Page 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………1
ABSTRAK…………………………………………………………………………..2
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………..3
I.1. Latar belakang
I.2. Permasalahan
I.3. Maksud dan Tujuan
I.4. Lingkup pembahasan
I.5. Batasan Masalah
I.6. Metodologi penulisan
BAB II.
1
Page 2
KATA PENGANTAR
Sungguh suatu kebahagian buat saya dapat
melaksanakan penulisan skripsi ini, dimana skripsi ini
adalah sebuah hutang yang belum terbayar, dimana
perjalanan hidup seseorang tidak terlepas akan tujuan
besar dalam masa pendidikan. Dalam skripsi ini saya hanya
ingin mencoba membuat perubahan dalam hidup saya, dimana
pengetahuan dan pengalaman menjadi suatu pembelajaran
terhadap diri saya sendiri, keluarga dan orang lain.
Manajemen kontruksi merupakan tema dan konsep pemikiran
awal saya membuat skripsi ini, karena manajemen kontruksi
berperan penting terhadap jalannya suatu kontruksi untuk
mencapai biaya, mutu, dan waktu menjadi lebih baik.
Skripsi ini saya dedikasian untuk orang tua saya
yang sudah berjuang penuh untuk membiayai pendidikan
2
Page 3
saya, dan juga untuk yang saya sayangi Istri dan anak-
anak. Terima kasih sudah dapat mengerti dan memahami saya
dalam melaksanakan pembuatan skripsi ini.
ABSTRAK
Pondasi bored pile dan pondasi tiang pancang dengan
hydraulic jack in pile merupakan jenis pondasi yang ideal
digunakan sebagai pondasi jembatan untuk kondisi area
yang mempunyai resiko tinggi. Seperti halnya pelaksanaan
3
Page 4
pekerjaan pondasi jembatan the spring di summarecon
serpong dimana area pekerjaan pondasi berdekatan dengan
jalur pipa gas dimana tidak boleh ada aktifitas pekerjaan
yang mempengaruhi kestabilan pipa gas tersebut. Dalam hal
ini pondasi bored pile dan pondasi tiang pancang menjadi
metode yang aman dalam melaksanakan pekerjaan pondasi
jembatan the spring. Kedua metode ini mempunyai kelebihan
dan kekurangan terhadap efisiensi dan efektifitas dalam
pelaksanaannya. Untuk itu saya akan mencoba membuat
perbandingan dari kedua metode tersebut terkait dengan
tercapainya waktu, biaya, dan mutu yang lebih baik.
BAB I
4
Page 5
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dengan bertambah pesatnya pertumbuhan penduduk,
semakin bertumbuh juga permintaan akan kebutuhan sandang
pangan dan papan, kebutuhan masyarakat akan papan inilah
yang kita sebut dengan rumah atau tempat tinggal.
masalah yang terjadi pada saat ini adalah lahan atau area
yang semakin sempit dijakarta. sehingga membuat arah area
pengembangan perumahan kearah pinggir – pinggir kota
Jakarta.
Dalam hal ini saya akan mengungkapkan area
pengembangan yang dilakukan oleh developer summarecon
serpong. Area yang dikembangkan saat ini mencapai 150
hektar. Untuk menciptakan lokasi pemukiman yang ideal
diperlukan master plan yang pemanen dan sesuai oleh
perencanaan elevasi dan koordinat yang strategis baik
dari segi Untuk mewujudkan area pengembangan itu
terdapat pekerjaan jembatan untuk melintasi jalur pipa
gas yang di haruskan dalam pembutan jembatan untuk
proteksi pipa gas, untuk itu saya mencoba untuk
menganalisa pelaksanaan kontruksi jembatan tersebut dari
segi waktu dan biaya.
5
Page 6
Pembangunan sarana transpotasi juga mempunyai peranan
penting, sebab disadari makin meningkatnya jumlah pemakai
jalan yang akan menggunakan sarana tersebut. Lancar atau
tidaknya transportasi akan membawa dampak yang cukup besar
terhadap kehidupan masyarakat.
Pembangunan Jembatan the spring ini merupakan jembatan
yang melintasi jalur dan saluran. jembatan ini diharapkan
dapat menjadi sarana dan prasrana yang membawa kemajuan di
berbagai bidang, sehingga dapat meningkatkan pelayanan
transportasi. Mengingat pentingnya pembangunan jembatan
baru untuk meningkatkan sarana transportasi yang ada.
