Page 1
PERANCANGAN DAN REALISASI SOFTWARE APLIKASI UNTUK
MODUL PEMBELAJARAN MODULASI DAN DEMODULASI 16QAM
MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC
Naskah Jurnal
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah proyek akhir
Diploma IV
Program Studi Teknik Telekomunikasi
diajukan oleh :
Astrid Rahma Gantini
NIM. 111344003
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
Page 3
1
PERANCANGAN DAN REALISASI SOFTWARE APLIKASI UNTUK
MODUL PEMBELAJARAN MODULASI DAN DEMODULASI 16QAM
MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC
Astrid Rahma Gantini
1, Wasit Pardosi
2
1Mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi
2Dosen Program Studi Teknik Telekomunikasi
Abstrak
Quadrature Amplitude Modulation (QAM) merupakan modulasi yang mengkombinasikan ASK dan PSK yang
membawa data dengan memodulasi amplituda dari dua sinyal pembawa yang berbeda fasa 90°. Dengan
demikian, konstelasi sinyal akan berubah berdasarkan amplituda (jarak dari titik asal ke titik konstelasi) dan
berdasarkan fasa (titik konstelasi tersebar di bidang kompleks). Salah satu teknik modulasi yang banyak
digunakan adalah 16QAM karena memiliki keuntungan dari segi kecepatan dalam transmisi data, efisiensi
dalam penggunaan bandwidth dan cocok untuk digunakan pada kondisi kanal yang baik. Pada tugas akhir ini,
dibuat aplikasi untuk modul pembelajaran modulasi dan demodulasi 16QAM secara sederhana menggunakan
bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic .NET 2010 yang diharapkan dapat membantu dalam proses
belajar mengajar, mempermudah pemahaman proses modulasi dan demodulasi pada teknik modulasi 16QAM.
Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa semua fungsi pada setiap bagian telah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan perancangan.
Kata kunci : Modulasi Digital, PSK, QAM
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada proses pentransmisian sinyal komunikasi,
diperlukan teknik modulasi untuk membawa
informasi tersebut hingga sampai kepada penerima.
Terdapat berbagai macam teknik modulasi RF digital
yaitu modulasi yang berdasarkan amplituda,
frekuensi, dan fasa dari sinyal dimana masing-masing
teknik modulasi memiliki karakteristik sendiri.
Namun teknik modulasi RF digital yang cukup
banyak digunakan adalah teknik modulasi
berdasarkan pada fasa dari sinyal atau yang sering
disebut dengan Phase Shift Keying Modulation
(PSK). Teknik modulasi PSK merupakan teknik
modulasi dimana fasa sinyal pembawa output
modulator diubah-ubah sesuai dengan perubahan
sinyal digital baseband input modulator.
Teknik modulasi yang banyak digunakan pada
pentransmisian data berkecepatan tinggi adalah
teknik modulasi Quadrature Amplitude Modulation
(QAM) yang merupakan penggabungan dari teknik
modulasi Amplitude Shift Keying (ASK) dan Phase
Shift Keying Modulation (PSK). Salah satu teknik
modulasi QAM yang digunakan adalah teknik
modulasi 16QAM yang memiliki keuntungan dari
segi kecepatan dalam transmisi data, dan efisiensi
dalam penggunaan bandwidth.
Karena pada laboratorium praktikum Politeknik
Negeri Bandung belum terdapat modul pembelajaran
modulator dan demodulator 16QAM dalam bentuk
hardware. Untuk software aplikasi sendiri
sebenarnya sudah ada aplikasi yang menyediakan
fitur untuk mensimulasikan proses modulasi dan
demodulasi 16QAM tetapi berdasarkan percobaan,
aplikasi tersebut sering mengalami masalah pada
proses instalasi di komputer laboratorium dan laptop
mahasiswa sehingga mempersulit mahasiswa untuk
melakukan simulasi. Selain itu, mahasiswa sering
kali mengalami kesulitan untuk memahami materi
pada saat perkuliahan teori apabila tidak diberikan
praktikum langsung baik menggunakan modul
pembelajaran dalam bentuk hardware maupun
software.
