-
41
K A N D A IVolume 10 No. 1, Mei 2014 Halaman 41-52
TINDAK TUTUR DALAM KEMBANG GEAN:ANTOLOGI CERPEN REMAJA
SUMBAR
(The Speech Act in Kembang Gean: Antologi Cerpen Remaja
Sumbar)
Kartika SariBalai Bahasa Provinsi Sumatera Barat
Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh, Padang 25162Pos-el:
[email protected]
(Diterima 23 Januari 2014; Revisi 15 April 2014; Disetujui 24
April 2014)
AbstractThis article aimed to describe and analyze the speech
act in the short story
collection of Kembang Gean: Antologi Cerpen Remaja Sumbar
(Kembang Gean:Short Stories Anthology of West Sumatera Teenagers).
The problem of the studywas the identification of kind and function
of speech act which used in the shortstory anthology. There were
three short stories were analyzed, namely “DiPenghujungPengabdian”,
“Kembang Jean”, and “Isyarat Vella”. The methodused in this article
was descriptive. The result of the study was only four ofspeech
acts found. They are assertive, directives, expressive, and
commissive.While, speech act which functioned as declaration was
not found in this study.Keywords: pragmatics, speech act, short
stories
AbstrakTulisan ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis
tindak tutur dalam
kumpulan cerpen “Kembang Gean”: Antologi Cerpen Remaja
Sumbar.Perumusan masalah berangkat dari identifikasi jenis dan
fungsi tindak tutur yangdigunakan pada kumpulan cerpen “Kembang
Gean”: Antologi Cerpen RemajaSumbar. Ada tiga cerita pendek yang
akan dianalisis, yaitu “Di PenghujungPengabdian”, “Kembang Jean”,
dan “Isyarat Vella”. Metode yangdigunakan dalam tulisan ini adalah
metode deskriptif. Berdasarkan hasilpenelitian hanya ditemukan
empat jenis tindak tutur, yaitu asertif, direktif,ekspresif, dan
komisif. Sementara itu, tindak tutur yang berfungsi deklarasitidak
ditemukan dalam tulisan ini.Kata-kata kunci: pragmatik, tindak
tutur, cerita pendek
PENDAHULUAN
Cerita pendek merupakan kisahanpendek yang memberikan
kesantunggal yang dominan danmemusatkan diri pada satu tokohdalam
situasi atau pada suatu ketika.Menurut Foster, cerita adalah
sebuahnarasi berbagai kejadian yang disusunberdasarkan urutan waktu
(Harianto,
2005). Yang tidak kalah pentingnyadalam cerita pendek adalah
bagaimanaperistiwa dan pemikiran itudiungkapkan sehingga dapat
dipahamidengan baik dan dinikmati olehpembaca. Makin banyak
kandunganperistiwa dalam cerita pendek, makinkayalah informasi
yangdisampaikannya kepada pembaca.
-
Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52
42
Peristiwa dalam sebuah ceritapendek melibatkan tokoh dengan
sikapdan pikiran yang beragam. Dapatdikatakan bahwa keberagaman
sikapdan pikiran tokoh menjadi dasarterjadinya peristiwa. Makin
beragampikiran dan sikap tokoh makin kuatlahperistiwa itu. Cerita
pendek berurusandengan keberagaman sikap dan pikirantokoh,
keberagaman pikiran, dan sikapmanusia dalam kehidupan nyata
yangmenjadi bahan utama cerita pendek.
Cerita pendek merupakan karyasastra yang memuat kebenaran
yangdiciptakan dan digayakan denganfantasi pengarang. Cerita
pendekmerupakan karya sastra yang memuatkebenaran yang diciptakan
dandigayakan dengan fantasi pengarang.Ratna (2007) menyatakan
bahwaimajinasi merupakan salah satukekuatan yang dapat menangkap
danmenghubungkan aspek estetis yangsedang diamati dengan
memoripengalaman terdahulu. Cerita pendekyang dihasilkan pengarang
selainmenampilkan tokoh yang memilikikarakter juga
menggambarkankejiwaan manusia, meskipunpengarang hanya menampilkan
tokohitu secara fiktif. Membaca danmemahami suatu cerita
pendekmemang bukan pekerjaan yang mudahkarena pembaca berhadapan
dengansebuah teks. Setiap pembacamempunyai pemahaman yang
berbedaterhadap suatu cerita pendek. Hal inidisebabkan pembaca
memahami pesanyang disampaikan oleh pengarangdengan sudut pandang
yang berbeda.
Ratna (2003) memaparkan bahwapendekatan sastra dapat
digunakanuntuk menganalisis karya sastra.Pendekatan tersebut
meliputipendekatan psikologi sastra, sosiologisastra, biografi
sastra, antropologisastra, historis, mitopik, mimetik,ekspresif,
pragmatik, dan objektif.
Dalam tulisan ini, pendekatanpragmatik merupakan alat
yangdigunakan untuk menganalisiskumpulan cerita dalam KembangGean:
Antologi Cerpen RemajaSumatra Barat.
