BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya hutan merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan merupakan salah satu modal dasar bagi pembangunan nasional. Selama ini sektor kehutanan telah berperan dan memberi kontribusi yang cukup besar dalam penerimaan devisa negara, penyerapan tenaga kerja, memperluas peluang berusaha serta mendorong tumbuh dan berkembangnnya sektor industri dan perdagangan, serta eksport non migas. Pembangunan Hutan Tanaman Industri yang dilakukan oleh PT. WONO INDO NIAGA di Kabupaten Sumba Barat NTT telah berlangsung sejak 17 tahun yang lalu. Luas areal berdasarkan SK HPHTI adalah 13.375 ha. Berkaitan dengan kegiatan HTI tersebut dibutuhkan tindakan yang bijaksana dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan tersebut dengan tetap memperhatikan keseimbangan dinamik antara fungsi kelestarian produksi, fungsi kelestarian ekologis dan kelestarian fungsi sosial bagi komunitas lokal serta dapat mendorong dinamika pembangunan daerah. Dalam rangka mewujudkan komitmen terhadap pengelolaan hutan tanaman yang lestari dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya hutan merupakan kekayaan alam yang dapat
diperbaharui dan merupakan salah satu modal dasar bagi pembangunan
nasional. Selama ini sektor kehutanan telah berperan dan memberi
kontribusi yang cukup besar dalam penerimaan devisa negara, penyerapan
tenaga kerja, memperluas peluang berusaha serta mendorong tumbuh dan
berkembangnnya sektor industri dan perdagangan, serta eksport non migas.
Pembangunan Hutan Tanaman Industri yang dilakukan oleh PT.
WONO INDO NIAGA di Kabupaten Sumba Barat NTT telah berlangsung
sejak 17 tahun yang lalu. Luas areal berdasarkan SK HPHTI adalah 13.375
ha. Berkaitan dengan kegiatan HTI tersebut dibutuhkan tindakan yang
bijaksana dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan tersebut
dengan tetap memperhatikan keseimbangan dinamik antara fungsi
kelestarian produksi, fungsi kelestarian ekologis dan kelestarian fungsi
sosial bagi komunitas lokal serta dapat mendorong dinamika pembangunan
daerah.
Dalam rangka mewujudkan komitmen terhadap pengelolaan hutan
tanaman yang lestari dan sekaligus upaya pencegahan dan pengendalian
kerusakan hutan maka pemrakarsa dalam hal ini PT. WONO INDO NIAGA
berkewajiban untuk melaksanakan studi AMDAL.
1.2 Tujuan dan kegunaan proyek
Adanya kebutuhan yang mendesak untuk penyediaan bahan baku bagi
pembangunan saat ini yang berjalan begitu pesat serta ketersediaan bahan
baku yang sangat sedikit menjadi alasan utama di aktifkannya kembali HTI
PT WONO INDO NIAGA, setelah beberapa tahun terakhir tidak dapat
melakukan aktifitasnya sebagaimana mestinya. Dengan dilakukannya studi
AMDAL membuat langkah-langkah kebijakan lebih terarah dengan tujuan
yang spesifik dan sesuai dengan sasaran yang dikehendaki baik oleh
pemrakarsa maupun oleh lingkungan hidup dan masyarakat yang terkena
dampak dari kegiatan ini. Untuk maksud di atas maka tujuan dilaksanakan
AMDAL HPHTI PT. WONO INDO NIAGA adalah sebagai berikut :
Tujuan dilaksanakannya studi ANDAL PT. WONO INDO NIAGA adalah:
a. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan PT WONO
INDO NIAGA yang akan dilakukan terutama yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
b. Mengidentifikasikan rona linkungan hidup terutama yang akan
terkena dampak besar dan penting.
c. Memprakirakan dampak dan mengevaluasikan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup.
Kegunaan studi ANDAL adalah untuk :
a. Membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif yang
layak dari segi lingkungan hidup, teknis dan ekonomis.
b. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup dalam tahap
perencanaan rinci dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
c. Sebagai pedoman untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
Sungguhpun pembangunan hutan tanaman PT. WONO INDO NIAGA
di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, telah berlangsung
selama lebih dari 17 tahun, dan sejauh ini tidak ada dampak negatif apapun
yang muncul; tetapi penyusunan dokumen Amdal tetap perlu dilakukan.
