JURNAL TEKNIK POMITS 1 Abstrak— Beton sebagai salah satu bahan bangunan yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung memiliki kelemahan dalam menahan gaya tarik, oleh karena itu beton harus diperkuat dengan suatu material lain yang mampu menahan gaya tarik. Baja merupakan material campuran pada beton sehingga menghasilkan komponen struktur beton bertulang yang mampu menahan gaya tarik maupun gaya tekan dengan baik. Tulangan baja merupakan material yang mudah korosi terutama pada lingkungan yang extreme sehingga memerlukan perawatan untuk menjaga kekuatan beton bertulang terhadap gaya tarik, Dengan adanya kemajuan teknologi di bidang konstruksi khususnya teknologi bahan kini telah ditemukan metode baru dalam mempertahanan ketahanan beton bertulang, dengan ide dasarnya mengganti tulangan pada beton dengan material yang kuat, ringan dan tahan korosi, seperti menggunakan Fiber Reinforced Polymer (FRP). FRP merupakan bahan yang ringan, memiliki kuat tarik yang tinggi, anti magnetic dan tahan terhadap korosi. Bahan ini dapat digunakan sebagai alternatife pengganti material baja tulangan pada konstruksi beton bertulang atau sebagai material untuk menambah kekuatan konstruksi yang sudah ada. Penggunaan FRP lebih populer mengingat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh seperti bobot unit yang kecil, mudah diaplikasikan dan ditangani, biaya instalasi dan pemeliharaan yang rendah. Kerugian yang paling prinsip penggunaan FRP sebagai sistim perkuatan adalah harga material yang relatif lebih mahal. Pada situasi tertentu, bagaimanapun, FRP memberikan jalan keluar yang paling ekonomis dalam masalah perkuatan karena secara dramatis dapat menekan biaya tenaga kerja Dalam Tugas Akhir ini, penulis berusaha untuk mendesain balok jembatan konvensional bentang pendek menggunakan beton bertulangan FRP mengikuti peraturan ACI 440.1R-06. Kata Kunci: Balok Jembatan Konvensional, FRP, ACI 440.1R-06. I. PENDAHULUAN embatan adalah salah satu sarana transportasi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi, selat dan laut. Berdasarkan panjang bentangnya, jembatan dibagi menjadi dua macam yaitu jembatan bentang pendek dan jembatan bentang panjang, dimana bentang pendek disini didefinisikan sebagai jembatan dengan panjang bentang lebih kecil dari 120 meter dan bentang panjang adalah jembatan dengan panjang bentang lebih dari 120 meter. Jembatan Ciayu merupakan salah satu jembatan yang menghubungkan desa Ranca Buaya dengan desa Pameungpeuk yaitu ruas Jalan Pameungpeuk dan Jalan Cidaun yang terletak pada wilayah Garut selatan. Jembatan yang melintas di atas sungai Cihideung ini memiliki lebar kurang lebih empat meter dengan struktur bangunan atas berupa rangka baja dengan pelat kayu dan abutment jembatan berupa beton bertulang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1971, dengan bentang jembatan ± 14 m, maka jembatan ini diklasifikasikan sebagai jembatan bentang pendek. Dengan perkembangan ekonomi desa Pameungpeuk serta kondisi jembatan Ciayu yang usianya mencapai 42 tahun, Jembatan Ciayu membutuhkan banyak perbaikan dan perawatan untuk mempertahankan kekuatan strukturnya. Saat ini kondisi lantai jembatan sudah kurang layak untuk dilalui kendaraan roda empat dan lebar yang hanya 4 meter dirasa tidak efektif untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat, sehingga perlunya dibangun suatu jembatan baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perkembangan ekonominya semakin meningkat. Untuk itu akan dicoba mendesain konstruksi jembatan Ciayu baru, lebar sungai yang pendek dan meningkatnya kebutuhan transportasi masyarakat maka dipilih jembatan dengan menggunakan sistem gelagar balok bertulang. Jembatan ini direncanakan memiliki bentang total ± 15 m dan lebar 7,5 meter. Karena lokasi jembatan yang berada < 5KM dari pantai maka Desain Balok Jembatan Konvensional Dengan Penulangan Fiber Reinforced Polymer (FRP) Alfred Lesmana, Prof Tavio ST, MT, Ph.D dan Hidayat Soegihardjo Ir, Dr, MS. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]. J
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURNAL TEKNIK POMITS
1
Abstrak— Beton sebagai salah satu bahan
bangunan yang banyak digunakan untuk
pembangunan gedung memiliki kelemahan dalam
menahan gaya tarik, oleh karena itu beton harus
diperkuat dengan suatu material lain yang mampu
menahan gaya tarik. Baja merupakan material
campuran pada beton sehingga menghasilkan
komponen struktur beton bertulang yang mampu
menahan gaya tarik maupun gaya tekan dengan
baik.