I.2 Permasalahan
Pada pekerjaan struktur jembatan the spring ini
mempunyai kondisi lahan kerja existing yang unik dimana
dalam setiap pekerjaan jembatan baik dari tahap pondasi
hingga upper struktur harus di perhitungkan baik desain
dan metodanya terhadap stabilisasi kondisi pipa gas
bertekanan tinggi ( high pressure pipeline ) yang ada
dibawahnya. Dalam hal ini saya mencoba mempelajar
permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi, dimana
pondasi jembatan ini hanya bisa dilakukan dengan metode
pondasi bore pile dan pondasi pancang dengan hydraulic
jack in pile, ini dikarenakan kedua metode tersebut masih
6
Page 7
aman untuk digunakan. pada pondasi bore pile yang dalam
pelaksanaan memakan waktu lebih lama dan diperkirakan
lebih mahal biayanya dibandingkan dengan menggunakan
pondasi tiang pancang dengan hydraulic jack in pile.
I.3 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah
membandingkan penggunaan type pondasi bore pile dengan
pondasi tiang pancang agar dapat mengetahui kelebihan dan
kekuranganya terhadap biaya dan waktu dalam pelaksanaan.
Tujuannya adalah untuk mengaplikasikan ilmu yang
didapat selama perkuliahan serta memenuhi salah satu
persyaratan untuk meraih gelar sarjana strata satu (S-1).
I.4 Lingkup Pembahasan
Pembahasan meliputi :
1. scheduling planning waktu pelaksanaan pekerjaan
pondasi tiang pancang dan pondasi bore pile
2. perhitungan biaya pekerjaan pondasi tiang pancang
dan pondasi bore pile
3. perhitungan kebutuhan tiang pancang sebagai
pengganti tiang bore pile
4. metode kerja yang dilaksanakan terkait efisien dan
efektifitasnya.
7
Page 8
5. Membuat data statistic terkait produktivitas alat
wash boring dan hydraulic jack in pile.
6. Membuat perbandingan efisiensi dan efektifitas dari
pelaksanaan pekerjaan pondasi bore pile dan pondasi
tiang pancang menggunakan hydraulic jack in pile.
I.5 Batasan masalah
Dalam penulisan ini penulis tidak mejabarkan
perhitungan perencanaan pondasi hinggga detail
desain dan analisanya.
Tidak membuat perhitungan RAB substruktur dan
upper struktur.
Tidak memperhitungkan biaya diluar area
pekerjaan pondasi.
I.6 Metodologi penulisan
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan, seperti
data kontrak kerja, gambar site plan, data
pelaksanaan pekerjaan pondasi, produktivitas alat,
dan lain sebagainya dari owner proyek..
2. Studi literature yaitu dengan mempelajari
literature-literatur yang berhubungan dengan
8
Page 9
manajemen kontruksi dan perhitungan perencanaan
pondasi, serta produktivitas alat
3. Melakukan perhitungan dengan data – data dan rumus
rumus perhitungan yang mendukung penelitian dan
kajian penulisan skripsi ini.
I.7 Sistematika penulisan
Dibawah ini merupakan sistematika pembahasan ringkas yang
menjadi dasar penulisan skripsi:
BAB I. PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan digambarkan secara umum
mengenai latar belakang , maksud dan tujuan,
lingkup pembahasan, batasan masalah, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II. DASAR TEORI
Bab ini memberikan informasi dan pengetahuan
dasar yang terkait dengan penilitian yang akan
dilakukan, walaupun bersifat dasar .
9
Page 10
BAB III. ANALISA DATA
Data yang diberikan pada bab ini merupakan data
dari hasil survei yang dilakukan dilapangan. Dari
data ini akan dilakukan pengolahan data untuk
membuat perhitungan sehingga didapat suatu hasil
yang akan digunakan sebagai perbandingan sehingga
didapat efisensi dan efektifitas dari kedua
metode pelaksanaan pekerjaan pondasi jembatan
tersebut.
BABIV. EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS DENGAN PERHITUNGAN
Dalam bab ini akan dihitung waktu pelaksanaan
serta membuat perhitungan anggaran biaya dengan
data dan rumus yang sudah dijelaskan secara umum
di BAB III. Dimana perhitungan ini nanti akan
menjadi suatu hasil akhir.
BAB V. PENUTUP
Bab ini memberikan suatu hasil akhir yang dapat
menjadi suatu kesimpulan dan ketetapan dalam
menjabarkan permasalahan efisiensi dan
efektifitas terhadap pekerjaan pondasi tiang
pancang dan hydraulic jack in pile.
