i PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG, PURBALINGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika oleh Rachmi Musta’adah 4201408015 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
229
Embed
JURUSAN FISIKAsemester gasal mata pelajaran fisika kelas X-7 tahun ajaran 2011/ 2012 menunjukkan nilai yang rendah. KKM fisika yang ditetapkan 70, sementara nilai rata-rata UAS semester
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG,
PURBALINGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Rachmi Musta’adah
4201408015
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw” telah disetujui oleh dosen pembimbing
untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Fisika FMIPA Unnes pada
hari : Jumat
tanggal : 5 Oktober 2012
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. Isa Akhlis, S.Si.,M.Si.
NIP. 195205211976032001 NIP. 197001021999031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika
Dr. Khumaedi, M.Si.
NIP. 196306101989011002
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Rembang, Purbalingga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw
disusun oleh
Rachmi Musta’adah
4201408015
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES
pada tanggal 5 Oktober 2012.
Panitia :
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.
NIP. 196310121988031001 NIP. 196306101989011002
Ketua Penguji
Dr. Achmad Sopyan, M.Pd.
NIP. 196006111984031001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. Isa Akhlis, S.Si.,M.Si.
NIP. 195205211976032001 NIP. 197001021999031002
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Oktober 2012
Penulis
Rachmi Musta’adah
4201408015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Kunci dari segala kunci adalah restu orang tua.
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu (Q.S Al Baqarah: 53), karena Allah
tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan umatNya.
Mimpikan, kerjakan, doa.
Persembahan:
Ibu dan ayahku tercinta. Terima kasih atas kasih sayang, nasihat dan doa yang selalu
mengalir.
Mas Eko, mas Wiwi, dek Ardhan, Attaya, dan semua keluargaku yang selalu memberi
dukungan.
Uyuttku, yang selalu menemani, mengingatkan, dan memberikan motivasi dalam
Teman-teman Fisika Unnes 2008 yang telah bersama-sama berjuang.
Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri
1 Rembang, Purbalingga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”
dengan baik.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Maka
dari itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si. selaku Rektor UNNES.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. selaku Dekan FMIPA UNNES.
3. Dr. Khumaedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNNES.
4. Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. dan Isa Akhlis, S.Si., M.Si. selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing penyusunan skripsi.
5. Dr. Ngurah Made Dharma Putra, M.Si., selaku dosen wali yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen jurusan Fisika FMIPA UNNES yang telah
memberikan bekal ilmu.
7. Bapak Joko Mulyanto, S.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Rembang,
Purbalingga yang telah berkenan memberikan izin penelitian.
8. Ibu Divi Hendra Damayanti, S.Pd. selaku guru Fisika SMA Negeri 1
Rembang, Purbalingga yang telah berkenan membantu pelaksanaan penelitian.
vii
9. Uyutt dan sahabat-sahabat seperjuangan Fisika angkatan 2008 yang telah
banyak membantu dan memberikan motivasi.
10. Seluruh siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga selaku subjek
penelitian.
Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Semarang, Oktober 2012
Penulis
viii
ABSTRAK
Musta’adah, Rachmi. 2012: Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. Pembimbing Pendamping Isa Akhlis, S.Si., M.Si.
Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Model Kooperatif Jigsaw, Eksperimen.
Berdasarkan hasil observasi di kelas X-7 SMA N 1 Rembang, Purbalingga diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran fisika di kelas tersebut belum menggunakan metode yang mengutamakan keterlibatan langsung siswa secara maksimal, seperti eksperimen dan diskusi kelompok. Hal ini menyebabkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan kegiatan eksperimen dalam meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas X-7.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan metode eksperimen memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Bentuk keterlibatan langsung siswa yang ditekankan dalam model pembelajaran ini adalah kegiatan eksperimen dan diskusi kelompok. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajarnya.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Peningkatan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa tiap siklusnya diketahui melalui uji gain.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan metode eksperimen pada pokok bahasan listrik dinamis dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas X-7. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan metode eksperimen dapat diterapkan oleh guru sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.
menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Sedangkan integrated skills terdiri dari
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk
grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah
data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian dan melaksanakan ekperimen.
25
Sedangkan menurut Mundilarto (2002: 14), keterampilan proses sains
dapat dikelompokkan menjadi keterampilan proses sains dasar dan keterampilan
proses sains terpadu. Keterampilan proses sains dasar meliputi: mengamati,
mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi.
Keterampilan proses sains terpadu meliputi: mengidentifikasi variabel,
merumuskan definisi operasional dari variabel, menyusun hipotesis, merancang
penyelidikan, mengumpulkan dan mengolah data, menyusun tabel data, menyusun
grafik, mendeskripsikan hubungan antar variabel, menganalisis, melakukan
penyelidikan, dan melakukan eksperimen.
Dimyati & Mudjiono (2009: 141) menegaskan bahwa keterampilan-
keterampilan proses suatu saat dapat dikembangkan secara terpisah, tetapi saat
yang lain harus dikembangkan secara terintegrasi satu dengan yang lain.
Adapun penjelasan dari beberapa aspek keterampilan proses adalah
sebagai berikut:
Mengamati
Usman (2008: 42) menyatakan bahwa mengamati yaitu keterampilan
mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera. Lebih lanjut
Dimyati & Mudjiono (2009: 142) mengemukakan bahwa kemampuan mengamati
merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu
pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses yang lain. Mengamati memilki dua sifat utama, yakni sifat
kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam
pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi.
26
Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan
panca indera, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi yang
khusus dan tepat.
Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 143) merupakan
keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-
sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/ kelompok yang sejenis dari objek
peristiwa yang dimaksud. Usman (2008: 42) menyatakan bahwa
mengklasifikasikan merupakan keterampilan menggolongkan benda, kenyataan,
konsep, nilai, atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu
ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, atau konsep sebagai
dasar penggolongan. Pada penelitian ini, aspek mengklasifikasi tidak diteliti
karena aspek tersebut tidak dijumpai pada proses percobaan materi listrik dinamis.
Mengomunikasikan
Mengomunikasikan merupakan keterampilan menyampaikan perolehan
atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak,
tindakan, atau penampilan (Usman, 2008: 43). Kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Selanjutnya
dijelaskan pula oleh Dimyati & Mudjiono (2009: 143) bahwa mengomunikasikan
dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip
ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual.
Mengukur
27
Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 144), mengukur dapat diartikan
sebagai membandingkan sesuatu yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya. Aspek mengukur sangat erat kaitannya dengan
penggunaan alat ukur.
Memprediksi/ meramalkan
Mundilarto (2002: 16) menyatakan bahwa prediksi adalah suatu perkiraan
tentang hasil pengamatan yang dilakukan pada suatu waktu di masa yang akan
datang. Selanjutnya Dimyati & Mudjiono (2009: 144) menyatakan bahwa
memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan
tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan
perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta,
konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. Pada penelitian ini aspek
memprediksi tidak diteliti. Hal ini disebabkan karena kemampuan memprediksi
siswa telah dilatihkan melalui pertanyaan dalam LKS.
Menyimpulkan
Dimyati & Mudjiono (2009: 144) menyatakan bahwa menyimpulkan dapat
diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau
peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.
Membuat tabel data
Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 146), pembuatan tabel data perlu
dibelajarkan karena memiliki fungsi yang penting, yaitu menyajikan data yang
diperlukan dalam penelitian.
Membuat grafik
28
Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 147), keterampilan membuat grafik
merupakan kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi
garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan
variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertikal.
Karena aspek membuat tabel data dan membuat grafik merupakan
keterampilan siswa dalam mengolah data hasil penelitian, maka dalam penelitian
ini kedua aspek tersebut dilebur menjadi aspek mengolah data.
Jadi, pada penelitian ini keterampilan proses yang dikembangkan adalah
keterampilan mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan
mengomunikasikan.
Usman (2008: 44) menjelaskan bahwa untuk dapat menilai keterampilan
proses dapat digunakan cara nontes dengan menggunakan lembar pengamatan.
Dalam membuat lembar pengamatan, maka perlu diperhatikan penentuan
keterampilan yang akan diamati dan kriteria penilaian untuk masing-masing
keterampilan.
Selain itu, Usman (2008: 44) juga menambahkan bahwa penilaian
terhadap keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan cara tes tertulis, namun
tidak dapat menjangkau semua kemampuan karena menggunakan indera
pendengaran dan perabaan tidak mungkin dinilai dengan tes tertulis. Di samping
itu, penilaian keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan tes perbuatan,
tetapi dalam hal ini diperlukan lembar pengamatan yang lebih rinci untuk menilai
tingkah laku yang diharapkan.
29
2.4 Metode Pembelajaran Eksperimen
Ditinjau dari metode penyelenggaraannya, kegiatan laboratorium dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu demonstrasi dan percobaan atau eksperimen.
Menurut Wiyanto (2008: 30), percobaan atau eksperimen adalah proses
memecahkan masalah melalui kegiatan manipulasi variabel dan pengamatan atau
pengukuran. Dalam percobaan, proses kegiatan dilakukan oleh semua siswa.
Percobaan biasanya dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari beberapa
siswa bergantung pada jenis percobaannya dan alat-alat laboratorium yang
tersedia di sekolah.
Roestiyah (1985: 80) menyatakan bahwa eksperimen adalah salah satu
cara mengajar. Dalam metode tersebut, siswa melakukan percobaan tentang
sesuatu hal, yaitu mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Selain itu, siswa juga dapat terlatih dalam
cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen, siswa
menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajarinya.
Seperti yang dijelaskan oleh Roestiyah (1985: 82), teknik eksperimen
kerap kali digunakan karena memiliki beberapa keunggulan. Adapun keunggulan
eksperimen adalah sebagai berikut:
30
Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang
belum pasti kebenarannya.
Siswa lebih aktif dalam berpikir dan berbuat. Siswa lebih banyak aktif belajar
sendiri, sementara guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping memperoleh ilmu
pengetahuan, juga menemukan pengalaman praktis serta berbagai
keterampilan, misalnya keterampilan menggunakan alat-alat percobaan.
Dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,
sehingga akan mengubah sikap mereka terhadap peristiwa-peristiwa yang
tidak masuk akal.
2.5 Materi Listrik Dinamis
2.5.1 Kuat Arus Listrik Pada Rangkaian Tertutup
Rangkaian listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik
terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Arus listrik hanya dapat mengalir pada
rangkaian listrik tertutup.
+ ‐
Gambar 2.3 (a) Rangkaian Listrik Terbuka (b) Rangkaian Listrik Tertutup
lampu
S
lampu
S + ‐
I
(a) (b)
31
Pada Gambar 2.3(a), lampu pada rangkaian listrik terbuka tidak menyala
sedangkan pada Gambar 2.3(b), lampu pada rangkaian listrik tertutup menyala.
Hal ini disebabkan arus listrik hanya dapat mengalir pada rangkaian listrik
tertutup. Rangkaian listrik tertutup yaitu suatu rangkaian yang bermula dari suatu
titik, berkeliling dan akhirnya kembali lagi ke titik tersebut.
Arus listrik adalah gerakan atau aliran muatan listrik. Pergerakan muatan
ini terjadi pada bahan yang disebut konduktor. Konduktor bisa berupa logam, gas,
atau larutan, sedangkan pembawa muatannya sendiri tergantung pada jenis
konduktor, yaitu pada:
logam, pembawa muatannya adalah elektron-elektron,
gas, pembawa muatannya adalah ion positif dan elektron,
larutan, pembawa muatannya adalah ion positif dan ion negatif.
Kuat arus listrik adalah jumlah total muatan yang mengalir melalui suatu
penampang persatuan waktu pada suatu titik.
Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I
adalah:
Keterangan:
I : kuat arus listrik ( coulomb/ sekon = ampere = A)
Q : muatan listrik (coulomb)
Aqq
qq
Gambar 2.4 Segmen Kawat Penghantar Berarus
32
t : waktu (sekon)
Arus listrik dapat terjadi karena muatan positif yang bergerak ataupun
karena muatan negatif yang bergerak. Arah arus listrik adalah arah aliran muatan
positif. Jika muatan yang bergerak adalah muatan negatif seperti elektron dalam
logam misalnya, maka arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.
Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada
suatu rangkaian tertutup. Beda potensial yaitu selisih potensial antara dua terminal
(ujung) rangkaian listrik. Arah arus listrik adalah dari titik berpotensial listrik
tinggi ke titik berpotensial listrik rendah. Alat yang digunakan untuk mengukur
kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu komponen listrik adalah
amperemeter. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial
listrik yang mengalir melalui suatu komponen listrik adalah voltmeter.
Amperemeter harus dihubungkan seri dengan komponen listrik yang akan diukur
kuat arus listriknya, sedangkan voltmeter harus dihubungkan paralel dengan
komponen listrik yang akan diukur beda potensialnya.
A
Gambar 2.5 Simbol Amperemeter Pada Rangkaian Listrik
V
Gambar 2.6 Simbol Voltmeter Pada Rangkaian Listrik
33
Umumnya alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik dan beda
potensial listrik adalah sebuah multimeter. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu
multimeter digital dan multimeter analog. Pada multimeter digital, hasil
pengukuran dapat langsung terbaca pada layar multimeter. Namun pada
multimeter analog, hasil pengukuran tidak dapat langsung terbaca pada layar
multimeter.
Adapun diagram bagian-bagian dari multimeter digital dan multimeter analog
adalah sebagai berikut:
A
V
I
+ ‐
Gambar 2.7 Amperemeter dan Voltmeter Dalam Rangkaian Listrik
Gambar 2.8 (a) Multimeter Digital (b) Multimeter Analog
(a) (b)
34
Untuk nilai kuat arus listrik atau beda potensial yang terukur dapat diketahui
dengan persamaan:
nilai terukurskala yang ditunjuk
skala maksimum batas ukur
Contoh:
Pengukuran terhadap kuat arus listrik pada suatu komponen listrik menggunakan
amperemeter ditunjukkan oleh Gambar 2.10 berikut ini.
Gambar 2.9 (a) Bagian-bagian Multimeter Digital
Keterangan:
1 : layar tampilan
2 : tombol range
3 : saklar putar
4 : terminal
1
3
4
2
(a)
Gambar 2.9 (b) Bagian-bagian Multimeter Analog
Keterangan:
1 : papan skala
2 : jarum penunjuk skala
3 : pengatur jarum skala
4 : knop pengatur nol ohm
5 : batas ukur ohmmeter
6 : batas ukur DC volt
7 : batas ukur AC
8 : batas ukur amperemeter
9 : saklar pemilih
10 : test pin positif
11 : test pin negatif
(b)
35
Dari Gambar 2.10 diketahui bahwa,
• skala yang ditunjuk = 2,5
• skala maksimum = 5
• batas ukur = 2 A
Dengan demikian, nilai kuat arus listrik yang terukur adalah,
2,55 2 1
Jadi, nilai kuat arus listrik yang terukur adalah 1 A.
2.5.2 Hukum Ohm
George Simon Ohm (1787 – 1854) adalah ilmuwan yang pertama kali
menjelaskan hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial listrik.
Hasil eksperimen Ohm menunjukkan bahwa arus listrik yang mengalir
pada kawat penghantar sebanding dengan beda potensial yang diberikan pada
ujung-ujung penghantar itu. Artinya, jika beda potensial diperbesar, maka arus
listrik yang mengalir juga semakin besar. Sebaliknya, jika beda potensial
0 1 2 3 4 5
2 A
0
10 A
Skala yang ditunjuk
Skala maksimum
Batas ukur
Gambar 2.10 Pengukuran Kuat Arus Listrik Menggunakan Amperemeter
A B I I
36
diperkecil, maka arus listrik yang mengalir juga semakin kecil. Hubungan ini
dapat dirumuskan sebagai:
Besar arus listrik pada suatu rangkaian listrik dipengaruhi oleh besar
hambatan listrik. Untuk nilai tegangan tertentu, semakin besar hambatan, maka
semakin kecil arus listrik yang mengalir. Ini berarti kuat arus listrik berbanding
terbalik dengan besar hambatan listrik dan dapat dirumuskan dengan:
1
Berdasarkan eksperimennya, Ohm memperoleh kesimpulan penting yang
selanjutnya dikenal sebagai hukum Ohm, yang menyatakan bahwa: ”Kuat arus
listrik yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatan
listriknya, dengan syarat suhunya konstan”.
Secara matematis, hukum Ohm dapat dirumuskan dengan:
Berdasarkan persamaan di atas, besar hambatan listrik adalah:
Jadi, satuan hambatan juga dapat diturunkan dari satuan beda potensial
listrik dibagi dengan satuan kuat arus listrik atau volt/ampere. Satuan ini setara
dengan satuan SI untuk hambatan yaitu ohm (Ω), dimana:
1 1
1
37
Jadi, satu ohm adalah hambatan bagi suatu konduktor dimana ketika beda
potensial satu volt diberikan pada ujung-ujung konduktor maka kuat arus satu
ampere mengalir melalui konduktor tersebut.
Hukum Ohm bukan merupakan pernyataan yang universal, tapi hanya
sekedar hukum empiris yang menyediakan deskripsi (gambaran) yang baik bagi
sebagian materi tertentu yang mengikuti hukum Ohm yang disebut komponen
ohmik. Nilai hambatan R untuk komponen ohmik selalu konstan asalkan suhunya
konstan. Sebagian besar jenis logam merupakan contoh komponen ohmik, seperti
tembaga, nikrom, perak, dan lain-lain. Untuk materi yang tidak memenuhi hukum
Ohm yang disebut komponen non-ohmik, hambatan R tergantung pada beda
potensial V, jadi tidak konstan. Yang termasuk komponen non-ohmik antara lain
dioda semikonduktor, transistor dan tabung-tabung vakum.
Grafik I sebagai fungsi V untuk komponen ohmik dan non-ohmik dapat
dilihat pada Gambar 2.11 berikut ini.
Gambar 2.11 Grafik I-V Komponen Ohmik dan Non-Ohmik
I
V
Ohmik (gradient = 1/R)
non-ohmik
non-ohmik
(R bertambah saat V naik)
(R berkurang saat V naik)
38
2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hambatan Suatu Penghantar
Untuk suatu penghantar dari kawat logam, jika suhu dan sifat-sifat fisik
lainnya dijaga konstan, maka hambatan kawat R adalah konstan. Secara umum
untuk kawat-kawat logam, makin besar suhu maka makin besar pula hambatan
listriknya. Namun untuk kebanyakan logam paduan, hambatannya hanya sedikit
dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Setiap bahan memiliki nilai hambatan jenis masing-masing. Semakin besar
hambatan jenis kawat (ρ) maka semakin besar pula hambatan listriknya (R). Atau
sebaliknya, semakin kecil nilai hambatan jenis kawat, maka semakin kecil pula
hambatan listriknya. Jadi dapat dituliskan,
........................... (1)
Kawat penghantar memiliki elemen panjang (l). Semakin panjang suatu
kawat penghantar, maka hambatan listriknya (R) juga semakin besar. Sebaliknya,
semakin pendek suatu kawat penghantar, maka hambatan listriknya juga semakin
kecil. Jadi dapat dituliskan,
........................... (2)
A
Gambar 2.12 Penampang Melintang Kawat Penghantar
l
39
Semakin besar luas penampang kawat (A), maka hambatan listriknya (R)
semakin kecil. Sebaliknya, semakin kecil luas penampang kawat, maka hambatan
listriknya semakin besar. Jadi dapat dituliskan,
............................ (3)
Dari persamaan 1, 2 dan 3 dapat diketahui bahwa nilai hambatan listrik
suatu kawat penghantar (R) dapat diketahui melalui persamaan:
Keterangan: R : hambatan listrik (Ω)
: hambatan jenis bahan kawat (Ωm)
l : panjang kawat (m)
A : luas penampang kawat (m2)
Hambatan jenis bahan kawat ( merupakan sifat khas bahan kawat dan
tidak bergantung pada ukuran atau bentuk kawat. Berikut ditunjukkan nilai
hambatan jenis dari berbagai bahan.
Tabel 2.2 Nilai Hambatan Jenis Berbagai Bahan
Bahan Hambatan jenis bahan
pada suhu 200C (Ωm)
Konduktor:
Alumunium
Tembaga
Emas
Besi
2,82 x 10-8
1,68 x 10-8
2,44 x 10-8
9,71 x 10-8
40
Konstantan
Nikrom
Nikelin
Platina
Perak
Tungsten
Semikonduktor:
Karbon (grafit)
Germanium (murni)
Silikon (murni)
Isolator:
Kaca
Kuarsa
49 x 10-8
100 x 10-8
7,80 x 10-8
10,6 x 10-8
1,59 x 10-8
5,65 x 10-8
3,5 x 10-5
5,0 x 10-1
6,4 x 102
1010 – 1014
7,5 x 1017
2.5.4 Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian seri merupakan suatu penyusunan komponen-komponen listrik
di mana semua arus listrik melewati komponen-komponen tersebut secara
berurutan. Hubungan seri komponen-komponen listrik serta rangkaian
penggantinya dapat dilihat pada Gambar 2.13 dan Gambar 2.14 berikut.
Gambar 2.13 Dua Buah Komponen yang Dihubungkan Secara Seri
+ ‐
a b c
R1 R2
V
41
Pada rangkaian seri, komponen-komponen listrik dialiri oleh arus listrik
yang sama besar.