Permasalahan yang dijadikanfokus penelitian ini adalah jenis
tindaktutur dan fungsi komunikatif tuturanyang digunakan dalam
KembangGean: Antologi Cerpen RemajaSumatra Barat. Tulisan ini
bertujuanuntuk mendeskripsikan danmengidentifikasikan jenis tindak
tuturdan fungsi komunikatif tuturan yangdigunakan dalam Kembang
Gean:Antologi Cerpen Remaja SumatraBarat.
Penelitian tentang tindak tutursudah pernah dilakukan oleh
ImamAsrori dan Palupi. Berikut gambaranpenelitian Imam Asrori
(2005) danPalupi (2002). Penelitian Imam Asroriberjudul (2005)
“Tindak Tutur danOperasi Prinsip Sopan Santun dalamWacana Rubrik
Konsultasi Jawa Pos(WARKONJAPOS)”. Menurut Asroriterdapat tiga
jenis tindak tutur dalamWARKONJAPOS. Ketiga jenis tindaktutur itu
adalah tindak asertif, direktif,dan eskpresif. Ketiganya
dituturkanoleh konsulan dan konselor. DalamWARKONJAPOS juga
terdapat tindaktutur yang memenuhi ataupunmelanggar PS (prinsip
sopan santun).Pematuhan dan pelanggaran PSdilakukan oleh konsulan
dan konselor.PS yang dipenuhi mencakup maksimkearifan kedermawanan,
maksimpujian kerendahan hati, dan maksimkesimpatian. Pematuhan
maksimkearifan kedermawanan terkonsentrasipada tindak direktif.
Untuk memenuhimaksim tersebut, konsulanmenggunakan bentuk
permohonan,interogatif, dan deklaratif. Sebaliknya,konselor
menggunakan bentukimperasi (suruhan dan larangan
-
Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…
43
langsung) dengan pilihan kata ragamkonsultasi. Pematuhan maksim
pujian-kerendahan hati berlangsung dalamtindak ekspresif. Dalam
tindakekspresif, konsulan dan konselormemenuhi maksim
pujian-kerendahanhati dalam bentuk pujian kepada mitratutur. Maksim
kesimpatisandioperasikan dalam bentuk ucapanselamat, doa, dan
salam. PelanggaranPS hanya melibatkan maksimkesimpatisan. Maksim
ini dilanggarkonsulan dan konselor, masing-masingdalam bentuk
kelangkaan ucapanterima kasih (konsulan) dan langkanyasapaaan
(konselor).
Penelitian Palupi (2002) berjudul“Tindak Tutur dalam Wacana
IklanBerita pada Majalah Tempo Edisi2002”. Dalam penelitiannya
tersebut,dia menemukan (1) bentuk dankarakteristik, (2) aspek
situasi tutur,dan (3) kategori cara penyampaianiklan. Bentuk dan
karakteristik tindaktutur yang digunakan adalah tindaktutur
langsung dan tidak langsung.Karakteristik pada tindak tutur
tidaklangsung adalah cenderungmenggunakan kalimat (tuturan)
ekuatifdan preposisi. Karakteristik tindaktutur langsung adalah
kalimatcenderung mengandung unsur verbayang menghendaki mitra
tuturmelakukan sesuatu secara langsung,yakni mengajak,
menyarankan,menyuruh, dan menganjurkan. Aspeksituasi tutur meliputi
penutur dan mitratutur, konteks tuturan, tujuan tuturan,tuturan
sebagai tindakan atau aktivitas,dan tuturan berupa tindak
verbal.Kategori cara penyampaian iklanmeliputi kategori iklan
pernyataan,kealatan, pemasaran, peyakinan, kenalpasti,
perbandingan, pertanyaan,peringatan, ajakan, dan nasihat.
LANDASAN TEORI
Pragmatik mempelajari strukturbahasa secara eksternal,
yaitubagaimana satuan kebahasaan itudigunakan dalam komunikasi
(Wijana,1996). Sementara itu, menurut Black(2011) pragmatik
merupakan kajianterhadap bahasa dalam penggunaannyadengan
memperhitungkan unsur-unsuryang tidak dicakup oleh tata bahasadan
semantik. Tindak tutur tidak hanyamerujuk pada tindakan berbicara
saja,tetapi merujuk pada keseluruhansituasi komunikasi, yaitu
situasi dimana wacana terjadi, parapartisipannya dan semua
interaksiverbal atau fisik yang terjadisebelumnya serta ciri-ciri
paralinguistik yang bisa memberikankontribusi bagi makna dari
interaksi.
Austin menyebutkan bahwa padasaat seseorang mengatakan sesuatu,
diajuga melakukan sesuatu. Misalnya,pada waktu seseorang
menggunakankata kerja “berjanji” (“Saya berjanjisaya akan datang
tepat waktu”), makayang bersangkutan tidak hanyamengucapkan, tetapi
juga melakukantindakan berjanji (Nadar, 2009). Austinjuga
memaparkan bahwa tindak tuturyang dilakukan dalam bentuk
kalimatperformatif ada tiga tindakan, yaitutindak tutur lokusi,
ilokusi, danperlokusi (Chaer, 2010). Sementara itu,Searle
menggolongkan tindak ilokusike dalam lima macam bentuk tuturanyang
masing-masing memiliki fungsikomunikatif (Rahardi, 2005).
