1 TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PENGEMASAN KLASIFIKASI DAN RE-DESAIN KEMASAN KERIPIK JAHE MANGGALA JAYA MOJOREJO - BATU Oleh : Kelompok 6 Dedy Bagus Prasetyo 0811030019 Deswanti 0811030022 Helmi Musyaffak 0911033043 Muvti Andi 0811030055 Saka Iman Grezico 0811030071 Soyanita Hernanda 0811033049 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
15
Embed
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS …blog.ub.ac.id/bojonegoro/files/2012/06/Kel-6.-Kemasan-Plastik2.pdf1 teknologi dan manajemen pengemasan klasifikasi dan re-desain kemasan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PENGEMASAN
KLASIFIKASI DAN RE-DESAIN KEMASAN
KERIPIK JAHE MANGGALA JAYA
MOJOREJO - BATU
Oleh :
Kelompok 6
Dedy Bagus Prasetyo 0811030019
Deswanti 0811030022
Helmi Musyaffak 0911033043
Muvti Andi 0811030055
Saka Iman Grezico 0811030071
Soyanita Hernanda 0811033049
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini dunia perdagangan berada dalam suatu iklim persaingan yang
semakin ketat dan kompetitif. Setiap perusahan dituntut agar bisa menciptakan
sebuah produk yang mampu bersaing dengan produk yang lain apabila ingin
tetap bertahan dalam arus persaingan bisnis. Banyaknya pesaing baru yang
bermunculan dengan strategi pemasaran yang baru pula akan membuat
persaingan semakin ketat dan memanas. Pertarungan produk tidak lagi terbatas
pada keunggulan kualitas atau teknologi canggih semata, tetapi juga pada usaha
untuk mendapatkan nilai tambah kepada konsumen.
Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan
perdagangan yang semakin tajam adalah melalui desain kemasan. Daya tarik
suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan
“pemicu” karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Oleh karena itu,
kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon
positif, dalam hal ini membeli produk karena tujuan akhir dari pengemasan
adalah untuk menciptakan penjualan.
Kemasan adalah salah satu bidang dalam Desain Komunikasi Visual yang
mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung
berhadapan dengan konsumen, antara lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif
dan pemasaran yang harus diwujudkan ke dalam bahasa visual. Sebagai seorang
desainer komunikasi visual, hal ini merupakan suatu tantangan karena selain
dituntut untuk dapat menyajikan sebuah (desain) kemasan yang estetis, kita juga
dituntut untuk memaksimalkan daya tarik kemasan untuk dapat menang dalam
pertarungan untuk menghadapi produk-produk pesaing. Tantangan yang lain
adalah klien tidak hanya mengharapkan peningkatan penjualan tetapi juga agar
konsumennya tetap setia menggunakan produknya.
1.2 Tujuan
Tujuan desain kemasan ini adalah untuk melindungi produk dari berbagai
timbulnya kerusakan seperti kuman, serangga dan yang lainnya. Selain itu juga
untuk nilai tambah terhadap terhadap produk. Sehingga produk lebih menarik
dan lebih disukai oleh konsumen.
3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan
meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan
utama untuk melakukan pembungkusan yaitu (Wirya, 2005) :
1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan
melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen.
Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan
identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah
pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara
perusahaan membedakan produknya.
3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba
perusahaan.Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan
semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan
dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan
juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan
dalam pengiriman.
Fungsi dasar kemasan secara garis besar terbagi menjadi 3 yaitu (Anwar,
2005) :
1. Sebagai media pelindung dari cuaca dan kotoran bagi produk yang
diwadahinya
2. Sebagai identitas/wajah dari produk yang terdapat didalamnya.
3. Sebagai Media Penjual, dimana packaging/ kemasan memliki kemampuan
membujuk konsumen.
