PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI PRODUK CACAT SIT ASAP MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS M.Darul Kutni Mahasiswa Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang e-mail : [email protected]Abstract : PT Sunan Rubber is one in the city of Palembang rubber company that manufactures and crum rubber sheet in the production of smoke which could not be separated from the quality control is still not running perfectly. On research conducted in PT Sunan Rubber discusses the problems that occurred in the quality control system resulting in less run production by a number of defects that conducted this research because of quality control methods using Failure Mode And Effects Analysis (FMEA). before performing quality control using the FMEA method, first consider the potential failure of the rubber sheet to determine the value of severity, Occurrence and Detection as well as the value of RPN RPN after finding the highest value is 343 then take action anticipation after taking action and implementing new anticipation of hasi; implementation baruhlah nilanya gained 2.4% and then compare the values before and after the implementation of the value of production failure or defect down Keywords: quality control, FMEA, Defect Abstrak :. PT Sunan Rubber adalah Salah satu perusahaan karet di kota palembang yang memproduksi crum rubber dan sit asap yang dalam produksinya tak lepas dari pengendalian kualitas yang masih belum berjalan dengan sempurna dikarnakan berbagai faktor yang menyebabkan cacat produksi .pada penelitian yang dilakukan di PT Sunan Rubber membahas tentang permasalahan yang terjadi pada sistem pengendalian kualitas yang kurang berjalan dengan maksimal yang mengakibatkan banyaknya cacat produksi oleh karna itu dilakukanlah penelitian tentang pengendalian kualitas mengunakan metode Failure Mode And Effects Analysis (FMEA). sebelum melakukan pengendalian kualitas dengan menggunakan metode FMEA,terlebih dahulu diperhatikan kegagalan karet sit dengan menentukan nilai severity, Occurrence dan Detection serta nilai RPN setelah menemukan nilai RPN yang paling tinggi yaitu 343 barulah melakukan tindakan antisipasi setelah melakukan tindakan antisipasi baru melakukan implementasi dan dari hasi; implementasi baruhlah didapat nilanya yaitu 2,4% lalu bandingkan nilai implementasi sebelum dan sesudah maka nilai kegagalan produksi atau cacatnya turun Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 1
20
Embed
JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI PRODUK CACAT SIT ASAP MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENGURANGI PRODUKCACAT SIT ASAP MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE
AND EFFECTS ANALYSIS
M.Darul KutniMahasiswa Universitas Bina Darma
Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembange-mail : [email protected]
Abstract : PT Sunan Rubber is one in the city of Palembang rubber company thatmanufactures and crum rubber sheet in the production of smoke which could not beseparated from the quality control is still not running perfectly. On research conducted inPT Sunan Rubber discusses the problems that occurred in the quality control systemresulting in less run production by a number of defects that conducted this researchbecause of quality control methods using Failure Mode And Effects Analysis (FMEA). beforeperforming quality control using the FMEA method, first consider the potential failure ofthe rubber sheet to determine the value of severity, Occurrence and Detection as well asthe value of RPN RPN after finding the highest value is 343 then take action anticipationafter taking action and implementing new anticipation of hasi; implementation baruhlahnilanya gained 2.4% and then compare the values before and after the implementation ofthe value of production failure or defect downKeywords: quality control, FMEA, Defect
Abstrak :. PT Sunan Rubber adalah Salah satu perusahaan karet di kotapalembang yang memproduksi crum rubber dan sit asap yang dalamproduksinya tak lepas dari pengendalian kualitas yang masih belumberjalan dengan sempurna dikarnakan berbagai faktor yangmenyebabkan cacat produksi .pada penelitian yang dilakukan di PTSunan Rubber membahas tentang permasalahan yang terjadi pada sistempengendalian kualitas yang kurang berjalan dengan maksimal yangmengakibatkan banyaknya cacat produksi oleh karna itu dilakukanlahpenelitian tentang pengendalian kualitas mengunakan metode FailureMode And Effects Analysis (FMEA). sebelum melakukan pengendalian kualitasdengan menggunakan metode FMEA,terlebih dahulu diperhatikankegagalan karet sit dengan menentukan nilai severity, Occurrence danDetection serta nilai RPN setelah menemukan nilai RPN yang palingtinggi yaitu 343 barulah melakukan tindakan antisipasi setelahmelakukan tindakan antisipasi baru melakukan implementasi dan darihasi; implementasi baruhlah didapat nilanya yaitu 2,4% lalubandingkan nilai implementasi sebelum dan sesudah maka nilaikegagalan produksi atau cacatnya turun
Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap MenggunakanMetode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 1
Kata kunci: pengendalian kualitas ,FMEA, Defect
1. PENDAHULUANPerkembangan dunia industri
saat ini semakin pesat sehingga
harus diiringi dengan
perkembangan kualitas yang
menuntut perusahaan untuk
selalu menghasilkan sesuatu
yang benar-benar berkualitas.