…………… (1)
Tegangan antara a dan c adalah
…………… (2)
Karena V = I Rac, maka
…………… (3)
Jika terdapat n buah hambatan yang terhubung seri, maka
…………… (4)
Rangkaian seri sebagai pembagi tegangan
Bila diterapkan hukum Ohm pada rangkaian maka akan diperoleh
sehingga,
atau
Gambar 2.14 Rangkaian Pengganti Hubungan Seri
+ ‐
a c
Rs
V
42
…………… (5)
Prinsip rangkaian hambatan seri yaitu:
1. Rangkaian hambatan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu
rangkaian.
2. Kuat arus listrik yang melalui tiap-tiap penghambat sama besar, yaitu sama
dengan kuat arus listrik yang melalui hambatan penggantinya.
I1 = I2 = I3 = … = Iseri
3. Tegangan listrik pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan
jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat.
Vseri = V1 + V2 + V3 + …
4. Rangkaian hambatan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, di mana
tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat sebanding dengan hambatannya.
V1 : V2 : V3 : … = R1 : R2 : R3 : …
Jika V1 + V2 + V3 + … = V, maka
…
…
3 …
2.5.5 Rangkaian Hambatan Paralel
Rangkaian paralel merupakan suatu penyusunan komponen-komponen di
mana arus listrik terbagi untuk melewati masing-masing komponen secara
43
serentak. Hubungan paralel komponen-komponen listrik serta rangkaian
penggantinya dapat dilihat pada Gambar 2.15 dan Gambar 2.16 berikut.
Pada rangkaian paralel, komponen-komponen listrik mendapatkan beda
potensial yang sama besar. Dengan menggunakan hukum I Kirchoff diperoleh
I = I1 + I2
atau
1 1
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa hambatan gabungan (Rgab) beberapa
hambatan yang terhubung secara paralel dapat dituliskan sebagai
1 1 1
atau
Gambar 2.15 Dua Komponen yang Dihubungkan Secara Paralel
+ ‐I
I1
I2 I2
I1
I
V
R1
R2
a b
Gambar 2.16 Rangkaian Pengganti Hubungan Paralel
+ ‐I I
V
Rp
a b
44
Apabila terdapat n buah hambatan yang dihubungkan secara paralel, hambatan
penggantinya akan memenuhi persamaan
1 1 1 1
Jika ada n buah resistor yang sama besar dihubungkan secara paralel, maka
Prinsip rangkaian hambatan paralel yaitu:
1. Rangkaian paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian.
2. Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama besar, yaitu sama dengan
tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
V1 = V2 = V3 = … = Vparalel
3. Kuat arus listrik yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang melalui tiap-tiap komponen.
Iparalel = I1 + I2 + I3 + …
4. Rangkaian paralel berfungsi sebagai pembagi arus listrik di mana kuat arus
listrik yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan nilai
hambatannya.
… 1
1
1
…
Jika I1 + I2 + I3 + … = I, maka
1
1 1 1
1
1 1 1
45
2.6 Kerangka Berpikir
Suatu proses pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa banyak
terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Keterlibatan tersebut dapat
berupa diskusi maupun kegiatan laboratorium. Proses pembelajaran fisika yang
berlangsung di SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga kurang memperhatikan
prinsip keterlibatan langsung siswa, sehingga siswa tidak memperoleh
kebermaknaan proses pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap rendahnya
penguasaan keterampilan proses sains siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Dalam
setiap siklus pembelajaran kooperatif jigsaw, siswa melakukan diskusi sebanyak
dua kali, yaitu diskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli. Kegiatan diskusi
yang dilakukan oleh siswa merupakan salah satu bentuk prinsip keterlibatan
langsung siswa selama proses pembelajaran. Jadi, semakin banyak siswa
melakukan kegiatan diskusi, maka siswa akan semakin banyak terlibat langsung
dalam proses pembelajaran.
Selain kegiatan diskusi dalam pembelajaran kooperatif, contoh perilaku
yang merupakan bentuk prinsip keterlibatan langsung bagi siswa adalah kegiatan
laboratorium. Wiyanto (2008: 29) menyebutkan bahwa kegiatan laboratorium
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu demonstrasi dan eksperimen. Pada saat
melakukan kegiatan laboratorium, siswa melakukan langkah-langkah tertentu
yang bersifat runtut dan terarah. Menurut Mundilarto (2002: 13), keterampilan
46
proses merupakan langkah-langkah yang dikerjakan saintis ketika melakukan
penelitian ilmiah. Jadi, saat siswa melakukan kegiatan laboratorium, maka saat
itulah penguasaan keterampilan proses sains dilatihkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan metode
eksperimen dirancang untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran. Metode tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk
meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains yang dimilikinya. Kegiatan
kooperatif yang dilakukan diharapkan mampu melibatkan siswa secara maksimal
selama proses pembelajaran. Melalui kegiatan ini siswa akan aktif bekerja sama
selama proses pembelajaran. Sudibyo (2003: 5) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran fisika, agar diperoleh hasil belajar yang optimal siswa sebagai
subjek belajar seharusnya dilibatkan secara fisik dan mental dalam pemecahan-
pemecahan masalah. Keterlibatan siswa secara langsung melalui kegiatan
eksperimen diharapkan dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses
siswa. Lebih lanjut Funk menambahkan bahwa menggunakan keterampilan proses
untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan sekaligus (Dimyati & Mudjiono, 2009: 139). Dengan demikian,
diharapkan ketika keterampilan proses yang dimiliki siswa meningkat, maka hasil
belajar yang dimiliki siswa juga akan meningkat.
Pada penelitian ini, keterampilan proses yang dikembangkan meliputi
keterampilan mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan
mengomunikasikan. Sementara hasil belajar ranah kognitif yang dikembangkan
meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
47
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan
metode eksperimen sesuai untuk pembelajaran listrik dinamis, karena dalam
materi listrik dinamis terdapat sub-sub materi yang tepat jika diterapkan metode
eksperimen. Hal tersebut disebabkan peralatan yang digunakan dalam kegiatan
eksperimen materi listrik dinamis banyak tersedia di sekolah dan penggunaannya
aman.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikombinasi
dengan metode eksperimen dalam pembelajaran materi listrik dinamis ditunjang
dengan RPP, LKS, dan lembar observasi yang disesuaikan dengan model
pembelajaran. Penguasaan keterampilan proses dilatihkan dalam model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melalui kegiatan eksperimen sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan eksperimen pada LKS. Sementara pertanyaan dalam LKS
dan laporan kegiatan eksperimen digunakan sebagai bahan diskusi siswa.
Penguasaan keterampilan proses dapat diamati selama proses pembelajaran
melalui lembar observasi, mulai dari siswa melakukan persiapan percobaan
sampai mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hasil belajar ranah
psikomotorik siswa dapat diketahui melalui lembar observasi, sementara hasil
belajar ranah kognitif siswa dapat diketahui melalui tes evaluasi di setiap akhir
siklus yang berbentuk pilihan ganda dan uraian.
48
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga yang
beralamat di Jalan Jenderal Soedirman, desa Bantarbarang, kecamatan Rembang,
kabupaten Purbalingga. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-7 semester genap
tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 33 orang, terdiri dari 13 laki-laki dan 20
perempuan. Data siswa kelas X-7 terdapat pada Lampiran 1.
3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga minggu, mulai tanggal 7 Mei 2012
sampai dengan 28 Mei 2012.
3.3 Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk
meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa kelas X-7 SMA Negeri
1 Rembang, Purbalingga. Selain itu, faktor lain yang diteliti adalah penguasaan
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Keterampilan proses sains siswa
yang diteliti meliputi keterampilan mengamati, mengukur, mengolah data,
48
49
menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Sedangkan hasil belajar siswa yang
diteliti meliputi hasil belajar kognitif setelah proses pembelajaran dan hasil belajar
psikomotorik selama proses pembelajaran.
3.4 Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang
terbagi dalam tiga siklus. Model pembelajaran yang digunakan dalam siklus I, II,
dan III adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikombinasi
dengan metode eksperimen. Pada setiap siklus, guru menyampaikan materi yang
berbeda-beda namun masih dalam satu pokok bahasan, yaitu listrik dinamis. Pada
siklus I, guru menyampaikan materi hukum Ohm. Pada siklus II, guru
menyampaikan materi hambatan kawat penghantar, sedangkan pada siklus III
guru menyampaikan materi rangkaian hambatan seri dan paralel. Menurut Asrori
(2007: 68), pada penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap
pelaksanaan tindakan (action), tahap pengamatan (observation), dan tahap refleksi
(reflection).
50
Identifikasi Masalah
Kurangnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Siswa tidak dibiasakan melakukan kegiatan laboratorium maupun diskusi.
Rendahnya intensitas kegiatan laboratorium menyebabkan penguasaan keterampilan proses siswa kurang terlatih.
Rendahnya penguasaan keterampilan proses sain siswa Rendahnya hasil belajar fisika siswa kelas X-7.
Planning
Melakukan observasi awal dan menyiapkan instrumen pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode eksperimen.
Action
Melaksanakan kegiatan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw dengan metode eksperimen.
Observation
Melakukan pengamatan terhadap penguasaan keterampilan proses siswa, hasil belajar psikomotorik siswa, serta hasil pengajaran agar dapat dievaluasi
Reflection
Melakukan analisis terhadap pelaksanaan proses pembelajaran, hasil, dan hambatan yang dijumpai. Hasil refleksi siklus I menjadi acuan tindakan pada siklus II.
SIKLUS I
SIKLUS II SIKLUS III
Gambar 3.1 Skema Prosedur Pelaksanaan PTK
51
Langkah-langkah untuk setiap tahap pada setiap siklus secara umum
hampir sama, yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
Observasi awal
Kegiatan observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang
dihadapi oleh siswa. Identifikasi masalah siswa dilakukan dengan menganalisis
hasil ulangan akhir semester gasal kelas X-7 tahun ajaran 2011/2012 mata
pelajaran fisika. Selain itu, wawancara dengan guru mata pelajaran fisika juga
dilakukan untuk mengetahui model dan metode pembelajaran yang biasa
digunakan oleh guru. Observasi pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas
juga dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. Wawancara terhadap laboran dan siswa juga dilakukan, hal ini
bertujuan untuk melakukan cross check data yang diperoleh serta untuk
mengetahui ketersediaan alat-alat laboratorium SMA Negeri 1 Rembang,
Purbalingga.
Penyusunan RPP
RPP siklus I, II, dan III disusun berdasarkan silabus SMA Negeri 1
Rembang, Purbalingga dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Silabus
pembelajaran terdapat pada Lampiran 6, sedangkan RPP siklus I, II dan III
terdapat pada Lampiran 7, 8 dan 9.
52
Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berisi petunjuk percobaan dan beberapa
pertanyaan sebagai bahan diskusi. Pada LKS juga terdapat petunjuk penyusunan
laporan eksperimen. LKS siklus I, II dan III terdapat pada Lampiran 10, 11 dan
12.
Penyusunan soal evaluasi
Soal evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa
setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Penyusunan soal evaluasi diawali
dengan penyusunan kisi-kisi soal terlebih dahulu, kemudian soal tersebut
diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan
daya pembeda soal. Kisi-kisi soal uji coba siklus I, II dan III terdapat pada
Lampiran 13, 14 dan 15.
Penyusunan lembar penilaian keterampilan proses
Penyusunan lembar penilaian keterampilan proses siswa terlebih dahulu
didahului dengan penyusunan kriteria penilaian keterampilan proses siswa.
Lembar penilaian keterampilan proses digunakan untuk mengetahui penguasaan
keterampilan proses siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran. Sumber
penilaian keterampilan proses siswa berasal dari lembar observasi dan presentasi,
LKS, dan laporan percobaan. Kriteria penilaian keterampilan proses siklus I, II
dan III terdapat pada Lampiran 21, 22 dan 23.
Penyusunan lembar penilaian hasil belajar ranah psikomotorik
Penyusunan lembar penilaian hasil belajar ranah psikomotorik siswa
terlebih dahulu didahului dengan penyusunan kriteria penilaian aspek
53
psikomotorik. Penilaian aspek psikomotorik siswa dilakukan melalui pengamatan
selama pelaksanaan proses pembelajaran. Kriteria penilaian hasil belajar
psikomotorik terdapat pada Lampiran 25.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan siswa.
2. Pelaksanaan (Action)
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan metode eksperimen sesuai dengan perencanaan
pada RPP. Tindakan yang dilakukan guru adalah mengorganisasikan siswa dalam
pembagian kelompok, membimbing pelaksanaan eksperimen dan diskusi siswa,
menganalisis dan mengevaluasi hasil presentasi kelompok. Pada saat pelaksanaan
proses pembelajaran, observer melakukan pengamatan terhadap penguasaan
keterampilan proses sains siswa serta hasil belajar psikomotorik siswa. Sedangkan
di setiap akhir siklus, guru memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar
kognitif siswa. Tes yang diberikan berbentuk tes pilihan ganda dan tes uraian.
3. Observasi (Observation)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan
dan perekaman data terhadap jalannya proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Perekaman data hasil pengamatan pada tahap
ini menggunakan lembar observasi. Adapun hal-hal yang diamati adalah
penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar ranah psikomotorik siswa.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap tindakan yang
dilakukan. Seluruh data yang diperoleh pada tahap pelaksanaan dan observasi
54
dikumpulkan, dianalisis, kemudian dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau
tidakkah perlakuan yang diberikan. Hasil refleksi ini dijadikan sebagai pedoman
perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh indera (Arikunto, 2006: 156).
Metode observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode observasi digunakan untuk
melakukan penilaian terhadap penguasaan keterampilan proses sains siswa serta
hasil belajar psikomotorik siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi. Pengisian
lembar observasi berpedoman pada kriteria penilaian keterampilan proses dan
kriteria hasil belajar ranah psikomotorik yang telah disusun. Untuk mengetahui
validitas lembar observasi dalam penelitian ini digunakan validitas konstruk
(construct validity). Menurut Arikunto (2007: 65), kevalidan suatu instrumen
dapat terpenuhi karena instrumen tersebut telah dirancang dengan baik, mengikuti
teori dan ketentuan yang berlaku. Instrumen yang berupa lembar observasi telah
disusun berdasarkan teori penyusunan instrumen dan telah dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing, sehingga secara logis instrumen telah valid. Dengan demikian
55
dapat disimpulkan bahwa validitas logis yang berupa validitas konstruksi dalam
penelitian ini tidak perlu diuji kondisinya, tetapi langsung digunakan setelah
instrumen tersebut selesai disusun. Lembar observasi keterampilan proses dan
hasil belajar psikomotorik terdapat pada Lampiran 20 dan 24.
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150).
Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi listrik dinamis setelah diberi tindakan (post-test). Instrumen yang
digunakan adalah tes objektif yang berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan
dan tes uraian. Sebelum soal-soal tersebut digunakan untuk mengukur hasil
belajar kognitif siswa, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap soal-soal
tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran soal. Analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda soal uji coba siklus I, II dan III terdapat pada Lampiran 26, 27 dan 28.
Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1
Rembang, Purbalingga tahun ajaran 2011/ 2012.
Validitas Soal
Menurut Sugiyono (2008: 121), instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
56
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui validitas soal pada
penelitian ini adalah:
(Arikunto, 2007: 79)
Keterangan:
= koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
p
q = proporsis siswa yang menjawab salah
(q = 1 – p)
Harga dikonsultasikan dengan rtabel product moment. Soal dikatakan valid
jika harga > rtabel dengan taraf signifikan 5 %. Hasil analisis validitas soal
pada uji coba soal diperoleh bahwa dari 25 soal yang diujicobakan pada siklus I,
18 soal dikategorikan valid dan 7 soal dikategorikan tidak valid. Pada siklus II,
dari 15 soal yang diujicobakan, 12 soal dikategorikan valid dan 3 soal
dikategorikan tidak valid. Pada siklus III, dari 15 soal yang diujicobakan, 12 soal
dikategorikan valid dan 3 soal dikategorikan tidak valid. Contoh perhitungan
validitas butir soal terdapat pada Lampiran 29.
57
Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2008: 121).
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas tes objektif
adalah persamaan KR-20, yaitu:
1∑
Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi
(Arikunto, 2007: 100)
Kriteria reliabilitas butir soal:
0,000 0,200 sangat rendah
0,201 0,400 rendah
0,401 0,600 cukup
0,601 0,800 tinggi
0,801 1,000 sangat tinggi
58
Harga r11 dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan taraf
signifikan 5 %. Jika > maka perangkat tes dikatakan reliabel. Hasil
analisis reliabilitas soal pada uji coba soal siklus I, II, dan III diperoleh bahwa soal
yang diujicobakan bersifat reliabel. Contoh perhitungan reliabilitas instrumen
terdapat pada Lampiran 30.
Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,00. Persamaan untuk mengetahui besar indeks kesukaran yaitu:
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2007: 208)
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
0,00 0,30 sukar
0,30 0,70 sedang
0,70 1,00 mudah
(Arikunto, 2007: 210)
59
Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh bahwa
dari 25 soal yang diuji cobakan pada siklus I, 4 soal dikategorikan sukar, 13 soal
dikategorikan sedang, dan 8 soal dikategorikan mudah. Pada siklus II, dari 15 soal
yang diuji cobakan, 4 soal dikategorikan sukar, 6 soal dikategorikan sedang, dan 5
soal dikategorikan mudah. Pada siklus III, dari 15 soal yang diuji cobakan, 2 soal
Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. . 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, M. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima. Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Foster, Bob. 2004. Fisika SMA Jilid IB untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hertiavi, et.al. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6: 53-57.
Huda, M. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Killic, D. 2008. The Effect of the Jigsaw Technique on Learning The Concepts of
the Principles and Methods of Teaching. World Applied Sciences Journal, 4 (Supple 1): 109-114.
Lie, A. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Mengduo & Xiaoling. 2010. Jigsaw Strategy as a Cooperative Learning
Technique: Focusing on the Language Learners. Chinese Journal of Applied Linguistics, 33(4): 113-125.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Mundilarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: UNY.
81
82
Rifa’i & Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang. Unnes Press. Roestiyah. 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Slavin, R. E. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Subratha, N. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dan Strategi
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Sukasada. Jurnal Penelitian dan Pengembangan, 1(2): 135-147.
Sudibyo, E. 2003. Beberapa Model Pengajaran dan Strategi Belajar dalam
Pembelajaran IPA Fisika. Jakarta: Depdiknas. . 2003. Beberapa Teori yang Melandasi Pengembangan Model-model
Pengajaran. Jakarta: Depdiknas. . 2003. Keterampilan Proses Sains. Jakarta: Depdiknas. Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka. Usman, U. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Widayanto. 2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa
Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5: 1-7. Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi
Laboratorium. Semarang: Unnes Press. Yulianto & Rusmiyati. 2009. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dengan
Menerapkan Model Problem Based-Instruction. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5: 75-78.
83
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X-7
SMA NEGERI 1 REMBANG, PURBALINGGA
TAHUN AJARAN 2011/ 2012
No. Nama Siswa Jenis Kelamin 1 Akhrudin L 2 Alfian Aji Nugraha L 3 Anugrah Aningsih P 4 Atik Wijayanti P 5 Aziz Purwanto L 6 Efani Khomsiyatun P 7 Eka Milahfi P 8 Eling Widya Amalia P 9 Fahmi Nur Thoifah P 10 Fidya Pangestika P 11 Iip Iryani P 12 Jaelani Sari P 13 Kukuh Prasetya Santoso L 14 Metiana Maksup P 15 Miftah Al Azizah P 16 Mistriyah P 17 Nurul Zawa Aningsih P 18 Prichilia Putu Makarti P 19 Qori Setiyani P 20 Rena Setiati P 21 Revita Sari Asih P 22 Riskianto L 23 Riza Rifananda Akti P 24 Sekar Palupi P 25 Sinta Karuniawati P 26 Triyan Dedi Laksono L 27 Uma Dewaji L 28 Unggul Pambudi L 29 Wahyu Tri Sasono L 30 Wisnu Handayani L 31 Yogi Hidayat L 32 Yohanes Indra Kusuma Panjaitan L 33 Zaenal Muslim L
Lampiran 1
84
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA
No. Nama Siswa Jenis Kelamin Kode 1 Anggita Romadhona P UC-01 2 Cipto Purnomo L UC-02 3 Dani Kurniawan L UC-03 4 Desti Ciptaningtias P UC-04 5 Devi Rakhmatika P UC-05 6 Dias Utari P UC-06 7 Didik Aji Asmoro L UC-07 8 Dwi Ratnasari P UC-08 9 Dwi Utami P UC-09 10 Elsa Wulan Kumalasari P UC-10 11 Fajar Nofi Widyawati L UC-11 12 Finda Besti Hartanti P UC-12 13 Heri Afandi L UC-13 14 Jeni Ari Febriani P UC-14 15 Laras Wati P UC-15 16 Lukman Udin L UC-16 17 Lyan Dea Sagita P UC-17 18 Mutiasari P UC-18 19 Nefianti Nur Aliah P UC-19 20 Novita Septiani P UC-20 21 Oktria Harianti P UC-21 22 Ratih Larasati P UC-22 23 Ruli Kurniawati P UC-23 24 Saad Konaah P UC-24 25 Seprianto L UC-25 26 Slamet Pamuji L UC-26 27 Tia Mulyani P UC-27 28 Turyanto L UC-28 29 Umi Fulanah P UC-29 30 Utami P UC-30 31 Wawan Susanto L UC-31 32 Winda Meisah P UC-32 33 Yuliani Catur Purbasari P UC-33 34 Yunia Trinata P UC-34
Lampiran 2
85
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK ASAL DAN KELOMPOK AHLI SIKLUS I
29 Wisnu Handayani B2 B2.6 30 Yohanes I. K. Panjaitan B1 B1.6 31 Jaelani Sari A2 A2.6 32 Efani Khomsiyatun A1 A1.6 33 Eka Milahfi A3 A3.6
Keterangan: Kelompok Ahli A : Kelompok ahli eksperimen hukum Ohm dengan variasi nilai R dan V konstan. Kelompok Ahli B : Kelompok ahli eksperimen hukum Ohm dengan variasi nilai V dan R konstan.
