Top Banner
101 HUBUNGAN KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA KELAS VIII SMPN 165 JAKARTA Pramudito Hutomo 1 Abstrak, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui (1) hubungan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung (2) hubungan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung dan (3) hubungan daya ledak otot tungkai dan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas VIII SMPN 165 Jakarta secara bersama-sama. Hipotesis penelitian adalah (1) Terdapat hubungan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung, (2) terdapat hubungan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung, (3) terdapat hubungan kecepatan dan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung. Berdasarkan analisis data penelitian diperoleh hasil sebagai berikut : (1) terdapat hubungan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung diperoleh nilai korelasi rx1y= 0.76 dan koefisien determinasi = 0.5776 yang berarti sumbangan kecepatan terhadap keterampilan lompat jauh gaya menggantung adalah 57.76 %, (2) terdapat hubungan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung dengan nilai korelasi rx2y = 0.83 dan koefisien determinasi 0.6889 yang berarti sumbangan kecepatan terhadap keterampilan lompat jauh gaya menggantung adalah 68.89%, (3) terdapat hubungan kecepatan dan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung yang diperoleh nilai rx1-2y= 0.89 dan koefisien determinasi = 0.7921 yang berarti sumbangan kecepatan dan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung secara bersama-sama adalah 79.21%. Kesimpulan bahwa terdapat hubungan kecepatan dan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas VIII SMPN 165 Jakarta. Ditinjau berdasarkan analisis proses dan hasil. Kata Kunci : Kecepatan, Daya Ledak Otot Tungkai, Lompat Jauh Gaya Menggantung 1 Pramudito Hutomo adalah Mahasiswa Jurusan Olahraga Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
21

JURNAL PDF

Apr 02, 2023

Download

Documents

Arum Harini
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: JURNAL PDF

101

HUBUNGAN KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN

KETERAMPILAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA

KELAS VIII SMPN 165 JAKARTA

Pramudito Hutomo1

Abstrak, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui (1) hubungan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung (2) hubungan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung dan (3) hubungan daya ledak otot tungkai dan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas VIII SMPN 165 Jakarta secara bersama-sama. Hipotesis penelitian adalah (1) Terdapat hubungan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung, (2) terdapat hubungan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung, (3) terdapat hubungan kecepatan dan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung. Berdasarkan analisis data penelitian diperoleh hasil sebagai berikut : (1) terdapat hubungan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung diperoleh nilai korelasi rx1y= 0.76 dan koefisien determinasi = 0.5776 yang berarti sumbangan kecepatan terhadap keterampilan lompat jauh gaya menggantung adalah 57.76 %, (2) terdapat hubungan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung dengan nilai korelasi rx2y = 0.83 dan koefisien determinasi 0.6889 yang berarti sumbangan kecepatan terhadap keterampilan lompat jauh gaya menggantung adalah 68.89%, (3) terdapat hubungan kecepatan dan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung yang diperoleh nilai rx1-2y= 0.89 dan koefisien determinasi = 0.7921 yang berarti sumbangan kecepatan dan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung secara bersama-sama adalah 79.21%. Kesimpulan bahwa terdapat hubungan kecepatan dan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas VIII SMPN 165 Jakarta. Ditinjau berdasarkan analisis proses dan hasil.

Kata Kunci : Kecepatan, Daya Ledak Otot Tungkai, Lompat Jauh Gaya

Menggantung

1 Pramudito Hutomo adalah Mahasiswa Jurusan Olahraga Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

Page 2: JURNAL PDF

102

PENDAHULUAN

Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai

individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan

sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan

dan keterampilan Jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan

watak.

Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000:1) “Pendidikan

Jasmani merupakan proses pendidikan. Karena itu pula, tujuannya pun bersifat

mendidik. Dalam pelaksanaannya, aktivitas Jasmani dipakai sebagai wahana

atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh

dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain

pendidikan Jasmani adalah proses ajar melalui aktivitas Jasmani, dan

sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai keterampilan Jasmani.2”

Tujuan yang ingin dicapai mencakup pengembangan pribadi secara

menyeluruh. Maksudnya, cakupan pembinaan tertuju bukan hanya pada aspek

Jasmaniah, tetapi juga mental dan rohaniah. Secara spesifik, tujuannya

meliputi aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral-spriritual.3

2 Rusli Lutan, Adang Suherman, Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. (Jakarta

: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah. 2000), h. 1

3 Ibid

Page 3: JURNAL PDF

103

Sebagai sebuah proses yang berencana, evaluasi juga merupakan

upaya sadar untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang ditetapkan dan

diharapkan berhasil dicapai. Evaluasi pendidikan Jasmani sejalan dengan

upaya untuk meningkatkan mutu dan kemjuan program. Hal ini karena evaluasi

pada akhirnya juga bertujuan untuk menyempurnakan program4

Proses pembelajaran pendidikan Jasmani diharapkan seorang guru

dapat menciptakan interaksi yang baik antara dirinya dengan siswa dan antara

siswa dengan siswa secara maksimal, hal ini sangat penting untuk

menghidupkan suasan dalam belajar. Guru berperan sebagai pengelola

proses pembelajaran, bertindak selaku fasilitator sehingga memingkinkan

terjadinya proses pembelajaran.

Atletik merupakan cabang olahraga yang tertua dan juga dianggap

sebagai induk dari semua cabang olahraga, telah sejak dulu dilakukan orang

seperti berjalan, berlari, melompat, menombak pada saat berburu dalam

kehidupan sehari-harinya.

Nomor lompat sebagai salah satu yang dikembangkan dalam nomor

kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

adanya unsur kecepatan dan kekuatan sebagai salah satu penunjang

keberhasilan.

4 Ibid

Page 4: JURNAL PDF

104

Lompat bagi siswa SMP merupakan salah satu aktivitas pengembangan

akan kemampuan daya gerak yang dilakukan, dari satu tempat ke tempat yang

lainnya. Gerakan melompat merupakan salah satu bentuk gerakan lokomotor.

Untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan daya

gerak siswa SMP, maka perlu diupayakan oleh guru pendidikan Jasmani untuk

merancang bentuk-bentuk gerakan – gerakan yang menarik bagi siswa.

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga

atletik. Lompat jauh adalah bentuk gerakan yang merupakan rangkaian urutan

gerakan yang dilakukan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya yang

merupakan hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan

dengan daya vertikal yang dihasilkan oleh kekuatan otot-otot kaki.

Dalam melakukan lompat jauh sering dijumpai kesalahan atau

ketidaktepatan siswa dalam melakukan tolakan. Tolakan bisa berupa tidak

tepat pada titik tumpu/ papan tolakan atau tidak sama sekali menyentuh papan

tolakan. Sehingga ini menyulitkan siswa dalam melakukan tolakan dalam

lompat jauh. Ini dipengaruhi oleh kecepatan dan daya ledak otot tungkai.

Bagiamana cara menemukan momentun yang tepat agar siswa dapat

mengkombinasikan daya ledak otot tungkai dan kecepatan sehingga

menemukan tolakan yang tepat dan hasil yang maksimal.

Keterampilan lompat merukan salah satu pokok bahasan yang harus

pula disajikan di SMP. Jenis lompat yang umumnya dilaksanakan adalah

Page 5: JURNAL PDF

105

lompat jauh. Lompatan merupakan salah satu keterampilan pokok yang harus

dikuasai oleh siswa SMP melalui pembelajaran pendidikan Jasmani.