1.2 Tinjauan Pustaka
Dienza Ariesandy (2008) pada skripsi yang
berjudul “Perancangan Rangkaian Modulator 16-
QAM Untuk Aplikasi Modem Power Line
Communication Menggunakan Komponen Logika”
membahas tentang pembuatan rangkaian 16-QAM
yang menggunakan rangkaian logika yang
diimplementasikan menggunakan IC TTL pada
perangkat lunak simulasi Multisim 10.0.1. Rangkaian
16-QAM pada skripsi ini ditujukan untuk
diaplikasikan pada sistem komunikasi data melalui
kabel listrik.[2]
Aditya (2013) pada skripsi yang berjudul
“Visualisasi Teknik Modulasi 16-QAM Pada Kanal
AWGN” membahas tentang pembuatan visualisasi
yang menggambarkan proses kerja sistem 16-QAM
secara sederhana menggunakan bahasa pemrograman
Java pada blok pengirim, media transmisi, dan blok
penerima.[3]
Page 4
2
Setelah mempelajari referensi diatas, dalam
Tuags Akhir akan dirancang dan direalisasikan
sebuah perangkat lunak aplikasi modulator dan
demodulator menggunakan bahasa pemrograman
Visual Basic. Perbedaan Tugas Akhir ini dengan
Tugas Akhir sebelumnya adalah hasil akhir dari
Tugas Akhir ini merupakan perangkat lunak yang
dapat digunakan pada PC atau Laptop, dan perangkat
lunak akan dirancang dan direalisasikan
menggunakan Microsoft Visual Basic .NET 2010.
1.3 Dasar Teori
Quadrature Amplitude Modulation (QAM)
merupakan teknik modulasi digital dimana informasi
digital terdiri dari amplituda dan fasa sinyal carrier.
Teknik modulasi QAM merupakan teknik modulasi
penggabungan antara teknik modulasi ASK dan
teknik modulasi FSK.[1] Pada teknik modulasi
QAM, amplituda dan fasa dari sinyal carrier diubah-
ubah untuk melambangkan data. Sinyal QAM dapat
ditulis sebagai berikut :
( ) ( ) ( ) .............. (1)
dengan:
( ) ........................................... (2)
( ) ............................................. (3)
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa
sinyal QAM dapat dibentuk dengan menjumlahkan
sinyal sinusoida beramplituda ( ) dan sinyal
cosinus beramplituda ( ). Hal ini sama dengan
menjumlahkan sinyal AM menggunakan carrier
sinusoida dengan sinyal AM lain menggunakan
carrier cosinus. Kata quadrature pada QAM berasal
dari penggunaan 2 buah sinyal carrier yang berbeda
fasa 90° yaitu sinyal seperti pada persamaan
(2) dan sinyal ( ) atau seperti pada
persamaan (3).
16QAM merupakan teknik modulasi M-ary
Quadrature Amplitude Modulation (M-ary QAM)
dengan nilai . Pada teknik modulasi 16QAM,
data rate input dibagi menjadi 4 grup ( )
yaitu kanal I, kanal I’, kanal Q, dan kanal Q’ yang
akan melalui proses pengkodean atau konversi level.
Pada pengirim, sinyal input dikirimkan dengan
dimodulasi menggunakan sinyal carrier sinusoida
dan sinyal carrier cosinus. Persamaan untuk sinyal
16QAM sama seperti persamaan sinyal QAM lain
karena hanya berbeda pada level-level Ai dan Aq
yang bergantung pada level output blok 2 to 4 level.
Berikut ini adalah persamaan sinyal 16QAM secara
umum:
( ) ( ) ( ) ..... (4)
Pada modulator 16 QAM, aliran bit yang akan
ditransmisikan dibagi menjadi dua bagian yang sama
sehingga dihasilkan dua sinyal independen yang akan
dikirim [3]. Sinyal dikodekan secara terpisah seperti
pada sistem modulasi Amplitude Shift Keying (ASK).
Kemudian setelah melalui proses pengkodean atau
leveling, sinyal tersebut akan dikalikan dengan sinyal
carrier cosinus untuk kanal In-phase (I) dan
dikalikan dengan sinyal carrier sinusoida untuk
kanal Quadrature (Q) sehingga fasa dari kedua sinyal
tersebut akan berbeda sebesar 90°. Perbedaan fasa
inilah yang menyebabkan penamaan quadrature pada
sistem modulasi QAM. Setelah proses perkalian data
dengan sinyal carrier, sinyal tersebut akan
ditambahkan antara sinyal pada kanal Quadrature
(Q) dan sinyal pada kanal In-phase (I).
