Top Banner
PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LCD DAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS III SDN TANJUNGPINANG KOTA Ngatijo,S.Pd SDN 012 Tanjungpinang Kota, Kepulauan Riau Abstrak : Materi Lingkungan pada pelajaran IPA sangat penting untuk siswa Sekolah Dasar khususnya di kelas 3. Kemampuan dalam menguasai dan memahami lingkungan sangat dibutuhkan untuk jenjang berikutnya dan yang berhubungan langsung dengan masalah kesehatan,dimana kepedulian siswa terhadap lingkungan saat ini masih kurang,harapan peneliti adalah melatih dan membiasakan siswa memanfaatkan sumber dan media belajar dari lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media LCD dan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Penelitian ini menggunakan setting Pengamatan dalam kegiatan pembelajaran.. Penelitian dilakukan di kelas III di SD Negeri 012 Tanjungpinang Kota jumlah siswa 38 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media LCD dan model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan minat dan belajar IPA sehingga siswa dapat menguasai dan memahami materi pelajaran Kata kunci: Media LCD dan Model TPS dapat memotivasi belajar siswa. 1 iii
9

jurnal Ngatijo, Tanjungpinang..doc

Feb 15, 2016

Download

Documents

hery
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: jurnal Ngatijo, Tanjungpinang..doc

PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LCD DAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

PADA SISWA KELAS III SDN TANJUNGPINANG KOTA

Ngatijo,S.Pd

SDN 012 Tanjungpinang Kota, Kepulauan Riau

Abstrak : Materi Lingkungan pada pelajaran IPA sangat penting untuk siswa Sekolah Dasar khususnya di kelas 3. Kemampuan dalam menguasai dan memahami lingkungan sangat dibutuhkan untuk jenjang berikutnya dan yang berhubungan langsung dengan masalah kesehatan,dimana kepedulian siswa terhadap lingkungan saat ini masih kurang,harapan peneliti adalah melatih dan membiasakan siswa memanfaatkan sumber dan media belajar dari lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media LCD dan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Penelitian ini menggunakan setting Pengamatan dalam kegiatan pembelajaran.. Penelitian dilakukan di kelas III di SD Negeri 012 Tanjungpinang Kota jumlah siswa 38 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media LCD dan model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan minat dan belajar IPA sehingga siswa dapat menguasai dan memahami materi pelajaran

Kata kunci: Media LCD dan Model TPS dapat memotivasi belajar siswa.

1

iii

Page 2: jurnal Ngatijo, Tanjungpinang..doc

Lingkungan merupakan salah satu materi pokok di kelas tiga semester I Sekolah Dasar. Banyak materi IPA yang membutuhkan prasyarat untuk memahami dan menumbuhkembangkan daya fikir siswa. Siswa khususnya yang mengalami kesulitan dalam materi Lingkungan, kecenderungannya akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar materi IPA berikutnya. Sebaliknya siswa yang menguasai materi lingkungan dengan baik, akan membantu menguasai materi IPA selanjutnya. Karena itu, penguasaan terhadap materi Lingkungan merupakan hal yang fundamental untuk bisa menguasai materi secara umum.

Pembelajaran IPA Lingkungan Sehat dan Tak Sehat sering dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah: (1) menyajikan sedikit informasi secara langsung, (2) menggunakan metode ceramah, siswa disuruh menghafal,dan membayangkan lingkungan. (3) memberikan prosedur menyebutkan lingkungan dan siswa diminta menirukan, (4) memberikan latihan soal (5) memberikan contoh lingkungan secara abstrak. Dalam hal ini guru lebih banyak menggunakan papan tulis saja untuk menjelaskan kepada murid, tidak disertai media yang menarik bagi siswa. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang termotivasi dan kurang tanggap bahkan bisa menimbulkan miskonsepsi siswa pada IPA akibatnya pembelajaran menjadi kurang bermakna sehingga siswa meskipun mengerti akan tetapi pemahaman dan pengalaman belajarnya rendah. Oleh karena itu, Suharmini (2010) menyarankan perlunya media dalam pembelajaran.