Lampiran 3
86
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK ASAL DAN KELOMPOK AHLI SIKLUS II
29 Wisnu Handayani B2 B2.6 30 Yohanes I. K. Panjaitan B1 B1.6 31 Jaelani Sari A2 A2.6 32 Efani Khomsiyatun A1 A1.6 33 Eka Milahfi C1 C1.6
Keterangan: Kelompok Ahli A : Kelompok ahli eksperimen hambatan kawat penghantar variasi jenis bahan kawat dengan l dan A konstan. Kelompok Ahli B : Kelompok ahli eksperimen hambatan kawat penghantar variasi panjang kawat (l) dengan A dan jenis bahan kawat yang konstan. Kelompok Ahli C : Kelompok ahli eksperimen hambatan kawat penghantar variasi luas penampang kawat (A) dengan l dan jenis bahan kawat yang konstan.
Lampiran 4
87
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK ASAL DAN KELOMPOK AHLI SIKLUS III
29 Wisnu Handayani A3 A3.6 30 Yohanes I. K. Panjaitan A2 A2.6 31 Jaelani Sari B1 B1.632 Efani Khomsiyatun A1 A1.6 33 Eka Milahfi B2 B2.6
Keterangan: Kelompok Ahli A : Kelompok ahli eksperimen rangkaian hambatan seri Kelompok Ahli B : Kelompok ahli eksperimen rangkaian hambatan paralel
Lampiran 5
88
Lampiran 6
Nama SekolahMata PelajaranKelas/ SemesterStandar Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Ajar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/ Alat/ BahanHukum Ohm 3 x 45 menit
3 x 45 menit
3 x 45 menit
Mengetahui,Kepala SMA N 1 Rembang, Purbalingga Guru Mapel Fisika, Peneliti,
Divi Hendra Damayanti, S.Pd.NIP. 19760612 200212 2 006 NIM. 4201408015
5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop)
1. Praktik menggunakan multimeter untuk mengukur kuat arus listrik, tegangan, dan atau hambatan secara berkelompok.
1) Melakukan percobaan sederhana untuk menemukan hubungan antara V, I, dan R pada sebuah rangkaian tertutup.
Unjuk kerja dan tes tertulis.
Sumber : buku paket Fisika kelas X; Bahan: LKS dan lembar diskusi; Alat: multimeter, kabel, sumber tegangan, lampu,
1) Melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui hubungan antara panjang kawat (l), luas penampang kawat (A), dan hambatan jenis bahan kawat.
: SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga: Fisika: X/ 2: 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai teknologi
Unjuk kerja dan tes tertulis.
Sumber : buku paket Fisika kelas X; Bahan: LKS dan lembar diskusi; Alat: multimeter, kabel, resistor, sumber tegangan.
SILABUS
2) Memformulasikan besar hambatan kawat penghantar.3) Mengaplikasikan konsep hambatan kawat penghantar dalam kehidupan sehari-hari.
Unjuk kerja dan tes tertulis.
Sumber : buku paket Fisika kelas X; Bahan: LKS dan lembar diskusi; Alat: multimeter, kawat berbagai variasi.
Rangkaian hambatan seri dan paralel
1. Praktik mengukur kuat arus listrik, tegangan, dan hambatan pada rangkaian tertutup sederhana secara berkelompok.
1) Melakukan percobaan sederhana pada rangkaian seri dan paralel.2) Menyelidiki sifat-sifat rangkaian seri dan paralel.
2) Mendefinisikan hukum Ohm.
3) Memformulasikan hukum Ohm.4) Mengaplikasikan konsep hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari.
Hambatan kawat penghantar
1. Praktik menggunakan multimeter untuk mengukur hambatan kawat penghantar secara berkelompok.
Joko Mulyanto, S.Pd.NIP. 19651023 198901 1 001
Rachmi Musta'adah
3) Memformulasikan hambatan pengganti untuk rangkaian seri dan paralel.4) Mengaplikasikan konsep rangkaian seri dan paralel dalam kehidupan sehari-hari.
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X/ 2 Pokok Bahasan : Listrik Dinamis Sub Pokok Bahasan : Hukum Ohm Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Tahun Ajaran : 2011/ 2012 A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
B. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif
a. Produk 1) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kuat arus listrik pada
suatu rangkaian listrik. 2) Memahami hubungan antara I, V, dan R pada suatu rangkaian listrik. 3) Menyebutkan bunyi hukum Ohm. b. Proses 1) Mengetahui hubungan antara I, V, dan R pada suatu rangkaian listrik
melalui kegiatan eksperimen. 2) Menggambar grafik hubungan antara I dan V dengan R konstan. 3) Menggambar grafik hubungan antara I dan R dengan V konstan.
2. Psikomotorik 1) Melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara I, V, dan R
pada sebuah rangkaian tertutup. 2) Memformulasikan hubungan antara I, V, dan R.
menyimpulkan, dan mengomunikasikan. 2) Keterampilan sosial: mampu bekerjasama dan menyampaikan pendapat.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
a. Produk 1) Siswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kuat arus
pada rangkaian listrik.
Lampiran 7
90
2) Siswa mampu memahami hubungan antara I, V, dan R pada suatu rangkaian listrik.
3) Siswa mampu menyebutkan bunyi hukum Ohm. b. Proses 1) Siswa mampu mengetahui hubungan antara I, V, dan R pada suatu
rangkaian listrik melalui kegiatan eksperimen. 2) Siswa mampu menggambar grafik hubungan antara I dan V dengan R
konstan. 3) Siswa mampu menggambar grafik hubungan antara I dan R dengan V
konstan. 2. Psikomotorik
1) Siswa terampil melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara I, V, dan R pada rangkaian listrik.
2) Siswa terampil memformulasikan hubungan antara I, V, dan R. 3. Afektif
1) Siswa menguasai aspek-aspek keterampilan proses yang meliputi aspek mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
2) Siswa mampu bekerjasama dalam kegiatan eksperimen dan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok.
E. Materi Ajar 1. Kuat arus listrik pada rangkaian tertutup 2. Hukum Ohm
F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran : model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode pembelajaran : eksperimen, diskusi dan tanya jawab.
G. Sumber Belajar 1. Buku Terpadu Fisika SMA untuk kelas X 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
H. Alat dan Bahan 1. Multimeter 3. Resistor 2. Kabel 4. Sumber tegangan (batu baterai)
I. Kegiatan Pembelajaran Waktu: 3 x 45 menit
Jenis kegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
Pendahuluan 1. Memberikan salam pembuka. 2. Motivasi:
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi hukum Ohm.
3. Apersepsi: a. Pengertian arus listrik
1. Menjawab salam. 2. Motivasi:
Merespon dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
3. Apersepsi: a. Arus listrik yaitu gerakan atau aliran
10 menit
91
b. Pengertian kuat arus listrik c. Pengertian beda potensial listrik
muatan listrik yang terjadi pada bahan yang disebut konduktor.
b. Kuat arus listrik yaitu jumlah total muatan yang mengalir melalui suatu penampang per satuan waktu pada suatu titik.
c. Beda potensial listrik yaitu selisih potensial listrik antara dua terminal (ujung) rangkaian listrik.
Inti Eksplorasi dan elaborasi 4. Membagi siswa menjadi enam
kelompok asal, tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Membagi materi percobaan kepada setiap siswa dalam satu kelompok. Kelompok a Tiga siswa mendapatkan materi percobaan hukum Ohm dengan variasi nilai R dan V konstan. Kelompok b Tiga siswa lain mendapatkan materi percobaan hukum Ohm dengan variasi nilai V dan R konstan.
6. Membimbing siswa membentuk kelompok ahli, yaitu kelompok a berkumpul dengan kelompok a, dan kelompok b berkumpul dengan kelompok b.
7. Membagi LKS untuk kelompok a dan kelompok b.
a. Kelompok ahli a1, a2, a3 untuk LKS materi hukum Ohm dengan variasi nilai R dan V konstan.
b. Kelompok ahli b1, b2, b3 untuk LKS materi hukum Ohm dengan variasi nilai V dan R konstan.
8. Membimbing dan mengamati siswa dalam melakukan percobaan.
9. Membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil percobaan.
Eksplorasi dan elaborasi 4. Membentuk kelompok asal yang
terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Setiap siswa dalam satu kelompok asal mendapatkan materi percobaan hukum Ohm dengan variasi materi yang berbeda.
6. Siswa membentuk kelompok ahli. 7. Menerima dan mempelajari LKS
untuk persiapan percobaan. 8. Siswa kelompok a dan kelompok b
mulai melakukan percobaan. 9. Siswa berdiskusi dalam kelompok
ahli. a. Kelompok ahli a1, a2, a3
menghasilkan kesimpulan:
I1R
95 menit
I
R
92
10. Membimbing siswa kembali ke kelompok asal dan berdiskusi dalam kelompok asal.
11. Membimbing salah seorang siswa
dari salah satu kelompok asal untuk menyajikan hasil diskusi kelompok asal.
b. Kelompok ahli b1, b2, b3 menghasilkan kesimpulan: I V
10. Mendiskusikan kesimpulan keseluruhan kegiatan percobaan yang dilakukan oleh setiap ahli. Kesimpulan yang diperoleh yaitu: I V …………………. (1) I
R ………………….. (2)
Jadi, I V
R ………………….. (3)
Atau R V
I ..………………... (4)
11. Menyajikan hasil diskusi kelompok asal di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Penutup Konfirmasi 12. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan kegiatan percobaan. 13. Mengevaluasi siswa secara
individual melalui tes seputar indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
Konfirmasi 12. Menyimpulkan kegiatan percobaan.
13. Mengerjakan tes yang diberikan
guru.
10 menit
20
menit
J. Penilaian 1. Teknik penilaian
a. Aspek kognitif : tes tertulis b. Aspek psikomotorik : lembar observasi c. Keterampilan proses : lembar observasi
2. Bentuk instrumen a. Tes pilihan ganda dan essay b. LKS c. Lembar observasi
Semarang, Maret 2012 Peneliti
Rachmi Musta’adah NIM. 4201408015
I
V
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X/ 2 Pokok Bahasan : Listrik Dinamis Sub Pokok Bahasan : Hambatan Kawat Penghantar Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Tahun Ajaran : 2011/ 2012 A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
B. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif
a. Produk 1) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan kawat
penghantar. 2) Memahami hubungan antara panjang kawat (l) dengan nilai hambatan
kawat penghantar (R). 3) Memahami hubungan antara luas penampang kawat (A) dengan nilai
hambatan kawat penghantar (R). 4) Memahami hubungan antara hambatan jenis bahan kawat (ρ) dengan nilai
hambatan kawat penghantar (R). 5) Memahami pengaruh suhu terhadap nilai hambatan kawat penghantar (R). 6) Mengidentifikasi bahan-bahan konduktor dan isolator. b. Proses 1) Mengetahui hubungan antara l, A, ρ dengan nilai hambatan kawat
penghantar (R) melalui kegiatan eksperimen. 2. Psikomotorik
1) Melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara l, A, ρ dengan nilai hambatan kawat penghantar (R).
2) Memformulasikan besar hambatan kawat penghantar (R). 3. Afektif
2) Keterampilan sosial: mampu bekerjasama dan menyampaikan pendapat. D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
Lampiran 8
94
a. Produk 1) Siswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
hambatan kawat penghantar. 2) Siswa mampu memahami hubungan antara panjang kawat (l) dengan nilai
hambatan kawat penghantar (R). 3) Siswa mampu memahami hubungan antara luas penampang kawat (A)
dengan nilai hambatan kawat penghantar (R). 4) Siswa mampu memahami hubungan antara hambatan jenis bahan kawat
(ρ) dengan nilai hambatan kawat penghantar (R). 5) Siswa mampu memahami pengaruh suhu terhadap nilai hambatan kawat
penghantar (R). 6) Siswa mampu mengidentifikasi bahan-bahan konduktor dan isolator. b. Proses 1) Siswa mengetahui hubungan antara l, A, ρ dengan nilai hambatan pada
suatu kawat penghantar (R) melalui kegiatan eksperimen. 2. Psikomotorik
1) Siswa terampil melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara l, A, ρ dengan nilai hambatan pada suatu kawat penghantar (R).
2) Siswa terampil memformulasikan besar hambatan pada suatu kawat penghantar (R).
3. Afektif 1) Siswa menguasai aspek-aspek keterampilan proses yang meliputi aspek
mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
2) Siswa mampu bekerjasama dalam kegiatan eksperimen dan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok.
E. Materi Ajar 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu kawat penghantar. 2) Pengaruh suhu terhadap hambatan suatu kawat penghantar.
F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran : model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode pembelajaran : eksperimen, diskusi dan tanya jawab.
G. Sumber Belajar 1. Buku Terpadu Fisika SMA untuk kelas X 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
H. Alat-alat 1. Ohmmeter 2. Kawat berbagai variasi (panjang, luas permukaan, jenis bahan) 3. Kabel konektor
I. Kegiatan Pembelajaran Waktu: 3 x 45 menit
95
Jenis kegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
Pendahuluan 1. Memberikan salam pembuka. 2. Motivasi:
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi hambatan kawat penghantar.
3. Apersepsi: a. Bunyi hukum Ohm b. Formulasi hukum Ohm
1. Menjawab salam. 2. Motivasi:
Merespon dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
3. Apersepsi: a. ”Kuat arus yang mengalir pada
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya, dengan syarat suhunya konstan”.
b. Formulasinya: I V
R atau R V
I
10 menit
Inti Eksplorasi dan elaborasi 4. Membagi siswa menjadi enam
kelompok (disebut kelompok asal), tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Membagi materi percobaan kepada setiap siswa dalam satu kelompok. Kelompok a Dua siswa mendapatkan materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi jenis bahan kawat dengan l dan A konstan. Kelompok b Dua siswa mendapatkan materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi panjang kawat (l) dengan A dan jenis bahan kawat yang konstan. Kelompok c Dua siswa mendapatkan materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi luas penampang kawat (A) dengan panjang kawat (l) dan jenis bahan kawat yang konstan.
6. Membimbing siswa dalam membentuk kelompok ahli, yaitu kelompok a dengan kelompok a, kelompok b dengan kelompok b,
Eksplorasi dan elaborasi 4. Membentuk kelompok asal
dengan tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Setiap siswa dalam satu
kelompok asal mendapatkan materi percobaan hambatan kawat penghantar dengan variasi materi yang berbeda.
6. Siswa membentuk kelompok
ahli.
95 menit
96
dan kelompok c dengan kelompok c.
7. Membagi LKS kepada setiap siswa dalam kelompok a, kelompok b, dan kelompok c.
a. Siswa dalam kelompok ahli a1 dan a2 untuk LKS materi hambatan kawat penghantar variasi jenis bahan kawat dengan l dan A konstan.
b. Siswa dalam kelompok ahli b1 dan b2 untuk LKS materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi panjang kawat (l) dengan A dan jenis kawat yang konstan.
c. Siswa dalam kelompok ahli c1 dan c2 untuk LKS materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi luas penampang kawat (A) dengan panjang kawat (l) dan jenis bahan kawat yang konstan.
8. Membimbing dan mengamati siswa dalam melakukan percobaan.
9. Membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil percobaan.
7. Setiap siswa dalam kelompok
ahli menerima dan mempelajari LKS masing-masing untuk persiapan percobaan.
8. Siswa kelompok a, kelompok b,
dan kelompok c mulai melakukan percobaan.
9. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.
a. Kelompok ahli a1 dan a2 menghasilkan kesimpulan bahwa pada kawat penghantar yang memiliki panjang kawat (l) dan luas penampang kawat (A) konstan, ternyata: R ρ
b. Kelompok ahli b1 dan b2 menghasilkan kesimpulan bahwa pada kawat yang memiliki luas penampang kawat (A) dan jenis bahan kawat (ρ) yang konstan, ternyata: R l
c. Kelompok ahli c1 dan c2 menghasilkan kesimpulan bahwa pada kawat yang memiliki panjang kawat (l) dan jenis bahan kawat (ρ) yang konstan, ternyata:
97
10. Membimbing siswa kembali ke kelompok asal dan berdiskusi dalam kelompok asal.
11. Membimbing kelompok asal
untuk menyajikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
R1A
10. Mendiskusikan kesimpulan keseluruhan kegiatan percobaan yang dilakukan oleh setiap ahli. Kesimpulan yang diperoleh yaitu: R ρ …………………… (1) R l …………………… (2) R
A ………………….... (3)
Dari persamaan (1), (2) dan (3) maka:
R ρlA
11. Menyajikan hasil diskusi kelompok asal di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Penutup Konfirmasi 12. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan kegiatan percobaan.
13. Mengevaluasi siswa secara individual melalui tes seputar indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
Konfirmasi 12. Menyimpulkan kegiatan
percobaan.
13. Mengerjakan tes yang diberikan guru.
10
menit
20 menit
J. Penilaian
1. Teknik penilaian a. Aspek kognitif : tes tertulis b. Aspek psikomotorik : lembar observasi c. Keterampilan proses : lembar observasi
2. Bentuk instrumen a. Tes pilihan ganda dan essay b. LKS c. Lembar observasi
Semarang, Maret 2012 Peneliti
Rachmi Musta’adah NIM. 4201408015
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X/ 2 Pokok Bahasan : Listrik Dinamis Sub Pokok Bahasan : Rangkaian Hambatan Seri-Paralel Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Tahun Ajaran : 2011/ 2012 A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
B. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif
a. Produk 1) Memahami nilai kuat arus listrik pada rangkaian hambatan listrik seri dan
paralel. 2) Memahami nilai beda potensial listrik pada rangkaian hambatan listrik seri
dan paralel. 3) Memahami pemanfaatan rangkaian hambatan listrik seri dan paralel dalam
kehidupan sehari-hari. b. Proses 1) Mengetahui hubungan antara resistansi penyusun dan resistansi ekuivalen
pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel. 2) Memahami nilai I dan V pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel
melalui kegiatan eksperimen. 2. Psikomotorik
1) Melakukan percobaan untuk mengetahui nilai I dan V pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
2) Memformulasikan hubungan antara resistansi penyusun dan resistansi ekuivalen pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
menyimpulkan, dan mengomunikasikan. 2) Keterampilan sosial: mampu bekerjasama dan menyampaikan pendapat.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
a. Produk
Lampiran 9
99
1) Siswa mampu memahami nilai kuat arus listrik pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
2) Siswa mampu memahami nilai beda potensial listrik pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
3) Siswa mampu memahami pemanfaatan rangkaian hambatan listrik seri dan paralel dalam kehidupan sehari-hari.
b. Proses 1) Siswa mengetahui hubungan antara resistansi penyusun dan resistansi
ekuivalen pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel. 2) Siswa memahami nilai I dan V pada rangkaian hambatan listrik seri dan
paralel melalui kegiatan eksperimen. 2. Psikomotorik
1) Siswa terampil melakukan percobaan untuk mengetahui nilai I dan V pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
2) Siswa terampil memformulasikan hubungan antara resistansi penyusun dan resistansi ekuivalen pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
3. Afektif 1) Siswa menguasai aspek-aspek keterampilan proses yang meliputi aspek
mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
2) Siswa mampu bekerjasama dalam kegiatan eksperimen dan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok.
E. Materi Ajar 1. Rangkaian hambatan listrik seri 2. Rangkaian hambatan listrik paralel
F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran : model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode pembelajaran : eksperimen, diskusi dan tanya jawab.
G. Sumber Belajar 1. Buku Terpadu Fisika SMA untuk kelas X 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
H. Alat dan Bahan 1. Multimeter 3. Resistor 2. Kabel 4. Sumber tegangan (batu baterai)
I. Kegiatan Pembelajaran Waktu: 3 x 45 menit
Jenis kegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
Pendahuluan 1. Memberikan salam pembuka. 2. Motivasi:
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi rangkaian listrik.
1. Menjawab salam. 2. Motivasi:
Merespon dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
10 menit
100
3. Apersepsi: a. Hukum Ohm b. Hukum 1 Kirchoff
3. Apersepsi: a. ”Kuat arus yang mengalir pada
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya, dengan syarat suhunya konstan”.
