Top Banner
POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID DALAM PEMBINAAN IBADAH SHALAT DI RAUDHATUL ATFHAL INSANUL KAMIL PULO GEBANG CAKUNG Oleh Aziyati Ruhmana NIM: 208051000031 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/1434 H
86

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

Sep 06, 2018

Download

Documents

doandan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID DALAM PEMBINAAN

IBADAH SHALAT DI RAUDHATUL ATFHAL INSANUL KAMIL PULO

GEBANG CAKUNG

Oleh

Aziyati Ruhmana

NIM: 208051000031

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013/1434 H

Page 2: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID DALAM PEMBINAAN

IBADAH SHALAT DI RAUDHATUL ATFHAL INSANUL KAMIL PULO

GEBANG CAKUNG

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Aziyati Ruhmana

NIM: 208051000031

Pembimbing

Dra. Hj. Musfirah Nurlaily. M.A

NIP. 19710412220003201

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013/1434 H

Page 3: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.
Page 4: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memeperoleh gelar strata 1 (S1) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Juli 2013

Aziyati Ruhmana

Page 5: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

i

ABSTRAK

AZIYATI RUHMANA,

Pola Komunikasi Guru dan Murid Dalam Pembinaan Ibadah Shalat di RA

Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung Jakarta Timur merupakan

lembaga pendidikan tingkat prasekolah yang berfungsi untuk membimbing,

mengawasi, dan mengembangkan perkembangan fisiologis dan psikologis anak

dengan nuansa Islami. Salah satunya adalah dengan melakukan pembinaan ibadah

shalat. Pada pembinaan ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil.

Komunikan (siswa) dan komunikatornya adalah guru yang menyampaikan pesan

berupa materi ibadah shalat. Dalam pembinaan ibadah shalat tidak terlepas dari

adanya hubungan komunikasi. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat

penting pada proses belajar mengajar. Komunikasi yang baik antara guru dan

murid maka akan terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Sehingga

dengan demikian diperlukan konsep pola komunikasi antara guru dan murid yang

baik agar proses belajar mengajar pun menjadi efektif.

Untuk mengetahui pola komunikasi guru dan murid dalam pembinaan

ibadah shalat, maka penulis memaparkan dengan pertanyaan yang meliputi dua

hal: Bagaimana pola komunikasi yang digunakan oleh guru RA Insanul Kamil

dalam membina ibadah shalat anak? Bagaimana faktor penghambat pola

komunikasi pembinaan ibadah shalat di RA Insanul Kamil?

Adapun teori yang digunakan oleh penulis adalah teori dari Steward L.

Tubbs dan Silvia Mess, menguraikan ciri-ciri komunikasi yang efektif ada lima:

Pengertian, Kesenangan, Mempengaruhi Sikap, Hubungan sosial yang baik,

Tindakan. Sedangkan metode yang digunakan adalah tanya jawab, nasihat, curhat

dari hati ke hati (komunikasi secara pribadi), demonstrasi, ceramah, monitoring

dan cerita (kelompok). Dalam hal ini, Siswa (komunikan) diberikan materi

tentang ibadah shalat oleh guru (komunikator) yang berlangsung secara tatap

muka baik komunikasi antarpribadi maupun kelompok.

Metodologi penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode

kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan, komunikasi yang dipakai dalam

membina ibadah shalat murid menggunakan komunikasi kelompok kecil dalam

memberi pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan bacaan-bacaan yang ada di

dalam ibadah shalat. Sedangkan pola komunikasi antar pribadi (interpersonal)

secara tatap muka (face to face) untuk menilai pemahaman murid tentang gerakan

shalat dan pengucapan bacaan-bacaan yang ada di dalam ibadah shalat.

Sedangkan faktor penghambat pola komunikasi pembinaan ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil karena faktor murid, faktor lingkungan, dan

faktor media.

Page 6: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke

Hadirat Allah SWT. Karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi

Muhammad SAW, yang senantiasa menuntun kita kejalan yang di ridhai Allah

SWT.

Penulis menyadari tanpa bimbingan, bantuan, bantuan dari semua pihak,

skripsi ini tidak akan terselesaikan. Maka haturan terimakasih penulis sampaikan

kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komuniasi. Wakil Dekan Bid. Akademik, Drs. Wahidin Saputra,

M.A., Wakil Dekan Bid. Administrasi Umum Drs. H. Mahmud Jalal,

M.A., dan Wakil Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Study Rizal LK, M.A.

2. Drs. Jumroni, M.SI dan Umi Musyarofah, M.A selaku Ketua Jurusan dan

Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Almarhumah Dra. Hj. Asriati Jamil selaku ketua Kordinator Program Non

Reguler.

4. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA selaku Sekretaris Program Non Reguler

sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan

waktunya di tengah kesibukan dan tidak bosan berhenti member ide,

bimbingan, nasihat, kritik, dan motivasi yang diberikan kepada penulis,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Page 7: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

iii

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah

memberikan ilmu yang tak ternilai, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

studi di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Segenap staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Drs. H. Zaenal, A.G, selaku Kepala Yayasan Insanul Kamil

Hamduna Cakung, Ibu Hj. Nuroniyah, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung, para guru pembina Ibadah Shalat

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil (Ibu Khairiah, Ibu Rukoyah, Ibu

Maemunah, Ibu NurhikmahYanti, dan Ibu Miftahus Sa'adah), dan segenap

keluarga besar RA Insanul Kamil yang telah memberikan kesempatan dan

kemudahan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Teruntuk yang mulia kedua orang tuaku, Ayahanda Drs. H. Faizin dan

Ibunda Hj. Haryanti, yang senantiasa mencurahkan cinta, kasih, dan

sayangnya dikala sehat maupun sakit, dikala susah maupun senang.

Membantu dengan segenap kemampuan dan doa-doa dalam setiap

shalatnya, doa yang selalu mengiringi tiap langkah kaki ini sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

9. Adik-adikku Fina Nabilah, Raedah Haq dan Aufa Syarofi kalian semua

adalah inspirasi dalam hidupku untuk terus menjadi Kakak yang sukses

dan dapat menjadi inspirasi untuk kalian.

10. Untuk anakku tersayang Adam Ahmada yang selalu memberi semangat

dan senantiasa menghibur bunda.

Page 8: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

iv

11. Sahabat-sahabat KPI Non-Reg 2008 khusunya Selvi, Dillah, Nana, Aisyah

terima kasih atas motivasi, doa, bantuan dan semangat yang kalian berikan

untuk penulis yang tidak tidak bisa disebutkan satu persatu, jazakallah atas

dukungannya.

Terima kasih atas semua yang telah meluangkan waktunya untuk sharing

dan berbagi info serta memberikan inspirasi dalam penyusunan skripsi sehingga

skripsi dapat diselesaikan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan

budi baik mereka dengan balasan yang setimpal.

Harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca,

khususnya mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan dalam penelitian skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi semua pihak. Amin…

Jakarta, 21 Juli 2013

Aziyati Ruhmana

Penulis

Page 9: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

BAB I: Pendahuluan ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7

E. Metodologi penelitian ................................................................... 9

F. Sistematika penulisan .................................................................... 12

BAB II: Tinjauan Teoretis ............................................................................... 13

A. Pola Komunikasi ............................................................................ 13

1. Pengertian Pola Komunikasi .................................................... 13

2. Unsur-Unsur Komunikasi ........................................................ 17

3. Macam-Macam Pola Komunikasi ........................................... 21

B. Pembinaan Ibadah Shalat ............................................................... 24

1. Pengertian, Ciri dan Langkah Pembinaan ............................... 24

2. Macam-Macam Pembinaan ..................................................... 26

3. Pengertian dan Keistimewaan Pembinaan Ibadah Shalat ........ 28

Page 10: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

vi

BAB III: Gambaran Umum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil ..................... 32

A. Sejarah Berdiri .............................................................................. 32

B. Visi Misi dan Tujuan .................................................................... 34

1. Visi ......................................................................................... 34

2. Misi ........................................................................................ 35

3. Tujuan .................................................................................... 35

B. Sarana dan Prasarana .................................................................... 36

C. Profil Guru dan Murid Raudhatul Atfhal ..................................... 37

1. Profil Guru Pembina Ibadah Shalat ........................................ 37

2. Profil Murid Raudhatul Atfhal ............................................... 39

D. Historisitas Kegiatan .................................................................... 40

BAB IV: Analisis Hasil Penelitian .................................................................... 43

A. Pola Komunikasi Guru Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

Dalam Membina Ibadah Shalat .................................................... 43

B. Faktor Penghambat Pola Komunikasi

Pembinaan Ibadah Shalat ............................................................. 52

BAB V: Penutup ................................................................................................. 58

A. Kesimpulan ................................................................................... 58

B. Saran ............................................................................................. 58

Daftar Pustaka .................................................................................................... 60

Lampiran-Lampiran

Page 11: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Manusia dapat saling

berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di

sekolah di tempat kerja, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia

berada. Semua manusia terlibat dalam kegiatan komunikasi dan berbahasa.

Komunikasi akan berjalan dengan lancar dan berhasil bila proses itu berjalan

dengan baik.

Sebagaimana diungkapkan oleh Widjaya, Komunikasi adalah

“hubungan kontak langsung maupun tidak langsung antar manusia, baik itu

individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak,

komunikasi adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Karena manusia

melakukan komunikasi dalam pergaulan dan kehidupannya.”1

Komunikasi yang efektif yaitu komunikasi yang paling cermat,

sehingga maksud dan tujuan dalam komunikasi dapat tersampaikan dan

dimengerti oleh sipenerima informasi. Komunikasi dikatakan efisien apabila

berusaha untuk mengurangi sebanyak-banyaknya waktu dan biaya dalam

pertukaran informasi, namun informasi yang disampaikan dapat dimengerti.

Sedangkan komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terjadi apabila

pengertian penerima sesuai dengan maksud yang diinginkan oleh pengirim.

1 H.A.W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000).

cet. ke-2. h. 26

Page 12: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

2

Oleh karena itu ketiganya saling terkait, komunikasi yang baik harus yang

bersifat efektif, efisien, dan baik.

Komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan bersosialisasi, bahkan

pada proses belajar mengajar. Percakapan yang ada dalam proses

pembelajaran di kelas merupakan salah satu realitas komunikasi. Komunikasi

di kelas memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang pada hakikatnya bertujuan

untuk mengubah tingkah laku anak didik. Proses perubahan tingkah laku

tersebut terutama terjadi melalui komunikasi. Oleh karena itu, guru memiliki

peran yang sangat penting pada proses belajar mengajar. Sebab proses belajar

mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke

penerima pesan.2

Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif, maka dapat

dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sebab fungsi komunikasi

tidak hanya sebagai pertukaran informasi dan pesan, tetapi sebagai kegiatan

individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide. Agar

komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang disampaikan oleh seorang

pendidik dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik dengan baik, maka

seorang pendidik perlu menerapkan pola kumunikasi yang baik pula.3 Selain

agar tercipta komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran,

kemampuan tersebut juga dapat membantu seorang pengajar untuk mengenal

diri sendiri dan orang lain, mengetahui dunia luar, menciptakan dan

2 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilnu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta. 2005). cet. ke-I,h.

II 3 H.A.W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, h. 11

Page 13: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

3

memelihara lingkungan, bermain dan mencari hiburan, dan membantu orang

lain.

Pada Diskusi Publik “Nasionalisme dan Masa Depan Pendidikan

Kita” yang diadakan MAARIF Institute, di Gedung PP Muhammadiyah,

Jakarta, Selasa (23/10) malam, Anies menilai guru merupakan ujung tombak

masalah pendidikan di Indonesia, sebab edukasi merupakan proses interaksi

antar manusia. Lebih lanjut Anies mengatakan, sistem pendidikan Indonesia

saat ini belum memberikan apresiasi khusus kepada guru, padahal apresiasi

terhadap guru mencerminkan bagaimana seseorang mengapresiasi masa

depan bangsa. Apresiasi terhadap guru, menurut Anies, tidak selalu harus

berbicara gaji, namun juga mengenai komponen pengembangan guru itu

sendiri.4

Menurut Miftah Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar

berlangsung amat efektif, baik antara pengajar dengan pelajar maupun

diantara para pelajar sendiri sebab mekanismenya memungkinkan sipelajar

terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan mengkaji dirinya,

apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Agar jalannya

komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu;

pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara

aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara

epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan).5

4 http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/12/10/23/mccq9k-anies-

baswedan-guru-ujung-tombak-pendidikan (di akses 1 April 2013) 5 M. Miftah, M.Pd. Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran, (BPM Semarang –

Pustekkom – Depdiknas)

Page 14: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

4

Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), Kelompok Bermain

(Kober), Taman Penitipan Anak (TPA), Bina Keluarga Balita (BKB), Bina

Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu Terintegrasi PAUD (POSPAUD)

merupakan beberapa lembaga pendidikan yang khusus didirikan untuk anak.

Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi sekarang ini, pendidikan anak

usia dini dianggap sebuah keniscayaan untuk mengembangkan kreatifitas dan

mental anak sebelum menginjak pada pendidikan formal selanjutnya. Sebab

pendidikan anak pada usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.6

Dan, lembaga tersebut tadi merupakan lembaga pendidikan tempat

bermain, belajar, dan berinteraksi serta bersosialisasi anak. Fasilitas yang

memadai, sumber dana yang kuat, dan kurikulum yang baik akan sangat

menunjang perkembangan anak, baik secara fisik maupun non-fisik, seperti

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung Jakarta Timur.

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil adalah lembaga pendidikan tingkat

prasekolah yang berfungsi sebagai tempat anak-anak untuk bermain bersama

teman sebaya mereka. Selain itu, lembaga ini berfungsi untuk membimbing

dan mengawasi serta mengembangkan perkembangan fisiologis dan

psikologis anak dengan nuansa Islami. Arah Islami di Raudhatul Atfhal

Insanul Kamil yaitu dengan pengenalan peserta didik terhadap rukun iman,

rukun Islam, dan pembinaan akhlakul karimah lebih mendalam. Salah satunya

6 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1

ayat 4

Page 15: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

5

adalah dengan melakukan pembinaan ibadah shalat. Pembinaan ini dilakukan

untuk menumbuh kembangkan ibadah shalat anak didik.7

Sebab pada tahap usia Raudhatul Atfhal perkembangan kognitif anak

berada pada tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun). Dalam tahapan ini, anak

mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai

merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar.

Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis.

Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak

dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut

berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana

perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan

untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran

yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak

hidup pun memiliki perasaan.

