Top Banner
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERMASALAHAN TANAH WAQAF (STUDI KASUS TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KECAMATAN TINAMBUNG KABUPATEN POLEWALI MANDAR) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar HERMAWAN NIM : 10538 02122 11 JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015
92

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

Mar 24, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERMASALAHAN TANAHWAQAF (STUDI KASUS TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DIKECAMATAN TINAMBUNG KABUPATEN POLEWALI MANDAR)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

HERMAWAN

NIM : 10538 02122 11

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

viii

MOTTO

Bukankah Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Mujadalah: 11)

Coba’an, rintangan, kesulitan akan tetap ada, namun jika bukan

kerja keras, etos kerja yang tinggi, serta niat yang baik mengiringi, maka

kemudahan dan kelapangan akan sulit untuk didapat. Jangan seperti

rumput, jangan seperti bendera yang selalu mengikuti arah angin, Tetapi

jadilah diri sendiri dan tau kemana kita akan membawa diri. Jangan takut

mengeksplor kemampuan, potensi yang ada, tetap berusaha.

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

ix

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan Ke hadirat Allah Swt, yang

memiliki kekuasaan seluruh jagad raya, dan karena rahmat dan karuniaNya lah

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi yang telah ditulis ini saya persembahkan untuk :

- Ayahanda dan Ibunda tercinta sebagai rasa hormat dan baktiku, terima kasih

atas segala doa dan kasih sayang yang telah engkau berikan yang tak pernah

ada hentinya.

- Kakakku tersayang yang memberikan kasihnya dalam keluargaku dan

pendidikanku selama ini.

- Sepupuku beserta keluarganya tercinta yang telah menjadi curahan hatiku,

yang telah memberiku semangat.

- Pacar, Sahabat dan teman-temanku yang kubanggakan kupersembahkan

karya ini sebagai semangat perjuangan.

- Teman-teman angkatan ’11.

- Almamaterku tercinta.

Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas nama lfermawan, NIM 105380212211 diterima dan disahkanoleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Reklor UniversitasMuhammadiyah Makassar Nomor: 090 Tahun 1437 H12015 M, Sebagai salah satusyarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan PendidikanSosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas MuhammadiyahN{akassar, Yudisium pada hari sabtu tanggal 14 November 2015.

07 Safar 1437 HMakassar,

19 November 2Ol5 M

Pengawas LJmum

Ketua

Sekretaris

Penguji

PANITIA UJIAN

; Dr. H. Ii"wan Akib, M.Pd.

: Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. (

: Khaeruddin, S.Pd., M.Pd.

1. Dra" Hj. Syaribulan K, M.Pd.

J. Drs. Hambali, S.Pd., M.Hum.

Prof. Dr. Darman Mandq M.Hum.

Mengetahui

( 1"'

4.

Ketua Jurusan

i(an Sosiologi

NBM:951829

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

Judul Skripsi

Nama

NIM

Jurusan

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pandangan Masyrakat terhadap permasalah an Tanah Waqap

(Studi Kasus Tempat Pemakaman Umum (TpU) di Kecamatan

Tinambung Kabupaten Polewali Mandar).

Hermawan

105380212211

Pendidikan Sosiologi

Fakultas : Keguruan dan llmu pendidikan

setelah diteliti dan diperiksa ulang, skripsi ini teiah memenuhi syarat untuk

dipertanggung jawabkan di depan tim penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar. 19 November 2015

Disahkan oleh:

Pembimbing {

I

h\*-*---Ir. H. M. Svaiful Saleh. M"Si,

Pembimbing II

Drs. Ha+nbali. S.Pd." M.Hum.

Mengetahui

kaniver

FK Kefua Jurusan

.d![<an Sosiologi

" -,J'

ta6

#3frJ

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

x

ABSTRAK

Hermawan. 2015. Pandangan Masyarakat Terhadap Permasalahan TanahWaqaf (Studi Kasus Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kecamatan TinambungKabupaten Polewali Mandar. Skripsi. Jurusan Pedidikan Sosiologi FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing I Syaiful Saleh dan Pembimbing II Hambali.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Bagaimana permasalahan tanahwaqaf dalam hal penyediaan dan pemanfaatan tempat pemakaman umum,pengaruh status sosial ekonomi dalam pelaksanaan pemakaman, serta bagaimanakebijakan pemerintah mengenai kondisi pemakaman yang kerap kali memicukonflik warga dalam perebutan tempat makam akibat beberapa faktor sosial.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan tanah waqafdalam hal penyediaan dan pemanfaatan tempat pemakaman umum, mengetahuipengaruh status sosial ekonomi dalam pelaksanaan pemakaman, serta mengetahuikebijakan pemerintah mengenai kondisi pemakaman yang kerap kali memicukonflik warga dalam perebutan tempat makam akibat beberapa faktor sosial.Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Tinambung Kabupaten PolewaliMandar karena lokasi ini ditemukan banyak pemakaman yang bervariasi. Jenispenelitian dalam penelitian ini yaitu kualitatif interaktif karena menggunakanmetode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancaramendalam, observasi, dan dokumentasi. Untuk teknik pengambilan sampledigunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaituanalisa deskriptif.

Secara ringkas hasil penelitian ini adalah bahwa permasalahan tanah waqafdalam hal penyediaan dan pemanfaatan tempat pemakaman umum masih banyakyang perlu dibenahi lantaran beberapa faktor sosial dan status sosial yang belumbisa diatasi dan dinetralisir. Tetapi masyarakat serta pemerintah setempatberusaha agar permasalahan ini bisa diatasi dengan baik sehingga kedepan bisamenimbulkan keseimbangan.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwatempat pemakaman umum mempunyai peran yang besar untuk kemaslahatanmasyarakat dalam memberikan ruang bagi masyarakat untuk memakamkanjenazah secara lebih tertib. Dan kerap kali karena faktor sosial dan status sosialserta kepentingan yang sama tersebut menimbulkan konflik antar warga dalampelaksanaannya. Dari beberapa solusi yang ditawarkan, diharapkan ada keseriusanpemerintah dan semua pihak untuk segera merealisasikannya.

Kata Kunci: Tanah Waqaf Pemakaman Umum Masyarakat

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt serta rasa syukur penulis panjatkan kepada-Nya

atas karunia dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul: Pandangan

Masyarakat Terhadap Permasalahan Tanah waqaf ( Studi Kasus Tempat

Pemakaman Umum (TPU) di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali

Mandar), dapat diselesaikan penulis sebagai salah satu tugas akademik untuk

memperoleh ujian skripsi pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai hambatan

dan tantangan namun karena bimbingan, motivasi, bantuan dan sumbangan

pemikiran dari berbagai pihak, segala hambatan dan tantangan yang di hadapi

penulis dapat teratasi. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat penulis

menghaturkan banyak terima kasih kepada Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH)

Ir. H. M. Syaiful Saleh, M.Si selaku pembimbing I dan kepada pembimbing II

Drs. Hambali, S.Pd, M.Hum yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga

dalam memberikan arahan, petunjuk serta motivasi sejak awal penyusunan skripsi

hingga selesainya skripsi ini.

Selanjutnya ucapan yang sama dikhaturkan kepada;

Dr. H. Irwan Akib, M. Pd Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. H. Nursalam, M. Si. dan

xi

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

xii

Muhammad Akhir S.Pd., M..Pd. Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan

Sosiologi atas segala bantuannya dalam administrasi maupun dalam perkuliahan,

dan Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya

Jurusan Pendidikan Sosiologi yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada orang

tua ayahanda Haneng dan ibunda Masturah yang tercinta dengan susah payah dan

ketulusannya mencurahkan cinta, kasih sayang dan perhatiannya dalam mendidik

dan membesarkan disertai dengan iringan doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini, semoga ananda dapat membalas setiap

tetes keringat yang tercurah demi membantu ananda menjadi seorang manusia

yang berguna. Kakakku tercinta: Nurdiana, Marliana, S.Pd, Nurrahma, dan Dewi

Juliani, S.Pd yang selama ini selalu menemani dan memberikan semangat kepada

penulis, tak lupa kepada Rahmatullah, dan keluargaku Imran Mannang S,Pd dan

Nurjibah. S.Pd, mereka selaku guru yang telah memberikan semangat maupun

motivasi kepada penulis.

Dan tak lupa pula saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

masyarakat Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar yang telah

membantu memberikan informasi dalam pelaksanaan penelitian ini. Akhirnya,

dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan

saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun

karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

xiii

adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca,

terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, Oktober 2015

HERMAWAN

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

KARTU KONTROL PEMBIMBING 1 ....................................................... iv

KARTU KONTROL PEMBIMBING 2 ..........................................................v

SURAT PERNYATAAN................................................................................ vi

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................. xi

DAFTAR ISI..................................................................................................xiv

DAFTAR BAGAN ........................................................................................xvi

DAFTAR TABEL......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Kajian Penelitian Relevan ................................................................ 8

xiv

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

xv

B. Kajian Teori ..................................................................................... 9

C. Masyarakat ...................................................................................... 17

D. Masalah Sosial ................................................................................ 20

E. Tanah Waqaf (Tempat Pemakaman Umum) .................................. 25

F. Kerangka Pikir ................................................................................ 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian................................................................................ 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 33

C. Instrumen Penelitian........................................................................ 33

D. Sasaran Penelitian ........................................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 35

F. Tehnik Analisis data........................................................................ 36

G. Teknik Keabsahan Data .................................................................. 36

H. Jadwal Kegiatan .............................................................................. 39

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................... 40

B. Pembahasan .................................................................................... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 66

B. Saran ............................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 71

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan Kerangka Pikir ......................................................................................... 32

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

xvii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali

Mandar ................................................................................................. 41

2. Tabel 4.2 jumlah desa/kelurahan, dusun dan lingkungan menurut

Kecamatan di Kab. Polewali Mandar .................................................. 42

3. Tabel 4.3 jumlah penduduk dan luas wilayah di Kecamatan Tinambung

.............................................................................................................. 43

4. Tabel 4.4 luas penggunaan lahan di kecamatan Tinambung............... 45

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara ...........................................................................

2. Lembar Observasi ................................................................................

3. Daftar Informan....................................................................................

4. Kartu Kontrol Penelitian ......................................................................

5. Surat keterangan Penelitian.................................................................

6. Berita Acara dan Lembar Perbaikan Ujian Proposal ...........................

7. Persetujuan Pembimbing......................................................................

8. Kartu Kontrol Bimbingan Proposal Pembimbing 1 dan 2 ...................

9. Dokumentasi ........................................................................................

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Zarqa (Usman.: 1), wakaf yang pertama kali terjadi dalam sejarah

Islam adalah wakaf untuk masjid, yaitu pada saat Nabi Muhammad saw

mendirikan Masjid Quba dan Masjid an-Nabawi. Di Indonesia, praktik wakaf

untuk tempat ibadah merupakan bentuk wakaf yang paling banyak dilakukan oleh

umat Islam. Penelitian PBB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa

79 % dari harta wakaf berupa masjid (Usman.: 1).

Tradisi mewakafkan tanah untuk masjid terus berkembang dan menyebar,

sehingga jumlah masjid terus bertambah. Kegiatan masjid juga berkembang

seiring dengan kondisi masyarakat di sekitarnya. Masjid-masjid yang berdiri di

tempat strategis dan didukung sumber dana yang memadai mampu mewujudkan

serangkaian program kegiatan yang tidak hanya berkaitan dengan ibadah mahdah,

melainkan juga berdimensi pemberdayaan. Di antara masjid yang memiliki aset

wakaf cukup besar adalah Masjid Agung Semarang. Aset wakaf masjid ini, yang

biasa disebut bandha wakaf. Masjid Agung Semarang, berupa tanah yang

diberikan oleh Ki Ageng Pandan Arang yang merupakan pendiri sekaligus bupati

pertama Kota Semarang.

Sejak zaman kesultanan Demak, Masjid Agung Semarang telah memiliki

kekayaan berupa tanah yang cukup luas yang semula disediakan sebagai upah

untuk digarap para merbot dan sebagian lagi untuk biaya pemeliharaan masjid itu

1

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

2

sendiri. Setelah Indonesia merdeka, Pemerintah mengeluarkan peraturan baru

tentang pertanahan, yaitu Undang-Undang Agraria Nomor 5 Tahun 1960.

Menurut ketentuan Undang-Undang ini, masjid tidak bisa memiliki tanah wakaf

kecuali jika telah memiliki badan hukum. Oleh karena itu, pada tahun 1962

Menteri Agama membentuk Pengurus Kas Masjid (PKM) sebagai badan hukum

masjid.

Khusus mengenai pengelolaan bandha wakaf Masjid Agung Semarang,

KH. Saifuddin Zuhri, selaku Menteri Agama pada saat itu, menerbitkan

Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 92 tahun 1962 tertanggal 14 Nopember

1962. KMA ini terdiri dari 4 (empat) keputusan, salah satunya menyatakan Masjid

Agung Semarang dan segala kekayaannya adalah barang wakaf, oleh karenanya

penanggung jawab pengelolaannya dibebankan kepada nazhir, yaitu Pengurus Kas

Masjid (PKM) 5 Semarang Karena tanah-tanah tersebut dianggap tidak produktif,

atas saran banyak pihak, MUI Kota Semarang mengeluarkan fatwa pada tanggal

13 Oktober 1976 tentang istibdal al-waqf atau penggantian tanah wakaf.

Atas dasar fatwa ini, Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Kota Semarang

mengadakan lelang untuk mencari pihak-pihak yang sanggup menjadi penukar

tanah bandha masjid. Tanah mempunyai fungsi yang sangat penting dalam

kehidupan sosial, baik sebagai tempat tinggal, tempat kegiatan perkantoran,

kegiatan usaha, seperti perdagangan, pertanian, peternakan, maupun sebagai

tempat kegiatan pendidikan, peribadatan dan lain-lain. Fungsi tanah untuk

kegiatan-kegiatan seperti tersebut di atas selain dapat diperoleh dengan cara jual

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

3

beli, tukar-menukar, sewa menyewa, hibah, warisan, dapat juga dengan cara

wakaf.

Perbincangan tentang wakaf sering kali diarahkan kepada wakaf benda

tidak bergerak seperti tanah, bangunan, pohon untuk diambil buahnya, sumur

untuk diambil airnya. Dan dari segi pengamalan wakaf, dewasa ini tercipta suatu

image atau persepsi tertentu mengenai wakaf, yaitu pertama, wakaf itu umumnya

berujud benda bergerak khususnya tanah yang di atasnya didirikan masjid atau

madrasah dan penggunaannya didasarkan pada wasiat pemberi wakaf (wâkif)

dengan ketentuan bahwa untuk menjaga kekekalannya tanah wakaf itu tidak boleh

diperjualbelikan dengan konsekuensi bank-bank tidak menerima tanah wakaf

sebagai anggunan.