2 to 4 level
2 to 4 level
Balanced
Modulator
Balanced
Modulator
+
Local
Oscillator
90°
Binary
Data Input
fb
fb/4fb/4
fb/4
fb/4
sin ωct
cos ωct
Sinyal
16QAMQ Q’ I I’
sin ωct+
cos ωct
Gbr 1 - Blok Diagram 16QAM
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa input data
merupakan data biner yang memiliki kecepatan aliran
data fb. Input data biner tersebut dibagi menjadi 4
kanal dengan masing-masing memiliki kecepatan
aliran data fb/4. Setiap kanal akan melalui blok
konverter untuk mengubah level data input yang
memiliki 2 level yaitu 0 dan 1 menjadi 4 level seperti
pada tabel dibawah ini :
Tabel 1 – Tabel Level Output Blok 2 to 4 Level
I I’ Ai Q Q’ Aq
0 0 -0.22 0 0 -0.22
0 1 -0.821 0 1 -0.821
1 0 0.22 1 0 0.22
1 1 0.821 1 1 0.821
Bit pada kanal Q dan I merupakan bit penentu
polaritas level, jika berlogik 0 maka memiliki
polaritas negatif (-) dan jika berlogik 1 maka
memiliki polaritas positif (+). Bit pada kanal Q’ dan
I’ menentukan level tegangan keluaran blok
konverter, jika berlogik 0 maka memiliki nilai
tegangan 0.22V dan jika berlogik 1 maka memiliki
nilai tegangan 0.821V.
Kemudian, bit yang telah melalui blok
konverter level akan melalui blok balanced
modulator. Modulasi yang digunakan pada masing-
masing balanced modulator kanal Q dan kanal I
dilakukan dengan mengalikan level yang telah
didapatkan pada blok 2 to 4 level dengan sinyal
carrier yang telah dibangkitkan dengan oscillator.
Untuk kanal Q, level dikalikan dengan sinyal carrier
sinusoida berfrekuensi tinggi. Sementara itu untuk
kanal I, level dikalikan dengan sinyal carrier cosinus
berfrekuensi tinggi.
Sinyal
16QAMSplitter
Local
Oscillator
90°
Product
Detector
Product
Detector
ADC
ADC
4 to 2 level
4 to 2 level
Binary
Data Output
fb
sin ωct
cos ωct
Q Q’ I I’
sin ωct+
cos ωct
Gbr 2 - Blok Diagram Demodulator 16QAM
Pada demodulator 16QAM, sinyal 16QAM
yang telah ditransmisikan oleh pengirim akan
diterima oleh penerima dan diproses untuk
Page 5
3
mendapatkan kembali data atau membaca data dari
sinyal yang telah diterima seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.
Sinyal 16QAM yang diterima masuk pada blok
power splitter untuk diproses pada blok balanced
detector masing-masing untuk kanal I dan kanal Q.
Sinyal 16QAM dikalikan dengan sinyal carrier yang
didapatkan dari local oscillator. Untuk kanal Q,
sinyal 16QAM dikalikan dengan sinyal sinusoida
dari local oscillator yang berfrekuensi sama dengan
sinyal carrier pada modulator. Sementara, untuk
kanal I, sinyal 16QAM dikalikan dengan sinyal
cosinus dari local oscillator yang berfrekuensi sama
dengan sinyal carrier pada modulator.
2. Desain dan Implementasi
2.1 Perancangan
Pada aplikasi ini dirancang simulasi modulasi
dan demodulasi teknik 16QAM yang mengggunakan
teknik 4ASK dan PSK.
Pada tahapan modulasi, bit informasi yang
dikirimkan akan melalui proses serial to parallel
untuk mendapatkan bit Q, bit Q’, bit I, dan bit I’
secara terpisah dalam data paralel. Bit Q dan bit Q’
merupakan bit penyusun kanal Q sedangkan bit I dan
bit I’ merupakan bit penyusun kanal I. Setelah bit
informasi tersebut tersusun dalam bentuk data
paralel, dilakukan proses perubahan level dari 2 bit
biner menjadi 4 level amplituda untuk masing-
masing kanal Q dan kanal I pada blok 2 to 4 level.
