Top Banner
Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63 PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURUDI SDN ANTARA Marsalin Kepala SD Negeri Antara Trienggadeng Panteraja e-mail: [email protected] ABSTRACT Academic supervision is an activity planned to help teachers in the learning process in order to improve students’ learning outcomes. This study aimed at investigating the supervision of school’s supervisor in improving the professionalism of teachers and improve the quality of education at SD Negeri Antara. The type of this research is qualitative and the data were obtained by observation, documentation and interview. The results of this study (1) supervision conducted by applying the official approach, partners, and kinship, and the techniques developed by supervisors in implementing academic supervision vary considerably; (2)supervisory obstacles in carrying out academic supervision is the number of teachers were too many, however it only had limited time; (3) the implementation of general academic supervision is good enough and able to carry out its duties and functions properly; (4) aspects that have been targeted by the supervision of school’s supervisors are still limited, not all aspects of academic supervision; (5) the frequency of visits by school’s supervisors in conducting academic supervision is considered lack because it is not evenly distributed; teachers receive class visits by supervisors; and (6) efforts made by supervisors in carrying out academic supervision at SD Negeri Antara have not been optimal in providing guidance to teachers. Keywords: Academic Supervision; School’s Supervisor; Teachers’ Profesionalism PENDAHULUAN Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagaimana yang telah digariskan melalui Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia, guru merupakan komponen yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Maka dari itu agar para guru mampu melaksanakan tugas-tugasnya disekolah perlu senantiasa mendapat penyegaran dalam bentuk bantuan teknis. Bantuan teknis ini diberikan kepada guru sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas secara terus menerus. Bantuan tersebut dapat digunakan dalam bentuk supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam rangka perbaikan kinerja guru supaya dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya untuk mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran yang akan di capai (Dirjen PMPTK Diknas, 2008: 9). Pembinaan lebih diarahkan pada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru. Guru profesional memiliki pengalaman mengajar, moral, kapasitas intelektual, keimanan, disiplin, ketaqwaan, wawasan kependidikan yang luas, kemampuan manajerial, terampil, kreatif, tanggungjawab, memiliki keterbukaan profesional dalam memahami potensi, karakteristik dan masalah perkembangan peserta didik, mampu mengembangkan rencana studi dan karir peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan kurikulum. Unsur utama dari pelaksanaan supervisi yaitu pembinaan yang dilakukan pengawas sekolah kepada semua guru di sekolah binaannya tersebut. Melalui kegiatan supervise, guru mendapatkan arahan, bimbingan dan pembinaan dari pengawas sekolah untuk
8

Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAHSEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME

GURUDI SDN ANTARA

Marsalin

Kepala SD Negeri Antara Trienggadeng Panterajae-mail: [email protected]

ABSTRACT

Academic supervision is an activity planned to help teachers in the learning process in order toimprove students’ learning outcomes. This study aimed at investigating the supervision of school’ssupervisor in improving the professionalism of teachers and improve the quality of education at SDNegeri Antara. The type of this research is qualitative and the data were obtained by observation,documentation and interview. The results of this study (1) supervision conducted by applying the officialapproach, partners, and kinship, and the techniques developed by supervisors in implementing academicsupervision vary considerably;

(2)supervisory obstacles in carrying out academic supervision is the number of teachers were toomany, however it only had limited time; (3) the implementation of general academic supervision is goodenough and able to carry out its duties and functions properly; (4) aspects that have been targeted by thesupervision of school’s supervisors are still limited, not all aspects of academic supervision; (5) thefrequency of visits by school’s supervisors in conducting academic supervision is considered lack becauseit is not evenly distributed; teachers receive class visits by supervisors; and (6) efforts made bysupervisors in carrying out academic supervision at SD Negeri Antara have not been optimal in providingguidance to teachers.

Keywords: Academic Supervision; School’s Supervisor; Teachers’ Profesionalism

PENDAHULUANPendidikan bertujuan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia sebagaimanayang telah digariskan melalui Undang-undangNo. 20 Tahun 2003. Salah satu usaha untukmeningkatkan kualitas sumber daya manusiayaitu melalui proses pembelajaran di sekolah.Dalam usaha meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, guru merupakan komponen yangharus dibina dan dikembangkan terus menerus.Maka dari itu agar para guru mampumelaksanakan tugas-tugasnya disekolah perlusenantiasa mendapat penyegaran dalam bentukbantuan teknis. Bantuan teknis ini diberikankepada guru sebagai upaya untuk meningkatkankapasitas secara terus menerus. Bantuan tersebutdapat digunakan dalam bentuk supervisiakademik yang dilakukan oleh pengawassekolah dalam rangka perbaikan kinerja gurusupaya dapat mencapai tujuan pendidikannasional.