Pada mulanya sistem untuk
memonitor dan memanage kualitas
hanya berupa pengukuran saja
(inspection), yang pada akhirnya
banyak mengalami perkembangan
sehingga dikenal dengan sistem
pengendalian kualitas (quality
control).
Pengendalian kualitas merupakan
salah satu kegiatan yang sangat
erat kaitannya dalam proses
produksi, dimana pada
pengendalian kualitas dilakukan
serangkaian kegiatan berupa
pemeriksaan atau pengujian
terhadap karakteristik kualitas
yang dimiliki oleh produk.
tuntutan terhadap kualitas
produk ini dari dahulu hingga
sekarang mengalami perubahan,
yang pada awalnya kualitas
suatu produk tidak diperhatikan
kini menjadi hal yang sangat
utama.kegiatan pengendalian
kualitas memiliki suatu tujuan
utama yaitu untuk kepuasan para
konsumen, maka tentunya
kualitas produk tersebut harus
selalu memenuhi standar
kualitas atau sesuai dengan
spesifikasi yang sudah
ditetapkan serta didukung
dengan keahlian yang handal
terhadap sistem pengendalian
kualitas.
PT. Sunan Rubber adalah
perusahaan karet yang berdiri
pada tahun 1987 yang mengelolah
latek karet menjadi karet
setenga jadi yang mana karet
setenga jadi itu adalah crum
rubber dan sit asap
Proses produksi karet sit asap
bersifat flow shop yaitu proses
dilakukan dari satu mesin ke
mesin yang lainya secara
berurutan, dimana tahapan
prosesnyapengenceran,pembekuan,
penggilingan,pengasapan dan
sortasi yang akan dijelas kan2 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap
Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )
secar rinci pada Bab IV dari
kelima proses ini sering terjadi
kegagalan produk seperti karet
sit yang terlalu lunak warna
yang tidak seragam dan
gelembung gas pada karet sit
asap
Berdasarkan permasalahan diatas
maka dilakukanlah penelitian
dengan metode FMEA, dimana
pengertian metode FMEA yaitu
suatu prosedur untuk
mengindetifikasi dan mencegah
kegagalan produk sehingga output
dari suatu produksi dapat sesuai
dengan keinginan perusahaan.
karna itu peneliti melakukan
penelitian dengan judul analisa
pengendalian kualitas untuk
mengurangi produk cacat
menggunakan metode FMEA dimana
metode FMEA merupakan metode
yang digunakan untuk menganalisa
bentuk kegagalan dan akibat
kegagalan dari proses produksi.
Agar penelitian ini lebih
terarah maka dibuatlah tujuan
penelitian sebagai berikut:
. 1. Menentukan jenis kecacatanpada karet sit asap
2. Menentukan faktor penyebab
kecacatan pada karet sit asap
2. METODOLOGI PENELITIANLokasi Penelitian
penelitian dilakukan di
Perusahaan PT Sunan Rubber
Palembang yang berada di Jl.
pangeran Kecamatan Gandus
Palembang.
.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dan pengambilan
data dilakukan pada bagian
produksi di PT Sunan Rubber
bulan juli tahun 2013.
Sumber Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Data Primer adalah data
yang diperoleh dari pengamatan
dan penelitian secara langsung
dilapangan,yaitu hasil produksi
karet sit asap,proses produksi
karet sita asap.