Penyusunan Amdal IUPHHK-HT PT. WONO INDO NIAGA,
merupakan suatu keharusan; tidak hanya sebagai formalitas untuk
memenuhi kewajiban sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Menteri
Kehutanan No. P.4/Menhut-II/2009 tentang Penyelesaian Hak Pengusahaan
Hutan Tanaman Industri Sementara, dan perubahannya No. P. 49/Menhut –
II/2009; tapi sungguh suatu kebutuhan investasi pengusahaan hutan yang
berkelanjutan untuk jangka panjang.
UU Nomor : 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada pasal 15 serta Peraturan Pemerintah Nomor : 27 Tahun 1999 tentang
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap
rencana kegiatan dan/atau usaha yang potensial menimbulkan dampak
penting dan besar terhadap komponen lingkungan hidup WAJIB dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
1.3 Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rencana kegiatan,
rona lingkungan yang terkena dampak dan isu-isu pokok
Penyusunan AMDAL IUPHHK-HTI PT WONO INDO NIAGA
mengacu dan berpedoman kepada ketentuan dan peraturan perundang-
undangan sebagai berikut :
No.PERATURAN
PERUNDANGANTENTANG
A. UNDANG-UNDANG
1. UU No. 5 Tahun 1990Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
2. UU No. 5 Tahun 1994Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa
Mengenai Keanekaragaman Hayati
3. UU No. 23 Tahun 1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. UU No. 41 Tahun 1999 Kehutanan
5. UU No. 07 Tahun 2004 Sumberdaya Air
6. UU No. 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah
7. UU No. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang
8. UU No. 40 Tahun 2007 Perseroan Terbatas
9. PP No. 6 Tahun 1999Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan pada
Hutan Produksi
10. PP No. 27 Tahun 1999 Analisis mengenai dampak lingkungan
11. PP No. 04 Tahun 2001
Pengendalian Kerusakan dan/atau Pencemaran
Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran
Hutan dan/atau Lahan
12. PP No. 82 Tahun 2001Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
13. PP No. 19 Tahun 2004Pedoman Pengelolaan Pengaduan Kasus Pencemaran
dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
14. PP No. 44 Tahun 2004 Perencanaan Kehutanan
15. PP No. 45 Tahun 2004 Perlindungan Hutan
16. PP No. 6 Tahun 2007
Tata Hutan dan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan serta Pemanfaatan Hutan, serta Perubahan dalam
PP Nomor : 03 Tahun 2008 tentang Perubahan PP No.
6 Tahun 2007
17. Keppres No. 32 Tahun 1990 Pengelolaan Kawasan Lindung
18.SK MENLH No. Kep-17 Th
1997Kajian Aspek Sosial dalam AMDAL
19.SK MENLH No. Kep-124 Th
1997Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam AMDAL
20
Keputusan Menteri Kehutanan
dan Perkebunan No 435/Kpts-
II/1997
Sistem Silvikultur Dalam Pengelolaan Hutan Tanaman
Industri
21Peraturan Menteri Kehutanan
No. P.01/ Menhut-II/2004
Pemberdayaan Masyarakat didalam dan atau di sekitar
hutan dalam rangka Social Forestry
22 Peraturan Menteri Kehutanan Tata Cara Permohonan Izin Pemanfaatan Hasil Hutan
No. P.11/ Menhut-II/2008 Kayu Dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi.
23Peraturan Menteri Kehutanan
No. P.11/Menhut-II/2009
Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha Pemanfa
atan Hasil Hutan Kayu pada Pada Hutan Produksi
24.Peraturan MENLH No. 08
Tahun 2006
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL)
25.Peraturan MENLH No. 11
Tahun 2006
Jenis Kegiatan/Usaha yang Wajib Dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
26.Peraturan Daerah Provinsi
NTT Nomor : 08 Tahun 2003Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi NTT
27.Peraturan Gubernur NTT
Nomor : 13 Tahun 2007
Tata Cara Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan
Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
2.1 Lingkup rencana kegiatan yang akan ditelaah dan alternative komponen
rencana usaha HTI PT. WONO INDO NIAGA.
a. Status dan lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan
ditelaah
1. Status studi AMDAL
Studi Amdal HTI PT. WONO INDO NIAGA tidak dilaksanakan
secara terintegrasi dan dilakukan setelah adanya studi kelayakan.
Adapun studi kelayakan HTI PT. WONO INDO NIAGA telah
disahkan oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia pada
tanggal 6 Desember 1994, dengan nomor pengesahan
04/IV-PPH/FSHTI/94.
Rencana usaha yang akan ditelaah ini adalah berdasarkan
studi kelayakan yang telah disahkan oleh Departemen Kehutanan.
Berdasarkan hasil Studi Kelayakan tanaman yang cocok untuk
ditanam pada areal HTI PT. WIN adalah Sengon (Paraserianthes
falcicataria) dan Gmelina (Gmelina arborea).