Wakaf yang disyariatkan dalam agama Islam mempunyai dua dimensi

sekaligus, ialah dimensi agama dan dimensi sosial ekonomi. Dimensi agama,

karena wakaf merupakan anjuran dalam agama Islam yang perlu dipraktekkan

dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka yang memberi wakaf (waqif)

mendapat pahala dari Allah Swt karena mentaati perintah-Nya. Dimensi sosial

ekonomi karena syari’at wakaf mengandung unsur ekonomi dan sosial, dalam

kegiatan wakaf melalui uluran tangan seorang dermawan telah membantu

sesamanya untuk saling tenggang rasa.

Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran islam yang menyangkut

kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima’iyah (ibadah sosial). Wakaf

sebagai bentuk ibadah, maka tujuan utamanya adalah pengabdian kepada Allah

Swt dan ikhlas karena mencari rida-Nya. Menurut bahasa, wakaf berasal dari kata

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

4

bahasa Arab wakafa yang bararti menahan atau berhenti di tempat. Perkataan

wakaf juga dikenal dalam istilah ilmu tajwid yang bermakna menghentikan

bacaan, baik seterusnya maupun untuk mengambil nafas sementara. Menurut

istilah, wakaf adalah penahanan harta benda yang dapat diambil manfaatnya tanpa

musnah seketika dan untuk penggunaan yang mubah serta dimaksud untuk

mendapatkan keridhaan Allah Swt. Secara harfiah wakaf bermakna pembatasan

atau larangan. Sehingga kata waqaf digunakan dalam islam untuk maksud

pemilikan dan pemeliharaan harta benda tertentu untuk kemanfaatan sosial

tertentu yang ditetapkan dengan maksud mencegah penggunaan harta wakaf

tersebut diluar tujuan khusus yang telah ditetapkan tersebut.

Wakaf tanah merupakan salah satu ibadah sosial di dalam Islam yang

sangat erat hubungannya dengan keagrariaan, yakni yang menyangkut masalah

bumi, air, dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya.

Oleh karena itu, masalah wakaf selain terikat dengan aturan-aturan hukum agama

(Islam) juga terikat dengan aturan-aturan Hukum Agraria Nasional. Karena begitu

pentingnya masalah wakaf ini dalam Hukum Agraria Nasional yang menganut

paham, bahwa bumi merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai

fungsi sosial yang akan mendatangkan manfaat dan mashlahat bagi kepentingan

umum, maka masalah tanah wakaf dan perwakafan tanah didudukkan secara

khusus, dan keberadaannya diakui dan dilindungi oleh Negara.

Salah satu bentuk perwujudan dari tanah waqaf ini adalah Tempat

Pemakaman Umum (TPU). Pertambahan penduduk senantiasa menuntut

tersedianya lahan untuk menampung kegiatannya, salah satunya adalah masalah

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

5

penyediaan lahan untuk pemakaman umum di perkotaan khususnya di Kecamatan

Tinambung Kabupaten Polewali Mandar yang lahannya terbatas, pola

pemanfaatan lahan makam yang ada kurang teratur sehingga menimbulkan

berbagai masalah seperti penyerobotan atau terdesaknya lahan makam yang

dijadikan permukiman penduduk oleh masyarakat setempat, kurang

diperhatikannya keserasian dan keselarasan lingkungan hidup, lahan pemakaman

yang semakin sempit menimbulkan konflik dalam hal perebutan tanah makam,

sehingga yang memiliki kekuasaan dan status sosial yang tinggi itulah yang

mendapatkan tanah makam tersebut.

Bagi masyarakat biasa terpaksa memakamkan jenazah keluarganya di

tempat yang tidak terurus, seperti di tanah liar, entah itu di tanah yang berbukit,

atau di kebun sendiri yang bisa di pergunakan seadanya. Masalah berikutnya

adalah semakin tingginya biaya pemakaman maka akan menyulitkan warga yang

miskin untuk bisa menikmati TPU tersebut, dibanding dengan warga yang

berkuasa. Pembangunan makam tertentu yang biasa bermegah-megahan,

mempercantik, akan menimbulkan diskriminatif dalam hal pemakaman serta

membuat lahan pemakaman semakin sempit.

Dengan mengacu terhadap beberapa masalah diatas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pandangan Masyarakat Terhadap

Permasalahan Tanah Waqaf (Studi Kasus Tempat Pemakaman Umum (TPU) di

Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar).”

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan masyarakat mengenai permasalahan penyediaan dan

pemanfaatan lahan pemakaman yang ada di Kecamatan Tinambung

Kabupaten Polewali Mandar ?

2. Bagaimana pengaruh status sosial ekonomi dalam pelakasanaan

pemakaman di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar ?

3. Bagaimana kebijakan pemerintah setempat dalam menyikapi masalah

kondisi pemakaman di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali

Mandar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai permasalahan

penyediaan dan pemanfaatan lahan pemakaman yang ada di Kecamatan

Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

2. Untuk mengetahui pengaruh status sosial ekonomi dalam pelakasanaan

pemakaman di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

3. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah setempat dalam menyikapi

masalah kondisi pemakaman di Kecamatan Tinambung Kabupaten

Polewali Mandar.

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

7

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Secara teoritis

Sebagai pembanding antara teori yang didapat dibangku perkuliahan

dengan fakta yang ada di lapangan dan hasil dari penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan acuan dibidang penelitian yang selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam

mengaplikasikan pengetahuan teoritik terhadap masalah praktis.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman agar

masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai permasalahan kondisi tanah

waqaf itu sendiri dalam hal Tempat Pemakaman Umum dan bagaimana

penyediaan dan pemanfaatannya serta kendala dan permasalahan yang muncul

terkait dengan tanah waqaf dalam hal Tempat Pemakaman umum tersebut

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Relevan

Kajian penelitian yang relevan dengan penulis (Sihab :8)adalah :

1. Tesis Heru Agus Sudarman (2008) yang berjudul Proses Peralihan Hak Atas

Tanah Wakaf di KUA Kecamatan Sukoharjo.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan penulis

adalah penelitian di atas mendeskripsikan bagaimana proses peralihan hak atas

tanah wakaf dan hambatan hukum yang dihadapi dalam penyelesaian peralihan

hak atas tanah wakaf di KUA Kecamatan

Sukoharjo. Sedangkan penelitian penulis mendeskripsikan tentang pandangan

masyarakat terhadap permasalahan tanah wakaf khususnya tempat pemakaman

umum dan bagaimana pemerintah setempat menyikapi tanah wakaf dalam hal

penyediaan dan pemanfaatannya.

2. Tesis Romadlon Chotib (2007) yang berjudul hak ahli waris tanah wakaf yang

belum disertifikatkan dalam perspektif hukum Islam dan peraturan perundang-

undangan di Indonesia.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan penulis

adalah tesis ini meneliti tentang prosedur sertifikasi tanah wakaf menurut

peraturan perundang-undangan di Indonesia, kedudukan sertifikasi tanah wakaf

menurut pandangan hukum Islam, serta meneliti tentang hak ahli waris terhadap

tanah yang belum disertifikatkan menurut hukum Islam dan peraturan perundang-

8

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

9

undangan di Indonesia. Sedangkan penelitian penulis mendeskripsikan tentang

pandangan masyarakat terhadap permasalahan tanah wakaf khususnya tempat

pemakaman umum Dalam hal penyediaan dan pemanfaatannya..

B. Kajian Teori

Studi ini berdasarkan pada beberapa teori dimana akan disebutkan dan

diuraikan sebagai berikut :

1. Teori fungsional dan struktural

Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang

masuk dalam kelompok teori umum atau general theories Littlejohn, 1999

(Durkheim,2012). Ciri utama teori ini adalah adanya kepercayaan pandangan

tentang berfungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri pengamat.

Fungsionalisme struktural atau lebih popular dengan ‘struktural fungsional’

merupakan hasil pengaruh yang sangat kuat dari teori sistem umum di mana

pendekatan fungsionalisme yang diadopsi dari ilmu alam khususnya ilmu biologi,

menekankan pengkajiannya tentang cara-cara mengorganisasikan dan

mempertahankan sistem.

Dalam pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistik, menekankan

pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem

sosial. Fungsionalisme struktural atau ‘analisa sistem’ pada prinsipnya berkisar

pada beberapa konsep, namun yang paling penting adalah konsep fungsi dan

konsep struktur.

Perkataan fungsi digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia,

menunjukkan kepada aktivitas dan dinamika manusia dalam mencapai tujuan

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

10

hidupnya. Dilihat dari tujuan hidup, kegiatan manusia merupakan fungsi dan

mempunyai fungsi. Secara kualitatif fungsi dilihat dari segi kegunaan dan manfaat

seseorang, kelompok, organisasi atau asosiasi tertentu. Fungsi juga menunjuk

pada proses yang sedang atau yang akan berlangsung, yaitu menunjukkan pada

benda tertentu yang merupakan elemen atau bagian dari proses tersebut, sehingga

terdapat perkataan ”masih berfungsi” atau ”tidak berfungsi.” Fungsi tergantung

pada predikatnya, misalnya pada fungsi mobil, fungsi rumah, fungsi organ tubuh,

dan lain-lain termasuk fungsi tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman

umum yang digunakan oleh Badan hukum yang dimaksud adalah pemerintah,

lembaga keagamaan dan badan sosial. misalnya. Secara kuantitatif, fungsi dapat

menghasilkan sejumlah tertentu, sesuai dengan target, proyeksi, atau program

yang telah ditentukan.

Menurut Michael J. Jucius (dalam Durkheim,2012) mengungkapkan

bahwa fungsi sebagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia dengan harapan

dapat tercapai apa yang diinginkan. Michael J. Jucius dalam hal ini lebih menitik

beratkan pada aktivitas manusia dalam mencapai tujuan. Berbicara masalah nilai

sebagaimana dimaksud oleh Viktor, nilai yang ditujukan kepada manusia dalam

melaksanakan fungsi dan aktivitas dalam berbagai bentuk persekutuan hidupnya.

Sedangkan benda-benda lain melaksanakan fungsi dan aktivitas hanya sebagai

pembantu bagi manusia dalam melaksanakan fungsinya tersebut.

Demikian pula fungsi Badan hukum yang dimaksud adalah pemerintah,

lembaga keagamaan dan badan sosial sebagai upaya manusia. Hal ini disebabkan

karena, Tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum serta Badan hukum

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

11

yang dimaksud adalah pemerintah, lembaga keagamaan dan badan sosial ,

keduanya merupakan usaha manusia dalam menciptakan penguburan jenazah

yang baik sehingga masyarakat mempunyai tempat pemakaman yang jelas.

Sedangkan fungsi yang didefenisikan oleh Oran Young sebagai hasil yang

dituju dari suatu pola tindakan yang diarahkan bagi kepentingan (dalam hal ini

sistem sosial atau sistem politik). Jika fungsi menurut Robert K. Merton (dalam

Durkheim,2012) merupakan akibat yang tampak yang ditujukan bagi kepentingan

adaptasi dan penyetelan (adjustments) dari suatu sistem tertentu, maka struktur

menurut SP. Varma (dalam Durkheim,2012) menunjuk kepada susunan-susunan

dalam sistem yang melakukan fungsi-fungsi. Struktur dalam hal permasalahan

tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum adalah semua aktor (institusi

atau person) yang terlibat dalam proses-proses tersebut. Tanah waqaf yakni

tempat pemakaman umum, masyarakat, Badan hukum yang dimaksud adalah

bank pemerintah, lembaga keagamaan dan badan sosial termasuk ke dalam supra-

struktur permasalahan tanah waqaf tersebut.

Mengacu pada pengertian fungsi yang diajukan Oran Young dan Robert K.

Merton, serta pengertian struktur oleh SP. Varma, maka fungsi yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah fungsi tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman

umum sebagai salah satu fungsi input dalam sistem sosial masyarakat.. Sementara

struktur yang dimaksud adalah yakni badan hukum meliputi lembaga sosial,

pemerintah dan lembaga keagamaan sebagai salah satu bagian dari infrastruktur

dalam system pelaksanaan pemakaman ini. Selain fungsi artikulasi dan agregasi

kepentingan, serta fungsi penyediaan , fungsi pemanfaatan dan pelaksanaan

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

12

pemakaman, fungsi lain yang harus dijalankan oleh badan hukum meliputi

lembaga sosial, bank pemerintah, dan lembaga keagamaan sebagai infrastruktur

dalam sistem pemakaman ini adalah fungsi penataan kondisi makam agar lebih

efisien. Mungkin menjadikan fungsional bagi struktur lain akan tetapi badan

hukum menjadi disfungsional jika tidak dapat melaksanakan semua fungsi

tersebut.

Dari teori fungsionalisme struktural tersebut yang dipaparkan oleh Robert

K. Merton, maka menurut penulis bahwa sehubungan dengan topik permasalahan

dengan teori tersebut, yang merupakan fungsi dalam permasalahan ini adalah

tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum karena difungsikan sebagai

penguburan jenazah oleh warga masyarakat. Sedangkan yang menjadi strukturnya

adalah badan hukum yang meliputi lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan

pemilik tanah serta tokoh masyarakat setempat.

2. Teori Konflik

Teori konflik Ralf Dahrendorf muncul sebagai reaksi atas teori

fungsionalisme struktural yang kurang memperhatikan fenomena konflik dalam

masyarakat. Teori Konflik adalah suatu perspektif yang memandang masyarakat

sebagai sistem sosial yang terdiri atas kepentingan-kepentingan yang berbeda-

beda dimana ada suatu usaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna

memenuhi kepentingan lainnya atau memproleh kepentingan sebesar-besarnya.

Ralf Dahrendorf lahir pada tanggal 01 Mei 1929 di Hamburg, Jerman. Ayahnya

Gustav Dahrendorf dan ibunya bernama Lina. Tahun 1947-1952, ia belajar

filsafat, psikologi dan sosiologi di Universitas Hamburg, dan tahun 1952 meraih

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

13

gelar doktor Filsafat. Tahun 1953-1954, Ralf melakukan penelitian di London

School of Economic, lalu tahun 1956, ia memperoleh gelar Phd di Universitas

London. Tahun 1957-1960 menjadi Professor ilmu sosiologi di Hamburg, tahun

1960-1964 menjadi Professor ilmu sosiologi di Tubingen, selanjutnya tahun 1966-

1969 menjadi Professor ilmu sosiologi di Konstanz. Menjadi ketua Deutsche

Gesellschaft fur Soziologie (1967-1970), dan menjadi anggota Parlemen Jerman di

Partai Demokrasi. Tahun 1970, ia menjadi anggota komisi di European

Commission di Brussels, dan tahun 1974-1984, menjadi direktur London School

of Economics di London.