Pembelajaran lompat jauh gaya menggantung diberikan kepada siswa

kelas VIII. Materi ini diberikan berdasarkan dengan kurikulum yang telah tertera

dalam standar kompetensi yaitu mempraktekan variasi dan kombinasi teknik

dasar lanjutan atletik khususnya materi lompat jauh gaya menggantung

dengan kordinasi yang baik serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Bagi seorang guru pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan, dan

pembina atlit harus betul-betul ketat dan obyektif dalam menilai dan memilih

anak didiknya yang baik. Untuk lebih meningkatkan hasil pembelajaran juga

perlu didukung oleh faktor-faktor sarana dan prasarana olahraga seperti :

lapangan olahraga yang memadai dan peralatan olahraga yang lengkap, selain

itu perlu diupayakan kemampuan para pembina dan pelatih baik secara

kuantitas maupun kualitasnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya menggantung di

SMPN 165 Jakarta banyak menemui kendala diantaranya : 1) siswa

mengalami kesulitan dalam pemahaman gerakan lompat jauh gaya

menggantung, 2) siswa sulit dalam menentukan langkah pada saat awalan

hingga akhirnya banyak siswa yang melewati papan tolakan pada saat

melakukan tolakan, 3) pada saat menolak siswa lebih sering tidak menolak

saat melakukan tolakan di papan.

Page 6: JURNAL PDF

106

Menurut Yanuar Kiram (1992 : 58) “Hubungan gerakan merupakan

salah satu ciri-ciri koordinasi yang sangat penting dan perlu dipahami oleh

guru-guru pendidikan jasmani, karena hubungan gerakan merupakan salah

satu dasar untuk dapat menguasai bentuk-bentuk keterampilan motorik

olahraga. Hubungan gerakan merupakan suatu proses transfer impuls tenaga

dari suatu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain atau proses transfer impuls

dari suatu alat gerak ke alat gerak yang lain, sehingga terjadi hubungan

gerakan.5”

Sedangkan indikator yang dapat diamati dari hubungan gerakan yang

tidak sempurna adalah : 1) terjadinya kelebihan gerakan yang tidak diperlukan

yang mengakibatkan terganggunya transfer impuls tenaga untuk gerakan

berikutnya, 2) kelebihan gerakan tersebut diakibatkan oleh impuls tenaga yang

diberikan terlalu besar dari yang dibutuhkan. Akibat lain adalah terganggunya

keseimbangan tubuh. Impuls tenaga yang kurang dari yang dibutuhkan juga

dapat mengakibatkan gerakan berikutnya menjadi tidak sempurna.6

Sehingga, setelah mengetahui permasalahan di atas, sangatlah penting

untuk diadakan penelitian tentang hubungan kecepatan dan daya ledak otot

tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung, jika tidak

diadakan kegiatan ini maka siswa sampai kapanpun tidak akan dapat

5 Yanuar Kiram, Belajar Motorik, (Jakarta :Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Dirjen DIKTI,1992), h .58 6 Ibid., hh . 59-60

Page 7: JURNAL PDF

107

melakukan gerakan lompat jauh dengan baik dan benar. Dikarenakan

kecepatan dan daya ledak otot tungkai adalah unsur-unsur yang ada dalam

lompat jauh.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Keterampilan Lompat Jauh Gaya Menggantung

Menurut Yanuar Karim (1992 : 11) Keterampilan adalah tindakan yang

memerlukan aktivitas gerak dan harus dipelajari agar mendapatkan bentuk

yang benar. Selain itu kata keterampilan juga merupakan indikator dari kualitas

performance seseorang.7

Lebih jelas dijelaskan bahwa keterampilan dapat menunjukkan pada

aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu

dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, terdiri

dari beberapa keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh

seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini terjadi karena

kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau

beberapa pola gerak atau perilaku yang diperluas bisa disebut keterampilan,

misalnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin, berjalan,

berlari, melompat dan sebagainya.8

Dapat disimpulkan bahwa keterampilan olahraga adalah gerakan

gerakan dasar dalam olahraga yang dilakukan dengan satu teknik lalu gerakan

7 Yanuar Kiram, Belajar Motorik,(Jakarta :Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Dirjen DIKTI,1992), h.11 8 Ibid., h.12

Page 8: JURNAL PDF

108

yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk dapat menghasilkan hasil yang

maksimal. Untuk menjadi seorang olahragawan diperlukan keterampilan

olahraga yang baik agar dapat mencapai prestasi.

