1 JARINGAN LOKAL AKSES FIBER DENGAN KONFIGURASI JARINGAN FIBER TO THE HOME ZULFADJRI BASRI HASANUDDIN*, RHIZA S. SADJAD ** & ZET YULIUS BAITANU *** * ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar ** ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar ***)Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusa Cendana Kupang, E-Mail: [email protected]ABSTRAK Penelitian ini bertujuan memilih dan menempatkan perangkat untuk aplikasi Jaringan Lokal Akses Fiber dengan konfigurasi Fiber To The Home serta menganalisis parameter transmisi link power budget yang sesuai persyaratan teknis agar memenuhi standar kinerja SKSO link STO Kupang– Kampus C Undana, Penelitian ini dilaksanakan di Kampus C Universitas Nusa Cendana, BAPPEDA Propinsi NTT dan PT Telkom Kupang dengan metode studi kepustakaan dan eksperimental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Jaringan Lokal Akses Fiber dengan konfigurasi Fiber to The Home membutuhkan: 1 buah perangkat OLT, 4 buah perangkat ODN, 4 buah perangkat PS, 11 buah perangkat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
JARINGAN LOKAL AKSES FIBERDENGAN KONFIGURASI JARINGAN FIBER TO THE HOME
ZULFADJRI BASRI HASANUDDIN*, RHIZA S. SADJAD** & ZET YULIUS BAITANU***
*)Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar**) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar ***)Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
1. Teknologi Passive/Active Optical Network (PON/AON) Desain Jaringan Lokal Akses Fiber dengan Teknologi Passive Optical Network (PON) secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Hasil perhitungan Penulis, 2009Aturan penulisan nama
perangkat sebagai berikut: “NAMA
PERANGKAT<space>NOMOR
URUT PERANGKAT<space>TIPE
PERANGKAT<space>(KAPASITAS
BIT RATE TOTAL
TERSAMBUNG)”. Oleh karena itu
nama-nama ke-11 buah Perangkat
ONU berturut-turut adalah:
ONU 01 III (24); ONU 02 IV
(45); ONU 03 III (18); ONU 04 III
(18); ONU 05 III (18); ONU 06 IV
(57); ONU 07 III (27); ONU 08 II
(12); ONU 09 V (72); ONU 10 V
(63); dan ONU 11 V (66)
2. Pemilihan dan Pemasangan Perangkat Optical Line
Terminal (OLT) dan Optical Distribution Network (ODN)
14
Sesuai dengan jumlah demand
yaitu sebanyak 130 satuan sambungan
telepon, 130 satuan sambungan data
transfer dan 1 satuan sambungan V-
Con, maka bisa digunakan OLT type
berapa saja. Oleh karena itu, dalam
desain ini penulis memilih dan
menggunakan perangkat OLT
minimal type 800 dengan nama: OLT
01 II (420) untuk persiapan
pertambahan jumlah demand pada
masa yang akan datang.
Perangkat ODN type 400
dipilih dan digunakan sesuai
kebutuhan desain saat ini. Jumlah
kebutuhan ODN untuk masa yang
akan datang ditentukan dengan
persamaan (4.1) yaitu OLT type 800,
maka jumlah ODN dapat ditambah
lagi sebanyak satu buah atau dapat
juga dikombinasikan dengan ODN
type lain sesuai kebutuhan yaitu dan
ODN type 200.