Teori konflik sebagian berkembang sebagai reaksi terhadap

fungsionalisme struktural dan akibat berbagai kritik, yang berasal dari sumber lain

seperti teori Marxian dan pemikiran konflik sosial dari Simmel. Salah satu

kontribusi utama teori konflik adalah mekondisian landasan untuk teori-teori yang

lebih memanfaatkan pemikiran Marx. Masalah mendasar dalam teori konflik

adalah teori itu tidak pernah berhasil memisahkan dirinya dari akar struktural-

fungsionalnya. Teori konflik Ralf Dahrendorf menarik perhatian para ahli

sosiologi Amerika Serikat sejak diterbitkannya buku “Class and Class Conflict in

Industrial Society”, pada tahun 1959.

Asumsi Ralf tentang masyarakat ialah bahwa setiap masyarakat setiap saat

tunduk pada proses perubahan, dan pertikaian serta konflik ada dalam sistem

sosial juga berbagai elemen kemasyarakatan memberikan kontribusi bagi

disintegrasi dan perubahan. Suatu bentuk keteraturan dalam masyarakat berasal

dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang memiliki kekuasaan,

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

14

sehingga ia menekankan tentang peran kekuasaan dalam mempertahankan

ketertiban dalam masyarakat

Bagi Dahrendorf, masyarakat memiliki dua wajah, yakni konflik dan

consensus yang dikenal dengan teori konflik dialektika. Dengan demikian

diusulkan agar teori sosiologi dibagi menjadi dua bagian yakni teori konflik dan

teori consensus. Teori konflik harus menguji konflik kepentingan dan penggunaan

kekerasaan yang mengikat masyarakat sedangkan teori consensus harus menguji

nilai integrasi dalam masyarakat.

Bagi Ralf, masyarakat tidak akan ada tanpa konsensus dan konflik.

Masyarakat disatukan oleh ketidakbebasan yang dipaksakan. Dengan demikian,

posisi tertentu di dalam masyarakat mendelegasikan kekuasaan dan otoritas

terhadap posisi yang lain.

Fakta kehidupan sosial ini yang mengarahkan Dahrendorf kepada tesis

sentralnya bahwa perbedaan distribusi ‘otoritas” selalu menjadi faktor yang

menentukan konflik sosial sistematis. Hubungan Otoritas dan Konflik Sosial Ralf

Dahrendorf berpendapat bahwa posisi yang ada dalam masyarakat memiliki

otoritas atau kekuasaan dengan intensitas yang berbeda-beda. Otoritas tidak

terkondisi dalam diri individu, tetapi dalam posisi, sehingga tidak bersifat statis.

Jadi, seseorang bisa saja berkuasa atau memiliki otoritas dalam lingkungan

tertentu dan tidak mempunyai kuasa atau otoritas tertentu pada lingkungan

lainnya. Sehingga seseorang yang berada dalam posisi subordinat dalam

kelompok tertentu, mungkin saja menempati posisi superordinat pada kelompok

yang lain.

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

15

Ditinjau dari teori konflik, , tanah waqaf menimbulkan suatu perubahan

mengarah ke pertentangan akibat pelaksanaan pemakaman yang melibatkan

beberapa hal, antara lain masalah lahan yang sempit untuk pemakaman

mengakibatkan perebutan lahan makam. Bagi yang status sosial ekonominya

tinggi akan mendapat penghargaan lebih tinggi pula dibanding dengan masyarakat

biasa. Masyarakat biasa terpaksa harus melakukan pemakaman di tempat lain atau

liar, entah itu di tanah bukit, atau di areal kebun sendiri.

Dari teori konflik tersebut, maka menurut penulis bahwa sehubungan

dengan topik permasalahan dengan teori tersebut, dilihat dari teori konsensus

bahwa terintegrasinya masyarakat merupakan akibat dari berfungsinya tanah

waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum sebagai tempat penguburan atau

pemakaman bagi masyarakat Sedangkan dari sisi konfliknya adalah menimbulkan

suatu perubahan mengarah ke pertentangan akibat pelaksanaan pemakaman yang

disebabkan oleh faktor sosial dan status sosial tersebut.

3. Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial merupakan bagian dari teori komunikasi

interpersonal yang menjabarkan bagaimana seseorang tinggal dan memasuki suatu

interaksi sosial dengan mempertimbangkan konsekuensi yang didapatkan dari

suatu interaksi interpersonal tersebut. Teori pertukaran sosial ini dikembangkan

oleh Thibaut dan Kelley dapat dipraktikkan dalam konteks komuniukasi

interpersonal, dan komunikasi kelompok kecil. Teori ini secara umum lebih sering

digunakan untuk menganalisis perilaku komunikasi interpersonal.

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

16

a. Dasar Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial yang dikembangkan oleh Thibaut dan Kelley

(Mukti,2014) berasumsi bahwa orang akan secara sukarela memasuki dan tinggal

dalam suatu interaksi sosial dengan mempertimbangkan konsekuensi yang terjadi

yaitu untung rugi. Pada dasarnya, dalam membangun sebuah interaksi sosial yang

memungkinkan individu untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.

Dalam permasalahan tanah waqaf ini, yakni Tempat Pemakaman Umum adalah

yang menjadi sorotan atau perhatian masyarakat yang menimbulkan perbedaan

persepsi sehingga mempengaruhi interaksi dalam pelaksanaannya. Faktor sosial

lain yang mempengaruhi interaksi dalam pelaksanaannya adalah status sosial.

Dari teori pertukaran sosial tersebut oleh Thibaut dan Kelley

(Mukti,2014), terjadinya pertentangan dan persaingan dalam hal perebutan tempat

makam lantaran lahan pemakaman semakin sempit menimbulkan suatu tindakan

yang akan memberikan keuntungan kepada masyarakat yang memiliki status

sosial lebih tinggi, orang yang disegani atau dihormati, interaksi bagi masyarakat

biasa dalam hal pelaksanaan pemakaman akan sedikit mengalami kesulitan,

ditambah lagi dengan semakin sempitnya lahan pemakaman sehingga pada zaman

sekarang dan ke depannya biaya pemakaman akan semakin mahal.

Dari teori pertukaran sosial tersebut (Mukti,2014), penulis melahirkan

persepsi bahwa di dalam interaksi sosial, masyarakat tertarik untuk mengambil

keuntungan dari suatu hubungan di dalam masyarakat. Karena di dalam interaksi

yang terjalin akan selalu ada yang mendapat kebaikan atau keuntumgan dan akan

ada yang mendapat kekecewaan atau kekalahan.

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

17

Disetiap kehidupan manusia sebagai individu memiliki berbagai alternatif

dari komparison level sebagai perbandingan dari keuntungan yang diperoleh

dalam suatu interaksi sosial. Dengan pemahaman lain bahwa jika dalam suatu

interaksi sosial orang akan melihat dan meyakini bahwa ada keuntungan dari

sebuah interaksi sosial berikutnya. Maka orang akan memutuskan hubungan yang

dilakukan sekarang dan mengambil keputusan untuk mengambil keputusan untuk

memasuki suatu hubungan baru yang lebih memberikan keuntungan.

C. Masyarakat

1. Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang interdependen

atau individu yang saling bergantung antara yang satu dengan lainnya. Pada

umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok individu yang

hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Berikut definisi masyarakat menurut beberapa Ahli ( Tajul,2012:137)

sebagai berikut :

a) Menurut M,J. Heskovits, masyarakat adalah sebuah kelompok individu

yang mengatur, mengorganisasikan, dan mengikuti suatu cara hidup (the

way life) tertentu.

b) Menurut Mack Ever, arti Masyarakat sebagai suatu sistem dari cara

kerja dan prosedur, otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi

kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial, sistem

pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks

dan selalu berubah dari relasi sosial.

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

18

c) Pengertian masyarakat menurut Linton adalah sekelompok manusia

yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat terbentu

organisasi yang mengatur setiap individu dalam masyarakat tersebut dan

membuat setiap individu dalam masyarakat dapat mengatur diri sendiri

dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan

tertentu.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, kesimpulan yang penulis

tarik adalah masyarakat merupakan sekumpulan individu-individu yang

hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama

yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat

yang ditaati dalam lingkungannya.

2. Ciri-ciri suatu masyarakat

Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.

b. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu,

timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur

hubungan antarmanusia.

c. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

d. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu

dengan yang lainnya.

3. Golongan Masyarakat

a. Masyarakat Tradisional

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

19

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih

banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Jadi, masyarakat tradisional di dalam

melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-

kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan

mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari

luar lingkungan sosialnya. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat

pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang

yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama,

dengan sifat-sifat yang hampir seragam.

b. Masyarakat Modern

Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya

mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban

dunia masa kini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya

pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya

seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Bagi negara-negara sedang

berkembang seperti halnya Indonesia. Pada umumnya masyarakat modern ini

disebut juga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota.

c. Masyarakat Transisi

Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari

suattu masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

20

yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja

dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.

Ciri-ciri masyarakat transisi adalah : adanya pergeseran dalam bidang

pekerjaan, adanya pergeseran pada tingkat pendidikan, mengalami perubahan

ke arah kemajuan, masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan

kemajuan zaman, tingkat mobilitas masyarakat tinggi dan biasanya terjadi

pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya jalan raya.

D. Masalah Sosial

Ada dua kata dalam konsep masalah sosial, yaitu masalah dan sosial.

Masalah: mengacu pada kondisi, situasi, atau perilaku yang tidak diinginkan,

bertentangan, aneh, tidak benar, dan sulit. Masalah muncul apabila terjadi

ketidaksesuaian antara harapan (das sollen) dengan kenyataan yang terjadi (das

sein). Kata sosial mengacu pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, dan

organisasi sosial. Masalah sosial merupakan masalah yang timbul akibat dari

interaksi sosial antara individu, antara individu dengan kelompok atau antara

kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai adat

istiadat, ideologi dan tradisi yang ditandai dengan suatu proses sosial yang

disosiatif.

Pengertian masalah sosial menurut beberapa tokoh

(Agussalim2005:8), sebagai berikut :

1. Nisbet : Pengertian masalah sosial memiiki dua konsepsi. Pertama;

menurut pandangan umum, mendefinisikan masalah sosial adalah

segala sesuatu yang mengganggu keentingan umum. Kedua; menurut

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

21

para ahli mendefinisikan bahwa masalah sosial suatu kondisi atau

perkembangan yang terwujud dalam masyarakat berdasarkan studi

merupakan gejala yang dapat menimbulkan kekacauan atau gangguan

terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.

2. Kartini (1988) masalah social adalah bentuk tingkah laku yang

melanggar adat-istiadat masyarakat (adat-istiadat yang diperlukan

sebagai instrumen untuk mengatur masyarakat dalam hal mencapai

keseahteraannya.

3. Soerjono Soekanto, Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian yang

terjadi antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, dimana

ketidaksesuaian tersebut dapat membahayakan kehidupan kelompok

sosial masyarakat.

4. Martin S. Weinberg mengemukakan pengertian masalah sosial,

Masalah Sosial merupakan situasi yang dinyatakan sebagai keadaan

yang bertentang dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup

penting, dimana masyarakat sepakat melakukan suatu tindakan guna

mengubah situasi tersebut.

Batasan masalah sosial rumit, karena kaitannya dengan sistem niali yang

dianut oleh masing-masing komunitas. Menurut Cohen (Agussalim2005:9)

masalah sosial terbatas pada masalah perilaku keluarga, kelompok atau individu

menurut campur tangan masyarakat.

Salah satu ciri masalah sosial adalah sifatnya yang kompleks, tidak

sesederhana yang dipikirkan orang, Masalah sosial tidak pernah muncul

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

22

mendadak melainkan dilatarbelakangi oleh penyebab yang kompleks dan rumit.

Penyebab yang kompleks dapat ditelusuri melalui berbagai proses, baik proses

ekonomi, sosial, politik maupun kepribadian. Masalah itu dapat merupakan factor-

factor inheren dan eksteren.

Dari suatu penelitian R.H. Lauer (1976) dalam (Sigit:2013) teridentifikasi

adanya paling tidak terdapat tiga jenis masalah dilihat dari perhatian yang

dilatarbelakangi masyarakat. Ada masalah yangterus-menerus mengancam, ada

masalah yangmuncul secara periodic, dan ada yang secara teratur muncul dan

hilang. Di dalam literature dijumpai banyak cara untuk melakukan klasifikasi

masalah sosial. Garcia dan Militante menyebut beberapa cara untuk

melakukanklasifikasi masalah sosial.

Yang pertama adalah yang dilakukan oleh D.M. Jensen (1947) berdasar

atas penyebab timbulnya masalah, dan menghasilkan 4 kelompok masalah, yaitu :

1) masalahsosial yang bersumber fisik (penyakit fisik dan cacat),

2) masalah sosial bersumber mental (gangguan jiwa dan keterbelakangan

mental),

3) masalah sosial bersumber ekonomi (kemiskinan dan pengangguran),

4) masalah sosial bersumber budaya (masalah kesejahteraan anak,

gelandangan, jompo, kejahatan, dan kecanduan minuman keras).

Ciri masalah sosial :

1. Masalah sosial bersifat relatif :

Masalah sosial berkaitan erat dengan nilai-nilai moral yang dianut

masyarakat

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

23

Masalah sosial berkait erat denga struktur sosial yang menetukan

normal/ abnormal

Masalah sosial dilihat secara vertikal dan horizontal berbeda

2. Masalah sosialsaling berkaitan: saling berkaitan bersifat implikatif tidak

sendiri-sendiri. JG Manis :

Masalah primer : kondisi yg sangat berpengaruh dpt menimbulkan

kerusakan ganda

Masalah sekunder : kondisi berbahaya sbg dampak dari masalah

primer

Masalah tersier : kondisi berbahaya sbg akibat dari masalah dominan

3. Masalah sosial bersifat kompleks

Masalah sosial tidak muncul secara mendadak tetapi dilatarbelakangi

oleh faktor penyebab yang rumit. Penyebabnya dapat ditelusuri melalui proses

ekonomi, sosial, politik maupun kepribadian akibat yang ditimbulkan kadang

diluar dugaan.

Masalah sosial tidak mudah ditangani sebab penyebabnya rumit, akibat

yang ditimbulkan sulit diramalkan dan masalah sosial sering dilestarikan

memlaui budaya.