Menurut Aip Syarifudin (1990 : 10) “Lompat jauh adalah suatu bentuk

gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa

titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan

dengan cepat dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai

jarak yang sejauh-jauhnya.9”

Lompat Jauh Gaya Menggantung adalah gaya yang diperoleh dengan

cara merentangkan tubuh setelah take off (lepas landas), dengan kedua

tungkai diseret. Tujuan utama melayang di udara dnegna menggunakan teknik

the hang (Mengantung) adalah mendapatkan keseimbangan pada saat

melayang dan memperoleh posisi mendarat (landing) yang efisien dan

mengurangi arah rotasi dengan merentangkan tubuh pada saat melayang.

Hakikat Kecepatan

Menurut Widiastuti (2011 : 114) “Kemampuan untuk melakukan

gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang singkat,

atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya.10”

9 Aip Syarifudin,Olahraga Pilihan Atletik, (Jakarta: Dirjen Dikti,1992), h.10 10 Widiastuti, loc.cit., h.114

Page 9: JURNAL PDF

109

Menurut Sukadiyanto (2002 : 106) “Kecepatan adalah kemampuan otot

atau sekelompok otot untuk menjawab rangsang dalam waktu secepat

(sesingkat) mungkin. Dengan kata lain kecepatan merupakan kemampuan

seseorang untuk menjawab rangsang dengan bentuk gerak atau serangkaian

gerak dalam waktu secepat mungkin.11”

Menurut Djoko Pekik Irianto (2002 : 73) “Kecepatan (speed) adalah

perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam

waktu singkat. Elemen kecepatan meliputi: waktu reaksi, frekuensi gerak per

satuan waktu, dan kecepatan gerak melewati jarak.12”

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kecepatan adalah kemampuan berpindah dalam jarak tertentu dengan waktu

yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan berlari adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu

yang singkat.

Penggunaan kecepatan dalam lompat jauh sangatlah besar. Karena

untuk melakukan lompat jauh diperlukan sebuah awalan yang menggunakan

kecepatan. Saat mendekati papan tolakan maka yang diperlukan adalah

kecepatan yang tinggi, semakin mendekati papan tumpuan maka kecepatan

harus ditambah tanpa mengurangi kecepatan sedikitpun.

11 Sukadiyanto, Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik, (Yogyakarta:

PKO FIK UNY,2002), h.106 12 Djoko Pekik Irianto, Dasar Kepelatihan, (Yogjakarta: FIK UNY,2002), h. 73

Page 10: JURNAL PDF

110

Hakikat Daya Ledak Otot Tungkai

Menurut Muthobiq (2012 : 21) “Daya ledak otot tungkai disebut juga

daya eksplosif otot (muscle explosive) yang maksudnya adalah kemampuan

otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja secara eksplosif pada

tungkai. Dalam kehidupan sehari-hari otot manusia hampir setiap saat

melakukan kerja secara eksplosif baik untuk memindahkan sebagian tubuh

atau seluruh tubuh dari suatu tempat ke tempat lainnya.”

Menurut Moeslim (1995 : 23) “Daya ledak dapat diartikan kemampuan

daya maksimal dalam waktu tercepat.”

𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 𝑘𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

Menurut Widiastuti (2011 : 100) “Daya eksplosive atau daya ledak

adalah suatu kemampuan gerak yang sangat penting untuk menunjang

aktivitas pada setiap cabang olahraga. Kemampuan power/daya ledak ini akan

menentukan hasil gerak yang baik. Suatu contoh : jika seseorang memiliki

daya eksplosif yang baik maka akan menghasilkan tendangan yang keras,

atau seorang pelari cepat akan menghasilkan larinya yang lebih cepat.”

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

gerakan-gerakan lompat pada saat melakukan lompatan untuk mencapai

suatu ketinggian merupakan gerakan yang membutuhkan kekuatan dan

kecepatan otot tungkai atau daya ledak otot tungkai. Daya ledak otot tungkai

diukur menggunakan Standing Broad Jump sesuai dengan petunjuk buku tes

dan pengukuran.