10
Page 11
BAB II
DASAR TEORI
II.1 Umum
Efisiensi dan efektifitas merupakan dua hal yang di
inginkan dalam suatu pelaksanaan pekerjaan kontruksi,
`dimana dalam penilitian ini akan mempelajari dan
merumuskan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
pekerjaan pondasi bore pile dan pondasi tiang pancang
menggunakan hydraulic jack in pile pada jembatan the
spring summarecon serpong dengan data jembatan sebagai
berikut :
Jembatan the spring summaercon merupakan kontruksi
jembatan yang direncanakan untuk melintasi high pressure
pipeline ( pipa gas bertekanan tinggi) dengan ROW (right
of way ) 20 m dan melintasi saluran utama selebar 10m.
Bentang jembatan = 28 m
Diameter pipa gas = 60 cm ( 24 inchi)
Tebal pipa = 4.859 mm
11
Page 12
Bangunan jembatan merupakan kontruksi beton bertulang
dengan tinggi clearance ±3m dan tersusun dari jalan dua
lajur dengan lebar 8.50m, juga terdapat median selebar 5m
, bahu jalan 3m disebelah kiri dan kanan. total lebar
jembatan 28 m.
Efisiensi dan efektifitas pada pelaksnaan pekerjaan
pondasi jembatan the spring ini akan dapat ditentukan
dengan perbandingan anggaran biaya dan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Sehingga manajemen kontruksi menjadi alat yang
digunakan untuk mengontrol kedua hal tersebut
.
II.1.1 Manajemen Kontruksi
Manajemen kontruksi merupakan rangakaian kegiatan
yang dilakukan untuk dapat mengatur sumber daya yang
terlibat dalam suatu pekerjaan kontruksi, sumber daya
tersebut adalah :
a) Man power ( tenaga kerja )
b) Machiners ( alat dan perlatan )
c) Material ( bahan bahan )
d) Money ( uang )
12
Page 13
e) Method (metode )
Kelima sumber daya tersebut merupakan bagian yang tak
pernah lepas dari pelaksanaan suatu pekerjaan kontruksi.
Untuk kelima hal tersebut kita bisa mengatur dan
mengaplikasikannya.
II.1.1.a Man power ( Sumber daya manusia )
Man power merupakan tenaga kerja atau sumber daya manusia
yang terlibat dalam malaksanakan suatu kegiatan kerja.
Sumber daya manusia ini memiliki keahlian dan tanggung
jawab yang berbeda. Seperti yang tedapat dalam suatu
struktur organisasi dimana ada orang yang memimpin dan
ada orang yang dipimpin. Seperti kita lihat dalam contoh
diagram dibawah ini
II.1.1.b Machiners ( Alat dan peralatan )
13
Project managersite manager
supervisor
supervisor
inpector
inpector
inpector
inpector
Page 14
Alat dan peralatan merupakan komponen penting dalam
pelaksanaan pekerjaan kontruksi krena berperan penuh
terhadap efektifitas dan efisiensi, alat dan perlatan
bias berupa alat yang konvensional sampai yang modern
dengan tekhnologi tinggi diantaranya adalah ;
Pacul
Sekop
Gerobak
Mesin mixing adukan ( molen )
Excavator
Bulldozer
Tower crane
Hydraulic jack in pile
Drop hammer pile driven
Wash boring
Boogie
Dll
II.1.1c material
Merupakan sumber daya bahan yang menjadi bahan bentuk
fisik yang membuat kontruksi itu selesai dengan fisik
yang dibangun seperti halnya :
Semen
14
Page 15
Pasir
Besi
Batu kali
Kayu
Air
Split
dll
II.1.1.d Money (uang )
Uang merupakan sumber daya yang menjadi pemutar arus
pergerakan suatu pelaksanaan proyek dimana uang merupakan
indicator utama efisiensi. Dan uang juga menjadi factor
yang paling utama terkait permodalan.
II.1.1.e Method ( metode )
Metode adalah sebuah cara untuk membuat suatu kegiatan
itu menjadi lebih cepat atau menjadi lebih lambat ini
terkait dengan efektifitas. Dalam hal ini kita dapat
menentukan bahwa pelaksanaan pondasi tiang pancang dengan
hydraulic jak in pile merupakan suatu metode demikian
juga dengan pelaksanaan bore pile dengan wash boring.