Level yang telah didapatkan akan dijadikan
sebagai salah satu input proses modulasi selain dari
sinyal carrier yang diperoleh dari blok carrier.
Adanya 4 level berbeda sebagai input proses
modulasi merupakan bentuk teknik 4ASK yang
digunakan. Pada proses modulasi kanal Q dilakukan
proses perkalian level output dari blok konverter
dengan sinyal carrier sinusoida, sementara itu pada
proses modulasi kanal I dilakukan proses perkalian
level output dari blok konverter dengan sinyal carrier
sinusoida yang telah digeser 90° (sinyal carrier
cosinus). Adanya perbedaan fasa pada sinyal carrier
merupakan bentuk teknik PSK yang digunakan.
Untuk mendapatkan sinyal 16QAM, diperlukan
proses penjumlahan linier pada blok linier summer.
Tahapan demodulasi merupakan tahapan
kebalikan dari tahapan modulasi dengan tujuan untuk
mendapatkan kembali bit informasi yang dikirimkan
setelah melalui proses modulasi. Pada tahapan ini,
sinyal 16QAM yang diterima akan melalui proses
product detector yaitu proses dimana sinyal 16QAM
dikalikan dengan sinyal output local oscillator untuk
masing-masing kanal Q dan kanal I. Sinyal output
local oscillator yang digunakan haruslah sama
dengan sinyal carrier yang digunakan pada tahapan
modulasi untuk masing-masing kanal. Untuk deteksi
produk kanal Q, sinyal 16QAM dikalikan dengan
sinyal output local oscillator sinusoida. Semendata
itu untuk deteksi produk kanal I, sinyal 16QAM
dikalikan dengan sinyal output local oscillator
cosinus.
Karena data yang dihasilkan masih berbentuk
data analog, maka hasil proses deteksi produk
tersebut akan diproses untuk dijadikan data digital
pada blok ADC. Data digital inilah yang akan
digunakan untuk proses konverter level dari 4 level
amplituda menjadi 2 level bit biner untuk setiap data
pada blok 4 to 2 level pada masing-masing kanal Q
dan kanal I. Bit Q, bit Q’, bit I, dan bit I’ yang telah
didapatkan masih dalam bentuk data paralel sehingga
diperlukannya proses parallel to serial untuk
mendapatkan kembali bit-bit informasi yang
dikirimkan secara utuh dan dengan urutan bit yang
sama yaitu bit Q untuk data pertama, bit Q’ untuk
data kedua, bit I untuk data ketiga, dan bit I’ untuk
data keempat dari setiap quadbit data. Mulai
Data
Source
Serial to
Parallel
2 to 4 Level
Balanced
Modulator
Linier
Summer
A
A
Product
Detector
ADC
4 to 2 Level
Parallel to
Serial
Data Output
Selesai
Manual Input
Data Input
Ulangi
Visualisasi
Hapus Data
Sebelumnya
Ya
Tidak
Ya
TidakBit input
biner
Gbr 3 - Flowchart Sistem
Berikut ini adalah tabel perencanaan untuk
sinyal modulasi 16QAM :
Tabel 2 – Tabel Perencanaan Sinyal 16QAM
Binary Input 16QAM Output Perencanaan
Q Q’ I I’ At θ At
0 0 0 0 0.311V -135° 1.4136V
0 0 0 1 0.850V -165° 3.8636V
0 0 1 0 0.311V -45° 1.4136V
0 0 1 1 0.850V -15° 3.8636V
0 1 0 0 0.850V -105° 3.8636V
0 1 0 1 1.161V -135° 5.2773V
0 1 1 0 0.850V -75° 3.8636V
0 1 1 1 1.161V -45° 5.2773V
1 0 0 0 0.311V 135° 1.4136V
1 0 0 1 0.850V 165° 3.8636V
1 0 1 0 0.311V 45° 1.4136V
1 0 1 1 0.850V 15° 3.8636V
1 1 0 0 0.850V 105° 3.8636V
1 1 0 1 1.161V 135° 5.2773V
1 1 1 0 0.850V 75° 3.8636V
1 1 1 1 1.161V 45° 5.2773V
Page 6
4
Nilai At dan θ didapatkan dari persamaan :
√ .............................................. (5)
.................................................. (6)
2.2 Spesifikasi
Aplikasi yang dirancang memiliki kemampuan
untuk memodulasi 28 bit biner informasi yang
diinputkan oleh user secara manual maupun dengan 7
varian input yang disediakan dengan datarate
270Kbps. Modulasi dilakukan dengan menggunakan
sistem modulasi 16QAM dengan teknik 4ASK yang
menggunakan 4 level dari 4 kombinasi 2 data input
dan frekuensi carrier sebesar 1MHz. Semakin
banyak bit yang diinputkan, semakin lama waktu
yang digunakan untuk memodulasi data. Aplikasi ini
juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan
kembali bit informasi yang telah dimodulasi dan
menyajikan data tersebut dalam diagram kontelasi.