4. Masalah sosial berubah dari waktu ke waktu.

RH Lauer : dilihat dari perhatian masyarakat ada 3 jenis masalah :

a. Masalah yang terus menerus mengancam: perang dan damai.

b. Masalah yang muncul secara periodik: kemerosotan nilai moral

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

24

c. Masalah yang secara teratur muncul dan menghilang :

pengangguran

Kesalahan pahaman mengenai masalah sosial :

1. Anggapan bahwa masyarakat menyetujui masalah sebagaimana adanya

Masalah sosial relatif karena tolok ukurnya berbeda

2. Masalah sosial bersifat alamiah dan dapat dihindarkan

Masalah sosial terkait dengan nilai moral dan struktur sosial. Masalah

sosial timbul dari hubungan antar manusia bukan faktor alam.

3. Masalah sosial abnormal

Masalah sosial tidak hanya disebabkan oleh kegagalan (patologi) tetapi

juga oleh keberhasilan cont: ledakan penduduk karena keberhasilan

pembangunan.

4. Masalah sosial disebabkan orang jahat

Kejahatan timbul karena ada kesempatan

5. Masalah sosial berkembang sebagai akibat pemberitaan

Teori konflik berpandangan bahwa masalah sosial muncul melalui proses

panjang yang disebut : model perkembangan alamiah (natural history

model) atau karier sosial Mempunyai 4 tahap : agitasi, legitimasi dan

kooptasi, birokrasi dan reaksi, serta re emergensi.

6. Semua orang menghendaki masalah sosial ditanggulangi

Ada pihak yang dirugikan jika masalah sosial di tuntaskan.

7. Masalah sosial berhenti dengan sendirinya

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

25

Masalah sosial tidak dapat selesai dengan sendirinya bahkan akan

menumpuk dan meledak menjadi masalah besar.

8. Masalah sosial dapat diselesaikan tanpa perubahan kelembagaan

Penyelesaian masalah sosial tetap akan melibatkan kelembagaan..

E. Tanah Wakaf (Tempat Pemakaman Umum (TPU)

Wakaf adalah perbuatan hukum yang suci dan mulia, dan sebagai

shadaqah jariyah. Artinya, selama barang yang diwakafkan dapat dimanfaatkan

oleh orang yang membutuhkannya, pahalanya tetap mengalir, meskipun si wakif

(orang yang memberi wakaf) telah meninggal dunia. Wakaf merupakan salah satu

ibadah kebendaan yang penting dan secara ekplisit tidak memiliki rujukan dalam

kitab suci Al-Quran.

Kata wakaf didefinisikan sebagai akad menahan aset wakaf dan

menyalurkan manfaatnya pada sabilillah. Definisi ini memberi pengertian bahwa

wakaf memang harus menghasilkan sesuatu yang akan disalurkan kepada pihak

yang berhak menerimanya. Artinya, jika tidak menghasilkan, maka maksud

disyariatkannya wakaf menjadi tidak tercapai.

Pasal 1 poin (5) PP tentang Pelaksanaan UU Nomor 41 Tahun 2004

tentang Wakaf mendefinisikan pihak yang berhak menerima manfaat wakaf

adalah pihak yang ditunjuk untuk memperoleh manfaat dari peruntukan harta

benda wakaf sesuai pernyataan kehendak wakif yang dituangkan dalam Akta Ikrar

Wakaf.

Tanah Waqaf adalah tanah yang dipisahkan atau diserahkan oleh wakif

(pihak yang mewakafkan harta bendanya) untuk dimanfaatkan dalam jangka

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

26

waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah atau

kesejahteraan umum menurut syariah. Oleh karena itu, perbuatan wakaf

dilaksanakan sepenuhnya untuk tujuan sosial atau kesejahteraan umum.

Secara umum, pengelolaan bandha wakaf telah memiliki kamar-kamar

model yang meliputi ragam bidang wakaf. Dalam bidang ibadah dan kegiatan

keagamaan, bandha wakaf memiliki dua masjid yang menjalankan berbagai

kegiatan keagamaan, seperti ibadah, dakwah, dan pengajaran agama Islam, dan

dijadikan sebagai tempat pemakaman umum.

Dalam bidang kesehatan, masing-masing masjid memiliki klinik tersendiri

yang sama-sama membuka layanan kesehatan umum dan gigi. Dalam bidang

bisnis, di atas bandha wakaf telah berdiri berbagai bangunan yang bernilai

ekonomi tinggi, seperti SPBU, komplek pertokoan, area komersial, dan wahana

wisata keluarga. Bandha wakaf juga memiliki banyak lahan yang diberdayakan

dalam bentuk pertanian dan perkebunan.

1. Unsur-unsur Perwaqafan Tanah

Tanah yang diwaqafkan adalah tanah hak milik atau tanah milik yang

bebas dari segala pembebanan, ikatan, sitaan, atau perkara. Sedangkan pihak yang

mewaqafkan tanah miliknya disebut waqif pada umumnya waqif adalah seseorang

atau beberapa orang pemilik tanah yang telah dewasa, sehat akalnya dan tidak

terhalang untuk melakukan perbuatan hokum. Perwaqafan tanah milik harus

dilakukan atas kehendak sendiri dan tanpa paksaan dari pihak lain. Selain

manusia, badan hukum juga dapat melakukan perwaqafan tanah milik, namun

hanya badan hukum tertentu yang menguasai tanah hak milik yang dapat

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

27

mewaqafkan tanah miliknya. Badan hukum yang dimaksud adalah bank

pemerintah, lembaga keagamaan dan badan sosial.

2. Tata Cara Perwaqafan Tanah

Waqif harus mengikrarkan kehendaknya secara jelas dan tegas kepada

nadzir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Waqaf (selanjutnya disebut

PPAIW). PPAIW kemudian menuangkan ikrar waqaf ke dalam Akta Ikrar Waqaf

dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya dua orang saksi. Dalam

melaksanakan ikrar waqaf, waqif harus membawa dan menyerahkan kepada

PPAIW surat-surat sebagai berikut :

1) Sertifikat hak milik atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya

2) Surat keterangan dari Kepala Desa yang diperkuat oleh Kepala Kecamatan

setempat yang menerangkan kebenaran pemilikan tanah dan tidak

tersangkut suatu sengketa.

3) Surat keterangan pendaftaran tanah

4) izin dari bupati atau walikota

3. Perubahan Perwaqafan Tanah

Pada prinsipnya tanah milik yang telah diwaqafkan tidak dapat

dilakukan perubahan terhadap peruntukan atau penggunaannya selain dari

apa yang telah diwaqafkan dapat dilakukan karena :

1) Tidak sesuai lagi dengan tujuan waqaf sesuai dengan apa yang diikrarkan

oleh waqif.

2) Kepentingan umum

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

28

Perubahan peuntukan tanah waqaf tersebut harus terlebih dahulu

mendapat persetujuan dari Menteri Agama. Perlu diketahui bahwa tanah

waqaf tidak dapat dijadikan jaminan utang. Hal ini disebabkan karena sifat

dan tujuan waqaf yang tidak dipindahtangankan.

4. Tempat Pemakaman Umum

Definisi Tempat Pemakaman Umum berdasarkan Pasal 1 huruf a Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987 tentang Penyediaan Penggunaan Tanah Untuk

Keperluan Tempat Pemakaman (“PP 9/1987”) “ Tempat Pemakaman Umum

adalah areal tanah yang disediakan untuk keperluan pemakaman jenazah bagi setiap

orang tanpa membedakan agama dan golongan, yang pengelolaannya dilakukan oleh

Pemerintah Daerah Tingkat II atau Pemerintah Desa.

5. Ijin Pengelolaan Makam

Dasar Hukum Perda No. 5 Tahun 2003 Tentang Retribusi Pelayanan

Pemakaman.

a. Pengertian :

1. Makam adalah tempat untuk menguburkan jenasah

2. Tempat Pemakaman umum adalah areal tanah yang disediakan untuk

keperluan pemakaman jenasah yang pelayanannya dilaksanakan oleh

pemerintah daerah

3. Tempat Pemakaman bukan umum adalah areal tanah milik pemerintah

daerah yang disediakan untuk keperluan pemakaman jenasah yang

dikelola oleh badan sosial dan atau badan keagamaan

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

29

4. Retribusi Pelayanan Pemakaman Jenasah adalah pembayaran atas

pelayanan pemakaman jenasah yang meliputi pelayanan pemakaman

jenasah dan sewa tempat pemakaman jenasah yang diberikan oleh

pemerintah daerah

b. Ketentuan Umum :

Setiap pemegang ijin dalam pengelolaan makam berkewajiban

untuk :

1. Setiap akhir tahun memberikan data maka dalam pengelolaan pemegang

ijin

2. Melaporkan makam-makam yang telah habis masa sewa tanah makamnya

3. Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku

4. Memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan makam

5. Mencegah pengundulan dan erosi yang mengakibatkan rusaknya

lingkungan

6. Membantu pemerintah daerah memungut retribusi pemakaman baru dan

perpanjangan

7. menciptakan lingkungan yang nyaman, asri dan indah dengan penataan

pohon/bunga hias

8. memasang papan pengumuman sebagai sarana sosialisasi tentang

peraturan daerah yang berlaku.

Setiap Pemegang Izin dalam pengelolaannya dilarang :

1. Memindahtangankan ijin Pengelolaan Makam kepada pihak lain

2. Mengadakan perluasan tanah/lahan makam tanpa ijin Bupati

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

30

3. Memakamkan jenasah diatas tanah/lahan yang belum memeliki ijin dari

instasi yang berwenang

F. Kerangka Pikir

Permasalahan tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum

menimbulkan perhatian banyak masyarakat sehingga bermunculan berbagai

pandangan-pandangan atau perspektif mengenai lahan pemakaman tersebut.

Dalam sosiologi, perspektif atau pandangan masyarakat merupakan cara yang

dilakukan dengan melihat, memahami, dan mengamati apa yang terjadi di

lapangan. Tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum memang mampu

mengintegrasikan warga masyarakat lantaran tempat pemakaman merupakan

fungsi, yakni difungsikan oleh warga masyarakat tanpa terkecuali.

Namun yang jadi permasalahan adalah Pertambahan penduduk senantiasa

menuntut tersedianya lahan untuk menampung kegiatannya, salah satunya adalah

masalah penyediaan lahan untuk pemakaman umum di perkotaan termasuk di

Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. Lahan yang terbatas

menyebabkan pola pemanfaatan lahan makam yang ada kurang teratur sehingga

menimbulkan berbagai masalah seperti penyerobotan dan terdesaknya lahan

makam yang dijadikan permukiman penduduk oleh masyarakat sekitar Tempat

Pemakaman Umum setempat, kurang diperhatikannya keserasian dan keselarasan

lingkungan hidup.

lahan pemakaman yang semakin sempit menimbulkan konflik dalam hal

perebutan tanah makam, sehingga yang memiliki kekuasaan dan status sosial yang

tinggi itulah yang mendapatkan tanah makam tersebut. Bagi masyarakat biasa

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

31

terpaksa memakamkan jenazah keluarganya di tempat yang tidak terurus, seperti

di tanah liar, entah itu di tanah yang berbukit, atau di kebun sendiri yang bisa di

pergunakan seadanya. Masalah berikutnya adalah semakin tingginya biaya

pemakaman maka akan menyulitkan warga yang miskin untuk bisa menikmati

TPU tersebut, dibanding dengan warga yang berkuasa. Pembangunan makam

tertentu yang biasa bermegah-megahan, mempercantik, akan menimbulkan

diskriminatif dalam hal pemakaman serta membuat lahan pemakaman semakin

sempit.

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

32

Bagan Kerangka Pikir

BAB III

MasalahTanahWaqaf

Tempat PemakamanUmum (TPU)

PandanganMasyarakat

Menciptakan persainganlantaran disebabkan olehbeberapa hal yangberpengaruh dalampelaksanaannya

Faktor Sosial dan StatusSosial

Pemutusan HakPemakaman

Mengintegrasi masyarakatdari segi fungsinya karenadigunakan oleh wargamasyarakat tanpa terkecuali

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kategori penelitian kualitatif interaktif karena

menggunakan metode studi kasus sebagai pemusatan perhatian dalam penelitian

yang dilakukan. Penelitian yang berbasis pada tema sosial budaya ini

menyebabkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Alasan digunakan metode kualitatif untuk lebih mudah apabila

berhubungan langsung dengan kenyataan yang tidak terkonsep sebelumnya

tentang keadaan di lapangan dan data yang diperoleh dapat berkembang seiring

dengan proses penelitian berlangsung.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali

Mandar Provinsi Sulawesi Barat yang merupakan lokasi permasalahan tanah

waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum. Penelitian ini mulai dilaksanakan

dari tanggal 04 Juli sampai 04 September 2015.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Oleh karena itu peneliti

sebagai instrument juga harus divalidasi sejauh mana peneliti siap melakukan

penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Dalam pengumpulan data

dilakukan beberapa cara sebagia berikut:

33

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

34

1. Pedoman wawancara, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden.

2. Lembar observasi, yaitu peneliti mengamati langsung di lapangan

3. Catatan dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari

reverensi yang membahas tentang obyek penelitian

Selanjutnya Nasution,1988 dalam (Qalbi,2014:21) menyatakan:

“ Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari padamenjadikannya manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannyaialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan,bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak ditentukan secara pastidan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkansepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidakjelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alatsatu-satunya yang dapat mencapainya.”

D. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian adalah orang yang menjadi pusat perhatian atau

populasi yang benar-benar dijadikan sumber data yaitu Badan hukum yakni

pemerintah, lembaga keagamaan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan guru, yang

ada di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. Untuk mengetahui ini

peneliti mengambil informasi dari responden yang diambil sebagai sampel dengan

tehnik purposive sampling (pengambilan sempel berdasarkan tujuan).

Berdasarkan data populasi yang ada yaitu sebanyak 12 orang, maka untuk

menghitung jumlah anggota sampel digunakan rumus Arikunto, yaitu tingkat

populasi besar atau lebih dari 100 orang maka dapat diambil 10 – 15 % atau 20 –

25 %, tetapi jika kurang dari 100 orang maka seluruh populasi dijadikan sampel

Arikunto, 1998 dalam (Qalbi,2014:21) Melihat jumlah anggota populasi sebanyak

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

35

12 orang yang di data dari Badan hukum yakni pemerintah sebanyak 5 orang,

lembaga keagamaan 1 orang, tokoh agama 2 orang , tokoh masyarakat 1 orang,

guru 2 orang, Kepala Sekolah 1 orang, maka semua anggota populasi dijadikan

sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Wawancara mendalam

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh informasi

melalui kegiatan tanya jawab secara langsung pada responden.Wawancara

adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh

dua pihak, pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Qalbi, 2014

: 22)

Teknik wawancara mendalam ini tidak dilakukan secara ketat dan

terstruktur, tertutup, dan formal, tetapi lebih menekankan pada suasana

akrab dengan mengajukan pertanyaan terbuka. Cara pelaksanaanya

wawancara yang lentur dan longgar ini mampu menggali dan menangkap

kejujuran informasi di dalam memberikan informasi yang sebenarnya. Hal

ini semakin bermanfaat bila informnasi yang diinginkan berkaitan dengan

pendapat, memperlancar jalannya wawancara digunakan petunjuk umum

wawancara berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelum terjun

kelapangan.