Page 11: JURNAL PDF

111

Karakteristik Siswa Sekolah Menengah

Masa remaja sering disebut dengan masa “puber”. Istilah “puber” dapat

dipakai untuk anak yang menunjukan perilaku yang menyulitkan orang lain.

Pubertas berarti kelaki-lakian dan menunjukan kedewasaan yang dilandasi

oleh sifat kelaki-lakian dan ditandai oleh kematangan fisik. Pada masa ini

terlihat perubahan-perubahan jasmaniah berkaitan dengan proses

kematangan jenis kelamin. Terlihat pula adanya perkembangan psikososial

berhubungan dengan berfungsinya seseorang dalam lingkungan sosialnya.

Menururt Hurlock (1964) “Remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja

akhir (17/18 th – 21/22 th). WHO menyatakan walaupun definisi remaja

utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan

itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua

bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.”

Perkembangan intelektual remaja sesuai dengan kematangan

psikologinya maka bagi remaja yang memiliki intelegensi tinggi cenderung

lebih baik kemampuan untuk berfikir dan bertindak secara terarah, dan

cenderung untuk cepat mengolah serta menguasai lingkungan secara efektif.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan karakteristik

siswa sekolah menengah dikategorikan sebagai umur remaja awal yang

usianya 12/13 tahun – 17/18 tahun. Pada masa ini remaja awal mengalami

pubertas. Pubertas ditandai dengan kematangan fisik dan perubahan-

perubahan jasmaniah. Perkembangan intelektual pun berkembang seiring

Page 12: JURNAL PDF

112

pertumbuhan psikologinya. Sehingga remaja dapat mengolah serta menguasai

lingkungan secara efektif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan teknik studi

korelasi yaitu suatu penelitian untuk mengumpulkan data yang diperoleh

dengan mengukur dan mencatat hasil dari pengukuran yang terdiri dari

kecepatan, daya ledak otot tungkai dan keterampilan lompat jauh gaya

menggantung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecepatan dan daya

ledak otot tungkai dan variabel terikatnya adalah keterampilan lompat jauh

gaya menggantung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra

kelas VIII di SMPN 165 Jakarta yang berjumlah 90 orang. Pada penelitian ini,

peneliti mengambil sampel dari siswa kelas VIII sebanyak 15 putra yang di

ambil dari populasi dengan menggunakan cluster random sampling. yaitu

mengundi lima kelas VIII setelah itu didapat kelas VIII-3. Dari kelas tersebut

diperoleh 15 siswa putra sebagai sampel penelitian.

Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

menggunakan Instrumen yang berisi alat-alat test dan indikator-indikator

keterampilan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah melakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang

terdapat dalam penelitian ini. Instrumen dalam penelitian ini adalah: (1) Tes

Kecepatan menggunakan test lari 20 meter, (2) Tes daya ledak otot tungkai

menggunakan Standing Broad Jump Test, (3) Tes Keterampilan Lompat jauh

Page 13: JURNAL PDF

113

Menggunakan instrumen yang terdiri dari tabel-tabel yang berisi indikator-

indikator/fase gerakan pada lompat jauh. Skor akhir keterampilan lompat jauh

gaya menggantung diperoleh dengan cara skor proses melakukan dan skor

hasil dirubah menjadi T Skor. Setelah dirubah menjadi T Skor, lalu skor proses

dan hasil tersebut dijumlahkan.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi dan

regeresi. Untuk mengolah data, diperoleh dari hasil tes kecepatan, daya ledak

otot tungkai, dan hasil test keterampilan lompat jauh gaya menggantung yang

dianalisis melalui skor proses dan hasil. Setelah koefisien korelasi didapat

selanjutnya dialnjutkan dengan Uji-t yang berfungsi untuk mengetahui

signifikansi korelasi dari variabel-variabel penelitian. Keputusan menerima dan

menolak hipotesis pada taraf signifikansi 5%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hubungan Kecepatan dengan Keterampilan Lompat Jauh Gaya Menggantung

Hubungan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya

menggantung dinyatakan oleh persamaan regresi ^

Y = 25,53 – 1,49 X1 .