3. Pemilihan dan Pemasangan Perangkat Passive Splitter
(PS)Untuk mencatu sebanyak 11
buah perangkat ONU maka
dibutuhkan sebanyak empat buah
perangkat ODN yaitu: ODN 100
sebanyak dua buah, ODN 200 dan
ODN 400 masing-masing sebanyak
satu buah. Rincian layanan masing-
masing ODN dan penentuan ratio
perangkat PS yang digunakan untuk
mencatu sebanyak 11 Perangkat ONU
adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Tipe dan Catuan Perangkat ODN serta Ratio PS
Tipe ODN Ratio PS Batas Catuan(1) (2) (3)ODN1 I (69)ODN2 I (54)ODN3 II (96)ODN4 III (201)
PS1 I (1:2)PS2 II (1:4)PS3 II (1:4)PS4 II (1:4)
ONU 01 III (24) dan ONU 02 IV (45)ONU 03 III (18), ONU 04 III (18) dan ONU 05 III (18)ONU 06 IV (57), ONU 07 III (27) dan ONU 08 II (12)ONU 09 V (72), ONU 10 V (63) dan ONU 11 V (66)
Sumber: Hasil Apilkasi Penulis, 2009
Penempatan keempat
Perangkat PS dalam desain ini
adalah di sisi pelanggan
dengan mempertimbangkan
bahwa kabel serat optik hasil
percabangan dapat ditarik
menuju perangkat ONU
dengan rute yang lurus.
Konfigurasi lengkap desain
Jaringan Lokal Akses Fiber
dengan Teknologi PON
berbasis Arsitektur Jaringan
Fiber To The Home (FTTH)
dapat dilihat pada gambar 4.1.
15
Gambar 4.1 Konfigurasi lengkap Jarlokaf Teknologi PON
4. Rute, Pemilihan dan Pemasangan Kabel Serat OptikMemerhatikan syarat
pemilihan rute kabel serat optik serta
data sekunder berupa: Peta Ruas Jalan
Kota Kupang dengan Skala 1:30,026,
maka terdapat dua buah rute alternatif
yang berujung pada sebuah rute
utama bisa dipilih untuk instalasi
kabel serat optik sebagai sarana untuk
menghubungkan perangkat OLT/ODN
dengan perangkat ONU dalam desain
Jaringan Lokal Akses Fiber Link STO
Kupang – Kampus C Undana.
Alternatif Rute I adalah dari
STO Kupang melewati: Jl. Palapa
(utara) – Jl. W. J. Lalamentik
(tenggara), sedangkan alternatif Rute
II adalah melewati: Jl. Palapa
(selatan) – Jl. Herewila (timur) – Jl.
R. Soeprapto (selatan) – Jl. Raya
Eltari (timur). Kedua alternatif rute
ini kemudian berujung pada sebuah
rute utama yaitu melewati: Jl. Raya
16
Eltari II (timur) – Jl. Raya Eltari III
(timur) – Jl. Adisucipto (utara) dan
akhirnya masuk ke Kawasan Kampus
C Undana.
Sedangkan rekapitulasi hasil
perhitungan jarak terukur kedua buah
rute serta pengamatan terhadap
kondisi rute seperti disajikan dalam
tabel 4.7.
Hasil pengukuran ini
menunjukkan Rute I adalah
merupakan rute yang lebih pendek.
Namun, kedua buah rute ini yaitu:
Rute I dan Rute II akan dipakai
sebagai acuan untuk kebutuhan
analisis selanjutnya.