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

36

b. Observasi langsung

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis,

yang dilakukan dengan mengadakan suatu pengamatan secara terus-

menerus. Observasi dimaksudkan sebagai pengamatan dan pencatatan

fenomena yang diteliti. Observasi memungkinkan melihat dan mengamati

sendiri perilaku dan kejadian sebagaimana keadaan sebenarnya.

c. Dokumentasi

Yaitu suatu bentuk data yang diperoleh dari arsip-arsip yang telah

ada sebelumnya.

F. Teknik Analisis Data

Untuk memanfaatkan dan mengelola data yang banyak dan padat akan

di gunakan teknik analisa deskriptif. Jadi analisis dilakukan terhadap data

yang dijabarkan dengan metode deskriptif-analitis. Teknik ini bertujuan

untuk mendeskripsikan secara obyektif dan sistematis data yang ada dapat di

validasi keabsahannya.

G. Teknik Keabsahan Data

Untuk memperoleh keabsahan data, maka peneliti melakukan usaha-usaha

yaitu diteliti kredibilitasnya dengan melakukan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti melakukan

pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data atau menambah

(memperpanjang) waktu untuk observasi. Wawancara yang awalnya hanya

satu minggu, maka akan ditambah waktu satu minggu lagi. Dan jika dalam

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

37

penelitian ini, data yang diperoleh tidak sesuai dan belum cocok maka dari

itu dilakukan perpanjangan pengamatan untuk mengecek keabsahan data.

Bila setelah diteliti kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel,

maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

2. Meningkatkan ketekunan

Untuk meningkatkan ketekunan, peneliti bisa melakukan dengan

sering menguji data dengan teknik pengumpulan data yaitu pada saat

pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara, maka peneliti

lebih rajin mencatat hal-hal yang detail dan tidak menunda-nunda dalam

merekam data kembali, juga tidak menganggap mudah atau enteng data

dan informasi. Dengan teknik dokumentasi, maka peneliti akan lebih tekun

membaca referensi-referensi buku terkait dengan permasalahan tanah

waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum.

3. Trianggulasi

Trianggulasi sumber data menguji kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data (cek and ricek) dari berbagai sumber dengan berbagai

cara dan berbagai waktu.

a. Trianggulasi sumber

Trianggulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber, maksudnya bahwa apabila data yang diterima dari

satu sumber adalah meragukan, maka harus mengecek kembali ke

sumber lain, tetapi sumber data tersebut harus setara sederajatnya.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

38

Kemudian peneliti menganalisis data tersebut sehingga menghasilkan

suatu kesimpulan dan dimintakan kesempatan dengan sumber-sumber

data tersebut.

b. Trianggulasi teknik

Trianggulasi teknik, adalah untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda, yaitu yang awalnya menggunakan teknik

observasi, maka dilakukan lagi teknik pengumpulan data dengan

teknik wawancara kepada sumber data yang sama dan juga

melakukan teknik dokumentasi.

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

39

H. Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan

Bulan Ke

Ket

4 5 6 7 8 9 10 12

1 Penyusunan Proposal

Penelitian

2 Konsultasi Proposal

Penelitian

3 Seminar proposal penelitian

4 Melaksanakan Penelitian

5 Interpretasi dan Analisis

Data

6 Penulisan Laporan Hasil

Penelitian

7 Bimbingan dan Konsultasi

8 Seminar Hasil Penelitian

9 Revisi seminar hasil

penelitian

10 Penyajian Ujian Skripsi

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Wilayah Penelitian

a. Keadaan Geografis Kabupaten Polewali Mandar

Kabupaten Polewali Mandar terletak di wilayah Provinsi Sulawesi Barat,

posisinya berada di sisi Selat Makassar dan diapit oleh Provinsi Sulawesi Selatan

dan Sulawesi Tengah. Provinsi Sulawesi Barat terbentuk pada tahun 2004.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tentang Pembentukan Provinsi

Sulawesi Barat, merupakan pecahan dari provinsi Sulawesi Selatan, serta

Peraturan Pemerintahan Nomor 74 Tahun 2005 Tanggal 27 Desember 2005

Tentang Perubahan Nama dari Kabupaten Polewali Tentang Perubahan Nama dari

Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Polewali Mandar.

Secara astronomis Kabupaten Polewali Mandar terletak antara 3° 4’ 7,83”

- 3° 32’ 3,79” Lintang selatan dan 118 ° 53’57,55” - 119° 29’ 33,31” Bujur Timur.

Adapun wilayah batasan dengan Kabupaten antara lain :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mamasa

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pinrang

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makassar

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Majene

Luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar tercatat 2.022,30 km persegi

yang meliputi enam belas kecamatan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya

40

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

41

adalah Kecamatan Tubbi Taramanu dengan luas 356,93 kilometer persegi atau

17,65 persen dari luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Sementara luas

kecamatan terkecil adalah Kecamatan Tinambung dengan luas 21,34 kilometer

persegi atau 1,06 persen dari luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar.

Terdapat lima aliran sungai besar yang mengaliri wilayah Kabupaten

Polewali Mandar. Dua sungai terpanjang yang mengalir di Kabupaten ini adalah

sungai maloso dan sungai mandar yang panjang kedua sungai tersebut ialah 95 km

dan 90 km.

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali

Mandar

KecamatanLuas /Area (km²)

Presentase terhadap luasKab. Polman

TinambungBalanipaLimboroTubbi TaramanuAluCampalagianLuyoWonomulyoMapiliTapangoMatakaliPolewaliBinuangAnreapiMatanggaBulo

21,3437,4247,55356,95228,3087,84

156, 6072,8291,75

125, 8157,6226,27123,34124,62234,92229,50

1,061,852,3517,6511,294,347,743,604,536,222,851,306,106,1611,6211,35

Polewali Mandar 2 022,30 100,00

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

42

b. Wilayah Administratif

Kabupaten Polewali Mandar terdiri atas 16 Kecamatan, 144 Desa dan 23

Kelurahan. Kecamatan Campalagian memiliki jumlah desa/kelurahan yang

terbanyak yaitu sebanyak 18 desa/kelurahan dan Kec.Anreapi memiliki jumlah

desa/kelurahan paling sedikit yaitu hanya 5 desa/kelurahan.

Tabel 4,2 jumlah desa/kelurahan, dusun dan lingkungan menurut Kecamatan di

Kab. Polewali Mandar,

Kecamatan Desa Kelurahan Dusun lingkungan

TinambungBalanipaLimboroTubbi taramanuAluCampalagianLuyoWonomulyoMapiliTapangoMatakaliPolewaliBinuangAnreapiMatanggaBulo

7101012717101311136-9469

111111111119111-

2528366630824657414523-

43203238

5443546533545533-

Polewali Mandar 144 23 612 103

Sumber; Badan Pusat Statistik Kab. Polewali Mandar

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia,

Pemerintah mencanangkan wajib belajar 12 Tahun dan membuka akses semakin

luas agar pemerataan pendidikan dapat diwujudkan. Program ini diharapkan akan

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

43

mempercepat terciptanya sumber daya manusia yang siap bersaing dalam era

globalisasi.

Keadaan pendidikan di Kab.Polewali Mandar meliputi Jumlah sekolah,

murid dan guru. Dari tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai Sekolah menengah

tingkat atas (SMTA). Sebanyak 128 TK/Sederajat menampung 6.528 murid, 493

guru. Kelompok bermain sebanyak 204 yang tersebar di 16 kecamatan dengan

total siswa 6.708 siswa.Pada tingkat SD, 315 sekolah dan MI sebanyak 64

Sekolah yang dengan jumlah siswa keseluruhan 59.719 murid dan 4.228 Guru.

Tingkat SMP terdapat 56 Sekolah dan 27 Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan

total siswa 19.652 Siswa dan 1.503 guru. Di tingkat SMA terdapat 11 SMA

Negeri, terdapat 18 SMK, dan Madrasah Aliyah (MA) berjumlah 7 dengan jumlah

siswa 14.570 Siswa dan 1089 guru.adapula beberapa perguruan tinggi yang

antaranya Unasman, STAI DDI, Stikes Bina Generasi dan Stikes YPPP

Wonomulyo.

d. Kesehatan

Kesehatan masyarakat merupakan prasyarat membangun SDM

Daerah.misalnya, Menyediakan fasilitas kesehatan berupa puskesmas di tiap

kecamatan, agar mudah di jangkau masyarakat.Sementara di Polewali tersedia

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit ABRI. Selain itu,

keberadaan klinik-klinik swasta yang juga berperan dalam menyehatkan

masyarakat setempat.

Demi terlaksananya pelayanan kesehatan maka pemerintah

memprioritaskan tersedianya tenaga medis. Seperti dokter, bidan, dan perawat

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

44

melalui penerimaan pegawai setiap tahun. Dinas kesehatan Polewali Mandar

menyebutkan, bahwa kuantitas dan kualitas tenaga bidan dan kader posyandu

yang langsung menyentuh masyarakat pedesaan mengalami peningkatan.

e. Kecamatan Tinambung

Kecamatan Tinambung adalah salah satu Kecamatan dari enam belas

Kecamatan yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Polewali Mandar, Propinsi

Sulawesi Barat. Kecamatan Tinambung terletak di sebelah barat Kabupaten

Polewali Mandar yang terdiri dari delapan Desa/Kelurahan. Dari BPS Kabupaten

Polewali Mandar 2014, tercatat luas wilayah ini adalah 21,34 km2 . Kemudian

tercatat jumlah penduduk 34.181 jiwa menurut sumber Data Kependudukan

Kabupaten Kota Tahun 2014.

Berikut Tabel 4.3 jumlah penduduk dan luas wilayah di Kecamatan

Tinambung.

Desa Luas Wilayah km2 Jumlah Penduduk

Galung LombokLekopadisSepabatuBatulayaTinambungKaramaTangnga-tangngaTandung

6, 5 km²2,05 km²2,15 km²1,41 km²1,81 km²2,29 km²1,13 km²4 km²

3110 orang3971 orang3358 orang3057 orang7104 orang6422 orang4231 orang2928 orang

Batas-batas wilayah Kecamatan Tinambung sebagai berikut :

Ø Sebelah Utara : Kecamatan Limboro

Ø Sebelah Selatan : Teluk Mandar

Ø Sebelah Barat : Kabupaten Majene

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

45

Ø Sebelah Timur : Kecamatan Balanipa

Sedangkan menurut peta Kecamatan Tinambung secara umum keadaan

tanahnya adalah termasuk daerah dataran rendah yang sebagian tanah pertanian

yang subur untuk jenis tanaman tertentu. Dilihat dari kondisi objektif penggunaan

lahan yang meliputi topografi daerah dan kondisi fisik lainnya, penggunaan lahan

di Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar secara garis besar dapat

dibedakan atas persawahan dengan luas 300,00 Ha, perkebunan 694,50 Ha,

Pekarangan 136,36 Ha, Tegalan 570,72 Ha, Kolam tambak 111,00 Ha, dan

lainnya 134,06 Ha, Total keseluruhan lahan adalah 981,93 Ha. Data ini diperoleh

dari data sekunder Kecamatan Tinambung, 2013.

Berikut Table 4.4 luas penggunaan lahan di kecamatan Tinambung.

No Penggunaan Lahan Luas Lahan

123456

PersawahanPerkebunanPekaranganTegalanKolam tambaklainnya

TOTAL

300,00 Ha694,50 Ha136,36 Ha570,72 Ha111,00 Ha134,06 Ha

981,93 Ha

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

46

LAMPIRAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

a. Bapak Rijalul adalah Camat di Kecamatan Tinambung yang berlokasi di

Desa Batulaya Kabupaten Polewali Mandar. Beliau baru berumur 42 tahun.

Pendidikan terakhirnya adalah S2. Sebelum dia pindah tugas ke Tinambung,

beliau sebagai camat di Kecamatan limboro kala itu dengan didampingi

istrinya yang tidak kalah hebat dengannya.

b. Bapak Yanton

Bpk. Yanton adalah seorang Penyulu KUA di Desa Batulaya Kecamatan

Tinambung. Beliau masih muda baru berumur 35 tahun. Dia merupakan

alumni UIN Makassar. Waktu semasa mahasiswa, beliau seorang aktivis

dengan menempati 2 kampus kala itu waktu dia kuliah. Dia menamatkan

S1nya sebagai sarjana di UIN Makassar dengan jurusan Sosiologi agama

kemudian di kampus yang satunya dengan jurusan Psikologi. Beliau bukan

asli orang Tinambung, melainkan daerah asalnya adalah Kendari.

c. Bpk. Lambe Basong

Bpk. Lambe Basong adalah seorang Imam Mesjid . Kegiatan sehari-

harinya selain Imam adalah juga seorang petani dan nelayan. Beliau berumur

58 tahun dengan pendidikan terakhirnya adalah SMA. Beliau merupakan

Imam Mesjid Desa Karama’ Kecamatan Tinambung. Dia diangkat sebagai

Imam karena jasa-jasanya yang sudah banyak dirasakan masyarakat serta

kesahajaannya.

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

47

d. Zainuddin. H

Zainuddin merupakan seorang Kepala Desa Karama’ berusia 48 tahun.

Pendidikan terakhirnya adalah SMA. Kegiatan sehari-harinya selain Kepala

Desa adalah juga seorang petani dan nelayan. Tempat tinggalnya berdekatan

dengan laut. Namun dalam masa pemerintahannya, ternyata masyarakat

kurang begitu puas dengan kinerja beliau. Terbukti masyarakat karama’

melalui tokoh masyarakatnya Amiruddin memprotes kinerja aparat desanya

yang malas tersebut dan mengumpulkan massa untuk melakukan demo di

depan kantor Desa.

e. Abd. Aziz

Abd. Aziz adalah seorang imam mesjid di Desa Sepa’batu. Beliau berumur

42 tahun dengan pendidikan terakhirnya adalah SMP. Sebenarnya beliau ini

adalah asli majene namun karena berkeluarga di Sepa’batu akhirnya menetap.