Beberapa fungsi kemasan yang sangat perlu diperhatikan sebagai sebuah
pertimbangan dalam proses perencanaan dan desainnya. Beberapa fungsi lain
kemasan yaitu (Sumarwan, 2003) :
1. Fungsi Fisik Kemasan
Sebuah kemasan mempunyai fungsi yang paling dasar secara fisik sebagai
sebuah wadah dan pelindung dari produk yang ada di dalamnya. Sebagai sebuah
wadah dan pelindung, maka secara fisik, sebuah kemasan harus andal terhadap
benturan, tekanan, temperatur, air, debu, dan lain-lain. Tidak hanya andal bagi
produk di dalamnya, sebuah kemasan juga harus direncanakan dengan
mempertimbangkan penempatan dan penyimpanannya terutama dalam jumlah
4
banyak. Umumnya sebuah kemasan akan disimpan secara bertumpuk, sehingga
harus diperhitungkan barapa tumpukan maksimal yang aman dan sesuai untuk
sebuah jenis produk tertentu. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya untuk
direncanakan adalah kemudahan secara fisik saat pengepakan dan distribusinya.
Bahkan harus dipikirkan juga ketika produk tersebut sampai pada pengguna
(end-user). Faktor ergonomi cukup berperan dalam pengembangan desain
kemasan.
Sebagai upaya menjawab tuntutan fungsi fisik sebuah kemasan, keterlibatan
konsep desain kemasan mulai berjalan seiring dengan berbagai pertimbangan
teknis. Artinya, mau tak mau desainer harus mengenali material dan teknologi
pengemasan yang baik, sifat, jenis, karakter, dan kekuatan bahan kemasan
tersebut.
2. Fungsi Informasi Kemasan
Sebuah kemasan yang baik tidak hanya andal secara fisik, tetapi juga harus
memenuhi fungsinya untuk memberikan informasi kepada konsumen. Informasi
yang diberikan adalah segala sesuatu yang dipandang perlu untuk diketahui pada
tahap konsumen hendak membeli produknya. Umumnya sebuah kemasan akan
menuliskan dalam kemasan tersebut siapa konsumen yang tepat untuk jenis
produknya. Sebuah produk kadang hanya sesuai untuk kelompok umur tertentu
dan bahkan hanya diperuntukkan bagi pria atau wanita saja. Pada kemasan
konsumen juga akan mendapatkan informasi tentang bahan baku apa saja yang
digunakan dalam proses produksinya, termasuk bagaimana cara penggunaan
yang tepat sesuai dengan kelompok penggunanya. Saat ini konsumen sudah pasti
akan memperhatikan juga tanggal kadaluwarsa sebuah produk.
3. Fungsi Penjualan
Dalam persaingan bisnis, para pelaku yang terlibat di dalamnya berlomba
untuk memasarkan produknya agar konsumen berminat melihat dan
membelinya. Sebuah kemasan dalam kaitannya dengan fungsi penjualan,
ibaratnya adalah sebuah iklan yang mampu memancing atau membujuk
konsumen agar tertarik dengan produknya. Sebagai sebuah pembujuk maka
kemasan dituntut untuk tampil menarik secara visual di hadapan konsumen.
Estetika dan nilai bisnis dari sebuah kemasan menjadi perhatian utama para
produsen. Sehingga dengan kemasan yang baik dan indah dapat memberikan
nilai lebih terhadap suatu produk tertentu yang akan dipasarkan. Selain itu juga
dengan desain kemasan yang baik maka produk akan lebih mudah dikenal dan
disukai oleh konsumen. Sebagai alat penjual, kemasan adalah media pemikat
terakhir yang bisa memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Kemasan
dalam kaitannya sebagai alat penjual adalah sebuah pembujuk yang tidak
5
tampak. Diam tapi menjual. Itu sebabnya desain kemasan secara visual juga
sangat perlu diperhatikan sebagai salah satu strategi bisnis.
Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa macam yaitu
(Winarno, 2002):
1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian
a. Kemasan sekali pakai (disposable), contoh: bungkus permen, bungkus
dari daun, kaleng hermetis, karton dus
b. Kemasan berulang kali (multi trip), contoh: botol minuman (limun, bir,
softdrink), kecap, saus.
c. Kemasan yang tidak dibuang/dikembalikan, contoh: berbagai jenis botol,
wadah dari kaleng (susu, biskuit) .
2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur kemasan (kontak produk dengan
kemasan)
a. Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi / membungkus