2. Data Sekunder adalah data
yang diperoleh dari literatur-
literatur dan referensi yangPengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan
Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 3
berhubungan dengan masalah yang
dibahas, yaitu jumlah cacat
produksi karet sit asap,data
penyebab kegagalan produksi
karet sip asap
Diagram Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
secara bertahap. Adapun langkah-
langkah diagram metode
penelitian dapat dilihat seperti
pada gambar dibawah iniGambar 3.1 Diagram Metode Penelitian
3. HASIL DAN BAHASAN
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan oleh
penulis selama melakukan
penelitian pada PT.Sunan Rubber
adalah data proses produksi
karet sit asap dari awal sampai
akhir Data jumlah cacat
produksi karet sit asap .Data jumlah cacat karet sit
asap perbulan dari total
produksi yaitu
Jenis Cacat
Jumlah Cacat rubber smokesheet (rss)perbulan
Total
jan feb mar april
mei juni
Memasukan bahan baku
100
100
200
200
100
100
800
Pengenceran
200
200
100
100
100
100
800
Pembekuan 100
300
100
200
100
100
900
Penggilingan
200
100
100
300
200
100
1000
Pengasapan 100
100
200
200
100
100
700
sortasi 20 20 60 40 40 20 200
Tabel 4.1 Data Kegagalan
Karet Sit AsapSetelah melakukan pengumpulan
data tahap selanjutnya mentukan
nila severity, Occurrence,detection
Nilai severity diperoleh melalui
penilaian dari pihak perusahaan
terhadap dampak dan gangguan
yang di timbulkan dari potensi
kegagalan bila terjadi pada
proses produksi ,berdasarkan
penilaian yang di berikan oleh
pihak perusahaan kemudian di
sesuaikan dengan parameter dapat
4 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )
dilihat pada Tabel
(Hariadi ,2007 :50-53)
Tabel 4.2 Nilai SeverityNo Fungsi
prosesPotential failure mode
Potential failure effect
severity
keterangan
1 Memasukan baham baku
kotoran masi adayang tidak tersaring
Cacat pada pengenceran
7 Gangguan terjadi saat penerimaan bahan baku
2 Pengenceran
Pengenceran karet tidak seragam
Cacat pada pembekuan
7 Gangguan terjadi pada liniproduksi
3 Pembekuan
Pembekuan tidak merata
Cacat pada penggilingan
6 Gangguan terjadi pada liniproduksi
4 Penggilingan
Kadar air masiada
Cacat pada penggilingan
7 Gangguan terjadi pada liniproduksi
5 pengasapan
Timbulnya jamur pada permukaan
Cacat pada sortasi
6 Gangguan terjadi pada liniproduksi
6 sortasi Gelumbeung udarapada sit
Cacat cutting
7 Gangguan terjadi pada liniproduksi
Berdasarkan pada nilai severity
fungsi proses
yaitu memasukan bahan
baku,pengenceran
penggilingan dan sortasi
menyatakan bahwa produk harus
dipilah.sedangkan pada proses
pembekuan dan pengasapan
menyatakan bahwa produk harus
dikerjakan ulang, nilai severity
dapat ditentukan melalui nilai
ratting
Nilai Occurrence merupakan
perbandingan antara jumlah cacat
dengan nilai total output pada
masing-masing fungsi
proses,penilaian tersebut
bersifat kuantitatif berdasar
pada data pengamatan langsung
keperusahaan hasil perbandingan
tersebut merupakan perhitungan
dari posible failure rate ,nilai dari
posible failure rate dijadikan acuan
untuk menentukan nilai Occurrence
menggunakan nilai interpolasi
disesuakan dengan parameter
(Hariadi, 2007 :55-57).
Tabel 4.3 Nilai OccurrenceNo
Fungsi proses
Potential failure mode
Potential failure effect
jumlah
Total output
Posible failurerate
Nilai interpolasi
occurrence
1 Memasuka kotora Cacat 800 2500 1:31, 6.80 7
Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap MenggunakanMetode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 5
n baham baku
n masiada yang tidak tersaring
paada pengenceran
0 2
2 Pengenceran
Pengenceran karet tidak seragam
Cacat pada pembekuan
800 25000
1:31,25
6.80 7
3 Pembekuan
Pembekuan tidak merata
Cacat pada penggilingan
900 25000
1:27,77
6,91 7
4 Penggilingan
Kadar air masi ada
Cacat pada penggilingan
1000 25000
1:25 6,93 7
5 pengasapan
Timbulnya jamur pada permukaan
Cacat pada sortasi
700 25000
1:35,71
6,75 7
6 sortasi Gelumbeung udara pada sit
Cacat cutting
200 25000
1:125 6,40 7
Berdasarkan pada nilai
Occurrence fungsi proses yaitu
memasukan bahan baku,pengenceran
,pembekuan, penggilingan dan
pengasapan menyatakan bahwa
sangat tinggi,sedangkan pada
sortasi menyatakan kegagailan
hampir tidak bisa dihindari
Berikut merupakan
perhitungan nilai interpolasi
dengan menggunakan nilai posible
failure rate untuk mendapatkan nilai
occurrence, untuk mencari nilai
6 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )
occurrence telah ditentukan
terlebih dahulu nilai batas atas
dan bawah pada occurrence yang
telah ditentukan oleh
perusahaan.