Dia sosok imam yang sederhana dan bersahaja.

f. Muh. Arsyam

Muh Arsyam adalah seorang Kepala Desa di Tangnga-tangnga. Dia

berusia 37 tahun dengan pendidikan terakhirnya adalah SMA. Dia aktif dalam

hal berbagai kegiatan. Dia juga memrupakan seorang aktivis dulunya.

g. Muhammad Ikhsan

Muhammad Ikhsan adalah seorang Kepala Desa di Galung Lombok.

Beliau berumur 37 tahun dengan pendidikan terakhirnya adalah SMA. Dia

sosok yang bertanggung jawab, terbukti waktu tempo hari terdapat sebuah

konflik tragis terkait masalah lahan kebun milik warga galung Lombok

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

48

tersebut. Pada saat itu warga yang lain beserta aparat sudah berusaha

mendamaikan mereka yang tengah berkonflik, namun mereka sudah terlanjur

susah untuk diperingatkan dan terjadilah pertumpahan darah yang menelan 1

korban jiwa. Pak kades sudah berupaya semaksimal mungkin untuk terjadi hal

seperti ini, namun apa boleh buat sudah terlanjur. Pak kades berharap dan

berpesan semoga kejadian ini tidak terulang karena ini menyangkut desa dan

dia tak tanggung-tanggung akan mengundurkan dirinya jika memang

demikian hal itu terjadi lagi.

h. Amiruddin

Amiruddin adalah seorang pedagang dan seorang petani. Dia adalah

tokoh masyarakat di Desa Lekopadis. Dia berumur 30 tahun dengan

pendidikan terakhirnya SMA. Dia adalah orang yang aktif di masyarakat.

i. M. Yasrif, S.Ag, MM

M. Yasrif adalah seorang Kepala Sekolah. Usianya saat ini adalah 42

tahun. Dia adalah seorang Kepala Sekolah sekaligus guru agama. Pendidikan

terakhir beliau adalah S2.

j. Ismail, SE

Ismail adalah seorang pedagang yang juga sebagai seorang Kaur

Pembangunan. Istri beliau hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Beliau

adalah pedagang bahan bangunan dan aktif di pemerintahan Desa. Dia

berumur 28 tahun dengan pendidikan terakhir S1.

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

49

k. H. Alimuddin, S.Ag

Alimuddin adalah seorang guru agama di SD. Dia berumur 40 tahun

dengan pendidikan terakhirnya adalah S1. Beliau adalah guru yang cerdas

mengenai masalah agama.

l. Ibu Marliana, S.Pd

Marliana adalah seorang Guru SMK jurusan Kimia. Dia berumur 32 tahun

dengan pendidikan terakhir adalah S1. Suaminya adalah penyuluh pertanian

dan mereka memiliki anak satu.

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

50

2. Pandangan dan Sikap Masyarakat terhadap Masalah Tanah Waqaf

(Keadaan Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Letak Tempat

Pemakaman Umum serta Pelaksanaannya).

Tempat pemakaman sangatlah penting sebab lahannya dapat diperoleh

dengan transaksi yang berdasarkan al-qur’an, maupun menurut undang-undang

Negara RI yaitu : waqaf, hibah, dan sebagainya. Lembaga keagamaan, lembaga

sosial, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat setempatlah yang harus

mengelola dan merawat dengan baik agar tercipta keseimbangan dan ketertiban di

dalam pelaksanaannya.

Konflik biasa mewarnai pelaksanaan pemakaman apabila tempat

pemakaman yang ada tidak terurus dengan baik. Baik itu menyangkut transaksi

lahan kepemilikan seperti apa, kemudian keadaan lahannya apakah sudah layak,

posisi letak makamnya, tidak adanya pihak yang jelas bertanggung jawab

mengenai lahan pemakaman tersebut, ditambah lagi dengan budaya status sosial

ekonomi yang berperan, serta pengetahuan agama masyarakat yang bervariasi

terkait dengan masalah transaksi untuk memperoleh atau peralihan hak milik,

yaitu dari yang klasik sampai dengan cara-cara yang lazim dipraktikkan dewasa

ini. Kemudian harus ada pihak yang membantu memberikan pandangan

keagamaan seputar pelaksanaan pemakaman.

Berikut ini hasil wawancara dengan pak Camat Tinambung yang

diungkapkan oleh Bapak Rijalul:

" Pemakaman yang ada di Kecamatan Tinambung ini sebenarnyasebagian dari yang ada itu sudah tergolong tua atau sudah lama, ada jugabeberapa tempat pemakaman yang baru mengalami pelebaran. Masalahyang sering dijumpai adalah ketika pemakaman yang ada sudah penuh,

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

51

maka harus dipikirkan untuk menyediakan lahan baru untuk pemakamandalam jangka yang sudah perkirakan. Ternyata dalam penyediaan lahan initidak mudah untuk mendapatkannya. Lantaran terdesaknya masyarakatakan kebutuhan tempat pemukiman, adanya keinginan masyarakat untukmembuka usaha, ditambah lagi pembangunan desa meningkat cepat,menyebabkan masyarakat berpikir dua kali untuk mewaqafkan ataumenghibahkan tanahnya. Hal inilah yang biasa menghambat kelancaranpemakaman tersebut. Mau atau tidak yah harus memilih area pemakamanlain atau memilih memakamkan di atas kebunnya. ".(wawancara tanggal23 Juli 2015).

Setiap masyarakat maupun pemerintah menginginkan kesejahteraan, baik

bidang sosial ataupun agama. Pernyataan dari pak Rijalul mempertegas akan

perlunya perencanaan dalam penyediaan lahan pemakaman. Meningkatnya jumlah

penduduk, serta kebutuhan mengharuskan pemerintah setempat mulai membuat

program perencanaan untuk tempat pemakaman yang akan datang.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh bapak Yanton:

" Saya mengharapkan kepada pemerintah setempat dan masyarakatmenyadari pentingnya penataan pemakaman yang baik agar dalam halpelaksanaan pemakaman ini tidak mengalami hambatan. Penataanpemakaman umum harus terus dipikirkan mengingat jumlah kematian jugatidak menurun yang tidak terlepas dari kepadatan penduduk dan kenakalanremaja saat ini, baik kematian karena kecelakaan, minum minuman keras,dan sebagainya. mengingat juga faktor usia yang sudah menua. Kemudianmasalah status sosial yang masih berpengaruh di masyarakat kita, banyakkita jumpai kan dalam suatu tempat pemakaman tidak boleh dicampurioleh makam masyarakat biasa dalam artian bukan merupakan keluarganyadan tidak tergolong puang atau daeng. "(wawancara tanggal 29 Juli 2015 ).

Tidak terlalu jauh berbeda dengan pernyataan sebelumnya, kata kunci

yang pak Yanton sampaikan adalah penataan tempat pemakaman. Terkait angka

kematian yang tak akan menurun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk,

meningkatnya kenakalan remaja yang tak jarang berujung maut, hal seperti ini

yang menjadi bahan pemikiran bagaimana ketersediaan tempat pemakaman

umum dapat menjangkau keadaan dan kondisi penduduk saat ini. Status sosial

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

52

ekonomi yang kerap kali mengganggu kelancaran pemakaman yang harusnya bisa

ditekan mengingat keterbatasan dari segi lahan yang ada seperti sekarang ini.

Bapak Lambe Basong imam mesjid Karama’ memberikan komentarnya

sebagai beirkut:

" Begini, kalaupun masyarakat setempat tidak rela langsungmemberikan tanahnya secara suka rela untuk kepentingan kita semua,dalam hal ini tempat pemakaman, dalam artian masyarakat sedikit yangmau menghibahkan dan mewaqafkan tanahnya, pemerintah kan bisamembeli lahan yang juga memang cocok untuk tempat pemakaman.Supaya juga pemerintah bisa mengantisipasi kalau lahan ini nanti terisipenuh, makanya sudah gampang untuk melakukan pelebaran dengan tidakmengganggu yang ada di sekitarnya. Memang ini juga butuh perencanaan.Agar ada yang mengurusi pemakaman, pemerintah bisa menyewaseseorang sebagai penjaga makamnya agar pelaksanaan terkordinirkemudian pemakamannya terawat. ".(wawancara tanggal 30 Juli 2015).

Pemerintah sebaiknya tidak mempersoalkan harga tanah warga yang ada

untuk dijadikan sebagai lahan pemakaman. Kepentingan masyarakatlah yang

diutamakan agar dengan segera program kedepannya segera cepat terealisasikan.

Harga bukanlah menjadi masalah selama harga yang ditawarkan sesuai.

Alasan berikutnya yang diungkapkan pak Zainuddin. H menyikapi

permasalahan pemakaman ini adalah sebagai berikut :

" Dari apa yang kemudian kita lihat saat ini, banyak pemakamanyang dilakukan di tempat-tempat yang sebenarnya tidak begitu baik difungsikan sebagai tempat pemakaman. Tarulah misalnya di tinambung iniada sebagian warga yang menguburkan jenazah di belakang mesjid, adayang menguburkan di tanah berbukit. Itu semua karena kurangnyapencerahan agama yang didapat seputar pemakaman tersebut lebih-lebihbudaya lokal yang kental di masyarakat. Kalo sudah seperti itu ,rasanyasangat mengganggu kenyamanan kita beribadah. ".(wawancara tanggal 31Juli 2015).Adanya berbagai macam alasan yang timbul dari pemikiran masyarakat

maka muncul pula cara mereka yang bervariasi dalam melihat permasalahan

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

53

pemakaman ini.. Diantaranya sikap atau pandangan yang dipaparkan oleh Bapak

Amiruddin selaku Tokoh Masyarakat, beliau mengungkapkan hal sebagai berikut:

" Pendapat saya dalam membuat makam si jenazah sayamenyarankan untuk tidak membangun, menghias, membuat batas,meninggikan tanah di atas kubur karena itu akan mengganggukeseimbagnan dan proporsional lahana pemakaman. Karena itu melanggarsyar’i. agama kita. Namun masih ada yang kita jumpai makam paramasyarakat kita yang tergolong masyarakat puang, panrita(pemukaagama), daeng, atau yang tergolong kaya yang masih membangunmakamnya itu dengan memberikan batas, meninggikan makamnya,walaupun mereka mengaku itu hanya bentuk kasih saying kepada sijenazah, tapi tetap saja itu melanggar syiar’I agama. ".(wawancara tanggal01 Agustus 2015).

Pemahaman masyarakat menyangkut pemakaman tersebut bervariasi ini

dikarenakan pola kristalisasi budaya yang diterapkan para orang tua dulu masih

dibudayakan sedangkan menurut syiar’i berbeda meskipun mereka tinggal dalam

satu lingkungan. Itulah yang Amiruddin coba terangkan terkait masalah yang ada

pada saat wawancara.

Pendapat selanjutnya yang diungkapkan oleh ibu Marliana :

" Sesuai dengan apa yang saya tau .telah diharamkan oleh syara’memayungkan, mendirikan kubbah, bangunan, menulis apapun tulisan danmengecat kubur berdasarkan hujjah syara’ dan fatwa imam as-Syafierahimahullah.” Dari Abdullah bin Hasanah berkata : Aku lihat “Uthmanbin Affan radiallahu anhu memerintahkan agar diratakan kubur. Nah darisini tentu kalau semua kuburan rata, maka akan mengoptimalkanproporsional lahan makam yang ada. Dengan ini pelaksanaannya pun akanbaik. Pelaksanaan penguburan yang dilakukan baik itu di atas tanah umumatau pribadi tetap tidak boleh membangun makam yang tidak sesuaidengan bentuk makam yang sewajarnya. Hukumnya itu haram apabiladibangun di atas tanah pemakaman umum, sedangkan jika dibangun diatas tanah pribadi maka hukumnya tetap makruh". (wawancara tanggal 02Agustus 2015).Selain itu pandangan yang lain juga diungkapkan oleh Bapak Yasrif yang

pendidikannya sampai S2, beliau mengungkapkan hal sebagai berikut:

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

54

" Seperti yang kita ketahui bersama, Pertambahan penduduksenantiasa menuntut tersedianya lahan untuk menampung kegiatannya,salah satunya adalah masalah penyediaan lahan untuk pemakaman umumdi perkotaan khususnya di kecamatan tinambung yang lahannya terbatas,pola pemanfaatan lahan makam yang ada kurang teratur sehinggamenimbulkan berbagai masalah seperti penyerobotan dan terdesaknyalahan makam yang dijadikan permukiman penduduk oleh masyarakatsekitar Tempat Pemakaman Umum Tinambung, kurang diperhatikannyakeserasian dan keselarasan lingkungan hidup. Jadi solusi yang bisadilakukan menurut saya adalah : Konsep yang dipakai yakni meliputikonsep sirkulasi jalan, zoning, pola kapling kuburan, pendekatanlandscaping serta aplikasi pemakaman umum sistem tumpuk jenazah".(wawancara tanggal 07 Agustus 2015).

Cara-cara penanggulangan masalah pemakaman ini seperti yang

diceritakan informan di atas memang sangat bermacam-macam. Hal ini sangat

penting nantinya dan dapat berguna di masyarakat. Sehingga tidak menutup

kemungkinan menimbulkan respon pada masyarakat itu sendiri dan pemerintah

setempat. Selanjutnya yang di ungkapkan oleh pak Alimuddin:

" begini de’ itu juga yang jadi masalah biasa adalah surat-surattanah pemakaman itu yang sudah tidak ada atau hilang harus segera diuruskembali supaya tidak ada pihak yang ingin memperkarakan tanah tersebut.Jangan ada pihak yang ingin mengambil alih sebagian tanah yang masihtidak terpakai sebagai pemakaman, karena bidang tanahnya yang bagusmaka dia ingin mengalihkannya jadi tempat pemukiman. Ini biasa terjadidi masyarakat kita. Nah memang kehidupan semakin kompleks menuntutkebutuhan semakin banyak. ".(wawancara tanggal 15 Agustus 2015).

Kemudian komentar selanjutnya diungkapkan oleh bapak Ismail sebagai

berikut :

" Saya sering memberikan masukan dan nasehat kepada pak kepaladesa di tempat saya karena saya selaku kaur pembangunan. Kematian terusmeningkat seiring dengan pertambahan penduduk pula. Untuk itudibutuhkan lahan yang cocok untuk pemakaman baru. Kepala desa harusmelakukan permohonan kepada pemerintah kabupaten untukmerealisasikan ini semua. Kemudian ada baiknya menyewa oang sebagaipenjaganya. Untuk ini lahan yang hendak dijadikan tempat pemakamanuntuk memperhatikan dan mengadakan kebutuhan bagi si penjaga. Dengan

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

55

menyediakan sebuah kebun kecil untuk penghidupan penjaga kuburantersebut. ".(wawancara tanggal 20 Agustus 2015).

