PENENTUAN TITIK ISOSBESTIK
I. TUJUAN
1. Mencari panjang gelombang pada titik isosbestik.2. Menentukan
konsentrasi sampel pada panjang gelombang titik isosbestik.3.
Membandingkan penetapan kadar pada panjang gelombang maksimum dan
pada panjang gelombang titik isosbestik.II. DASAR TEORINewton
(1672) dapat menunjukkan bahwa pemecahan radiasi terlihat dari
sinar matahari menjadi komponen-komponen yang berwarna dapat
dilakukan dengan menggunakan prisma gelas disamping atmosfer yang
berair.Dengan menggunakan serangkaian lensa dan prisma, maka sinar
matahari dapat terpecah menjadi beberapa komponen yang berwarna dan
dapat terlihat pada layar.Spektrum warna yang berasal dari matahari
mempunyai urutan warna yaitu ultra violet, violet, nila, biru,
hijau, kuning, jingga, merah, infra merah. Ternyata spektrum
terlihat, dapat juga diperoleh dari lain sumber disamping matahari
seperti pada pengaliran arus listrik melalui filamen yang terbuat
dari bahan seperti tungsten menghasilkan suatu sumber yang berpijar
yang memancarkan radiasi terlihat. Radiasi yang dipancarkan dari
suatu sumber dapat dilihat oleh mata manusia bila radiasi terletak
dalam daerah terlihat dari spektrum, tetapi sistem deteksi lain
harus digunakan jika radiasi terletak diluar daerah ini (Hardjono,
2001).Dalam nomenklatur spektroskopi, absorpsi merupakan suatu
proses penyerapan energi frekuensi radiasi tertentu secara selektif
oleh species kimia di dalam medium tranparan. Disini energi radiasi
elektromagnetik tersebut dipindahkan ke dalam atom atau molekul
materi itu. Akibatnya terjadi suatu peningkatan energi elektronik
atom-molekul tersebut (terjadi eksitasi elektron dari tingkat
pemukaan energi dasar ke tingkat energi pemukaan energi eksitasi).
Menurut teori kuantum, setiap partikel dasar (atom,ion, atau
molekul) memiliki satu tingkat permukaan energi yang khas, dengan
yang terendah disebut tingkat permukaan energi dasar (ground state)
dan yang lebih tinggi disebut tingkat energi eksitasi (Widjaja
dkk., 2008). Spektrofotometri UV-Vis merupakan bagian dari teknik
analisis spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi berupa
elektromagnetik ultra violet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak
(380-780) yang menggunakan instrumen spektrofotometer.
Spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibandingkan kualitatif karena melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis. Suatu
molekul hanya akan menyerap radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang yang khusus (spesifik untuk molekul tersebut) untuk
absorbsi cahaya ultraviolet (radiasi berenergi tinggi) yang
mengakibatkan berpindahnya sebuah elektron ke orbital dengan energi
yang lebih tinggi (Sjahid, 2008).Spektrofotometri merupakan suatu
metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube.Spektrofotometri dapat dianggap
sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih
mendalam dari absorbsi energi.Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu
perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk
komponen yang berbeda.Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur
transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang.Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini,
metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri
(Saputra, 2009).Suatu spektrometer serapan bekerja pada daerah
panjang gelombang sekitar 200 nm (pada ultra-violet dekat) sampai
sekitar 800 nm (pada infra-merah sangat dekat). Lompatan elektron
yang mungkin menyerap sinar pada daerah itu jumlahnya terbatas.
Lompatan yang mungkin terjadi pada specktrum UV-vis ditunjukan
dengan panah hitam, dan yang tidak mungkin dengan warna abu-abu.
Panah dengan titik-titik abu-abu menunjukan lompatan yang menyerap
sinar di luar daerah spektrum yang diamati (Clarck, 2007).
Lompatan yang lebih besar membutuhkan enrgi yang lebih besar dan
menyerap sinar dengan panjang gelombang yang lebih pendek. Lompatan
yang ditunjukan dengan tanda panah abu-abu menyerap sinar UV dengan
panjang gelombang yang lebih rendah dari 200 nm.Lompatan yang
penting diantaranya:
Dari orbital ( Dari orbital n( Dari orbital n(Artinya untuk
menyerap sinar pada daerah antara 200 800 nm (pada daerah dimana
spektra diukur), molekul harus mengandung ikatan pi atau terdapat
atom dengan orbital non-ikatan. Ingat bahwa orbital non-ikatan
adalah pasangan elektron bebas, misalnya pada oksigen, nitrogen,
atau halogen. Bagian molekul yang dapat menyerap sinar disebut
kromofor (Clarck, 2007).Titik IsosbestikPanjang gelombang pada
titik isosbestik merupakan panjang gelombang dimana kromofornya
tidak dipengaruhi oleh pH. Titik isosbestik adalah beberapa
spektrum absorpsi suatu kromofor pada berbagai pH
(Susantidkk.,2012). Kromofor merupakan suatu gugus kovalen tidak
jenuh yang bertanggung jawab untuk serapan elektronik. kromofor
merupakan bagian molekul yang mengabsorpsi dalam daerah ultra
violet dan daerah sinar tampak. (RothdanBlaschke, 1988).Nama titik
isosbestik berasal dari kata Yunani yaitu iso yang berarti sama
dengan atau yang sama, dan sbestos yang berarti dapat dipadamkan.
