UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn
MELALUI METODE DISKUSI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn
MELALUI METODE DISKUSI
DI KELAS V SD NEGERI 12 SUAK TAPEHMSY. NURINI
819895213
[email protected]
Dari 26 siswa kelas V SD Negeri 12 suak Tapeh, pada
prapembelajaran tingkat penguasaan materi PKn tentang keputusan
bersama, hanya 6 siswa yang mencapai KKM. Ini menunjukkan secara
klasikal belum tuntas, karena selama pembelajaran berlangsung siswa
jarang sekali mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan terhadap
penjelasan guru.Untuk mengatasi hal tersebut, perlu diadakan
perbaikan pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh,
Perbaikan pembelajaran ini menggunakan penerapan metode diskusi
kelompok. Setelah diadakan perbaikan maka terjadi peningkatan hasil
belajar yang sangat memuaskan. Dari hasil perbaikan, siklus I hanya
13 orang yang aktif (50 %), terjhadi peningkatan pada siklius II
yaitu 23 Orang yang tuntas KKM (90 %). Tujuan penelitian ini adalah
supaya mendapatkan gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa
pada pelajaran PKn dalam materi keputusan Bersama. Dari penelitian
perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa dengan metode
diskusi dapat meningkatkan penguasaan materi pembelajaran.Kata
kunci : Metode diskusi, Peningkatan, Perbaikan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu tujuan yang sangat
diinginkan oleh bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah dan masyarakat pendidikan telah melakukan berbagai upaya
pada berbagai jenjang persekolahan sesuai dengan kurikulum yang
diberlakukan secara nasional yang memuat berbagai mata pelajaran
termasuk mata pelajara PKN.
Tidak sedikit sumbangan pelajaran PKN untuk mengembangkan
kemampuan manusia dalam memanfaatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kesadaran terhadap hal ini telah
mendorong berbagai kalangan pendidikan untuk melakukan berbagai
upaya, baik peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, perubahan
kurikulum, pelatihan guru-guru dan tenaga dosen LPTK, peningkatan
kualitas guru, dan pelaksanaan perlombaan seperti Olimpiade Sains
Nasional untuk menyeleksi putra-putri terbaik bangsa dalam ajang
menyeleksi bidang sains pada skala nasional dan internasional.
Semua upaya tersebut merupakan bukti nyata kesungguhan berbagai
kalangan untuk mengangkat derajat bangsa melalui pendidikan. Walau
demikian, harus disadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
besar sehingga tantangan dan hambatan yang dihadapi untuk
mewujudkan cita-cita tersebut juga tidak sedikit. Hal ini dirasakan
oleh keseluruhan komponen pendidikan khususnya guru Sekolah Dasar
yang menjadi tulang punggung pelaksana pendidikan di
sekolah-sekolah.
Salah satu aspek penyebab ketidakberhasilan siswa dalam
pembelajaran PKN adalah kurangnya kreatifitas guru dalam menerapkan
metode yang cocok dan tepat pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar.
Berdasarkan hasil temuan peneliti beserta Supervisor ditemukan
masalah dalam mata pelajaran PKn kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh.
Dari 20 siswa di kelas V hanya 8 orang (40%) yang memperoleh nilai
70. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap
mata pelajaran PKn di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh masih belum
tuntas secara klasikal.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas di atas dan hasil diskusi dengan teman
sejawat di ketahui bahwa masalah yang ada dalampembelajaran adalah
:1. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran PKn 2. Siswa tidak
aktif dalam pembelajaran3. Siswa kurang memperhatikan penjelasan
guru4. Hasil belajar siswa yang tidak tercapai KKM
2. Analisis Masalah
Dari uraian diatas ada berapa faktor yang menjadi penyebab
masalah di atas yaitu : 1. Guru hanya menggunakan metode ceramah 2.
Guru tidak menggunakan media pembelajaran sehingga pembelajaran
menjadi kurang menarik bagi siswa.3. Guru kurang mengaitkan materi
pelajaran dengan kehidupan sehari hari4. Penjelasan guru kurang di
pahami siswa 3. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk memperbaiki dan mengatasi masalah di atas, salah satu
upaya yang dapat di lakukan adalah dengan menggunakan metode
diskusi, diskusi adalah salah satu cara untuk menarik minat siswa
untuk belajar, karena metode memiliki kelebihan seperti :
1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
hasil yang baik.