Upaya meningkatkan kemampuan belajar dalam materi Lingkungan dilakukan dengan memilih Strategi Think Pair Share (TPS). Strategi TPS ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair

Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

Guru memilih menggunakan Think-Pair-Share (TPS) untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Pengamatan ini mengkaji pemanfaatan Media LCD dan gambar lingkungan serta lingkungan yang nyata untuk meningkatkan kemampuan siswa agar lebih tertarik,dapat menguasai dan memahami materi pelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar pada siswa kelas III SD. Pembelajaran dengan langkah ini menggunakan alat elektronik yang dapat dipadukan sehingga membangkitkan minat belajar.Media LCD berguna untuk menayangkan gambar lingkungan dan gambar yang di cetak dari gambar slide merupakan alat sebagai penghantar informasi.Gambar yang di bagikan kepada setiap siswa dapat diamati agar siswa dapat berfikir mengeluarkan hasil pemikiran dan temuannya sehingga siswa memahami dan menguasai pelajaran. Kemudian Siswa mengamati gambar pada tahap think secara individu Gambar 1. Tahap Think

290

Page 3: jurnal Ngatijo, Tanjungpinang..doc

Ngatijo, Peningkatan Kemampuan siswa melalui Media LCD dan Model TPS dapat memotivasi belajar siswa

Langkah 1 : Berpikir(thinking) :

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran,dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Think Pair Share merupakan salah satu pembelajaran yang ditetapkan secara eksplisit dengan memberi siswa waktu yang lebih banyak untuk berfikir.memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan tentang topik yang ditugaskan dan saling membantu membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif . Hal ini penting sebab memberi kesempatan para siswa untuk mulai merumuskan jawaban dengan mendapatkan kembali informasi jangka panjang.Setelah semua mengamati siswa di minta mengungkapkan pendapat dan hasil temuannya

Gambar 2.Tahap pair

Langkah 2 : Berpasangan ( pairing ) Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Tahap Pair yaitu siswa membentuk kelompok secara berpasangan untuk mendapatkan informasi terbaru dari pasanganya sehingga dapat menyatukan hasil temuannya Pemanfaatan gambar lingkungan untuk menginformasikan tentang lingkungan yang diamati siswa agar dapat menemukan

hasil pemikiran pasangannya. Pada tahap ini siswa diminta berpikir kritis terhadap gambar sehingga siswa dapat mengemukakan pendapatnya.mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi.

Gambar 3.Tahap Share

Langkah 3 : Berbagi ( sharing ) : Setelah beberapa menit mendiskusikan gambar atau tugas yang diberikan Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Arends, (1997) disadur Tjokrodihardjo, (2003). Siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelas dan menuliskan hasil diskusinya pada lembar Share,kemudian setiap kelompok di persilahkan menunjuk salah seorang siswa dalam kelompok besar untuk menjadi duta dan menyampaikan hasil kerja kelompok.Model pembelajaran IPA yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivis ini mamperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin di perolah di luar

291

Page 4: jurnal Ngatijo, Tanjungpinang..doc

sekolah Bell (1993: 16) agar pengetahuan siswa yang diperoleh dari luar sekolah dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal dalam sasaran pembelajaran,proses pembelajaran IPA seyogianya disediakan serangkaian pengalaman nyata yang rasional sehingga terjadi interaksi sosial yang nyata.

METODE

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan PTK disajikan dengan empat tahapan yaitu: (1) planning (perencanaan); (2) acting (tindakan, pelaksanaan atau perlakuan); (3) observing (pengamatan, monitoring atau observasi) dan (4) reflecting (refleksi).

Pengamatan yang di laksanakan di SD Negeri No 012 Tanjungpinang Kota adalah sekolah yang bukan sekolah peneliti, sehingga secara empiris setting sekolah belum dapat dikenali, baik karakteristik maupun permasalahan yang dihadapi.Subjek penelitian terdiri 38 siswa SD Negeri No 012 Tanjungpinang Kota. Siswa kelas III yang memiliki kemampuan beragam.

Data utama penelitian ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang dianalisis secara kualitatif. Data pendukungnya adalah hasil belajar siswa yang diperoleh melalui evaluasi pada hasil pengamatan dan setiap akhir siklus. Data hasil belajar siswa dianalisis dengan analisis deskriptif dalam bentuk persentase ketuntasan. Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung untuk memperoleh data dengan cara merekam seluruh aspek aktivitas ,dengan menggunakan panduan instrument berupa lembar observasi catatan penting dan checklist. Pengumpulan data berupa berbagai informasi tentang proses belajar. Teknik analisis data disesuaikan dendan

jenis data hasil rekaman yaitu data yang bersifat kualitatif dengan mengemukakan prosentase sedangkan data kuantitatif berupa hasil belajar siswa.