Artinya keterampilan lompat jauh gaya menggantung dapat diketahui atau

diperkirakan dengan persamaan regresi tersebut, jika variabel kecepatan (X1)

diketahui.

Hubungan kecepatan (X1) dengan keterampilan lompat jauh gaya

menggantung (Y) ditunjukan oleh koefisien korelasi ry1 = 0,76. Koefisien

Page 14: JURNAL PDF

114

korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartiannya, sebelum

digunakan untuk mengambil kesimpulan. Hasil uji koefisien korelasi tersebut

dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Uji keberartian koefisien korelasi (X1) terhadap (Y)

Koefisien korelasi t.hitung t.tabel

0,76 4,21 1,77

Dari uji keberartian koefisien korelasi di atas terlihat bahwa t.hitung =

4,21 lebih besar dari t,tabel = 1,77 berarti koefisien korelasi ry1= 0,76 adalah

signifikan. Dengan demikian hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan

kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung didukung

oleh data penelitian. Yang berarti semakin baik kecepatan berlarinya akan baik

pula keterampilan lompat jauh gaya menggantung. Koefisien determinasi

kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung (ry1²) =

0,5776 hal ini berarti bahwa 57,76% keterampilan lompat jauh gaya

menggantung ditentukan oleh kecepatan (X1).

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Keterampilan Lompat Jauh Gaya Menggantung

Hubungan daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh

gaya menggantung dinyatakan oleh persamaan regresi ^

Y = 18,06 + 1,64 2X .

Artinya keterampilan lompat jauh gaya menggantung dapat diketahui atau

Page 15: JURNAL PDF

115

diperkirakan dengan persamaan regresi tersebut, jika variabel daya ledak otot

tungkai (X2) diketahui.

Hubungan daya ledak otot tungkai (X2) dengan keterampilan lompat

jauh gaya menggantung (Y) ditunjukan oleh koefisien korelasi ry1 = 0,83.

Koefisien korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai

keberartiannya, sebelum digunakan untuk mengambil kesimpulan. Hasil uji

koefisien korelasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2. Uji keberartian koefisien korelasi (X2) terhadap (Y)

Koefisien korelasi t.hitung t.tabel

0,83 5,33 1,77

Dari uji keberartian koefisien korelasi di atas terlihat bahwa t.hitung =

5,33 lebih besar t,tabel = 1,77 berarti koefisien korelasi ry2= 0,83 adalah

signifikan. Dengan demikian hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan

daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung

didukung oleh data penelitian. Yang berarti semakin baik daya ledak otot

tungkai akan baik pula keterampilan lompat jauh gaya menggantung. Koefisien

determinasi daya ledak otot tungkai dengan keterampilan lompat jauh gaya

menggantung adalah (ry2²) = 0,6889 hal ini berarti bahwa 68,89%

keterampilan lompat jauh gaya menggantung ditentukan oleh daya ledak otot tungkai

(X2).

Page 16: JURNAL PDF

116

Hubungan Kecepatan dan Daya Ledak Otot Tungaki dengan Keterampilan Lompat Jauh Gaya Menggantung.

Hubungan kecepatan (X1) dan daya ledak otot tungkai (X2) dengan

keterampilan lompat jauh gaya menggantung (Y) dinyatakan oleh persamaan

regresi Ŷ= 2,32 + 0,791X + 1,16

2X . Sedangkan hubungan ketiga variabel

tersebut dinyatakan oleh koefisien korelasi ganda Ry1-2 = 0,89. Koefisien

korelasi ganda tersebut, harus di uji terlebih dahulu mengenai keberartiannya

sebelum digunakan untuk mengambil kesimpulan. Hasil uji koefiesien korelasi

ganda tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3. Uji keberartian koefisien korelasi ganda

Koefisien korelasi F.hitung F.tabel

0,89 20 3,89

Uji keberartian koefisien korelasi di atas terlihat bahwa F.hitung = 20

lebih besar dari F.tabel = 3,89. Berarti koefisien tersebut Ry1-2 = 0,89 adalah

signifikan. Koefisien determinasi (Ry1.2.)2 = 0,7921 hal ini berarti bahwa 79,21%

Keterampilan Lompat Jauh Gaya Menggantung ditentukan oleh kecepatan dan

daya ledak otot tungkai.

PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

ditemukan hasil penelitian menunjukkan: pertama, Terdapat hubungan

Page 17: JURNAL PDF

117

kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung, dengan

persamaan garis linier ^

Y = 25,53 – 1,49 1X , koefisien korelasi (ry2) = 0,76,

yang berarti tingkat hubungannya masuk dalam kategori tinggi. Koefisien

determinasi (ry1²) = 0,5776 yang berarti variabel kecepatan memberikan

sumbangan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung sebesar

57,76%.

Kedua, terdapat hubungan daya ledak otot tungkai dengan

keterampilan lompat jauh gaya menggantung, dengan persamaan garis linier

Ŷ = 18,06 + 1,64 X2, koefisien korelasi (ry1) = 0,83, yang berarti tingkat

hubungannya masuk dalam kategori sangat tinggi. Koefisien determinasi (ry1²)

= 0,6889, yang berarti variabel daya ledak otot tungkai memberikan

sumbangan terhadap keterampilan lompat jauh gaya menggantung sebesar

68,89%.

Ketiga, terdapat hubungan kecepatan dan daya ledak otot tungkai

dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung, dengan persamaan

garis linier Ŷ= 2,32 - 0,791X + 1,16

2X , koefisien korelasi Ry1-2 = 0,89, yang

berarti tingkat hubungannya masuk dalam kategori sangat tinggi. Koefisien

determinasi (Ry1-2)² = 0,7921 yang berarti variabel daya ledak otot tungkai

dan kecepatan dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung

memberikan sumbangan sebesar 79,21%.

Page 18: JURNAL PDF

118

Dalam penelitian ini daya ledak otot tungkai dan kecepatan secara

bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 79,21% pada keterampilan

lompat jauh gaya menggantung. Sisanya sebesar 20,79% ditentukan oleh

faktor lainnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan lompat

jauh gaya menggantung adalah kekuatan, keseimbangan, kordinasi mata

tangan kaki, tinggi badan dan panjang tungkai.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada bab IV, maka peneliti

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat hubungan kecepatan

dengan keterampilan lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas VIII

SMPN 165 Jakarta, (2) Terdapat hubungan daya ledak otot tungkai dengan

keterampilan lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas VIII SMPN 165

Jakarta, (3) Terdapat hubungan kecepatan dan daya ledak otot tungkai dengan

keterampilan lompat jauh gaya menggantung pada siswa kelas VIII SMPN 165

Jakarta.

Page 19: JURNAL PDF

119

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian,Jakarta:PT Rineka Cipta,2006

Barry L, Johnson and Jack K, Nelson, Practical Measurments For Evaluation

Physical Education, USA: Macmillan Publishing Company, 1986

Bresnahan and Tuttle, Track and Field Athletics Third Edition,USA:CV Mosby

Company,

Djoko Pekik Irianto, Dasar Kepelatihan, Jogjakarta: FIK, UNY,2002

Djumidar A, Widya, Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam

Bermain,Jakarta : CV, Gramada Offset,2002

Suparman Eddy, Lompat Jauh : Pengertian, Teknik, dan Faktor, 1999, h:1

(http://myyubi,blogspot,com/2013/07/lompat-jauh-pengertian-teknik-

dan-faktor,html)