2.3 Implementasi
Aplikasi modul pembelajaran modulasi dan
demodulasi 16QAM ini direalisasikan menggunakan
GUI VB .NET 2010. Pada implementasi GUI sistem
tersebut terdapat 21 form yang terdiri dari 2 form
utama yaitu form home dan form grafik, dan 19 form
lain yaitu form data input, form serial to parallel,
form 2 to 4 level untuk kanal I dan kanal Q, form
osilator, form osilator+90°, form balanced modulator
untuk kanal I dan kanal Q, form penjumlahan linier,
form local oscillator, form local oscillator+90°,
form deteksi produk untuk kanal I dan kanal Q, form
ADC kanal I dan kanal Q, form 4 to 2 level untuk
kanal I dan kanal Q, form parallel to serial, dan form
data output. Tampilan grafik yang ada pada setiap
form yang dipilih akan ditampilkan apabila tombol
View telah ditekan oleh pengguna aplikasi.
3. Hasil dan Pembahasan
Pada seluruh pengujian yang telah dilakukan,
pada form Home setelah user memasukkan bit-bit
data input digital baik secara manual maupun tidak
dan selanjutnya saat tombol MULAI ditekan maka
hasil berupa jumlah bit input, bit biner data output,
dan jumlah bit output akan muncul pada form Home.
Sementara itu, grafik untuk data input dan data
output akan muncul pada form lain yaitu form Data
Input untuk menampilkan data input, form Data
Output untuk menampilkan data output, dan form
Grafik untuk menampilkan kedua grafik secara
bersamaan. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa
data output yang berada di penerima memiliki bit-bit
yang sama, sehingga dapat dipastikan bahwa error
pada pembacaan data selama proses modulasi dan
demodulasi sebesar 0%. Bit output yang ditampilkan
memiliki lebar pulsa yang sama dengan bit input
yang dibangkitkan, maka dapat dipastikan bahwa
datarate antara data input dan data output sama.
Datarate untuk data input biner adalah 270Kbps
yang dapat dilihat dan dihitung dengan membaca
skala sumbu x (waktu) pada setiap tampilan form
Data Input disetiap pengujian. Pada seluruh form
yang digunakan untuk menampilkan grafik,
pengguna perlu menekan tombol View yang tersedia
pada setiap form.
3.1 Form Tampilan Utama
Gbr 4 - Form Home
Pada proses pengujian input data ini, data
dimasukkan dengan memilih 7 varian bit input biner
yang disediakan aplikasi dengan menggunakan
tombol-tombol yang sudah ada. Pada Gambar 4
terlihat bahwa data yang dimasukkan berdasarkan
pengujian tampil pada box bit data input. Saat tombol
MULAI diklik, jumlah bit data input, data output,
dan jumlah data output muncul pada masing-masing
box yang telah tersedia. Pada pengujian yang
dilakukan, bit data output telah sama dengan bit data
input dan memiliki jumlah yang sama yaitu 28 bit
biner sesuai dengan bit input biner yang dijadikan
sebagai input dalam pengujian ini.
3.2 Form Grafik
Gbr 5 - Form Grafik
Pada pengujian yang dilakukan, terlihat bahwa
data input dengan data output yang dihasilkan
memiliki kesesuaian bit. Sinyal carrier yang
ditampilkan pada seluruh pengujian memiliki
frekuensi dan amplituda yang sama yaitu 2Vpp
1MHz. Sinyal 16QAM yang ditampilkan telah sesuai
dengan teori yang ditampilkan pada Bab 2 baik dari
nilai amplituda sinyal (At) maupun dari fasa (θ) yang
dihasilkan pada proses pengujian. Konstelasi yang
dihasilkan pun telah sesuai dengan bit-bit yang
diinputkan. Untuk pembahasan lebih lanjut terdapat
pada pembahasan setiap blok proses.