IVR
b. “Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut”. ∑ I ∑ I
Inti Eksplorasi dan elaborasi 4. Membagi siswa menjadi enam
kelompok asal, tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Membagi materi percobaan kepada setiap siswa dalam satu kelompok. Kelompok a Tiga siswa mendapatkan materi percobaan rangkaian hambatan seri. Kelompok b Tiga siswa lain mendapatkan materi percobaan rangkaian hambatan paralel.
6. Membimbing siswa membentuk kelompok ahli, yaitu kelompok a berkumpul dengan kelompok a, dan kelompok b berkumpul dengan kelompok b.
7. Membagi LKS untuk setiap siswa dalam kelompok a dan b.
a. Siswa dalam kelompok ahli a1, a2, a3 untuk LKS materi rangkaian hambatan seri.
b. Siswa dalam kelompok ahli b1, b2, b3 untuk LKS materi rangkaian hambatan paralel.
8. Membimbing dan mengamati siswa dalam melakukan percobaan.
9. Membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil percobaan.
Eksplorasi dan elaborasi 4. Membentuk kelompok asal yang
terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Satu kelompok asal mendapatkan materi percobaan rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
6. Siswa membentuk kelompok ahli. 7. Setiap siswa menerima dan
mempelajari LKS untuk persiapan percobaan.
8. Siswa kelompok a dan kelompok b
mulai melakukan percobaan. 9. Siswa berdiskusi dalam kelompok
ahli. a. Kelompok ahli a1, a2, a3
menghasilkan kesimpulan:
95 menit
101
10. Membimbing siswa kembali ke
kelompok asal dan berdiskusi dalam kelompok asal.
11. Membimbing salah satu kelompok
asal untuk menyajikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
10. Mendiskusikan kesimpulan keseluruhan kegiatan percobaan yang dilakukan oleh setiap ahli. Kesimpulan yang diperoleh yaitu:
a. Rangkaian hambatan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan listrik. Rangkaian ekuivalennya yaitu: Rs = R1 + R2 + R3 + …
b. Rangkaian hambatan paralel berfungsi sebagai pembagi arus listrik. Rangkaian ekuivalennya yaitu: 1
R1
R1
R1
R …
11. Menyajikan hasil diskusi kelompok asal di depan kelas dan disertai dengan demonstrasi kegiatan eksperimen yang telah dilakukan, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Penutup Konfirmasi 12. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan kegiatan percobaan. 13. Mengevaluasi siswa secara
individual melalui tes seputar indikator pembelajaran.
Konfirmasi 12. Menyimpulkan kegiatan
percobaan. 13. Mengerjakan tes yang diberikan
guru.
10
menit
20 menit
J. Penilaian 1. Teknik penilaian
a. Aspek kognitif : tes tertulis b. Aspek psikomotorik : lembar observasi c. Keterampilan proses : lembar observasi
2. Bentuk instrumen a. Tes pilihan ganda dan essay b. LKS c. Lembar observasi
Semarang, Maret 2012
Rachmi Musta’adah NIM. 4201408015
102
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS I
(Kelompok Ahli A)
Tujuan : Menemukan hubungan antara hambatan ( R ), beda potensial ujung‐ujung kawat penghantar ( V ), dan kuat arus listrik ( I ) dalam rangkaian listrik sederhana. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan!
No. Kegiatan 1. Diketahui dua buah senter, A dan B.
Spesifikasi lampu dan batu baterai yang digunakan pada senter A dan senter B adalah sama. Apabila batu baterai yang terpasang pada senter A 4 buah dan batu baterai yang terpasang pada senter B 2 buah, menurut kalian senter manakah yang memiliki nyala yang lebih redup? Jawab : ……………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………....................................... Mengapa demikian? Jawab : ……………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….......................................
2. Catatlah alat‐alat yang ada di meja kalian!Jawab : ……………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….......................................
3. Percobaan 1 1) Siapkanlah alat‐alat yang dibutuhkan. 2) Ukurlah nilai sumber tegangan yang akan digunakan menggunakan
multimeter. 3) Susunlah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : ………………………… Anggota : ………………………….. Nilai : ………………………… ………………………….. Paraf guru : …………………………
A B
Lampiran 10
103
4) Ukurlah nilai kuat arus pada rangkaian tersebut. 5) Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 6) Ulangilah langkah percobaan di atas untuk nilai tegangan yang tetap dan
jumlah resistor (nilai hambatan) yang berbeda‐beda sampai diperoleh enam data.
7) Catat hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 8) Buatlah laporan secara berkelompok tentang percobaan yang telah dilakukan
yang mencakup: a. Tujuan b. Alat dan bahan c. Langkah kerja d. Data percobaan e. Analisis data dan pembahasan yang disertai grafik hubungan antar variabel
yang diukur f. Kesimpulan
# SELAMAT BEKERJA #
Gambar 1. Susunan alat
voltmeter
amperemeter
batu baterai
+‐
V
A
+
+
‐
‐
hambatan
104
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS I
(Kelompok Ahli B)
Tujuan : Menemukan hubungan antara hambatan ( R ), beda potensial ujung‐ujung kawat penghantar ( V ), dan kuat arus listrik ( I ) dalam rangkaian listrik sederhana. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan!
No. Kegiatan 1. Diketahui dua buah senter, A dan B.
Spesifikasi lampu dan batu baterai yang digunakan pada senter A dan senter B adalah sama. Apabila batu baterai yang terpasang pada senter A 4 buah dan batu baterai yang terpasang pada senter B 2 buah, menurut kalian senter manakah yang memiliki nyala yang lebih terang? Jawab : …………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….................................. Mengapa demikian? Jawab : ………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………..................................
2. Catatlah alat‐alat yang ada di meja kalian!Jawab : …………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….......................................
3. Percobaan 1 1) Siapkanlah alat‐alat yang dibutuhkan. 2) Ukurlah nilai hambatan yang akan digunakan menggunakan multimeter. 3) Susunlah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : ………………………… Anggota : ………………………….. Nilai : ………………………… ………………………….. Paraf guru : …………………………
A B
105
4) Ukurlah nilai tegangan dan kuat arus pada rangkaian tersebut. 5) Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 6) Ulangilah langkah percobaan di atas untuk nilai hambatan yang tetap dan
jumlah batu baterai yang berbeda‐beda sampai diperoleh enam data. 7) Catat kembali hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 8) Buatlah laporan secara berkelompok tentang percobaan yang telah dilakukan
yang mencakup: a. Tujuan b. Alat dan bahan c. Langkah kerja d. Data percobaan e. Analisis data dan pembahasan yang disertai grafik hubungan antar variabel
yang diukur f. Kesimpulan
# SELAMAT BEKERJA #
Gambar 1. Susunan alat
voltmeter
amperemeter
hambatan
batu baterai
+‐
V
A
+
+
‐
‐
106
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS II
(Kelompok Ahli A)
Tujuan : Mengetahui hubungan antara hambatan jenis bahan kawat dengan nilai hambatan kawat penghantar. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan! No. Kegiatan 1. Pada masa sekarang ini, listrik merupakan hal yang memiliki peranan yang
sangat penting untuk menunjang aktivitas manusia. Sebutkan penggunaan listrik di rumah kalian! Jawab : …………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………. Dalam pembahasan materi listrik dinamis, kita mengenal adanya hukum Ohm. Sebutkan bunyi hukum Ohm beserta rumusan matematisnya! Jawab : …………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perhatikan alat ‐ alat yang ada di meja kalian. Tuliskan alat ‐ alat tersebut!Jawab : ………………………………………………………………………………………………….... ………………………………………………………………………………………………………………..
3. Percobaan 1) Rangkailah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : …………………………
Anggota : ………………………….. Nilai : …………………………
………………………….. Paraf guru : …………………………
Ω
Gambar 1. Susunan alat
Ohmmeter
Hambatan
Lampiran 11
107
2) Ukurlah besarnya hambatan kawat tembaga, konstantan, nikelin, dan nikrom yang memiliki panjang 1 m dan diameter 0,3 mm.
3) Catatlah hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan
4) Analisislah data yang telah diperoleh! Jawab: ………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
5) Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
4. Dua kawat logam X dan Y memiliki panjang dan luas penampang kawat yang sama. Menurut kalian, apakah mungkin kawat X dan Y memiliki hambatan kawat yang sama? Jelaskan! Jawab: ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………
æSELAMAT MENGERJAKANæ
108
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS II
(Kelompok Ahli B)
Tujuan : Mengetahui hubungan antara panjang kawat dengan nilai hambatan kawat penghantar. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan! No. Kegiatan 1. Pada masa sekarang ini, listrik merupakan hal yang memiliki peranan yang
sangat penting untuk menunjang aktivitas manusia. Sebutkan penggunaan listrik di rumah kalian! Jawab : …………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………. Dalam pembahasan materi listrik dinamis, kita mengenal adanya hukum Ohm. Sebutkan bunyi hukum Ohm beserta rumusan matematisnya! Jawab : ………………………………………………………………………………………………….... ………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perhatikan alat‐alat yang ada di meja kalian. Tuliskan alat‐alat tersebut!Jawab : ………………………………………………………………………………………………….... ………………………………………………………………………………………………………………..
3. Percobaan 1) Rangkailah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
2) Ukurlah besarnya hambatan kawat konstantan yang memiliki diameter
0,35 mm, dengan panjang 0,5 m; 1,0 m; 1,5 m; 2,0 m; 2,5 m; 3,0 m.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : …………………………
Anggota : ………………………….. Nilai : …………………………
………………………….. Paraf guru : …………………………
Ω
Gambar 1. Susunan alat
Ohmmeter
Hambatan
109
3) Catatlah hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan 4) Analisislah data yang telah diperoleh!
5) Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
4. Menurut kalian, bagaimanakah hambatan seutas kawat X ketika panjangnya dijadikan dua kali semula? Jelaskan! Jawab : ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………..
æSELAMAT MENGERJAKANæ
110
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS II
(Kelompok Ahli C)
Tujuan : Mengetahui hubungan antara luas penampang kawat dengan nilai hambatan kawat penghantar. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan! No. Kegiatan 1. Pada masa sekarang ini, listrik merupakan hal yang memiliki peranan yang
sangat penting untuk menunjang aktivitas manusia. Sebutkan penggunaan listrik di rumah kalian! Jawab : …………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………. Dalam pembahasan materi listrik dinamis, kita mengenal adanya hukum Ohm. Sebutkan bunyi hukum Ohm beserta rumusan matematisnya! Jawab : …………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perhatikan alat‐alat yang ada di meja kalian. Tuliskan alat‐alat tersebut!Jawab : ………………………………………………………………………………………………….... ………………………………………………………………………………………………………………..
3. Percobaan 1) Rangkailah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : …………………………
Anggota : ………………………….. Nilai : …………………………
………………………….. Paraf guru : …………………………
Ω
Gambar 1. Susunan alat
Ohmmeter
Hambatan
111
2) Ukurlah besarnya hambatan kawat konstantan yang memiliki panjang 1,0 m dengan diameter yang berbeda‐beda.
3) Catatlah hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan
4) Analisislah data yang telah diperoleh! Jawab: ………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
5) Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
4. Menurut kalian, bagaimanakah hambatan seutas kawat X ketika diameternya dijadikan dua kali semula? Jelaskan! Jawab: ……………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
æSELAMAT MENGERJAKANæ
112
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS III
(Kelompok Ahli A)
Tujuan: 1. Mengetahui nilai kuat arus listrik pada rangkaian hambatan seri. 2. Mengetahui nilai beda potensial listrik pada rangkaian hambatan seri. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan!
No. Kegiatan
1. Bagaimana bunyi hukum Ohm? Tuliskan rumusan matematisnya!
1) Siapkanlah alat‐alat yang dibutuhkan, kemudian susunlah alat seperti Gambar
1 berikut ini.
2) Ukurlah nilai tegangan dan kuat arus listrik pada rangkaian tersebut (Itot, I1, I2,
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : …………………………
Anggota : ………………………….. Nilai : …………………………
………………………….. Paraf guru : …………………………
+ ‐
Gambar 1. Rangkaian hambatan seri
V V V
Itot
I1 I2 I3
Vtot
V1 V2 V3
R1 R2 R3
Lampiran 12
113
I3 dan Vtot, V1, V2, V3) sampai diperoleh minimal tiga data.
3) Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan.
4) Buatlah laporan secara berkelompok tentang percobaan yang telah dilakukan
yang mencakup:
a. Tujuan
b. Alat dan bahan
c. Langkah kerja
d. Data percobaan
e. Analisis data dan pembahasan
f. Kesimpulan
æSELAMAT MENGERJAKANæ
114
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS III
(Kelompok Ahli B)
Tujuan: 1. Mengetahui nilai kuat arus listrik pada rangkaian hambatan paralel. 2. Mengetahui nilai beda potensial listrik pada rangkaian hambatan paralel. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan!
No. Kegiatan 1. Bagaimana bunyi hukum Ohm? Tuliskan rumusan matematisnya!
Jawab: …………………………………..……………………………………………………………………..........Tuliskan bunyi hukum I Kirchhoff! Jawab: …………………………………………….………………………………………………………………..
2. Catatlah alat‐alat yang ada di meja kalian!Jawab: ………………………………………………………………………………………………………………
3. Percobaan 1) Siapkanlah alat‐alat yang dibutuhkan, kemudian susunlah alat seperti Gambar
1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : ………………………… Anggota : ………………………….. Nilai : ………………………… ………………………….. Paraf guru : …………………………
Gambar 1. Rangkaian hambatan paralel
A
+ ‐
A
A
A
Vtot
Itot
V1
V2
V3
I1
I2
I3 V
V
V
115
2) Ukurlah nilai tegangan dan kuat arus listrik pada rangkaian tersebut (Itot, I1, I2, I3 dan Vtot, V1, V2, V3) sampai diperoleh minimal tiga data.
3) Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 4) Buatlah laporan secara berkelompok tentang percobaan yang telah dilakukan
yang mencakup: a. Tujuan b. Alat c. Langkah kerja d. Data percobaan e. Analisis data dan pembahasan f. Kesimpulan
æSELAMAT MENGERJAKANæ
116
KISI-KISI SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
SIKLUS I (HUKUM OHM)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Listrik Dinamis (Hukum Ohm)
Jumlah Soal : 25 butir
Alokasi Waktu : 40 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
I. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. II. Kompetensi Dasar
Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop). III. Indikator
No. Indikator Aspek
Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Melakukan percobaan sederhana untuk menemukan hubungan antara V, I, dan R
1, 3 13 14, 15 - - 16 6
Lampiran 13
117
pada sebuah rangkaian tertutup. 2. Menggambar grafik hubungan antara I dan V. 7, 11 - 9 17, 19 - - 5 3. Mendefinisikan hukum Ohm. 12 2, 8, 20,
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I (HUKUM OHM)
SOAL JAWABAN ASPEK (C1, C2, C3, C4, C5, C6)
NO. SOAL
1. Amperemeter 2. Voltmeter 3. Ohmmeter 4. Galvanometer Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik adalah …… a. 1 dan 2 c. 3 dan 4 b. 2 dan 3 d. 1 dan 4
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yaitu: 1. Amperemeter 2. Galvanometer, dapat digunakan sebagai
ammeter dengan cara memasang galvanometer secara paralel dengan suatu hambatan R.
Jawaban: D
C1 1
Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini: 1. Arus listrik mengalir dari titik yang berpotensial
listrik rendah ke titik yang berpotensial listrik tinggi.
2. Pada rangkaian tertutup, arus listrik mengalir dari kutub positif baterai ke kutub negatif baterai.
3. Arus listrik terjadi karena adanya beda potensial antara dua titik. Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh ……
a. 1, 2 dan 3 c. 1 dan 3 b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
Pernyataan-pernyataan yang benar yaitu: 1. Arus listrik mengalir dari titik yang
berpotensial listrik tinggi ke titik yang berpotensial listrik rendah.
2. Pada rangkaian tertutup, arus listrik mengalir dari kutub positif baterai ke kutub negatif baterai.
3. Arus listrik terjadi karena adanya beda potensial antara dua titik.
Jawaban: D
C2 2
Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada rangkaian listrik tertutup adalah …… a. Amperemeter dipasang secara paralel dan
Pada rangkaian listrik, amperemeter dipasang secara seri dengan hambatan dan voltmeter dipasang secara paralel dengan hambatan yang
C1 3
119
voltmeter dipasang secara seri dengan komponen listrik yang akan di ukur.
b. Amperemeter dipasang secara seri dan voltmeter dipasang secara paralel dengan komponen listrik yang akan diukur.
c. Amperemeter dan voltmeter dapat dipasang secara seri dengan komponen listrik yang akan diukur.
d. Amperemeter dan voltmeter dapat dipasang secara paralel dengan komponen listrik yang akan diukur.
akan diukur, misalnya lampu, resistor, dan lain-lain. Jawaban: B
Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …… a. Nilai kuat arus listrik pada suatu penghantar
berbanding terbalik dengan beda potensial listrik antara ujung-ujung penghantar.
b. Kuat arus listrik dapat diukur dengan amperemeter.
c. Arus listrik akan mengalir pada suatu rangkaian tertutup jika terdapat beda potensial listrik antara dua titik.
d. Nilai kuat arus listrik pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial listrik antara ujung-ujung penghantar.
Pada suatu penghantar yang memiliki hambatan sebesar R dan dialiri arus listrik sebesar I, ternyata menghasilkan beda potensial V antara ujung-ujung penghantar yang nilainya berbanding lurus dengan kuat arus listrik. Jawaban: A
C1 4
Dalam suatu penghantar yang memiliki hambatan R dan dialiri arus listrik sebesar I, ternyata menghasilkan beda potensial V antara ujung-ujung penghantarnya. Secara matematis, hubungan antara I, V dan R pada kasus tersebut adalah …… a. V = I/R c. R = I/V
Hubungan ketiga variabel tersebut sebagaimana terangkum dalam hukum Ohm adalah V = IR Jawaban: B
C1 5
120
b. V = IR d. I = V.R Perhatikan gambar di bawah ini! Arus yang diberikan pada penghantar berhambatan R adalah I. Ternyata beda potensial antara ujung A dan ujung B sebesar V. Jika arus yang diberikan pada penghantar tersebut 2I, maka yang akan terjadi adalah …… a. Nilai hambatannya menjadi (1/2) R b. Beda potensial A-B menjadi (1/2) V c. Nilai hambatannya tetap R d. Beda potensial A-B tetap V
Pada kasus tersebut, ketika arus listrik yang diberikan pada penghantar sebesar 2I maka yang akan terjadi adalah: 1. Beda potensial A-B menjadi 2V 2. Nilai hambatannya tetap Jawaban: C
C2 6
Di bawah ini grafik yang menyatakan hubungan antara kuat arus listrik (I) dan beda potensial listrik (V) sesuai hukum Ohm adalah … a. c. b. d.
Nilai kuat arus listrik dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan nilai beda potensial antara kedua ujungnya. Grafik yang menyatakan kesebandingan dua variabel ditunjukkan oleh Jawaban: B
C1 7
V
I V
I
V
I
V
I
V
I
A B I I
121
Ketika nilai beda potensial listrik dalam suatu rangkaian tertutup diperkecil, sesuai hukum Ohm maka …… a. Kuat arus listriknya akan semakin kecil b. Hambatan listriknya akan semakin besar c. Kuat arus listriknya akan semakin besar d. Kuat arus listriknya bernilai tetap
Dalam suatu rangkaian listrik, hukum Ohm menjelaskan bahwa nilai kuat arus listrik berbanding lurus dengan beda potensial listriknya dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan listriknya. Jadi, ketika nilai beda potensial listrik dalam suatu rangkaian tertutup diperkecil, sesuai hukum Ohm maka kuat arus listriknya akan semakin kecil pula. Jawaban: A
C2 8
Dari hasil suatu percobaan hukum Ohm diperoleh grafik hubungan antara V dan I seperti gambar di atas. Nilai hambatan yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah …… a. 0,5 ohm c. 2,0 ohm b. 1,0 ohm d. 4,5 ohm
Diketahui: V1=1,0 volt; V2= 2,0 volt; V3= 3,0 volt I1= 0,5 A; I2= 1,0 A; I3= 1,5 A Ditanyakan: R = ……? Jawab: R1 = R2 = R3 R = V/I
, ,
2,0 ,
, 2,0
,
, 2,0
R1 = R2 = R3 = 2,0 ohm Jawaban: C
C3 9
Pada suatu percobaan hukum Ohm dengan variasi beda potensial V dan hambatan listrik R konstan, diperoleh nilai kuat arus listrik I tertentu. Jika nilai
Sesuai hukum Ohm, ketika R konstan maka nilai I berbanding lurus dengan V. Jadi, kuat arus listrik yang paling kecil dihasilkan ketika beda
C4 10
I (ampere)
V (volt)
3,02,01,0
0,5 1,0 1,5
122
hambatan yang digunakan pada percobaan 15 ohm dengan variasi V yang digunakan 3,0 volt; 4,5 volt; 6,0 volt; dan 7,5 volt; maka nilai beda potensial listrik V yang menghasilkan kuat arus listrik I paling kecil adalah …… a. 3,0 volt c. 6,0 volt b. 4,5 volt d. 7,5 volt
potensialnya paling kecil, yaitu 3 volt. Nilai I yang dihasilkan yaitu: I = V/R I = 3 volt/ 15 ohm I = (1/5) A Jawaban: A
Perhatikan grafik di bawah ini! Berdasarkan hukum Ohm, hubungan antara V dan I digambarkan melalui grafik di atas. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa …… a. Pada hambatan R tetap, nilai beda potensial V
sebanding dengan nilai kuat arus listrik I. b. Pada hambatan R tetap, nilai beda potensial V
berbanding terbalik dengan nilai kuat arus listrik I.
c. Pada hambatan R tetap, nilai beda potensial V selalu sama dengan nilai kuat arus listrik I.
d. Pada hambatan R tetap, beda potensial V dan kuat arus listrik I bernilai nol.