Titik isosbestik dapat pula diartikan sebagai panjang
gelombang,bilangan gelombang atau frekuensi di mana total
absorbansi dari suatu sampel tidak berubah terjadi selama reaksi
kimia atau perubahan fisik sampel (IUPAC, 2009).
Kurva di atas menggambarkan titik isosbetik dari suatu senyawa
yang diukur absorbansinya pada pH yang berbeda. Kurva dengan garis
kuning menunjukkan absorbansi panjang gelombang pada suasana asam.
Kurva hijau menggambarkan absorbansi panjang gelombang pada suasana
netral dan kurva berwarna biru menggambarkan absorbansi pada
suasana basa. Dari kurva terlihat perbedaan absorbansi pada
masing-masing pH dan pada akhirnya akan ditemukan suatu panjang
gelombang dimana pada ketiga pH tersebut memiliki besaran
adsorbansi yang sama.FenolftaleinFenolftalein mengandung tidak
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C20H14O4, dihitung
terhadapzat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk hablur; putih
atau putih kekuningan lemah; tidak berbau; stabil diudara.
Kelarutan praktis tidak larut dalam air; larut dalam etanol; agak
sukar larut dalam eter. (Depkes RI, 1995)
Fenolftalein merupakan salah satu indikator asam basa. Sebagai
indikator fenolftalein akan menunjukkan perubahan warna yang sangat
signifikan yaitu tak berwarna dalam suasana asam dan berwarna merah
muda pada larutan basa. Perubahan warna tersebut terjadi berkaitan
dengan perubahan struktur dari fenolftalein.Adanya perubahan
struktur pada molekul fenolftalein menyebabkan terjadinya
pergeseran serapan ke panjang gelombang yang lebih tinggi pada
larutan basa.Pergeseran ke panjang gelombang yang lebih tinggi
terkait dengan derajat delokalisasi yang lebih besar. Dibawah ini
merupakan struktur dari dua molekul yang berbeda warna yaitu :
Struktur Fenolftalein dalam Keadaan Asam dan Basa
Keduanya menyerap sinar ultraviolet, selain itu struktur di
sebelah kanan juga menyerap sinar tampak dengan puncak 553 nm.
Molekul dalam larutan asam tak berwarna karena mata tidak dapat
mendeteksi adanya penyerapan beberapa sinar ultraviolet. Akan
tetapi, mata mampu mendeteksi penyerapan pada 553 nm yang
dihasilkan oleh pembentukan molekul dalam larutan basa. Panjang
gelombang 553 nm merupakan daerah hijau pada spektrum sinar tampak.
Hijau dan merah muda (magenta) adalah warna komplementer, dimana
apabila keduanya digabungkan akan menghasilkan sinar putih. Warna
yang dapat dilihat oleh mata adalah komplementer dari hijau. Pada
gambar di bawah ini merupakan struktur pada larutan asam yang telah
dimodifikasi bentuk tak berwarna. Jangkauan delokalisasi
ditunjukkan dengan warna merah :
Delokalisasi Fenolftalein dalam Suasana Asam dengan Warna
Merah
Delokalisasi terjadi pada ketiga cincin yang melebar hingga
ikatan rangkap dua karbon oksigen, dan ke atom-atom oksigen karena
adanya pasangan elektron bebas. Tetapi delokalisasi tidak meluas ke
seluruh molekul. Atom karbon di tengah dengan empat ikatan tunggal
menghalangi tiap daerah delokalisasi berhubungan satu sama lain.
Penataan ulang menyebabkan delokalisasi melebar ke seluruh ion.
Delokalisasi yang lebih besar ini menurunkan energi yang dibutuhkan
untuk melompat dan panjang gelombang sinar yang diserap lebih
panjang, seperti yang terlihat pada gambar berikut (Clarck,
2007):
Delokalisasi Fenolftalein dalam Suasana Asam dengan Warna
MagentaIII.ALAT DAN BAHAN
ALAT:
Pipet volume
Gelas beaker Pipet tetes Labu takar Ball filler Spatula Gelas
ukur Spektrofotometer Tissue Lap
BAHAN:
Fenolftalein HCl NaOH Aquades
IV. PELAKSANAAN PERCOBAANa. Skema Kerja (Sesuai Buku
Petunjuk)Buatlah :1. Larutan PP dengan konsentrasi 10g/mg
(mengandung HCL sebanyak 0,2ml)
2. Larutan PP dengan konsentrasi 10g/mg (tanpa penambahan HCL
maupun NaOH)
3. Larutan PP dengan konsentrasi 10g/mg (mengandung NaOH
sebanyak 0,2ml)
Ketiga larutan tersebut dibuat spektrumnya pada panjang
gelombang 260-660nm. Kemudian tentukan panjang gelombang maksimum
pada suasana asam, panjang gelombang titik isosbestiknya, panjang
gelombang maksimum pada suasana basa. Tabelkan harga absorbansi
pada ketiga panjang gelombang tersebut.b. Skema Kerja (Diagram
Alir)A. Pembuatan Larutan Baku
1. Larutan Baku AsamDipipet 0,1 ml larutan phenolphtalein dengan
kadar 10 g/ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mlDitambahkan
0,2 ml HCl 0,1 M, kemudian ditambahkan aquades hingga tanda batas2.