Metode hydraulic jack in pile
15
Page 16
Jack in pile adalah suatu sistem pemancangan pondasi
tiang yang pelaksanaannya ditekan masuk kedalam tanah
dengan menggunakan dongkrak hidrolis yang diberi beban
Counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran. Gaya
tekan dongkrak langsung dapat dibaca melalui manometer
sehingga gaya tekan tiang setiap kedalaman tertentu dapat
diketahui. Pengerjaan dengan menggunakan jack-in pile ini
memiliki keuntungan-keuntungan antara lain, bebas dari
kebisingan/getaran dan polusi serta pondasi tipe ini
cocok digunakan pada daerah perkotaan atau daerah padat
penduduk serta kondisi tertentu seperti pemancangan
pondasi di area jalur pipa gas bertekanan tinggi. Alat
ini mampu memancang pondasi dengan berbagai penampang
mulai dari 200x200 mm sampai 500x500 mm atau juga dapat
untuk spun pile(pipa lingkaran) dengan diameter 300
sampai dengan 600 mm. Mobilisasi mudah. Pada jack-in
pile ini tidak mungkin terjadi keretakan pada kepala
tiang dan juga tidak mungkin terjadi necking (lekukan
pada pondasi) seperti pada sistem bored-,l
Komponen alat :
1. Side piling installation seat (tempat instalasi
tumpukan sisi)
16
Page 17
2. Main cabin (kabin utama)
3. Piling platform (peron tumpukan)
4. Pile clamping box (jepitan tiang kotak)
5. Crane (alat pengangkat tiang pancang)
6. Vertical motion mechanism (mekanisme gerak vertikal)
7. Assistant cantilever (asisten penyangga)
Kegiatan siklus Kerja dan Produktivitas alat
Siklus kerja Hydraulic jack-in pile adalah gerakan dari
Hydraulic jack-in pile selama melakukan gerakan untuk
berproduksi adalah sebagai berikut :
a. Mengikat Tiang Pancang Pertama
b. Mengangkat Tiang Pancang Pertama
c. Memutar / Memindahkan Tiang Pancang Pertama (bergerak
secara horizontal)
d. Memasukkan Tiang Pancang Pertama
e. Menekan Tiang Pancang Pertama
17
Page 18
f. Pengambilan Tiang Pancang sambungan (Tiang Pancang
Kedua)
g. Pengelasan sambungan
h. Menekan Tiang Pancang sambungan (Tiang Pancang Kedua)
i. Pengambilan Ruyung (Alat bantu untuk menekan Tiang
Pancang sambungan)
j. Menekan Tiang Pancang sambungan (Tiang Pancang Kedua)
k. Bergerak keposisi pemancangan selanjutnya
Produktivitas Alat :
Productivity (m¹/menit) =
Produksi Hydraulic Jack-in pile rata-rata (m¹/menit)
Output : Hasil produksi per siklus (m¹)
Input : Jumlah Alat (pengamatan)
Time : Waktu siklus rata-rata (menit)
18
(output)
(Input * Time)
Page 19
Metode wash borring
Wash boring adalah sebuat metode pengeboran yang
dilakukan untuk pekerjaan pondasi bore pile dengan
dibantu media air sebagai sumber pendukung pelaksanaan
pengeboran.
Tahapan pelaksanaannya adalah
a. setting alat
b. Fabrikasi besi
c. Pengeboran
d. cleaning
e. Pemasangan kerangka baja tulangan
f. pengecoran
II.2 Efisiensi pekerjaan pondasi
Efisiensi pekerjaan pondasi ini dapat kita buat menjadi
dua perhitungan. Yaitu perhitungan biaya pelaksanaan
pondasi tiang bor pile dan perhitungan biaya pelaksanaan
pondasi tiang pancang, yang nanti akan dijabarkan manjadi
sebuah rencana anggaran biaya (RAB) dimana semua
19
Page 20
perhitungan dan rumus harus sesuai dengan analisa
perhitungan SNI ( Standar Nasional Indonesia ).
Membuat perhitungan kebutuhan material, tenaga kerja,
serta biaya koordinasi dan kebutuhan lainya berdasarkan
kuantitas yang didapat dari gambar kerja.
