1 Jurnal Penelitian UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA ANAK TUNA GRAHITA DENGAN MEDIA GAMBAR HEWAN BERKAKI EMPAT PADA SISWA KELAS IV C1 SLB-C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN AJARAN 2008/ 2009 OLEH S U T A R I NIM X 510 766 7 PROGRAM PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
114
Embed
Jurnal Penelitian - Digital Library UNS/Upaya... · Jurnal Penelitian UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ... Secara khusus ,yakni disesuakan dengan kemampuan anak itu ... anak tunagrahita
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Jurnal Penelitian
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA ANAK TUNA
GRAHITA
DENGAN MEDIA GAMBAR HEWAN BERKAKI EMPAT
PADA SISWA KELAS IV C1 SLB-C SHANTI YOGA
KLATEN TAHUN AJARAN 2008/ 2009
OLEH
S U T A R I
NIM X 510 766 7
PROGRAM PENDIDIKAN LUAR BIASA
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
2
ABSTRAK
Sutari .2009 NIM .X5107667. Upaya meningkatakan minat belajar IPA
Anak Tuna Grahita Dengan Media Gambar Hewan Berkaki Empat Pada Siswa
Kelas IV
SLB-C Shanti Yoga Klaten Tahun Ajaran 2008-2009
Disini seorang guru dituntut lebih aktif dan kreatif dalam mengunakan alat
peraga dalam proses belajar mengajar. Karena dalam mengajar bidang studi IPA
sebagian besar siswa kurang berminat dan kurang menyenangkan, maka dari itu
penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan penerapan sesuai
judul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar IPA Anak Tuna Grahita Dengan
Media Gambar Hewan Berkaki Empat Pada Siswa Kelas IVCI SLB-C Shanti
Yoga Klaten
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan minat belajar IPA
anak tuna grahita kelas IV CI SLB-C Shanti Yoga Klaten, dengan menggunakan
media gambar hewan berkaki empat. Dan seberapa besar peningkatan minat
belajar serta pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (
IPA) dengan menggunakan alat peraga gambar hewan berkaki empat terhadap
siswa. Adapun subyek penelitian disini yang saya ambil adalah siswa kelas IV CI
SLB-C ShantiYoga Klaten Tahun Pelajaran 2008/ 2009 yang kebetulan peneliti
sebagai guru kelas. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
lembar tes untuk mengetahui ,prestasi ,belajar siswa, lembar observasi untuk
mengetahui minat siswa dalam menerima pelajaran dan untuk menganalisa
aktifitas siswa dan guru dalam penerapan alat peraga gambar hewan berkaki
empat, dan lembar angket untuk mendapatkan respon siswa setelah guru
menerapkan pembelajaran dengan alat peraga hewan berkaki empat tersebut pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA ).
Untuk lebih mudahnya dalam penyampaian materi pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam ( IPA ) peneliti mengunakan metode demontrasi tanya jawab
dan penugasan. Karena dengan menggnakan ketiga metode tersebut siswa akan
lebih aktif, lebih kreaktif dan lebih berminat dalam mengikuti proses
pembelajaran .
Adapun dari hasil penelitian setelah pembelajaran menggunakan alat peraga
maka minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam ( IPA ), mengalami peningkatan.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya tidak ada seorang manusiapun yang ingin
dilahirkan dalam keadaan cacat, atau tidak sempurna baik fisik maupun
mentaI. Seorang dikatakan tuna grahita apabila memiliki keterlambatan
fungsi kecerdasan secara umum atau dibawah rata-rata dan ketidakmampuan
dalam perilaku adaptif. Anak tuna grahita juga perlu dididik sebagaimana
anak ormal lainnya karena pada hakekatnya anak berkelainan itu juga
mempunyai potensi untuk dikembangkan dan potensi-potensi tersebut akan
dapat dikembangkan semaksimal mungkin apabila mendapat pengaruh-
pengaruh ( pendidikan ). Demikian juga anak-anak yang ada di Shanti
Yoga Klaten khususnya siswa kelas IV, mereka dipandang mampu, karena
memiliki potensi untuk menguasai mata pelajaran, salah satunya IPA
meskipun dengan hasil belajar belum memuaskan. Hal ini banyak
disebabkan berbagai faktor antara lain kurang minatnya siswa terhadap
mata pelajaran, cara penyampaian materi pelajaran yang kurang tepat serta
lingkungan yang kurang mendukung.
