PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERDASARKAN PASAL 97 KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERKARA PERCERAIAN (Studi Kasus Nomor 6091/pdt.G/ 2013/PA.Kab.malang) SKRIPSI Oleh: BAHRUL ULUM NIM 11210035 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2016
164
Embed
JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH … · PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERDASARKAN PASAL 97 KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERKARA PERCERAIAN (Studi Kasus Nomor 6091/pdt.G
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERDASARKAN PASAL 97
KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERKARA PERCERAIAN
(Studi Kasus Nomor 6091/pdt.G/ 2013/PA.Kab.malang)
SKRIPSI
Oleh:
BAHRUL ULUM
NIM 11210035
JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAHSHIYYAH
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Demi Allah,
Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan,
Penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERDASARKAN PASAL 97 KHI
DALAM PERKARA PERCERAIAN
(study kasus no.6091/pdt.G/ 2013.PA.Kab.malang)
benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau
memindah data milik orang lain, kecuali yang disebutkan referensinya secara
benar. Jika di kemudian hari terbukti disusun orang lain, ada penjiplakan,
duplikasi, atau memindah data orang lain, baik secara keseluruhan atau sebagian,
maka skripsi dan gelar sarjana yang saya peroleh karenanya, batal demi hukum.
Malang, 15 April 2016
Penulis,
Bahrul Ulum
NIM 11210035
HALAMAN PERSETUJUAN
Setelah membaca dan mengoreksi skripsi saudara Bahrul Ulum NIM: 11210035
Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul:
PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERDASARKAN PASAL 97 KHI
DALAM PERKARA PERCERAIAN
(study kasus no.6091/pdt.G/ 2013.PA.Kab.malang)
maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-
syarat ilmiah untuk diajukan dan diuji pada Majelis Dewan Penguji.
Malang, 13 April 2016
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah
Dr. Sudirman. M.A.
NIP 197708222005011003
Dosen Pembimbing,
Musleh Herry, S.H, M.Hum.
NIP 196807101999031002
PENGESAHAN SKRIPSI
Dewan Penguji Skripsi saudara Bahrul Ulum, NIM 11210035, mahasiswa Jurusan
Al Ahwal Al Syakshiyyah Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri maulana
Malik Ibrahim Malang, dengan judul:
PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERDASARKAN PASAL 97
KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERKARA PERCERAIAN
(Studi Kasus Nomor 6091/pdt.G/ 2013/PA.Kab.malang)
Telah dinyatakan lulus dengan nilai A (Sangat Memuaskan)
Dengan Penguji
1. H.Mujaid Kumkelo,MH (___________________)
NIP.19740619 200003 1 001 Ketua
2. Musleh Harry,S.H.,M.Hum (___________________)
NIP.19680710 199903 1 002 Sekretaris
3. Dr.H. Saifullah, SH,M.Hum (__________________)
NIP.19651205 20003 1 001 Penguji Utama
Malang, 14 Juli 2016
Dekan,
Dr.H.Roibin,M.H.I
NIP.196812181999031002
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan.
Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang
lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu.
(Q.S Al Insyirah : 6-8)
KATA PENGANTAR
Alhamd li Allâhi Rabb al-’Âlamîn, lâ Hawl walâ Quwwat illâ bi Allâh al-‘Âliyy al-‘Âdhîm, dengan
hanya rahmat-Mu serta hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Pembagian harta bersama
berdasarkan pasal 97 Kompilasi Hukum Islam dalam perkara perceraian (studi kasus Nomor
6091/Pdt.G/2013/Pa. Kab. Malang)” dapat diselesaikan dengan curahan kasih sayang-Nya, kedamaian
dan ketenangan jiwa. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Baginda kita yakni Nabi Muhammad
SAW yang telah mengajarkan kita tentang dari alam kegelapan menuju alam terang menderang di
dalam kehidupan ini. Semoga kita tergolong orang-orang yang beriman dan mendapatkan syafaat dari
beliau di hari akhir kelak. Amien...
Dengan segala daya dan upaya serta bantuan, bimbingan maupun pengarahan dan hasil diskusi dari
pelbagai pihak dalam proses penulisan skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada batas kepada:
1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Dr. H. Roibin, M.H.I, selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. H. Musleh Herry, S.H.,M.hum. selaku pembimbing dalam skripsi ini.
Terima kasih atas bimbingan, arahan dan motivasinya dalam
menyelaesaikan penulisan skripsi ini.
4. Dr. H. M. Fauzan Zenrif, M.Ag. selaku dosen wali yang telah
membimbing penulis selama menempuh studi.
5. Segenap Dosen Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang yang telah menyampaikan pengajaran,
mendidik, membimbing, serta mengamalkan ilmunya dengan ikhlas.
Semoga Allah swt memberikan pahala-Nya yang sepadan kepada
beliau semua.
6. Staf serta Karyawan Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, penulis ucapkan terimakasih atas
partisipasinya dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Semua guru-guruku dari kecil sampai sekarang tanpa terkecuali,
khususnya kepada seluruh Dosen Fakultas Syariah yang telah
mendidik, membimbing, mengajarkan dan mencurahkan ilmu dan
Syakhshiyyah Fakultas Syari‟ah Department. The State Islamic Universitas
of Maulan Malik Ibrahim Malang.
supervisor : Musleh Herry, S.H.,M.Hum.
Keywords : Join Property, Divorce, Compilation Of Islamic Law.
The case number 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg discusses about the
division of join property between the applicant YS and the defendant KY. in the
case of the division of joint property is not divided equally namely 50-50.
Therefore, researchers interested in the case, because in the case Number 6091 /
Pdt.G / 2013 / PA.Kab.Mlg is granted the division of join property with parts 1/3
and 2/3 for the applicant to the defendant.
In this study, the author formulates some formulation of the problems,
namely: How do Islamic Law Compilation provisions in governing the division of
joint property (Gono-gini) What is the basis of legal considerations that are used
by judges in deciding the case No.6091 / Pdt.G / 2013 / PA.Kab. Malang on the
division of joint property (gono-gini).
This research is empirical research using a sociological judicial
approach, the source of this study obtained from interviews to the Religious Court
judges as the primary data, as well as of the Constitutional Court's decision and
the literature that in line with the theme as secondary data.
The results of the study that has been done, according to the judges of
religious court of Malang is the judges argued that the judge in implementing the
decision do not have to use the existing legal basis, but in applying the law, the
judge can use the miraculous aspects of the legal consideration namely there are
three elements including legal certainty, the usefulness and the fairness, if the rule
of law can not be reached or not reache common ground. hence, the usefulness
and the fairness should be the first, but the judge also use the juridical basis in
deciding the case by using the jurisprudence of the Supreme Court. Therefore, on
the basis of the above considerations, the judge decides the division of join
property 2/3 to 1/3 for the applicant and the respondent was already said to be fair.
Whereas, the implication of article 97 of compilation of islamic law still used as
base in deciding join property case but if the case divided using article 97 of
compilation of islamic law is unfair, so that the judge can take the legal basis of
jurisprudence or by his own deciding.
لخص البحثم
73. تقسيم املمتلكات املشرتكة )جونو جيين( مبوجب املادة 2012، 11210031هبر العلوم، رقم التسجيل Pdt.G/2013/Pa.Kab/2071مجعية الشريعة اإلسالمية يف حالة الطالق )دراسة احلالة رقم
Malangإبراىيم ماالنج. (. البحث، القسم األحوال الشخصية يف كلية الشريعة جبامعة موالان مالك املشرف: احلاج املاجستري مصلح ىري.
املمتلكات املشرتكة، الطالق. الكلمة الرئيسية:
يناقش تقسيم املمتلكات املشرتكة Pdt.G/2013/Pa.Kab Malang/2071القضية يف رقم س السعر (. يف تلك حالة تقسيم املمتلكات املشرتكة ليست يف نفKY( واملدعى عليو )YSبني املستدعي )
/ Pdt.G / 6091. لذلك، اىتم الباحث املهتمني يف ىذه القضية، ألنو يف حالة عدد 10-10الذي ىو 2/3تقسيم املمتلكات جنبا إىل جنب مع اجلزء الثالث ملقدم الطلب و PA.Kab.Mlgمنح / 2013
.للمتهم
ة الشريعة اإلسالمية كيف أن حتكم قضية مجعي :يف ىذه البحث، يسبك الباحث يف املسائل، وىيجيين(، ما ىو أساس االعتبارات القانونية اليت تستخدم القضاة يف البت يف -لتقسيم امللكية املشرتكة )جونو
.جيين(-عن تقسيم املمتلكات املشرتكة )جونو Pdt.G/2013/Pa.Kab Malang/2071القضية رقم
اجتماعي، مت احلصول على مصدر ويصنف ىذا البحث من البحوث التجريبية ابستخدام هنج قانوينالبياانت البحثية من املقابالت لقضاة احملكمة الدينية كما يتضح من البياانت األولية، فضال عن قرار احملكمة
.الدستورية واألدب اليت تتالءم مع موضوع عن بياانت الثانوية
نفيذ قرار القاضي مل يكن نتائج البحث، وفقا للقضاة السلطة الفلسطينية ماالنج يقال القضاة يف تلديك الستخدام القانون االبتدائية موجود ابلفعل، ولكن يف تطبيق القانون، وميكن للقاضي استخدام اجلوانب اإلعجازية من النظر القانونية أن ىناك ثالثة عناصر ىي سيادة القانون ، النفعية والعدالة، إن سيادة القانون ال
ل إىل أرضية مشرتكة مث، النفعية والعدالة ينبغي أن أييت أوال، ولكن القاضي أيضا ميكن الوصول أو مل يتم التوصلذلك .االستفادة من القاعدة القانونية يف البت يف القضية من قبل ابستخدام السوابق القضائية للمحكمة العليا
للمستدعي 1/3إىل 2/3أساس دجيان من االعتبارات املذكورة أعاله، والقاضي يقرر تقسيم املمتلكات معا .واملدعى عليو وقال ابلفعل أن تكون عادلة
.ال ابلفعل أن تكون عادلة
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Awalnya perkawinan ditujukan untuk selama hidupnya dan dapat
memberi kebahagiaan yang kekal bagi pasangan suami isteri yang
bersangkutan.Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki
dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan
yang maha Esa1.
Tujuan Perkawinan menurut UU No. 1 tahun 1974 adalah bahwa
perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.Tetapi banyak faktor yang memicu
keretakan bangunan rumah tangga, sehingga perceraian menjadi jalan
terakhir, misalnya salah satu pihak berbuat serong dengan orang lain, terjadi
1Pasal 9 UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
pertengkaran terus menerus antara suami isteri, dan masih banyak lagi
alasan-alasan yang menyebabkan perceraian.
Adanya perceraian membawa akibat hukum terputusnya ikatan
antara suami isteri, di lain pihak berakibat pada hubungan hukum
kekeluargaan dan hubungan hukum harta kekayaan. Hubungan hukum
kekeluargaan dan hubungan hukum kekayaannya terjalin sedemikian
eratnya, sehingga keduanya memang dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan.Hubungan hukum kekeluargaan menentukan hubungan hukum
kekayaannya dan hukum harta perkawinan tidak lain merupakan hukum
kekayaan keluarga.
Perceraian dalam Islam sejatinya tidak diperbolehkan, karena akan
berdampak negatif pada anak yang diperoleh dari pernikahan tersebt, selain
itu juga terkadang hubungan antara kedua pasangan dengan adanya
perceraian tidak akan baik seperti sedia kala. Salah satu prinsip dalam
Hukum Perkawinan Nasional yang seirama dengan ajaran Agama ialah
mempersulit terjadinya perceraian (cerai hidup), karena perceraian berarti
gagalnya tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang bahagia kekal
dan sejahtera, akibat perbuatan manusia.2
Adapun persoalan yang dihadapi pada saat atau setelah perceraian
adalah bagaimana pembagian harta bersama. Di samping permasalahan lain
seperti hadanah (hak asuh anak). Penyelesaian dan pengurusan hak-hak dan
2Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia menurut Perundangan, hukum adat, hukum
agama. (Bandung: Mandar Maju, 2007), h. 149.
kewajiban sebagai akibat adanya peristiwa hukum karena perceraian diatur
oleh hukum perkawinan.
Hukum Islam memberi hak kepada masing-masing suami istri
untuk memiliki harta benda secara perseorangan, yang tidak dapat diganggu
oleh pihak lain. Suami yang menerima pemberian, warisan dan sebagainya
tanpa ikut sertanya istri, berhak menguasai sepenuhnya harta yang
diterimanya itu.Demikian pula halnya istri yang menerima pemberian,
warisan, mahar, dan sebagainya tanpa ikut sertanya suami berhak
menguasainya sepenuhnya harta benda yang diterimanya itu.Harta bawaan
yang telah mereka miliki sebelum terjadi perkawinan juga menjadi hak
masing-masing.
Dalam pelaksanaan pembagian harta gono gini berdasarkan UU
No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo Inpres Nomor 1 Tahun 1991
Tentang Kompilasi Hukum Islam dijelaskan bahwa suami maupun isteri
mempunyai hak untuk mempergunakan harta bersama yang telah
diperolehnya tersebut selagi untuk kepentingan rumah tangganya tentunya
dengan persetujuan kedua belah pihak. Hal ini berbeda dengan harta bawaan
yang keduanya mempunyai hak untuk mempergunakannya tanpa harus ada
persetujuan dari keduanya atau masing-masing berhak menguasainya
sepanjang para pihak tidak menentukan lain.
Setiap perceraian membawa dampak dalam hal pembagian harta
bersama yang biasa dikenal di masyarakat dengan sebutan pembagian gono
gini.Disini sering muncul permasalahan dimana salah satu pihak merasa
lebih berhak atas harta yang diperebutkan.Misalnya suami dan istri yang
telah bercerai dan memperebutkan sebuah rumah dan mobil.Dahulu rumah
dan mobil tersebut dibeli secara kredit oleh mereka, namun dalam
perjalanannya, istri lebih banyak membayar cicilan kredit tersebut.Sehingga
saat membagi harta gono-gini, istri merasa lebih berhak atas rumah tersebut.
Muncul pertanyaan apakah nanti harta tersebut akan dibagi rata antara
suami dan istri. Jika itu terjadi, istri akan merasa tidak adil, karena andilnya
dalam harta tersebut lebih besar daripada suaminya.
Pada umumnya masyarakat terutama suami istri yang sedang
bercerai bingung dalam pembagiannya, apakah dalam penyelesaian perkara
tersebut menggunakan hukum adat, hukum Islam, kompilasi hukum Islam,
kitab undang-undang hukum perdata, atau asas-asas hukum lainnya, yang
pada kenyataannya tiap hukum menetapkan peraturan peraturan yang
berbeda. Jika dalam hukum adat pembagian harta bersama adalah 50 : 50,
walaupun pada kenyataannya ada system kekerabatan yang tidak
menggunakan peraturan gono-gini pada saat terjadi perceraian misalnya
sistem patrilineal, matrilineal, dan lainnya.
Namun disisi lain, peraturan mengenai gono-gini dalam hukum
Islam dianggap tidak relevan dan tidak adil karena membagai harta bersama
sesuai porsi (peran) masing-masing dalam keluarga, atau berpihak pada
salah satu pihak bersengketa atau mendiskriminasikan salah satu pihak.
Masing-masing pihak saling mengklaim bahwa dirinyalah yang berhak
mendapatkan jatah harta gono-gini yang lebih besar.
Terlebih dewasa ini, kehidupan masyarakat sangat sering diwarnai
dengan masalah pertentangan hukum.Khususnya masalah harta bersama
atau yang lebih dikenal dengan istilah harta gono-gini yang dialami oleh
suami istri yang menghadapi perceraian. Masalah ini banyak menyita
perhatian berbagai kalangan terlebih media massa, ulama dan masyarakat
pada umumnya terutama yang dipbilkasikan oleh media dan menjadi
konsumsi publik. Pengaturan harta gono-gini diakui secara hukum termasuk
dalam hal pengurusan, penggunaan dan pembagiannya.
Ketentuan harta gono-gini juga diatur dalam hukum
Islam.Meskipun secara umum dan mendasar tidak diakuinya pencampuran
harta kekayaan suami istri (dalam hukum Islam), ternyata setelah dianalisis
yang tidak bisa dicampur adalah harta bawaan dan harta perolehan. Hal ini
sama halnya dengan ketentuan yang berlaku dalam hukum positif, bahwa
kedua macam harta itu harus terpisah dengan dari harta gono gini itu sendiri.
Putusnya perkawinan karena perceraian dapat menimbulkan
beberapa permasalahan antara kedua belah pihak (suami istri) yaitu terkait
dengan harta bersama, persoalan mengenai harta bersama sangat rentan
terjadi dalam kehidupan rumah tangga yang sudah tidak dapat dipertahankan
lagi.Persengketaan harta perkawinan tersebut berkisar kepada harta bersama
yang didapatkan pada saat setelah perkawinan berlangsung.