Larutan Baku BasaDipipet 0,1 ml larutan phenolphtalein dengan kadar
10 g/ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml.Ditambahkan 0,2 ml
NaOH 0,1 N, kemudian ditambahkan aquades hingga tanda batas.3.
Larutan Baku NetralDipipet 0,1 ml larutan phenolphtalein dengan
kadar 10 g/ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mlkemudian
ditambahkan aquades hingga tanda batasB. Pembuatan Larutan Sampel
NetralDipipet 0,1 ml larutan phenolphtalein dengan kadar 10 g/ml,
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mlkemudian ditambahkan aquades
hingga tanda batasC. Pelaksanaan Percobaan
1. Penentuan panjang gelombang maksimum pada larutan baku asam,
netral, dan basa serta titik isosbestiknya.
Spektrofotometer dikalibrasi terlebih dahulu dengan blangko
aquadest.Ketiga larutan baku di ukur nilai absorbansinya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 260-660 nm.Dicari panjang
gelombang maksimum dari masing-masing larutan baku.Dibuat kurva dan
dicari titik isosbestiknya.
2. Penentuan kadar sampel
Spektrofotometer di kalibrasi terlebih dahulu dengan blangko
aquadest.
Larutan sampel di ukur nilai absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum larutan baku asam dan basa serta pada titik
isosbestiknya dan digunakan larutan baku netral sebagai
standar.
Dicatat nilai absorbansinya dan dihitung untuk mendapatkan kadar
dari sampel.
V. DATA PENGAMATAN
5.1. Tabel Nilai Absorbansi pada Panjang Gelombang
260nm-660nmTabel pengamatan nilai absorbansi larutan baku asam,
basa, dan netral pada panjang gelombang 260 nm-660 nm.
(nm)Absorbansi BasaAbsorbansi AsamAbsorbansi
NetralAbsorbansi
Sampel
2600,2540.0800,077
2630,2270,0860,083
2660,2100,0920,089
2690,2000,0980,095
2720,1950,1010,099
2750,1920,1020,1000,164
2780,1900,0990,097
2810,1890,0920,091
2840,1880,0790,077
2870,1880,0590,057
2900,1860,0440,041
2930,1810,0340,032
2960,1740,0270,025
2990,1660,0230,020
3020,1530,0180,016
3050,1330,0140,012
3080,1050,0100,008
3110,0780,0080,005
3140,0610,0060,004
3170,0520,0060,003
3200,0470,0050,003
3230,0440,0050,002
3260,0420,0040,002
3290,0410,0040,002
3320,0410,0030,001
3350,0430,0030,001
3380,0460,0030,001
3410,0490,0030,001
3440,0530,0030,001
3470,0560,0030,001
3500,0610,0030,001
3530,0670,0030,001
3560,0740,0030,001
3590,0630,003-0,004
3600,0860,009-0,003
3630,0920,007-0,004
3660,0970,007-0,004
3690,1000,008-0,004
3720,1020,008-0,004
3750,1020,008-0,004
3780,1020,000-0,004
3810,0990,007-0,004
3840,0920,007-0,004
3870,0800,007-0,004
3900,0680,008-0,004
3930,0580,007-0,004
3960,0490,007-0,004
3990,0410,007-0,004
4020,0330,007-0,004
4050,0260,007-0,004
4080,0200,007-0,004
4110,0150,007-0,004
4140,0130,008-0,004
4170,0130,007-0,005
4200,0130,006-0,005
4230,0140,006-0,004
4260,0140,006-0,004
4290,0160,006-0,003
4320,0170,007-0,003
4350,0200,007-0,004
4380,0220,007-0,004
4410,0250,007-0,004
4440,0270,007-0,004
4470,0290,007-0,003
4500,0310,007-0,003
4530,0350,007-0,003
4560,0390,007-0,003
4590,0450,0070,002
4600,046-0,0010,002
4630,0510,0000,002
4660,059-0,0010,002
4690,060-0,0010,002
4720,065-0,0010,002
4750,0700,0000,002
4780,0760,0000,002
4810,084-0,0010,002
4840,0940,0000,002
4870,1050,0000,002
4900,1170,0000,002
4930,126-0,0010,002
4960,136-0,0010,002
4990,1470,0000,002
5020,160-0,0010,002
5050,178-0,0010,002
5080,200-0,0010,002
5110,223-0,0010,002
5140,2420,0000,003