Oleh karena itu guru sebagai faktor yang utama, harus mampu
membangkitkan minat siswa untuk menyenangi materi , dan memberikan
suasana pengajaran menyenangkan dan merangsang siswa untuk belajar
dengan sarana yang cukup, serta dituntut menggunakan media pembelajaran
yang variatif. Untuk meningkatkan minat belajar IPA anak tuna grahita
maka seorang guru harus dituntut lebih aktif dan kreatif dalam menyampaikan
materi pembelajaran juga dalam memilih alat peraga yang tepat yang sesuai
dengan apa yang akan diajarkan.
( Kauffman dan Hallahan.1986 ) Tunagrahita atau terbelakang mental
merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami
hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal.
Piaget memandang intelegensi sebagai suatu proses adaptif dan menekankan
4
bahwa adaptasi melibatkan fungsi intelektual
Oleh karena itu dengan keadaan intelegensi anak tunagrahita yang ibawah
rata-rata normal tadi perlu diupayakan bagaimana caranya agar minat belajar
siswa kelas IV CI SLB- C Shanti Yoga lebih meningkat sehingga
proses pembelajaran berhasil dengan maksimal. Christiana Demaja W .
Sahertian (2004;45 ) mengatakan “ Hasil belajar seseorang ditentukan oleh
berbagai faktor “
Adapun salah satu faktor diluar individu adalah tersedianya bahan ajar yang
memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajarinya sehingga menghasilkan
belajar yang baik serta meningkat.
Cara yang dapat dilakukan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan media gambar ,karena diantara media pembelajaran, media gambar
Adalah media yang paling umum dipakai . Hal ini dikarenakan siswa lebih
menyukai gambar daripada tulisan apalagi jika dibuat dan disajikan sesuai dengan
persyaratan yang baik sudah tentu akan menambah minat belajar siswa dalam
proses pembelajaran dan mengembangkan daya imajinasi anak tunagrahita.
Dengan tersedianya media ditiap-tiap kelas maka akan mempengaruhi dan
mendukung pembelajaran siswa dimana penempatan media yang sesuai dan tepat
akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri. Adapun manfaat
media pembelajaran yaitu memudahkan pengertian bagi guru dan siswa, dalam
menyampaikan materi pembelajaran kemudian bagi siswa akan terangsang dan
berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar dan lebih aktif bertanya.
Namun tak jarang masalah sering timbul dan pasti kita alami dalam
berhubungan sehari-hari dengan anak tunagrahita ini di dalam kesempatan apapun
entah kita sebagai tetangga dari suatu keluarga yang mempuyai anak tuna grahita
atau anggota dari keluarga kita sendiri. Karena pada dasarnya semua anak
baik normal maupun berkelainan terdapat kesamaan secara luas mereka
menginginkan pengakuan dan penghargaan dan membutuhkan rasa aman
ingin tahu, ingin bermain , perlu makan dan membutuhkan perlindungan yang
layak dan beradaptasi sehingga dapat diterima dimasyarakat pada umumnya.
5
Dalam upaya meningkatkan minat belajar Anak Tuna Grahita eorang guru
dituntut lebih cermat dan tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran pada
siswa karena tingkat kemampuan anak tuna grahita dalam menerima pelajaran
sangat terbatas. OLeh karena itu diperlukan alat penunjang, misal media gambar.
Dengan adanya alat bantu media gambar, minat belajar anak akan lebihmeningkat.