HASIL DAN PEMBAHASANSiklus I

Pembelajaran pada siklus 1 dilakukan dengan langkah-langkah a. guru menyiapkan alat peraga,

menyajikan materi, memberikan contoh dan menayangkan gambar pada slide dan pembahasan cara menemukan masalah pada gambar dengan menggunakan gambar yang dibagi kepada siswa,untuk diamati dan difikirkan secara individu

b. guru membentuk 19 kelompok di SDN 012 Tanjungpinang Kota. Kelompok belajar yang beranggotakan 2 orang dengan kemampuan akademik yang beragam. Setelah kelompok belajar terbentuk, masing-masing kelompok berpasangan,

c. guru menyiapkan dan membagi lembar LKK pada siswa. Dalam kegiatan ini guru membimbing siswa dalam kerja kelompok,

d. pada tahap Share guru meminta utusan dari kelompok sebagai duta untuk menyampaikan hasil kerjanya. Siswa memperhatikan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting,

e. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas yang berkaitan dengan penyelesaikan tugas dengan menggunakan lembar LKK,

Pada saat belajar kelompok,ketika di bagi lembar kerja ada sebagian siswa rebutan lembar kerja ( LKK), yang lain ikut aktif belajar. Ada lagi sebagian yang keluar masuk kelas meskipun guru sudah berusaha menenangkan kelas untuk kembali pada kegiatan kerja kelompok, namun kenyataannya siswa masih ada yang yang belajar bermain - main dengan temannnya.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pembelajaran ditemukan bahwa

292

Page 5: jurnal Ngatijo, Tanjungpinang..doc

Ngatijo, Peningkatan Kemampuan siswa melalui Media LCD dan Model TPS dapat memotivasi belajar siswa

penyebab siswa belum belajar secara baik di kelompok, karena (1) siswa terlalu aktif sehingga tidak sabar menunggu giliran untuk maju ke depan kelas dalam mempraktikkan sendiri-sendiri dan (b) lembar tugas yang diberikan masih terlalu sulit untuk di pecahkan oleh sebagian kelompok. Ketika mengerjakan lembar kerja ada yang sama sekali tidak daapat di kerjakan siswa. Dengan kelemahan tersebut, direncanakan ada perubahan pada siklus kedua dengan memperbaiki lembar kerja kelompoknya pada tiap kelompok.

Siklus IIGuru mengambil langkah untuk

melakukanpenelitian selanjutnya.Kemudian tiap kelompok seperti pada siklus I,

Dalam kegiatan pembelajaran ini menyajikan gambar lingkungan dengan

Dengan perubahan langkah-langkah pembelajaran tersebut, terdapat beberapa perubahan: (a) siswa mulai termotivasi ketika di tayangkannya slide matrik bilangan aktif mengikuti pembelajaran, (b) pengelolaan waktu menjadi efisien, (c) pemahaman siswa terhadap perkalian semakin baik, (c) ketrampilan berhitung semakin baik dan minat belajar bertambah. Hasil belajar siswa di SD Negeri No.012 Tanjungpinang Kota siklus 1: (a) nilai rata-rata kelas adalah 64,34 atau 73,68 % dari 38 siswa dan siswa yang tuntas belajar secara individual sebanyak 28 siswa sedangkan 10 siswa belum tuntas sebanyak 26,36%. Sedangkan hasil belajar siklus 2 : (a) nilai rata-rata kelas adalah 77,24 atau 100%tuntas.

293

Page 6: jurnal Ngatijo, Tanjungpinang..doc

SIMPULANBerdasarkan paparan hasil penelitian

di atas disimpulkan bahwa pembelajaran Linkungan dengan menggunakan media LCD dan media gambar yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Secara langsung siswa telah melakukan diskusi antar siswa ,antar kelompok yang pada akhirnya model pembelajaran dapat dilaksanakan.Media pembelajaran yang tepat dapat meringankan

guru dalam menjalankan proses pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dengan media LCD dan lingkungan dapat mening-katkan pengetahuan siswa meliputi: (a) membentuk kelompok, (b) membedakan lingkungan sehat tak sehat yang ditayangkan melalui media slide dan gambar yang dibagikan pada siswa (c) memfasilitasi siswa untuk mempermudah menerima informasi materi pembelajaran yang diberikan.

DAFTAR RUJUKAN

Arends, 1997. Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar). Terjemahan A. K. Anwar. Jakarta: Kencana Prenada Media

Estiningsih, E., Manula P., Sukarman, H. 2005. Pengajaran IPA Sekolah Dasar. Proyek Pengem-bangan Pendidikan Guru; Jakarta.

Suharmini, A. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Citra

294