Persengketaan harta perkawinan dalam perceraian memang sering
terjadi dalam masyarakat, terlebih jika tidak ada perjanjian pemisahan harta
dalam perkawinan.Biasanya, masing-masing pihak mengklaim bahwa harta
bersama menjadi harta bawaan atau harta perolehan.Bahkan yang lebih
merugikan jika salah satu pihak dari suami istri ada yang tidak faham
mengenai pembagian harta bersama, harta bawaan dan harta
perolehan.Realita dalam masyarakat, kebanyakan orang tidak pernah
memisahkan dengan sengaja harta-harta yang mereka miliki, terutama harta
bersama dan harta perolehan, serta tidak menutup kemungkinan juga pada
harta bawaan. Karena pada hakikatnya tidak ada pasangan suami istri yang
memprediksi apalagi berencana untuk bercerai, dan akan berakhir pada
persengketaan harta bersama.
Secara sosiologis, di Indonesia saat ini, banyak sekali pasangan
suami istri yang mengalami perceraian sehingga berujung pada rumitnya
pembagian harta perkawinan. Untuk menghindari perselisihan mengenai itu,
maka jalan terbaik adalah pembuatan perjanjian perkawinan pada saat akan
melangsungkan ijab qabul. Perjanjian pemisahan harta, biasanya menentukan
pemisahan harta bersama dan harta perolehan yang dimiliki oleh suami dan
istri selama menjalani masa perkawinan.Lebih spesifik ditentukan adanya
kesepakatan, bahwa harta yang didapat atas usaha istri menjadi hak mutlak si
istri, dan bukan dari bagian harta bersama.Hal ini tidak dapat dikenakan pada
harta yang didapatkan atas usaha suami, karena suami memiliki kewajiban
sebagai kepala rumah tangga, untuk memberi nafkah harta kepada
keluargannya.
Dilihat dari Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam, bahwa Janda atau
duda cerai masing-masing berhak seperdua dari harta bersama sepanjang
tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan. Maksudnya jika pada saat
malangsungkan akad perkawinan, pasangan suami istri tidak membuat
perjanjian pemisahan harta perkawinan, maka masing-masing suami istri
mendapatkan separuh dari harta perkawinan tersebut, karena harta itu sudah
menjadi harta bersama suami istri.Disini yang dimaksud dengan harta
bersama adalah harta yang diperoleh sesudah suami istri berada dalam
hubungan perkawinan, serta atas usaha mereka berdua atau usaha salah
seorang dari mereka.
Berangkat dari peraturan KHI mengenai harta kekayaan dalam
perkawinan yang memberikan jalan kepada pasangan suami istri yang
bercerai yaitu dibagi masing-masing mendapatkan separuh dari harta bersama
tersebut, maka sesuai dengan informasi yang didapatkan dari Pengadilan
Agama Kabupaten Malang, bahwa pada putusan Nomor
6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg, pada amar putusanya tanpa adanya perjanjian
pemisahan harta perkawinan dibagi oleh Majelis Hakim tidak dengan sama
rata yaitu sama-sama 50%, akan tetapi pemohon mendapatkan 2/3 bagian dari
harta bersama, sedangkan termohon mendapatkan 1/3 bagian dari harta
bersama.
Putusan dari Pengadilan Agama Kabupaten Malang tersebut sangat
bertolak belakang dengan KHI yang menyebutkan jika tidak ada perjanjian
perkawinan maka harta bersama dibagi sama-sama mendapatkan separuh dari
harta bersama tersebut. Jika dilihat dari alasan perceraian pemohon dan
termohon pada perkara No. 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg bahwa alasan
perceraian keduanya adalah kurang menghargainya termohon kepada
pemohon sebagai suaminya, selain itu termohon sudah membalikkan
sertifikat rumah yang dibeli oleh keduanya, karena untuk pembelian rumah
tersebut pemohon menggunakan sebagian uang dari pernikahan pertamanya
dengan mantan istrinya.
Selain itu pemohon dan termohon juga memiliki warung makan
yang dikelola oleh termohon akan tetapi termohon tidak pernah memberi tahu
pemohon mengenai laba yang didapat dari warung. Jika melihat perkara
tersebut, maka apakah dasar hukum hakim memutus dengan tidak sama rata
dari harta bersama mereka, mengingat disini antara pemohon dan termohon
sama-sama memiliki usaha masing-masing, sama-sama bekerja, meskipun
pada kenyataanya pemohon banyak mengeluarkan modal untuk kebutuhan
rumah tangga mereka. Akan tetapi, itu memang sudah kewajiban dari seorang
suami untuk memberikan kenyamanan, bahkan nafkah kepada istrinya.
Berangkat dari pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti alasan dari para hakim serta dasar yang digunakan, apakah hanya
sebatas karena tidak menghargainya seorang istri kepada suaminya, ataukah
masih ada alasan lain sehingga Majelis Hakim membagi harta bersama
dengan tidak sama rata. Selain itu juga penelitian ini sangat menunjang
peneliti untuk dapat secara menyeluruh menganalisa, memperhatikan serta
menyimpulkan perkara tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar pertimbangan hukum yang di gunakan
hakim dalam memutus perkara
No.6091/pdt.G/2013/PA.Kab. Malang tentang
pembagian harta bersama (gono-gini)?
2. Bagaimana implikasi Pasal 97 KHI atas perkara harta
bersama di Pengadilan Agama Kabupaten Malang?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hukum yang
digunakan oleh hakim dalam memutus perkara
tentang pembagian harta bersama (gono-gini).
2. Bagaimana implikasi Pasal 97 KHI atas perkara harta
bersama di Pengadilan Agama Kabupaten Malang
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Dalam penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat
memberikan penjelasan secara rinci tentang cara mengatur pembagian
harta bersama (gono-gini) dalam perkara perceraian menurut ketentuan
pasal 97 Kompilasi hukum Islam. Dapat di ketahui dalam membagi harta
bersama (gono-gini) ada cara atau ketentuan yang sudah di atur oleh
undang-undang, sehingga di harapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat
pada umumnya dan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dibidang
hukum dan juga bagi bahan kepustakaan.
2. Praktis
Secara praktis penelitian ini digunakan untuk memenuhi SKS
yang harus ditempuh, yaitu sebagai tugas akhir yaitu untuk
menyelesaikan study dan mendapatkan gelar SHi.Bagi peneliti, juga
dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran untuk menambah
pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat luas.Dan juga penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi civitas akademik,
masyarakat, dan para peneliti yang lainnya.
E. Defenisi Operasioanal
Harta bersama :Adapun yang dinamakan harta bersama adalah harta benda
yang diperoleh sesudah suami istri berada dalam hubungan perkawinan,
meskipun harta bersama tersebut hanya suami yang bekerja dengan berbagai
usahanya sedangkan isteri berada di rumah dengan tidak mencari nafkah
Pengadilan Agama Kabupaten Malang yang memeriksa dan mengadili
perkara-perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut, dalam perkara cerai talak dan harta bersama, antara pihak-pihak :
Yantje Sebastian bin Him Thay Oh, umur 55 tahun, agama Islam,
kewarganegaraan WNI, pendidikan --, pekerjaan swasta,
bertempat tinggal di Jalan Raya Sengkaling Nomor 187
RT.004 RW.007 Desa Mulyo Agung, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang, yang sekarang berkediaman di Jalan
Bali Nomor 10 RT.002 RW.007 Kelurahan Trajeng,
Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, yang dalam hal ini
berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 21 Oktober 2013
yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama
Kabupaten Malang Register Nomor 1275/K.Kh/2013/PA.
Kab. Mlg., tanggal 23 Oktober 2013 telah memberikan kuasa
kepada Mohamad Krisdianto, S.H., Advokat dan Penasehat
Hukum, berkantor di Jalan Tenaga 25/09 Nomor 11 Desa
Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang,
selanjutnya disebut sebagai Pemohon;
melawan
Khoiriyah binti Rakimun, umur 49 tahun, agama Islam, kewarganegaraan WNI,
pendidikan --, pekerjaan swasta, bertempat kediaman di
Jalan Raya Sengkaling Nomor 187 RT.004 RW.007 Desa
Mulyo Agung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, yang
dalam hal ini berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7
Pebruari 2014 yang terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan
Agama Kabupaten Malang Register Nomor
206/K.Kh/2014./PA. Kab. Mlg., tanggal 12 Pebruari 2014
memberikan kuasa kepada Bales Pribadi Suharsono, S.H.,
Advokat/Penasihat Hukum, yang berkantor di Jalan Simpang
Borobudur Utara II/12 Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang, selanjutnya disebut sebagai Termohon;
Pengadilan Agama tersebut;
Telah membaca dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan;
Telah mendengar keterangan Pemohon, Termohon serta saksi-saksi di
persidangan;
TENTANG DUDUK PERKARA Dalil Permohonan Pemohon
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal
23 Oktober 2013 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Kabupaten
Malang Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA. Kab. Mlg., tanggal 23 Oktober 2013
mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa pada tanggal 23 Juli 2009 Pemohon (Yantje Sebastian Bin Him Thay
OH) dengan Termohon (Khoiriyah Binti Rakimun), telah melangsungkan
pernikahan yang tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Batu
Kota Batu, sebagaimana bukti Kutipan Akta Nikah Nomor : 484/81/VII/2009
(P.1);
2. Bahwa dalam hal ini Pemohon sebelum menikah dengan Termohon,
Pemohon memiliki harta bawaan berupa uang sebesar lebih kurang Rp
421.400.000,- (empat ratus dua puluh satu juta empat ratus ribu rupiah) dari
penjualan asetnya didaerah Pasuruan yang didapat dari perkawinan dengan
istri pertamanya bernama Monika Maria Nastitiningsih Sebastian
sebagaimana tertuang dalam kesepakatan bersama ditanda tangani
dihadapan Notaris LOESIANNA, S.H.. M.BA., M. Kn. tanggal 08 Agustus
2009 (P.2);
3. Bahwa Pemohon tidak lama setelah menikah dengan Termohon, demi
kenyamanan dan keberlangsungan rumah tangga yang baik, Pemohon
memutuskan untuk membeli rumah dari sebagian harta yang telah
didapatkan dari perkawinan pertamanya tersebut, terletak di Jalan Raya
Sengkaling No.187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo Agung, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang, dengan batas sebagai berikut :
Sebelah Barat : Tanah Adat;
halaman 2 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Sebelah Utara : Jalan Raya Sengkaling
Sebelah Timur : Tanah Adat
Sebelah Selatan : Tanah Adat
(Selanjutnya disebut sebagai Harta Bersama)
4. Bahwa setelah pernikahan Pemohon dengan Termohon memilih tempat
tinggal di dirumah kediaman bersama dirumah Pemohon dengan Termohon
tersebut, di Jalan Raya Sengkaling No.187 RR.04 RW.07 Desa Mulyo
Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang kurang lebih selama 2 tahun 8
bulan, ditempat tersebut juga dipakai usaha berjualan makanan berupa
Warung Orin (menjual aneka lalapan), hal ini untuk menunjang peronomian
rumah tangga. Pemohon dan Termohon telah hidup rukun layaknya suami
istri (ba’da dhukhul) namun belum dikaruniai keturunan/anak;
5. Bahwa sejak perkawinan antara Pemohon dengan Termohon selalu hidup
rukun, harmonis dan bahagia, namun sejak awal tahun 2011 kebahagiaan
dan ketenteraman rumah tangga Pemohon dengan Termohon mulai goyah
dan tidak harmonis lagi setelah antara Pemohon dengan Termohon secara
terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan
antara lain :
a. Pemohon merasakan tidak di hargai oleh Termohon, Termohon ingin
menguasai sendiri rumah kediaman Pemohon dan membalikkan
sertifikat rumah yang sudah dibeli seharga dahulu sekitar
Rp.88.000.000,- (delapan puluh delapan juta rupiah) oleh pemohon ,Akta
Jual Beli Nomor 05/ 2010 dibuat dihadapan Notaris Eny Dwi Astutik,SH
selaku PPAT tertanggal 07 April 2010 (P.3) dan SHM No. 1969 yang
diterbitkan dan ditanda tangani oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Malang tertanggal 20 April 2010 ,dengan Luas 114 M2 atas
nama pemohon) ---(P.4);
b. Termohon tidak menghargai Pemohon sebagai seorang suami yang sah
yaitu dengan cara Termohon terlalu berani dan seringkali membantah
perkataan Pemohon sebagai suami dan imam dalam rumah tangga,
sering marah-marah dan tidak menghiraukan nasehat Pemohon.
Termohon juga jarang terbuka terkait penghasilan/laba dari warung,
bahkan dalam hal ini Pemohon juga tidak menikmati hasil keuntungan
dari bisnis tersebut;
halaman 3 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
c. Termohon Kurang memperhatikan Pemohon, ia sering egois dan lebih
memperhatikan kepentingan sendiri daripada kepentingan rumahtangga,
dalam hal ini juga Pemohon harus banyak berkorban waktu uang dan
tenaga untuk oprasional warung;
6. Ketika perselisihan dan pertengkaran terjadi Termohon sering
menyepelekan dan atau membentak Pemohon dengan kata-kata kasar yang
menyakitkan dan Termohon sering meminta cerai. Bahwa perlu di ingat
Gugatan ini pernah diajukan sebelumnya, namun Termohon tidak berubah
dan dalam upaya damai/mediasi tidak menemukan titik temu (gagal);
7. Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut sekitar bulan maret
2012 Pemohon pulang kerumah orang tuanya di Pasuruan (tersebut diatas)
selama kurang lebih selama 1 tahun 3 bulan hingga sekarang (tanpa
pekerjaan dan penghasilan), selama itu Termohon tidak mempedulikan
Pemohon dan tidak lagi ada hubungan lahir batin. Dalam hal ini Pemohon
juga mengalami kerugian baik moril maupun materi’il :
Moril berupa : harga diri dan beban pshycologis yang tidak ternilai
dengan uang,
Materiil berupa : - segala pengeluaaran uang untuk pembelian rumah,
bea balik nama, modal usaha dan segala
keuntungannya yang patut di peroleh Pemohon
dengan akumulasi semuanya sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
- Biaya pengurusan perkara sebesar Rp.5.000.000,-
(lima juta rupiah)
8. Bahwa permohonan ini diajukan berdasarkan UU No.1/1974, UU No.3 tahun
2006, Pasal 66 Ayat (1) dan Ayat (5) serta Pasal 85 Kompilasi Hukum Islam;
9. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini,
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Pemohon mohon kepada Ketua
Pengadilan Agama Kabupaten Malang agar mengadili dan memberikan
putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan permohonan cerai talak dan harta bersama Pemohon untuk
seluruhnya;
2. Memberikan ijin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu kepada
Termohon;
halaman 4 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
3. Menyatakan bahwa perkawinan antara Pemohon (Yantje Sebastian Bin Him
Thay OH) dengan Termohon (Khoiriyah Binti Rakimun), yang tercatat di
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Batu, Kota Batu sebagaimana
bukti Kutipan Akte Nikah Nomor 484/81/VII/2009 tanggal 23 Juli 2009
adalah cerai talak karena putusan Pengadilan;
4. Menyatakan sah dan berharga akta jual beli Nomor 05/2010 dibuat
dihadapan notaris Eny Dwi Astutik, SH selaku PPAT tertanggal 07 April
2010 (P.2) dan SHM Nomor 1969 yang diterbitkan dan ditandatangani oleh
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Malang tertanggal 20 April 2010,
dengan luas 114 M2 atas nama Pemohon;
5. Menetapkan tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatas nya sebuah rumah
terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 Rt. 04 rw.07 Desa Mulyo Agung
Kecamatan Dau Kabupaten Malang adalah Harta Bersama dan menjadi Hak
Milik Pemohon;
5. Menghukum Termohon atau siapa saja yang mendapat hak dari harta
bersama tersebut untuk membagi dan menyerahkan ½ (setengah) bagian
kepada Pemohon, apabila Termohon keberatan membagi secara fisik/
natura maka dapat di eksekusi lelang dengan bantuan balai lelang dan alat
Negara/Polisi;
6. Menghukum Termohon agar membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap hari keterlambatan pemenuhan isi
putusan sejak perkara ini memperoleh kekuatan hukum tetap (inckraht);
7. Meenyatakan bahwa putusan ini dapat diajalankan terlebih dahulu,
walaupun nanti ada upaya verzet, banding dan atau kasasi;
8. Membebankan biaya perkara (cerai talak) kepada Pemohon;
Atau dalam peradilan reformasi yang baik dan mulia kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Upaya Damai dan Mediasi Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon hadir
secara pribadi didampingi kuasa hukumnya dan Termohon hadir secara pribadi
di persidangan dengan didampingi kuasa hukumnya;
Bahwa pada setiap persidangan Majelis Hakim telah berusaha
mendamaikan dengan cara menasihati pihak Pemohon dan Termohon agar
rukun lagi membina rumah tangga yang baik, tetapi tidak berhasil;
halaman 5 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Bahwa sebelum pemeriksaan perkara ini berlanjut, kedua belah pihak
juga telah diperintahkan untuk menempuh upaya mediasi dan keduanya telah
sepakat memilih Mediator Drs. Afnan Muhamidan, M.H. (Hakim Pengadilan
Agama Kabupaten Malang);
Bahwa usaha mendamaikan kedua belah pihak melalui mediator
tersebut dilakukan pada tanggal 6 Nopember 2013 dan tanggal 12 Nopember
2013 sebagaimana laporan hasil mediasi yang dibuat oleh mediator tanggal 12
Nopember 2013 telah gagal mencapai kesepakatan;
Bahwa atas permintaan kedua belah pihak, Majelis Hakim juga
berulangkali memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk
menempuh upaya damai secara sendiri oleh prinsipal langsung dengan
didampingi kuasa masing-masing diluar persidangan dan diluar mediasi, namun
upaya tersebut juga tetap tidak berhasil;
Jawab Menjawab Bahwa kemudian persidangan dilanjutkan dengan membacakan surat
permohonan Pemohon dalam sidang tertutup untuk umum, yang maksud dan
isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon dengan perubahan secara lisan pada
sidang tanggal 20 Nopember 2013 sebagai berikut :
- Posita angka 3 tertulis bahwa ……..(selanjutnya disebut sebagai harta
bersama) seharusnya 3. Bahwa …….(selanjutnya disebut sebagai harta
bawaan).