Supervisi akademik merupakan kegiatanterencana yang ditujukan pada aspek kualitatifsekolah dengan membantu guru melaluidukungan dan evaluasi pada prosespembelajaran agar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Supervisi akademik merupakanserangkaian kegiatan membantu guru dalammengembangkan kemampuannya untukmengelola proses pembelajaran demi pencapaiantujuan pembelajaran yang akan di capai(Dirjen PMPTK Diknas, 2008: 9). Pembinaanlebih diarahkan pada upaya memperbaiki danmeningkatkan kemampuan profesional guru.Guru profesional memiliki pengalamanmengajar, moral, kapasitas intelektual,keimanan, disiplin, ketaqwaan, wawasankependidikan yang luas, kemampuan manajerial,terampil, kreatif, tanggungjawab, memilikiketerbukaan profesional dalam memahamipotensi, karakteristik dan masalahperkembangan peserta didik, mampumengembangkan rencana studi dan karir pesertadidik serta memiliki kemampuan meneliti danmengembangkan kurikulum.

Unsur utama dari pelaksanaan supervisiyaitu pembinaan yang dilakukan pengawassekolah kepada semua guru di sekolahbinaannya tersebut. Melalui kegiatan supervise,guru mendapatkan arahan, bimbingan danpembinaan dari pengawas sekolah untuk

Page 2: Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 64

berbagai kendala yang dialami dalammelaksanakan tugasnya di sekolah.

Supervisi akademik sebagai InstructionalSupervision atau Instructional Leadershipfokusnya adalah menilai, mengkaji,meningkatkan, memperbaiki danmengembangkan mutu kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan guru melaluipendekatan bimbingan dan konsultasi dalamnuansa dialog profesional. Pengawasan atausupervisi pendidikan merupakan usahamemberikan layanan kepada stakeholderpendidikan, terutama kepada guru-guru, baiksecara invidu maupun secara kelompok dalamusaha memperbaiki kualitas proses dan hasilpembelajaran (Sagala, 2010:15).

Secara sederhana, menurut Jerry (2011:76) prinsip-prinsip supervisi yaitu (1)pelaksanaan supervisi hendaknya terjalinhubungan profesional; (2) supervisi berdasarkansikap, kesanggupan, kondisi dan kemampuan;dan (3) menolong guru agar senantiasa tumbuhsendiri tidak tergantung pada pihak kepalasekolah; (4) memberikan rasa aman; (5) bersifatkonstruktif dan kreatif; (6) keadaan dankenyataan sebenarnya; dan (7) kegiatannyaterlaksana dengan sederhana. Sasaran supervisiakademik antara lain untuk membantu gurudalam hal (a) melayani peserta didik yangmengalami kesulitan belajar; (b) memberikanbimbingan belajar; (c) menciptakan lingkunganbelajar yang nyaman; (d) mengembangkan danmemanfaatkan alat bantu dan mediapembelajaran; (e) mengembangkan interaksiyang tepat dan berdaya guna; (f) merencanakankegiatan pembelajaran; (g) melaksanakankegiatan pembelajaran; (h) menilai proses danhasil pembelajaran;(i) memanfaatkan untukPenilaian meningkatkan layanan pembelajaran;(j) memberikan umpan balik secara baik; (k)melakukan penelitian bagi perbaikanpembelajaran /bimbingan dan mengembangkaninovasi pembelajaran/ bimbingan Jerry (2011:8).

Dalam pelaksanaan supervisi akademik,pengawas sekolah harus mengetahui danmemahami serta melaksanakan teknik-teknikdalam supervisi. Berbagai teknik yang dapatdigunakan oleh pengawas sekolah baik secarakelompok maupun secara perorangan adalahdengan cara langsung bertatap muka dan caratak langsung bertatap muka atau melalui mediakomunikasi (Sagala, 2010:174).

Pengawas sekolah merupakan guru yangdiangkat Pegawai Negeri Sipil yang diangkat

dalam jabatan pengawas di sekolah. Kegiatanpengawas sekolah adalah menyusun program,melaksanakan program pengawasan, evaluasihasil pelaksanaan program, dan melaksanakanpembimbingan dan pelatihan profesional guru(PP 74 tahun 2008).