Berikut analisa perhitungan berdasarkan SNI :
Dibawah ini adalah analasia harga satuan standar dengan
analisa SNI
PEKERJAAN PERSIAPAN
1 m² Pek. Kantor Direksi Keet , dengan lantai plesteran
bahan
Dolken Kayu Ø 8 1.250
btg
Kayu Balok Borneo 0.180 m3
Paku 0.850 Kg
Besi Strip 1.100 Kg
Semen Portland 35.000 Kg
Pasir Pasang 0.150 m3
Pasir Beton 0.100 m3
Koral Beton 0.150 m3
Bata merah kelas I 30.000 bh
20
Page 21
Seng Plat 0.250 lbr
Jendela Nako 2.000 bh
Kaca Polos 0.080 m2
Kunci Tanam 0.150 bh
Plywood 4 mm 0.060 lbr
Tenaga
Tukang Kayu 2.000 Oh
Tukang Batu 1.000 Oh
Perkerja 2.000 Oh
Kepala Tukang 0.300 Oh
Mandor 0.050 Oh
1 m² Pembuatan Gudang Semen dan Alat - alat
Dolken Kayu Ø 8 1.700
btg
Kayu Balok Borneo 0.210 m3
Paku 0.300 Kg
Semen Portland 10.500 Kg
Pasir Beton 0.030 m3
21
Page 22
Koral Beton 0.050 m3
Seng BJLS 32 1.500
lbr
Tenaga
Tukang Kayu 2.000 Oh
Perkerja 1.000 Oh
Kepala Tukang 0.200 Oh
Mandor 0.050 Oh
Membersihkan Lapangan dan Perataan
Tenaga
Perkerja 0.100 Oh
Mandor 0.050 Oh
1 m² Pembuatan Bedeng Buruh
Bahan
Dolken Kayu Ø 8 1.250
btg
Kayu Balok Borneo 0.186 m3
Paku 0.300 Kg
Semen Portland 18.000 Kg
Pasir Beton 0.030 m3
Koral Beton 0.050 m3
22
Page 23
Seng BJLS 32 1.500
lbr
Plywood 4 mm 1.350 lbr
Tenaga
Tukang Kayu 2.000 Oh
Perkerja 1.000 Oh
Kepala Tukang 0.200 Oh
Mandor 0.050 Oh
1 m² Pembuatan Bak Adukan ( 40 x 50 x 20 ) cm
Bahan
Kayu Terentang 0.186 m3
Paku 0.300 Kg
Kayu Kaso 5 / 7 1.000
btg
Tenaga
Tukang Kayu 2.000 Oh
Mandor 0.050 Oh
1 m² Pembuatan Jalan Sementara
Bahan
Batu Belah 5 / 20 0.150 m3
Batu Belah 5 / 7 0.090 m3
Pasir Pasang 0.010 m3
23
Page 24
Tenaga
Perkerja 1.000 Oh
Mandor 0.050 Oh
PEKERJAAN TANAH
1 m3 Pek. Galian Tanah Biasa Max Kedalaman 1 m'
Tenaga
Perkerja 0.400 Oh
Tukang Gali Oh
Kepala Tukang Oh
Mandor 0.040 Oh
1 m3 Pek. Galian Tanah Biasa Max Kedalaman 2 m'
Tenaga
Perkerja 0.525 Oh
Tukang Gali Oh
Kepala Tukang Oh
Mandor 0.052 Oh
24
Page 25
1 m3 Pek. Galian Tanah Biasa Max Kedalaman 3 m'
Tenaga
Perkerja 0.735 Oh
Tukang Gali - Oh
Kepala Tukang - Oh
Mandor 0.073 Oh
1 m3 Pek. Galian Tanah Keras Max Kedalaman 1 m'
Tenaga
Perkerja 0.625 Oh
Tukang Gali - Oh
Kepala Tukang - Oh
Mandor 0.062 Oh
1 m3 Pek. Galian Tanah Cadas Max Kedalaman 1 m'
Tenaga
Perkerja 1.250 Oh
Tukang Gali - Oh
Kepala Tukang - Oh
Mandor 0.125 Oh
1 m3 Pek. Galian Tanah Lumpur Max Kedalaman 1 m'
Tenaga
Perkerja 0.823 Oh
25
Page 26
Tukang Gali - Oh
Kepala Tukang - Oh
Mandor 0.083 Oh
1 m² Pek. Stripping 1 m
Tenaga
Perkerja 0.050 Oh
Tukang Gali - Oh
Kepala Tukang - Oh
Mandor 0.005 Oh
1 m³ Pembuangan Tanah sejauh 150 m
Tenaga
Perkerja 0.192 Oh
Tukang Gali - Oh
Kepala Tukang - Oh
Mandor 0.050 Oh
PEKERJAAN PONDASI
1 m' Pembuatan Tiang Pancang ( 35 x 35 ) cm, Beton
Bertulang
Bahan
Pasir Urug Darat 0.016 m3
26
Page 27
Pasir Beton 0.080 m3
Koral Beton 0.125 m3
Semen Portland 49.000 Kg
Besi Beton 34.500 Kg
Kawat Beton 0.700 Kg
Kayu Kaso 5 / 7 0.270 m3
Paku 0.120 Kg
Minyak Bekisting 0.090 lt
Plamuur Tembok 0.200 Kg
Tenaga
Perkerja 0.800 Oh
Tukang Batu 0.500 Oh
Kepala Tukang 0.050 Oh
Mandor 0.040 Oh
PEKERJAAN BETON
1 m³ Membuat Beton 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
Bahan
Semen Portland 232.000Kg
Pasir Beton 0.520 m3
Koral Beton 0.780 m3