- Petitum permohonan Pemohon sebagai berikut :
- Angka 5 yaitu menetapkan tanah seluas 114 m² yang berdiri di atasnya
sebuah rumah terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.004 RW.007
Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang adalah harta
bersama dan menjadi milik Pemohon seharusnya menetapkan tanah
seluas 114 m² yang berdiri di atasnya sebuah rumah terletak di Jalan Raya
Sengkaling No.187 RT.004 RW.007 Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau
Kabupaten Malang adalah harta bawaan milik Pemohon;
- Angka 6 yaitu “menghukum Termohon atau siapa saja yang mendapat hak
dari harta bersama tersebut untuk membagi dan menyerahkan ½
(setengah) bagian kepada Pemohon, apabila Termohon keberatan
membagi secara fisik/natura maka dapat dieksekusi lelang dengan
bantuan balai lelang dan alat Negara/polisi” seharusnya “menghukum
halaman 6 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Termohon atau siapa saja yang mendapat hak dari harta bawaan tersebut
untuk menyerahkan kepada Pemohon, apabila tidak dapat diserahkan
secara sukarela dapat menggunakan alat Negara/polisi”;
Bahwa terhadap permohonan dan perubahan permohonan Pemohon
tersebut, Termohon mengajukan jawaban secara lisan yang disampaikan pada
sidang tanggal 18 Desember 2013 yang pada pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa benar Termohon dan Pemohon adalah suami isteri yang menikah
pada tanggal 23 Juli 2009.
2. Bahwa Termohon tidak tahu menahu tentang harta bawaan Pemohon dari
hasil pembagian harta bersama Pemohon dengan isteri pertama Pemohon
terdahulu.
3. Bahwa benar jika setelah menikah, Pemohon bersama Termohon membeli
rumah pada sekitar tahun 2010, yang terletak di Jalan Raya Sengkaling
No.187 RT.004 RW.007 Desa Mulyo Agung, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang, dengan batas-batas sebagai berikut :
− Sebelah barat dengan tanah adat;
− Sebelah utara dengan jalan raya sengkaling;
− Sebelah timur dengan tanah adat; dan
− Sebelah selatan dengan tanah adat;
4. Bahwa benar setelah menikah, Termohon bersama Pemohon tinggal
bersama sebagaimana didalilkan Pemohon dalam surat permohonannya.
5. Bahwa benar selama menikah antara Termohon dan Pemohon belum
dikaruniai anak;
6. Bahwa benar jika semula rumah tangga Termohon dan Pemohon rukun dan
harmonis namun sejak tahun 2011 sudah tidak harmonis lagi, karena sering
terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus, namun penyebabnya
yang benar adalah justru Pemohon lah yang bersikap temperamental dan
selalu merasa kurang terhadap layanan yang Termohon berikan;
7. Bahwa benar jika sejak bulan Maret 2012 antara Pemohon dan Termohon
sudah pisah tempat tinggal hal itu dikarenakan Pemohon sendiri yang
pulang kerumah orangtuanya di Pasuruan yang sampai dengan sekarang
sudah berjalan selama kurang lebih 1 tahun 10 bulan, dan selama itu sudah
tidak ada hubungan baik lahir dan batin karena Pemohon yang sudah tidak
mempedulikan Termohon dan sulit untuk dihubungi;
halaman 7 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
8. Bahwa tidak benar, jika Termohon selalu menyepelekan Pemohon dan/atau
membentak Pemohon apalagi tidak menghargai Pemohon selaku suami,
namun yang ada justeru Pemohon sendiri yang tidak bisa menjalankan
fungsinya sebagai seorang suami yang harus memberikan pengayoman
kepada Termohon selaku isterinya.
9. Bahwa benar upaya merukunkan Termohon dengan Pemohon telah
berulangkali dilakukan namun tidak berhasil.
10. Bahwa tidak benar jika rumah sebagaimana tersebut di atas adalah murni
memakai uang Pemohon, namun yang benar adalah Termohon juga turut
andil dalam pembelian rumah tersebut;
11. Bahwa benar upaya merukunkan Termohon dengan Pemohon telah
berulangkali dilakukan namun tidak berhasil.
12. Bahwa Termohon masih berkeyakinan jika rumah tangga Termohon
bersama Pemohon masih dapat dipertahankan karenanya Termohon
keberatan untuk bercerai;
13. Bahwa Termohon tidak tahu menahu asal-usul uang untuk beli rumah
tersebut, yang jelas rumah tersebut di beli ketika Termohon dan Pemohon
sudah dalam ikatan perkawinan;
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, saya mohon kepada Majelis Hakim agar
menjatuhkan putusan yang berbunyi :
1. Menolak permohonan Pemohon seluruhnya.
2. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon.
Atau apabila yang mulia Majelis Hakim berpendapat lain, maka mohon putusan
yang seadil-adilnya.
Bahwa terhadap jawaban Termohon, Pemohon mengajukan replik
secara lisan pada sidang tanggal 18 Desember 2013 yang pada pokoknya tetap
pada permohonan dan perubahan permohonan Pemohon;
Bahwa terhadap replik Pemohon, Termohon juga mengajukan duplik
secara lisan pada sidang tanggal 18 Desember 2013 yang pada pokoknya tetap
pada jawaban Termohon;
Bahwa meskipun sudah diperingatkan Majelis Hakim, Pemohon melalui
kuasa hukumnya pada sidang tanggal 5 Pebruari 2014 mengajukan perubahan
permohonan secara tertulis yang selengkapnya sebagaimana tersebut dalam
berita acara sidang perkara ini;
halaman 8 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Bahwa meski sudah diperingatkan Majelis Hakim, Termohon melalui
kuasanya mengajukan jawaban dan eksepsi secara tertulis pada sidang tanggal
19 Pebruari 2014, selengkapnya sebagaimana dalam berita acara sidang ini;
Tentang Pembuktian Bahwa, untuk memperkuat dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah
mengajukan alat bukti tertulis, berupa :
1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 484/81/VII/2009 tanggal 24 Juli 2009
yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor
Urusan Agama Kecamatan Batu, Kota Batu, bermaterai cukup dan cocok
dengan aslinya (bukti P.1);
2. Fotokopi Kesepakatan Bersama atas nama Pemohon dan Monika Maria
Nastiningsih Sebastian yang dibuat dihadapan dan disahkan oleh Notaris
Loesiana, S.H., M. BA., M. Kn., Notaris di Kota Pasuruan, Nomor :
81/L/VIII/2009 tanggal 08 Agustus 2009, bermaterai cukup dan cocok
dengan aslinya (bukti P.2);
3. Fotokopi Akta Jual Beli atas nama M. Anwar Sanusi kepada Yantje
Sebastian, Nomor 05/2010 tanggal 07 April 2010 yang dikeluarkan dan
ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Kabupaten Malang,
bermaterai cukup dan cocok dengan aslinya (bukti P.3);
4. Fotokopi Sertifikat Hak Milik No. 1969 Nomor DI.307 10284/2010 DI.208
5200/2010 atas nama Yantje Sebastian tanggal 20 April 2010 yang
dikeluarkan dan ditandatangani oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Malang, bermaterai cukup, cocok dengan aslinya (bukti P.4);
5. Fotokopi print out rekening BRI Syariah atas nama Pemohon, bermaterai
cukup dan cocok dengan aslinya (bukti P.5);
6. Fotokopi Slip Pemindahan Dana Antar Rekening BCA dari Nomor Rekening
0890766595 atas nama Yantje Sebastian kepada Nomor Rekening
0111846463 atas nama M. Anwar Sanusi dan kwitansi proses peralihan
hak atau balik nama sertifikat hak milik Nomor 1969 tanggal 23 Maret 2000
tanggal 26 April 2010, bermaterai cukup, cocok dengan aslinya (bukti P.6);
Bahwa terhadap bukti Pemohon tersebut, Termohon menyatakan
membenarkan bukti P.1, dan P.4 tersebut, dan membenarkan pula bila asli
bukti P.4 tersebut berada pada Termohon, sedangkan terhadap bukti P.2, P.3
dan P.6, Termohon menyatakan tidak tahu menahu;
halaman 9 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Bahwa, disamping alat bukti tertulis tersebut, Pemohon juga
menghadirkan dua orang saksi, masing-masing adalah :
Saksi I : Supriyadi bin Gondo Kusumo, umur 64 tahun, agama Islam, pekerjaan
sopir, bertempat kediaman di Jalan Seruni Nomor 3 RT.004 RW.007 Desa
Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, dibawah sumpahnya
didepan sidang memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah
tetangga dekat Pemohon dan Termohon;
- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon adalah suami isteri,
hanya saja saksi tidak mengetahui kapan tanggal pernikahan Pemohon dan
Termohon tersebut;
- Bahwa saksi mengetahui selama berumah tangga Pemohon dan Termohon
bertempat tinggal di rumah yang dibeli Pemohon, dan belum dikaruniai anak;
- Bahwa saksi mengetahui semula rumah tangga Pemohon dan Termohon
rukun dan harmonis, namun akhir-akhir ini sudah tidak harmonis lagi, karena
sering berselisih dan bertengkar, hanya saja saksi tidak mengetahui
penyebab perselisihan dan pertengkaran tersebut;
- Bahwa saksi mengetahui bentuk perselisihan dan pertengkaran antara
Pemohon dan Termohon tersebut adalah cekcok mulut dan sekali
mengetahui baju Pemohon sampai robek bahkan seringkali ketika
bertengkar, Termohon memutar musik karaoke keras-keras;
- Bahwa saksi mengetahui sendiri (lebih dari 3 kali) perselisihan dan
pertengkaran antara Pemohon dan Termohon;
- Bahwa saksi mengetahui akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut,
Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal yang sampai dengan
sekarang sudah berjalan selama kurang lebih antara 2 tahun, selama itu
sudah tidak terjalin hubungan komunikasi yang baik layaknya suami isteri,
bahkan keduanya sudah tidak saling menghiraukan dan memperdulikan;
- Bahwa saksi mengetahui upaya merukunkan Pemohon dan Termohon sudah
sering dilakukan, akan tetapi tidak berhasil, dan saksi tidak sanggup
merukunkan, karena Pemohon sudah bersikukuh menceraikan Termohon;
- Bahwa saksi mengetahui pada sekitar akhir tahun 2009 Pemohon membeli
rumah yang terletak di dekat rumah saksi di Jalan Raya Sengkaling Nomor
187 RT.004 RW.007 Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
halaman 10 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
dengan batas-batas :
o Sebelah utara dengan jalan raya;
o Sebelah selatan dengan tanah adat (rumah milik saksi);
o Sebelah barat dengan tanah adat (rumah milik Mulyadi);
o Sebelah timur dengan tanah adat (rumah milik Suparno).
- Bahwa saksi mengetahui pembelian rumah tersebut karena saksi ikut
membantu mengukur ukuran rumah tersebut;
- Bahwa rumah tersebut saat ini ditempati oleh Termohon dan anak bawaan
Termohon sendiri;
- Bahwa saksi mengetahui rumah tersebut asalnya adalah milik pakdhe isteri
saksi bernama M. Anwar Sanusi dengan ukuran luas 114 m²;
- Bahwa saksi mengetahui yang datang saat pengukuran rumah tersebut
adalah pemilik rumah asal (M. Anwar Sanusi) dan Pemohon sendiri (Yantje
Sebastian), sedangkan Termohon tidak hadir;
- Bahwa saksi mengetahui rumah tersebut ditempati oleh Pemohon dan
Termohon sejak tahun 2010;
- Bahwa saksi mengetahui saat itu Pemohon bekerja sebagai makelar hanya
saja saksi tidak mengetahui jumlah penghasilan Pemohon;
- Bahwa saksi tidak mengetahui uang untuk membeli rumah tersebut, yang
saksi tahu adalah antara Pemohon dengan pemilik rumah asal sudah ada
akta jual beli dari notaris kurang lebih bulan April 2010;
- Bahwa saksi mengetahui dalam kehidupan sehari-hari, Termohon lebih
sering berdiam diri di rumah dan jarang membaur dengan tetangga;
Bahwa selanjutnya pihak Pemohon menyatakan mencukupkan dengan
keterangan saksi tersebut;
Saksi II : Didik Sunaryadi bin Sukartomo, umur 60 tahun, agama Islam,
pekerjaan dagang, bertempat kediaman di Jalan Raya Sengkaling Nomor 185
RT.004 RW.007 Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau Kabupaten Malang,
dibawah sumpahnya didepan sidang memberikan keterangan yang pada
pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah
tetangga dekat Pemohon dan Termohon;
- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon suami isteri, hanya saksi
tidak mengetahui tanggal pernikahannya, saksi hanya mengetahui sejak
halaman 11 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
tahun 2010 keduanya rukun dan tinggal di rumah Pemohon yang dekat
rumah saksi;
- Bahwa saksi mengetahui sejak tinggal di rumah tersebut, awalnya rumah
tangga Pemohon dan Termohon rukun dan harmonis, namun belum
dikaruniai anak, akan tetapi akhir-akhir ini sudah tidak harmonis, sering
berselisih dan bertengkar;
- Bahwa saksi mendengar dari cerita yang beredar di lingkungan warga bahwa
penyebab perselisihan Pemohon dan Termohon tersebut adalah Termohon
sering membantah nasihat Pemohon;
- Bahwa saksi mengetahui akibat pertengkaran tersebut sejak dua tahun
terakhir Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal, Pemohon pulang ke
rumah orangtuanya di Pasuruan, selama itu Pemohon dan Termohon sudah
tidak saling memperdulikan;
- Bahwa saksi tidak pernah merukunkan Pemohon dan Termohon bahkan
tidak sanggup merukunkan, karena Pemohon sudah bersikukuh untuk
menceraikan Termohon;
- Bahwa saksi mengetahui sekitar tahun 2010 Pemohon membeli rumah
dengan ukuran 114 m² yang terletak di samping kiri rumah yang saksi
tempati yaitu terletak di Jalan Raya Sengkaling Nomor 187 RT.004 RW.007
Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang, dengan batas-batas :
o Sebelah utara dengan jalan raya;
o Sebelah selatan dengan tanah adat (rumah milik saksi);
o Sebelah barat dengan tanah adat (rumah milik Mulyadi);
o Sebelah timur dengan tanah adat (rumah milik Suparno).