Pada hambatan R tetap, nilai beda potensial V sebanding dengan nilai kuat arus listrik I. Jawaban: A
C1 11
Konduktor listrik dapat berupa logam, gas, maupun larutan. Sedangkan pembawa muatannya sendiri
Konduktor bisa berupa logam, gas, atau larutan, sedangkan pembawa muatannya sendiri
C1 12
V
I
R
123
tergantung pada jenis konduktor listrik tersebut. Pembawa muatan pada larutan adalah …… a. Elektron-elektron b. Ion positif dan elektron c. Ion positif dan ion positif d. Ion positif dan ion negative
tergantung pada jenis konduktor, yaitu pada: • logam, pembawa muatannya adalah elektron-
elektron, • gas, pembawa muatannya adalah ion positif
dan elektron, • larutan, pembawa muatannya adalah ion
positif dan ion negatif. Jawaban: B
Ketika kita akan mengukur nilai kuat arus listrik yang mengalir melalui bola lampu pijar menggunakan amperemeter, maka amperemeter dan bola lampu pijar harus disusun sesuai gambar …… a. c. b. d.
Untuk mengukur kuat arus listrik yang melalui suatu hambatan, maka amperemeter harus dipasang secara seri dengan hambatan tersebut. Jawaban: A
C2 13
Seorang anak melakukan pengukuran terhadap kuat arus listrik menggunakan amperemeter. Skala yang
C3 14
+
‐ A
+
‐ A
+
‐ A
+
‐ A
124
ditunjukkan amperemeter 5, batas ukur yang digunakan 100 A, skala maksimum pada amperemeter 10. Maka nilai kuat arus listrik yang terukur adalah …… a. 200 A c. 50 A b. 20 A d. 0,5 A
510 100 50
Jawaban: C
Perhatikan gambar berikut ini. Jika nilai skala yang ditunjuk jarum adalah 2,5, berapakah hasil pengukuran tersebut? a. 4,00 A c. 1,00 A b. 6,25 A d. 2,25 A
2,55 2 1
Jawaban: C
C3 15
Suatu rangkaian sederhana terdiri dari lampu, batu baterai, kabel, dan resistor. Agar nyala lampu semakin terang, yang dapat kita lakukan adalah …… a. Menambah jumlah resistor b. Menambah jumlah batu baterai c. Menambah jumlah lampu d. Memperpanjang kabel yang digunakan
Terang atau redupnya nyala lampu merupakan indikator besar kecilnya kuat arus listrik yang melewati lampu tersebut. Jika kita menginginkan nyala lampu yang lebih terang, berarti kita harus meningkatkan nilai kuat arus pada rangkaian tersebut. Sesuai dengan hukum Ohm, nilai kuat arus dalam suatu rangkaian listrik berbanding lurus dengan nilai beda potensialnya. Batu baterai dalam hal ini berperan sebagai sumber tegangan. Semakin banyak jumlah batu baterai yang
C6 16
0 1 2 3 4 5
2 A
0
10 A
125
digunakan pada suatu rangkaian, maka semakin besar nilai beda potensial pada rangkaian tersebut.Jadi, agar nyala lampu semakin terang yang dapat kita lakukan adalah menambah jumlah batu baterai. Jawaban: B
Perhatikan grafik di bawah ini! Sesuai hukum Ohm, hubungan antara V dan I dapat ditunjukkan oleh grafik di atas. Berdasarkan grafik tersebut, maka urutan nilai hambatan R yang digunakan mulai dari yang terkecil sampai terbesar yaitu …… a. E – D – C c. B – C – D b. E – C – A d. C – B – A
Pada grafik hubungan V-I, ketika grafik semakin mendekati sumbu horizontal (I) maka nilai R yang digunakan semakin kecil. Sebaliknya, ketika grafik semakin mendekati sumbu vertical (V) maka nilai R yang digunakan semakin besar. Jawaban: C
C4 17
Apa yang akan terjadi pada kuat arus listrik dalam sebuah bola lampu senter jika lampu tersebut diganti dengan lampu yang memiliki hambatan listrik lebih rendah? a. Kuat arus listriknya menjadi lebih kecil dan
nyala lampu semakin redup.
Sesuai hukum Ohm, kuat arus listrik berbanding terbalik dengan nilai hambatannya. Jadi, ketika nilai hambatannya lebih rendah, maka kuat arusnya menjadi semakin besar. Nyala lampu merupakan indikator besar kecilnya kuat arus listrik. Jika kuat arus listrik besar, maka nyala
C6 18
V
I
AB
C
D
E
126
b. Kuat arus listriknya menjadi lebih besar dan nyala lampu semakin redup..
c. Kuat arus listriknya menjadi lebih kecil dan nyala lampu semakin terang.
d. Kuat arus listriknya menjadi lebih besar dan nyala lampu semakin terang.
lampu akan terang. Jika kuat arus listrik kecil, maka nyala lampu akan redup. Jawaban: D
Sesuai hukum Ohm, grafik I-V yang menggunakan nilai hambatan terkecil adalah …… a. b. c.
a. R = V/I R = (2,0 volt) / (0,5 ampere) = 4 ohm
b. R = V/I R = (1,8 volt) / (0,3 ampere) = 6 ohm
c. R = V/I R = (1,5 volt) / (0,5 ampere) = 3 ohm
d. R = V/I R = (2,0 volt) / (0,2 ampere) = 10 ohm
Jadi, yang menggunakan nilai hambatan terkecil yaitu pada grafik C.
Jawaban: C
C4 19
I (ampere)
V(volt)
0,5
1,5
I (ampere)
V(volt)
0,5
2,0 I (ampere)
V(volt)
0,3
1,8
127
d. Pada sebuah bola lampu terdapat tulisan 110 V/ 1,5A. Hal ini berarti bahwa lampu akan bekerja secara optimal apabila dipasang pada tegangan …… a. Pada tegangan berapapun lampu akan bekerja
secara optimal b. Kurang dari 110 V c. Lebih dari 110 V d. Sama dengan 110 V
Lampu yang bertuliskan 110V/1,5A berarti bahwa lampu tersebut akan bekerja secara optimal apabila lampu dipasang pada tegangan 110 V dan arus listrik yang mengalir sebesar 1,5A. Jawaban: D
C2 20
Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini! Besarnya kuat arus listrik pada rangkaian tersebut adalah …… a. 50 A c. 500 mA b. 50 mA d. 500 A
Diketahui: R = 100 ohm; V = 5 volt Ditanyakan: I = ……? Jawab: I = V/R I = 5 volt/ 100 ohm I = 0,05 A = 50 mA Jawaban: B
C3 21
+ ‐
5 volt
100 ohm
I = ?
I (ampere)
V(volt)
0,2
2,0
128
10 kΩ setara dengan …… a. 10 (volt.ampere) c. 10 x 103 (volt.ampere) b. 10 (volt/ampere) d. 10 x 103 (volt/ampere)
10 kΩ = 103 Ω = 103 (volt/ampere) Jawaban: D
C2 22
Dalam suatu rangkaian listrik, mengalir muatan listrik sejumlah satu coulomb melalui suatu luasan penampang lintang setiap sekonnya. Aliran muatan listrik inilah yang disebut dengan …… a. Beda potensial listrik b. Hambatan listrik c. Kuat arus listrik d. Daya listrik
Jumlah total muatan yang mengalir melalui suatu penampang persatuan waktu disebut dengan kuat arus listrik. Jawaban: C
C2 23
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini! 1. Muatan listrik yang mengalir melalui
penghantar semakin besar. 2. Arus listrik yang mengalir melalui penghantar
semakin besar. 3. Hambatan jenis penghantar semakin besar. Jika beda potensial antara ujung-ujung penghantar semakin besar, maka pernyataan yang benar adalah …… a. 1, 2, 3 c. 1 dan 3 b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
Jika beda potensial antara ujung penghantar semakin besar, maka jumlah muatan listrik yang mengalir pada penghantar tersebut akan semakin besar pula. Karena arus listrik merupakan aliran muatan listrik, maka ketika jumlah muatan listrik yang mengalir semakin besar, hal tersebut sama artinya dengan arus listrik yang mengalir melalui penghantar semakin besar. Namun, tidak demikian dengan hambatan jenis penghantar. Selama jenis bahan penghantar yang digunakan tetap, maka hambatan jenis penghantar juga tetap. Jawaban: B
C2 24
Dalam suatu rangkaian listrik, tiap menitnya mengalir muatan listrik sejumlah 1 coulomb. Berarti, arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah …… a. 1/60 A c. 60 A b. 1,0 A d. 3,6 kA
Diketahui: t = 1menit = 60 s ; Q = 1 C Ditanyakan: I = ……? Jawab: I = Q/t = (1/60) A Jawaban: A
C3 25
129
KISI-KISI SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
SIKLUS II (HAMBATAN KAWAT PENGHANTAR)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Listrik Dinamis (Hambatan Kawat Penghantar)
Jumlah Soal : 15 butir
Alokasi Waktu : 25 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
I. Standar Kompetensi Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
II. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
III. Indikator
No. Indikator Aspek
Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui hubungan antara hambatan kawat penghantar (R) dengan panjang kawat (l), luas
- - - - - 9 1
Lampiran 14
130
penampang kawat (A), dan hambatan jenis bahan kawat (ρ).
2. Memformulasikan besar hambatan kawat penghantar (R).
1 5 - 7; 12 - - 4
3. Mengidentifikasi bahan-bahan konduktor berdasarkan sifat resistif bahan.
- 6 - 10; 11 - - 3
4. Mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap hambatan kawat penghantar.
- - - 14; 15 - - 2
5. Mengaplikasikan konsep hambatan kawat penghantar dalam kehidupan sehari-hari.
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II (HAMBATAN KAWAT PENGHANTAR)
SOAL JAWABAN ASPEK (C1, C2, C3, C4, C5, C6)
NO. SOAL
1. Panjang kawat 2. Luas penampang kawat 3. Beda potensial kawat 4. Hambatan jenis kawat 5. Suhu Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan kawat penghantar adalah …… a. 1, 2, 3, 4 c. 1, 3, 4, 5 b. 2, 3, 4, 5 d. 1, 2, 4, 5
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan kawat penghantar adalah: 1. Panjang kawat 2. Luas penampang kawat 3. Hambatan jenis kawat 4. Suhu Jawaban: D
C1 1
Terdapat dua buah penghantar sejenis, P dan Q. Jika panjang penghantar P adalah dua kali panjang penghantar Q dan luas penampang penghantar P adalah setengah kali luas penampang penghantar Q, maka perbandingan hambatan P dan hammbatan Q adalah …… a. 1 : 4 c. 4 : 1 b. 1 : 2 d. 2 : 1
Diketahui: ρP = ρQ ; lP = 2lQ ; AP = (1/2)AQ Ditanya: RP : RQ = ……? Jawab:
21 2⁄
2
1 2⁄ 41
Jadi, RP : RQ = 4 : 1 Jawaban: C
C4 2
Sebuah kawat penghantar memiliki luas penampang 0,25 mm2. Jika hambatan dan hambatan jenisnya masing-masing adalah 10 Ω dan 0,5 x 10-6 Ωm, maka panjang kawat tersebut adalah ……
Diketahui: A = 0,25 mm2 = 0,25 x 10-6 m2 R = 10 Ω = 0,5 x 10-6 Ωm Ditanyakan: l = ……?
C3 3
132
a. 5 mm c. 5 m b. 20 mm d. 20 m
Jawab:
,,
5 Jawaban: C
Sebuah kawat penghantar memiliki panjang 8 m dan berdiameter 2 mm. Jika hambatan jenis kawat 0,314x10-6 Ωm, maka nilai hambatan kawat tersebut adalah …… a. 0,2 ohm c. 0,12 ohm b. 0,8 ohm d. 0,49 ohm
Diketahui: d = 2 mm = 2 x 10-3 m l = 8 m = 0,314 x 10-6 Ωm Ditanyakan: R = ……? Jawab:
14
0,314 10 Ω ,
0,8 Ω Jawaban: B
C3 4
Faktor yang mempengaruhi nilai hambatan suatu kawat: 1. Panjang kawat 2. Hambatan jenis bahan kawat 3. Luas penampang kawat Nilai hambatan kawat penghantar semakin besar jika …… a. 1, 2 dan 3 diperbesar b. 1, 2 dan 3 diperkecil c. 1 dan 2 diperbesar, 3 diperkecil
Nilai hambatan suatu kawat penghantar akan semakin besar apabila: 1. Kawat penghantar yang digunakan
semakin panjang. 2. Bahan untuk kawat penghantar memiliki
hambatan jenis yang lebih besar. 3. Luas penampang kawat penghantar yang
digunakan semakin kecil.
C2 5
133
d. 1 dan 3 diperbesar, 2 diperkecil Jawaban: C Tembaga merupakan konduktor listrik yang baik. Hal ini berarti bahwa kawat tembaga …… a. Memiliki nilai hambatan jenis yang sangat kecil b. Memiliki nilai hambatan jenis yang sangat besar c. Tidak memiliki hambatan jenis d. Hambatan jenisnya tidak terbatas
Ketika suatu bahan memiliki hambatan jenis yang kecil, maka arus listrik akan semakin mudah melewati bahan tersebut. Semakin besar kuat arus listrik yang melewati suatu bahan, maka kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan listrik akan semakin besar/ mudah. Bahan yang mudah menghantarkan arus listrik disebut konduktor. Karena tembaga merupakan konduktor listrik yang baik, hal ini berarti bahwa kawat tembaga memiliki nilai hambatan jenis yang sangat kecil. Jawaban: A
C2 6
Perhatikan tiga penampang kawat nikelin yang memiliki luas penampang A, 2A, dan 3A berikut ini! Urutan kawat nikelin yang memiliki hambatan listrik
Ketiga kawat tersebut berbahan sama yaitu nikelin, sehingga nilai hambatan jenisnya pun sama. Ketiga kawat tersebut juga memiliki panjang yang sama yaitu l. Dengan demikian, hambatan pada kawat tersebut hanya dipengaruhi oleh luas penampang kawatnya saja. Semakin besar nilai luas permukaan suatu kawat, maka nilai hambatannya semakin kecil. Sedangkan semakin kecil luas permukaan kawatnya, maka nilai hambatannya semakin besar. Jadi, urutan kawat nikelin yang memiliki hambatan listrik mulai dari yang paling besar sampai paling kecil = urutan kawat nikelin
C4 7
Kawat 1 Kawat 2 Kawat 3
l l l
A 2A 3A
mulai dari yang…… a. Kawat 1, kab. Kawat 3, kac. Kawat 2, kad. Kawat 2, kaPerhatikan gam
Kawat penghanbertegangan tinbesar. Hal ini ba. Memperbeb. Memperkec. Memperbe
ntar yang digunnggi milik PLN bertujuan untuk esar hambatan kecil hambatan kesar beda potensdengan rumah-ruecil beda potensdengan rumah-rumbar di bawah in
ampai paling ke
ni!
akan pada kawamemiliki diame……
kawat penghantaawat penghantasial antara sumbumah warga
sial antara suumumah warga ni!
ecil adalah yanyanyai Jaw
at-kawat eter yang
ar ar ber
mber
Jartidapenberpankawbespenpen Jaw
Ranmecarkua
ng memiliki luang paling besar itu kawat 1, kaw
waban: A
rak antara PLN dak semuanya denghantar yang drtegangan tingginjang. Karena pwat penghantar sar. Untuk memnghantar tersebunampang kawat
waban: B
ngkaian di atas engukur nilai hhra mengetahui bat arus listrik ya
s permukaan musampai yang pa
wat 2, dan kawat
dan rumah-rumaekat. Maka dari digunakan pada ki milik PLN sananjang, maka hakawat tersebut s
mperkecil hambaut, maka ukurantersebut dibuat
dapat digunakanhambatan kawat,beda potensial lisang melewati ka
ulai dari aling kecil, t 3.
ah warga itu, kawat kawat-kawat
ngatlah ambatan sangatlah
atan kawat n diameter
besar.
n untuk , dengan strik dan
awat. Namun
C5
C6
134
8
9
135
Bagaimana pendapat kalian tentang rangkaian di atas? a. Rangkaian di atas sudah tepat untuk mengetahui
hambatan kawat nikrom. b. Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada
rangkaian tersebut sudah tepat. c. Penggunaan sumber tegangan belum tepat. d. Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada
rangkaian tersebut belum tepat.
pada rangkaian tersebut terdapat beberapa hal yang keliru, yaitu pemasangan dari amperemeter dan voltmeter yang kurang tepat. Amperemeter seharusnya dipasang secara seri dengan kawat nikrom, sedangkan voltmeter seharusnya dipasang secara paralel dengan kawat nikrom. Jawaban: D
Tembaga merupakan bahan konduktor listrik, sedangkan plastik adalah bahan isolator listrik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa …… a. Hambatan jenis tembaga = hambatan jenis plastik. b. Hambatan jenis tembaga > hambatan jenis plastik. c. Hambatan jenis tembaga < hambatan jenis plastik. d. Tembaga tidak memiliki hambatan jenis,
sedangkan plastik memiliki hambatan jenis yang sangat besar.
Bahan konduktor listrik memiliki hambatan jenis yang sangat kecil, sedangkan bahan isolator listrik memiliki hambatan jenis yang besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hambatan jenis tembaga < hambatan jenis plastik. Jawaban: C
C4 10
Perhatikan tabel di bawah ini!
Nama Bahan Hambatan Jenis (Ωm) K 7,5 x 1017 L 6,4 x 102
Bahan yang paling mudah menghantarkan arus listrik adalah bahan yang memiliki hambatan jenis yang paling kecil. Maka, urutan bahan mulai dari yang paling mudah menghantarkan arus listrik sampai yang
C4 11
V
A
+ ‐
Kawat nikrom
136
M 1,72 x 10-8
N 1,59 x 10-8
Urutan bahan mulai dari yang paling mudah menghantarkan arus listrik sampai yang paling sukar menghantarkan arus listrik adalah …… a. K, L, M, N c. N, M, L, K b. L, N, M, K d. L, M, N, K
paling sukar menghantarkan arus listrik adalah N, M, L, K. Jawaban: C
Suatu penghantar X memiliki hambatan R, panjang penghantar l, luas penampang A, dan hambatan jenis ρ. Agar hambatan kawat tersebut menjadi ½ R, yang harus dilakukan adalah …… a. Luas penampangnya dijadikan ½ kali semula. b. Panjang penghantarnya dijadikan 2 kali semula. c. Luas penampang dijadikan 2 kali semula, panjang
kawat dijadikan 4 kali semula. d. Luas penampang dijadikan 4 kali semula, panjang
kawat dijadikan 2 kali semula.
Nilai hambatan suatu kawat penghantar dapat diketahui dengan persamaan:
Agar hambatannya menjadi ½ R, maka:
24
42 2
R1 = 2 R2 atau R2 = ½ R1 Jawaban: D
C4 12
Terdapat dua buah kawat penghantar X. Kawat A memiliki diameter 0,25 mm dan kawat B memiliki diameter 0,5 mm. Jika panjang kedua kawat sama, maka …… a. Kawat A akan lebih mudah menghantarkan arus
listrik daripada kawat B. b. Kawat A akan lebih sukar menghantarkan arus
listrik daripada kawat B. c. Hambatan kawat A lebih besar daripada hambatan
Pada kasus tersebut kedua kawat terbuat dari bahan X, maka hambatan jenis kawatnya sama. Diameter kawat pertama < diameter kawat ke dua, maka hambatan kawat pertama akan lebih kecil daripada hambatan kawat ke dua. Karena hambatannya lebih kecil, maka kawat pertama akan lebih mudah menghantarkan arus listrik daripada kawat ke dua.
C4 13
137
kawat B. d. Hambatan jenis kawat A lebih besar daripada
hambatan jenis kawat B.
Jawaban: A
Dua buah kawat identik dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu. Kawat pertama dipanaskan hingga suhu 600C dan kawat ke dua dipanaskan hingga suhu 800C. bagaimana hambatan kedua kawat tersebut? a. Hambatan kedua kawat sama. b. Hambatan kawat pertama lebih besar daripada
hambatan kawat ke dua. c. Hambatan kawat ke dua lebih besar daripada
hambatan kawat pertama. d. Hambatan kedua kawat tidak dipengaruhi suhu.
Hambatan suatu kawat akan naik apabila suhu kawat bertambah. Suhu kawat ke dua > suhu kawat pertama, sehingga hambatan kawat ke dua lebih besar daripada hambatan kawat pertama. Jawaban: C
C4 14
Empat buah kawat tembaga memiliki panjang dan luas penampang yang sama.