Tenaga
Perkerja 1.650 Oh
Tukang Batu 0.250 Oh
27
Page 28
Kepala Tukang 0.025 Oh
Mandor 0.080 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang 1 Pc : 2
Ps : 4 Kr
Bahan
Semen Portland 280.000Kg
Pasir Beton 0.450 m3
Koral Beton 0.900 m3
Tenaga
Perkerja 1.650 Oh
Tukang Batu 0.250 Oh
Kepala Tukang 0.025 Oh
Mandor 0.080 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang 1 Pc : 2 Ps : 2.5 Kr
Bahan
Semen Portland 352.000Kg
Pasir Beton 0.560 m3
Koral Beton 0.700 m3
Tenaga
Perkerja 1.650 Oh
Tukang Batu 0.250 Oh
Kepala Tukang 0.025 Oh
28
Page 29
Mandor 0.080 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang 1 Pc : 1.5 Ps : 3Kr
Bahan
Semen Portland 357.000Kg
Pasir Beton 0.420
m3
Koral Beton 0.540
m3
Tenaga
Perkerja 1.650 Oh
Tukang Batu 0.250
Oh
Kepala Tukang 0.025 Oh
Mandor 0.080 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang 1 Pc : 1.5 Ps : 2.5Kr
29
Page 30
Bahan
Semen Portland 386.000Kg
Pasir Beton 0.470
m3
Koral Beton 0.780
m3
Tenaga
Perkerja 1.650 Oh
Tukang Batu 0.250
Oh
Kepala Tukang 0.025 Oh
Mandor 0.080 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang 1 Pc : 1 Ps : 2Kr
Bahan
Semen Portland 479.000Kg
Pasir Beton 0.370
m3
Koral Beton 0.740
m3
Tenaga
Perkerja 1.650 Oh
Tukang Batu 0.250
Oh
30
Page 31
Kepala Tukang 0.025 Oh
Mandor 0.080 Oh
1 m³ Membuat Tiang Pancang Prestressed Beton
Bahan
Semen Portland 479.000Kg
Pasir Beton 0.370
m3
Koral Beton 0.740
m3
Rapidrant 2.460
gln
Tenaga
Perkerja 1.650 Oh
Tukang Batu 0.250
Oh
Kepala Tukang 0.025 Oh
Mandor 0.080 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang 1 Pc : 2Ps : 3 Splt
Bahan
Semen Portland 336.000Kg
31
Page 32
Pasir Beton 0.540
m3
Koral Beton 0.810
m3
Tenaga
Perkerja 2.000 Oh
Tukang Batu 0.350
Oh
Kepala Tukang 0.035 Oh
Mandor 1.000 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang
1 Pc : 2Ps : 4 Splt
Bahan
Semen Portland 291.000Kg
Pasir Beton 0.470
m3
Koral Beton 0.930
m3
Tenaga
Perkerja 2.000 Oh
32
Page 33
Tukang Batu 0.350
Oh
Kepala Tukang 0.035 Oh
Mandor 1.000 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang 1 Pc : 1.5Ps : 3 Splt
Bahan
Semen Portland 367.000Kg
Pasir Beton 0.440
m3
Koral Beton 0.880
m3
Tenaga
Perkerja 2.000 Oh
Tukang Batu 0.350
Oh
Kepala Tukang 0.035 Oh
Mandor 1.000 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang 1 Pc : 1.5Ps : 2.5
Splt
Bahan
Semen Portland 400.000Kg
33
Page 34
Pasir Beton 0.480
m3
Koral Beton 0.800
m3
Tenaga
Perkerja 2.000 Oh
Tukang Batu 0.350
Oh
Kepala Tukang 0.035 Oh
Mandor 1.000 Oh
1 m³ Membuat Beton Bertulang 1 Pc : 1Ps : 1Splt
Bahan
Semen Portland 615.000Kg
Pasir Beton 0.520
m3
Koral Beton 0.520
m3
Tenaga
Perkerja 2.000 Oh
Tukang Batu 0.350
Oh
Kepala Tukang 0.035 Oh
34
Page 35
Mandor 1.000 Oh
1 Kg Pembesian dengan Besi Polos atau Besi Ulir
Bahan
Besi Beton 1.050Kg
Kawat Beton 0.015
Kg
Tenaga
Perkerja 0.007 Oh
Tukang Besi 0.007
Oh
Kepala Tukang 0.0007 Oh
Mandor 0.0003 Oh
1 Kg Jaring Kawat Baja
Bahan
Besi Jaring Kawat Baja 1.020Kg
Kawat Beton 0.805Kg
Tenaga
Perkerja 0.025 Oh
35
Page 36
Tukang Besi 0.025
Oh
Kepala Tukang 0.0025 Oh
Mandor 0.0015 Oh
Dan efisiensi juga dapat dilihat dari kecepatan suatu
pelaksanaan pekerjaan karena bias menjadi faktor
penghematan biaya operasional.