Hurlock, Perkembangan dan Pertumbuhan Pada Masa Remaja, h:1,

(http://anandapriadmajha,blogspot,com/2013/05/perkembangan-masa-

remaja,html)

http://manesa08penjas,blogspot,com/2010_10_01_archive,html, (Yang

diaskes pada Sabtu, 17 Nopember 2012)

http://catatan-kehidupan-dayan,blogspot,com/2012/03/keterampilan-gerak-

dan-unsur-unsur,html,(Yang diakses pada Sabtu, 10 Mei 2014)

http://capoecini,multiply,com/journal/item/41?&show_interstitial=1&u=%2Fjour

nal%2Fitem, (Yang diakses pada Kamis, 29 November 2012)

http://downloadgratisarea,blogspot,com/2012/10/karakteristik-siswa-sma,html,

(Yang diakses pada Rabu, 5 Desember 2012,)

http://fcomp2010,blogspot,com/2012/01/makalah-lompat-jauh,html,(Yang

diakses pada 11 Desember 2012,)

Page 20: JURNAL PDF

120

http://www,sarjanaku,com/2011/09/lompat-jauh-pengertian-teknik-faktor,html,

(Yang diakses pada 11 Desember 2012,)

http://myyubi,blogspot,com/2013/07/lompat-jauh-pengertian-teknik-dan-

faktor,html, (Yang diakses pada 14 Juni 2014)

International Association Athletics Federation Competition Rules 2012-2013

Centenary Edition, Monaco: 2011

James M, Smith, Introduction to Measurments in Physical Education and

Excercise Science, St, Louis : Mosby

Jonath, Haag & Kremple, Lari Sprint, 1987, h : 20,

(http://fahmi160187,blogspot,com/2011/12/lari-sprint,html)

Kiram Yanuar, Belajar Motorik,Jakarta :Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Dirjen DIKTI,1992

Moeslim, Tes dan Pengukuran Kepelatihan, Jakarta : Komite Olahraga

Nasional Indonesia Pusat, 1995

Muthobiq, Hubungan Panjang tungkai, Daya Ledak Otot Tungkai, dan

kecepatan dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa

SD, Skripsi, Yogyakarta : UNY, 2012

Stander Richards, Athletics Omnibus, South Africa, 2008

Saputra Yudha M, Dasar-dasar Keterampilan Atletik, Jakarta: Dirjen Olahraga

Depdiknas,2001

Sunjata Wisahati Aan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan,

Jakarta:Pusat Perbukuan Kemendiknas,2010

Syarifuddin Aip dan Muhadi, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta :

Depdikbud, 1992/1993

Syarifuddin Aip, Olahraga Pilihan Atletik, Jakarta: Dirjen Dikti,1992

Page 21: JURNAL PDF

121

Sugiyanto dan Sudjarwo, Perkembangan dan Belajar Gerak, Penerbit

Universitas Terbuka:1993

Sukadiyanto, Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik, Yogyakarta: PKO FIK UNY,2002

Jarver Jess, Belajar dan Berlatih Atletik, Bandung :CV,Pionir Jaya,2008

Pedoman Penulisan Ilmiah,Jakarta:Universitas Negeri Jakarta,2000

Lutan Rusli , Adang Suherman, Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes, Jakarta

: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan dasar

dan Menengah, 2000

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti

Pemula,Bandung:Alfabeta,2010

Sridadi, Sumbangan Tes Koordinasi Mata, Tangan, dan Kaki yang Digunakan

untuk Seleksi Calon Mahasiswa Baru Prodi PJKR Terhadap Mata

Kuliah Praktek Dasar Gerak Softball, Yogyakarta: FIK-UNY, 2009

Sriwahyuni dkk, Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Olahraga 2, Pusat

Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional : Jakarta, 2010

Sugiyanto dan Sudjarwo, Perkembangan dan Belajar Gerak, Penerbit

Universitas Terbuka:1993

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,Bandung:Alfabeta,1994

Tim Pengembang MKDK, Psikologi Perkembangan, Jakarta : FIP UNJ, 2002

Widiastuti, Tes dan Pengukuran Olahraga, Jakarta: PT Bumi Timur Jaya,

2011