidak saja ada kaitannya dengan perkembangan sektor lain, tetapi yang juga penting sebagai kebutuhan dasar bagi berlangsungnya kehidupan kota, pelestarian lingkungan dan perkembangan kota lebih lanjut.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) merupakan s i stem penyusunan program-program prasarana perkotaan yang dibutuhkan oleh suatu kota sesuai dengan permasalahan aktual dan sesua i dengan kemampuan keuangan pemer i ntah daerah setempat. Se 1 a i n i tu penyusunan P3KT ada ka i tannya dengan peluang loan dari Asian Development Bank (ADB) dalam 5 tahun mendatang.

Ruang lingkup penyusunan P3KT untuk kota-kota di Aceh Besar antara lain meliputi:

a. pemilihan kelompok desa-desa yang bercirikan daerah perkotaan (pemilihan kota)

b. Mengidentifikasi karakteristik perkembangan kota dan menilai kebutuhan-kebutuhan prasarana.

c . Menyusun program-program prasarana perkotaan untuk jangka wak tu 1989/90 - 1993/94 at au Program Jangka Menengah (PJM)

Page 14: KABUPATEN ACEH BESAR

d. Menyusun program lima tahun ke dalam program tahunan.

e. Mengidentifikasi kemampuan keuangan pemerin t ah Daerah serta memperkirakan alokasi untuk program prasarana perkotaan.

f. pembinaan institusi pelaksanaan P3KT.

Pengertian prasarana perkotaan meneakup pengertian yang cukup luas yaitu meliputi: jalan, terminal, air bersih, dra i nase, sani tas i, sampah, tanah matang, perumahan, pasar, telepon, listrik, pemadam kebakaran dan sebagainya. Dalam penyusunan P3KT kal i ini, pengertian prasarana hanya terbatas bidang ke-PU-an saja. Jadi tidak termasuk telekomunikasi, pelistrikan, pemadam kebakaran dan sebagainya .

Dipihak lain, dalam kasus Kabupaten Aeeh Besar, dengan ibu kot a yang baru (Jantho), pengert i an kota ada 1 ah kot a keei 1 atau ibu kot a kecamatan yang berskala keeil dengan sistem sosial yang masih sederhana dan dalam tahap berkembang. Oleh karenanya, jenis prasarana yang akan diprogramkan terbatas sesuai dengan kebutuhan kota keeil yaitu: jalan, air bersih, drainase, sanitasi, dan persampahan.

L 3 Proses Tekni 5 Penyusunan PJM

Sebagai man a yang tel ah di sebut bahwa pendekatan penyusunan program adalah pendekatan kebutuhan dasar. Pendekatan ini fungsi seeara langsung dari jumlah penduduk dan aspek tata ruang. Artinya, setiap perubahan aspek kependudukan akan meneermi nkan perubahan kebutuhan dan penyedi aannya disesuaikan dengan tata ruang kota. Jadi dengan kata lain pendekatan P3KT bersifat "eonditional". Oleh karena menyangkut tata ruang kota, penyusunan program harus sesuai dengan Reneana Kota (jika ada). Jika Reneana Kota yang dimaksud belum disusun, mak a perlu disusun senario arah perkembangan kot a dalam jangka 5 tahun mendatang.

Selain pengertian tersebut, keterpaduan merupakan bagian yang penting. Yang dimaksud dengan keterpaduan adalah keseimbangan antara kebutuhan akan program prasarana kota dengan kemampuan keuangan serta kemampuan manajemen pelaksanannya. Seeara garis besar, proses teknis penyusunan P3KT dibagi dalam 3 aspek yaitu : Fisik, Pembiayaan, dan Kelembagaan. Seeara lebih rinei tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

2

a . Aspek Fisik

a.1 Pt-oyeksi dan Sebaran Penduduk, yaitu menghitung proyeksi jumlah penduduk untuk 5 tahun mendatang dan kepadatann ya.

a.2 Evaluasi Ren c ana Kota · (kalau ada) dan atau menganalisis kecenderungan perkembangan penduduk pada masa mendatang. Keluaran dari kajian ini adalah arah ke mana kira-kira perkembangan fisik kota (land use) pada masa mendatang. I<'.ajian ini berkaitan dengan analisis proyeksi penduduk dan sebarannya (tahap a.1 ).

a.3 Analisis keadaan prasarana kota yang ada, yaitu meliputi analisis jenis-jenis prasarana kot a yang diprogramkan antara lain Air Minum, Drainase, Sanitasi, Persampahan, , dan Jalan Kota. Lingkup analisis adalah mengukur kondisi dan kemampuan pelayanan masing-masing prasarana dan seberapa jauh keperluan perluasan, peningkatan atau perbaikan yang di butuhkan sesuai dengan perkembangan penduduk dan perkembangan kota pada 5 tahun mendatang.

Pada tahap ini dihasilkan daftar program yang diperlukan pada 5 tahun mendatang tanpa memperhi tungkan kemampuan keuangan daerah.

b. Aspek Keuangan

b.1 Ana 1 i sis Anggaran Pendapatan dan Bel anj a Daerah ya i tu mengkaji sumber-sumber pendapatan daerah dan pos-pos belanja daerah baik yang rutin maupun untuk pembangunan. Selain itu juga mengevaluasi potensi-potensi sumber pendapatan yang belum tergali at au yang perlu diefektifkan. Selanjutnya memproyeksikan kapasitas keuangan daerah pada 5 tahun mendatang serta memperkirakan kapasitas kemampuan dalam pembiayaan pembangunan prasarana kota.

b.2 Analisis Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Analisis ini meliputi evaluasi pembukuan serta memperkirakan kemampuan perusahaan untuk membayar angsuran jika mendapat bantuan Loan. Untuk PJM Aeeh Besar analisis ini tidak dilakukan karena Kabupaten Aeeh Besar tidak memiliki PDAM.

Dari analisis ini kemudian dibandingkan dengan perkiraan usulan biaya program prasarana kota pada taha p a (aspek fisik) , akan didapatkan program jang ka menengah yang sesuai dengan kemampuan daerah setelah terlebih dahulu dilakukan proses pemilihan program berdasarkan priori tas . Selanj ut nya dari program jangka menengali 5 tal-,un dit-;nci lagi dalan program tah una n.

Page 15: KABUPATEN ACEH BESAR

c . Aspek Kelembagaan

Aspek ini sebenarnya upaya mempersiapkan pelaksanaa 'l program di bidang pembinaan aparatur dan organisasi. Untuk itu perlu menganalisis kualitas dan kuantitas dari aparatur yang ada untuk di ketahu i seberapa j auh kemampuan yang di mi 1 i k i dan perlunya dilaksanakan proyek pelatihan bag i aparatur daerah .

Berdasarkan tahapan pe 1 aksanaan penyusunan P3KT te rsebut di atas, tahap pengumpulan data menjadi tahap yang sangat penting. Jenis data tidak hanya bersifat Data Sek under, tetapi juga banyak data yang didapatkan dari pengamatan langsung di lapangan maupun wawancara dari "target group··.

1.4 Profil Daerah Kabupaten Aceh Besar

1.4.1 Batas Administrasi

Kabupaten Aceh Besar mempunyai luas 2.969 Km 2 dan terdiri at as 13 kecamatan, 595 desa, dan 5 kelurahan. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kota Madia Banda Aceh, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat (lihat Peta 1 .1).

Ketigabelas kecamatan Kabupaten Aceh Besar mempunyai luas dan jumlah desa yang beragam serta memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Pada tabel berikut menunjukkan luas, jumlah desa/kelurahan dan klasifikasi desa.

Tabel 1 . 1 Luas, Jumlah Desa/Kelurahan dan

Klasifikasi Desa

Kecamatan ;Luas (Km2); Jumlah : Klasifikasi Desa ; ;Swadaya;Swakarya;Swasembada: : Desa/Kel.

1. Lhong 125 28 25 2 1 2. Lhoknga/

Leupung 174 30/1 1 28 2 3. Indrapuri 530 84/1 42 43 4 . Seulimum 1.067 64/1 57 8 5 . Montasik 130 53 51 2 6. Sukamakmur 197 67/1 40 27 7. Darul Imarah 49 46 42 4 8. Peukan Bada 31 26 20 6 9. Mesjid Raya 110 13 13 10. Ingin Jaya 109 66/1 41 25 11 . Kuta Baro 92 54 46 8 12. Darussalam 114 42 37 4 1 13. Pulo Aceh 241 17 17

---------------------------------------------------------------------

3.

Peta 1.1 Orientasi Kab. Aceh Besar

~ ~ Sabang

,

,

,

.... ..... . ( ' '. '.' , "

"

... ..... \ .--' ", ",

, "

• Lhokseumawe

.... -- ....... I

" . " Takengon \ ,

I

<:J 'Cl.

, I

, ,

\

\ "

,

" Tapa uan ',

Wilayah Kabupaten 0 -- Aceh Besar

Langsa

" ,

3

. '

, \

Page 16: KABUPATEN ACEH BESAR

oari klasif ikas i desa menunjukkan bahwa Keeamatan Lhoknga , Indrapu ri, Sukamakmur dan Ingin Jaya merupakan da e rah-daerah maju (memilik i desa swakarya jauh lebih ban yak d i bandingkan dengan desa-desa lain) jika ditinjau dari sektor pertaniannya .

Ibu Kota Kabupaten Aeeh Besar adalah Kota Jantho, yaitu sebuah kot a baru yang sengaja dibangun sebagai pusat pemerintahan Pemerintah Daerah Tingkat 11 Kabupaten Aeeh Besar. Kota baru ini dibangun di dataran tinggi Keeamatan Seulimuem, sedangkan ibu kota masing-masing keeamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2 Nama-nama Ibu Kota Kecamatan

No. : Nama Keeamatan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11. 12. 13.

Masjid Raya Darul Imarah Peukan Bada Lhoknga/Leupung Lhóong Darussall.lII Kuta Baro Suka Makmur Indrapuri Montasik Ingin Jaya Seulimuem Pulo Aceh

Sumber: Aeeh Dalam Angka, 1987

: Ibu Kota Kecamatan

Krueng Raya Lam Peuneuruet Peukan Bada Lhoknga Lhoong Lambaro Angan Kuta Baro Sibreh Indrapuri Montasik Lambaro Seulimuem lam Pu yang

Penentuan ibu kot a keeamatan tersebut umumnya ada kaitannya dengan 1 etak kantor keeamatan berada. Dal am P3KT, penentuan kota tidak ada kaitannya dengan letak kantor keeamatan, tetapi lebih diartikan sebagai konsentrasi penduduk. Dalam kasus Keeamatan Darul Imarah, penentuan kota bukan pada Lam Peuneuruet - terdapat kantor keeamatan - tetapi pada desa Garut Geueeu, Gua Gajah dan Lambheu. Ketiga desa ini mengelompok mempunyai total jumlah penduduk jauh lebih banyak daripada kelompok desa di Lampeuneuruet.

1.4.2 Keadaan Fisik

Selain berbatasan dengan daerah lain, Aceh Besar juga sebagai daerah pantai. Pulau Nasi, Pulau Breueh serta pUlau-pulau keeil di sekitarnya termasuk dalam wilayah Kabupaten Aeeh Besar. Jika tidak dihitung garis pantai pulau-pulau tersebut, Aceh Besar memiliki garis pantai +/- 132,5 Km dan garis perbatasan darat sepanjang +/- 185 Km.

4

Jenis tanah sebagian besa r berupa Podsol ik berwarna mera h -kuning dan sebagian keeil saja berupa Latosol. Topografi bergelombang dan bentang-bentang alam berupa perbukitan dengan rata-rata ketinggi an antara 200 - 500 M di at as 1 aut. Pada Wi 1 ayah Kabupaten Aeeh Besar te rdapat sebuah sungai besar yang bermuar~ yaitu Krueng Aceh . Wi layah Aeeh Besar sebagian bukit-bukit yang tid ak dibudidayakan. Luas wilayah yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 44.898 Ha atau 15 % dari seluruh wilayah Aceh Besar . Pemanfaatan at au penggunaan lahan umumnya terdiri atas lahan pertanian sawah 26.56 Ha, perkebunan 17.28 3 Ha dan tamba k 1.048 Ha (Sumber: Hasil Perhitungan Aceh Dalam Angk a 1987 ). Khusus penggunaan lahan perkebunan, sebagian digunakan untuk perkebunan kelapa, yaitu seluas 10 . 124 Ha.

1.4.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Pada tahun 1 ~84, wi 1 ayah Kabupaten Aeeh Besar menyusut sekitar 50 Km akibat perluasan wilayah Kota Madia Banda Aceh. Desa-desa yang masuk dal am wi 1 ayah kota madi a ada 70 desa dan merupakan desa-desa yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang eukup besar. Dari 70 desa, yang masuk wilayah Kota Madia, mempunyai jumlah penduduk 63 . 412 jiwa. Dengan demikian jumlah penduduk pada tahun 1983 semula berjumlah 256.207 jiwa menjadi 192.795 jiwa atau berkurang 25%.

Kemudian, pada tahun-tahun beri kutnya, yaitu tahun 1984; 1985; 1986; dan 1987 tereatat jumlah penduduk sebesar 197.181 jiwa; 203.871 jiwa; 211 . 987 jiwa dan 217.960 jiwa . Berdasarkan keeenderungan pertumbuhan penduduk ini dengan menggunakan rumus eksponensial, maka laju pertumbuhan penduduk diperoleh sebesar 3,25% pertahun . Laju pertumbuhan i ni di nil a i eukup besar dibandingkan laju pertumbuhan penduduk nasional sebesar 2.3% pertahun .

Dengan laju pertumbuhan sebesar 3,25% pertahun, jika diproyeksikan sampai tahun 1994 (5 tahun) diperoleh jumlah penduduk sebesar 272.651 jiwa.

Penduduk Kabupaten Aeeh Besar tersebar pada kelompok-kelompok pemukiman at au desa-desa pada ke-13 kecamatan. Kecamatan yang memi 1 i ki j uml ah penduduk besar antara 1 a in Lhoknga, Daru 1 Imarah, Ingin Jaya, Seulimuem dan Indrapuri. Kecamatan­keeamatan ini ada sebagian telah tumbuh kelompok-kelompok pemukiman yang mempunyai ciri-eiri semikota sedangkan sebagian besar keeamatan-keeamatan lain umumnya masih mencirikan daerah pedesaan. Sebagai daerah pedesaan, sebagian besar penduduk Kabupaten Aeeh Besar adalah petani yaitu sekitar 79% dan sisanya adalah pegawai dan lapangan kerja yang lain .

Page 17: KABUPATEN ACEH BESAR

1.5 Pemilihan Kota-kota

pada umumnya wilayah kabupaten adalah daerah pedesaan. Kalaupun terdapat daerah yang mencirikan perkotaan, umumnya ibu kot a kabupaten. Kabupaten Aceh Besar agak lain sebab ibu kotanya, yaitu Jantho, adalah kota baru yang baru dibangun sejak 1983 tahun yang lalu dan jumlah penduduk baru mencapai +/- 2000 jiwa.

ADB menetapkan bahwa kota-kota yang bisa dibangun dengan loan adalah kot a yang memiliki jumlah penduduk lebih besar dari 10.000 jiwa. Tentu saja tak ada satupun kota yang dimaksud di Kabupaten Aceh Besar. Kemudian Direktorat Jenderal Cipta Karya Pusat menetapkan bahwa yang dimaksud dengan kota kecil adalah kawasan yang mempunyai konsentrasi penduduk dengan jumlah lebih besar dari 5.000 jiwa.Kalau melihat kensentrasi­konsentrasi penduduk pada kecamatan-kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, sangat sed i kit ditemu kan ke 10mpok desa yang menc i r i kan sebuah kota kec i 1 (j urn 1 ah penduduk > 5.000 j i wa) . Dari hasil pengkajian data dan observasi, yang memenuhi kriteria di at as hanya Darul Imarah.

Dalam pembangunan. yang berorientasi pada masa mendatang, pengertian kota dapat dipikirkan secara lebih luas. Sebuah desa at au kelompok desa, walaupun pada saat ini belum mempunya i penduduk 5.000 j i wa. pada masa mendatang mungk in akan menjadi kot a karena adanya faktor-faktor tertt!ntu mi sa 1 nya: Jantho sebaga i Ibu Kota Kabupaten. 1 hoknga kota w1 eata. Lambaro kota sate 1 it. Indrapuri sebagai penghas i1 padi yang paling utama. Kuta Baro sebagai kota pendidikan (Universitas Abulyatama). dan Saree sebagai kot a transit dan pendidikan.

5

::Jenentuan " Ut-t'an . .t..x e a" pa,ja \-<~ ota-~·. ota tst-pi 1 ih ,jan c al ün­c:i!on ~-.ota )'a.!"!Q dimaksu,j ,jalafn P 3!'.T ter- sebut 2t,jalah satu d e sa a tau ~·. el ompok ·j e s a y ang ~.ünt inum s eper- t i ya ng da pat d i 1 iha t pada tabe l be riku t :

Tabel 1.3

Desa/Kelurahan yang masuk Wilayah Kota dan Luas Kata

No. Nama Kota *) Desa/Kel yang masuk Wilayah Kota

Luas Kota :

i .

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Lhoknga

Dar'u 1 Imar' ah

Kuta 8ar'o

1ndrapuri

Jantho

, , ** ) :

Monikeun, Weuraya, Lampaya, Lam Kruet

Lambheue, Garut Geuceu Gua Gajah

Kel. Lambaro, M. Kalud, M. Ayee M. Manyeet, Lubok Batee, Pantee, Bineh Blang, Santan, Jurong Penjera, M. Manyang, M. Krueng, Tanjong, Lamteungoh, Lampreh Kayee Leeu

Lambaro Bilue, Lam Asan dan Lampoh Keudee

Reukih Dayah, Sinyeu, Pasar Indrapur'i, 1ndr'apur'i, Lheu

Kota Jantho

Sukadamai

Catatan: * l Loka;i kota dapat dilihat pada Peta 1.2

18, 25 Ha

305 Ha

2503 Ha

175 Ha

1180 Ha

700 Ha

3000 Ha

** ) Untuk kelompok 3 desa ini, kita sebut saja kota Dar'u 1 1marah

Dari has il pengkajian dan observasi ter'hadap ketujull kota (lihat Lampiran Al tenwata Ilanya ada 4 kata yang memenul',i syar'at untuk dipr'ogramkan yaitu Lhoknga, Dar'ul Imarah , Lamba r'o, dan Jantho. Sedangkan kota-kota sepert i 1ndr'apur' i , Kuta 8aro, dan Sa ree adalah kota kecil dengan jumlah penduduk pada 5 tahun mendatang kur' ang dar' i 5.000 j i wa dengan 1 aj u pertumbuhan penduduknya sangat rendah dan ada yang negatif.

Page 18: KABUPATEN ACEH BESAR

.; EC PULO ",CEH

'EC .~

LHO'NG~ LEUPUNG :.

\

KEC L H OO N G

/ .. ~ ..

\

\ /

./

\

I

/

JAYA

/

\ KEC . INDRAPURI

\

\ / .. \ .

. ' .... / / .. ./ \

(

\

I /

"­\

~ _ .. / .

LAM N Q

"-

"' -'\

/

.-' \

KEC . M O NTASIEK

" \

(

I

/

I I

I

\

~

( , ,

/'

'-

\

\

S f (

, r

/ /'

f

1fffj 6

\

/,._.,

\

I

I

/ PAOANG TIJI

\

/

\

\ \

\

·sz· S k • I a

2!i0 .000

,

ICABUPATEN

ACEH BESAR

SEBARAN KOTA-KOTA

KETERANGAN

Darul Imarah 2 Lhoknga 3 Lambaro 4

5

6

7

Kuta Baro Indrapuri Jantho Saree

Batas Kecamatan

Nomar GombO(

1.2

6

Page 19: KABUPATEN ACEH BESAR

BAS 11

Page 20: KABUPATEN ACEH BESAR

2. 1

BAB 11 KOT A LHOKNGA

Kerangka Perkembangan Kota

2 . 1.1 Wilayah Administrasi dan Keadaan Fisik Oasar

Kecamatan Lhoknga terdiri atas 31 desa/kelurahan, tetapi yang masuk katagori kota ada 4 kelurahan yang terletak di sekitar kantor kecamatan yaitu Kelurahan Monikeun, Weuraya, Lamkruet, dan Lampaya. Masing-masing kelurahan mempunyai luas 425 ha; 470 ha; 480 ha; dan 450 ha sehingga total wi layah kota adalah 1.825 ha. Daerah ini relatif agak tinggi dengan topografi yang bergelombang. Oleh karen a kot a Lhoknga adalah kota pantai, udaranya termasuk sejuk dengan lanskap yang cukup asri .

Kota Lhoknga terletak +/- 14 Km dari Banda Aceh dan +/- 66 Km dari Ibu Kota Kabupaten Aceh Besar (Kota Jantho) . Karena terletak tidak jauh dari Banda Aceh daripada dengan Kota Jantho, Lhoknga mempunyai hubungan sosial-ekonomi yang kuat dengan Banda Aceh.

Hubungan sosial-ekonomi ini, selain karena jaraknya tidak terlalu jauh, juga adanya hubungan komplementer antar kedua kota. Di satu pihak Lhoknga mempunyai fungsi pertanian dan wisata, sedangkan Banda Aceh sebagai pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi dan konsentrasi penduduk. Banyak produk pertanian dipasarkan ke Banda Aceh serta banyak penduduk Lhoknga yang beker ja di Banda Aceh. Seba 1 i knya, Lhoknga sebaga i pusat wi sata, set i ap hari Mi nggu (hari 1 i bur) banyak dikunjungi penduduk Banda Aceh . Hubungan ini dicerminkan dari fre kuensi transportasi antar kedua lokasi secara intensif.

2.1.2 Analisis Kependudukan

Dari keempat kelurahan, jumlah penduduk pada tahun 1987 tercatat 4.635 jiwa dan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu tahun 1980 tercatat 3 . 804 jiwa. Dari kedua data ini ,jika dihitung secara eksponensial didapat laju pertumbuhan sebesar 2,8% pertahun . Laju pertumbuhan ini relatif rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan Kabupaten Aceh Besar sebesar 3,25% pertahun.

Dengan jumlah pendudu k sebesar 4.635 jiwa pada luas 1.825 ha , maka kepadatannya dapat dih itung rata-rata sebesar 3 jiwa perhektar. Dapat diartikan bahwa daya dukung lingkungan kot a Lhoknya masih sangat besar. Sebaran pendudu k ini umumnya terkonsentrasi pada kawasan sekitar kantor kecamatan dan di sepan jang jalan regiona l yang mengh ubung kan Banda Aceh dengan Meulaboh.

?

Pada ta!~00 1394 at a u 5 taf1Ui~ me~1d ata!1 Q, J0 Mla~! per1dudu~ Lho r.~ n ga ,j ~!~l!cl'y '2 ;"'-.slk a(! ,j-2(!'Ja.n l -iJu p '2 ( tu rnt"...Jha0 2 ,8% p-2 ,"tahun, dapat di f-! i tu ng s ebesat- 5 _ 623 j i wa. Kecen ,j E' l"u ngan sebaran penduduk dipet- )"': ir-akan masif"! t 'e (a.da sekitat- konsentras i yang ada s e kara!l g i ll; .

2. 1.3 Analisis Perkembangan Kota

Tata rUBtlg Ka ta Lhoknga terdiri atas berbagai penggunaan antat- a, la in: kantot- ~: ecama tan, penja!-a, k'.)rnplek ,A.8RI, se~. o 1 ah 1 puskesmas, pasat- , 1 apangan terbuka, tOKo-toKo dan perumahan .D i samping itu juga terdapat komplek Industri Semen Andalas dan objek-obje k wisata (golf course, pantai). Secara 1 angsung maupun t i da~. 1 angsung fungs i i ndustr i mempengaruh i perkembangan fisik dan tingkat kehidupan penduduk Lhoknga.

Dengan laju pet-tumbuhan yang tidak ttegitu tinggi perk e mbanga n fisik juga tidak begitu banyak terjad i Sementat-a ini. perkembangan fisik masih tet-konsentt-as i parje bagian kawasan di sekitar kantor kecamatan dan perkembangan pada masa men datang tidak akan jauh dari ron a awal.

Me lihat aspek topografi tampaknya Lhoknga memput;yai peluang untuk bet-kembang ke Bega 1 a arah ( 1 i hat Peta 2.2). Kal aupun ada kendala dalam perkembangan, ada lah pantai yang terleta!<. di bagian barat dan l okasi- l okasi konservasi .untuk wisata.

Sampa i saa t itli Kota Lhoknga belum memiliki rencana tata ruang yang dapat dipakai untuk mengarahkan perkembangan maupun untuk pengembangan kotanya . 01eh karena laju pertumbuhan penduduk tidak tinggi, perencanaan tata ruang dalam waktu dekat belum begitu diperlukan. Kendati demildan tidak berarti setiap perkembangan dibiarka!1 begitu saja. tetapi ada lokasi -l okasi tet·tentu, yaitu penggunaan lahan di sis; sepanjang jalan pt-ovinsi . pet-lu mendapat pet-hatian khusus.

2.2 Analisis Kebutuhan Progr am

2.2.1 Air Bersih

Pendud uk Kota Lh oknga pada saat sekarang menggunakan air bet-sih tlet-asal dar; ait- tanah (sumut- rjangkal). Kedalaman permukaan air tanah sekita r 6 meter dari permukaan tanah . Bet-dasarkan hasi 1 obSet-Y8Si, kual i tas ai t- tanah kut-ang memenuhi syarat. pada musim kemarau ban yak sumur kering dan sebagian kee;l yang masih dapat digu!1akan. Kur-ang lebih 3 Km dat· i Kota Lhoknga, ya i tu di daeral·, Lampuu!<" terdapat sumbe t· air dar; mata air de l1gal1 debit 6 liter/detik . Pada tahun 1987 telah dibangun Pro yek rKK pada sumber air tersebut. Ol eh ka!-ena debit ait-nya mencukup; untuk dapat melayan; kata Lhoknga mak a dipe r lukal1 perbaikan pada sis tem dis tribusinya.

Page 21: KABUPATEN ACEH BESAR

~--- .... --~-

I

• . , , , • , •

, A ,

A , .. -..

A I

,1 , \ , , A • ,

~ I

t , t

I , I ~ 1 , , I

I

--.

, , I

!

, \

, \

\ , \ ,

\ , , \ , • I

\ \ ,

, , , , , , , \ , , ,

1 1

..bq Ska I a

15 000

KABUPATEN

ACEH BESAR

DAERAH TERBANGUN DAN ARAH PERKEMBANGANNYA

KETERANGAN

::::::::::::: Daerah Terbangun . ........... .

• Kantor Kecamatan

8

Arah Perkembangan

Nomor Go",bOf

2.1

Page 22: KABUPATEN ACEH BESAR

pada tahun 1985, di Kota Lhoknga per nah tj ibangun P r-oyek IKf<. detlgan kOmpO!len instalasi ya ng lengk ap_ Dua bu afl blok bangunan instalasi telah dibangun dan tet-dapat pula 2 mesin diesel termas uk peralatall kontrol. Selai!l dari itu telah puls dipasang pipa distribu,i dengan PVC diamete r 4 inci untuk setiap rumah calon pelan,ggan serta telah pula dibangun kt-an umum (kapasitas +/- 10 M~) dengan 10 buah kran. Tapl sayang, pad a saat berlangsung penggalian sumur dan pemasangan pompa, terjadi long so ran dan mesin pompa terjatuh dl dalamnya. Sesudah kejadian ini tidak ada usaha lagi untuk menggantl dan akibatnya instalasi yang sudah terpasang belum dapat dimanfaatkan sampai dengan saat ini.

Dari wawancara dengan masyarakat Kota Lhoknga, mereka sangat mengharapkan berfungsinya instalasi air minum denga~ membangun/memperbaiki instalasi yang ada at au menearl alternatif sumber air yang lain. Dengan berbagal pertimbangan, tampaknya meningkatkan fungsi sumber air dari Lampuuk lebih praktis dan efisien melalul pembangunan treatment-plan dan perbaikan sistem distribusi serta perluasan jaringan yang ada. Untuk itu dalam program lima tahun perlu pembangunan instalasi yang ada di Lampuuk.

Sampai dengan sekarang, jumlah sambungan rumah (sr) yang sudah tersambung ada 180 sr dan 1 unit kran umum yang terdlrl atas 10 kran. Jika dianggap setiap rumah tang ga terdiri at as 7 jiwa dan setiap kran dari unit kran umum dapat melayani 7 rumah tangga, maka i nsta 1 as i yang sekarang dapat me 1 a yan 1

1.750 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk s ebesar 4.635 jiwa, mak a tingkat pelayanan baru mencapai 38%.

, Pada 5 tahun mendatang, jumlah penduduk diperkirakan berjumlah 5.623 jiwa. Jika kita inginkan agar tingkat pelayanan dinaikkan menjadi 60% dengan rincian 40% melalui sr dan 20% melalui unit kran umum, maka diperlukan penambahan 140 St- lagi dan 12 I< ... an atau 1 unit kt·an umum lagi. Secara keseluruhan, kebutuhan program air bersih dapat dilihat pad a Peta 2.2.

2.2.2 Drainase

Kota Lhoknga adalah daerah bebas banjir karena terletak 3 M lebih tinggi dari permukaan air laut pasang. Sekitar 50% dari sa"luran-saluran yang ada kondisinya rusal<. dan perlu perbalkan secara menyeluruh. pada umumnya saluran-saluran yang ada mempunya i kapas i tas yang memada i untuk menampung a ir huj an. Dalam survei yang pernah dilak~kan pada saat hujan deras ditemukan ban yak hal yan g memerlukan perbaikan dan perhatian pada sistem drainase yan g ada.

Dalam rangka program jangka menengah untuk 5 tahun mendatang, road a tallu n pertama diusulkan untuk mempet-bail<.i salut"an ­;alu,-an yang ad:;; dan pemasangan bat u - semen pada sisi

9

saluran yang terdapat di sepanjang jalan daerah pertokoan. Pusat kegiatan kata Lh okn ga ini perlu didahuluka n sebab telah dil engkapi dengan s i stem dra i nase yang cukup ba ik. Se lanjutn ya pada tahun-tahun ketiga, keempat dan kel ima d i programkan pembangunan saluran-saluran lain yang masih berupa tanah dengan kapasitas aliran murni 1 M3 . Jaringan saluran-saluran yang perlu diperbaiki/diprogramkan dapat dilihat pada Peta 2.3.

2.2.3 Sanitasi (MCK)

Di Kota Lhoknga terdapat sebuah MCK dari Proyek P2LPK Dinas Pekerjaan Umum. Penggunaan MCK ini cukup efektif karena terl etak di temp at umum. Se la in karena 1 etaknya, sebag i an penduduk Lhoknga memang bel um memi 1 i ki WC pri bad i . Mereka juga masih memanfaatkan Krueng Raba. Padahal, pencemaran dari kotoran manus i a i ni cukup mengganggu c i tra Lhoknga sebaga i temp at wisata pantai. Oleh karenanya penyediaan WC umum semacam MCK sangat diperlukan.

Dengan jumlah penduduk 5.623 jiwa pada tahun 1994 nanti Kota Lhoknga memerlukan penambahan 17 unit lagi sesuai dengan standar 1 unit/300 jiwa. Selain penyediaan MeK, yang perlu dipikirkan adalah sistem operasi dan perawatann ya . Untuk masalah ini dapat dilakukan melalui swadaya masyarakat.

2.2.4 Persampahan

Perkembangan fis ik Kota Lhoknga terpusat di sek i tat· Kantot· Kecamatan dan Pasar, sedangkan perkembangan fisik daerah yang agak jauh dari Kantor Kecamatan kepadatannya rendah dan jarak antar bangunan renggang. Persoa 1 an sampah di Kota Lhoknga pad a saat ini dan pada 5 tahun mendatang kurang begitu mendesak kecuali daerah di sekitar Kantor Kecamatan dan Pasar. Kawasan ini diperkirakan mempunyai jumlah penduduk +/-3.000 jiwa . Sistem penanganan sampah bagi Kota Lhoknga di utamakan pada kawasan pasar saj a dengan cara pengambi 1 an sampah oleh sepeda-gerobak dan kemudian langsung saja dibuang ke tempat TPA yang di tentukan. Sedangkan penanganan sampah bagi daerah di luar sekitar pasar dapat dilakukan secara tradisional sebagaimana yang dilakukan pada saat ini .

Dengan jumlah penduduk +/- 3.000 jiwa (kawasan sekitar pasar), pada 5 tahun mendatang diperki rakan tidak terjadi pertambahan yang besar dan jumlah sepeda-gerobak yang diperlukan cukup 3 buah. Cara operasi dan pengelolaan sistem pengambilan sampah ini perlu dibentuk organisasi yang dipimpin oleh kepala kelurahan setempat. Dalam pengelolaan pengambi 1 an sampah yang menggunakan sepeda-gerobak, set i ap 1,5 tahun diperkira~an rusak. Oleh karenanya perlu diganti ki ra-k i ra Î buah sepeda-gerobak set i ap tahun sehi ngga tota 1 diperlukan 7 buah sepeda-gerobak pada 5 tahun mendatang.

Page 23: KABUPATEN ACEH BESAR

BA"'JUI741"'1

fnnQ {ofl 4'!~ rn'nV/l7

d~arJ .Jwmv/" dlJl.qn7

A

/

,1 , ,

, I

t I

I , I l­J ,

/

/ .--,

/ ,

/ ,

, , f

, , " k , \ ,

\

,

, \ ,

\ \ \ ,

, ; , ,

, , , , ,

, , I ,

\ , , , J ,

r

PEZ• S lot a I a I 15 . 000

KABUPATEN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN PROGRAM AIR BERSIH

KETERANGAN

Jembatan Beton

Kran Umum dan Reservoar

10

Usulan Kran umum dan Reservoar

------- Jar. Distribusi o 4 inc.

•. Usulan Jar . Distr o 4 inc.

Disconneet

2.2

Page 24: KABUPATEN ACEH BESAR

• I 1

• I , ~ \ I I ~ \- I \ • ,

/

/ , I

, f ,

!

-~-~-

, , , \ \

\ \

I

\ , \

\

\

, , f I ,

\ \ I \ I

\-

• \ , \ , , ,

\ , \ , ,

\ I I

Ska I a 15 . 000

1 1

KABUPATEN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN PROGRAM DRAINASE

KETERANGAN

JL Jembatan

---.~ Arah Aliran Air

Usulan Drainase dan Arah Aliran­nya

Perawatan Salu­ran Drainase

Nomor Gombar

2.3

Page 25: KABUPATEN ACEH BESAR

2.2.5 Jalan dan Jembatan Kota

Kota Lhoknga dilalui Jalan Provinsi dengan panjang +/ - 4,125 Km dan terdapat jembatan yang me 1 i ntas i Krueng Raba dengan bentangan +/-75.M. Jalan provinsi ini kondisinya masih baik kecual i sebagian rusak terutama di ujung jembatan yang baru selesai dibangun. Fungsi Jalan Provinsi ini sebagai prasarana transportasi regional antara Banda Aceh dengan kota-kota di pantai Barat Aceh.