3.3 Form Data Source
Gbr 6 - Form Data Source
Pada pengujian tampilan form data source, bit-
bit input yang berada di box Data Input telah sesuai
Page 7
5
dengan bit-bit input yang berada pada tampilan
utama. Datarate dapat dihitung dengan membaca
skala yang tertera pada sumbu x (waktu) setiap
gambar sehingga didapatkan bahwa datarate dari
seluruh pengujian adalah 270Kbps dengan frekuensi
dari data yang diinputkan adalah 270KHz.
3.4 Form Serial to Parallel
Gbr 7 - Form Data Serial to Parallel
Pada pengujian blok ini, dapat dilihat bahwa bit
data yang diinputkan menjadi 4 kelompok yaitu yaitu
kanal Q, kanal Q’, kanal I, dan kanal I’. Pada seluruh
pengujian diperlihatkan pembagian data input serial
menjadi data paralel dengan mengambil data pertama
untuk kanal Q, data kedua untuk kanal Q’, data
ketiga untuk kanal I, dan data keempat untuk kanal I’
pada setiap 4 bit informasi. Data pada setiap kanal
ditampilkan seperti apa yang ditampilkan pada
osiloskop untuk setiap kanal, maka terdapat 4
tampilan untuk 4 data. Sinyal untuk kanal Q
ditunjukan dengan gambar sinyal berwarna hijau,
sinyal untuk kanal Q’ ditunjukan dengan gambar
sinyal berwarna oranye, sinyal untuk kanal I
ditunjukan dengan gambar sinyal berwarna merah,
dan sinyal untuk kanal I’ ditunjukan dengan gambar
sinyal berwarna biru muda.
3.5 Form 2 to 4 Level Kanal Q dan Kanal I
Gbr 8 - Form 2 to 4 Level Kanal Q
Gbr 9 - Form 2 to 4 Level Kanal I
Data-data yang telah menjadi data paralel
setelah proses serial to parallel akan melalui proses 2
to 4 level pada blok ini. Pada pengujian blok ini, data
yang berada pada kanal Q dan kanal Q’ akan
dibandingkan untuk mendapatkan level dari kanal
tersebut, begitu juga bit pada kanal I dan kanal I’. Bit
pada kanal Q dan kanal I adalah bit yang menentukan
polaritas level, sedangkan bit pada kanal Q’ dan
kanal I’ adalah bit yang menentukan level tegangan.
Pada seluruh pengujian yang telah dilakukan, level
untuk kanal Q dan kanal I telah sesuai dengan bit Q,
bit Q’, bit I, dan bit I’ berdasarkan tabel perencanaan
level pada program sesuai dengan Tabel 1.
3.6 Form Sinyal Carrier
Gbr 10 - Form Sinyal Carrier Sinusoida
Gbr 11 - Form Sinyal Carrier Cosinus
Pada seluruh pengujian yang dilakukan, sinyal
carrier sinusoida dan cosinus memiliki tampilan
yang sama dan memiliki nilai amplituda 2Vpp dan
frekuensi 1MHz. Sinyal carrier cosinus merupakan
sinyal carrier sinusoida yang telah digeser sebesar
90°. Sinyal carrier sinusoida digunakan untuk
memodulasi data pada kanal Q sedangkan sinyal
carrier cosinus digunakan untuk memodulasi data
pada kanal I.
3.7 Form Sinyal Modulasi Kanal Q dan Kanal I
Gbr 12 - Form Sinyal Modulasi Kanal Q
Gbr 13 - Form Sinyal Modulasi Kanal I
Data pada kanal Q dimodulasi dengan
menggunakan sinyal carrier cosinus sehingga
didapatkan sinyal seperti pada Gambar 12 dan untuk
kanal I yang dimodulasi dengan sinyal carrier
sinusoida seperti yang dilihat pada Gambar 13.
Perbedaan nilai amplituda bergantung pada level
yang didapatkan dari bit kanal Q dan kanal I.
