i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas hidayah-Nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha TA. 2013 (LAKIP Dit PMPPU) dapat seleseai disusun. Laporan ini disusun dengan tujuan memberikan data dan informasi tentang pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha selama tahun TA. 2013. Landasan penyusunan LAKIP ini adalah Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha 2010 – 2014 dan Target Kinerja (Tapja) Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha tahun 2013 berikut realisasinya dalam mendukung program/kegiatan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dalam pelaksanaan manajemen kerja yang berimplikasi pada kinerja dari lingkup Direktorat Jenderal sampai lingkup terkecil. Dasar manajemen kinerja adalah Balance Score Card (BSC). Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha kami ucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu saran yang konstruktif sangat kami harapkan. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha (Drs. Riyanto Basuki, M.Si)
42
Embed
K A TA P E N G A N TA R - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... · 1 BAB I PENDAHULUAN Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Pemberdayaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas hidayah-Nya,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha TA. 2013 (LAKIP Dit PMPPU) dapat seleseai disusun.
Laporan ini disusun dengan tujuan memberikan data dan informasi tentang
pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha selama tahun TA. 2013. Landasan penyusunan LAKIP ini
adalah Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha 2010 – 2014 dan Target Kinerja (Tapja) Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha tahun 2013 berikut
realisasinya dalam mendukung program/kegiatan Direktorat Jenderal Kelautan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dalam pelaksanaan manajemen kerja yang
berimplikasi pada kinerja dari lingkup Direktorat Jenderal sampai lingkup terkecil.
Dasar manajemen kinerja adalah Balance Score Card (BSC).
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam
pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha kami ucapkan terima kasih.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak. Kami menyadari
bahwa penyusunan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu saran yang
konstruktif sangat kami harapkan.
Jakarta, Januari 2014
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha
(Drs. Riyanto Basuki, M.Si)
ii
DDAAFFTTAARR IISSII
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ................................................................................................................. iii
Ringkasan Eksekutif .................................................................................................... iii
1 PPEENNDDAAHHUULLUUAANN 11
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................................... 2
Tabel 1. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha sebelum Review
PROGRAM
SASARAN
INDIKATOR
Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberdayaan
Masyarakat
Pesisir dan
Pengembangan
Usaha
Meningkatnya
keberdayaan
dan kemandirian
2 juta usaha
skala mikro di
seluruh kawasan
minapolitan
pesisir dan
beroperasinya
sarana usaha
mikro di 300
kabupaten/kota
pesisir
Jumlah pelaku
usaha mikro di
kawasan pesisir
dan pulau – pulau
kecil yang
bankable
- Pengembangan
sarana usaha
mikro LKM
100 unit 100 unit 100 unit 100 unit 100 unit
Dana
pemberdayaan
masyarakat
Desa/PNPM
120
kab/kota
120
kab/kota
120
kab/kota
120
kab/kota
120
kab/kota
- Tenaga
Pendamping
480
orang
480
orang
480
orang
480
orang
480 orang
- Kelompok Usaha
Mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
800.000
usaha
mikro
15
2. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 setelah review I ( awal tahun 2011)
Tabel 2. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review I
Kegiatan
SASARAN
INDIKATOR
Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberday
aan
Masyarakat
Pesisir dan
Pengemba
ngan
Usaha
Meningkatnya
keberdayaan dan
kemandirian pelaku
usaha skala mikro,
beroperasinya sarana
usaha mikro dan
pencapaian produksi
garam di kawasan
pesisir dan pulau -
pulau kecil
Jumlah pelaku usaha
mikro yang mandiri di
kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil
(kelompok)
3380 5.690 8460 11,740 14,980
Jumlah sarana usaha
mikro yang beroperasi
di kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil (unit)
25 68 110 150 190
Jumlah produksi garam
yang dihasilkan (ton)
- 220.000 380.000 540,000 700,000
3. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 setelah review II ( awal tahun 2012) Tabel 3. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review II
Kegiatan SASARAN INDIKATOR Target
2010 2011 2012 2013 2014
Pemberday
aan
Masyarakat
Pesisir dan
Pengemban
gan Usaha
Meningkatnya
keberdayaan dan
kemandirian pelaku
usaha skala mikro,
beroperasinya
sarana usaha mikro
dan pencapaian
produksi garam di
kawasan pesisir dan
pulau - pulau kecil
Jumlah pelaku usaha mikro
yang mandiri di kawasan
pesisir dan pulau” kecil
- kelompok - orang
3380
-
5.690
-
6.027 4.108
7.097 5.608
11.140 7.108
Jumlah sarana usaha mikro
yang beroperasi di kawasan
pesisir dan PPK (unit)
25 68 110 150 190