Sagala (2010: 281) mengatakan bahwapengawas sekolah merupakan tenagakependidikan profesional yang diberi tanggungjawab, tugas, dan wewenang secara penuh olehpejabat yang berwenang untuk melakukanpembinaan dan pengawasan dalam bidangakademik maupun bidang manajerial. Tugaspokok Pengawas Sekolah Sesuai dengan PP 74tahun 2008 adalah melakukan tugas pengawasanakademik dan manajerial serta tugaspembimbingan dan pelatihan profesional guru.

Guru sebagai pendidik merupakantenaga profesional yang bertugas merencanakandan melaksanakan proses pembelajaran, menilaihasil pembelajaran, melakukan bimbingan danpelatihan serta melakukan penelitian danpengabdian kepada masyarakat. Guru wajibmengembangkan dan memanfaatkankemampuan profesionalnya, sehingga dapatmeningkatkan kinerja dalam melaksanakantugas dan fungsionalnya karena pendidikanmasa datang menuntut keterampilan profesipendidik yang berkualitas (Nurhayati, 2006:64).

Menurut Daryanto (2009: 253)profesionalisme berasal dari kata profesi yangartinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atauakan ditekuni oleh seseorang tetapi memerlukanpersiapan melalui pendidikan dan pelatihansecara khusus. Profesional merupakan kegiatanyang dilakukan oleh seseorang dan menjadisumber pendapatan kehidupan yang memerlukankeahlian khusus, kemahiran atau kecakapanyang memenuhi standar mutu yang akan dicapai.

Makawimbang (2011:134) mengatakanbahwa guru yang profesional merupakan merekayang memiliki kemampuan profesional denganberbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Guruyang profesional amat berarti bagi pembentukansekolah unggulan. Guru profesional memilikipengalaman mengajar, kapasitas intelektual,moral,keimanan, ketakwaan,disiplin,tanggungjawab, wawasan kependidikanyang luas, kemampuan manajerial, terampil,kreatif, memiliki keterbukaan profesional dalammemahami potensi dan karakteristik.

Menurut Daryanto (2009: 254), guru yangprofesional yakni guru yang memilikikompetensi yang dipersyaratkan untukmelakukan tugas pendidikan dan pengajaran.

Page 3: Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 65

Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap,dan keterampilan profesional, baik yang bersifatpribadi, sosial maupun akademis.

Studi yang dilakukan oleh Ace Suryani(Makawimbang, 2011: 13) menunjukkan bahwaguru yang bermutu dapat diukur dengan limaindicator antara lain (1) kemampuan profesional(professional capacity), sebagaimana terukurdari ijazah, jenjang pendidikan, jabatan dangolongan, serta pelatihan; (2) upaya profesional(professional efforts), sebagaimana terukur darikegiatan mengajar, pengabdian dan penelitian;(3) waktu yang dicurahkan untuk kegiatanprofesional (teacher’s time), sebagaimanaterukur dari masa jabatan,pengalaman mengajar;(4) tingkat kesejahteraan (prosperiousity)sebagaimana terukur dari upah, honor ataupenghasilan rutinnya keahlian dan pekerjaannya(link and match); (5) sebagaimana terukur darimata pelajaran yang telah sesuai denganspesialisasinya. Tingkat kesejahteraanyangrendah bisa mendorong seorang pendidikuntuk melakukan kerja tambahan, dan bilamanakerja tambahan ini sukses, bisa jadi profesimengajarnya berubah menjadi tambahan.

Mutu merupakan conformance torequirement, yaitu sesuatu dengan yangdisyaratkan atau distandarkan. Boleh jugadiartikan bahwa “mutu yakni kesesuaianterhadap permintaan persyaratan (TheConformance of Requirements” Philip B.Crosby (Makawimbang, 2011:44). SedangkanGarvin dan Davis juga menyebutkan bahwamutu adalah suatu kondisi dinamis yangberhubungan dengan produk, tenaga kerja,proses dan tugas, serta lingkungan yangmemenuhi atau melebihi harapan pelanggan ataukonsumen yang sudah ada (Makawimbang,2011: 44).