2. Saling mengungkap pendapat sehingga keputusan yang kita dapat
adalah keputusan bersama.3. Membiasakan anak didik untuk mendengar
dan menerima pendapat orang lain.B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut fokus perbaikan adalah Bagaimana
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan pada materi Keputusan bersama melalui metode
diskusi kelompok di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh, Kecamatan Suak
Tapeh, Kabupaten Banyuasin?.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil perbaikan dan peningkatan aktivitas
belajar siswa terhadap materi yang diajarkan melalui metode diskusi
kelompok, dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V
SDN 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin.
D. Manfaat Perbaikan
1) Bagi Siswa:Agar siswa lebih mudah memahami penjelasan dari
guru, sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.2) Bagi
Guru:Manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk pemahaman dan
kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3) Bagi Sekolah:Manfaat penelitian pada sekolah juga sangat
berharga guna peningkatan kwalitas pendidikan.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Hasil Belajar
Belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
dan individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini bahwa
seseorang setelah mengalami suatu proses belajar akan mengalami
perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya,
maupun aspek sikapnya (Usman, 1989 : 2). Menurut Slameto (2003: 2)
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Dengan demikian pada hakikatnya bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang diperoleh berkat pengalaman dan
latihan. Kegiatan belajar ini bertujuan untuk mencapai perubahan
tingkah laku baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan,
dan juga sikap atau kepribadian.
B. Metode DiskusiMetode diskusi merupakan suatu metode
pengajaran yang sama memberikan suatu persoalan atau masalah kepada
murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk
memecahkan masalah itu dengan temannya. Dalam diskusi murid dapat
menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul- usul, dan
mengajukan saran- saran dalam rangka pemecahan masalah yang di
tinjau dari berbagai segi. Metode diskusi adalah suatu cara
penyampaian materi pelajaran melalui saran pertukaran pikiran untuk
memecahkan persoalan yang di hadapi (Semiwan, 1990: 76)Sedangkan
menurut Suryosubroto (1997: 179) mengemukakan metode diskusi adalah
suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan
kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah. Dalam
diskusi, setiap siswa turut berpartisipasi secara aktif dan turut
aktif pula dalam memecahkan masalah. Semakin banyak siswa yang
terlibat, semakin banyak pula yang mereka pelajari. Sedangkan guru
tidak banyak ikut campur tangan sebab nantinya siswa tidak dapat
belajar banyak. Dengan melaksanakan metode diskusi maka suasana
kelas akan menjadi semakin hidup, setiap anak di harapkan menjadi
berpartisipasi secara aktif.C. Kegiatan dalam pelaksanaan Adapun
kegiatan siswa dalam pelaksaan metode diskusi sebagai berikut :1.
siswa sudah memiliki pengetahuan tentang pemecahan masalah yang di
harapkan. Sehingga siswa dapat menilai, menganalisa dan mencari
alternatif pemecahan masalah dari topik yang di berikan oleh guru.
2. Mengemukakan masalah dihadapan kelompoknya, termasuk menentukan
organisasi diskusi, seperti ketua sekretaris, juru bicara dan
lain-lain
3. Murid mendiskusikan masalah dengan kelompoknya masing-masing
dengan bimbingan guru. 4. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi
secara bergantiandan kelompoklain menanggapi.
5. Ahirnya semua siswa mencatat hasil diskusi. D. Tujuan Metode
Diskusi 1. Menanamkan dan mengembangkan keberanian untuk
mengemukakan pendapat yang mungkin saja berbeda antara satu dengan
yang lain. 2. Belajar menemukan kesepakatan pendapat melalui
musyawarah dan memberikan kehidupan suasana di kelas yang lebih
mendekati kegiatan hidup yang sebenarnya.
3. Dapat mendorong anak untuk mengemukakan ide baru dengan
memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa.
4. Membantu siswa untuk dapat menghargai dirinya dan
teman-temannya.
