Top Banner

of 7

Jurnal THT Sofi_Tonsillitis-Faringitis Streptococcal

Jan 08, 2016

Download

Documents

Sofi Nur Fitria

jurding
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PowerPoint Presentation

Tonsillitis, Peritonsillar and Lateral Pharyngeal AbscessesJonathan M. Tagliareni, DDS*, Earl I. Clarkson, DDSOral Maxillofacial Surg Clin N Am 24 (2012) 197204doi:10.1016/j.coms.2012.01.014Alfian Wika Cahyono, S.KedI Putu Raynantha, S.KedAdecya Amaryllis, S.KedSofi Nur Fitria, S.KedSupervisor: dr. Ahmad Dian, Sp.THT-KLTonsillitis-Faringitis StreptococcalGrup A streptokokus adalah bakteri paling umum penyebab faringitis. Tonsilitis streptokokus akut adalah penyakit pada anak-anak, dengan insiden tertinggi pada usia 5-6 tahun, tetapi bisa terjadi pada anak-anak muda kurang dari 3 tahun dan pada orang dewasa yang lebih tua dari 50 tahun. Faringotonsilitis. tonsil difus dan eritema faring terlihat di sini bukanlah penemuan yang spesifik dan dapat diproduksi oleh berbagai patogen. eritema intens ini, terlihat bersama dengan pembesaran tonsil yang akut dan palatal petechiae, tanda yang sangat sugestif untuk infeksi grup A- streptokokus, meskipun patogen lainnya dapat menghasilkan temuan ini. tonsilitis eksudatif ini paling sering terlihat baik pada infeksi streptokokus grup A atau infeksi EBV.

Yellon RF, McBride TP, Davis HW Otolaryngology Dalam: Zitelli BJ, Davis HW, editor. Atlas of pediatric physical diagnosis. 4th edition. Philadelphia: Mosby; 2002. p. 85; dengan izin)DIAGNOSISDiagnosis tonsilitis akut dibuat terutama didasarakan pada klinis. Kultur tenggorokan swabbing faring posterior dan area tonsil. Dibutuhkan waktu berkisar antara 18 sampai 48 jam, dilakukan saat suhu tubuh lebih dari 38,3 C atau saat didapatkan tanda nyeri tenggorokan.Deteksi cepat karbohidrat streptokokus grup A sangat spesifik, namun tidak tidak se-sensitif seperti kultur tenggorokan rutin.Metode yang paling akurat dan efektif untuk mendiagnosis infeksi GABHS akut adalah penggunaan tes strep cepat. Selanjutnya pada pasien dengan hasil tes strep cepat negatif, dilakukan kultur tenggorokan standar dengan kecurigaan yang kuat adanya tonsilitis streptokokus.

Manifestasi klinis faringitis streptokokus dan faringitis nonstreptokokus sering tumpang tindih, sehingga sulit untuk mendiagnosis dengan pasti tes mikrobiologis dengan pertimbangan klinis dan epidemiologi.Kultur tenggorokan memiliki kekurangan yakni tidak dapat membedakan infeksi akut dan infeksi kronis. Penelitian telah melaporkan bahwa kultur tenggorokan tunggal adalah semiliki sensitivitas 90%-97% dan spesifisitas 90% untuk pertumbuhan GABHS.19 Adanya infeksi ditunjukkan oleh hasil kultur tenggorokan positif dan setidaknya didapatkan peningkatan titer antistreptolysin-O pada dua pengenceran.20 Seorang carrier GABHS tanpa infeksi akut memiliki hasil kultur positif disertai dengan tidak ada perubahan dalam pengenceran titer.21 Menyingkirkan diagnosis faringitis streptokokus grup A penting karena kebanyakan pasien dengan faringitis akut tidak memiliki radang tenggorokan dengan streptokokus.

5TERAPIPenisilin merupakan antibiotik pilihan. Alternatif lain : Penisilin yang ditambah inhibitor b-laktamase seperti asam klavulanat (misalnya amoksisilin/asam klavulanat).11Klindamisin dan kombinasi eritromisin dengan metronidazol. Terapi antibiotik dimulai dalam waktu 24 sampai 48 jam dari onset gejala, dengan memperhatikan berkurangnya gejala yang dikeluhkan terkait dengan sakit tenggorokan, demam, dan adenopati 12 sampai 24 jam lebih cepat dari tanpa pemberian antibiotik, diberikan selama 10 hari.Peritonsillar and Parapharyngeal AbscessKomplikasi sekunder yang berasal dari tonsilitis dapat dibagi menjadi komplikasi non supuratif dan supuratif.Komplikasi Non-supuratif Demam Scarlet, demam rematik akut, dan poststreptococcal glomerulonefritis termasuk dalam kategori non supuratif. Komplikasi supuratif akibat dari pembentukan abses dan termasuk perkembangan abses peritonsillar dan parafaringeal.