Kawat Tembaga Suhu A 600C B 320C C 400C D 750C
Urutan kawat dari yang paling mudah dialiri arus listrik pada data di atas adalah …… a. A, B, C, D c. D, A, C, B b. D, C, B, A d. B, C, A, D
Arus listrik akan lebih mudah mengalir pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Ketika suhunya tinggi, maka hambatan listrik pada kawat semakin besar, jadi arus listriknya semakin susah mengalir. Urutan kawat dari yang paling mudah dialiri arus listrik pada data di atas adalah B, C, A, D. Jawaban: D
C4 15
138
KISI-KISI SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS III
(RANGKAIAN HAMBATAN SERI-PARALEL)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Listrik Dinamis (Rangkaian Hambatan Seri-Paralel)
Jumlah Soal : 15 butir
Alokasi Waktu : 25 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
I. Standar Kompetensi Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
II. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
III. Indikator
No. Indikator Aspek
Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Melakukan percobaan sederhana pada rangkaian seri dan paralel.
- 1 - 12, 13 - - 3
2. Mengidentifikasi sifat-sifat rangkaian seri dan 9 14 - 4 - - 3
Lampiran 15
139
paralel. 3. Memformulasikan hambatan pengganti
hambatan pada rangkaian seri dan paralel. - - 2, 5, 7,
10, 11 - - - 5
4. Mengaplikasikan konsep rangkaian hambatan seri dan paralel.
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS III (RANGKAIAN HAMBATAN SERI-PARALEL)
SOAL JAWABAN ASPEK (C1, C2, C3, C4, C5, C6)
NO. SOAL
Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!
Jika nilai R1 < R2 < R3, maka pernyataan di bawah ini benar, kecuali …… a. Arus listrik yang paling besar adalah arus listrik
yang melewati hambatan R1. b. Tegangan listrik yang paling besar adalah
tegangan listrik pada hambatan R1. c. Muatan listrik akan lebih mudah melewati
hambatan R1 daripada R2 dan R3. d. Kuat arus listrik yang melewati R2 lebih besar
daripada kuat arus listrik yang melewati R3.
Nilai tegangan listrik pada rangkaian listrik paralel adalah sama di semua titik. Jadi, tegangan listrik pada R1 adalah V1, tegangan listrik pada R2 adalah V2, dan tegangan listrik pada R3 adalah V3, maka V1 = V2 = V3. Jawaban: B
C2 1
Gambar rangkaian hambatan listrik di bawah ini yang memiliki nilai hambatan pengganti paling besar apabila nilai hambatannya R adalah ……
3 Opsi (a)
Opsi (b)
C3 2
R1
+ ‐
I
I1
I2
I3
R2
R3 I
141
a. b. c. d.
232
1 1 1
2 1 1 1 1
21 3
2
23
1 1 1 1 1 1 1 3
3
R R R R R R ↔ R R
Opsi (c)
Opsi (d)
Jawaban: A
Pada suatu instalasi listrik di rumah warga, terdapat delapan buah lampu identik. Empat lampu dipasang secara seri dan empat lampu dipasang secara paralel. Pernyataan yang tidak sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah …… a. Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang
dipasang secara paralel nilainya lebih besar
Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara paralel nilainya lebih besar daripada kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri. Dengan demikian, nyala lampu yang dipasang secara paralel akan lebih terang jika dibandingkan dengan nyala lampu yang
C5 3
a bR
R
R
a b
R
R R
a b
R
R
R
R R Ra b
142
daripada kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri.
b. Jika salah satu lampu yang dipasang secara paralel mati, maka tiga lampu yang lain akan tetap menyala.
c. Nyala lampu yang dipasang secara paralel akan lebih redup jika dibandingkan dengan nyala lampu yang dipasang secara seri.
d. Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri nilainya sama besar.
dipasang secara seri. Jawaban: C
Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Lampu-lampu A, B, C, D, E adalah lampu-lampu identik. Jika lampu B padam/ putus, maka …… a. Lampu A, C, D, E juga padam. b. Lampu A, C, D, E tetap menyala. c. Hanya lampu D dan E yang menyala. d. Hanya lampu A, D, E yang menyala.
Jika lampu B padam/ putus, maka yang menyala hanya lampu A, D, dan lampu E. lampu C juga tidak menyala karena tidak ada arus listrik yang mengalir melalui lampu C. Jawaban: D
C4 4
Perhatikan gambar rangkaian hambatan listrik berikut ini!
10 15 30 Ω Hambatan penggantinya adalah:
Rs = 55 Ω Jawaban: C
C3 5
a b10 Ω 15 Ω 30 Ω
A B
D E
+ ‐
C
143
Nilai hambatan pengganti antara titik a dan titik b adalah …… a. 1/5 Ω c. 55 Ω b. 5,0 Ω d. 0,5 Ω Pemasangan sekering pada instalasi rumah dipasang secara seri terhadap rangkaian, hal ini bertujuan untuk …… a. Jika terjadi hubungan pendek, maka tidak akan
memutus seluruh aliran listrik. b. Mempermudah pemasangan instalasi listrik. c. Jika terjadi hubungan pendek, maka sekering
akan putus sehingga seluruh aliran listrik akan putus juga.
d. Mempermudah pemasangan sekering itu sendiri.
Sekering pada instalasi rumah dipasang secara seri terhadap rangkaian. Ketika terjadi hubungan singkat pada rangkaian, maka sekering akan putus. Karena dipasang secara seri, ketika sekering putus maka tidak ada arus listrik yang mengalir melalui rangkaian pada instalasi rumah tersebut. Sehingga hal ini dapat mencegah terjadinya kebakaran akibat hubungan singkat yang terjadi. Jawaban: C
C5 6
Sebuah hambatan sebesar 2 kΩ dapat diganti dengan lima buah hambatan identik yang dirangkai secara seri, yaitu masing-masing hambatan bernilai …… a. 400 Ω c. 10 kΩ b. 0,4 Ω d. 10 Ω
52000 Ω
5 400 Ω
Hambatan pengganti pada rangkaian seri:
Rs = 2 kΩ dan R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = R Maka, nilai masing-masing hambatan adalah:
Jadi, masing-masing hambatan bernilai 400Ω Jawaban: A
C3 7
Seutas kawat penghantar dengan panjang l dan luas penampang A, memiliki hambatan sebesar R. Kemudian kawat tersebut dipotong menjadi tiga bagian sama panjang. Untuk memperoleh hambatan sebesar ½ R, yang harus dilakukan adalah …… a. Menghubungkan ketiga potongan kawat secara
Hambatan kawat mula-mula adalah R. Ketika kawat dipotong menjadi tiga bagian sama panjang, maka masing-masing potongan memiliki hambatan 1/3 R. Maka, agar diperoleh hambatan sebesar ½ R, yang harus dilakukan adalah menghubungkan dua
C6 8
144
seri. b. Menghubungkan dua potongan kawat secara
paralel, kemudian diseri dengan satu potongan yang lain.
c. Menghubungkan ketiga potongan kawat secara paralel.
d. Menghubungkan dua potongan kawat secara paralel.
3⁄ 13
1 1 1 11
3
11
3
6
16
16
13
36
12
potongan kawat secara paralel, kemudian diseri dengan satu potongan yang lain. Penjelasan secara matematis: Hambatan kawat mula-mula:
Ketika dipotong tiga bagian sama panjang, masing-masing panjangnya 1/3 l. Maka hambatan masing-masing kawat menjadi:
Dua potong kawat diparalel, menghasilkan hambatan:
Kemudian diseri dengan satu kawat yang lain, menghasilkan:
Jawaban: B
Pemasangan lampu pada instalasi rumah dirangkai secara paralel. Hal ini bertujuan untuk …… a. Memperkecil kuat arus listrik. b. Memperbesar tegangan listrik. c. Memperkecil hambatan listrik suatu rangkaian.
Rangkaian paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan listrik suatu rangkaian. Jawaban : C
C1 9
145
d. Memperbesar hambatan listrik suatu rangkaian. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut ini! Total arus listrik yang mengalir melalui rangkaian tersebut adalah …… a. 108,96 ampere b. 1,32 ampere c. 0,63 ampere d. 1,583 ampere
Rp = 40/13 = 3,08 Ω R total = R1 + Rp = 6 Ω + 3,08 Ω = 9,08 Ω
Jawaban: B
C3 10
Gambar rangkaian hambatan listrik berikut ini yang memiliki hambatan ekuivalen sebesar 20 Ω adalah …… a.
5Ω 5Ω 1 1
10Ω1
15Ω5
30Ω
30Ω
5 6Ω 5Ω 5Ω 6Ω 16Ω
5Ω 5Ω 1 1
10Ω1
15Ω5
30Ω
Opsi (a)
Opsi (b)
C3 11
5Ω 5Ω
10Ω
15Ω
A B
+ ‐ 12 volt
6 Ω 8 Ω
5 Ω
146
b.
c.
d.
30Ω5 6Ω 5Ω 5Ω 6Ω 16Ω
15Ω 10Ω 1 1
5Ω1
5Ω2
5Ω 5Ω2 2,5Ω
15Ω 10Ω 2,5Ω 27,5 Ω
5Ω 5Ω 10Ω 1 1
10Ω1
10Ω2
10Ω 10Ω
2 5Ω
15Ω 15Ω 5Ω 20Ω
Opsi (c)
Opsi (d)
Jawaban: D
Perhatikan gambar di bawah ini! A, B, dan C merupakan lampu identik. Jika saklar S ditutup, maka kejadian yang benar berdasarkan rangkaian di atas adalah ……
Lampu pada rangkaian tersebut adalah identik. Dengan demikian, arus listrik yang mengalir melalui masing-masing lampu besarnya sama. Karena kuat arus listriknya sama, maka nyala lampu pada ketiga lampu tersebut ketika saklar S ditutup pun akan sama. Jawaban: A
C4 12
+ ‐
S
A
B
C
A B
5Ω 5Ω
15Ω
10Ω
A B
15Ω 10Ω
5Ω
5Ω
5Ω
15Ω
A B
5Ω
10Ω
147
a. Lampu A, lampu B, dan lampu C menyala sama terang.
b. Lampu A, lampu B, dan lampu C menyala berbeda-beda.
c. Lampu B menyala paling terang, lampu A dan C menyala sama redup.
d. Lampu A dan C menyala terang, lampu B menyala redup.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika I1 > I2 > I3, maka urutan lampu mulai dari yang menyala paling redup sampai yang menyala paling terang adalah …… a. L1, L3, L2 c. L2, L3, L1 b. L1, L2, L3 d. L3, L2, L1
Lampu yang menyala paling terang adalah lampu yang paling banyak dialiri arus listrik. Sedangkan lampu yang menyala palng redup adalah lampu yang paling sedikit dialiri arus listrik. Jadi, urutan lampu mulai dari yang menyala paling redup sampai yang paling terang adalah L3, L2, L1. Jawaban: D
C4 13
Perhatikan gambar di bawah ini!
Besarnya arus listrik yang melewati komponen-komponen listrik yang disusun secara seri adalah sama. Jadi, pada gambar rangkaian tersebut berlaku Iab = Ibc = Icd. Jawaban: A
C2 14
+ ‐
I
I1
I2
I3
L1
L2
L3
I
+ ‐
a b c
d
6 Ω 4 Ω 2 Ω
148
Besarnya kuat arus listrik Iab, Ibc dan Icd adalah …… a. Iab = Ibc = Icd b. Iab > Ibc > Icd c. Iab < Ibc < Icd d. Iab < Ibc > Icd
Tiga buah lampu disusun secara seri. Jika salah satu filament lampu putus, maka yang akan terjadi adalah …… a. Lampu yang lain akan tetap menyala. b. Lampu yang lain akan ikut padam. c. Lampu yang lain akan menyala lebih terang. d. Lampu yang lain akan tetap menyala tapi lebih
redup.
Karena disusun secara seri, maka ketika satu buah lampu filamennya putus, maka lampu yang lain akan ikut padam karena tidak ada arus listrik yang mengalir melalui lampu-lampu tersebut. Jawaban: B
C2 15
149
SOAL EVALUASI SIKLUS I (HUKUM OHM)
PETUNJUK UMUM: 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada
lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Dahulukan mengerjakan soal yang dianggap mudah. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling benar. 4. Apabila anda ingin memperbaiki jawaban, coretlah dengan dua garis lurus
mendatar pada jawaban yang anda anggap salah, kemudian silanglah jawaban yang anda anggap paling benar. Contoh: Pilihan semula : A B C D Dibetulkan menjadi : A B C D
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf: a, b, c, atau d pada lembar jawaban anda! 1. Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini:
1. Arus listrik mengalir dari titik yang berpotensial listrik rendah ke titik yang berpotensial listrik tinggi.
2. Pada rangkaian tertutup, arus listrik mengalir dari kutub positif baterai ke kutub negatif baterai.
3. Arus listrik terjadi karena adanya beda potensial listrik antara dua titik. Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh …… a. 1, 2 dan 3 c. 1 dan 3 b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
2. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …… a. Nilai kuat arus listrik pada suatu penghantar berbanding terbalik dengan
beda potensial listrik antara ujung-ujung penghantar. b. Kuat arus listrik dapat diukur dengan amperemeter. c. Arus listrik akan mengalir pada suatu rangkaian tertutup jika terdapat
beda potensial listrik antara dua titik. d. Nilai kuat arus listrik pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda
potensial listrik antara ujung-ujung penghantar. 3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!
1. Muatan listrik yang mengalir melalui penghantar semakin besar. 2. Arus listrik yang mengalir melalui penghantar semakin besar. 3. Hambatan jenis penghantar semakin besar. Jika beda potensial antara ujung-ujung penghantar semakin besar, maka pernyataan yang benar adalah …… a. 1, 2, 3 c. 1 dan 3 b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
Lampiran 16
150
4.
Dari hasil suatu percobaan hukum Ohm diperoleh grafik hubungan antara V dan I seperti gambar di atas. Nilai hambatan yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah …… a. 0,5 ohm c. 2,0 ohm b. 1,0 ohm d. 4,5 ohm
5. Ketika kita akan mengukur nilai kuat arus listrik yang mengalir melalui bola lampu pijar menggunakan amperemeter, maka amperemeter dan bola lampu pijar harus disusun sesuai gambar …… a. c.
b. d.
6. Perhatikan gambar berikut ini.
Jika nilai skala yang ditunjuk jarum adalah 2,5, berapakah hasil pengukuran tersebut? a. 4,00 A c. 1,00 A b. 6,25 A d. 0,25 A
7. Suatu rangkaian sederhana terdiri dari lampu, batu baterai, kabel, dan resistor. Agar nyala lampu semakin terang, yang dapat kita lakukan adalah …… a. Menambah jumlah resistor b. Menambah jumlah batu baterai
I (ampere)
V (volt)
3,02,01,0
0,5 1,0 1,5
0 1 2 3 4 5
2 A
0
10 A
+
‐ A
+
‐ A
+
‐A
+
‐ A
151
c. Menambah jumlah lampu d. Memperpanjang kabel yang digunakan
8. Perhatikan grafik di bawah ini!
Sesuai hukum Ohm, hubungan antara V dan I dapat ditunjukkan oleh grafik di atas. Berdasarkan grafik tersebut, maka urutan nilai hambatan R yang digunakan mulai dari yang terkecil sampai terbesar yaitu …… a. E – D – C c. B – C – D b. E – C – A d. C – B – A
9. Sesuai hukum Ohm, grafik I-V yang menggunakan nilai hambatan terkecil adalah ……
a. c.
b. d.
10. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!
Besarnya kuat arus listrik pada rangkaian tersebut adalah …… a. 50 A c. 500 mA b. 50 mA d. 500 A
V
I
AB
C
DE
I (ampere)
V (volt)
0,3
1,8
I (ampere)
V (volt)
0,5
1,5 I (ampere)
V (volt)
0,2
2,0
I (ampere)
V (volt)
0,5
2,0
+ ‐
5 volt
100 ohm
I = ?
152
SOAL EVALUASI SIKLUS I
(HUKUM OHM)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Apa yang akan terjadi pada suatu rangkaian listrik tertutup jika penghantar yang digunakan pada rangkaian tersebut memiliki nilai hambatan listrik mendekati nol? Jelaskan!
2. Pada sebuah komponen listrik yang dipasang pada tegangan 110 volt mengalir arus listrik sebesar 3,00 ampere. Jika terjadi penurunan tegangan listrik sebesar 10 %, berapakah arus listrik yang mengalir pada komponen listrik tersebut jika hambatannya tetap?
153
SOAL EVALUASI SIKLUS II
(HAMBATAN KAWAT PENGHANTAR)
PETUNJUK UMUM: 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada
lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Dahulukan mengerjakan soal yang dianggap mudah. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling benar. 4. Apabila anda ingin memperbaiki jawaban, coretlah dengan dua garis lurus
mendatar pada jawaban yang anda anggap salah, kemudian silanglah jawaban yang anda anggap paling benar. Contoh: Pilihan semula : A B C D Dibetulkan menjadi : A B C D
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf: a, b, c, atau d pada lembar jawaban anda! 1. 1. Panjang kawat
2. Luas penampang kawat 3. Beda potensial kawat 4. Hambatan jenis kawat 5. Suhu Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan kawat penghantar adalah …… a. 1, 2, 3, 4 c. 1, 3, 4, 5 b. 2, 3, 4, 5 d. 1, 2, 4, 5
2. Terdapat dua buah penghantar sejenis, P dan Q. Jika panjang penghantar P adalah dua kali panjang penghantar Q dan luas penampang penghantar P adalah setengah kali luas penampang penghantar Q, maka perbandingan hambatan P dan hambatan Q adalah …… a. 1 : 4 c. 4 : 1 b. 1 : 2 d. 2 : 1
3. Sebuah kawat penghantar memiliki luas penampang 0,25 mm2. Jika hambatan dan hambatan jenisnya masing-masing adalah 10 Ω dan 0,5 x 10-6 Ωm, maka panjang kawat tersebut adalah …… a. 5 mm c. 5 m b. 20 mm d. 20 m
4. Tembaga merupakan konduktor listrik yang baik. Hal ini berarti bahwa kawat tembaga …… a. Memiliki nilai hambatan jenis yang sangat kecil b. Memiliki nilai hambatan jenis yang sangat besar
Lampiran 17
5
6
c. Tidad. Ham
5. Perhatik2A, dan
Urutan kbesar sama. Kawb. Kawc. Kawd. Kaw
6. Perhatik
Kawat pPLN mea. Memb. Memc. Mem
rumad. Mem
ruma
l
A
Kawat 1
ak memiliki hmbatan jenisnkan tiga pena
3A berikut i
kawat nikelinmpai yang p
wat 1, kawat 2wat 3, kawat 2wat 2, kawat 3wat 2, kawat kan gambar d
penghantar yemiliki diamemperbesar hamperkecil hammperbesar bah warga
mperkecil beah warga
l l
2A
Kawat 2 K
hambatan jennya tidak terbampang kawini!
n yang mempaling kecil a2, kawat 3 2, kawat 1 3, kawat 1 1, kawat 3 di bawah ini!
ang digunaketer yang beambatan kawmbatan kaweda potensi
eda potensia
3A
Kawat 3
nis batas
wat nikelin y
miliki hambatadalah ……
!
kan pada kawesar. Hal ini bwat penghantwat penghanta
ial antara s
al antara su
yang memili
tan listrik mu
wat-kawat bebertujuan untar ar sumber tega
uumber tega
iki luas pena
ulai dari yan
ertegangan tntuk ……
angan deng
angan deng
154
ampang A,
ng paling
inggi milik
an rumah-
an rumah-
155
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagaimana pendapat kalian tentang rangkaian di atas? a. Rangkaian di atas sudah tepat untuk mengetahui hambatan kawat nikrom. b. Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada rangkaian tersebut sudah
tepat. c. Penggunaan sumber tegangan belum tepat. d. Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada rangkaian tersebut belum
tepat. 8. Tembaga merupakan bahan konduktor listrik, sedangkan plastik adalah bahan
isolator listrik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa …… a. Hambatan jenis tembaga = hambatan jenis plastik. b. Hambatan jenis tembaga > hambatan jenis plastik. c. Hambatan jenis tembaga < hambatan jenis plastik. d. Tembaga tidak memiliki hambatan jenis, sedangkan plastik memiliki
hambatan jenis yang sangat besar. 9. Dua buah kawat identik dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu. Kawat
pertama dipanaskan hingga suhu 600C dan kawat ke dua dipanaskan hingga suhu 800C. bagaimana hambatan kedua kawat tersebut? a. Hambatan kedua kawat sama. b. Hambatan kawat pertama lebih besar daripada hambatan kawat ke dua. c. Hambatan kawat ke dua lebih besar daripada hambatan kawat pertama. d. Hambatan kedua kawat tidak dipengaruhi oleh suhu.
10. Empat buah kawat tembaga memiliki panjang dan luas penampang yang sama.
Kawat Tembaga Suhu A 600C B 320C C 400C D 750C
Urutan kawat dari yang paling mudah dialiri arus listrik pada data di atas adalah …… a. A, B, C, D c. D, A, C, B b. D, C, B, A d. B, C, A, D
V
A
+ ‐
Kawat nikrom
156
SOAL EVALUASI SIKLUS II
(HAMBATAN KAWAT PENGHANTAR)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Perhatikan Gambar 1 berikut ini!