Berdasarkan beberapa fenomena dan kajian di atas, cukup penting

sekali pola komunikasi guru dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Oleh

karena itu penulis sangat tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut

dalam skripsi dengan judul: “Pola Komunikasi Guru Dan Murid Dalam

7 Raudhatul Atfhal merupakan salah satu bentuk PAUD jalur pendidikan formal. Pada

prinsipnya penyelenggaraan Raudhatul Atfhal memiliki banyak kesamaan dengan Taman Kanak-

Kanak bahkan sama dengan Taman Kanak-Kanak Islam. Perbedaan Raudhatul Atfhal dengan

Taman Kanak-Kanak ada pada nuansa keagamaannya, dimana nuansa agama Islam pada

Raudhatul Atfhal lebih menonjol dan menjiwai keseluruhan proses belajar mengajar. Raudhatul

Atfhal adalah satuan pendidikan anak usia dini yang memiliki karakteristik keagamaan, maka

kurikulumnya harus memunculkan ciri khas keagamaan. Berdasasrkan hal tersebut pihak

pengelola Raudhatul Atfhal yang berada di bawah naungan Kementrian Agama, memiliki

tantangan untuk KTSP yang dapat menghasilkan peserta didik yang siap menghadapi berbagai

tuntutan globalisasi dengan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi serta berlandaskan iman dan

takwa.

Page 16: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

6

Pembinaan Ibadah Shalat Di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Pulo Gebang

Cakung.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Skripsi ini membahas pola komunikasi guru pada pembinaan ibadah

shalat. Agar peneliti lebih fokus, peneliti membatasi permasalahan pada pola

komunikasi yang terjadi pada proses pembinaan ibadah shalat peserta didik

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung Jakarta Timur tahun ajaran 2011-

2012.

Adapun rumusan masalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pola komunikasi yang digunakan oleh guru Raudhatul Atfhal

Insanul Kamil dalam membina ibadah shalat anak?

2. Bagaimana faktor penghambat pola komunikasi pembinaan ibadah shalat

di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian yang hendak dicapai adalah:

a. Untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan oleh guru

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dalam membina ibadah shalat anak.

b. Untuk mengetahui faktor penghambat pola komunikasi pembinaan

ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil.

Page 17: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

7

2. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat:

a. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi mengenai hubungan komunikasi dengan pendidikan dalam

membina ibadah shalat yang mungkin untuk diterapkan pada anak

usia dini.

b. Secara Praktis, bagi penulis ini bermanfaat untuk mengembangkan

kemampuan penulis dalam membuat karya ilmiah dan bagi pemerhati

komunikasi dan pendidikan dalam pembinaan anak usia dini,

khususnya di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil. Penelitian ini dapat

memberikan penjelasan praktis terhadap pola komunikasi para guru

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dalam membina ibadah shalat anak.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis mengadakan tinjauan

pustaka ke perpustakaan, baik perpustakaan Fakultas Dakwah maupun

perpustakaan utama UIN Jakarta. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut,

penulis belum menemukan judul yang sama seperti judul skripsi yang peneliti

ambil. Akan tetapi peneliti melihat beberapa penelitian terdahulu yang

relevan dengan tema yang akan peneliti angkat dalam penelitian ini, yaitu:

1. Skripsi, Pola Komunikasi Guru Dan Murid Dalam Penerapan Nilai

Keislaman Di MAN 7 Jakarta. Oleh Nurhasanah, FDK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2010. Pada skripsi metode penelitiannya

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pola

Page 18: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

8

komunikasi yang digunakan pada judul ini adalah dengan komunikasi

antarpribadi dan komunikasi kelompok dengan sifat tatap muka.

2. Skripsi, Pola Komunikasi Guru Agama dalam Pembinaan Akhlak Siswa

SMK Negeri 1 Pasuruan. Oleh Shochibul Hujjah, FDK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2010. Skripsi menggunakan metode deskriptif

analisis melalui pendekatan kualitatif. Pola komunikasi yang dilakukan

pada skripsi ini menggunakan pola komunikasi antarpribadi dan

komunikasi kelompok dengan sifat tatap muka dan dialog.

3. Skripsi, Pola Komunikasi Guru Agama terhadap Siswa dalam Pembinaan

Ibadah di SMP Islam Al Syukro Ciputat. Oleh Eka Irmawati, FDK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Skripsi ini menggunakan metodelogi

deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pola

komunikasi yang digunakan komunikasi antarpribadi dan komunikasi

kelompok dengan cara tatap muka dan breafing.

4. Skripsi, Pola Komunikasi Guru dan Murid dalam Mengenalkan Kalimat

Thayyibah Pada Paud Amanah di Benda Tangerang. Oleh Rizki Amelia,

FDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Skripsi ini menggunakan

metodelogi deskriptif. Pola komunikasi yang digunakan komunikasi

kelompok kecil dan pola komunikasi antar pribadi secara tatap muka.

Adapun perbedaan skripsi yang penulis teliti ini lebih kepada pola

komunikasi guru dan murid di Raudhatul Atfhal (RA) dalam membina

ibadah shalat.

Page 19: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

9

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan metodologi kualitatif deskriptif.

Dengan mengamati kasus dari berbagai sumber data yang digunakan untuk

meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif, berbagai

aspek individu, kelompok suatu program, organisasi atau peristiwa secara

sistematis.8

Dengan menggunakan metodologi kualitatif deskriptif peneliti

berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi

tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.9

Ciri lain dalam metodologi kualitatif deskriptif ialah titik berat

pada observasi dan suasana alamiah (naturalistic setting). Peneliti

bertindak sebagai pengamat. Peneliti hanya membuat kategori perilaku,

mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan

suasana alamiah yang dimaksudkan bahwa peneliti terjun kelapangan.10

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data, yaitu:

a. Observasi, merupakan metode pertama yang digunakan dalam

melakukan penelitian ini. Teknik observasi atau pengamatan yang

peneliti gunakan adalah bersifat langsung dengan mengamati objek

8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: 2007), Cet. ke.2, h.

102 9 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2005), h. 22 10

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, h. 25

Page 20: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

10

yang diteliti,11

yakni bagaimana pola komunikasi guru dan murid

dalam membina ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

Pulo Gebang Cakung.

b. Depth Interviewing, Wawancara mendalam dengan informan yang

dijadikan narasumber yang relevan dengan substansi utama

penelitian. Tujuan mengadakan wawancara, seperti yang ditegaskan

oleh Lincoln dan Guba adalah mongkonstruksi mengenai orang,

kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan

diharapkan untuk dapat mengubah, dan memperluas informasi yang

telah diperoleh.12

c. Studi dokumentasi, mengumpulkan data berupa buku, majalah,

makalah, literatur-literatrur dan arsipa-arsip milik Raudhatul Atfhal

Insanul Kamil. Penulis juga mengumpulkan beberapa buku atau pun

tulisan-tulisan lain yang memiliki keterkaitan dengan bahasa

penelitian ini.

3. Teknik Analisis Data

Beberapa langkah yang penulis lakukan dalam menganalisis data

pada penelitian ini:

a. Pengumpulan informasi, melalui wawancara, observasi langsung baik

dengan mengikuti kegiatan komunikasi dan pembinaan maupun

dengan melakukan komunikasi verbal dengan para pengajar di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dan lain sebagainya.

11

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, h. 25 12

Lincoln Yvona S., dan Egon G. Guba, Natularistic Inquiry, (Baverly Hills: Sage

Publication, 1995), h. 266

Page 21: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

11

b. Reduksi. Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang

sesuai dan tidak sesuai dengan masalah penelitian.

c. Penyajian. Setelah informasi dipilih maka disajikan bisa dalam bentuk

tabel, atau pun uraian penjelasan.

d. Penganalisisan data. Pada tahap ini peneliti berusaha untuk

menganalisis data dengan menyususn kata-kata ke dalam tulisan

yang lebih luas dengan kerangkan teori pola komunikasi.

e. Tahap akhir, adalah menarik kesimpulan.

4. Pedoman Penulisan

Penulisan Skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA

(Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Pulo

Gebang Indah Blok K4/36 Cakung Jakarta Timur dengan. Sedangkan

waktu penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2011 hingga Mei 2011, dari

mulai pengurusan perizinan sampai tahap pengumpulan data yang

dilakukan setiap hari sesuai pada hari pembelajaran berlangsung.

6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah beberapa orang yang berkaitan

dengan program pembinaan ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul

Kamil Pulo Gebang Cakung. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini

Page 22: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

12

adalah pola komunikasi guru dan murid dalam pembinaan ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dalam penulisannya akan dibagi menjadi 5 (lima) bab, dan

masing-masing bab akan dibagi menjadi sub-sub bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini dibahas Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoretis, yang meliputi, Pola Komunikasi:

Pengertian Pola Komunikasi, Unsur-Unsur Komunikasi, dan

Macam-Macam Pola Komunikasi. Pembinaan Ibadah Shalat:

Pengertian, Ciri dan Langkah Pembinaan, Macam-Macam

Pembinaan, dan Pengertian dan Keistimewaan Ibadah Shalat.

BAB III : Gambaran Umum. Raudhatul Atfhal Insanul Kamil: Sejarah

Berdiri, Visi Misi dan Tujuan, Sarana dan Prasarana, Profil

Guru dan Murid Raudhatul Atfhal, dan Historisitas Kegiatan.

BAB IV : Analisis dan Temuan. Menjelaskan, Pola Komunikasi Guru

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Dalam Membina Ibadah

Shalat dan Faktor Penghambat Pola Komunikasi Pembinaan

Ibadah Shalat.

BAB V : Penutup. Yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 23: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

13

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Pola Komunikasi

1. Pengertian Pola Komunikasi

Pola komunikasi merupakan rangkaian dari dua kata yang memiliki

keterkaitan makna, di mana antara makna satu dengan makna yang lainnya

saling mendukung satu sama lain.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pola

memiliki arti bentuk atau sistem, cara atau bentuk (struktur) yang tetap

dimana pola itu sendiri bisa dikatakan sebagai contoh atau cetakan.1

Sedangkan kata pola yang terdapat dalam Kamus Ilmiah Populer memiliki

arti model, contoh atau pedoman (rancangan).2

Pola dapat dikatakan juga dengan model, yaitu cara untuk

menunjukan sebuah objek yang mengandung kompleksitas proses

didalamnya dan hubungan antara unsur-unsur pendukungnya.3

Berdasarkan pengertian pola di atas maka penulis dapat

menarik kesimpulan, bahwa pola adalah gambaran, bentuk, rancangan

suatu komunikasi yang dapat dilihat dari jumlah komunikannya. Pada

pembahasan ini, makna pola dapat diartikan sebagai bentuk, karena

memiliki keterkaitan dengan kata yang dirangkulnya (komunikasi).

1 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1996), h. 885 2 Puis A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), h. 605 3 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004). h. 9

Page 24: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

14

Kata komunikasi itu sendiri berasal dari bahasa latin

“communicate” yang berarti berbicara, menyampaikan pesan, informasi,

pikiran, gagasan dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada

orang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik

feedback.4

Pengertian tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Onong

Uchjana Effendi, menurut Onong komunikasi berasal dari bahasa Inggris

yaitu “communication” yang bersumber dari bahasa latin,

“communication” atau “communis” yang berarti sama, atau kesamaan arti

sama halnya dengan pengertian tersebut.5 Lebih lanjut Onong mengatakan,

bahwa komunikasi mempunyai arti pemberitahuan atau pertukaran

pikiran,6 baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.

7

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi

secara etimologi memiliki arti sebagai pengiriman dan penerimaan pesan

atau berita.8 Sedangkan menurut Arni Muhammad, komunikasi adalah

suatu proses dimana individu dalam hubunganya dengan individu lainnya,

dalam kelompok, dalam organisasi, dan dalam masyarakat guna

memberikan suatu informasi.9

Menurut penulis dari beberapa definisi di atas memiliki tujuan

yang sama, yang terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana

4 A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 35

5 Onong Uchjana Effendi, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bandar maju, 1992), cet.ke-

1, h. 4 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1, h. 4 7 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992),

Cet, ke-2, h. 6 8 Dept. Pendidikan, h. 454

9 ArniMuhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet ke-4, h. 3

Page 25: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

15

mempunyai kesamaan pesan yang sistematis oleh seseorang dengan

melibatkan orang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

seseorang yang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain ikut

berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan dan harapan dari isi

pesan yang disampaikan. Jadi diantara yang terlibat dalam kegiatan

komunikasi harus memiliki kesamaan arti dan harus sama-sama

mengetahui hal yang dikomunikasikan, jika tidak demikian maka kegiatan

komunikasi tersebut tidak berlangsung dengan baik dan tidak efektif.

Berkaitan dengan pesan yang disampaikan dalam suatu

komunikasi. Schramm dalam T. A. Lathief Rosyidi merumuskan adanya

kondisi yang harus diketahui jika kita menginginkan pesan yang

disampaikan mendapat respon sesuai dengan yang dikehendaki. Kondisi

ini disebut The Condition of Success in Communication, yang terdiri dari:

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga

dapat menarik perhatian komunikasi.

b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada

pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga

sama-sama mengerti.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan

menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan

tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada

saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.10

10

T. A. Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: PT.

Firma Rimbow, 1985), h. 48

Page 26: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

16

Menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Mass, sebagaimana dikutip

oleh Jalaludin Rakhmat, dalam bukunya “psikologi komunikasi” ia

menguraikan ciri-ciri komunikasi yang baik dan efektif paling tidak dapat

menimbulkan 5 hal:

1) Pengertian: komunikator dapat memahami mengenai pesan-pesan yang

disampaikan kepada komunikan.

2) Kesenangan: menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta

menyenangkan.

3) Mempengaruhi sikap: dapat mengubah sikap orang lain sehingga

bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa.

4) Hubungan sosial yang baik, menumbuhkan dan mempertahankan

hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.

5) Tindakan: membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang sesuai

dengan pesan yang diiginkan.”11

Dari lima ciri-ciri komunikasi yang baik dan efektif di atas, dapat

dipahami bahwa komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan hidup

manusia. Melalui komunikasi akan ditemui jati diri, dapat

mengembangkan konsep diri, dan menetapkan hubungan dengan dunia

sekitarnya.