5. Mengembangkan inovasi anak untuk belajar lebih lanjut.6.
Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang di peroleh
setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok.7.
Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap
pendapat yang baru yang di kemukakan. 8. Mendengarkan dengan teliti
dan mencoba memahami pendapat yang di kemukakan oleh siswa atau
kelompok lain. 9. Menghormati pendapat teman- teman atau kelompok
lainnya walau berbeda pendapat.10. Mencatat sendiri pokok pendapat
penting yang saling di kemukakan teman baik setuju maupun
bertentangan. 11. Menyusun kesimpulan-kesimpulan dalam bahasa yang
baik dan tepat. 12. Ikut juga memelihara dan menjaga ketertiban
diskusi dan tidak bertujuan mencari kemenangan dalam diskusi.
Melainkan berusaha mencari pendapat yang benar dan telah di analisa
dari segala sudut pandang. E. Langkah-langkah Guna Menyelenggarakan
DiskusiJalannya pelaksanaan diskusi dapat dilihat dalam sintaks
diskusi pada table berkut:
TahapanKegiatan Guru
Tahap 1
Menyampaikan tujuan dan mengatur setting Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk
berpartisipasi
Tahap 2
Mengarahkan diskusi Guru mengarahkan fokus diskusi dengan
menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan awal,
menyajikan situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau
menyampaikan isu diskusi.
Tahap 3
Menyelenggarakan diskusi Guna memonitor antar aksi, mengajukan
pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan,
melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan
gagasan sendiri.
Tahap 4
Mengakhiri diskusi Guru menutup diskusi dengan merangkum atau
mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada
siswa.
Tahap 5
Melakukan tanya jawab Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa
proses diskusi.
Sumber: Tjokrodiharjo (dalam Trianto: 2007)F. Lingkungan Belajar
dan Sistem PengelolaanLingkungan belajar dan sistem pengelolahan
yang menyangkut diskusi sangat penting. Lingkungan untuk
pelaksanaan diskusi ditandai dengan proses keterbukaan dan peran
aktif siswa. Lingkungan belajar dalam diskusi kelas membutuhkan
perhatian. Dimana guru dapat membentuk ruangan diskusi. Mengatur
tempat duduk dengan berbagai variasi dan memusatkan perhatian untuk
diskusi, tergantung pada kondisi kelas dan tujuan belajar.
Pendekatan pengajaran ini membutuhkan berbagai tingkat pengaturan
diri siswa dan mengontrol siswa, Arends (dalam Trianto:2007)G.
Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Metode DiskusiSetiap model
pembelajaran mempunyai ciri tersendiri dan mempunyai keuntungan dan
kelemahan. Dan begitu juga dalam metode diskusi keuntungan dan
kelemahannya (Suryosubroto, 1997: 185-186) yaitu:Keuntungan model
diskusi:
1. Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran.2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan
penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.
3. Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan
sikap ilmiah.
4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam
diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan
akan (kemampuan) diri sendiri.
5. Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial
dan sikap demokratis para siswa.
Kelemahan model diskusi:
1. Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana
hasilnya sebab tergantung kepada kemimpinan dan partisipasi
anggota-anggotanya.
2. Suatu diskusi memerlukan kerampilan-keterampilan tertentu
yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
3. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa
siswa yang menonjol
4. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya
hal-hal yang bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.
5. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.
Berdasarkan uraian diatas tampak bahwa metode diskusi memiliki
keuntungan dan kerugian atau kelemahan. Untuk mengatasi hal
tersebut diharapkan guru dapat berperan aktif dalam mengatur
lalulintas jalannya diskusi apalagi mereka adalah siswa Sekolah
Dasar ( SD ).
Dalam diskusi, peranan guru sebagai pusat pemberi informasi,
pemberi ketegasan. Sehingga guru hanya sebagai pengatur lalu lintas
dan pengatur jalan dalam pelaksanaan diskusi, sedangkan pemecahan
masalah diserahkan kepada semua siswa. Sebagai pengatur lalu lintas
jalannya diskusi agar pembicaraan tidak di kuasai oleh sebagian
murid saja, mencegah agar tidak ada anak yang selalu memotong
pembicaraan orang lain dan ribut-ribut bicara bersama, dan juga
memberi kesempatan serta mendorong agar semua anak mengemukakan
pendapatnya. Dalam hal ini guru dapat pula menurunkan ketegangan
dari siswa dengan menjelaskan posisi argumentasinya di bandingkan
dengan teman-temannya. Sebagai penunjuk jalan, maka harus bisa
mengarahkan diskusi agar jalannya diskusi dapat berjalan dengan
lancar dan baik.