17
Tabel 4.7 Rekapitulasi jarak terukur dua rute alternatif kabel serat optik dari Perangkat OLT di sisi sentral ke Perangkat Optical network Unit di Kawasan Kampus C Undana
RU
TE
LOKASI / JALURJarak
terukur (Km)
KONDISI
(1) (2) (3) (4)I 1. Dari STO Kupang Centrum sejauh 101.606 m;
2. Jl. Palapa (ke arah utara) sejauh 131.242 m;3. Jl. Palapa ke Jl. W. J Lalamentik sejauh 16.9344 m4. Jl. W. J. Lalamentik (ke arah tenggara) sejauh 1.27 Km;5. Jl. Raya Eltari II (ke arah timur) sejauh 3.92 Km;6. Jl. Raya Eltari III (ke arah timur) sejauh 2.66 Km;7. Jl. Adisucipto (ke arah utara) sejauh 351.389 m8. Masuk Ke Kawasan Kampus Utama Undana Penfui sampai Ke
titik percabangan I kabel primer sejauh 232.848 m; dan9. Ke Perangkat PS1 I (1:2):
Total dari STO Kupang sampai ONU 01 III (24)Total dari STO Kupang sampai ONU 02 IV (45)Ke Perangkat PS2 II (1:4):Total dari STO Kupang sampai ONU 03 III (18)Total dari STO Kupang sampai ONU 04 III (18)Total dari STO Kupang sampai ONU 05 III (18)Ke Perangkat PS3 II (1;4):Total dari STO Kupang sampai ONU 06 III (57)Total dari STO Kupang sampai ONU 07 III (27)Total dari STO Kupang sampai ONU 08 III (12)Ke Perangkat PS4 II (1:4): Total dari STO Kupang sampai ONU 09 III (72)Total dari STO Kupang sampai ONU 10 III (63)Total dari STO Kupang sampai ONU 11 III (66)
9.779.83
10.7010.6210.74
9.649.639.77
8.968.999.01
Jarak menengah, tanah keras mengadung karang/cadas, rute tidak lurus (ada yang menikung), menyeberang jembatan sepanjang 150 m dan tektur tanah:1) Tanjakan, tepatnya di Jln.
W. J. Lalamentik.2) Turunan, tepatnya di Jln.
Raya Eltari II.3) Turunan, tepatnya di Jln.
Adisucipto) dan4) Tanjakan pada rute
menuju PS3 dan PS4.5) Turunan pada rute
menuju PS2.
II 1. Dari STO Kupang Centrum sejauh 101.606 m;2. Jl. Palapa (ke arah selatan) sejauh 491.097 m;3. Jl. Herewila (ke arah timur) sejauh 84.672 m;4. Jl. R. Soeprapto (ke arah selatan) sejauh 330.221 m;5. Jl. Raya Eltari (ke arah timur) sejauh 834.019 m;6. Jl. Raya Eltari II (Arah Timur) Sejauh 3.92 Km;7. Jl. Raya Eltari III (ke arah timur) sejauh 2.66 Km;8. Jl. Adisucipto (ke arah utara) sejauh 351.389 m9. Masuk Ke Kawasan Kampus Utama Undana Penfui sampai Ke
titik percabangan I kabel primer sejauh 232.848 m;10. Ke Perangkat PS1 I (1:2):
Total dari STO Kupang sampai ONU 01 III (24)Total dari STO Kupang sampai ONU 02 IV (45)Ke Perangkat PS2 II (1:4):Total dari STO Kupang sampai ONU 03 III (18)Total dari STO Kupang sampai ONU 04 III (18)Total dari STO Kupang sampai ONU 05 III (18)Ke Perangkat PS3 II (1;4):Total dari STO Kupang sampai ONU 06 III (57)Total dari STO Kupang sampai ONU 07 III (27)Total dari STO Kupang sampai ONU 08 III (12)Ke Perangkat PS4 II (1:4):Total dari STO Kupang sampai ONU 09 III (72)Total dari STO Kupang sampai ONU 10 III (63)Total dari STO Kupang sampai ONU 11 III (66)
10.089.95
11.0210.9411.05
9.969.95
10.08
9.289.319.33
Jarak jauh, tanah keras mengadung karang/cadas, rute tidak lurus, menyeberang jembatan sepanjang 150 m dan tekstur tanah:1) Turunan, tepatnya di Jln.
Raya Eltari II).2) Turunan, tepatnya di Jln.
Adisucipto) dan3) Tanjakan pada rute
menuju PS3 dan PS4.4) Turunan pada rute
menuju PS2.
Sumber: Hasil Pengukuran Penulis, 2009
Faktor lain yang perlu
diperhatikan adalah rincian panjang
kabel serat optik yang dibutuhkan.
Berdasarkan data pada tabel 4.7 tadi,
maka dengan cara estimasi dapat
dihitung panjang kabel serat optik
yang dibutuhkan untuk masing-
masing cara instalasi. Panjang saluran
18
(kabel serat optik) yang akan
digunakan bergantung kepada hasil
pemilihan rute dan cara instalasi kabel
serat optik yang akan digunakan baik
itu secara duct, tanam langsung atau
udara (aerial).