Berdasarkan pengertian pola dan komunikasi diatas maka penulis

dapat menarik kesimpulan bahwa pola dan komunikasi merupakan

serangkaian dua kata yang memiliki keterkaitan makna, dimana salah satu

kata tersebut mendukung makna lainnya. Pola komunikasi adalah bentuk,

11

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),

cet. Ke-15, h. 13-16

Page 27: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

17

gambaran atau rancangan bagaimana proses komunikasi antara komunikan

dengan komunikator dapat berjalan dengan efektif ketika pesan yang

disampaikan oleh komunikator kepada komunikan itu dapat sampai dan

bisa mengubah sikap, pendapat dan perilaku komunikan secara face to face

communication, dan dapat juga melalui sebuah medium

telepon/menggunakan media komunikasi (Komunikasi Massa) baik secara

lisan ataupun tulisan dan baik yang terjadi secara individu, antar individu

maupun kelompok.

2. Unsur-Unsur Komunikasi

Adapun yang merupakan bagian dari unsur-unsur komunikasi

antara lain sebagai berikut:

a. Komunikator (Source)

Komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan.

Komunikator memiliki fungsi sebagai encoding, yakni orang yang

memformulasikan pesan atau informasi yang kemudian akan

disampaikan kepada orang lain komunikator sebagai bagian yang

paling menentukan dalam berkomunikasi dan untuk menjadi seorang

komunikator itu harus mempunyai persyaratan dalam memberikan

komunikasi untuk mencapaitujuannya. Sehingga dari persyaratan

tersebut mempunyai daya tarik tersendiri komunikan terhadap

komunikator.

Komunikator sebagai unsur yang sangat menentukan proses

komunikasi harus mempunyai persyaratan dan menguasai bentuk,

Page 28: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

18

model, dan strategi komunikasi untuk mencapai tujuannya. Faktor-

faktor tersebut akan dapat menimbulkan kepercayaan dan daya tarik

komunikan kepada komunikator. Komunikator berfungsi sebagai

encoder, yakni orang yang memformulasikan pesan yang kemudian

menyampaikan kepada orang lain. Orang yang menerima pesan ini

adalah komunikan yang berfungsi sebagai decoder, yakni

menerjemahkan lambang-lambang pesan kedalam konteks pengertian

sediri.12

Syarat yang diperlukan komunikator, diantaranya :

1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikannya.

2) Kemampuan berkomunikasi.

3) Mempuyai pengetahuan yang luas.

4) Sikap.

5) Memiliki daya tarik, dalam arti memiliki kemampuan untuk

melakukan perubahan sikap atau perubahan pengetahuan pada diri

komunikan.13

Dari beberapa syarat dan pengertian komunikator di atas,

tentunya seorang komunikator harus dapat memposisikan dirinya

sesuai dengankarakter yang dimilikinya. Dalam menghadapi

komunikan, seorang komunikator harus bersikap empatik, artinya

ketika ia sedang berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk,

bingung, marah, sedih, dan lain sebagainya, maka ia harus

menunjukkan sikap empatiknya tersebut.

12

Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Yogyakarta: al-Amin Press,

1996), cet. ke-1, h. 59 13

Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, h. 59

Page 29: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

19

b. Pesan (Massage)

Pesan adalah keseluruhan dari pada apa yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan harus mempunyai inti pesan sebagai pengarah di

dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.

Pesan yaitu pernyataan yang disampaikan oleh komunikator

yang didukung oleh lambang. Pada dasarnya pesan yang disampaikan

oleh komunikator itu mengarah pada usaha mencoba mempengaruhi

atau mengubah sikap dan tingkah laku komunikannya. Penyampaian

pesan dapat dilakukan secara lisan atau melalui media.

c. Penerima Pesan/Komunikan (Receiver)

Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari

komunikator kemudian komunikan menganalisis dan

menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya.14

Dalam hal ini perlu

diperhatikan karena penerima pesan ini berbeda dalam banyak hal

misalnya, pengalamannya, kebudayaannya, pengetahuannya dan

usianya. Akan hal itu komunikator tidak bisa menggunakan cara yang

sama dalam berkomunikasi kepada anak-anak dan berkomunikasi

dengan orang dewasa. Jadi, dalam berkomunikasi siapa pendengarnya

perlu dipertimbangkan. Dalam proses komunikasi, utamanya dalam

tataran antar pribadi, peran komunikator dan komunikan bersifat

dinamis, saling berganti dan menimbulkan komunikasi dua arah.

14

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: BumiAksara, 2005), cet. ke-7, h.18

Page 30: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

20

d. Saluran Komunikasi (Media Komunikasi)

Media yaitu sarana atau saluran yang digunakan oleh

komunikator untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada

komunikan. Atau sarana yang digunakan untuk memberikan feedback

dari komunikan kepada komunikator. Media sendiri merupakan bentuk

jamak dari medium, yang artinya perantara, penyampai dan penyalur.

Media yang dimaksud di sini adalah alat komunikasi, seperti

berbicara, gerak badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat

kabar, buku dan gambar. media komunikasi ini sengaja dipilih

komunikator untuk menghantarkan pesannya agar sampai ke

komunikan. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah tidak semua

media cocok untuk maksud tertentu. Kadang-kadang suatu media lebih

efesien digunakan untuk maksud tertentu tetapi untuk maksud yang

lain tidak. Jadi, unsur utama dari media komunikasi adalah pemilihan

dan penggunaan alat perantara yang dilakukan komunikator dengan

sengaja. Artinya, hal ini mengacu kepada pemilihan dan penggunaan

teknologi media komunikasi.

e. Efek Komunikasi

Efek yaitu dampak atau hasil sebagai pengaruh dari pesan.

Komunikasi bisa dilakukan berhasil apabila sikap dan tingkah laku

komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pertanyaan mengenai

efek komunikasi ini dapat menanyakan 2 hal yaitu apa yang ingin

dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan kedua, apa yang

dilakukan orang sebagai hasil dari komunikasi. Akan tetapi perlu

Page 31: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

21

diingat, bahwa kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak hanya

disebabkan oleh faktor hasil komunikasi tetapi juga dipengaruhi oleh

faktor lain.

Hal yang terpenting dalam komunikasi ialah bagaimana

caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu

menimbulkan efek atau dampak tertentu pada komunikan. Dampak

yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu :

1) Dampak kognitif, adalah yang timbul pada komunikan yang

menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.

2) Dampak efektif, lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitif.

Tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu,

tetapi bergerak hatinya, menimbulkan pesan tertentu, misalnya

perasaan iba, terharuh, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3) Dampak behavioral, yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak

yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku tindakan atau

kegiatan.15

3. Macam-Macam Pola Komunikasi

Pada dasarnya ada beberapa pola komunikasi, yakni komunikasi

intrapersonal (komunikasi dengan diri sendiri), komunikasi interpersonal

(komunikasi antar pribadi) dan komunikasi kelompok.

a. Komunikasi Intrapersonal (komunikasi dengan diri sendiri)

15

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000), cet ke-4, h, 7

Page 32: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

22

Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dalam diri

sendiri, yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang,

berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem

saraf.16

Bahwa manusia apabila dihadapi dengan suatu pesan untuk

mengambil keputusan menerima ataupun menolaknya akan

mengadakan terlebih dahulu suatu komunikasi dengan dirinya (proses

berpikir). Dalam proses berpikir ini seseorang menimbang untung rugi

usul yang diajukan oleh komunikator.17

Komunikasi akan berhasil apabila pikiran yang disampaikan dengan

menggunakan perasaan yang di sadari, sebaliknya komunikasi akan

gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, pikiran tidak terkontrol.

b. Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar pribadi)

Komunikasi antar pribadi adalah “proses paduan penyampaian

pikiran dan perasaan oleh seseorang kepada orang lain agar

mengetahui, mengerti, dan melakukan kegiatan tertentu.”18

Secara umum komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai

proses pertukaran informasi diantara komunikator dengan komunikan.

Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis

16

Sasa Djuarsa Sendjaja, PengantarKomunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1998), h.

39 17

Phil, Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Mandar Maju,

1992). Cet. ke-1, h. 4 18

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1990), cet. ke-5, h. 126

Page 33: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

23

berupa percakapan. Komunikasi interpersonal dampaknya dapat

dirasakan pada waktu itu juga oleh pihak yang terlibat.19

Hubungan interpersonal adalah hubungan yang berlangsung,

keuntungan dari padanya ialah bahwa reaksi atau arus balik dapat

diperoleh segera. Dalam hubungan interpersonal, proses komunikasi

semakin jelas dan dalam komunikasi interpersonal, komunikan dapat

memberi arus balik secara langsung kepada komunikator.

c. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang

(komunikator) dengan sejumlah orang (komunikasi) yang berkumpul

bersama-sama dalam bentuk kelompok.20

Komunikasi kelompok ini

mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, proses komunikasi

terhadap pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara

kepada khalayak yang lebih besar dan tatap muka. Komunikasi

berlangsung kontinue dan bisa dibedakan mana sumber dan mana

penerima. Ketiga, pesan yang disampaikan terencana dan bukan

spontanitas untuk segmen khalayak tertentu.21

Komunikasi kelompok dapat dibagi menjadi dua bagian

kelompok kecil. Menurut Robert F. Bales yang dikutip oleh Widjaja,

kelompok kecil adalah sejumlah orang yang terlibat antara satu dengan

yang lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka, dimana

19

Sr. Maria Assumpte Rumanti OSF, Dasar-Dasar Public Relation Teori dan Praktis,

(Jakarta: Grasindo, 2002), cet. ke-1, h. 88 20

Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1986), cet.

ke-2, h. 5 21

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), cet

2, h. 33

Page 34: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

24

setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antar satu dengan yang

lainnya yang cukup kentara, sehingga ia baik pada saat timbul

pertanyaan maupun sesudah memberikan tanggapan kepada masing-

masing individu komunikan.22

Dalam komunikasi kelompok kecil, komunikator menunjukkan

pesannya kepada benak atau pikiran komunikan, contohnya, diskusi,

seminar, rapat dan lain-lain. Komunikan dapat menanggapi uraian

komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti.

B. Pembinaan Ibadah Shalat

1. Pengertian, Ciri dan Langkah Pembinaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa

“Pembinaan adalah sebagai proses, perbuatan, atau cara membina.”23

Arti

dapat ditelusuri dari kata dasar bina yang mendapat prefiks pen-an sufiks-

an sehingga menjadi “proses, perbuatan, atau cara.” Sementara menurut

Poerwadarminta dalam Shochibul Hujjah, mengartikan pembinaan dengan

“pembangunan dan pembawaan”.24

Kedua pendapat ini pada hakikatnya

tidak berbeda, hanya arti pembinaan itu sendiri yang bersifat luas,

bergantung orientasi dan persepsi yang menafsirkannya. Dengan kata lain,

pembinaan berarti proses, perbuatan, cara membina juga berarti atau

berpadanan dengan pembangunan atau pembawaan.

22

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 129 23

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 152 24

Shochibul Hujjah, Pola Komunikasi Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak Siswa

SMK Negeri 1 Pasuruan, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas

Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta, 2011), h. 27

Page 35: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

25

Sedangkan menurut Abdur Rahim, “Pembinaan dapat juga berarti

poses melakukan kegiatan membina atau membangun sesuatu, seperti

membina bangsa. Dalam pembinaan ini tampak atau identik dalam

perubahan, bergantung obyek yang bina, tentusaja perubahan yang

mengacu kepada peningkatan.25

Pembinaan merupakan segala usaha, ikhtiar, dan kegiatan yang

berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian

segala sesuatu secara teratur dan terarah.26

Hal ini senada dengan yang

diungkapkan oleh S. Hidayat, bahwa pembinaan adalah suatu usaha yang

dilakukan dengan sadar terencana, teratur, dan terarah untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan subjek didik dengan tindakan,

pengarahan, bimbingan, pengembangan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.27

Dari beberapa definisi pembinaan di atas, penulis menyimpulkan

bahwa pembinaan merupakan suatu upaya yang dijalankan secara sistemik

sebagai usaha menuju pada perubahan ke arah yang lebih baik dari

sebelumnya, yang diawali dengan kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan

suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang lebih baik.

Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut, ciri-ciri pembinaan

adalah:

25

Abdur Rahim, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa

MTS Sunan Ampel Pasuruan, (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam

Shalahuddin Pasuruan, 2007), h. 67 26

Masdar Hilmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: Toha Putra, 1973), h.

53 27

Jumhur dan Muh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu,

1987), h. 25

Page 36: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

26

a. Pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka mencapai

setinggi-tingginya tingkat kematangan dan tujuan pembinaan.

b. Prosedur pembinaan dirancang sedemikian rupa agar tujuan yang

hendak dicapai terarah.

c. Pembinaan sebagai pengatur proses belajar harus merancang dan

memilih peristiwa yang sesuai dengan anak binaan.

d. Pembinaan diartikan sebagai usaha menata kondisi yang pantas.28

Agar langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan

dapat terlaksana dengan efektif, perlu memperhatikan beberapa hal, di

antaranya adalah:

a. Menganalisis kebutuhan lembaga, kebutuhan tugas dan kebutuhan

siswa.

b. Menentukan sasaran dan materi program pembinaan.

c. Menentukan metode dan prinsip yang digunakan.

d. Mengevaluasi program pembinaan.29

2. Macam-Macam Pembinaan30

Pembinaan secara umum ada beberapa macam, yaitu:

a. Pembinaan Orientasi

Pembinaan ini diadakan untuk sekelompok orang yang baru masuk

dalam suatu bidang hidup dan kerja. Bagi orang yang sama sekali

28

Hadi Suyono, Social Intelegence, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), h. 180 29

Slamet Santoso, Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 139 30

Juli Astuti, Pembinaan Shalat Terhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Yogyakarta, (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2008), h. 10-11

Page 37: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

27

belum berpengalaman dalam bidangnya, pembinaan orientasi

membantunya untuk mendapatkan hal-hal pokok.

b. Pembinaan Kecakapan

Pembinaan ini untuk membantu para peserta guna mengembangkan

kecakapan yang sudah dimiliki/mendapatkan kecakapan baru yang

diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya.

c. Pembinaan Kepribadian

Pembinaan ini menekankan pada pengembangan sikap dan

kepribadian. Bagaimana untuk membantu orang agar mengenal dan

mengembangkan diri menurut gambaran/cita-cita hidup yang sehat dan

benar.

d. Pembinaan Kerja

Pembinaan ini diadakan oleh suatu lembaga usaha bagi para anggota

stafnya. Pada dasarnya pembinaan ini diadakan bagi mereka yang

sudah bekerja dalam bidang tertentu.

e. Pembinaan Penyegaran

Pembinaan ini hampir sama dengan pembinaan kerja. Pembinaan

penyegaran biasanya tidak ada penyajian hal yang sama sekali baru,

tapi sekedar penambahan cakrawala pada pengetahuan dan kecakapan

yang sudah ada.

f. Pembinaan Lapangan

Pembinaan ini bertujuan untuk menempatkan para peserta dalam

situasi nyata agar mendapat pengetahuan dan memperoleh pengalaman

langsung dalam bidang yang diolah dalam pembinaan. Pembinaan ini

Page 38: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

28

membantu peserta untuk membandingkan situasi hidup dan kerja di

tempat yang dikunjungi. Hal ini dapat memberi pandangan dan

gagasan yang baru dan segar.31

Pembinaan jika dikaitkan dengan pengembangan manusia

merupakan bagian dari pendidikan, pelaksanaan pembinaan adanya dari

sisi praktis, pengembangan sikap, kemampuan, dan kecakapan.32

Pembinaan terhadap anak usia dini ini terdiri dari dua hal, yaitu pembinaan

kepribadian dan pembinaan kemandirian. Pembinaan ibadah shalat

terhadap anak usia dini merupakan pembinaan kepribadian yaitu

pembinaan kesadaran beragama.