5170,2590,0000,003
5200,2730,0000,002
5230,2910,0000,002
5260,3140,0000,002
5290,3370,0000,002
5320,3710,0000,002
5350,4080,0000,002
5380,4460,0000,002
5410,475-0,0010,002
5440,4980,0000,003
5470,5250,0000,003
5500,5450,0000,003
5530,5560,0000,0030,002
5560,5380,0000,003
5590,4940,0000,003
5600,472-0,0020,001
5630,422-0,0020,001
5660,378-0,0020,002
5690,336-0,0020,001
5720,288-0,0020,002
5750,242-0,0020,001
5780,193-0,0020,001
5810,142-0,0030,001
5840,102-0,0020,001
5870,077-0,0020,001
5900,061-0,0020,001
5930,050-0,0020,001
5960,039-0,0020,001
5990,030-0,0020,001
6020,022-0,0020,002
6050,015-0,0020,001
6080,011-0,0020,001
6110,008-0,0020,000
6140,007-0,0020,001
6170,0060,0010,004
6200,005-0,0020,000
6230,004-0,0020,000
6260,003-0,0020,001
6290,003-0,0020,001
6320,002-0,0020,001
6350,002-0,0020,000
6380,002-0,0010,001
6410,002-0,0020,000
6440,002-0,0020,000
6470,002-0,0020,001
6500,002-0,0020,001
6530,001-0,0020,000
6560,002-0,0020,001
6590,002-0,0010,002
5.4 Kurva Absorbansi Penentuan Titik Isosbestik
5.3. Absorbansi Sampel PhenolphthaleinSuasana
(nm)A
Asam2750,164
Basa5530,002
VI. PERHITUNGAN6.1 Pembuatan Larutan Baku
Pembuatan larutan baku fenolftalein dengan kadar 10 g/mL yang
dibuat dalam suasana asam, basa dan netral. Perhitungan :
Diketahui:
C1 = 1 mg/mL
C2 = 10 g/mL = 0,01 mg/mL
V2 = 10 ml
Ditanya : V1 =.... mL ?
Jawab :V1 . C1 =V2 . C2
V1 .1 mg/mL = 10 ml .0,01 mg/mL
V1 = 0,1 mLKeterangan:C1= Kadar pp standar
V1= Volume pp standarC2= Kadar pp baku (untuk pembuatan larutan
asam, basa dan netral)
V2= Volume pp baku (untuk pembuatan larutan asam, basa dan
netral)
6.2 Konsentrasi Phenolphtalein Baku Diketahui: BM pp = 318,33
g/mol (FI edisi IV, hal 662)
Kadar pp baku = 10 g/mL =Ditanya: Konsentrasi pp = .?
Jawab:
6.3 Menentukan Konsentrasi Larutan pada Panjang Gelombang
Maksimum Suasana Asam, Basa, dan Panjang Gelombang Titik
Isosbestika) Penentuan konsentrasi sampel pada panjang gelombang
maksimum suasana asam
b) Absortivitas molar () phenolphtalein pada panjang gelombang
maksimum suasana asam 275nmDiketahui:
A = 0,102
b = 1 cm
c = Ditanya : asam =..?Jawab:
b c
c) Konsentrasi zat pada suasana asamDiketahui:
A = 0,164
b = 1 cm
=
Ditanya : csampel =..?
Jawab:
b csampelcsampel
d) Kadar sampel pada suasana asam
Kadar = csampel BM
= = 1.607,57 gr/L = 16,07 g/mL
A. Penentuan konsentrasi sampel pada panjang gelombang maksimum
suasana basa
a) Absortivitas molar () phenolphtalein pada panjang gelombang
maksimum suasana basa 553nmDiketahui:
A = 0,556
b = 1 cm
c = Ditanya : basa =..?
Jawab:
b c
b) Konsentrasi zat pada suasana basaDiketahui:
A = 0,002
b = 1 cm
=
Ditanya : csampel =..?
Jawab:
b csampelcsampel
e) Kadar sampel pada suasana basa
Kadar = csampel BM
= = 350,163 gr/L = 3,5 g/mLB. Penentuan konsentrasi sampel pada
panjang gelombang titik isosbestik
Pada praktikum ini tidak dilakukan pengukuran absorbansi pada
panjang gelombang titik isosbestik, karena panjang gelombang titik
isosbestiknya tidak bisa ditentukan.VII. PEMBAHASANTitik isosbestik
merupakan perpotongan beberapa spektrum absorpsi suatu kromofor
pada berbagai pH. Panjang gelombang pada titik isosbestik merupakan
panjang gelombang dimana kromofornya tidak dipengaruhi oleh pH.
Penentuan titik isosbestik pada praktikum ini dilakukan untuk
membandingkan pengaruh pH terhadap absorbansi sampel larutan
phenolphtalein.
