Jurnal Teknologi Elektro Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 ISSN: 2086-9479 Perancangan Robot Pencapit Untuk Penyotir Barang Berdasarkan Warna Led RGB Dengan Display LCD Berbasis Arduino Uno 9 Fina Supegina, Dede Sukindar Studi Analisis Performansi Protokol Routing IS-IS Dan OSPFV3 Pada IPV6 Untuk Layanan Video Streaming 18 Setyo Budiyanto, Ahmad Suhendi Prasetyo Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Universitas Mercu Buana http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte Studi Analisa Performansi Packet Data Protocol Pada Jaringan General Packet Radio Service 33 Dian Widi Astuti, Budi Irawan Prima Putra Analisa Audit Konsumsi Energi Sistem HVAC (Heating, Ventilasi, Air Conditioning) Di Terminal 1A, 1B, Dan 1C 49 Bandara Soekarno-Hatta Jurnal Teknologi Elektro Volume 5 Nomor 1 Januari 2014 Halaman 1– 57 ISSN 2086-9479 Rancang Bangun Antena Slot Waveguide 2,4 GHz Reza Fariqi, Mudrik Alaydrus 1 Budi Yanto Husodo, Nurul Atiqoh Br. Siagian
63
Embed
Jurnal Teknologi Elektro - publikasi.mercubuana.ac.id · jaringan-jaringan swadaya. Salah satunya adalah membuat sendiri antena ataupun memodifikasi antena untuk mendapatkan kinerja
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurnal Teknologi Elektro
Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 ISSN: 2086-9479
Perancangan Robot Pencapit Untuk Penyotir Barang Berdasarkan
Warna Led RGB Dengan Display LCD Berbasis Arduino Uno 9
Fina Supegina, Dede Sukindar
Studi Analisis Performansi Protokol Routing IS-IS Dan OSPFV3
Pada IPV6 Untuk Layanan Video Streaming 18
Setyo Budiyanto, Ahmad Suhendi Prasetyo
Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Universitas Mercu Buana
http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte
Studi Analisa Performansi Packet Data Protocol
Pada Jaringan General Packet Radio Service 33
Dian Widi Astuti, Budi Irawan Prima Putra
Analisa Audit Konsumsi Energi Sistem HVAC
(Heating, Ventilasi, Air Conditioning) Di Terminal 1A, 1B, Dan 1C 49
Bandara Soekarno-Hatta
Jurnal Teknologi
Elektro
Volume5
Nomor1
Januari 2014
Halaman 1– 57
ISSN 2086-9479
Rancang Bangun Antena Slot Waveguide 2,4 GHz
Reza Fariqi, Mudrik Alaydrus 1
Budi Yanto Husodo, Nurul Atiqoh Br. Siagian
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTRO Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana
Daftar Isi i
Kata Pengantar ii
Susunan Redaksi iii
Perancangan Robot Pencapit Untuk Penyotir Barang Berdasarkan 9 Warna Led RGB Dengan Display LCD Berbasis Arduino Uno Fina Supegina, Dede Sukindar
Studi Analisis Performansi Protokol Routing IS-IS Dan OSPFV3 18 Pada IPV6 Untuk Layanan Video Streaming Setyo Budiyanto, Ahmad Suhendi Prasetyo
Studi Analisa Performansi Packet Data Protocol 33 Pada Jaringan General Packet Radio Service Dian Widi Astuti, Budi Irawan Prima Putra
Analisa Audit Konsumsi Energi Sistem HVAC 49 (Heating, Ventilasi, Air Conditioning) Di Terminal 1A, 1B, Dan 1CBandara Soekarno-Hatta Budi Yanto Husodo, Nurul Atiqoh Br. Siagian
Kami memanjatkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-nya Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercu Buana,
Volume: 5, Nomor: 1 Januari 2014 telah dapat diterbitkan dan sampai kehadapan para pembaca yang budiman.
Jurnal Teknologi Elektro adalah suatu jurnal ilmiah yang yang mempublikasikan karya ilmiah berupa penelitian dan aplikasi sistem teknologi elektro, kajian pustaka maupun rekayasa peralatan yang digunakan oleh laboratorium serta informasi yang berkaitan dengan teknik telekomunikasi, teknik elektronika dan industri, teknik kontrol dan otomasi, teknik komputer dan informasi, teknik tenaga dan energi dan lain-lain.
Penerbitan Jurnal Teknik Elektro Universitas Mercu Buana ini diterbitkan 4 kali dalam setahun, untuk itu kami harapkan partisipasi dari para ilmuan maupun praktisi untuk mengisi tulisan pada Jurnal ini demi kemajuan ilmu Teknik Elektro.
Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi keberhasilan penerbitan Jurnal ini pada edisi berikutnya.
Atas perhatian dan partisipasinya dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalam
REDAKSI
ii
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTRO Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana
SUSUNAN REDAKSI
Pengarah Dekan Fakultas Teknik Ir. Torik Husein, MT
Penanggungjawab Ketua Program Studi Teknik Elektro
Ir. Yudhi Gunardi, MT
Pemimpin Redaksi Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng
Redaktur Pelaksana Fina Supegina, ST, MT
Dewan Redaksi Dr. –Ing. Mudrik Alaydrus (Telekomunikasi)
Dr. Ir. Hamzah Hilal, M.Eng (Tenaga dan Energi) Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng (Kontrol dan Industri) Dr. Ir. Abdul Hamid, M.Eng (Pemodelan dan Simulasi)
Ir. Eko Ihsanto, M.Eng (Elektronika Terapan) Sirkulasi dan Percetakan:
Edijon Nopian, SE
Alamat Redaksi Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana,
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650, Indonesia, Tlp./Fax : +62 021 5871335,
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 10
kemudahan dalam kehidupannya.