Makawimbang (2011: 42) mengatakanpeningkatan mutu merupakan dambaan Negaradalam menyelenggarakan pendidikannya. Upayapeningkatan mutu itu tidaklah mudah, demikianpakar mutu menyatakan kesungguhannya.Meningkatkan mutu perlu rumusan pikirantentang apa yang hendak ditingkatkan, memilihbagian yang paling dibutuhkan pelanggan, danmenghasilkan produk kegiatan yang palingunggul di antara produk sejenis. Oleh sebab itu,peningkatan mutu memerlukan ide baru yangdatang dari pikiran cerdas, selalu mengandungbagian yang berbeda dari yang ada sebelumnya,menghasilkan bagian yang lebih sempurna, lebihbermanfaat, lebih mempermudah sehingga lebihdiminati. Menurut Kristiawan dkk (2017) Mutu

dalam produk tidak akan dihasilkan tanpapengendalian mutu di dalam proses. Mutu didalam proses tidak akan terjamin tanpaorganisasi yang tepat dan efektif. Organisasiyang tepat dan efektif tidak ada artinya tanpapemimpin yang memadai.

METODE PENELITIANPenelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Menurut Sugiyono (2009:1), penelitian kualitatifmerupakan suatu metode yang digunakan untukmeneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti merupakan sebagai instrumenkunci, teknik pengumpulan data dilakukansecara triangulasi (gabungan), sifat analisis datadan hasil penelitian kualitatif lebih menekankanmakna daripada generalisasi. MenurutKristiawan dan Elnanda (2017) qualitative is oneof research procedure that produces descriptivedata in form of words, writing, and behavior ofthe people being observed. Proses penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatiffenomenologis yaitu menyelidiki suatufenomena sosial atau masalah manusia.Qualitative methods departed from thephenomenological views, where researchersaretrying to understand the meaning of events andlinkages to ordinary people in certain situations(Kristiawan dan Tobari, 2017).

Nasution mengatakan dalam penelitiankualitatif tidak ada pilihan lainnya daripadamenjadikan manusia sebagai instrumenpenelitian yang utama karena segala sesuatuyang masih perlu dikembangkan sepanjangpenelitian itu sendiri. Dalam keadaan yang serbatidak pasti dan jelas, tidak ada pilihan lain danhanya peneliti sendiri sebagai alat satu-satunyayang dapat mencapainya (Sugiyono, 2009: 60).

Sumber data pada penelitian ini adalah1. pengawas Pengawas Pembina UPTD

Wilayah Tengah Dinas Pendidikan PidieJaya;

2. kepala SD Negeri Antara, dan beberapaguru SD Negeri Antara . Selain itu,Sumber data yang lainnya ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalahdata tambahan seperti dokumen. Sumberdata menurut Arikunto (2010:12) adadua macam data yakni data primer dandata sekunder.

Teknik pengumpulan data yang utamadalam penelitian kualitatif bersifat nauralistik(alamiah), yakni dengan observasi, wawancara,dan dokumentasi. Wawancara digunakan untukmenjaring data atau informasi yang berkaitan

Page 4: Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 66

dengan pelaksanaan supervisi akademik olehpengawas sekolah (Wulandari dan Kristiawan,2017). Metode observasi didefinisikan sebagaipengamatanakan manusia pada “habitatnya”(Yuliani dan Kristiawan, 2017). Instrumenpenelitian yang utama merupakan penelitisendiri dengan melakukan observasi, wawancaradan dokumentasi. Fokus pengamatan dilakukanpada tiga komponen utama, yaitu: actor (pelaku)space (ruang, tempat), dan activity (kegiatan).Selama penelitian berlangsung, penelitimemposisikan diri sebagai human instrumentyang meluangkan banyak waktu di lapanganuntuk di teliti. Analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah analisis yang bersifatinduktif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPenelitian ini bertujuan untuk

menginvestigasi pelaksanaansupervisi akademikoleh pengawas sekolah sebagai upayapeningkatan profesionalisme guru dalammeningkatkan mutu pendidikan pada SD NegeriAntara. Dari sumber data (informan) tersebutdiperoleh data meliputi:(1)uraian tentang tekniksupervisi akademik;(2) uraian tentang kendalapelaksanaan supervisi akademik; (3) uraiantentang pelaksanaan supervisi akademik; (4)uraian tentang aspek-aspek yang disupervisi;dan (5) uraian tentang upaya yang dilakukanoleh pengawas sekolah dalam melaksanakansupervisi akademik. (6) frekuensi kunjunganpengawas sekolah dalam melaksanakansupervisi akademik.