1. Memasukan bahan baku
2. Pengenceran
=
6,80 = 7
Nilai Detection merupakan
kemampuan untuk mendektesi
potensi dari kegagalan yang
dapat terjadi pada proses
produksi ,nilai tersebut di
peroleh melalui pengolahan
terhadap data pengamatan
langsung pada bulan juni
terhadap sistem pengukuran sit
dengan suatu parameter tertentu
dimana pengolahan tersebut
dilakukan untuk mengetahui
kemampuan dari sistem pengukuran
pada proses produksi,dapat
dilihat pada parameter Tabel 4.4
(Hariadi, 2007 :58-60)
Tabel 4.4 DetectionNo
Fungsi proses
Potentialfailure mode
%
R&R
%
Repeata Bility
%
Reproduci Bility
N Detection
1 Memasukan baham baku
kotoran masi ada yang tidak tersaring
46,38
43,85
15,09
2 6
2 Pengenceran
Pengenceran karet tidak seragam
24,02
24,08
9,01
2 7
3 Pembekuan
Pembekuantidak merata
29,86
23,62
18,27
4 5
4 Penggilingan
Kadar airmasi ada
30,11
29,90
19,01
4 4
5 pengasapan
Timbulnyajamur pada permukaan
30,54
24,78
26,18
5 6
6 sortasi
Gelumbeung udara pada sit
35,25
34,74
22,12
6 6
Pada Tabel 4.4 nilai Repeata Bility
and Reproduci Bility(R&R), Repeata Bility
Reproduci Bility adalah nilai yang
telah menjadi ketentuan dari
perusahaan dibagian produksi
sedangkan nilai N dan Detection
nilai yang telah ditentukan
Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap MenggunakanMetode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 7
Berdasarkan hasil
pengolahan yang dilakukan untuk
mencari nilai
severity,occurrence,detection maka dapat
digunakan untuk menentukan nilai
RPN,nilai RPN merupakan hasil
perkalian dari
severity,occurrence,detection,
( Fajar Hariadi.M 2007)
Tabel 4.5 Nilai RPN
Contoh untuk mencari nilai RPN
yaitu dengan mengunakan rumus
RPN=
RPN=
RPN=294
Setelah melakukan tahap
pengumpulan data dan pengolahan
data maka tahap selanjutnya
8 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )
No Fungsi proses
Potentialfailure mode
Severity
Occurrence
Detection
RPN
1 Memasukanbaham baku
kotoran masi ada yang tidak tersaring
7 7 6 294
2 Pengenceran
Pengenceran karet tidak seragam
7 7 7 343
3 Pembekuan Pembekuantidak merata
6 7 7 210
4 Penggilingan
Kadar airmasi ada
7 7 4 196
5 pengasapan Timbulnya jamur padapermukaan
6 7 4 252
6 sortasi Gelumbeungudara padasit
7 6 6 252
adalah analisa dan
interpretasi,pada tahap ini
dilakukan pengurutan pada nilai
(RPN) yang mana akan dijadikan
suatu pertimbangan untuk
melakukan upaya perbaikan cacat
produksi
Nilai RPN yang telah didapat
nantinya akan diurutkan
berdasarkan fungsi proses yang
memiliki nilai RPN yang terbesar
sampai yang terkecil urutan
nilai RPN
Tabel 4.6 Urutan Nilai RPN
No Fungsi proses
Potentialfailure mode
Severity
Occurrence Detection RPN
1 Memasukanbaham baku
kotoran masi ada yang tidak tersaring
7 7 6 343
2 Pengenceran
Pengenceran karet tidak seragam
7 7 7 294
3 Pembekuan Pembekuantidak
6 7 7 252
Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap MenggunakanMetode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 9
merata4 Penggilin
ganKadar airmasi ada
7 7 4 252
5 pengasapan
Timbulnyajamur pada permukaan
6 7 4 210
6 sortasi Gelumbeung udara pada sit
7 6 6 196
Berdasarkan pengurutan
nilai RPN dapat dilihat bahwa