Perkembangan teknologi mengalami
banyak evolusi salah satunya yaitu
teknologi robotika.
Pada dasarnya, Robot
merupakan piranti mekanik elektrik
atau elektronika yang bekerja secara
otomatis dapat bekerja sendiri tanpa
pengendalian dari luar. Sementara itu
dalam arti luas robot berarti suatu
sistem yang terdiri dari mekanisme
mekanik yang memiliki suatu kontrol
elektris untuk melaksanakan tugas
tertentu. Dalam perkembangannya,
robot mulai digunakan dalam segala
bidang tak terkecuali pada industri
dalam pelaksanaan produksinya.
Dengan menggunakan robot dalam
kegiatan produksi, proses produksi
akan lebih efisien dan efektif. Robot
juga memiliki tingkat ketelitian yang
tinggi jika dibandingkan dengan
tenaga manusia.
Dalam penelitian ini peneliti
membuat sebuah prototipe robot
yang dapat mengenali benda
berdasarkan warna dan ditampilkan
pada LCD dengan menggunakan
mikrokontroler berbasis arduino uno.
Robot ini dibangun untuk
mempermudah kerja manusia dalam
melakukan tugasnya dalam
menyortir barang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah dipaparkan, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana cara membuat
sebuah prototipe berupa robot
pencapit penyortir barang
berdasarkan warna barang.
2. Bagaimana membuat struktur
mekanik sebuah pencapit robot.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari perancangan
sistem dan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengurangi peran manusia
dalam pengelompokan atau sortir
barang dengan alat sortir
sehingga dapat meminimalisir
pengaruh inkonsistensi manusia
dalam aktivitas tersebut.
2. Aktivitas menyortir dan
mengelompokan barang dapat
dilakukan secara otomatis dan
lebih cepat.
LANDASAN TEORI
LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor Cahaya LDR (Light
Dependent Resistor) adalah resistor
yang besar resistansi-nya bergantung
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 11
terhadap intensitas cahaya yang
menyelimuti permukaannya. LDR
merupakan suatu komponen
elektronik jenis resistor yang
merupakan salah satu sensor cahaya
yang dapat mengubah besaran
cahaya yang diterima menjadi
besaran listrik dimana resistansinya
berubah-ubah tergantung pada
intensitas cahaya. LDR terbuat dari
semikonduktor resistensi tinggi yang
mempunyai dua buah elektroda pada
permukaannya.
Gambar 1. Simbol dan fisik sensor
cahaya LDR
RGB LED Common Cathode
LED adalah singkatan dari Light
Emitting Dioda, merupakan
komponen yang dapat mengeluarkan
emisi cahaya, LED RGB adalah LED
yang berisikan tiga warna yang
terintegrasi menjadi satu lampu LED.
LED RGB mengandung warna RED
(merah), GREEN (hijau), dan BLUE
(biru).
Gambar 2. RGB Led
Arduino Uno
Arduino uno adalah sebuah board
mikrokontroller yang berbasis
ATmega328. Arduino memiliki 14
pin input/output yang mana 6 pin
dapat digunakan sebagai output
PWM, 6 analog input, crystal osilator
16 MHz, koneksi USB, jack power,
kepala ICSP, dan tombol reset.
Arduino mampu men-support
mikrokontroller; dapat dikoneksikan
dengan komputer menggunakan
kabel USB.
Gambar 3. Arduino Uno
Motor Servo
Motor servo adalah sebuah
motor dengan sistem closed feedback
di mana posisi dari motor akan
diinformasikan kembali ke rangkaian
kontrol yang ada di dalam motor
servo. Motor ini terdiri dari sebuah
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 12
motor, serangkaian gear,
potensiometer dan rangkaian kontrol.
Potensiometer berfungsi untuk
menentukan batas sudut dari putaran
servo. Sedangkan sudut dari sumbu
motor servo diatur berdasarkan lebar
pulsa yang dikirim melalui kaki
sinyal dari kabel motor. Tampak
pada gambar dengan pulsa 1.5 mS
pada periode selebar 2 mS maka
sudut dari sumbu motor akan berada
pada posisi tengah. Semakin lebar
pulsa OFF maka akan semakin besar
gerakan sumbu ke arah jarum jam
dan semakin kecil pulsa OFF maka
akan semakin besar gerakan sumbu
ke arah yang berlawanan dengan
jarum jam.
Motor servo biasanya hanya
bergerak mencapai sudut tertentu
saja dan tidak kontinyu seperti motor
DC maupun motor stepper. Walau
demikian, untuk beberapa keperluan
tertentu, motor servo dapat
dimodifikasi agar bergerak kontinyu.
Pada robot, motor ini sering
digunakan untuk bagian kaki, lengan
atau bagian bagian lain yang
mempunyai gerakan terbatas dan
membutuhkan torsi cukup besar.