Kelimamacam bentuk tuturan yangmenunjukkan fungsi itu adalah
asertif,direktif, ekspresif, komisif, dandeklarasi.1. Asertif,
yakni bentuk tutur yang
mengikat penutur pada kebenaranpreposisi yang
diungkapkan,misalnya menyatakan,menyarankan, membual, mengeluh,dan
mengklaim.
-
Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52
44
2. Direktif, yaitu bentuk tutur yangdimaksudkan penuturnya
untukmembuat pengaruh agar si mitratutur melakukan tindakan,
misalnyamemesan, memerintah, memohon,menasehati, dan
merekomendasi.
3. Ekspresif adalah bentuk tuturanyang berfungsi untuk
menyatakanatau menunjukkan sikap psikologispenutur terhadap suatu
keadaan,misalnya berterima kasih, memberiselamat, meminta
maaf,menyalahkan, memuji, danberbelasungkawa.
4. Komisif, yakini bentuk tutur yangberfungsi untuk menyatakan
janjiatau penawaran, misalnya berjanji,bersumpah, dan
menawarkansesuatu.
5. Deklarasi, yakni bentuk tutur yangmenghubungkan isi tuturan
dengankenyataannya, misalnya berpasrah,memecat, membaptis,
memberinama, mengangkat, mengucilkan,dan menghukum.
Sebaliknya, Leech (1993) danBlum-Kulka (1987) menyebutkanbahwa
satu maksud atau satu fungsibahasa dapat dinyatakan denganbentuk
tuturan yang bemacam-macam.Dalam tulisan ini, penulismenggunakan
tindak tutur yangdikemukakan oleh Searle, yakni satutindak tutur
dapat memiliki maksuddan fungsi yang bermacam-macam.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakanmetode deskriptif. Teknikpengumpulan
data penelitian inimenggunakan teknik dokumentasi(Moleong, 2004).
Teknik dokumentasipenelitian ini diperoleh dari bahantertulis
berupa tuturan dalam dialogcerpen. Sumber data penelitian ini,yaitu
cerpen Kembang Gean: AntologiCerpen Remaja Sumatra Barat.
Kembang Gean: Antologi CerpenRemaja Sumatra Barat
merupakankumpulan cerpen terbaik dari hasilSayembara Penulisan
Cerpen Remajayang diselenggarakan oleh BalaiBahasa Padang tahun
2007. KembangGean merupakan salah satu judulcerpen dalam antologi
tersebut. Ketigajudul cerpen dalam antologi tersebutdibahas dalam
tulisan ini. Pemilihanketiga judul cerpen tersebutberdasarkan
banyaknya dialog dalamcerpen tersebut. Dengan banyaknyadialog
berarti peneliti jugamendapatkan banyak data untukdianalisis.
Ketiga cerpen tersebutadalah “Kembang Gean”, “DiPenghujung
Pengabdian” dan “IsyaratVella”. Peneliti membaca dan
mencatattuturan dialog dalam cerpen “KembangGean”, “Di Penghujung
Pengabdian”dan “Isyarat Vella”. Pencatatandilakukan pada kartu data
dan semuadata diklasifikasi.
Penganalisisan data menggunakanheuristik. Heuristik adalah jenis
tugaspemecahan masalah yang dihadapipetutur dalam menginterpretasi
sebuahtuturan (Leech, 1993). Analisis yangdilakukan dalam
penelitian ini berupamengidentifikasi jenis tindak tutur danfungsi
komunikatif tuturan dalamdialog cerpen dengan
merumuskanhipotesis-hipotesis dan kemudianmengujinya berdasarkan
data-datayang tersedia. Apabila proses analisishipotesis tidak
teruji, maka akan dibuathipotesis yang baru. Seluruh proses
ini,terus menerus akan berulang sampaiakhirnya tercapai suatu
pemecahanmasalah, yaitu berupa hipotesis yangteruji kebenarannya
dan tidakbertentangan dengan bukti yang ada.
PEMBAHASAN
Austin (dalam Oktavianus, 2006)menyebutkan bahwa tindak
tutur
-
Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…
45
berkaitan dengan analisis ujaran dalamkaitannya dengan perilaku
penutursuatu bahasa dengan lawan bicaranya.Ini merupakan aktivitas
komunikasiyang di dalamnya terkandung maksudyang ingin disampaikan
pada saatberbicara dan efek yang ingin dicapaioleh penutur.
Berikut pembahasan kelima tindaktutur Searle (Rahardi, 2005)
dalam“Kembang Gean”, “Di PenghujungPengabdian”, dan “Isyarat
Vella”.
Asertif
MenyatakanPengertian menyatakan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:972) adalah (1)
menerangkan;menjadikan nyata; menjelaskan; (2)menunjukkan;
memperlihatkan;menandakan; (3) mengatakan;mengemukakan (pikiran,
isi hati);melahirkan (isi hati, perasaan, dsb);mempermaklumkan
(perang).