Jumlah unit pengolah garam
yang terbangun di kawasan
usaha garam rakyat (unit)
- 4 14 54 94
Jumlah produksi garam yang
dihasilkan (ton)
- 220.000 1.320.000 1.845.000 3.300.000
16
Namun seiring dengan adanya perubahan terhadap sistem penilaian kinerja
pada Target dan Indikator kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, menyebabkan
terjadiya perubahan Renstra pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha. Sehingga dengan adanya perubahan tersebut, maka Sasaran
Strategis dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Pengembangan Usaha pada tahun 2013 menjadi:
Tabel 4 : Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha pada tahun 2013
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per musim)
Rp.1,800,000
2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7
CUSTOMER PERSPECTIVE
2. Meningkatnya ketersediaan produk Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah
3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)
0.545
3. Meningkatnya kemandirian masyarakat KP3K
4. Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)
3,140 klp / 5,608 org
5. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)
85
6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)
3,347
4. Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di bidang KP
7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada PUGAR (orang)
16,400
8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang)
50
9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya
10
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
5. Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang untuk modernisasi sistem produksi garam
10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam
3
17
SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET
TAHUN 2013
6. Tersedianya kebijakan di bidang PMPPU
11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU
4
7. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu
12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibandingkan total produksi (%)
30 : 70
13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya
10
14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya
12
8. Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan
15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)
22.043
16. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR (%)
20
9. Terfasilitasinya lembaga masyarakat KP3K dalam mendukung upaya kemandirian berbasis sosial budaya
17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir
30
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE
10. Tersedianya SDM Dit. PMPPU yang kompeten dan profesional
18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)
60
11. Tersedianya informasi di Dit. PMPPU yang valid, handal dan mudah diakses
19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%)
70
12. Terwujudnya good governance & clean government di Dit. PMPPU
20. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)
100
21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit. PMPPU
Nilai AKIP A
22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. PMPPU
7.5
23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU 75
13. Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara optimal
24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)
>95
Di anatar target tersebut diatas terdapat target akumulasi dari tahun 2010, yaitu
IKU nomor 4, 5, 6, 7, dan 15. SementaraIKU lainnya merupakan target baru.
Adapun penjelasan terkait rencana pencapaian target jumlah kelompok, orang
dan unit disampaikan sebagai berikut :
18
Tabel 5 : Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (kelompok)
Kegiatan/Jumlah orang
Target dalam Renstra
Tahun
sebelumnya
Tahun 2012 Tahun 2013
- PNPM (th.2010) 2000 - -
- PUGAR 1728 3.373
- Kelompok LKM Grameen 122 100 943 klp
- LKM PEMP 200 100 36 klp
- Kelompok Pengelola
SPDN
220 40 46 klp
- Kelompok Pengembangan Usaha 12 klp
- Kedai Pesisir 40 klp
- IFAD 207 klp
- Regenerasi Nelayan 32 15 14 klp
- Implementasi TTG 12 5 5 klp
- Perempuan Pesisir 30 12 20
Jumlah kelompok 4.344 3.645 8.424 klp
Total target sampai tahun 2013 3.140 kelompok 8.424 klp
Tabel 6 : Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (Orang)
Orang/Kegiatan Target dalam Renstra
Tahun sebelumnya Tahun 2012 2013
Nasabah LKM Grameen 608 orang 500 orang 4.548 orang
Nasabah LKM PEMP 2000 orang 1000 orang 30.210 orang
Regenerasi nelayan 95 orang
TTG 52 orang
Jumlah nasabah 2608 orang 1500 orang 34.905 orang
Total target sampai 2013 5.608 orang 34.905 orang
19
Tabel 7 : Rincian Sarana Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil (Unit)
Target produksi garam tiap tahun dilakukan penghitungan secara non
akumulatif, artinya target tiap tahun dihitung secara mandiri (tersendiri). Untuk target
produksi garam tahun 2013 adalah 545.000 ton, sedangkan realisasi hingga desember
2013 telah tercapai sebanyak 1.163.607,54 ton. Sehingga terjadi surplus produksi
yakni sebesar 213,5 % dari target yang ditentukan.
Pemberdayaan merupakan usaha – usaha sadar yang bersifat terencana,
sistematik, dan berkesinambungan untuk membangun kemandirian social, ekonomi,
dan politik masyarakat nelayan dengan mengelola potensi sumberdaya yang mereka
miliki untuk mencapai kesejahteraan social yang bersifat berkelanjutan ( Kusnadi,
2009).