“ Melihat pentingnya minat dalam pembelajaran, maka seorang guru
seyogyanya mampu membangkitkan minat belajar siswa untuk menguasai
pengetahuan yang terkandung dalam bidang studi yang diajarkan. Termasuk
katagori ini adalah perasaan menyenang materi dan kebutuhannya terhadap
materi tersebut “ ( Syah, 2005; 152 ). Karena tingkat kemampuan siswa kelas IV
C1 SLB-C Shanti Yoga masih rendah, maka dicari penyebabnya. Kemungkinan
dari siswa ataupun guru dalam penyampaian materi kurang tepat dan menarik.
Guru perlu sekali memahami cara yang terbaik untuk mendidik anak-anaknya
( Mazur in Encarta ; 2003 learning ).
Berbicara mengenai minat belajar seperti yang dikemukakan Efend
(1995: 33 ) Bahwa “ belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa
minat “ minat siswa pada mata pelajaran merupakan salah satu komponen
penilaian afektif ada kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berlaku saat ini.
Siswa yang memiliki minat pada mata pelajaran bias diharapkan hasil belajarnya
akan meningkat secara optimal namun begitu sebaliknya bagi anak yang tidak
berminat sulit untuk meningkatkan hasil belajarnya ( Tim Pengembang Pedoman
Umum Pengembangan Penilaian 2004;49 ). “ Minat adalah variabel penting yang
berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang diharapkan. Minat
dan motivasi bagaikan dua mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Menciptakan
minat adalah cara yang sangat baik untuk memberikan motivasi pada anda demi
mencapai tujuan anda “ ( De Porter 2002;51 )
Tujuan dipergunakan media gambar dalam pembelajaran IPA adalah
membuat siswa lebih tertarik dan berminat untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar karena dengan media tersebut memberikan variasi baru dalam kegiatan
belajar mengajar dan bisa mengurangi kejenuhan sehingga suasana lebih
menyenangkan . Perhatian yang besar terhadap materi yang pelajaran dapat
membantu siswa untuk apat menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Karena dengan media gambar dapat meningkatkan daya imajinasi dan
6
kreatifitas anak tunagrahita dan memperjelas masalah. Maka dari itu peneliti
dalam meningkatkan minat belajar IPA mengunakan media gambar pada siswa
kelas IV CI SLB-C Shanti Yoga Klaten.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan batasan masalah diatas maka dalam hal ini peneliti,
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
Apakah media bergambar dapat meningkatkan minat belajar IPA pada anak tuna
grahita kelas IV CI SLB-C Shanti Yoga ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengetahuan minat belajar IPA anak tuna grahita kelas
IV C1 SLB-C Shanti Yoga Klaten, dengan menggunakan media gambar.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis .Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat dan lebih menambah
pengetahuan dalam memilih metode belajar dengan metode media gambar.
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat diterapkan dalam
pembelajaran IPA sehingga anak mencapai hasil belajar yang maksimal.
7
b. Bagi anak tuna grahita.
Dapat meningkatkan semangat dan minat belajar IPA dan
memberi kemudahan siswa dalam mempelajari IPA.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Grahita
a. Pengertian Anak Tuna Grahita
Tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak
yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Anak tuna
grahita atau dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena
keterbatasan kecerdasannya sukar untuk mengikuti sekolah secara klasikal.
Oleh karena itu anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan
Secara khusus ,yakni disesuakan dengan kemampuan anak itu. Dengan latar
belakang seperti ini Alfred Binet tampil dengan konsep baru tentang
psikologi bahwa kecerdasan tidak lagi diteliti melalui pendirian tetapi
langsung diteliti tanpa perantara lagi. Selanjutnya Binet melontarkan pula
ide baru ialah “ Mental Level “ yang kemudian menjadi “ Mental Age “.
