PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL JAHE PUTIH (Zingiber officinale Roscoe) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI TESTIS MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR DDY YANG DIINDUKSI ETANOL Ricky Pebriansyah Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ABSTRACT Ginger has been analyzed contains natural antioxidant which can increase androgenic activities on testis. The aim of this research was to determine the influence of giving ethanolic extract of white ginger against ethanol-induced spermatogenic and spermatozoa cells total in male mice DDY strains. In this study, 25 male mice DDY strains were divided randomly into 5 groups and given treatment for 10 days. K1 (normal control which was only given aquadest), K2 (negative control which was only given ethanol 50% 0,28 ml/20gBW ), K3 (given ethanolic extract of white ginger 0,14 mg/gBW and ethanol 50% 0,28 ml/20gBW), K4 (given ethanolic extract of white ginger 0,28 mg/gBW and ethanol 50% 0,28 ml/20gBW), and K5 (given ethanolic extract of white ginger 0,56 mg/gBW and ethanol 50% 0,28 ml/20gBW). Results showed that the total average of spermatogenic cells in K1 was 126,12±14,07; K2 was 41,12±7,71; K3 was 123,56±21,87 (increasing in comparison with K2 and as almost equal to K1); K4 was 156,48±15,20; and K5 was 163,76±40,13. Whereas the total average of spermatozoa cells in K1 was 52,60±18,07; K2 was 17,16±4,49; K3 was 62,72±13,57; K4 was 77,08±15,15; and K5 was 90,24±17,94. The conclusion of this research is that ethanolic extract of white ginger at 0,14 mg/gBW, 0,28 mg/gBW, and 0,56 mg/gBW doses can increase spermatogenic and spermatozoa cells total on ethanol-induced testis in male mice DDY strains. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL JAHE PUTIH (Zingiber officinale Roscoe) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI TESTIS MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR DDY YANG DIINDUKSI ETANOL
Ricky PebriansyahFakultas Kedokteran Universitas Lampung
ABSTRACT
Ginger has been analyzed contains natural antioxidant which can increase androgenic activities on testis. The aim of this research was to determine the influence of giving ethanolic extract of white ginger against ethanol-induced spermatogenic and spermatozoa cells total in male mice DDY strains.
In this study, 25 male mice DDY strains were divided randomly into 5 groups and given treatment for 10 days. K1 (normal control which was only given aquadest), K2 (negative control which was only given ethanol 50% 0,28 ml/20gBW ), K3 (given ethanolic extract of white ginger 0,14 mg/gBW and ethanol 50% 0,28 ml/20gBW), K4 (given ethanolic extract of white ginger 0,28 mg/gBW and ethanol 50% 0,28 ml/20gBW), and K5 (given ethanolic extract of white ginger 0,56 mg/gBW and ethanol 50% 0,28 ml/20gBW).
Results showed that the total average of spermatogenic cells in K1 was 126,12±14,07; K2 was 41,12±7,71; K3 was 123,56±21,87 (increasing in comparison with K2 and as almost equal to K1); K4 was 156,48±15,20; and K5 was 163,76±40,13. Whereas the total average of spermatozoa cells in K1 was 52,60±18,07; K2 was 17,16±4,49; K3 was 62,72±13,57; K4 was 77,08±15,15; and K5 was 90,24±17,94. The conclusion of this research is that ethanolic extract of white ginger at 0,14 mg/gBW, 0,28 mg/gBW, and 0,56 mg/gBW doses can increase spermatogenic and spermatozoa cells total on ethanol-induced testis in male mice DDY strains.
Key words : White ginger, spermatogenic cell, spermatozoa cell, testicular histopathology appearance, ethanol.
ABSTRAK
Jahe telah diteliti mengandung antioksidan alami yang dapat memacu aktivitas androgenik pada testis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol jahe putih terhadap jumlah sel spermatogenik dan sel spermatozoa testis mencit jantan galur DDY yang diinduksi etanol.