(1) “Kau tahu? Aku hari ini senangsekali karena ternyata
masihada yang mau bertemandenganku!” terangku dengansangat
bersemangat.
“Hai, tenang dulu! Janganterburu-buru! Terangkan padakusecara
pelan-pelan. Gerakantanganmu terlalu kencang, akujadi tak
mengerti”, katakakak. (Atika, 2008:30)
Secara lokusi tuturan tokoh Akumerupakan pernyataan dan
secarailokusi juga merupakan pernyataan.Data (1) memperlihatkan
dialog antaratokoh Aku dan kakak. Dialog (1)menunjukkan suatu
pernyataan, yaitumenyatakan bahwa tokoh Aku senangsekali karena ada
yang mau bertemandengan tokoh Aku. Hal itu ditunjukkanoleh dialog
“Aku hari ini senang sekalikarena ternyata masih ada yang mau
berteman denganku!” atau tuturantokoh Aku. Tuturan yang dicetak
tebalmenandakan maksud pernyataan daritokoh Aku. Bukti yang
menguatkantuturan itu merupakan sebuahpernyataan, dapat dilihat
pada tuturansi kakak berikut, “Hai, tenang dulu!Jangan
terburu-buru! Terangkanpadaku secara pelan-pelan. Gerakantanganmu
terlalu kencang, aku jadi takmengerti”.
(2) “Memang begitu keadaannya!Dari dulu aku punya teman
kalaunggak karena mereka kasihankepadaku atau kalau nggakmemang ada
maunya! Nggakada yang mau kenalan sama akukalau nggak karena
kepaksa!Mereka bilang temanan sama akubikin capek dan
susahngomongnya!” sampai akuberbicara di situ air mataku
sudahtumpah tanpa bisa kukontrol lagi.
Dan, dia pun menenangkankudan berkata, “Kakak tahu, tapikamu
jangan sedih begitu”.
(Atika, 2008:31)
Secara lokusi tuturan tokoh Akumerupakan pernyataan dan
secarailokusi juga merupakan pernyataan.Data (2) memperlihatkan
dialog antaratokoh Aku dan kakak. Dialog inimenunjukkan suatu
pernyataan, yaituseseorang yang berteman dengan tokohAku,
tunawicara karena merasakasihan atau ada sesuatu yangdiinginkan
dari tokoh Aku. Hal ituditunjukkan oleh dialog “Dari dulu akupunya
teman kalau nggak karenamereka kasihan kepadaku atau kalaunggak
memang ada maunya! Nggakada yang mau kenalan sama aku kalaunggak
karena kepaksa! atau tuturantokoh Aku. Tuturan yang dicetak
tebalmenandakan maksud pernyataan daritokoh Aku. Bukti yang
menguatkan
-
Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52
46
tuturan itu merupakan sebuahpernyataan, dapat dilihat pada
tuturansi kakak berikut, “Kakak tahu, tapikamu jangan sedih
begitu”.
MenyarankanPengertian menyarankan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008:1226) adalah (1)
memberikansaran (anjuran dsb); menganjurkan;
(2)mempropagandakan.
(3) “Wartel ada, tapi kalaumalam-malam begini sudah
tutup.Apalagi hujan, di sini sepi,soalnya. Makanya, Nak
Jeanmenginap saja di sini. Yahwalaupun jelek-jelek begini,
tapicukuplah untuk berteduh kalausedang badai di luar,” ujar
ibulagi.
“Menginap di sini?” tanyagadis itu tak percaya.
“Mmm … gimana, ya, Bu?”kedengarannya begitu keberatan.
“Ya terserah Nak Jean juga,Ibu tidak memaksakan. Ibu
hanyamemberikan saran, diterimasyukur… kalau ditolak, ya
tidakapa-apa,” ujar ibu pelan.
“Boleh, deh Bu,”jawabnyasingkat. (Sari, 2008: 44)
Secara lokusi tuturan ibumerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi merupakan saran. Data (3)memperlihatkan dialog antara
ibu dansi gadis. Dialog ini menunjukkan suatusaran, yaitu si ibu
menyarankan sigadis menginap karena sudah malamdan di luar badai.
Hal itu ditunjukkanoleh dialog , “Nak Jean menginap sajadi sini.
Yah walaupun jelek-jelekbegini, tapi cukuplah untuk berteduhkalau
sedang badai di luar” ataututuran ibu. Tuturan yang dicetak
tebal
menandakan bahwa si ibumenyarankan. Bukti yang menguatkantuturan
itu merupakan sebuah saran,dapat dilihat pada tuturan si gadis
yangmenerima saran tersebut, “Boleh, dehBu”.
MembualPengertian membual dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008: 212)adalah mengobrol, bercakap
yangbukan-bukan.
(4) “Hasil jualan keripik ibukalau ditabung terus pasti
nggakakan habis-habis sampai turunanJubil yang kedua belas,”
candaAbin.