Hal-hal yang harus di lakukan oleh guru sebagai penunjuk jalan
adalah menjelaskan kembali apa yang menjadi pokok permasalahan
apabila ada gejala- gejala pembahasan akan menyimpang pada
persoalan semula, menyerahkan gagasan baru didalam melihat masalah
yang sedang di diskusikan itu, menunjukkan aspek-aspek penting yang
menjadi pokok pembahasan dengan di tinjau dari berbagai segi
pemecahan masalah, memutuskan kembali pernyataan seseorang siswa
dengan memperjelas pendapat anak yang kurang dapat di mengerti anak
lain, dan menyimpulkan semua yang telah di kemukakan siswa, dimana
titik pertemuannya dan titik perbedaannya di jelaskan kembali
kepada siswa. Menurut Suryosubroto (1997: 181), bahwa diskusi oleh
guru digunakan apabila hendak:
1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh
siswa,
2) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan
kemampuannya masing-masing,3) Memperoleh umpan balik dari para
siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai,4)
Membantu para siswa belajar berfikir teoritis dan praktis lewat
berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah,5) Membantu para siswa
belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun
teman-temannya.6) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah
berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk
membatasi pokok masalah.
7) Jumlah siswa yang terlalu besar didalam kelas akan
mempengaruhi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
III. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARANA. Subjek Penelitian
1. Subjek
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 12 S uak
Tapeh.
2. Tempat Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SD Negeri
12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin.3. Waktu
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan mulai
tanggal 14 September 2013 sampai dengan 28 September 2013.4.
Pelajaran Pendidikan KewarganegaraanPelaksanaan perbaikan
pembelajaran sebagai berikut :NoTanggalMateri yang
diajarkanSiklus
114 September 2013Organisasi dilingkungan sekolahSebelum
Perbaikan
221 September 2013Organisasi dilingkungan masyarakatI
328 September 2013
Organisasi dilingkungan masyarakatII
5. Karakteristik Siswa Karakteristik siswa atau ciri khas yang
ada pada siswa kelas V SDN 12 Suak Tapeh beraneka ragam. Dimana
pertumbuhan dan perkembangan anak mempengaruhi tingkat pemahaman
dan daya tangkap terhadap materi pelajaran. Anak usia sekolah dasar
banyak mengalami perubahan baik secara fisik maupun mental hasil
perubahan faktor intern maupun dari luar yaitu lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, dan teman sebaya yang berada di lingkungan
pedesaaan. Menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan
masih rendah. Sehingga dijumpai bahwa sebagian besar siswa pada
siswa kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh lamban dalam penguasaan
materi pelajaran ataupun tidak memiliki semangat yang tinggi dalam
belajar. Semua faktor beserta karakternya tersebut membutuhkan
perhatian yang lebih dari guru.B. Desain Prosedur Perbaikan
Pembelajaran.
Siklus Pertama
Dilaksanakan pada tanggal 21 September 2013.a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan tahap rencana adalah :
1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran dengan pokok bahasan
organisasi di lingkungan masyarakat.
2) Menyiapkan buku-buku yang dapat dijadikan sumber materi
PKn.3) Menyiapkan lembar pengamatan4) Menyiapkan alat evaluasi dan
tindak lanjut.5) Menyiapkan LKS
b. Pelaksanaan
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 21 september 2013
dengan pokok bahasan organisasi di lingkungan masyarakat. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
1. Kegiatan Awal
1. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang akan dibahas.2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.2. Kegiatan
Inti
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran2. Guru membagi siswa 4
kelompok.3. Guru menjelaskan cara kerja kelompok 4. Siswa
melaksanakan tugas yang diberikan dan berdiskusi kelompok5. Guru
berkeliling mengawasi cara kerja siswa dan memberikan kepada siswa
yang memerlukannya.