Motor servo adalah motor yang
mampu bekerja dua arah (CW dan
CCW) dimana arah dan sudut
pergerakan rotornya dapat
dikendalikan hanya dengan
memberikan pengaturan duty cycle
sinyal PWM pada bagian pin
kontrolnya. Motor Servo tampak
pada gambar 4.
Gambar 4. Motor Servo
LCD (Liquid Crystal Display)
LCD (Liquid Crystal Display)
adalah suatu jenis media tampilan
yang menggunakan kristal cair
sebagai penampil utama. LCD bisa
memunculkan gambar atau tulisan
dikarenakan terdapat banyak sekali
titik cahaya (piksel) yang terdiri dari
satu buah kristal cair sebagai sebuah
titik cahaya. Walau disebut sebagai
titik cahaya, namun kristal cair ini
tidak memancarkan cahaya sendiri.
Sumber cahaya di dalam sebuah
perangkat LCD adalah lampu neon
berwarna putih di bagian belakang
susunan kristal cair tadi.
Titik cahaya yang jumlahnya
puluhan ribu bahkan jutaan inilah
yang membentuk tampilan citra.
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 13
Kutub kristal cair yang dilewati arus
listrik akan berubah karena pengaruh
polarisasi medan magnetik yang
timbul dan oleh karenanya akan
hanya membiarkan beberapa warna
diteruskan sedangkan warna lainnya
tersaring.
Gambar 5. LCD 16x2
PERANCANGAN SISTEM
Blok Diagram Rangkaian
Diagram blok rangkaian
merupakan salah satu bagian
terpenting dalam perancangan
peralatan elektronik, karena dari
diagram blok dapat diketahui prinsip
kerja secara keseluruhan dari
rangkaian elektronik yang dibuat.
Sehingga keseluruhan blok dari alat
yang dibuat dapat membentuk suatu
sistem yang dapat difungsikan atau
sistem yang bekerja sesuai dengan
perancangan. Keseluruhan dari
diagram blok dari alat yang dibuat
dapat dilihat pada Gambar 3.1
dibawah ini
Gambar 6. Diagram Blok
Rangkaian
Rangkaian Power Supply
Rangkaian Power Supply ini
berfungsi untuk mengubah tegangan
AC menjadi Tegangan DC.
Rangkaian ini adalah alternatif
pengganti dari sumber tegangan DC
Bagian Penurun Tegangan yang
berfungsi untuk menurunkan
tegangan AC 220 Volt menjadi
tegangan yang lebih kecil, misalnya
3 volt, 4,5 volt, 6 volt, 7,5 volt, 9
volt, atau 12 volt.
Gambar 7. Rangakain Dasar Catu
Daya Sistem Switching
3.2. Rangkaian Sensor Warna
Sensor warna terdiri dari dua
komponen inti yaitu RGB LED dan
LDR. Untuk meningkatkan akurasi
peneraannya, sensor warna yang
mengandung LDR ini harus berada
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 14
ditempat tertutup agar terhindar dari
pengaruh cahaya dari luar.
Rangkaian Selengkapnya dapat
dilihat dari gambar berikut :
Gambar 8. Rangkaian Sensor
Warna
Aplikasi Kontrol Arduino Dengan
LCD 1602A
LCD 1602A berfungsi sebagai display untuk menampilkan karakter huruf/angka dari hasil pembacaan objek warna melalui sensor warna. Dimana LCD ini dihubungkan ke Arduino Uno, skema rangkaian selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 9. Wiring Rangkaian
LCD 1602A dengan Arduino
Aplikasi Kontrol Arduino dengan
Motor Servo Sebagai Pencapit
Robot
Lengan robot/pencapit robot
yang dibuat dalam proyek ini terdiri
dari satu Micro Servo yang berfungsi
membuka dan menutup capit, satu
mikro servo yang berfungsi
menggerakkan sikut naik turun, dan
satu standard servo yang berfungsi
menggerakkan lengan ke kiri dan ke
kanan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar berikut :
Gambar 10. Wiring Rangkaian
Arduino dengan Motor Sevo
PENGUJIAN DAN ANALISA
ALAT
Setelah proses perancangan
selesai, maka dalam bab ini akan
diungkapkan dan diuraikan mengenai
persiapan komponen dan peralatan
yang dipergunakan, serta langkah-
langkah praktek, kemudian
menyiapkan data hasil pengujian.
Pelaksanaan pendataan
menggunakan sebuah rangkaian dan
dilakukan secara berulang-ulang
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 15
supaya dihasilkan data yang benar-
benar tepat.
Gambar 11. Hasil Rancangan Alat
Pengujian Modul Sensor Warna
Dengan Arduino UNO
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui hasil nilai kalibrasi
warna dari sensor warna dalam
pembacaan warna. Pengujian ini
dilakukan dengan memberikan
power 5V pada modul sensor warna
yang kemudian dihubungkan dengan
mikrokontroler Arduino Uno. Data
yang dihasilkan akan dijadikan
sebagai acuan untuk membedakan
warna. Warna yang diuji ada 6 warna
yaitu biru, orange, hijau, putih,
merah muda (pink) dan hitam. Hasil
nilai kalibrasi diambil dari nilai rata-
rata yang dihasilkan.