proses pengenceran dengan bentuk
kegagalan potensial berupa
pengenceran karet sit tidak
seragam. tidak sesuai dengan
spesifikasi memiliki nilai RPN
yang terbesar , hal ini
menandakan bahwa pada proses
pengenceran memiliki potensi
kegagalan yang paling
besar ,sehingga pada fungsi
proses harus deberi perhatian
lebih
Tindakan antisipasi
Cacat merupakan
permasalahan utama yang harus
dihadapi oleh perusahaan
terutama pada proses produksi
dalam perusahaan oleh karna itu
perusahaan selalu berupaya untuk
mencari penyebab kegagalan utama
dan memberikan solusi untuk
melakukan perbaikan pada proses
yang memiliki bentuk kegagalan
yang potensial,dengan mengetahui
penyebab kegagalan dan
mengimplimentasikan solusi yang
telah dibuat oleh penulis
tentunya telah mendapat
persetujuan dari perusahaan,dari
hasil rekomendasi jumlah cacat
yang terjadi pada proses
produksi dapat semakin berkurang
dan tentunya akan memberi dampak
yang positif bagi perusahaan
Dari tabel 4.6 telah diurutkan
nilai RPN dari mulai yang
tertinggi sampai nilai yang
terendah dengan pengurutan
tersebut akan memberikan
kemudahan dalam menentukan
fungsi proses mana yang perlu
implimentasikan ,perusahaan telah
menetapkan bahwa bentuk
10 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )
kegagalan potensial yang
memiliki nilai RPN diatas nilai
250 sudah dikatagorikan tinggi
hal ini disebabkan karna jumlah
cacat yang dihasilkan pada
masing-masing fungsi proses
banyak dan dampak yang akan
terjadi besar jika fungsi proses
tidak dijalankan dengan benar
sehingga potensi kegagalan yang
akan terjadi semakin besar
terdapat empat bentuk kegagalan
yang potensial yang perlu
mendapatkan perhatian lebih
untuk dilakukan perbaikan,
Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap MenggunakanMetode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 11
12 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )
No Fungsi proses
Potential failure mode
Potential failure effect
Potential cause
Recomended action
1. Memasukan baham baku
kotoran masi ada yang tidaktersaring
cacat padapengenceran
operator tidak telitisaat melakukan penyaringan sehingga pasir dan kotoran lainya ikuttercampur sehingga mempengarui proses pengenceran
memberikan standar pengawasan yang lebih ketat saatmemasukan bahan baku
bahan baku
2. Pengenceran
Pengenceran karet tidak seragam
Cacat padapembekuan
Kesalahan terjadi dikarnakan kadar air untuk prosespengenceran memiliki kadar logam yang melebihi batas standar
Harus sering melakukan pengujian terhadap standarair yang digunakan untuk proses pengenceran
3. Pembekuan Pembekuan tidak merata
Cacat padapenggilingan
Perbandinganlateks air danasam semut tidak sesuai
Operator harus sering melakukanuji perbandinganlateks,air,dan asam semut
4. Penggilingan
Kadar air masi ada
Cacat padapengasapan
Waktu penirisan terlalu cepat
Waktu penirisan harus sesuai dengan tepat agar kadar air dalam sit tidak ada
5. pengasapan Timbulnya jamur padapermukaan
Cacat padasortasi
Pada waktu pengasapan waktunya terlalu lamasehingga mengakibatkan warna karet sit tidak sesuaiyang di inginkan serta munculnya jamu pada sit asap.