6. Siswa melaporkan hasil diskusinya di depan kelas
7. Siswa di berikan kesempatan untuk mengajukan pendapat dan
pertanyaan.8. Guru menanggapi atau menjawab pertanyaan.3. Kegiatan
Penutup
1. Siswa mengerjakan soal evaluasi.2. Dengan bimbingan guru,
siswa menyimpulkan materi Pembelajaran yang telah di bahas.
3. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas.
c. Observasi
Pada tahap observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
dan didiskusikan dengan Supervisor II yakni Parida, S.Pd yang
merupakan salah satu guru di SD Negeri 12 Suak Tapeh.
d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pertama
terdapat temuan sebagai berikut:1) Sebagian besar siswa belum
berani mengeluarkan pendapat karena memang belum terbiasa
berdiskusi.2) Waktu yang dibutuhkan dalam pembentukan kelompok
terlalu lama. Sehingga hasil belajar siswa belum memuaskan. 3)
Pertanyaan yang diajukan siswa kurang berhubungan dengan pelajaran
yang berlangsung.
4) Aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Namun hasil
persentase belajar siswa belum memenuhi 85% yang tuntas, dimana
hanya ada 10 orang atau 50 % dari 20 siswa yang tuntas, sehingga
perlu diadakan perbaikan pada siklus II.
Siklus Kedua
Dilaksanakan pada tanggal 28 September 2013.
a. PerencanaanKegiatan yang dilakukan pada tahap ini perencanaan
ini antara lain :
1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran II dengan pokok
bahasan Membentuk Organisasi Kelas.
2) Menyiapkan buku-buku yang dapat dijadikan sumber materi
PKn.3) Menyiapkan lembar pengamatan4) Menyiapkan alat evaluasi dan
tindak lanjut.5) Menyiapkan LKS
b. Pelaksanaan
Perbaikan pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 28
September 2013 dengan pokok bahasan Membentuk Organisasi Kelas.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
1. Kegiatan Awal
1. Guru melakukan apersepsi tentang materi yang akan
dibahas.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas.2.
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang Membentuk
organisasi kelas2. Guru membagi siswa 4 kelompok.3. Guru
menjelaskan cara diskusi kelompok 4. Siswa melaksanakan tugas yang
di berikan dan berdiskusi kelompok5. Guru berkeliling mengawasi
cara kerja siswa dan memberikan bantuan kepada siswa yang
memerlukannya.6. Siswa melaporkan hasil diskusinya di depan kelas7.
Siswa di berikan kesempatan untuk mempraktekkan tata cara pemilihan
pengurus kelas.8. Guru menjawab pertanyaan siswa dan guru
menanggapi pertanyaan siswa.3. Kegiatan Penutup
1. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
2. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dibahas.3. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas.c.
Observasi
Pada tahap observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
dan didiskusikan dengan Supervisor II yakni Parida, S.Pd yang
merupakan salah satu guru di SD Negeri 12 Suak Tapeh dengan
menggunakan lembar observasi.d. Repleksi
Berdasarkan hasil dari pengamatan atau observasi serta diskusi
dengan Supervisor II terdapat temuan sebagai berikut:
a. Siswa mulai berani mengajukan pertanyaan.b. Siswa mulai
berani mengeluarkan pendapat dalam diskusi kelompok.c. Siswa lebih
bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar.d. Siswa antusias
untuk menjawab pertanyaan dan terlibat aktif dalam diskusi kelompok
suasana kelas menjadi ramai, karena ada beberapa orang siswa yang
biasanya diam tetapi pada saat kelompok mereka ikut berbicara
mengeluarkan pendapatnya.e. Hasil belajar siswa dari 20 siswa ada
15 siswa atau 90% yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal.
Sehingga dengan demikian telah memenuhi tujuan atau target dari
perbaikan pembelajaran ini.IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pada bagian ini memuat data dan pengelolahannya yang diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan
hasil evaluasi yang di lakukan di dalam proses pembelajaran di
kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh dengan pokok bahasan memahami
berorganisasi.