Perbedaan besar fasa bergantung pada sinyal
sebelumnya yang telah terbentuk dan juga
bergantung pada level dari bit-bit yang dimasukkan.
Saat bit 00 dihasilkan sinyal modulasi (-1)sinθ, saat
bit 01 dihasilkan sinyal modulasi (-3)sinθ, saat bit 10
Page 8
6
dihasilkan sinyal modulasi (1)sinθ, dan saat bit 11
dihasilkan sinyal modulasi (3)sinθ.
3.8 Form Sinyal Modulasi 16QAM
Gbr 14 - Form Sinyal Modulasi 16QAM
Pada pengujian blok linier summer ini
digunakan penjumlahan dari sinyal modulasi kanal Q
pada Gambar 12 dengan sinyal modulasi kanal I pada
Gambar 13 untuk setiap bit input yang dimasukkan.
Penjumlahan sinyal ini dilakukan dengan
menjumlahkan titik-titik yang didapatkan dari
looping pada program dan telah sesuai dengan nilai
yang tertera pada Tabel 2.
3.9 Form Sinyal Local Oscillator
Gbr 15. Form Sinyal Oscillator Sinusoida
Gbr 16 - Form Sinyal Oscillator Cosinus
Pada seluruh pengujian yang dilakukan, sinyal
local oscillator sinusoida dan cosinus memiliki
tampilan yang sama. Sinyal local oscillator yang
dihasilkan pada blok ini identik dengan sinyal carrier
pada sisi modulator dengan nilai amplituda 2Vpp dan
frekuensi 1MHz. Sinyal local oscillator sinusoida
yang dihasilkan akan dikalikan dengan sinyal
16QAM untuk mendeteksi bit-bit pada kanal Q,
sedangkan sinyal local oscillator cosinus yang
dihasilkan akan dikalikan dengan sinyal 16QAM
untuk mendeteksi bit-bit pada kanal I.
3.10 Form Product Detector Kanal Q dan Kanal I
Gbr 17 - Form Sinyal Deteksi Kanal Q
Gbr 18 - Form Sinyal Deteksi Kanal I
Pada pengujian blok product detector ini, sinyal
modulasi 16QAM dikalikan dengann sinyal sinusoida
sehingga didapatkan sinyal analog yang memiliki
pola seperti level dari sinyal pada kanal Q dan kanal I
di blok modulasi. Pada Gambar 17 dan 18 terlihat
terdapat perbedaan level dan perbedaan fasa pada
saat input yang dimasukkan merupakan input yang
memiliki varian quadbit. Pada blok ini, sinyal yang
dihasilkan memiliki nilai amplituda dua kali dari nilai
amplituda pada blok modulator dan memiliki
frekuensi yang lebih tinggi daripada sinyal 16QAM
karena merupakan perkalian dari sinyal yang
berfrekuensi 1MHz yang ditandai dengan lebih
rapatnya sinyal output pada blok ini.
3.11 Form ADC Kanal Q dan Kanal I
Gbr 19 - Form Sinyal ADC Kanal Q
Gbr 20 - Form Sinyal ADC Kanal I
Pada pengujian blok analog to digital converter
(ADC) dilakukan pengubahan sinyal analog menjadi
sinyal digital. Proses ini dilakukan dengan
menjumlahkan seluruh titik sampling yang kemudian
dibagi dengan jumlah sampling dilakukan per
quadbit data. Pada Gambar 19 dan Gambar 20
terdapat sinyal berwarna hijau yang menunjukkan
nilai digital dari deretan sinyal analog yang
didapatkan pada blok product demodulator kanal Q
dan kanal I. Nilai-nilai tersebut memiliki pola yang
sama dengan sinyal hasil product demodulator kanal
Q dan kanal I.
3.12 Form 4 to 2 Level Kanal Q dan Kanal I
Gbr 21 - Form 4 to 2 Kanal Q
Page 9
7
Gbr 22 - Form 4 to 2 Kanal I
Pada pengujian blok ADC pada kanal Q dan
kanal I ini dilakukan pengubahan sinyal analog
menjadi sinyal digital. Proses ini dilakukan dengan
menjumlahkan seluruh titik sampling yang kemudian
dibagi dengan jumlah sampling dilakukan per
quadbit data. Pada Gambar 21 dan Gambar 22
terdapat sinyal berwarna hijau yang menunjukkan
nilai digital dari deretan sinyal analog yang
didapatkan pada blok product demodulator kanal Q
dan kanal I. Nilai-nilai tersebut memiliki pola yang
sama dengan sinyal hasil product demodulator kanal
Q dan kanal I.