Jika keempat kawat tersebut diberi beda potensial listrik yang sama, maka pada kawat manakah muatan listrik akan lebih banyak mengalir? Jelaskan! (ρtembaga = 1,68 x 10-8 Ωm dan ρbesi = 9,71 x 10-8 Ωm)
2. Batang alumunium yang panjangnya 2,5 m memiliki penampang melintang persegi panjang berukuran 1cm x 5cm. (ρalumunium = 2,65 x 10-8 Ωm dan ρbesi = 9,71 x 10-8 Ωm) a. Berapakah hambatan listrik batang alumunium tersebut? b. Berapakah panjang kawat besi berdiameter 5 mm agar memiliki hambatan
listrik yang sama dengan batang alumunium?
Kawat tembaga Kawat besi
A A
l l
Kawat tembaga
A
½ l
A
½ l
Kawat besi
Gambar 1. Penampang kawat penghantar dengan jenis bahan dan panjang kawat yang berbeda.
157
SOAL EVALUASI SIKLUS III
(RANGKAIAN HAMBATAN SERI-PARALEL)
PETUNJUK UMUM: 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada
lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Dahulukan mengerjakan soal yang dianggap mudah. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling benar. 4. Apabila anda ingin memperbaiki jawaban, coretlah dengan dua garis lurus
mendatar pada jawaban yang anda anggap salah, kemudian silanglah jawaban yang anda anggap paling benar. Contoh: Pilihan semula : A B C D Dibetulkan menjadi : A B C D
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf: a, b, c, atau d pada lembar jawaban anda!
1. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!
Jika nilai R1 < R2 < R3, maka pernyataan di bawah ini benar, kecuali …… a. Arus listrik terbesar adalah arus listrik yang melewati hambatan R1. b. Tegangan listrik terbesar adalah tegangan listrik pada hambatan R1. c. Muatan listrik akan lebih mudah melewati hambatan R1 daripada R2 dan
R3. d. Kuat arus listrik yang melewati R2 lebih besar daripada kuat arus listrik
yang melewati R3. 2. Gambar rangkaian hambatan listrik di bawah ini yang memiliki nilai hambatan
pengganti paling besar apabila nilai hambatannya R adalah …… a.
b.
Lampiran 18
+ ‐
I
I1
I2
I3
R1
R2
R3I
R R Ra b
a bR
R
R
158
c.
d.
3. Pada suatu instalasi listrik di rumah warga, terdapat delapan buah lampu identik. Empat lampu dipasang secara seri dan empat lampu dipasang secara paralel. Pernyataan yang tidak sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah …… a. Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara paralel
nilainya lebih besar daripada kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri.
b. Jika salah satu lampu yang dipasang secara paralel mati, maka tiga lampu yang lain akan tetap menyala.
c. Nyala lampu yang dipasang secara paralel akan lebih redup jika dibandingkan dengan nyala lampu yang dipasang secara seri.
d. Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri nilainya sama besar.
4. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Lampu-lampu A, B, C, D, E adalah lampu-lampu identik. Jika lampu B padam/ putus, maka …… a. Lampu A, C, D, E juga padam. b. Lampu A, C, D, E tetap menyala. c. Hanya lampu D dan E yang menyala. d. Hanya lampu A, D, E yang menyala.
5. Sebuah hambatan sebesar 2 kΩ dapat diganti dengan lima buah hambatan identik yang dirangkai secara seri, yaitu masing-masing hambatan bernilai …… a. 400 Ω c. 10 kΩ b. 0,4 Ω d. 10 Ω
6. Seutas kawat penghantar dengan panjang l dan luas penampang A, memiliki hambatan sebesar R. Kemudian kawat tersebut dipotong menjadi tiga bagian
AB
D E
+ ‐
C
a b
R
R
R
a b
R
R
R
159
sama panjang. Untuk memperoleh hambatan sebesar ½ R, yang harus dilakukan adalah …… a. Menghubungkan ketiga potongan kawat secara seri. b. Menghubungkan dua potongan kawat secara paralel, kemudian diseri
dengan satu potongan yang lain. c. Menghubungkan ketiga potongan kawat secara paralel. d. Menghubungkan dua potongan kawat secara paralel.
7. Pemasangan lampu pada instalasi rumah dirangkai secara paralel. Hal ini bertujuan untuk …… a. Memperkecil kuat arus listrik. b. Memperbesar tegangan listrik. c. Memperkecil hambatan listrik suatu rangkaian. d. Memperbesar hambatan listrik suatu rangkaian.
8. Gambar rangkaian hambatan listrik berikut ini yang memiliki hambatan ekuivalen sebesar 20 Ω adalah …… a.
b.
c.
d.
5Ω 5Ω
10Ω
15Ω
A B
A B
5Ω 5Ω
15Ω
10Ω
A B
15Ω 10Ω
5Ω
5Ω
15Ω
A B
5Ω
5Ω
10Ω
160
9. Perhatikan gambar di bawah ini!
A, B, dan C merupakan lampu identik. Jika saklar S ditutup, maka kejadian yang benar berdasarkan rangkaian di atas adalah …… a. Lampu A, lampu B, dan lampu C menyala sama terang. b. Lampu A, lampu B, dan lampu C menyala berbeda-beda. c. Lampu B menyala paling terang, lampu A dan C menyala sama redup. d. Lampu A dan C menyala terang, lampu B menyala redup.
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika I1 > I2 > I3, maka urutan lampu mulai dari yang menyala paling redup sampai yang menyala paling terang adalah …… a. L1, L3, L2 b. L1, L2, L3 c. L2, L3, L1 d. L3, L2, L1
+ ‐
S
A
B
C
+ ‐
I
I1
I2
I3
L1
L2
L3
I
161
SOAL EVALUASI SIKLUS III
(RANGKAIAN HAMBATAN SERI-PARALEL)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Terdapat 5 buah resistor identik yang memiliki hambatan 5 Ω. Agar diperoleh nilai hambatan terbesar, bagaimanakah seharusnya resistor-resistor tersebut dirangkai? Jelaskan!
2. Perhatikan Gambar 1 berikut ini!
Jika nilai R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = R6 = R, hitunglah hambatan pengganti antara titik a dan titik b!
a b
R1
R2
R4
R3
R6
R5
Gambar 1. Rangkaian resistor paralel
162
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus I
1. D 6. C
2. A 7. B
3. B 8. C
4. C 9. C
5. A 10. B
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II
1. D 6. B
2. C 7. D
3. C 8. C
4. A 9. C
5. A 10. D
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus III
1. B 6. B
2. A 7. C
3. C 8. D
4. D 9. A
5. A 10. D
Lampiran 19
163
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Essay Siklus I
No. Jawaban Skor 1. Hukum Ohm menyatakan bahwa “Nilai kuat arus listrik yang
melewati suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut dan berbanding terbalik dengan hambatannya, dengan syarat suhunya konstan”. Jika penghantar yang digunakan pada suatu rangkaian listrik tertutup memiliki hambatan listrik mendekati nol, maka yang akan terjadi yaitu kuat arus listrik yang mengalir melewati penghantar tersebut akan menjadi sangat besar, atau bahkan mendekati tak terhingga. Secara matematis dijelaskan:
0 ∞
2 2 1
5 2. Diketahui:
V1 = 110 volt I1 = 3,00 ampere Terjadi penurunan tegangan 10% dari V1 I2 Ditanyakan: I2 jika R tetap = ……….? Jawab: Terjadi penurunan tegangan 10% dari V1, yaitu: 10% x V1 = 10% x 110 volt = 11 volt Maka, V2 = V1 – 10%V1 = 110 volt – 11 volt = 99 volt.
Jika R tetap, maka:
110 3
99
3 99 110
297110 2,7
Maka, kuat arus listrik yang mengalir melalui penghantar tersebut adalah 2,7 ampere.
1 1
2 1 5
Skor total essay 10
164
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Essay Siklus II
No. Jawaban Skor1. Variabel yang sama dari keempat kawat adalah luas penampang A, jadi dalam hal
ini A tidak memberikan pengaruh. Tinjau dua buah kawat yang memiliki panjang yang sama. Terdapat kawat
tembaga dan kawat besi yang memiliki panjang kawat l dan luas penampang kawat A yang sama. Kedua kawat tersebut memiliki jenis bahan yang berbeda, yaitu tembaga dan besi. Setiap jenis bahan memiliki hambatan jenis yang berbeda-beda. Semakin besar nilai hambatan jenis suatu bahan, maka kuat arus listrik yang melewati bahan tersebut akan semakin kecil. Artinya muatan listrik yang melewati bahan tersebut juga semakin sedikit. Berlaku pula sebaliknya, semakin kecil nilai hambatan jenis suatu bahan maka kuat arus listrik yang melewati bahan tersebut akan semakin besar. Artinya, muatan listrik yang melewati bahan tersebut juga semakin banyak. Diketahui ρtembaga = 1,68 x 10-8 Ωm dan ρbesi = 9,71 x 10-8 Ωm. ρtembaga < ρbesi. Jadi, kuat arus listrik yang melewati kawat tembaga lebih besar daripada kuat arus listrik yang melewati kawat besi. Artinya, muatan listrik yang melewati kawat tembaga lebih banyak daripada muatan listrik yang mengalir melewati kawat besi.
Tinjau kawat tembaga. Terdapat dua buah kawat tembaga yang memiliki luas penampang kawat A yang sama tapi memiliki panjang kawat yang berbeda, l dan ½ l. Kuat arus listrik yang mengalir melewati kawat yang lebih panjang akan lebih kecil daripada kuat arus listrik yang melewati kawat yang lebih pendek. ½ l < l. Maka, kuat arus listrik yang melewati kawat dengan panjang ½ l akan lebih besar dari pada kawat dengan panjang l. Artinya, muatan listrik akan lebih banyak mengalir pada kawat dengan panjang ½ l.
Jadi, dari keempat kawat tersebut, kawat yang akan lebih banyak dialiri muatan listrik adalah kawat tembaga yang memiliki panjang ½ l.
2 2 1
5
2. Diketahui: ρalumunium = 2,65 x 10-8 Ωm; ρbesi = 9,71 x 10-8 Ωm lalumunium = 2,5 m; Aalumunium = 1 cm x 5 cm = 0,01 m x 0,05 m = 5 x 10-4 m2 Ditanyakan: a. Ralumunium = ……? b. Agar Rbesi = Ralumunium, maka jika dbesi = 5x10-3m, lbesi = ……? Jawab: a.
2,65 10 Ω 2,5
5 10 1,325 10 Ω
b. Rbesi = Ralumunium = 1,325 10 Ω 9,71 10 Ω
, ,
1,325 10 Ω 9,71 10 Ω , ,
1,325 10 Ω 0,25 3,14 25 10
9,71 10 Ω, Ω
1 2 2 5
Skor total soal essay 10
165
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Essay Siklus III
No Jawaban Skor 1. Agar memiliki nilai hambatan pengganti terbesar, maka kelima
resistor identik tersebut harus disusun secara seri. Rangkaian hambatan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian. Ketika suatu hambatan dirangkai secara seri dengan hambatan lain, maka nilai hambatan penggantinya akan selalu lebih besar dari nilai hambatan itu sendiri. Adapun nilai hambatan pengganti dari kelima resistor identik tersebut adalah: Misal hambatan resistor sebesar R. Maka,
Berilah tanda checklist pada kolom skor yang sesuai dengan kriteria penilaian penguasaan keterampilan proses sains!
Purbalingga, Mei 2012Observer
…………………….
Aspek PenilaianKel. Ahli No. Nama A B C D G H IE F
Jenis Penilaian
Sumber PenilaianMata PelajaranKelas/ Semester
Keterampilan Proses
LKSFisika
Siklus Penelitian ……………
Jumlah Skor
Rata-rata Kelompok
X/ II
Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.Memvisualisasikan data hasil praktikum ke dalam grafik.Membuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
Mengecek kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum.Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan praktikum.Menuliskan data hasil pengamatan.Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.Menuliskan data hasil praktikum ke dalam tabel.
Menuliskan seluruh alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 3 – 4 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 1 – 2 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Tidak menuliskan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
1.2 Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan tiga variabel yang harus diamati. Menuliskan dua variabel yang harus diamati. Menuliskan satu variabel yang harus diamati. Tidak dapat menuliskan variabel yang harus diamati.
1.3 Menuliskan data hasil pengamatan.
4 3 2 1
Menuliskan 5-6 data hasil pengamatan. Menuliskan 3-4 data hasil pengamatan. Menuliskan 1-2 data hasil pengamatan. Tidak dapat menuliskan hasil pengamatan.
2. Mengukur 2.1 Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan hasil pengukuran.
2.2 Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
4 3 2 1
Dapat menuliskan satuan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan satuan hasil pengukuran.
3. Mengolah data 3.1 Menuliskan data hasil 4 Dapat menuliskan 5-6 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar.
Lampiran 21
172
percobaan ke dalam tabel.
3 2 1
Dapat menuliskan 3-4 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 1-2 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Tidak dapat menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar.
3.2 Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antara ketiga variabel yang harus diamati dengan benar. Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antar dua variabel dengan benar. Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antar dua variabel yang harus diamati, namun kurang tepat. Tidak dapat menuliskan hubungan antar variabel.
3.3 Memvisualisasikan data hasil percobaan ke dalam grafik.
4 3 2 1
Dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik dengan benar. Dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik namun kurang tepat. Dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik namun salah. Tidak dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik.
4. Menyimpulkan 4.1 Membuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
4 3 2 1
Dapat menuliskan: 1) hubungan antara I, V, dan R; 2) bunyi hukum Ohm; 3) formulasi hukum Ohm. Dapat menuliskan dua kesimpulan tersebut di atas. Dapat menuliskan satu kesimpulan tersebut di atas. Tidak dapat menuliskan kesimpulan.
173
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus I (Pengamatan)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Merangkai alat sesuai
tema percobaan. 4 3 2 1
Dapat merangkai alat dengan benar tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat merangkai alat.
2. Mengukur 2.1 Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.
4 3 2 1
Dapat menggunakan multimeter secara tepat tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menggunakan multimeter.
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus I (Laporan Percobaan)
percobaan sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan. 1) Tujuan 2) Alat 3) Langkah kerja
4 3 2 1
Dapat menuliskan seluruh bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dengan tepat. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian analisis data dan pembahasan. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian data percobaan. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian langkah kerja.
174
4) Data percobaan 5) Analisis data dan
pembahasan 6) Kesimpulan
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus I (Presentasi Kelompok)
No Aspek Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengomunikasikan 1.1 Mempresentasikan laporan
hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
4 3 2 1
Dapat menyampaikan hasil percobaan dengan jelas dan benar. Dapat menyampaikan hasil percobaan dengan benar, namun kurang jelas. Dapat menyampaikan hasil percobaan, namun masih terdapat kesalahan. Tidak dapat menyampaikan hasil percobaan.
175
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus II (LKS)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Mengecek
kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan seluruh alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan tiga alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 1-2 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Tidak menuliskan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
1.2 Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan seluruh variabel yang harus diamati. Menuliskan tiga variabel yang harus diamati. Menuliskan 1-2 variabel yang harus diamati. Tidak dapat menuliskan variabel yang harus diamati.
1.3 Menuliskan data hasil pengamatan.
4 3 2 1
Menuliskan 5-6 data hasil pengamatan. Menuliskan 3-4 data hasil pengamatan. Menuliskan 1-2 data hasil pengamatan. Tidak dapat menuliskan hasil pengamatan.
2. Mengukur 2.1 Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan hasil pengukuran.
2.2 Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
4 3 2 1
Dapat menuliskan satuan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan satuan hasil pengukuran.
Lampiran 22
176
3. Mengolah data 3.1 Menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.
4 3 2 1
Dapat menuliskan 5-6 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 3-4 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 1-2 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Tidak dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar.
3.2 Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antara keempat variabel yang harus diamati dengan benar. Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antara tiga variabel yang harus diamati dengan benar. Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antar dua variabel yang harus diamati dengan benar. Tidak dapat menuliskan hubungan antar variabel dengan benar.
3.3 Memvisualisasikan data hasil eksperimen ke dalam grafik.
4 3 2 1
Dapat memasukkan data hasil eksperimen ke dalam bentuk grafik dengan benar. Dapat memasukkan data hasil eksperimen ke dalam bentuk grafik namun kurang tepat. Dapat memasukkan data hasil eksperimen ke dalam bentuk grafik namun salah. Tidak dapat memasukkan data hasil eksperimen ke dalam bentuk grafik.
4. Menyimpulkan 4.1 Membuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
4 3 2 1
Dapat menuliskan: 1) hubungan antara R dengan ρ, l, dan A 2) formulasi nilai hambatan kawat penghantar. Dapat menuliskan satu kesimpulan tersebut di atas dengan benar. Dapat menuliskan kesimpulan tersebut di atas namun kurang tepat. Tidak dapat menuliskan kesimpulan.
177
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus II (Pengamatan)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Merangkai alat
sesuai tema percobaan.
4 3 2 1
Dapat merangkai alat dengan benar tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat merangkai alat.
2. Mengukur 2.1 Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.
4 3 2 1
Dapat menggunakan multimeter secara tepat tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menggunakan multimeter.
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus II (Presentasi)
No Aspek Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengomunikasikan 1.1 Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
4 3 2 1
Dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan jelas dan benar. Dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan benar, namun kurang jelas. Dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok, namun masih terdapat kesalahan. Tidak dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok.
178
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus III (LKS)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Mengecek
kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan seluruh alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 3 – 4 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 1 – 2 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Tidak menuliskan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
1.2 Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan tiga variabel yang harus diamati. Menuliskan dua variabel yang harus diamati. Menuliskan satu variabel yang harus diamati. Tidak dapat menuliskan variabel yang harus diamati.
1.3 Menuliskan data hasil pengamatan.
4 3 2 1
Menuliskan 5-6 data hasil pengamatan. Menuliskan 3-4 data hasil pengamatan. Menuliskan 1-2 data hasil pengamatan. Tidak dapat menuliskan hasil pengamatan.
2. Mengukur 2.1 Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan hasil pengukuran.
2.2 Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
4 3 2 1
Dapat menuliskan satuan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan satuan hasil pengukuran.
Lampiran 23
179
3. Mengolah data 3.1 Menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.
4 3 2 1
Dapat menuliskan 5-6 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 3-4 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 1-2 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Tidak dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar.
3.2 Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hubungan antara ketiga variabel yang harus diamati dengan benar. Dapat menuliskan hubungan antar dua variabel dengan benar. Dapat menuliskan hubungan antar dua variabel yang harus diamati, namun kurang tepat. Tidak dapat menuliskan hubungan antar variabel.
4. Menyimpulkan 4.1 Membuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
4 3 2 1
Dapat menuliskan: 1) kriteria rangkaian hambatan seri; 2) kriteria rangkaian hambatan paralel; 3) formulasi hambatan pengganti pada rangkaian hambatan seri; 4) formulasi hambatan pengganti pada rangkaian hambatan paralel. Dapat menuliskan 2-3 kesimpulan tersebut di atas. Dapat menuliskan satu kesimpulan tersebut di atas. Tidak dapat menuliskan kesimpulan.
180
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus III (Pengamatan)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Merangkai alat
sesuai tema percobaan.
4 3 2 1
Dapat merangkai alat dengan benar tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat merangkai alat.
2. Mengukur 2.1 Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.
4 3 2 1
Dapat menggunakan multimeter secara tepat tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menggunakan multimeter.
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus III (Laporan)
sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan. 1) Tujuan 2) Alat 3) Langkah kerja 4) Data percobaan 5) Analisis data dan
pembahasan 6) Kesimpulan
4 3 2 1
Dapat menuliskan seluruh bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dengan tepat. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian analisis data dan pembahasan. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian data percobaan. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian langkah kerja.
181
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus III (Presentasi)
No Aspek Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengomunikasikan 1.1 Mempresentasikan laporan
hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
4 3 2 1
Dapat menyampaikan hasil percobaan dengan jelas dan benar. Dapat menyampaikan hasil percobaan dengan benar, namun kurang jelas. Dapat menyampaikan hasil percobaan, namun masih terdapat kesalahan. Tidak dapat menyampaikan hasil percobaan.
hasil belajar ranah psikomotorik yang telah ditentukan!
Hasil Belajar Psikomotorik
Purbalingga, Mei 2012Observer
……………………………………
Keterangan:Menyiapkan alat percobaanMerangkai alat percobaanMembaca hasil pengukuranMenyimpulkan
Rata-rata KelompokA B C D
Mata Pelajaran FisikaKelas/ Semester X/ II
Berilah tanda checklist pada kolom skor yang sesuai dengan kriteria penilaian
Kel. Ahli No. Nama
Aspek Penilaian Jumlah Skor
Jenis PenilaianSiklus Penelitian ……………
183
Kriteria Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik
No. Aspek Penilaian Indikator Skor Keterangan 1. Menyiapkan alat percobaan • Dapat menyiapkan alat
sesuai tema percobaan. 4 3 2 1
Menyiapkan seluruh alat yang diperlukan dalam percobaan. Menyiapkan 3-4 alat yang diperlukan dalam percobaan. Menyiapkan 1-2 alat yang diperlukan dalam percobaan. Tidak dapat menyiapkan alat yang diperlukan dalam percobaan.