Pengujian Arduino UNO dengan
LCD
Pengujian ini bertujuan untuk
memperlihatkan bagaimana LCD
(Liquid Crystal Display) dapat
menampilkan output pembacaan
warna dengan benar. Pengujian yang
pertama adalah menampilkan
karakter warna biru dan keterangan
cawan yang akan ditempati, dapat
dilihat dari gambar berikut
Gambar 12. Display LCD
Pengujian Sistem Keseluruhan
Tujuan dari pengujian sistem
secara keseluruhan adalah untuk
mengetahui bagaimana cara robot
penyortir barang berdasarkan warna
bekerja. Pengujian dilakukan dengan
menjalankan fungsi alat secara
keseluruhan. Fungsi yang pertama
sensor mendeteksi warna pada box,
kedua LCD menampilkan karakter
sesuai warna yang terditeksi, ketiga
pencapit bergerak ke arah sensor
dimana box itu ditempatkan dan
keempat pencapit dapat mengangkat
box yang berwarna dan
mengarahkannya ke cawan sesuai
dengan tempatnya atau warna box
tersebut. Seperti pada gambar
dibawah ini :
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 16
Gambar 13. Uji Alat Keseluruhan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa,
perancangan dan implementasi yang
telah dilakukan, maka kesimpulan
yang didapat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan atau sortir
barang yang dilakukan oleh
robot pencapit penyortir lebih
konsisten, tidak banyak
dipengaruhi faktor eksternal
seperti halnya manusia.
2. Waktu yang dibutuhkan dalam
proses pengelompokan atau
sortir barang relative lebih cepat
dibandingkan dengan
pengelompokan yang dilakukan
secara manual.
Saran
Dari hasil beberapa analisis dan
implementasi yang dilakukan,
adapun saran dari peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Penambahan fitur monitoring
dapat dilakukan dengan
menambahkan interface visual
dalam robot pencapit penyortir
ini seperti dapat menghitung
jumlah barang yang disortir.
2. Perlu dilakukan perbaikan pada
sensor warna untuk mereduksi
noise cahaya lebih dari luar pada
LDR (Light Dependent
Resistor).
3. Pengembangan selanjutnya
dapat dilakukan dengan
menambahkan sensor ukuran
dan sensor beban untuk
menambah fungsionalitas dan
implementasi yang lebih luas
dari robot yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
1. McRoberts, Michael.,2010.
Beginning Arduino.United States
of America : Apress
2. Kadir, Abdul.,2013. Panduan
Praktis Mempelajari Aplikasi
Mikrokontroler Dan
Pemrogramannnya
Menggunakan Arduino.
Yogyakarta : Andi Publisher
3. Ardimansyah, Iqbal M., dan
Bagenda, Nurdin Dadan., 2013.
“Prototipe Alat Sortir Bola
Berdasarkan Perbedaan Warna
Menggunakan Led RGB dan
LDR Berbasis Mikrokontroler”.
Bandung : STMIK LPKIA.
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 17
4. Yudhanto.Sigit, 2011, “Rancang
Bangun Lengan Robot
Pemindah Barang Berbasis
Mikrokontroller ATMega16”,
Sains dan Teknologi, Universitas
Airlangga, Surabaya.
5. Nalwan. Andi. Paulus, 2013,
“Aplikasi Penggerak Lengan
Robot dalam memindahkan
barang pada sistem roda
berjalan”, Delta Elektronik,
Jakarta.
6. Wijaya. Andri, 2009, “ Studi
Mobile Robot Pemindah Barang
Berdasarkan Warnanya
Berbasis Mikrokontroler
AT89S52”, Teknik Elektro,
Universitas Indonesia, Depok.
7. Irawan. Pudyastowo, Bingar.
Dkk, 2012, “Rancang Bangun
Robot Pemindah Barang
Dengan Sistem Kontrol Berbasis
Mikrokontroler”, Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Semarang,
Semarang.
8. Prakoso. Dwi. Damar, 2013,
“prototype Sensor Warna Pada
Robot Pemindah Objek
Menggunakan DT-Sense Color
Sensor Berbasis
Mikrikontroler”, Sistem
Komputer, Universitas
Gunadarma, Depok.
9. Cahyono. Dwi. Beny, 2012,
“Rancang BangunLengan Robot
Pemindah Barang Dengan
Mikrokontroler Atmega 8535
dan Sensor Warna TSL230”,
Teknik Informatika, Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika
dan Komputer, Yogyakarta.
10. M, Zain, 2013, “Proyek Arduino
Robot Sederhana Penyortir
Warna”,
http://zainms.blogspot.com/2013
/03/proyek-robot-sederhana,
diakses tanggal 28 November
2013.
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 18
STUDI ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING IS-IS DAN OSPFv3 PADA IPv6 UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING
Setyo Budiyanto1,Ahmad Suhendi Prasetyo2
1,2Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 50
dalam ruangan sehingga memberikan
kenyamanan bagi para pengguna
Bandara Soekarno-Hatta.