Untuk memahami anak tuna grahita atau terbelakang mental ada
baiknya memahami terlebih dahulu konsep Mental Age ( MA ) Mental AG
adalah kemampuan mental yang dimiliki oleh seorang anak pada usia
tertentu, sebagai contoh anak yang mempunyai usia enam tahun akan
mempunyai memampuan yang sama sepadan dengan kemampuan anak
umur enam tahun pada umumnya. Artinya anak yang berumur enam tahun
akan memiliki MA enam tahun. Jika seseorang anak memiliki MA lebih
tinggi dari umurnya, ( Cronology Age ) maka anak tersebut memiliki
kemampuan mental atau kecerdasan diatas rata-rata. Sebaliknya jika MA
seorang anak ebih rendah dari umurnya , maka anak tersebut memiliki
kemamapuan kecerdasan di bawah rata-rata. Anak tunagrahita selalu
memiliki MA lebih rendah dari CA- nya secara jelas. Oleh karena itu MA
yang sedikit saja kurang dari CA tidak termasuk tunagrahita.
MA dipandang sebagai indeks dari perkembangan kognitif seorang anak.
9
Anak berkebutuhan khusus sebenarnya suatu istilah yang diberikan
untuk anak luar biasa , anak cacat, anak berkelainan. Samuel Kirk memberi
batasan tentang anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memilki
perbedaan dalam perkembangan fisik,social dan mentalnya jika dibanding
dengan anak normal , sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan
khusus. “Secara ekplisit Depdiknas memberikan definisi anak berkebutuhan
khusus adalah yang dalam proses pertumbuhan /perkembangannya secara
Signifikan mengalami kelainan /penyimpangan ( phisik, mental-intelektual,
social, emosional ) dibanding dengan anak-anak seusianya sehingga mereka
memerlukan pendidikan khusus.”
Keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelek di bawah rata-
rata secara jelas disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian prilaku dan
terjadi pada masa perkembangan . ( K auffam dan Hallahan 1986 ) Tuna
grahita atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana perkembangan
kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap
perkembangan yang optimal.
b. Klasifikasi Anak Tuna Grahita .
Pengelompokan pada umumnya berdasarkan pada taraf intelegensi,
yang terdiri dari terbelakang ringan, sedang , dan berat kemampuan
intelegensi tuna grahita kebanyakan diukur dengan tes Stanford Binet dan
Skala Weshler ( WISC ). Disini akan dibahas satu persatu mengenai
anak tunagrahita berdasarkan taraf intelegensinya.
Anak Tuna Grahita memiliki rentang intelegensi dari idiot sampai
dengan ambang batas normal . Setiap kelompok memiliki karekteristik yang
berbeda-beda serta membutuhkan pelayanan yang pendidikan yang berbeda
pula karena disebabkan tingkat intelegensi yang tidak sama.
10
1). Tuna grahita ringan
Anak tuna grahita ringan disebut juga moron atau debil;
Kelompok ini memiliki IQ antara 68 – 52 menurut Binet; mereka
masih dapat belajar membaca, menulis dan berhitung yang sederhana
dengan bimbingan guru. Dengan pendidikan dan latihan secara terus
menerus anak tuna grahita ringan pada saatnya akan dapat
memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri. Anak terbelakang
mental ringan dapat didik menjadi tenaga kerja semi skilled seperti ;
klening servis pertanian, peternakan, pekerjaan rumah tangga,
bahkan jika dilatih dan dibimbing dengan baik anak tunagrahita
ringan dapat bekerja di pabrik-pabrik dengan sedikit pengawasan.
Namun demikian anak terbelakang mental ringan tidak mampu
Melakukan penyesuaian social secara independe. Ia tidak akan bisa
mengatur keuangan dengan baik dan tidak dapat merencanakan masa
depan dan juga sering berbuat kesalahan. Pada umumnya anak
tuna grahita ringan tidak mengalami gangguan fisik. Mereka secara
fisik seperti anak normal pada umumnya. Oleh karena itu
agak sulit membedakan antara anak tuna grahita ringan dengan
anak normal, bila dikehendaki mereka ini masih bisa bersekolah
di sekolah anak berkesulitan , maka ia akan dilayani pada kelas
khusus dengan guru dari pendidikan luar biasa.