Melakukan setingwaktu yang tepatsaat melakukan proses pengasapan untukmenghindari timbulnya jamurpada sit
6 sortasi Gelumbeungudara padasit
Cacat cutting
Saat melakukan sortasi masih ada cacat dikarnakan operator tidak telitisehingga dilakukan pengguntingan sit atau
Seluru operator produksi sit asap harus melakukan pengawasan mutu dari awal prosessampai akhir proses sehingg saat melakukan sortasi sit tidak ada yang cacat
Tabel 4.7 tindakan antisipasi
Usulan perbaikan yang diberikan
pada setiap bentuk kegagalan
potensial yang ada di harapkan
dapat memberi masukan bagi
perusahaan dan tentunya akan
memberikan hasil positif untuk
mengurangi cacat ,setiap usulan
perbaikan yang telah di berikan
akan bertujuan untuk menurun
setiap jenis cacat yang terjadi
pada proses produksi sit
asap ,setiap usulan perbaikan
yang di berikan tidak semuanya
bisa di aplikasikan dalam proses
produksi dikarnakan perlu adanya
kebijakan dan pertimbangan dari
perusahaan untuk mewujudkan
usulan perbaikan tersebut
Setiap rekomendasi usulan
perbaikan tentunya akan di
pikirkan baik- baik
perusahaan ,sudah menjadi
prioritas bagi perusahaan
apabila rekomendasi usulan
perbaikan harus ditinjau juga
dari segi biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan.perusahaan tidak
akan mengeluarkan biaya yang
besar untuk mengatasi cacat
produksi apabila hasil yang
didapat setelah melakukan
pengujian tersubut hasil
penurunan cacat tidak menunjukan
perubahan yang singnifikan
Tindakan yang dilakukan
dalam menurunkan jumlah cacat
lebih di utamakan pada setiap
bentuk kegagalan potensial yang
sering terjadi berulang
kali ,sampai pada bentuk
kegagalan potensial yang sering
terjadi ,karna setiap bentuk
kegagalan yang terjadi memiliki
bentuk kegagalan potensial yang
lebi besar bagi perusahaan dari
pada bentuk kegagalan yang
jarang terjadi .
Perusahaan mengharapkan
terjadinya penurunan cacat
secara signifikan melalui
rekomendasi usulan perbaikan
yang ada ,dilain sisi perusahaan
juga tidak dapat melakukan
Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap MenggunakanMetode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 13
implementasi dari seluru
rekomendasi tindakan antisipasi
tersebut mengingat beberapa
pertimbangan yang sudah
dijabarkan diatas,dimana
perusahaan tersebut belem
mengetahui berapa besar tingkat
cacat yang dapat diturunkan
melalui implementasi rekomendasi
tindakan antisipasi dengan
besarnya usaha yang dilakukan (.
Susilo dkk, 2010).
Perbedaan dari kondisi sebelum
dan sesudah implementasi
rekomendasi tindakan antisipasi
implementasi merupakan suatu
tindakan yang dilakukan untuk
mewujudkan hasil usulan
perbaikan dimana nantinya hasil
dari tahap implementasi ini akan
dijadikan sebagai pembanding
dengan kondisi proses sebelum
implementasi untuk mengetahui
jumlah cacat yang dihasilkan
namun perbandingan tersebut
hanya dapat dilihat pada fungsi
proses yang memiliki kegagalan
yang potensial.
Tabel 4.8 Jumlah cacat sebelum implementasiNo Fungsi
prosesPotential failure mode
Potential failureeffect
Jumlah cacat (a)
Total output (b)
%cacat(
)
1 Memasukanbaham baku
kotoran masi adayang tidak tersarin
cacat pada pengenceran
800 25000 3,2
14 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )
g 2 Pengencer
anPengenceran karet tidak seragam
Cacat pada pembekuan
800 25000 3,2
3 Pembekuan Pembekuan tidak merata
Cacat pada penggilingan
900 25000 3,6
4 Penggilingan
Kadar air masiada
Cacat pada pengasapan
1000 25000 4
5 pengasapan
Timbulnya jamur pada permukaan
Cacat pada sortasi
700 25000 2,8
6 sortasi Gelumbeung udarapada sit
Cacat cutting
200 25000 0,8
Tabel 4.9 Jumlah Cacat Sesudah ImplementasiNo Fungsi
prosesPotential failure mode
Potential failure effect