Rekapitulasi rincian peruntukkan
terminasi kabel serat optik Rute I dan
Rute II dapat dilihat pada Tabel
4.10(a), 4.10(b) dan 4.10(c) berikut.
Rekapitulasi menujukkan bahwa
ternyata cara instalasi tanam langsung
yang membutuhkan terminasi kabel
terpendek, menyusul cara instalasi
kabel duct serta cara instalasi kabel
udara adalah yang membutuhkan
terminasi kabel serat optik terpanjang.
Tabel 4.10(a) Rekapitulasi rincian peruntukkan terminasi kabel duct serat optik primer dan sekunderNo.
Jlh. Core
Panjang Kabel (m)
1 24 9,309.71
9,501.96
2 12 249.2
3 8 375.6
4 4 2,424.3 948.7 m kabel primer dari titik percabangan I ke PS11201.4 m kabel primer dari titik percabangan II ke PS2
253.7 m kabel primer dari titik percabangan II ke PS320.5 m kabel primer dari titik percabangan II ke PS4
2,446.9 242.1 m kabel sekunder dari PS1 ke ONU01101.1 m kabel sekunder dari PS1 ke ONU02377.5 m kabel sekunder dari PS2 ke ONU03291.8 m kabel sekunder dari PS2 ke ONU04418.1 m kabel sekunder dari PS2 ke ONU05197.0 m kabel sekunder dari PS3 ke ONU06188.0 m kabel sekunder dari PS3 ke ONU07332.4 m kabel sekunder dari PS3 ke ONU08
74.5 m kabel sekunder dari PS4 ke ONU09101.1 m kabel sekunder dari PS4 ke ONU10123.4 m kabel sekunder dari PS4 ke ONU11
Sumber: Hasil perhitungan penulis, 2009
Kabel primer dari STO Kupang ke titik percabangan I kabel primer di Kawasan Kampus C Undana untuk Rute II
Kabel primer dari STO Kupang ke titik percabangan I kabel primer di Kawasan Kampus C Undana untuk Rute I
Kabel primer dari titik percabangan I ke titik percabangan II (untuk mencatu PS 2 sampai PS 4)
Kabel primer dari titik percabangan II ke titik percabangan III (untuk mencatu PS 2 dan PS 3).
Tabel 4.10(b) Rekapitulasi rincian peruntukkan terminasi kabel tanah tanam langsung serat optik primer dan sekunder
Tabel 4.10(c) Rekapitulasi rincian peruntukkan terminasi kabel udara serat optik primer dan sekunder
No.Jlh.
CorePanjang
Kabel (m)
1 24 9,341.81
9,681.55
2 12 250.1
3 8 376.9
4 4 2,433.2 952.2 m kabel primer dari titik percabangan I ke PS11205.9 m kabel primer dari titik percabangan II ke PS2
254.6 m kabel primer dari titik percabangan II ke PS320.5 m kabel primer dari titik percabangan II ke PS4
2,459.1 242.9 m kabel sekunder dari PS1 ke ONU01102.5 m kabel sekunder dari PS1 ke ONU02378.8 m kabel sekunder dari PS2 ke ONU03292.7 m kabel sekunder dari PS2 ke ONU04419.6 m kabel sekunder dari PS2 ke ONU05197.6 m kabel sekunder dari PS3 ke ONU06188.5 m kabel sekunder dari PS3 ke ONU07333.5 m kabel sekunder dari PS3 ke ONU08
75.3 m kabel sekunder dari PS4 ke ONU09102.5 m kabel sekunder dari PS4 ke ONU10125.1 m kabel sekunder dari PS4 ke ONU11
Sumber: Hasil perhitungan penulis, 2009
Kabel primer dari STO Kupang ke titik percabangan I kabel primer di Kawasan Kampus C Undana Untuk Rute II
Kabel primer dari titik percabangan I ke titik percabangan II (untuk mencatu PS 2 sampai PS 4)
Kabel primer dari titik percabangan II ke titik percabangan III (untuk mencatu PS 2 dan PS 3).