Praktikum diawali dengan pembuatan larutan baku phenolptalein
dengan kadar 10 g/mL yang dibuat dalam suasana asam, netral dan
basa. Pembuatan larutan baku ini dilakukan dengan pengenceran,
yaitu memipet sebanyak 0,1 ml larutan phenolptalein 10 mg/ml ke
dalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan dengan aquadest hingga tanda
batas. Untuk larutan asam ditambahkan 0,2 mL HCl 0,1 N dan untuk
larutan basa ditambahkan 0,2 ml NaOH 0,1 N. Masing-masing larutan
baku diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-vis pada
panjang gelombang 260-660 nm. Sebelum melakukan pengukuran
absorbansi pada masing-masing panjang gelombang yang telah diatur,
terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan blanko yaitu
aquades. Penggunaan blangko ini bertujuan untuk mengembalikan ke
kondisi nol sehingga pengukuran absorbansi larutan tidak
dipengaruhi oleh nilai absorbansi pelarut. Selain itu kalibrasi
berfungsi untuk memperkecil kesalahan pengukuran. Setelah kalibrasi
selesai larutan baku netral diukur absorbansinya pada masing-masing
panjang gelombang. Hal yang sama pada dilakukan pada masing-masing
larutan baku asam.
Dari hasil pengukuran didapatkan hasil absorbansi yang tertera
pada tabel data pengamatan. Panjang gelombang dan absorbansi lalu
dibuat kurva spektrumnya sebagai berikut :
Kurva panjang gelombang dan absorbansi (Kurva penetuan Titik
IsosbestikKurva di atas menunjukkan harga absorbansi pada berbagai
kondisi berbeda yaitu asam, basa dan netral. Dari nilai absorbansi
ini dapat ditentukan nilai panjang gelombang maksimumnya,
berdasarkan besar absorbansinya yang paling maksimal dan
ditunjukkan sebagai puncak pada kurva. Panjang gelombang maksimum
larutan baku suasana asam dan larutan suasana netral diperoleh pada
panjang gelombang yang sama yaitu 275nm. Sedangkan untuk panjang
gelombang maksimum pada suasana basa, pada panjang gelombang 553nm,
nilai ini sesuai dengan nilai panjang gelombang maksimum
phenolptalein yang berdasarkan literatur untuk suasana asam dan
basa. Perbedaan serapan panjang gelombang antara suasana asam dan
netral dengan basa disebabkan fenolftalein hanya terurai pada
suasana basa, sedangkan pada suasana asam tidak terjadi perubahan
molekul sehingga kurva absorbansi yang dihasilkan berhimpit (Depkes
RI, 1995). Panjang gelombang titik isosbestik didapat dari
perpotongan spektrum absorpsi dari kurva spektrum larutan asam,
basa dan netral. Pada praktikum kali ini, panjang gelombang titik
isosbestik tidak didapatkan karena tidak ada nilai yang sama pada
absorbansi asam, basa maupun netral. Kesalahan ini kemungkinan
disebabkan oleh kondisi larutan baku yang digunakan pada percobaan
tidak sama dengan larutan baku dalam literatur sehingga menimbulkan
perbedaan nilai absorbansi selain itu mungkin juga disebabkan oleh
adanya kesalahan dalam melakukan percobaan seperti penggunaan kuvet
yang mengandung pengotor sehingga nilai absorbansinya berbeda
dengan nilai sebenarnya.Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai
absortivitas molar () dari nilai absorbansi pada kondisi asam, basa
dan titik isosbestik dengan menggunakan persamaan Lambert-Beer.
Karena tidak ditemukan titik isosbestiknya maka perhitungan
absorbansi molar () dilakukan pada kondisi asam dan basa saja.
Nilai yang didapat adalah untuk maks asam adalah sedangkan untuk
maks basa adalah . Dari nilai absortivitas molar yang didapat
tersebut, dapat dihitung konsentrasi sampel dengan melihat nilai
absorbansinya pada kedua panjang gelombang maksimumnya. Dari
perhitungan tersebut konsentrasi sampel yang didapat pada suasana
asam sebesar , dan kadar sampel pada suasaa asam sebesar 16,07
g/mL. Konsentrasi sampel pada suasana basa sebesar , dan kadar
sampel pada suasana basa sebesar 3,5 g/mL. Perbedaan kadar pp pada
suasana asam dan basa disebabkan oleh sifat larutan pp yang akan
terionkan pada suasana basa dan tidak terionkan pada suasana asam,
sehingga pada suasana basa kadar larutan pp sampel jauh lebih kecil
dibandingkan pada suasana asam. Pada panjang gelombang titik
isosbestik tidak dilakukan perhitungan karena tidak dilakukan
ditemukan titik isosbestiknya dan tidak dilakukan pengukuran
absorbansi pada panjang gelombang maksimumnya. VIII. KESIMPULAN1.
Untuk panjang gelombang titik isosbestik tidak didapatkan pada
praktikum ini karena tidak ada nilai yang sama pada absorbansi
asam, basa maupun netral. 2. Konsentrasi sampel pada panjang
gelombang titik isosbestik tidak bisa ditentukan karena tidak
dilakukan perhitungan (titik isosbestik tidak ditemukan pada
praktikum ini).3. Tidak dapat dilakukan perbandingan penetapan
kadar pada panjang gelombang maksimum dan pada panjang gelombang
titik isosbestik karena tidak dilakukan pengukuran pada absorbansi
panjang gelombang titik isosbestik.22
_1271776221.xlsChart1
0.25400.077
0.2270.0860.083
0.210.0920.089
0.20.0980.095
0.1950.1010.099
0.1920.1020.1
0.190.0990.097
0.1890.0920.091
0.1880.0790.077
0.1880.0590.057
0.1860.0440.041
0.1810.0340.032
0.1740.0270.025
0.1660.0230.02
0.1530.0180.016
0.1330.0140.012
0.1050.010.008
0.0780.0080.005
0.0610.0060.004
0.0520.0060.003
0.0470.0050.003
0.0440.0050.002
0.0420.0040.002
0.0410.0040.002
0.0410.0030.001
0.0430.0030.001
0.0460.0030.001
0.0490.0030.001
0.0530.0030.001
0.0560.0030.001
0.0610.0030.001
0.0670.0030.001
0.0740.0030.001
0.0630.003-0.004
0.0860.009-0.003
0.0920.007-0.004
0.0970.007-0.004
0.10.008-0.004
0.1020.008-0.004
0.1020.008-0.004
0.1020-0.004
0.0990.007-0.004
0.0920.007-0.004
0.080.007-0.004
0.0680.008-0.004
0.0580.007-0.004
0.0490.007-0.004
0.0410.007-0.004
0.0330.007-0.004
0.0260.007-0.004
0.020.007-0.004
0.0150.007-0.004
0.0130.008-0.004
0.0130.007-0.005
0.0130.006-0.005
0.0140.006-0.004
0.0140.006-0.004
0.0160.006-0.003
0.0170.007-0.003
0.020.007-0.004
0.0220.007-0.004
0.0250.007-0.004
0.0270.007-0.004
0.0290.007-0.003
0.0310.007-0.003
0.0350.007-0.003
0.0390.007-0.003
0.0450.0070.002
0.046-0.0010.002
0.05100.002
0.059-0.0010.002
0.06-0.0010.002
0.065-0.0010.002
0.0700.002
0.07600.002
0.084-0.0010.002
0.09400.002
0.10500.002
0.11700.002
0.126-0.0010.002
0.136-0.0010.002
0.14700.002
0.16-0.0010.002
0.178-0.0010.002
0.2-0.0010.002
0.223-0.0010.002
0.24200.003
0.25900.003
0.27300.002
0.29100.002
0.31400.002
0.33700.002
0.37100.002
0.40800.002
0.44600.002
0.475-0.0010.002
0.49800.003
0.52500.003
0.54500.003
0.55600.003
0.53800.003
0.49400.003
0.472-0.0020.001
0.422-0.0020.001
0.378-0.0020.002
0.336-0.0020.001
0.288-0.0020.002
0.242-0.0020.001
0.193-0.0020.001
0.142-0.0030.001
0.102-0.0020.001
0.077-0.0020.001
0.061-0.0020.001
0.05-0.0020.001
0.039-0.0020.001
0.03-0.0020.001
0.022-0.0020.002
0.015-0.0020.001
0.011-0.0020.001
0.008-0.0020
0.007-0.0020.001
0.0060.0010.004
0.005-0.0020
0.004-0.0020
0.003-0.0020.001
0.003-0.0020.001
0.002-0.0020.001
0.002-0.0020
0.002-0.0010.001
0.002-0.0020
Absorbansi Basa
Absorbasi Asam
Absorbasi Netral
Panjang Gelombang (nm)
Absorbasi
Kurva Penentuan Titik Isosbestik
Sheet1
Absorbansi BasaAbsorbasi AsamAbsorbasi Netral
2600.2540.0800.077
2630.2270.0860.083
2660.210.0920.089
2690.20.0980.095
2720.1950.1010.099
2750.1920.1020.1
2780.190.0990.097
2810.1890.0920.091
2840.1880.0790.077
2870.1880.0590.057
2900.1860.0440.041
2930.1810.0340.032
2960.1740.0270.025
2990.1660.0230.02
3020.1530.0180.016
3050.1330.0140.012
3080.1050.010.008
3110.0780.0080.005
3140.0610.0060.004
3170.0520.0060.003
3200.0470.0050.003
3230.0440.0050.002
3260.0420.0040.002
3290.0410.0040.002
3320.0410.0030.001
3350.0430.0030.001
3380.0460.0030.001
3410.0490.0030.001
3440.0530.0030.001