Jumlah cacat (a)
Total output(b)
% cacat
1 Memasukan baham baku
kotoran masi ada yang tidaktersaring
cacat pada pengenceran
600 25000 2,4
2 Pengenceran
Pengenceran karet tidak seragam
Cacat pada pembekuan
700 25000 2,8
3 Pembekuan
Pembekuan tidak merata
Cacat pada penggilingan
700 25000 2,8
4 Penggilingan
Kadar air masi ada
Cacat pada pengasapan
600 25000 2,4
Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap MenggunakanMetode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 15
5 pengasapan
Timbulnya jamur padapermukaan
Cacat pada sortasi
500 25000 2
6 sortasi Gelumbeungudara padasit
Cacat cutting
100 25000 0,4
Berdasarkan pada Tabel 4.9
jumlah cacat sesudah melakukan
implementasi mengalami penurunan
Selisih cacat setelah melakukaan
tindakan implementasi
Setelah jumlah cacat
menurun sesudah melakukan
tindakan implimentasi maka bisa
dikatagorikan jumlah cacat sudah
mendekati stabil oleh karna itu
kita harus melihat besarnya
selesih sebelum dan sesudah
melakukan implementasi
Tabel 4.10 Selisih Cacat Sebelum Dan Sesudah ImplementasiNo Fungsi
prosesPotential failure mode
Potential failure effect
% sebelum implementasi (a)
% sesudah implementasi (b)
% selesih (a-b)
1 Memasukan baham baku
kotoran masi ada yang tidaktersaring
cacat pada pengenceran
3,2 2,4 0,8
2 Pengenceran
Pengenceran karet tidak seragam
Cacat pada pembekuan
3,2 2,8 0,4
3 Pembekuan
Pembekuan tidak merata
Cacat pada penggilingan
3,6 2,8 0,8
4 Penggilingan
Kadar air masi ada
Cacat pada pengasapan
4 2,4 0,8
5 pengasapan
Timbulnya jamur pada
Cacat pada
2,8 2 1,6
16 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )
permukaan sortasi6 sortasi Gelumbung
udara padasit
Cacat cutting
0,8 0,4 0,4
Pada tabel diatas dapat
dilihat bahwa pada semua fungsi
proses mengalami penurunan
tingkat cacat ,penurunan tingkat
cacat terbesar terdapat pada
fungsi proses penggilingan
dengan cacat pada pengasapan
yaitu sebesar 1,6% kemudian
funsgsi proses memasukan bahan
baku dengan cacat pada
pengenceran sebesar 0,8% ,fungsi
proses pembekuan dengan cacat
pada penggilingan sebesar
0,8% ,fungsi proses pada
pengasapan dengan cacat saat
melakukan sortasi sebesar
0,8%,fungsi proses pada
pengenceran dengan cacat pada
pembekuan 0,4% dan fungsi proses
pada sortasi dengan cacat pada
cutting sebesar 0,4%
Setelah tingkat cacat pada
karet sit asap menurun setelah
melakukan tindakan implementasi,
tingkat penurunan cacat yang
paling besar ada di fungsi
proses penggilingan yang
cacatnya mempengaruhi pada
proses pengasapan yaitu sebesar
1,6%
Diagram Fishbone
Diagram ini disebut juga
dengan diagram tulang ikan
karena bentuknya seperti ikan.
Selain itu disebut juga dengan
diagram Ishikawa berasal dari
Jepang. Diagram ini digunakan
bertujuan untuk menganalisa
dan menemukan faktor-faktor
penyebab cacat produk yang
terjadi pada proses produksi sit
asap.diagram ini juga
berpengaruh secara signifikan
dalam menentukan karakteristik
kualitas mutu produksi sit asap
serta dapat mencari penyebab-
enyebab yang sesungguhnya dari
suatu masalah. penyebab utama
yang signifikan yang perlu
diperhatikan yaitu metode
kerja, mesin / peralatan lain,
bahan baku, manusia dan faktor
lingkungan
Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap MenggunakanMetode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 17
Gambar 4.1 Diagram Fishbon
Analisis Diagram Fishbone
Mencari penyebab utama yang
signifikan dalam produksi sit
asap yaitu
1. Manusia
penyebab yang sering terjadi
pada cacatnya karet sit asap
yaitu operator kurang disiplin
yang disebabkan oleh perasaan
jenu tetapi bisa juga dikarnakan
operator kurang terampil dalam
bekerja yang mengakibatkan
kelalaian saat pemasukan bahan
baku sehingga bahan baku tidak
sesuai.