“Enak aja, cuma sampai yangkedua. Aku yakin bisa sampaiturunanku
yang keseribu duabelas. Jika perlu …, turunanmujuga bisa nebeng,
Bin,” jawabkuasal. (Sari, 2008:49)
Secara lokusi tuturan Abinmerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi merupakan bualan. Data (4)memperlihatkan dialog
antara Abindan tokoh Aku. Dialog (4)menunjukkan suatu bualan, yaitu
siAbin membual tentang hasil penjualankeripik ibu. Menurut Abin,
hasilpenjualan keripik ibu kalau ditabungterus bisa untuk membiayai
keturunanJubil sampai yang kedua belas. Hal ituditunjukkan oleh
dialog “Hasil jualankeripik ibu kalau ditabung terus pastinggak
akan habis-habis sampaiturunan Jubil yang kedua belas” ataututuran
Abin. Tuturan yang dicetaktebal dalam kutipan data menandakanbahwa
si Abin membual. Bukti yangmenguatkan tuturan itu merupakansebuah
bualan, dapat dilihat padatuturan tokoh Aku yang membalasbualan
Abin dengan bualan juga, Enakaja, cuma sampai yang kedua belas.
-
Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…
47
Aku yakin bisa sampai turunankuyang keseribu dua belas. Jika
perlu …,turunanmu juga bisa nebeng, Bin.
MengeluhPengertian mengeluh dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008:660) adalah menyatakan
susah(karena penderitaan, kesakitan,kekecewaan, dsb).
(5) “Aku bosan begini terus. Akubosan lihat ibu kayak gini
terus.Dari dulu sampai sekarangnggak ada perubahan. Mengapaibu
tidak dimasukkan ke rumahsakit jiwa saja.
Merepotkan,”gerutunya.
“Jaga mulut kamu!” Melatimenatap adiknya tajam.
(Suhailah,2008:123)
Secara lokusi tuturan tokoh Akumerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi merupakan keluhan. Data (5)memperlihatkan dialog
antara tokohAku dan kakak Aku yang bernamaMelati. Dialog pada data
(5)menunjukkan suatu keluhan, yaitumengeluh karena kecewa
terhadapibunya yang masih mengalami hilangingatan. Tokoh Aku merasa
direpotkanharus mengurus ibunya yang hilangingatan di rumah. Hal
itu ditunjukkanoleh dialog , “Dari dulu sampaisekarang nggak ada
perubahan.Mengapa ibu tidak dimasukkan kerumah sakit jiwa saja.
Merepotkan”atau tuturan tokoh Aku. Tuturan yangdicetak tebal
menandakan bahwa tokohAku mengeluh. Bukti yangmenguatkan tuturan
itu merupakansebuah keluhan, dapat dilihat padatuturan si Melati
berikut, “Jaga mulutkamu!”. Melati menganggap adiknya,tokoh Aku,
tidak merasa kasihankepada ibunya yang hilang ingatan.
Direktif
MenasihatiPengertian menasehati dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:953) adalah memberi
anjuran(petunjuk, peringatan, teguran) yangbaik kepada.
(6) “Kalau kau terus-terusanseperti itu, seperti kukang dan
takpernah bergaul dengan wanita,bisa-bisa kau jadi bujang
lapuk,”ibu mengerling ke arahku.
“Aku lebih nyaman hiduptanpa wanita, Bu. Dengan Ibu,sebagai
satu-satunya Wanita dikehidupanku, itu sudah lebihcukup. Aku tak
butuh wanita lainmasuk dalam kehidupanku, itusudah lebih dari
cukup. Aku takbutuh wanita lain masuk dalamkehidupanku,”ujarku.
(Sari, 2008:42)
Secara lokusi, tuturan ibumerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi pernyataaan ini merupakannasihat. Data (6)
memperlihatkandialog antara ibu dan tokoh Aku yangmenunjukkan suatu
nasihat, yaitumenasihati tokoh Aku untuk bergaulatau mempunyai
teman seorangwanita. Hal itu ditunjukkan oleh dialog“Kalau kau
terus-terusan seperti itu,seperti kukang dan tak pernah
bergauldengan wanita, bisa-bisa kau jadibujang lapuk” atau tuturan
ibu.Tuturan yang dicetak tebal dalamkutipan data menandakan bahwa
si ibumenasihati anaknya. Bukti yangmenguatkan tuturan itu
merupakansebuah nasihat, dapat dilihat padatuturan tokoh Aku
berikut, “Aku lebihnyaman hidup tanpa wanita, Bu.Dengan Ibu,
sebagai satu-satunyaWanita di kehidupanku, itu sudah lebih
-
Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52
48
cukup. Aku tak butuh wanita lainmasuk dalam kehidupanku”.
MemerintahPengertian memerintah dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008:1057) adalah (1)
memberiperintah; menyuruh melakukansesuatu; (2) menguasai dan
mengurus(negara, daerah, dsb).
(7) “Jubil, di serambi luar adaseorang wanita sedang
berteduh,apa tidak lebih baik kaumenyuruhnya untuk masuk. Diluar
angin kencang dan ibukhawatir dia akan kenapa-kenapa,” pinta ibu
kepadaku.