Adapun data (hasil) yang diperolehmelalui penelitian ini adalah sebagai berikut:(1)pengawasan yang dilakukan dalam kegiatansupervisi menerapkan tiga model pendekatan,yakni: menggunakan pendekatan kedinasan,mitra kerja, dan kekeluargaan serta Teknik yangdikembangkan oleh pengawas dalammelaksanakan supervisi akademik di SD NegeriAntara cukup bervariasi. Teknik-tekniksupervisi itu adalah tekniksupervisi individual(observasi kelas, kunjungan kelas, danpertemuan individual), dan teknik supervisikelompok (rapat supervise/pertemuan guru,kepanitiaan dan kerja kelompok seperti dalamKKG);(2) Kendala pengawas dalammelaksanakan supervisi akademik di SD NegeriAntara disebabkan jumlah guru sasaransupervisi yang banyak; kadangkala jadwalkunjungan kelas bentrok dengan kegiatan lain.Selain itu, masih ada guru yang enggan untukdisupervisi sehingga kegiatan supervisi kurang

berjalan dengan baik, sehingga terbatasnyawaktu, Jadwal kegiatan supervisi ada kalanyasering terganggu oleh kegiatan atau tugas lain,misalnya seperti rapat-rapat dinas, ikutworkshop, dan kegiatan lainnya baik di tingkatkabupaten maupun di tingkat provinsi; (3)Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawassekolah dapat mengubah kesadaran guru untukmeningkatkan kemampuan profesionalnya danpengawas sekolah jugatelah mampu melibatkanguru-guru senior sebagai pendamping dalammembantu kegiatan supervisi akademik.Pelaksanaan supervisi akademik di SD NegeriAntara secara umum sudah cukup baik danMampu menjalankan tugas dan fungsinyasebagaimana mestinya, Pengawas sekolah cukupmemahami supervisi akademik baik dilihat daripenerapan pola supervisi, penetapan waktupelaksanaan supervisi, maupun fokus darikegiatan supervisi tersebut;(4) aspek-aspekyang disupervisi oleh pengawas merupakanaspek perencanaan pembelajaran meliputi:program tahunan,

program semester, silabus, RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP), agendaharian, daftar nilai, kriteria ketuntasan maksimal(KKM), kalender pendidikan, jadwal tatapmuka, dan absensi siswa. aspek tindak lanjutkegiatan supervisi diarahkan pada upayaperbaikan mutu hasil pembelajaran, Aspekpelaksanaan KBM, pengelolaan kelas mulai darikegiatan membuka, kegiatan inti, dan evaluasipembelajaran aspek ini yang paling domonan disupervisi. Aspek-aspek yang menjadi sasaransupervisi akademik oleh pengawas sekolah diSD Negeri Antara masih terbatas, belum semuaaspek dalam supervisi akademik yangdisupervisi oleh pengawas sekolah; (5)Frekuensi kunjungan pengawas sekolah dalammelaksanakan supervisiakademik di SD NegeriAntara dianggap masih kurang. Hal tersebutdilihat dari belum meratanya jumlah ataubanyaknya guru mendapatkan kegiatan supervisiakademik (kunjungan kelas) oleh pengawassekolah; (6) Kegiatan supervisi akademik sudahdilakukan oleh pengawas sekolah bersamadengan kepala sekolah dan guru senior secarakontinu, dan berkesinambungan mulai prosessupervisi, pra observasi, dan sampai kegiatantindak lanjut demikian Upaya yang dilakukanoleh pengawas dalam melaksanakan supervisiakademik di SD Negeri Antara belum optimaldalam pemberian pembinaan kepada para guru.

Sagala (2010 : 95) mengatakan kegiatansupervisi menaruh perhatian utama pada bantuan

Page 5: Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 67

yang dapat meningkatkan kemampuanprofesional guru. Kemampuan profesional initercermin pada kemampuan guru memberikanbantuan belajar kepada muridnya, sehinggaterjadi perubahan perilaku akademik padamuridnya. Supervisi jugadilaksanakan olehsupervisor secara konstruktif dan kreatif dengancara mendorong inisiatif guru untuk ikut aktifmenciptakan suasana kondusif yang dapatmembangkitkan suasana kreativitas peserta didikdalam belajar. Pendapat yang sama disampaikanoleh Ali Imron (2011:23) mengartikan bahwasupervisi pembelajaran adalah bantuan dalamwujud layanan profesional yang diberikan olehorangyang lebih ahli dalam rangka peningkatankemampuan profesional, teruama dalam prosesbelajar mengajar. Melalui kegiatan supervisitersebut diharapkan terbaikinya proses belajarmengajar, yang di dalamnya melibatkan gurudan siswa, melalui serangkaian tindakan,bimbingan dan arahan. Terbaikinya prosesbelajar mengajar yang pencapaiannya antara lainmelalui peningkatan kemampuan profesionalguru tersebut diharapkan memberikan kontribusibagipeningkatan mutu pendidikan. Peranpengawas dalam membina guru atau yang lebihdikenal dengan istilah supervisipendidikan/pengajaran, kedudukannya sangatstrategis dalam rangka meningkatkankemampuan profesionalisme guru khususnyadalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karenaitupengawas diharapkan mampu membimbing,membina, dan mendorong guru dalammemecahkan problematika kegiatan belajarmengajar yang dihadapi guru.