Dari beberpa pandangan yang disampaikan informan di atas terkait

mengenai pandangan masyarakat yang cukup bervariasi menyikapi permasalahan

tersebut, penulis memberikan sebuah pernyataan sebagai berikut :” akan terwujud

apa yang diinginkan apabila masyarakat tanpa terkecuali sadar akan manfaat yang

didapatkan. Manfaat penyediaan lahan makam yang baik akan dirasakan

masyrakat ketika semua pihak mau bekerja sama dengan baik memikirkan kondisi

sulit seperti sekarang ini. Masalah-masalah yang sudah dipaparkan merupakan

fakta yang tidak akan mungkin bisa dihindari dan terselesaikan begitu saja. Untuk

itu, dari beberapa solusi yang dipaparkan, hendaknya dipertimbangkan bersama-

sama supaya ada bahan yang bisa dijadikan pegangan oleh pemerintah dan

masyarakat untuk segera merealisasikannya agar perlahan bisa mengurangi

masalah yang ada.

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

56

3. Peran Pemerintah dalam Menyikapi Masalah Tanah Waqaf (Keadaan

Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Letak Tempat Pemakaman Umum

serta Pelaksanaannya).

Pengertian peranan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah bagian

yang dimainkan oleh seorang pemain, tindakan yang dilakukan oleh seseorang

dalam suatu peristiwa. Peranan itu menurut penulis adalah tugas-tugas yang

dijalankan oleh seseorang berkaitan dengan posisi atau fungsinya dalam

masyarakat. Salah satu peran pemerintah adalah peran dalam pembangunan serta

memberikan pelayanan kesejahteraan masyarakat baik pada dimensi ekonomi,

sosial, maupun agama.

Pemerintah mempunyai peranan yang besar dalam membentuk keteraturan

di dalam aktifitas keagamaan masyarakat, karena pemerintah mempunyai fungsi

salah satunya adalah fungsi penataan tata ruang lahan untuk pemerataan

pembangunan termasuk di dalamnya pengelolaan pemakaman umum. Peranan

yang dijalankan pemerintah memang cukup besar karena menyangkut

kemaslahatan orang banyak.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pak Muhammad Arsyam,

dia mengungkapkan hal sebagai berikut:

" Begini de’, di kampung kita ini penataan tata lahan perluditerapkan, termasuk managemen penataan dan perawatan pemakamanmasih sangat rendah, untuk itu saya selaku kepala desa sebagai pemerintahsetempat harus berbenah dan harus memperhatikan masalah letak danpengelolaan pemakaman ini. Jadi. Solusi dari saya pemerintah ketikamencari lahan baru untuk pemakaman, harus diperhatikan beberapa haldiantaranya keadaan tanah itu apakah memang cocok untuk tempatpemakaman, kemudian tanah tidak dalam sengketa, harus diformasikansedemikian rupa tata letak makam agar makam-makam yang ada nantinyatertata dengan rapi. …"(wawancara tanggal 25 Agustus 2015).

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

57

Managemen penataan dan perawatan tempat pemakaman yang rendah

menjadi kata kunci dari pernyataan Arsyam. Tanah yang hendaknya akan

difungsikan sebagai tempat pemakaman hendaknya diperhatikan keadaan

tanahnya apakah layak, kenudian tanah tidak dalam sengketa. Penataan dan

perawatan merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk mencapai hasil yang

dinginkan.

Di samping itu perlunya perawatan dan penataan tempat pemakaman juga

dirasakan oleh Muhammad Ikhsan, beliau mengungkapkan hal sebagai berikut:

" Begini na’, saya mempunyai dua pandangan terkait masalahtempat pemakaman ini, yang pertama tempat pemakaman umum yangdifungsikan untuk kemaslahatan orang banyak dalam hal penguburanjenazah, pemerintah harus melakukan aktifitas perawatan secara berkalaagar dapat terpelihara dengan baik. Perawatan antara lain dapat dilakukandengan pembersihan makam dan pengaturan letak pemakaman olehpetugas makam setempat. Akan tetapi, realita yang ada, kesadaranmasyarakat tentang kebersihan dan perawatan makam ini masih sangatsedikit. Maklum Karena masih sangat kurangnya sosialisasi tentangbagaimana tempat pemakaman yang baik itu. …"(wawancara tanggal 29Agustus 2015).

Dari ungkapan para informan ditas maka dapat disimpulakan betapa

pentingnya merawat sebuah tempat pemakaman. Untuk itu dibutuhkan kesadaran

semua pihak dalam kaitannya dengan permasalahan tempat pemakaman dan

pelaksanaannya serta kondisinya. Yang menjadi kendala adalah pemerintah dalam

melakukan aktifitas pembenahan pada pemakaman harus berhati-hati. Lantaran

kegiatan ini berurusan dengan agama. Mengapa kita, dan pemerintah harus

memperhatikan itu karena disebabkan jaman sekarang merupakan jaman

eraglobalisasi yang dimana sumber informasi cepat masuk dan ditanggkap oleh

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

58

masyarakat luas. Sehingga jangan sampai kesalahan akibat kekeliruan dalam

melakukan pembenahan makam terjadi.

Karena setiap dari kita ingin mendapatkan dan mencapai hal yang baik,

maka strategi pengelolaan terhadap pemakaman umum ini tidak boleh melanggar

syiar’I agama kita. Salah satunya yang diunggkapkan oleh pak Aziz, beliau

mengungkapkan hal sebagaiberikut:

“ Menurut saya dengan semakin menyempitnya lahan yang adaakibat bertambahnya jumlah penduduk, maka pemerintah harusmenyediakan sejak dini lahan-lahan baru untuk tempat pemakaman.Pemerintah bisa mendapatkannya dengan cara sewa tanah. Dengan catatanpengenaan tarifnya tidak terlalu mahal karena mengingat kita semua inibukan masyarakat kota dengan pendapatan yang tinggi. Kita semua adalahmasyarakat desa yang pendapatannya dikategorikan menengah ke bawah.Untuk itu tarif yang dikenakan harus terjangkau. Dengan jalan itudiharapkan tempat pemakaman yang ada terawat dengan baik.…."(wawancara tanggal 01 September 2015).

Pernyataan informan di atas menjelaskan supaya pemerintah melakukan

pendekatan kepada masyarakat untuk melakukan penyewaan tanah warga yang

cocok dijadikan sebagai tempat pemakaman umum. Jaman sekarang tidak sedikit

warga yang tidak mau menyerahkan tanahnya untuk tempat pemakaman. Dengan

alasan, terkait dengan masalah kebutuhan yang akan datang.

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

59

B. Pembahasan

Secara definitif Weber merumuskan Sosiologi sebagai suatu ilmu yang

berusaha untuk menafsirkan dan memahami (interpretative understanding)

tindakan sosial serta antar hubungan sosial untuk sampai kepada penjelasan

kausal. Telah kita ketahui bahwa primordialisme, etnosentrisme, politik aliran,

dan konsolidasi bisa mendorong terjadinya konflik.

Pandangan masyarakat dalam masalah tanah waqaf tempat pemakaman

umum ini menimbulkan beberapa persepsi-persepsi yang bervariasi. Ini tidak lain

disebabkan oleh faktor-faktor seperti perbedaan antar individu, perbedaan

kebudayaan, perbedaan kepentingan, perbedaaan cara pandang dan perubahan

sosial. Pandangan masyarakat dalam masalah tanah waqaf tempat pemakaman

umum ini merupakan inti dari penelitian ini, dimana dalam penelitian ini akan

dianalisa dengan mengunakan teori konflik, teori fungsionalisme, dan toeri

pertukaran sosial.

Tokoh teori konflik Ralf Dahrendorf berasumsi, bahwa setiap masyarakat

setiap saat tunduk pada proses perubahan, dan pertikaian serta konflik ada dalam

sistem sosial juga berbagai elemen kemasyarakatan memberikan kontribusi bagi

disintegrasi dan perubahan. Suatu bentuk keteraturan dalam masyarakat berasal

dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang memiliki kekuasaan,

sehingga ia menekankan tentang peran kekuasaan dalam mempertahankan

ketertiban dalam masyarakat. Seperti dalam masyarakat tinambung ini yang masih

melekat budaya menghormati kaum bangsawan dengan catatan status sosial

ekonominya yang tinggi.

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

60

Karena pada hakikinya jaman sekarang walau bukan masyarakat

bangsawan tapi karena dia tergolong orang kaya, maka dia akan dihargai.

Sebaliknya walau termasuk kategori bangsawan namun ekonomi rendah, maka

penghargaan itu perlahan-lahan akan hilang.

Dengan demikian perbedaan pandangan dalam menyikapi masalah tanah

waqaf tempat pemakaman umum ini merupakan proses dari perubahan jaman,

sehingga para masyarakat tanpa terkecuali dituntut untuk dapat belajar dan

bersoisalisasi dengan dunia luar agar para masyarakat lainnya mengetahui

bagaimana menyikapi hal tersebut pada jaman sekarang. Sehingga cara berpikir

yang dipakai masyarakat dapat dengan mudah dan bisa menghasilkan paradigma

atau pandangan yang bisa diterima dikalangan kita semua dengan tidak melanggar

syiar’i agama dan berdasarkan pada undang-undang dalam pelaksanaannya..

Fakta kehidupan sosial ini yang mengarahkan Dahrendorf kepada tesis

sentralnya bahwa perbedaan distribusi ‘otoritas” selalu menjadi faktor yang

menentukan konflik sosial sistematis. Hubungan Otoritas dan Konflik Sosial Ralf

Dahrendorf berpendapat bahwa posisi yang ada dalam masyarakat memiliki

otoritas atau kekuasaan dengan intensitas yang berbeda-beda. Otoritas tidak

terletak dalam diri individu, tetapi dalam posisi, sehingga tidak bersifat statis.

Jadi, seseorang bisa saja berkuasa atau memiliki otoritas dalam lingkungan

tertentu dan tidak mempunyai kuasa atau otoritas tertentu pada lingkungan

lainnya. Sehingga seseorang yang berada dalam posisi subordinat dalam

kelompok tertentu, mungkin saja menempati posisi superordinat pada kelompok

yang lain.

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

61

Ditinjau dari teori konflik, , tanah waqaf menimbulkan suatu perubahan

mengarah ke pertentangan akibat pelaksanaan pemakaman yang melibatkan

beberapa hal, masalah lahan yang sempit untuk pemakaman mengakibatkan

perebutan lahan makam. Bagi yang status sosial ekonominya tinggi akan

mendapat penghargaan lebih tinggi pula dibanding dengan masyarakat biasa.

Masyarakat biasa terpaksa harus melakukan pemakaman di tempat lain atau liar,

entah itu di tanah bukit, atau di areal kebun sendiri.

Dari teori konflik tersebut yang dipaparkan, maka menurut penulis bahwa

sehubungan dengan topik permasalahan dengan teori tersebut, dilihat dari teori

konsensus bahwa terintegrasinya masyarakat merupakan akibat dari berfungsinya

tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum sebagai tempat penguburan

atau pemakaman bagi masyarakat. Sedangkan dari sisi konfliknya adalah

menimbulkan suatu perubahan mengarah ke pertentangan akibat pelaksanaan

pemakaman yang melibatkan beberapa hal, antara lain masalah lahan yang sempit

untuk pemakaman mengakibatkan perebutan lahan makam, masalah budaya,

pandangan keagamaan, tatakelola lahan makam yang belum maksimal dan

proporsional, perawatan yang belum efektif, dan beberapa kendala yang sudah

terpaparkan pada hasil wawancara di atas.

Selanjutnya dari sisi fungsionalisme struktural dengan tokohnya Robert. K.

Merthon, Perkataan fungsi digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia,

menunjukkan kepada aktivitas dan dinamika manusia dalam mencapai tujuan

hidupnya. Dilihat dari tujuan hidup, kegiatan manusia merupakan fungsi dan

mempunyai fungsi. Secara kualitatif fungsi dilihat dari segi kegunaan dan manfaat

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

62

seseorang, kelompok, organisasi atau asosiasi tertentu. Fungsi juga menunjuk

pada proses yang sedang atau yang akan berlangsung, yaitu menunjukkan pada

benda tertentu yang merupakan elemen atau bagian dari proses tersebut, sehingga

terdapat perkataan ”masih berfungsi” atau ”tidak berfungsi.” Fungsi tergantung

pada predikatnya, misalnya pada fungsi mobil, fungsi rumah, fungsi organ tubuh,

dan lain-lain termasuk fungsi tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman

umum yang digunakan oleh Badan hukum yang dimaksud adalah pemerintah,

lembaga keagamaan dan badan sosial. misalnya. Secara kuantitatif, fungsi dapat

menghasilkan sejumlah tertentu, sesuai dengan target, proyeksi, atau program

yang telah ditentukan.

Demikian pula fungsi Badan hukum yang dimaksud adalah pemerintah,

lembaga keagamaan dan badan sosial sebagai upaya manusia. Hal ini disebabkan

karena, Tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum serta Badan hukum

yang dimaksud adalah pemerintah, lembaga keagamaan dan badan sosial ,

keduanya merupakan usaha manusia dalam menciptakan penguburan jenazah

yang baik sehingga masyarakat mempunyai tempat pemakaman yang jelas.

Sedangkan fungsi yang didefenisikan oleh Oran Young sebagai hasil yang

dituju dari suatu pola tindakan yang diarahkan bagi kepentingan (dalam hal ini

sistem sosial atau sistem politik). Jika fungsi menurut Robert K. Merton (dalam

Durkheim,2012) merupakan akibat yang tampak yang ditujukan bagi kepentingan

adaptasi dan penyetelan (adjustments) dari suatu sistem tertentu, maka struktur

menurut SP. Varma (dalam Durkheim,2012) menunjuk kepada susunan-susunan

dalam sistem yang melakukan fungsi-fungsi. Struktur dalam hal permasalahan

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

63

tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum adalah semua aktor (institusi

atau person) yang terlibat dalam proses-proses tersebut. Tanah waqaf yakni

tempat pemakaman umum, masyarakat, Badan hukum yang dimaksud adalah

pemerintah, lembaga keagamaan dan badan sosial termasuk ke dalam supra-

struktur permasalahan tanah waqaf tersebut.

Dari teori fungsionalisme struktural tersebut yang dipaparkan oleh Robert

K. Merton, maka menurut penulis bahwa sehubungan dengan topik permasalahan

dengan teori tersebut, yang merupakan fungsi dalam permasalahan ini adalah

tanah waqaf dalam hal ini tempat pemakaman umum karena difungsikan sebagai

penguburan jenazah oleh warga masyarakat. Sedangkan yang menjadi strukturnya

adalah badan hukum yang meliputi lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan

pemilik tanah serta tokoh masyarakat setempat

Dengan demikian berdasarkan teori fungsionalisme maka masyarakat

dapat mengamalkan dari solusi dan dari sosialisasi yang dipaparkan para tokoh

agama, pemerintah setempat dan masyarakat dapat menerimanya dengan baik dan

dilakukannya dalam perilaku sehari-hari mereka. Sehingga hasil yang diharapkan

tercapai Sesuai dengan tujuan teori lainnya yaitu fungsionalisme yakni

mengantarkan masyarakat pada satu titik keseimbangan agar tercipta suatu

keteraturan.