“Kenapa-kenapa bagaimana,Bu? Lagian, ibu ada-ada saja. Diawanita
dan ibu menyuruhku untukmengajaknya masuk? Nanti kalaudilihat orang
bagaimana? Bisa-bisa, besok isu buruk tentangkumulai menyebar.
Jubil, anak
ibu Roslina, diam-diammenyimpan seorang wanita dikamarnya,”
kilahku. (Sari, 2008:41)
Secara lokusi, tuturan ibumerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi merupakan perintah. Data (7)memperlihatkan dialog
antara ibu dantokoh Aku. Dialog ini menunjukkansuatu perintah,
yaitu menyuruh tokohAku mengajak masuk seorang wanitayang sedang
berteduh di luar. Hal ituditunjukkan oleh dialog , “Jubil,
diserambi luar ada seorang wanitasedang berteduh, apa tidak lebih
baikkau menyuruhnya untuk masuk” ataututuran ibu. Tuturan yang
dicetak tebaldalam kutipan data menandakan bahwasi ibu memerintah.
Bukti yangmenguatkan tuturan itu merupakansebuah perintah, dapat
dilihat pada
tuturan si Aku berikut, “Lagian, ibuada-ada saja. Dia wanita dan
ibumenyuruhku untuk mengajaknyamasuk?”
(8) “Tolong fotokopikan blankoini 1.000 lembar,“ Faizmenyodorkan
selembar kertas.
“Baik, insya Allah besok akubawakan,” sahut Melati pendekdan
segera pergi. (Suhailah,2008:118)
Secara lokusi, tuturan Faizmerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi merupakan perintah. Data (8)memperlihatkan dialog
antara Faiz danMelati. Data (8) menunjukkan sesuatuperintah, yaitu
memerintah si Melatiuntuk memfotokopi blanko. Hal ituditunjukkan
oleh dialog “Tolongfotokopikan blanko ini 1.000 lembar”atau tuturan
Faiz. Tuturan yang dicetaktebal menandakan bahwa si Faizmemerintah.
Bukti yang menguatkantuturan itu merupakan sebuah perintah,dapat
dilihat pada tuturan si Melatiberikut, “Baik, insya Allah besok
akubawakan.”
MerekomendasikanPengertian merekomendasikan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiaadalah memberikan
rekomendasi;menasihatkan; menganjurkan.
(9) Tiba-tiba kakak menjawillenganku dan berbicara padakudalam
bahasa isyarat, “Sudahsiap untuk hari ini, Dek?”
“Ya, lumayan walaupun agakkhawatir sedikit,” jawabku.
“Tak ada yang perludikhawatirkan. Kakak jaminsemua bakal
baik-baik saja. Kan,ketua panitia MOS-nya, Kakak,”
-
Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…
49
ujar kakak menenangkanku.(Atika, 2008: 28-29)
Secara lokusi, tuturan kakakmerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi merupakan rekomendasi. Data(9) memperlihatkan dialog
antarakakak dan adik. Dialog inimenunjukkan suatu rekomendasi
kakakkepada adiknya. Kakak memberikanrekomendasi kepada adiknya
yangtunawicara tidak perlu khawatirmengikuti acara MOS
karenakakaknya adalah ketua panitia. Hal ituditunjukkan oleh dialog
“Tak adayang perlu dikhawatirkan. Kakakjamin semua bakal baik-baik
saja.Kan, ketua panitia MOS-nya, Kakak”atau tuturan kakak. Tuturan
yangdalam kutipan dicetak data tebalmenandakan bahwa si
kakakmerekomendasikan adik.
Ekspresif
Meminta maafPengertian meminta maaf dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalahmengharap agar diberi
maaf(dimaafkan).
(10) “Ibu, maafkan Melati. Melatimenyesal. Apa pun akan
Melatilakukan untuk menebus dosaMelati. Asalkan Ibu maumemaafkan
Melati…,” lirihnya.
“Sudahlah, tidak ada yangperlu dimaafkan. Ibu sudahmemaafkanmu
sejak kamu pergimeninggalkan Ibu…” Ibutersenyum lembut
membelaikepalanya. (Suhailah, 2008: 134)
Secara lokusi tuturan Melatimerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi meruapakan permintaan maaf.Data (10) memperlihatkan
dialogantara Melati dan ibunya. Dialog ini
menunjukkan suatu permintaan maaf,yaitu meminta maaf kepada
ibunyakarena Melati menyesal telahmenyakiti perasaan ibunya. Hal
ituditunjukkan oleh dialog , “Ibu,maafkan Melati. Melati menyesal.
Apapun akan Melati lakukan untukmenebus dosa Melati. Asalkan Ibu
maumemaafkan Melati” atau tuturanMelati. Tuturan yang dicetak
tebalmenandakan bahwa si Melati memintamaaf. Bukti yang menguatkan
tuturanitu merupakan sebuah permintaanmaaf, dapat dilihat pada
tuturan si ibuberikut, “Sudahlah, tidak ada yangperlu dimaafkan.
Ibu sudahmemaafkanmu sejak kamu pergimeninggalkan Ibu”.
MenyalahkanPengertian menyalahkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1207) adalah (1)
menyatakan(memandang, menganggap) salah; (2)melemparkan kesalahan
kepada;mempersalahkan; menyesali.