Data hasil pengamatan yang di lakukan oleh guru terhadap
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus
I dan siklus II dapat di lihat dari tabel di bawah ini :1. Sebelum
PerbaikanTABEL I
Aktivitas siswa pada pembelajaran prasiklus
NoTerlibat SiswaJumlah SiswaPresentase
1Terlibat Aktif bertanya840%
2Terlibat Aktif menjawab1050%
3Tidak Terlibat210%
TABEL 2
Hasil belajar siswa pada pembelajaran prasiklus
NoPerolehan NilaiJumlah SiswaPersentase
10-24412,5%
225-4939,37%
350-7439,37%
475-10010 50%
Daftar Nilai PKn Kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh
NONama siswaNilaiKeterangan
Siklus I
1.Ahmad sani60Tidak Tuntas
2.Alfian50Tidak Tuntas
3.Bardan60Tidak Tuntas
4.Dodo hidayat60Tidak Tuntas
5.Feri Irawan80Tuntas
6.Farhan70Tuntas
7.Gani suteja60Tidak Tuntas
8.Hani80Tuntas
9.Harmayani60Tidak Tuntas
10.Iin Parlina60Tidak Tuntas
11.Indah70Tuntas
12.Kasmayadi80Tuntas
13.karman90Tuntas
14.Mariska70Tuntas
15.Maman70Tuntas
16.Nurisa80Tuntas
17.Wawan80Tuntas
18.Yudistira70Tuntas
19.Yuni60Tidak Tuntas
20.Zarmendi80Tuntas
Nilai 7012
Ketuntasan Belajar60 %
2. Siklus I
Pada siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam rencana perbaikan pembelajaran.
Selama pembelajaran supervisor II telah melakukan pengamatan
melalui APKG I pada siklus ini telah menunjukkan adanya kemajuan.
Hal ini di tunjukkan dengan adanya siswa yang menjawab pertanyaan
yang di berikan oleh guru pada saat dilaksanakan diskusi kelompok
di setiap kelompok, masih ada siswa yang tidak aktif dalam kegiatan
kelompoknya. Sehingga membuat kelas menjadi gaduh, namun kegiataan
para siswa ini memberikan dampak positif. Untuk lebih jelas
mengenai aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada
tabel 3 dan tabel 4.TABEL 3
TABEL 4 Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I
NoKeterlibatanJumlah SiswaPersentase
1Terlibat Aktif Bertanya1050%
2Terlibat Aktif menjawab840%
3Tidak Terlibat210%
Hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I
NoPerolehan NilaiJumlah SiswaPersentase
10-24--
225-49210%
350-74630%
475-1001260%
4. Siklus II
Pada siklus II keaktifan siswa dan hasil belajar siswa semakin
bertambah totalnya, pelaksaan proses pembelajaran sudah semakin
baik. Hasil dari siklus II ini menunjukkan bahwa siswa benar-benar
sudah aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, aktif bertanya dan
menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh guru serta pada
saat diskusi kelompok berlangsung tidak ada kegaduhan yang terjadi
dan hal ini memberikan dampak yang sangat positif dan baik. Hasil
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel 5
dan tabel 6.
TABEL 5
Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus IINoKeterlibatanJumlah
SiswaPersentase
1Terlibat Aktif Bertanya1575%
2Terlibat Pasif Menjawab420%
3Tidak Terlibat15%
TABEL 6
Aktivitas siswa pada pembelajaran siklus II NoPerolehan
NilaiJumlah SiswaPersentase
10-24--
225-4915%
350-7455%
475-1001890%
1. Data Tentang Rencana
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan
pada tanggal 21 September 2013 dan pada siklus ke II dilaksanakan
pada tanggal 28 September 2013.2. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan metode diskusi kelompok pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan tentang Memahami berorganisasi dan pemanfaatannya
yang dilkakukan oleh siswa sendiri melalui bimbingan guru dengan
membagi siswa menjadi 4 kelompok yang anggotanya terdiri dari 5
orang.3. Pengamatan
Pada kegiatan pembelajaran berlangsung baik pada siklus I dan
siklus II dilakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
pengamatan yang dilakukan oleh supervisor II dengan menggunakan
lembar observasi hasil pengamatan di peroleh sebagai berikut :
TABEL 7
Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh
Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan NoKeterlibatan
SiswaSebelum
PerbaikanSiklus ISiklus II
Jumlah Siswa%Jumlah Siswa%Jumlah Siswa%
1Terlibat Akif840%1050%1575%
2Terlibat Pasif1050%840%420%
3 Tidak Terlibat210%210%15%
Jumlah20100%20100%20100%
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah siswa dan
persentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran dan setelah
perbaikan menunjukkan adanya kenaikan. Sebelum perbaikan
pembelajaran siswa yang terlihat aktif hanya 8 Orang (40%) Kemudian
menjadi 10 Orang ( 50% ) Pada siklus I dan siklus II menjadi 15
Orang (75%). Ini berarti bahwa aktivitas belajar siswa kelas V SD
Negeri 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mengalami peningkatan.
Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dan
selama perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II tampak
jelas dalam sajian diagram berikut:DIAGRAM I
Aktivitas siswa kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh
Dalam pembelajaran Pendiidkan Kewarganegaraan
TABEL 8HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 12 SUAK TAPEHDALAM
PEMBELAJARAN PKn
NoNama siswaNilai
Sebelum Perbaikan Siklus ISiklus II
1.Ahmad sani505590
2.Alfian75100100
3.Bardan508080
4.Dodo hidayat8080100
5.Feri Irawan406070
6.Farhan454060
7.Gani suteja807070
8.Hani606070
9.Harmayani8080100
10.Iin Parlina606070
11.Indah5080100
12.Kasmayadi808080
13.karman407090
14.Mariska8010080
15.Maman809580
16.Nurisa606090
17. Wawan556080
18.Yudistira808590
19.Yuni605060
20.Zarmendi607085
Nilai 701018
Ketuntasan Belajar50%90%
Berdasarkhan tabel 8, terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam
pembelajaran PKn menunjukkan peningkatan dari satu siklus
pembelajaran jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau
memperoleh nilai > 70 baru mencapai 8 orang ( 40% ) kemudian
meningkat menjadi 08 orang ( 50% ) pada siklus I dan 15 orang ( 90%
) pada siklus II.
4. Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, diperoleh hasil
belajar siswa yang menunjukkan peningkatan dari siklus I dan siklus
II. Dari hasil evaluasi pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri 12
Suak Tapeh, sebelum perbaikan pembelajaran, siklus I dan siklus II,
tampak jelas jumlah rata-rata terjadi peningkatan. Ini berarti
dalam mengadakan perbaikan dengan metode diskusi kelompok ada
peningkatan.
Pada tabel 7 adanya perubahan nilai di siklus 0 ke siklus
pertama. Siklus 0 siswa yang sudah tuntas ada 8 orang atau 40%.
Kemudian pada siklus pertama siswa yang tuntas ada 10 orang atau
50% . pada siklus ke II terjadi peningkatan lagi menjadi 15 orang
atau 90% yang sudah tuntas, ini berarti anak telah menguasai materi
lebih dari 75%. Dari siklus 0 yang belum tuntas 10 orang pada
perbaikan. Pada perbaikan dua yang terjadi peningkatan yang cukup
memuaskan siswa yang belum tuntas tinggal 3 orang lagi.
Dari pengamatan bersama supervisor II dari siklus 0, siklus
pertama dan siklus kedua masih ada 3 siswa yang belum tuntas dan
ini telah di lakukan penelitian yang lebih lanjut untuk memahami
cara personel. Dari semua kegiataan ini membuktikan bahwa
penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap perbaikan pembelajaran
siklus pertama dan kedua ternyata penggunaan metode diskusi dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa untuk pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ( PKn ) di kelas V SD Negeri 12 Suak Tapeh
Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasain. Dengan diskusi dan kerja
kelompok guru mampu meningkatkan pemahaman siswa dan taraf
penguasaan materi pembelajaran mengingat usia anak kelas V ada di
antara 7-11 Tahun. Pada tahap ini perkembangannya ada pada tahap
operasi konkret, belajar pada tahap ini di arahkan pada logika
pengelompokkan dan gaya belajar anak pada operasi konkret ke lebih
asimilatif. Anak-anak pada tahap ini menggunakan konsep dan teori
untuk memilih dan membentuk pengalamannya.