Pada penelitian ini, 25 mencit jantan dibagi dalam 5 kelompok secara acak dan diberi perlakuan selama 10 hari. K1 (kontrol normal yang hanya diberi aquadest), K2 (kontrol negatif yang hanya diberi etanol 50% 0,28 ml/20gBB), K3 (diberi ekstrak etanol jahe putih 0,14 mg/gBB dan etanol 50 % 0,28 ml/20gBB), K4 (diberi ekstrak etanol jahe putih 0,28
1
mg/gBB dan etanol 50% 0,28 ml/20gBB), dan K5 (diberi ekstrak etanol jahe putih 0,56 mg/gBB dan etanol 50% 0,28 ml/20gBB).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah sel spermatogenik pada K1: 126,12±14,07; K2: 41,12±7,71; K3: 123,56±21,87 (mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan K2 dan hampir sama dengan K1); K4: 156,48±15,20; dan K5: 163,76±40,13. Sementara untuk rata-rata jumlah sel spermatozoa pada K1: 52,60±18,07; K2: 17,16±4,49; K3: 62,72±13,57; K4: 77,08±15,15; dan K5: 90,24±17,94. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak etanol jahe putih dosis 0,14 mg/gBB, 0,28 mg/gBB, dan 0,56 mg/gBB dapat meningkatkan jumlah sel spermatogenik dan sel spermatozoa testis mencit jantan yang diinduksi oleh etanol.
Kata kunci : Jahe putih, sel spermatogenik, sel spermatozoa, gambaran histopatologi testis, etanol.
PENDAHULUAN
Testis merupakan organ yang sering menjadi sasaran kerusakan senyawa xenobiotik yang
dapat menyebabkan masalah kesuburan (fertilitas), salah satu senyawa tersebut adalah
alkohol/etanol (Panjaitan, 2003). Menurut penelitian Shukla et al. (2007), untuk meminimalisir
efek alkohol (etanol) tersebut terhadap testis, dapat digunakan herbal salah satunya adalah dengan
menggunakan jahe (Zingiber officinale). Jahe telah diteliti mengandung antioksidan alami
yang dapat memacu aktivitas androgenik pada testis dengan cara meningkatkan hormon LH,
FSH, dan testosteron (Ali et al., 2008). Jahe putih lebih banyak dikonsumsi pada rumah
tangga dan lebih mudah diperoleh daripada jahe merah. Penelitian mengenai jahe putih pun
masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan jahe merah (Anonim, 2011). Dari uraian singkat
tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pemberian ekstrak etanol jahe putih
(Zingiber officinale Rosc.) terhadap gambaran histopatologi testis mencit (Mus musculus L.)
jantan galur DDY yang diinduksi etanol.
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, makan tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol jahe putih terhadap jumlah sel spermatogenik
dan sel spermatozoa testis mencit jantan galur DDY yang diinduksi etanol.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan metode acak terkontrol
menggunakan 25 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY berumur 2-3 bulan, berat
2
badan antara 30-40 g, yang dipilih secara random yang dibagi menjadi 5 kelompok, dengan
pengulangan sebanyak 5 kali. Selama satu minggu tiap-tiap kelompok mencit diadaptasikan
sebelum diberi perlakuan.
Bahan penelitian yang digunakan ada dua yaitu etanol dengan dosis 0,28 ml/20gBB dan
ekstrak etanol jahe putih dengan dosis 0,14 mg/gBB; 0,28 mg/gBB; dan 0,56 mg/gBB. Bahan
kimia yang digunakan untuk pembuatan preparat histologis dengan metode paraffin meliputi
antiangiogenesis, antiarterosklerotik (antilipidemic), dan antiemetik. Jahe memiliki zat
antioksidan yang kuat dan mampu mengurangi serta mencegah terbentuknya radikal-radikal
bebas. Jahe telah dianggap sebagai obat herbal yang aman dengan efek samping yang sangat
minimal. Sebagai hasil dari aktivitas antioksidannya, jahe putih akan memacu aktivitas
androgenik untuk organ testis sebagai hasil dari peningkatan hormon LH, FSH, dan
testosteron (Ali et al., 2008).
Setelah dilakukan uji statistik dengan uji one way Anova didapatkan perbedaan yang
bermakna p=0,000 (p<0,05) baik jumlah sel spermatogenik maupun sel spermatozoa. Nilai ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol jahe putih terhadap
gambaran histopatologi testis mencit jantan yang diinduksi etanol secara signifikan. Pengaruh
ekstrak etanol jahe putih terhadap testis tidak hanya pada tahap spermatogenesis, tetapi juga
hingga tahap spermiogenesis.