Peranan supervisor pendidikan yangdisandang oleh pengawas dalam melaksanakansupervisi akademik harus dihindarkan tindakan-tindakan yang bersifat menyuruh ataumenggurui, tetapi hendaknya harus dilakukandengan pola pendekatan kemitraan dengan jalanmendukung, membantu, dan membagi tugas danpekerjaan kepada seluruh komponen pendidikan.Imam Wahyudi (2012 : 48-49) mengemukakandelapan prinsip yangdapat digunakan dalammelakukan tindakan supervisi. Prinsip-prinsipitu mencakup sistematis, objektif, realistic,antisipatif, konstruktif, kreatif, kooperatif, dankekeluargaan.

Sistematis, dalam arti supervisidikembangkan dengan perencanaan yangmatang sesuai dengan sasaran yang diinginkan.Objektif, artinya supervisi memberikan masukansesuai dengan aspek yang terdapat dalaminstrumen. Realistic, artinya supervisi

didasarkan atas kenyataan sebenarnya, yaitupada keadaan atau hal-hal yang sudah dipahamidan dilaksanakan oleh para staf sekolah.Antisipatif, artinya supervisi diarahkan untukmenghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkinakan terjadi. Konstruktif, artinya supervisimemberikan saran-saran perbaikan kepada yangdisupervisi untuk terus dikembangkan sesuaidengan ketentuan atau aturan yang berlaku.Kreatif, artinya supervisi mengembangkankreatifitas dan inisiatif guru dalammengembangkan proses pembelajaran.Kooperatif, artinya supervisi mengembangkanperasaan kebersamaanuntuk menciptakan danmengembangkan situasi pembelajaran yangbaik. Kekeluargaan, artinya supervisimempertimbangkan saling asah, asuh dan asihantarwarga sekolah yang sering dikenal denganTutwuri Handayani.

Mengacu pada konsep, prinsip dan tekniksupervisi serta peran profesional supervisor,pada tatanan tugas guru yangcukup kompleksdiperlukan sebuah pendekatan supervisi yangbetul-betul mampu mengarahkan danmemecahkan permasalahan-permasalahan yangdihadapi guru di kelas (dalam prosespembelajaran). Namun peran supervisor seringkali keluar dari koridor supervisi yangsebenarnya, seringkalisupervisor bertindaksebagai seorang evaluator, supervisi dilakukanbukan karena kebutuhan yang dirasakan gurumelainkan karena supervisor itu sendiri dituntutharus menjalankan tugasnya. Supervisi yangdilakukan secara tradisional cenderung tidakmenyenangkan, maka interaksi antara gurudengan supervisor cenderung untuk dihindaridan dikurangi.

Upaya perbaikan mutu hasil pembelajaranyang menyangkut pelaksanaan KBM diarahkanpada pengelolaan kelas mulai dari kegiatanmembuka, kegiatan inti, dan evaluasipembelajaran tindak lanjut kegiatan supervisidiarahkan pada Kemampuan pada pengawasdalam menjalankan tugasnya sebagai supervisorpendidikan dalam penentuan materi supervisi,yakni terdiri dari perencanaan program meliputi:program supervisi yang berkaitan denganadministrasi guru sepeti program tahunan,program semester, silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), kalender pendidikan,jadwal tatap muka, agenda harian, daftar nilai,kriteria ketuntasan maksimal (KKM), danabsensi siswa.

Pengawas sekolah yang dilakukan dalammenjalankan fungsinya supervisor pendidikan

Page 6: Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 68

tidak dapat dilepaskan dari beberapa kendalabaik secara internal maupun eksternal. Secarainternal kendala-kendala kegiatan supervisidapat diidentifikasi Secara teknis kendalapengawas dalam mengadakan kegiatan supervisiseperti kendala yang berhubungan dengankemampuan atau keterampilan sebagaisupervisor, sedangkan kendala yang bersifatnon-teknis diantaranya jika pengawas sakitsementara guru-guru yang lain kurang respon,maka jadwal kegiatan supervisi menjaditerkendala.