Hasil yang di capai pada siklus 0 menunjukan kurangnya aktivitas
siswa dan hasil belajar, siswa terlibat aktif hanya 8 orang dari 20
siswa atau 40% sedangkan hasil belajar yang mencapai nilai diatas
70 hanya 8 orang atau 40%.
Pada siklus I keaktifan siswa dan hasil belajar mulai meningkat,
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran meningkat menjadi 8 orang
atau 40% sedangkan hasil belajar siswa yang mencapai nilai diatas
70 menjadi 10 orang atau 50%.
Pada siklus II aktivitas siswa dan hasil belajar menunjukan
peningkatan yang sangat baik, siswa yang aktif meningkat menjadi 15
orang dari 20 siswa atau 90% dan hasil belajar siswa yang mencapai
nilai 70 .Pada siklus kedua pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siswa mengalami kemajuan. Dominasi siswa tertentu atau siswa lain
yang kurang aktif mulai berkurang. Siswa pada siklus pertama yang
hanya diam mulai mengambil bagian pada kelompok masing-masing. Hal
ini suasana diskusi menjadi lebih hidup dan belajar menjadi aktif
bermakna karena tiap siswa mendapat pengalaman langsung.
Berdasarkarn pengalaman selama kegiatan perbaikan pembelajaran
berlangsung tampak siswa termotivasi dan bersemangat untuk belajar,
hal inni menunjukkan bahwa para siswa bersikap positif terhadap
penggunaan metode diskusi kelompok dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui
metode diskusi kelompok di SD Negeri 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak
Tapeh kabupaten Banyuasin.
IV. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan
melalui Penelitian Tindakan Kelas maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
a. Melalui penggunaan metode diskusi kelompok, aktivitas belajar
PKn siswa dapat ditingkatkan, yaitu seperti berikut.
1. Pada siklus 0 jumlah siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran mencapai 8 orang 40% .
2. Pada siklus I jumlah siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran mencapai 10 orang atau 50%. hasil ini menunjukkan
bahwa tindakan perabaikan pembelajaran pada siklus I belum memenuhi
target yang di inginkan. 3. Pada siklus II menunjukkan peningkatan
antusias siswa dan hasil belajar siswa terjadi peningkatan, baik
keterlibatan siswa maupun hasil belajar siswa dibandingkan dengan
hasil yang dicapai sebelum perbaikan dan setelah perbaikan siklus I
dan siklus II ini terlihat dari hasil evaluasi, yaitu jumlah siswa
yang aktif menjadi 18 orang atau 90% .b. Melalui penggunaan metode
diskusi kelompok, hasil belajar PKn siswa dapat ditingkatkan.
Peningkatan hasil belajar ini sebagai berikut.1. Dari 20 siswa,
pada sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang tuntas hanya 8
siswa atau 40%.
2. Pada siklus pertama terjadi yang tuntas menjadi 10 orang atau
50%.
3. Pada siklus kedua yang tuntas mencapai 18 orang atau 90%.
Dengan demikian berarti lebih dari 85% dari KKM atau dengan kata
lain telah mencapai target yang diinginkan.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Adapun saran dan tindak lanjut penelitian tindakan kelas dalam
upaya perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
a. Dalam mendidik anak-anak sekolah dasar terutama kelas V
dituntut untuk perhatian, sabar, selalu memberi motivasi, dan
memberi pelayanan dengan sebaik-baiknya.
b. Penggunaan metode diskusi kelompok sangat baik untuk
diaplikasikan dalam pembelajaran karena dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran
PKn.
c. Berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam
pembelajaran dengan penelitian yang bermanfaat bagi dunia
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKAAndayani. (2007). Pemantapan Kemampuan-Kemampuan
Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.Slameto. 2003. Belajar
Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.Semiwan.
Deny. dkk (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka.Suryo Subroto, (1994). Pengantar Interaksi
Mengajar Belajar. Bandung : Tarsito
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.Usman, U.
1989. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.Wardana, I.G.A.K. dkk (2008). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Universitas Terbuka. EMBED MSGraph.Chart.8 \s
_1454514252.xls