Hasil pengamatan baik jumlah sel spermatogenik maupun sel spermatozoa testis mencit pada
kelompok III, IV, dan V menunjukkan perbedaan yang signifikan p=0,000 (p<0,05) melalui
analisis Post Hoc LSD jika dibandingkan dengan kelompok II. Nilai ini berarti menunjukkan
9
bahwa mencit yang diberikan ekstrak etanol jahe putih (dosis 0,14 mg/gBB; 0,28 mg/gBB;
dan 0,56 mg/gBB) mampu menangkal radikal bebas akibat induksi etanol tersebut.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Zahedi et al. (2010) yang menyatakan bahwa
ekstrak Zingiber officinale dengan dosis 100 mg/kg/hr pada tikus (0,14 mg/gBB pada mencit)
selama 30 hari dapat menghambat toksisitas terhadap sistem reproduksi yang disebabkan oleh
gentamisin dengan cara meningkatkan level hormon testosteron (baik testosteron
intratestikular maupun testosteron plasma/serum) sehingga menginduksi proses
spermatogenesis dan spermiogenesis. Penelitian yang dilakukan oleh Morakinyo et al. (2008)
dan Khaki et al. (2009) juga menyatakan bahwa pemberian ekstrak jahe dosis 100 mg/kg/hr
pada tikus selama 20 hari dapat meningkatkan kualitas spermatozoa, kadar LH dan FSH, serta
menurunkan kadar MDA testis. MDA adalah indikator tidak langsung untuk ROS sebagai
hasil dari peroksidasi lipid yang berefek toksik terhadap fungsi dan kualitas sperma (Sharma
dan Agarwal, 1996).
Pada penelitian ini, mencit diberi perlakuan hanya selama 10 hari, tetapi sudah terlihat efek
dari ekstrak etanol jahe putih maupun efek toksis etanol itu sendiri terhadap testis mencit.
Dari hasil penelitian Kamtchouing et al. (2002), ekstrak Zingiber officinale dosis 100
mg/kg/hr pada tikus selama 8 hari (hampir 1 kali daur epitel seminiferus) sudah mampu
meningkatkan kadar serum testosterone, berat testis, serta aktifitas alfa-glukosida epididimis.
Menurut Sakr et al. (2009), pemberian secara oral ekstrak jahe dengan dosis 120 mg/kgBB
selama 14 hari dapat meningkatkan jumlah sel spermatogenik tikus jantan yang dipapari oleh
fungisida mancozeb, hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan hormon LH dan
testosteron (peningkatan aktivitas androgenik) pada testis. Penelitian Sakr dan Badawy (2011)
juga menyatakan bahwa antioksidan yang terkandung dalam ekstrak Zingiber officinale
dengan dosis 120 mg/kgBB dapat memperbaiki kerusakan histologis dan mengurangi
apoptosis testis tikus jantan yang disebabkan oleh metiram.
Menurut Kusumaningati (2009), kemampuan jahe sebagai antioksidan alami tidak terlepas
dari kadar komponen fenolik total yang terkandung di dalamnya. Jahe memiliki kadar fenol
total yang lebih tinggi dibandingkan kadar fenol yang terdapat dalam tomat dan mengkudu.
Gingerol dan shogaol telah diidentifikasi sebagai komponen antioksidan fenolik jahe.
10
Fenol adalah senyawa yang mempunyai sebuah cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus
hidroksil. Senyawa fenol dapat menghambat oksidasi lipid dengan menyumbangkan atom
hidrogen kepada radikal bebas, sebagai akibat senyawa tersebut mampu mengubah sifat
radikal menjadi nonradikal dan terjadi perubahan oksidasi radikal oleh antioksidan
(Widiyanti, 2009).
Struktur molekul antioksidan tidak hanya memiliki kemampuan melepas atom hidrogen,
tetapi juga mengubah radikal menjadi reaktifitas rendah sehingga tidak bereaksi dengan lemak
(Jati, 2008). Jahe merupakan tanaman kaya akan senyawa fenolik dan beberapa dari senyawa
fenolik mempunyai senyawa antioksidan yang tinggi serta dapat melindungi sel-sel imun dari
kerusakan oleh senyawa radikal bebas. Antioksidan fenolik pada jahe dapat bereaksi sebagai
scavenger radikal peroksil (ROO*) dan merupakan scavenger yang kuat terhadap radikal
hidroksil (OH*). Senyawa fenolik dalam jahe yang bersifat antioksidan dapat melindungi sel
dari kerusakan oksidatif (Winarsi, 2007).
Menurut penelitian Zancan et al. (2000), jahe dapat meningkatkan aktivitas antioksidan
testikular sehingga memacu aktivitas androgenik pada testis dimana komponen antioksidan
yang dimiliki oleh jahe tersebut berupa zingerone, gingerdiol, zingiberene, gingerols, dan
shogoals. Siddaraju dan Dharmesh (2007) menjelaskan bahwa komponen ginger-free
phenolic (GRFP) dan fraksi ginger hydrolysed phenolic (GRHP) pada jahe dapat menghambat
efek radikal bebas dan peroksidasi lipid serta melindungi DNA.