(11) “Kakak kan sudah bilang,kakak cuma terlambat dua jam.Masak
jaga ibu dua jam sajakamu nggak becus. Kamu tahuakibatnya, eh? Ibu
bisakehabisan darah, tahu!” Melatimenegur adiknya gusar.
“Memangnya, kenapa?” Euismenantangnya. (Suhailah,2008:123)
Secara lokusi tuturan Melatimerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi merupakan kesalahan. Data(11) memperlihatkan dialog
antaraMelati dan adiknya, Euis. Dialog inimenunjukkan suatu
kesalahan, yaitumenganggap salah adiknya, Euis,karena tidak becus
mengurus ibunya.Hal itu ditunjukkan oleh dialog“Kakak kan sudah
bilang, kakak cuma
-
Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52
50
terlambat dua jam. Masak jaga ibudua jam saja kamu nggak becus.
Kamutahu akibatnya, eh? Ibu bisa kehabisandarah, tahu!” atau
tuturan Melati.Tuturan yang dicetak tebal dalamkutipan
datanmenandakan bahwa siMelati menyalahkan adiknya. Buktiyang
menguatkan tuturan itumerupakan menyalahkan dapat dilihatpada
tuturan Euis berikut,“Memangnya, kenapa?”
MemujiPengertian memuji dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalahmelahirkan kekaguman danpenghargaan
kepada sesuatu (yangdianggap baik, indah, gagah berani,dsb).
(12) “Pasti kamu sangat tersiksaselama ibu hilang ingatan,
ya?”ibu tersenyum. Melati menangisterharu. Allah telah
menjawabdoanya selama ini. “Tidakada yang sia-sia,Bu. Musibah
inimembuka mata Melati tentanghidup. Melati tidak menyesalmenjalani
ini semua. Melatiikhlas. Demi ibu, Melati bersediamelakukan apa
saja, “Melatitersenyum.
“Kamu memang anakkebanggaan ayah dan ibumu,”ibu menatapnya
sayang. Tetapmemeluknya, wanita itumenadahkan tangannya
berdoa.(Suhailah, 2008:136)
Secara lokusi tuturan ibumerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi merupakan pujian. Data (12)memperlihatkan dialog
antara Melatidan ibunya. Dialog ini menunjukkanbahwa ibu dan
ayahnya banggamempunyai anak seperti Melati.Tuturan yang dicetak
tebal dalamkutipan data menandakan bahwa si ibu
memuji Melati. Ibunya memuji Melatikarena selama ibunya hilang
ingatan,Melati merawat ibunya dengan sabar.Hal itu ditunjukkan oleh
dialog “Pastikamu sangat tersiksa selama ibuhilang ingatan, ya?”
atau tuturan ibu.
Komisif
BersumpahPengertian bersumpah dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesiaadalah (1) menyatakan kebenaransuatu
hal atau kesetiaan dengansumpah; mengangkat sumpah; (2)berjanji
dengan sungguh-sungguh;berikrar; (3) sudah disumpah.
(13) “Sebenarnya tadi Loramemang ngomongin tentangkamu. Dia
bilang kalau akuseharusnya pandai milih teman.Dia Tanya aku, kenapa
aku mauaja dijadiin pembantu kamu.Maksudnya, aku selalu sama
kamudan ngebantuin menerjemahinperkataan kamu sama orang
lain.Terus, dia tanya kamu ngasih akugaji berapa dan pada saat
itulahaku sangat marah dan melabrakdia.” “Apa kamu jadiberpikir
sama seperti yangdibicarakan Lora, Vi?” tanyakusambil menahan air
mata.
“Ya Tuhan! Aku beranibersumpah aku tak pernahmengira kamu akan
menganggapaku sebagai pembantumu. Akubersedia karena aku
senangmelakukannya dan atas dasarsebagai sahabat yang baik.
Akuharus membantu sahabatku,kan? Tak pernah terbersitdipikiranku
akan berpikir sejelekitu tentang kamu!” (Atika,2008:35).
-
Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…
51
Secara lokusi tuturan Viamerupakan pernyataan, tetapi
secarailokusi merupakan sumpah. Data (13)memperlihatkan dialog
antara tokohAku dan Via. Dialog ini menunjukkanVia bersumpah bahwa
semua yangdilakukan Via kepada tokoh Akudidasarkan atas
persahabatan. TokohAku tunawicara dan Via mengertibahasa isyarat.
Via menjadipenerjemah bahasa isyarat tokoh Aku.Menurut Via seorang
sahabat harusmembantu temannya. Hal ituditunjukkan oleh dialog Aku
beranibersumpah aku tak pernah mengirakamu akan menganggap aku
sebagaipembantumu. “Aku bersedia karenaaku senang melakukannya dan
atasdasar sebagai sahabat yang baik. Akuharus membantu sahabatku,
kan?”atau tuturan Via. Tuturan yang dicetaktebal menandakan bahwa
si Viabersumpah.