Perencanaan dalam Studi Kelayakan tersebut meliputi pra-
investasi, bangunan, peralatan dan mesin, Sarana transportasi,
investasi persemaian, pembuatan jalan hutan dan menara kebakaran
rencana tersebut masuk dalam biaya tetap (investment cost),
Kemudian terdapat pula rencana pemeliharaan dan operasional.
Berdasarkan rencana kegiatan yang telah dibuat oleh HTI PT.
WIN adalah pra –investasi dan investasi, dimana pada tahap pra
investasi sesuai dengan rencana yang dibuat adalah pembuatan FS
(Studi Kelayakan) dan AMDAL kemudian penyusunan RKPHTI
penyusunan RKL, RKT dan Tatabatas, penataan hutan serta perijinan
lainnya. Setelah itu dilakukan pra-investasi berupa persiapan lokasi
dan persiapan lapangan dimana pada kegiatan ini terdiri dari dua
kegiatan yaitu pembuatan dan penataan bedeng tabur serta pembuatan
dan penataan bedeng sapih. Kedua hal ini yaitu pra-investasi dan
investasi telah dilaksanakan oleh HTI PT. WIN hingga tahun 1995.
Sedangkan pada kegiatan investasi terdapat kegiatan pembuatan
naungan dan pagar yaitu pagar persemaian dan bahan naungan dimana
kegiatan tersebut di atas termasuk dalam kegiatan pengadaan bibit.
Setelah kegiatan pengadaan bibit maka diikuti dengan kegiatan
pemeliharaan, adapun kegiatan pemeliharaan terdiri dari kegiatan
penyulaman, penyiapan dan pendangiran dan pemberantasan hama
dan penyakit serta pemupukan.
Untuk menunjang kegiatan di atas maka diperlukan sarana dan
prasarana yang akan menunjang keberlangsungan HTI PT. WONO
INDO NIAGA. Sarana prasarana tersebut meliputi bangunan,
peralatan dan mesin serta sarana transportasi seperti jalan hutan dan
menara kebakaran.
Kemudian yang tidak kalah penting dalam kegiatan HTI PT.
WONO INDO NIAGA adalah organisasi dalam hal ini Unit
Managemen dan tenaga kerja yang tersedia, hal ini telah dilaksanakan
kemudian kegiatan terhenti.
Berdasarkan uraian di atas dimana sebagian rencana telah
dilaksanakan oleh HTI PT WIN maka perlu diuraikan disini kegiaran
yang akan dilaksakan oleh HTI PT WIN. Adalah untuk melanjutkan
penanaman diseluruh areal yang telah diberikan oleh Departemen
Kehutanan serta akan melakukan penebangan atau pemanenan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Adapun kegitan yang perlu ditelaah pada studi AMDAL ini
adalah sosialisasi ke masyarakat bahwa HTI PT. WIN akan beroperasi
kembali, penyiapan dan penataan kembali lahan yang dapat ditanami,
perbaikan infra struktur penunjang serta kajian lainnya yang
dibutuhkan guna menunjang terbangunnya pengelolaan hutan yang
lestari.
Secara ringkas rencana kegiatan yang akan dilaksanakan saat ini
ke depan adalah seperti yang tertera.
1. Penyusunan AMDAL
2. Penyusunan Bagan Kerja
3. Penyusunan RKU
4. Penyusunan RKT
5. Tata Batas
6. Penataan Hutan
7. Pengadaan Potret Udara
8. Pengadaan Tenaga Kerja
9. Pengadaan Alat
10. Pembuatan Persemaian
11. Penanaman
12. Pemeliharan
13. Pemanenan
2. Kesesuaian Lokasi Rencana usaha dan/atau kegiatan dengan
RencanaTtata Ruang setempat
Lokasi pembangunan HTI PT. WIN secara geografis adalah 9o
27' LS s/d 9o43' dan 119o04'BT s/d 199o44'BT. Hal ini sesuai dengan
Surat Menteri Kehutana No. 163/Kpts-II/1993 tanggal 27 Februari
1993, dimana areal yang diperuntukkan untuk HTI seluas 13.375 Ha
yang terpencar (tidak kompak) berada dalam kelompok hutan tanaman
yang terletak pada beberapa DAS/Sub DAS yang berbeda.