Kemudian mengacu kepada Teori pertukaran sosial yang dikembangkan

oleh Thibaut dan Kelley dapat dipraktikkan dalam konteks komuniukasi

interpersonal, dan komunikasi kelompok kecil. Teori ini secara umum lebih sering

digunakan untuk menganalisis perilaku komunikasi interpersonal

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

64

Dalam permasalahan tanah waqaf ini, yakni Tempat Pemakaman Umum

adalah yang menjadi sorotan atau perhatian masyarakat yang menimbulkan

perbedaan persepsi sehingga mempengaruhi interaksi dalam pelaksanaannya.

Faktor sosial lain yang mempengaruhi interaksi dalam pelaksanaannya adalah

status sosial.

Terjadinya pertentangan dan persaingan dalam hal perebutan tempat

makam lantaran lahan pemakaman semakin sempit menimbulkan suatu tindakan

yang akan memberikan keuntungan kepada masyarakat yang memiliki status

sosial lebih tinggi, orang yang disegani atau dihormati, interaksi bagi masyarakat

biasa dalam hal pelaksanaan pemakaman akan sedikit mengalami kesulitan,

ditambah lagi dengan semakin sempitnya lahan pemakaman sehingga pada zaman

sekarang dan ke depannya biaya pemakaman akan semakin mahal.

Dari teori pertukaran sosial tersebut, penulis melahirkan persepsi bahwa di

dalam interaksi sosial, masyarakat tertarik untuk mengambil keuntungan dari

suatu hubungan di dalam masyarakat. Karena di dalam interaksi yang terjalin akan

selalu ada yang mendapat kebaikan atau keuntumgan dan akan ada yang mendapat

kekecewaan atau kekalahan.

Banyak persepsi-persepsi serta strategi yang sudah dipaparkan pada hasil

wawancara di atas yang diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat pada

pelaksanaan pemakaman ke depannya. Diantaranya seperti managemen tatakelola

lahan makam, perawatannya, penyediaan sejak dini lahan-lahan baru dengan jalan

transaksi seperti, sewa tanah, hibah dengan tetap dikenakan biaya, waqaf, dan

sebagainya.

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

65

Peran tokoh agama, lembaga sosial, dan kesadaran masyarakat juga

berkaitan erat dengan harapan dari masyarakat terhadap kelancaran, ketertiban,

dan keselarasan dalam pelaksanaan pemakaman ini. Pemegang peran seperti

pemuka agama dan pemerintah harus lebih meningkatkan sosialisasi kepada

masyarakat setempat agar masyarakat tersebut paham dengan religiusitas yang

sebenarnya dan menyadari pentingnya pengetahuan dalam pemakaman ini dengan

berdasarkan pada aturan-aturan yang ada.

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Peranan semua pihak merupakan bagian terpenting untuk tercapainya

kesepakatan dan kelancaran pemakaman, yang dimana pada jaman

sekarang ini banyak perubahan-perubahan yang diterima dalam kehidupan

masyarakat. Era globalisasi yang terjadi dalam masyarakat sekarang ini

menyebabkan karakter dan privasi seseorang itu tidak lagi menjadi sebuah

privasi individu, kemudian sifat kebersamaan dan kegotong royongan

sudah bukan menjadi prioritas karena disebabkan oleh faktor ekonomi dan

lebih mementingkan diri sendiri.

2. Dalam urusan seperti ini, pemerintah dituntut untuk selalu mengawasi dan

memperhatikan keadaan masyarakat setempat agar tidak terjerumus dalam

kehidupan yang serba bebas dan supaya tetap baik dalam berhubungan

dengan masyarakat sekitarnya. Sosialisasi Pendidikan dalam masyarakat

dirasa sangat penting dalam membentuk sebuah karakter masyarakat.

Masyarakat bisa bertoleransi dengan baik jika pemerintah dan masyarakat

setempat berperan langsung dalam mewujudkan pelaksanaan pemakaman

yang aman, baik dan teratur.

66

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

67

3. Untuk itu diperlukan kesadaran akan pentingnya sebuah tempat

pemakaman umum yang kelak akan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Konflik bisa saja mewarnai pelaksanaan pemakaman tersebut apabila tidak

ada pihak yang jelas bertanggung jawab mengenai lahan pemakaman

tersebut, ditambah lagi dengan budaya status sosial ekonomi yang

berperan, pengetahuan agama masyarakat yang bervariasi terkait dengan

masalah transaksi untuk memperoleh atau peralihan hak milik, yaitu dari

yang klasik sampai dengan cara-cara yang lazim dipraktikkan dewasa ini.

Kemudian harus ada pihak yang mengetahui asal muasal lahan

pemakaman tersebut serta pihak-pihak yang lain membantu memberikan

pandangan keagamaan seputar pelaksanaan pemakaman. Masyarakat

Tinambung ini masih sangat kental terhadap budayanya, seperti

mengagungkan tokoh orang tua yang berjasa, orang dengan status sosial

ekonomi yang tinggi, atau pemuka agama seperti panrita dan tentu saja

tidak terkecuali para pahlawan yang sangat dihargai..

4. Cara-cara yang digunakan atau solusi-solusi yang dipaparkan di atas

semoga mendapat respon yang baik dan bisa diterapkan dalam

pelaksanaannya.. Pemerintah kecamatan tinambung diharapkan dapat

bekerja sama dengan pemerintah setempat lainnya seperti KUA, dan

Lembaga Pertanahan. Dengan perkembangan wawasan dan pengetahuan

pada jaman sekarang diharapkan pengelolaan tempat pemakaman umum

ini dapat lebih baik, terkelola dengan baik, sehingga berfungsi dengan baik

pula untuk masyarakat.

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

68

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti dapat memberikan beberapa

saran yang diharapkan nantinya akan dapat bermanfaat. Saran tersebut adalah :

1. Untuk Pemerintah

a. Pemerintah sebaiknya serius menangani dan memperhatikan masalah

tempat pemakaman umum ini karena dari waktu ke waktu lahan yang

ada semkain sempit lantaran disebabkan oleh berbagai kebutuhan.

b. Pemerintah harus merencanakan dari sekarang dan menargetkan

pembuatan lahan pemakaman dalam jumlah yang cukup dengan

jangka waktu pemakaiannya.

2. Untuk Masyarakat

a. Sebaiknya masyarakat ikut berpartisipasi dan membantu pemerintah

dalam melakukan pemerataan pembangunan, termasuk penataan lahan

pemakaman..

b. Masyarakat ada baiknya mulai mengurangi pemahaman dan pendirian

terdahulu mengenai sikap etnosentrisnya. Sikap-sikap yang

mempertahankan anggapan yang terkesan diskriminatif seperti dalam

hal pemakaman ini sebaiknya dikurangi agar masyarakat biasa tidak

kesusahan untuk mencari lahan penguburan serta masyarakat tanpa

terkecuali dalam melakukan penguburan bisa berjalan lancar.

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

69

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan, maka

dari itu peneliti menyarankan kepada masyarakat untuk mengadakan penelitian

lain yang berhubungan dengan masalah tanah waqaf tempat pemakaman umum

sehingga apa yang diharapkan dari diadakannya penelitian tercapai.

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

70

DAFTAR PUSTAKA

Agussalim. 2005. Ilmu Sosial Budaya dasar. Makassar : UPT.ATA KÙLIAHUMUM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Arifin, Tajul. 2012. pengantar Antropologi. Bandung : Pustaka Setia

Craib¸ Ian. 1986. Teori-teori Sosial Modern Dari Parsons Sampai Habermas,Jakarta: CV RAJAWALI.

Damsar, 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Kencana

Emzir, 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif.Jakarta: Rajawali Pers

Koentjaningrat, 2002. Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia, Jakarta:Djambatan.

Maryati, Kun & Juju Suryawati. 2014. Sosiologi Kelompok Permintaan dan Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Esis.

Musfirah, Qalbi. 2014. Pola Pengasuhan Anak pada Keluarga Pedagang (StudiKasus Pada Masyarakat Desa Buntu Mondong Kabupaten Enrekang).Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas MuhammadiyahMakassar.

Nuhraha, Setya G. 2013. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: SULITA JAYA

Ranjabar, Jakobus, 2012. Sistem Sosial Suatu Pengantar, Bogor: GhaliaIndonesia.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada

Usman, Rachmadi. 2013. Hukum Perwaqafan di Indonesia. Jakarta : SinarGrafika

Beberapa referensi dari internet saya lampirkan sebagai berikut :

Durkheim, Emile 2012. Teori-teori sosiologi (Online),https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=444534428944037&id=444529718944508, Di akses 09 Mei 2015

Usman, Nurodin. Mendeskripsikan model pengelolaan dan pengembanganbandha wakaf Masjid Agung Semarang (Studi Kasus di ProvinsiSemarang),(online).(http://eprints.walisongo.ac.id/25/2/UsmanUsman_Disertasi_Bab1.pdf. Di akses 07 Juni 2015

70

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

71

Mukti. 2014. Teori Pertukaran Sosial, (online),(http://muktikomunikasi.blogspot.com/2014/03/teori-pertukaran-sosial.html)

Sihab.Sengketa Tanah Wakaf Masjid Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi KasusDesa Pakem Kec. Sukolilo Kab. Pati) , (online).http://eprints.walisongo.ac.id/591/3/Sihab_Tesis_Bab1.pdf. Di akses 07Juni 2015

Tunardi, Wibowo. 2013. Tanah Wakaf. (online),(http://www.jurnalhukum.com/tanah-wakaf/ diakses 09 Mei 2015)

Muhammad Subrata. 2013. Pengelolaan wakaf di indonesia. (online),(http://muhammadsubrata.blogspot.com/2013/12/pengelolaan-wakaf-di-indonesia.html) diakses 27 Juni 2015

Zulfaidah . 2013. Pengertian Unsur dan Kriteria Masyarakat. (online),(http://zulfaidah-indriana.blogspot.com/2013/05/pengertian-unsur-dan-kriteria-masyarakat.html) diakses 27 Juni 2015

Sukmadi. 2012. Sosiologi Masalah Sosial. (online),(http://sukmadigaul.blogspot.com/2012/10/sosiologi-masalah-sosial.html)diakses 27 Juni 2015

Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

71

L A M P I R A N

PEDOMAN WAWANCARA

LEMBAR OBSERVASI

DAFTAR INFORMAN

KARTU KONTROL PENELITIAN

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

BERITA ACARA DAN LEMBAR PERBAIKAN UJIAN PROPOSAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING

KARTU KONTROL BIMBINGAN PROPOSAL PEMBIMBING I &

PEMBIMBING II

DOKUMENTASI

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

PEDOMAN WAWANCARA DAN LEMBAR OBSERVASI

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERMASALAHAN TANAHWAQAF (STUDI KASUS TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) diKECAMATAN TINAMBUNG KABUPATEN POLEWALI MANDAR)

Penelitian ini memakai teknik wawancara dan observasi dalam pengumpulan

data, dan dalam pelaksanaannya dilakukan wawancara yang mendalam agar

mendapatkan data yang relevan dan akurat. Berikut adalah pedoman wawancara yang

akan dilakukan dalam penelitian ini:

OBSERVASI DATA PENDUDUK DAN PENGGUNAAN LAHAN

1. Mendata Jumlah Penduduk di Kecamatan tinambung berdasarkan data

kependudukan 2014

2. Mendata luas penggunaaan Lahan yang ada di Kecamatan Tinambung

WAWANCARA INFORMAN

3. Bagaimana pandangan bapak terhadap ahli fungsi tanah ke tanah waqaf ?

4. Bagaimana pandangan bapak/ibu tentang penyediaan dan pemanfaatan

tempat pemakaman umum di wilayah ini?

5. Bagaimana kondisi tempat pemakaman umum di wilayah ini ?

6. Bagaimana pelaksanaan pemakaman di wilayah bapak/ibu ?

7. Bagaimana bapak/ibu melihat peran pemerintah dalam menyikapi letak

pemakaman umum di wilayah ini ?

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

DAFTAR INFORMAN

Berikut ini merupakan daftar informan yang ditemui oleh peneliti dalam melakukan

penelitian di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.

NO NAMA UMUR PEKERJAAN/JABATAN DESA PEND.TERAKHIR

TANDA TANGAN

1

Drs. Rijalul Gaib, MM42 Camat Tinambung Batulaya S2

2Yanton, S.Sos.i 35 Penghulu KUA Batulaya S1

3Lambe Basong 58 Imam Mesjid Karama’ SMA

4Zainuddin. H 48 Kades Karama’ SMA

5Abd. Aziz 42 Imam Mesjid Sepa’ Batu SMP

6Muh. Arsyam 35 Kades

Tangga-

tanggaS1

7Muh. Ikhsan 37 Kades

Galung

LombokSMA

8Amiruddin 30 Tokoh Masyarakat Lekopadis SMA

9M. Yasrif, S.Ag, MM 40 Kepala Sekolah Tinambung S2

10Ismail, SE 28 Kaur Pembangunan Tinambung S1

11 Alimuddin, S.Ag 40 Guru SD Tinambung S1

12 Marliana,S.Pd 32 Guru SMK Tinambung S1

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

DOKUMENTASI

1. Kunjungan ke Penyulu KUA

2. Wawancara dengan pak Imam Mesjid

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

3. Wawancara dengan guru SMK

4. Pengamatan kondisi Pemakaman Umum

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...
Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ...

RIWAYAT HIDUP

HERMAWAN, lahir di Palece pada tanggal 07 November

1992. Anak ke 5 dari 5 bersaudara, buah hati dari pasangan

Haneng dengan Ibu Masturah. Penulis memasuki jenjang

pendidikan formal di bangku SDN 010 Palece pada tahun

1999 dan tamat pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 3

Tinambung dan tamat pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan di SMAN 1 Tinambung dan tamat pada tahun 2011. Kemudian penulis

terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun 2011 pada Jurusan Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar,

Program studi Strata 1

Pada tahun 2015, penulis menyelesaikan studi dengan menyusun berupa karya

ilmiah yang berjudul ,“ Pandangan Masyarakat Terhadap Permasalahan Tanah Waqaf

(Studi Kasus Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kecamatan Tinambung

Kabupaten Polewali Mandar”.

H