Kabel primer dari STO Kupang ke titik percabangan I kabel primer di Kawasan Kampus C Undana untuk Rute I
Rincian Peruntukkan terminasi kabel udara serat optik
No.Jlh.
CorePanjang
Kabel (m)
1 24 9,166.71
9,500.11
2 12 245.6
3 8 370.1
4 4 2,388.7 934.6 m kabel primer dari titik percabangan I ke PS11183.6 m kabel primer dari titik percabangan II ke PS2
250.0 m kabel primer dari titik percabangan II ke PS320.5 m kabel primer dari titik percabangan II ke PS4
2,419.3 238.9 m kabel sekunder dari PS1 ke ONU01101.1 m kabel sekunder dari PS1 ke ONU02372.3 m kabel sekunder dari PS2 ke ONU03287.8 m kabel sekunder dari PS2 ke ONU04412.3 m kabel sekunder dari PS2 ke ONU05194.5 m kabel sekunder dari PS3 ke ONU06185.6 m kabel sekunder dari PS3 ke ONU07327.8 m kabel sekunder dari PS3 ke ONU08
74.5 m kabel sekunder dari PS4 ke ONU09101.1 m kabel sekunder dari PS4 ke ONU10123.4 m kabel sekunder dari PS4 ke ONU11
Sumber: Hasil perhitungan penulis, 2009
Kabel primer dari STO Kupang ke titik percabangan I kabel primer di Kawasan Kampus C Undana untuk Rute II
Rincian Peruntukkan terminasi kabel tanah tanam langsung serat optik
Kabel primer dari STO Kupang ke titik percabangan I kabel primer di Kawasan Kampus C Undana untuk Rute I
Kabel primer dari titik percabangan I ke titik percabangan II (untuk mencatu PS 2 sampai PS 4)
Kabel primer dari titik percabangan II ke titik percabangan III (untuk mencatu PS 2 dan PS 3).
20
Analisis Link Power Budget
Performansi Jaringan Lokal
Akses Fiber dianalisis untuk
mengetahui kinerja Jaringan Lokal
Akses Fiber mulai dari perangkat
OLT (titik pengirim) sampai
perangkat ONU (titik penerima),
untuk itu perlu diketahui parameter-
parameter performansi Desain
Jaringan Lokal Akses Fiber yang
digunakan yaitu: Lf (Loss fiber), Ls
(Loss splice/sambungan permanen),
Lc (Loss konektor), Lsp (Loss splitter
pada Teknologi PON), Pr (daya
sinyal yang diterima), M (Loss
margin), L (jarak transmisi) dan S/N .
Analisis dilakukan
terhadap 2 alternatif rute
pilihan (Rute I dan II) dan 3
macam cara instalasi (Duct,
Tanam Langsung dan Kabel
Udara).
Sampel karakteristik
komponen SKSO untuk
analisis manual link power
budget sebuah alternatif rute
yaitu link STO Kupang –
ONU 01 (Rute I Duct) dalam
Jaringan Lokal Akses Fiber ini
dapat dilihat pada tabel
berikut.