Berdasarkan hasil studi kelayakan maka areal pencadangan
HPHTI seluas 13.375 Ha dan telah melalui telaahan dari aspek
TGHK; Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi Daerah Tingkat I NTT
dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Kabupaten Sumba Barat;
Keputusan Presiden RI no 32 tahun 1990, Aksesibilitas; Lahan
Bermasalah; dan keperluan lahan untuk sarana/prasarana dihasilkan
luas efektif Pembangunan HTI PT. WIN seluas 6.880 ha.
Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan
termasuk dalam wilayah Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba
Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan berdasarkan pembagian administrasi pemangkuan
hutan termasuk Dinas Kehutanan Propinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Rencana Kegiatan Penyebab Dampak sesuai dengan Jenis-jenis
Rencana kegiatan yang akan dibangun Oleh HTI PT. WIN.
Berdasarkan rencana kegiatan diatas yang memiliki dampak
adalah kegiatan :
Tabel II. 1. Rencana Kegiatan Penyebab Dampak HTI PT. WONO
INDO NIAGA
No Rencana KegiatanDampak yang dihasilkan oleh
Rencana Kegiatan
1. Tata Batas Konflik dengan masyarakat sekitar
2.Pengadaan Tenaga
KerjaPenyerapan tenaga kerja local
3.Pengadaan
Bangunan dan AlatPenyerapan tenaga kerja local
4. Pembuatan
Persemaian
Kesuburan tanah dan penutupan
lahan dan penyerapan tenaga kerja
local
5. Penanaman
Kesuburan tanah dan penutupan
lahan dan penyerapan tenaga kerja
local
6. Pemeliharan
Kesuburan tanah dan penutupan
lahan dan penyerapan tenaga kerja
local
7. Pemanenan
Kesuburan tanah dan penutupan
lahan dan penyerapan tenaga kerja
local
Kegiatan tatabatas dapat berdampak konflik dengan
masyarakat yang berada di sekitar areal HTI PT. WIN, demikian pula
dengan kegiatan pengadaan tenaga kerja akan berdampak kepada
pendapatan masyarakat sekitar hutan sehingga perlu dikaji pengaruh
keberadaan HTI PT. WIN terhadap pendapatan masyarakat sekitar.
Pengadaan bangunan dan peralatan dapat berdampak kepada
masyarakat sekitar, adanya pengadaan bangunan tentu akan menyerap
tenaga kerja setempat untuk mengerjakan bangunan dan
mengoperasikan peralatan yang ada, sehingga diduga akan berdampak
pada penyerapan tenaga kerja, oleh karena itu perlu ditelaah pengaruh
keberadaan HTI pada penggunaan penyerapan tenaga kerja local.
Sedangkan untuk pembuatan persemaian, dapat berdampak
kepada lingkungan hidup karena persemaian yang luas dapat
menggantikan alang-alang yang telah ada sehingga terjadi perubahan
ekosistem dari padang alang-alang menjadi persemaian sengon dan
gmelina. Perlu dicermati mengenai hama dan penyakit yang dapat
muncul dengan adanya persemaian, sehingga kegiatan ini perlu
mendapat perhatian yang cukup, karena dapat berdampak pada
lingkungan sekitarnya.
Kegiatan penanaman pada HTI. PT. WIN dapat dilihat dari dua
sisi yaitu dari sisi pengadaan tenaga kerja manusia yang akan terlibat
dan dari pengaruh penanaman terhadap lahan yang selama ini
mungkin merupakan padang alang-alang atau belukar.Kedua pengaruh
ini perlu dikaji pengaruhnya baik kepada manusia maupun terhadap
perubahan ekosistem.
Sedangkan kegiatan pemeliharaan dan penanaman dapat ditinjau
dampaknya terhapap penyerapan tenaga kerja dan terhadap perubahan
lingkungan hidup baik hewan dan tumbuhan yang berada disekitar
pembangunan HTI PT. WIN.
4. Kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi beserta
dampak-dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan
hidup.
Kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi adalah
kegiatan masyarakat berupa perladangan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sehingga dengan kembali beroperasinya HTI PT. WIN
dapat berdampak kepada masyarakat sekitarnya, karena bila ditelaah
hasil survey yang dilaksanakan oleh LPI maka pada areal tersebut
terdapat beberapa areal yang mana telah dirambah oleh masyarakat
setempat sehingga perlu dicermati agar dihindari konflik dengan
masyarakat dalam hal penggunaan lahan.
Dampak yang dapat terjadi apabila HTI PT. WIN kembali aktif
terhadap lingkungan hidup setempat dapat berupa perubahan terhadap
lingkungan hidup seperti untuk adanya kegiatan persemaian dan
penanaman serta penebangan hutan tanaman yang dapat berakibat
kepada fauna yang telah selama 15 tahun berada pada areal tersebut.