Bandara Soekarno-Hatta
terutama pada Terminal 1A, 1B, dan
1C yang dirancang untuk 9 juta
penumpang / tahun, namun pada saat
ini harus melayani ± 25 juta
penumpang / tahun. Oleh karena itu,
perlu dilakukan audit energi sistem
HVAC agar kelembaban udara
tercapai yang sesuai dengan tingkat
kelayakan dan kenyamanan bandara
tercapai. Tujuan dari penelitian ini
adalah memastikan bahwa tingkat
kelembaban udara di Terminal 1A,
1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
sesuai dengan standar kelayakan dan
kenyamanan yang berlaku. Audit
energi sistem HVAC (Heating,
Ventilasi, Air Conditioning) di
Terminal 1B, dan 1C Bandara
Soekarno-Hatta dilakukan untuk
menentukan apakah tingkat
kelembaban udara di terminal 1A,
1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
sesuai dengan standar yang berlaku
dan apakah perlu dilakukan
pengembangan sistem HVAC
(Heating, Ventilasi, dan Air
Conditioning) di Bandara Soekarno-
Hatta.
Audit Energi pada tugas akhir
ini menggunakan standar SNI 03-
6390-2000 dan 3690-2011 tentang
konservasi energi sistem tata udara
pada bangunan gedung serta 03-
9167-2000 tentang Konservasi
Energi Sistem Pencahayaan pada
Bangunan Gedung.
LANDASAN TEORI
Sistem HVAC (Heating,
Ventilasi, Air Conditioning) adalah
suatu fasilitas tata udara yang
digunakan untuk mengontrol suhu
lingkungan dari suatu wilayah
tertutup, apakah itu bangunan,
gudang, atau kendaraan komersial.
Sistem HVAC pada Terminal 1
Bandara Soekarno-Hatta umumnya
menggunakan sistem terpusat yang
terhubung secara menyeluruh antara
ruang keberangkatan dan
kedatangan, yaitu menggunakan AC
Central dan AC Split Duct. Untuk
mengetahui sistem kerja AC Central,
terlebih dahulu kita harus
mengetahui dasar dari Sistem Air
Conditioning
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 51
Gambar 2.1.Skema Air
Conditioning
Cara Kerjanya:
Kompressor menarik
refrigerant (gas) yang bertekanan dan
bertemperature rendah yang keluar
dari evaporator kemudian menaikan
tekanan dan temperaturnya dengan
cara memperkecil volume/menaikan
kecepatan gas. Refrigerant (gas)
yang bertekanan tinggi tersebut
kemudian diteruskan ke kondensor.
Di Kondensor, refrigerant
(gas) yang bertekanan tinggi dirubah
menjadi cairan yang bertekanan
tinggi dengan cara dikondensasikan
melalui pendinginan dengan
menggunakan media air atau udara.
Refrigerant (Cair) tersebut kemudian
dialirkan ke katup ekspansi
(Expantion Valve). Pada katup
ekspansi ini, refrigerant (cair)
tekanannya diturunkan sehingga
refrigerant (cair) berubah kondisi
dari fase cair ke fase uap yang
kemudian dialirkan ke evaporator.
Di Evaporator, Refrigerant
(uap) menyerap panas dalam ruangan
melalui kumparan pendingin dan
kipas evaporator meniupkan udara
dingin ke dalam ruangan. Refrigerant
dalam evaporator mulai berubah
kembali menjadi uap bertekanan
rendah, tapi masih mengandung
sedikit cairan yang kemudian di tarik
kembali oleh kompressor.
AC Central adalah sistem
pendinginan ruangan yang dikontrol
dari satu titik atau tempat dan di
distribusikan secara terpusat ke
seluruh isi gedung dengan kapasitas
yang sesuai dengan ukuran ruangan
dan isinya dengan menggunakan
saluran udara / ducting ac.
AC Central terdiri dari beberapa
komponen yaitu:
1. Chiller adalah mesin pendingin
yang berfungsi untuk
mendinginkan fluida dalam hal
ini air melalui sebuah proses
kompresi uap ataupun siklus
pendinginan yang kemudian
fluida tersebut bisa disirkulasi
untuk didistribusikan ke
peralatan air handling unit.
Dalam hal ini, Chiller yang
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 52
digunakan adalah jenis Air
Cooled System. Chiller ini
menggunakan refrigerant
sebagai fluida dan udara sebagai
media pendingin kondensornya.
Gambar 2. 2. Air Cooled Chiller
2. AHU (Air Handling Unit) / FCU
(Fan Coil Unit) berfungsi
sebagai media pertukaran kalor
antara air dingin dengan udara.
3. Pompa berfungsi untuk
menaikkan tekanan dan
mensirkulasi fluida ke tempat
lain dalam suatu sistem
pemipaan.
4. Ducting Adalah media
penghubung antara AHU
dengan ruangan yang akan
dikondisikan udaranya, fungsi
utama dari ducting adalah
meneruskan udara yang
didinginkan oleh AHU untuk
kemudian didistribusikan ke
masing‐masing ruangan.
Audit energi adalah suatu teknik
yang dipakai untuk menghitung
besarnya konsumsi energi pada
bangunan gedung dan mengenali
cara-cara untuk penghematannya.
Konservasi energi sistem HVAC
diatur dalam SNI 03-6390-2000. SNI
ini digunakan agar sasaran
penggunaan energi yang effisien
dapat tercapai. Peralatan pada sistem
HVAC (Heating, Ventilasi, Air
Conditioning) menggunakan chiller
direkomendasikan untuk memenuhi
effisiensi minimum dan kriteria
seperti ditunjukkan pada tabel 2.3.1.