Adapun ciri-ciri anak mampu didk ( debil ) sebagai berikut :
1. Dapat dididik
2. Sukar berfikr abstrak
3. Fantasinya lemah dan kondentrasi lemah
4. Kurang mampu kendalikan perasaan
5. Sugestible
6. Beberapa kasus suka onani
7. Kurang dapat berfikir logis
8. Kepribadian kurang harmonis
11
2). Tuna grahita sedang
Anak tuna grahita sedang juga disebut juga embisil yang
memiliki IQ 51-36 berdasarkan skala Binet, anak ini mampu
untuk didik untuk mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri
dari bahaya seperti kebakaran, berjalan di jalan raya berlindung
dari hujan dan sebagainya. Anak tuna grahita sedang sangat sulit
bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti belajar
menulis, membaca dan berhitung, walaupun mereka masih
dapat menulis secara social misalnya menulis namanya sendiri,
alamatnya dll , dapat dididik mengurus diri seperti mandi,
berpakaian, makan, minum, mengerjakan pekerjaan rumah tangga
sederhana seperti menyapu, membersihkan perabot rumah tangga,
dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan
pengawasan yang terus-menerus, mereka juga masih bisa bekerja.
Anak tuna grahita sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaran
pelajaran akademik.
Ciri-ciri anak embisil / mampu latih antara lain ;
1. Tidak dapat didik, hanya mampu dilatih
2. Hampir tidak ada inisiatif
3. Tidak dapat konsentrasi dan lekas bosan
4. Perkembangan sosial tidak baik
5. Koordinasi motorik lemah
6. Perkembangan bahasa mengalami retardasi
.
3) Tuna grahita berat
Anak tuna grahita berat sering disebut idiot yang memiliki IQ
antara 32-20 Menurut sekala Binet. Tuna grahita berat memerlukan
bantuan perawatan secara total dalam segala hal dan memerlukan
perlindungan sepanjang hidupnya seperti mandi, makan berpakaian
dan lain –lain mereka memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang
12
hidupnya. Mereka selalu bergantung pada orang lain dan tidak bisa
memelihara dirinya sendiri.
Anak idiot memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak dapat dididik hanya mampu dilatih
2. Selalu tergantung pada orang lain
3. Perkembangan bicara minimal
4. Pertumbuhan fisiknya terganggu
5. Tidak ada kontak sosial
6. Memiliki kelainan yang komplek
7. Tidak dapat menghindari bahaya
8. Suka memukul dirinya sendiri
9. Tidak memiliki daya daya abstraksi ,fantasi
10. Tidak bisa mengurus diri sendiri.
c. Faktor-Faktor Penyebab Anak Tuna Grahita antara lain :
1). Pre natal
Terjadi saat ibu hamil kekurangan nutrisi dan terkena infeksi
sehingga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin
terganggu. Di samping itu ibu meminum obat-obatan di luar resep
dokter, cidera ibu perokok ibu olkoholik terkena radiasi dan masih
banyak lagi. Hal ini terdapat beberapa kondisi yang dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio dan yang menyebabkan
kesalahan perkembangan system saraf serta menyebabkan
retardasi mental. Maka dari itu bagi ibu –ibu yang sedang
mengandung diharapkan dan disarankan menjaga kandungan demi
anak yang dikandung dengan cara menjauhi dan tidak diperbolehkan
minum obat tanpa seijin dari dokter dan juga jangan merokok juga
2). Natal
Hal ini terjadi pada saat dilahirkan anak kekurangan oksigen
menyebabkan sesak nafas, asphyxia. Juga bisa terjadi anak lahir
13
belum saatnya atau premature. Diagnosis kerusakan otak pada saat
kelahiran yang kemudian diduga berhubungan dengan retardasi
mental. Data tentang proses kelahiran yang berhubungan dengan
lamanya kelahiran dan kesulitan melahirkan, penggunaan alat dokter,
lahir sungsang dan penyebab – penyebab yang lain. Penyebab lain dari
kerusakan otak adalah sesak nafas ( Asphyxia) yang disebabkan oleh
kekurangan oksigen dalam otak selama kelahiran misalnya lahir
didalam mobil / taksi ini pernah dialami murid saya. “ Seperti dikutip
oleh Kirk dan Gallagher ( 1979 ;p120 ) telah meneliti problem ini
secara ekstensif dan mengemukakan data bahwa kerusakan mental
pada anak-anak kadang-kadang merupakan akibat dari kekurangan
oksigen pada otok, bisa juga kelahiran menggunakan tang.”