Menurut penelitian Hafez (2010), minuman jahe juga memiliki aktivitas antidiabetik dan
mampu meningkatkan fertilitas pada tikus jantan yang mengalami diabetes mellitus. Nassiri et
al. (2009) juga menyatakan bahwa pengobatan tikus yang mengalami diabetes dengan
menggunakan jahe selama 20 hari mampu meningkatkan motilitas dan viabilitas sperma serta
menurunkan peroksidasi lipid.
KESIMPULAN
1. Ekstrak etanol jahe putih (Zingiber officinale Rosc.) dengan dosis 0,14 mg/gBB, 0,28
mg/gBB, dan 0,56 mg/gBB dapat meningkatkan jumlah sel spermatogenik testis mencit
(Mus musculus L.) jantan galur DDY yang diinduksi etanol.
11
2. Ekstrak etanol jahe putih (Zingiber officinale Rosc.) dengan dosis 0,14 mg/gBB, 0,28
mg/gBB, dan 0,56 mg/gBB dapat meningkatkan jumlah sel spermatozoa testis mencit
(Mus musculus L.) jantan galur DDY yang diinduksi etanol.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, B.H., Blunden G., Tanira M.O., dan Nemmar A. 2008. Some phytochemical, pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): a review of recent research. Food Chem Toxicol; 46:409-420.
Anonim. 2011. Jahe. http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jahe.pdf. Diakses tanggal 1 Agustus 2011.
Hafez, D. 2010. Effect of extracts of ginger goots and cinnamon bark on fertility of male diabetic rats. J. American Science. 6:940–7.
Jati, S.H. 2008. Efek antioksidan ekstrak etanol 70% daun salam (Syzygium polyanthum) pada hati tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi karbon tetraklorida. Skripsi. FK Farmasi. Surakarta.
Kamtchouing, P., Mbongue G.Y., Fndio T., Dimo, dan H.B. Jatsa. 2002. Evaluation of androgenic activity of Zingiber officinale and Pentadiplandra brazzeana in male rats. Asian J. Androl. 4(4): 299- 301.
Kusumaningati, R.W. 2009. Analisa Kandungan Fenol Total Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Secara in Vitro. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.
Morakinyo, A.O., Adeniyi O.S., dan Arikawe A.P. 2008. Effect of Zingiber officinale on reproductive function in the male rats. African Journal of Biomedica Research. Vol.11: 329-334.
Nassiri, M., Khaki A., Ahmadi-Ashtiani H., Rezazadeh S., Rastgar H., dan Gharachurlu S. 2009. Effects of ginger on spermatogenesis in streptozotocin-induced diabetic Rat. J.Medicinal Plants. 8:118–24.
Panjaitan, R.G. 2003. Bahaya Gagal Hamil yang Diakibatkan Minuman Beralkohol. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sakr, S.A., Okdah Y.A., dan El-Adly E.K. 2009. Effect of ginger (Zingiber officinale) on mancozeb fungicide induced testicular damage in albino Rats. Aust. J. Basic & Appl. Sci. 3(2): 1328-1333.
Sakr, S.A. dan Badawy G.M. 2011. Effect of ginger (Zingiber officinale R.) on metiram-inhibited spermatogenesis and induced apoptosis in albino mice. Journal of Applied Pharmaceutical Science. 01 (04); 2011:131-136.
Sharma, R.K. dan Agarwal A. 1996. Role of reactive oxygen species in male infertility. Urology. 48: 835-50.
Shukla, Y., Singh M., dan Rico S. 2007. Cancer preventive properties of ginger : a brief review. J Food Chem Toxicol. 45(5) :683-690.
Siddaraju, M.N. dan Dharmesh S.M. 2007. Inhibition of gastric H+, k+, ATPase and Helicobacter pylori growth by phenolic antioxidants of Zingiber officinale. Mol. Nutr. Food. Res. 51(3): 324-332.
Suntoro, H. 1983. Metode Pewarnaan (Histologis & Histokimia). Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Widiyanti, R. 2009. Analisis Kandungan Senyawa Fenol. Universitas Indonesia. Jakarta.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius. Yogyakarta.
Zahedi, A. 2010. Zingiber officinale protective effects on gentamicin’s toxicity on sperm in rats. Journal of Medicinal Plants. Volume 9, No. 35, Summer 2010.
Zancan, K.C., Marques M.O., Petenate A.J., dan Meireles M.A. 2002. Extraction of ginger (Zingiber officinale) oleoresin with CO2 and co-solvent: a study of the antioxidant action of the extracts. J.Superit.Flu. 24: 57-76.