2. Bahan Baku.
Pada saat pemasukan bahan baku
operator tidak teliti saat
memasukan bahan baku sehingga
bahan baku yang di butukan tidak
sesuai standar yang disebabkan
oleh bahan baku dan kelalaian
operator yang mengakibatkan
proses produksi terganggu
3. Metode Kerja
Metode kerja yang sudah
diterapkan oleh perusahaan tidak
dilakukan dengan benar yang
disebabkan oleh minimnya
pengawasan terhadap kinerja
karyawan yang mengakibatkan
terganggunya proses produksi
4. Mesin
perawatan mesin diabaikan
yang disebabkan oleh minimnya
pengetahuantentang mesin yang
mengakibatkan mesin menjadi
terganggu
5. Lingkungan
Kuranganya perawatan lingkungan
didalam pabrik yang disebabkan
oleh kurang mementingkan
kebersihan menyebabkan udara
pabrik menjadi kotor
4. SIMPULAN DAN SARAN
18 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )
Berdasarkan pengolahan data yang
telah dilakukan setelah
melakukan implementasi sebagai
usaha untuk menurunkan jumalah
tingkat cacat dengan menggunakan
metode FMEA maka dapat diambil
kesimpulan dan saran yang
diharapkan dapat menjadi masukan
untuk perusahaan yaitu
SimpulanBerdasarkan hasil
penelitian ini maka dapat
disimpulkan bahwa
1. jenis kegagalan produksi
karet sit asap yang terjadi
yaitu
A. Kotoran masi tidak
tersaring
B. Pengenceran tidak
seragam
C. Pembekuan tidak merata
D. Kadar air masi ada
E. Timbulnya jamur pada sit
F. Gelumbung udara pada sit
2. Faktor penyebab terjadinya
kegagalan produksi ada 5 faktor
yang didapat dari diagram
fishbone yaitu
A.Manusia
penyebab yang sering terjadi pada
cacatnya karet sit asap yaitu
operator kurang disiplin yang
disebabkan oleh perasaan jenu
tetapi bisa juga dikarnakan
operator kurang terampil dalam
bekerja yang mengakibatkan
kelalaian saat pemasukan bahan
baku sehingga bahan baku tidak
sesuai.
B Bahan Baku.
Pada saat pemasukan bahan baku
operator tidak teliti saat
memasukan bahan baku
sehingga bahan baku yang di
butukan tidak sesuai standar
yang disebabkan oleh bahan baku
dan kelalaian operator yang
mengakibatkan proses produksi
terganggu
C Metode Kerja
Metode kerja yang sudah
diterapkan oleh perusahaan tidak
dilakukan dengan benar yang
disebabkan oleh minimnya
pengawasan terhadap kinerja
karyawan yang mengakibatkan
terganggunya proses produksi
D Mesin
perawatan mesin diabaikan yang
disebabkan oleh minimnya
pengetahuan tentang mesin yang
Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap MenggunakanMetode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni ) 19
mengakibatkan mesin menjadi
terganggu
E Lingkungan
Kuranganya perawatan lingkungan
didalam pabrik yang disebabkan
oleh kurang mementingkan
kebersihan menyebabkan udara
pabrik menjadi kotor
Saran Saran yang dapat digunakan
berkaitan dengan penelitian yang
telah dilakukan adalah A.Diharapkan perusahaan untuk
segera melakukan tindakan
pencegahan pada tiap bagian
produksi untuk mencega
terjadinya cacat produk
B. Untuk seterusnya
diharapkan perusahaan melakukan
tindakan implementasi secara
total
DAFTAR RUJUKANFajar Hariadi ,M, (2007), jurnal
Upaya Menurunkan Jumlah Cacat
Pada Mesin Dual Daptc 611 Dengan
Menggunakan Metode Fmea PT.
Filtrona Indonesia, Vol. 7
No. 4. Hlm 50-66.
Ishikawa,kaouru.,2010 Cause and
Effect Diagram termuat dalam
www.fishbone-kaoru-ishikawa-
sebagai-alat-pengendali-
mutu.com, diakses 19 april
2013
Leo J. Susilo dan Victor Riwu
Kaho, Manajemen Risiko
berbasis ISO 31000 untuk
industri non perbankan
termuat dalam www.9 langkah
lakukan fmea.com diakses 11
juni 2013
20 Pengendalian Kualitas Untuk Mengurangi Produk Cacat Sit Asap Menggunakan Metode Failure Mode And Effects Analysis (M.Darul Kutni )