Tabel 1. Efisiensi minimum dari
chiller yang dioperasikan dengan
listrik.
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 53
DATA SISTEM HVAC DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA
Chiller pada Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta berjumlah 19 (sembilan belas) unit dengan kapasitas masing-masing yaitu 13 (tiga belas) unit kapasitas 95 TR, 1 (satu) unit kapasitas 100 TR, dan 5 (lima) unit kapasitas 500 TR dan untuk penditribusian udara dingin terdiri dari 23 (dua puluh tiga) unit AHU yang terbagi merata pada semua sub terminal A, B, dan C. Untuk AC Split Duct berjumlah 25 (dua puluh lima) unit dengan kapasitas masing-masing yaitu 4 (empat) unit kapasitas 20 TR dan 21 (dua puluh satu) unit kapasitas 40 TR yang terbagi merata pada semua sub terminal.
Tabel 2. Daftar peralatan Sistem HVAC Terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
Tabel 3. Data Pencapaian Suhu di Terminal 1A, 1B dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
Suatu peralatan tersebut dikatakan baik atau memenuhi standard jika nilai Coefficient of Performance (COP) dan Energy Efficiency Ratio (EER atau kW/TR) memenuhi standard yang telah ditentukan.
Nilai Coefficient of Performance (COP):
COPCoolingEffect
PowerInput KonsumsiDaya∙∙∙∙ 3.1
Nilai Energy Efficiency Ratio (EER) atau KW/TR:
EER 12/ COPx3,14∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ 3.2
Sebagai contoh perhitungan, diketahui konsumsi daya suatu Chiller sebesar 184,58 kW dan Cooling Effect sebesar 631,58 kW, maka:
COP631.58
184.583,42, dan
EER 12 COPx3,41⁄ 12 3,42x3,41⁄ 1,03
Dengan kedua rumus tersebut maka dapat dihitung nilai COP dan EER setiap peralatan sistem HVAC di Terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara
NO. NAMA PERALATAN KAPASITAS JUMLAH LOKASI
1 CHILLER CIAT 95 TR 7 UNIT TERMINAL 1A
2 CHILLER CIAT 95 TR 2 UNIT TERMINAL 1B
3 CHILLER MDV 500 TR 5 UNIT TERMINAL 1B
4 CHILLER YORK 100 TR 1 UNIT TERMINAL 1C
5 CHILER CIAT 95 TR 4 UNIT TERMINAL 1C
6 AC SPLIT DUCT 20 TR 4 UNIT CENTRAL CORIDOR TERMINAL A
7 AC SPLIT DUCT 40 TR 7 UNIT BOARDING LOUNGE TERMINAL A
8 AC SPLIT DUCT 40 TR 7 UNIT BOARDING LOUNGE TERMINAL B
9 AC SPLIT DUCT 40 TR 7 UNIT BOARDING LOUNGE TERMINAL C
1 Check In Area A 26.0 72.5
2 Arrival Area A 25.0 71.5
3 Check In Area B 25.8 67.0
4 Arrival Area B 26.0 64.0
5 Check In Area C 24.3 65.6
6 Arrival Area C 26.1 51.7
No.RH Ruangan
(%)
Suhu Ruangan
(C)Nama Beban
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 54
Soekarno-Hatta, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4. Performa Peralatan Utama Sistem HVAC pada Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta
Tabel 5. Tabel Performa Peralatan Utama Sistem HVAC pada Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta
Tabel 6. Tabel Performa Peralatan Utama Sistem HVAC pada Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta
AUDIT ENERGI SISTEM HVAC (HEATING , VENTILASI, AIR CONDITIONING)
Standar nasional Indonesia telah menentukan standar suhu dan kelembaban udara (RH) yang diatur pada SNI 03-6390-2000 tentang konservasi energi sistem tata udara pada bangunan dan gedung yaitu:
25±1C untuk suhu ruangan dan 60±10% untuk kelembaban udara (RH).