Spesifikasi parameter link power budget STO Kupang–ONU01
No. Link parameter Simbol Value Satuan(1) (2) (3) (4) (5)12345678910111213
Jenis sumber cahayaPanjang gelombangDaya outputJenis detektor cahayaDark currentResponsifityBandwidthResistansi ekivalenJenis kabel serat optikDiameter coreBandwidth serat optikKoefisien redaman kabel serat optikNumerical Aperture
PtIdark
RBRLoad
Dcore
Bαf
NA
ILD1310-7PIN20,850,550SM-SI910,000.400.20
nmdBm
nAA/WGHzΩ
µmMHz.KmdB/Km
Perhitungan/analisis
link power budget secara
manual dapat dilakukan
dengan menggunakan
persamaan-persamaan yang
21
telah dibahas dalam Bab 2.F
sebagai berikut:
a. Loss fiber (Lf)
Loss/redaman serat optik
dapat ditentukan dengan pers. (4)
sebagai berikut:
Lftot = L × αf = 10.50 Km ×
0.40 dB/Km = 4.2002112 dB
b. Loss sambungan permanen (Loss splice / Ls)Loss maksimum setelah
penyambungan adalah 0.35 dB/buah
(misalkan diambil nilai loss 0.2
dB/splice), maka besar penyusutan
daya sinyal pada total sambungan
permanen:
Lstot = Ns × Ls = 3 × 0.2 dB
= 0.6 dB
c. Loss konektor (Lc)
Penyusutan daya sinyal tiap
konektor adalah maksimal 0,7 dB
(misalkan diambil nilai loss konektor
0,01 dB), maka total loss konektor:
Lctot = Nc × Lc = 2 × 0.01 dB
= 0.02 dB
d. Loss splitter (Lsp)
Desain ini menggunakan PS
untuk layanan interaktif guna
mencatu perangkat ONU 01 dengan
ratio 1:2 (misalkan diambil nilai
redaman terendah yaitu 2.7 dB).
e. Loss margin (M)
Margin sistem biasanya
diambil harga 6 dB
f. Daya sinyal yang diterima (Pr)Daya yang diterima di
receiver dapat ditentukan sebagai
berikut:
Pr = Pt – Lftot – Lstot –
Lctot – Lsp – M
= -7 dBm – 4.2002112 dB -0.6 dB –
0.02 dB – 2.7 dB–6 dB
= -20.52021 dBm = 8.871 × 10-6 Watt
g. Signal-to-Noise Ratio (S/N)
1) Daya sinyal (signal power)
Telah diketahui bahwa:
Popt = Pr = 8.871 × 10-6 Watt
R = ηq/hv = 0.85 A/W pada =
1310 nm, maka dari pers. (6),
signal power dapat ditentukan
sebagai berikut:
Signal Power=2 [Popt ( nqh v )]
2
22
¿2[8.871 ×10−6W × 0.85AW ]
2
¿1.137 ×10−10 A
2) Daya derau (noise power)
a) Derau arus gelap (noise dark
current)
Telah diketahui bahwa:
q = 1.6 × 10-19 C
iD = 2nA = 2 × 10-9 A
B = 0.5 GHz = 0.5 × 109 Hz
Maka derau arus gelap dapat
ditentukan dengan pers. (7):
Noise dark current = 2q iD B
= 2 (1.6 × 10-19 C)( 2 × 10-9 Watt)
(0.5 × 109 Hz)
= 3.20 × 10-19 A
b) Derau tembakan/tumbukan (shot
noise current)
Dapat dihitung menggunakan
pers. (9) sebagai berikut:
Shot Noise current = 2q [2Popt
(ηq/hv) ] B
= 4 (1.6 × 10-19 C)( 8.871 × 10-6 Watt)
(0.85 A/W)(0.5 × 109 Hz)
= 2.413 × 10-15 A
c) Derau termal (thermal noise
current)
Telah diketahui bahwa:
Teff = 290oK
RLoad = 50 Ω
k = 1.38 × 10-23 J/oK, maka dari
pers. (8) thermal noise dapat
ditentukan sebagai berikut:
Thermal noise = [4KTeffB] /
RLoad
= [ (4)(1.38 × 10-23 J/oK)(290oK)
( 0.5 × 109 Hz) ] / 50Ω