Menawarkan SesuatuPengertian menawarkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah(1) mengunjukkan sesuatu
kepada(dengan maksud supaya dibeli,dikontrak, diambil, dipakai);
(2)memasang harga (mengemukakanharga yang diminta).
(14) “Ada yang mau makanbaksonya, Pak Mamat?” Tanyamereka
serempak.
“Ide bagus!” sambut Viasambil mengedip padaku dan kamikeluar
bersama. (Atika,2008:35—36)
Secara lokusi tuturan mereka(teman-teman Via)
merupakanpernyataan, tetapi secara ilokusimerupakan tawaran. Data
(14)memperlihatkan dialog antara merekadan Via. Dialog itu
menunjukkansesuatu tawaran, yaitu mereka (teman-
teman Via) menawarkan makan baksokepada Via. Hal itu ditunjukkan
olehdialog “Ada yang mau makanbaksonya, Pak Mamat? ” atau
tuturanmereka. Tuturan yang dicetak tebalmenandakan bahwa
merekamenawarkan. Bukti yang menguatkantuturan itu merupakan sebuah
tawaran,dapat dilihat pada tuturan si Via yangmenyambut dengan baik
tawarantersebut, “Ide bagus!”.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisisditemukan empat bentuk tuturan didalam
Kembang Gean: AntologiCerpen Sumatera Barat, yaitu
asertif,direktif, ekspresif, dan komisif. Bentuktuturan deklarasi
tidak ditemukandalam data penelitian ini. Pada tuturanasertif hanya
ditemukan bentuk tuturanmenyatakan, menyarankan, membual,dan
mengeluh. Pada tuturan direktifhanya ditemukan bentuk
tuturanmenasihati, merekomendasikan, danmemerintah. Pada tuturan
ekspresifhanya ditemukan bentuk tuturanmeminta maaf, memuji,
danmenyalahkan. Pada tuturan komisifhanya ditemukan bentuk
tuturanbersumpah dan menawarkan sesuatu.
Karya sastra selalu berbicaratentang hidup dan kehidupan
manusia.Pengarang berkreasi untuk membuatdunia yang lebih ideal
dari kenyataan.Karya sastra membekali pembacadengan pengetahuan dan
apresiasiyang mendalam tentang hakikatmanusia dan kemanusiaan
sertamemperkaya wawasan manusiamengenai arti hidup dan kehidupan
ini.Karya sastra merupakan refleksikeadaan sosial masyarakat dan
alatmengamati gejala sosial yang muncul.
-
Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52
52
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, Imam. 2005. “Tindak Tuturdan Operasi PrinsipSopan Santun
dalamWacana RubrikKonsultasi Jawa Pos”dalam Bahasa dan Seni,Tahun
33, Nomor 1,Februari 2005. Semarang:Universitas NegeriSemarang.
Atika, Mutya. 2008. “Isyarat Vella”Dalam Joni Syahputradan
Erwina Burhanuddin(Ed.). Kembang Gean:Antologi Cerpen RemajaSumatra
Barat: 27-39.Padang: Balai BahasaPadang.
Black, Elizabeth. 2011. StilistikaPragmatis. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Blum-Kulka, Shoshana. 1987.‘Indirectness andPoliteness in
Requests:Same or Different?.Journal of Pragmatics.11:
131-146.socling.genlingnw.ru/files/smrp/indirectnesspoliteness.pdf.
Diakses 3 Mei2013.
Chaer, Abdul. 2010. KesantunanBerbahasa. Jakarta:Rineka
Cipta.
Harianto, et al. 2005. Unsur IntrinsikCerpen yang Dimuatpada
Pontianak Post.Pontianak: Balai BahasaProvinsi KalimantanBarat.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-PrinsipPragmatik.Diterjemahkan
oleh Oka.Jakarta: UniversitasIndonesia.
Moleong, Lexy J. 2004. MetodologiPenelitian Kualitatif.Bandung:
RemajaRosda-karya.
Nadar, F.X. 2009. Pragmatik danPenelitian Pragmatik.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Oktavianus. 2006. Analisis WacanaLintas Bahasa. Padang:Andalas
University Press.
Palupi. 2002. “Tindak Tutur dalamWacana Iklan BentukBerita pada
MajalahTempo Edisi 2001”.Semarang: Unnes.
Ratna, Nyoman Kutha. 2003.Pradigma SosiologiSastra.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
__________. 2007. Estetika Sastra danBudaya. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar.
Rahardi, R. Kunjana. 2005. PragmatikKesantunan ImperatifBahasa
Indonesia.Jakarta: Erlangga.
Sari, Reno Mareta. 2008. KembangGean. Dalam JoniSyahputra dan
ErwinaBurhanuddin (Ed.)Kembang Gean: AntologiCerpen Remaja
SumatraBarat: 40-52. Padang:Balai Bahasa Padang.
Suhailah, Azizatus. 2008. DiPenghujung Pengabdian.Dalam Joni
Syahputradan ErwinaBurhanuddin (Ed.)Kembang Gean: AntologiCerpen
Remaja SumatraBarat: 117-138. Padang:Balai Bahasa Padang.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik.Yogyakarta:
Andi.