3. Pengertian dan Keistimewaan Ibadah Shalat

Ibadah secara bahasa artinya taat atau patuh,33

sedangkan dari segi

istilah ibadah bermakna semacam kepatuhan sampai pada batas

penghabisan, yang bergerak dari perasaan hati untuk mengagungkan

kepada yang disembah.34

Menurut Syeikh Syaltut dalam Mochtar Effendy, bahwa ibadah

yaitu semua amal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah yang didasari

dengan rasa ikhlas.35

Sedangkan menurut Ensiklopedi Islam ibadah

mencakup segala bentuk kegiatan (perbuatan dan perkataan) yang

31

Mangun Harjana, Pembinaan; Arti, dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius, 1986),

h.11 32

Mangun Harjana, Pembinaan; Arti, dan Metodenya, h. 11 33

Yusuf Qordlowi, Konsep Ibadah Dalam Islam,(ttp. central media, tt), h. 29 34

Yusuf Qordlowi, Konsep Ibadah Dalam Islam, h. 33 35

Mochtar Effendy, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, (Palembang: PT. Widyadara,

2001), h. 360

Page 39: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

29

dilakukan oleh setiap mukmin-muslim dengan tujuan untuk mencari ridha

Allah.36

Mencermati ketiga definisi tersebut, menurut kesimpulan penulis,

ibadah yaitu segala kegiatan yang semata-mata dikerjakan berdasarkan

pada memperhambakan diri kepada Allah SWT.

Sedangkan kata shalat menurut bahasa “berdoa”, dan menurut

istilah ialah beberapa perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dari

takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat juga mempunyai pengertian

mengkonsentrasikan akal pikiran kepada Allah untuk sujud kepada-Nya

dan bersyukur serta meminta pertolongan kepada-Nya atau berarti doa.37

Imam Taqiyuddin dalam Machful memberikan komentar tentang

pengertian shalat, bahwa shalat menurut bahasa berarti doa, sedangkan

menurut istilah bermakna suatu ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan

dan perbuatan yang dimulai takbir dan diakhiri salam dengan beberapa

syarat.38

Muhsin Qira’ati berpendapat bahwa shalat juga bisa dijadikan

sarana besyukur kepada Tuhan atas segala nikmat-nikmat-Nya.

Kedudukan shalat dalam Islam sebagai bendera. Ia merupakan tanda bagi

agama Islam. Rasul Saw., Bersabda, “shalat adalah dasar dan tiang

agama.”39

Berdasarkan dari beberapa pengertian shalat di atas penulis

menyimpulkan, bahwa pada hakikatnya shalat itu berhadapannya hati

36

Depag, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: CV Anda Utama, 1993), h. 385 37

Machful. M, Meninggalkan Shalat, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1992), Cet 1, h. 15 38

Machful. M, Meninggalkan Shalat, h. 16 39

Muhsin Qira’ati, Pancaran Cahaya Shalat, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1990), Cet. 1,

h. 62

Page 40: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

30

(jiwa) kepada Allah, hadap yang mendatangkan rasa takut, mengakui

kebesaran dan kekuasaan-Nya dengan penuh khusyuk dan ikhlas di dalam

perkataan dan perbuatan, yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan

salam. Kemudian shalat yang diberi batasan sebagai sekumpulan bacaan

dan tingkah laku yang dibuka oleh takbir dan diakhiri salam juga

merupakan simbol bentuk ketundukan dan kepasrahan seseorang kepada

Tuhan. Setelah takbir pembuka dalam shalat seseorang dituntut agar

seluruh sikap dan perhatiannya ditujukan Allah, yaitu pencipta seluruh

alam raya.

Dan dari pengertian tentang ibadah dan shalat yang sudah penulis

simpulkan di atas, penulis menyimpulkan, bahwa ibadah shalat adalah

segala bentuk kegiatan untuk memperhambakan diri kepada Allah SWT

dengan penuh khusyuk dan ikhlas di dalam perkataan dan perbuatan, yang

dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam.

Shalat merupakan keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada

Rasulullah Saw dan umatnya. Demikian istimewanya, hingga proses

turunnya perintah shalat diawali dengan peristiwa Isra Mikraj. Allah SWT

langsung mengundang Rasulullah Saw ke langit. Nilai strategis dan

keistimewaan shalat sudah tidak terbantahkan lagi. Menurut Ratmiyati ada

beberapa keistemawaan shalat,40

diantaranya:

a. Amalan pertama yang diwajibkan atas Rasulullah Saw.

b. Tiang yang menyangga bangunan Islam.

c. Pembeda atau pemisah antara seorang Muslim dan kafir.

40

Ratmiyati, Merindukan Shalat, (http://www.mail-archive.com/smun65@yahoogroups.

com/msg00210.html), h. 2

Page 41: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

31

d. Amalan yang pertama dihisab.

e. Kunci kesuksesan dan kebahagiaan hidup.

f. Penggugur dosa-dosa.

g. Kunci kesuksesan seorang hamba.

h. Sarana pengundang datangnya pertolongan Allah.

i. Saat istimewa bagi seorang hamba, karena ia bisa berhadapan langsung

dengan Tuhannya.

Page 42: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

32

BAB III

GAMBARAN UMUM

RAUDHATUL ATFHAL INSANUL KAMIL

A. Sejarah Berdiri

Cikal bakal pendirian Raudhatul Atfhal Insanul Kamil tak bisa

dilepaskan dari keberadaan Yayasan Ala Hamid wa Basyir Cakung Jakarta

Timur, selaku induk naungan Raudhatul Atfhal Insanul Kamil. Pendirian

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan

masyarakat untuk mempersiapkan putra-putrinya di pendidikan formal.1

Diperkirakan bahwa anak-anak yang mengulang kelas di Sekolah

Dasar adalah anak yang tidak masuk pendidikan pra sekolah atau Taman

Kanak-Kanak, Raudhatul Atfhal, Taman Bermain, dan sejenisnya. Mereka

adalah anak yang belum siap dan tidak dipersiapkan oleh orang tuannya untuk

memasuki Sekolah Dasar. Adanya perbedaan yang besar antara pola

pendidikan di sekolah dengan di rumah menyebabkan anak yang tidak masuk

pendidikan pra sekolah mengalami kejutan dan tidak dapat menyesuaikan diri

sehingga tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini menunjukan

pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak usia pra sekolah.2

Berdasarkan hal tersebut Raudhatul Atfhal Insanul Kamil ingin

menjadi mentari pagi yang selalu menyinari kegelapan. Seperti ilmu

pengetahuan yang telah menyinari manusia dari kebodohan dan kebatilan.

1 Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013 (Jakarta:

Yayasan Insanul Kamil Hamduna, 2012), h. 8 dan Wawancara pribadi dengan Drs. H. Zaenal,

A.G, Kepala Yayasan Insanul Kamil Hamduna Cakung. 2 Wawancara pribadi dengan Drs. H. Zaenal, A.G, Kepala Yayasan Insanul Kamil

Hamduna Cakung.

Page 43: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

33

Sesuai dengan namanya, “Insanul Kamil” yang berarti “manusia paripurna

(sempurna)”, berusaha mencetak generasi paripurna yang memiliki IMTAQ

dan IPTEK. Karena Raudhatul Atfhal Insanul Kamil memiliki semangat

untuk maju membina anak bangsa menuju ridho Allah SWT.3

Maka atas inisiatif Hj. Nuroniyah, S.Pd.I –yang kelak menjadi Kepala

Sekolah Raudhatul Atfhal Insanul Kamil– setelah bermusyawarah dengan

segenap jajaran pengurus dan anggota Yayasan Ala Hamid wa Basyir, serta

beberapa tokoh masyarakat di Pulo Gebang Indah Blok K4 Cakung Jakarta

Timur disepakati untuk membentuk pendidikan pra sekolah yang kental

dengan nuansa keagamaan.4

Oleh sebab itu dibentuklah Raudhatul Atfhal Insanul Kamil pada

tahun 1989, pada awal berdiri bernama Raudhatul Atfhal Ala Hamid wa

Basyir dan berdomisili di Jl. Raya Bekasi km. 23,5 Cakung, Jakarta Timur. Di

bawah naungan Yayasan Ala Hamid wa Basyir. Kemudian pada tahun 1997

Raudhatul Atfhal Ala Hamid wa Basyir berganti nama menjadi Raudhatul

Atfhal Insanul Kamil.5

Dalam perjalanannya, Raudhatul Atfhal Insanul Kamil banyak

memiliki pengalaman dalam bidang pendidikan dan mengalami pasang surut.

Akan tetapi, semangat juang Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dalam

mencerdaskan anak bangsa tak pernah surut dan akan selalu berkobar seiring

3 Wawancara pribadi dengan Drs. H. Zaenal, A.G, Kepala Yayasan Insanul Kamil

Hamduna Cakung dan wawancara pribadi dengan Hj. Nuroniyah, S.Pd.I, Kepala Sekolah

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 4 Wawancara pribadi dengan Drs. H. Zaenal, A.G, Kepala Yayasan Insanul Kamil

Hamduna Cakung dan wawancara pribadi dengan Hj. Nuroniyah, S.Pd.I, Kepala Sekolah

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 5 Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 8 dan

Wawancara pribadi dengan Drs. H. Zaenal, A.G, Kepala Yayasan Insanul Kamil Hamduna

Cakung.

Page 44: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

34

dengan perubahan zaman dan globalisasi. Dan tentu saja, untuk menegakkan

syiar agama Allah di bumi ini.6

Dengan dedikasi yang tinggi Raudhatul Atfhal Insanul Kamil selalu

berusaha membangun kepribadian peserta didik yang beriman dan bertaqwa,

berakhlakul karimah, cakap, sehat, serta berilmu seiring dengan

perkembangan IPTEK. Untuk mewujudkan hal tersebut Raudhatul Atfhal

Insanul Kamil melakukan strategi pendidikan dan pengajaran yang berbasis

Islami, menyenangkan, dan mengedepankan akhlakul karimah. Juga ingin

menanamkan IMTAQ dalam diri peserta didik, serta IPTEK yang dapat

dimanfaatkan sesuai dengan perkembangannya. Oleh sebab itu, 5 bidang

pengembangan yang menjadi acuan di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil sesuai

dengan KTSP yang berlaku, yaitu ASK (Akhlakul Karimah, Sosial

Emosional, dan Kemandirian), PAI (Pendidikan Agama Islam), Bahasa,

Kognitif, dan Fisik Motorik.7

Saat ini Raudhatul Atfhal Insanul Kamil berlokasi di Pulo Gebang

Indah Blok. K4 No. 36, Cakung, Jakarta Timur.8

B. Visi Misi dan Tujuan

1. Visi

Menjunjung tinggi kebersamaan, serta menciptakan manusia paripurna

yang memiliki IMTAQ dan IPTEK.9

6 Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 8

7 Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 6 dan

Wawancara pribadi dengan Drs. H. Zaenal, A.G, Kepala Yayasan Insanul Kamil Hamduna

Cakung, dan wawancara pribadi dengan Hj. Nuronniyah, S.Pd.I., Kepala Raudhatul Atfhal Insanul

Kamil Cakung. 8 Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 1 dan hasil

pengamatan secara langsung di lokasi penelitian.

Page 45: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

35

2. Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan baik formal maupun informal.

b. Menanamkan jiwa religius pada peserta didik.

c. Mengembangkan kemampuan IPTEK yang sejalan dengan Iman dan

Taqwa.

d. Menghasilkan lulusan peserta didik yang mampu menerapkan konsep

IPTEK dalam kehidupan sehari-hari.10

3. Tujuan

a. Membangun kepribadian peserta didik yang beriman dan bertaqwa,

berakhlakul karimah, cakap, sehat, serta berilmu seiring dengan

perkembangan IPTEK.

b. Mengembangankan intelegensi peserta didik yang sesuai dengan

tahapan perkembangan peserta didik.

c. Menjadikan peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya dalam

lingkungan sosial yang edukatif dan menyenangkan.

d. Menjadikan Raudhatul Atfhal Insanul Kamil sebagai Raudhatul Athfal

yang menghasilkan peserta didik yang dapat mengembangkan potensi

akademik dan non akademik.11

9 Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 6,

wawancara pribadi dengan Hj. Nuronniyah, S.Pd.I., Kepala Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

Cakung. 10

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 6 dan

Wawancara pribadi dengan para guru pembina ibadah shalat Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

Cakung. 11

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 6 dan

wawancara pribadi dengan para guru pembina ibadah shalat Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

Cakung.

Page 46: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

36

C. Sarana dan Prasarana

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil saat ini telah mendapatkan akreditasi

dengan nilai B (Baik) pada tahun 2011. Dan memiliki standar bangunan yang

ideal untuk sebuah Raudhatul Athfal, dengan klasifikasi luas tanah 324M2

dan

luas bangunan 189M2. Yang berada di bawah naungan Yayasan Insanul

Kamil dengan NPWP: 02.182.687.0-006.000.12

Pada bangunan tersebut terdapat perpustakaan, loker anak, box holder,

TV, satu komputer dan laptop, fasilitas untuk bermain anak didik di luar

lapangan, dan alat-alat untuk proses pembelajaran dan bermain, seperti buku-

buku perpustakaan berjumlah 20, 2 set balok bangunan, 3 buah boneka, 5

mobil-mobilan, 10 puzzle, 1 bola basket, 2 bola kaki, 3 boneka tangan, 1

simpai, 5 angklung, 2 timbangan, dan 3 tape recorder. Sebagaimana yang

terlihat pada tabel di bawah:

Tabel. 1

Sarana dan Prasarana Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

NO FASILITAS SARANA

DAN PRASARANA

JUMLAH KONDISI

1 Mainan di luar lapangan 6 Baik

2 Balok bangunan 2 set Baik

3 Boneka 3 Baik

4 Mobil-mobilan 5 Baik

5 Puzzle 10 Baik

6 Bola Basket 1 Baik

7 Bola Kaki 2 Baik

8 Boneka tangan 3 Baik

9 Simpai 1 Baik

10 Angklung 5 Baik

11 Timbangan 2 Rusak

12

Wawancara pribadi dengan Hj. Nuronniyah, S.Pd.I., Kepala Raudhatul Atfhal Insanul

Kamil Cakung.