= 1.601 × 10-13 A
Total noise diperoleh dari
hasil penjumlahan ketiga sumber
noise tadi sesuai pers. (10) sebagai
berikut:
Total Noise = Noise dark current
+ Shot Noise current + Thermal
Noise current
= 3.20 × 10-19 A + 2.413 × 10-15 A +
1.601 × 10-13 A
= 1.625 × 10-13 A
Dengan demikian maka
signal-to-noise ratio dapat ditentukan
dengan pers. (5) sebagai berikut:
( SN ) pk /rms= Signal Power
Noise Power= 1.137 ×10−10 A
1.625× 10−1 3 A
= 28.45 dB
2. Laju Kesalahan Bit (Bit
Error Rate)
BER dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
(S/N) pk/rms = 20 Log 2Q
28.45 dB = 20 Log 2Q
23
Maka:
Q=log−1(28.45
20 )2
= 13.227115
Dan diperoleh nilai pendekatan:
BER=Pe (Q )= 1√2 π
.e
−Q2
2
Q
¿ 1
√(2 ) (3,14 )×
e−13.2271152
2
13.227115
= 3 × 10-40
Makin tinggi S/N, makin baik
mutu komunikasinya. Standar S/N
untuk Sistem Komunikasi Serat Optik
adalah 21,5 dB (BER = 10-19)
(Freeman: 1998). Hasil analisis
kinerja Jaringan Lokal Akses Fiber
dalam Desain ini untuk Rute I Duct
khususnya link OLT-ONU1 dengan
nilai S/N = 28.45 dB (BER = 3 × 10-
40) adalah memenuhi standar.
Data perhitungan panjang
kabel serat optik serta data hasil
analisis link power budget yang
dibutuhkan dalam desain ini, bahwa
terdapat perbedaan yang tidak terlalu
signifikan, misalnya S/N untuk
ONU1 dan ONU2 Rute I = 28.68dB
dan 28.74dB (untuk instalasi duct);
28.79dB dan 28.85dB (untuk instalasi
kabel tanam langsung); serta 28.63dB
dan 28.69dB (untuk instalasi kabel
udara) . Oleh karena itu, dalam desain
Jaringan Lokal Akses Fiber ini sangat
diperlukan juga perhitungan Bill of
Quantity (BoQ) sebagai suatu
pembanding dalam mengaplikasikan
desain ini di kemudian hari.
Rekapitulasi hasil perhitungan
semua biaya yang dalam
implementasi desain Jaringan Lokal
Akses Fiber ini terlihat bahwa
ternyata jenis instalasi yang
membutuhkan biaya instalasi
(investasi) terbesar adalah jenis
instalasi kabel serat optik duct yaitu
untuk Rute I&II Duct rata-rata
sebesar Rp 11,022,436,279.-;
menyusul jenis instalasi kabel serat
optik tanah tanam langsung yaitu
untuk Rute I&II KTL rata-rata
sebesar Rp 1,820,177,780.-; dan yang
terakhir adalah jenis instalasi kabel
serat optik udara yaitu untuk Rute
I&II KU dengan biaya instalasi
(investasi) yang terendah/termurah
adalah rata-rata sebesar Rp
1,080,113,462.-.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Rute Jaringan Lokal Akses Fiber
dalam aplikasi ini yang memenuhi
24
syarat pemilihan rute adalah Rute
I sebagai rute yang lebih pendek
yaitu: dari STO Kupang Centrum
(Perangkat OLT/ODN) melewati:
Jln. Palapa (arah selatan sejauh
148.6199m) Jln. W. J. Lalamentik
sejauh 1.28Km– Jln. Raya Eltari
II (arah timur sejauh 3.93Km) –
Jln. Raya Eltari III (arah timur
sejauh 2.67Km) dan Jln.
Adisucipto (arah utara sejauh
352.4416m) hingga masuk ke
Kawasan Kampus C Undana.