Berdasarkan fenomena bahwa pengawassekolah selalu melibatkan kepala sekolah danpara guru dalam membentuk programpengawasan agar selalu melakukan sosialisasiprogram dan jadwal yang telah dibuatnyakepada guru dan kepala sekolah di sekolahtersebut. Hal ini tampak pada saat akanmelakukan supervisi akademik yang selalumendapat respon yang baik dari kepala sekolahdan para guru. Upaya yang dilaksanakanpengawas sekolah dalam melaksanakansupervisi akademik tersebut dapat berjalandengan baik dan lancar sehingga berkatkemampuan yang dimiliki oleh pengawassekolah agar selalu membina atau membangunkomunikasi yang baik bersama para guru dankepala sekolah.

Guru-guru yang akan diberikan supervisimenyambut dengan baik dan selalu siap ketikamengetahui ada pengawas sekolah yang datangke sekolah untuk melakukan supervisi akademiksehingga Kepala sekolah selalu menunjukkansikap yang bersahabat dan menganggapkehadiran pengawas di sekolah dirasakanmembantu tugas dan akivitasnya guru disekolah. karena berkat terjalinnya komunikasidengan baik sehingga memberikan respon yangpositif karena sudah memiliki persepsi yangsama mengenai program dan jadwal pelaksanaansupervisi akademik yang akan dilaksanakan disekolah tersebut.

Kunjungan pengawas sekolah sangat lebihsering dan lebih banyak untuk membantu gurubaik melalui kegiatan pemantauan, pembinaan,penilaian maupun pembimbingan dan pelatihanyang dilakasankan. Di sekolah ini sudahterbentuk budaya memuliakan tamu danmenghormati, siapa saja yang datang ke sekolahselalu disambut dan dilayani dengan baik mulaidari staf tata usaha, guru-guru sampai kepalasekolahnya sendiri tidak terkecuali pengawassekolahnya sehingga para tamupun di sambutdengan baik.

Jika ketentuan jam kerja 37,5 jamdikaitkan dengan ekuivalen 24 jam tatap mukadapat diartikan bahwa seorang pengawassekurang-kurangnya harus melaksanakan tugaspokok kepengawasan selama 24 jam tatapmuka/pertemuan perminggu. Sisa waktu yangtersedia digunakan untuk kegiatan non tatapmuka seperti: penyusunan program, laporan,pengembangan professional guru dan kegiatanpendukung lainnya yang ada disekolah.

KESIMPULANDari temuan penelitian dan pembahasan

hasil pada bagian terdahulu, maka pelaksanaansupervisi akademik oleh pengawas sekolahsebagai upaya peningkatan kemampuanprofesionalisme guru dalam meningkatkan mutupendidikan pada SD Negeri Antara dapatdisampaikan sebagai berikut (1) pengawasanyangdilakukan dalam kegiatan supervisimenerapkan tiga model pendekatan, yakni:menggunakan pendekatan kedinasan, mitrakerja, dan kekeluargaan serta Teknikyangdikembangkan oleh pengawas dalammelaksanakan supervisi akademik di SD NegeriAntara cukup bervariasi. Teknik-tekniksupervisi itu adalah teknik supervisi individual(observasi kelas, kunjungan kelas, danpertemuan individual), dan teknik supervisikelompok (rapat supervise/pertemuan guru,kepanitiaan dan kerja kelompok seperti dalamKKG); (2) Kendala pengawas dalammelaksanakansupervisi akademik di SD NegeriAntara disebabkan jumlah guru sasaransupervisi yang banyak; kadangkala jadwalkunjungan kelas bentrok dengan kegiatan lain.Selain itu, masih ada guru yang enggan untukdisupervisi sehingga kegiatan supervisi kurangberjalan dengan baik, sehingga terbatasnyawaktu, Jadwal kegiatan supervisi ada kalanyasering terganggu oleh kegiatan atau tugas lain,misalnya seperti rapat-rapat dinas, ikutworkshop, dan kegiatan lainnya baik di tingkatkabupaten maupun di tingkat provinsi; (3)Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawassekolah dapat mengubah kesadaran guru untukmeningkatkan kemampuan profesionalnya danpengawas sekolah juga telah mampu melibatkanguru-guru senior sebagai pendamping dalammembantu kegiatan supervisi akademik.Pelaksanaan supervisi akademik di SD NegeriAntara secara umum sudah cukup baik danMampu menjalankan tugas dan fungsinyasebagaimana mestinya, Pengawas sekolah cukupmemahami supervisi akademik baik dilihat dari