Page 47: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

37

12 Laptop 1 Baik

13 Komputer 1 Baik

14 TV 1 Baik

15 Tape Recorder 3 Baik

16 Perpustakaan 1 ruang Baik

17 Buku Perpustakaan 20 Rusak

18 Box holder 2 Baik

19 Loker anak 3 Baik

Sumber: Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil, pengamatan secara

langsung dan wawancara dengan para guru Pembina ibadah shalat13

Sumber pendanaan Raudhatul Atfhal Insanul Kamil yang digunakan

untuk membiayai sarana dan prasarana serta kegiatan belajar mengajar di

sekolah, berasal dari Yayasan Insanul Kamil Hamduna dan Infak Wali murid.

D. Profil Guru dan Murid Raudhatul Atfhal

1. Profil Guru Pembina Ibadah Shalat

Guru pembina ibadah shalat berjumlah 5 orang, 2 guru untuk

kelompok A dan 3 guru untuk kelompok B. Guru untuk kelompok A

terdiri dari Nurhikmah Yanti, beliau alumnus dari UIJ. Dan, Miftahus

Sa’dah alumnus MAN 8 Cakung.

13

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 9, hasil

pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dan wawancara dengan guru-guru pembina

ibadah shalat.

Page 48: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

38

Tabel. 2

Guru Kelompok A

No Nama Pendidikan Jenis Kelamin Usia

1 NurhikmahYanti, S.Pd.I

Universitas

Islam Jakarta

(UIJ)

Perempuan 32

2 Miftahus Sa'adah

MAN 8

Cakung

Perempuan 19

Sumber: Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dan wawancara

dengan para guru pembina ibadah shalat kelompok A14

Sedangkan untuk guru kelompok B terdiri dari Khairiah, beliau

alumnus STAI Babunnajah. Maemunah alumus STAI Shalahuddin Al-

Ayyub dan Rukoyah alumnus Universitas Attahiriyah.

Tabel. 3

Guru Kelompok B

No Nama Pendidikan Jenis Kelamin Usia

1 Khairiah, S.Pd.I

STAI

Babunnajah

Perempuan 38

2 Maemunah, S.Pd.I STAI Perempuan 34

14

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 10 dan

wawancara pribadi dengan para guru pembina ibadah shalat RA Insanul Kamil Cakung Kelompok

A.

Page 49: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

39

Shalahuddin

Al-Ayyub

3 Rukoyah, S.Pd.I

Universitas

Attahiriyah

Perempuan 37

Sumber: Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dan wawancara

dengan para guru pembina ibadah shalat kelompok B15

2. Profil Murid Raudhatul Atfhal

Murid-murid Raudhatul Atfhal Insanul Kamil berjumlah 70 orang,

21 murid tergabung dalam kelompok A, terdiri dari 10 murid perempuan

dan 11 murid laki-laki. Pada murid perempuan 5 anak berusia 5 tahun dan

5 anak berusia 6 tahun. Sedangkan untuk murid laki-laki 4 anak berusia 5

tahun dan 7 anak berusia 6 tahun.

Tabel. 4

Murid Kelompok A

No

Jenis

Kelamin

Usia

Jumlah

5 Tahun 6 Tahun

1 Perempuan 5 5 10

2 Laki-laki 4 7 11

Sumber: Wawancara dengan para guru pembina ibadah shalat kelompok A

dan pengamatan secara langsung pada murid kelompok A16

15

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 10 dan

wawancara pribadi dengan para guru pembina ibadah shalat Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

Cakung Kelompok B.

Page 50: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

40

Dan 49 murid tergabung dalam kelompok B. terdiri dari 21 murid

perempuan dan 28 murid laki-laki. Pada murid perempuan 12 anak berusia

6 tahun dan 9 anak berusia 7 tahun. Sedangkan untuk murid laki-laki 14

anak berusia 6 tahun dan 14 anak berusia 7 tahun.

Tabel. 4

Murid Kelompok B

No

Jenis

Kelamin

Usia

Jumlah

6 Tahun 7 Tahun

1 Perempuan 12 9 21

2 Laki-laki 14 14 28

Sumber: Wawancara dengan para guru pembina ibadah shalat kelompok B

dan pengamatan secara langsung pada murid kelompok B17

E. Historisitas Kegiatan

Sejak berdiri sampai sekarang Raudhatul Atfhal Insanul Kamil sudah

beberapa kali mengikuti kegiatan perlombaan. Pada tahun pelajaran 2009-2010

mengikuti perlombaan yang diadakan oleh IGRA, seperti Juara III Lomba Menari,

Juara III Lomba Menyanyi, Juara Harapan II untuk Shalat Berjamaah. Dan

perlombaan yang diadakan oleh LBP, seperti Juara II Kalimat Thoyyibah, Juara I

Lomba Menari, dan Juara III Puitisasi al-Qur’an.

16

Wawancara pribadi dengan para guru pembina ibadah shalat Raudhatul Atfhal Insanul

Kamil Cakung Kelompok A dan pengamatan secara langsung pada murid kelompok A. 17

Wawancara pribadi dengan para guru pembina ibadah shalat Raudhatul Atfhal Insanul

Kamil Cakung Kelompok A dan pengamatan secara langsung pada murid kelompok B.

Page 51: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

41

Tabel. 5

Kegiatan yang diikuti pada Tahun Pelajaran 2009 – 2010

JENIS LOMBA JUARA PENYELENGGARA

Menari Juara III IGRA

Menyanyi Juara III IGRA

Shalat Jama'ah Juara Harapan II IGRA

Kalimat Thoyyibah Juara II LBP

Menari Juara I LBP

Puitisasi al-Qur'an Juara III LBP

Sumber: Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dan dokumentasi

kegiatan18

Pada tahun pelajaran 2010-2011 mengikuti perlombaan yang diadakan oleh

IGRA, seperti Juara Harapan I Lomba Menyanyi Bersama dan Juara I Lomba

Asmaul Husna. Dan perlombaan yang diadakan oleh LBP, seperti Juara III Puitisasi

al-Qur’an, Juara II Kalimat Thoyyibah, Juara II Lomba Menari, Juara III Shalawat

Badar dan Juara Harapan III Shalat Berjama’ah.

Tabel. 6

Kegiatan yang diikuti pada Tahun Pelajaran 2010 – 2011

JENIS LOMBA JUARA PENYELENGGARA

Menyanyi Bersama Juara Harapan I IGRA

Asmaul Husna Juara I IGRA

Puitisasi al-Qur'an Juara III LBP

Kalimat Thoyyibah Juara II LBP

Menari Juara II LBP

Shalawat Badar Juara III LBP

Shalat Jama'ah Juara Harapan III LBP

18

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 8-9 dan

beberapa dokumentasi kegiatan Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung dari awal berdiri sampai

sekarang.

Page 52: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

42

Sumber: Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dan dokumentasi

kegiatan19

Pada tahun pelajaran 2010-2011 mengikuti perlombaan Membaca Iqra

yang diadakan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama, dan

menjadi Juara II. Juara Harapan II Puitisasi al-Qur’an pada perlombaan yang

diadakan oleh IGRA. Selain itu mengikuti perlombaan yang diadakan oleh

LBP dan berhasil menjadi Juara II Doa Harian, Juara III Puitisasi al-Qur’an,

Juara Harapan I Shalawat Badar dan Juara Harapan I Shalat Berjama’ah.

Tabel. 7

Kegiatan yang diikuti pada Tahun Pelajaran 2011 – 2012

JENIS LOMBA JUARA PENYELENGGARA

Membaca Iqra Juara II Badan Litbang dan Diklat

Kementrian Agama

Puitisasi al-Qur'an Juara Harapan II IGRA

Doa Harian Juara II LBP

Puitisasi al-Qur'an Juara III LBP

Shalawat Badar Juara Harapan I LBP

Shalat Jama'ah Juara Harapan I LBP

Sumber: Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dan dokumentasi

kegiatan20

19

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 8-9 dan

beberapa dokumentasi kegiatan Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung dari awal berdiri sampai

sekarang. 20

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 8-9 dan

beberapa dokumentasi kegiatan Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung dari awal berdiri sampai

sekarang.

Page 53: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

43

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Pola Komunikasi Guru Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Dalam

Membina Ibadah Shalat

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama berada di lokasi

penelitian. Penulis melihat proses komunikasi yang terjadi dalam kegiatan

belajar mengajar di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil merupakan salah satu

bentuk kegiatan komunikasi kelompok kecil. Indikasi ini terlihat ketika

komunikator meyampaikan pesannya kepada komunikan yang berjumlah

lebih dari tiga orang atau lebih.1 Dengan menggunakan pola komunikasi

kelompok, bertujuan untuk menjadikan siswa saling berinteraksi satu sama

lain tentang hal yang sudah dilakukan atau yang dialami, saling berbagi

tentang hal apa yang disukainya. Sehingga diharapakan siswa mempunyai

sikap terbuka terhadap apa yang sudah dilakukannya. Dan juga guru dapat

mengukur tingkat kemampuannya dalam pemahaman dan pengucapan bacaan

pada ibadah shalat, hal ini dilakukan ketika guru mengajukan pertanyaan

yang memancing siswa untuk merespon pertanyaan guru.

Meskipun komunikasi antara guru dan murid dalam kelas tersebut

termasuk komunikasi kelompok kecil. Sewaktu-waktu Guru mengubahnya

menjadi komunikasi antarpribadi (interpersonal) dengan menggunakan

metode dialog, yakni guru menjadi komunikator dan siswa menjadi

komunikan. Metode dialog ini digunakan apabila para murid bersifat

1 Berdasarkan hasil pengamatan penulis secara langsung pada proses pembinaan ibadah

shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dan wawancara dengan para guru pembina ibadah shalat.

Page 54: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

44

responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan diminta

atau tidak diminta.

Kelebihan dari komunikasi antarpribadi ini yakni anak mendapat

rangsangan (stimuli) dari pesan yang telah disampaikan dan dapat

menimbulkan umpan balik (feed back) pada diri anak. Sedangkan

kelemahannya yaitu karena melihat sifat anak berbeda-beda, maka hal ini

tentu saja ada yang mudah menerimanya dan ada juga yang sulit.

Oleh sebab itu, guru di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung

dituntut memiliki keahlian untuk mengajak para murid-murid agar terlibat

aktif dalam kegiatan pengajaran tersebut. Jika si siswa pasif saja, atau hanya

mendengarkan tanpa adanya gairah atau tanggapan untuk mengekpresikan

suatu pernyataan atau pertanyaan, komunikasi itu tetap bersifat tatap muka,

dan komunikasi itu berlangsung satu arah serta tidak efektif dalam proses

belajar mengajar.2

Selanjutnya jika melihat pola komunikasi yang berlangsung dalam

kegiatan pembinaan ibadah shalat yang telah dilakukan oleh guru terhadap

murid di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil, menurut pengamatan penulis sudah

dilakukan pola komunikasi yang efektif dan sangat efesien untuk

melangsungkan kegiatan pembinaan tersebut.

Proses pembinaan ibadah shalat yang terjadi di Raudhatul Atfhal

Insanul Kamil merupakan suatu komunikasi tatap muka (face to face). Dan,

komunikasi pada pembinaan ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

jika dilihat dari segi sasaran dan situasinya, merupakan komunikasi kelompok

2 Wawancara pribadi dengan NurhikmahYanti, salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.

Page 55: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

45

dalam bentuk kelompok kecil. Indikasi ini terlihat ketika komunikator

meyampaikan pesannya kepada komunikan yang berjumlah lebih dari tiga

orang atau lebih. Kemudian komunikator menunjukan pesannya berupa

bentuk pikiran bukan perasaan komunikan. Dalam hal ini setelah

komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan, maka timbulah

beberapa pertanyaan yang diajukan oleh komunikan ketika mereka tidak

paham mengenai hal-hal yang disampaikan komunikator, dan pada saat itu

komunikator bisa merubah bentuk komunikasi tersebut dengan komunikasi

interpersonal.3

Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada saat penelitian skripsi ini

dilakukan, bahwasanya pembinaan ibadah shalat yang dilakukan oleh guru

terhadap murid Raudhatul Atfhal Insanul Kamil, merupakan salah satu

program wajib yang ada di sekolah tersebut. Program pembinaan ibadah

shalat yang ada di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil ini, untuk menanamkan

sejak dini IMTAQ anak, agar berperilaku baik kepada Allah.4 Selain itu untuk

melatih disiplin waktu, kebersihan sejak dini, kepemimpinan, dan mampu

membaca bacaan shalat sejak dini, maka program pembinaan ibadah shalat

mulai diterapkan sejak anak terdaftar menjadi peserta didik di Raudhatul

Atfhal Insanul Kamil.5

Pada pembinaan ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

tersebut, para guru sering kali menggunakan pendekatan komunikasi, salah

3 Wawancara pribadi dengan Miftahus Sa‟adah, salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 4 Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, (Jakarta:

Yayasan Insanul Kamil Hamduna, 2013), h. 6 5 Wawancara pribadi dengan Khairiah, S.Pd.I. salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.

Page 56: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

46

satunya adalah dengan pendekatan komunikasi antar pribadi.6 Dalam tatanan

komunikasi terdapat komunikasi antar pribadi yaitu proses pengiriman dan

penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil

orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

Pentingnya komunikasi antar pribadi karena prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung

secara dialogis selalu lebih baik dari pada secara monologis. Monolog

menunjukkan suatu bentuk komunikasi di mana seorang berbicara, yang lain

mendengarkan, jadi tidak dapat berinteraksi. Yang aktif hanya komunikator

saja, sedangkan komunikan bersikap pasif.

Dialog adalah bentuk komunikasi antar pribadi yang menunjukkan

terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini

berfungsi ganda. Masing-masing menjadi pembicara dan mendengar secara

bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari

para perilaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama.

Komunikasi antar pribadi sangat ampuh dibanding bentuk komunikasi

lainnya. Alasannya komunikasi berlangsung secara tatap muka oleh karena

komunikator dengan komunikan itu saling bertatap muka, maka terjadilah

kontak pribadi.7 Misalnya pribadi guru pembina menyentuh pribadi anak

didiknya. Ketika guru pembina ibadah shalat menyampaikan pesan, umpan

6 Wawancara pribadi dengan Maemunah, S.Pd.I. salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 7 Wawancara pribadi dengan Khairiah, S.Pd.I. salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.

Page 57: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

47

balik berlangsung seketika. Guru mengetahui pada saat itu tanggapan siswa

terhadap pesan yang telah disampaikan, ekspresi wajah, dan gaya bicara.8

Pendekatan komunikasi antar pribadi (komunikasi interpersonal) yang

dilakukan oleh para guru dengan para murid secara tatap muka melalui lisan,

komunikasi ini berlangsung dalam proses pembinaan ibadah shalat di dalam

kelas. Bagi siswa yang telah menguasai materi yang diajarkan, diminta untuk

mendemonstrasikannya di hadapan teman-teman kelasnya. Sehingga murid

yang belum menguasai materi tersebut menjadi paham.9

Komunikasi antar pribadi ini terjadi di dalam maupun di luar proses

pembinaan ibadah shalat. Dengan bentuk komunikasi ini, hubungan antara

guru pembina dengan anak didiknya sangat baik. Sehingga materi yang

diajarkan cepat dikuasainya. Bentuk komunikasi antar pribadi yang dilakukan

oleh para guru tersebut, sangat membantu anak didik yang mempunyai

kesulitan dalam memahami materi pada pembinaan ibadah shalat.

Pentingnya situasi komunikasi antar pribadi (interpersonal), bagi guru

pembina ibadah shalat dan guru-guru Raudhatul Atfhal Insanul Kamil lainnya

adalah untuk dapat mengetahui secara langsung diri murid selengkap-

lengkapnya, artinya untuk mengubah sikap, pendapat dan perilakunya.

Dengan demikian guru dapat mengarahkan anak didik pada suatu tujuan

sebagaimana yang ia inginkan, yaitu proses pengajaran yang efektif.10

8 Hasil pengamatan langsung pada pembinaan ibadah shalat, saat guru pembina sedang

memberikan materi tentang cara-caranya sujud atau gerakan sujud di dalam shalat. 9 Wawancara pribadi dengan Rukoyah, S.Pd.I. guru pembina ibadah shalat di Raudhatul

Atfhal Insanul Kamil Cakung. 10

Wawancara pribadi dengan para guru pembina ibadah shalat di Raudhatul Atfhal

Insanul Kamil.

Page 58: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

48

Pada proses pembinaan ibadah shalat yang ada di Raudhatul Atfhal

Insanul Kamil. Penulis menemukan beberapa unsur-unsur komunikasi, yakni

guru pembina sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan (materi

pelajaran/ pembinaan ibadah shalat) kepada para muridnya. Adapun pesannya

itu adalah berupa materi pelajaran/pembinaan ibadah shalat yang dilakukan

oleh guru pembina kepada anak didiknya. Anak didik sendiri sebagai

komunikan atau penerima pesan yang telah disampaikan oleh guru pembina

tersebut. Sedangkan yang menjadi medianya adalah CD, televisi, dan kertas.

Maka dari situlah timbul efek komunikasi dimana anak didik dapat

memahami ibadah shalat. Selain melalui materi-materi yang sudah di ajarkan

oleh guru, juga melalui praktek-praktek yang dilakukan secara langsung.

Penyampaian materi-materi yang diajarkan oleh para guru Pembina

dalam pembinaan ibadah shalat melalui beberapa metode pengajaran yang

menyenangkan. Penggunaan beberapa metode ini untuk mendukung pola

komunikasi pembinaan ibadah shalat.11

Oleh sebab itu metode dan materi

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil dilaksanakan dalam konteks “bermain sambil

Belajar” yang disesuaikan dengan PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.12

Untuk menyukseskan pola komunikasi pembinaan ibadah shalat, para

guru menerapkan beberapa metode pengajaran. Adapun metode-metode yang

digunakannya, adalah sebagai berikut:

11

Wawancara pribadi dengan Nurhikmah dan Khairiah, S.Pd.I guru pembina ibadah

shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 12

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013, h. 12 dan hasil

wawancara pribadi dengan para guru pembina ibadah shalat.

Page 59: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

49

1. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah penyampaian pembelajaran dengan

cara guru mengajukan pertanyaan dan siswa menjawabnya atau

sebaliknya.

Para guru manyampaikan materi pembinaan ibadah shalat kepada

siswa secara langsung melalui tatap muka dengan lisan dan menggunakan

komunikasi kelompok kecil. Setelah siswa mendengarkan materi tersebut

dengan baik, maka guru mempersilahkan kepada anak didik yang hendak

bertanya apabila materi yang dijelaskan belum dapat dimengerti dan

dipahami. Maka guru akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh siswa dengan baik.

2. Metode Peraga

Metode peraga merupakan bentuk penyampaian pesan atau materi

dengan cara mempraktekkan atau memperagakan gerakan, kejadian,

aturan dan urutan yang ada dalam ibadah shalat. Kegiatan di lakukan

secara langsung dan melalui penggunaan media komunikasi yang relevan

dengan materi yang sedang diajarkan.

Setelah guru memaparkan materi pembinaan ibadah shalat kepada

siswa, kemudian guru memberikan sebuah pelatihan kepada murid untuk

mengetahui apakah pesan yang disampaikan dalam materi diterima baik

atau tidak. Dalam pelaksanaan pelatihan yang diberikan oleh guru,

terkadang siswa mendapat ketidakpahaman terhadap materi yang sudah

disampaikan. Dengan terjadinya hal tersebut maka siswa langsung

bertanya kepada guru mengenai materi yang tidak dipahami, kemudian

Page 60: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

50

guru menerangkan pertanyaan yang diajukan murid tersebut dengan

penerapan pola komunikasi antar pribadi. Dengan begitu terciptalah

komunikasi dua arah dikarenakan murid bersikap responsif, mengajukan

pendapat/pertanyaan, dengan begitu masalah yang tidak dipahami dapat

terjawab langsung

Metode ini sangat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran ibadah shalat. Dan, dapat membantu siswa

untuk mengingat lebih lama materi pelajaran yang telah disampaikan.

Karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan

memperagakannya secara langsung.

Metode ini akan berjalan lebih efektif dan efisien, apabila materi

yang diperagakan dan ditindaklanjuti oleh siswa dalam kehidupan sehari-

hari maupun latihan secara continue sehingga siswa tidak lupa dengan

materi tersebut. Dengan penggunaan metode ini, guru mudah mengukur

dan menilai kemampuan anak didik dalam proses pembinaan ibadah

shalat.13

3. Metode Menghafal

Pada metode menghafal ini para siswa diajarkan untuk menghafal

beberapa surat pendek yang biasa dibaca di dalam ibadah shalat. Seperti

surat al-Fatihah, al-Ashr, al-Ikhlas dan al-Kautsar, serta bacaan-bacaan

lainnya, seperti bacaan yang ada pada adzan, takbiratulikhram, rukuk,

sujud dan lain-lain.

13

Wawancara pribadi dengan Miftah Hussaidah dan Maemunah, S.Pd.I guru pembina

ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.

Page 61: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

51

Metode menghafal ini selain ditujukan untuk menguatkan hafalan

para murid Raudhatul Atfhal Insanul Kamil terhadap bacaan-bacaan

tersebut. Juga untuk mengetahui bacaan-bacaan apa saja yang sukar untuk

di hafalkan oleh anak didik. Sehingga para guru pembina dapat segera

mencari solusi yang tepat untuk meminimalisir kesukaran-kesukaran

tersebut.14

Metode dan materi di atas mempermudah para guru pembina dalam

menyampaikan pesan (materi pembinaan ibadah shalat) kepada anak

didiknya. Dan anak didik pun dapat dengan mudah untuk memahaminya.

Dengan demikian menurut penulis proses belajar-mengajar yang diterapkan

oleh guru pembina ibadah shalat dalam menyampaikan sebuah materi atau

pesannya, sudah bisa dikatakan cukup baik. Hal ini disebabkan materi yang

akan disampaikan sudah terencana atau dirancang sedemikian rupa.

Selanjutnya jika melihat pola komunikasi yang berlangsung dalam

kegiatan belajar mengajar tersebut, antara guru dan siswa sudah melakukan

pola komunikasi yang sangat efektif dan`efesien untuk melangsungkan

kegiatan pembinaan ibadah shalat tersebut. Dikatakan pola komunikasi

tersebut berjalan dengan efektif, indikasi ini dilihat pada proses penyampaian

(teori), dimana hal tersebut terjadi ketika seorang guru menyampaikan sebuah

materi. Dan sebelum menyampaikan materi, guru terlebih dulu merencanakan

pesan (materi pelajaran) yang akan disampaikan kepada siswa didiknya

dengan pesan-pesan yang terancana. Sehingga menimbulkan suatu

14

Wawancara pribadi dengan Rukoyah, S.Pd.I dan Khairiah, S.Pd.I. guru pembina ibadah

shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.

Page 62: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

52

komunikasi yang baik dan mudah dimengerti oleh anak didik. Komunikasi

yang baik jika seorang guru dan siswa mengadakan kesamaan makna atau

arti.

Dikatakan efesien, indikasi ini terjadi pada proses pembelajaran atau

praktek, ketika terdapat beberapa siswa yang belum mengerti, disebabkan

siswa tersebut kurang memahami dasar-dasar pada suatu materi yang

berlangsung. Oleh sebab itu, seorang guru memerintahkan kepada siswa yang

sudah mengerti untuk memberitahu atau menerangkan kepada siswa yang

tidak paham. Dengan begitu proses kegiatan belajar-mengajar menjadi sangat

efesien.

B. Faktor Penghambat Pola Komunikasi Pembinaan Ibadah Shalat

Hambatan-hambatan pembinaan ibadah shalat di Raudhatul Atfhal

Insanul Kamil terdiri dari beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Murid

Faktor penghambat yang terjadi disini lebih disebabkan karena

pengaruh usia anak didik yang ada di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil.

Sebab bagi anak pada tingkat Raudhatul Atfhal, bermain adalah kegiatan

yang mereka lakukan sepanjang hari, karena bagi anak bermain adalah

hidup mereka. Anak pada usia ini tidak membedakan antara bermain,

belajar dan bekerja.

Page 63: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

53

Sebagaimana yang dikatakan oleh Rukoyah:

“...apa ya? Kalau hambatan dari siswanya sih lebih karena

faktor umur anak kali ya. Karena kan anak seumuran ini belum

terlalu tanggap sama apa yang di perintahkan, masih senang main.

Makanya kadang mereka ga bisa bedain antara main, belajar, dan

kerja”15

Beberapa hambatan yang terjadi karena faktor murid adalah

sebagai berikut:

a. Anak nakal

b. Sulit di nasehati (diberitahu)

c. Kurangnya konsentrasi murid

d. Perilaku berbeda dari masing-masing murid.16

2. Faktor Lingkungan

Waktu untuk bertemu di sekolah hanyalah 5 jam dan tidak

seimbang dengan waktu yang anak didik gunakan di luar jam sekolah.

Sehingga masing-masing guru Pembina tidak bisa memantau secara penuh

ibadah shalat anak para murid ketika di luar jam sekolah.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nurhikmah Yanti:

“Waktu kita bertemu secara langsung dengan para murid

kan cuma lima jam, jadi ya kita kurang tahu bagaimana kebiasaan

ibadah para murid kalau di luar sini.”17

15

Wawancara pribadi dengan Rukoyah, S.Pd.I dan Nurhikmah Yanti guru pembina

ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 16

Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru pembina ibadah shalat dan pengamatan

secara langsung kegiatan pembinaan ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil. 17

Wawancara pribadi dengan Nurhikmah Yanti, salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.

Page 64: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

54

Bagi pihak guru pembina, hambatan yang membuat mereka sedikit

susah dalam pembinaan ibadah shalat ini adalah tentunya hambatan dari

lingkungan para murid tinggal. Sebab, lingkungan kadang-kadang secara

tidak langsung bisa mempengaruhi seorang murid untuk tidak

menjalankan ibadah shalat. Sebagaimana kita tahu, anak-anak pada masa

usia Raudhatul Atfhal masih senang-senangnya bermain, baik dengan

teman-teman sebayanya ataupun dengan alat-alat mainan yang mereka

miliki.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara berikut:

“Anak-anak pada umur seperti segini kan masih senangnya

main sama teman-teman seumurannya, sama alat-alat mainan

kesukaannya.”18

Hambatan tersebut seharusnya bisa di minimalisir, jika program

pembinaan shalat yang ada Raudhatul Atfhal Insanul ikut didukung oleh

orang tua para murid. Mendukung yang di maksud disini adalah ikut

mengajarkan dan membina praktek ibadah shalat di lingkungan rumah

mereka. Dalam artian menguatkan pengetahuan yang baru saja di dapatkan

oleh murid. Sebagai contoh, ibu murid menyuruh si anak untuk

mengulangi gerakan yang baru saja di ajarkan di sekolah, atau si anak di

suruh untuk mengulang kembali bacaan-bacaan yang baru saja di beritahu

oleh guru pembina. Kemudian orang tua anak tersebut memberi laporan

kepada guru pembina ibadah shalat mengenai kondisi terbaru. Selain itu

orang tua juga harus bisa mengajak anak untuk ikut shalat berjamaah

dengannya ketika memasuki waktu shalat tiba.

18

Wawancara pribadi dengan Maemunah, S.Pd.I. salah satu guru pembina ibadah shalat

di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.

Page 65: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

55

Berkenaan dengan hal di atas, Rukoyah mengatakan:

“Inginnya kita itu, kalau mereka lagi di rumah, orang tua

juga ikut ngebantu kita, seperti, mereka di suruh ngulang lagi

gerakan-gerakan shalat yang baru saja kita ajarkan. Terus coba si

anak di tanya lagi tentang bacaan-bacaan yang baru saja kita kasih

tau. Nah, habis itu orang tua ngasih laporan ke kita, „bu si A

kurang lancar disini, si B kurang hafal di bacaan ini!‟ Soalnya

nanti laporan-laporan itu akan menjadi bahan pertimbangan kita

bersama. Berarti metode dan materi yang kita sampaikan harus

dikuatin lagi.”19

3. Faktor Media

Dan hambatan yang terakhir ialah dari media, baik dari media

televisi, internet, dan alat-alat teknologi. Dimana secara tidak langsung

perkembangan tersebut dapat berpengaruh terhadap perkembangan dan

perilaku seorang anak didik.

“…kemajuan teknologi sekarang ini sangat maju dan pesat.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya masyarakat yang berusia

matang sangat menggandrungi alat-alat tersebut. Anak-anak usia

dini juga kok!. Keakraban anak-anak usia dini terhadap teknologi

bisa dilihat banyaknya anak-anak yang menggunakan tablet PC,

apalagi pada anak-anak usia dini di perkotaan. Dengan teknologi

ini dengan mudahnya mereka mengakses video games ataupun

video movie pada fitur-fitur dalam tablet PC tersebut.”20

Belum

lagi para produsen pun berlomba-lomba untuk memberikan suatu

produk yang dapat dibeli oleh semua kalangan. Hal ini berdampak

pada menjamurnya produk-produk teknologi yang bersahabat dan

murah. Gak bisa dipungkiri bahwa hal ini menjadi fenomena dan

gengsi tersendiri bagi para orang tua. Karena kesibukkan dari para

orang tua tersebut, membuat waktu bermain menjadi sangat

sedikit, dan orang tua sudah terlampau capek ketika anak-anak

mereka ingin bermain dengannya.”21

19

Wawancara pribadi dengan Rukoyah, S.Pd.I. salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 20

Wawancara pribadi dengan Maemunah, S.Pd.I. dan Nurhikmah Yanti, guru pembina

ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 21

Wawancara pribadi dengan Nurhikmah Yanti, salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.

Page 66: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

56

Penggunaan teknologi membuat anak usia dini terasah secara

kognitif, mereka (anak usia dini) dapat berlatih pada permainan-permainan

kecerdasan yang memerlukan proses berfikir. Serta menyimak film-film

pendek pada fitur yang tersedia, membuat mereka konsentrasi penuh untuk

memperhatikan apa yang terpampang pada layar tablet PC tersebut.

Fasilitas layar sentuh juga memudahkan anak usia dini mengakses fasilitas

apa-apa saja yang terdapat dalam perangkat teknologi tersebut.

Akan tetapi, keasyikan ini membuat anak-anak terlena untuk terus

bermain belajar bersama tablet PCnya. Sehingga kebutuhan akan gerak

menjadi kurang terpenuhi. Karena pada hakikatnya anak usia dini

memerlukan latihan-latihan untuk memaksimalkan motorik kasar maupun

halus.22

Keasyikan tersebut juga berdampak pada proses pembinaan

ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil. Karena ketika anak didik

berada di rumah mereka lebih memilih untuk bermain dengan alat-alat

teknologi atau dengan alat main kesukaannya. Dan ada juga yang lebih

senang menghabiskan waktunya dengan melihat tayangan-tayangan yang

ada di televisi.23

“Gimana ya, anak-anak itu kalau di rumah lebih senang

sama alat-alat teknologi itu! Malahan waktu itu ada yang pernah

bawa alat-alat itu kesini (Raudhatul Atfhal Insanul Kamil). Dan

ada juga orang tua yang cerita ke kita, kalau anaknya lebih senang

menonton tv… memang sih gak semuanya, ada yang suka

mengulang lagi di rumah. Tapi porsi waktunya tetap lebih banyak

menonton dan bermain.24

22

Wawancara pribadi dengan Miftah Hussaidah, salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 23

Wawancara pribadi dengan Rukoyah, S.Pd.I., salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. 24

Wawancara pribadi dengan Khairiah, S.Pd.I., salah satu guru pembina ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung.

Page 67: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

57

Hambatan-hambatan karena faktor media ini terkadang ikut

menyumbangkan hambatan yang ada di faktor murid itu sendiri. Seperti

kurangnya konsentrasi anak didik dalam menyimak dan mengikuti

perintah guru pembina ibadah shalat.25

25

Hasil wawancara dengan para guru pembina ibadah shalat di Raudhatul Atfhal Insanul

Kamil.

Page 68: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tentang pembinaan ibadah shalat yang

dilaksanakan di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. Penulis mempunyai

kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi yang dipakai dalam membina ibadah shalat murid yakni

menggunakan komunikasi kelompok kecil dalam memberi pengetahuan

tentang gerakan-gerakan dan bacaan-bacaan yang ada di dalam ibadah

shalat. Sedangkan pola komunikasi antar pribadi (interpersonal) secara

tatap muka (face to face) untuk menilai pemahaman murid tentang

gerakan shalat dan pengucapan bacaan-bacaan yang ada di dalam ibadah

shalat.

2. Faktor penghambat pola komunikasi pembinaan ibadah shalat di

Raudhatul Atfhal Insanul Kamil karena faktor murid, faktor lingkungan,

dan faktor media.

B. Saran

1. Untuk lebih mengefektifkan pola komunikasi dalam pembinaan ibadah

shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil. Guru pembina di tuntut untuk

lebih kreatif lagi dalam melakukan proses pembinaan ibadah shalat.

Seperti mencari metode dan materi yang lebih menyenangkan dan mudah

di terima oleh anak didik pada usia dini.

Page 69: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

59

2. Untuk mengurangi hambatan pada pola komunikasi pembinaan ibadah

shalat di Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Cakung. Perlu di bangun

komunikasi yang intensif dan terpadu antara guru pembina ibadah shalat

dan orang tua murid.

3. Untuk para orang tua murid agar lebih memperhatikan pemahaman dan

hafalan bacaan ibadah shalat anaknya. Karena segala sesuatu yang

tertanam sejak dini, akan memberikan hal yang positif di masa yang akan

datang.

Page 70: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

60

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Buku

Arif, Anwar. Ilmu Komunikasi (Sebagai Pengantar Ringkas), (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1995).

Astuti, Juli.“Pembinaan Shalat Terhadap Narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta,” Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

Depag. Ensiklopedi Islam, (Jakarta: CV Anda Utama, 1993).

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1996).

Effendi, Onong Uchjana. Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni,

1986).

___________________. Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1992).

___________________.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1990).

___________________. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Jakarta: PT.

Remaja Rosdakarya, 2001).

___________________. Kepemimpinan dan Komunikasi, (Yogyakarta: al-Amin

Press, 1996).

___________________. Spektrum Komunikasi, (Bandung: Bandar maju, 1992).

Effendy, Mochtar. Ensiklopedi Agama dan Filsafat, (Palembang: PT. Widyadara,

2001).

Harjana, Mangun. Pembinaan; Arti, dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius,

1986).

Hilmi, Masdar. Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: Toha Putra,

1973).

Hujjah, Shochibul. “Pola Komunikasi Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak

Siswa SMK Negeri 1 Pasuruan.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011.

Jumhur dan Surya, Muh. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV.

Ilmu, 1987).

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: 2007).

Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun Pelajaran 2012-2013 (Jakarta:

Yayasan Insanul Kamil Hamduna, 2013).

M, Machful. Meninggalkan Shalat, Cet 1, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1992).

Miftah, M. M.Pd. Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran, (BPM Semarang –

Pustekkom – Depdiknas).

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001).

Muis, A. Komunikasi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001).

Page 71: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

61

Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005).

Partanto, Puis A. dan al-Barry, M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:

Arkola, 1994).

Qira’ati, Muhsin. Pancaran Cahaya Shalat, Cet. 1, (Bandung: Pustaka Hidayah,

1990).

Qordlowi, Yusuf. Konsep Ibadah Dalam Islam,(ttp. central media, tt).

Rahim, Abdur. “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak

Siswa MTS Sunan Ampel Pasuruan,” Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah,

Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Pasuruan, 2007.

Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2005).

________________. Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000).

Robbins, James G. Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995).

Rosyidi, T. A. Lathief. Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi,

(Medan: PT. Firma Rimbow 1985).

Rumanti, Sr. Maria Assumpte, OSF. Dasar-Dasar Public Relation Teori dan

Praktis, (Jakarta: Grasindo, 2002).

Sabri, M. Alisuf. Pengantar Ilnu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta. 2005).

Santoso, Slamet. Teori-teori Psikologi Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2010).

Sendjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka,

1998).

Susanto, Astrid Phil. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Mandar

Maju,1992).

Suyono, Hadi, Social Intelegence, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007).

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pasal 1 ayat 4.

Widjaya, H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta.

2000).

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004).

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Gramedia, 2004).

Yvona S.,Lincoln dan G. Guba,Egon. Natularistic Inquiry, (Baverly Hills: Sage

Publication, 1995).

Page 72: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

62

Sumber Lain

Media Online

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/12/10/23/mccq9k-

anies-baswedan-guru-ujung-tombak-pendidikan

Page 73: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

DAFTAR RESPONDEN

A. Pimpinan Raudhatul Athfal Insanul Kamil

1. Drs. H. Zaenal, A.G, Kepala Yayasan Insanul Kamil Hamduna Cakung

2. Hj. Nuroniyah, S.Pd.I, Kepala Sekolah Raudhatul Athfal Insanul Kamil

Cakung

B. Guru Pembina Ibadah Shalat Raudhatul Athfal

1. NurhikmahYanti S.Pd.I

2. Miftahus Sa'adah

3. Khairiah, S.Pd.I

4. Maemunah, S.Pd.I

5. Rukoyah, S.Pd.I

Page 74: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

PEDOMAN WAWANCARA

1. Sejarah pendirian Raudhatul Athfal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung.

2. Sarana dan fasilitas yang ada di Raudhatul Athfal Insanul Kamil Pulo

Gebang Cakung.

3. Letak geografis Raudhatul Athfal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung.

4. Dasar dan tujuan pembinaan ibadah shalat terhadap anak di Raudhatul

Athfal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung.

5. Profil guru pembina ibadah shalat dan murid Raudhatul Athfal Insanul

Kamil.

6. Tugas guru pembina ibadah shalat di Raudhatul Athfal Insanul Kamil Pulo

Gebang Cakung.

7. Historisitas kegiatan Raudhatul Athfal Insanul Kamil Pulo Gebang

Cakung.

8. Pola komunikasi pada pembinaan ibadah shalat di Raudhatul Athfal

Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung.

9. Pelaksanaan pembinaan ibadah shalat terhadap anak di Raudhatul Athfal

Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung.

10. Metode yang diterapkan dalam pembinaan ibadah shalat di Raudhatul

Athfal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung.

11. Keaktifan murid Raudhatul Athfal dalam mengikuti kegiatan pembinaan

ibadah shalat.

12. Faktor penghambat pola komunikasi dalam pelaksanaan pembinaan ibadah

shalat.

Page 75: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK PIMPINAN RA INSANUL KAMIL

Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Mei 2013

Tempat : RA Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung

Terwawancara : Drs. H. Zaenal, A.G

Pewawancara : Aziyati Ruhmana

Bagaimana sejarah berdirinya Raudhatul Athfal Insanul Kamil Pulo Gebang

Cakung?

Jadi begini, kalau cikal bakal pendirian Raudhatul Athfal Insanul Kamil

tak bisa dilepaskan dari keberadaan Yayasan Ala Hamid wa Basyir Cakung

Jakarta Timur, selaku induk naungan Raudhatul Athfal Insanul Kamil. Saat itu

atas inisiatif Hj. Nuroniyah, S.Pd.I, sekarang jadi Kepala Sekolah Raudhatul

Athfal Insanul Kamil. Setelah musyawarah dengan pengurus dan anggota

Yayasan Ala Hamid wa Basyir dan beberapa tokoh masyarakat di Pulo Gebang

Indah Blok K4 Cakung Jakarta Timur yang ketika itu, disepakati untuk

membentuk pendidikan pra sekolah yang kental dengan nuansa keagamaan.

Hasil dari musyawarah tersebut yaitu untuk membentuk Raudhatul Athfal

Insanul Kamil, saat itu tepatnya tahun 1989. Di awal berdiri masih bernama

Raudhatul Athfal Ala Hamid wa Basyir dan berdomisili di Jl. Raya Bekasi km.

23,5 Cakung, Jakarta Timur. Tetapi pada tahun 1997 Raudhatul Athfal Ala Hamid

wa Basyir diganti menjadi Raudhatul Athfal Insanul Kamil.

Dan seiring berjalannya waktu Raudhatul Athfal Insanul Kamil saat ini

telah mendapatkan akreditasi dengan nilai B (Baik) pada tahun 2011.

Apa dasar dan tujuan didirikannya Raudhatul Athfal tersebut?

Pendirian Raudhatul Athfal Insanul Kamil sebetulnya untuk memenuhi

keinginan dari masyarakat saat itu, masyarakat saat itu menyiapkan putra-putrinya

di lembaga pendidikan formal. Sebab, berdasarkan masalah ketika itu,

diperkirakan bahwa anak-anak yang mengulang kelas di SD adalah anak yang

tidak masuk pendidikan pra sekolah atau TK, RA, TB, dan sejenisnya. Mereka

Page 76: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

adalah anak yang belum siap dan tidak dipersiapkan oleh orang tuannya

memasuki SD. Adanya perbedaan yang besar antara pola pendidikan di sekolah

dengan di rumah menyebabkan anak yang tidak masuk pendidikan pra sekolah

mengalami kejutan dan tidak dapat menyesuaikan diri sehingga tidak dapat

berkembang secara optimal. Hal ini menunjukan pentingnya upaya pengembangan

seluruh potensi anak usia pra sekolah.

Berdasarkan hal tersebut kita (Raudhatul Athfal Insanul Kamil) ingin

menjadi mentari pagi yang selalu menyinari kegelapan. Seperti ilmu pengetahuan

yang telah menyinari manusia dari kebodohan dan kebatilan. Sesuai dengan

namanya, “Insanul Kamil” yang berarti “manusia paripurna (sempurna)”,

berusaha mencetak generasi paripurna yang memiliki IMTAQ dan IPTEK. Karena

kita (RA Insanul Kamil) memiliki semangat untuk maemajukan dan membina

anak bangsa menuju ridho Allah SWT.

Walaupun dalam perjalanannya, Raudhatul Athfal Insanul Kamil

mengalami pasang surut, semangat juang RA Insanul Kamil dalam mencerdaskan

anak bangsa tak pernah surut dan akan selalu berkobar seiring dengan perubahan

zaman dan globalisasi. Dan tentu saja, untuk menegakkan syiar agama Allah di

bumi ini. Kita justru melihat kendala-kendala itu menjadi sebuah pelajaran dan

pengalaman tersendiri dalam mengembangkan dunia pendidikan. Khususnya

pendidikan anak usia dini.

Berdasarkan hal-hal itu tadi, tujuan dibentuknya Raudhatul Athfal Insanul

Kamil ingin membangun pesarta didik yang memiliki kepribadian yang beriman

dan bertaqwa, berakhlakul karimah, cakap, sehat, serta berilmu seiring dengan

perkembangan IPTEK. Nah, untuk mewujudkannya Raudhatul Athfal Insanul

Kamil melakukan strategi pendidikan dan pengajaran yang berbasis islami,

menyenangkan, dan mengedepankan akhlakul karimah. Adapun 5 bidang

pengembangan yang menjadi acuan di Raudhatul Athfal Insanul Kamil,

sebagaimana sesuai dengan KTSP yang berlaku, yaitu ASK (Akhlakul Karimah,

Sosial Emosional, dan Kemandirian), PAI (Pendidikan Agama Islam), Bahasa,

Kognitif, dan Fisik Motorik.

Page 77: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

Bagaimana letak geografis Raudhatul Athfal Insanul Kamil Pulo Gebang

Cakung?

Letak geografisnya sebelah Utara berbatasan dengan Cakung Utara,

sebelah Selatan berbatasan dengan Terminal Terpadu, sebelah Timur berbatasan

dengan Pulo Gebang Kirana, sebelah Barat berbatasan dengan Tol Cakung.

Bagaimana sarana dan fasilitas yang ada Raudhatul Athfal Insanul Kamil

Pulo Gebang Cakung?

Alhamdulillah! saat ini kita sudah memiliki standar bangunan yang ideal

untuk sebuah Raudhatul Athfal (RA), dengan klasifikasi luas tanah 324M2

dan

luas bangunan 189M2. Yang berada di bawah naungan Yayasan Insanul Kamil

dengan NPWP: 02.182.687.0-006.000. Kalau untuk lebih jelasnya tentang

fasilitas-fasilitas yang kita miliki, langsung ke lokasi aja. Nanti disana kamu bisa

lihat sarana sama fasilitas apa aja yang ada di Raudhatul Athfal Insanul Kamil.

ehhh… kalau ga salah di buku kurikulum ada deh info jelasnya. Coba deh kamu

cek, kayaknya ada deh!

Bagaimana dasar dan tujuan pembinaan ibadah shalat terhadap anak di

Raudhatul Athfal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung?

Dasar dari pembinaan ini, kita berpacu kepada kurikulum (IGRA) Ikatan

Guru Raudhatul Athfal di bawah naungan Kementrian Agama. Kalau untuk

tujuannya itu sendiri, yaitu untuk menanamkan sejak dini IMTAQ anak, agar

berperilaku baik kepada Allah, orang tua dan orang lain. Melatih disiplin waktu,

melatih kebersihan sejak dini, dan melatih kepemimpinan agar anak mampu

membaca bacaan sholat.

Apa tugas guru pembina ibadah shalat di Raudhatul Athfal Insanul Kamil

Pulo Gebang Cakung?

Tugas guru pembina ibadah sholat di Raudhatul Athfal Insanul Kamil

yaitu untuk membimbing dan mengajarkan anak didik dengan hal-hal yang

berkaitan dengan praktek ibadah shalat. Seperti bagaimana caranya sholat,

Page 78: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

gerakan-gerakan yang ada di dalam sholat, dan bacaan apa saja ada pada ibadah

sholat.

Profil guru pembina ibadah shalat dan murid Raudhatul Athfal Insanul

Kamil?

Untuk profil lengkapnya, seperti kapan mereka lahir, sekolah dimana, aktif

di organisasi apa dan yang lainnya, saya kurang tahu detailnya. Coba aja langsung

di tanyakan sama para guru pembina ibadah sholat. Kalau secara singkatnya, para

guru pembina ibadah sholat ada lima orang. Guru Kelompok A ada dua orang,

NurhikmahYanti dengan Miftahus Sa'adah. Kalau Nurhikmah Yanti sudah

mendapat gelar S.Pd.I. di Universitas Islam Jakarta (UIJ), sedangkan Miftahus

Sa'adah lulusan MAN 8 Cakung.

Guru Kelompok B ada tiga, yaitu, Khairiah, S.Pd.I lulusan STAI

Babunnajah, Maemunah, S.Pd.I dari STAI Shalahuddin al-Ayyub, sedangkan

Rukoyah, S.Pd.I dari Universitas Attahiriyah.

Historisitas kegiatan RA Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung?

Kegiatan yah? Banyak sih, seperti menari, menyanyi, shalat jama'ah,

kalimat thoyyibah, puitisasi al-Qur'an, membaca Asmaul Husna, shalawat badar,

belajar dan menghafal doa harian, juga shalat jama'ah. Untuk daftar table sama

data statistiknya bisa di lihat di buku Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil

Tahun Pelajaran 2012-2013. Serta beberapa dokumentasi dari awal berdiri sampai

dengan sekarang. Disitu ada catatan lengkapnya tentang kegiatan dan perlombaan

apa saja yang sudah kita lakukan selama ini. Juga lengkap dengan juara dan siapa

penyelenggaranya.

Page 79: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

Hari/Tanggal : Jumat, 17 Mei 2013

Tempat : RA Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung

Terwawancara : NurhikmahYanti S.Pd.I

Pewawancara : Aziyati Ruhmana

Bagaimana pola komunikasi pada pembinaan ibadah shalat di RA Insanul

Kamil Pulo Gebang Cakung?

Pola komunikasi yang biasa kita pakai saat pembinaan ibadah shalat ada

tiga. Pertama, komunikasi satu arah. Pada pola ini kita (guru pembina) yang lebih

aktif ketimbang si anak.

Kedua, komunikasi dua arah. Pada pola ini guru dan murid bisa berperan

sebagai pemberi aksi dan penerima aksi, jadi kita (guru pembina dan si anak) bisa

saling bertukar informasi. informasi disini tentunya yang berhubungan dengan

shalat. Dengan pola ini kita bisa secara langsung melihat hasilnya.

Ketiga, komunikasi banyak arah. Komunikasi tidak hanya terjadi antara

guru dengan murid secara perorangan, tetapi ke banyak orang. Di sini para guru di

tuntut lebih aktif dari pada murid. Dengan pola ini diharapkan bisa menciptakan

interaksi dinamis antara guru pembina dengan anak didik dan antara siswa yang

satu dengan siswa yang lainnya. Sehingga muncul niat dan keaktifan belajar anak

tentang ibadah shalat.

Bagaimana pelaksanaan pembinaan ibadah shalat terhadap anak di RA

Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung?

Pembinaan ibadah shalat di RA Insanul Kamil dilakukan dengan cara

pidato, ceramah, dan pemberian tugas kepada murid. Serta menunjukkan tentang

suatu gerakan dalam shalat dengan menggunakan media komunikasi, seperti CD,

televisi, komputer, dan kertas. Dengan media tersebut para guru menunjukkan

adegan-adegan tentang gerakan-gerakan yang terdapat dalam shalat. Dimana

dalam adegan tersebut diperlihatkan tentang seorang anak yang sedang melakukan

ibadah shalat. Selain cara tadi, kita juga melakukan komunikasi tatap muka (face

Page 80: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

to face), simulasi, praktek ibadah shalat dan belajar kelompok. Untuk belajar

kelompok kita membentuk beberapa kelompok kecil. Nantinya kelompok-

kelompok itu kita lombakan. Sehingga nanti akan terlihat kelompok mana yang

masih belum paham dan tahu.

Makanya kita para guru pembina ibadah shalat dituntut memiliki keahlian

untuk mengajak para murid-murid agar terlibat aktif dalam kegiatan pembinaan

ibadah shalat. Agar nantinya ketika proses kegiatan si anak tidak pasif atau hanya

mendengarkan tanpa adanya tanggapan. Karena kan kalau komunikasi seperti itu

ga akan berjalan efektif.

Pembinaan ibadah shalat yang ada di RA Insanul Kamil, merupakan salah

satu program wajib yang ada di sekolah. Program pembinaan ibadah shalat yang

ada di RA Insanul Kamil ini, untuk menanamkan sejak dini IMTAQ anak, agar

berperilaku baik kepada Allah. Dan nantinya si anak sudah biasa melakukan

shalat, baik sendirian maupun secara berjamaah. Dan program pembinaan ibadah

shalat mulai diterapkan sejak anak terdaftar menjadi peserta didik di RA Insanul

Kamil.

Selain yang tadi itu, yang sudah saya jelaskan tadi! Para guru pembina

juga sering membimbing dan menuntun lafadz doa-doa solat, berbarengan dengan

muridnya.

Metode yang diterapkan dalam pembinaan ibadah shalat di RA Insanul

Kamil Pulo Gebang Cakung?

Pembinaan ibadah shalat dilakukan melalui beberapa metode pengajaran

yang menyenangkan. Penggunaan beberapa metode ini untuk mendukung pola

komunikasi pembinaan ibadah shalat. Oleh sebab itu metode dan materi RA

Insanul Kamil dilaksanakan dalam konteks “bermain sambil Belajar” yang

disesuaikan dengan PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan.

Untuk memudahkan si anak supaya bisa menguasai materi pada

pembinaan ibadah shalat yang disampaikan. Serta untuk menyukseskan pola

komunikasi pembinaan ibadah shalat. Kita menerapkan beberapa metode

pengajaran, metode-metode yang kita gunakan diantaranya:

Page 81: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

1. Metode Tanya Jawab

Pada metode ini guru manyampaikan materi pembinaan ibadah shalat

kepada anak secara langsung melalui tatap muka dengan lisan dan membentuk

beberapa kelompok kecil. Setelah anak didik mendengarkan materi tersebut,

maka guru mempersilahkan anak didik yang hendak bertanya.

2. Metode Peraga

Metode peraga di lakukan secara langsung dengan menggunakan

media komunikasi yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Metode

ini untuk merangsang anak didik untuk lebih aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran ibadah shalat. Selain itu juga untuk ngebantu si anak untuk

mengingat lebih lama materi pelajaran yang telah sudah diajarkan. Karena kan

disini siswa tidak hanya mendengar tapi juga melihat bahkan

memperagakannya secara langsung. Dengan penggunaan metode ini, kita bisa

mudah mengukur dan menilai kemampuan anak didik dalam proses

pembinaan ibadah shalat. Kira-kira apa nih yang masih kurang? Terus kenapa

ini bisa terjadi? Kesemuanya itu nanti jadi bahan koreksi kita para guru

pembina ibadah shalat.

3. Metode Menghafal

Metode menghafal ini para murid diajarkan untuk menghafal beberapa

surat pendek yang biasa dibaca dalam ibadah shalat. Seperti surat al-Fatihah,

al-Ashr, al-Ikhlas dan al-Kautsar, serta bacaan-bacaan lainnya seperti bacaan

yang ada pada adzan, takbiratulikhram, rukuk, sujud, dan lain-lain.

Metode menghafal selain untuk menguatkan hafalan para murid RA

Insanul Kamil terhadap bacaan-bacaan ayat tadi. Juga untuk mengetahui

bacaan-bacaan apa saja yang sukar untuk di hafalkan oleh anak didik.

Sehingga para guru pembina dapat segera mencari solusi yang tepat untuk

mengurangi masalahnya.

Bagaimana keaktifan murid RA dalam mengikuti kegiatan pembinaan

ibadah shalat di RA Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung?

Kalau untuk keaktifan, alhamdulillah anak-anak didik di RA Insanul

Kamil, semua mengikuti praktek sholat dan mereka sangat antusias menjalaninya.

Page 82: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

Apa faktor penghambat pola komunikasi dalam pelaksanaan pembinaan

ibadah shalat?

Hmm... apa ya? Kalau hambatan dari siswanya sih lebih karena faktor

umur anak kali ya. Karena kan anak seumuran ini belum terlalu tanggap sama apa

yang di perintahkan, masih senang main. Makanya kadang mereka ga bisa bedain

antara main, belajar, dan kerja. Seperti halnya faktor penghambat yang lainnya

juga karena faktor usia si anak tersebut, seperti anak nakal, susah dibilangin,

faktor lingkugan, faktor orang tua yang kurang mendukung anaknya sehingga

anak susah dibilangin, dan anak yang kurang konsentrasi.

Kalau penghambat lainnya, kendala waktu. Soalnya waktu kita bertemu

secara langsung dengan para murid kan cuma lima jam, jadi ya kita kurang tahu

bagaimana kebiasaan ibadah para murid kalau di luar sini. Karena kita kan tahu

anak-anak pada umur seperti ini kan masih senangnya main sama teman-teman

seumurannya, sama alat-alat mainan kesukaannya.

Makanya Inginnya kita itu, kalau mereka lagi di rumah, orang tua juga ikut

ngebantu kita, seperti, mereka di suruh ngulang lagi gerakan-gerakan shalat yang

baru saja kita ajarkan. Terus coba si anak di tanya lagi tentang bacaan-bacaan

yang baru saja kita ajarin. Nah, habis itu orang tua ngasih laporan ke kita, “bu si A

kurang lancar disini, si B kurang hafal di bacaan ini!” Soalnya nanti laporan-

laporan itu akan menjadi bahan pertimbangan kita bersama. Berarti metode dan

materi yang kita sampaikan harus dikuatin lagi.

Selain faktor-faktor tadi, juga karena kemajuan teknologi, kemajuan

teknologi sekarang ini sangat maju dan pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya

masyarakat yang berusia matang sangat menggandrungi alat-alat tersebut. Anak-

anak usia dini juga kok!. Keakraban anak-anak usia dini terhadap teknologi bisa

dilihat banyaknya anak-anak yang menggunakan tablet PC, apalagi pada anak-

anak usia dini di perkotaan. Dengan teknologi ini dengan mudahnya mereka

mengakses video games ataupun video movie pada fitur-fitur dalam tablet PC

tersebut.

Belum lagi para produsen pun berlomba-lomba untuk memberikan suatu

produk yang dapat dibeli oleh semua kalangan. Hal ini berdampak pada

menjamurnya produk-produk teknologi yang bersahabat dan murah. Gak bisa

Page 83: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

dipungkiri bahwa hal ini menjadi fenomena dan gengsi tersendiri bagi para orang

tua. Karena kesibukkan dari para orang tua tersebut, membuat waktu bermain

menjadi sangat sedikit, dan orang tua sudah terlampau capek ketika anak-anak

mereka ingin bermain dengannya.

Historisitas kegiatan RA Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung?

Hmm..... kalau kegiatan sih banyak ya! kalau untuk lebih jelasnya sih bisa

di lihat langsung di buku Kurikulum Raudhatul Atfhal Insanul Kamil Tahun

Pelajaran 2012-2013 aja! Sama itu di dokumen-dokumen kegiatan yang ada.

Yang jelas kita dari tahun pelajaran 2009 sampai dengan tahun 2012 sering ikut

berbagai macam perlombaan. Tapi bukan cuma perlombaan yang berhubungan

dengan pembinaan ibadah sholat aja. Yang di luar ibadah shalat juga kita sering

ikut kok, walaupun kadang dapat juara kadang tidak.

Page 84: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

Lampiran

Page 85: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

Lampiran

Page 86: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27596/1/AZIYATI... · la. ku. anak. didik. Proses perubahan. tingkah. laku. tersebut.

Lampiran