Berdasarkan tabel 3. Data Pencapaian Suhu Udara Pada Terminal 1A, 1B, dan 1C di Bandara Soekarno-Hatta dapat dianalisa tingkat kenyamanannya sebagai berikut: Tabel 7. Analisa Pencapaian Suhu Udara di Terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kenyamanan ruangan pada terminal 1A, 1B, dan 1C Bandara Soekarno-Hatta pada beberapa lokasi tidak tercapai tingkatannya sesuai dengan SNI 03-6390-2000. Suatu ruangan dikatakan nyaman atau tidak dilihat dari suhu ruangan dan kelembaban udaranya. Jika salah satu faktor tersebut tidak dapat terpenuhi maka tidak dapat dikatakan bahwa ruangan tersebut
C.O.P EER
Eksisting Eksisting
1 Chiller CIAT Deprture 3,42 1,03
2 Chiller CIAT Departure 3,30 1,07
3 Chiller CIAT Departure 3,33 1,05
4 Chiller CIAT Departure 3,43 1,03
5 Chiller CIAT Arrival 3,34 1,05
6 Chiller CIAT Arrival 3,48 1,01
No. Nama Peralatan
C.O.P EER
Eksisting Eksisting
1 Chiller MDV Deprture 3.47 1.01
2 Chiller MDV Departure 3.52 1.00
3 Chiller CIAT Departure 3.16 1.11
4 Chiller CIAT Arrival 3.37 1.04
5 Chiller MDV Arrival 3.31 1.06
6 Chiller MDV Arrival 3.26 1.08
7 Chiller MDV Arrival 3.30 1.07
No. Nama Peralatan
C.O.P EER
Eksisting Eksisting
1 Chiller YORK Deprture 3,35 1,05
2 Chiller CIAT Departure 3,30 1,07
3 Chiller CIAT Departure 3,46 1,02
4 Chiller CIAT Arrival 3,10 1,13
5 Chiller CIAT Arrival 3,39 1,04
No. Nama Peralatan
Suhu(°C)
RH(% )
1 Check In Area A 26.0 72.5 25±1 60±10 Tidak Nyaman
2 Arrival Area A 25.0 71.5 25±1 60±10 Tidak Nyaman
3 Check In Area B 25.8 67.0 25±1 60±10 Nyaman
4 Arrival Area B 26.0 64.0 25±1 60±10 Nyaman
5 Check In Area C 24.3 65.6 25±1 60±10 Nyaman
6 Arrival Area C 26.1 51.7 25±1 60±10 Tidak Nyaman
No. KesimpulanRH
Ruangan(% )
Suhu Ruangan
(C)Nama Beban
Standar
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 55
nyaman karena suhu ruangan dan kelembaban udara itu sebanding.
Suatu peralatan dikatakan baik jika performa peralatan tersebut memiliki nilai COP dan EER yang sesuai dengan Standar nasional Indonesia. Nilai COP dan EE yang diatur pada SNI nomor 6390:2011 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Banguan Gedung adalah:
COP : 2,90 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas < 150 TR;
COP : 3,00 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas > 150 TR;
kW/TR : 1,213 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas < 150 TR;
kW/TR : 1,172 untuk Air Cooled Chiller dengan kapasitas >150 TR.
Dari tandar nilai untuk COP dan EER, diambil range untuk standar nilai COP adalah 2,90 – 3,00 dan EER adalah 1,172 – 1,213.
Tabel 8. Tabel Resume Performa Peralatan Utama Sistem HVAC Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta
Tabel 9. Tabel Resume Performa Peralatan Utama Sistem HVAC Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta
Tabel 10. Tabel Resume Performa Peralatan Utama Sistem HVAC Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta
Pada tabel 8, tabel 9, tabel 104,
hampir seluruh peralatan berada di
bawah standar karena nilai EER dan
COP tidak terpenuhi. Kedua nilai
tersebut harus dipenuhi karena EER
adalah indikator kinerja energi
sedangkan COP standar efisiensi
refrigerasi bagi sistem refrigeransi
sehingga standar tersebut harus
dipenuhi untuk menyatakan bahwa
Eksisting SNI 6390:2011 EksistingSNI
6390:2011
1 Chiller CIAT Departure 3,42 2,90 - 3,00 1,03 1,172-1,213 Di bawah standar
2 Chiller CIAT Departure 3,30 2,90 - 3,00 1,07 1,172-1,213 Di bawah standar
3 Chiller CIAT Departure 3,33 2,90 - 3,00 1,05 1,172-1,213 Di bawah standar
4 Chiller CIAT Departure 3,43 2,90 - 3,00 1,03 1,172-1,213 Di bawah standar
5 Chiller CIAT Arrival 3,34 2,90 - 3,00 1,05 1,172-1,213 Di bawah standar
6 Chiller CIAT Arrival 3,48 2,90 - 3,00 1,01 1,172-1,213 Di bawah standar
7 Chiller CIAT Arrival 3,27 2,90 - 3,00 1,08 1,172-1,213 Di bawah standar
No.
C.O.P
KONDISINama Peralatan
EER
Eksisting SNI 6390:2011 EksistingSNI
6390:2011
1 Chiller MDV Deprture 3.47 2,90-3,00 1.01 1,172-1,213 Di bawah standar
2 Chiller MDV Departure 3.52 2,90-3,00 1.00 1,172-1,213 Di bawah standar
3 Chiller CIAT Departure 3.16 2,90-3,00 1.11 1,172-1,213 Di bawah standar
4 Chiller CIAT Arrival 3.37 2,90-3,00 1.04 1,172-1,213 Di bawah standar
5 Chiller MDV Arrival 3.31 2,90-3,00 1.06 1,172-1,213 Di bawah standar
6 Chiller MDV Arrival 3.26 2,90-3,00 1.08 1,172-1,213 Di bawah standar
7 Chiller MDV Arrival 3.30 2,90-3,00 1.07 1,172-1,213 Di bawah standar
No.C.O.P
KONDISINama PeralatanEER
Eksisting SNI 6390:2011 EksistingSNI
6390:2011
1 Chiller YORK Deprture 3.35 2,90-3,00 1.05 1,172-1,213 Di bawah standar
2 Chiller CIAT Departure 3.30 2,90-3,00 1.07 1,172-1,213 Di bawah standar
3 Chiller CIAT Departure 3.46 2,90-3,00 1.02 1,172-1,213 Di bawah standar
6 Chiller CIAT Arrival 3.10 2,90-3,00 1.13 1,172-1,213 Di bawah standar
7 Chiller CIAT Arrival 3.39 2,90-3,00 1.04 1,172-1,213 Di bawah standar
No.