- Bahwa saksi mengetahui rumah tersebut asalnya milik bapak M. Anwar
Sanusi;
- Bahwa saksi tidak mengetahui asal-usul uang yang dipakai untuk beli rumah,
saksi hanya mengetahui Pemohon pernah menunjukkan akta jual beli antara
bapak M. Anwar Sanusi kepada Pemohon dari notaris pada tahun 2010;
Bahwa selanjutnya pihak Pemohon menyatakan mencukupkan dengan
keterangan saksi tersebut;
Bahwa atas keterangan saksi-saksi Pemohon, Termohon pada sidang
tanggal 22 Januari 2014 tidak memberikan tanggapan apapun;
halaman 12 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Bahwa, untuk meneguhkan dalil-dalil jawabannya, Termohon telah
mengajukan alat bukti surat berupa :
1. Fotokopi Sertifikat Hak Milik No. 1969 Nomor DI.307 10284/2010 DI.208
5200/2010 atas nama Yantje Sebastian tanggal 20 April 2010 yang
dikeluarkan dan ditandatangani oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Malang, bermaterai cukup dan cocok dengan aslinya (bukti
T.1);
2. Fotokopi Surat Pernyataan tertanggal 12 September 2010 yang dibuat dan
ditandatangani oleh Yantje Sebastian (Pemohon), bermaterai cukup dan
cocok dengan aslinya (bukti T.2);
3. Fotokopi Kartu Keluarga atas nama Pemohon dan Termohon Nomor
3507222004100004 tanggal 06 Desember 2012 yang dikeluarkan dan
ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Malang, bermaterai cukup dan cocok dengan aslinya (bukti
T.3);
4. Fotokopi Surat Permohonan Cerai Talak tanggal 27 Juni 2013 yang
terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Kabupaten Malang
Register Nomor 3804/Pdt.G/2014/PA. Kab. Mlg., tanggal 27 Juni 2013 yang
dibuat dan ditandatangani oleh Pemohon, bermaterai cukup dan cocok
dengan aslinya (bukti T.4);
5. Fotokopi Surat Permohonan Cerai Talak tanggal 26 September 2013 yang
terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Kabupaten Malang
Register Nomor 5680/Pdt.G/2014/PA. Kab. Mlg., tanggal 02 Oktober 2013
yang dibuat dan ditandatangani oleh Pemohon, bermaterai cukup dan
cocok dengan aslinya (bukti T.5);
6. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 484/81/VII/2009 tanggal 24 Juli 2009
yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor
Urusan Agama Kecamatan Batu, Kota Batu, bermaterai cukup dan cocok
dengan aslinya (bukti T.6);
Atas bukti-bukti Termohon tersebut, kuasa hukum Pemohon tidak
menanggapi bukti-bukti tersebut;
Bahwa, selain alat bukti tertulis tersebut, Termohon juga menghadirkan
tiga orang saksi, masing-masing sebagai berikut :
halaman 13 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Saksi I : Lasmiati binti Rakimun, umur 61 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu
rumah tangga, bertempat kediaman di Jalan Sarimun 18 RT.002 RW.001
Kelurahan Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, dibawah sumpahnya didepan
sidang memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah
kakak kandung Termohon;
- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang
menikah pada tanggal 23 Juli 2009, saksi ikut hadir pada pernikahan
tersebut;
- Bahwa saksi mengetahui awal mula membangun rumah tangga Pemohon
dan Termohon tinggal di Lesti Kota Batu, lalu pindah kerumahnya sendiri di
Jalan Raya Sengkaling Kecamatan Dau, dan selama menikah belum
dikaruniai anak;
- Bahwa saksi mengetahui awal mula rumah tangga Pemohon dan Termohon
hidup rukun dan harmonis, namun akhir-akhir ini sudah tidak harmonis
karena saksi sering melihat sendiri lebih dari 6 kali terjadi perselisihan dan
pertengkaran cekcok mulut tetapi terkadang pula sampai terjadi KDRT
(membentak, menghardik bahkan sampai pemukulan tangan terhadap tubuh
Termohon) oleh Pemohon terhadap Termohon yang disebabkan karena
masalah nafkah, dimana akhir-akhir ini Termohon yang lebih sering mencari
nafkah dengan mengajar senam, buka usaha rumah makan, dan usaha
salon kecantikan, Pemohon sendiri sudah jarang mendapatkan pekerjaan;
- Bahwa saksi mengetahui akibat pertengkaran tersebut, sudah kurang lebih
dua tahun Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal, karena Pemohon
pulang ke rumah orangtuanya di Pasuruan, selama itu sudah tidak saling
memperdulikan;
- Bahwa saksi mengetahui letak rumah Pemohon dan Termohon adalah di
Jalan Raya Sengkaling Nomor 187 Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau
Kabupaten Malang, namun saksi tidak hafal batas-batas dan luasnya, dan
sepengetahuan saksi, rumah tersebut dibeli Pemohon dan Termohon sekitar
April 2010 (1 tahun setelah menikah);
- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon menikah bulan Juli 2009
namun sebelumnya sudah pernah menikah secara sirri, hanya saja saksi
lupa waktunya;
halaman 14 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
- Bahwa saksi tidak mengetahui asal-usul uang yang dipakai untuk membeli
rumah tersebut, dan yang aktif dalam pengurusan pembelian rumah tersebut
adalah Pemohon;
Bahwa selanjutnya pihak Pemohon dan Termohon menyatakan
mencukupkan dengan keterangan saksi tersebut;
Saksi II : Idfi Mei, umur 26 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawan swasta,
bertempat kediaman di Jalan Lahor RT.005 RW.012 Kelurahan Pesanggrahan,
Kecamatan Batu, Kota Batu, dibawah sumpahnya didepan sidang memberikan
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah
anak kandung Termohon;
- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang
menikah pada tanggal 23 Juli 2009, saksi ikut hadir pada pernikahan
tersebut;
- Bahwa saksi mengetahui setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal
di Lohor Batu kemudian pindah ke rumah sendiri di Jalan Raya Sengkaling
Dau sejak tahun 2010, dan selama menikah belum dikaruniai anak;
- Bahwa saksi mengetahui awal mula rumah tangga Pemohon dan Termohon
adalah rukun dan harmonis, namun kurang lebih 3 tahun terakhir sudah tidak
harmonis, karena saksi sering melihat sendiri (lebih 10 kali) terjadi
perselisihan dan pertengkaran;
- Bahwa saksi mengetahui sendiri secara langsung bentuk perselisihan dan
pertengkaran antara Pemohon dan Termohon adalah cekcok mulut tetapi
terkadang pula sampai terjadi KDRT (pemukulan) oleh Pemohon terhadap
Termohon, yang disebabkan karena masalah nafkah, dimana Pemohon
sudah tidak lagi memberikan nafkah kepada Termohon, akibatnya saat ini
Termohon yang lebih sering mencari nafkah dengan mengajar senam;
- Bahwa saksi mengetahui akibat pertengkaran tersebut, sejak bulan Maret
2012, Pemohon pulang kerumah orangtuanya di Pasuruan sampai dengan
sekarang sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun, selama itu sudah
tidak saling menghiraukan dan memperdulikan;
- Bahwa saksi mengetahui rumah yang ditempati oleh Pemohon dan
Termohon sebelum pisah adalah di Jalan Raya Sengkaling Nomor 187 Desa
Mulyoagung, Kecamatan Dau Kabupaten Malang, dengan batas-batas :
halaman 15 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
o Sebelah utara dengan jalan raya;
o Sebelah selatan dengan tanah adat;
o Sebelah barat dengan tanah adat;
o Sebelah timur dengan tanah adat;
- Bahwa saksi mengetahui diatas tanah adat batas-batas rumah tersebut
terdapat bangunan rumah hanya saja saksi tidak mengenal pemiliknya;
- Bahwa saksi mengetahui rumah tersebut dibeli oleh Pemohon dan Termohon
pada sekitar April 2010, hanya saja saksi tidak tahu persis siapa yang
membeli rumah tersebut, yang jelas rumah tersebut dibeli setelah Pemohon
dan Termohon menikah secara resmi, karenanya otomatis yang beli adalah
Pemohon dan Termohon;
- Bahwa saksi tidak mengetahui tentang asal-usul uang yang dipakai untuk
membeli rumah tersebut;
- Bahwa saksi pernah mengetahui dengan melihat langsung terjadinya KDRT
tersebut adalah diawali dengan adanya Pemohon yang meminta uang
kepada Termohon, namun tidak diberi oleh Termohon;
- Bahwa saksi mengetahui jika modal usaha yang dipakai Termohon adalah
dari uang pemberian Pemohon dan itu sebagai ganti biaya nafkah sehari-hari
bagi Termohon;
- Bahwa saksi tidak menyaksikan saat pembayaran rumah yang ditempati oleh
Termohon;
Bahwa selanjutnya pihak Pemohon dan Termohon menyatakan
mencukupkan dengan keterangan saksi tersebut;
Saksi III : Siti Khotimah binti Ngaderi, umur 40 tahun, agama Islam, pekerjaan
ibu rumah tangga, bertempat kediaman di Jalan Tegal Gondo RT.017 RW.004
Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, dibawah sumpahnya didepan
sidang memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi mengenal Pemohon dan Termohon karena saksi adalah
karyawan Termohon, sejak 2 tahun yang lalu;
- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon adalah suami isteri;
- Bahwa saksi mengetahui bahwa Pemohon dan Termohon mempunyai rumah
yang terletak di Jalan Raya Sengkaling, yang saat ini hanya ditempati oleh
Termohon, karena Pemohon sudah pulang ke Pasuruan;
- Bahwa saksi tidak mengetahui siapa yang membeli rumah tersebut,
halaman 16 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
- Bahwa saksi mengetahui Pemohon dan Termohon mempunyai 2 kendaraan
mobil yaitu Timor dan mobil seperti kijang, kedua mobil tersebut awalnya
dikuasai oleh Termohon, namun sejak lebaran tahun 2011 dipinjam oleh
Pemohon namun tidak pernah dikembalikan sampai sekarang, karena
Pemohon tidak pernah lagi datang ke rumah tersebut;
- Bahwa saksi mengetahui yang membeli mobil-mobil tersebut adalah
Pemohon tetapi sengaja dibeli untuk Termohon;
- Bahwa saksi tidak pernah mengetahui pertengkaran antara Pemohon dan
Termohon;
Bahwa selanjutnya pihak Pemohon dan Termohon menyatakan
mencukupkan dengan keterangan saksi tersebut;
Tentang Pemeriksaan Setempat Bahwa, untuk mengetahui kepastian keberadaan dan lokasi serta kondisi
obyek sengketa yang tersebut dalam permohonan Pemohon, pada tanggal 27
Juni 2014, atas permintaan Pemohon, Majelis Hakim telah melakukan
pemeriksaan setempat, yang hasilnya pada pokoknya :
1. Obyek sengketa berupa tanah dan bangunan di atasnya seluas 114 m² yang
terletak di Jalan Raya Sengkaling No. 187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo Agung,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang saat ini dihuni oleh Termohon,
dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah utara : dengan jalan raya;
- Sebelah selatan : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Supriyadi;
- Sebelah barat : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Mulyadi;
- Sebelah timur : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Suparno;
2. Kedua belah pihak sepakat tentang luas dan batas-batas obyek sengketa
dimaksud sebagaimana gambar lokasi yang tertuang dalam berita acara
sidang pemeriksaan setempat tanggal 27 Juni 2014;
3. Kuasa hukum Termohon memberikan keterangan bahwa Termohon tetap
bersikukuh pada dalil jawabannya bahwa rumah tersebut harus dibagi 2
dengan bagian masing-masing mendapat 50 %, sedangkan kuasa hukum
Pemohon menyatakan bahwa Pemohon tetap berpendirian dalam dalilnya;
halaman 17 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
4. Obyek sengketa tersebut terletak pada lokasi yang strategis di kawasan
wisata dan sejak bulan Maret 2012 sampai saat ini ditempati dan digunakan
oleh Termohon untuk membuka usaha rumah makan dan usaha lainnya;
Tentang Sita Bahwa pada tanggal 5 September 2014, Jurusita Pengadilan Agama
Kabupaten Malang telah melakukan SITA atas harta obyek sengketa, hal mana
telah tertuang dalam Berita Acara Sita Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA. Kab. Mlg.,
tanggal 5 September 2014 berdasarkan Putusan Sela Sita Nomor
6091/Pdt.G/2013/PA. Kab. Mlg., tanggal 24 Juli 2014;
Tentang Kesimpulan Bahwa, selanjutnya Pemohon menyampaikan kesimpulan secara lisan
yang pada pokoknya tetap pada permohonan serta mohon putusan. Begitu pula
Termohon menyampaikan kesimpulan secara tertulis pada pokoknya tetap
pada jawaban serta mohon putusan;
Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka ditunjuk segala
hal ihwal sebagaimana yang tercantum dalam berita acara sidang dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah
sebagaimana terurai diatas;
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan substansi pokok
perkara, terlebih dahulu Majelis Hakim memastikan kumulasi dalam perkara ini
dibenarkan dan merupakan wewenang Pengadilan Agama Kabupaten Malang;
Menimbang, bahwa sebagaimana permohonan Pemohon, perkara ini
terdapat kumulasi obyektif yang terdiri dari perkara cerai talak dan gugatan
harta bersama, karenanya kumulasi yang demikian ini sesuai dengan ketentuan
Pasal 66 Ayat (5) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun
2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009;
Menimbang, bahwa dalam dalil permohonan Pemohon yang menyatakan
Pemohon dan Termohon beragama Islam sedangkan pokok perkara yang di
ajukan oleh Pemohon terhadap Termohon adalah permohonan cerai talak yang
termasuk dalam bidang perkawinan maka sesuai dengan ketentuan Pasal 40
halaman 18 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
dan Pasal 63 Ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan jo. Pasal 49 Ayat (2) Angka (8) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2009 beserta penjelasannya, perkara ini termasuk dalam
kompetensi absolut Peradilan Agama, maka Pengadilan Agama Kabupaten
Malang berwenang secara Absolut untuk mengadili perkara a quo;
Menimbang, bahwa karena Pemohon dan Termohon bertempat
kediaman di wilayah Kabupaten Malang, yang termasuk dalam wilayah
yurisdiksi Pengadilan Agama Kabupaten Malang, untuk itu berdasarkan Pasal
118 Ayat (1) HIR jo. Pasal 66 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor
3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50
Tahun 2009, maka perkara ini merupakan kewenangan relatif Pengadilan
Agama Kabupaten Malang;
Pertimbangan Legal Standing Legal standing pihak prinsipal
Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu terlebih dahulu memeriksa ada
tidaknya hubungan hukum antara Pemohon dan Termohon, sehingga legal
standing Pemohon mengajukan permohonan ini terhadap Termohon lebih jelas;
Menimbang, bahwa terhadap pokok perkara yaitu permohonan cerai
talak, terkait erat dengan pihak-pihak yang terikat dalam pernikahan yang sah,
pernikahan yang sah adalah pernikahan yang dicatatatkan kepada Pegawai
Pencatat Nikah, hal ini sesuai dengan Pasal 2 Ayat (2) Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang berbunyi tiap-tiap perkawinan di catat
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku jo. Pasal 7 Ayat (1)
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia yang berbunyi perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta
Nikah yang dibuat oleh pegawai Pencatat Nikah;
Menimbang, bahwa Pemohon dalam permohonannya mendalilkan
bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan Termohon secara
agama Islam, oleh karenanya Pemohon dan Termohon memiliki legal standing
dalam perkara a quo sebagaimana ketentuan Pasal 49 Ayat (1) huruf (a) dan
Pasal 73 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang
halaman 19 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2009;
Legal standing pihak Kuasa Hukum para pihak Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga perlu mempertimbangkan terlebih
dahulu tentang keabsahan surat kuasa khusus yang diberikan oleh kedua belah
pihak berperkara dalam perkara ini dan tentang keabsahan penerima kuasa yang
dalam surat kuasa tersebut berprofesi sebagai Advokat, ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa kuasa hukum para pihak mempunyai hak untuk mewakili
kepentingan hukum para pihak berperkara;
Menimbang, bahwa para pihak dalam persidangan mengajukan surat kuasa
yang didalamnya para pihak memberi kuasa kepada Advokat, dan kuasa hukum
para pihak tersebut melampirkan fotokopi kartu advokat yang masih berlaku dari
organisasi advokat Peradi dan fotokopi berita acara sumpah dari Pengadilan Tinggi;
Menimbang, bahwa untuk menilai keabsahan surat kuasa dan keabsahan
advokat penerima kuasa maka majelis hakim perlu memaparkan terlebih dahulu
syarat dan parameter apa yang ada dalam ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang terkait untuk kemudian dijadikan sebagai landasan
dalam menilainya;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 123 HIR setiap orang yang
beperkara dapat menunjuk kuasa hukum yang bertindak sebagai kuasa atau
wakilnya untuk hadir dan beracara di muka sidang Pengadilan mewakili pihak-
pihak yang beperkara tersebut dengan membuat surat kuasa khusus yang
sesuai dengan ketentuan hukum yang ada;
Menimbang, bahwa tentang keabsahan suarat kuasa maka yang
dijadikan landasan dalam menilai keabsahannya adalah Surat Edaran
Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 1959 dan Surat Edaran Mahkamah
Agung RI nomor 6 Tahun 1994 yang mengatur tentang unsur-unsur yang harus
ada dalam surat kuasa khusus yaitu menyebut secara jelas dan spesifik surat
kuasa untuk berperan dipengadilan, menyebut kompetensi relatif, menyebut
identitas dan kedudukan para pihak; dan menyebut secara ringkas dan konkret
pokok dan objek sengketa yang diperkarakan. Semua unsur ini bersifat
kumulatif. Jika tidak dipenuhinya salah satu syarat akan mengakibatkan kuasa
tidak sah;
halaman 20 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa disamping itu, surat kuasa harus memenuhi
ketentuan Pasal 7 Ayat (5) dan Ayat (9) Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai. Halmana dalam ketentuan tersebut
ditegaskan bahwa pembubuhan tanda tangan disertai dengan pencantuman
tanggal, bulan, dan tahun dilakukan dengan tinta atau yang sejenis dengan itu,
sehingga sebagian tanda tangan ada di atas kertas dan sebagian lagi di atas
meterai tempel;
Menimbang, bahwa tentang keabsahan penerima kuasa yang dalam surat
kuasa tersebut berprofesi sebagai Advokat, maka yang perlu dijadikan landasan
dalam menilai keabsahannya adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat;
Menimbang, bahwa diantara persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa
berprofesi sebagai advokat adalah sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 4
Ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat yang
menegaskan bahwa sebelum menjalankan profesinya, Advokat wajib
bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
sidang terbuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim memperhatikan dan
mempelajari syarat dan ketentuan hukum yang harus dipenuhi dalam peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan keabsahan surat kuasa dan
keabsahan advokat di atas serta dikaitkan dengan surat kuasa khusus yang
diberikan oleh para pihak maka Majelis Hakim dapat memberikan penilaian sebagai
berikut :
1. Surat kuasa khusus para pihak telah memenuhi syarat dan ketentuan
keabsahan surat kuasa khusus sebagaimana ditegaskan dalam Surat Edaran
Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 1959 dan Surat Edaran Mahkamah
Agung RI nomor 6 Tahun 1994 serta Pasal 7 Ayat (5) dan Ayat (9) Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai;
2. Penerima kuasa yang dalam surat kuasa tersebut berprofesi sebagai Advokat
telah memenuhi syarat untuk bertindak sebagai Advokat karena sudah
disumpah oleh Pengadilan Tinggi sebagaimana ketentuan hukum dalam Pasal
4 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim
berkesimpulan bahwa surat kuasa khusus dari para pihak tersebut telah memenuhi
halaman 21 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
persyaratan surat kuasa khusus serta kuasa hukum para pihak telah memenuhi
syarat untuk bertindak sebagai advokat, karenanya kuasa hukum para pihak berhak
mewakili para pihak untuk beracara di muka persidangan perkara ini;
Pertimbangan tentang Perdamaian dan Mediasi Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan dengan
cara memberikan nasihat pada setiap persidangan kepada pihak Pemohon dan
Termohon agar rukun kembali, baik secara langsung maupun melalui kuasa
hukumnya, namun tidak berhasil;
Menimbang, bahwa atas permintaan kedua belah pihak, Majelis Hakim
juga berulangkali memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk
menempuh upaya damai secara sendiri oleh prinsipal langsung dengan
didampingi kuasa masing-masing diluar persidangan dan diluar mediasi, namun
upaya tersebut juga tetap tidak berhasil;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim
berpendapat ketentuan Pasal 130 HIR jo. Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-
Undang Nomor 50 Tahun 2009, telah terpenuhi dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa upaya mendamaikan Pemohon dan Termohon juga
telah ditempuh melalui mediasi oleh Mediator Drs. Afnan Muhamidan, M.H.
(Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang) sebanyak dua kali pada tanggal
6 Nopember 2013 dan tanggal 12 Nopember 2013, namun tetap tidak berhasil
sebagaimana laporan mediator tanggal 12 Nopember 2013, karenanya Majelis
Hakim berpendapat ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Mahkamah
Agung RI. Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, juga
telah terpenuhi dalam perkara ini;
Pertimbangan Pokok Perkara Menimbang, bahwa dalil-dalil permohonan Pemohon tertanggal 23
Oktober 2013 merupakan rangkaian dalil yang terdiri dari beberapa pokok-
pokok dalil sebagai berikut:
1. Pokok dalil pertama adalah permohonan cerai talak yang berisi tentang
uraian dan penegasan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon
sudah tidak harmonis karena sering berselisih dan bertengkar dan
keduanya sudah pisah tempat tinggal sejak Maret 2012 sampai sekarang.
halaman 22 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Atas dasar itu, Pemohon mohon untuk diberi ijin menjatuhkan talak satu
terhadap Termohon;
2. Pokok dalil kedua tentang gugatan harta bersama yang berisi beberapa
pokok dalil yaitu:
• uraian dan penegasan bahwa harta tanah seluas 114 M2 yang berdiri
diatasnya sebuah rumah terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.
04 RW.07 Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang
adalah harta bersama dan menjadi hak milik Pemohon;
• Penegasan untuk pembagian harta bersama tersebut dengan
menghukum Termohon atau siapa saja yang mendapat hak dari harta
bersama tersebut untuk membagi dan menyerahkan ½ (setengah)
bagian kepada Pemohon, apabila Termohon keberatan membagi
secara fisik/natura maka dapat di eksekusi lelang dengan bantuan balai
lelang dan alat Negara/Polisi;
• Permintaan dwangsom (uang paksa) dengan menghukum Termohon
agar membayar uang paksa sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah)
setiap hari keterlambatan pemenuhan isi putusan sejak perkara ini
memperoleh kekuatan hukum tetap (inckraht);
• Permintaan agar putusan ini dapat diajalankan terlebih dahulu,
walaupun nanti ada upaya verzet, banding dan atau kasasi;
Menimbang, bahwa pada sidang tanggal 20 Nopember 2013 Pemohon
mengajukan perubahan permohonan secara lisan dan juga mengajukan
perubahan permohonan secara tertulis pada sidang tanggal 5 Pebruari 2014
yang isi perubahan selengkapnya sebagaimana terurai dalam berita acara
sidang perkara ini;
Menimbang, bahwa atas perubahan permohonan yang diajukan secara
lisan pada tanggal 20 Nopember 2013 majelis hakim berpendapat bahwa
perubahan tersebut diajukan pada saat sidang dengan agenda jawab
menjawab atau sebelum Termohon mengajukan jawaban sehingga secara
formil dari aspek waktu pengajuan perubahan dapat dibenarkan, akan tetapi
secara materiil perubahan tersebut terkait dengan mengubah atau menambah
pokok gugatan atau tuntutan sehingga berdasarkan Pasal 127 Rv perubahan
tersebut tidak dibenarkan dan oleh karena perubahan tersebut secara meteriil
halaman 23 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
tidak dibenarkan maka majelis hakim berpendapat perubahan tersebut tidak
dapat diterima dan harus dikesampingkan;
Menimbang, bahwa atas perubahan permohonan yang diajukan secara
tertulis pada sidang tanggal 5 Pebruari 2014 majelis hakim berpendapat bahwa
perubahan tersebut diajukan pada saat sidang dengan agenda pembuktian
sehingga secara formil dari aspek waktu pengajuan perubahan tidak dapat
dibenarkan dan secara materiil perubahan tersebut terkait dengan mengubah
atau menambah pokok gugatan atau tuntutan sehingga berdasarkan Pasal 127
Rv perubahan tersebut tidak dibenarkan dan oleh karena perubahan tersebut
secara formil dan meteriil tidak dibenarkan maka majelis hakim berpendapat
perubahan tersebut tidak dapat diterima dan harus dikesampingkan;
Menimbang, bahwa pendapat majelis hakim tentang perubahan
permohonan diatas sesuai dengan yurisprudensi putusan Mahkamah Agung
MA RI nomor 1043 K/Sip/1071 tanggal 03 Desember 1974 yang menegaskan
bahwa “hanya mengijinkan perubahan gugatan terhadap hal-hal yang tidak
prinsip saja, tidak dibenarkan mengubah gugatan yang mengakibatkan terjadi
perubahan pada posita dan petitum sehingga Tergugat merasa dirugikan
haknya untuk membela diri”;
Menimbang, bahwa pendapat majelis hakim diatas juga sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam buku II edisi revisi tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama (2013: hal 78) dan
sesuai dengan pendapat Yahya Harahap yang terdapat dalam buku Hukum
Acara Perdata (2008: hal 94 s/d 100) serta pendapat Abdul Manan dalam buku
Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama (2005: 44
s/d 46);
Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon
mengajukan jawaban secara lisan pada tanggal 18 Desember 2013 yang pada
pokoknya dapat dipilah sebagai berikut:
1. Bahwa atas pokok dalil pertama tentang permohonan cerai talak, jawaban
Termohon dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian sebagai berikut:
• Bahwa pada pada pokoknya dibenarkan tentang kondisi rumah tangga
yang sudah tidak harmonis karena sering terjadi pertengkaran dan juga
dibenarkan keduanya sudah pisah tempat tinggal sejak bulan Maret
2012;
halaman 24 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
• Bahwa pada pokoknya dibantah dan tidak dibenarkan tentang penyebab
pertengkaran, menurut Termohon penyebabnya yang benar adalah
karena sikap Pemohon yang tempramental dan selalu merasa kurang
terhadap layanan dari Termohon dan atas tuntutan cerai dari Pemohon,
Termohon keberatan dan tidak ingin bercerai dan Termohon ingin
mempertahankan rumah tangganya dengan Pemohon;
2. Bahwa atas pokok dalil kedua tentang gugatan harta bersama, jawaban
Termohon dapat diklasifikasi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
• Bahwa pada pokoknya dibenarkan bahwa sebidang tanah seluas 114 M2
yang berdiri diatasnya sebuah rumah terletak di Jalan Raya Sengkaling
No.187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten
Malang adalah harta bersama dan tanah tersebut dibeli ketika Pemohon
dan Termohon sudah dalam ikatan perkawinan;
• Bahwa pada pokoknya dibantah dan tidak dibenarkan bahwa obyek
tanah tersebut berasal dari bawaan Pemohon atau tidak benar
pembeliannya murni memakai uang Pemohon, namun yang benar
Termohon juga turut andil dalam pembelian rumah tersebut;
• Bahwa Termohon tidak memberi jawaban yang tegas tentang pembagian
harta bersama, tentang uang paksa (dwangsom), dan tentang
permintaan agar putusan ini dapat diajalankan terlebih dahulu, walaupun
nanti ada upaya verzet, banding dan atau kasasi;
Menimbang, bahwa Termohon melalui kuasanya juga mengajukan
jawaban dan eksepsi secara tertulis pada sidang tanggal 19 Pebruari 2014
yang selengkapnya sebagaimana tersebut dalam berita acara sidang perkara
ini;
Menimbang, bahwa atas jawaban dan eksepsi yang diajukan secara
tertulis pada tanggal 19 Pebruari 2014 diatas majelis hakim berpendapat bahwa
jawaban dan eksepsi tersebut diajukan pada saat sidang dengan agenda
pembuktian Termohon (setelah sidang dengan agenda pembuktian Pemohon)
sehingga jawaban dan eksepsi tersebut secara formil dari aspek waktu
pengajuan tidak dibenarkan sehingga harus dikesampingkan;
Menimbang, bahwa atas jawaban Termohon, Pemohon telah
mengajukan replik secara lisan yang pada pokoknya sama dengan
halaman 25 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
permohonan Pemohon selengkapnya sebagaimana tersebut dalam berita acara
sidang perkaranya ini;
Menimbang, bahwa atas replik Pemohon, Termohon telah mengajukan
duplik secara lisan yang pada pokoknya sama dengan jawaban yang sudah
disampaikan selengkapnya sebagaimana tersebut dalam berita acara sidang
perkaranya ini;
Menimbang, bahwa sehubungan dengan jawaban Termohon tersebut,
perlu dipertimbangkan dan dapat diklasifikasikan dari sudut pandang hukum
pembuktian sebagai berikut:
• Bahwa dalil gugatan yang diakui secara tegas berarti dalil tersebut telah
terbukti benar;
• Bahwa dalil gugatan yang tidak dijawab dianggap sebagai pengakuan
secara diam-diam;
• Bahwa dalil gugatan yang secara tegas dibantah, maka dalil tersebut harus
dianggap belum terbukti, maka harus dibuktikan dengan alat bukti;
• Bahwa dalil yang dibantah tetapi bantahannya tanpa dasar alasan dan tidak
jelas arahnya serta bertentangan dengan akal sehat harus dianggap
pembenaran;
Menimbang, bahwa berdasarkan pemilahan dan klasifikasi dari segi
hukum pembuktian tersebut diatas, maka dalil-dalil yang secara tegas dibantah
harus dibuktikan dengan alat bukti untuk membuktikannya meliputi hal-hal
sebagai berikut:
• Mengenai permohonan cerai talak adalah perselisihan dan pertengkaran
Pemohon dan Termohon dan penyebab perselisihan dan pertengkarannya
tersebut serta masih bisa dirukunkan atau tidak rumah tangga mereka;
• Mengenai gugatan harta bersama adalah tentang asal usul dan pembelian
obyek sengketa sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya
sebuah rumah terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.04 RW.07
Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang;
Penilaian alat bukti Pemohon dan Termohon Menimbang, bahwa setelah dipilah jawaban Termohon dan telah jelas
ada sebagian dalil yang dibantah, maka berdasarkan prinsip hukum pembuktian
setiap dalil yang dibantah harus dibuktikan dengan alat bukti yang sah,
demikian juga Termohon dibebankan untuk membuktikan dalil bantahannya; halaman 26 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa guna meneguhkan dalil-dalil permohonannya,
Pemohon telah mengajukan alat bukti tertulis dan alat bukti saksi yang
penilaiannya sebagai berikut;
Menimbang, bahwa alat bukti tertulis yang diajukan oleh Pemohon
adalah berupa beberapa lembar fotokopi yang telah diberi tanda P.1, P.2, P.3,
P.4, P.5, dan P.6;
Menimbang, bahwa alat bukti tertulis P.1, P.2, P.3, P.5, dan P.6,
semuanya telah dicocokkan dan sesuai dengan aslinya, telah diberi meterai
secukupnya dan telah dinazegelen di kantor pos, hal mana sesuai dengan
maksud Pasal 2 Ayat (1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985
tentang Bea Meterai jo. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2000, maka
surat-surat bukti tersebut secara formil dapat diterima sebagai alat bukti;
Menimbang, bahwa alat bukti tertulis P.4, Pemohon tidak bisa
menunjukkan aslinya karena aslinya ada pada Termohon dan Termohon telah
menunjukkan aslinya didepan persidangan dan alat bukti P.4 tersebut telah
dicocokkan dan sesuai dengan aslinya, telah diberi meterai secukupnya dan
telah dinazegelen di Kantor Pos, hal mana sesuai dengan maksud Pasal 2 Ayat
(1) huruf (a) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2000, maka alat bukti tersebut secara
formil dapat diterima sebagai alat bukti;
Menimbang, bahwa alat bukti P.1 merupakan akta otentik yang berdaya
bukti sempurna dan mengikat yang memberi bukti bahwa Pemohon dan
Termohon adalah suami isteri yang sah yang menikah pada tanggal 24 Juli
2009;
Menimbang, bahwa alat bukti P.2 merupakan akta otentik yang berdaya
bukti sempurna dan mengikat yang memberi bukti bahwa pada tanggal 08
Agustus 2009 Pemohon dan mantan isteri pertamanya yang bernama Monika
Maria Nastiningsih telah membuat kesepakatan bersama tentang pembagian
harta bersama yang dihasilkan dalam pernikahan Pemohon dengan isteri
pertamanya;
Menimbang, bahwa alat bukti P.3 merupakan akta otentik yang berdaya
bukti sempurna dan mengikat yang memberi bukti bahwa pada tanggal 07 April
2010 Pemohon telah melakukan jual beli dengan M. Anwar Sanusi atas
sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya sebuah rumah terletak di
halaman 27 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo Agung Kecamatan
Dau Kabupaten Malang dengan harga Rp. 88.000.000,- (delapan puluh delapan
juta rupiah);
Menimbang, bahwa alat bukti P.4 merupakan akta otentik yang berdaya
bukti sempurna dan mengikat yang memberi bukti bahwa pada tanggal 20 April
2010 sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya sebuah rumah
terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo Agung
Kecamatan Dau Kabupaten Malang telah bersertifikat atas nama Pemohon;
Menimbang, bahwa alat bukti P.5 merupakan surat lain yang bukan akta
yang dapat menjadi bukti permulaan bahwa Pemohon pada tanggal 22 Pebruari
2010 mengambil uang dari tabungan BRI Syariah sebesar Rp. 421.400.000
(empat ratus dua puluh satu juta empat ratus ribu rupiah) dan alat bukti ini yang
menerangkan hal tersebut memerlukan dukungan alat bukti lain;
Menimbang, bahwa alat bukti P.6 merupakan surat lain yang bukan akta
yang dapat menjadi bukti permulaan bahwa Pemohon pada tanggal 24 Maret
2010 melakukan pemindahan dana antara rekening BCA dari Pemohon kepada
M. Anwar Sanusi sejumlah Rp. 292.000.000,- (dua ratus sembilan puluh dua
juta rupiah) dan juga menjadi bukti permulaan bahwa Pemohon telah
membayar uang sebesar Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah) dan 1.400.000,-
(satu juta empat ratus ribu rupiah) kepada notaris Eny Dwi Astutik untuk
pembuatan akta jual beli dan proses balik nama rumah Jalan Raya Sengkaling
187 Kabupaten Malang dan alat bukti ini yang menerangkan hal tersebut
memerlukan dukungan alat bukti lain;
Menimbang, bahwa selain alat bukti tulis, Pemohon juga mengajukan
saksi-saksi yakni Supriyadi bin Gondo Kusumo dan Didik Sunaryadi bin
Sukartomo;
Menimbang, bahwa saksi-saksi Pemohon bukan orang yang dilarang
untuk menjadi saksi, memberi keterangan didepan sidang sorang demi seorang
dengan mengangkat sumpah, oleh karena itu memenuhi syarat formil saksi;
Menimbang, bahwa dari segi materi keterangan dan dihubungkan
dengan dalil permohonan, keterangan saksi berdasarkan alasan dan
pengetahuan, relevan dengan pokok perkara dan saling bersesuaian antara
yang satu dengan yang lain, oleh karena itu memenuhi syarat materiil saksi;
halaman 28 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa keterangan saksi-saksi Pemohon yang memenuhi
syarat materiil saksi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Tentang permohonan cerai talak:
• Bahwa keterangan saksi menguatkan dalil yang sudah diakui oleh
Termohon yaitu rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak
harmonis dan keduanya sering berselisih dan bertengkar dan sudah
pisah tempat tinggal sampai sekarang sekitar 2 (dua) tahun;
• Bahwa keterangan saksi tidak bisa membuktikan penyebab perselisihan
dan pertengkaran;
• Bahwa saksi tidak sanggup untuk merukunkan Pemohon dan Termohon;
2. Tentang gugatan harta bersama:
Bahwa keterangan saksi menguatkan dalil yang sudah diakui oleh
Termohon, yaitu Pemohon telah membeli sebidang tanah seluas 114 M2
yang berdiri diatasnya sebuah rumah terletak di Jalan Raya Sengkaling
No.187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten
Malang dan rumah tersebut sebelumnya milik M. Anwar Sanusi;
Bahwa keterangan saksi membuktikan bahwa selama Pemohon dan
Termohon pisah tempat tinggal (sekitar 2 tahun) rumah tersebut hanya
ditempati Termohon dan anak bawaan Termohon;
Bahwa keterangan saksi tidak bisa membuktikan dalil-dalil lainnya yang
dibantah oleh Termohon yaitu asal usul uang yang digunakan untuk