Menyimak definisi diatas, maka pemberdayaan tidak bisa dilakukan secara
instan. Pemberdayaan membutuhkan usaha yang terencana dan berkesinambungan,
yang umumnya dilakukan selama 2 sampai 3 tahun. Oleh sebab itu, Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha merasa perlu untuk
mendefinisikan indikator kinerja di tiap tahun pelaksanaan kegiatan untuk mencapai
kemandirian kelompok.
Unit/Kegiatan Target dalam Renstra
Tahun sebelumnya Tahun 2012 2013
LKM Grameen 12 unit 10 unit
LKM LEPP-M3 94 unit
SPDN 38 unit 50 unit 46 unit
Jumlah 50 unit 60 unit
Total target sampai 2013 85 unit 140 unit
20
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja menggambarkan kinerja yang dicapai selama tahun 2013
melalui pengukuran kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
dalam pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran, target dan realisasi
yang hendak dicapai. Berdasarkan indikator kinerja dan target sasaran yang telah
ditetapkan dalam Renstra Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pengembangan Usaha tahun 2010-2014.
3.1. Capaian Kinerja
Pelaksanaan suatu kinerja akan nilai baik atau buruk jika dilakukan pengukuran
terhadap kinerja yang telah dikerjakan. Pengukuran kinerja dilakukan bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari kinerja yang telah dilakukan terhadap
perencanaan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan rumus
sebagai berikut :
Realisasi : Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian yang semakin baik % capaian = Realisasi x 100%
Rencana
Indikator 1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per
musim)
Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat dihitung berdasarkan jumlah
pendapatan petambak garam per Kepala Keluarga selama musim panen dibagi lama
bulan produksi. Atau dengan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai
berikut:
((A x C) + (B x D)) – E F x G
Keterangan : A = jumlah produksi garam KP1
B = Jumlah produksi garam KP2 C = Harga garam KP1 D = Harga garam KP2
21
E = Total biaya produksi F = Jumlah bulan dalam masa produksi
G = Jumlah petambak garam
Target rata-rata pendapatan petambak garam pada tahun 2013 adalah sebesar
Rp.1.800.000, namun setelah melakukan perhitungan hingga akhir tahun 2013
ternyata rata-rata pendapatan petambak garam mengalami peningkatan yakni hingga
mencapai Rp. 2.821.870,24. Adapun untuk lebih jelasnya perhitungan rata-rata
pendapatan petambak garamdi 42 kabupaten/kota penerima PUGAR dapat dilihat
pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Data rata-rata Pendapatan Petambak Garam
No Kabupaten/Kota
Pendapatan Rata-Rata
Sebelum /2012 2013
1 Aceh Utara 1.189.800 2.479.632,45
2 Aceh Timur 1.493.000 1.073.451,78
3 Aceh Besar 507.261,90
4 Pidie 8.616.659,68
5 Cirebon 5.250.000 1.058.632,10
6 Indramayu 3.896.250 6.477.813,76
7 Karawang 1.876.838,60
8 Brebes 2.788.790 3.585.075,61
9 Jepara 2.275.000 5.116.284,27
10 Demak 2.500.000 3.952.718,99
11 Rembang 10.234.307,24
12 Pati 650.000 4.496.342,99
13 Tuban 2.566.000 4.446.026,23
14 Lamongan 3.900.000 4.080.371,35
15 Pasuruan 1.712.500 13.449.788,54
16 Kota Pasuruan 5.149.941,99
17 Gresik 850.000 6.475.645,42
18 Probolinggo 2.200.000 4.232.742,14
19 Kota Surabaya 3.918.308,55
20 Pamekasan 2.434.056,60
21 Sampang 3.310.625 9.054.546,75
22 Sumenep 2.656.511,80
23 Bangkalan 7.512.100 5.667.902,28
24 Karangasem 1.755.525,03
22
25 Buleleng 4.486.545 1.766.554,63
25.129.629 4.539.597,97
26 Bima 11.000.000 225.139,48
27 Sumbawa 7.760.000 1.317.300,72
28 Kota Bima 600.000 5.628.873,40
29 Lombok Timur 975.000 10.162.674,24
30 Lombok Barat 1.323.809,26
31 Lombok Tengah 276.986,46
32 Nagekeo - 975.038,76
33 Ende 1.108.207,55
34 TTU 750.000 2.809.929,08
35 Kupang 887.721,89
36 Alor 650.000 1.487.209,28
37 Sumba Timur 700.000 134.688,81
38 Manggarai 237.045 12.694.296,88
39 Kota Palu 450.000 1.459.065,86
40 Jeneponto 1.900.000 1.707.536,67
41 Pangkep 600.000 799.668,79
42 Takalar 550.000 2.479.632,45
Pendapatan Rata-rata 2.330.530,57 3.859.540,14
Pendapatan rata-rata petambak/bulan 2.856.053,70
Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU
Hasil perhitungan pendapatan rata-rata petambak garam secara nasional
diperoleh sebesar Rp 2.856.053,70,- per bulan selama musim panen. Perhitungan
jumlah pendapatan petambak garam/bulan dibuat dengan asumsi rata-rata luas lahan
garam setiap petambaka adalah 0,74 hektar, di mana nilai Rp 3.859.540,14 adalah
rata-rata pendapatan tambak garam per hektar. Namun apabila dilihat dari kondisi
pendapatan di kabupaten/kota terlihat ada yang mengalami peningkatan dan ada
yang mengalami penurunan bila dibandingkan pendapatan sebelum tahun 2012.