3.13 Form Parallel to Serial
Gbr 23 - Form Parallel to Serial
Pada pengujian blok parallel to serial ini, data-
data hasil pembacaan pada kanal Q, kanal Q’, kanal
I, dan kanal I’ yang merupakan data paralel
digabungkan menjadi data serial yang berada dalam
satu array tersendiri. Data yang dihasilkan pada blok
ini memiliki nilai dan pola yang sama dengan data
pada blok serial to parallel.
3.14 Form Data Output
Gbr 24 - Form Data Output
Pada pengujian blok data output ini,
seluruh bit yang didapatkan pada proses parallel to
serial yang telah digabungkan menjadi array baru
yaitu array dataoutput() ditampilkan. Pada Gambar
24 terlihat sinyal dengan warna hijau yang
memiliki nilai dan frekuensi yang sama (identik)
dengan hasil di blok data input pada Gambar 6.
4. Kesimpulan
Dengan selesainya Tugas Akhir beserta laporan
Tugas Akhir ini, penulis mampu memahami proses
modulasi dan demodulasi 16QAM serta mengetahui
konsep modulasi 16QAM menggunakan teknik
4ASK pada proses leveling dan PSK pada perbedaan
fasa dari sinyal carrier yang digunakan.
Sinyal hasil modulasi kanal I, kanal Q, dan
16QAM telah sesuai dengan teori baik dalam nilai
amplituda dan beda fasa sinyal serta memiliki
frekuensi yang sama dengan frekuensi carrier yaitu
1MHz, dengan nilai amplituda sesuai dengan level
yang didapatkan. Tingkat keberhasilan proses
modulasi dan demodulasi pada aplikasi ini mencapai
100% yang ditandai dengan samanya bit input dan bit
output yang didapatkan dengan tingkat keberhasilan
pada setiap proses mencapai 100%.
Dalam pengujian menggunakan metode white
box, bit data output yang dihasilkan proses modulasi
dan demodulasi memiliki pola, nilai amplituda, dan
datarate yang sama. Output pada blok serial to
parallel memiliki nilai yang telah sesuai dengan teori
dan pada blok parallel to serial didapatkan hasil bit-
bit yang sama pada setiap kanal Q, kanal Q’, kanal I,
dan kanal I’ seperti pada blok serial to parallel.
Level dari setiap bit yang diinputkan telah sesuai
dengan teori yang diambil dan telah sesuai dengan
perancangan yang dibuat sebelumnya. Namun,
fasanya belum terlihat dengan jelas dan perlu
dihitung terlebih dahulu secara manual. Dalam pengujian dengan menggunakan metode
black box, bit-bit data output biner sesuai dengan bit-
bit data input dan plot diagram konstelasi telah
sesuai. Agar seluruh data kecuali konstelasi dapat
ditampilkan dan terlihat pada frame maka jumlah bit
input dibatasi hanya berjumlah 28 bit data biner.
Apabila dimasukkan lebih dari 28 bit data input biner
maka hanya akan terlihat sinyal modulasi dari 32 bit
data input biner dan waktu untuk memproses sinyal
modulasi dari 32 bit data input biner dan waktu untuk
memproses data akan menjadi lebih lama.
5. Referensi
[1] Slameta. 2012. “Diktat Kuliah Sistem
Komunikasi Digital dan Sistem Komunikasi
Analog”. Politeknik Negeri Bandung.
[2] Ariesandy, Dienza. 2008. “Perancangan
Rangkaian Modulator 16-QAM untuk Aplikasi
Modem Power Line Communication
Menggunakan Komponen Logika”. Jakarta.
Laporan Skripsi Universitas Indonesia.
[3] Aditya, Ari Wijayanti, Tri Budi Santoso. 2012.
“Visualisasi Teknik Modulasi 16-QAM Pada
Kanal AWGN”. Available
https://www.pens.ac.id/uploadta/downloadmk.p
hp?id=1830 (diakses tanggal 20 Juni 2015)