membeli rumah tersebut;
Menimbang, bahwa guna meneguhkan dalil jawaban dan bantahannya,
Termohon telah mengajukan alat bukti tertulis dan alat bukti saksi yang
penilaiannya sebagai berikut;
Menimbang, bahwa alat bukti tertulis yang diajukan oleh Termohon
adalah berupa beberapa lembar fotokopi yang telah diberi tanda T.1, T.2, T.3,
T.4, T.5, dan T.6;
Menimbang, bahwa alat bukti tertulis T.1, T.2, T.3, T.4, T.5, dan T.6,
semuanya telah dicocokkan dan sesuai dengan aslinya, telah diberi meterai
secukupnya dan telah dinazegelen di kantor pos, hal mana sesuai dengan
maksud Pasal 2 Ayat (1) huruf (a) Undang-Undang No. 13 Tahun 1985 tentang
Bea Meterai jo Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2000, maka surat-surat
bukti tersebut secara formil dapat diterima sebagai alat bukti;
halaman 29 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa alat bukti T.1 merupakan akta otentik yang berdaya
bukti sempurna dan mengikat yang memberi bukti bahwa pada tanggal 20 April
2010 sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya sebuah rumah
terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo Agung
Kecamatan Dau Kabupaten Malang telah menjadi milik Pemohon;
Menimbang, bahwa alat bukti T.2, T.4 dan T.5 merupakan surat lain
yang bukan akta yang dinilai tidak ada relevansinya dengan pokok perkara dan
tidak bisa membuktikan terhadap dalil jawaban dan bantahan sehingga harus
dikesampingkan;
Menimbang, bahwa T.3 dan T.6 merupakan akta otentik yang berdaya
bukti sempurna dan mengikat yang memberi bukti bahwa Pemohon dan
Termohon adalah suami isteri yang menikah pada tanggal 24 Juli 2009;
Menimbang, bahwa selain alat bukti tulis, Termohon juga mengajukan
saksi-saksi yakni Lasmiati binti Rakimun, Idfi Mei dan Siti Khotimah binti
Ngaderi;
Menimbang, bahwa saksi Termohon bernama Siti Khotimah bukan orang
yang dilarang untuk menjadi saksi, telah memberi keterangan didepan sidang
sorang demi seorang dengan mengangkat sumpah, oleh karena itu memenuhi
syarat formil saksi;
Menimbang, bahwa dua orang saksi Termohon bernama Lasmiati dan
Idfi Mei merupakan keluarga dekat (kakak kandung dan anak kandung
Termohon) sehingga kedua saksi tersebut hanya memenuhi syarat formil saksi
selama keterangannya terkait dengan permohonan perceraian dan tidak
memenuhi syarat formil saksi selama keterangan terkait gugatan harta
bersama. Kedua saksi tersebut telah memberi keterangan didepan sidang
sorang demi seorang dengan mengangkat sumpah;
Menimbang, bahwa dari segi materi keterangan dan dihubungkan
dengan dalil permohonan, keterangan saksi tentang perceraian berdasarkan
alasan dan pengetahuan, relevan dengan pokok perkara dan saling
bersesuaian antara yang satu dengan yang lain, oleh karena itu memenuhi
syarat materiil saksi;
Menimbang, bahwa keterangan saksi-saksi Termohon bernama Lasmiati
dan idfi mei tentang perceraian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
halaman 30 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
• Bahwa keterangan saksi menguatkan dalil permohonan cerai talak yang
sudah diakui oleh Termohon, yaitu rumah tangga Pemohon dan Termohon
sudah tidak harmonis dan keduanya sering berselisih dan bertengkar dan
sudah pisah tempat tinggal sampai sekarang sekitar 2 (dua) tahun;
• Bahwa keterangan saksi membuktikan bahwa penyebab perselisihan dan
pertengkaran adalah karena masalah ekonomi dimana akhir-akhir ini
Pemohon jarang bekerja, sebaliknya Termohon bekerja dengan membuka
usaha warung makan, mengajar senam dan usaha calon kecantikan;
Menimbang, bahwa keterangan saksi Termohon bernama Siti Khotimah
hanya menerangkan dan menguatkan dalil harta bersama yang sudah diakui
oleh Termohon yaitu: sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya
sebuah rumah terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 Rt. 04 Rw.07 Desa
Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang dan harta bersama tersebut
sekarang dikuasai oleh Termohon;
Analisis perbandingan alat bukti permohonan cerai Menimbang, bahwa untuk memudahkan perbandingan alat bukti, maka
terlebih dahulu akan dilakukan anaisis perbandingan alat bukti yang terkait
dengan permohonan cerai talak;
Menimbang, bahwa guna memenuhi ketentuan hukum pembuktian yang
mengharuskan setiap dalil yang dibantah harus dibuktikan dengan minimal dua
alat bukti yang sah yang memenuhi daya bukti dari bukti yang diajukan;
Menimbang, bahwa setelah menilai alat bukti masing-masing pihak,
maka dapat dianalisis dari segi daya bukti dan dihubungkan dengan dalil
masing-masing pihak yang pertimbangannya berikut ini;
Menimbang, bahwa pada bagian awal pertimbangan hukum telah
diklasifikasikan jawaban Termohon dan sudah jelas dalil yang diakui dan telah
jelas dalil yang dibantah;
Menimbang, bahwa untuk bisa memilah apakah dalil permohonan yang
benar atau dalil jawaban yang benar, harus berpijak dan mengacu pada alat
bukti yang diajukan;
Menimbang, bahwa sebagaimana klasifikasi jawaban Termohon atas
permohonan cerai talak diatas bahwa sebagian dalil dibenarkan oleh Termohon
dan sebagian dalil dibantah sebagaimana terurai diatas;
halaman 31 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa dalil yang dibenarkan Termohon adalah tentang
kondisi rumah tangga yang sudah tidak harmonis karena sering terjadi
pertengkaran dan juga dibenarkan keduanya sudah pisah tempat tinggal sejak
bulan Maret 2012;
Menimbang, bahwa berdasarkan prinsip hukum pembuktian bahwa
apabila atas suatu dalil telah diakui secara bulat, maka dalil tersebut harus
dinilai benar adanya, karena pengakuan murni dan bulat berdaya bukti
sempurna, mengikat dan memaksa;
Menimbang, bahwa dalil yang diakui oleh Termohon tersebut sesuai dan
didukung dengan keterangan dua orang saksi Pemohon dan dua orang saksi
Termohon sebagaimana pertimbangan diatas;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka
harus dinyatakan terbukti benar bahwa kondisi rumah tangga Pemohon dan
Termohon sudah tidak harmonis dan keduanya sering bertengkar dan sudah
pisah tempat tinggal sejak bulan Maret 2012 sampai sekarang;
Menimbang, bahwa dalil yang dibantah dan tidak dibenarkan adalah
tentang penyebab pertengkaran dan Termohon menyakini rumah tangganya
dengan Pemohon bisa rukun kembali;
Menimbang, bahwa dalil yang dibantah Termohon tentang penyebab
pertengkaran, Pemohon tidak bisa mengajukan alat bukti yang menguatkan
dalil permohonannya tentang penyebab pertengkaran, sedangkan Termohon
mampu mengajukan alat bukti dua orang saksi yang mengetahui penyebab
pertengkaran Pemohon dan Termohon;
Menimbang, bahwa berdasarkan analisis perbandingan alat bukti
tersebut, maka bantahan Termohon tentang penyebab pertengkaran yang
dianggap benar yaitu penyebab pertengkaran adalah karena masalah ekonomi
dimana akhir-akhir ini Pemohon jarang bekerja, sebaliknya Termohon yang
bekerja membuka usaha warung makan, mengajar senam dan usaha calon
kecantikan;
Menimbang, bahwa tentang bantahan Termohon bahwa Termohon
meyakini rumah tangganya dengan Pemohon bisa rukun kembali, Pemohon
bisa mengajukan alat bukti dua orang saksi yang membuktikan bahwa rumah
tangganya tidak bisa dirukunkan lagi dan kedua saksi tersebut tidak mampu
merukunkan Pemohon dan Termohon, sedangkan Termohon tidak bisa
halaman 32 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
mengajukan alat bukti yang menguatkan dalil bantahannya tersebut bahkan
keterangan dua saksi Termohon menguatkan dalil permohonan Pemohon
bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak bisa dirukunkan lagi;
Menimbang, bahwa berdasarkan analisis perbandingan alat bukti
tersebut, maka bantahan Termohon tersebut tidak benar dan harus dinyatakan
terbukti bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak bisa atau
sulit untuk rukun kembali;
Analisis perbandingan alat bukti gugatan harta bersama Menimbang, bahwa sebagaimana klasifikasi jawaban Termohon atas
gugatan harta bersama bahwa sebagian dalil gugatan harta bersama
dibenarkan oleh Termohon dan sebagian dalil dibantah sebagaimana terurai
diatas;
Menimbang, bahwa dalil yang dibenarkan Termohon adalah bahwa
sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya sebuah rumah terletak di
Jalan Raya Sengkaling No.187 Rt. 04 Rw.07 Desa Mulyo Agung Kecamatan
Dau Kabupaten Malang adalah harta bersama karena harta tersebut dibeli
ketika Pemohon dan Termohon sudah dalam ikatan perkawinan;
Menimbang, bahwa berdasarkan prinsip hukum pembuktian bahwa
apabila atas suatu dalil telah diakui secara bulat, maka dalil tersebut harus
dinilai benar adanya, karena pengakuan murni dan bulat berdaya bukti
sempurna, mengikat dan memaksa;
Menimbang, bahwa dalil yang diakui oleh Termohon tersebut sesuai dan
didukung dengan alat bukti tertulis P.1, P.3, P.4, T.1, dan T.6 serta sesuai
dengan keterangan dua orang saksi Pemohon dan satu orang saksi Termohon
sebagaimana pertimbangan di atas;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka
harus dinyatakan terbukti benar bahwa sebidang tanah seluas 114 M2 yang
berdiri diatasnya sebuah rumah terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.
04 RW.07 Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang adalah dibeli
dari M. Anwar Sanusi pada tanggal 07 April 2010 dan pada saat itu Pemohon
dan Termohon sudah dalam ikatan perkawinan;
Menimbang, bahwa dalil yang dibantah dan tidak dibenarkan adalah
tentang asal usul uang yang digunakan untuk membeli harta bersama tersebut,
tidak benar asal usul uang tersebut berasal dari harta bawaan Pemohon atau
halaman 33 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
tidak benar pembeliannya murni memakai uang Pemohon, namun yang benar
Termohon juga turut andil dalam pembelian rumah tersebut;
Menimbang, bahwa terkait dengan dalil bantahan Termohon tersebut,
Pemohon hanya mampu mengajukan alat bukti P.2, P.5, dan P.6 dimana alat
bukti tersebut tidak mampu membuktikan bahwa asal usul uang yang
digunakan untuk membeli harta bersama tersebut adalah dari harta bawaan
Pemohon, alat bukti tersebut hanya mampu membuktikan bahwa Pemohon
sebelum menikah dengan Termohon mempuyai harta bawaan dari pembagian
harta bersama dengan isteri pertamanya dan tidak terbukti bahwa uang yang
digunakan untuk membeli sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya
sebuah rumah terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.04 RW.07 Desa
Mulyo Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang adalah dari uang penjualan
harta bersama dengan isteri pertamanya tersebut, sedangkan Termohon tidak
bisa megajukan alat bukti yang menguatkan bantahannya tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan hukum pembuktian, maka
apabila suatu dalil dibantah oleh pihak lawan, maka beban bukti pada pihak
yang mendalilkan, dan jika pihak yang mendalilkan tidak bisa mengajukan alat
bukti dan pihak yang membantah juga tidak bisa mengajukan alat bukti, maka
dalil tersebut harus dianggap tidak bisa dibuktikan;
Menimbang, bahwa berdasarkan analisis perbandingan alat bukti
tersebut, maka dalil Pemohon tentang asal usul uang yang digunakan untuk
membeli harta bersama tersebut berasal dari harta bawaan Pemohon harus
dinyatakan tidak bisa dibuktikan;
Menimbang, bahwa tentang letak, luas dan batas-batas obyek harta
bersama tersebut diatas majelis hakim mengikuti hasil pemeriksaan setempat
sebagaimana yang terurai dalam tentang duduk perkara;
Pertimbangan fakta hukum dan kesimpulan permohonan cerai Menimbang, bahwa berdasarkan dalil Pemohon dan jawaban Termohon
yang dihubungkan dengan bukti-bukti Pemohon dan Termohon telah ditemukan
sejumlah fakta hukum terkait permohonan cerai sebagai berikut :
1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri sah yang menikah
pada tanggal 24 Juli 2009 dan tidak dikaruniai anak;
halaman 34 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
2. Bahwa kondisi rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak
harmonis karena sejak awal tahun 2011 sampai sekarang keduanya sering
terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus;
3. Bahwa penyebab perselisihan dan pertengkaran adalah karena masalah
ekonomi;
4. Bahwa Pemohon dan Termohon sudah pisah tempat tinggal sejak bulan
Maret 2012 sampai sekarang;
5. Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah sulit atau tidak bisa
dirukunkan lagi;
Menimbang bahwa fakta hukum pertama sampai ketiga Pemohon dan
Termohon adalah suami isteri sah, antara Pemohon dan Termohon sudah
sering berselisih dan bertengkar terus menerus yang berbentuk tidak
terwujudnya hubungan suami isteri yang harmonis sejak setelah akad nikah;
Menimbang bahwa perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus
seperti yang ditampilkan oleh Pemohon dan Termohon dalam rumah
tangganya, merupakan gejala hilangnya rasa cinta dan kasih sayang diantara
suami isteri serta pertanda kehidupan rumah tangga sudah hancur berantakan,
sehingga dalam kondisi yang demikian sudah berat bahkan sulit membangun
rumah tangga ideal yang diharapkan;
Menimbang bahwa hancur dan retaknya rumah tangga Pemohon dan
Termohon tersebut, merupakan gambaran di dalamnya sudah tidak ditemukan
lagi ketenangan, ketentraman dan kedamaian, sehingga harapan untuk
memegang teguh cita-cita dan tujuan perkawinan bagaikan menggenggam bara
api, sebagai suatu gambaran sungguh sulit dan berat untuk dilakukan;
Menimbang bahwa fakta hukum keempat Pemohon dan Termohon
sudah pisah tempat tinggal dan tidak pernah terbangun komunikasi yang baik
layaknya suami isteri, menunjukkan bahwa diantara Pemohon dan Termohon
sudah tidak dapat mewujudkan hak dan kewajiban masing-masing;
Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan hukum perkawinan suami
isteri diperintahkan agar hidup bersatu pada tempat kediaman bersama, dan
tidak dibenarkan untuk hidup berpisah tempat tinggal, agar bisa menjalankan
tugas dan kewajiban sebagai suami isteri, kecuali ada alasan yang dapat
dibenarkan oleh hukum;
halaman 35 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang bahwa hidup bersama merupakan salah satu tolok ukur
rumah tangga bahagia harmonis sekaligus sebagai salah satu tanda keutuhan
suami isteri, oleh karena itu fakta hukum adanya pisah tempat tinggal
merupakan bentuk penyimpangan dari konsep dasar dibangunnya lembaga
perkawinan, agar suami isteri utuh kompak dalam segala aktivitas kehidupan
rumah tangga bukan dengan pola hidup berpisah;
Menimbang bahwa suami isteri yang hidup berpisah dan satu sama lain
saling diam dan membisu menunjukkan komunikasi yang tidak harmonis,
proses interaksi yang kurang bersahabat dan pola hubungan yang kurang
kondusif serta jauh dari suasana utuh dalam kebahagiaan;
Menimbang bahwa fakta hukum kelima bahwa Pemohon dan Termohon
sudah tidak bisa dirukunkan lagi, hal ini menunjukkah rumah tangga Pemohon
dan Termohon telah pecah sedemikian rupa dan tidak ada harapan akan hidup
rukun lagi dalam rumah tangga sebagaimana tujuan adanya pernikahan;
Menimbang bahwa nilai asasi yang harus diemban oleh suami isteri
adalah memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang
sakinah, mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar kehidupan berumah