II.3 Efektifitas pekerjaan pondasi
Efektifitas dalam pelaksanaan suatu pekerjaan pondasi
jembatan ini dapat ditentukan oleh cepat atau lambatnya
suatu prosses pelaksanaan dimana ini semua harus dapat
dilihat dari awal perencanaan sampai pelaksanaan dengan
menggunakan tahapan kerja yang logis dan data
produktivitas suatu item pekerjaan yang ada.
II.3.1 TIME SCHEDULLING
Time scheduling merupakan suatu penjadwalan kerja yang
menjadi rangkaian aktifitas setiap pekerjaan dengan
durasi pelaksanaan item pekerjaan yang dilakukan dengan
ideal.
36
Page 37
Yaitu membuat tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan
pada pondasi bore pile dan pondasi tiang pancang:
Pondasi bore pile :
Pekerjaan persiapan
Pembersihan tempat kerja
Pengukuran titik koordinat pondasi ( stake out )
Mobilisasi alat
Setting alat
Pengeboran
Cleaning
Pembesian
Pengecoran
Pengetesan daya dukung dan uji kelayakan tiang
Pondasi tiang pancang :
Pekerjaan persiapan
Pembersihan tempat kerja
Pengukuran titik koordinat pondasi ( stake out )
Mobilisasi alat
Setting alat
Pengadaan material pancang
Pemancangan
Pengetesan daya dukung dan uji kelayakan tiang
37
Page 38
Mengendalikan waktu pelaksanaan kontruksi dengan prosedur
:
CPM ( Critical Path Method )
Critical Path method adalah suatu jalur dari
beberapa komponen kegiatan yang mempunyai total
waktu pelaksanaan terlama dan menunjukan kurun
waktu penyelesaian yang tercepat sehingga menjadi
jalur kritis. metode pengendalian waktu dengan
membuat perencanaan schedule agar lebih efisien
dan efektif.
Dalam membuat critical path method dengan
jaringan AOA, harus diketahui terlebih dahulu
perhitungan durasi pelaksanaan kegitan dengan
perhitungan maju dan perhitungan mundur.
Istilah yang digunakan dalam membuat perhingan
maju dan perhitungan mundur
Early start ( ES )yaitu waktu paling awal
sebuah kegiatan dapat dimulai sebelum
kegiatan lainya belum selesai.
38
Page 39
Late start ( LS )yaitu waktu paling akhir
sebuah kegiatan dapatdiselesaikan tanpa
memperlambat pelaksanaan proyek>
Early finish ( EF )yaitu waktu paling awal
sebuah kegiatan dapat diselesaikan jika
dimulai pada waktu paling awalnya dan
selesai dengan durasinya.
Late finish (LF) yaitu waktu paling akhir
sebuah kegiatan dapat
dimulai tanpa perlambatan pelaksanaan proyek
Dasar CPM scheduling adalah ;
1. Perencanaan aktivitas proyek
2. Penjadwalan aktivitas proyek
3. Monitoring aktivitas proyek
Visualisasi critical path yang terjadi pada pekerjaan
kontruksi jembatan dengan penjadwalan item pekerjaan
secara logis
39
pengukuran
Fabrikasi besi tulangan
Test
Install besi
Pengecoran
Persiapan
Page 40
ES EFLS LFI J
Dimana I dan j adalah notasi jaringan kerja
Dibawah ini adalah contoh
perhitungan maju
6 10B D
0 A 3 3 4 14 F 193 C E 5
5 8 614 m aju
e fa b
c
d
Perhitungan mundur
40
pengeboran
CRITICAL PATH
Page 41
Dalam melaksanakan schedulling ini diharuskan membuat
jaringan kerja atau activity on arrow (AOA).