C.O.P
KONDISINama Peralatan
EER
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 56
suatu alat tersebut sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
KESIMPULAN
1. Kualitas Udara di Terminal 1A, B,
dan C Bandara Soekarno-Hatta
rata-rata berada di range tidak
nyaman. Hal ini disebabkan
karena standar suhu udara yaitu
25±1 dan RH ruangan yaitu 60±1
tidak tercapai bersamaan,kadang
suhu udara tercapai namun RH
ruangan tidak tercapai atau
sebaliknya.
2. Performa peralatan utama sistem
HVAC pada terminal 1A, B, dan
C Bandara Soekarno-Hatta berada
di bawah standar nilai COP dan
EER yang telah ditentukan SNI
6390:2011 yaitu nilai COP di atas
kisaran 2,90-3,00 dan nilai
kW/TR di atas kisaran 1,172-
1,213;
SARAN
1. Melakukan perawatan secara
berkala sesuai dengan Standard
Operasi Peralatan tersebut agar
performance peralatan sesuai
dengan SNI dapat tercapai;
2. Melakukan peninjauan ulang
kembali terhadap peralatan
sistem HVAC (Heating,
Ventilasi, Air Conditioning)
apakah perlatan tersebut masih
layak untuk beroperasi atau
harus diganti dengan yang
baru, meningat umur perlatan
tersebut sudah cukup tua;
3. Melakukan perhitungan ulang
tentang kebutuhan Sistem
HVAC dimana pada awalnya
bangunan setiap terminal hanya
dirancang untuk kapasitas ±9
juta penumpang, namun saat
ini harus melayani ±25 juta
penumpang;
4. Mengontrol perilaku pengguna
jasa maupun petugaas yang
berada bandara Soekarno-Hatta
seperti:
a. Merokok, dengan cara
menghimbau pengguna
jasa tersebut untuk tidak
merokok di ruangan ber-
AC atau membuat
smoking area.
b. Menghimbau setiap
petugas yang masuk
melalui pintu yang
berhubungan lansung
dengan apron, untuk selalu
menutupnya setelah
menggunakannya karena
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.5No.1.Januari2014 57
jika dibiarkan terbuka akan
membuat hawa panas dari
apron masuk sehingga
untuk mendapatkan
ruangan yang nyaman dan
pencapaian suhu ruangan
standar menjadi sulit.
DAFTAR PUSTAKA
1 SNI 03-6390-2000. Konservasi
Energi Sistem Tata Udara Pada
Bangunan Gedung
2 SNI 03-9167-2000. Konservasi
Energi Sistem Pencahayaan Pada
Bangunan Gedung
3 www.energyefficiencyasia.org,
Pedoman Efisiensi Energi untuk
Industri di Asia
4 http://www.energyefficiencyasia.o
rg/docs/ee_modules/indo/Chapter-
AC and Refrigeration Bahasa
Indonesia.pdf terakhir diakses
pada tanggal 24 Oktober 2014
5 Ashrae Handbook Jan 2001.
American Society Of Heating,
Refrigerating, and Air
Conditioning Engineer, Inc.
Pedoman Penulisan Jurnal Teknologi Elektro
Tujuan : • Jurnal Teknologi Elektro adalah suatu jurnal ilmiah yang yang mempublikasikan karya ilmiah
berupa penelitian dan aplikasi sistem teknologi elektro, kajian pustaka maupun rekayasa peralatan yang digunakan oleh laboratorium serta informasi yang berkaitan dengan teknik telekomunikasi, teknik elektronika dan industri, teknik kontrol dan otomasi, teknik komputer dan informasi, teknik tenaga dan energi dan lain-lain.
Judul Naskah : • Huruf kapital 12 Point Times New roman dengan spasi 1 ditebalkan ditengah tengah dan
judul berupa suatu ungkapan pendek yang mencerminkan isi dari tulisan. Naskah Tulisan : • Diketik pada kertas A4 • Disimpan menggunakan File MS Word. • Nama penulis, lembaga instansi, email diketik dibawah judul pada halaman pertama dan
tanpa gelar menggunakan huruf Times New roman 10 point diketik di tengah tengah halaman.
• Abstark ditulis dengan bahasa indonesia font italic maksimum 250 kata dan dibuat 3 paragraf dengan isi paragraf pertama latar belakang, paragraf kedua perancangan penelitian dan paragraf ketiga kesimpulan serta diberi kata kunci.
• Satu halaman terbagi 2 kolom. Tabel dan Gambar : • Tabel dan Gambar diberi judul yang singkat dan jelas dengan penomoran tabel diletakkan
sesuai dengan urutan tabel dan penomoran gambar. Daftar Pustaka : • Disusun menurut abjad dari nama penulis dengan format nama penulis, judul buku,
penerbit, kota terbit dan tahun. Penerbitan : • Jurnal Teknologi Elektro diterbitkan 4 kali dalam setahun yaitu :
o Januari o April o Juli o Oktober
Redaksi juga menerima tulisan yang belum diterbitkan oleh media lain, naskah yang masuk akan dievaluasi oleh tim ahli untuk dinilai kelayakan terbitnya, hak penerbitan seluruhnya merupakan hak redaksi