tangga dalam susunan masyarakat, dan tujuan tersebut hanya bisa dicapai jika
suami isteri menjalankan kehidupan berumah tangga dengan rukun, tenteram
dan damai;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dan analisis atas fakta
hukum diatas, maka petitum permohonan Pemohon nomor 2 tentang
permohonan untuk diberi ijin menjatuhkan talak satu raji kepada Termohon
dapat dipertimbangkan sebagai berikut;
Menimbang bahwa apabila dikaji secara mendalam tujuan syariah
(maqasid syariah), khususnya mengenai hukum munakahat, dapat disimpulkan
bahwa pada hakekatnya hukum asal (dasar) perceraian adalah dilarang dan
dibenci, kecuali berdasarkan alasan yang sangat darurat;
Menimbang bahwa mengenai formulasi rumusan alasan darurat sebagai
alasan perceraian, dalam syariat tidak ditentukan secara terinci dan limitatif,
akan tetapi dapat ditemukan melalui hasil ijtihad atau pemahaman fikih atau
peraturan perundang-undangan;
Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 39 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yaitu untuk melakukan suatu
halaman 36 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
perceraian harus ada cukup alasan dimana suami isteri tidak akan dapat hidup
rukun sebagai suami isteri dan pengadilan telah berusaha dan tidak berhasil
mendamaikan kedua belah pihak. Selanjutnya dalam Pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 116 huruf (f)
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum lslam
menegaskan salah satu alasan perceraian yaitu adanya perselisihan dan
pertengkaran terus menerus antara suami istri dan tidak ada harapan lagi untuk
kembali rukun;
Menimbang bahwa dari ketentuan pasal-pasal tersebut terdapat
beberapa unsur yang harus dipenuhi terjadinya perceraian yaitu :
- Adanya alasan terjadinya perselisihan dan pertengkaran terus menerus;
- Perselisihan dan pertengkaran menyebabkan suami istri sudah tidak ada
harapan untuk kembali rukun;
- Pengadilan telah berupaya mendamaikan suami istri tapi tidak berhasil;
Menimbang bahwa unsur-unsur tersebut akan dipertimbangkan satu
persatu dengan mengaitkan fakta-fakta hukum yang terjadi dalam rumah
tangga Pemohon dan Termohon sehingga dipandang telah memenuhi unsur-
unsur terjadinya suatu perceraian;
1. Adanya alasan terjadinya perselisihan dan pertengkaran terus menerus;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut di atas, telah
terbukti bahwa terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus antara
Pemohon dan Termohon yang disebabkan karena “masalah ekonomi rumah
tangga”, karenanya Majelis Hakim menilai terdapat disharmoni dalam rumah
tangga Pemohon dan Termohon;
Menimbang bahwa Majelis Hakim berpendapat disharmoni sebuah
perkawinan dalam hukum Islam disebut juga azzawwaj al-maksuroh atau dalam
hukum lainnya disebut broken marriage, yang dalam permasalahan keluarga
landasannya bukan semata-mata adanya pertengkaran fisik (phsysical cruelty),
akan tetapi termasuk juga kekejaman mental (mental cruelty) yang
menyebabkan tidak terpenuhinya hak dan kewajiban suami isteri sehingga
meskipun tidak terjadi pertengkaran mulut atau kekerasan fisik maupun
penganiayaan secara terus menerus, akan tetapi telah secara nyata terjadi dan
halaman 37 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
berlangsung kekejaman mental atau penelantaran terhadap salah satu pihak,
maka sudah dianggap terjadi broken marriage;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka Majelis
Hakim berpendapat unsur pertama telah terpenuhi dalam perkara ini;
2. Perselisihan dan pertengkaran menyebabkan suami istri sudah tidak ada
harapan untuk kembali rukun; Menimbang bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran yang
terjadi antara Pemohon dan Termohon adalah telah terjadi pisah tempat tinggal
dan selama pisah Pemohon dan Termohon sudah tidak saling memperdulikan;
Menimbang bahwa Majelis Hakim menilai tindakan Pemohon dan
Termohon yang sudah saling tidak memperdulikan dan menghiraukan dalam
kurun waktu yang cukup lama tersebut tanpa adanya komunikasi atau
hubungan lahir dan batin tersebut adalah sesuatu yang tidak wajar dalam
sebuah keluarga yang rukun dan harmonis, karenanya Majelis Hakim
berpendapat Pemohon dan Termohon sudah tidak ada harapan untuk rukun
kembali;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka Majelis
Hakim berpendapat unsur kedua telah terpenuhi dalam perkara ini;
3. Pengadilan telah berupaya mendamaikan suami isteri tapi tidak berhasil; Menimbang bahwa Majelis Hakim telah berupaya untuk memberikan
nasehat pada setiap persidangan kepada Pemohon dan Termohon agar rukun
kembali, sesuai ketentuan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, namun upaya tersebut tidak berhasil;
Menimbang bahwa upaya mendamikan Pemohon dan Termohon juga
ditempuh melalui mediasi, akan tetapi tidak berhasil;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka Majelis
Hakim berpendapat unsur ketiga telah terpenuhi dalam perkara ini;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dan analisis atas fakta
hukum di atas dapat diketahui bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon
sudah hancur berantakan (pecah), jika dipertahankan akan menimbulkan
kesusahan dan kesengsaraan yang terus menerus, hati Pemohon dan
Termohon akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikan penjara kehidupan
yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hari selain bertambahnya
halaman 38 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisi kehidupan yang
demikian bisa menimbulkan mudharat lahir dan batin;
Menimbang, bahwa menutup pintu yang menyebabkan kesengsaraan
dan penderitaan, merupakan alternatif pemecahan masalah guna
menghilangkan kemafsadatan;
Menimbang, bahwa tujuan inti hukum Islam dapat dirumuskan dengan
kalimat جلب المصا لح ودرءالمفا سد (mencapai maslahat dan menolak mafsadat)
mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di hukum
perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,
keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;
Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuan
tersebut, karena mudharat yang ditanggung lebih besar daripada maslahat
yang diperoleh, maka memutuskan ikatan perkawinan akan diperoleh maslahat
bagi kedua belah pihak daripada mempertahankan perkawinan;
Menimbang, bahwa relevant dengan perkara ini, dapat diambil sebuah
tuntunan dari Hadits Nabi SAW., diriwayatkan oleh Imam Malik menegaskan :
الضرروالضرارمن ضرضره اهللا ومن شق شق اهللا عليه
Artinya : “Tidak boleh memudharatkan dan dimudharatkan, barangsiapa yang
memudharatkan maka Allah akan memudharatkannya dan siapa saja
yang menyusahkan maka Allah akan menyusahkannya”;
Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkan
dengan kasus ini, maka seorang suami tidak boleh memberi mudharat kepada
isterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharat
kepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim menilai tindakan Pemohon dan
Termohon seperti terurai dalam unsur kedua diatas merupakan bentuk
kekerasan dalam rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf
(d) dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga, karenanya harus segera dihentikan;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini Majelis Hakim sependapat dan
mengambil alih pendapat pakar hukum Islam dalam Kitab Madaa Hurriyatuz
Zaujaini fi al-Thalaaq, Juz II, halaman 83 yang menyatakan :
halaman 39 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
وال ئح نال فيها ينفع يعد ومل الزوجني احلياة تضطرب حني الطالق نظام اإلسالم اختار وقد أحد على حيكم أن معناه اإلستمرار ألن روح غري من صورة الزوج الربطة تصبح وحيث صلح
لة ا العد روح تأباه ا وهذ املؤبد بالسجن الزوجنيArtinya : “Islam memilih lembaga thalaq/cerai ketika rumah tangga sudah
dianggap goncang serta dianggap sudah tidak bermanfaat lagi
nasehat/perdamaian, dan hubungan suami isteri menjadi tanpa ruh
(hampa), sebab meneruskan perkawinan berarti menghukum salah
satu suami isteri dengan penjara yang berkepanjangan. Ini adalah
aniaya yang bertentangan dengan semangat keadilan”.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas maka majelis hakim berpendapat dalil-dalil permohonan Pemohon tentang
permohonan cerai telah terbukti dan telah memenuhi alasan perceraian
sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 116 huruf (f) Instruksi Presiden Nomor 1
Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam yakni antara suami istri terjadi
perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus yang sudah tidak ada
harapan untuk hidup rukun lagi sebagai suami isteri;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas maka
permohonan Pemohon petitum nomor 2 tersebut dapat dikabulkan dan oleh
karena itu Pemohon dapat diberi izin untuk menjatuhkan talak satu raj’i
terhadap Termohon;
Menimbang bahwa terkait petitum pemohon nomor 3 yang meminta
perkawinan Pemohon dan Termohon adalah telah cerai talak karena putusan
pengadilan, majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut;
Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon telah diberi ijin untuk
mengucapkan ikrar talak, maka jatuhnya perceraian adalah pada saat ikrar
talak dan selama belum diucapkan ikrar talak maka selama itu perkawinan
Pemohon dan Termohon belum putus cerai;
Menimbang, bahwa atas dasar itu, maka petitum pemohon nomor 3
tersebut harus ditolak;
halaman 40 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa sesuai Pasal 41 huruf (c) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 jo. Pasal 149 huruf (a) dan (b) Intruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun
1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, maka bila perkawinan putus karena talak
Pemohon sebagai bekas suami berkewajiban memberi nafkah selama masa
iddah dan memberi mut’ah yang layak kepada bekas isteri;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut dan demi
kemaslahatan bekas isteri, majelis hakim berpendapat secara ex officio perlu
membebankan nafkah iddah dan mut’ah;
Menimbang, tentang nafkah iddah dan mutah, majelis berpendapat
bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum di atas terbukti bahwa Termohon ingin
rukun dan tidak ingin bercerai dengan Pemohon, Termohon melaksanakan
kewajiban sebagi isteri Pemohon selama sekitar 5 tahun lebih, serta Termohon
juga tidak termasuk kategori istri yang nusyus yang mengakibatkan gugurnya
hak nafkah iddah dan mutah. Oleh karena itu, Termohon mempuyai hak untuk
mendapatkan nafkah iddah dan mutah dari Pemohon;
Menimbang, bahwa majelis berpendapat bahwa demi rasa keadilan dan
demi kemaslahatan Pemohon dan Termohon maka nafkah iddah dan mut’ah
harus disesuaikan dengan penghasilan dan kemampuan Pemohon serta
kebutuhan riil atau kelayakan hidup Termohon;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi Pemohon
bekerja sebagai makelar akan tetapi para saksi tidak mengetahui penghasilan
pasti Pemohon;
Menimbang, bahwa terkait kebutuhan riil dan kelayakan hidup di Malang
tidak ada parameter yang jelas dan pasti karena kebutuhan riil dan kelayakan
hidup antar satu orang dengan orang lain berbeda;
Menimbang, bahwa jika kebutuhan riil atau kelayakan hidup dilihat dari
sisi kecukupan memenuhi kebutuhan primer seperti tempat tinggal, makan dan
minum, maka umumnya kecukupan tersebut sangat terkait dengan sejauhmana
penghasilan yang diperoleh orang tersebut. Jika ia seorang pengusaha dengan
penghasilan besar maka kecukupan hidup untuk memenuhi kebutuhan primer
juga besar. Sebaliknya jika ia seorang buruh tani dengan penghasilan kecil dan
tidak tetap maka kecukupan hidup untuk memenuhi kebutuhan primernya juga
kecil dan biasanya disesuaikan dengan penghasilan yang ada;
halaman 41 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, maka majelis hakim berkesimpulan bahwa cukup memadai dan mampu
jika Pemohon dihukum untuk membayar kepada Termohon nafkah iddah
selama 3 bulan sebesar Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) dan
mutah berupa uang sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);
Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu memerintahkan Panitera
Pengadilan Agama Kabupaten Malang untuk mengirim salinan penetapan ikrar
talak perkara a quo yang telah berkekuatan hukum tetap kepada PPN yang
mewilayahi tempat tinggal Pemohon dan Termohon (PPN KUA. Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan dan PPN KUA. Kecamatan Dau Kabupaten Malang)
serta kepada PPN ditempat pernikahan dilangsungkan (PPN. KUA. Kecamatan
Batu Kota Batu) guna didaftar/dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;
Majelis Hakim berpendapat bahwa perintah tersebut bukanlah merupakan ultra
petitum partium (melebihi dari yang diminta) karena perintah tersebut sebagai
bentuk implementasi dan optimalisasi pelaksanaan ketentuan Pasal 84
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Pasal
35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 147 Ayat (2) Kompilasi
Hukum Islam (vide Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 299 K/AG/2003
tanggal 8 Juni 2005);
Pertimbangan fakta hukum dan kesimpulan gugatan harta bersama Menimbang, bahwa berdasarkan dalil Pemohon dan jawaban Termohon
yang dihubungkan dengan bukti-bukti Pemohon dan Termohon telah ditemukan
sejumlah fakta hukum terkait gugatan harta bersama sebagai berikut :
1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri menikah pada tanggal
24 Juli 2009;
2. Bahwa Pemohon dan Termohon mempuyai harta bersama berupa
sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya sebuah rumah
terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo Agung
Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah utara : dengan jalan raya;
- Sebelah selatan : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
halaman 42 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
bangunan rumah milik Supriyadi;
- Sebelah barat : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Mulyadi;
- Sebelah timur : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Suparno;
3. Bahwa obyek tersebut dibeli dari M. Anwar Sanusi pada tanggal 07 April
2010;
4. Bahwa obyek tersebut terletak pada lokasi yang strategis di kawasan
wisata dan selama ini digunakan untuk membuka usaha rumah makan dan
usaha lainnya;
5. Bahwa obyek tersebut sejak Maret 2012 dikuasai dan ditempati oleh
Termohon dan anak bawaan Termohon;
Menimbang, bahwa berdasarkan sejumlah fakta-fakta hukum diatas,
majelis hakim akan mempertimbangkan tentang gugatan harta bersama yang
diajukan Pemohon;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum diatas, maka permohonan
Pemohon petitum 5 tentang penetapan harta bersama dapat dipertimbangkan
sebagai berikut;
Menimbang, bahwa terlebih dahulu akan dikemukakan mengenai
ketentuan hukum yang berhubungan dengan harta bersama;
Menimbang, bahwa ketentuan harta bersama diatur dalam Pasal 35
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang berbunyi :
(1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama
(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang
diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah
penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.