2. Perangkat aplikasi Jaringan Lokal
Akses Fiber yang memenuhi
spesifikasi teknis dan
membutuhkan biaya investasi
termurah yaitu perangkat untuk
cara instalasi kabel udara adalah:
a. Optical Line Terminal yaitu
OLT01 II(420) sebanyak 1
buah.
b. Optical Distribution Network
sebanyak 4 buah yaitu: ODN1
I (69), ODN2 I(54), ODN3
II(96) dan ODN4 III(201).
c. Passive Splitter sebanyak 4
buah yaitu: PS1 I(1:2), PS2
II(1:4). PS3 II(1:4) dan PS4
II(1:4).
d. Optical Network Unit
sebanyak 11 buah yaitu:
ONU01 III(24), ONU02
IV(45), ONU03 III(18),
ONU04 III(18) dan ONU05
III(18), ONU06 IV(57),
ONU07 III(27), ONU08
II(12), ONU09 V(72), ONU10
V(63) dan ONU11 V(66).
e. Kabel serat optik tanam
langsung jenis single mode
step index, yaitu: KFU–
24/1.31–9,341.81; KFU–
12/1.31–250.1; KFU–8/1.31–
376.9 dan KFU-4/1.31–
4,892.3.
3. Hasil simulasi analisis link power
budget baik menggunakan piranti
lunak dengan metode
pemrograman berorientasi objek
dari Borland Delphi yang telah
diuji di laboratorium atau pun
secara manual menunjukkan
bahwa kualitas sinyal SKSO
(S/N) yang diterima pelanggan di
Kawasan Kampus C Undana
sesuai standar yaitu rata-rata
25.89 dB untuk instalasi kabel
udara Rute I.
Saran
25
1. Desain dan simulasi Link Power
Budget dalam penelitian ini
dibatasi pada Jaringan Lokal
Akses Fiber dengan jarak
transmisi <20 Km, oleh karena itu
perlu diadakan penelitian lanjutan
untuk Simulasi Jaringan Interlokal
Akses Fiber yaitu dengan jarak
transmisi > 20 Km.
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan
untuk Simulasi Rise-Time Budget
yaitu untuk menentukan batas-
batas dispersi sebuah link serat
optik, khusus dalam sistem digital
serta simulasi Line Coding yaitu
proses pengkodean sinyal yang
menggunakan sekelompok aturan
dalam simbol sinyal sebuah link
serat optik.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Pedoman Pemasangan Jaringan Telekomunikasi (JARLOKAF). Direktorat Operasi dan Pemasaran PT Telekomunikasi Indonesia, Bandung.
Anonim. 2004. Dasar Sistem Komunikasi Optik (Optical Access Network). TELKOMRisTI (R & D) Center. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk., Bandung.
Hamdani, Arief. 1998. Skenario Penggelaran PON Suatu Pengantar Desain Jaringan Lokal Akses Fiber. Jurnal Elektro Indonesia., (Online), No. 13. (http://elektroindonesia.com/elektro/tel13b.html, diakses 02 Pebruari 2008).
Hamdani, Arief. 1999. Jaringan Akses Fiber. Jurnal Elekro Indonesia., (Online), No. 25 Tahun V. (http://www.elektroindonesia.com/elektro/tel25.html, diakses 02 Pebruari 2008).
Muzayyin, Ahmad ([email protected]). 13 September 2009. Raisecom GEPON solution & Price List GEPON. Email kepada Zet Yulius Baitanu ([email protected]).
Muzayyin, Ahmad ([email protected]). 15 September 2009. Pricelist FO Cable Siscomtech. Email kepada Zet Yulius Baitanu ([email protected]).
Puspitarini, Dewi. 2006. Sistem Jaringan Multimedia Berbasis Hybrid Fiber Coax (Studi Perencanaan pada Apartemen Royal). Tesis. Makassar: Program Pascasarjana Unhas.
Robert J. Hoss, 1993. Fiber Optics Second Edition. Prentice, Hall International.
Roger L. Freeman, 1998. Telecomunication Transmission Handbook 4th Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Tiur L. H. Simanjuntak, 2002. Dasar-dasar Telekomunikasi. PT Alumni, Bandung
Widodo, Thomas Sri. 1995. Optoelektronika Komunikasi Serat Optik. Andi Offset, Yogyakarta.
Zanger, Henry. 1991. Fiber Optics Communications and Other Applications, Macmillan Publishing Company, New York.