Tingkat pendapatan sangat dipengaruhi oleh lamanya masa produksi , dimana untuk
tahun 2013 karena adanya anomali cuaca, maka lama masa produksi rata-rata
KUGAR di 42 kabupaten/kota adalah selama 1,5 bulan, bandingkan dengan tahun
2012 selama 4,5 bulan. Dari hasil pendataan, peningkatan pendapatan KUGAR pada
kabupaten/kota terlihat pada Tabel 9 diatas.
23
Indikator 2. Pertumbuhan PDB perikanan (%)
Indikator pertumbuhan PDB Perikanan merupakan Total pendapatan sektor
perikanan yang diterima oleh faktor – faktor produksi sektor perikanan dalam kegiatan
proses produksi perikanan di suatu negara selama satu periode (satu tahun). Nilai
PDB Perikanan ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dimana
penghitungannya didapat dari rumus:
PDB = C + G + I + (E-I)
C : Pengeluaran rumah tangga perikanan(C)
G : Pengeluaran pemerintah di bidang perikanan(G)
I : Pengeluaran investasi di bidang perikanan(I)
E-I : + (ekspor perikanan – impor perikanan)
Capaian IKU ini tidak dihitung karena IKU pengukuran PDB tidak berkaitan
dengan Target Kinerja Direktorat PMPPU.
Indikator 3. Jumlah produksi garam rakyat (ton)
Jumlah produksi garam rakyat dihitung dengan melakukan penjumlahan total
produksi garam yang dihasilkan oleh kelompok usaha garam rakyat selama masa
panen.
Hasil penetapan target kinerja tahun 2013 pada awalnya produksi garam rakyat
diharapkan mencapai 3,3 juta ton. Produksi garam ini sangat bergantung pada kondisi
cuaca di masing-masing lokasi Kabupaten/kota. BMKG menyebutkan bahwa selama
tahun 2013 musim panas hanya berlangsung kurang lebih selama 1 bulan, sehingga
target yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mengalami
penurunan yang sangat drastis, target tersebut kemudian direvisi menjadi 545.000
ton. Namun pada saat selesai musim panen (akhir tahun 2013), ternyata jumlah
produksi garam telah mencapai 1.163.607,54 ton atau naik sebesar 213,5% dari target
yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya, jumlah produksi garam di masing-masing
kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil produksi tersebut, jauh lebih kecil dari
jumlah produksi pada tahun 2012 yang mencapai 2.020.209,7 ton.Walaupun demikian
jumlah produksi tersebut tidak bisa dianggap kegagalan program, karena memang
produksi garam sangat bergantung pada alam.
24
Tabel 9. Jumlah Produksi Garam rakyat dan Luas Lahan Produksi
No Kabupaten/Kota Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)
PUGAR s/d 2013 NON PUGAR TOTAL PUGAR NON PUGAR TOTAL
1 Aceh Utara 14,61 - 14,61 2.261,50 93,50 2.355,00
2 Aceh Timur 9,66 - 9,66 221,47 - 221,47
3 Aceh Besar 40,00 110,00 150,00 135,33 24,00 159,33
4 Pidie 22,49 6,25 28,74 3.090,11 188,50 3.278,61
5 Karawang 245,25 - 245,25 1.283,84 - 1.283,84
6 Cirebon 4.073,55 200,00 4.273,55 184.046,00 - 184.046,00