Panjang Jalan Kabupaten yang terdapat dalam kawasan kot a +/ -18,750 km dengan konstruksi sebagian besar berupa aspal dan sebagian kecil saja masih berupa jalan baru dan tanah. Pada umumnya kondisi masing-masing jalan dalam kondisi normal sesuai dengan jenis konstruksinya. Namun demikian, pada beberapa penggal jalan aspal terdapat kerusakan-kerusakan yang cukup seri us berupa retak-retak dan patah (L i hat Peta 2.4) .

Sebagaimana yang telah disimpulkan pada bab terdahulu bahwa perkembangan Kota Lhoknga tidak terlalu tinggi tetapi perkembangannya cenderung mengisi lahan-lahan yang masih kosong (belum dimanfaatkan). Berdasarkan senario (scenario) perkembangan ini mak a program prasarana jalan kot a untuk 5 tahun mendatang dapat dilihat pada Peta 2.5.

1 2

Page 26: KABUPATEN ACEH BESAR

,

"

, ,

, ,

, , \ . " . \

, , " ,

\ , \ ,

• r

, , ,

S I

• I

~ /

.... E.q

Ska I 0

, : '5 . 000

KABUPATEN

ACEH BESAR

KONSTRUKSI JALAN

Jalan Hotmix

Jalan aspal

Jalan Batu

Jalan Tanah

Nomer Gombar

2.4

1 3

Page 27: KABUPATEN ACEH BESAR

• I , I , I

• , I , I • \

','

,\ '-..---....--\~ó i

--= I I ,

, ,

I

I

• /

• , •

,1 , , , •

, , t I

• I

• I ~ I ~

, ,

~-~ ~

• :\ /

• \ L lJ

, • , , , ,

, /

• ,

/

• I

, , I

f

.­... - ..... -~-

, ,

, , , , , ~ , \

• I

• ,

, \ ,

\ \

\

• '.

., \ ,

, , \ ,

, , , , , \ , , ,

I I

S " a I a '5 000

KABUPATEN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN

PROGRAM J ALAN

KETERANGAN

Perawatan Jalan

14

- Pe ningkatan Jalan

Nomar Gombor

2.5

Page 28: KABUPATEN ACEH BESAR

BAB 111

Page 29: KABUPATEN ACEH BESAR

BAB II! KOT A OARUL IMARAH

3. 1 Kerangka Perkembangan Kata

3.1.1 Wilayah Administrasi dan Keadaan Fisik Dasar

Yang dimaksud dengan Kota Oarul Imarah bukanlah Ibu Kata Kecamatan Oarul Imarah, yaitu Lampeuneuruet, tetapi kelompok desa yang terdi ri dari Desa Garut Geuceu, Gua Gaj ah dan Lambheue dengan luas total 305 Ha. Pemilihan ketiga desa ini, dan bukan Lam Peuneuruet (kantor kecarnatanl, karena kensentrasi ketiga desa - yang sal ing bersebelahan - tinggi dibandingkan dengan ternpat lain. Konsentrasi penduduk yang tinggi ini disebabkan adanya pernukiman-pemukiman baru yaitu Perumnas dengan 420 unit, KPR-BTN Meusara Agung 230 unit dan KPR-BTN Punie Raya +(- 200 unit_ Tumbuhnya pemukiman­pemukiman baru karen a letaknya berbatasan dengan Kota Madia Banda Aceh dan tidak jauh dari Pusat Kota Banda Aceh.

Topografi kawasan Darul Imarah bergelombang dan beberapa segmen 1 ahan dengan kerni ri ngan agak taj am serta merupakan dataran tinggi +(- 10 m di atas permukaan laut . Hal ini disebabkan karena kawasan Oarul Imarah adalah kaki bukit (Gunung Batok) . Secara umum, karen a sebagian besar kemiringan masih di bawah 15%, maka Oarul Imarah potensial untuk bertumbuhnya pernukiman-pemukiman baru dengan sistem drainase yang cu kup baik.

Tidak jauh dari Oarul Imarah, terdapat mat a air (Mata Ie) yang digunakan untuk air minum bagi penduduk se temp at dan juga dimanfaatkan sebagai sumber air minum tambahan oleh POAM Banda Aceh khusus untuk melayani penduduk setempat dan sekitarnya. Tetapi akhir-akhir ini, debit mata air sudah banyak berkurang dan tidak dapat lagi dijadikan sumber air baku bagi POAM.

3_1_2 Analisis Kependudukan

Penduduk Oarul Imarah terdiri at as pendudu k lama dan penduduk baru. Penduduk baru adalah penduduk yang menempati perumahan baru yang sebelumnya berdomisili di Banda Aceh. penduduk baru i n i sebagian besar bekerja di Banda Aceh.

Pada tahun 1987, juml ah penduduk dar; ket; ga desa tercatat 7.538 j;wa dan pada tahun sebelumnya, ya;tu tahun 1980, tercatat hanya 4 . 213 jiwa saja. Oari kedua data ini dapat dih i tung secara eksponensial bahwa laju pertumbuhan penduduk 8 ,6% pertahun . Besaran laju pertumbuhan relatif sangat besar dan menunju kkan bahwa dalam 5 tahun terakhir pertumbuhan Oarul Imarah begitu pesat. Hal ini tentu ada kaitannya dengan tumbuhnya perumahan-perumahan baru yang ber 1 angsung secara spo r adis. Yang menjadi pertanyaan, apakah proses ini akan t e r us berlangsu ng pada 5 tahun mendatang ? Kalau melihat

15

pote ns i lahan Darul I mat-ah d ~ n kebutuhan perumahan bagi pe ndu du k Banda Aceh ( baca PJM-P3 KT Banda Ace"), tampaknya l aju pertum b u han penduduk 8 , 6% pertahun masih te t a p berlangsung. Terlebih l ag i, beber apa ban gu nan ru mah-rumah baru sedang dibangun di kata ini.

Proyeks i j uml ah penduduk pada 5 tahu n mendatang , atau tahu n 1994, dengan laju pertumbuhan 8,6% pertahun, mak a didapatkan angka 13.481 jiwa . Pertumbuhan penduduk yang pesat ini juga akan diikuti oleh tumbuhnya kegiatan-kegiatan ikutan yang melayani penduduk setempat. Selain dari itu, tumbuhnya penduduk j uga menuntut tersed i anya prasarana ka ta, terutama masalah air minum .

Sementara ini sebaran penduduk terkonsentrasi pada kantong­kantong pemukiman baru. Oengan jumlah penduduk sebesar 7.358 jiwa dan luas 305 ha, maka kepadatan rata-rata adalah 24 jiwa(ha. Pada 5 tahun mendatang , jika proyeksi penduduk sebesar 13.481 Jlwa, maka kepadatan rata-rata adalah 44 jiwa(ha. Besaran kepadatan ini menunjukkan bahwa Oarul Imarah bisa disebut kot a secara fungsional. Hal ini memang kenyataan bahwa daerah terbangun kota Oarul Imarah sudah menyatu dengan daerah terbangun kot a Banda Aceh.

3.1.3 Analisis Perkembangan Kota

Karena 1 etak Kota Oarul Imarah berbatasan 1 angsung dengan Kota Madia Banda Aceh dan tidak jauh dari Pusat Kota Banda Aceh, komunitas sosial - ekonominya sudah menyatu dengan Banda Aceh. Sebagian besar penduduk yang tinggal di Kota Oarul Imarah bekerja di Banda Aceh baik sebagai pedagang maupun pegawai. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan fisik yang pesat bagi Kota Oarul Imarah adalah hasil pengaruh langsung dar i perkembangan Kota Bànda Aceh (spill-over).

Sebagai tempat pemukiman baru, di Kota Oarul Imarah juga tumbuh kegi atan-kegi atan i kutan terutama perdagangan eceran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kawasan perdagangan ini terutama terdapat pad a p i ntu ge r bang perbatasan yaitu sekitar jembatan dan Pasar Keutapang. Kawasan ini merupakan "Crucial Point " dan mempunyai nilai ekonomi tinggi . Jika kawasan Keutapang - yang merupakan persimpangan - t i dak segera diatur, maka akan terjadi masalah lalu lintas dan kesemrawutan penggunaan yang akh i rnya menj ad i masa 1 ah besar dan sulit dipecahkan pada masa mendatang. Terlebih dengan akan dibangunnya ring-road Lamtemen-Lambaro, maka kawasan in; mau tak mau harus ditangan; segera .

Perkembangan f i s i k yang cepat memang t i dak dapat di 1 epaskan adanya lokasi yang tidak jauh dari Pusat Kota Banda Aceh . Kecuali peluang tersebut, topografi Kota Oarul Imarah yang relatif tinggi dengan kemiringan tidak lebih dari 15_ memungkin kan dibangun perumahan dengan tata letak dan rancang bangun yang baik . Di samping fa k tor-faktor pendorong

Page 30: KABUPATEN ACEH BESAR

per kembangan ters ebut, pada beberapa bag i an kawasan te rdapat c e k ung an -ce kungan y ang t i dak 1 a yak di b a n gun . Da 1 am perencan aa n tata ruang, cekungan ini dapat di manf aa t kan sebagai daerah limpasan air limbah. Secara umum arah perkembangan dan kendala-kendala perkembangan dapat dilihat pada Peta.3.1.

Arah perkembangan kota pada umumnya mengikuti pola jaringan jalan. Begitu juga perkembangan kota Darul Imarah berpol~ sama yaitu cenderung mengarah pada jalan-jalan utama. Tetapl perkembangan kota Darul Imarah juga ada kecenderungan lain yang tidak selalu pada jalan-jalan utama, yaitu perkembangan perumahan-perumahan baru yang merupakan kantong-kantong pemuk i man yang ti dak se 1 al u terdapat pada ja 1 an- ja 1 an utama saja.

3 . 2 Analisis Kebutuhan Prasarana

3.2.1 Air Bersih

Sebagian perumahan di Kota Darul Imarah telah di layani oleh PDAM dengan sumber air berasal dari Mata Ie (Mata air) . Mata ai r ini terletak di bukit sebelah Selatan - Barat dari Kota Banda Aceh. Jarak antara mata air dengan Banda Aceh +/- 8 Km dan kira-kira sama jaraknya dengan Darul Imarah sebab letak Kota Darul Imarah di perbatasan Banda Aceh. Instalasi Mata Ie ini dibangun pada tahun 1905 dan dimaksudkan untuk melayani kota Banda Aceh. Kualitas air dari Mata Ie ini cukup baik dan tidak memerlukan penjernihan kecuali chlorination . Bangunan untuk proses chlorinasi dan segenap peralatannya sekarang tidak dapat beroperasi/berfungsi sudah sejak lama. Pipa utama, yang dipakai mendistribusikan air dari Mata Ie, berupa pipa baja dengan diameter 175 MM dan dibangun pada tahun 1905 yang lalu . Kondisi pipa ini sudah tidak memadai lagi dan banyak terjadi kebocoran. Pipa yang tinggi elevasinya kurang lebih 25 M dengan daerah pelayanan yang terbawah ini, mempunyai 7 cabang . Cabang yang paling tinggi terletak 4 , meter lebih rendah dari Mata Ie dan berjarak 3 Km dari Mata Ie serta berjarak 5 Km dari daerah pelayanan .

Dari hasil observasi yang dilakukan pada bulan Februari dan Maret 1988, dalam rangka mengetahui debit air dari Mata 17' dapat diukur bahwa debit air 20 L/detik dan pada mUSlm kemarau diperkirakan 15 L/detik. Dengan adanya hambatan yang berasal dari kondisi pipa dan profil topografi, diperkirakan debit maksimum hanya mencapai 11 L/detik. Jika hambatan pad~ pipa utama tidak ada lagi maka deb i t air dapat melayanl 11 x 3600 x 24 = 5.280 orang dalam kondisi puncak.

2x90 Dengan me 1 akukan perbai kan pada pi pa utama, secara 1 angsung a kan meningkatkan kapasitas aliran sampai dengan 15 L/detik pada musim kemarau dan berarti dapat melayani 15 x 3600 x 14 = 7.200 orang dalam kondisi puncak .

2x90

16

Yang menjadi prob l em saa t ini ada l ah tu mb uhnya pem uk ima n pemukiman ba ru yang terletak lebih tinggi da ri jangkaua n tekanan grav itasi air yang ada . Untuk memperbaiki sistem yang ada dan memperluas jangkauan pelayanan, perlu memperbaik i p ipa utama dar i sumber mata air sampai di persimpangan Lamteumen ( 1 i hat Peta 3.2 dan 3.3). Perbai kan i ni diusulkan menggunakan pipa baru dengan diameter 200 MM. Sistem pipa baru ini ditanam dengan kedalaman lebih dari 1,25 M dan tahan terhadap truk yang membawa batu-batu yang berasal dari Gle Geutang .

Sesuai dengan relief topografi di sepanjang pipa utama, pada set i ap puncak dataran di pasang s i stem vakum untuk menjaga konstruksi debit air dan setiap titik cekung terendah dipasang sistem "blow-off" untuk pencucian. Kemudian juga perlu dilengkapi beberapa klep pada sistem ini serta perbaikan bangunan chlorination beserta peralatannya.

Selain kemungkinan perbaikan tersebut ada kemungkinan a lternatip pen yamb~ngan dari si s tem jaringan instalasi kot a Banda Aceh, berarti menggunakan air dari treatment Lambaro, dengan menambah kapasitas pipa transmisi 150 mm dari Simpang Tiga Mata I.

Berdasarkan perhi tungan sementara, ternyata cara di atas, dengan masih memanfaatkan Mata Ie sebagai air baku, biayanya terlalu besar terutama biaya pengadaan dan pemasangan pipa utama yang a kan menggantikan pipa lama . Untuk itu, sistem distribusi yang digunakan adalah dengan menyambung pada sistem PDAM Banda Aceh.

Sepert i yang te 1 ah di sebutkan bahwa sampai dengan sekarang sebag i a n pe r umahan baru (Perumnas) saj a yang te 1 ah mendapatkan pelayanan air bersih. Sedangkan perumahan baru, yang terleta k lebih tinggi dari kemampuan tekanan air maksimum belum dapat di layani. Masalah ini dapat dipecahkan dengan memasang "Booster Station" dengan kemampuan ~ liter/detik dan tangki menara air dengari kapasitas 170 M dengan kedudu kan lebih tinggi dari ketinggian kawasan yang a kan dilayan i. Untuk semua usaha in i , perlu Studi Engineering dan rancang bangun serta perbaikan pada seluruh sistem yang ada.

Jumlah sambungan rumah (di Perumnas) yang ada 400 sr . Ini berarti tingkat pelayanan ba r u mencapai 37% dari total pendudu k yang berjumlah 7 . 538 jiwa. Jika kita tingkatkan sampai dengan 60% dengan rincian 50% melalui sr dan 10% me 1 al ui un i t k ran umum pada 5 tahun mendatang, mak a per 1 u penambahan 560 sr dan 3 unit kran umum yang masing-mas i ng terd i ri at as 10 k ran.

Page 31: KABUPATEN ACEH BESAR

, .. ,

\ , , , , , \ ,

\

t

t

I

, , ' .. -~--+--+-~--+

I f t , t , t , I

Wa . .kc •• /f" á'A B <lml" .A cel-

, , , ,

t

Ska I a 15 ·000

I I I

17

KABUPATEN

ACEH BESAR

DAERAH TERBANGUN DAN ARAH PERKEMBANGANNYA

KET'ERANGAN

- Daerah Terbangun

----;. Arah Perkembangan

0 Cekungan

E :u,. 0;' Gambor .

lr 3.1 \ i

Page 32: KABUPATEN ACEH BESAR

ferJolJ..an jJtp4 utCiI'YU::' f:4n?pa l

de"Jan /JacQS mI

M O-la Air áen:Jan kal'<t .ritqS

cp , 15 Lis I'qdq

mupm kel77ara l./

t

Dt'" Tt,J, Bonda Aal, :;" " 3 JtZDJ"h! ole/... lt7staL~s/ La.

,

~

~:.--- ..... \ I ' 11 l{

I nualof/ Pe l7jerm ÁQ,.,

/f '-I- LOfl'bo 1"0

"SP -Ska 1 a

1:50 . 0 00

18

KABUPATE N

A CEH BESAR

LOKASI MATA AIR DAN SUPPLY LINE

0- -

-- ~-

o

--- . _ . -

----

__ 50,...",.

- + - +

Lokas i Mata Air

Supply Line ~ 175 mm yang a kan diganti dng ~ 200 mm

Bangu nan Chlorinasi yang akan dibangun kembali

Pipa ~ 100 mm

Pipa ~ 150 mm

Pipa ~ 200 mm

Garis Ketinggian dng perbedaan 50 m

Bata s untuk daerah Utara yg dilayani oleh instalasi Lam -bare dan daerah Sela tan yang dilayani Mata Air

Instalasi penjernih­an Air Lambaro

Nomar Gombar

3. 2

Page 33: KABUPATEN ACEH BESAR

I , , • , , , ,

p emuk,fl'lQ/'l krv fj'''nJ -t.~rÜtai: l~/it ... re~uféll.. ~"i

t:.ekano" :rtilfv'tQ$i

I > I ,

pemuklman D::,ru YOh!J -1- ~rl#!.t:q'1:.

Lû,/...... tN"JJ~ dart iU:a/lan ~rqvlt:l(f!

I ! \ , I , I , I

, I ~ I ~ \ ' ,

Ska I a

15 ·000

Page 34: KABUPATEN ACEH BESAR

3 . 2.2 Drainase

Pada dasarnya sistem drainase di Darul Imarah sudah baik. perumahan-perumahan baru yang di bangun sudah dil eng kap i dengan saluran pada kedua sisi jalan dengan konstru ksi batu­semen. Kemiringan (slop) saluran cukup memenuhi syarat dan arah aliran menuju ke arah utara dan barat. Sistem drainase yang mengalir ke arah utara dikumpulkan dalam saluran utama dan baru kemudian melimpas ke sungai utama yang melintas pada kawasan Daru 1 Imarah. Sedangkan subs i stem yang mengal i r ke arah bar at melimpas pada daerah- daerah cekungan yang terletak di sebelah selatan Perumnas.

Darul Imarah terdapat pasar yang terletak di bagian utara diapit oleh sungai. Kawasan ini belum memiliki sistem drainase yang baik dan sering terjadi banjir genangan pada saat terjadi hujan deras. Kondisi ini jelas akan merusak kualitas lingkungan setempat dan mengganggu t i ngkat kesehatan masyarakat. Oleh karenanya pe r lu ada perbaikan .

Diusulkan agar genangan drainase di kawasan pasar lebih didahulukan daripada yang lain dengan konstruksi batu-semen pada kedua sisi saluran (rectangular). Saluran drainase ini dibangun pada kedua sisi setiap jalan . Sebagian kawasan pasar s i stem pengal i ran di arahkan pada sunga i utama dan sebagi an lagi dialirkan ke arah sungai yang lain . Sesudah kawasan pasar diperbaiki, tahap selanjutnya memperbaiki subsistem drainase kawasan lain (lihat Peta 3.4). Beberapa saluran drainase yang masih berupa tanah memerlukan perbaikan (lihat Peta). Perb,iikan pada subsistem ini tidak begitu mendesak dan dapat dikerjakan setelah subsistem drainase di kawasan pasar selesai diperbaiki.

3.2.3 Sanitasi (MeK)

Penduduk Kota Darul Imarah mempunyai ciri perkotaan yang tinggi sebab sebagian besar memang bekerja di Kota Banda Aceh. Sebag;an penduduk yang menempati perumahan baru, tentu mereka telah mempunyai kamar mandi dan WC yang memenuhi syarat. Berbeda dengan penduduk pendatang, penduduk asli Darul Imarah tetap berci r; pedesaan . Banyak di antara mereka masih menggunakan air sungai untuk mand; dan mencuc; serta sebagian lag; menggunakan sumber air (Mata Ie) untuk mencuci, walaupun jarak yang ditempuh cukup jauh.

Dengan jumlah penduduk sebesar 7.538 Jlwa (tahun 1987) sek; tar 30% ada 1 ah penduduk as 1;. Ke lompok in; 1 ah yang memerlukan prasarana MCK agar dapat berkeh;dupan lebih sehat serta tidak terlalu jauh untu k keperluan mencuci. Unit MCK dengan standar 1/300 penduduk maka pada tahun 1994 dengan program penduduk sebesar 13.481 jiwa diperlukan 13 unit lagi sampa; dengan 5 tahun mendatang.

~

3.2. 4 Pe r sampa11 a0

K()ta 1 n1 t umbur~! dengan c e pat kar- ena adanya pembangunan komp 1 eh pet-u mahan-pet-Uma~lan bat-u . Karen a pertumbuhan fis ik berupa perumahan-perumahan ba ru, kel engkapan pembangunan sanlpaf1 umumn ya telah tersedi a berupa 8in Container bagi setiap rumah.

Wa 1 aupun Daru 1 Imal· ah terd i riatas perumahan-pel-urnahan baru yang ter en ca na dengan baik, d an penghunin ya golongan masyarak at menengah, sarnpai dengan sekarang belurn ada o t·gani sas i masyarakat yang mengumpu 1 kan sampah dat"i s et i ap rumah serta belum merniliki TPA yang resmi.

Bet-dasarkan po 1 a tata ruang kota Darul Imarah yang tet-d i ri atas kelompok- ke l ompok/komplek perumahan yang terpisah, maka sistem penanganan sampah adalah dengan cara pengambilan sampah dari setiap r umah oleh sepeda-gerobak dan masing­rnasing sepeda-gerobak mengumpulkannya ke tempat Dipo Transfer ( parkir truk ) dan kemudian oleh truk dibuang di TP A yang ditentukan.

Bet-ikut ini adalah ped<.it-aan kebutuhan sepeda-get-obak, dipo transfer dan truk sampai dengan tahun 1994 berdasarkan 4 kawasan pemukiman ya itu: kawasan pasar, kawasan perumnas, kawasan Peunie Raya, dan kawasan Meusara Agung. Kawasan di l uar keempat kawasan ini, pengel olaan sampah dilakukan secara t(adisional sebagairnana yang di lakukan pada saat ini ( 1 ihat Tabel 3.1) .

Tabel 3.1 Kebutuhan Sepeda-gerobak, Truk dan

Dipo Transfer

20

Kawasan :Proy. Pdd k :Jm l Sepeda-: Dipo Transfer:Jml truk : 1994 : gerobal<.

Kaw. Pasat- +/ - 5000 5

Kaw . Per-umnas +/ - 3500 4

Kaw .Peun ie Raya +/ - 3000 3 I

Kaw.Meusara Agung: +/ - 2000 2

Pengantian 17

Catatan: - Masing-mas;ng kawasan dapat dilihat pada Peta 3 . 5.

- Dipo Transfer didesain sebagai tempat pemindar.an sampall dari sepeda-gerobal<. ke tl-uk dan sekal igus

Page 35: KABUPATEN ACEH BESAR

, " , \ , , , , ,

\ ,

I , , • , , , ,

' .. - +- ~ -+ -....,.-"""

• , -I , •

I

I

I f I , I , I , I

, l ~ t ,

f?aso r anc; dr:,'nase dl" /com{'lfJk perVTn tJIJ.. q" ln i c~lc.up 6Plk dal"}

~ida!::. TI!'r4 .f e"~~il(al"l /<~CLu,t/ pc r ", W"p t ~n 1'"W t lr.

·sz· Ska I a I ' 15 ·000

KABUPATEN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN PROGRAM DRAINASE

KETERANGAN

Jemba tan

Arah Alira n dari Kawasan Perumnas

Arah Al iran Sungai

21

Usulan Sis tem Drainase dan Ara h Alira nnya

Perawatan Salu­ran

Page 36: KABUPATEN ACEH BESAR

, \ , , ,

- ;;:. ---", ", , : , , \ , , I , I

\ I \~

I

I1 11

11

" I

t J t' I t I t

11 I,

, , , ,

\ , ' .. --+-~--+- .... -"

I

I , , • _. _ ...

• I \ ,

\ \

, • I , I

, , ,

,

iÎI .OS( S k .a I a

15 · 000

ICABUPATEN

ACEH BESAR

KAWASAN PROGRAM PERSAMPAHAN

KETERANGAN

- 1. Kawasan Meusara Agung

2 . Kawasan Pasar

22

3. Kawasan Perumnas

4 . Kawasan Punie Raya

Homor Gotnbor

3.5

Page 37: KABUPATEN ACEH BESAR

s ebagai t emp at park i r truk dan gudang penyimpat~an peralata!l dan s eped a-gerobak.

- Penge 1 0 1 aan tt-uk dan org a n i sas i masyara!<.at dapat d i laku ka n ( d ikoordi na s i k a nl o leh ke cama t an d a n dapat dipergunakan untuk mela yani kawasan l ain d i luar Kota Darul Imarah.

- Masa pal<.,a i s epeda-gerobak kurang 1 ebi h 1 , 5 tahun dan selanjutnya perlu diganti yang baru.

3_2.5 Jalan

Kota Darul Imarah juga dilalui Jalan Provinsi yaitu jalan yang menghubung Lamteumen dan Lambat-o . Kondisi jalan ini rusak berat dan dalam jangka 5 tahun mendatang akan ditingkatkan menjadi jalan ring road Kota Madia Banda Aceh .

Panjang jalan kota yang terdapat dalam kawasan kot a +/-27,750 Km dan sebagian besar panjang jalan ini tet·dapat di komplek perumahan baru (Perumnas, Meusara Agung dan Punie Raya ) . Umumnya kondisi jalan di kawasan pemukiman baru i ni kondisinya baik dan bah kan hampir semua jalan dalam kawasan ini telah dilengkapi oleh saluran-saluran drainase yang memenuhi syarat . Sebaliknya, jalan-jalan yang terdapat di 1 uar komp 1 ek yang berfungs i sebaga i ja 1 an penghubung j ustru kondisinya kurang baik at au berlobang-lobang (lihat Peta 3.61 .

Dalam rangka pengembangan kot a Darul Imarah, yang perlu mendapat perba i kan ada 1 ah Jembatan Keutapang ya i tu jembatan yang menghubung kan Kota Daru 1 Imarah dengan Banda Aceh. Kondisi jembatan ini terlalu sempit dan rusa k s e r ta perlu diadakan rekonstruksi atau penggantian jembatan yang baru dan 1 ebi h 1 ebar. Di harapkan dal am rang ka pembangunan ri ng-road Lamteumen - Lambaro, pembangunan jembatan Keutapang i n i menjadi kenyataan.

Beberapa program jalan yang diperlukan bagi Kota Darul Imarah adalah peningkatan beberapa jalan yang akan mendorong peningkatan nilai lahan serta perawatan jalan-jalan yang kondisinya masih relatif baik (L i hat Peta 3 . 71.

23

Page 38: KABUPATEN ACEH BESAR

" ~ ~ ,

~

" " '\\ + ~/ , ~~

\ I ~y , ?

t "/ 1* // ,

1'+ ,I

", ,,+ /' / 1

11' 11 1+-,. " ti

, , , , ' .. -+--+-..,.-....,.--<#

I

\

, ~ , , I , I , I

, ,

I ' . , /. i; i ' \

,

iiI" 5 k • , . /5 ·000

KABUPATEN

ACEH BESAR

KONSTRUKSI JALAN

KETERANGAN

:.::.::.::.::.:

Jalan Aspal

Jalan Batu

Jalan Tanah

Kondisi Rusak Ringan

Kondisi Rusak Berat

N , Gornbar

3'.6 ---

24

Page 39: KABUPATEN ACEH BESAR

, \ ,

\ , \ , I • / , / , r ,

I , r

, • ,

• \ ",, _ ...,.. _ ~-...,.._-r-""" ,.

I

, •

.. ~ _ . .

I , r , / 1 r

1 I ,

-"---"'-

.... - + - ~ .... •

I

t I

. -. -~-

~

- .... - .... - ....

/

/ , /

" - "-

, • - ,

,

/ , r , , • I ,

, /

, ,

/

/

<

-Iii 5 kol a 1 15 .000

KABUPATEN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN

PROGRAM JALAN

KETERANGAN

25

Perawatan Ja lan

Peni ngkatan Jalan

Page 40: KABUPATEN ACEH BESAR

BAB VI

Page 41: KABUPATEN ACEH BESAR

BAB IV KOTA LAMBARO

4.1 Kerangka Perkembangan Kota

4.1 . 1 Wilayah Administrasi dan Kondisi Fisik Dasar

Yang disebut Kota Lambaro adalah sekelompok desa /\<.elurahan yang berada di sekitar persimpangan jalan regional Banda Aceh - Medan dengan jalan Lamtemen - Blang Bintang . "Intersection Point" dan sekitarnya ini kelihatannya dinamis karena berfungs i sebaga i pasar, temp at trans i t kendaraan umum dan niaga serta sebagai pintu gerbang Banda Aceh.

Kota Lambaro secara fungsional terdiri at as 15 desa/ kelurahan yaitu: Meunasah Kalud, Meunasah Ayee, Meunasah Manyeet, Lubok Batee, Pantee, Bineh 91ang , Santan, Jurong Penjera, Lanpreh, Kayee Leeu dan Lambaro. Total wilayah mempunyai luas +/- 2503 Ha. Kota Lambaro, dengan Ibu Kota Lambaro, berjarak +/- 4 Km dengan Pusat Kota Banda Aceh. Kond i si topog r af i se bag i an besar merupakan dataran rendah dan masi h berupa sawah-sawah (lihat Peta 4.1).

4.1.2 Analisis Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Lambaro pada tahun 19B7 tercatat 5 . 381 jiwa dan pada tahun 1980 tercatat 4.654 jiwa.Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung sebesar 2,09% pertahun. Laju pertumbuhan i ni rel ati f rendah j i ka dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten sebesar 3,25% pertahun. J i ka di proyeksi kan pada tahun 1994, dengan laju pertumbuhan 2,09%, diperkirakan Kota Lambaro mempunyai jumlah penduduk +/- 5.460 jiwa saja.

Mungk in saj a, hasi 1 proyeks i penduduk yang ber juml ah 5.460 jiwa terlalu rendah dibandingkan dengan yang akan terjadi. Hal ini disebabkan Kota Lambaro dalam 5 tahun terakhir akan dikembangkan menjadi Kota Satelit serta akan dilewati oleh jalan ring road Lamteumen - Lambaro. Dengan kondisi demikian maka perkembangan Kota Lambaro di perk irakan setara dengan perkembangan kot a Oarul Imarah dengan pertumbuhan 8,6 % pertahun. Jika demikian, denganmenggunakan laju pertumbuhan 8,6% pertahun, maka proyeksi penduduk Kota Lambaro diperkirakan sebesar 9.587 jiwa.

Jika dihitung kepadatan penduduknya pada tahun 1987, dengan jumlah penduduk sebesar 5.381 jiwa, maka kepadatannya adalah 2 jiwa/ ha dan proyeksi pada 5 tahun mendatang dengan jumlah penduduk diperkirakan sebesar 9.587 jiwa, maka kepadatannya adalah 4 jiwa/ ha. Angka-angka kepadatan ini menunjukkan bahwa Lamba ro ma s ih memiliki daya du kung ling kungan yang masih besar dalam rang ka menampung pertumblihan mendatang ya ng l eb ih besar .

26

Sebar-an penduduk Kota Larnbat-o t ida!'\. met- ata dan rnengelornpok S'2ms. ·: am ka n t ong- r.:a.ntong pernul-<: i man sebaOB i satu rj e sa. dengan pusat ker amaian ada pada de sa Lambaro . Proyeksi pe tlduduk pada masa rner',datang , j i\<. a \<.o ta ini di \<.embang\<. an menjadi kota satelit, akan t e rkonse/ltras i pada de s a Lambaro.

4.1 .3 Analisis Perkembangan Kota

Se pe r·t i Kota Dat'ul Imarah, potens i Kota Lambaro ada 1 ah lo\<.asi. Terlebih-lebih dengan adanya jalan ring road Lamteumen - Lambaro. Kendati mempunyai potensi lokasi, dan lahan yang luas dengan kepadatan yang rendah,perkembangan Kota Lambaro ternyata terbatas karena kondisi topografi yang sebagi an besar rendah dan basah. Arah perkembangan yang mungkin terjadi terutama pada segmen wilayah di sekitar pasar (lihat Peta 4.1).

Menyongsong perkembangan Kota Lambaro yang cukup pesat, perlu di susun rencana kota yang baku. Si fat perkembangan Kota lambaro tidak han ya perkembangan pemukiman, juga perkembangan nonperumahan misalnya: pergudangan, bengkel, industri keci 1 dan perusahaaan perdagangan.

4.2 Analisis Kebutuhan Prasarana

4.2 . 1 Air Bersih

Pad a dasarnya Kota Lambaro belum di layani oleh ai r bersih . Tetapi ada beberapa kran yang sudah dipasang adalah merupakan bantuan dari instalasi pengolahan air yang terletak di Lambaro.

Pada saat i ni sebag i an besar penduduk Kota Lambaro menggunakan sumur dangkal dan tingkat permukaannya sama dengan permukaan air Krueng Aceh. Pada saat musin kemarau kedalaman permukaan air bisa sampai 10 M. Oari hasil observasi, ai r sumur jumlahnya mencukupi tetapi kondisinya keruh.

Diusul kan agar daerah Kota Lambaro dilayani air bersih yang berasa l dari PDAM. Hanya saj~ jaringan pipa yang akan dibuat tidak berasal langsung dari pipa utama (sistem pelayanan Kota Mad i a Banda Aceh), tetap i menggunakan pomp a te rsend i ri . Diperkirakan ada 10.000 jiwa yang akan mendapat pelayanan air bersih dan 7.000 jiwa diantaranya akan bermukim di kawasan utara Mesjid sedangkan 300 jiwa akan bermukim di kawasan selatan. Oleh karena sebag i an besar penduduk cenderung akan bermukim di sepanjang jalan regional Banda Aceh - Medan, maka pipa distr i busi a kan dibangun di sepanjang jalan ini (lihat Peta 4.2).

Sistem distribusi yang digunakan adalah mengambil air langsung dari i nstalasi pengo lahan . Air ini d ii sap oleh dua

Page 42: KABUPATEN ACEH BESAR

I /

f

I ;

, \

\ , ,

i I

I

LJaf'r:l-tDr! I

CekV';J I

\ , \ ,

'< \

-~--

, I •

/ >

~

• /

.... :I( .:.:.~ •••• ,

" /

....._.,.- ..... - .....

~~

_-1"--+-.,... ... --_ ...

iiÎlP< S k Q I a 1 : 25.000

KA5UPAT EN

ACEH BESAR

DAERAH TERBANGUN DAN ARAH PERKEMBANGANNY A

K ETERAN GAN

::::::::::::: Daerah Terbangun

27

~ Arah Perkembangan

11111111 Pasar

*)Sebagian besar wilayah kota Lambaro berupa daratan rendah

Nomor Gomber

4.1

Page 43: KABUPATEN ACEH BESAR

'.

,

! 11 ,

, I I t

I~ ... \ I ,

/ \ I

I • \ \ ,

\ , "-

'- \ " -~- .....

r ~

/ , I ~

~ , , " /

• / ,

"rc< Ut;a/TJt:i D(St r/bus'-

_.- ._-- .........