Dalam membuat jaringan kerja diharuskan :
1. Menentukan aktivitas kegiatan
2. Menentukan durasi aktivitas / kegiatan
3. Mendeskripsikan aktivitas
4. Menentukan hubungan yang logis
II.4 Perhitungan jumlah pondasi tiang sebagai pengganti
bore pile
perhitungan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Perhitungan pembebanan
2. Penentuan dimensi tiang
3. Perhitungan daya dukung tiang
4. Perhitungan jumlah tiang pondasi
Penggunaan tiang pancang dengan diameter 60cm
Data tanah lokasi pondasi terdapat level muka air tanah
1.7 m dan 2 m diasumsikan level mukair tanah berada di
41
7 6 10B 10 D
0 A 3 3 4 14 F 190 3 3 C E 14 5 19
5 8 6mundur 3 8 14d
c
a b e f
Page 42
kedalaman 1.5 m
Lapisan bearing ( lapisan pendukung dengan nilai N-
SPT>50blows/feet pada kedalaman 13 – 19.5 m.
Analisa daya dukung menggunakan metode Reese and Wright:
Daya dukung tiang ultimate
Qult = Qb + Qs……………………………………………………………(1)
Qult = Ab qb + As qs
Qa = Qult / SF………………………………………………………………(2)
Dimana :
Qult = Daya dukung tiang ultimate
Qa = Daya dukung tiang yang diizinkan untuk
beban aksial tekan
Qb = Daya dukung ujung tiang ultimate
Qs = Daya dukung friksi tiang ultimate
qb = Point bearing
qs = Friksi
Ab = Luas penampang ujung tiang
As = Luas selimut tiang
SF = Faktor keamanan
42
Page 43
Berdasarkan kekuatan bahan tiang.
Menurut peraturan beton Indonesia (PBI), tegangan
tekan beton yang diijinkan yaitu :
σb = 0.33 x f’c
f’c = kekuatan tekan beton karakteristik
= x A ............... (3)
Dimana :
= Kekuatan yang diizinkan pada tiang pancang (kg)
= Kuat tekan izin tiang pancang (kg/cm2)
= Luas penampang efektif tiang pancang (cm2)
Berdasarkan hasil sondir
Untuk tiang pancang end bearing pile :
Quijin = ............. (4)
Untuk tiang friction pile :
Quijin = ............... (5)
Untuk tiang pancang end bearing dan friction pile :
Qtiang= + ........ (6)
43
Page 44
Dimana :
Qtiang = Kapasitas daya dukung ijin tiang pancang (kg)
qc = Nilai konis (kg/cm2)
BAB III
ANALISA EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS DENGAN DATA
III.1 Efisiensi
44
Page 45
Dalam analisa efisiensi ini meliputi perhitungan
yang didasari oleh data data yang didapat dari studi
literature dan data lapangan dimana dapat di bagi dalam
beberapa elemen perhitungan diantaranya adalah :
1 .Rencana Anggaran Biaya pekerjaan pondasi tiang
bore pile
2 .Rencana Anggaran Biaya pekerjaan pondasi tiang
pancang dengan hydraulic jack in pile
III.1.1 Rencana Anggaran Biaya pekerjaan pondasi tiang
bore pile
Dalam melaksanakan perhitungan anggaran biaya ini kita
harus mempunyai data data yang menjadi acuan perhitungan
RAB. Seperti halnya :
Data gambar kerja
Update harga bahan bangunan
Update harga sewa alat
Update upah pekerja
Biaya koordinasi
Analisa harga satuan SNI
Perhitungan biaya :
1. Pengeboran
45
Page 46
III.1.2 Rencana Anggaran Biaya pekerjaan pondasi tiang
pancang
Dalam melaksanakan perhitungan anggaran biaya ini kita
harus mempunyai data data yang menjadi acuan perhitungan
RAB. Seperti halnya :
Data gambar kerja
Update harga material pancang precast
Update harga sewa alat
Update upah pekerja
Biaya koordinasi
Analisa harga satuan SNI
46
Page 47
VI. Kesimpulan
Dengan menggunakan pondasi tiang pancang dalam
pelaksanaan lebih cepat karena material pondasi adalah
precast, pemancangan lebih cepat menggunakan hydraulic
VII. Daftar pustaka
1. Jonathan f hutchings. Project scheduling handbook ,
dekker media
2. Ir. Isman Tony JustantoMSCE. Manajemen kontruksi
3. Analisa SNI
47
Page 48
4. Wiratman & Associates . Detail Engineering Design.
5.
48