Page 7: Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 69

penerapan pola supervisi, penetapan waktupelaksanaan supervisi, maupun fokus darikegiatan supervisi tersebut;(4) aspek-aspekyang disupervisi oleh pengawas merupakanaspek perencanaan pembelajaran meliputi:program tahunan,program semester, silabus,Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),agendaharian, daftar nilai, kriteria ketuntasanmaksimal (KKM), kalender pendidikan, jadwaltatap muka, dan absensi siswa. aspek tindaklanjut kegiatan supervisi diarahkanpada upayaperbaikan mutu hasil pembelajaran, Aspekpelaksanaan KBM, pengelolaan kelas mulai darikegiatan membuka, kegiatan inti, dan evaluasipembelajaran aspek ini yang paling domonan disupervisi. Aspek-aspek yang menjadi sasaransupervisi akademik oleh pengawas sekolah diSD Negeri Antara masih terbatas, belum semuaaspek dalam supervisi akademik yangdisupervisi oleh pengawas sekolah; (5)Frekuensi kunjungan pengawas sekolah dalammelaksanakan supervisi akademik di SD NegeriAntara dianggap masih kurang. Hal tersebutdilihat dari belum meratanya jumlah ataubanyaknya guru mendapatkan kegiatan supervisiakademik (kunjungan kelas) oleh pengawassekolah; (6) Kegiatan supervisi akademik sudahdilakukan oleh pengawas sekolah bersamadengan kepala sekolah dan guru senior secarakontinu, dan berkesinambungan mulai prosessupervisi, pra observasi, dan sampai kegiatantindak lanjut demikian Upaya yang dilakukanoleh pengawas dalam melaksanakan supervisiakademik di SD Negeri Antara belum optimaldalam pemberian pembinaan kepada para guru.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Imron (2011). SupervisiPembelajaran

Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT BumiAksara.

Dadan Wahidin (2009). Pentingnya SupervisiPendidikan Sebagai Upaya PeningkatanProfesionalisme Guru. Jurnal terkemukaManajemen Pendidikan, EducationalLeadership.

Daryanto (2009). Panduan ProsesPembelajaran Kreatif dan Inovatif.

Jakarta, AV Publisher.

Depdiknas Republik Indonesia(2003).

Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional. Jakarta, BP. PancaUsaha.

Jerry H. Makawimbang (2011). Supervisi danPeningkatan Mutu Pendidikan. Bandung,Alfabeta.

Kristiawan, M., & Elnanda, D. (2017). TheImplementation of Authentic Assessmentin Cultural History of Islam Subject. Al-Ta lim Journal, 24(3).

Kristiawan, M., Safitri, D., &Lestari, R. (2017). ManajemenPendidikan. Yogyakarta: Deepublish

Kristiawan, M. (2017). The Characteristics ofthe Full Day School Based ElementarySchool. Transylvanian Review, 1(1).

Mathew B. Miles and A. MichaelHuberman(2009). Analisis DataKualitatif.Jakarta, UniversitasIndonesia.

Ngalim Purwanto (2009). Adminisrasi danSupervisi Pendidikan. Bandung, PTRemaja Rosdakarya.

Makasar Sulawesi Selatan). Bandung, JurnalPendidikan No. 4 tahun XXV 2006.

Sugiyono (2009). Memahami PenelitianKualitatif. Bandung, Alfabeta.

SyaifulSagala (2010). Supervisi Pembelajaran.Dalam Profesi Pendidikan.Bandung,

Alfabeta.

Uus Ruswenda (2011). Berbagai FaktorDalam Supervisi Akademik PengawasSekolah Menengah Kejuruan (SMK) DiKabupaten Kuningan. Tesis. Jakarta:Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikProgram Studi Ilmu AdministrasiKekhususan Administrasi dan KebijakanPendidikan. Universitas Indonesia.

Wulandari, Y., & Kristiawan, M. (2017).Strategi Sekolah dalam Penguatan

Page 8: Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 63

Jurnal Sains Riset | Volume VIII, Nomor 2, Desember 2018 70

Pendidikan Karakter Bagi SiswadenganMemaksimalkan Peran Orang

Tua. JMKSP (Jurnal Manajemen,Kepemimpinan, dan SupervisiPendidikan), 2(2).

Yuliani, T.,& Kristiawan, M. (2017). PeranKepemimpinan Kepala SekolahdalamMembina Kompetensi Sosial (Pelayanan

Prima) Tenaga Administrasi Sekolah.JMKSP (Jurnal Manajemen,

Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan),1(2).

Nurhayati (2006). Berbagai PendekatanDalam Pembelajaran (Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Profesionalismedan Kinerja Guru Biologi di SMAN Kota