Tulangan baja merupakan material yang
mudah korosi terutama pada lingkungan yang
extreme sehingga memerlukan perawatan untuk
menjaga kekuatan beton bertulang terhadap gaya
tarik, Dengan adanya kemajuan teknologi di bidang
konstruksi khususnya teknologi bahan kini telah
ditemukan metode baru dalam mempertahanan
ketahanan beton bertulang, dengan ide dasarnya
mengganti tulangan pada beton dengan material
yang kuat, ringan dan tahan korosi, seperti
menggunakan Fiber Reinforced Polymer (FRP).
FRP merupakan bahan yang ringan,
memiliki kuat tarik yang tinggi, anti magnetic dan
tahan terhadap korosi. Bahan ini dapat digunakan
sebagai alternatife pengganti material baja tulangan
pada konstruksi beton bertulang atau sebagai
material untuk menambah kekuatan konstruksi yang
sudah ada.
Penggunaan FRP lebih populer mengingat
banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh seperti
bobot unit yang kecil, mudah diaplikasikan dan
ditangani, biaya instalasi dan pemeliharaan yang
rendah. Kerugian yang paling prinsip penggunaan
FRP sebagai sistim perkuatan adalah harga material
yang relatif lebih mahal. Pada situasi tertentu,
bagaimanapun, FRP memberikan jalan keluar yang
paling ekonomis dalam masalah perkuatan karena
secara dramatis dapat menekan biaya tenaga kerja
Dalam Tugas Akhir ini, penulis berusaha
untuk mendesain balok jembatan konvensional
bentang pendek menggunakan beton bertulangan
FRP mengikuti peraturan ACI 440.1R-06.
Kata Kunci: Balok Jembatan Konvensional, FRP, ACI 440.1R-06.
I. PENDAHULUAN embatan adalah salah satu sarana transportasi yang
berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan
yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi,
selat dan laut. Berdasarkan panjang bentangnya,
jembatan dibagi menjadi dua macam yaitu jembatan
bentang pendek dan jembatan bentang panjang, dimana
bentang pendek disini didefinisikan sebagai jembatan
dengan panjang bentang lebih kecil dari 120 meter dan
bentang panjang adalah jembatan dengan panjang
bentang lebih dari 120 meter.
Jembatan Ciayu merupakan salah satu jembatan
yang menghubungkan desa Ranca Buaya dengan desa
Pameungpeuk yaitu ruas Jalan Pameungpeuk dan Jalan
Cidaun yang terletak pada wilayah Garut selatan.
Jembatan yang melintas di atas sungai Cihideung ini
memiliki lebar kurang lebih empat meter dengan struktur
bangunan atas berupa rangka baja dengan pelat kayu dan
abutment jembatan berupa beton bertulang. Jembatan ini
dibangun pada tahun 1971, dengan bentang jembatan ±
14 m, maka jembatan ini diklasifikasikan sebagai
jembatan bentang pendek.
Dengan perkembangan ekonomi desa
Pameungpeuk serta kondisi jembatan Ciayu yang
usianya mencapai 42 tahun, Jembatan Ciayu
membutuhkan banyak perbaikan dan perawatan untuk
mempertahankan kekuatan strukturnya. Saat ini kondisi
lantai jembatan sudah kurang layak untuk dilalui
kendaraan roda empat dan lebar yang hanya 4 meter
dirasa tidak efektif untuk melayani kebutuhan
transportasi masyarakat, sehingga perlunya dibangun
suatu jembatan baru untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang perkembangan ekonominya semakin
meningkat.
Untuk itu akan dicoba mendesain konstruksi
jembatan Ciayu baru, lebar sungai yang pendek dan
meningkatnya kebutuhan transportasi masyarakat maka
dipilih jembatan dengan menggunakan sistem gelagar
balok bertulang. Jembatan ini direncanakan memiliki
bentang total ± 15 m dan lebar 7,5 meter. Karena lokasi
jembatan yang berada < 5KM dari pantai maka
Desain Balok Jembatan Konvensional Dengan
Penulangan Fiber Reinforced Polymer (FRP) Alfred Lesmana, Prof Tavio ST, MT, Ph.D dan Hidayat Soegihardjo Ir, Dr, MS.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)