Menimbang, bahwa dari ketentuan di atas maka yang dapat
dikategorikan sebagai harta bersama adalah harta benda yang diperoleh
selama perkawinan berlangsung baik oleh istri ataupun suami atau oleh
keduanya secara bersama-sama;
Menimbang, bahwa dari ketentuan diatas maka yang dapat dikategorikan
sebagai harta bawaan adalah harta yang diperoleh sebelum terjadi perkawinan,
atau harta benda yang diperoleh suami isteri sebagai hadiah atau warisan dan
halaman 43 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
harta bawaan tersebut dikuasai oleh masing-masing pihak (suami istri) dan
tidak menjadi harta bersama sepanjang para pihak tidak menentukan lain;
Menimbang, bahwa dari definisi harta bersama dan harta bawaan di
atas, maka harta apapun yang diberikan suami atau istri atau yang diperoleh
kedua belah pihak dalam masa pernikahan adalah menjadi harta bersama,
kecuali dapat dibuktikan bahwa pembelian harta benda tersebut berasal dari
uang yang diperoleh dari harta bawaan;
Menimbang, bahwa dari definisi harta bersama dan harta bawaan di
atas, maka harta apapun yang diberikan suami atau istri atau yang diperoleh
kedua belah pihak sebelum pernikahan bukanlah menjadi harta bersama
demikian juga sebaliknya, harta apapun yang diperoleh setelah perceraian
bukanlah sebagai harta bersama, kecuali dapat dibuktikan bahwa pembelian
harta benda tersebut berasal dari uang yang diperoleh selama perkawinan
berlangsung;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum diatas terbukti
bahwa masa pernikahan Pemohon dan Termohon adalah mulai dari tanggal 24
Juli 2009 sampai sekarang;
Menimbang, bahwa pada tanggal 07 April 2010 Pemohon membeli dari
M. Anwar Sanusi sebidang tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya sebuah
rumah terletak di Jalan Raya Sengkaling No.187 RT.04 RW.07 Desa Mulyo
Agung Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan batas-batas :
- Sebelah utara : dengan jalan raya;
- Sebelah selatan : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Supriyadi;
- Sebelah barat : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Mulyadi;
- Sebelah timur : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Suparno;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum diatas, maka harta yang
dibeli Pemohon tersebut diatas dibeli dan diperoleh dalam masa perkawinan
Pemohon dan Termohon dan Pemohon tidak mampu membuktikan bahwa asal
usul harta tersebut adalah dari harta bawaan Pemohon. Oleh karena itu, harta
tersebut masuk kategori harta bersama dan statusnya menjadi milik bersama
Pemohon dan Termohon;
halaman 44 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas,
maka petitum permohonan Pemohon nomor 5 dapat dikabulkan dengan
menetapkan harta tersebut diatas sebagai harta bersama milik Pemohon dan
Termohon;
Menimbang, bahwa terkait petitum pemohon nomor 4 yang meminta
penetapan pengesahan akta jual beli atas harta bersama tersebut dan
menjadikan harta bersama tersebut atas nama Pemohon, majelis hakim
mempertimbangkan sebagai berikut;
Menimbang, bahwa oleh karena harta yang tersebut dalam akta jual beli
tersebut telah ditetapkan sebagai harta bersama milik Pemohon dan Termohon
maka petitum pemohon nomor 4 tersebut harus ditolak;
Menimbang, bahwa terkait petitum permohonan Pemohon nomor 6
tentang pembagian harta bersama yang meminta menghukum Termohon atau
siapa saja yang mendapat hak dari harta bersama tersebut untuk membagi dan
menyerahkan ½ (setengah) bagian kepada Pemohon, majelis hakim akan
mempertimbangkan sebagai berikut;
Menimbang, bahwa secara normatif ketentuan tentang pembagian harta
bersama terdapat dalam Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang berbunyi:
Janda atau duda cerai masing-masing berhak seperdua dari harta bersama
sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan;
Menimbang, bahwa majelis hakim berpendapat bahwa dibalik ketentuan
normatif tersebut diatas, ada filsafat hukum yang melatari dan menjadi inti dari
adanya teks normatif tersebut yaitu keadilan dan keadilan tersebut harus
dijadikan sebagai pijakan utama dalam penetapan hukum. Jika ketentuan
normatif bertentangan dengan keadilan maka yang harus diutamakan untuk
dipilih adalah penegakan keadilan. Jika keadilan bertentangan dengan aspek
kepastian dan kemanfatan maka yang harus diutamakan untuk dipilih adalah
penegakan keadilan, pertimbangan yang demikian sesuai pula dengan firman
Allah SWT., dalam Al-Qur’an surat An-Nisa Ayat 58 yang berbunyi :
… وإذا حكمتم بـني الناس أن حتكموا بالعدل
Artinya : “…dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil….”
halaman 45 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa pembagian yang tersebut dalam Pasal 97 KHI diatas
menurut majelis hakim bisa diterapkan secara tekstual (masing-masing berhak
seperdua) selama ketentuan tersebut diterapkan pada kasus dan keadaan
normal dimana tidak ada monopoli pemanfaatan dan penggunaan atas harta
bersama tersebut oleh salah satu pihak, lebih-lebih jika harta tersebut
merupakan harta yang produktif dan digunakan untuk usaha yang potensial
untuk menghasilkan keuntungan atau laba;
Menimbang, bahwa jika kasus yang dihadapi sebaliknya yaitu harta
bersama tersebut selama pernikahan atau selama pisah tempat tinggal ada
monopoli pemanfaatan dan penggunaan atas harta bersama tersebut oleh
salah satu pihak, lebih-lebih jika harta tersebut merupakan harta yang produktif
dan digunakan untuk usaha yang potensial untuk menghasilkan keuntungan
atau laba, maka tidak adil jika ketentuan Pasal 97 KHI diatas diterapkan secara
tekstual (masing-masing berhak seperdua) dan pembagian tersebut tidak
sesuai dengan ruh atau semangat Pasal 97 KHI yang pada hakikatnya ruh
pasal tersebut menghendaki tegaknya keadilan bagi kedua belah pihak.
Menimbang, bahwa secara hukum keuntungan atau laba atau hasil yang
diperoleh dari harta bersama juga merupakan harta bersama yang juga harus
dinikmati oleh masing-masing duda dan janda cerai. Jika keuntungan atau laba
atau hasil tersebut selama ini hanya dinikmati oleh salah satu pihak maka perlu
demi keadilan keuntungan atau laba atau hasil tersebut harus juga dijadikan
pertimbangan untuk tidak membagi harta bersama tersebut dengan pembagian
yang sama seperdua;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum diatas terbukti bahwa
harta bersama tersebut sejak bulan Maret 2012 sampai sekarang (sudah 2
tahun lebih) dikuasai oleh Termohon dan berdasarkan hasil pemeriksaan
setempat harta bersama tersebut terletak pada lokasi yang strategis di kawasan
wisata serta digunakan oleh Termohon untuk membuka usaha rumah makan
dan usaha lainnya, sehingga potensial menghasilkan laba atau keuntungan
yang banyak;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut maka dalam
kasus a quo terbukti harta bersama selama pisah tempat tinggal (2 tahun lebih)
telah ada monopoli pemanfaatan dan penggunaan atas harta bersama tersebut
halaman 46 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
oleh salah satu pihak yaitu Termohon, dan keuntungan atau laba atau hasil dari
usaha harta bersama tersebut selama ini hanya dinikmati oleh Termohon;
Menimbang, bahwa selama 2 tahun lebih tersebut, telah ternyata
Pemohon tidak bisa menggunakan harta bersama tersebut dan juga tidak
memperoleh atau tidak menikmati bagian dari hasil usaha yang bertempat di
rumah yang menjadi harta bersama tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, majelis
hakim berpendapat bahwa tidak adil dan tidak sesuai dengan ruh atau
semangat Pasal 97 KHI jika harta bersama tersebut harus dibagi seperdua
antara Pemohon dan Termohon sebagaimana ketentuan normatif diatas karena
Termohon selama 2 tahun lebih sudah menggunakan dan menikmati hasil dari
harta bersama tersebut sebaliknya selama 2 tahun lebih Pemohon tidak dapat
menikmati dan tidak memperoleh bagian sama sekali dari hasil usaha harta
bersama tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas maka majelis hakim berpendapat bahwa akan memenuhi rasa keadilan dan nilai-nilai yang hidup dimasyarakat jika ditetapkan hak Pemohon lebih besar dari hak Termohon atas harta bersama tersebut, yaitu Pemohon berhak memiliki 2/3 (dua pertiga) bagian dari harta bersama dan Termohon berhak memiliki 1/3 (sepertiga) bagian dari harta bersama;
Menimbang, bahwa oleh karena harta bersama yang telah ditetapkan berada dalam penguasaan Termohon, maka Termohon harus diperintahkan untuk menyerahkan hak Pemohon kepada Pemohon, apabila tidak bisa dibagi secara natura, dapat dinilai dengan uang atau dijual atau dilelang dan hasilnya dibagi kepada Pemohon dan Termohon sesuai putusan ini;
Menimbang, bahwa terkait petitum nomor 6 dimana Pemohon menuntut
uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap hari
keterlambatan pemenuhan isi putusan sejak perkara ini memperoleh kekuatan
hukum tetap (inckraht), majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut;
Menimbang, bahwa ketentuan tentang dwangsom terdapat pada Pasal
611a Burgerlijke Rechtsvordering (BRv) yang menegaskan bahwa atas tuntutan
salah satu pihak, hakim dapat menghukum pihak lainnya untuk membayar
halaman 47 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
sejumlah uang yang disebut uang paksa dalam hal hukuman pokok tidak
dilaksanakan dan sesungguhnya uang paksa tersebut tidak dapat dibebankan
dalam hal suatu penghukuman untuk pembayaran sejumlah uang;
Menimbang, bahwa dalam ketentuan Pasal 611a BRv tersebut tidak
menyatakan “harus” tetapi menyatakan “dapat” yang berarti bersifat alternatif.
Kata “dapat” tersebut menunjukkan ditolak atau dikabulkannya dwangsom
tergantung pada keadaan-keadaan atau fakta-fakta yang terungkap didalam
persidangan. Untuk itu, dwangsom merupakan diskresi hakim yang harus
berlandaskan pada kearifan dan kehati-hatian;
Menimbang, bahwa fungsi dan tujuan adanya dwangsom adalah
sebagai alat penekan psikis agar para pihak melaksanakan isi putusan secara
suka rela;
Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 611a BRv tersebut juga
menegaskan bahwa dwangsom hanya tidak dapat dibebankan pada putusan
hakim yang berisikan pembayaran sejumlah uang;
Menimbang, bahwa pemahaman majelis hakim tersebut sesuai dengan
yurisprudensi putusan Mahkamah Agung No. 244PK/Pdt/2008 tanggal 9
Desember 2008 yang menegaskan bahwa satu-satunya halangan untuk
menjatuhkan dwangsom adalah hukuman pembayaran sejumlah uang;
Menimbang, bahwa majelis hakim berpendapat meskipun BRv sudah
tidak berlaku di Indonesia akan tetapi karena HIR dan RBg tidak mengatur
tentang dwangsom dan terdapat kekosongan hukum sehingga dalam praktek di
pengadilan ketentuan BRv tentang dwangsom tersebut dapat dipakai sebagai
landasan dan sumber pengaturan dwangsom;
Menimbang, bahwa tuntutan dwangsom (uang paksa) dalam perkara
aquo terkait dengan tuntutan pembagian harta bersama berupa sebidang tanah
dan tidak terkait dengan suatu penghukuman untuk menghukum pembayaran
sejumlah uang kepada Termohon;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbagan tersebut
diatas maka majelis hakim berpendapat bahwa tuntutan dwangsom Pemohon
dapat dikabulkan sebagian dengan menghukum Termohon untuk membayar
uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) setiap hari
keterlambatan pemenuhan isi putusan sejak perkara ini memperoleh kekuatan
hukum tetap (inckraht);
halaman 48 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Menimbang, bahwa terkait petitum nomor 7 dimana Pemohon menuntut
agar putusan ini dijalankan terlebih dahulu meskipun ada verzet, banding dan
kasasi (Uitvoorbaar bij voorraad), majelis hakim mempertimbangkan sebagai
berikut;
Menimbang, bahwa tuntutan putusan serta merta diatur dalam Pasal 180
HIR yang menentukan adanya alas hak atas akta otentik, didasarkan putusan
hakim yang telah berkekuatan hukum tetap atau adanya uang jaminan yang
sama dengan objek yang akan dieksekusi;
Menimbang, bahwa oleh karena tuntutan tersebut belum memenuhi
kriteria yang ditentukan oleh hukum, maka tuntutan agar putusan ini dijalankan
terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum haruslah ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan putusan sela sita jaminan Nomor
6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg majelis hakim telah mengabulkan sita jaminan
atas obyek sengketa harta bersama;
Menimbang, bahwa juru sita pengganti telah melakukan sita jaminan
atas obyek sengketa harta bersama tersebut;
Menimbang, bahwa sebagaimana pertimbangan di atas bahwa obyek
sengketa tersebut terbukti sebagai harta bersama maka sita jaminan yang telah
diletakkan atas obyek tersebut harus dinyatakan sah dan berharga;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, maka majelis hakim berkesimpulan bahwa permohonan Pemohon
dikabulkan sebagian dan ditolak dan dinyatakan tidak dapat diterima untuk
selain dan selebihnya;
Menimbang, bahwa terhadap petitum nomor 8 tentang biaya perkara,
Majelis Hakim berpendapat bahwa oleh karena perkara pokok dalam perkara ini
adalah cerai talak maka berdasarkan ketentuan Pasal 89 Ayat (1) Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50
Tahun 2009, biaya akibat perkara ini dibebankan kepada Pemohon;
Mengingat, segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
hukum syar’i yang berkaitan dengan perkara ini.
M E N G A D I L I 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian;
halaman 49 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
2. Memberi izin kepada Pemohon (Yantje Sebastian bin Him Thay Oh) untuk
menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (Khoiriyah binti Rakimun)
didepan sidang Pengadilan Agama Kabupaten Malang;
3. Menghukum Pemohon untuk memberi Termohon nafkah iddah selama tiga
bulan sebesar Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) dan
mutah berupa uang sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);
4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Kabupaten Malang
untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak perkara a quo kepada
Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman
Pemohon dan Termohon (PPN KUA. Kecamatan Gadingrejo Kota
Pasuruan dan PPN KUA. Kecamatan Dau Kabupaten Malang) serta
kepada PPN ditempat pernikahan Pemohon dan Termohon dilangsungkan
(PPN. KUA. Kecamatan Batu Kota Batu), guna dicatat dalam daftar yang
disediakan untuk itu;
5. Menetapkan harta bersama Pemohon dan Termohon adalah sebidang
tanah seluas 114 M2 yang berdiri diatasnya sebuah rumah terletak di Jalan
Raya Sengkaling No.187 Rt. 04 Rw.07 Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau
Kabupaten Malang dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah utara : dengan jalan raya;
- Sebelah selatan : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Supriyadi;
- Sebelah barat : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Mulyadi;
- Sebelah timur : dengan tanah adat yang berdiri diatasnya
bangunan rumah milik Suparno;
6. Menetapkan bagian Pemohon dan Termohon atas harta bersama tersebut
adalah Pemohon berhak 2/3 (dua pertiga) bagian dari harta bersama
sebagaimana tersebut dalam diktum nomor 5 diatas dan Termohon berhak
memiliki 1/3 (sepertiga) bagian dari harta bersama sebagaimana tersebut
dalam diktum nomor 5 diatas;
7. Menghukum Termohon atau siapa saja yang menguasai harta bersama
tersebut untuk menyerahkan hak Pemohon sesuai hak bagiannya
sebagaimana diktum nomor 6 diatas, apabila tidak bisa dibagi secara
halaman 50 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
natura, dapat dinilai dengan uang atau dijual atau dilelang dan hasilnya
dibagi kepada Pemohon dan Termohon sesuai putusan ini;
8. Menghukum Termohon untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) setiap hari keterlambatan pemenuhan isi
putusan ini sejak perkara ini memperoleh kekuatan hukum tetap;
9. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas harta bersama
sebagaimana diktum nomor 5;
10. Menolak dan menyatakan tidak dapat diterima untuk selain dan selebihnya;
11. Membebankan kepada Pemohon biaya perkara sebesar Rp. 4.399.000,-
(empat juta tiga ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah);
Demikian putusan ini dijatuhkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim
pada hari selasa tanggal 25 Nopember 2014 Masehi bertepatan dengan
tanggal 02 Shafar 1436 Hijriyah, oleh kami M. NUR SYAFIUDDIN, S. Ag, M.H.,
sebagai Ketua Majelis, Dr. AHMAD ZAENAL FANANI, S.HI.,M.Si. dan Drs.
MUHAMMAD HILMY, masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan
oleh Ketua Majelis dan Hakim-Hakim Anggota tersebut dalam persidangan
yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari kamis tanggal 27 Nopember
2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 04 Shafar 1436 Hijriyah, dengan
dibantu oleh IDHA NUR HABIBAH, SH., sebagai Panitera Pengganti, dan
dihadiri oleh Pemohon dan Kuasa Hukumnya serta Termohon dan kuasa
hukumnya.
Hakim Anggota I, Ketua Majelis,
Ttd
Dr. AHMAD ZAENAL FANANI, S.HI.,M.Si.
Ttd
M. NUR SYAFIUDDIN, S.Ag, M.H.
Hakim Anggota II,
ttd
Drs. MUHAMMAD HILMY
halaman 51 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
Panitera Pengganti,
ttd m IDHA NUR HABIBAH, SH. Rincian Biaya Perkara :
1. Biaya Pendaftaran : Rp 30.000,-
2. Biaya Proses : Rp. 50.000,-
3. Biaya Panggilan : Rp. 800.000,-
4. Biaya Pemeriksaan Setempat : Rp. 1.500.000,-
5. Biaya Sita : Rp. 2.000.000,-
6. Biaya Penetapan Sita : Rp. 25.000,-
7. Biaya Leges : Rp. 3.000,-
8. Redaksi : Rp. 5.000,-
9. Materai : Rp. 6.000,-
Jumlah : Rp. 4.399.000,- (empat juta tiga ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah)
halaman 52 dari 52 halaman, Putusan Nomor 6091/Pdt.G/2013/PA.Kab.Mlg
BUKTI KONSULTASI
NAMA : BAHRUL ULUM
NIM : 11210035
JURUSAN : AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH
PEMBIMBING : Musleh Herry S.H M.hum
JUDUL SKRIPSI :
PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERDASARKAN PASAL 97
KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERKARA PERCERAIAN
(Studi Kasus Nomor 6091/pdt.G/ 2013/PA.Kab.malang)
NO Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan Pembimbing