2. Merangkai alat percobaan • Dapat merangkai alat sesuai tema percobaan.
4 3
2
1
Dapat merangkai alat dengan benar tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat merangkai alat.
3. Membaca hasil pengukuran • Dapat membaca hasil pengukuran dan menyebutkan satuannya.
4 3
2 1
Menyebutkan kedua indikator dengan benar. Menyebutkan kedua indikator, namun hanya salah satu indikator saja yang benar. Menyebutkan salah satu indikator namun benar. Menyebutkan indikator namun kurang tepat.
4. Menyimpulkan • Membuat kesimpulan percobaan berdasarkan analisis data hasil percobaan.
4 3 2
1
Memenuhi indikator dengan baik tanpa bimbingan guru. Memenuhi indikator dengan bimbingan dari guru (hanya sekali) Memenuhi indikator dengan bimbingan dari guru (lebih dari sekali). Tidak dapat membuat kesimpulan dengan baik.
Lampiran 25
184
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA SIKLUS I
BA 6 16 14 11 17 10 14 13 7 15 14 17 13 15 16 14 6 13 14 15 10 4 13 8 8JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17BB 10 8 10 2 7 5 6 6 2 10 10 5 9 8 10 7 3 11 8 12 4 6 9 2 11JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17D -0.2353 0.4706 0.2353 0.5294 0.5882 0.2941 0.4706 0.4118 0.2941 0.2941 0.2353 0.7059 0.2353 0.4118 0.3529 0.4118 0.1765 0.1176 0.3529 0.1765 0.3529 -0.1176 0.2353 0.3529 -0.1765KRITERIA JELEK BAIK CUKUP BAIK BAIK CUKUP BAIK BAIK CUKUP CUKUP CUKUP BAIK CUKUP BAIK CUKUP BAIK JELEK JELEK CUKUP JELEK CUKUP JELEK CUKUP CUKUP JELEK
DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIBUANG DIBUANG DIPAKAI DIBUANG
∑(Y-)² N
19.415
DAYA BEDA
KETERANGAN
r11>rtabel = Reliabel
VALIDITAS
RELIABILITAS
TINGKAT KESUKARAN
186
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA SIKLUS II
BA 16 15 7 15 15 12 14 12 15 13 7 12 14 16 14JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17BB 10 8 2 8 9 11 9 3 11 10 3 5 7 10 11JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17D 0.3529 0.4118 0.2941 0.4118 0.3529 0.0588 0.2941 0.5294 0.2353 0.1765 0.2353 0.4118 0.4118 0.3529 0.1765KRITERIA CUKUP BAIK CUKUP BAIK CUKUP JELEK CUKUP BAIK CUKUP JELEK CUKUP BAIK BAIK CUKUP JELEK
DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG
∑(Y-)² N 7.2976
KETERANGAN
VALIDITAS
RELIABILITAS
r11>rtabel = ReliabelTINGKAT
KESUKARAN
DAYA BEDA
190
Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal
Rumus:
Keterangan: = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsis siswa yang menjawab salah (q = 1 – p) Kriteria: Jika maka butir soal bersifat valid. rtabel = 0,339
Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan soal uji coba instrument siklus I pada butir soal nomor 2. Untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data.
Mp = 16,0833 Mt = 14,2353 St = 4,4063 p =
0,7059
q = 1 – p = 1 – 0,7059 = 0,2941
16,0833 14,2353
4,40630,70590,2941
1,8484,4063 1,5492 0,6497
Karena maka butir soal nomor 2 bersifat valid.
Lampiran 29
191
Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Rumus:
1∑
Keterangan: = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p) ∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi Kriteria: Jika > maka perangkat tes dikatakan reliabel. rtabel = 0,339 Perhitungan: Berikut ini merupakan perhitungan reliabilitas soal uji coba siklus I. Data yang diperoleh dapat dianalisis dengan perhitungan seperti yang tercantum di bawah ini. n = 25 p = 0,4706 q = 1 – p = 1 – 0,4706 = 0,5294 ∑ = 5,4585 S2 = 19,4152
25
25 119,4152 5,4585
19,41522524
13,956719,4152
0,7488
Karena maka instrument siklus I bersifat reliabel.
Lampiran 30
192
Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Rumus:
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria: 0,00 0,30 sukar 0,30 0,70 sedang 0,70 1,00 mudah Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada soal uji coba siklus I butir soal nomor 1. Untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. B = 16 JS = 34
1634 0,4706
Karena P berada pada interval 0,30 – 0,70, maka butir soal nomor 1 termasuk kategori sedang.
Lampiran 31
193
Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal
Rumus:
Keterangan: J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks kesukaran) PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria: 0,00 0,20 = jelek 0,20 0,40 = cukup 0,40 0,70 = baik 0,70 1,00 = sangat baik Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada soal uji coba siklus I butir soal nomor 2. Untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. J = 34 JA = 17 JB = 17 BA = 16 BB = 8
– 1617
817 0,9412 0,4706 0,4706
Karena berada pada interval 0,40 – 0,70, maka soal termasuk kategori baik.
MengomunikasikanMenyusun laporan percobaan sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan.(Terdiri dari: tujuan, alat, langkah kerja, data percobaan, analisis data dan pembahasan, kesimpulan)Mempresentasikan laporan hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.Mengolah data
Menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.Memvisualisasikan data hasil percobaan ke dalam grafik.
MenyimpulkanMembuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
Mengecek kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.Menuliskan data hasil pengamatan.Merangkai alat sesuai tema percobaan.
Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
Mempresentasikan laporan hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
65.9165.91
Mengolah dataMenuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.Memvisualisasikan data hasil percobaan ke dalam grafik.
MenyimpulkanMembuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
MengomunikasikanMenyusun laporan percobaan sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan.(Terdiri dari: tujuan, alat, langkah kerja, data percobaan, analisis data dan pembahasan, kesimpulan)
MengamatiMengecek kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.Menuliskan data hasil pengamatan.Merangkai alat sesuai tema percobaan.
83.33
MengukurMembaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.
(Terdiri dari: tujuan, alat, langkah kerja, data percobaan, analisis data dan pembahasan, kesimpulan)Mempresentasikan laporan hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.Mengolah data
Menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.Memvisualisasikan data hasil percobaan ke dalam grafik.
MenyimpulkanMembuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
MengomunikasikanMenyusun laporan percobaan sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan.
Keterangan :Mengamati
Mengecek kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.Menuliskan data hasil pengamatan.Merangkai alat sesuai tema percobaan.
MengukurMembaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
Nilai terendah 81.25Nilai rata-rata kelas 85.61Ketuntasan klasikal 1.00
Jumlah siswa yang tuntas 33Jumlah siswa yang tidak tuntas 0Nilai tertinggi 93.75
% Nilai 96.21
Keterangan:Menyiapkan alat percobaanMerangkai alat percobaanMembaca hasil pengukuranMenyimpulkan
Rata-rata kelas 85.61
87.88 79.55 78.79Jumlah 127 116
A1
A2
A3
B1
B2
81.25
87.50
87.50
105 104
ANALISIS HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS III
81.25
93.75
81.25B3
RATA-RATA KEL.A B C DKEL.
AHLI NO NAMAASPEK PENILAIAN
JML SKOR
% NILAI
206
Lampiran 42
KODE NILAI KET. KODE NILAI KET. KODE NILAI KET.1 Akhrudin A1.1 61.54 cukup C2.1 75.00 baik B1.1 79.17 baik2 Alfian Aji Nugraha B3.1 65.38 cukup C1.1 85.42 sangat baik A1.1 85.42 sangat baik3 Anugrah Aningsih A2.1 61.54 cukup A1.1 89.58 sangat baik B2.1 97.92 sangat baik4 Atik Wijayanti B1.1 71.15 baik B2.1 75.00 baik B3.1 81.25 baik5 Aziz Purwanto B2.1 59.62 cukup B1.1 72.92 baik A2.1 85.42 sangat baik6 Efani Khomsiyatun A1.6 57.69 cukup A1.6 85.42 sangat baik A1.6 79.17 baik7 Eka Milahfi A3.6 55.77 cukup C1.6 81.25 baik B2.6 91.67 sangat baik8 Eling Widya Amalia A3.2 57.69 cukup C2.2 68.75 cukup A1.2 79.17 baik9 Fahmi Nur Thoifah A2.2 59.62 cukup A2.2 75.00 baik B2.2 91.67 sangat baik
10 Fidya Pangestika B3.2 63.46 cukup C1.2 79.17 baik B3.2 75.00 baik11 Iip Iryani A1.2 59.62 cukup A1.2 83.33 sangat baik A3.2 77.08 baik12 Jaelani Sari A2.6 57.69 cukup A2.6 77.08 baik B1.6 72.92 baik13 Kukuh P. Santoso A1.3 65.38 cukup B1.3 70.83 baik A3.3 83.33 baik14 Metiana Maksup A3.3 63.46 cukup C1.3 83.33 baik A1.3 85.42 sangat baik15 Miftah Al Azizah B1.3 75.00 baik A1.3 87.50 sangat baik B2.3 97.92 sangat baik16 Mistriyah B2.3 63.46 cukup B2.3 72.92 baik B3.3 81.25 baik17 Nurul Zawa Aningsih B3.3 69.23 cukup C2.3 72.92 baik B1.3 79.17 baik18 Prichilia Putu Makarti A1.5 61.54 cukup C1.5 79.17 baik A1.5 79.17 baik19 Qori Setiyani B1.4 71.15 baik B1.4 66.67 cukup B1.4 72.92 baik20 Rena Setiati A2.4 61.54 cukup A2.4 75.00 baik A3.4 77.08 baik21 Revita Sari Asih A3.4 59.62 cukup B2.4 68.75 cukup A2.4 79.17 baik22 Riskianto B2.4 59.62 cukup C1.4 79.17 baik B2.4 91.67 sangat baik23 Riza Rifananda Akti B3.4 65.38 cukup A1.4 83.33 sangat baik A1.4 79.17 baik24 Sekar Palupi B2.5 59.62 cukup A2.5 75.00 baik B3.5 75.00 baik25 Sinta Karuniawati B3.5 65.38 cukup B2.5 68.75 cukup B2.5 91.67 sangat baik26 Triyan Dedi Laksono A1.4 61.54 cukup C2.4 68.75 cukup B3.4 75.00 baik27 Uma Dewaji A3.5 59.62 cukup B1.5 66.67 cukup B1.5 72.92 baik28 Unggul Pambudi A2.5 61.54 cukup C2.5 68.75 cukup A2.5 79.17 baik29 Wahyu Tri Sasono B1.5 71.15 baik A1.5 83.33 sangat baik A3.5 77.08 baik30 Wisnu Handayani B2.6 55.77 cukup B2.6 70.83 baik A3.6 77.08 baik31 Yogi Hidayat B2.2 57.69 cukup B1.2 66.67 cukup A2.2 79.17 baik32 Yohanes I. K Panjaitan B1.6 67.31 cukup B1.6 68.75 cukup A2.6 79.17 baik33 Zaenal Muslim A2.3 65.38 cukup A2.3 79.17 baik A2.3 85.42 sangat baik
PENGUASAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SIKLUS I, II DAN III
62.76 75.88 81.63Rata-rata
NO. NAMA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
207
Lampiran 43
NILAI KET. NILAI KET NILAI KET. NILAI KET.1 Akhrudin 62 TIDAK 70.00 TUNTAS 70.00 TUNTAS 86.67 TUNTAS2 Alfian Aji Nugraha 52 TIDAK 50.00 TIDAK 80.00 TUNTAS 80.00 TUNTAS3 Anugrah Aningsih 75 TUNTAS 83.33 TUNTAS 96.67 TUNTAS 100 TUNTAS4 Atik Wijayanti 63 TIDAK 43.33 TIDAK 63.33 TIDAK 66.67 TIDAK5 Aziz Purwanto 73 TUNTAS 83.33 TUNTAS 83.33 TUNTAS 93.33 TUNTAS6 Efani Khomsiyatun 46 TIDAK 53.33 TIDAK 70.00 TUNTAS 83.33 TUNTAS7 Eka Milahfi 44 TIDAK 63.33 TIDAK 66.67 TIDAK 73.33 TUNTAS8 Eling Widya Amalia 53 TIDAK 53.33 TIDAK 56.67 TIDAK 63.33 TIDAK9 Fahmi Nur Thoifah 62 TIDAK 53.33 TIDAK 80.00 TUNTAS 80.00 TUNTAS10 Fidya Pangestika 66 TIDAK 83.33 TUNTAS 83.33 TUNTAS 93.33 TUNTAS11 Iip Iryani 53 TIDAK 46.67 TIDAK 66.67 TIDAK 73.33 TUNTAS12 Jaelani Sari 51 TIDAK 66.67 TIDAK 80.00 TUNTAS 76.67 TUNTAS13 Kukuh Prasetya Santoso 63 TIDAK 73.33 TUNTAS 73.33 TUNTAS 80.00 TUNTAS14 Metiana Maksup 68 TIDAK 53.33 TIDAK 76.67 TUNTAS 83.33 TUNTAS15 Miftah Al Azizah 84 TUNTAS 93.33 TUNTAS 96.67 TUNTAS 100 TUNTAS16 Mistriyah 49 TIDAK 63.33 TIDAK 76.67 TUNTAS 83.33 TUNTAS17 Nurul Zawa Aningsih 47 TIDAK 63.33 TIDAK 66.67 TIDAK 80.00 TUNTAS18 Prichilia Putu Makarti 78 TUNTAS 90.00 TUNTAS 96.67 TUNTAS 93.33 TUNTAS19 Qori Setiyani 62 TIDAK 50.00 TIDAK 80.00 TUNTAS 60.00 TIDAK20 Rena Setiati 84 TUNTAS 83.33 TUNTAS 96.67 TUNTAS 96.67 TUNTAS21 Revita Sari Asih 55 TIDAK 70.00 TUNTAS 76.67 TUNTAS 83.33 TUNTAS22 Riskianto 55 TIDAK 73.33 TUNTAS 76.67 TUNTAS 86.67 TUNTAS23 Riza Rifananda Akti 53 TIDAK 46.67 TIDAK 80.00 TUNTAS 76.67 TUNTAS24 Sekar Palupi 60 TIDAK 53.33 TIDAK 83.33 TUNTAS 83.33 TUNTAS25 Sinta Karuniawati 58 TIDAK 76.67 TUNTAS 83.33 TUNTAS 76.67 TUNTAS26 Triyan Dedi Laksono 53 TIDAK 73.33 TUNTAS 63.33 TIDAK 80.00 TUNTAS27 Uma Dewaji 50 TIDAK 83.33 TUNTAS 83.33 TUNTAS 80.00 TUNTAS28 Unggul Pambudi 49 TIDAK 73.33 TUNTAS 66.67 TIDAK 86.67 TUNTAS29 Wahyu Tri Sasono 55 TIDAK 73.33 TUNTAS 73.33 TUNTAS 76.67 TUNTAS30 Wisnu Handayani 46 TIDAK 46.67 TIDAK 76.67 TUNTAS 76.67 TUNTAS31 Yogi Hidayat 60 TIDAK 73.33 TUNTAS 73.33 TUNTAS 86.67 TUNTAS32 Yohanes I. K Panjaitan 45 TIDAK 73.33 TUNTAS 70.00 TUNTAS 83.33 TUNTAS33 Zaenal Muslim 71 TUNTAS 73.33 TUNTAS 73.33 TUNTAS 86.67 TUNTAS
56.67
90,91 %100.060.00
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SIKLUS I, II DAN III
76.97 82.1218,18 %
84.0044.00
54,55 %93.3343.33
78,79 %96.67
Rata - rataKetuntasan klasikal (%)Nilai tertinggiNilai terendah
58.94 66.97
SIKLUS 3NO. NAMA
AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2
208
Lampiran 44
NILAI KET. NILAI KET. NILAI KET1 Akhrudin 50.00 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 81.252 Alfian Aji Nugraha 68.75 tidak tuntas 81.25 tuntas 81.253 Anugrah Aningsih 68.75 tidak tuntas 93.75 tuntas 93.754 Atik Wijayanti 75.00 tuntas 75.00 tuntas 81.255 Aziz Purwanto 56.25 tidak tuntas 56.25 tidak tuntas 87.506 Efani Khomsiyatun 50.00 tidak tuntas 93.75 tuntas 81.257 Eka Milahfi 56.25 tidak tuntas 81.25 tuntas 93.758 Eling Widya Amalia 56.25 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 81.259 Fahmi Nur Thoifah 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 93.75
10 Fidya Pangestika 68.75 tidak tuntas 81.25 tuntas 81.2511 Iip Iryani 50.00 tidak tuntas 93.75 tuntas 87.5012 Jaelani Sari 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 81.2513 Kukuh P. Santoso 50.00 tidak tuntas 56.25 tidak tuntas 87.5014 Metiana Maksup 56.25 tidak tuntas 81.25 tuntas 81.2515 Miftah Al Azizah 75.00 tuntas 93.75 tuntas 93.7516 Mistriyah 56.25 tidak tuntas 75.00 tuntas 81.2517 Nurul Zawa Aningsih 68.75 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 81.2518 Prichilia Putu Makarti 50.00 tidak tuntas 81.25 tuntas 81.2519 Qori Setiyani 75.00 tuntas 56.25 tidak tuntas 81.2520 Rena Setiati 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 87.5021 Revita Sari Asih 56.25 tidak tuntas 75.00 tuntas 87.5022 Riskianto 56.25 tidak tuntas 81.25 tuntas 93.7523 Riza Rifananda Akti 68.75 tidak tuntas 93.75 tuntas 81.2524 Sekar Palupi 56.25 tidak tuntas 75.00 tuntas 81.2525 Sinta Karuniawati 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 93.7526 Triyan Dedi Laksono 50.00 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 81.2527 Uma Dewaji 56.25 tidak tuntas 56.25 tidak tuntas 81.2528 Unggul Pambudi 68.75 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 87.5029 Wahyu Tri Sasono 75.00 tuntas 93.75 tuntas 87.5030 Wisnu Handayani 56.25 tidak tuntas 75.00 tuntas 87.5031 Yogi Hidayat 56.25 tidak tuntas 56.25 tidak tuntas 87.5032 Yohanes I. K Panjaitan 75.00 tuntas 56.25 tidak tuntas 87.5033 Zaenal Muslim 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 87.50
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS I, II DAN III
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
Rata-rata kelas 62.12 74.24 85.61
TUNTAS
209
PERHITUNGAN GAIN SCORE
1. Penguasaan Keterampilan Proses Sains Dari hasil analisis data penguasaan keterampilan proses sains siklus I dan
siklus II diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus I (Spre) = 62,76% dan rata-rata siklus II (Spost) = 75,88%. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan keterampilan proses sains digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
75,88% 62,76%100% 62,76%
13,12%37,24% 0,35
Karena 0,3 0,7 maka peningkatan penguasaan keterampilan proses sains dari siklus I ke siklus II memiliki kriteria sedang.
Dari hasil analisis data penguasaan keterampilan proses sains siklus II dan siklus III diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus II (Spre) = 75,88% dan rata-rata siklus III (Spost) = 81,63%. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan keterampilan proses sains digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
81,63% 75,88%100% 75,88%
5,75%
24,12% 0,24
Karena 0,3 maka peningkatan penguasaan keterampilan proses sains dari siklus II ke siklus III memiliki kriteria rendah.
2. Hasil Belajar Kognitif
Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif siklus I dan siklus II diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus I (Spre) = 66,97% dan rata-rata siklus II (Spost) = 76,97%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
76,97% 66,97%100% 66,97%
10%
33,03% 0,303
Lampiran 45
210
Karena 0,3 0,7 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I ke siklus II memiliki kriteria sedang.
Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif siklus II dan siklus III diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus II (Spre) = 76,97% dan rata-rata siklus III (Spost) = 82,12%. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
82,12% 76,97%100% 76,97%
5,15%
23,03% 0,22
Karena 0,3 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus II ke siklus III memiliki kriteria rendah.
3. Hasil Belajar Psikomotorik
Dari hasil analisis data hasil belajar psikomotorik siklus I dan siklus II diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus I (Spre) = 62,12% dan rata-rata siklus II (Spost) = 74,24%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar psikomotorik digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
74,24% 62,12%100% 62,12%
12,12%37,88% 0,32
Karena 0,3 0,7 maka peningkatan hasil belajar psikomotorik dari siklus I ke siklus II memiliki kriteria sedang.
Dari hasil analisis data hasil belajar psikomotorik siklus II dan siklus III diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus II (Spre) = 74,24% dan rata-rata siklus III (Spost) = 85,61%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar psikomotorik digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
85,61% 74,24%100% 74,24%
11,37%25,76% 0,44
Karena 0,3 0,7 maka peningkatan hasil belajar psikomotorik dari siklus II ke siklus III memiliki kriteria sedang.
211
Lampiran 46
212
Lampiran 47
213
Lampiran 48
214
DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa melakukan eksperimen Siswa melakukan diskusi kelompok ahli
Siswa melakukan diskusi kelompok asal Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa mempraktikkan salah satu eksperimen Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus