Top Banner
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October 23, 2013 TEKNIK PENYIARAN DUNIA JURNALISTIK DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom = TEKNIK BROADCASTING = PAKET KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO SMK NEGERI 1 PUNGGING 2013/2014
12

Jurnalistik

Apr 12, 2017

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

TEKNIK PENYIARAN

DUNIA JURNALISTIK

DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom

= TEKNIK BROADCASTING =

PAKET KEAHLIAN

TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO

SMK NEGERI 1 PUNGGING

2013/2014

Page 2: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

JURNALISTIK

Jurnalistik berasal dari bahasa Belanda JOURNALISTIEK, artinya penyiaran catatan

harian. Kata dasarnya “JURNAL” (journal), artinya laporan atau catatan, Ditelusur dari akar

katanya diurna (Latin) =‘harian’, kemudian menjadi “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti

“hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Jurnalistik bisa dibatasi secara singkat sebagai

kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak

melalui saluran media tertentu.

Tokoh pers Indonesia Adinegoro mendefinisikan jurnalistik sebagai kepandaian

mengarang untuk memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar

tersiar seluas-luasnya. Jurnalistik adalah tindakan diseminasi informasi, opini, dan hiburan

untuk orang ramai (publik) yang sistematik dan dapat dipercaya kebenarannya melalui media

komunikasi massa modern.

(Roland E. Wolesely dan Laurence R. Campbell, 1949, dalam Exploring Journalism).

Sedang tokoh pers Frasser Bond dalam bukunya An Introduction to Journalism (1961)

menyatakan istilah jurnalistik mencakup semua bentuk penyebaran berita bersama

komentarnya untuk mencapai orang banyak (publik). Semua kejadian asalkan sifatnya

penting bagi publik dan semua pikiran, tindakan serta ide-ide, yang didorong oleh kejadian-

kejadian tersebut, menjadi bahan pemberitaan bagi wartawan.

Page 3: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Berdasarkan media yang digunakannya saat ini, jurnalistik dibedakan menjadi

jurnalistik cetak (print journalism), jurnalistik elektronik (electronic journalism), dan

belakangan muncul istilah jurnalistikonline (online journalism). Menurut J.B. Wahyudi,

Mantan Kepala Seksi Monitor Siaran, Direktorat Televisi, jurnalistik radio dan televisi adalah :

(1). Mengalami proses pemancaran/transmisi,

(2) Isi pesan audio dapat didengar sekilas sewaktu ada siaran,

(3) Tidak dapat diulang,

(4). dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang sedang terjadi,

(5) dapat menyajikan pendapat (audio) narasumber secara langsung/orisinal,

(6) penulisan dibatasi oleh detik, menit, dan jam,

(7) makna berkala dibatasi oleh detik, menit, dan jam,

(8) distribusi melalui pemancaran/transmisi,

(9) bahasa yang digunakan formal dan non formal (bahasa tutur), dan

(10) kalimat singkat, padat, sederhana, dan jelas.

Sejarah Televisi Kemunculan siaran televisi pertama di dunia yang kemudian

dipublikasikan secara luas adalah saat rapat pertama Dewan Keamanan PBB di New York, AS

tahun 1946, dimana orang yang berada di luar ruang sidang bisa menyaksikan jalannya

sidang. Peristiwa ini menjadi hal luar biasa dimana surat kabar-surat kabar dunia saat itu

selain memuat hasil dari sidang Keamanan PBB juga memberitakan keampuhan media

televisi tersebut.

Meski sebanarnya televisi mulai bisa dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun

1939, saat berlangsungnya World’s Fair di New York. Tetapi Perang Dunia II menyebabkan

kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Negara yang termasuk paling lama mengadakan

eksperimen dalam bidang televisi adalah Inggris. John Loagie Baird, ilmuwan Inggris

misalnya, telah mendemonstrasikan televisi tahun 1924. Sementara stasiun televisi berita

Page 4: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Inggris, BBC, yang hingga kini menjadi salah satu organisasi televisi terbesar di dunia, telah

melakukan uji coba siaran sejak tahun 1929, dimana kemudian hari jadi BBC ditetapkan

tanggal 2 November 1936. Di Asia, siaran televisi dimuali oleh Jepang pada tahun 1953,

dilanjutkan Filipina pada tahun yang sama, dan Thailand pada tahun 1955.

Selanjutnya baru Indonesia dan Republik Cina tahun 1962, Singapura tahun 1963, yang

kemudian disusul Malaysia. Di Indonesia, siaran televisi dimulai tahun 1962, yang diusulkan

oleh Menteri Penerangan RI saat itu R. Maladi. Untuk tahap awal media televisi digunakan

untuk menyiarkan penyelenggaraan Asian Games IV di Jakarta tgl 24 Agustus 1962. Stasiun

televisi pertama di iIndonesia adalah TVRI. Hinca Panjaitan membuat pembagian atau

tahapan dalam perkembangan televisi pertama di Indonesia, dalam hal ini TVRI :

1. Era Pembaruan Tahap I (3 Mei 1971 - 20 Agst 1986)

Keputusan Menpen No. 54 B/ KEO/menpen/1971 ttg penyelenggaraan siaran televisi

di Indonesia, memunculkan keinginan untuk mulai menata sistem penyelenggaraan penyiaran

televisi diIndonesia, dilatarbelakangi perkembangan pesat pertelevisian di wilayah RI. Perlu

Page 5: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

pengaturan yang tegas tentang wewenang dan kebijaksanaan penyelenggaraan siaran televisi.

Dalam era ini siaran televisi dipahami sebagai siaran-siaran dalam bentuk gambar dan suara

yang dapat ditangkap (dilihat dan didengarkan) oleh umum, baik dengan system pemancaran

lewat gelombang-gelombang elektromagnetik maupun lewat kabel-kabel (television cable).

Wewenang untuk penyelenggaraan siaran televisi hanya ada pada pemerintah, dalam hal ini

Deppen, c.q. Direktorat Televisi/ Televisi Republik Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya

Deppen membenarkan partisipasi pemerintah daerah atau instansi resmi lainnya di dalam

investasi pembangunan prasarana pertelevisian di Indonesia sesuai pola yang disusun

Deppen. Closed Circuit Television (CCTV) dalam era ini sudah dikenal untuk keperluan

khusus, terutama keperluasn pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan pengaturan khusus

dan mendapat izin terlebih dulu dari Deppen.

2. Era Pembaruan Tahap II (20 Agst 1986 – 20 Okt 1987).

Era ini ditandai dengan keluarnya Kepmenpen No. 167/B/KEP/MENPEN/1986

tentang penyelenggaraan siaran televisi di Indonesia. Aturan baru ini sekaligus mengenalkan

5 hal baru di dunia pertelevisian Indonesia yaitu : siaran televisi, stasiun relai, antena

parabola, sistem distribusi dan sistem closed circuit. - Siaran televisi adalah siaran-siaran

dalam bentuk gambar dan suara yang dapat ditangkap langsung untuk dilihat dan didengar

oleh umum, melalui sistem pemancaran gelombang radio dan atau kabel maupun serat optik.

- Stasiun relai adalah stasiun yang meneruskan siaran televisi dari stasiun pemancar ke arah

sasaran yang dituju.

Antena parabola adalah perangkat telekomunikasi bukan milik TVRI atau

penyelenggaran telekomunikasi untuk umum yang digunakan hanya untuk menerima siaran

televisi yang dipancarkan melalui satelit. - Sistem distribusi adalah sistem untuk

menyebarluaskan siaran televisi dengan menggunakan stasiun pemancar ulang dan atau

kabel maupun serat optik. - Sistem closed sircuit adalah sistem penyiaran yang distribusinya

Page 6: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

melalui kabel dan atau serat optik untuk khalayak terbatas dalam 1 lingkungan bangunan

tertentu, baik yang diterima dari acara televisi setempat dan atau melalui satelit maupun yang

dihasilkan pemutaran kembali rekaman video atau film. Meski aturan ini secara tegas

menyatakan kewenangan menyelenggarakan siaran televise hanya ada pada pemerintah, tapi

dalam pelaksanaannya Deppen masih dapat membenarkan partisipasi pemerintahan daerah

atau instansi resmi lainnya dalam menunjang pembangunan sarana pertelevisian di

Indonesia.

3. Era Pembaruan Tahap III (20 Okt 1987 – 24 Juli 1990).

Ditandai dengan keluarnya aturan main tentang Siaran Saluran Terbatas TVRI, dalam

Kepmenpen RI No 190A/KEP/MENPEN/ 1987 tanggal 20 Oktober 1987. Dalam keputusan ini

disebutkan Direktorat Televisi Depen selain menyelenggarakan Siaran Saluran Umum (SSU)

juga memberi wewenang kepada Yayasan TVRI menyelenggarakan Siaran Saluran Terbatas

(SST). - SSU adalah siaran televisi yang ditangkap langsung oleh umum melalui pesawat

penerima televisi biasa tanpa peralatan khusus. - SST adalah siaran televisi yang hanya

ditangkap pelanggan melalui pesawat penerima televisi biasa yang dilengkapi dengan

peralatan khusus. Dalam menyelenggarakan SST, sesuai kemampuan yang ada Yayasan TVRI

dapat menunjuk pihak lain sebagai pelaksana dengan ketentuan dan jangka waktu yang akan

ditetapkan dalam perjanjian tersendiri.

Namun pengoperasiannya tetap di bawah pengawasan dan pengendalian Yayasan

TVRI. Hasil usaha SST dikelola Yayasan TVRI untukm enunjang operasional yayasan. Dalam

acara SST bisa disisipkan siaranniaga atau iklan yang diutamakan untuk menunjang

pembangunan nasional. Aturan ini menjadi kebijakan pertama yang memungkinkan pihak

swasta melaksanakan penyiaran televisi di Indonesia, atau berakhirnya monopoli TVRI dalam

melaksanakan penyiaran. Pihak swasta pertama yang diijinkan melalukan penyiaran televisi

adalah adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia. Keluar izin prinsip dari DEPEN RI c.q.

Page 7: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Direktur Televisi/Direktur Yayasan TVRI tanggal 28 Oktober 1987 Nomor 557/DIR/TV/1987

untuk RCTI sebagai pihak swasta pertama yang diizinkan melakukan penyiaran televisi.

4. Era Pembaruan Tahap IV ( mulai 24 Juli 1990).

Era ini melatarbelakangi lahirnya empat stasiun televisi swasta, yakni SCTV, TPI,

ANTV, dan Indosiar. Diawali dengan keluarnya Kepmenpen No 111/KEP/MENPEN/1990

tentang penyiaran televisi di Indonesia, yang kian membuka kran kemungkinan bagi pihak

swasta untuk melaksanakan penyiaran televisi di Indonesia. Menyusul RCTI, secara berturut-

turut kemudian izin penyelenggaraan SST diberikan kepada PT. Surya Citra Televisi (SCTV) di

Surabaya dan sekitarnya pada 1 Agustus 1990 secara lokal, yang kemudian dengan keluarnya

izin prinsip dari Deppen tanggal 30 Jan 1993, SCTV diperbolehkan menyelenggarakan siaran

nasional, dengan ketentuan berkedudukan di Jakarta.

Page 8: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Disusul kemudian keluar izin prinsip dari Deppen untuk PT. Cipta Televisi Pendidikan

Indonesia tanggal 1 Agustus 1990, dengan penyelenggaraan siaran kerjasama antara Yayasan

TVRI dengan PT. CTPI tentang pelaksanaan siaran pendidikan Indonesia tanggal 16 Agustus

1990. Izin prinsip Deppen c.q. Dirjen RTF untuk penyelenggaraan izin siaran nasional bagi

PT.Cakrawala Andalas Televisi keluar pada tanggal 30 Januari 1993. Siaran nasional ANTV

yang berkedudukan di Jakarta, dan merupakan siaran gabungan antara PT. Cakrawala

Andalas Televisi Bandar Lampung dengan PT. Cakrawala Bumi Sriwijaya Televisi Palembang

berlangsung setelah keluarnya izin prinsip Deppen tanggal 31 Desember 1991.

Sementara itu PT. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar) adalah televisi swasta yang

selanjutnya lahir yakni pada tanggal 18 Juni 1992. Dalam penyajiannya, TVRI sebagai satu-

satunya televisi saat itu bisa dibilang hanya menjadi alat propaganda atau corong pemerintah,

alias public relations (PR) pemerintah. Paling tidak kkecenderungan ini tampak jelas pada

masa pemerintahan Soeharto (masa Orde Baru). TVRI bisa dibilang telah gagal menjalankan

peran dan misi sebagai TV publik, sebagaimana Inggris dengan BBC-nya; Jepang dengan NHK-

nya; atau Australia dengan ABC-nya.

Masa Televisi Swasta Jurnalistik televisi berkembang ketika televisi swasta pertama,

Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) menyajikan program berita pertamanya ”Seputar

Indonesia”. Kemunculan acara ini seolah memberi warna baru dalam bentuk penyajian acara

berita di televisi, dari semula condong ke Inggris (serius – “scowl… scwol… scwol…”) menjadi

ke Amerika, (santai – “smile… smile…smile…” ). Sosok penyiar berita yang terkesan kaku dan

serius, berubah menjadi lebih luwes, santai, tapi tetap berwibawa.

Perkembangan lebih lanjut tampak jelas di awal paruh kedua era tahun 1980-an,

dengan munculnya program berita ”Liputan 6 SCTV” seperti Liputan 6 pagi, Liputan 6 Siang

dan Liputan 6 Petang, serta turunan program-program lainnya. Perkembangan selanjutnya

terjadi pada periode tahun 1992 – 1996. Selain RCTI dan SCTV yang telah terlebih dulu eksis,

stasiun televisi Anteve kemudian muncul dengan program berita harian “Cakrawala”, stasiun

Page 9: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

televisi Indosiar muncul dengan program berita harian ”Fokus”, dan stasiun televisi TPI

dengan programb erita harian ”Lintas 5”, yang kemudian disusul dengan acara-acara berita

turunan lainnya.

Jurnalistik televisi di Indonesia makin marak ketika sejumlah televisi swasta baru

bermuncul selama 8-9 tahun terakhir, seperti Trans TV, TV7, Lativi, dan Metro TV. Stasiun

televisi Metro TV milik Surya Paloh, bahkan mencatat sejarah baru dalam dunia jurnalistik

televisi Indonesia, yakni dengan mengkhususkan diri sebagai stasiun televisi berita pertama

di Indonesia; stasiun televisi yang –saat itu-- paling mengidentifikasikan diri sebagai ”CNN-

nya Indonesia”. Kehadiran Metro TV bisa disebut sebagai lompatan awal sejarah jurnalistik

televisi di Indonesia.

Berbeda dengan televisi lainnya yang rata-rata hanya memproduksi program berita

(talk show, news magazine, documentary, maupun bulletins) rata-rata 3-5 jam per hari, untuk

berbagai jenis karya jurnalistik tersebut, Metro TV memproduksi rata-rata 13 jam per hari.

Semuanya diproduksi secara in house, artinya, jika televisi lainnnya hanya mengalokasikan

15-20% durasi berita per hari, Metro TV menyajikan 70% berita per hari. Perkembangan

program-program berita antar stasiun televisi swasta tersebut dengan sendirinya

menciptakan situasi yang sangat kompetitif.

Dialektika kompetisi antarprogram berita televisi ini kemudian melahirkan beragam

format, variasi content, maupun penggunaan teknologi mutakhir dalam duinia broadcasting.

Penggunaan teknologi mutakhir ini misalnya ditandai dengan digitalisasi pengiriman berita

melalui video News Satelite Gathering (SNG) yang lebih compact, video streaming, G Wave

yang bisa dioperasikan langsung oleh seorang reporter, editing laptop yang bisa digunakan

langsung oleh seorang reporter/cameraman/editor yang memiliki kemampuan multi skill

yang belakangan ini diberi label video journalis (vj).

Page 10: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

Penggunaan teknologi baru ini mengurangi peran microwave yang membutuhkan

waktu dan tenaga manusia yang banyak untuk memungkinkan pengiriman gambar, karena

pada saat yang bersamaan para provider satelit untuk up-link juga bertumbuh sangat cepat di

berbagai kawasan. Perkembangan teknologi pemberitaan ini juga ditandai dengan

modernisasi news room system yang online, seperti ANN, I-News, ENPS, dan lain-lain.

Kehadiran news room system yang baru ini menggusur Newstar yang kini tidak

diproduksi lagi. Dalam perkembangannya selama 2 tahun terakhir, program-program berita

televisi, khususnya televisi-televisi yang kuat secara financial tampak mulai meninggalkan

semua sistem analog dan manual, dengan beralih ke dalam bentuk teknologi on line yang jauh

lebih canggih, ”ringkas” dan super cepat, dengan tingkat presisi teknis yang juah lebih akurat.

Kehadiran virtual set juga tidak hanya akan membuat sistem studio lebih ringkas tetapi juga

lebih variatif dan hidup.

Virtual set Studio

Perkembangan program berita televisi ini juga ditandai dengan kemajuan baru dalam

bentuk sinergi content maupun sinergi sumberdaya manusia (SDM). Sinergi content misalnya

terjadi antara KoranMedia Indonesia dengan Metro TV, Kompas dengan TV7, RCTI dengan

Koran Sindo, atau J-TV dengan Koran Jawa Pos Group. Selain sinergi dengan koran, juga

terjadi sinergi dengan Website, WAP, video streaming melalui internet dan lain-lain. Sinergi

Page 11: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

ini akan berdampak besar dalam peningkatan kinerja jurnalistik televisi baik content,

packaging, maupun teknologinya seiring dengan perkembangan IT dunia yang berkembang

sangat pesat tanpa henti.

Orang akan mendekam di kamar untuk mencari berita melalui televisi, kontras dengan

10 tahun lalu, orang harus ke luar rumah untuk mencari koran agar mendapatkan berita

terbaru. Masa Reformasi Televisi Proses produksi berita di ruang berita televisi swasta

selama bulan Mei 1998 secara jelas diwarnai dan dilatarbelakangi oleh konstelasi ekonomi

dan politik antar elemen yang terlibat di dalamnya. Pada awal Mei 1998, bentuk judul dan

pilihan tema berita televisi swasta masih terkesan sangat hati-hati, terutama yang ukuran

isinya secara tegas berlawanan dengan kebijakan pemerintahan Orba.

Teks berita belum secara gamblang memberi porsi pada substansi peristiwa,

melainkan hanya sebatas deskripsi peristiwa saja. Namun dalam perkembangan selanjutnya,

judul dan tema berita televisi swasta baru berani menggunakan kebijakan framing dalam

mengkonstruksi realitas yang terjadi dengan strategi de-legitimasi terhadap kekuasaan rezim

Orba, pada minggu kedua Mei 1998. Hal ini ditandai dengan peristiwa Tragedi Mei 1998.

Setelah terjadi penembakan mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998, judul dan tema berita

televisi swasta saat itu mulai menunjukkan keberpihakan yang lebih jelas terhadap tuntutan

gerakan reformasi. Bahkan teks televisi swasta seolah berlomba untuk tampil secara lebih

jelas, gamblang dan dramatis.

Puncak keberanian penggambaran realitas melalui bentuk teks berita televisi swasta

terjadi setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri yang menjadi momentum hilangnya

segala pembatasan dalam memproduksi teks berita televisi swasta dalam bentuk apa pun.

Namun di masa reformasi, tekanan datang dari pemilik media melalui mekanisme market

regulation untuk mengkreasi berbagai acara berita yang diinginkan oleh pasar. Karakter

televisi sebagai entitas bisnis, saat ini kian mewarnai tampilan televisi. Dalam operasionalnya,

Page 12: Jurnalistik

TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING

Oc

to

be

r 2

3,

20

13

televisi swasta banyak mencerminkan prinsip-prinsip ekonomi kapitalisme untuk mendorong

perputaran roda ekonomi.

Televisi dalam konteks ini menjadi sarana penjualan produk oleh produsen, dalam hal

ini dengan melakukan proses reproduksi melalui iklan yang ditayangkan. Iklan merupakan

sumber dana utama bagi televisi swasta untuk memproduksi program-program yang mengisi

air-time-nya. Pengamat pertelevisian Veven SP Wardhana menilai dari empat jenis utama

siaran broadcast televisi (televisi komersial, televisi kabel, televisi pendidikan dan televisi

pelayanan masyarakat), hanya dua jenis siarn televisi yang secara nyata berbisnis, yaitu

televisi komersial dan televisi kabel. Definisi sederhana dari televisi berbisnis atau televisi

komersial adalah menangguk pemasukan uang, bisa dari iklan atau dari pelanggan yang

membayar iuran dan dekoder. ”Televisi di Indonesia pada akhir dan galibnya adalah televisi

komersial.

Ada bisnis di balik siaran-siarannya, macam apa pun nama dan format bisnis itu. Dia

bisa bernama iklan. Dia bisa terang-terangan dia bisa diselubung-selubungkan.” (Wardhana,

1997). Dalam perkembangannya sebanyak 11 stasiun televisi swasta saat ini terkesan

menabuhkan genderang perang. Perang untuk memperebutkan kue iklan dengan

menampilkan acara yang palingbanyak ditonton masyarakat. Berbagai acara diluncurkan

untuk mendapatkan kue iklan. Lembaga pemeringkatan seperti AC Nielsesn pun laku keras,

dan dijadikan semacam patokan bagi para pemasang iklan televisi.