~~

_~-~-'7'-_ _ ..... - .....

JnstalAçi PeruerniAa'l

Atr LomÓqro

.....------ Intake dan Pcm/Xt Air 8aklJ

PdP-S k Q I 0

, : 25.000

tZAGUPAT EN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN PROGRAM AIR BERSIH

K ETERANGA N

1 T Jembatan

28

-- Pipa Utama ~ 500mm dan Arah Tekanan

-- Usulan Pipa IJ lOOmm

.= Sungai

Jalan

Nomor Gombor

4.2

Page 44: KABUPATEN ACEH BESAR

pom pa mas i n g-ma s ing 5 HP d an d~ma sukk a n dalam t angki ( reservo i r) dengan kapas i tas 108 M . Ke mud i an dengan s i stem pompa va kum (booster) yang bekerja secara ot omatis a ir dapat didistribusikan. Pada instalasi ini diharapkan dapat be kerja 24 jam dengan tenaga listrik yang ada dan dilengkapi dengan water master meter.

Pada 5 tahun mendatang jumlah penduduk diperkirakan berjumlah 9.587 jiwa. D;harapkan pembangunan instalasi distribusi dapat melayani 60% penduduk dengan rincian 40% melalui sambungan rumah dan 20% melalui unit kran umum, mak a diperlukan 550 sr dan 4 unit kran umum yang masing-masing terdiri atas 10 kran.

4.2.2 Dra;nase

Pusat kegiatan Kota Lambaro adalah kegiatan pasar dan pertokoan yang terletak d; sebarang masjid. Kawasan ini merupakan daerah ti mbunan (termasuk ja 1 an- ja 1 an yang ada). Sistem drainase Kota Lambaro dapat diarahkan ke anak Sungai Krueng Aceh yang terletak di sebelah barat pusat kegiatan kot a Lambaro. Sampa; dengan saat ;ni belum ada prasarana dra;nase yang dibangun sehingga menyebabkan banyak daerah becek d; sekitar mesjid. Terlebih 'lagi, daerah ini juga di gunakan pemberhent i an kendaraan dan bongkar - muat barang dan penumpang.

Oiusulkan dalam jangka menengah untuk membuat sistem drainase seperti yang dapat dilihat pada Peta 4.3. Khusus daerah di sekitar mesjid dan tempat pemberhentian kendaraan, saluran drainase yang dibangun dengan sistem tertutup. Sedangkan saluran drainase di sekitar tOko-toko/pasar, dibangun dengan sistem terbuka. Limpasan sistem in; d;arahkan ke s;stem tertutup dengan d;1engkapi oleh manhole yang diperlukan untuk perawatan.

4.2.3 Sanitasi (MeK)

Kota Lambaro banyak terdi r i atas penduduk as 1 i yang beker ja di pertanian dan perdagangan. Dengan topografi yang rendah dan berada di pinggi r Sunga i Krueng Aceh, hanya sebagian keeil saja yang memiliki kamar mandi dan we sendiri.

Sampai sekarang di Kota Lambaro belum terdapat Me K. Pada tahun 1994, dengan jumlah penduduk mencapai 9.587 jiwa, dengan stand ar jang sama akan diperlukan 30 unit MeK.

4 . 2.4 Persampahan

Pe rke mbanga n fisik Kota Lambaro terjadi hanya di sekitar pas a r dan di sepanj ang ja 1 an reg i ona 1 Banda Aceh - Medan . penanganan sampah dipe r lukan terutama pada kawasan disekitar pasa r s aja . Sistem penanganan sampa h yang sesuai adalah

29

pe ngumpu 1 an sampah 01 eil sepeda- ge rob a k dan 1 angsung di buang di TPA yang diten t ukan . Sed angkan pen a nganan sampah bagi kawas an di lua r pas ar dapat dilaku kan se c ara t r adisi o n a l s ebagaimana yan g d i lakukan pada saat ini.

Ole h karena jumlah penduduk pada kawasan pasar diper k irakan +/ - 2000 jiwa . Dengan anggapan setiap 1000 jiwa memerlukan 1 sepeda-gerobak sampah, mak a diperlukan 2 - 3 sepeda-gerobak saja . pengelolaan pengumpulan sampah in; di lakukan oleh organ;sas; masyarakat setempat at au organisasi pedagang yang rusak pe r l u diganti yang bar~ s e hing ga t ota l 9 sepeda- ge robak da lam 5 tahu".

4.2.5 Jalan dan Jembatan Kota

Kota Lambaro dilalui dan dibentuk oleh dua Jalan Provinsi yaitu jalur Banda Aceh - Medan dan Lamteumen - Lambaro. Oleh karena Kota Lambaro dibentuk oleh kedua Jalan Provinsi, maka sedikit jaringan jalan dengan status Jalan Kabupaten . Dari panjang jalan +/- 17,875 Km, +/- 13,775 Km adalah Jalan Prov;nsi dan +/- 7,750 Km adalah Jalan Kabupaten .

Kondisi Jalan Provinsi jalur Banda Aceh - Medan kondis;nya sangat baik sedangkan Jalan Provinsi jalur Lamteumen Lambaro kondisinya rusak berat. Pada 5 tahun mendatang jalan ini akan ditingkatkan 01eh Pemerintah Daerah Tk. I menjadi ring - road Banda Aceh . Jenis konstruksi Jalan Kabupaten sebagian aspal dan sebagian berupa batu/keri ki 1 (L ihat Peta 4.4).

Menyongsong Perkembangan Kota Lambaro pada masa mendatang yang cenderung berkembang di bagian utara mak a perlu peni ngkatan jal an di daerah tersebut dan perawatan pada jalan-jalan kabupaten yang ada (Lihat Peta 4 . 5).

Page 45: KABUPATEN ACEH BESAR

, ; , • , I i , •

; , 1

\

+ I

t , \ ,

\

- ... - .. '.

Ja wal..

, , "­

'<

I

I ,_--It-tr

I

\ \ \

-..,.--

/ , I

• / ,

........ _+-,.. _ ....

_-4"'-"­_ ...... - ....

PCP-Ska 1 0

1 : 25.000

30

Kt>.BUPAT EN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN PROGRAM DRAINASE

K ETERANGAN

--Jembatan

Usulan Pembangunan Drainase dan Arah Aliran

Sungai

No",or Gombor

Page 46: KABUPATEN ACEH BESAR

• I

\

• I , ~

\

\ , , '< ,

"

I

I

I

I

\ \ \

i

-~- ....

/ , I

, / /

,~ /

....1'· s \r. 0 I Q

, : 25.000

KABUPJHEN

ACEH BESAR

KONSTRUKSI JALAN

K ETERANGA N

Jalan Aspal

Jalan Batu

31

Nomor Gombar

4.4

Page 47: KABUPATEN ACEH BESAR

~~-~ n "~'" . .

I

f I

t I , , \ ,

\

, , , '<

I

I

)

\

I

I I

-~- ....

, I

• \

> /

/

, ;.

..... _.,.- ..... --

- ' -'-

-~--~

-r-~_._""'''''

::"Iii s kol 0

1 : 25.000

KABUPAT EN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN I POOGRAM 'ALAN

KETERANGAN

Perawatan Jalan

_ Peningkatan Jalan

32

Nomo, Gambor .

4.5

Page 48: KABUPATEN ACEH BESAR

mSUb. p n Q

3000 UX Rottcrdan "-I lel ()) 4()21 <'\~ ti l'Y',f- ibs ..

BAB V

Page 49: KABUPATEN ACEH BESAR

BAB V KOT A JANTHO

5.1 Kerangka Perkembangan Kota

5 . 1.1 Wilayah Administrasi dan Kondisi Fisik Dasar

Kota Jantho adalah ibu kota Kabupaten Aeeh Besar sejak tahun 1983. Sebe1umnya pusat pemerintahan Kabupaten Aeeh Be s ar ter1etak di Kuta Alam (yang sekarang masuk da1am wila yah administrasi Kota Madia Banda Aeeh). Jantho, sebelum menjadi ibu kota, adalah kawasan kosong. Sebagai ibu kota, Jantho di bangun berbagai prasarana dan fasilitas antara lain jalan, air bersih, listrik, te1epon, tanah matang, lapangan o lah raga, perkantoran, perumahan dan lain-lain yang diperlukan layaknya sebuah ibu kota kabupaten (Pusat pemerintahan) .

Wilayah administrasi kota Jantho yang dimaksud di sini adalah wilayah fungsional yang sekarang telah dibangun, yaitu seluas 700 ha saja. Topografi kawasan in; bergelombang dan berhawa sejuk dengan lanskaping yang eukup indah. Selain sebaran bangunan-bangunan yang ada, sebagian besa r kota Jantho masih berupa padang rumput.

5.1.2 Analisis Kependudukan

Sebagai kot a baru, jumlah penduduk kota Jantho yang ada sekarang +/- 2.000 ' jiwa . Banyak unit-unit perumahan yang telah disediakan belum dihuni karena masih banyak pegawai, karena a1asan pribadi, masih bertempat tinggal di Banda Aeeh. Mereka setiap hari menglaju (eommuting) dari Banda Aeeh ke Jantho dengan jarak +/- 72 Km. Inilah salah satu kendala utama menyebabkan konsentras i penduduk mas i h rendah dan merupakan hambatan untuk berkembang. Dengan kondi si sepert i ini, pada tahun 1994 mendatang, harapan perkembangan penduduk hanya berasal dari penempatan/penghunian seluruh pegawai yang berkantor di kot a Jantho.

J umlah pegawa i kantor yang ada yaitu +/- 1.200 pegawai. Dengan anggapan 1 pegawai adalah 1 kepala keluarga dengan 5 jiwa maka kot a Jantho akan memiliki jumlah penduduk +/- 6.000 jiwa dan akan mengisi-unit-unit rumah yang masih kosong. Dengan gambaran i ni maka pada jangka menengah di perk i r akan tidak akan ada perkembangan fisik yang berarti.

5.1.3 Analisis Perkembangan Kota

Dalam konstelasi tata ruang wilayah (regional) Kabupaten Aceh Bes a r . l okasi kota J antho terletak di tengah dan terpeneil ser ta tidak mempunyai fung s i sebagai s i mpul jasa distribusi.

33

Ki?tiadaan poten s i 1 ol<.as i l nl menyebabkan Ko t a Jantho sul i t berl<. e mbang jika di biarl<.an apa adanya tanpa " Us aha Be sar" un tu k mengembangka nnya ,

Salah s atu "Us aha Besar" adalah membangu n berbagai prasarana dan fa s i 1 itas ~,ota sepe r ti. yan g t e lah di la l<. ukan sampai dengan ini . Tetapi ini tidak eukup dan perlu ditindaklanjuti dengan pe ngembangan wi layah dan mene i ptakan kehidupan sosial.

Upay a pengembangan wi 1 ayah, mi sa 1 nya membangun prasarana r egional , pengembangan hutan , pengembangan perkebunan, jelas memer1ukan investasi yang besa r dan 'berjangka panjang. Yang paling memungk i nkan adalah meneiptakan kehidupan sosial kota melalu i peningkatan konsentrasi penduduk. De'ngan adanya konsentrasi penduduk yang tinggi, maka kegiatan-kegiatan lain sebagai kegiatan ikutan akan tumbuh. Suasana ini selanjutnya akan meneiptakan kehidupan kota yang berkembang mandiri serta dinamis.

Tidak jauh dari Kota Jantho (+/- 7 Km) terdapat masyarakat transmigrasi yang terdiri at as 350 kepala keluarga. Peranan masyarakat transmigrasi ini keeil terhadap perkembangan kota. Hal ini disebabkan, keeuali jaraknya antara Kota Jantho dengan Pusat Pemukiman transmigrasi merupakan 2 SKP (Satuan Kawasan Pemukiman) yang saling terpisah (+/- 7 Km), sifat kegiatan ekonomi transmigrasi "dependent" terhadap perkembangan kota.

Jumlah pagawai kantor yang ada yaitu +/- 1200 pegawai. Dengan anggapan 1 pegawai adalah 1 KK dengan 5 jiwa maka Kota Jantho akan mempunyai penduduk +/-6.000 jiwa dan akan mengisi unit-unit rumah yang masih kosong. Dengan gambaran ini pula maka pada jangka menengah diperkirakan tidak akan ada perkembangan f i sik yang eukup berarti.

Sebagai Ibu Kota Kabupaten, Jantho telah dibangun dengan investasi yang besar. Aset ini perlu dipel ihara dan dimanfaatkan . Program pembangunan prasarana kota akan lebih diarahkan bagaimana memelihara dan memanfaatkan segala prasarana yang ada.

Page 50: KABUPATEN ACEH BESAR

5.2 Analisis Kebutuhan Prasarana

5.2.1 Air Bersih

Sistem air bersih di Kota Jantho sudah dibangun tahun 1980 dan beroperasi sejak itu. Air bak u yang digunakan berasal dari sungai setempat, dijernihkan secara kimiawi, dipompa ke d~lam 2 buah reservoir dengan kapasitas masing-masing +/- 70 M . Lokasi instalasi penjernihan air bersih ini dapat dilihat pada Peta 5.1. Air bersih yang diperoleh kemudian dipompakan ke atas dari elevasi 75 M sampai dengan maksimum 130 M di atas perrnukaan laut. Kapasitas instalasi air minum yang ada sekarang 10 liter/detik dari jam kerja yang direncanakan rata-rata 12 jam/hari. Tenaga listrik yang digunakan berasa1 dar i PLN dan didukung tanaga generator.

Panjang tota1 jaringan distribusi +/- 16.300 M dengan berbagai ukuran Pipa dari diameter 100 MM sampai dengan 50 M. Panjang pipa utama (major supp1y 1ine) +/- 2.268 M dengan diameter 150 MM. Jum1ah sambungan rumah +/- 750 sambungan. Dengan jum1ah sr sebanyak itu, dan jum1ah penduduk sekarang baru mencapa i 2.000 j i wa, dapat dis i mpu 1 kan bahwa ti ngkat pe1ayanan me1ebihi at au oversupp1y. Pada 5 tahun mendatang, j i ka j urn 1 ah penduduk mencapa i 6.000 j i wa, j urn 1 ah sambungan rumah juga be1um per1u diper1uas.

Se1ama pe1aksanaan survai, sistem air bersih di Jantho bekerja dengan baik. 01eh karen a itu program jangka menengah 1ebih diutamakan da1am operasi pemeliharaan dan penggantian (replacement) agar dapat beroperasi 1ebih dari 8 tahun.

5.2.2 Drainase

Sebagai kota baru, Jantho te1ah di1engkapi dengan prasarana saluran drainase yang dibangun pada kedua sisi setiap jalan yang ada. Kondisi sa1uran yang dibangun dari semen umumnya masih baik kecua1i pada beberapa bagian per1u perbaikan dan pembersihan.

Sistem drainase di kawasan perkantoran (J1.T. Bahtiar Panglima Po1em) semua menga1ir dan me1impas ke arah area1 di depan Kantor Bappeda. Mekanisme ini menyebabkan terjadinya penumpukan (lumpur) pad a gorong-gorong yang ter1etak di depan Kantor Bappeda. 01 eh karena t i dak di rencanakan/ di bangun 1ubang-1ubang 1impasan disepanjang ja1an sekitar Kantor Bappeda, mak a ditemukan 1ahan basah di sekitar ini.

Di kawasan perumahan, 1 ubang-l ubang i mpasan yang ada ti dak disemen sehingga banyak ditumbuhi a1ang-alang dan menyebabkan air tidak dapat mengalir. Secara kese1uruhan sistem drainase kawasan perumahan dapat menga1ir dengan baik dari segala arah karena letak kawasan perumahan didataran agak tinggi (perbuk i tan) .

34

Kebutuhan program dalam 5 tahun mendatang. pertama adalah pembuatan lubang-lubang limpasan di depan Kantor Bappeda dan perbaikan saluran draina se di kawasan perumahan dan pembersihan dari alang-alan g . Kemudi an, sesudah perbaikan di kawasan perumahan. saluran drainase di kawasan perkantoran ,jibersihkan dan pelapisan , kembali serta difungsikan sesuai dengan sistem drainase yang direncanakan semula. Sesudah pe 1 aksanaan program 5 tahun pertama, ada kemungk i nan Kota Jantho akan berkembang dan muncul bangunan-bangunan baru dan perlu perhatian kembali masalah sistem drainasenya (lihat peta 5.2).

5.2.3 Sanitasi

Sebagai kot a baru , hampir setiap rumah/bangunan atau bagunan­bangunan umum memi1iki kamar mandi dan WC. Sebagai kota baru, Jantho tidak memer1ukan pembangunan prasarana semacam MCK.

5 . 2.4 Persampahan

Jantho ada1ah sebuah kot a yang mempunyai prasarana yang lengkap, tata ruang yang baik, dan jaringan ja1an yang cukup lebar. Sesuai dengan sifat perkembangannya, sebagaimana yang telah dije1askan pada bab terdahu1u, dengan proyeksi penduduk +/- 5000 jiwa pada tahun 1994, maka penanganan sampah dapat di lakukan oleh sebuah truk yang bertugas mengumpu1kan dari rumah- rumah dan kantor- kantor kemud i an 1 angsung membuang di TPA yang ditentukan. Penge101aan truk dan sistem pembersihan Kota Jantho dapat ditangani oleh Dinas PU Aceh Besar yang ada di Jantho.

5.2.5 Ja1an dan Jembatan Kota

Sebagai kot a yang ter1etak agak teriso1ir, se1uruh jalan mempunyai status sebagai Ja1an Kabupaten. Ja1an Kota Jantho merupakan ja1an yang baru dibangun bersamaan dengan perkembangan infrastruktur 1ainnya. Panjang ja1an yang ada +/- 30,7 Km. 01eh karen a merupakan jalan baru, secara umum kondisinya masih baik tetapi ada juga beberapa bagian sudah mulai rusak. Pembangunan jalan di Kota Jantho se1ain aspa1 juga dibangun ja1an-jalan batu dan tanah sesuai dengan tata gun a 1ahan yang direncanakan. Panjang jalan yang masih berupa batu/tanah +/-10,6 Km. , (Lihat Peta 5.3) .

Oleh karen a da1am 5 tahun mendatang diperkirakan Kota Jantho tidak akan terjadi pertumbuhan fisik, maka kebutuhan program ja1an bag; Kota Jantho adalah perawatan saja.

Page 51: KABUPATEN ACEH BESAR

.­.- .- '

JnS"t o Lac , ?el7jerl7iA.Q,..,

Ai,.. d4h St llfri Un Po7Y)P~

1I ~

/.!-' /7

Ii

I~~,::;

\

\

\

\ \

\ \ -.'.-. -'-

' . '. \

100

.:.

I

......

I

I I

......

. /

/

'-"

Ska I a

: 20 . 000

KABUPATEN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN PROGRAM AIR BERSIH

KETERANGAN

\........I

r--"\ Jembatan

35

6'00 Jar. Distr. yang Sudah Direncana_ kan (1988-1989)

------- Pipa 0 50 mm

~oooo Pipa 0 75 mm

~')o-O-O-- Pipa 0 100 mm

+++++++ Pipa 0 150 mm

----- Jalan Aspa l --- --

Jalan Batu

• Reserv'3ar Vol. .:':. 70 m

Nomor Gember

5.1

Page 52: KABUPATEN ACEH BESAR

\ ,- ,-

--_.

, - ' ,-

.;:>e-rPPl)::Oh ~ait-ro~ drc>/,;,aJc /,0.-('" k""cAra

:Ç Ir / J am" d.?!or:n .':":'C /"' ... /~f­,Di! r,-,,,.., ~",,.:.:ü/ ...

I

I

I I

I

/

I

/

"Iii Ska I a

1 : 20 . 000

I I

I

I<ABUPATEN

ACEH BESAR

KEBUTUHAN PROGRAM DRAINASE

K ETERANGAN

)(

- - - --- - - --

Gorong-gorong

Jembatan

Saluran yang Per­lu Diperba i ki

Up-grade dengan semen-ha tu dan Arah Alirannya

Jalan Batu

Nomor Gomb o r

5.2

Page 53: KABUPATEN ACEH BESAR

. - _.­.- .

\

\

\ \. - .'.-. - . '-

.:.' I

I

I

I

I

/

"­'. /

s ~ a t a 20 . 000

I<ABUPATEN

ACEH BESAR

KONSTRUKSI JALAN

KETERANGAN

Jalan Aspal

Jalan Batu

Jalan Tanah

Nomor Gombor

5.3

37

Page 54: KABUPATEN ACEH BESAR

BAB VI

Page 55: KABUPATEN ACEH BESAR

BAB VI

ANALISIS KEUANGAN DAN INSTITU S I

6.1 Analisis Keuangan TK 11 Aceh Besar

pendahuluan

Dampak perkembangan dan sebaran penduduk s et-ta kegi atann ya , ditinjau dari masalah perkotaan adalah prasa r ana kota yang juga dituntut berkembang selaras dengan perkembangan dan konsentrasi penduduk serta pola kegiatannya . Analisis mengena iaspek penduduk kota dan kebutuhan prasarana te 1 ah dibahas lebih jauh pada Bab I sampai dengan Bab V, dalam Bab ini ditekankan pada aspek keuangan.

Bahasan mengenai Anggaran Daerah ditempuh dua jalan, yaitu pendekatan institusional (jenjang dinas yang dilalui) dan pendekatan analisis (hubungan sebab akibat). Pendekatan yang di gunakan da 1 am bab i n i, ada 1 ah ana 1 i sis membahas hubungan sebab ak i bat antar mat a anggaran . Dan yang di tempuh dal am analisis ini adalah hubungan antara struktur mat a anggaran, s i fat khas ti ap mat a anggaran, dan rea 1 i sas i se rta perkembangan mat a anggaran tersebut selama 8 tahun yang lalu dan dalam Pelita V (structure, conduct and performance).

Menurut GBHN tahun 1973 di canangkan proses desentra 1 i sas i , yaitu pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata bertanggung jawab serta dapat menjamin perkembangan dan pembangunan daerah, dan di 1 aksanakan bersama-sama dengan dekonsentrasi. Dari GBHN ini kemudian diatur didalam UU No 6/1974, tentang pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, yaitu daerah berhak dan berkewajiban mengatur serta mengurus rumah tangganya sendiri (Ps 7) . Titik berat otonomi daerah diletakkan pada daerah Tingkat 11 (ps 11, ayat 1). Dalam Pelita IV proses desentralisasi dimantapkan dengan block grant, P3KT dan perubahan struktu~ APBD.

Keberadaan P3KT ikut mendorong proses desentralisasi yang nyata serta bertanggung jawab. Titik tolak itu sejalan dengan UU No 5 tahun 1974. Tentang Pokok Pokok Pemerintahan, menekankan otonomi Dati 11; UU No 5 tahun 1979, tentang pemerintahan Desa sebagai unit administrasi pemerintahan yang terkecil. Pemantapan Desentralisasi melalui P3KT menyentuh lima hal yang saling berkaitan yaitu :

Kewenangan Memutuskan

Pengalihan urusan ke-Pu-an kepada me r u p a kan penga l ihan wewenang dari

pemerintah Daerah dekonsen t rasi dinas

vet- ti kal ke desentralisasi pemet-intah memutus merupakan sumber peraturan pe mbi a yaan urusan rumah tangga sendiri .

Perencanaan Dari Bawah

daerah. Kewenangan pelak san aan sert a

Pemerintah Daerah Tingkat 11 adal a h instansi yang me mer i n tah tingkat pemerintahan terke c il y aitu desa at au kelurahan. Desa/Kelurahan adalah unit organisasi masyarakat / pendudu k . Pembangunan prasarana yang menyangkut k ebutu h a n masyarakat/penduduk adalah pembangunan yang d irencanakan, dibangun dan di kelola oleh Pemda Tingkat 11. Sedangkan Din as PU Tk. I adalah instansi vertikal Tingkat I dan dalam tugasnya sering mengelola program-program dari Pusat (Dekonsentrasi). Yang mempunyai rakyat, adalah Pemerintah Tingkat II dan yang langsung memerintah unit pemerintahan desa. Sedang PU, adalah wakil dari Pusat (dekonsentrasi) dan bukan yang mempunyai rakyat.

Kiblat Kebijaksanaan

Dinas PU segala kebijaksanaannya berkiblat penyelenggaraan teknis murni tentang pengadaan serta pengembangan prasarana phisik. Sedang Pemerintah Daerah lebih berkiblat pada pembangunan prasarana sos i al, masyarakat akan 1 eb i h dilibatkan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengembangannya , termasuk pembiayaannya.

Pendekatan dalam Pelaksanaan

Pengadaan serta pengembangan prasarana, lebih ditekankan pada pendekatan sektoral; terselenggaranya sektor PU dan dalam keseimbangan sektoral (Cipta Karya-an jalan dan pengairan). Ditangan Pemerintah daerah pelaksanaan pembangunan melalui pendekatan regional: adanya keseimbangan wilayah.

Pembiayaan Prasarana

Di nas PU Tk. I dengan kewenangan dekonsentras i mendapatkan pembiayaannya dari Pusat. Sedang pemerintah daerah dengan kewenangan desentralisasi akan membiayai dengan sumber dana sendiri. Sumber dari at as sebagai penunjang dan sampai daerah bersangkutan mampu membiayai sendiri.

Kelima pokok dalam desentralisasi (wewenang , perencanaan , keb i jaksanaan, pelaksanaan serta pembiayaan) merupakan ur u tan berjenjang yang tidak dapat dipisahkan at au ditiadakan salah satu.

Proses desentralisasi dalam nega r a kesatuan adalah kejadian Pemerintah Pusat mendelegasikan kepada pemerintah di bawahnya dan bu kan sebaliknya (negara serikat) . Namun pendelegasian wewenang dari Pusat ini memperhatikan kedewasaan dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri .

Page 56: KABUPATEN ACEH BESAR

Proses desentralisasi sangat dipengaruh i oleh Daerah dalam mengatur dan mengurus RT sendit-i. Kedewasaan daerah dalam desentt-alisasi dilihat dari hUbu ngan pt-asat-ana dan kreat if i tas masyarakat kedudukan Pemer i ntah sebaga i pengatu r sekalian pengurus. Ada tiga jenjang kedesasaan, yaitu sedang berkembang, berkembang dan dewasa penuh. Kedewasaan mengurus rumah tang ga sendi r i set i ap daerah t i dak sama. Kedewasaan mengelola rumah tangga sendiri dibagi menjadi dua yaitu: mengelola daerah keseluruhan dan mengelola daerah per kotaan (fungs i ona 1 ) . Ti ga komponen daerah yang di gunakan se bag a i fungsi pengelolaan kota adalah potensi (alam dan manusia), fasilitas (transport, pendidikan, kesehatan) dan kreatifitas dalam kegiatan (sosial-ekonomi). Didalam daerah perkotaan t i ga komponen tersebut di eermi nkan dal am hubungan struktur perkotaan yaitu kepadatan penduduk, wilayah terbangun (berdasarkan meluasnya prasarana) dan kota fungsional (intensitas kegiatan nonpertanian). Pengelolaan daerah tersebut (administrasi pemerintahan dan daerah perkotaan) memberi gambaran proses desentralisasi yang telah dan yang perlu dikembangkan. Pemerintah Daerah diberi wewenang untuk menggali sumber daerah mereka juga diberi kelonggaran untuk membelanjakan, pemberian kelonggaran ini dinyatakan dalam:

1) bantuan yang diarahkan, 2) bantuan bloek grant dan 3) tabungan pemerintah setempat.

Dengan struktur APBD yang baru, penerimaan pembangunan pada pos penerimaan APBD model lama tidak lagi menjadi pener imaan pembangunan, tetapi digabung menjadi penerimaan saja. Pos penerimaan pembangunan dimungkinkan berisi hutang . Dampak positip bagi Pemerintah Daerah akan mendapat keleluasaan alokasi sumber dan penggunaan dana, kemampuan mobilitas dana lebih besar, keseimbangan antar pos pembelanjaan lebih baik.

Susunan Anggaran Pemerintah bermula dari Anggaran Pengeluaran baru kemudian disusun Anggaran Pener imaan. Anggaran pengeluaran terdiri dari pengeluaran rutin yaitu memelihara pemerintahan dan pengeluaran pembangunan yang untuk menghas i 1 kan 1 ebi h 1 anj ut. Pengel uaran untuk peme 1 i haraan dibedakan antara belanja pegawai dan non pegawai, antara dinas pemda dan non Pemda, antara pengeluaran untuk pembayaran pinjaman dan murni, antara non transfer dan transfer payment (UKP). Pengel uaran pembangunan di bedakan antara sektoral, pinjaman dan transfer payment (UKP). Pada pengeluaran rutin termasuk di dalamnya pengeluaran untuk pemeliharaan pembangunan, yang berkaitan dengan P3KT di nyatakan dal am mat a anggaran PU (pegawa i, non pegawa i ) . Sehingga analisis pengeluaran APBD Tk 11 yang berkaitan dengan P3KT berpusat pada mat a anggaran PU (dalam pengeluaran rutin) dan mat a anggaran sektoral (dalam pengeluaran Pembangunan). Sedangkan anggaran dari badan dari badan swasta dimulai dari penerimaan untuk membiayai pengeluaran, karena ketatnya kendala penerimaan dan pertimbangan keuntungan (penerimaan lebih besar dari pengeluaran). Keuangan daerah

mempunyai pendekatan anggaran yang sebaliknya, disebabkan atas pertimbangan :

1. Pengeluaran untuk kesejahteraan masyarakat atau untuk pembangunan, adalah pokok dan tak dapat ditangguhkan

2. Penerimaan daerah lebi.h mudah diusahakan melalui kewenangannya 3. Tidak mengejar keuntungan 4. Dengan anggaran belanja yang seimbang.

Dari pengalaman ternyata, bahwa tugas pemerintah makin luas, dan adanya 7ak! of increasing government expenditure.

Proses otonomi daerah selalu diikuti dengan peningkatan kemapuan keuangan daerah untuk mengelola rumah tangganya sendiri. Dari sejarah pendelegaisan wewenang dari Pusat ke darah dibedakan antara desentralisasi, dekonsentrasi dan medebewi n. Desentral i sas i merupakan pende 1 egas i an wewenang ke daerah, daerah bersang kutan bol eh mengatur dan mengurus rumah tangganya sendi ri: otonomi daerah atau swatantra. Dekonsentrasi merupakan pendelegasian wewenang. Pemerintah at au instansi di bawahnya bertindak sebagai wakil pemerintah Pusat; perwakilan. Sedang pendelegasian wewenang melalui medebewin dengan pertimbangan, bah wa urusan pemerintah Pusat lebih efisien bila dikerjakan bersama-sama dengan pemerintah Daerah serta tantra . Pendelegasian wewenang disini menyangkut dua aspek sekaligus (two side of one eoin), yaitu tugas dan pembiayaannya secara utuh. Pendelegasian wewenang di at as digambarkan sebagai berikut :

Pendelegasian Desentralisasi Dekonsentrasi Medebewin

Tugas Biaya

Otonom Sendiri

Waki 1 Pusat

Serta Bersama

Desentralisasi diberikan kepada Pemerintah Daerah sepenuhnya untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, termasuk menggali sumber daerah setempat, kalaupun disediakan bantuan/subsidi sendiri, baik belum mampu menggali sepenuhnya ataupun potensi daerah tidak eUkuP besar. Bantuan pemerintah Pusat itu bisa ditempuh dua jalan, yaitu berdasa rkan kebutuhannya at au berdasarkan produktifitasnya. Dekonsentrasi seluruh pembiayaan dari Pusat dan bukan sebagai bantuan ataupun sumbangan, tetapi sebagai tanggung jawab penuh dal am pembi ayaan; daerah/i nstans i se temp at bert i ndak atas nama Pusat.

Dalam medebewin seluruh biaya dari Pusat, namun karen a daerah mempunyai kepentingan serta belum mampu, biaya dipikul bersama. Dalam pendelegasian wewenang, keuangan dari Pusat secara difinitif dikatakan, bahwa subsidi daerah otonom dalam rang ka desentralisasi; APBN sektoral atau biaya dekonsentrasi (untuk keeamatan) dalam rang ka dekonsentrasi; dan Inpres sebagai perwujudan pembiayaan serta tantra. Sedang istilah ganj aran, subs i di dan bantuan 1 ebi h di ka i tkan dengan mata

Page 57: KABUPATEN ACEH BESAR

anggaran, ganjaran untuk non pegawai, sUbs id i / perimbangan untuk belanja pegawai, dan subsidi/bantuan untuk pe mbangunan. sum bangan leb ih diartikan untuk pembiayaan ru ti n da n bantuan untuk pemb i a yaan pembangunan. SDO 1 ebi h d i art i kan bantuan untuk biaya ruti n baik untuk belanj a pegawai maupu n untuk non pegawa i .

Prinsip anggaran berimbang diperuntukan pada tota l anggaran, selisih antara penerimaan rutin dan pengeluaran rutin disebut tabungan pemerintah (government saving), untu k membiayai pengeluaran pembangunan. Peningkatan tabungan peme rintah di temp uh dua ja 1 an, ya i tu penghematan terhadap penge 1 uaran rutin dan/atau peningkatan penerimaan rutin. Prinsip kemandirian dipusatkan pada peningkatan pendapatan asli/asal daerah dan ketepatan penggunaan sumber tersebut. Pr i ns i p efisiensi anggaran merupakan jembatan untuk tercapainya prinsip pertama dan kedua. Pada APBO tahun 1988/ 1989 mulai digunakan struktur anggaran yang baru, semua penerimaan yang bukan pinjaman dimasukkan dalam satu kelompok penerimaan (tanpa tambahan istilah rutin) dan penerimaan pembangunan teridri dari pinjaman pemerintah daerah dan perusahaan daerah. Oengan struktur anggaran yang baru i ni peranan tabungan pemerintah dalam prinsip kemandirian dan prinsip efisiensi lebih diperketat serta lebih luwes.

Kebijaksanaan pungutan daerah berupa pajak, retribusi dan pembayaran kepada perusahaan daerah. Pajak adalah pembayaran kepada pemerintah tanpa balas jasa langsung dapat ditunjuk. Retribusi pembayaran dan karena menikmati jasa pelayanan pemerintah, demikian pula pembayaran kepada perusahaan negara. Perbedaan antara retribusi dan pembayaran kepada perusahaan daerah terletak pada pengelola jasa dan penentuan harga, digambarkan sebagai berikut :

---------------------------------------------------------------------Pungutan 8.1as ja.s. Sa •• ran Faktor 8iaya/h.sil

---------------------------------------------------------------------pajak tanpa perlstiwa aengalall; bi.ya ( haail

retribusi dangan harga < nila; guna

peabayaran dang.n

kpd BUMO barang/jasa •• nik •• ti harg. > n;l.i gun.

--------------------------------------------------------------------.

Sasaran pajak lebih pada peristiwa bukan pada barang at au jasa, karena seorang mengalami peristiwa yang menjadi obyek pajak, mereka wajib membayar pajaknya. Pajak daerah lebih ditekankan pada segi budgeter mengisi kas daerah, dan kurang di tekankan pad a segi regu 1 er, mengatur. Bi aya pemungutan pajak ditekan seminimal mungkin dan bila biaya sama atau lebih besar dari pada pungutannya pajak tersebut seba;knya di hapuskan. Retri bus i di bayar karena seseorang meni kmat i

40

atau memperoleh faedah dan sebaiknya harga retribusi lebih rendah dat· i pada manfaat yang di pe r o 1 ehnya, sed ang ,ja 1 am pe mbayaran ke pada BM UO harga sama deng an man faatn ya dan perusahaan ini memperoleh untung.

Khusus ~engenai kebi jaksanaan pajak daerah perlu diperhatikan tentang s tatus, jenis, tarif pajak serta klasifikasi baik obyek pajak maupun wajib pajak. Oibedakan antara pajak pusat dan pajak-pajak daerah, dan pajak pusat itu dibedakan antara dengln atau tanpa bagi hasil. Yan g mengisi kas daerah adalah yang berstatus pajak dan pajak dengan bagi hasi 1 untuk daerah. Jenis pajak dibedakan antara pajak yang d i pungut berdasarkan satuan phisik (spe c ific tax) dan dipungut berdasarkan harganya (advalorem tax ). Paj ak yang di pungut berdasarkan harganya (persentase ) se 1 al u sej a 1 an dengan kena i kan i nfl as i dan pertumbuhan ekonomi untuk paj ak atas pemilikan, harganya selalu disesuaikan dengan perkembangan ekonomi. Oemikian pula pajak spesifik nilai rupiahnya (Rp per unit) . Selalu ditinjau tiap tahun agar sesuai dengan perkembangan inflasi . Dalam pemungutan pajak sering diperlukan penggolongan atau klasifikasi dimana tiap gOlongan/kelas dipungut dengan tarif tertentu; prosentase untuk advalorem at au jumlah rupiah untuk specific. Oengan penggolongan/pengkelasan ini dapat diterapkan berbagai cara, ambang bawah, atas, tarif progresif - proporsional - regresif. Pajak daerah dengan penggolongan berupa pajak spesifik, penggolongan juga dilakukan kepada subyek pajak .

Pengorgani sasi an Pemungut Pajak , s i st i m dan prosedur sedang dalam pembinaan melalui Manual Pendapatan Oaerah yang sekarang dis i ngkat dengan Mapatda (SK Mendagr i No 973-442 tahun 1988) dan bukan Mapenda . Oengan reorganisasi ini Oipenda dan Kantor Oinas Luar diubah dari pembagian berdasarkan jenis pemungutan (pajak, Ipeda, retribusi) akan tetap i d i bag i menu rut proses pemaj akan. Susunan organi sas i Oinas Pendapatan Oaerah , adalah :

1 .

2 .

3.

Sub Bagian Tata Usaha Memberikan pelayanan administrasi bag; seluruh satuan organisasi Oipenda.

Seksi Pendaftaran dan Pendataan Melaksanakan Pendaftaran dan Pendataan wajib pajak dan wajib retribusi, mengumpulkan dan mengolah data obyek pajak - wajib pajak, mendistribusikan SPOP PBB dan menerima kembali dari wajib pajak.

Seksi Penetapan Melaksanakan perhitungan untuk menetapkan jumlah pajak, retribusi yang terhitung besarnya angsuran dan mendistribusikan surat ketetapannya.

Page 58: KABUPATEN ACEH BESAR

4.

5 .

6.

Seks i Pembu kuan da n Pelapo r a n Melaksan a ka n pembu kuan d an pel a po r an ten tang r eali sasi pe ne r i maa n, penge l o la an bend a - be nda berharg a dan real isa s i serta tunggakan PBB.

Seks ; Penagihan Melaks ana kan kegiatan penyuluhan pe r pajakan, pelayanan umum terhadap keberatan dan mo hon dan kegiatan penagihan .

ke gi atan banding,

Seksi Perencanaan dan Pengendalian Operas i onal Me laksanakan perencanaan dan bi mbi nga n t ekn i s kepada seluruh satuan organisasi pelaksana d i nas , mengadakan analisis dari hasil pantauan, mengumpul kan dan mengo lah sumber data pendapatan, dan merumuskan naskah rancangan peraturan daerah.

7. Unit Pelaksana Teknis Retribusi Melaksanakan koordinasi pemungutan, penertiban dan keamanan lokasi, dan kebersihan lokasi Pungutan Retribusi. Oengan demikian hubungan antara Oipenda dan KOL PBB tidak hanya erat tetapi lebih sejajar dalam pelaksanaan tugasnya.

Pendapatan Asl i Daerah (PAD) terdi ri dari pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan dinas-dinas dan laba perusahaan . Tiga jenis pungutan yang terakhir berupa retribusi, yaitu pungutan dengan balas jasa langsung. Perbedaan antara ketiga jenis retribusi itu terletak pada pengelolaannya atau cara pengelolaannya. Retribusi daerah dikelola oleh Oipenda dan penerimaan dinas dikelola oleh dinas lain, sedang pengelolaannya secara dinas tidak untuk mendapat keuntungan. Retribusi yang terakhir dikelola oleh BUMO dan dikelola secara perusahaan , yai tu untuk mendapatkan untung . Berhas i I tidaknya pemungutan ini tergantung pada hubungan serta pendekatan Dinas Pemungut dengan wajib pungutan. Keberhasilan pemungutan diformulasikan sebagai berikut :

Co = V Tr

dimana Co = hasi 1 pungutan dalam uang V = ni 1 a i pasar obyek pajak dan

Tr = tingkat pajak

Obyek pungutan dinyatakan berdasarkan phisi k atau n ilai uangnya. Bila obyek dinyatakan dalam u k uran phisik maka besarnya pungutan dihitung dalam rupiah per kesatuan obyek pungutan dan bila dalam nilai uang maka besarn y a pungutan dinyatakan dalam pros entase terhadap ni lainya. Ni lai obye k pungutan didasarkan pada harga pasar yang berlaku ada kalanya besa r nya pungutan dihitung rata-rata rupiah untu k setiap wajib pu ngutan . Obyek pungutan s angat l ua s dan tidak seluruhnya terjangkau

o l eh administrasi Oin a s se bagi an yang terjangkau . men jad i.

Co atau Co / V

= Cr Va Tr

= Cr Tr

4 1

p e mungut paj a k ; cov e rage ratio -Formula has i l pengu mpulan pungutan

Cr = coverage ra t io

Co /V = co l le c ti v e eff i c i ency

Oalam "collec ti ve efficiency dianggap, bahwa pembayaran pajak s ama dengan semua (pengembalian ) surat penetapan pajak Ac eh waj i b paj ak .

Untuk pungutan yang berdasarkan ukuran pi sik obyek pungutan V. Tr menjadi jumlah rupiah perkesatuan, apabi la berdasarkan nilai maka Tr berupa prosentase terhadap V.

Oalam pajak daerah besarnya pajak (V.Tr), ditentukan oleh pemerintah ; Tr untuk pajak berdasarkan nilai (advalorem tax ), at au V persatuan untuk pajak berdasarkan kesatuan pisik (specific tax ). Dalam retribusi besarnya V persatuan ditentukan oleh wajib pungutan dan dinas pemungut berdasarkan permintaan dan penawaran. Namun ada kalanya jasa/pelayanan pemerintah penarikan retribusi tidak bersamaan (tidak otomatis) dengan pelayanan jasan ya (sampah, parkir); tidak tercakup (Cr <100%).

Proyeksi 5 Tahun Mendatang dari data serta pengalaman 8 tahun yang lalu, dibuat trendnya untuk Pelita V. Secara global perhitungan tersebut disaji k an bersamaan dengan tabel realisasi dalam Tabel 6.1, Tabel 6.2, Tabel 6.3, Tabel 6.4, Tabel 6.5.

Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dikelola termasuk pemungutannya oleh pemerintah daerah, sehingga seluruh hasil pajak masuk ke kas daerah. Semua pajak daerah ini dikelola dan dipungut oleh Dipenda, yang pembagian tugasn y a berdasarkan jenis/kelompok jenis pajak yang dipungutnya. Yang perlu diperhatikan adalah :

( 1) tidak terjadi pungutan berganda/tumpang tindih atau satu obye k paj ak ,

(2 ) Mengapus beberapa jenis pajak yang hasilnya kecil biay a pungut lebihbesar, dan

(3) Membedakan tugas retribusi .

Sebagian besar pajak daerah berupa pajak langsung, yang bu ka n pajak dipikul oleh wajib pajak. Pajak tontonan dan pajak Pembangunan I, berupa pajak tidak langsung, kepada pengusaha supaya di teruskan ke konsumen te r a khi r. Pajak rek 1 ame dan

Page 59: KABUPATEN ACEH BESAR

potong hewan dipikul oleh si wajib pajak, tetapi karena dapat dimasukkan dalam ongkos usaha maka beban pa j ak dapat digeserkan kepada pembeli terakhir. Untuk analisa in i tidak per I u di bedakan antar be ban uang dan beban r i i I ba i k yang langsung maupun tidak . Obyek pajak dilihat dari segi pisik besar pajak dinyatakan dalam rupiah perkesatuan dan besarnya paj ak di nyatakan da lam persentase terhadap harga tersebut. Untuk mengenakan pajak, ada kalanya obyek pajak digolongkan dalam kelas, dan pajaknya berbeda sesuai dengan kelasnya.

Jenis pajak yang akan dibahas ialah pajak tontonan pajak pembangunan I, Pendaftaran Perusahaan, Reklame, penerangan jalan, Potong he wan dan Pajak lain. Sumbangan pajak daerah terhadap penerimaan APBD kurang lebih 1,7 % dengan perkembangan 13% pertahun (Tabel 6.1). Pajak tersebut ditelusuri dari masing-masing obyek, jumlah pajak dan realisasinya dalam tahun-tahun yang lalu . Dari sifat serta realisasinya dalam tahun-tahun yang lalu meneerminkan dapat/tidak dan seberapa jauh penerimaan tersebut ditingkatkan, kecuali dari realisasi tahun-tahun yang lalu, peni ngkatan pajak daerah i ni j uga dil i hat/di h i tungkan dar i potensi pajak, dan bahkan kemampuan membayar pajak dari masyarakat : taxabIe eapaeity. Proyeksi untuk lima tahun mendatang (1988/89-1993/94) pajak daerah akan berjumlah 3,1% dari seluruh penerimaan APBD dengan perkembangan 27% pertahun.

- Pajak Tontonan

Pajak tontonan/hiburan/rekreasi, harga kareis terjual adalah sudah termasuk pajak , dipungut kepada pengusaha. Pajak tontonan penurunan dari 1984 pada 1985 karena penei utan wilayah perkotaan yang kemudian masuk ke wilayah Kodia Banda Aeeh.meliputi dari 1,7% seluruh pajak daerah. Tingkat variasinya eukup rendah berarti flukturasinya tiap tahun tidak tinggi. Diproyeksi akan menyumbang perolehan retribusi 1,33% dengan pertambahan 4%. Menghindari untuk tidak membayar pajak sekaligus menghindari Membayar tontonan tersebut, pengusaha berusaha tidak dirugikan. Coverage ratio obyek pajak sama dengan penonton yang membeli karcis tontonan (100%). Pada tahun - tahun yang lalu rata-rata per tahun dapat dikatakan tidak ada kenaikan disebabkan meluasnya hiburan vidio tetapi tahun tahun terakhir ada keeenderungann meningkat, diproyeksikan meningkat tiap tahun 3%. Diperki rakan dalam 5 tahun tidak ada pertambahan gedung bioskop, dan kenaikkan pajak berupa usaha intensifikasi (tidak memperbesar coveragenya).

42

- pajak Pembangunan I

Pajak Pembanguanan I, jumlah dari pajak ini kurang lebih 15% dari keseluruhan pajak daerah, perkembangan sekita r 16%. Pemungu tan didasar kan pada jumlah pembayaran kepada res tora n dan atau hotel, ya ng wajib pajaknya pengu saha / pemilik restoran dan/atau hotel sedang pemikul beban pajaknya adalah para konsumen barang-jasa yang dilayankan. Kes ulitan pemungutan pajak ini ialah:

(1) banyak penyelenggara/penjual jasa penginapan /makan. (2) skala pengusahanya kecil- kecil , (3) jumlah pembayaran barang/jasa terbagi keeil, (4) tidak semua menggunakan tanda pembayaran (kwitansi) (5) pengusaha makanan dan peng i napan t i dak menggunakan

pembukuan.

·· Coverage·· obyek pajak ini sangat sukar diperkirakan, tingkat variasi yang keei 1 berarti bahwa pembayaran pajak tersebut bisa lanear akan tetapi karen a ·· bergantiannya·· wajib pajak membayar kewaj i bann ya. Di proyeks i kan menyumbang pener i maan pajak daerah 30% dengan perkembangan 14,7% pertahun. Intensifikasi dan ekstensifikasi wajib pajak yaitu menurunkan sedikit tarif diharapkan eakupan semakin besar, hal ini ada kaitannya kebijaksanaan daerah Iststimewa Aeeh sebagai tujuan wi sata. Restoran dan hote 1 yang bukan menjadi waj i b paj ak pada 8 tahun yang lalu pada tahun mendatang akan menjadi wajib pajak. Disamping itu diperkirakan adanya restoran dan hotel yang baru selama PELITA V.

Pendaftaran Perusahaan.

Pajak Pendaftaran Perusahaan, pajaknya didasarkan pada keberadaan, sifat semacam pendaftaran saja . Dengan terdaftar, perusahaan tersebut mempunyai kewajiban lanjutan dalam pengembangan usahanya termasuk obyek pajak di ampun i nya. Has il pajak ini 9,4% dari seluruh nilai pajak. Perkembangan pajak ini keeil, bahkan menu rut Dipenda ada kemungkinan akan dihapus untuk penyederhanaan pendaftaran yang juga telah dilakukan oleh Kanwil Perdagangan dan Perindustrian. Proyeksi untuk lima tahun memndatang masih akan menyumbang sekitar 3% terhadap pajak daerah dengan laju perkembangan 15%.

Pajak Reklame

Pajak reklame merupakan obyek pajak y ang diampuni oleh perusahaan yang seharusnya telah terdaftar, diketahui dan disyahkan keberadaannya. Dimana pajak reklame, disamping memperhati kan besarnya reklame dan lamanya pemasangan, juga diperkali kan besarnya perusahaan serta intensitas periklanan. Jumlah pajak tidak besar yaitu 1,1% dari seluruh nilai pajak, tetapi keg i atan 1 anjutannya mempunya i kensekwens i . da 1 am perpajakan (pajak perusahaan, pajak produ ksi, pajak reklame, dan seterusnya) . Di proyeks i kan 1 % j uga dengan perkembanga'l

Page 60: KABUPATEN ACEH BESAR

20% . Kenaikan t erse but ada hU bungan dengan dibangunya temp at pembelan j aan baru dan berkembanganya dunia usaha.

- Pajak Penerangan Ja1an

Le.bih tepat bila din yatakan sebagai retri bus i, te rhadap penerangan jalan. Pajak ini dipungut be rsama- sama de ngan rekening listrik oleh PLN, semua rumah d i p i ngg i r jal a n dengan penerangan di anggap menjadi pel anggan PLN . Juml ah pajak ini yaitu sebesar 8,6%, dari seluruh nilai pajak . Coverage pajak penerangan jalan mendekati 100%, kare na dipungut bersama dengan rekening listrik melalui PLN, dan tiap bulan teratur menerima tagihan pajak bersama tagihan listrik. Penggolongan obyek pajak terhadap intensitas penerangan yang diterimanya, tidak hanya berdasarkan kelas jalan tetapi juga berdasarkan luasnya/besarnya temp at tinggal. Diproyeksikan akan andil terhadap pajak daerah sebesar 20% dengan perkembangan 22% pertahun. Hal ini di karenakan banyakanya perumahan baru dan penyambungan listrik serta peningkatan pemakaian listriknya mening kat, terutama di daerah pinggiran kota Banda Aceh.

- Pajak Potong Hewan

Pajak potong hewan berdasarkan jenis at au besarnya hewan yang dipotong, biasanya dibedakan antara, lembu/kerbau, dan kambing ; rupiah per ekor. Jumlah pajak pemotongan hewan ini merupakan pajak terbesar nomor satu yaitu 33.3% dari nilai seluruh pajak, perkembangan 7% pajak pemotong hewan ini han ya dipungut pada pemotongan di rumah pemotongan hewan at au "abatoar" maka coverage sebesar 100% sama dengan retr i bus i pemotongan hewan. Akan tetapi apabila pajak ini dipungut pada setiap pemotongan tersebut (sapi, lembu, dan kambing), maka coveragenya menjadi jauh lebih randah, karena banyaknya po tong hewan yang dilakukan di luar rumah pemotongan hewan. Pajak ini juga berkait dengan retribusi pemeriksaan pemotongan hewan. Diproyeksikan akan sebesar 19% dengan perkembangan 24% pertahun. Kena i kannya pada pemotong hewan akan dibangun Rumah Pemotongan Hewan yang akan menaikkan jumlah obyek pajak juga akan mengarahkan dari pemotongan liar bera1ih ke pemotongan hewan yang legal.

- Pajak Lain-lain

Pajak Lain lain terdiri dari pajak bangsa asing, anjing, penangkapan ikan, sarang burung, garam, kendaraan tak bermotor, yang menonjol adal ah paj ak pengambi 1 an sarang burung. Jumlah penerimaan meliputi 16% dari seluruh pajak . Perlu ditelusuri beberapa pajak yang tidak strategis untuk dikembangkan, karena biaya lebih tinggi dari hasilnya, dan tidak dapat dikembangkan. Tingkat variasi yang besar lebih men cermi nk an t i dak teraturnya has i 1 pajak tersebut masu k ke kas negara , realisasi tahun yang lalu berubah dengan t i ng kat pertumbuhan rata-rata pertahunnya. Di proye ksi kan akan

4 3

menyum bangi 17,6% dari paja k daerah de ngan perkembangan 14% pet-tahun . Akan dipi 1 ih suatu obyek paja~. yang strategis dan bi la pet-lu akan dihapus pa j ak- pajak yang biaya pungut lebi h besar da ri pada pajakn ya. Di proyeksikan ken ai kan pe rtahun 13%, sama de ngan tahun-tahun la lu.

Ret r ibusi

Retr i bus i ada 1 ah pembaya r a n dengan ba 1 as j asa, dan berdasarkan penawaran dan permintaan. Suatu pemkembangan yan g lebih menggembirakan bila penerimaan retribusi lebih besar lebih cepat daripada pada pajak. Lebih baik pula bi la per kembangan pajak daerah lebih pada pajak yang lebih dikhususkan pembiayaannya, misalnya pajak penerangan jalan untuk membiayai perbaikan jalan dan atau penerangan ja1an untuk membiayai perbaikan jalan dan at au penerangan kota. Dan yang terbaik apabi1a pengelolaan retribusi mengarah pad a hasil menutup biaya. Retribusi berdasarkan volume jasa, berapa rupiah unit barang/jasa. Kadang kala obyek retribusi perlu dibedakan per kelas dan tiap kelas dipungut retribusi tertentu. Obyek retribusi dapat digolongkan pada pe1ayanan privat (private good) dan pelayanan publik (public good) di man a perbedaan si fat membawa konsekwens i dal am menentukan harga (product differentiation) . Pelayanan pri vat merupakan barang/jasa yang untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan dapat dinikmati secara terpisah, harga mutunya bersaing dengan usaha swasta, maka diusahakan oleh pemerintah dan dikelola secara Dinas/Jawatan.

Faktor lain yang perlu diperhatikan, i alah bahwa harga/besarnya retribusi barang/jasa publik disesuaikan karakteristik retribusi beserta retribusi pada tahun-tahun yang lalu. Nilai retribusi pada 8 tahun yang lalu (Tabel 6.1 dan Tabel 6.4) sumbangan terhadap penerimaan APBD sebesar 6,9% perkembangan 9%. Dari pengalaman tahun-tahun lalu hampir semua pungutan jenis retribusi mempunyai kecenderungan meningkat. Diproyeksikan dalam 1988/89-1993/94 porsi terhadap penerimaan akan naik sedikit menjadi 4,4% dengan perkembangan 24% pertahun.

Ret r ibus i untu k tahun tahun mendatang diproyeks ikan mempun yai peranan yang besar dalam menunjang program pembangunan prasarana kota. Prasarana kota dinikmati warga kota dan warga kota memang se 1 ayaknya membayar keni kmatan tersebut antara lain melalui retribusi. Ret r ibusi dianggap paling tepat kare na bersifat beban langsung kepada pengguna prasarana.

-Retribusi Pasar

Retribusi pasar di Aceh Besar tidak hanya pad a kios dan di dalam pasar, akan tetapi juga di pinggi ran jalan dan toko. Penjualan didalam pasar dan pinggiran jalan r etribusi ny a

Page 61: KABUPATEN ACEH BESAR

tennasuk uang pembers i h sampah. 8esarn ya r et," i bus i pasa," dipungut berdasarkan ukuran tempat, bukan ni1ai barang-ba r ang yang diperdagangkan. Ukuran pisik tempat berjua1an be ,"u pa 1u asnya 1an tai , be sarnya bangunan dan mewa h se,"ta strategisnya temp at bersang ku tan. Hasi1 r etrib usi pasar ada1ah 6,7% se1uruh retribusi, per kembangan 5 %. Tingkat variasi tidak begitu besar karena jum1ah pemba yar retribusi cukup besar, dibayar bu1anan dari beberapa 10kasi" Dike 101a oleh Dinas Pasar yang keuangannya 1angsung masu k ke kas daerah. Diproyeksikan akan menyumbang pendapatan retribus i 6,4% dengan perkembangan 18% pertahun. Ken aikan re tr ibusi pasar ini disebabkan :

(1) Rehab/pembangunan pasar (2) Reklasifikasi ruang (3) Swadaya para pedagang yang telah membangan kios-ki os (3) Penggabungan tarif yang benar-benar sesuai dengan kelas

tempat (ruang) dan pengelolaan sesuai pemisahan ( PD Pasar), selanjutnya tiap tahun besarnya kios ditinjau kembali dinaikkan sesuai dengan kenaikan harga/ inf1asi.

-Retribusi Sampah

Ret i bus i sampah di bedakan berdasarkan 1 okas i nya ya i tu pasar, perkampungan, dan jalan besar. Ketiga lokasi ini juga berkaitan dengan ketiga penge10la yaitu Dinas Pasar, Dinas Kebersihan dan Taman, dan Kelurahan eq LKMD. Dapat dipisahkan antara pengolaan retibusi sampah dan pengolaan retribusi lainnya. Pada laporan 1111 akan dibáhas lebih jauh mengenai aspek finansialn ya untuk menilai seberapa jauh dapat dikelola secara bisni s. Nilai sumbangan terhadap seluruh nilai retribusi 0% perkembangan juga nihil. Namun untuk pemukiman baru daerah perumnas dan 8TN yang berkembang pesat akhir-akhir ini maka penangan sampah ini akan menjadi perlu. Proyeksi untuk lima tahun mendatang akan be rperan dalam penerimaan seluruh retribusi menjadi 3,8% dengan perkembangan 35%. Kenaikan tersebut disebabkan :

(1) proyek persampahan, cakupan pelayanan dan retribu si meningkat

(2) tarif persampahan dan (3) pengelolaan penarikan retribusi yang semakin baik,

pelayanan semakin luas dan mantap.

Dalam hal ini ke rjasama antara dinas kebersihan dengan lembaga masyarakat perlu ditingkatkan dan pengelolaan yang terpadu antara dinas pasar dengan dinas kebersihan. Perhitungan menjajaki kemungkinan persampahan ini dikelola secara bisnis dapat dil ih at pada lampiran, dari hasil perhitungan sederhana tersebut diketahuhi cukup layak di kelola secara bisnis, setoran dan pajak masih dapat diharapkan oleh Pemda. 8ila sampah dikelola secara bisnis (se perti PDAM) dampaknya adalah kemungkinan uang setoran masuk Pemda akan turun tetapi pengeluaran untu k dinas kebers iahan juga akan turun. Keuntungan bagi Pemda adalah meringankan urusan, sehingga dapat berkonsentarsi kepada

44

p,"asa,"ana kot a yang 1 a in, dan dapat me 1 akukan pe ngh e mata n untuk penge1uaran hono," pegawai dinas kebe ,"sihan Se'"t5 Di penda yang mengu,"us pemungutan ,"et r i bus i. Kemung k i na n kerugian ada1ah s ub si di si1ang antar prasarana kota a kan h i 1 ang at au turun dar i has i 1 retr i bus i sampah i n i, ka,"en a retr i bus i sampah memmpunya i cost recover y yang ti ngg idapat membantu membiayai prasar~na yang memi1iki cos t recover y rendah. Pertimbangan lebih 1anjut dapat d iperhitungkan 1ebi h da1am oleh p ihak Pemda sendir i .

-Retribusi Parkir

Dibedakan antara TPR dan parkir, SKB Menteri Keuangan dan Menteri Perhubungan yang me1arang beberapa kali pungutan TPR bagi satu route perjalanan Bus, maka TPR hanya dikenakan pada bus dengan route dekat. Permasalahan yang dihadapi meskipun pemilik dan jalan yang dilalui oleh angkutan kota Banda Aceh ada di Aceh 8esar namun perolehan dari pungutan ini Aceh Besar jauh lebih kecil perolehannya dibanding Banda Aceh . Hal ini disebabkan Terminal Aceh Besar untuk angkutan kota Banda Aceh tersebar dan tidak je1as, sehingga su1it pemungutann ya. Mungkin perlu dipikirkan jalan keluarnya. Secara garis besar belum dikelola secara perusahaan, jumlah hasil retribusi ini cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah kendaraan sekitar. Jumlah nilai retribusi parkir per tahun sebesar 0,9% dari seluruh ni1ai retribusi, perkembangan yang 1 al u 0%. Proyeks i akan berperan menjad i 0,75% terhadap nilai retribusi dengan perkembangan 1%.

Peningkatan kenaikan retribusi itu ditekankan pada pengelolaan retribusi yang lebih bai k . Tentang besarn ya tarif retribusi biasanya hampil' sama dengan daerah lain, hanya pengelolaan pemungutannya menggunakan pembinaan timbal balik antara cara perusahaan sendiri dan borongan oleh pihak swasta/kelompok perorangan. Khususnya pemungutan retribusi parkir biasanya lebih efektif diserahkan kepada swasta/kelompok perorangan dengan bagi hasil. Dengan dibangun atau diperluas pasar akan mempun yai dampak positip terhadap pener i maan retribusi parkir.

-Retribusi untuk RS dan BP

Dipungut untuk subyek yang beda dalam kekayaan/pendapatannya. Dari pemeriksaan, pengobatan serta perawatan tingginya tar if pungutan retribusi perlu dibedakan antara pasien yang kaya dan pasien yang miskin. Pembedaan subyek pembayara n retribusi cukup sulit, yang mung kin dibedakan antara obyek retribusi, obat, pemeriksaan dan tempat perawatan; sewa tiap satuan . Usaha berikutnya menéj.mbah pe r 1engkapan beserta tenaga medisnya .

Page 62: KABUPATEN ACEH BESAR

Tempat yang ter kena retribusi

(1) Puskesmas Indu k , (2) Puskesmas dan (3) Balai Pengobatan yang dikelola oleh daerah .

Jasa kesehatan ini merupakan jasa pri vat dan pembayaran retri bus i waktu j asa kesehatan di 1 ayankan. Besar kee i 1 nya retr i bus i perkesatuan tergantung pada ob at yang di ber i kan, lamanya mondok dan lamanya dalam perawatan. Hasil retribusi inl sebesar 11% seluruh retribusi , perkembangan 14%. Di proyeksi kan akan menjadi 13% dengan perkembangan 16% pertahun.

-Leges

Atau untuk pendaftaran perusahaan lebih pad a penertiban pemungutan, i ntens i fi kas i subyek, retri bus i dan pengawasan terhadap kegiatan usaha. Kenaikan retribusi yang tinggi semata-mata melalui pengelolaan secara bisnis, supaya perusahaan tersebut memperhitungkan biaya yang berasal dari retribusi ini. Pertumbuhan sektor non pertanian dan pertumbuhan penduduk sekitar per tahun serta secara kuantitatif pengurusan leges (administratip legalitas) akan mempengaruhi perkembangan dan besarnya pungutan . Memang yang berwenang untuk memungut adalah Dipenda tetapi yang bertanggung jawab camat, perusahaan daerah dan seterusnya. Hasil leges eukup besar 7% dari seluruh nilai retribusi, perkembangan 7% . Proyeks i menj ad i 7,9% dengan perkembangan 20% pertahun.

-Pemeriksaan/Pemotongan Hewan

Yang diperhitungkan hanya yang dilakukan di rumah potong resmi" at au milik pemerintah. Pengelolaan retribusi ini

seyogyanya dilakukan secara perusahaan karena daging hewan tersebut untuk diperdagangkan. Jumlah penerimaan sebesar 5,03% dari seluruh retribusi dengan perkembangan kota, 2%. Proyeksi menjadi 4,2% dengan perkembangan 18% pertahun.

-Sempadan/ljin Bangunan

Retr i busi i ni ti dak hanya di pungut terhadap bangunan yang baru sama sekali akan tetapi juga termasuk yang menambah at au memperbai ki bangunan, dan t i dak hanya me 1 ayani semata-mata untuk ijin akan tetapi juga melayani konsultasi bangunan gedung serta membuatkan konstruks i tekni s bangunan ataupun gambarnya. Hal-hal yang terakhir tersebut masih lebih dilayani oleh pertender dinas belum sepenuhnya merupakan pelayanan Dinas Penerimaan ini akan naik pertumbuhannya kenaikan eukup besar karena potensi masih besar, baru sebahagi an warga yang mau mengurus IMB untuk bangunan yang akan dibangunnya . Proyeksi nilai investasi bangunan yang akan

45

dibangun dalam lima tahu n mendatang dapat dilihat pada Sempadan at au ijin ba ngun a n diberika n berd asarka n ukura n besar, mewah, serta strategi letak bangu nan. Hasil pungutan sebesar 45% da r i seluruh retribusi dengan pertumbuhan 10%. perkembangan 10%. ( 19 88/ 1989) jumlah IMB sebesar 45%. diproyeksikan akan menyumbang peneri maa n retribusi sebesar· 37%, den gan perkembangan 30% pertahu n.

-Retribusi Lain-lain

Karena jumlah retribusinya bermaeam-maeam ser ta ada juga yang insidential pemungutannya maka pertumbu ha n per tahunn ya sukar diperhitungkan. Tahap seyogyanya perlu sekali dipilih retribusi yang strategis untuk pembiayaan daerah, yaitu

(1) yang berkesinambungan tiap bulan, (2) jumlah eukup besar, (3) biaya pungutannya lebih keeil dari pada hasil penerimaan, (4) eepat dikembangkan dan tidak tumpang tindih dengan

retribusi lainnya/utama.

Beberapa jenis retribusi dan termasuk yang insidental, jumlah retribusi sebesar 23% dari seluruh retribusidengan perkembangan 9%. Yang termasuk retribusi ini yaitu: Tambak, sewa rumah, rekreasi, penggilingan, penyewaan kedai, izin usaha yang dapat diharapkan retribusi rekreasi. Tingkat variasi lebih tinggi rata-ratanya (mendekati tingkat variasi retribusi sampah yang tertinggi). Perkembangan 9%. Proyeksi 26% dengan perkembangan 25% pertahun .

Bagian Laba Perusahaan

Bagian Laba Perusahaan adalah sebesar 0,1% dari seluruh penerimaan APBD dengan perkembangan 4,1% diproyeksikan akan meningkat menjadi 4,4% dengan perkembangan 10% pertahun. Disebabkan perusahan daerah ini masih harus menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya untuk pengembangkan. Sebaiknya setoran didasarkan at as cash flow bukan at as prosentase laba bersih, karena laba bersih mungkin masih akan dipergunakan sebagai dana investasi ataupun eieilan hutang BPAM sendiri.

Penerimaan Dinas-dinas

Pad a tahun-tahun yang 1 al u hanya sebesar keeil se ka 1 i ol eh karena itu untuk Pelita V tidak dapat diperhitungkan proyeksinya .

Penerimaan Lain-lain

Karena merupakan kelompok dari bermaeam penerimaan mak a setiap tahunnya ternyata telah ada penerimaan yang cu k up besar. Penerimaan pada 8 tahun yang lalu rata-rata per tahunnya sebesar meliputi 0,8% dar i seluruh penerimaan APBD. Untuk Pelita V diharapkan penerimaan ini rnenjadi 0,7% dari penerimaan APBD dan dengan perkernbangan 5%.

Page 63: KABUPATEN ACEH BESAR

Keseluruhan PAD

PAD masih perlu d ikembangkan untuk masa yang akan datang , terlihat suatu perubahan peranan PAD dalam peranan penerimaan APBD meningkat dari sekitar 6% menjadi hampir 8%, peningkatan ini keci 1 tapi cukup berarti. Peningkatan retribusi lebih mencerminkan itikad PEMDA mengubah dar; pungutan tanpa balas jasa menjadi pungutan atas pelayanan jasa. Dengan perubahan tersebut Pemda lebih mendewasakan pada penyelola pendapatan daerah secara lebih bisnis, yaitu dengan balas jasa, cost recovery yang tinggi dan tanpa/mengurangi subsidi melalui balas jasa retribusi serta menjadi indikator pelayan an kota dan merupakan pendapatan daerah. Pener i maan daerah dapat merupakan kemampuan menggali sumber daerah dan sekaligus kemampuan untuk membi aya i kebutuhannya. Ti dak pesatnya PAD Kabupaten Aceh Besar di sebabkan karena masyarakatnya t i dak terkonsentrasi di wilayah perkotaan saja melainkan tersebar dal am wi 1 ayah yang 1 uas di pedesaan-pedesaan yang jauh dari pusat kota administratipnya.

Pajak Burni dan Bangunan

Pada dasarnya PBB, adalah Pajak Negara yang dikelola oleh Pemerintah Pusat dan dipungut oleh Pemerintah Daerah Tingkat 11. Dengan pendelegasian pengelolaan, pendelegasian wewenang (desentralisasi) dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah dinyatakan dalarn pembagian hasil pajak sebagai berikut: 10% untuk Pemerintah Pusat, 10% dari sisa untuk Biaya, 20% dari sisa untuk Propinsi dan 80% untuk Kabupaten /Ko tamadya. Bagian Pernerintah Daerah Tingkat II (64,8%) tersebut untuk membi aya i urusan rumah tangga send i ri . UU no 12 tahun 1985 tentang PBB itu diundangkan pada tanggal 25 Desember 1985 dan masih berlaku pada 1 Januari 1986. Dengan adanya PBB maka paj ak berganda atas harta benda terhapus, hanya di kenakan sekali bagi pemilik tanah beserta gedungnya.

Dari perundang-undangan tersebut diungkapkan perhitungan sebagai berikut :

1. Nilai pasar atau market value dari pernilikan yang menjadi obyek pajak PBB. Penilaian dilakukan oleh KOL PBB berdasarkan data seternpat dan sependapat wajib pajak.

2. Sasaran tercakup atau eoverage obyek paja k oleh administrasi KOL-PBB untuk dikenakan pajaknya .

3. Nilai yang masu k perhitungan at au valuation ratio dilakukan oleh KOL-PBB untuk dikenakan pajaknya.

4. Nilai dasar perhitungan pajak atau o fficial assesment ratio sebesar 20% dar i nilai yan g kelakukan oleh KDL-PBB.

5. Tarif pajak at au tax rate sebesar 0,5% dari nilai tanah dan bangunan yang menjadi dasar perhitungan pajak.

~

46

6 . Efisiensi pemungutan pajak PBB dibedakan antara

a. Dat' i segi pisik atau collection effeciency dinyatakan dalam prosentase

b. Dinyatakan dalam uang atau co llection efficiency dalam rupiah

Dari boram komponen PBB tersebut collection efficiencynya dirumuskan sebagai berikut

CE = Co . Vr . Os . Tr. V CE = Co. Vr. 0,20 0,0505 V CE = 0,001 Co.Vr . V CE/V = 0,001 CO.Vr CE/V.Co .Vr = 0,001 Np = V. Co.Vr Ce/Np = 0,001

Keterangan

CE = Collection Efficiency (rupiah) Co = Caverage Ratio Vr = Valuation Ratio Os = Official assesrnent Ratio Tr = Tax rate V = Market Valuation CE/V = Collection Effecieney and Procentage CE/Np = Efisiensi pengurnpulan pajak yang telah pasti

Secat-a urnum besarnya pajak adalah sebesar 0,1 % atau 0,001 dari nilai hasil benda tetap. PBB tersebut dibedakan seeara regional antara hasil tetap di kota dan di desa; seeara sectoral antara pertambangan, perkantoran dan perkebunan. Dan dari hasil PBB dibagi antara Pusat, Pr opinsi dan Kab/kodya dengan bagian rnasing-masing sebesar 10 %, 15,2 5 dan 64,8 % ( yang 10 % sebagai biaya pungut ).

IPEDA pada mulanya berupa pajak daerah melalui peraturan Daerah (PERDA), pernah dibarengi dengan Iuran Pembangunan Daerah (IREDA) untuk setiap rumah tangga di kota. Dari IPEOA tersebut kernudian dipungut oleh Pemerintah Pusat dimana 90 % di kern ba 1 i kan ke daerah bersangkutan. Di Kabupaten Aceh Besar perkembangan IPEDA dapat dilihat pad a Tabel 6.5.

IPEOA dipungut berdasarkan kelas pernilikan hanya pende katan pengelolaannya rnelalui kelompok; kampung atau jalan (PBB me 1 al ui pendekatan per subyek paj a k bersangkutan). Juml ah yang harus dipungut untuk tiap Oaerah Tingkat berdasarkan target, kemudian diturunkan kesetiap kelurahan/kampung. IPEOA rnerupakan penerimaan yang dikhususkan untuk pengel uaran pernbangunan Penerimaan IPEOA selama 5 tahun sebesar 5,4% dari seluruh penerimaan rutin dan pembangunan, ting kat variasi yang keeil (0,071) dan perturnbuhan selalu positip. IPEDA ini sudah rnapan dalarn masyarakat, hanya dalam pengelolaannya masih harus di kembangk an .

Page 64: KABUPATEN ACEH BESAR

PB B dilaksanakan agar

( 1 ) untu k menghapuskan pajak yang be r ganda terhadap harta milik,

(2) memasti kan dalam perhitungan dan (3) memantap kan dalam pengelolaannya.

Formula dengan lima komponen pajak tersebut seeara utuh berlaku untuk PBB; dibangun atas formula tersebut. PBB adalah pajak atas nilai (advalorem ta x) dengan tarif proporsional ( 0,5%) dengan batas minimal pemilikan ( Rp 2 . 000.000) dan digolongkan penilaiannya (Rp per m2). Dalam memproyeks i kan peneri maan PBB untuk Pe 1 i ta V di tempuh dua jalan, yaitu menghitung prosentase penerimaan (efisiensi) dan penerimaan rupiahnya.

Nilai dasar untuk perhitungan pajak ditetapkan dalam undang­undang sebesar 20% dari nilai yang ditentukan oleh KDL setempat. Demikian pula besarnya pajak menurut undang-undang sebesar 0,5%dari dasar perhitungan obyek pajak (0,001). Has i 1 hubungan antara KDL dengan waj i b paj ak sampa i dengan waj i b paj ak memberi tanggapannya pada mu 1 anya sebesar 65% dengan pertambahan yang juga makin menurun ( 15,5 dan 2) dan rate yang lebih keeil dari komponen-komponen lainnya/sebelumnya (9,07%). Dan setelah wajib pajak memenuhi kewajibannya.

Komponen perhitungan PBB yang utama dan pertama di lakukan, adalah market value - dilakukan oleh KDL ( 1 ) berdasar harga yang berlaku (2) dengan kelas lokasi (rupiah per m2 ) , dan ( 3 ) mendekati wajib pajak. Nilai pasar pemilikan tersebut utama, karen a menjadi perhitungan dalam rupiah terhadap komponen selanjutnya. Nilai pasar pemilikan ini akan naik setiap tahun karena,

(1) adanya bangunan baru, diatas tanah (2) nilai tanah naik dengan dibangunnya prasarana dan (3) karena kenaikan harga .

Pendataan ulang dilakukan tiap tahun bersama-sama dengan disiapkannya pemungutan untuk tahun beri k utnya. Pengorganisasian sejajar dan bersama-sama dengan Dipenda melalui Mapatda. Reklasifikasi di reneanakan untuk tiap 3 tahun namun akan mengalami kesulitan dengan tenaga tersedia dibandingkan dengan banyaknya dan tersebarnya wajib/ obyek pajak. Mung k in dapat ditempuh dengan tenaga kont rak jangka pendek, akan tetapi untuk re klasifi kasi dituntut tenaga yang mempunyai keahlian dan ket r ampilan ti nggi, ji ka dibandingkan dengan tenaga untu k pendataan .

Penerimaan PBB memputw ai arti ya ng penti ng ( 1 ihat Tabel 6.1 dan Tabel 6 . 6) : (1) jumlah besar; (2) pertumbuhannya tinggi ( 54%) dan ( 3 ) me ne ntu ka n dalam memasyarakatkan pungutan Pemerintah.

47

Pener imaan APBD

Se e a r a ke se 1 uruhan mata a nggaran pe ne t· i maan j uga me mpwwa i s ifat kha s be r talian denga n asal sum ber , pembiay aa n ya ng d i mak s ud dan si fa t lalu " intaa keuangan. Mata sisa a ngg a t-an t·u t i n tahun yang lalu bet-a sal dari pet- h itungan buk a n ri i 1 yang ters i sa ( ada perbedaan wak tu antara akh ir an ggaran dan waktu perhitungan), untuk membiayai pemban g u na n . Dengan adanya prinsip anggaran berimban g s isa s elur uh angg a r an pada a khir tahu n , adalah nihil.

Penerimaan dari pemerintah atasan berupa subsidi daerah otonom dan lain-lain untuk belanja pegawai dan non pegawai, jumlahnya 31,7% dari seluruh penerimaan rutin dan pembangunan ( Tabe 1 6. 1 ) .

Mata anggaran PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi, bagian laba perusahaan dan penerimaan dinas lain, untuk menunjang biaya rutin pegawai dan non pegawai, dan kelebihannya untuk biaya rutin lainnya, jumlah 8% dari total penerimaan .

Mata anggaran pi nj aman sepanj ang 8 tahun t i da k ada. Mata anggaran UKP dari pemerintah Pusat untuk panjar tenaga dan pensiun, lebih sedikit dari pengeluarannya dimana selisihnya hanya merupakan perbedaan wak tu perh i tungan (tahun sebe 1 um dan tahun s esudah). Perbedaan jumlah penerimaan rutin dan pada pen ge 1 uaran rut in untu k tahun-tahun yang sama di sebut tabungan peme r intah dan untuk membiayai pembangunan .

Sisa-sisa anggaran pembangunan yang disebabkan karena pembangunan yang ditargetkan untuk tahun bersangkutan belum sebesar (didalamnya juga terdapat karena perbedaan wa k tu antara anggaran berakhir dengan waktu perhitungan).

Pendapatan As 1 i Daerah (PAD) untuk pemnbangunan pendapatan pembangunan dan lain-lain masih keeil dibanding dengan bantuan dari Pemerintah diatas at au sama dengan 1 , 5% dari sedangkan pendapatan pembangunan dari pemerintah atasan 16% terhadap total pene r imaan . Sumbangan Retribus i Cengkeh ( SRC ) pada waktu yang lalu merupakan penyumbang pembangunan, tetapi dengan jatuhnya harga cengkeh maka meros ot pula retibusinya . Sejalan dengan pengeluaran Inpres untuk pembangunan yang bersifat UKP, besarnya penerimaan Inpres, perbedaan jumlah han ya kare na perbedaan waktu perhitungan . Seeara keselu ruh an penerimaan pembangunan berjumlah 4 3, 5% dar i sel ur uh penerimaan.

Untuk proyeksi lima tahun mendatang digunakan dasar h i tungan proyeksi PAD, PBB dan diasumsikan penerimaan dari pemeri ntah atasan masih akan ber kisar dengan per kembangan wak t u yang lalu ( Tabel 6 . 1,Tabel 6.3,Tabel 6.4 dan Tabel 6.6 )

Page 65: KABUPATEN ACEH BESAR

pengeluaran APBD

Kabupaten Aeeh Besar semenjak lbu Kota Kabupaten Aceh Besar pi ndah ke Jantho memusatkan pembangunan gedu ng, ja 1 an, jembatan, daerah ini berkonsentra si pad a bi dang pengembangan. Pengel uaran Pembangunan di bedaka n antara mendirikan at au memperbaiki gedung, jalan, jemb at an atau irigasi dan pengeluaran untuk perlengkapan .

Sifat khas tiap mata anggaran pengeluaran dita n dai oleh sasaran yang dibiayai dan saluran yang dipakai. Real isas i tahun-tahun yang lalu menunjukkan besar dan perubah annya tiap tahun.

Realisasi 8 tahun yang lalu mat a anggaran rutin (lihat Tabel 6.2) untuk belanja pegawai, belanja barangUKP rutin perjalanan dinas, dan pemeliharaan berjumlah 58,4% seluruh penge 1 uaran (rut i n dan pembangunan) dan ti ngkat v ar i as i nya rendah - Mata anggaran PU untuk be 1 anj a be 1 anj a barang dan pemeliharaan prasarana perkotaan (yang investasinya dari APBN Sektoral melalui PUI besarnya 1% dari seluruh biaya rutin dan pembangunan, dengan tingkat variasi lebih keei 1 dari perubahan mat a anggaran Pemer i ntahan umum. Mata anggaran yang tujuannya untuk belanja pegawai dan non pegawai, adalah mat a anggaran Dinas-dinas lain misalnya Dinas P dan K, rumah sak i t _ Besarnya rea 1 i sas i se 1 ama 8 tahun yang 1 a 1 u sebesar 11% dari seluruh pembiayaan.

Mata anggaran pinjaman untuk membayar pokok pinjaman beserta bunganya, 0% dar i se 1 uruh mata anggaran _ Sedangkan ganj aran sumbangan kepada pemerintah bawahan; keeamatan dan desa dalam kotamadya menjadi satu dengan mata anggaran Pemerintah umum. Lain-lain untuk membiayai pengeluaran rutin yang keeil dan atau yang bersifat ' insidental, karena menjadi rutin tiap tahun maka tingkat variasinya keeil. UKP rutin untuk panjar dan pensiun tenaga pegawai, seluruh pengeluaran meliputi 5,1% dari seluruh anggaran pengeluaran. Pengeluaran pembangunan sektora 1 20,8% dari se 1 uruh penge 1 uaran dengan tingkat variasi lebih tinggi sedikit dari pengeluaY"an rutin.

Anggaran Inpres seluruhnya berjumlah 18% dari total anggaran pengeluaran. Seluruh pengeluaran yang dinyatakan sebagai mat a anggaran pembangunan berjumlah 41,6% seluruh pengeluaran. Pengeluaran yang berkaitan dengan analisis P3KT adalah mata anggaran PU dan mata anggaran sektoral yang semuanya berjumlah 21,8% dari seluruh pengeluaran.

Perkembangan penerimaan rutin dan pembangunan berkisar pada rata-rata pertahun 14% dengan perbandingan 58,4% rutin dan 41,4% pembangunan . Dalam proyeksi diasumsikan, bahwa penerimaan rutin seimbang dengan pengeluaran rutin, dan penerimaan pembangunan seimbang dengan pengeluaran pembangunan. Dalam realisasi tahun yang lalu terjadi sisa pener i maan rut in terhadap penge 1 uaran rut in, sebesar 2,2%

4 8

dari pe ngeluaran pembangun an . Pe nerimaall pembangunatl seC2r-a 1 angs u ng di gunakan untuk memb i aya i penge 1 uaran pemban '.Ju r-' s. n , dan s e ca r-a tidak lan gsun g meningkatkan kapasitas untuk menllnjam . Pener- imaan pembangunan na ik berarti debt set-vice juga naik dan kapasitasnya akan naik. Dengan struktur APBD y ang baru (mu lai tahun 1988/1989) pener i ma an pemba ngun an hanya pinjaman peme r intah dan / atau pinjaman Pet-us ahaan Daerah. Debt service dihitung dari government sav ing (sisa penerimaan dari anggat-an rutin). Debt service dinai kf<.an dengan jalan peningkatan pos penerimaa n terutama PAD dan pengendalian pengeluaran rutin.

Page 66: KABUPATEN ACEH BESAR

6.2 Usaha Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan PBB

S~eara singkat usaha Peningkatan Pendapatan Asal Dae~ah adalah sebagai berikut

Paj ak Dae r ah

a. Ta," i p atau besarnya paj ak di sesua i kan dengan ti ngkat inflasi dan penggolongan obyek secara seksama

b. Pemungutan intensifikasi pajak melalui pendekatan kemasya~akatan

e. Pengelolaan pajak berdasa~kan st~uktur organisasi yang dibakukan (Mapatda)

Retribusi

a. Meningkatkan mutu pelayanan b. Mengelola retribusi untuk meningkatkan eost recovery e. Memilih retribusi yang strategis dikembangkan yaitu

eost reeoverynya ti ngg i, t i dak tumpang ti nd i h dengan sasaran lain, dan penyatuan berapa retribusi.

d. Menghapus pelayanan yang tidak pokok, keeil dan insidental.

Retribusi Sampah

Kenaikan diusahakan melalui

(1) proyek persampahan, cakupan pelayanan dan retribusi meningkat

(2) tarif persampahan dan (3) pengelolaan penarikan retribusi yang semakin baik,

pelayanan semakin luas dan mantap.

Dalam hal ini kerjasama antara dinas kebersihan dengan lembaga masyarakat perlu ditingkatkan dan pengelolaan yang terpadu antara dinas pasar dengan dinas kebersihan. Sila sampah dikelola secara bisnis dampaknya adalah kemungkinan uang setoran masuk Pemda akan tu~un tetapi pengeluaran untuk dinas kebersiahan juga akan turun . Keuntungan bagi Pemda adalah meringan kan urusan, sehingga dapat be,"konsentars i kepada p,"asa,"ana kot a yang 1 a in , dan dapat melakukan penghematan untuk pengo2luaran honor pegawai dinas kebersihan se~ta Dipenda yang mengurus pemungutan retribusi. Kemungkinan ke rugian adalah subsid i silang antar prasarana kot a akan hilang atau tu run dari hasil retribusi sampah ini, karena retribusi sampah memmpunyai cost recovery yang ti ngg i dapat membantu membiayai prasarana yang memiliki eost rec overy rendah. Pertimba~gan lebih lanjut dapat

49

Yang diperllitungkan han ya yal~g dilakukatl di r0mah potong " t- e s mi" ct t a u mil i k p e Ol e t- int a ~-! _ Pen gel 0 1 a a n ~ ~ Cl i a t a n i n i so2yogyanya di 1 akukan so2ca~a po2r·usahaa n karo2na ,jag i ng ho2wa n te~sebut untuk diperdagangkan.

Ijin Bangunan

Tidak hanya melayani semata-mata untuk ij in akan tetapi juga melayani konsultasi bangunan gedung se~ta membuatkan kons truks i tekn is bangunan ataupun gambarn ya . Ha I-ha 1 yang terakhir te,"sebut masih lebih di layani o leh pe,"te nde," dinas belum sepenuhnya merupakan pelayanan Dinas ini. Potensi masih besar, baru sebahagian war ga yang mau mengurus IMB untuk bangunan yang telah dibangun, sebagai aki bat juga sempitnya lahan perumahan di Kota Banda Aeeh maka perluasan kebutuhan perumahan akan merembet ke wilayah Aeeh Besar.

Retribusi Lain-lain

Karena retribusinya bermaeam-maeam serta ada juga yang insidential pemungutannya maka perlu sekali dipilih retribusi yang strategis untuk pembiayaan daerah, yaitu (1) yang berkesinambungan tiap bUlan, ( 2) jumlah cukup besar, (3) biaya pungutannya lebih keeil dari pada hasil pene r imaan, (4) ce pat dikembangkan dan tidak tumpang tindih dengan retribusi lainnya/utama .

Bagian Laba Perusahaan

Besarnya ataupun bentuknya bagian laba ya ng disetor kepada PEMDA, di sesua i kan dengan kebutuhan i nvestas i. Untuk lima tahun mendatang pendapatan dari Perusahaan Daerah tidak dapat terlalu diharapkan bagi PEMDA karena masih untuk pengembangan dan pembangunan sendiri. Peluang yang dapat diharapkan untuk dijadikan perusahaan daerah adalah Badan Pengelolaan Air Minun ( BPAM) dan Persampahan. Usaha yang dapat dilakukan adalah :

1. Mengusahakan har i rata- rata pengumpu 1 an piutang diperpendek sampai 70 hari .

2. Mengusahakan memperkeeil piutang dan piutang terhapus. 3. Modal kerja dibatasi sampai tingkat optimal, revaluasi

asset yan g dimiliki BPAM rupan y a pe r lu diadaka n, mengingat sudah beberapa tahun tidak pernah ditinja u kembali dan dalam kurun tersebut terjadi perubahan nilai rupiah, salah satu yang diharapkan adalah agar tida k terjadi under estimate terhadap biayanya.

4. Administrasi yang sederhana, cepat, jelas, sahih, handal dan mendukung kepentingan manajemen dalam mengambi I kebijaksanaan dan keputusan.

5. Meningkatkan kualifikasi kemampuan personel, bai k dibidang

Page 67: KABUPATEN ACEH BESAR

mallajemen , tektlik, adminstrasidan perencanaan , peng 9u naall dan jumlah personi 1 dikaitakan dengan opti ma l isasi dan efesiensi. Kar ena biaya untuk karyawan adalah mahal dan besat" maka dari sisi ini pet" lu perhatian yang set"ius. Menanamkan pe ngertian kepada karyawan bahwa ppenghas ilan yang melebihi dari rata-rata pegawai Pemda yang lain adalah disebabkan tugas dan tannggung jawabn ya yang Juga lebih berat serta keprofesiannya.

6 . Pemakaian bahan dan fasilitas secara optimal demi keuntungan jangka pendek at au jangka panjang.

7. Mengusahakan pemasat"an seluas-luasnya, sehingga produksi yang tak terjual berkurang. Kecepatan memproses permohonan sambungan perlu ditingkatkan, kemungkinan memberi kesempatan kredit sambungan dapat diperhitungkan. Or i entas i kebi j aksanaan mengarah kepada pasar, art i nya pelayanan yang diutamakan. Kepuasan konsumen adalah nilai yang mereka bayar untuk PDAM.

BPAM dan rKK diharapkan akan mampu membiayai proyek-proyeknya sendiri dari dana pinjaman, keuangan dan ketidak pastian dari pinjaman, lebih baik pemerintah Pusat atau Daerah.

Pajak Bumi dan Bangunan

namun dari segi be ban tatap adalah riskan bila seluruh dana ada sebahagian bantuan dari

Peningkatan PBB bisa ditempuh dalam 3 cara yaitu

a. Memasyarakatkan PBB b . Pendapatan baru c. Pengorganisasian dan penataran tenaga sesuai Mapatda d. Reklasifikasi obyek pajak dengan pendekatan

persatuan

Pendataan ulang dilakukan tiap tahun bersama-sama dengan dis i apk a n n y a p emu n gut a n u n tuk ta hun be rik u t n y a .. Pengorganisasian sejajar dan bersama-sama dengan Dipenda melalui Mapatda. Reklasifikasi direncanakan untuk tiap 3 tahun namun akan mengalami kesulitan dengan tenaga tersedia dibandingkan dengan banyaknya dan tersebarnya wajib/obyek pajak. Mungkin dapat ditempuh dengan tenaga kontrak jangka pendek, akan tetapi untuk reklasifikasi dituntut tenaga yang mempunyai keahlian dan ketrampilan tinggi, jika dibandingkan dengan tenaga untuk pendataan.

50

Page 68: KABUPATEN ACEH BESAR

lABEL 6.1 : PEHERIKAA, ;PBO DAli il Am BESAR (Oalal Jub" Rop;,.,)

A. Rutin 1. SlAP 1. P,ndapatan dari Atas

al P88 (Helto) b) Subsidi Damh OIono. c) lain-lain

3. PAO a) Pajak Oaerah b) Retribusi cl 8agian laba Perusahaa" d) Peneril<an

i) Oinas-Oinas ii) lain-lain

4. Pinjatan I. UIP

Jutlah

B. P'lbangunan 1. SlAP 1. Pendapatan dari Atas

a) Bantuan dari Oali I b) IPEDA/P88 c) lain-lain

3. PAO a) Pendapatan P'lbangunan b) Pelbayaran Pinjalan Inpres Pasar c) Penerilaan lain-lajn

4. Pinjuan a) Inpres Pasar b) Regional Omloptent Account c) lain-lain

I. UKP a) Inpres Oali 11 b) Inpres Penunjangan Jalan c) Inpres [esehalan d) lnpres Sekûlah Oaw

Ju.lah

!~I!'~ ~Jd Proyebi P€ rtulbuhdfl ----------------------- -.---- ---------------------------- --- ---- ---------------------------------------------- Rata-Rata P,,~orsi mOl!! !!S1/8l !0B1/Bl in,/ ,l 1984/811m/S6 1986/8/ 198//88 1988/89 1989/90 1990/91 !991/n 1992/93 1993/94 (88/89 88/89 ) ( BB/B9 88/89 i

19

m 55/

31 58 o

o 10 o

91

3B

!11 154

40 68

26

64

' 1

/60 186

tOS

o 161

ólI 189

38 lJ8

o 719 199

17 138

1/

115

o /8 969 1,053 194 1li

31 51 ll7 119

6 0

31 48 o 0

119 101

iS .1

111 153 l,m l,W

m 111

6i 84 113 III

4

ij

24 19 o 0

140 109

o

130 1,101

1/1

99 l4!

4

30 o

119

m 1,464

13B

124 183

31 o

no

,94 1,040

152

15/ 111

I

34 o

141

o

5/0 1,836

168

101 184

6

1 31 o

154

o

144 1,051

1B4

161 311

6

1,300 1,063 1,340 1,016 1,111 1,848 1,811 1,990 1,931 1,163 1,103 1,853 3,351 3,115

18 183 m !O 10 /0

114 111

o 10 o 0

H 104 69

o o

121 35 IS!

118 155 166 o H o

111 BS 3~

11

41 /3 190 113 131 168

o 0

o 0 o 0 0

1 34

000 o 0

160 110 183 111 153 112

o 23 0 10 m 10

45

57 689 410 /8 111 113 17 1/ 17

o 0 o lO 0

11 14

o 0 o 0 0

o 0

107 111 III J01 m 391

)

/,6 98 '8

m 14 5 130 m 17 11

o 0 18 31

o 0 o

179 ,08 411 418

3 3 90 98

599 394 17

31

o o

m m

I IS

m 170 17

o o

41

o o o

670 481

I 9i

o

111 IH

17

o o

49

o o

704 107

98

m 1,149 1,195 lOl 9Bî 73B i,469 1,918 1,101 1,877 1,076 1,216 1,553 2,65,

HA

HA 10.3\

-11.4\

13.1\ 8.8\

HA

HA

14.1\ HA

1.1\

HA

14.0\ 11.0\ !.O\

1/.1\ 14.8\ 10.0\

5.0\ 5.0\

HA 9.01

1.1\ 0.1\

1.4\ 31.1\ 9.1\

1.1\ 4.1\ 0.11

0.0\ 0.8\ 0.0\ 5.0\

1.51 31.9\ 1.0\

3.1\ U\ U\

0.0\ 0.1\ 0.0\ 1.8\

1.1\ 14.11 lUI IUt

0.1\ 0.0\

4Ul 10.0\ lU\ 11.1\ 12.4t 14. ot 4.0\ Ut

HA 0.0\ 1.9\ 0.1\

HA HA 0.1\ 0.0\ HA HA 0.11 0.0\ HA 15.0\ 1.3\ 0.1\

HA HA 0.0\ 0.0\ HA HA 0.01 0.01 HA HA 1.3\ 0.0\

i6.9\ 1.0\ 9.1\ 11.6\ HA 5.0\ 6.1\ 9.1\ HA 5.Ot 0.11 0.11 HA O.Ol 1.5\ 1.0\

11.3\ 9.1\ 43.5\ 4UI ----------------------------------- ----------------------------------------------------------------.-------------------------------------------------------------.-----------------------------

5

Page 69: KABUPATEN ACEH BESAR

,

WE L ó.2 : PE,,,ElI!AR,, ,P60 DAli 11 AC EH 6mR (Dal .. MWI Rupiah)

lu.poften

A _ Rutin L 6elanja P,gmi

al Urusan U.u. Pemi ntahan b l PIJ cl Oinas lainnra

2. 8elanja 8arang al Urusan U.u. P,.erintahan bl PU cl Dinas lainnra

3. Belanja pmliharaan al Urusan U.u. pe.erintahaft bl PU cl Oinas lainnra

4. Belanja lain-lain al Urusan u.u. Pe.erintahan blPU cl Oinas lainnya

J. Ingsuran Pinjmn •. Ganjaran Subsidi dan Su.bangan 7. lain-Lain/Sa,ing 8. UIP

Ju.lah

8. pe.bangunan 1. Sektoral 2_ Subsidi Pe.bingunin O/erah 3. Pe.bayaran !e.bali Pinja.an

al lnpres Pasar bl Regional De,eloplent Account cl lain-lain

4. lain-lain I. U!P

alProgra. lnpres Oati 1I bl Prog. lf1l1res Penunjangan Jalan cl prograt inpres !esehataft dl progru Inpres Sekolah Oam el lain-lain

Jutlah

, Pe r t l! !~Uha fl

Yang Ada --- ------ -------- ---------- -- ----- --- ---- ------------------- --- - ---- -- ----------------- ---- ---------- --- --- -- Ra ta -Ra t. P ropors i 1980/81 1981/81 1982/83 1983/84 1984/8\198\/86 1986/87 1987/88 1988/89 1989/90 1990/9l 1!9l/92 l!92/9319!l/94 !- 88/89 88/89 i ( 88!89 88/89 ,

116 99

m

.8 II 17

16

101

H 91

46 S 32

213

01 I

10 11 J

80

o

50) 37

240

108 1

11 o 2

8. 1

IJ o o

64 91

4\1 1\1 H2

128 13 20

24 38

H9 6

19 o o

86 129

566 170 122

1.9 11 19

71 8

169 6

17 o o

13 147

6\6 192 1.B

m 11 15

89 11 4

36 l! 1

10

9! 179

381 \9

m

99 4

50 1

10

11\ I

II o o

12 110

89! 184 m

106 11 10

55 38 11

111 10 11 o o

115 115

117 ll! 21!

123 11 14

H 15

1JJ 6

19 o o

6l 109

\\6 124 21\

ll2 11 1\

111 97

w ;

10 o

53 ) 11 9

\18 134 291

l42 11 17

134 107

6

154 7

11 o o

7H IlO

!41 !91 141 1H 114 W 318 341 3.7

111 164 116 13 14 1\ 18 19 11

14B 164 182 119 131 14\

7 7 8

166 178 191 1 8 8

23 1\ 17 o 0 0

o 0 955 1,306 1,498 Hl 154 H8

1,069 933 1,229 1,361 1,513 1,113 1,488 2,338 1,447 1,163 1,503 2,813 3,117 3,715

m o

o o o o

, /

~G

o 10

814 1,015 o

10 5 o 0 o 10 o 0

lS1 161 30 46 9 8

30 l! o 0

133 o

o o

46 111

11 o

349 o

15

17 o

H 25l 15 m

m o

22 o

80 o

4b 112

o 10 o

179 o

o o o

110 111 90 20 o

Bl6 o

o

H o

m 318

3 98 o

269 o

o

o o

1\1 197

1 98 o

160

o

m Hl

3 9S

929 1,011 1,198 000

o 0 o

000 o 0 0

608 6JS 610 411 419 411

J 4 4 98 98 98 o 0 0

1,lH o

o o o o

104 107

4 98 o

18/ 1,0\5 1,/93 412 1,049 80l 576 1,387 1,704 1,871 1,076 1,156 1,513 2,65.

11.1\ 7.1\ 1.0\ 7.11

-4.0\ 7.11

1.6\ 7.1\ -12.1\ 7.1\ -1.1\ 1.1\

11.6\ IU\ UI lUI

-1.2\ 7.51

UI 1.1\ lU\ UI 11.1\ 7.1\

MA MA

8.1\ 19.31 1.3\ 9.0\

10 .1\ lUI UI 1.9\

10,1\ 1.4\

4. IIl.O! 6.4\ Q.lI 0.6\ D.4\

U\ 1.7\ 0.0\ 1.11 0.2\ D.l1

UI UI 0.11 UI 0.71 0.5\ o.n 0.0\

0.01 UI 11.6\ 5.1\ 1.8\

3.9\ 14.1\ 18.1\ SUl

-6.41 14.1\ MA MA HA HA IA MA HA MA MA HA MA HA

lUI 1.01 18.1\ I.Ot

MA 1.0\ 11.9\ 0.0\

MA HA

IU\ 0.0\ 0.0\ UI 0.01 0.81 0.01

Ut 6.1\ 0,6\ 3.0\ 0.0\

19.5\ 0.0\ 0.0\ 0.0\ o.ot 0.0\ O. Ol

12.9\ UI 0.1\ 2.0\ 0.0\

lUI 9.1\ 41.6\ 45.0\ ---------------------------------------- ------------------------- ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

5 2

Page 70: KABUPATEN ACEH BESAR

l A~tL 6.3 ; PAH~ OKERAK DAT! II ACt" BE3i1F. (Odl-H J!!tdd fl Rupiah)

P,jak '1d II'd ~dd ? I'.'y-:b i ?~ r tÜ tlVUhdri

--- -- ------- -- ------- ------ -------- ---- -- ------ ------- --- ----- ---------- -- -- ------ ------- ---- ----- --- -- ----- ---- ---- ----------- Pf\,.\i)orsi 1910/81 tnl/B2 1982/ 83 1983/84 !!S4!iI 196,/86 m6/81 i987 /88 tm/a? tm/90 19îOlîl 1991 /'2 Im /IJ 199 3/94 i 88 /89 88/89 )( 88189 88 /89 )

l. Pajak l ont ') na nIH i~ufiO/Kera,aia n 2. Pajak P" bangunan I 1. Pajak Peooaftaran Perusahaan 4. Pajak Rekla,e 5. Pajak Penmnqan la lan 6. Pajak Pvtoog Hem 1. Pajak -paj" I)

Juolah

11

11

l!

o 1 \ I

40

14 1

38

11

6 I o

13 1

38 31

11 i1 13 2D 5 4 0 4 4 14 19

11 11 11 20 10 10 10 10 20 11

31 52 64 84 99

" 19.1\ 4.01 lU l UI 29 H 66 !1 1\.9\ 50.0\ lUI 30.1\ 5 8 lUI 15.0\ UI UI

1 HA 10.01 1.2\ UI 36 H 53 65 HA 11.0\ 1.6\ lU\

" .l 31 38 H U\ lUI lUI iUI 16 19 33 38 11.4\ lUI lUI 11.61

-----114 151 102 262 13.21 27.1\ 100.0\ 100.01

-------------------------------------- -------- ---- -------------------------------- -------------------------------------------------------------------------------------------------------------Baflilsa Asing I langkap Ikan 0 Smng Burung 0 9 19 19 Garn 0 Kandaraan 18K

lA8El 6 •• : RElRIBUSI DAli 11 ACEH BESAR (Oalu Julaan Rupiah)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- -------------------------------------Retribusi lInq Ada Proyeksi Pertulbuhan

------------------------------------------------------------------------ ----------- ---- -- --- --- ---- ----- ---- Rala-Rata Proporsi 1980/81 1981/81 1982/83 1983184 1984/85 1981/86 1986/81 1987/88 1988/89 1989/90 1990/91 1991/91 1991/93 1993/94 (- 88/8 !8/89( 88/a9 88/89 )

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------+ 1. Pasar 6 1 8 11 II 1\ 11 21 1.11 18.0\ UI UI 2. Saopah 0 0 0 0 0 5 6 a I! 15 KA 35.01 UI 3.1\ 3. Stasiun Bis dab lad I lPR 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 1 HA HA 0.01 0.41 4. Parkir I I I I I 1 I I I 1 2 0.01 20.0\ UI UI 5. Ruaah Sakit dan 6alai Pengobatan 1 12 11 13 11 11 20 23 11 3! 36 42 lUI 16.0\ 11.6\ 13.4\ 6. Uanq leqas 6 4 a 9 9 10 10 12 14 17 21 15 UI 10. Ol 7.01 1.1\ 1. Uanq PeleriksaanlP"bantaian 5 \ 6 6 ; 1 10 11 14 1.3\ 18.01 \.0\ UI a. Uang Selpadanllzin Bangunan 18 15 65 15 15 50 \0 50 38 49 64 83 109 141 1.8\ 30.01 45.4\ 31.4\ 9. RelriblJSi - retribusi 11) I, 18 11 JO 30 31 28 30 11 38 48 60 14 93 6.8\ 1\ .ot 2UI 16.1\

Juolah \8 68 108 I J8 138 lil 119 113 115 146 18J 117 184 3S5 8.8\ lUI 100.0\ 100.01 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------.

11) lalbak Q 0 0 lUI lUI 0.3\ UI Sm ruoah I I HA HA HA HA HA UI HA UI HA Mreasi 1 1 2 1 4 I UI IU\ l.21 1.31 Peng9ilill9an 1 1 I I 5.9\ lUI UI 0.6\ Imt Ju, l le rnak 17 11 19 19 19 19 22 26 3Q 35 40 12.2\ 16.1\ lUI lUI Sm led,i 0 HA HA HA HA HA HA HA 0.1\ HA !jin Usaha , 1 10 11 IS 19 2\ 1.9\ 25.1\ 5.11 6.1\ Ijin L~ aha All9kutan 0 0 0 2 1 0 0 0 0 HA HA UI 0.01 Peneringan Jalan 0 0 HA HA HA HA HA HA HA 0.0\ HA

----------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------- -- -----------------------------------------------------

53

Page 71: KABUPATEN ACEH BESAR

- ----- ----- ------- ---- ---- ---- ----- .. _. -_. _ . . _. . . -_ .. - - . ----------_ .. - -- . _. . .. - . -- - ----T ahu r.

1980/11 ~ o ~D 1981/81 iO 10 1981/13 !O 0 0 0 10 1983/ll !O 0 0 III 19S1/81 III 0 ll7 1915/16 168 0 0 0 168 m'/81 lSS 0 0 0 0 181 ----------------._----------_._------------------------------------------------------------CATATAN ; ill peneritaan yang diperoleh oleh Kabupaten (dalu juta rupiah).

TABEL U ; PROmSI PENEmAAN PS8 DATI II ACEN BESAR

---------------------------------------------------------------------------------------------------------- -------------------------Tahun Perdesaan dan Perkotaan la innya Ju.lah ------------------------------------------------------------------

Hil,i ComageValuatioOiiicial Pasar dari Ratio Ratio Assess,e Kepelilika (t) (I) Ratio (I

<Ii (2) 0 ) (4 )

Tax Collection P,,~rilaan Tahunan (Oalal Julaan Rupiah) Rate E flie ien -- --------- -- ------- -------________ _ (I) (I) Jull,h TUI lUI <S) (6) (1) (a> (9) <10>

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------198./87 l,OOO,OOO JOl lOl lOl UI 501 110 lI. 116 198J /88 l,m,OOO m Hl lOl UI \St W 111 0 m 1981/81 l,lOI,19' JII lil 10\ UI m m JOl 0 JOl 1989/90 l,m,llS m IJl lOl 0.5\ .11 110 HO 0 m 1990/91 6,006,901 Hl 191 lOl 0.11 lOl 1,005 .51 0 .51 1991/91 ',W,W .n Hl 101 0.5\ Hl I,m J8S 0 788 1991/93 J,3'I,151 481 111 101 UI 11\ I, J!O I,HO 0 I,HO Im/9l 8,H6,m 511 181 101 UI IJl I,m !, DIS 0 1,086

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------CAlAm ; <li Hilai kepelilikan total b<rpokoli pada PB8 di labupaten/Kotmdya (dalu juta rupiah).

il1 Proporsi kepelilikan yano termuk dala. tax om. <li Ratio nilai yang digunakan dala. tax base terhadap nilai pasar dari kepe,ilikan. W Offidal assement ratio, ditetapkan saat ini seoesar m dari nHai kepelilikan. <11 Tax rate sekmng adalah 0,51 dari nilai kepelilikan yang dihitung. i!I Proporsi dari perhitunoan pajak yang saat ini dapat dikutpulkan. ijl JUllah penerilaan sala dengan tax oase dikali der~nan eoveraoe r,tio, valuatiûn rat io, oiiicial assesslent ratio,

dan COll/clion effedency. iBI T! 11 .e.peroleh U,BI dari Penerilaan PB, seluruhnya . <1i Peneri",n dari Kategori Pertiloangan, Perhutanan dan Perkebunan. <lOi Jullah penerilaan untuk n 11.

Page 72: KABUPATEN ACEH BESAR

6.3 Kapasitas Pinj aman Dati 11 Aceh Besar

Melalui program P3KT diperkenalkan upaya ke mungk in an pi l1j aman dari ADB melalui Departemen Keuangan cq. Regional De velopment Account. Jaminan yang disediakan ( Debt Service) Dati 11 adalah selisih total penerimaan dengan pengeluaran yang sudah harus. Tepatnya adalah SDO+PBB+Bantuan Dati I-Pengeluaran Rut i n-UKP (1 i hat Tabel 6.7), dengan berbaga i alter nat i f debt service akan menunjukan berbagai kemungkinan pinjaman yang diperoleh. Departemen Keuangan memberikan pato kan bunga kurang lebi 13% pertahun, pengembal ian hutang 20 tahun termasuk waktu tenggang 5 tahun. Debt servicenya maksimum 25% akan tetapi disarankan yang lebih kecil dari angka tersebut. Prasarana yang dapat dibiyayai dengan hutang Dati 11 sekarang ini adalah prasarana yang mempunyai hasil balik langsung (cost recovery), misalnya air minum, sampah dan human waste disposal.

TABEL 6 . 7 : KAPASITAS HEHINJAM DAT I 11 ACEH BESAR (Oalam Jutaan Rupiah)

--------------------------------------------------------- --------------------- ----Kompanen Proyeksi

1969/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993 / 9~

----------------- -------------------------------------------------------------Pen.rilllaan SDO 1,307 1 • ~64 l,6~0 1,636 2, 057

PBB + Grant Dati I ~67 676 615 1 ,167 1 , 11 5

PAO 310 376 ~63 571 711

Pengeluaran Rutin - UKP 1,776 2,001 2,235 2,550 2,7 98

------------------------------------- ---------------------------------------Debt Service Available : 326 520 663 1,025 1,085

25:t Debt Service Ratio 62 130 171 256 271

20~ Debt Service Ratio 66 10~ 137 205 2:17

15s O.·bt Service Ratio 49 78 102 154 163

10:t Debt Service Ratio 33 52 66 102 106

Kap.aitaa Pinjaman Dengan Tingkat Runga 13s. Pangeflbalian 15 tahun

2S~ Debt Service Ratio 530 839 1 .103 1,655 1 ,75 3

20~ Debt Service Ratio 424 872 663 1 ,32: 4 1,40:2

lSs Dabt Service Ra.tio 316 50~ 662 993 1,052

10~ Oebt Service Ratio 212 336 Hl 682 701

-------------------------------------------------------------------------------

; r

6.4. Sumber Dana Inves tasi Prasarana Kota

Sum be,· pernb i ayaan P3i<.T d i te l usu,- dat- i ( 1 ) su mbe,' b i a ya, (2) untuk pembangunan, dan ( 3 ) diperkotaan. Sumber pembiayaan berasal : BLN, APBN Sektoral, Inpres, APBD Tk I, APBD Tk 1I, dan pi nj aman. Pembi ayaBjl pembangunan 1 ebi h di khususk an pada pengeluaran investasi beserta pemeliharaannya, dan khu s us investasi untuk 8 proyek prasarana.

Sumber pembi ayaan di bedakan antara sumbet- dar i atas da n sumber asli/berasal dari kotamadya bersangkutan. Pengeluaran pembangunan i ni untuk sektor at au pro yek tertentu, pada daerah propinsi dan at au di kotamadya bersangkutan. Dari asal sumber, saluran yang digunakan, sektor yang dibiayai serta dari daerah lOkasinya ditemukan sifat fleksibilitas sumber tersebut terhadap sasaran pembi ayaan Bantuan Luar Negeri (BLN) at as nama pemerintah Pusat dan dengan APBN Sektoral melalui Dinas PU eq Cipta Karya, sekaligus sektor yang dibiayai sesuai dengan saluran yang dipakai sumber APBN Sektoral disalurkan melalui DPU cq Cipta Karya mengenai perkampungan, pemasaran, dan terminal; Bina Marga mengenai jalan dan jembatan; dan melalui Pengairan mengenai pengendalian banjir. Sifat sumber ini ditentukan karena sektornya (tidak fleksibel) dan karena dekonsentrasi . Dari pengalaman tahun-tahun yang lalu, sebagian besar melalui Cipta Karya, yang kêdy~ mê1~1yi Rln§ M§f~§ (~l) ~ê~ y~~~ terkecil melalui pengairan (2%). Didalam Pelita V diasumsikan dana tersebut yang tidak akan berubah terlalu jauh baik besarnya maupun perkembangann ya. Sedangkan dana Inpres Inpres digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan regional dengan Inpres Dati dan pendekatan sektoral dengan Inpres penunjangan jalan dan kesehatan sekalipun juga melalui daerah. Inpres terbesar berupa penunjangan jalan dan Dati 11, makin besar Inpres-nya makin besar pula pertumbuhannya. Dana Inpres lebih pada pembiayaan medebewin, untuk membiayai urusan pusat yang berada di daerah. Sumber investasi yang berasal/asl i daerah dinyatakan dalam APBD Tk I dan Tk II, yang berasal dari tabungan pemerintah daerah.

Sumber dari Kabupaten Aceh Besar nampak hampir sama dengan dari APBN sektoral yang melalui Dinas Cipta Karya. Sifat Dana daerah-daerah ini lebih fleksibel, yaitu

(1) membiayai dana pendampingnya, ( 2) membiayai sektor yang tidak disentuh sumber lain, dan (3) membiayai proyek kecil-kecil dan banyak jumlahnya.

Sumber BPAM diperuntukan untuk pengembangan dan penge lol aannya secara perusahaan . Rea 1 i sas i i nvestas i yang dilakukan BPAM sendiri tidak nampak, disebab kan masalah pembukuan saja .

Disamping dilihat dari sifat serta perkembangan sumbet- . dilihat dari sifat dan wujud investasi yang dibiayainya.

Page 73: KABUPATEN ACEH BESAR

Dat- i segi keuan gan sifat pt-o ye k d i t elusuri dan pe n,judLl~. yang di layani, produktifitas , me ndesak nya proy",:': , cost r e eover ynya , dan j asa yang d i l ay ankan adalah berupa pp l ayana n privat at au publik.

Berhubungan dengan sumber mempunya i kemungk i nan untuk sumber.

6.5 Analisis Institusi

pembia ya an nya, d i biayai o le h

inv e stasi 1 ebi h da t- i

itu satu

Dalam pelaksanaan pembangunan kota-kota keeil di Kabupaten Aeeh Besar, beberapa instansi yang aktif terlibat antara lain

Dinas Pekerjaan Umum, Bappeda, Bagian Keuangan, dan BPAM (Badan Pengelola Air Minum). Berikut adalah anal isis sejauh mana kemampuan masing-masing instansi dalam menangani P3KT didasarkan atas kemampuan stafnya.

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum sebagai pelaksanaan pekerjaan teknis fisik sangat berperanan dalam penanganan P3KT karen a lingkup pekerjaan P3KT memang di bidang ke-PU-an k husus ny a keeiptakaryaan. Di samping peke r jaan teknis, Dinas ini juga menangani bidang persampahan selama dinas ini belum terbentuk.

Jumlah pegawai Dinas Pekerjaan Umum ada 64 orang dan han ya 7 orang yang mempunyai latar belakang ketehnikan. Dari 5 orang ini yang . 'memp~nyai penghalaman lebih dari 5 tahun hanya 5 orang sa~a. Slsanya, sebagian besar adalah pegawai yang mempunyal latar belakang ketehnikan dasar atau lulusan Sekol~h Tekni~ Menengah (STM). Walaupun staf yang mempunyai keahllan tehnlk terbatas, dirasa sudah meneukup i sebab volume program bagi pembangunan prasarana kota-kota keeil (4 kota) tidak begitu besar.

Yang menjadi masalah adalah belum adanya tenaga pe r eneanaan kota yang dapat setiap waktu memantau perkembangan kota-kota dan menyusun berbagai program yang menyangkut prasarana perkotaan . Kalaupun tenaga i n i sulit didapatkan, karena memang langka, ~inas ini bisa memberikan kesempatan training at au StU?l lanJut. Ji ka melihat jenis-jenis training yang pernah dllakukan , umumnya terbatas pada bidang hardware dan belum pernah b i dang manajemen dan pereneanaan. Untu k itu perl uterus meneru s di adakan pembi naan, khususnya yang men yangkut penyus unan program.

56

Bappeda

Bappeda adalah pemba ntu bu pa ti untu k b i dang pere neanaa n pembangunan daerah. Sebagai Bappeda Ka bu pat en , bid ang pe r eneanaan yang digarap umumn ya adalah pembangu nan pedesa an . Di p ihak lain, beberapa keeamatan telah tum buh menjadi ko t a. Untu k Bappeda selain menangani bidang pede s a an tadi j ug a perlu memperhatikan perkembangan dan pengembangan kota .

Dalam penyusunan program, peranan Bappeda sangat pe nting. Hal ini terutama tampak dalam pelaksanaan Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah yang setiap tahun diadakan. Sehubungan dengan adanya P3KT, peran Bappeda seharusnya menjadi ketua Tim Teknis P3KT yang beranggpotakan antara lain Dinas Pekerjaan Umum, Bappeda sendiri, Bagian Pembangunan, bagian Keuangan, dan Dinas Pendapatan Daerah. Tetapi sampai dengan ini Tim Teknis belum terbentuk . Kenyataan ini memang belum menjadi masalah sebab objek P3KT sendiri volumenya tidak begitu besar dibandingkan penanganan P3KT Banda Aeeh. Tetapi untuk masa-masa mendatang, Bappeda akan memegang peranan kunei dal am P3KT khususnya dal am penyusunan program untuk masa-masa mendatang.

Sampa i dengan se ka rang j uml ah pegawa i Bappeda ada 19 orang yang terdiri at as bidang ekonomi 4 orang, sopsial-politik 2 orang dan bidang lainnya 4 orang. Sisanya, 9 orang, adalah seorang lulusan STM dan pegawai penunjang . Dengan latar bela,kang bidang keahlian ini dan jumlah personelnya, kalau mellhat sebaran kota-kota di Aeeh Besar, dirasa tidak meneukupi agar dapat memantau setiap perkembangan dan pengembangan daerah. Dan untuk penyusunan program, ba ik program perkotaan maupun program pedesaan , per 1 u pembi naan staf baik melalui penambahan personel maupun dengan meningkatkan ketrampilan melalui training.

Dalam pelaksanaan P3KT, peranan Bappeda tetap perlu terutama dalam membina keterpaduan setiap program dengan program lainnya serta memantau setiap perkembangan proyek untuk dilanjutnya sebagai proyek-proyek mendatang.

Page 74: KABUPATEN ACEH BESAR

Bagian Keuangan

Bagian Keuangan juga akan sangat terl ibat dalam P3KT sebab keterpaduan yang dimaksudkan dal am P3 KT teru tama dal am keterpaduan antara program yang di usul kan dengan kemampuan keuangan daerah. Begitupun dalam pelaksanaan P3KT , Bagian ini akan mengelola semua pembiayaan pembanguna n dan upay a meningkatkan pendapatan asli daerah untuk disi si hkan bagi pembangunan prasarana perkotaan .

Jumlah total pegawai pada Bagian ini adalah 50 Orang. sebagian besar, yaitu 25 orang atau 50%, ada l ah tenaga administrasi dan hanya 2 orang berlatarbelakang bidang ekonomi dan keuangan, 1 orang bidang sosial-pol itik, dan 6 orang bidang-bidang lainnya. Kel ihatannya, pi ramida struktur kepegawaian kurang seimbang yaitu terlalu banyaknya staf penunjang dan langkanya staf manajemen.

Menyongsong pelaksanaan P3KT dan penyusunan P3KT pada periode mendatang, Bagian ini perlu memperkuat personel yang berlatar belakang ekonomi dan keuangan untuk dapat lebih memperhatikan potensi dan tuntutan pembangunan bidang perkotaan. Atau, kalau hal ini dirasakan sulit, dapat dilakukan pelatihan bagi pegawai yang memiliki kemampuan.

Badan Pengelola Air Minum (BPAM)

BPAM adalah embrio untuk menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Tetapi melihat perkembangan kota-kota di Kabupaten Aceh Besar. untuk dapat menj ad i PDAM mas i h te r 1 al u j auh karen a kota-kota di Aceh Besar adalah kota-kota keeil dengan jumlah penduduk di bawah 5.000 jiwa. Yang barangkali bisa dilakukan jika setiap BPAM telah melaksanaan manajemen yang sehat ada 1 ah membuat PDAM" Kabupaten yang membawahkan PDAM Cabang di setiap kot a yang memiliki pengolahan air minum.

Dari hasil analisis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum P3KT mampu dilaksanakan di Aceh besar oleh aparatur yang ada. Hanya saja menyongsong perkembangam (khususnya perkembangan kota) masa mendatang perlu upaya peningkatan organ;sasi yang mengarah pada penanganan perkotaan.

57

Page 75: KABUPATEN ACEH BESAR

BAB VII

PERUMUSAN PJM

7.1 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PRASARANA PERKOTAAAt~

Berdasarkan ana1isis perkembangan kota dan kebutuhan program serta pengkajian terhadap masa1ah keuangan daet-ah, Pemerintah Daerah Tingkat 11 Kabupaten Aeeh Besar sudah harus memperhatikan perkembangan kota-kota keei1 terutama kota-kota yang mendapat pengaruh dari perkembangan Kata Madi a Banda Aeeh . Jika hal ini terlambat di1akukan, keeua1i akan terjadi kesemrawutan tata ruang aki bat perkembangan fisik yang pesat, juga kehi1angan kesempatan untuk menghasi1gunakan potensi ekonomi perkotaan untuk meningkatkan pendapatan as1i daerah.

Untuk maksud tersebut, pada tahun anggaran 1989/1990 akan disusun Reneana Umum Tata Ruang Kota pada beberapa kota keeamatan yang dianggap akan mempunyai perkembangan yang tinggi dan juga disusun P3KT sebagai Program Jangka Menengah.

Penyusunan Program Jangka Menengah P3KT ada 1 ah perwuj udan dari :

a. Surat Mendagri NO. 650/2165/PUOD/1984 tentang Program Pembangunan Kota Terpadu dengan pokok materi bahwa penyusunan pembangunan kota terpadu harus didasarkan pada reneana kata yang ada.

b. Surat Mendagri No. 135/244/PUOD/1987 tentang Program Pembangunan Kota Terpadu dengan materi pokok bahwa pembangunan kota terpadu disiapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II sendiri dengan konsultasi Pembina Teknis pemerintah Daerah Tingkat I.

e. Peraturan Pemerintah No. 14/1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah di Bidang Perkerjaan Umum kepada Daerah dengan materi pokok bahwa pembangunan, pemeliharaan, dan pengelolaan prasarana menjadi kewenangan Pemerintah Daerah setempat.

d. Surat Menteri Negara Pereneanaan dan Pembangunan Nasiona1/Ketua Bappenas No. 1458/Ket/4/1984 tentang Kebijaksanaan Pembangunan Perkotaan dengan materi pokok 6 butir kebijaksanaan pe1aksanaan P3KT.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa 1 ingkup P3KT Aeeh Besar terbatas pada program untuk air bersih, drainase, sanitasi (MeK), persampahan, dan jalan kota. Pe1aksanaan pembangunan kelima sektor ini ,sesuai dengan peraturan yang ada, akan dibiayai oleh Pemerintah Daerah sendiri dan sebagian mendapat bantuan dat-i pemerintah Daerah Tingkat 1 dan Pusat. Selain

batl tuB!1 dari pemerintah di 'atasn ya, pembia yaan pr asar atla jug a diharapkan dari mas ya rakat selldir i . 8erdasarka!1 anal is is y all g te1ah di1akukan, ternyata pembiayaan prasarana bagi kata-kata yang dipi1ih per1u kerja sama dengan Pemet- intah Daerah Tingkat 11 Kota Madia Banda Aeeh khu s usnya sekto r air minum pada kata Da t-ul Imat-aJ-1 dan Lambaro. Kedua kota i ni terletak berbatasan dengan Kota Madia Banda Aceh dan masih da1am jangkauan pe1ayanan PDAM Kota Madia Banda Aeeh .

Oalam kerangka pe1aksanaan P3KT memang kerja sama antar daerah tingkat 11 perlu. Tidak saja menyangkut penyediaan air bersih bagi Kabupaten Aeeh Besar, tetapi Kota Madia Banda Aceh sendiri juga memerlukan bantuan dari Kabupaten Aeeh Besar terutama da1am penanganan masalah persampahan.

Untuk jalinan ket-ja sama dalam penanganan P3KT, sebagaimana yang dilakukan oleh Kota Madia Banda Aeeh, adalah pembentukan kelembagaan P3KT terutama dalam tahap pe1aksanaan pembangunan. Oengan demi ki an Pemda Ti ngkat I I Kabupaten Aeeh Besar j uga perlu membentuk ke1embagaan P3KT.

Masa 1 ah yang pal i ng "crue i al" dal am penanganan P3KT ada 1 ah pembiayaan. Pembiayaan pembangunan prasarana kata memang maha1 dan umumnya hasil pembiayaan tidak mudah dipero1eh kembali. Hanya sektor air minum dan persampahan yang bisa ditarik kembali ongkos investasinya (eost recovery), yang 1ain banyak bersifat sosial atau manfaat ekonomi secara tidak langsung. Untuk itulah kebijaksanaan pembangunan prasarana perkotaan tak lepas dari kebijaksanaan bidang keuangan yaitu upaya terus menerus menggali sumber dana terutama Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang pt-ogt-es i f dan ekstens i f. Berkenaan dengan peluang laan yang akan dimanfaatkan da1am PJM ini, upaya ini mau tak mau harus dilakukan secara lebih intensif.

Selain hal-hal tersebut di atas, yang tak ka1ah penting adalah pembinaan staf yang ada dan reeruiting staf terutama yang memiliki keahlian bidang keuangan, ketehnikan, dan pet-eneanaan.

7.2 Proyek-proyek yang Diusu1kan

Sebagaimana yang te1ah dianalisis pada Bab 11 sampai dengan Bab VI tentang kebutuhan program prasarana dan analisis tentang kemampuan daerah, maka berikut adalah projek-projek yang diusulkan dalam Program Jangka I~enengah dan dalam Pt-ogram Tahunan.

Page 76: KABUPATEN ACEH BESAR

7.2.1 Air Bersih

Ruang lingkup pembangunan ait' be,' sih meliput i Studi Engineering, Detail Design, d an Supervisi. Secara lebih rinei kebutuhan program air bersih untuk keempat kota adal ah sebaga i be r i kut

Nama Kota

Lhoknga

Darul Imarah

Lambaro

Jantho

Tabel 7. 1

Keper)uan Program Air Bersih

stud; Engineering

desain det,l and

superv;ei.

Konstruksi Baru

: . 9istem diatribus;!. Sistem distribusi: . Perluaaan Perluasan

- 0 100 H-L=75 H - 0 100 ~-L=75 H

- 0 100 H-L=1500H: - 0 100 H-L=500 H

: . Reservoi~ Public :. Reservoir Public Tap

- 0 2 .5 H-H=2 ~

:. Supply line o 150 - L = 300 ~

o 100 - L = 850 H

:. Valve Misc . :. Chlorination

Tap

- 0 2, 5 ~-H=2 H

:. Supply lina o 150 L = 300 H

o 100 - L = 850 H

: . Valve Mise . :. Chlorination

:. Reeonneet :. Rseonnect :. Interior system :. Interior Syste ..

(700 SR. Supervisi: (700 SR) :. Booster Station :. Booster gtation :. Henara Ai r

Val = 170 H3

:. Booster Station :. Distri. Systsm

L=1,350 H 0=100 H

L=1,200 H 0=75 H

: . Henara Air Val = 170 H

3

:. Booster Station :. Distr.

L=,. 350

L=" 200

Syatem H 0=100 HH:

H 0= 75 HH: L=2 . 700 H 0:62.5~H: L=2.700 H 0=62,5H~:

: . Chlorination :. Chlorination :. House connection :. House connection

PsrbaiKan Pe nggantian

(Perawatan): (Rep lacemsnt):

Sistem dis­

tribus;

:. Siste~ Ke-:. Sistem : seluruhan luruhan

kese- :

7.2.2 Drainase

Sama seperti program pembangunan air bersih, pr ogram pembangunan draina se meliputi Studi Engineet'ing Detail Design, perawatan, dan penggantian/replacement. Secat'a t'inci kompanen-kompane n program' adalah se bag ai berikut

Nama Kota

(1)

Tabel 7.2

Keperluan Praearana Drainase

Stud ; Engineering desain dat,l and

supervie i

(2 )

Ko n struksi

Baru ( perluasan)

(3)

Perbaik3.n Penggantian (Parawatan): (Replacemant ):

(4) (5 )

-----------------------------------------------------------------------------------Lhoknga : . Cement Stona

tangular W=30; 0 =60 CM

L = 2000 H

Rac-:. CeMent Stone tangular

Rec-:. Exs l sting Drainage

:. Garong-garong BW =3 0 CM; SS= 1 : 1

D = 90 c. L = 4300 H

W=30 C.; 0=60

L = 200 H

Cm L ~ 4.500 M:

: . Gorong-gofong BW=30 Cmj SS= 1:1

o = 90 CM

L = 4300 H

------------------------------------------------------------------------------------Oarul llaafah :. Cement Ston.

tangular W=30; 0=60 Cm

L = 1600 H

Ree-:. Cement Stans tangular

Ree-:. Exsisting Dra inage

:. Gorong-gorong BW=30 Cm; SS= 1 : 1

o = 90 Cm

L = 900 H

W ~30 Cm; 0=60

L = 1600 H

Cm L = 1000 H

:. Gareng-gorong BW=30 CM; SS= 1 : 1

D = 90 C. L = 900 H

-------------------------------------------------------------------------------------Lambaro

: . ~ buah headwall untuk pipa

:. Pemasangan pipa didepan lIeajid

0= 30 He. Termasuk lIIanholes L = 250

:. Cement-stens : Rectangul ar : w = 30; 0 := 60

:L = 300 H

:. Outlet untuk pasar (lu_psufl)

:. 4 buah headwa"

untuk pipa

~. Peeaaangan pipa didepan flesjid

0=30 He. Termasuk _anheles

L = 250

:. Cement-stone Rectangular W = 30; 0 = 60

L = 300 H

I SL P l

. "

otrCr<t:.ll' "J I 402. '::;1

• , n

Page 77: KABUPATEN ACEH BESAR

Lanjutan

(1)

Jantho

(2 )

:. Existing Drainage:. kawasan perumahan

L = 1500 H

(3)

Pelapisan Rec­

tangular di ka-

( . )

:. Existing Orainage Io:a:

wasan perkantoran~ 'ffasan peru L = 1200 H mahan

L = 1500 H

:. Pelapiaan Rec- :. Pelapisan Rec- : . Existing

tangular di kawa- tangular di kawa- : drainase

aan perkantoran san perkantoran :kawasan la;n:

:. Pelapisan Rec­tangular di kawa­

: san perultahan : dan perkantoran

dan peru.ahan L ~ 5000

L = 1200

7.2.3 Sanitasi

( 5 )

Sebagaimana yang dijelaskan dalan analisis I<.ebutuhan prasarana bahwa I<.ebutuhan prasarana untul<. sanitasi diwujudkan da 1 am pal<.et pembangunan MeK dan j um 1 ahnya tet-gantung pada jumlah pendudul<.nya. Beril<.ut adalah t- ingl<.asan I<.ebutuhan Mei<. yang telah diuraikan pada subbab sebelumnya.

Tabel 7.3 Keperluan Prasarana Sanitasi

Nama Kota : Jml. Pddl<. : Program MCK (Unit) : Catatan

Kata Lhoknga 5.623 17

Kota Dat-ul 13.481 13 Yang al<.an Imarah menggunakan

adalah pddl<. asli (30%)

Kota Lambat-o 9 . 587 ~~

L !

Kata Jantho

7.2 . 4 Persamp a ha tl

Penangaï!~n sampah pa d a. set i ap k o t a be r-be da- beda tet-g ant ung pada kondisi tata ruan g mas l llg-masi!19 kata. UmUmt1ya ka ta- kota d i Ace h Be s at- masih mempun ya; daya dukung y ang besat-. 01efl k ar e na!lya di sampitl 9 perl ~ pen yediaka!l be r bagai peralatan dan p(as at-a na pet-s ampahan, s ebagian daet-ah masih dipe t-ke nank an mengelola s ampah secat-a tt-adisional sebagaimana yang tdasa dilakuKa!l saat ini.

Dat- i lia s""! 1 analisis, keempat kot a memerlukan Tempat Pembuangan Al<.hir (TPA) yang t-esmi. Untuk itu, selain I<.ebutuhan program, perlu penunjul<.kan konsultan yang al<.an bertugas menentul<.an TPA yang tidal<. mengganggu lingl<.ungan dan tidal<. terlalu jauh dari sumber sampah. Secara rinci I<.ebutuhan prasarana sampah bagi empat I<.ota adalah sebagai beril<.ut :

Kot a

Lhol<.nga

Lambat-o

Jantho

Tabel 7.4

Kebutuhan Prasarana Persampahan

: Jumlah : Spd-grb

7

31

9

: Dipo : Transfe!-

1

: Jurnlah : TPA : TruI<.

Page 78: KABUPATEN ACEH BESAR

7. 2 . 5 J a l an Kot a

P t-og r-anl Pernbangun a n j Et 1 ElP kot Et me 1 i put i p e r awa t a f-l ja 1 an , pening;"':a tan j alan dan pembangun an jalan bat-u. I".husu s pr ogi-am pemban gu n an ja 1 an ba ~-u , u!-Ituk s e mentara t i dak di pt-og t- a mkan dalam 5 ta!1U!~ mendata /1g. Se c ara rine; program jalan ka ta untuk keempat ka ta adala h s eba gai s ebagai berikut :

Nama f(.ota

Kota Lhoknga

Kota Lh ûnga

' .ota Lamba,-o

Kota Jantllû

Tabel 7.5

Keperluan Prasarana Jalan

: Jenis Program: Panjang : (Km)

Perawatan 18,750 Peningkatan 6

Pet-awatan 27,75 Peningkatan 7,55

Pet-awatan 0 Pen i ng~. atan 4,1

Perawatan 30,7 Peningkatan 0

Keterangan

50% pertahun Structl. Ovet-lay

30% Pertallun Reconstt-ukt i on

Reconstrukti on

30% Pet-tahun

61

Page 79: KABUPATEN ACEH BESAR

7.3 proyek Yang Diusulkan (Biaya)

(H arga Kans! an '? S~ ! S? , Ju t a ~ ~ ~: ------------ --- -- ----------------- --- ------------- -- ----------------------------------------------------------

NO. : PROGR .~. ~ TOT .:'.L 10/91 .------- ------ ------------­---- -------------- ---- ------.----------- -

:~ ~ i! .j istribut iof! Sist~ms I Detailed des igns i supe rVI SIon :- construction , ,

, : Hew we 11 Detailed designs super~ j s ion Construct i on

, 3. :Upg rading treatment plant

:- Detailed designs; superV1S l0n :- Construct ion , , .

l ;Upgrading el.ist. distrlb . sys. ;- Oetailed designs! supervision ;- Construction

, , 5. ;New water reservoir witn pblck. taps

;- Detailed designs. supervision ;- Construction

. " '+. J! . ~ ,,,, It!) . Ijl'

0.00 n nr. ! 0-0· I

29.25 32 5. on

1.70 30.00

0.09 1.00

0.00 0.00

7 .20 80.00

---------------------------------------------------------------------

q' I ~ Î - I .. __

---- ---------------- --- --

22.05 245.00

2.70 . 30.00

, " !.H

"" ~ ~ ! e . !'.'

.1'::

lS 60

0.09 1. 00

440.36 I, 87.20: 267.05 I 32.70: 30.74 ; !nvestftent , " '0 ' ',Operation and Haintenance 115.00: 0.00: 25.00: 28.00: 30.00 I Jt..'Jl,

~R ep~~::~=~: __________________________________ ~~~~=:_ ~ ______ ~~~::_~ ___ ~~~=:_~ ____ ~~~=~ _ ~ ____ :=~==_~ ____ ~~~~=_ : Total 750.26 : 103.10: 333.05: i04.30 : \37.48: 125.14 :

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ket. : VoluIl€: progra" lihat Laftlpiran 6-i

Table 7.6 .3 : PJM - Water Supply - lambaro (Harga Konstan 1988/ 89, Jutaan Rp) ________________ ______________ ____________ __ __ ________ ----------------------------------------------------------t NO. ; PROGRAH

1. ;Hew distribut ion ,ystHS ;- Oetailed des igns ; supervision ;- Construction , ,

2. ;New booster station ;- Detailed designs ;- Construction

supervision

, , , , ,. :!nstall and provi de chlorination eQmnt .;

;- Oetailed designs ~ supervision ;- Constr uction

: !nvest!ient :Ope ratio fi and ~ai ntenanc e ;Replace!lent

TOm 90/91 91/92 ; 92/93 ' 93!94 : 91 / 95 ;

40.92 154.10

3.60 10.00

• ~" 1 1 ... .1

11.Q0

5S7. 75 1

11. 00 : ~6.30 :

1.79 9.73 53.20' 108.10

3.60 40.00

1. 53 17 .00

120 .12 : 1 LOG : 11. 90 :

117.83 : 15.00 : S.30 ;

8.73 97.00

105 . 73 ; 15.00 : 8.30 :

97.00

105.73 15.00 : 8.30 :

8.95 99.40

i oa. 35 : iS.GO : 8.50 :

T ~ 1 h"'5"~ I .,,, 0" 1 142. 13: 129.Q3: 129.03: 13i.8S: , ,o.'.. ~ . . f . ~, ~ 1 ! 'tJ .• ' ! I •

-- ----.-.--------.----------------------------------------------------------------------------------------------T KEt. : Volu!"!e progra!': lihat la!!p iran 8-3

G2

Table 7.6.2 (H arg a Kansta n I~Sa : ~;. J~ taan Rp ) -- ----- ----------- - --- ----- - --- -------- - ----- -- --- ---- ------ -- ---------- - --- - --- --------- - ---------- -- -~

Ne. . : I.'! .... L ~'.' : ' --- -- --------------------------- -- ------------------------------------------------------------------------------1. :New distfl but ion S I' st~ ,ll S

GetalI ed des igns; supe rvi sion :- Constf1j,: t iQfI ;

t.. :~ew booster station :- ûetaile,j designs ~ supef'iie ion :- Cünstruction

3. ;Neii elmted tank ;- Detai led designs & supervis iop. ;- Construction , ,

I. ;Upgrade supply line , Detail ed designs supervision ;- Construction , ,

5. :Upgrade ch!orina t ion Bldg .

11.66 12 S. 50

9.00 100.00 I

1.80 20 .00

2.52 18.00

;- Oetai led designs 1 su pervisioH 0.00

2.25 4.66 52.00

9.00 100.00

.,

1.80 10.00

2. 52 18.00

. ,-"'. ! J

~" ~" ~! • :l'J

:- Construct ion I 0.00 I I I

'------------------------------------------------------------------------------------------------------------ : , : Invest!lent ;Operat ion and Ma intena nce :Replace!1ent

302.48 : 15.98 13.52

~ ~ ,, ~

" . 'J

1. 09

56 .68 5.18 ... " .. , l.. t. ,

109.00 52.31 57.23 5.20 5.21 8.09 ' 1. 27 0.61 2.29

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tota I 34 L 98 : 30.64: 64.13: 121.46 : 58.11 ; 67. 60 :

-------------------------------- -------------------- -------------------------------------------------------------Ket. : VlJl u!!e program lihat La~pjrafj B-2

Table 7.6.4 : PJH - Water Supply - Jafitho {Harg! Konstafi 1988/89, Jutaan Rpi ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------t NO. : PROGRAM Tom 90! 91 91/92 ; 91/93 ; 94 / 95 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. ;Hew distribution sYitems , , 1. ;Upgrading el.isting system

0.00

0.00 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

: !nveshenl ;Operation and Hainteflance :Replace!ient

0.00 îSS.GO : 2aO.00 ;

0.00 0. 00 , 38.00: 37. 00: 56.00: 56 .00 :

0.00 i

38.00 : 56.00 :

0.00 : 37 .00 : 56.00 ;

Co.OO ... ~ "" .l~ . IJl.'

56. 00 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tata ! 468.00 : 94.00: 93. 00: 94 .00 : 93 .00 : 94 .00 : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ket. : Voluf.e progm lihat lampim B-4

Page 80: KABUPATEN ACEH BESAR

Table 7.6.5 P J ~ - Air Hinufl - Aceh Besar ----------- -- ----------------------------------------------------------------------------------- --- -- - ------ ___ a?

NO. : PROGRAH Tom 90/91 31/9 2 92 / 93 --------------.-._---------------------------------------------------- --- -------------- ---------------- ---------1. :New distr ibution syste~s

,

Oeta i 1 ed des i gos & 'Supervis ion Cons\ru(tion

2. :New booster station :- D~ta il ed designs & supervision :- Construction , I

3. :New elevated tank : Oetailed designs! supervision :- Construction , I

4. :Upgrade supply line : Oetai led designs I supervision :- Construction I I

5. :Upgrade chlorination Bldg. :- Detailed designs! supervision :- Construction , I

6. :ln5tall ! provide chlorination eQmnt. Oetailed designs! supmis ion

I ConstructiDn

7. : ~ew we 11 :- Detailed designs! supervision :- Construction , I

a. :Upgrading treatment plant :- Detailed designs I supervis ion :- Construct i on I I

9. :Upgrading eï.ist. distrb. sys. :- Oetailed designs; supervision :- Construction ,

iO .:New water reservoir with pblc. taps ;- Oetailed designs & sup€:rvision :- Construct ion

56.90 632.20

12.60 140.00

1.80 20.00

2.52 28.00

0.00 0.00

1. 53 17 . 00 I

0.00 0.00 '

29.25 325.00

2.70 I

30 .00

0.09 I. 00

78.20

3.60 I

40.00 I

0.00 I

0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

1. 53 17.00

., t. I ~. 4 !

160.10

0.00 0.00

0.00 0.00 I

0.00 0.00

0.00 I

0.00

0.00 I

0.00

0.00 I 0.00 0.00 0.00

7.20 22 .05 80.00 245.00

0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

B.n I li. ! f 97.00 125 20

9. 00 100.00

0.00 I

0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 I

0.00 I

0.00 0.00

2.70 I

30.00

0.00 0.00

') .00 0.00

1. ao 20.00

52

0.00 1

0.00

0.00

o.co 0.00 I

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 I

0.00

i5 45 î71 .70

0.00 0.00

Q.O~

0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00

0.09 1.00

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------:lnmt~ent 1,300.59: 234,57: 441.56 247.43 ' 188 .19: 188.24 :Operation & Haintenance 425.96: Sj.6 l: 87.37: 9\.3;: 92.41: iOi.17: : Replacer!ent I 534 .72 : 85.49: ÎOS.H: 115.17: 110.91 : tH.SS: :------------------------------------------------------------------------------------------------------------ :

To\a1 2,2Gi.27 : 313.67: 637.4S : 453.99: 392.11: 404.01 : ::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: ::::::::::::::::

4

63

" ... , ~I"I. I TQ~.!,L 90 / 91 91 / 92 93 / 94 - ------------------- ------ ----------------------- -- ---------------------------------- ------------- ---------- ___ a '

'! . :N =~ Dra ins \ û"::ta\Jd 'J::5 1gns ; s u p~r ~i 5iü!1 :- Cünstr u,: t l0fl I

2. :Land aCQ uisition , , 3. :1~proY e EZlsting s~a l es

:- Detailed ,j ~s ign s ~ ~uperYisioil

:- ConstrlJct ion

: Investllent :Operation aod Maintenance :Replacement

Total

Ket . : Volume program lihat lampiran C-!

Table 1.6.7 : PJH - Orainage - Darul lmaran

! . ~ !

60. ! 0

134.00

0.4 Î 4.50

221.71 7 . gO : 6.20 :

235.6! :

" "' !.!J

25.00

9.00

û.41 UQ

4U& : 2.50 : 2.10 :

2.25 25.00

9.00

36.25 : 2.50 : 1.ao :

45.76: 40.55 :

0.55

40.50

51.95 : 1.00 : HO :

53.75 :

0.95 jO.50

40.50

51.95 : 1.00 : 0.80 :

53. 7S :

(Harga Konstan 1988 /8 9, Jutaan Rp!

" "" 'J. ~!

9. '"

35 00

4U2

,

o . 90 : o . 70 :

46 .52 :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------ ----~

~O . : PROGRAM Tom 90/ 91 91/92 : 92/93 93/94 ; ~4J 95 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. :~ew Drains

:- Oetailed designs & sup€rvlsion :- Construct ion , I

2. :land aCQuisition , I

l. :hprove eï.isting mIes :- Oetailed designs; supervision :- Construction

: Investmt :Operation and Haintenance :Rep lacellent

Total

4.17 46.30

38.10

0.09 1.00

89.26 : 5.00 : 3.30 :

97.56 :

0.90 10.00

3.60

14.50 1.00 : 0.70 :

0.90 10.00

3.60

lUO 1. 00 : 0.70 :

i6.20 : 16.20:

0.90 10.00

3.60

14.50 : 1.00 : 0.70 :

16.20 :

0.90 10.00

3.60

IUD I

1.00 : 0.70 :

16.20 :

0.57 6.30

24.30

0.09 1.00

31.26 1.00 0.50

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ket. : volume progru! lihat la~piran

Page 81: KABUPATEN ACEH BESAR

Table 1.6.8 : PJM - Drl in ag, - l a ~blro ------------------------------------ -- --------------------------- ----- ---------- -------- ------ -- -- --------------. IJ" I "v . I FROGR':"~ TOTAL 90 /91 91 ! 92 "" I ~ ~ .. /' " , ------------------ --- ------ -- --- ----------------- -- ----------------------- --------- ----- --- ------ ------ -- -------1. :New Dra ins

Oetail ed Ijes igns ! supHv ision :- Constructiün , ,

2. :Land aCQuisition

2.50 30.50

11.40

o . 50 1

6.00

0.50

0.50 6.00

2.50

l! . :!~,

6.00

3.40

o 50 6 00

.00

0.50 6.50

5.00 -----------------------------------------------------------------------------------_.-_.------------------------

:!nvestllent :Operat ion and Haintenance :"eplace~e nt

48.40 : 3.10 ~ 2.20 :

7.00 : 0,60 : 0.40 ~

9,00 : 0.60 : 0.50 :

9.10 0.60 : 0.40 :

10. 50 : 0. 60 : 0. 50 :

12.00 : o . 10 : 0.4Q :

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tata I 53.70 : 6.00: 10.10: iO.90 : 11.60 : 13.10 :

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ket. : Volu~e progra~ lihat lamp ir an C-3

Table 1.6.9 , : PJM - Drainas! - Jantho (Harga Konstan 1985/89, Jutaan Rp) ------------------------------------------------------------------------------.---------------------------------+ NO. : PROGRAM TOm 90/91: 91/92 : 92/93 93/94: 94 /95 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------I. :New Drains

:- Detailed designs I super visi on :- Construction , ,

2. :Land aCQu isi tion , , 3. :l~prove existing mies

:- Oetliled designs! supervisioo ;- Construct i on

: Investnent :Operation and Maintenance :Replacement

Tota l

5.40 60 .00

0.00

8.55 95.00

13.95 : 16.00 : 4040 :

94.35 :

2.10 30.00

32.10 : 3.00 :

2,70 30 .00

32 .70 : 3.00 :

35.10: 35.10:

2.70 30.00

32.70 : 3.00 :

35.70 :

2.10 30.00

0.45 5.00

38.1 5 : 4.00 : 2.20 :

44.35 :

2.10 30 .00

" " .", 1 ol'. ! l! 1

3.00 : 2.20 :

31.90 : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Ket. : Volume progra~ li hat La~piran C-4

Tab!e 7.6.10 : PJM - Orainage - Aceh Besar (Ha rga Ko nstan 1968/89, Jutaan Rp) - - ---------------------------------------------------------------------- ---------------------------------------- ~ NO.: PROGRAM TOm 90/91: 91/92 : 92/93 : 93/94 : 94(95 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. :New Drains

;- Oetailed designs; superyision :- Construct ion , ,

2. :land aCQuisition

16 .32 311 . 40

18S.10

6.16 15.50

13.10

6,35 I!.OO

15 .10

5.05 51.50

47 .50

5.50 61.50

48.10

4.68 52,90

6UO ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

:lnvestment :ûperat ion aod Haintenance :Replament

533.82 32.00 : 16.10 :

95,36: 92. 45 LiG: 7.iO 3.20: 3.00

109.05 : 5.60 : Î,90 :

115 .10 : 0.60 : 1.20 :

121.88 5.10 , 3.80 :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------Total 581.92 : 105.66: 102.55: 116. 55: 125.90: 131.28: ,

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

64 Tabl,U.11

-----------------------------------------.------------- - ~-------- -- ---- .

92 / 93 tw. : ~.,,,,,,, . ,,

~r 'J'J~ .- ~ ~ '.': ~ !

-------------------------------------------- ---------------------- -- ---------- --------------------- ---- ---------

2. :J antho

, : L~!ü~.f! g~ ,

: Inv€st!!!ent :Operation and ~a jnt ena nc e

o 00

:!!.OO

a i. 00

1!! .00 : 4.26 :

6 "" IJ '.'

0.00 G ""

9.00 00

." ,,,, I! • \.IV i 2 . 00

27.00 : 27.00: 0.66 : 0.66 :

9.00

12.00

30.00 : 0.75 :

"" Ol"

o 00

00 :

2 j .00

39.00 : o . S6 :

Co 00

j 5 '!\.I

24.00

46.00 : 1.20 :

------------ -- -------------------------------------------------- --------------------------- --------- --------, Total 175.28: 27.68: 27.68: 30.75: 39.96 : 49.20:

Ket. : 'Iolu~e program I ihat lampiran 0

Table 1.6.12 PJM - So!id Waste - lhalog; IHarg! Konst an 1318 /89, Jutaan Rp ) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------t NO.: PROGRAH TOHl 90/91 91/92: 9219j Sj/94 94/95

, i. : Push Cart

!. :Oipo Transfer , , 3. : TriJü , , 4. :Land acq uisition

:lnvest!!ient :Operation aod Haintenance :Replm~enl

0.90

0.00

0.00

0.00

0.90 9.00 : 1. 20 :

0.90

0.00 1

0.00

0.00

0.90 1.80 :

0.00

0.00

0.00

0.00 I

0.00 1

LSO : 0.30 :

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00 , 1.80 : 0.30 :

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00 : 1.10 : 0.30 :

0.00

0.00

0,00

0.00

0.00 \ 1.80 : 0.30 :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------ , Total

Ket. : Vo!u~e progm lihat lupiran E

Table 7.6 .13 : PJM - Solid Waste - Derul !~arah

11. 10 : fI "' n 1 !. I !. 1

, 2.10 : 2.10 : " ' n 1 f... 1 ~ I 2.10 :

(Harga ~onstan 1988/89, Julaan Rp) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------+ NO . : PROGR'.H Tom 90 !91 91/92 92/93 93/94 94/95 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------____ ' , , !. : Push Cart , , 2. :Oipo Transfer

, 3. ;Trud , , t :land aCQuisition

: !nvest!lent :Operstion and HaintenanCE :Replacemt nt

4.20 1

10.00

0.00

53.20 : (1.40 :

'T 'T. I I.!" 1

1.50 1

iO .OO

0.00

0.00

1 i. 50 : 3.00 :

i. 50

0.00

0.00 1

0.00 :

i. 50 7.80 : 0.96 :

1. 20

0.00

45 ,00

0,00

46.20 10.20 :

• ,,~ I ! .~~ ,

0.00

0.00

0.00

0.00 10 .20 : 2.46 :

,

0.00

0.00

0.00

0.00 1

0.00 iO.20 : 2.46 :

--- ------------------------ ------------------- --- --------------------------------------------------------------Tota 1 jO;.34 : 14 .50 : ." " .. ,

! v.! 0 I 58.26 : i 2.66 : ." ~,. , Il .00 ,

:::::::::::::::::::::: ::::::::::::: : ::::::::::::::::::::::: : ::: ::: ::::::::::::: ::::: ::::::: : ::::::::::::::: --- --

Ket. : Volu~E progra~ lihtt L ! ~pjran E

Page 82: KABUPATEN ACEH BESAR

Tab le 7.6.1. : PJH - Sol j ,j >:st; - L,mb;rG ---- -- ---------------------- -- -------------- ____ ____ __________ ______ _____ _____ _______ _____ __ _______ ____ _____ ---- T

i. : Push Ca rt ,

2. ;Oi po Tra nsfer

3. :Truc~. , , 4. :Land acqu isition

: Investrlent

PROGR .~. ~

:OpHation Bod Haintenance : Replace~ent

Total

TOHL

G . 90 I

0.00

0.00

0.00

0.90 : 9.00 : 1.44 :

11.34 :

, " ~, . '.' '.'

G.OO

0.00

0.00 I. BO : , ,

1. aD :

G.GO

0.00

0.00

0.00 1. BO : 0.36 :

2.16 :

, " '.' . ~~,

0.00

0.00

0.90 !. BO 0.36

3.06 :

- " '.' . '."j

0.00

" "" I '.'.'-".0 I

, " '-'. '-'u

0.00 , ! .60 : 0.3ó :

2.16 :

0.00

0.00

0.00

0.00 1.80 0.36

2.16 :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: : :::----------------- ---- - - ------------ ---------------- ---- ----_:: : :::: :::: :::: Ket. : Volume progra~ lihat La~p iran E

Table 7.6.15 : PJM - Solid Waste - Jantho (Harga Konstan 1988/89, Jutaan Rp) --------------------------------------------------------------.-----------------------------_._-----------------+ NO .: PROGRAM , TOm: 90/91 : 91 /92 : 92 / 93 : 93 / 34 : 9. /95 , ------------------------_.- ---------------------------------------------------------------------------------____ ' , , , I. : Push Cart , , 2. :Oipo Transfer

, 3. ;Truck , , 4. ;Land acqu isition

:lnvestllent :Operat ion and Maintenance :Replacement

0.00

0.00

45. 00

0.00

45.00 : 10.80 : 0.00 :

0.00

0.00

45.00

0.00

45.00 : 2. iE :

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00 : 2.16 :

0.00

0.00

0.00 •

0.00

0.00 , 2.16 :

0.00

O.GO

0.00

0.00 I

0.00 : 2.16 :

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00 : 2.16 :

, ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ , ,

Total 55. 80 : 47. 16 : 2.16 : , '1\ I - . I _ I 2.16 : 2.1 6 : :::::::::::::::::::::::::=:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Ket. : Volume program lihat Lampiran E

Table 7.6 . 16 : PJK - Sol id Waste - Ac en Besar (Harga Konstan 1986 /6" Jutaan KP! ----_ .. ------------------------_.-------------------------------------------------------------.------_.--------oT NO. : PROGRAM Tom 90 /91 : 91 / 92 : 92 / 93 : 33 / 94 : 94 / 95 ----------------------------------------------------_.--------------------------------------------------_.------,

I

1. ;?ush Cart , , 2. :Oi po Transfer , , 3. ;Truck , , 4. :Land aCQuisition

6.00

10.00 10.00

90.00 45.00

0. 00 0.00

1.50 2. i 0 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 45.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00

1 _______ .------ - -------_.------------------------_.--- _____________________________________ • ________________ _ , :Investllent :Operation and Haintenanc e :Replac€!!ent

10 6. 00 70.20 : 10 .62 :

51.40 : 8.76 : O.DO :

î. 50 i 3 . 56 :

47. 10 : ; 5.96 : 2.58 :

0.00 : 15.96 : 3. 18 :

0.00 i

i5.96 : 3. i8 :

-------------------------------------.----------------------------------------------------------------.----- , Tota l t86.82 : 66.16 : i6.74: 65.64 : 19. H : 19. i4 :

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::: :: : ::::::::::::::::::::::::::::::::::::: :::: ::: :

Tabl e 7.6.17 PJM - Roads - Lho~ng a (Harga Konst an 19a6!a~, Jutaan Rp) 65 ___________ ____ ______ _ ___________________ __________________ ____ __ __ ________ __ ________________ T

", .~... • I

, :Structur ~ aY ~ r l ~ ) , ,

I : l!!iprove!"!ent , , :Land acqui sitlon

'.' . '-'~'

0.00 0.00

• " , ~ r .

' :".' . '.''-'

, " '.'.'.' 1-,

, " " ""

0.00

, " '.' . '.''-'

. ~" "" ! 'J ,!.'!I!

0.00

-, . . , :..: ~

" '.''-'

i 6~ . ,JO

0.00 --- ----------------- ------------------------------r--------- ----.- ------------ ----- -----------.-- -- ---- ---------

: !!lY est!!lent ;Operat ion and Ma ln t~ n a n ce

Total

Ket . : Volume prog ram linat La~piran f

8

Table 7.6.18 : PJM - Roads - Oarul Imarah

720.00 : ; 3? 50 :

120.00 :

. "" "" , • . ~" ... r. • I ! 'j. '-".0 ! \ C'.' . '-".0 ,

27 .50 : ,. ~ r r, I ! ! . JI.' ,

120.00: 120.00 :

16G .00 : 27. 50 :

160 .00 :

160.00 : 27. 50 :

160.00 :

. r" "" ~ ~ '-' . '!'.' , ... ~ r " I :.! . J'.! I

.r" " " • 10 '-' . '."J I

(Harga Konstan 1988/8 9, Jutaan Rp ) --._------------------------------------------------------------------------_.---------------------------------oT NO. :

, ,

PROGRAM Tom 90/91 : 91 / 92 : ~2193 : 93 / 94 : 34 /95

1. :Structu re Overlay 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0. 00 ' , , 2. : If.prove~ent , , 3. :land aCQuis it ion

1,359.00 297 .00

0.00 0.00

297.00 270.00 324.00 i71. 00

0.00 0.00 0.00 0.00 ,

: In vestll~nt 1,359.00: 297.00 : 297.00 : 270.00 : 324.00 : 171.00 : :Operat ion ano Haintenance 137. 50: 21. 50: 27. 50: 27.50 : 27.50: 27.50 : --------------------------------------------------------._---------- -- -----------------_._---_._----------~- \ ,

Tota I 1, 496.50 : 324.50 : 324.50: 297.50: 351. 50 : 198 .50:

Ket . : Volufe progra~ li hat Laf.piran F

Table 7.6 .19 : PJM - Roads - Lambaro (Harga Konstan 1988 /89, Jutaan Rp ) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------j KO.: PROGRAM TOm 90/91: 91/92 : 92 / 93 : S3 / 94 : 94 / 95 ------_._-----------------------------_.-------------------------------------------_.-----------------------.---, , 1. :Structure Ovt:rlay , , 2. : Illprove!lent , , 3. :Land aCQuisition

0.00 0.00

738.00 0.00

0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0. 00

324 .00 270.00 144 .00 0.00

0.00 0. 00 0.00 0.00 ------------_.----------------------------------------------_._-------------_._---------------------_.--------_.

:!nvestflent :Operat ion and Maintenance

738.00 : 0.00 :

0.00: 324.00: 0.00 : 0.00:

210.00 : 0.00 :

tu.OO : 0.00 :

0.00 0.00

--------_.------------------------------------------------------------------------_ .. -----------------------Tota l 738.00 : 0.00: 324.00: ZIO.GO: 144.00: 0.00 \

.-----------------------------------------------_._----------------------------_ .. _---- ---- --_.--------_. _------Két. : ïolu~ e progra~ lihat Lampir,n F

Page 83: KABUPATEN ACEH BESAR

'Table 1.6.20 : PJH - ADldi - Jl nthD ---- ---------------------------------------------------.- -- ---------------.---- --- --------------.-.---------- -- -? "" I N'J . I PROG1':" TOTAL ,,~ I ,., •

".'/ ~ I ~ . , ~" " " ~,

. ---- ----- -------------.--- -- -- ----------------- ------------------------------------ --- -------- --------- ------ . , , 1. :Structure Overlay , , 2. : !Ilprovement , , 3. :L and acqulsition

0.00 I

0.00 0.00

0.00 0.00

o 00 0.00 o GO

o 00 0.00 o OG

0.00 I o 00 0.00 0.00 -------.--------------------------------------------------------------------------------------------------------

: Iflvestllent :Ope ration and Haintenance

0.00 : 133.03 :

0.00: 0.00: 10.23: 30.70 :

" "" I ~, . 'J'.' I

30 .10 : 0.00 :

30. TIJ ~ 0.00 :

30.70 : ------------.--._------_.--._---------------------------------------------.-.------------------------------- ,

Tota! 133.03 : 10.21: 30.10: 30 .70 : 30.10 : 30.70 : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------,et. : Volu~e program lihat la~piran F

Tab I e 7. 6.21 : PJH - Roads - .\ceh Besar (Harga KQnstan 1188/89, Jutaan Rpi ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------~ NO. : PROGRAH Tom 90!91 91/92 92/93 91 /94 : 94/ 95 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------, ,

I

i. :Structure Overlay , , 2. : Il!Iprovelllent , , 3. :land acquisition

0.00 0.00

2,817.00 417 .00

0.00 0.00

0.00 ' 0.00 0.00 0.00

741.00 ;00.00 628 .00 331.00 I

D.OO 0.00 0.00 0.00 , , ,------------------------------------------------------------------------------------------------------------ , :lnvestllent : 2,817.00: 417.00: 741.00 : 7~'D.GO: 628.00: 331.00: :Operation and Haintenance 408.03 : 65.n: 85.10: BUO: 85.10: 85.10 : , , 1------------------------------------------------------------------------------------------------------------1 : Total 3,225.03: 482.23: 826.70: 185.70: 713.70: 416 .10:

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Table 7.6.22 : Investment- All Sector - Aceh Besar (Harga ,onstan 1988/89, Jutaan Rpi ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------t NO.: PROGR.\H TOm 90/91: 91!92 : 92/93 : 93/94 94/95

, , i . :Water Supply , , 2. :Orainage , , 3. :Roads , , 4. :Sanitasi , , 5. :501 id Waste , , .

1,300 .59 234.57' W.56

533.82 95.36 92.45

417.00' 74i.GO

i11. 00 27.00 27.00

106.00 1 51.40 ... " I I . Jt.! I

247.43 tB8.79 188.24

109.05 115.10 121 .88

700.00 618.00 331.00

30.00 39 .00 48.00

47. iO 0.00 0.00

1 ______ -----------------------------------------------_______________________________________________________ _ , Total 4,928.41 : 831.32 :i,303.51 : 1,133.58 : 970.88 : 68S.12 :

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

66

Table 7.6.23 : 0 & ~ - Se!lua SeHor - Aceh Besar (Harga Konstan 1988 /89, Jutaan Rp) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------t NO. :

1. :Water Supp ly , , 2. :Orainage

3. : "08(15 , I

4. :Sanitasi , , 5. :So li d Waste

PROGRAM TOTAL

425.96

32.00

408.03

4.28

70.20

lotal 940 .46 :

90!91 91/92 : ~2/93 93/H 94/ 95

53.61 87. 37 91. SS 92.41 101. 17 '

7. 10 7. 10 5.60 6.60 5.60

65 .23 8S .70 85.70 85.70 85.70

0.68 0.68 0.15 Q 98 I. 20

8.76 13.56 i5.~fl iS 96 15.96

135.37: 194.40: 199 .40: 201.65: 209 .63: :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Table 7.6 .24 ' : Replacement - All Sector - Aceh Besaf (Harga Konstan 1988 /8 9, Juta an Rp ! ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------T NO. :

, , 1. :~ater Supply , , 2. :Orainage , , 3. ;Roads , , 4. :Sanitasi

5. :501 jd Wast~

PROGRAH

Total

Tom

534 .72

16. iO

0.00

0.00

10.62

561.44 :

90 / 91 : 91/92 : 92 / 93 93 /94 94/95

81.49 10a.51 115.17 i iQ. S1 114.59

3.20 3.00 4.20 3.80

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 I

Q.OO 0.00 0.00 I 0.00 0.00

0.00 2.58 1. 68 , '" ..J. r!) I

88.69: 113.25: 119.65: •• " "" I t 10." 1 121.57 :

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Page 84: KABUPATEN ACEH BESAR

7.4 Pendanaan Proyek

Untuk sementara dapat diperkirakan sumber dana proyek mirip dengan waktu-waktu yang lalu, perubahan yang ada adalah dana pinjaman yang pada waktu lalu tidak ada. Lambaro dan Lhoknga tidak akan memperoleh pinjaman dari ADB mak a harus dicarikan sumber pembiayaannya, mungkin masih dapat diperoleh dana APBN melalui PSAB dan sebagainya. Dalam Tabel 7.7.1 sampai Tabel 7.7.11 dapat dilihat skenario pendanaan program P3KT Aceh besar secara keseluruhan maupun untuk kota kota yang akan diberi pinjaman oleh ADB. Angka-angka tersebut diambi 1 dari angka-angka program P3KT dalam harga konstan ditambah kenaikan harga lokal maupun asing, biaya administrasi proyek serta biaya penambahan personel. Secara rinci masalah ini akan dapat dilihat pada Subproject Diggest.

Table 7. 7 .1 Dati II Sector

SUMMARY PROJECT CaST (CURRENT PRICEl ACEH BESAR (Jantho + Darul Imarahl ALL SECTOR

+=~~~~===================~===============================================================+ _____ ~~_______ ,1990: 1991 : 1992 : 1993 '1994 TOTAL

--------------------------------------------------------------------------1. WATER SUPPLY 29.75 66.07 134 . 98 68.85 80.05 379 . 71

2. DRAINAGE 51 .74 55.55 59.49 71.09 94.45 332 . 33

3. SEWERAGE 6.60 7.09 11 .40 12.22 13. 11 50.42

4. SOUD WASTE 61.36 1 .72 55.71 0.00 0.00 118.79 , ,>

5. ROADS 325.59 348.90 338 . 77 434.32 244.96 1,692.53

6. KIP/MIP 0.00 0 . 00 0.00 0.00 0.00 0.00

7.TERMINAL 0.00 0 . 00 0.00 0.00 0.00 0.00

-----------------------------------__________________________________ I ------------------

+====~~~~~=~~~:~:~=======~====~~~~~~=~==~~~~~:=~==~~~~:~=~--~~~~~~-: 432 . 58: 2,573.78: ---------=======================

1

67

Page 85: KABUPATEN ACEH BESAR

Table 7.7.2: Dat i II Sector Unit

SUMMARY OPERATING & MAINTENAN CE COST ACEH BESAR ( Darul I marah + Jantho)

ALL SECTOR Rp. Mil1ions (Current Priee l

+========================================================================================+ : SECTOR 1990 1991 1992 1993 1994 TOTAL '------------------___________________________________ -- ------------------------~--______ I , ,

WATER SUPPLY 46.02 55.25 60.96 64.51 79.60 306.33

DRAINAGE 4.32 4.67 5.04 6.80 5.88 26.70

SEWERAGE 0.16 0.17 0.28 0.31 0.33 1 .26

SOLID WASTE 5.57 11 .62 15 . 57 16.82 18.16 67.74

KIP/MIP 0.00 0.00 0.00 0.00 0 . 00 0.00

ROADS 40.75 67.88 73.32 79.18 85.51 346.64

TERMINAL 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

---------------------------------------------------------------------------------------TOTAL PROJECT o & M

, , 96.82 : 139.59 : 155.17 : , " 167.61 189.48 :

I I I I

748.67 :

- ---- ------------ - ----- - --------- - ----- - ----------- _ __ ------------ - -------------- _____ _ 1 ---------------------------------------------------------------------------------------, TOTAL PROJECT COST 571.86: 618 . 92: 755.52: 754.09: 622 .06: 3,322.46:

I 'I I I I I t I I I

+========================================================================================:

Table 7.7.3: Oati II Sectot-

SUMMARY PROJECT COST (CURRENT PRICE) AC EH BESAR (Lhoknga + Lambaro) ALL SECTOR

+========================================================================================+ SECTOR 1990 1991 1992 1993 1994 TOTAL , ----------------------------------------------------------------------------------------.

1 . WATER SUPPLY 212.07 393.71 141.61 139.60 134.02 1,021.01 ,

2. DRAINAGE 49.04 46.02 62.26 62.86 57.31 277 . 49

3. SEWERAGE 21 . 50 21 .50 21.50 30.71 39.92 135. 13

4. SOLIO WASTE 0.92 0.00 0.92 0.00 0.00 1 .84

5. ROADS 122.78 454.28 439.95 311 .04 163 . 70 1,491.75 , 6. KIP/MIP 0.00 0.00 0.00 0 . 00 0.00 0 . 00

7.TERMINAL 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

---------------------------------------------------------------------------------------TOTAL PROJECT 406.31 915.51 666.23: 544.20: 394.96: 2,927.21

+=========================================================================================

68

Page 86: KABUPATEN ACEH BESAR

Tabl e 7 . 7.4: Dat i 11 Secto,"

SUMMARY OPERATING & MAINTENANCE COST ACEH BESAR ( LHOKNGA+LAMBARO)

ALL SECTOR

+ =============~============================== = ==== =======================================+ : SECTOR 1990 1991 1992 1993 1994 TOTAL --------------------------- -- ---------~---- - ---------- ----------------------------------

WATER SUPPLY 11 .88 46. 66 54.17 61.22 69.06 , 242.98 . , , ,

DRAHIAGE 3.35 3.62 2.02 2.18 2.35 13.51

SEWERAGE 0.57 , 0.61 0.66 1 . 02 1 .43 4.29

SOUD WASTE 3 . 89 4.20 4.53 4.90 5.29 22.81

KIP/MIP 0.00 0.00 0 . 00 0.00 0.00 0.00

ROADS 29.70 32.08 34.64 37.41 40.41 17 4.24

TERMINAL 0.00 0.00 0 . 00 0.00 0 . 00 0.00

TOTAL PROJECT 49.38 : 87.16 : 96.02 : 106.73 : 118.54 : , , o & M

=======================================================================================: TOTAL PROJECT COST 455.69 :1,002.67: 762.26: 650.93: 513 . 50: 3,385.04:

• I I ,I I I I I I I I

+======================= ===== =============== == ===========================================:

Table 7.7.5: Dati II Sector

SUMMARY PROJECT COST (CURRENT PRICE) ACEH BESAR ALL SECTOR

+======================== == ==============================================================+ SECTOR 1990 1991 1992 1993 1994 TOTAL

----------------------------------------------------------------------------------------

1. WATER SUPPLY 241 . 83 459.78 276.59 208.45 214.08 1 ,400.72

2. DRAINAGE 100.78 101 .58 59.49 71.09 151.76 609.81

3 . SEWERAGE 28.10 28.59 11 .40 12.22 53.03 185.55

4. SOUD WASTE 62.28 1. 72 55.71 0.00 0.00 120.63

5 . ROADS 448.36 803.17 338.77 434.32 408.67 3,184 . 28

6. KIP!MIP 0 .00 0 . 00 0.00 0.00 0.00 0.00

7.TERMINAL 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 . 00

______________________________________________________ ---------------------------______ 1 , TOTAL PROJECT : 881.35 :1,394.84 : 600.36: 586.48: 827.53: 5,501.00:

+=========:===============================================================================

69

Page 87: KABUPATEN ACEH BESAR

Tab le 7.7 . 6 : Dat i II Se c t o r' Uni t

SUMMARY OPE RATING & MAINTE NANCE COST AC EH BESAR ALL SECTOR

Rp. Mil li ons (Cut-rel~t Prieel

WATER SUPPLY 5 7 .90 101 . 91

DRAINAGE 7.67 6 . 26

SEWERAGE 0.73 0.79

SOUD WASTE 9.46 15.62

KIP/t-HP 0.00 0.00

ROADS 70.45 99 . 96

TERMINAL 0.00 0.00

115.13 125.73 148 . 66 : , . , 7.05 8.9 8 6.23 40.21

0.94 1 .33 1 .76 5.55

20 . 11 2 1 . 71 23.45 90.55

0.00 0 . 00 0 . 00 0.00

107. 96 116.59 125.92 520.88

0.00 0.00 0.00 0.00

---------------------------------------------------------------------------------------TOTAL PROJECT o & M

146.20 : 226.75 : 251.19 : 274.34 : 308 . 02 : 1,206.50

=========================================== ============================================ TOTAL PROJECT COST 1,027.55 : 1,621.59 : 851.54 : 860.82 :1,135.56 : 6,707.50

I I I I I I I I I I

+=========================== == ===========================================================

Table 7.7.7 : Dati II Sector

SOURCES OF FUNDING ACEH BES AR ( Jantho + Darul Imar'all ) ALL SECTOR

========= == ================================================ === ========================== Year

TOTAL COMPONENT

, 1 ______ ----------------------------------------------,

======================================================================================== 1990 1991 1992 1993 1994

1 APBN 250.39 255.60 265.86 321.24 225 . 68 1,318.78

2 APBD TK-I 47.78 44.81 50.65 56.54 41. 29 241.07

3 APBD TK-II 41 .94 38.55 43.56 48.21 30 . 53 202.79

4 INPRES 68.36 73.27 71 . 87 91 .64 55.03 360.17

5 PDAM/BPAM 5.95 13 . 21 27.00 13.77 16.01 75 . 94

6 LOAN TKII 36.81 1 .03 33.43 0 . 00 0.00 71.27

LOAN PDAM x) 23.80 52 .. 86 107.98 55.08 64 . 04 303.77

7 OTHER SOURCES 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 . 00

8 ROUTINE EXPO . OT II 50.80 84.34 94.21 103.10 109.88 442.34

PDAM 46.02 55.25 60.96 64.51 79.60 306.33

-------------------------------------------------------------------------------------- -

---------------------------------------------------------------------------------------TOT A L 571. 6 6 : 618.92: 755.52: 754.09 : 622.06: 3,322.46

70

Page 88: KABUPATEN ACEH BESAR

Table 7.7. 8 : SOURC ES OF FUN DING Dati 11 ACEH BESAR ( J antho + Daru l I marahl Sector ALL SECTOR

CO~lPONENT -- - --------- - ------ - --- --- -------- --- --------- - - ---- AVER AGE 19 90 199 1 1992 199 3 1994

, , , , , , , APBN 4 3 . 8% : 41 . 3%: 3 5.2% 42.6% 36.3%; 39.7%; , , , ,

2 APBD TK-I 8 .4%: 7.2%; 6.7% 7. 5% 6.6%; 7.3% , , , , , , 3 APBD TK-II 7.3%: 6.2%; 5.8% 6.4% 4.9%; 6.1% , , , , 4 INPRES 12 . 0 %: 11 .8% 9 . 5% 12.2%, 8.8%; 10 . 8% , , , , 5 PDAM!BPAM 1.0% ; 2.1% 3.696 1.8% 2.6%; 2.396 , , , , 6 LOAN TKII 6.4%; 0.296 4.4% 0.096 0.096; 2. 196

LOAN BPAM *) 4.296 8.5% 14.3% 7.396 10.396; 9.1% , , 7 OTHER SOURCES 0.0% 0.0% 0.0% 0.096 0.0%: 0.0% , , , , , 8 ROUTINE EXPD. DT II 8.9% 13.696, 12 . 596 13.7%; 17.7% ; 13.396;

BPAM 8.0% 8.9%; 8.1% 8 . 6%; 12.8%; 9.296; --------------------------------------------------------------------------------------- , ,

T 0 T A L 100.0%; 100.096; 100.0%; 100.096; 100.0%; 100.096; ---------------------------------------------------------------------------------------:

Table 7.7.9: Dat i II Sector

SOURCES OF FUNDING ACEH BESAR (Lhoknga + Lambaro )

ALL SECTOR

======================================================================================== • Year

COMPONENT 1 ______ ----------------------------------------------, TOTAL ; 1990 ; 1991 ; 1992 1993 1994

========================================================================================

1 APBN 293.65 634.95 437.49 363.87 272.38 2,002.33

2 APBD TK-I 55.93 115.69 79.06 67. 61 53.05 371 .34

3 APBD TK-II 27.58 69 . 56 56.43 44.30 29.93 227 . 80

4 INPRES 29.16 95.31 93.25 68.42 39.60 325.74

5 PDAM!BPAM 0.00 0 . 00 0.00 0.00 0.00 0.00

6 LOAN TKII 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 LOAN PDAM *) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

7 OTHER SOURCES 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 , . ,

8 ROUTINE EXPD. DT II 37.50 40.50 41.85 ,

45.51 49.48 214.85 , PDAM 11 .88 46.66 54.17

, 61.22 69.06 242.98 ,

---------------------------------------------------------------------------------------TOT A L 455.69 ;1,002.67 ; 762.26 ; 650.93 ; 513.50 : 3,385.04 ,

---------------------------------------------------------------------------------------

7 1

Page 89: KABUPATEN ACEH BESAR

Table 7.7.10: SOURCES OF FUNDING Dat i 11 ACEH BESAR Sector ALL SECTOR

=========~=========== ~====== == =======================================================~== Yeat~

COHPONEN T TOP,L 1990 i99î 1992 1993 1994

======================================================= ================================

APBN 544.04 890.55 703. 36 685.11 498.06 3,321. 11

2 APBD TK-I 103.70 160.50 129.71 124. 15 94.34 612.41

3 APBD TK-I! 69.52 108. 11 99.99 92.51 60.46 430.59

4 INPRES 97.52 168.57 165.12 160.06 94.62 685.90

5 PDAM!BPAM 5.95 13.21 27.00 13.77 16 . 01 75.94

6 LOAN TKI! 36.81 1.03 33.43 0 . 00 0.00 71 .27 LOAN POAM *) 23.80 52.86 107.98 55.08 64.04 303.77

7 OTHER SOURCES 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

8 ROUTINE EXPO. DT I! 88.31 124.85 136.06 148.61 159.36 657.19 POAM 57.90 101.91 115.13 125.73 148.66 549.32

, , , --------------------------------------------------------------------------------------- , T 0 T A L 1,027 . 55 : 1 ,621.59 :1,517.78 :1,405.02 :1,135.56

, 6,707.50

, , , ______________________________________________________ ---------------------------______ 1 ,

Table 7.7.11: SOURCES OF FUNOING ACEH BESAR Dat i I!

Sectol" ALL SECTOR

======================================================================================== Year

COMPONENT :____________________________________________________ AVERAGE

: 1990 : 1991 : 1992 1993 1994 ======================================================================================== , , , , , ,

1 APBN 52.95% 54.92% 46.34%: 48.76% 43.86%: 49.51% , , , , 2 APBD TK-I 10.09% 9.90% 8.55%: 8.84% 8.31%: 9.13% , , , , 3 APBD TK-II 6.77% 6.67% 6.59%: 6.58% 5.32%: 6.42% , , , , 4 INPRES 9.49% 10.40% 10.88%: 11. 39% 8.33%: 10.23% , , , , 5 PDAM!BPAM 0.58% 0.81% 1.78%: 0.98% 1.41% : 1 .13% , , , , 6 LOAN TKI! 3.58% 0.06% 2.20%: 0.00% 0.00%: 1.06%

LOAN PDAM *) 2.32% 3.26%, 7.11% 3.92%: 5.64%: 4.53% , , , , , , ,

7 OTHER SOURCES 0.00%: 0.00%: 0.00% 0.00%: 0.00%: 0.00% , , , , , , , ,

8 ROUTINE EXPO. OT II 8.59%: 7.70%: 8.96% 10.58%: 14.03%: 9.80% PDAM 5.63%: 6.28%: 7.59% 8.95%: 13.09%: 8.19%

" ---------------------------------------------------------------------------------------, TOT A L 100.00%: 100. om,,;: 100.00% : 100.00%: 100.00%: 100.00%

---------------------------------------------------------------------------------------

72

Page 90: KABUPATEN ACEH BESAR

7.5 Program Kelembagaan dan Keuangan

pendahuluan

Sebagai langkah lanjut dari PJM adalah pelaksanaan dan persiapan institusi (kelembagan) serta program peningkatan pendapatan daerah.Sasaran pembentukan program kelembagaan dan keuangan daerah ini antara lain

a. Untuk membantu Pemda agar lebih mengarahkan program pembangunan pada pembangunan prasarana perkotaan baik dalam tahap perencanaan, penyusunan program, pelaksanaan, dan pemel iharaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14/1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah di Bidang Pekerjaan Umum.

b . Mempersiapkan manajemen loan dari Asian Deve10pment Bank (AOB) .

Fungsi dan Rencana Tindakan

Berdasarkan sasaran-sasaran di atas, lembaga P3KT mempunya i fungsi i ntersektora 1 dan sektora I seka I i gus. Yang di maksud fungsi sektora1 adalah fungsi dalam tugas perencanaan, penyusunan program dan pembiayaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program, dan upaya peningkatan pendapatan daerah serta pengelolaannya terhadap semua sektor yang tercakup da1am P3KT. Sedangkan yang dimaksud dengan fungs i sektora 1 ada 1 ah fungs i yang ada hubungannya dengan tu gas pokok masing-masing instansi yang terlibat da1am ke1embagaan P3KT. Sebagai contoh Dinas Pekerjaan Umum akan bertanggungjawab da1am pe1aksanaan pembangunan projek-projek jalan kota, drainase, sanitasi (bekerja sama dengan Oinas Kesehatan setempat), BPAM akan bertanggung jawab terhadap program air minum, Bagian Keuangan (bekerja sama dengan Dispenda) bertanggung jawab dalam peningkatan pendapatan daerah.

Fungsi i ntersektora I dan sektora I tersebut, secara konkr i t diwujudkan dalam rencana tindakan yang terbagai da1am 5 bidang yaitu :

A. Fungsi . Umum (General Function) atau intersektoral B. Peningkatan Pendapatan Oaewrah C. Sektor Pekerjaan Umum D. Sektor Kebersihan E. Sektor Penanganan Air Bersih

Secara rinci rencana tindakan masing-masing bidang dapat dibaca pada Lampiran ..... dan secara garis besar sifat rencana tindakan masing-masing ada1ah sebagai berikut :

73

Intersektoral dan Peningkatan Pendapatan

Meni ngkatkan ke mampuan dengan melibatkan staf dari masing­masing instans i yang terlibat dalam pen yusunan rencana, pl"ogram jangka menengah, program tahunan dan alokasi pembiayaan, monitoring dan koordinasi dalam pelaksanaan . Fungsi ini pada da'sarnya adalah fungsi Project Implementation Unit yang akan dibentuk pada Tingkat II. Lembaga ini dibentuk paling lambat pada bulan Oesember tahun 1989.

2. Mengenai penyusunan Program Jangka Menengah dan Program tahunan, pada dasarnya sudah ada dan penyusunannya dibantu 01eh konsultan.

3. Berdasarkan fungsi dan tugas-tugasnya, per1u secara spesifik mengidentifikasi keper1uan tenaga yang cakap dan at au mengidentifikasi keperluan training untuk mengemban tugas-tugas yang akan dihadapi.

4. Merupakan upaya bag a i mana meni ngkatkan pendapatan as 1 i daerah terutama yang dapat ditarik dari pajak, retribusi, dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sè1ain dari itu baga i mana koord i nas i da 1 am upaya pen i ngkatan pendapatan tersebut serta penge101aan 10an dan pemanfaatannya.

Sektoral : Pekerjaan Umum, Kebersihan, dan Air Bersih

1. Meningkatkan kemampuan staf dalam menyusun Program Jangka Menengah, Program Tahunan dan pembiayaan, penYlapan supervisi dalam pelaksanaan pembangunan, perbaikan dan perawatan sesuai dengan lingkup masing-masing instansi . Yang utama dalam penanganan masing-masing instansi ada1ah keterpaduan yang terorganisasi dalam Project Implementation Unit (PIU).

2. Da1am setiap kasus, sangat diperlukan keter1ibatan setiap instansi secara maksimal da1am pelaksanaan pembangunan.

3. Berdasarkan tugas dan fungsi, masing-masing instansi perlu memperkirakan kebutuhan staf dan keperluan training yang relevan.

4. Secara spesifik untuk BPAM ada1ah ikut terlibat dalam penanganan pembangunan penyediaan air bersih, kemudian menge lol a dan perawatan. Sedangkan penentuan tari f akan dilaksanakan oleh Pemda sendiri.

Demi ki an usu 1 an ke 1 embagaan yang akan di bentuk dan reneana­rencana ti ndakan agar P3KT dapat di 1 aksanakan seeara 1 ebi h berdayaguna dan berhasilguna dalam kerangka pembinaan pengembangan kota-kota keei 1 yang sedang tumbuh dan berkembang.

Page 91: KABUPATEN ACEH BESAR

, ,

LAMPIRAN

Page 92: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPIRAN A

Pemilihan Kota-kota P3KT

Dari hasil pertemuan antara Konsultan dengan piha k Pemda Tingkat 11 Kabupaten Aceh Besar disepakati untuk me mi l i h kota-kota antara lain : Lhoknga, Darul Imarah, Lambaro, Kuta Bat-o, Indrapuri, Jantho, dan Sat-ee. Pemilihan ketujuh kota ini at as dasar anggapan bahwa kota-kota sedang dalam tahap b~rkembang dan memerlukan penanganan program.

Di pihak lain, pemil ihan kota sendit-i ada beberapa kendala antara lain dari pihak pemberi Loan Asian Development Bank (ADB) dan Pusat. ADB menetapkan · kota y an 9 akan me nd apa t bantuan adalah kota dengan jumlah penduduk lebih dari 10.000 jiwa atau mempunyai status ibu kota kabupaten, sedangkan dari Pusat menetapkan jumlah penduduk lebih besar dari 5.000 jiwa. Hasil analisis dari ketujuh kota mengenai jumlah penduduk dan perkembangannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel A.l

Profil Perkembangan Kota-kota Kabupaten Aceh Besar

Nama Kota Pddk 1980 Pddk 1987 Laju Pert.

Fungs; Kota

Kspl. Jiwa Jiwa

Lhoknya 3_804 4.635 2,8% Pertanian, P3KT Wisata

Darul Imarah 4.213 7.538 8,6% Jasa, P3KT Perum.Baru

Lambaro 4.654 5_381 2,09% Jasa, P3KT K. Satel it

Kuta Baro 1.240 1 .395 1,7% Univet-sit. drop

Indrapuri 1 _ 536 1.586 0,5% Pertnian drop

Jantho 2_000 I. Kab. P3KT

Saree 1.652 1 _ 089 - 5,7% Transit drop

------------------------------------------------------------------

Berdasarkan tabel di atas, ada 3 kota yang di-drop karena jumlah penduduk maupun laju pertumbuhannya sangat rendah.

74

Page 93: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPIR AN B- l Estimas i Bi aya Konstruks i

Air Minum Lho knga (1989 - 1994 )

lst Year (1989 - 1990)

I. Upgrade 1/4 treatment plant

Engineering studies, and detailed designs, incl. supervision

Total cost improvements 1st year

knd Year (1990 - 1991)

I. Finish upgrading treatment plant (3/4)

Total Cost

Engineering studies, and detailed designs, incl . supervision

Toaal costs improvements 2n year

~rd Year (1991 - 1992)

I. Upgrade existing distribution s ystem, flushing, and replacements of pipes, and valves where needed. Lump sum

Total cost

Supervision

Total costs i mprovements 3 rd Year

~th Year (1992 - 1993)

I. Extend distribution system

oiam. 100 MM-l = 600 M@ Rp 22,000

Rp 80,000,000

Rp 16,000,000

Rp 96,000,000

Rp 245,000,000

Rp 245,000 , 000

Rp 19,600,000

Rp 264,600,000

Rp 30,000,000

Rp 30,000,000

Rp 2,400,000

Rp 32 ,400,000

Rp 13,200,000

75

11 . Bridge cross ing.

Oi am . 10 0 MM - L = 75.00 M~ Rp 200,000 Rp 15,000,000

To tal c a sts

Engineering studies, and detailed d es i gns , incl. supervi sion

T~fial cost improvements 4 Year

§ th Year (1993 - 1994)

I . Ex tend di s tribution system

Oiam. 100 MM- L = 900 M@ Rp 22,000

11. Rese r vo i r with public taps

Oiam. 2.5 M H. 2 .0 M Lump s um

Tot al costs

Engi neer ing studies, and detailed des ign, incl . supervision

T~fial cost i mprovements 5 Year

Total c o s ts 5 (five ) Year Program

RP 28 ,200,00 0

Rp 2 ,260,000

Rp 30,460 , 000

Rp 19,800,000

Rp 1,000,000

Rp 20,800,000

Rp 1,580,000

Rp 22,380,000

Rp 445,840,000

Page 94: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPIRAN B- 2 Es timasi Biaya Kons truksi

Air Bersi h Daru 1 Imar ah ( 1989 - 1994)

l st Year (1989-1990)

I. Interior systems for zoo new connections (200-81) x 6P = 714 P * @ Rp. 35,000

Total casts

Construct ion superv;s;on

Total costs l st year

znd Year (1990 - 1991)

I . Interior systems for zoo new connections 250 x 6P = 1500P @ Rp . 35,000

Total costs

Construction supervision

Total casts 2nd year

~rd Year (1991-1992)

I . Install booster station to serve higher elevations of new housing areas

Lump sum

Tota l casts

Rp. 24 , 990,000

Rp 24,990,000

Rp 2,000 , 000

Rp . 26,990,000

Rp. 52,500,000

Rp 52,500 , 000

Rp 4,160,000

Rp. 56,660,000

Rp. 100,000,000

Rp. 100,000,000

Eng neering s t udi e s. a nd de t ai l ed de s gn s , i nc l . surveys , and s upe r­vis on

To t a l cost s 3çd Ye a r

~th Yea r (1993 - 1994).

I. Bac kbo ne systems Diam. 150 mm-L= 300 m @ Rp. 32,000 Diam. 100 mm-L= 850 m @ Rp. 21,?50

11. Ins tall ele~ated tank vo 1 = 170 m

Lumpsum

Total costs

Engineering studies, and detailed designs, incl. surveys, and super­visi on

Total costs 4 th year

~th year (1993-1994)

I. Interior systems for 250 new connections. 250 x 6 P = 1 500 P , @ Rp 35,000

Total costs

Construction supervision

Total c osts 5 th year

Total costs 5 (five) year program

Rp . 8 ,000,000

Rp. 108,000, 000

Rp. 9 , 600 , 000 Rp. 18,402,500

Rp. 28,002,500

Rp. 20,000,000

Rp. 48,002,500

Rp. 1,600,000

Rp. 49,602,500

Rp. 52,500,000

Rp . 52,500,000

Rp. 4,200,000

Rp . 56,700,000

Rp. 297,952,500

Page 95: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPIRAN B- ~ Estimasi Biaya Konstruksi

Air Bersih Lambaro

(1989 - 1994)

.1 st Year (1989 - 1990) - Conneet to Lambaro Tratment~ J:' 1 ant

I. Install booster station at treatment plant

Lumpsum

11. Install distribution system to serve area northerly of Market area

Rp 40,000,000

L= l,350 M-Dian 100 MM,PVC QRp21 ,650= Rp L=l,200 M-Diam 75 MM,PVC @Rp20,OOO= Rp

29,227,500 24,000,000

lIl. Install chlorination equipment at reservoir

Total

Engineering detailed designs and supervision

Total cost l st year

znd Year (1990 - 1991)

I. Install distribution systems to serve area southerly of Market area

Rp 17,000,000

Rp 110,227,500

Rp 4,260,000

Rp 114,487,500

L=2,700 M-Diam 62,5 MM PVC @Rp18,OOO= Rp 48,600,000

11_ Ins tal1 house cO!ln ec tions, and i nternal systems for l,700P Q Rp 35,000

Total

Engineering, and detailed des igns, incl. supervision, and surveys

To~al costs 2n year

~rd Year (1991 - 1992)

I. Install house connections, and internal systems for 2,770P @ Rp35,OOO

Total

Supervision

To~al costs 3 r Year

!th Year (1992 - 1993)

I. Install house connections, and internal systems for 2,770P @ Rp 35,000

Total

Supervision

T~fial cost 4 Year

" ! I

Rp 5 9 7 500. 000

Rp 108. 100,00 0

Rp 8,650, 000

Rp 116,750,000

Rp 96,950,000

Rp 96,950,000

Rp 7,760,000

Rp 104 , 710 , 000

Rp 96,950,000

Rp 96,950,000

Rp 7,760,000

Rp 104, 710 , 000

Page 96: KABUPATEN ACEH BESAR

78

iith Year (199 3 - 1994 l

L Install house connections, and internal systems for 2,760P @ Rp 35,000 Rp 96 , 600 ,000

Total Rp 96,600,000

Supervision Rp 7,950 .000

T~1ial cost 5 Year Rp 104,550,000

Total costs 5 (five) Year Programs Rp 545,207,500

Page 97: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPIRAN 9-4 Estimasi 9iaya Konstruksi

Air gersih Jantho (1989 - 1994)

l st Year ( 1989 - 1990)

1 . a + M for whole s ystem Rp

2. Replacement Costs Rp

Total costs Rp

gnd Year (1990 - 1991 )

1. a + M for whole system Rp

2. Replacement Costs Rp

Total costs Rp

Jrd Year ( 1 991 - 1992)

1 . a + M for whole system Rp

2 . Replacement Costs Rp

Total costs Rp

1 th Year (1992 - 1993)

1 . a + M for whole system Rp

2. Replacement Costs Rp

Total costs Rp

79

§tr-I Yea,- (1993 - 1994)

i _ ~ u + M for whole sys tem Rp 38,000,000

"-- Replacement Casts Rp 56,000,000

Total casts Rp 94,000,000

38 ,000,000 Total Cast for 5 Years Rp 468,000,000

56,000,000

94,000,000

37,000,000

56,000,000

93,000,000

38,000,000

56,000,000

94,000,000

37,000,000

56,000,000

93,000,000

Page 98: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPIRAN C-l Estimasi Biaya Konstruksi

Drainasge Lhoknga (1989 - 1994)

lst Year (1989 - 1990)

I. Improve e x isting drainage wales (cleaning, etc) L ~ 4,500 M@ Rp 1,000

11. Install new cement-stone rectangular drains W :: 30 Cm o :: 60 Cm

L :: 1,000 M@ Rp 25,000

Total costs

Engineering, and detailed designs, incl. supervision and surveys

Total cost improvements l st year

~nd Year (1990 - 1991)

I. Install new cement-stone rectangular drains W :: 30 Cm o :: 60 Cm

L :: 1,000 M@ Rp 25,000

Total Cost

Engineering, and detailed designs, incl. supervision, and surveys

TOàal costs improvements 2n year

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

4,500,000

25,000,000

25,000,000

2,250,000

27,250,000

3 rd Year (1991 - 1992)

L. Instal1 new earth swales B.W :: 30 Cm S.S ::: 1 : 1 o :: 90 Cm

L :: 1,500 M@ Rp 7,000

Total cost

Engineering, and detailed designs, incl. supervision, and surveys

TOàal costs improvements 3 r Year

~th Year (1992 - 1993)

I. Insta II new earth swales B.W :: 30 Cm S.S :: 1 . 1 . 0 :: 90 Cm

L :: 1,300 M@ Rp 7,000

Total costs

Engineering, and detailed design, incl. supervision, and surveys

T~~al cost improvements 5 Year

Total costs improvements 5 (five) year Program

80

Rp 10,500,000

Rp 10,500,000

Rp 950,000

Rp 11,450,000

Rp 9,100,000

Rp 9,100,000

Rp 820,000

Rp 9,920,000

Rp 91,820,000

Page 99: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPIRAN C-2 Estimasi Biaya Konstruksi

Drainase Darul Imarah (1989 - 1994)

~st Year (1989 - 1990)

I. Install new cement-stone rectangular drains W = 30 Cm D = 60 Cm

L = 400 M@ Rp 25,000

Total costs

Engineering, and detailed designs, incl. supervision and surveys

Total cost improvements l st year

Rnd Year (1990 - 1991)

I. Install new cement-stone rectangular drains W = 30 Cm D = 60 Cm

L = 400 M@ Rp 25,000

Total Cost

Engineering, and detailed designs, incl . supervision, and surveys

To~al costs improvements 2n year

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

10,000,000

10,000,000

900,000

10,900,000

10,000,000

10,000,000

900,000

10,900,000

~r~ Yeat- (1991 - 19 92)

I. Install new cement - stone rectangular drains W = 30 Cm D - 60 Cm

L - 400 M@ Rp 25,000

Total cost

Engineering, and detailed designs, incl. supervision, and surveys

To~al costs improvements 3 r Year

1 th Year (1992 - 1993)

I. Install new cement - stone rectangular drains W = 30 Cm D = 60 Cm

L = 400 M@ Rp 25,000

Total cost

Engineering, and detailed designs, incl. supervision, and surveys

T~fial cost improvements 4 Year

81

Rp 10,000,000

Rp 10,000,000

Rp 900,000

Rp 10,900,000

Rp 10,000,000

Rp 10,000,000

Rp 900,000

Rp 10,900,000

Page 100: KABUPATEN ACEH BESAR

Qt h Ye a r (1993 - 1994)

I. Improve e x isting drainage swa1es (cleaning, etc)

L = 1,000 M@ Rp 1,000

11. Install new earth swa1es B. W - 30 Cm S.S=1:1

D = 90 Cm L = 900 M@ Rp 7,000

Total costs

Engineering, and detailed design, incl. supervision, and surveys

T~fial cost improvements 5 Year

Total costs improvement 5 (five) Year Program

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

1, 000 , 000

1st

I.

6,300,000

11.

7,300,000

660,000

8,960,000

52,560,000

Znd

1-

11.

LAMPIRAN C- 3 Es timasi Biaya Kons truksi

Drainase Lamba ro

( 19 8 9 - 19 94)

Year (198 9 - 1990)

I n s t a 1l out l et wo rks for market drai na ge sys tem

L. S. Rp

Ins tal1 headwal1s for piping -o pen swale construction

2 H. Wa 11 s @ Rp 1,000,000 Rp

Total costs Rp

Engineering, and detailed designs , incl . s upervision, and surveys Rp

Total cost improvements l st year Rp

Year ( 1990 - 1991 )

Insta1l new piping system at square in front of mosque Diam . 30-inches, i nc 1 . Manholes

L = 80 M @ Rp 50,000 Rp

Insta 11 he adwalls for piping-open swale construction

2 H. Wal1 s @ Rp 1,000,000 Rp

Total Cost Rp

82

4,000,000

2,000,000

6,000,000

500,000

6,500,000

4,000,000

, 2,000,000

6,000,000

Page 101: KABUPATEN ACEH BESAR

Enginee ri ng, and detailed desig ns , inc l. supervi s ion, and s ur-veys

To~al costs improvements 2n year

~rd Year (1991 - 1992)

I . Install new piping syste m at square in front of mosque Oiam . 30-inches, incl. Manholes.

L = 120 M @ Rp 50,000

Total cost

Engineering, and detail e d designs, incl . supervision, and surveys

To~al costs improvements 3 r Year

~th Yea r (1992 - 1993)

I. Install new piping system at square in front of mosque Oiam. 30-inches, incl. Manholes

L = 50 M @ Rp 50,000

11. Install new cement-stone rectangular drains W = 30 Cm o = 60 Cm

L = 140 M @ Rp 25,000

Total cost

Engineering, and detailed designs , incl. supervision, and surveys

T~ral cost imp rovements 4 1 Year

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

500 , 000

G, 500 , 000

6,000,000

6,000,000

500,000

6,500,000

2,500,000

3,500,000

6,000,000

500,000

6,500 ,000

511J Year (1993 - 199-±1

I . I ns tall new cement-st one rectang u la r drains W = 30 Cm D = 60 Cm

L = 260 M @ Rp 25,000

To tal costs

Engineering, and detailed design, incl. supervision, and surveys

T~~al cost improvements 5 Year

Total costs improvement 5 (fivel Year Programs

Rp 6 , 500,000

Rp G, 500 , OOO

Rp 500,000

Rp 7, 000,000

Rp 33 ,000,000

Page 102: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMP IRAN C-4 Estimasi Biaya Konstruksi

Drainase Jantho (1989 - 1994)

lst '(ear (1989 - 1990)

I. Upgrade e x isting earth ditches along roads in housing areas, improve cross section, and clean adjacent areas,

L. = 5,000 M Q Rp 6,000

Total Costs

Engineering, supervision, and surveys

Total cost improvements l st year

znd '(ear (1990 - 1991)

I. Upgrade existing earth ditches along roads in housing areas, improve cross section, and clean adjacent areas.

L = 5,000 M @ Rp 6,000

Total Costs

Engineering and surveys

supervision,

To~al costs improvements 2n year

~rd )'ear (1991 - 1992)

I . Upgrade existing earth ditches along roads in housing areas, improve cross section, and clean adjacent areas.

L = 5,000 M @ Rp 6,000

Total costs

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

30,000,000

30,000,000

2,700,000

32,700,000

30,000,000

30,000,000

2,700,000

32,700,000

30,000,000

30,000,000

Engine~rioa, supervision, and Si..j,-v ey s

T.;?~a 1 casts i mprovements :; f ....! Yeac

4 th '(ear (199 2 - 1993)

I. Clean existing drainage s wale s in areas e xcept housing areas .

L = 5,000 M @ Rp 1,000

11. Install new c ement lined rectangular drains in office areas

L = 1, 200 M g Rp 25,000

Tata1 Gost

Engineering , and detailed designs, incl . supervision, and surveys

TO~I"al cost improvements 4t.1 '{ea r

84

Rp 2 .7 00 ,000

Rp 32 , 700 .000

Rp 5,000,000

Rp 30 ,000,000

Rp 35,000,000

Rp 2,700,000

Rp 37,700,000

Page 103: KABUPATEN ACEH BESAR

~th Year (199 3 - i994)

I. Install new cement lined rectangular drains in office aras, and same in housing area

L = 1,200 M ~ Rp 25,000

Total casts

Engineering, and detailed design, incl. supervision, and surveys

T~fial cast improvements 5 Year

T~fial casts improvement 5 Year program

Rp 30,000,000

Rp 30,000,000

Rp 2,700,000

Rp 32,700,000

Rp 163,500,000

Page 104: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPIRAN 0

PJM Sanitasi (1989 - 1994) Volume Program

Pengertian Sanitasi sebenarnya sangat luas menyangkut teknik pengamanan te r hadap penyehatan 1 i ngkungan pemuk i man. Tetap i dalan program PP3KT kali ini hanya dibatasi pada masalah penanganan pembuangan kotoran manusia. Dan dalam kasus kota­kota keeil dengan jumlah penduduk antara 5.000 - 10 . 000 j i wa, lingkup sanitasi dimaksudkan adalah pen;ediaan MeK untuk keperluan umum.

Untuk dapat mengkaj i seberapa j auh kebutuhan MeK per 1 u terlebih dahulu diketahui berapa dan sebaran rumah-rumah yang telah memiliki MeK pribadi . Kenyataan untuk memperoleh data ini eukup sulit, tetapi secara indikasi dapat diperoleh anggapan bahwa umumnya bangunan permanen telah memiliki MeK sendi ri. Dal- i observas i 1 apangan, se bag i an besal- bangunan­bangunan rumal-, di kot a Lhoknga adalah permanen. Kendati demikian banyak ditemui masa yarakat masih banyak membuang kotoran di KI-ueng Raba tanpa pl-asarana MeK tertutup. Untuk itu, dalam rangka menentukan standar kebutuhan MeK digunakan s tandar berlaku yai tu setiap 300 jiwa diperlukan 1 unit MeK. Berdasarkan hal ini mak a berikut volume Pl-ogram MeK yang diusulkan .

Volume Prog ram MeK

------------------------------------------------------------Kota Satuan Volume Hrg.Sat*. TA-l TA-2 TA-3 TA-4 TA-5 - -----------------------------------------------------------

Lhoknga Unit 17 3,00 3 3 3 3 5

D.lmal-ah Unit 13 3,00 2 2 ~ ., 3 3

Lambaro Unit 27 3,00 4 4 4 7 8

Jantho Unit

----------------------------------------------------------Total Unit 57 3,00 9 9 10 13 16 ----------------------------------------------------------Ket. * dalam juta

8 6

Page 105: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPlRAN E

PJM Persampahan (1989 - 1994) Volume Program

Pad a umumnya rnasalah sampah bagi kota-kota keci 1 tjengan ~, epadatan antara 5 - 15 j i wa/ha sepert i kota- k,ota di Aceh Besat- (kecuali Dat-ul lmarah) belum menjadi persoalan yang set-ius. Hal ini disebabkan daya dUkung lingkun gan masih memadai.

Se bag a i mana kebi asaan penduduk umumnya, sampah di bakar dan ditimbun. Sebagian orang malahan ada yang membuang di sungai. Kendati daya dukung masih memadai, penanganan sampah tradisional seperti tersebut sedikit banyak telah menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu kesehatan. Bagi kota-kota kecil yang sedang tumbuh dan berkembang perlu adanya organisasi masyarakat yang mengelola sampah dan di lengkapi dengan peralatan yang memadai serta tempat pembuangan sampah rasmi yang tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya.

Beberapa jenis pet-alatan yang diperlukan antat-a lain Bin Container, gerobak sampah, bak sampah/dipo transfer, dan truk. Anggapan yang digunakan untuk menghitung kabutuhan adalah sebagai berikut :

- setiap rumah dianggap memiliki bin-container send i ri - set i ap 1.000 j i wa penduduk memet-l Uké\.t1 1 buah sepeda-gerobak - setiap truk mempunyai kapasitas 8 m" dan dapat bekerja 2-3

rit /hari membuang sampah ke tempat pembuangan akhir - bak sampah tidak diperlukan karena tidak menyangkut kawasan

kota yang luas dan Dipo Transfer diperlukan jika menyangkut kawasan yang tidak terlampau luas dan terdiri at as beberapa kelompok pemukiman

- setiap kota memerlukan Tempat Pembuangan Akh i r (TPA) tersendiri.

..

Volume Program Persampahan

---------- -- -- ------------------------- --------------------- -Satuan Vol. Harg.Sat~TA-1 I<.ota --------- -- ----------------Lhoknga Spd-gt-b Dip.Tr. Truck

buah buah buah

D.lmarah Spd-grb buah Dip.Tr . buah Truck buah

Lambat-o Spd-gt-b Dip . Tt-. Truck

Jantho Spd-gt-b Dip.Tt-. Truck

buah buah

buah buah buah

7 0,3

31 0,3 1 10,0 1 45,0

7 0,3

45,0

TA-2 TA - 3 TA-4 TA- 5 -------------- ------------------

3

5 7 8 5 1

4

---------------------------- - --------------------------------Ket. : ~ dalam juta

87

Page 106: KABUPATEN ACEH BESAR

LAMPIRAN F

PJM Jalan Kota (1989 - 1990) Volume Program

Program pembangunan jalan dibatasi hanya IJntuk status jalan kot a dan t i dak termasuk status ja 1 an pt-O V i ns i se sua i dengan PP 14/1967 mengenai Pelimpal1an Wewenang Pemet-i ntahan di Bi dang Pekerjaan Umum. Lingkup program jalan tet-dit-i atas Perawatan ·Jalan, Peningkatan Jalan, dan Pembangunan Jalan Baru. Dalam PJM-P3KT, program dibatasi hanya untuk Perawatan dan Peningkatan Jalan saja.

Pet-awatan Jalan

Perawatan jalan pad a dasarnya upaya menjaga jalan agar tetap berfungsi optima l. Umumnya jalan masih berfungsi. Hanya saja, beberapa bagian badan jalan sedang mengalami kerusakan seh i ngga akan mengancam penut-unan fungs i yang ada. Bebet-apa jenis kerusakan dan penanganannya dapat dilihat pada Gambat- F.

Program perawatan jalan dilaksanakan secara periodik 30% atau 50% dar; panjang jalan yang ada pertahun. Dengan demikian pada tahun ketiga atau keempat seharusnya program perawatan akan bet-ulang. Tetapi, volume pt-ogram yang disusun di sini secara lumpsum, artinya dapat dialokasikan ke mana saJa sesuai yang diperlukan dengahn jatah 30% dari panjang jalan yang ada pertahun.

Peningkatan Jalan

Peningkatan Jalan adalah upaya meningkatkan fungsi jalan melalui pet-ekayasaan konstruksi karena jalan yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan fungsi semula (malafungsi). Peni ngkatan fungs i i ni ak i bat penggunaan ja 1 an yang t i dak sesuai dengan konstruksi dan ukut-an semula dan juga kat-ena perkembangan pemukiman.

Standar Biaya Konstruksi

Standar biaya yang dipergunakan di sini dihitung berdasarkan pengalaman/infot-mas; dari Dinas Pe!<.et-jaan Umum Kota Madia Banda Ace~. Mungkin saja angka yang dipakai tidak tepat, tetapi yang penting secara total jumlah biaya mencukup i untuk keperluan yang dimaksud.

66

Volume Program Jalan Kota

-------------------------------------------------------------Kota Satuan Volume Hrg.Sat.*TA-1 TA-2 TA-3 TA-4 TA-5 -------------------------------------------------------------Lhoknga Peraw. km/~h Pening. m

D.lmarah Peraw. km/~h Pening. ol

Lambaro

46,25 36,00

46,25 45,30

Peraw. km/~h Pening. m 24,60

Jantho Peraw. km/~h 51,15 Pening. m

3,0 0,02

3,0 0,03

0,03

3,0

9,25 9,25 9,25 9,25 9,25 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

9,25 9,25 9,25 9,25 9,25 9,90 9,90 9,00 10,80 5,70

10,80 9,00 4,80

10,23 10,23 10,23 10,23 10, 23

---------------------------- ------ ---------------------------Ket. : * dalam juta