Penjelasan ini agar dilengkapi dengan peta yang dapat
menggambarkan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan beserta
kegiatan-kegiatan lain yang berada di sekitarnya.
b. Alternatif-alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL
Alternatif-alternatif yang mungkin akan dilakukan dalam kajian
ANDAL ini adalah jika pada saat tatabatas atau pada saat akan dimulainya
kembali kegiatan HTI PT. WIN terjadi konflik dengan masyarakat
setempat sehingga perlu dicarikan alternative lahan yang baru agar
kegiatan-kegiatan HTI dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
Kajian AMDAL merupakan studi kelayakan dari aspek lingkungan
hidup, maka komponen rencana usaha dan/atau kegiatan harus memiliki
beberapa alternatif, antara lain alternatif lokasi, desain, proses, tata letak
bangunan atau sarana pendukung. Alternatif-alternatif yang dikaji dalam
AMDAL dapat merupakan alternatif-alternatif yang telah direncanakan
sejak semula atau yang dihasilkan nselama proses kajian AMDAL
berlangsung.
Sehingga pada studi AMDAL, Kerangka Acuan ini perlu dilalukan
sosialisasi yang benar agar pada saat kegiatan dilakukan tidak lagi medapat
kendala dari masyarakat sekitar dan sesuai dengan perencanaan awal dari
HTI PT.WIN.
2.2 Lingkup rona lingkungan hidup awal
Sehubungan telah beroperasinya HTI PT. WIN dan mengalami
kevakuman beberapa saat sehingga rona awal yang digunakan adalah
keadaan saat Kerangka Acuan ini dibuat.
a. Letak Areal Kerja UPHHK-HTI
Tabel II. 2. Letak dan luas areal PT WIN
NoNama Kawasan Hutan
No RTK
LUAS AREAL
LETAK DAS/ SUB DAS
KECAMATAN
1. Rokoraka 45 750 Bondokodi
2. Watumbolo 65 248 Polapare
3. Matakapore 63 2500 Lambatama
4. Kombaka 64 377 Lambatama
5. Polapare Cako 27 3300 Polapare
6. Galukare 59 1200 Polapare
7. Katikutana 5 2300 Wonokaka
8. Praimahala 60 2700 Palamedo
Letak areal kerja yang sesuai dengan kecamatannya akan dilengkapi pada saat berkunjung ke lapangan.
Areal HTI PT. WONO INDO NIAGA terletak pada areal yang tersebar
dan juga terdiri dari kelerengan-kelerengan areal yang berbeda-beda pula.
Beberapa terletak pada kelas lereng datar (0-8%), landai (9-15%), agak curam
(16-25%), curam (25-40%) dan sangat curam seperti yang tertera pada table
berikut ini.
Tabel II. 3. Kondisi Topografi dan Bentuk Lahan Areal HTI PT. WI
No
.
Kelerenga
n
Bentu
k
Lahan
LUAS (HA)
JML
Pola GaluMat
a
KOM
P
RO
K
WAT
U
PRA
I
KAT
I
1. 0-8% Datar115
5132 0 0 225 0 0 1035 2547
2. 9-15% Landai 660 660 750 95 0 99 540 0 2144
3. 16-25%Agak
Curam495 495 475 282 525 0 0 0 2845
4. 26-40% Curam 0 0 0 0 0 0 2025 1265 3290
5. >45%Sangat
Curam990 0 1275 0 0 149 135 0 2549
330
0
120
02500 377 750 248 2700 2300
1337
5
Tanah
Berdasarkan Peta Geologi Propinsi NTT skala 1 : 500.000 dan Peta
Land System skala 1 : 250.000, serta tinjauan survey lapangan dapat
diketahui bahwa geologi areal HTI PT. WIN terdiri dari alluvium undak dan
terumbu koral terutama pada daerah datar dekat pantai dan neogen pada
bagian sebelah dalam pulau daerah berbukit. Neogen adalah sedimen batuan
vulkanik berupa tufa sebagai hasil erupsi gunung berapi dan basal,
sedangkan alluvium undak dan terumbu koral berupa endapan batu gamping
terumbu dengan sisipan kerikil dan pasiryang tersingkap pada daerah datar
sampai bergelombang. Sedangkan batuan yang terdapat pada areal HTI PT.
WIN adalah batu gamping, koral, marl,batu pasir, konglomerat dan
alluvium. Formasi geologi seperti yang tertera pada Tabel berikut ini :
Tabel II.4. Formasi geologi dan Jenis Batuan pada Areal HTI PT.