3470.0560.0030.001
3500.0610.0030.001
3530.0670.0030.001
3560.0740.0030.001
3590.0630.003-0.004
3600.0860.009-0.003
3630.0920.007-0.004
3660.0970.007-0.004
3690.10.008-0.004
3720.1020.008-0.004
3750.1020.008-0.004
3780.1020-0.004
3810.0990.007-0.004
3840.0920.007-0.004
3870.080.007-0.004
3900.0680.008-0.004
3930.0580.007-0.004
3960.0490.007-0.004
3990.0410.007-0.004
4020.0330.007-0.004
4050.0260.007-0.004
4080.020.007-0.004
4110.0150.007-0.004
4140.0130.008-0.004
4170.0130.007-0.005
4200.0130.006-0.005
4230.0140.006-0.004
4260.0140.006-0.004
4290.0160.006-0.003
4320.0170.007-0.003
4350.020.007-0.004
4380.0220.007-0.004
4410.0250.007-0.004
4440.0270.007-0.004
4470.0290.007-0.003
4500.0310.007-0.003
4530.0350.007-0.003
4560.0390.007-0.003
4590.0450.0070.002
4600.046-0.0010.002
4630.05100.002
4660.059-0.0010.002
4690.06-0.0010.002
4720.065-0.0010.002
4750.0700.002
4780.07600.002
4810.084-0.0010.002
4840.09400.002
4870.10500.002
4900.11700.002
4930.126-0.0010.002
4960.136-0.0010.002
4990.14700.002
5020.16-0.0010.002
5050.178-0.0010.002
5080.2-0.0010.002
5110.223-0.0010.002
5140.24200.003
5170.25900.003
5200.27300.002
5230.29100.002
5260.31400.002
5290.33700.002
5320.37100.002
5350.40800.002
5380.44600.002
5410.475-0.0010.002
5440.49800.003
5470.52500.003
5500.54500.003
5530.55600.003
5560.53800.003
5590.49400.003
5600.472-0.0020.001
5630.422-0.0020.001
5660.378-0.0020.002
5690.336-0.0020.001
5720.288-0.0020.002
5750.242-0.0020.001
5780.193-0.0020.001
5810.142-0.0030.001
5840.102-0.0020.001
5870.077-0.0020.001
5900.061-0.0020.001
5930.05-0.0020.001
5960.039-0.0020.001
5990.03-0.0020.001
6020.022-0.0020.002
6050.015-0.0020.001
6080.011-0.0020.001
6110.008-0.0020
6140.007-0.0020.001
6170.0060.0010.004
6200.005-0.0020
6230.004-0.0020
6260.003-0.0020.001
6290.003-0.0020.001
6320.002-0.0020.001
6350.002-0.0020
6380.002-0.0010.001
6410.002-0.0020
To resize chart data range, drag lower right corner of
range.
_1271776219.xlsChart1
0.25400.077
0.2270.0860.083
0.210.0920.089
0.20.0980.095
0.1950.1010.099
0.1920.1020.1
0.190.0990.097
0.1890.0920.091
0.1880.0790.077
0.1880.0590.057
0.1860.0440.041
0.1810.0340.032
0.1740.0270.025
0.1660.0230.02
0.1530.0180.016
0.1330.0140.012
0.1050.010.008
0.0780.0080.005
0.0610.0060.004
0.0520.0060.003
0.0470.0050.003
0.0440.0050.002
0.0420.0040.002
0.0410.0040.002
0.0410.0030.001
0.0430.0030.001
0.0460.0030.001
0.0490.0030.001
0.0530.0030.001
0.0560.0030.001
0.0610.0030.001
0.0670.0030.001
0.0740.0030.001
0.0630.003-0.004
0.0860.009-0.003
0.0920.007-0.004
0.0970.007-0.004
0.10.008-0.004
0.1020.008-0.004
0.1020.008-0.004
0.1020-0.004
0.0990.007-0.004
0.0920.007-0.004
0.080.007-0.004
0.0680.008-0.004
0.0580.007-0.004
0.0490.007-0.004
0.0410.007-0.004
0.0330.007-0.004
0.0260.007-0.004
0.020.007-0.004
0.0150.007-0.004
0.0130.008-0.004
0.0130.007-0.005
0.0130.006-0.005
0.0140.006-0.004
0.0140.006-0.004
0.0160.006-0.003
0.0170.007-0.003
0.020.007-0.004
0.0220.007-0.004
0.0250.007-0.004
0.0270.007-0.004
0.0290.007-0.003
0.0310.007-0.003
0.0350.007-0.003
0.0390.007-0.003
0.0450.0070.002
0.046-0.0010.002
0.05100.002
0.059-0.0010.002
0.06-0.0010.002
0.065-0.0010.002
0.0700.002
0.07600.002
0.084-0.0010.002
0.09400.002
0.10500.002
0.11700.002
0.126-0.0010.002
0.136-0.0010.002
0.14700.002
0.16-0.0010.002
0.178-0.0010.002
0.2-0.0010.002
0.223-0.0010.002
0.24200.003
0.25900.003
0.27300.002
0.29100.002
0.31400.002
0.33700.002
0.37100.002
0.40800.002
0.44600.002
0.475-0.0010.002
0.49800.003
0.52500.003
0.54500.003
0.55600.003
0.53800.003
0.49400.003
0.472-0.0020.001
0.422-0.0020.001
0.378-0.0020.002
0.336-0.0020.001
0.288-0.0020.002
0.242-0.0020.001
0.193-0.0020.001
0.142-0.0030.001
0.102-0.0020.001
0.077-0.0020.001
0.061-0.0020.001
0.05-0.0020.001
0.039-0.0020.001
0.03-0.0020.001
0.022-0.0020.002
0.015-0.0020.001
0.011-0.0020.001
0.008-0.0020
0.007-0.0020.001
0.0060.0010.004
0.005-0.0020
0.004-0.0020
0.003-0.0020.001
0.003-0.0020.001
0.002-0.0020.001
0.002-0.0020
0.002-0.0010.001
0.002-0.0020
Absorbansi Basa
Absorbasi Asam
Absorbasi Netral
Panjang Gelombang (nm)
Absorbasi
Kurva Penentuan Titik Isosbestik
Sheet1
Absorbansi BasaAbsorbasi AsamAbsorbasi Netral
2600.2540.0800.077
2630.2270.0860.083
2660.210.0920.089
2690.20.0980.095
2720.1950.1010.099
2750.1920.1020.1
2780.190.0990.097
2810.1890.0920.091
2840.1880.0790.077
2870.1880.0590.057
2900.1860.0440.041
2930.1810.0340.032
2960.1740.0270.025
2990.1660.0230.02
3020.1530.0180.016
3050.1330.0140.012
3080.1050.010.008
3110.0780.0080.005
3140.0610.0060.004
3170.0520.0060.003
3200.0470.0050.003
3230.0440.0050.002
3260.0420.0040.002
3290.0410.0040.002
3320.0410.0030.001
3350.0430.0030.001
3380.0460.0030.001
3410.0490.0030.001
3440.0530.0030.001
3470.0560.0030.001
3500.0610.0030.001
3530.0670.0030.001
3560.0740.0030.001
3590.0630.003-0.004
3600.0860.009-0.003
3630.0920.007-0.004
3660.0970.007-0.004
3690.10.008-0.004
3720.1020.008-0.004
3750.1020.008-0.004
3780.1020-0.004
3810.0990.007-0.004
3840.0920.007-0.004
3870.080.007-0.004
3900.0680.008-0.004
3930.0580.007-0.004
3960.0490.007-0.004
3990.0410.007-0.004
4020.0330.007-0.004
4050.0260.007-0.004
4080.020.007-0.004
4110.0150.007-0.004
4140.0130.008-0.004
4170.0130.007-0.005
4200.0130.006-0.005
4230.0140.006-0.004
4260.0140.006-0.004
4290.0160.006-0.003
4320.0170.007-0.003
4350.020.007-0.004
4380.0220.007-0.004
4410.0250.007-0.004
4440.0270.007-0.004
4470.0290.007-0.003
4500.0310.007-0.003
4530.0350.007-0.003
4560.0390.007-0.003
4590.0450.0070.002
4600.046-0.0010.002
4630.05100.002
4660.059-0.0010.002
4690.06-0.0010.002
4720.065-0.0010.002
4750.0700.002
4780.07600.002
4810.084-0.0010.002
4840.09400.002
4870.10500.002
4900.11700.002
4930.126-0.0010.002
4960.136-0.0010.002
4990.14700.002
5020.16-0.0010.002
5050.178-0.0010.002
5080.2-0.0010.002
5110.223-0.0010.002
5140.24200.003
5170.25900.003
5200.27300.002
5230.29100.002
5260.31400.002
5290.33700.002
5320.37100.002
5350.40800.002
5380.44600.002
5410.475-0.0010.002
5440.49800.003
5470.52500.003
5500.54500.003
5530.55600.003
5560.53800.003
5590.49400.003
5600.472-0.0020.001
5630.422-0.0020.001
5660.378-0.0020.002
5690.336-0.0020.001
5720.288-0.0020.002
5750.242-0.0020.001
5780.193-0.0020.001
5810.142-0.0030.001
5840.102-0.0020.001
5870.077-0.0020.001
5900.061-0.0020.001
5930.05-0.0020.001
5960.039-0.0020.001
5990.03-0.0020.001
6020.022-0.0020.002
6050.015-0.0020.001
6080.011-0.0020.001
6110.008-0.0020
6140.007-0.0020.001
6170.0060.0010.004
6200.005-0.0020
6230.004-0.0020
6260.003-0.0020.001
6290.003-0.0020.001
6320.002-0.0020.001
6350.002-0.0020
6380.002-0.0010.001
6410.002-0.0020
To resize chart data range, drag lower right corner of
range.