3). Post natal
Setelah anak dilahirkan, anak sering panas tinggi, kejang dan
kekurangan nutrisi sering dianggap sebagai penyeabab utama terjadinya
retardasi mental. Penyakit –penyakit akibat infeksi dan problema nutrisi
yang diderita pada masa bayi dan awal masa kanak-kanak dapat
menyebabkan retardasi mental. Penyakit itu antara lain meningitis,
tumor otak, encephalitis dan bisa juga disebabkan kekurangan gisi
berat. Encephalitis menunjuk pada suatu peradangan system saraf
pusat yang disebabkan oleh virus tertentu. Ada bermacam-macam
kerusakan atau infeksi pada usia dini yang menimbulkan panas
tinggi dan mungkin menimbulkan kerusakan sel-sel otak. Miningitis
adalah suatu kondisi yang berasal dari infeksi bakteri yang
menyebabkan peradangan pada selaput otak dan menimbulkan kerusakan
pada system saraf pusat. Maka dari itulah bagi ibu yang telah
melahirkan harus menjaga pertumbuhan dan perkembangan bayinya
apalagi masalah nutrisi jangan sampai terjadi
14
d. Faktor Genetik
Penyebab retardasi mental yang sering ditemukan baik yang
berasal dari Faktor keturunan yaitu meliputi ;
(1). Kelainan kromososm
(2). Kelainan pada gen
Dari yang tersebut diatas adalah penyebab anak tuna grahita dari faktor
Endogen. Ada juga karena perkawinan sedarah atau saudara sendiri,
hal itu Juga bisa menyebabkan anak tuna grahita.
e. Faktor Budaya / Kultur
Peran nyata dari lingkungan dalam perkembangan kemampuan
intelektual masih belum dapat dipahami secara jelas, tetapi para psikolog
dan pendidik umumnya mempercayai bahwa lingkungan social budaya
berpengaruh terhadap kemampuan intelektual anak . Jadi bisa
disimpulkan bahwa lingkungan yang baik akan mempengaruhi
perkembangan yang baik pula begitu pula sebaliknya bila lingkungan
jelek akan membawa dampak yang jelek pula
2. Tinjauan Tentang Minat Belajar.
a. Pengertian Minat
Minat adalah variable penting yang berpengaruh terhadap tercapainya
prestasi atau cita-cita yang diharapkan seperti yang dikemukan Effendi
( 1995 : 33 ) bahwa “ belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar
tanpa minat “. Minat siswa pada mata pelajaran merupakan salah satu
komponen penilaian afektif pada kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
berlaku saat ini. Siswa yang memiliki minat pada mata pelajaran bisa
diharapkan hasil belajarnya akan meningkat secara optimal, namun bagi
yang tidak berminat sulit untuk meningkatkan hasil belajarnya
( Tim Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian , 2004 : 49 ).
15
Penilaian terhadap minat siswa diperoleh dengan memberi 10 butir
indicator yaitu :
1). Kehadiran di kelas.
2). Bertanya di kelas.
3). Ketepatan waktu waktu mengunmpulkan tugas.
4). Kerapian buku catatan.
5). Kelengkapan buku catatan.
6). Membaca diperpustaan atau diinternet.
7). Kelengkapan buku referensi
8). Partisipasi dalam kegiatan pratikum.
(9). Kerapian laporan pratikum dan.
10). Partisipasi dalam kelompok belajar.
Pemberian skor pada minat siswa dengan menghitung freuensi tiap
butir indicator diatas. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitanya dengan
sifat-sifat siswa itu sendiri baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan
bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi rasa percaya diri ,dan
minatnya. Minat sangat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab
dengan minat , seseorang akan melakaukan sesuatu yang diminatinya